BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

35
6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi berasal dari kata asing yaitu accounting, yang artinya bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi adalah sistem informasi keuangan yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Menurut Kieso, et al. (2010) mendefinisikan akuntansi adalah : “ Suatu sistem dengan input data/informasi dan output berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna internal maupun eksternal entitas”. Menurut Fees, et al. (2005:10) bahwa akuntansi adalah : “ Sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak- pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. 2.2 Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan keuangan Para ahli mendefinisikan pengertian laporan keuangan dengan berbagai pendapat berbeda antara lain : Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013), pengertian laporan keuangan adalah:

Transcript of BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

Page 1: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

6

BAB II

BAHAN RUJUKAN

2.1 Akuntansi

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi berasal dari kata asing yaitu accounting, yang artinya bila

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau

mempertanggungjawabkan.

Akuntansi adalah sistem informasi keuangan yang bertujuan untuk

menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi pihak yang

berkepentingan.

Menurut Kieso, et al. (2010) mendefinisikan akuntansi adalah :

“ Suatu sistem dengan input data/informasi dan output berupa

informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna

internal maupun eksternal entitas”.

Menurut Fees, et al. (2005:10) bahwa akuntansi adalah :

“ Sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan

kondisi perusahaan”.

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan keuangan

Para ahli mendefinisikan pengertian laporan keuangan dengan

berbagai pendapat berbeda antara lain :

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013), pengertian

laporan keuangan adalah:

Page 2: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

7

“ Laporan yang menggambarkan posisi keuangan, kinerja

keuangan dan arus kas entitas.”

Menurut Fees, et al. (2005:24), pengertian laporan keuangan adalah :

“ Setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan

laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan

informasi demikian disebut laporan keuangan. Laporan keuangan

yang utama bagi perusahaan perorangan adalah laporan laba

rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca dan laporan arus kas.”

Menurut Irham Fahmi (2011:2), laporan keuangan adalah :

“Merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut

dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan

tersebut .”

Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih

bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut

dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan mengolah

lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi dan

analisis tren, akan mampu diprediksi apa yang mungkin akan terjadi di masa

mendatang, sehingga disinilah laporan keuangan tersebut begitu diperlukan.

2.2.2 Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013), pengguna

laporan keuangan adalah:

1. Pemegang Saham

2. Kreditor

3. Pekerja

4. Masyarakat dalam arti luas

Page 3: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

8

5. Bank

6. Pemilik

7. Penyandang Dana

Menurut Dwi Martani (2012:33), Pengguna laporan keuangan

meliputi investor, calon investor, pemberi pinjaman, karyawan, pemasok,

kreditur lainnya, pelanggan, pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Pengguna

tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan

informasi yang berbeda, diantaranya sebagai berikut :

1. Investor : menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden di

masa mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual

saham entitas.

2. Karyawan : kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pension, dan

kesempatan kerja.

3. Pemberi jaminan : kemampuan membayar utang dan bunga yang akan

mempengaruhi keputusan apakan akan memberikan pinjaman.

4. Pemasok dan kreditur lain : kemampuan entitas membayar liabilitasnya

pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan : kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya.

6. Pemerintahan : menilai bagaimana alokasi sumber daya.

7. Masyarakat : menilai trend an perkembangan kemakmuran entitas.

2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013) adalah :

“ Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi

keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu entitas

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambil

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat

meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan

Page 4: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

9

informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan

keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen

atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.”

Menurut Irham Fahmi (2011:5), tujuan laporan keuangan adalah:

“Memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan

tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam

satuan moneter.”

Laporan keuangan juga merupakan wujud pertanggungjawaban

manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka

dalam mengelola suatu entitas. Dengan demikian laporan keuangan tidak

dimaksudkan untuk tujuan khusus. Misalnya dalam rangka likuiditas entitas

atau menentukan nilai wajar entitas untuk tujuan merger dan akuisisi.

2.2.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Darsono dan Ashari (2004) menyatakan bahwa laporan

keuangan menggamambarkan kondisi secara umum dari perusahaan. Oleh

karena itu, laporan keuangan sebagai jendela untuk mengetahui isi rumah,

tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasannya adalah sebagai

berikut :

1. Penyajian dikelompokan pada akun-akun yang material, tidak bisa dirinci.

2. Laporan keuangan sering disajikan terlambat, sehingga informasinya

kadaluarsa. Keterbatasan sebenarnya tergantung pada ketertiban

administrasinya, jika sistemnya baik, maka akan cepat tersaji apabila

menggunakan komputerisasi.

3. Laporan keuangan menekankan pada harga historis (harga perolehan),

sehingga jika terjadi perubahan nilai perlu dilakukan penyesuaiannya.

4. Penyajian laporan keuangan dilakukan dengan bahasa teknis akuntansi,

sehingga bagi orang awam perlu belajar dulu, tetapi bagi pelaku bisnis akan

mudah menggunakan bahasa bisnis.

