BAB II awallibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00427-MN BAB 2.pdfDari pengertian...
Transcript of BAB II awallibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00427-MN BAB 2.pdfDari pengertian...
7
BAB II
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Konsep Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan untuk
mempertahankan kegiatan usahanya secara berkesinambungan. Pemasaran mencakup
semua kegiatan perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungannya secara kreatif dan
menguntungkan. Pemasaran adalah hal yang begitu mendasar sehingga tidak dapat
dipandang sebagai fungsi yang terpisah. Pemasaran merupakan keseluruhan bisnis yang
dilihat dari hasil akhirnya, yaitu dari sudut pandang pelanggan. Oleh karena itu, keberhasilan
usaha tidak ditentukan oleh produsen melainkan oleh pelanggan.
Pemasaran merupakan sebuah factor penting dalam suatu siklus yang bermula dan
berakhir dengan kebutuhan dengan kebutuhan. Berikut ini pengertian pemasaran menurut :
• Philip kotler (2005, p10) : pemasaran adalah proses social yang dengan proses satu
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan
jasa yang bernilai dengan pihak lain.
• Lamb,hair Mc Daniel (2001, p6) : pemasran adalah suatu proses perencanaan dan
menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi.
8
• Menurut Maynard and Beckman (Alma, 2007, p1) : marketing embraces all business
activities involved in the flow of goods and services from physical product to
consumption. ( pemasaran mencakup segala usaha yang meliputi penyaluran barang
dan jasa dari sector produksi ke sector konsumsi).
• Menurut Djaslim Saladin (2003, p,1) pemasaran adalah suatu system total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi,
dan mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan dan
mencapai pasar serta tujuan perusahaan.
• Menurut American Marketing Association Tahun 1985 yaitu pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan
pendistribusian barang, jasa dan ide yang dapat memuaskan pelanggan secara
menguntungkan (Alma, 2007, p3).
Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa pemasaran mencakup
segala proses untuk memperoleh apa yang diinginkan individu dan organisasi melalui
pertukaran dan penciptaan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan individu dan organisasi.
2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Di dalam suatu perusahaan manajemen pemasaran mempunyai peranan penting
untuk mencapai tujuan perusahaan. Tugas manajemen pemasaran adalah melakukan
perencanaan mengenai bagaimana mencari peluang pasar untuk melakukan pertukaran
barang dan jasa dengan konsumen. Setelah itu manajemen pemasaran
mengimplementasikan rencana tersebut dengan cara melaksanakan strategi – startegi
pemasaran untuk menciptakan dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan
dengan konsumen demi tercapainya tujuan perusahaan. Berikut ini pendapat beberapa ahli
tentang manajemen pemasaran :
9
• Menurut Philip kotler (2005, p9) : manajemen pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta
penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi.
• Djaslim Saladin (2003, p3) manajemen pemasran adalah analisis, perencanaan,
penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun dan mempertahankan pertukaran yang mengutungkan dengan pasar
sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi.
• Kotler dan Armstrong (2008, p16) : manajemen pemasaran adalah analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan
dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pemasaran
merupakan proses perencanan, pelaksanaan, dan pengendalian program yang dirancang
untuk menciptakan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli demi memenuhi dan
mencapai tujuan individu dan organisasi.
2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran
Di dalam pemasaran terdapat strategi yang disebut Bauran pemasran (Marketing
Mix) yang mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli
produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan ke pasar.
Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemsaran . Bauran
pemasaran mencakup system atau alat – alat yang membantu mengaplikasikan konsep
pemasaran itu sendiri. Berikut ini pengertian bauran pemasaran (Marketing Mix) menurut
para ahli pemsaran:
10
• Menurut Lamb, Hair, Mc Daniel (2001, p55) : bauran pemasaran adalah paduan
strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik yang
dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar
yang dituju.
• Alma (2007, p205) : bauran pemasaran ini merupakan strategi mencampur kegiatan
– kegiatan marketing agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil
paling memuaskan yang terdiri dari Price, product, promotion, place.
• Kotler (2005, p17) : bauran pemasran adalah serangkain alat pemasaran taktis yang
digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar
sasaran.
• Djaslim Saladin (2003, p3) : bauran pemasaran adalah serangkan dari variabel
pemasran yang dpat dikuasai ole perusahaan dan digunakan untuk mencapa tujuan
dalam pasar sasaran.
Dari pendapat diatas ditarik kesimpulan bahwa bauran pemasaran merupakan alat
pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi untuk mendapatkan
respon dan dapat memuaskan pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu
yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.
Kemungkinan – kemungkinan itu dapat dikelompokan menjadi empat kelompok variable
yang dikenal dengan 4 P, yaitu : Price (Harga), Product (Produk) , Place (Tempat), Promotion
(Promosi). Dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :
11
Gambar 2.1 4 P dalam bauran pemasaran
sumber : Buku Manajemen Pemasaran Karangan kotler 2005
Bahkan pada perkembanganya bauran pemasaran dikembangkan menjadi 7P
(Product, Price, Place, Promotion, People, Physical evidence, process).
2.1.3.1 Harga
Harga harus konsiten dengan persepsi konsumen terhadap produk. Harga produk
yang tinggi berkomunikasi dengan menonjolkan kualitas produk yang tinggi juga. Sedangkan
harga murah harus merefleksikan adanya value added yang didapat oleh konsumen jika
membeli produk ini. Sebuah produk yang memposisikan dirinya sebagai produk berkualitas
tinggi tetapi ditawarkan dengan harga murah daripada produk pesaing akan mebuat
kebingungan di mata konsumen. Harga, advertising dan pendistribusian harus menyatu
untuk menciptakan positioning dari produk.
12
Harga berarti sesuatu bagi konsumen dan sesuatu yang lain bagi penjual. Bagi
konsumen, ini merupakan biaya atas sesuatu. Bagi penjual, harga adalah pendapatan
sumber utama dari keuntungan. Dalam pengertian yang lebih luas harga mengalokasikan
seumlah sumber daya dalam ekonomi pasar bebas. Dengan berbagai cara dalam melihat
harga, tidak mengherankan bahwa para manajer pemasaran merasa tugas menetapkan
harga sebagai suatu tantangan.
• Menurut Kotler dan Armstrong (2005, p430) harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut.
• Pengertian Harga menurut Lamb, Hair,Mc Daniel (2001, p268) harga merupakan
sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang
maupun jasa.
• Menurut Buchari Alma (2007, p169) mengatakan bahwa Harga adalah nlai Suatu
barang yang dinyatakan dengan uang.
