Bab II (Asi Eksklusif)

26

Click here to load reader

description

Asi ekslusif

Transcript of Bab II (Asi Eksklusif)

19

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ASI Ekslusif ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat (WHO, 2006). Pemberian ASI secara eksklusif menurut DepKes (2003) adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai usia 6 bulan, kecuali pemberian obat dan vitamin. Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu. Selain untuk menekan kematian ibu dan anak, ASI eksklusif juga biaya kesehatan yang ditimbulkan akibat risiko morbiditas pada anak. Penelitian yang dilakukan di Inggris bahwa dengan mendukung ibu yang menyusui secara eksklusif pada 1 minggu untuk melanjutkan menyusui sampai 4 bulan dapat menurunkan insiden penyakit infeksi pada masa kanak-kanak dan menghemat minimal 11.000.000 per tahun (Pokhrel et all. 2014)

2.2 Komposisi ASI EkslusifSeperti halnya gizi pada umumya, ASI mengandung komponen mikro dan makro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. ASI hampir 90%nya terdiri dari air. Volume dan komposisi gizi ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (colostrum, ASI transisi, ASI matang, dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. Colostrum yang diproduksi antara hari 1 5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein. ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring bertambah banyaknya kelenjar payudara. Walaupun kadar protein, laktosa dan nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar lemak meningkat. Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui, dengan jumlah berkisar antara 450 1200 ml dengan rerata antara 750 850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah 100 200 ml per hari. (Apurba dkk, 2010)Komposisi ASI antara lain :a. KarbohidratLaktosa adalah karbohidrat yang terdapat dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan dalam susu sapi atau susu formula. Angka kejadian diare karena laktosa sangat jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini dikarenakan penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi maupun laktosa susu formula (WHO, 2002).b. ProteinKandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein yang terdapat pada ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Di dalam ASI lebih banyak terdapat protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan casein cenderung lebih susah dicerna oleh usus bayi dan banyak terdapat pada susu sapi. ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satunya adalah taurin, dimana asam amino jenis ini banyak ditemukan di ASI yang mempunyai peran pada perkembangan otak. Selain itu ASI juga kaya akan nukleutida dimana nukleutida ini berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik yang ada di dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan meningkatkan daya tahan tubuh (Abdullah, 2002).c. LemakKadar lemak ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi atau susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Lemak omega 3 dan omega 6 banyak ditemukan dalam ASI yang berperan dalam perkembangan otak. DHA dan ARA hanya terdapat dalam ASI yang berperan dalam perkembangan jaringan saraf dan retina mata. ASI juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang, yang baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah (WHO, 2002).d. KarnitinKarnitin dalam ASI sangat tiggi dan memiliki fungsi membant proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh (WHO, 2002).e. Vitamin KVitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu tambahan vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi sebagai faktor pembekuan darah (WHO, 2014).f. Vitamin DASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian ASI eksklusif dan ditambah dengan membeiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D (WHO, 2002).g. Vitamin ESalah satu keuntungan ASI adalah kandungan vitamin Enya cukup tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah (WHO, 2002).h. Vitamin AASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Inilah yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik (WHO, 2002).i. Vitamin yang larut dalam airHampir semua vitamin larut air terdapat dalam ASI. Seperti vitamin B, vitamin C dan asam folat. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi vitamin B6 dan B12 serta asam folat rendah terutama pada ibu yang kurang gizi. Sehingga perlu tambahan vitamin ini pada ibu yang menyusui (WHO, 2014).j. MineralMineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan mineral yang terdapat dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf, dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih rendah daripada susu sapi tetapi penyerapannya lebih besar. Bayi yang mendapat ASI eksklusif beresiko sangat kecil untuk kekurangan zat besi, walaupun kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan Zat besi yang terdapat dalam ASI lebih mudah diserap daripada yang terdapat dalam susu sapi. Mineral yang cukup tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah selenium, yang sangat berfungsi pada saat pertumbuhan anak cepat (WHO, 2002).