Page 5: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

10

2.2.5 Komponen-komponen Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013), keuangan

yang lengkap terdiri dari :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Ekuitas

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelas lainnya.

2.2.5.1 Neraca

Pengertian neraca menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(2013) adalah:

“ Laporan keuangan yang menyajikan hubungan aset, kewajiban dan

ekuitas entitas pada waktu tertentu.”

Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:

a. Kas dan setara kas

b. Piutang usaha dan piutang lainnya

c. Persediaan

d. Property investasi

e. Aset tetap

f. Aset tidak berwujud

g. Utang usaha dan utang lainnya

h. Aset dan kewajiban pajak

i. Kewajiban diestimasi

Page 6: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

11

j. Ekuitas

Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya dalam neraca

jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap posisi

keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap

pos-pos yang disajikan.

Klasifikasi aset dan kewajiban :

1. Aset

Menurut Kieso, et al. (2010:180), pengertian aset adalah:

“Manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh dari masa depan atau

dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atas

kejadian masa lalu.”

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (20013), pengertian

aset adalah :

“ Sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa

depan diharapkan akan diperoleh entitas.”

a) Aset Lancar

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:

a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau

digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;

b. Dimiliki untuk diperdagangkan;

c. Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir

periode pelaporan;atau

Page 7: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

12

d. Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari

pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya

12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

b) Aset Tidak Lancar

Entitas mengklasifikasikan semua aset lainnya sebagai tidak

lancar. Jika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi dengan

jelas, maka siklus operasi diasumsikan 12 bulan.

2. Kewajiban

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(20013) kewajiban adalah:

“ Entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya

diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas

yang mengandung manfaat ekonomi.”

Kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam kewajiban jangka

pendek dan kewajiban jangka panjang.

a) Kewajiban jangka pendek

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan

yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka

pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aset lancar

yang dimiliki perusahaan. Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai

kewajiban jangka pendek jika:

a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal

operasi entitas;

b. Dimiliki untuk diperdagangkan;

Page 8: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

13

c. Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah

akhir periode pelaporan;atau

d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian

kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

b) Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang

jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang

(lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca).

Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai

kewajiban jangka panjang.

2.2.5.2 Laporan Laba Rugi

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013), laporan laba

rugi adalah:

“ Laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai

kinerja entitas selama satu periode, yaitu hubungan penghasilan

dengan beban.”

Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban

yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK

ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan

dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian

terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam

periode terjadinya perubahan.

Page 9: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

14

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan;

b. Beban keuangan;

c. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;

d. Beban pajak;

e. Laba atau rugi neto.

Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada

laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja

keuangan entitas.

Entitas menyajikan suatu analisis beban dalam suatu klasifikasi

berdasarkan sifat beban atau fungsi beban dalam entitas, mana yang

memberikan informasi yang lebih andal dan relevan.

Menurut Dwi Martani (2012:110) laporan laba rugi adalah:

“Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan

kinerja perusahaan selama periode tertentu”.

Laporan laba rugi mempunyai dua unsur yaitu:

1. Pendapatan (revenue) yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan

aktivitas seperti penjualan barang dagang, penghasilan jasa (fees),

pendapatan bunga, pendapatan dividen, royalti dan sewa.

2. Beban (expense) dapat diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi

dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau kewajiban (yang

menyebabkan penurunan ekonomi yang tidak menyangkut pembagian

kepada pemilik) perusahaan selama periode tertentu.

Page 10: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

15

2.2.5.3 Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas atau laporan perubahan posisi keuangan

merupakan suatu laporan yang memuat seluruh kegiatan penanaman modal

dan pembiayaannya. Laporan perubahan ekuitas menunjukkan aliran modal

kerja selama periode tertentu dan perubahan modal kerja selama periode

yang bersangkutan.

Menurut Dwi Martani, et.al (2012:126) menyatakan bahwa:

“Laporan perubahan ekuitas merupakan salah satu unsur laporan keuangan lengkap yang harus disajikan oleh perusahaan.

Laporan perubahan ekuitas menyajikan infomasi tentang

perubahan ekuitas perusahaan antara awal dan akhir periode

pelaporan yang mencerminkan naik turunnya aset neto

perusahaan selama periode, baik yang berasal dari setoran atau

distribusi kepada pemilik atau yang berasal dari hasil kinerja

perusahaan selama periode berjalan”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013), laporan

perubahan ekuitas adalah:

“Laporan keuangan yang menyajikan laba atau rugi untuk suatu periode, pos penghasilan dan beban yang diakui secara langsung

dalam ekuitas pada periode, dampak perubahan kebijakan

akuntansi dan koreksi kesalahan pada periode, dan (bergantung

pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih entitas)

jumlah transaksi dengan pemilik dalam kapasitas sebagai pemilik

selama periode.”