• Menurut Djaslim Saladin (2003, p95) mengemukakan bahwa “harga adalah sejumlah
uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa atau dapat juga
dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen”.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah ukuran
ganti rugi atas pertukaran produk barang/jasa yang biasanya menggunakan satuan tukar
dengan uang, dengan asumsi bahwa pihak produsen dan konsumen memperoleh manfaat
atas pertukaran tersebut. Harga khususnya merupakan pertukaran uang bagi barang atau
jasa. Para konsumen untuk mendapatkan suatu "harga yang pantas". "Harga yang pantas
sesungguhnya berarti nilai yang dipersepsikan pantas pada saat transaksi dilakukan".
Harga suatu barang sangat mempengaruhi apakah suatu barang dapat memasuki
pasar atau tidak. Penetapan harga suatu barang bagi manajemen merupakan salah satu
13
keputusan yang sangat penting karena harga yang ditetapkan harus dapat menutupi semua
ongkos atau bahkan lebih dari itu yaitu untuk mendapatkan laba. Jika harga-harga
ditetapkan terlalu tinggi rnaka akan berakibat kurang menguntungkan bagi perusahaan .
karena dapat mengakibatkan kerugian. Salah satu prinsip bagi manajemen dalam penentuan
harga adalah menitik beratkan pada kemamnpuan pembeli atas harga yang telah ditetapkan
dengan jalan untuk mendapatkan laba.
2.1.3.2 Promosi
Sedikit barang atau jasa tidak peduli seberapa baik dikembangkan, ditetapkan
harganya dan didistribusikan, dapat bertahan di pasar tanpa promosi yang efektif. Inti dari
semua pesan promosi adalah mengirim dan menguatkan kembali penetapan rancangan
merek melalui ide yang berbeda. Perilku pesan itu, baik yang bersifat rasional, emosional
atau moral harus diprsentrasikan secara kreatif dengan cara yang mendukung penetapan
secara efektif.
Banyak pandangan telah diungkapkan dalam berbagai literature pengertian tentang
promosi anatara lain seperti yang di kutip dari buku buchari alma 2007 :
• Ben M.Enis (1974, p378), defines promotion as communication that inform potential
customers of the existence of products, and persuade them that those product have
want satisfaying capabilities.
• William J. Stanton (1981, p445) menyatakan basically, promotion is an exercise in
information, persuasion, and conversely, a person who is persuaded is also being
informed.
• Lamb,Hair,Mc Daniel (2001, p145) promosi adalah komunikasi dari para pemasar
yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan calon pembeli suatu produk
dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu response.
14
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi itu adalah sejenis
komunikasi yang memberi penjelasan yang dapat meyakinkan calon konsumen tentang
barang dan jasa. Tujuan dari promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik,
mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen. Tujuan promosi secara sederhana bias
dipersempit menjadi 3 jenis tujuan :
• Memberikan informasi pelanggan tentang produk atau fitur baru seperti
menciptakan kebutuhan.
• Memengaruhi pelanggan untuk membeli merek orang lain.
• Mengingatkan pelanggan tentang merek, yang termasuk memperkuat
penetapan ancangan merek.
Dalam promosi dikenal istilah bauran promosi yang merupakan seperangkat alat
promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. William J.
Stanton menyatakan four factors that should into account in deciding on the promotional
mix are :(Alma, 2007, p179).
• The amount of money available for promotion
Bisnis yang memiliki dana banak tertentu memiliki kemampuan lebih besar
dalam mengkombinasikan elemen – elemen promosi. Sebaliknya bisnis yang
lemah keuangannya sedikit sekali menggunakan advertising dan promosinya
kurang efektif.
• The nature of the market
Keadaan pasar, ini menyangkut geografis pasaran produk dimana juga
calon konsumen yang dituju.
• The nature of product
Keadaan produk ini menyangkut apakah produk ditujukan oleh konsumen
akhir atau sebagai bahan industri atau produk pertanian. Lain produk lain
juga teknik yang digunakan.
15
• The stage of the products life cycle
Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan
mempengaruhi promosi yang digunakan, misalnya pada tahap introduksi
maka promosi ditujukan untuk mendidik, mengarahkan kenapa konsumen
pada produk baru, apa istimewanya produk baru tersebut, kenapa produk
penting untuk dibeli, dan sebagainya.
William F.Schoell yang dikutip dari buku buchari alma, mengungkapkan factor –
factor yang mempengaruhi penggunaan promotional mix adalah :
1. The marketer
2. The target market
3. The product
4. The situation
Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi
konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya.
Promosi berusaha agar demand tidak elastic.promosi dapat membawa keuntungan baik bagi
konsumen maupun bagi produsen. Alat – alat promosi yang digunakan oleh perusahaan
antara lain sebagai berikut :
1. Periklanan (advertising)
Adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan prsentasi dan
promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
2. Penjualan personal (personal selling)
Adalah presentase pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka
mensukseskan penjualan dan membangun hubungan baik dengan pelanggan.
3. Promosi penjualan (sales promotion)
16
Adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu
produk atau jasa.
4. Hubungan masyarakat (public relation)
Adalah membangun hubungan baik dengan public terkait untuk memperoleh
dukungan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau
menyingkirkan gossip, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
5. Pemasaran langsung (direct marketing)
Adalah komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk memperoleh
tanggapan langsung serta untuk berkomunikasi langsung dengan konsumen tertentu
atau usaha untuk mendapatkan tanggapan langsung.
Advertising
Menurut John D.Bruke (Alma, 2007, p182) menyatakan bahwa tahun 1980
advertising telah dirumuskan sebagai berita tentang barang dan jasa. Tahun 1904 john W.
kennedy memberikan defenisi advertising sebagai salesmanship in print. Sebelum ini tidak
ada pakar lain yangmempersoalkan advertising. Pernyataan kennedy tersebut betul – betul
membuat kejutan orang – orang bisnis. Berikut pendapat para ahli tentang Advertising :
• Iklan didefiniskan sebagai bentuk dari komunikasi non personal tentang suatu
organisasi, produk, jasa, atau ide oleh sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. (Belch dan Belch 2004, p16).
• Keegan (2005, p437) mengemukakan “Advertising may be defined as messages
whose art, copy, headlines, photographs, tag lines and other elements have been
developed expressly for their world wide suitability.” (Advertising dapat diartikan
sebagai pesan yang seni, salinan, topik utama, photo/gambar, garis label dan
elemen-elemen lainnya yang telah dikembangkan pengekspresiannya untuk di
seluruh dunia).
