BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan...

73
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas mengenai bentuk pelanggaran prinsip kesantunan berdasarkan maksim Leech dan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan menurut skala kesantunan Leech dalam acara Pangkur Jenggleng Padhepokan Ayom-ayem. A. Bentuk Pelanggaran Prinsip Kesantuan Terhadap Maksim-Maksim Leech Prinsip kesantunan berkenaan dengan aturan tentang hal-hal yang bersifat sosial, estetis dan moral dalam bertindak tutur (Grice, dalam Rustono, 1999: 61). Prinsip kesantunan terdiri dari tujuh maksim, yaitu maksim kearifan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, simpati, dan pertimbangan. Dalam acara Pangkur Jenggleng Padhepokan Ayom-ayem, setiap peserta tutur berusaha untuk membuat orang lain senang dan terhibur, tetapi justru banyak melanggar maksim dalam prinsip kesantunan. 1. Maksim Kearifan Maksim kearifan berisi dua submaksim, yaitu a) buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin dan b) buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin. Berdasarkan pengamatan, dalam acara Pangkur Jenggleng Padhepokan Ayom-ayem terdapat banyak pelanggaran terhadap maksim kearifan yang terdiri dari kedua submaksim tersebut. a) Buatlah Kerugian Orang Lain Sekecil Mungkin Submaksim pertama dari maksim kearifan ini sengaja dilanggar untuk menimbulkan kelucuan dalam tuturan para pelaku 27

Transcript of BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan...

Page 1: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

27

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas mengenai bentuk pelanggaran prinsip kesantunan

berdasarkan maksim Leech dan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan menurut

skala kesantunan Leech dalam acara Pangkur Jenggleng Padhepokan Ayom-ayem.

A. Bentuk Pelanggaran Prinsip Kesantuan Terhadap Maksim-Maksim

Leech

Prinsip kesantunan berkenaan dengan aturan tentang hal-hal yang

bersifat sosial, estetis dan moral dalam bertindak tutur (Grice, dalam Rustono,

1999: 61). Prinsip kesantunan terdiri dari tujuh maksim, yaitu maksim

kearifan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, simpati, dan

pertimbangan. Dalam acara Pangkur Jenggleng Padhepokan Ayom-ayem,

setiap peserta tutur berusaha untuk membuat orang lain senang dan terhibur,

tetapi justru banyak melanggar maksim dalam prinsip kesantunan.

1. Maksim Kearifan

Maksim kearifan berisi dua submaksim, yaitu a) buatlah

kerugian orang lain sekecil mungkin dan b) buatlah keuntungan orang

lain sebesar mungkin. Berdasarkan pengamatan, dalam acara Pangkur

Jenggleng Padhepokan Ayom-ayem terdapat banyak pelanggaran

terhadap maksim kearifan yang terdiri dari kedua submaksim tersebut.

a) Buatlah Kerugian Orang Lain Sekecil Mungkin

Submaksim pertama dari maksim kearifan ini sengaja

dilanggar untuk menimbulkan kelucuan dalam tuturan para pelaku

27

Page 2: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

28

tutur yang ada dalam acara Pangkur Jenggleng Padhepokan Ayom-

ayem. Hal tersebut dapat dilihat dalam percakapan di bawah ini.

[1] Konteks Tuturan:

Resy dan Ario sedang berulang tahun dan mereka mengundang

Tere beserta keluarganya dalam acara syukuran ulang tahun

mereka. Tere beserta keluarga mendatangi acara syukuran ulang

tahun Resy dan Ario yang diadakan secara bersamaan.

Bentuk Tuturan:

Resy : Tamune awake dhewe teka.

‘Tamu kita datang.’

Ario & Resy : Mangga-mangga!

‘Silahkan-silahkan’

Ibu : Wis, wis. Dha nglumpuk gek ayo

diobong!

‘Sudah, sudah. Mari berkumpul

marilah kita bakar!’

Tere : Eh, kaya apa wae.

‘Eh, seperti apa saja.’

(63/TUPJ/15/02/16)

Pada percakapan [1] terdapat pelanggaran prinsip

kesantunan. Tuturan ibu di atas melanggar maksim kearifan,

khususnya submaksim pertama karena membuat kerugian orang

lain sebesar mungkin. Pelanggaran tersebut terlihat pada tuturan

Ibu, Wis, wis. Dha nglumpuk gek ayo diobong! ‘Sudah, sudah.