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:

a. Laba atau rugi untuk periode;

b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

c. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi

dan koreksi kesalahan yang diakui kebijakan akuntansi, estimasi dan

kesalahan;

Page 11: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

16

d. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat

awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang

berasal dari:

i. Laba atau rugi;

ii. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

iii. Jumlah investasi, dividend an distribusi lainnya ke pemilik ekuitas,

yang menunjukkan secara terpisah modal saham, transaksi saham

treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan

perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan

kehilangan pengendalian.

2.2.5.4 Laporan Arus Kas

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013),

arus kas adalah:

“Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah

perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi,

investasi dan pendanaan.”

Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas

untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi,

aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

1) Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas

penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut

pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang

mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Contoh arus kas dari aktivitas

operasi adalah:

Page 12: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

17

a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

b) Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapat lain;

c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

d) Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan;

e) Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat

diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas

pendanaan dan investasi;

f) Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman dan kontak

lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan

persediaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali.

Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat

menimbulkan keuntungan atau kerugian yang dimasukkan dalam

perhitungan laba atau rugi. Tetapi, arus kas yang menyangkut transaksi

tersebut merupakan arus kas dari aktivitas investasi.

2) Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas

sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan

pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari

aktivitas investasi adalah:

a) Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap

yang dibangun sendiri), aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang

lainnya;

b) Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset

jangka panjang lainnya;

c) Pembayaran kas untuk peroleh efek ekuitas atau efek utang entitas lain

dan bunga dalam Ijoint venture (selain pembayaran untuk efek yang

diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk

diperdagangkan;

Page 13: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

18

d) Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utan entitas lain

dan bunga dalam joint venture (selain penerimaan dari efek yang

diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki untuk perdagangan;

e) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;

f) Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman

yang diberikan kepada pihak lain.

3) Aktivitas Pendanaan

Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

a) Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain;

b) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau

menebus saham entitas;

c) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel dan pinjaman jangka

panjang atau jangka pendek lainnya;

d) Pelunasan pinjaman;

e) Pembayaran kas oleh lesse untuk mengurangi saldo kewajiban yang

berkaitan dengan sewa pembiayaan.

Menurut Rudianto (2012:19) laporan arus kas adalah:

“Laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan yang

digunakan perusahaan selama satu periode akutansi, beserta

sumber-sumbernya”.

Walaupun terdapat begitu banyak akivitas yang dilakukan perusahaan

dengan berbagai keunikan produknya, secara umum semua aktivitas

perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok aktivitas utama

yang berkaitan dengan penyusunan laporan arus kas. Ketiga kelompok

aktivitas utama tersebut adalah:

Page 14: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

19

a) Aktivitas Operasi, yaitu berbagai aktivitas yang berkaitan dengan upaya

perusahaan untuk menghasilkan produk sekaligus semua yang terkait

dengan upaya menjual produk tersebut. Artinya, semua aktivitas yang

berkaitan dengan upaya memperoleh laba usaha dimasukkan dalam

kelompok ini. Karena ini, dalam aktivitas ini tercakup beberapa aktivitas

utama, yaitu penjualan produk perusahaan, penerimaan piutang,

pendapatan dari sumber di luar usaha utama, pembelian barang dagang ,

pembayaran beban tenaga kerja, dan pembayaran beban-beban usaha

lainnya.

b) Aktivitas Investasi, yaitu berbagai aktivitas yang terkait dengan

pembelian dan penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber

pendapatan perusahaan, seperti pembelian dan penjualan gedung,tanah,

mesin, kendaraan, pembelian obligasi/saham perusahaan lain, dan

sebagainya.

c) Aktivitas Pembiayaan, yaitu semua aktivitas yang berkaitan dengan

upaya mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan

dana dari berbagai sumber beserta konsekuensinya. Sebagai contoh,

penerbitan surat utang, penerbitan obligasi, penerbitan saham baru,

pembayaran dividen, pelunasan utang, dan sebagainya. Tetapi secara

umum, aktivitas pembiayaan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

perolehan modal dari pemilik beserta kompensasinya dan perolehan

harta dari utang beserta pembayaran kembali utang yang dipinjam.

Page 15: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

20

2.2.5.5 Catatan Atas Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013), catatan atas

laporan keuangan adalah:

“Informasi tambahan terhadap pos-pos yang disajikan dalam neraca,

laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

Catatan atas laporan keuangan memberikan uraian naratif atau

pemisah pos-pos yang diungkapkan dalam laporan keuangan, serta

informasi tentang pos-pos yang tidak memenuhi persyaratan pengakuan

dalam laporan keuangan tersebut.”