17
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan advertising menyampaikan pesan – pesan
penjualan yang dibuat semenarik mungkin dan diarahkan kepada masyarakat melalui cara –
cara yang persuasive yang bertujuan menjual barang, jasa atau ide.
Sebagai media dari advertising ialah surat kabar, majalah, surat (direct mail), TV,
Radio, papan reklame, car cards, catalog buku,telpon dan sebagainya. Pemilihanmedia
advertising yang akan digunakan, akan tergantung kepada :
1. Daerah yang akan dituju
2. Konsumen yang diharapkan
3. Appeal (daya tarik) yang digunakan oleh media – media tersebut
4. Fasilitas yang diberikan oleh media tersebut dalam hal biaya.
Tipe Advertising
1. Price advertising yaitu menonjolkan harga menarik.
2. Brand advertising yang memberikan impressi tentang nama brand kepada
pembaca atau pendengarnya.
3. Quality advertising yang mencoba menciptakan impressi bahwa produk yang
direklamekan mempunyai mutu yang tinggi.
4. Product advertising berusaha untuk mempengaruhi konsumen dengan faedah –
faedah dari pemakaian suatu produk.
5. Institutional advertising yaitu menonjolkan nama perusahaan dengan harapan
agar konsumen mempunyai kesan mendalam tentang nama perusahaan tersebut
sehingga ini merupakan jaminan mutu.
6. Prestige advertising yang berusaha memberikan fashion pada suatu produk atau
mendorong masyarakat mengasosiasikan produk tersebut dengan kekayaan atau
kedudukan.
18
Personal selling
Yang dimaksud dengan personal selling ialah : oral presentation in a conversation
with one or more prospective customers for the purpose of sales. Cara penjualan personal
selling adalah cara yang paling tua dan penting. Cara ini adalah unik, tidak mudah untuk
diulang, dapat menciptakan two ways communication antara ide yang berlainan antara
penjualan dan pembeli. Cara ini adalah satu – satunya cara dari sales promotion yang dapat
menggugah hati pembeli dengan segera, dan pada tempat dan waktu itu juga diharapkan
konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli.
Public Relation
Kotler dan Gary menyebut ini public relation yang artinya menciptakan good relation
dengan public, agar masyarakat memiliki image yang baik terhadap perusahaan. Melalui
public relation dapat membentuk pandangan baik mencegah berita – berita tak baik dari
masyarakat. Berikut ini beberapa pendapat menurut beberapa ahli :
• Griffin dan Ebert (2006: 366) Public relations adalah publikasi pengaruh perusahaan
yang ditujukan juga untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat atau
untuk berhadapan dengan peristiwa yang kurang baik.
• Keegan (2005: 459) Public relations adalah departemen atau fungsi yang
bertanggung jawab atas evaluasi opini dan sikap publik terhadap produk dan merek
suatu organisasi.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan yaitu public relation untuk sebuah
perusahaan dan produk-produknya terdiri dari komunikasi yang ditempatkan dalam media
komersil yang tidak dikenai biaya pada perusahaan yang menerima publisitas.
Nama lain untuk public relation ialah Publicity yang di definisikan sebagai activites to
promote a company or its products by planning news about it in media, not paid for by the
sponsor. Jadi publisitas suatu produk, lembaga jasa atau orang yang dipublikasikan dalam
19
selebaran atau radio yang tidak dipungut bayaran oleh si sponsor. Ada perbedaan antara
publikasi dan reklame yaitu :
• Reklame dibayar, publikasi tidak dibayar
• Publikasi tidak kentara, sedangkan pada reklame kentara segi – segi
komersialnya.
Sales Promotion
Kegiatan advertising biasanya disertai oleh dua kegiatan alat promosi lain yaitu sales
promotion dan public relation. Tugas advertising adalah member ajakan kepada calon
konsumen untuk mengenal dan membeli produk, sedangkan sales promotion mengajak
mereka agar membeli sekarang. Berbagai cara sales promotion yang ditawarkan yaitu :
member sampel gratis, kupon, rabat, diskon, premi, demonstrasi, bonus, hadiah uang, dll.
Berikut ini pengertian Sales promotion dari berbagai ahli pemasran :
• William F.schoel (1993:440) yang dikutip oleh buchari alma 2007 menyatakan bahwa
sales promotion is any activity that offers an incentive for a limited period to induce a
desired response from target customer, company sales people or intermediaries.
Sales promotion adalah keinginan menawarkan insentif dalam periode tertentu untuk
mendorong keinginan calon konsumen, para penjual atau perantara.
• Sedangkan menurut Cravens dan Piercy (2006: 339), promosi penjualan terdiri dari
kegiatan-kegiatan promosi yang beragam, termasuk pertunjukan perdagangan,
kontes, sampel/contoh, memajang melalui pajangan dan peragaan ditempat
pembelian, insentif perdagangan, dan kupon . pembelanjaan promosi penjualan
jumlahnya lebih besar daripada jumlah pengeluaran untuk iklan, dan sama besar
jumlah pembelanjaan dengan tenaga penjualan.
20
2.1.3.3 Produk
Produk adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk ini dapat
berupa barang dan dapat pula berupa jasa. Jika tidak ada produk maka tidak ada
pemindahan hak milik maka tidak ada marketing. Semua kegiatan marketing lainnya, dipakai
unutk menunjang gerakan produk.
Setiap orang memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk. Produk
yang dibuthkan oleh setiap kosumen bermacam – macam jenisnya. Oleh karena itu, tugas
pemasar adalah mencari dan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk dapat
mendalami lebih jauh mengenai produk, berikut pendapat beberapa ahli :
• Defenisi Produk yang dikemukanan oleh kotler,Armstrong (2003, p337) produk
adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan
pemakainaanya.
• Menurut W.J.Stanton (Alma, 2007, p139) : produk adalah seperangkat atribut baik
berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah Warna, nama baik
pabrik, serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan
keinginannya.
• Menurut Fandy Tjiptono (2008, p95) : produk merupakan segala ssuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, digunakan, atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Dari defenisi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa produk merupakan segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pada pelanggan yang diciptakan oleh perusahaan untuk
digunakan dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen
baik bersifat berwujud maupun yang bersifat tidak berwujud. Pengertian diatas dapat
diperjelas pada gambar 2.1 berikut ini :
21
Pengertian produk
Pemenuhan Kepuasan
Penawaran
Permintaan
Proses Pertukaran
Gambar 2.2 Pengertian Produk
Sumber : Buku Strategi Pemasaran karangan Tjiptono p95
Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu
yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas perusahaan
serta daya beli pasar. Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen
yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya.