2.3 Manfaat ASI Eksklusifa. Manfaat ASI bagi bayiBanyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat dirasakan yaitu (1) ASI sebagai nutrisi. (2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh (3) menurunkan risiko mortalitas, risiko penyakit akut dan kronis, (4) Meningkatkan kecerdasan, (5) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang (6) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia selama enam bulan. (7) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak sehingga bayi yang diberi ASI Ekslusif lebih pandai. (8) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak dan mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung. (9) Menunjang perkembangan motorik (WHO, 2010; Roesli (2000) dalam Haniarti, 2011). b. Manfaat ASI bagi ibuManfaat ASI bagi ibu antara lain (1) Pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (ekslusif) dan belum terjadi menstruasi kembali, (2) menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium, (3) membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan (4) menurunkan risiko DM Tipe 2 (5) Pemberian ASI sangat ekonomis, (6) mengurangi terjadinya perdarahan bila langsung menyusui setelah melahirkan (7) mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia dimana saja dan kapan saja (8) meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi (WHO, 2010; Aprilia, 2009). c. Manfaat ASI bagi keluargaAdapun manfaat ASI bagi keluarga (1) Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan (2) Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit, (3) Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi dari ASI ekslusif, (4) Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat (5) Pemberian ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia (Aprilia, 2009).

2.4 Fisiologi Pengeluaran ASIPengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu dalam menyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan ASI) (Dadhich, dkk, 2009).Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara, yang disebabkan oleh adanya proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin, estrogen, dan progesteron. Pada akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari ujung puting susu keluar cairan kolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh hormon estrogen (Dadhich, dkk, 2009). Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu ibu (Dadhich, dkk, 2009). Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI pun mulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi menyusui pada payudara ibu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat pada keadaan : stress atau pengaruh psikis,anestesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin, pengaruh obat-obatan. Sedangkan yang menyebabkan prolaktin terhambat pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan (Bengstrom, dkk, 2007). Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi (Dadhich dkk, 2009). Faktor-faktor yang memicu peningkatan reflexletdown/pelepasan ASI ini yaitu pada saat ibu : melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat reflexletdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti : keadaan bingung/psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti/merasakan nyeri. Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi sehingga mempercepat lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ). Dengan seringnya menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik. Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui, hal ini merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke bentuk semula (Dadhich, dkk, 2009).2.5 Manajemen LaktasiManajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.,Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pada masa Kehamilan (antenatal)Memberikan penerangaan dan penyuluhan tentang manfaat keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara / keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil. Lakukan perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup. Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya. (Depkes, 2014) 2. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menysui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. Ibu nifas dapat diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan. 3. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal) Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya. Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan keberhasilan menyusui. Menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas (Depkes, 2014).

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan ASI EksklusifAlasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangat bervariasi. Namun yang sering diungkapkan sebagai berikut (Baskoro, 2008).A. Faktor Internal Ketersediaan ASIHal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah 1) tidak melakukan inisiasi menyusui dini 2) menjadwal pemberian ASI 3) memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI keluar ), apalagi memberikannya dengan botol/dot 4) kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui (Bhutta dkk, 2008 ).Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibu segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian menghisapnya setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini disebut baby crawl. Karena sentuhan atau emutan dan jilatan pada puting ibu akan merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila tidak melakukan inisiasi menyusui dini akan dapat mempengaruhi produksi ASI (Dadhich dkk, 2009).Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam hari, minimal 8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran sering kali bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan cara menyentuh telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap menghisap (Bhutta dkk, 2008).Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih, air gula, air madu, atau susu formula dengan dot. Seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan karena selain menyebabkan bayi malas menyusui, bahan tersebut mungkin menyebabkan reaksi intoleransi atau alergi. Apabila bayi malas menyusui maka produksi ASI dapat berkurang, karena semakin sering menyusui produksi ASI semakin bertambah (Baskoro, 2008).Meskipun menyusui adalah suatu proses yang alami, juga merupakan keterampilan yang perlu dipelajari. Ibu seharusnya memahami tata laksana laktasi yang benar terutama bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar dengan optimal. Banyak sedikitnya ASI berhubungan dengan posisi ibu saat menyusui. Posisi yang tepat akan mendorong keluarnya ASI dan dapat mencegah timbulnya berbagai masalah dikemudian hari (Dyson dkk, 2007).

Pekerjaan atau AktivitasPekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan pria dalam hal pelayanan kesehatan terutuma karena wanita hamil, melahirkan, dan menyusui. Padahal untuk meningkatkan sumber daya manusia harus sudah sejak janin dalam kandungan sampai dewasa. Karena itulah wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja Depkes RI,2005). Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan pekerjaan adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan anak, dan harus kembali kerja dengan cepat karena cuti melahirkan singkat.Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata tiga bulan. Setelah itu, banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali selama 15 menit. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin banyak tabungan ASI perah, seamakin besar peluang menyelesaikan program ASI eklusif (Baskoro, 2008).

PengetahuanMenurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela ddan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap masalah menyusui (Hadju, 1997).Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu menganggap susu formula sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika merasa ASI kurang atau terbentur kendala menyusui. Masih banyak pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat pemeriksaan kehamilan atau sesudah bersalin (Mullany dkk, 2008).

Kelainan pada PayudaraTiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri. Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakit pada saat menyusui ibu pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itu menyebabkan payudara mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu bisa menjadi demam (Roesli, 2000). Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi karena beberapa faktor yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap pada putting. Padahal seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Puting lecet juga dapat terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak pernah melepaskan isapan. Disamping itu, pada saat ibu membersihkan puting menggunakan alkohol dan sabun dapat menyebabkan puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saat menyusui karena sakit (Mushapi dkk, 2008).

Kondisi Kesehatan IbuKondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnya dokter melarang ibu untuk menyusui karena sedang menderita penyakit yang dapat membahayakan ibu atau bayinya, seperti penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat di Rumah Sakit atau ibu meninggal dunia (Mushapi, 2008).Faktor kesehatan ibu yang menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan adalah kegagalan menyusui dan penyakit pada ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan karena produksi ASI berkurang dan juga dapat disebabkan oleh ketidakpuasan menyusui setelah lahir karena bayi langsung diberi makanan tambahan.

B. Faktor Eksternal Faktor Petugas KesehatanProgram laktasi adalah suatu program multidepartemental yang melibatkan bagian yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui sehingga promosi ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap dan pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan menyusui (Mullany, 2008).Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh kembangnya sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Mullany, 2008). Selain itu adanya sikap ibu dari petugas kesehatan baik yang berada di klinis maupun di masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi secara eksklusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang luas (Mullany, 2008).

Kondisi Kesehatan BayiKondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang terdapat dalam jumlah besar pada ASI (Mushapi dkk, 2008).Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain kelainan anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang menyebakan bayi menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi menjadi jarangcdisusui (Mushapi, dkk, 2008)

Pengganti ASI (PASI) atau Susu FormulaMeskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman, dan satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan berkelanjutan (terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang masa, investasi rendah). Sejarah menunjukkan bahwa menyusui merupakan hal tersulit yang selalu mendapat tantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu formula yang mendisain susu formula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002 (Depkes, 2006).

KeyakinanKebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan. Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya dan keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan sebagai minuman tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu kebutuhan batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).2.7 Program ASI Eksklusif di IndonesiaPemerintah indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22% dari bayi meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas.Pada tanggal 7 April 2004 Departemen Kesehatan RI mengeluarkan ketetapan mengenai pemberian ASI eksklusif bagi bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Ketetapan ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 250/Menkes/SK/IV/2004. Dianjurkan memberikan ASI sampai usia 2 tahun diikuti pemberian makanan tambahan yang sesuai. Sebelumnya Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan SK Menkes No 237/Menkes/SK/IV/1997 yang berisi anjuran pemberian ASI eksklusif kepada bayi sampai berumur 4 bulan dan dianjurkan untuk menyusui sampai usia 2 tahun.Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui peraturan nomor : 450/Menkes/SKN/2004 mengajak Bangsa Indonesia melaksanakan pemberian hanya ASI saja selama 6 bulan kehidupan bayi dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun (Nuchsan Umar Lubis, Cermin Dunia Kedokteran 168 vol. 36 no. 2 Maret-April 2009).Berdasarkan SK Menkes yang mengajak dan mendukung ASI eksklusif, Palembang telah menerapkan sebuah Peraturan daerah (Perda) nomor 2 tahun 2014 yang mengatur mengenai pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif. Isi aturan tersebut berlandaskan ketentuan pasal 5 peraturan Pemerintah Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang ASI ekslusif. Tujuan dibentukanya peraturan tersebut ialah; menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI ekslusif sejak dilahirkan sampai usia 6 bulan dengan memerhatikan pertumbuhan dan perkembangannya; memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI ekslusif kepada bayinya; meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah terhadap pemberian ASI ekslusif serat meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak.

5