Catatan atas laporan keuangan harus :

a) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan;

b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi

tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan

c) Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

Secara normal urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai

berikut:

a) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan

SAK ETAP;

b) Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan;

c) Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan

urutan penyajian setiap komponen-komponen keuangan dan urutan

penyajian pos-pos tersebut.

d) Pengungkapan lain.

Menurut Rudianto (2012:20) catatan atas laporan keuangan adalah:

Page 16: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

21

“Informasi tambahan yang harus diberikan menyangkut berbagai hal

yang terkait secara langsung dengan laporan keuangan yang

disajikan entitas tertentu, seperti kebijakan akuntansi yang

digunakan perusahaan, dan berbagai informasi yang relevan dengan

laporan keuangan tersebut”.

2.3 Laporan Keuangan Koperasi

2.3.1 Penjelasan Laporan Keuangan Koperasi

Menurut La Ode Turi (2014), Laporan keuangan koperasi meliputi

laporan sisa hasil usaha, neraca, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi

anggota dan catatan atas laporan keuangan.

1) Laporan sisa hasil usaha

Laporan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota,

dan laba atau rugi kotor dengan nonanggota. Perhitungan hasil usaha

menyajikan informasi mengenao pendapatan dan beban-beban usaha serta

beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan ini juga

menyajikan hasil akhir yang disebut dengan sisa hasil usaha.

UU RI No. 25 tahun 1992 pasal 45 menyatakan bahwa:

a. Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang

diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan

dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang

bersangkutan.

b. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan dibagikan kepada

anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-

masing anggota dengan koperasi.

Besarnya pemenuhan dan cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.

Page 17: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

22

Tabel 2.1

Contoh Perhitungan Sisa Hasil Usaha

No SHU dibagi untuk :

perolehan sisa hasil usaha

dari

anggota dari bukan anggota

1 bagi anggota:

a. Jasa Modal .....%

b. Jasa Penjualan .....%

c. Jasa Pembelian .....%

.....%

2 cadangan koperasi

.....% .....%

3 dana pengurus

.....% .....%

4 dana karyawan/pegawai

.....% .....%

5 dana pendidikan koperasi

.....% .....%

6 dana pemb.D.Kerja

.....% .....%

7 dana social

.....% .....%

100% 100%

Sumber: La Ode Turi

2) Neraca

Menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan modal

koperasi, modal koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib,

cadangan koperasi dan donasi jika ada. Simpanan sukarela tidak

dimasukan sebagai modal koperasi karena sifatnya yang setiap saat dapat

diambil kembali oleh anggota dan untuk dana-dana yang berasal dari

pembagian SHU, seperti dana pendidikan, dana pegawai, dan dana sosial

dimasukkan sebagai hutang jangka pendek.

Page 18: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

23

Tabel 2.2

Contoh Neraca

KOPERASI "XYZ"

NERACA

Per 31 Desember xxx

ASSET LIABILITAS

ASET LANCAR KEWAJIBAN LANCAR

kas dan bank xxx utang usaha xxx

piutang dagang xxx biaya y.m.h dibayae xxx

cad.pengh.piutang dagang (xxx) pinjaman dari bank xxx

piutang bunga xxx simpanan sukarela xxx

cadangan penghap.piutang xxx hutang wesel xxx

pendapatan yang akan

diterima xxx hutang bunga xxx

piutang wesel (wesel tagih) xxx hutang gaji dan honorarium xxx

persediaan barang dagangan xxx hutang pajak penghasilan xxx

persediaan bahan habis pakai xxx simpanan sukarela anggota xxx

biaya sewa dibayar dimuka xxx dana pendidikan xxx

asuransi dibayar dimuka xxx dana sosial xxx

sewa tempat dibayar dimuka xxx dana kesejahteraan pegawai xxx

perlengkapan/suplai kantor xxx jasa anggota ymh dibayar xxx

utang biaya RAT xxx

komisi diterima dimuka xxx

bunga diterima dimuka xxx

sewa diterima dimuka xxx

TOTAL AKTIVA LANCAR

xxx TOTAL KEWAJIBAN LANCAR

xxx

AKTIVA TETAP KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Investasi xxx hutang hipotik xxx

peralatan kantor xxx hutang obligasi xxx

ak.penyus peralatan (xxx) hutang bank xxx

Kendaraan xxx TOTAL KEWAJIBAN JK PANJANG

xxx

ak.penyus kendaraan (xxx)

Gedung xxx MODAL

Page 19: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

24

Sumber: La Ode Turi

3) Laporan arus kas

Dalam laporan ini disajikan informasi mengenai perubahan kas

yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas,

dan saldo akhir kas pada periode tertentu.

4) Laporan promosi ekonomi

Laporan yang mengikhtisarkan manfaat ekonomi yang

didapatkan anggota selama periode tertentu laporan prinsip ekonomi

mencakup:

1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama

2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama

3. Manfaat ekonomi dari simpanan pinjam lewat koperasi

4. Manfaat ekonomi dalam pembagian SHU laporan promosi ekonomi

anggota disesuaikan dengan jenis koperasi dan bidang usaha yang

dijalankan.