2.1.3.2.1 Hierarki Produk
Setiap produk berkaitan secara hirarkis dengan produk – produk tertentu lainnya.
Hierarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu yang dapat
memuaskan kebutuhan tertentu. Hierarki produk terdiri atas 7 tingkatan menurut kotler
(Tjiptono, 2008, p97), yaitu :
• Rumpun kebutuhan (Need Family) yaitu kebutuhan inti atau dasar yang
membentuk product family contohnya adalah rasa aman.
Pencapaian Tujuan
Organisasi
Pemenuhan Kebutuhan dan
Keinginan
Produsen
PRODUK Pasar
Kompetensi dan Kapasitas Organisasi
Kapasistas Daya Beli
22
• Rumpun Produk (Product Family) yaitu seluruh kelas produk yang dapat
memuaskan suatu kebutuhan inti / dasar dengan tingkat efektiitas yang
memadai. Contohnya adalah tabungan dan penghasilan.
• Lini Produk (Product Line) yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang
berhubungan erat. Contohnya adalah asuransi jiwa.
• Tipe produk (Product Tipe) yaitu item – item dalam suatu lini produk yang
memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk.
Contohnya adalah asuransi jiwa berjangka.
• Merek (Brand) yaitu nama yang dapat dihubungkan / diasosiasikan dengan satu
atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber
atau karakter item tersebut. Contohnya adalah asuransi bumiputera.
• Unit Produk (Item) yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk
yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya.
Biasanya disebut pula stockkeeping unit atau varian produk. Contohnya adalah
asuransi jiwa bumi putera yang dapat diperbaruhi.
2.1.3.2.2 Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbaai macam sudut pandang berdasarkan
berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama menurut
Tjiptono (2008, p98) yaitu :
1. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik sehinggan bisa dilihat, diraba /
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya
ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu :
• Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods)
23
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujd yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain
umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun
contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan.
• Barang tahan lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain Tv,
lemari Es, mobil, computer, dan lain – lain.
2. Jasa (Services)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel, lembaga pendidikan, dan lain –
lain.
2.1.3.2.3 Atribut produk
Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang produk itu sendiri.
konsumen memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan karakteristik atau atribut
produk dari produk tersebut. Hal ini disebabkan konsumen memiliki pengetahuan yang
berbeda mengenai produk tersebut. Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh
konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk dan yang diaanggap penting oleh
konsumen.
Pengetahuan mengenai atribut produk tersebut akan mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen. Untuk dapat mendalami lebih jauh mengenai Atribut produk, berikut
pendapat beberapa ahli :
24
• Menurut kotler dan Armstrong Atribut produk merupakan pengembangan suatu
produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Manfaat ini
dikomunikasikan dan disampaikan oleh atribut produk seperti kualitas, fitur (feature)
dan rancangan (2005, p354).
• Definisi Atribut produk menurut Tjiptono (2008, p103) adalah sebagai berikut:
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi
merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya.
• Definisi Atribut produk menurut Adi Haryadi (2007, p29) Atribut produk meliputi
dimensi – dimensi produk juga menyangkut apa saja yang dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan untuk membeli, menonton, memperhatikan suatu produk,
seperti harga, ketersediaan produk, merk, harga jual kembali, ketersediaan suku
cadang, layanan purnajual, dll.
Dari defenisi – defenisi diatas dapat disimplkan bahwa atribut produk merupakan
unsur – unsur produk yang mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
Menurut Donald R. Lehmann dan Russel S. Winer (Adi Haryadi, 2007, p22),
konseumen memiliki sikap yang berbeda – beda dalam memandang atribut – atribut yang
dianggap relevan dan Penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut
yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah produk sering dapat disegmentasi
berdasarkan atribut yang menonjol dalam kelompok konsumen yang berbeda beda.
Atribut produk merupakan alat bagi perusahaan untuk menciptakan nilai konsumen
yang tinggi karena itu konsumen perlu merasakan atau mengalami terlebih dahulu fitur
produk ini untuk sampai pada tahap evaluasi. Nama merek dan kemasan yang merupakan
salah satu atribut produk yang secara empiris ternbukti mampu member dampak positif
dalam proses evaluasi kualitas produk. Seringkali atribut yang tidak berwujud juga terdapat
25
pada pandangan atau image konsumen terhadap merek yang diberikan perusahaan. Dari
definisi diatas konsumen dalam membeli produk tidak hanya sekedar melihat atribut fisik
tetapi juga melihat sesuatu yang dapat memuaskan konsumen seperti merek.
Dalam pengukuran keputusan pembelian, atribut atau fitur produk berperan penting
karena itu terdapat beberapa cara yang dapat digunakan oleh Peneliti untuk menentukan
atribut produk, salah satunya adalah dengan menanyakan kepada konsumen atribut atau
fitur apa saja yang dianggap penting. Hasil yang diperoleh sekaligus menggambarkan
harapan konsumen yang sesungguhnya terhadap kinerja produk. Atribut produk menjadi
fokus utama dalam pengukuran kepuasan konsumen. Dalam pendekatan ini, kepuasan
adalah fungsi dari evaluasi atribut produk (attribute-level approach). penggunaan atribut
produk dapat lebih menggambarkan emosi konsumen yang sifatnya komplikasi selama
penggunaan produk misalkan konsumen mungkin merasa puas dengan atribut tertentu
namun sekaligus merasa kecewa dengan atribut lainnya.
Menurut Tjiptono (2008, p104) atribut produk tersebut meliputi :
1. Merek (Brand)
Merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol atau lambing, warna, desain, gerak,
atau kombinasi atribut – atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan
identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Merek digunakan oleh
perusahaan untuk beberapa tujuan, yaitu sebagai identitas yang bermanfaat dan
membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing, alat promosi, membina
citra dan untuk mengendalikan pasar.
2. Kemasan (Package)
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan
dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.
Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi :
26
• Sebagai pelindung isi
• Memberikan kemudahaan dalam penggunaan
• Bermanfaaat dalam pemakaian ulang
• Memberikan daya tarik
• Sebagai identitas produk
• Distribusi
• Informasi
• Sebagai cermin inovasi produk
3. Pemberian Label (Labelling)
Labeling berkaitan dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk
yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Menurut Stanton,
(Tjiptono, 2008, p107), secara garis besar terdapat 3 macam label, yaitu :
• Band Label yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada
kemasan.