Catatan kas laporan keuangan memuat akuntansi mengenai:

1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi

dengan anggota dan nonanggota.

2. Kebijakan akuntansi mengenai aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang

dan lain-lain.

3. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non anggota.

ak.penyus gedung (xxx) simpanan pokok anggota xxx

Tanah xxx simpanan wajib anggota xxx

sisa hasil usaha belum dibagi xxx

Donasi xxx

dana cadangan xxx

TOTAL AKTIVA TETAP

xxx TOTAL MODAL

xxx

TOTAL AKTIVA

xxx TOTAL KEWAJIBAN + MODAL

xxx

Page 20: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

25

2.3.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha koperasi dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:

1. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang dilakukan untuk anggota

2. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang dilakukan untuk pihak

ketiga atau bukan anggota.

Sisa hasil usaha yang boleh dibagikan kepada para anggota hanyalah

sisa hasil usaha yang boleh dibagikan kepada para anggota hanyalah sisa hasil

usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota sesuai

dengan ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar koperasi, dimana

komponen dari sisa hasil usaha yang berasal dari anggota adalah sebagai

berikut:

1. Cadangan koperasi

2. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan

3. Dana pengurus

4. Dana pegawai/karyawan

5. Dana pendidikan koperasi

6. Dana social

7. Dana pembangunan daerah

Sedangkan hasil usaha yang berasal dari bukan anggota adalah sebagai

berikut:

1. Cadangan koperasi

2. Dana pengurus

3. Dana pengawas/karyawan

4. Dana pendidikan koperasi

5. Dana social

6. Dana pembangunan daerah

Page 21: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

26

2.4 Koperasi

2.4.1 Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari Co dan Operation yang mengandung arti kerja

sama untuk mencapai tujuan. Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2012

pasal 1 ayat 1 tentang koperasi menyatakan bahwa:

“ Koperasi adalah badan usaha yang didirikan oleh orang

perseorangan atau badan hukum koperasi dengan pemisahan

kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menajalankan

usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang

ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip

koperasi.”

Menurut UUD Tahun 1945 pasal 33 ayat 1 juga telah digariskan

bahwa :

“Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama

berdasarkan asa kekeluargaan.”

Menurut Sonny Sumarsono (2004:1), pengertian koperasi adalah:

“Suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan

keluar sebagai anggota. Dengan bekerja sama secara

kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi

kesejahteraan anggotanya.”

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2013) pengertian

koperasi adalah:

“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas

dasar-dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi

untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya, dengan demikian koperasi

merupakan gerakan rakyat dan soko guru perekonomian

nasional.”

Page 22: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

27

2.4.2 Karakteristik Koperasi

Menurut Alfred Hanel (2005:38), koperasi memiliki karakteristik atau

ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan badan usaha yang lain, dan

ciri-cirinya antara lain :

a. Sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok atas dasar

sekurang-kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama (Kelompok

Koperasi).

b. Anggota-anggota kelompok secara individual bertekad mewujudkan

tujuannya, yaitu memperbaiki situasi ekonomi dan sosial mereka, melalui

usaha (aksi-aksi) bersama dan saling membantu (Swadaya Dari Anggota).

c. Sebagai intrumen (wahana) untuk mewujudkannya adalah suatu

perusahaan yang dimiliki dan dibina secara bersama (Perusahaan

Koperasi).

d. Perusahaan itu ditugaskan untuk menunjang kepentingan para anggota

kelompok koperasi itu, dengan cara menyediakan/ menawarkan barang

dan jasa yang dibutuhkan oleh para anggota dalam kegiatan ekonominya,

yaitu dalam perusahaan /usaha dan rumah tangganya masing-masing

(Tujuan/Tugas Atau Prinsip Promosi Anggota).

2.4.3 Fungsi dan Peran Koperasi

Mengingat koperasi merupakan badan usaha dan sekaligus gerakan

ekonomi rakyat, fungsi dan peran koperasi diatur dalam UUD No.17 Tahun

2012 pasal 4 adalah sebagai berikut:

a. Berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan anggota dan

masyarakat.

b. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social.

Page 23: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

28

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan

dan demokrasi ekonomi.

2.4.4 Prinsip dan Tujuan Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang Tahun 2012Pasal 6 adalah:

1 Koperasi melaksanakan prinsip sebagai berikut:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

c. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

d. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

e. Kemandirian.

2 Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula

prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut:

a. Pendirian koperasi

b. Kerja sama antar koperasi

Dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2012 Pasal 4, tujuan

koperasi adalah:

“Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan

anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan

berkeadilan.”

Page 24: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

29

2.4.5 Kegiatan Koperasi

Dalam Undang-Undang No.17 tahun 2012, untuk mencapai maksud

dan tujuan tersebut, koperasi menyelanggarakan beberapa kegiatan usaha

sebagai berikut:

1. Koperasi Konsumsi

Koperasi yang usahanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para

anggotanya.

2. Koperasi Produksi

Koperasi yang usahanya mengelola hasil-hasil produksi untuk memenuhi

kebutuhan para anggotanya dan masyarakat dengan harga yang serendah

mungkin.

3. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi yang usahanya menerima simpanan dan member pinjaman

kepada para anggota untuk pembentukan modal.

2.4.6 Unit Usaha Simpan Pinjam

Unit usaha simpan pinjam merupakan salah satu kegiatan usaha yang

diselenggarakan oleh koperasi dibidang jasa keuangan, yang pengelolanya

harus dipisahkan dari unit lainnya, serta memenuhi persyaratan. Peraturan

pemerintah No.9 Tahun 1995 tentang usaha simpan pinjam oleh koperasi.

Usaha-usaha yang diselenggarakan oleh unit simpan pinjam adalah

sebagai berikut:

1. Menerima simpanan sukarela dari para anggota.

2. Member pinjaman kepada anggota.

3. Melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak ketiga dalam rangka

meningkatkan pelayanannya.

Page 25: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

30

Adapun penjelasan dari Koperasi Simpan Pinjam itu sendiri menurut

G.Kartasapoetra (2007:4) adalah:

“Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan

kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan

mudah dan bunga ringan.”

2.4.7 Pengertian Simpanan

Menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2012 pasal 1 ayat 13,

pengertian simpanan adalah:

“Sejumlah uang yang disimpan oleh anggota kepada koperasi

simpan pinjam, dengan memperoleh jasa dari koperasi simpan

pinjam sesuai dengan perjanjian.”

Adapun jenis-jenis simpanan:

1. Simpanan Pokok

Jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya bagi setiap anggota dan

yang wajib diserahkan kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama anggota yang

bersangkutan menjadi anggota koperasi.

2. Simpanan Wajib

Jumlah simpanan tertentu yang sewaktu-waktu dan dalam kesempatan

tertentu wajib dibayarkan oleh anggota koperasi dan hanya boleh diambil

kembali dengan cara yang sudah diatur dalam anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga dan keputusan-keputusan yang mengutamakan

kepentingan koperasi.

3. Simpanan Sukarela

Suatu jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggotanya atau bukan

anggota terhadap koperasi atas kehendak seendiri sebagai simpanan,

dimana simpanan dapat diambil kembali oleh pemiliknya setiap saat

Page 26: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

31

karena itu simpanan sukarela ini dikelompokkan sebagai hutang jangka

pendek.

2.4.8 Pengertian Pinjaman

Menurut G. Kartasapoetra (2007;128) dalam bukunya menjelaskan

pengertian pinjaman adalah:

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

antara pihak yang satu dengan pihak yang lain yang mewajibkan

pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau

pembagian hasil keuntungan.”

Uang yang ditabung dalam koperasi simpan pinjam digunakan untuk

memberikan pinjaman kepada angggota yang memerlukan dengan bunga

rendah. Pada koperasi yang boleh meminjam pada koperasi simpan pinjam

hanyalah anggota saja. Setiap anggota yang telah memasukkan simpanan

pokok, berhak mendapat pinjaman (asal tidak memiliki tunggakan lama).

2.4.9 Modal Koperasi

Menurut UU RI No. 25 tahun 1992 modal koperasi terdiri dari modal

sendiri dan modal pinjaman.

1. Modal Sendiri

Modal sendiri yang dimiliki koperasi adalah modal yang menanggung

risiko atau disebut juga dengan modal. Dikatakan menanggung risiko

karena jika koperasi menderita rugi dalam usaha ekonominya, modal

sendiri koperasi itulah yang digunakan untuk menutup kerugian. Modal

sendiri meliputi:

a. Simpanan Pokok

Page 27: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

32

Simpanan pokok merupakan sejumlah uang besarnya sama banyak

yang wajib dibayarkan kepada koperasi pada saat masuk menjadi

anggota.

b. Simpanan Wajib

Simpanan wajib merupakan jumlah simpanan yang tidak harus sama,

yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dan waktu dalam

kesempatan tertentu.

c. Dana Cadangan

Dana cadangan merupakan sejumlah uang yang diperoleh dari

penyisihan sisa hasil usaha, untuk menambah modal sendiri dan

menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

d. Hibah

Hibah merupakan sejumlah uang yang didapatkan koperasi dari

sumbangan atau bantuan pihak lain secara sukarela.