• Descriptive Label yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai
penggunaan, konstruksi / pembuatan, perawatan / perhatian dan kinerja
produk, serta karakteristik – karakteristik lainnya yang berhubungan dengan
produk.
• Grade Label yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk
dengan suatu huruf, angka, atau kata.
4. Layanan Pelengkap (Supplementary Serices)
Layanan pelengkap dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelompok, yaitu informasi,
konsultasi, order taking, hospitality, caretaking, expection, billing, dan pembayaran.
27
5. Jaminan (Garansi)
Adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada
konsumen, para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak dapat
berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong atribut produk meliputi :
1. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi –
fungsinya ; kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang
dihasilkan, kemudahaan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga
secara keseluruhan.
2. Fitur Produk
Fitur produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk
perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya menjadi produsen
yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah
satu cara yang efektif untuk bersaing.
3. Gaya dan Desain Produk
Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya semata – mata menjelaskan
penampilan produk tertentu. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapatkan
perhatian dan mempunyai nilai seni, tetapi tidak selalu membuat tertentu berkinerja
lebih baik. Sedangkan desain bukan sekedar tampilan saja, tetapi termsuk ke dalam
jantung produk. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam al kegunaan
produk dan juga penampilannya.
28
2.1.3.2.4 Pendekatan Atribut Produk
Analisis atribut pada perilaku konsumen merupakan teori permintaan yang cukup
baru, yang mana analisis pendekatan atribut produk menyatakan bahwa kepuasan seseorang
terhadap barang dan jasa yang dibeli sebenarnya bukan terletak pada barang atau jasa itu
sendiri, tetapi dari karakteristik atau atribut yang melekat pada barang yang bersangkutan.
Dengan kata lain konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada
atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk
sesuai dengan kepentinganya (Simamora,2004, pp16-17).
Menurut Simamora (2004, p17), proses ealuasi dalam diri konsumen untuk
memutuskan suatu keputusan pembelian berdasrkan atribut produk sulit untuk diketahui,
adapun penjelasan yang dapat dijabarkan dalam pemasaran adalah asumsi – asumsi sebagai
berikut :
1. Diasumsikan bahwa konsumen mlihat produk sebagai kumpulan atribut.
2. Tingkat kepentingan atribut berbeda – beda sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masing – masing konsumen memiliki penekanan yang berbeda – beda
dalam menilai atribut apa yang paling penting.
3. Konsumen mengebangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada
setiap atribut.
4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan
perbedaan atribut.
5. Konsumen akan samapai pada sikap terhadap merek yang berbeda dengan
atribut yang berbeda melalui prosedur evalusi.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa bila terdapat beberapa barang atau
jasa yang akan dikonsumsi, pertimbangan pertama yang dilakukan adalah membandingkan
nilai – nilai atribut pada masing – masing barang atau jasa.
29
2.1.4 Perilaku Konsumen
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dal am
persaingan adalah berusaha untuk mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus
berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen
dengan harga yang pantas. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami
perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut
sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen
sangat tergantung pada perilaku konsumennya.
Konsumen di seluruh dunia sangat beragam dari segi usia, pendapatan, tingkat
pendidikan, dan selera. Mereka juga membeli jenis barang dan jasa yang sangat berbeda –
beda. Bagaimana konsumen yang terpecah – pecah itu terhubung kembali satu sama lain
dan terhubung kembali oleh elemen – elemen lain di lingkungan sekitarnya mempengaruhi
pilihan mereka terhadap beragam produk dan jasa dari perusahaan. Untuk dapat mendalami
lebih jauh mengenai Perilaku Konsumen, berikut pendapat beberapa ahli :
• Menurut schiffman dan kanuk (2000), ( Ristiyanti, 2005, p9) Perilaku Konsumen
adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang
diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
• Menurut James F.Engel et al. (1968 p,8) (Anwar Prabu Mangkunegara, 2005, p3)
Perilaku Konsumen didefinisikan sebagai tindakan – tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang – barang jasa
ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakan – tindakan tersebut.
• Menurut David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984 p,6) (Anwar Prabu
Mangkunegara, 2005, p3) Perilaku Konsumen dapat didefinisikan sebagai proses
30
pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam
proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan
barang – barang atau jasa.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
adalah tindakan – tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, ataupun organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan
barang – barang jasa atau ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.
Perilaku konsumen sendiri merupakan tindakan – tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan dan menentukan produk dan
jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan –
tindakan tersebut. Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa pemahaman terhadap perilaku
konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi cukup sulit dan kompleks, khususnya
disebabkan oleh banyaknya variable yang mempengaruhi dan variable – variable tersebut
cenderung saling berinteraksi. Meskipun demikian, bila hal tersebut dapat dilakukan, maka
perusahaan yang bersangkutan akan dapat meraih keuntungan yang jauh lebih besar
daripada para pesaingnya, karena dengan dipahaminya perilaku konsumen, perusahaan
dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumen. (fandy tjiptono, 2008,
p19).
Ada beberapa hal penting yang dapat diungkapkan dari defenisi diatas :
• Perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap
yaitu :
o Tahap perolehan (acquisition) : mencari (searching) dan membeli
(purchasing)
o Tahap konsumsi (consumption) : menggunakan (using) dan
mengevaluasi (evaluating)
31
o Tahap tindakan pasca beli (disposition) : apa yang dilakukan oleh
konsumen setelah produk itu digunakan atau di konsumsi.
Proses ini dapat digambarkan pada gambar 2.3 sebagai berikut :
Gambar 2.3 Proses perilaku konsumen
Sumber : buku Perilaku Konsumen Karangan Ristiyanti presetijo hal 10
Menyadari perilaku konsumen dalam pasar global yang amat sangat kompetitif
sekarang ini, maka manajemen bisnis total harus mampu melakukan analisis perilaku
konsumen dalam membeli suatu produk tertentu di pasar global yang amat sangat
kompetitif. Tujuan utama dari konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk yang dijual di
pasar adalah untuk memaksimumkan kepuasan total (total satisfaction).
Perilaku konsumen tidak hanya mengamati kegiatan – kegiatan yang tampak jelas
dan mudah diamati saja yang merupakan suatu bagian dari proses pengambilan keputusan,
melainkan hendaknya juga menyangkut pada kegiatan – kegiatan yang sulit dan tidak dapat
diamati yang selalu menyertai pembelian. Jadi analisa perilaku konsumen harus menganalisa
kegiatan – kegiatan yang jelas terlihat dari proses – proses yang sulit diamati dan berati
selain mempelajari apa yang dibeli konsumen juga mempelajari dimana konsumen membeli,
bagaimana cara membelinya, serta dalam kondisi yang bagaimana barang dan jasa tersebut
di beli.