2. Modal Pinjaman

Menurut UU No.25 tahun 1992 pasal 41 ayat (3), modal

pinjaman dapat berasal dari:

a. Anggota

b. Koperasi lainnya dan atau anggota

c. Bank dan atau lembaga keuangan lainnya

d. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya

e. Sumber lainnya yang sah

3. Permodalan Koperasi

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman, modal

sendiri dapat berasal dari:

a. Simpanan pokok, adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama

banyaknya yang harus kembali selama yang bersangkutan masih

menjadi anggota koperasi.

Page 28: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

33

b. Simpanan wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayar

oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap

bulan. Simpanan wajib dapat diambil kembali dengan cara-cara yang

diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan

keputusan rapat anggota.

c. Dana cadangan, sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa

hasil usaha, yang dimaksud untuk memupuk modal sendiri dan untuk

menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Modal koperasi yang

berasal dari penyetoran anggota dapat berbentuk simpanan pokok,

simpanan wajib dan simpanan sukarela.

d. Simpanan sukarela, adalah jumlah tetentu dalam nilai uang yang

diserahkan oleh anggota atau bukan anggota kepada koperasi atas

kehendak sendiri sebagai simpanan. Simpanan sukarela dapat diambil

kembali setiap saat. Selain dari modal sendiri untuk mengembangkan

usahanya koperasi dapat menggunakan modal pinjaman dengan

memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya. Modal

pinjaman terdiri dari:

- Anggota

- Koperasi lainnya dan atau anggotanya

- Bank dan lembaga keuangan lainnya

- Sumber lain yang sah

Pinjaman yang diperlukan dari anggota termasuk calon anggota yang

memenuhi syarat. Pinjaman dari koperasi lainnya dan atau anggotanya

didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi. Pinjaman dari

bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber lainnya yang

sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan tidak melalui

penawaran secara umum. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya

Page 29: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

34

dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

e. Sisa Hasil Usaha

Sisa hasil usaha adalah laba bersih atau pendapatan yang diperoleh

dalam setahun dikurangi dengan penyusutan dan biaya-biaya dari

tahun buku yang bersangkutan. Sisa hasil usaha dapat dibagi atas sisaa

hasil usaha bukan dari transaksinya dengan para anggota. Kedua jenis

ini dapat dikembalikan kepada anggota sedangkan sisa hasil usaha

yang diperoleh bukan dari anggota tidak dibagikan kepada anggota.

Sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan bagian yang dikembalikan

kepada anggota dapat dibagikan untuk:

1) Cadangan koperasi

2) Dana pengurus

3) Dana pegawai/karyawan

4) Dana pendidikan koperasi

5) Dana pembangunan daerah kerja

2.4.10 Perangkat Organisasi Koperasi

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 pasal 21 menyebutkan

bahwa, perangkat organisasi koperasi meliputi:

1. Rapat anggota

Koperasi harus melakukan rapat anggota paling sedikit dalam satu tahun.

Kedudukan rapat anggota dalam koperasi sangat penting. Hal ini

ditegaskan dalam UU No.25 tahun 1992 bahwa:

a. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam

koperasi

b. Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur

dalam anggaran dasar.

Page 30: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

35

2. Pengurus Koperasi

Tugas Pengurus Koperasi meliputi:

a. Mengelola koperasi dan usahanya

b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana

anggaran pendapatan dan belanja koperasi

c. Menyelenggarakan rapat anggota

d. Mengajukan laporan keuangan pertanggung jawaban pelaksanaan

tugas

e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan investasi secara tertib

f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus

3. Pengawas Koperasi

Prosedur mengenai pembentukan pegawai dan ketentuan mengenai tugas

maupun wewenang pengawas diatur dalam UU Perkoperasian No.25

tahun 1992 pasal 38 dan 39, persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat

sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar.pembentukan

pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat

anggota serta bertanggungjawab kepada rapat anggota. Sedangkan tugas

dan wewenang koperasi adalah sebagai berikut:

1. Tugas

a. Melakukan pengawas terhadap pelaksanaan kebijakan dan

pengelolaan koperasi

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan

2. Wewenang

a. Meneliti catatan yang ada di koperasi

b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan

3. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasan terhadap pihak

ketiga.

Page 31: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

36

4. Pemeriksaan Koperasi

Pemeriksaan atas laporan keuangan badan usaha koperasi yang

dilakukan oleh Koperasi Jasa Audit dan Kantor Akuntan Publik harus

sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan. Pemeriksaan ini mencakup

pemeriksaan laporan keuangan yang diperluas dengan aspek lainnya yaitu

aspek organisasi, tata laksana, usaha dan ekonomi diluar laporan keuangan

sesuai dengan lingkup perjanjian penugasan. Pemeriksaan koperasi

bertujuan untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan

keuangan koperasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia yang

ditetapkan secara konsisten. Dan memberikan saran perbaikan atas aspek

organisasi, tata laksana, usaha dan ekonomi dalam kaitannya dengan

pelaksanaan asas dan sendi dasar koperasi ruang lingkup pemeriksaan

laporan keuangan koperasi adalah neraca, perhitungan hasil usaha, laporan

perubahan posisinkeuangan dan catatan atas laporan keuangan, serta

laporan keuangan kekayaan bersih sebagai laporan keuangan tambahan.