Kebutuhan
Mendapatkan Produk
Mencari : • Informasi • Alternative • Keputusan
membeli
Konsumsi
• Menggunakan
• Mengevaluasi
Pasca Beli
Perilaku
pasca beli
32
2.1.4.1 Perilaku Pembelian
Menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan (2005, p221) membagi 4 jenis perilaku
pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antar
merek, yaitu :
1. Complex Buying Behaviour (Perilaku pembelian yang kompleks)
Dalam perilaku pembelian yang rumit terdiri dari 3 tahap, yaitu :
• Pembelian mengembangkan keyakinannya mengenai produk tertentu.
• Mengembangkan dan membangun sikap terhadap produk tersebut.
• Membuat pilihan yang penuh pemikiran.
Konsumen termasuk ke dalam Complex Buying Behaviour ketika mereka sangat
dilibatkan dalam pembelian dan sadar akan perbedaan signifikan di antara merek.
2. Dissonance – Reducing Buyer Behaviour (perilaku pembelian yang mengurangi
ketidakefisienan)
Kadang – kadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian tetapi melihat sedikit
perbedaan diantara merek. Keterlibatan tinggi di dasari oleh fakta bahwa pembelian
mahal, jarang dilakukan, dan beresiko.
3. Habitual Buying Behaviour (perilaku pembelian karena kebiasaan)
Banyak produk dibeli di bawah kondisi keterlibatan konsumen rendah dan tidak ada
perbedaan nyata di antara berbagai merek.
4. Variety – Seeking Buying Behaviour (perilaku pembeliaan yang mencari variasi)
Beberapa situasi pembelian dikarakteristikan oleh keterlibatan rendah, tetapi
perbedaan merek yang signifikan. Konsumen banyak melakukan pertukaran merek,
hal ini terjadi karena alasan variasi bukan karena ketidak puasan.
33
2.1.4.2 Keputusan Pembelian
Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari
seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek. Pada
kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh
banyaknya rangsangan (stimulus) dari dalam maupun dari luar dirinya seperti adanya
promosi serta potongan harga pengaruh dari orang lain, stimulasi lain seperi faktor ekonomi,
teknologi, politik, dan budaya.
Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan
karakteristik pribadinya seperti faktor cultural, sosial, personal, psikologi dan sebelum
akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi. konsumen yang dipergunakan
untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi
konsumen untuk membeli. Berikut definisi keputusan pembelian menurut para ahli :
• Menurut Kotler (2005, p 202) yang dialih bahasa oleh Benyamin Molan, “Karakteristik
pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan
pembelian”.
• Definisi keputusan pembelian konsumen menurut Samarwan (2004, p289): “Suatu
keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.
Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan
alternatif. Dengan demikian, ia harus mengambil keputusan merek apa yang akan
dibelinya, atau ia harus memilih satu dan beberapa pilihan merek.
• Sedangkan menurut Belch (2004:105) keputusan pembelian adalah :“The result of a
long, detailed process that include an extensive information search, brand
comparisons and evaluations, and other activities”.
• Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari
dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang
dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan.
34
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil sebuah pemahaman bahwa keputusan
pembelian konsumen diawali oleh keinginan membeli yang timbul karena terdapat berbagai
faktor yang berpengaruh seperti pendapatan keluarga, harga yang diinginkan, keuntungan
atau manfaat yang bisa diperoleh dari produk bersangkutan. Ketika konsumen mengambil
keputusan, mungkin bisa terjadi perubahan faktor situasional yang bisa mempengaruhi
intensitas pembelian.
Titik tolak untuk memahami perilaku pembelian adalah model rangsangan tanggapan
(stimulus – respond model). Rangsangan pemasaran dan lingkungan masuk ke kesadaran
pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan
keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi pada
kesadaran pembeli sejak masuknya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan
pembelian. Menurut Philip Kotler (2005:203), yang dialihbahasakan oleh Drs. Benyamin
Molan, ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
1. Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui
keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong,2008, p.129). Penentu paling dasar
dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah
lingkungan.
a. Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan
keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2008, p.130).
35
b. Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial
tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga
oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler,Amstrong, 2008, p.132).
2. Faktor Sosial
a. Group
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana
orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group.
Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan
rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit
(kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang).
b. Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar
telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan
servis yang berbeda.
c. Roles and Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan,
organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan
sesuai dengan orangorang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang
merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2008,
p.135).
3. Faktor Personal
a. Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan
konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi
36
ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian
pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2008, p.137).
b. Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang
tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2008, p.138).
c. Personality and Self Concept
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan
respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya
diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler,
Amstrong, 2008, p.140).
d. Age and Life Cycle Stage
Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku
pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang
yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis.
4. Faktor Psychological
a. Motivation
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari
kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada
suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak
sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri,
pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan,
kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba
untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya.
37
b. Perception
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan
informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat
membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama.
c. Learning
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari
informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi,
berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun
pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi
perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat
didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2008, p.144).
Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan
yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong,
2008,p.145).
hal ini dapat dijelaskan dalam gambar 2.4 dibawah ini :
38
Gambar 2.4 Model perilaku pembeli
Sumber : buku Manajemen Pemasaran karangan Philip kotler p 203 tahun 2005
Gambar diatas menunjukan bahwa pemasaran dan rangsangan lain akan masuk ke
dalam kotak hitam konsumen dan menghasilkan tanggapan tertentu. Pemasar harus mencari
tahu apakah yang ada dalam kotak hitam pembeli. Para pemasar harus melihat lebih jauh
bermacam – macam factor yang mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan
pemahaman mengenai cara konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus
pemasar harus mengidentifikasi orang yang membuat keputusan pembelian, jenis keputusan
pembelian, dan langkah – langkah dalam proses pembelian. Kita dapat membedakan 5 peran
yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian :
Rangsangan
Pemasaran
Rangsangan
Lain
Produk Ekonomi
Harga Teknologi
Saluran
pemasaran
Politik
Promosi Budaya
Ciri – ciri
Pembeli
Proses
Keputusan
pembeli
Budaya Pemahaman
masalah
Sosial Pencarian
informasi
Pribadi Pemilihan
alternative
Psikologi Keputusan
pembelian
perilaku
pasca
pembelian
Keputusan
Pembelian
Pemilihan Produk
Pemilihan Merk
Pemilihan saluran
pembelian
Penentuan waktu
pembelian
Jumlah
pembelian
39
• Pencetus : orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk
atau jasa.