Ruang lingkup ini dapat diperluas tergantung pada perjanjian penugasan

yang dibuat oleh pemberi tugas dengan Koperasi Jasa Audit atau Kantor

Akuntan Publik.

Surat penugasan berisi antara lain sifat pemeriksaan, ruang lingkup

pemeriksaan serta tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak.

Ruang lingkup pemeriksaan aspek lain di luar laporan keuangan

mencakup pengkajian, pengujian dan penilaian terhadap aspek organisasi,

tata laksana, usaha dan ekonomi dalam kaitannya dengan pelaksanaan asa

dan sendi dasar koperasi. Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasikan

kelemahan dan kekuatan aspek tata laksana dan usaha koperasi yang

diberikan serta memberikan saran perbaikan. Penilaian sistem pengawasan

intern koperasi. Sistem pengawasan intern dalam rangka pemeriksaan

akuntan publik atas laporan keuangan dapat dibagi 2 yaitu:

Page 32: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

37

1. Pengawasan administratif yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada

organisasi dan semua proseduur serta catatan yang berhubungan

dengan proses pengambilan keputusan yang mengarah pada otorisasi

manajemen atas suatu transaksi. Otorisasi ini suatu fungsi manajemen

yang secara langsung dan merupakan titik pangkal dari

penyelenggaraan pengawasan akuntansi terhadap transaksi.

2. Pengawasan akuntansi meliputi organisasi, semua prosedur dan

catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan, serta

dapat dipercayainnya catatan keuangan. Karena itu, pengawasan ini

harus disusun sedemikian rupa. Sehingga memberi jaminan yang

memadai bahwa:

a. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen, baik

yang bersifat umum maupun yang khusus.

b. Transaksi dibukukan sedemikian rupa, sehingga:

1) Memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai

dengan Prinsip Akuntansi Indonesia atau kriteria yang berlaku

bagi laporan keuangan

2) Untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktivitas

perusahaan

3) Setiap kegiatan yang berkenaan dengan aktiva hanya

diperkenankan apabila sesuai dengan otorisasi manajemen

c. Pertanggungjawaban pencatatan akuntansi biaya dibandingkan

dengan aktiva yang ada dalam selang waktu yang wajar dan bila

ada selisih diambil tindakan penyelesaian yang tepat.

Page 33: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

38

2.5 Pengertian SAK ETAP

Menurut Standar Akuntan Keuangan untuk Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik atau SAK ETAP (IAI:2009:1), pengertian SAK

ETAP yaitu standar yang dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa

akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang:

a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose

financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal

adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha dan

kreditur.

Entitas memiliki akuntabilitas public signifikan jika:

a. entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau

regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau

b. entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok

besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau

pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

c. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan

penggunaan SAK ETAP.

Dalam koperasi tentu tidak lepas dari laporan keuangan koperasi.

Penyusunan laporan keuangan tentu berdasarkan standar yang telah

Page 34: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

39

ditetapkan. Standar yang berlaku saat ini yaitu Standar akuntansi entitas tanpa

akuntanbilitas publik (SAK ETAP) merupakan standar baru yang mulai

efektif digunakan pada tanggal 1 januari 2011.

SAK-ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan usaha kecil atau menengah atau

Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak

memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan

keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement ) untuk

mampu membuat pelaporan keuangn sendiri. Selain itu SAK ETAP Lebih

sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam

implementasinya tetapi Tetap memberikan informasi yang handal dalam

penyajian laporan keuangan.

Dalam beberapa hal SAK-ETAP dinilai lebih mudah dipahami karena

dalam SAK-ETAP terdiri dari seratus halaman dengan menyajikan 30 bab.

Hal ini berbeda dengan PSAK yang menurut beberapa orang sulit.

SAK ETAP ini Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME, dengan

modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas, sehingga

lebih mudah dalam penerapan atau praktik secara langsung pada penyusunan

laporan keuangan.

Page 35: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi ...

40

Munculnya SAK ETAP dengan maksud agar konvergensi IFRS dapat

segera diwujudkan secara penuh, sehingga perusahaan-perusahaan yang

kesulitan untuk menerapkan SAK Penuh, dapat mengadopsi SAK ETAP

sebagai standar keuangan yang lebih sederhana. Perbedaan yang paling

terlihat antara PSAK no. 27 dengan SAK ETAP adalah tidak ada kewajiban

koperasi menyusun dan menyajikan Laporan Promosi Ekonomi Anggota

(LPEA).