• Pemberi pengaruh : orang yang pandangan atau sasarannya mempengaruhi
keputusan
• Pengambil keputusan : orang yang mengambil keputusan mengenai setiap
komponen keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara
membeli, dimana akan membeli.
• Pembeli : orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
• Pemakai : seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa
tertentu.
Proses pengembalian keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada yang sederhana
dan ada pula yang kompleks. Menurut Hawkins et al. (1992) dan Engel et al.(1990) (fandy
tjiptono, 2008, p20) membagi proses pengambilan keputuasan ke dalam tiga jenis, yaitu
pengambilan keputusan yang luas (extended decision making), pengambilan keputusan yang
terbatas (limited decision making), dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasan
(habitual decision making) berikut penjelasan proses pengambilan keputusan :
• Proses pengambilan keputusan yang luas
merupakan jenis pengembalian keputusan yang paling lengkap, bermula dari
pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa
produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari informasi tentang produk atau
merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing – masing alternatif tersebut
dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah kepada
keputusan pembelian. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi hasil dan dari
keputusannya. Proses pengembalian keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan
khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk
40
kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengembalian konsumen yang
membutuhkan tingkat keterlibatan tinggi.
• Proses pengambilan keputusan terbatas
terjadi apabila konsumen mengenai masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa
alternative produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa
berusaha (atau hanya melakukan sedikit usaha) mencari informasi baru tentang
produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk – produk
yang kurang penting atau pembelian bersifat rutin. Dimungkinkan pula bahwa proses
pengambilan keputusan terbatas ini terjadi pada kebutuhan yang sifatnya emosional.
• Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan
Merupakan proses yang paling sederhana, yaitu konsu men mengenal masalahnya
kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit /
kegemarannya (tanpa evaluasi alternative). Evaluasi hanya terjadi bila merek yang
dipilih tersebut ternyata tidak sebagus / sesuai dengan yang diharapkan.
2.1.4.3 Tahapan – Tahapan Proses Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan suatu proses pengambilan keputusan pembelian, biasanya
konsumen akan melalui beberapa tahapan, yaitu : tahap pengenalan, kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Kotler
(2005, p224) memberikan rincian proses pengambilan keputusan pembelian dalam lima
proses. konsumen harus melalui seluruh 5 urutan tahap ketika membeli produk, namun tidak
selalu begitu. Para konsumen dapat melewati atau membalik beberapa tahap. hal ini dapat
ditunjukan oleh gambar 2.5.
41
Gambar 2.5 Proses Pembelian Konsumen
Sumber : Buku manajemen Pemasran karangan Philip kotler p224
Pengenalan Masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.
Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan
yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat di gerakkan oleh rangsangan dari dalam
maupun luar dirinya. Para penjual atau pemasar perlu mengenal faktor-faktor yang
dapat mengerakkan kebutuhan atau minat konsumen. Para pemasar perlu meneliti
konsumen untuk memperoleh jawaban apakah kebutuhan yang dirasakan atau
masalah yang timbul, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan bagaimana
kebutuhan atau masalah itu menyebabkan seseorang mencari produk tertentu.
Pencarian Informasi
Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan mencari
informasi lebih lanjut atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen adalah kuat dan
objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan menjadi objek
itu. Jika tidak, kebutuhan itu akan mengendap dalam ingatannya. Konsumen
mungkin tidak berusaha memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari
informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
Perilaku Sesudah Pembelian
42
Evaluasi Alternatif
Setelah melalui tahap pencarian informasi, konsumen akan menghadapi
sejumlah merek yang dapat dipilih. Pemilihan alternatif ini mulai dari suatu proses
evaluasi alternatif tertentu. Sejumlah konsep tertentu akan membantu memahami
proses ini yaitu :
Konsumen akan berusaha untuk memuaskan kebutuhan mereka.
Konsumen akan mencari manfaat dari suatu produk.
Konsumen biasanya membangun seperangkat merek sesuai dengan ciri-
ciri dan karakteristiknya. Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah
fungsi kegunaan atas setiap ciri. Fungsi kegunaan menggambarkan
bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan dari suatu produk yang
bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk masing-masing ciri.
Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa pilihan merek melalui
prosedur penilaian konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian
yang berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak ciri-
ciri objek.
Keputusan Pembelian
Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan
mereka diantara merek yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen mungkin
juga membentuk suatu pilihan untuk membeli dan cenderung membeli merek yang
disukainya.
Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan melakukan kegiatan membeli
produk, yang akan menarik bagi para pemasar. Tugas para pemasar belum selesai
setelah produk dibeli oleh konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode
43
waktu pasca pembelian. Dalam kenyataannya kelima tahapan diatas tidak selalu
terjadi, karena ada perilaku pembeli yang tanpa melewati tahapan-tahapan tersebut,
melompatinya, atau menjalaninya tanpa urutan sesuai. Konsumen yang melewati
kelima tahapan dalam proses pengambilan keputusan secara lengkap, biasanya
adalah konsumen yang belum mempunyai pengalaman membeli atau menggunakan
atau dengan kata lain, konsumen merupakan first time buyer. Setelah melakukan
pembelian pertamanya konsumen akan menilai apakah produk yang telah ia beli
memuaskan atau tidak. Penilaian ini akan mempengaruhi perilaku pasca
pembeliannya. Jika konsumen merasa puas atas produk yang dibelinya, maka
kemungkinan besar ia akan melakukan pembelian ulang (repeat buying) atas produk
yang sama. Suatu repeat buying yang selalu memuaskan dan di anggap mempunyai
nilai tambah oleh si konsumen akan membuat konsumen semakin menggemari dan
mempunyai preferensi terhadap produk tersebut, dan ini adalah ciri-ciri telah
tumbuhnya kesetiaan merek konsumen terhadap merek produk tersebut. Arti
preferensi konsumen disini adalah sikap konsumen memilih suatu produk dari merek
tertentu, dan bukannya merek lainnya, sebagai akibat dari adanya kepuasan
menggunakan merek tersebut di masa lalu. Seorang repeat buyer dalam proses
pengambilan keputusannya tidak lagi perlu melewati kelima tahapan secara lengkap.
Dalam proses pengambilan keputusannya, setelah ia menyadari akan adanya suatu
kebutuhan maka ia akan langsung membuat keputusan pembelian atas suatu produk
tanpa harus melewati pencarian informasi dan pengevaluasian alternatif.
44
2.2 Hubungan Antar Variabel
Setiap perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan haruslah
memandang pemasaran sebagai kunci utama dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pemasaran diarahkan untuk mengetahui kebutuhan pembeli kemudian memuaskan
kebutuhan tersebut. Menyadari hal itu, pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok
yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan. Defenisi marketing sendiri menurut
American Marketing Association yaitu pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang, jasa dan ide
yang dapat memuaskan pelanggan secara menguntungkan (Alma 2007, p3).
Kegiatan pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dalam pembelian
suatu produk. Dalam melakukan pembelian, konsumen membutuhkan informasi tentang
produk yang akan dibeli. Untuk menginformasikan produk yang telah dihasilkan dilakukan
promosi. Promosi adalah arus informasi atau persuasi searah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran. Promosi yang baik diharapkan akan terjalin komunikasi antara produsen
dan konsumen.
Dalam melakukan pembelian, konsumen membutuhkan informasi tentang produk
yang akan dibeli. Untuk menginformasikan produk yang telah dihasilkan dilakukan promosi.
Promosi menurut William J. Stanton menyatakan bahwa promosi itu adalah sejenis
komunikasi yang memberi penjealasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang
dan jasa (Alma 2007, p179). promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan calon pembeli suatu produk dalam rangka
mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu response yaitu keputusan
pembelian (Lamb,Hair,Mc Daniel 2001, p145). Promosi yang baik diharapkan akan terjalin
komunikasi antara produsen dan konsumen. Hal ini dapat dibuktikan melalui jurnal Hatane
Semuel, Annette Veronica Kosasih, Hellen Novia Perilaku dan Keputusan Pembelian
45
konsumen Restoran Melalui Stimulus Promosi Discount di Surabaya jurnal Manajemen
Pemasaran Vol 2, No. 2, pp 73-80. Dan dapat dilihat juga dari jurnal M. Nasir Ibrahim
Analisis Pengaruh Media Promsi terhadap pengambilan keputusan membeli air minum dalam
kemasan pada masyarakat kota Palembang. jurnal manajemen & bisnis Vol.5, No.9,
desember 2007. Bahwa Promosi dapat mempengaruhi Keputusan Pembelian.
Promosi pada zaman pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan. Promosi
ini sangat berkembang dimana produsen sangat mengandalkan, sangat memberi harapan
tinggi akan meningkatkan penjualan dengan promosi. Antara promosi dengan Produk /
atribut produk, tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang berangkulan untuk menuju
suksesnya pemasaran (Alma 2007, p210). Disini harus ada keseimbangan, atribut produk
yang baik, sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat
akan sangat membantu suksenya marketing (Alma 2007, p210). Atribut produk antara satu
jenis produk dengan jenis produk lainnya mungkin akan berbeda, karena atribut produk juga
dapat memberikan suatu ciri tertentu dari suatu produk.
Tujuan dari setiap perusahaan adalah berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen melalui produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari
manfaat – manfaat tertentu yang ada pada suatu produk. Konsumen melihat suatu produk
sebagai kumpulan dari sifat – sifat ciri tertentu yang tercermin dari atribut produk yang
melekat pada suatu produk. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang
penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut
produk meliputi merek, Harga, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya
(Tjiptono 2008, p103). Hal ini dapat dibuktikan oleh jurnal Elliot Robinovich, Arnold Maltz
Assessing Markups, Service Quality, and Product Attributes in Music CDs’ Internet Retailing
Jurnal Vol 17, No. 3 . Dan dapat dibuktikan juga oleh jurnal Hasnizam Shaari, Fairol Halim
Consumer Purchase Of Pirated VCD: Do Non – price Factor Matter International Journal of
Bsiness and Society Vol 7, No. 2, pp. 320-337.
46
Semua kegiatan marketing dipakai untuk menunjang gerakan dari produk. Satu hal
yang perlu diingat adalah bagaimana hebatnya usaha promosi, distribusi, dan harga jika
tidak diikuti dengan produk yang bermutu, disenangi oleh konsumen, maka usaha marketing
mix ini tidak akan berhasil. Konsumen membeli suatu barang karena ia membutuhkannya,
namun konsumen tidak membeli barang untuk hanya sekedar memperoleh barang saja
tetapi ada unsur lain. Oleh sebab itu produk yang dihasilkan harus memiliki atribut produk
yang baik dan dikenal masyarakat (Alma 2007, p205).
Dalam mengenalkan produknya kepada konsumen perusahaan melakukan kegiatan
promosi. Jika informasi yang diperoleh telah sesuai maka suatu keputusan pembelian akan
terjadi, karena keputusan pembelian merupakan hasil perhitungan yang rasional sehingga
konsumen akan memilih produk yang dapat memberikan kegunaan yang paling besar, sesuai
dengan selera dan biaya yang relatif berdasarkan informasi yang diperoleh.
Seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk, mulai
dengan pengenalan masalah untuk mengetahui kebutuhan apa yang mereka butuhkan
tentang manfaat, kegunaan dari produk yang akan dipilih, informasi tersebut dapat diperoleh
dari teman, tetangga, promosi.
47
2.3 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis Promosi dan atribut produk. yang
mempengaruhi keputusan pembelian produk Telkom Speedy di Jakarta Utara. Orang
melakukan transaksi menunjang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Untuk menjelaskan jalan pemikiran ini adalah kerangka pemikiran yang disusun
dibawah ini.
Bagan Kerangka Pemikiran
r X1Y
R X1X2Y
rX1X2
rX2Y
PROMOSI X1
• Periklanan
• Promosi
Penjualan\
• Hubungan
Masyarakat
• Pemasaran
langsung
ATRIBUT PRODUK X2
• Kualitas
Produk • Merek • Harga • Pelayanan
Keputusan
pembelian Y
• Pemahaman
Masalah
• Pencarian Informasi
• Evaluasi alternative
• Keputusan
pembelian
• Perilaku pasca
pembelian
48
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dapat diajukan sebagai
berikut :
1. Ada pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap keputusan pembelian
2. Ada pengaruh yang signifikan antara atribut produk terhadap keputusan pembelian
3. Ada hubungan yang signifikan antara promosi dengan Atribut Produk
4. Ada pengaruh yang signifikan antara promosi dan atribut produk terhadap keputusan
pembelian
5. Faktor yang paling dominan berengaruh