Mari berkumpul marilah kita bakar!’ yang ditujukan pada tamu

yang mendatangi syukuran ulang tahun Resy dan Ario.

Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu

melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan

karena memberikan kerugian orang lain. Kerugian itu adalah

Page 3: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

29

bahwa tamu undangan syukuran ulang tahun Resy dan Ario akan

kehilangan rasa kekeluargaan, kegembiraan untuk merayakan

ulang tahun Resy dan Ario jika benar-benar ibu akan membakar

segala sesuatu yang ada dalam acara tersebut.

Resy dan Ario pasti akan mengalami kerugian karena tamu

undangannya akan pergi meninggalkan acara yang sudah

direncakan akan sangat membahagiakan mereka. Mereka pasti

akan sangat merasa sedih karena mereka seharusnya merayakan

hari ulang tahunnya dan merasa sangat bahagia sekaligus

mensyukuri segala karunia yang telah Tuhan berikan kepada

mereka selama ini tetapi berubah menjadi hari yang sangat

menyedihkan bagi mereka berdua.

Tuturan yang membuat orang lain merasa dirugikan apabila

tuturan yang dituturkan penutur benar-benar terjadi seperti itu

merupakan tuturan yang tidak sopan sehingga melanggar prinsip

kesantunan.

Contoh lain tuturan yang melanggar maksim kearifan khususnya

submaksim pertama ialah terdapat pada percakapan sebagai berikut.

[2] Konteks Tuturan:

Rini dan Widodo adalah suami istri. Rini sedang keluar

rumah untuk menagih hutang dari oarang-orang yang berhutang

jarit kepadanya sambil berjualan jarit keliling. Widodo di rumah

dan memang disuruh oleh istrinya untuk menjaga rumah, maka dari

itu Widodo dilarang untuk pergi meninggalkan rumah.

Page 4: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

30

Sesampainya Rini di rumah, dia tidak mendapati suaminya dan

Rini agak marah pada suaminya karena telah meninggalkan rumah.

Tidak lama kemudian Widodo yang tidak lain adalah suami Rini

datang dari arah belakang rumah mereka.

Bentuk Tuturan:

Rini : Lha nggih. Sampeyan niku kula ken

tunggu omah.

‘Lha iya. Anda itu saya suruh menunggu

rumah.’

Widodo : Omah kok ditunggu.

‘Omah kok ditunggu.’

Rini : Iki dilebokne mrika! (sambil

memberikan tasnya kepada suami

(Widodo) untuk diletakkan di dalam

rumah)

‘Ini dimasukkan ke sana!’

(97/PA/PJ/22/02/16)

Pada percakapan [2] terdapat pelanggaran prinsip

kesantunan. Tuturan Rini diatas melanggar maksim kearifan,

khususnya submaksim pertama karena membuat kerugian orang

lain sebesar mungkin. Pelanggaran terlihat pada tuturan Rini, Iki

dilebokne mrika! ‘Ini dimasukkan kesana!’. Tuturan Rini

tersebut menyuruh mitra tutur untuk melakukan sesuatu sesuai

yang diperintahkan oleh penutur.

Rini yang baru saja sampai di rumah dan tidak mendapati

suaminya ada dirumah itu seketika sedikit marah dan ketika

suaminya sudah datang, dia langsung memarai suaminya dan

menyuruh untuk memasukkan tasnya ke dalam rumah dengan nada

yang agak tinggi. Tuturan Rini tersebut menyuruh suaminya

Page 5: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

31

(Widodo) untuk memasukkan tas milik Rini ke dalam rumah, dan

dengan tuturan tersebut berarti Rini merugikan Widodo

(suaminya).

Berdasarkan tuturan Rini, suaminya itu harus memasukkan

tas milik Rini ke dalam rumah mereka, yang berarti Widodo harus

melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh istrinya. Dengan

melakukan sesuatu atas perintah orang lain, berarti yang

diperintahkan dalam hal ini orang yang diperintahkan untuk

melakukan sesuatu adalah Widodo tersebut telah mengalami

kerugian karena tuturan Rini. Tuturan Rini yang bisa merugikan

orang lain untuk melakukan sesuatu hal untuk dirinya tersebut

merupakan tuturan yang tidak santun dan dalam hal ini tuturan Rini

melanggar prinsip kesantunan terhadap maksim kearifan.

Data yang menunjukkan pelanggaran terhadap submaksim pertama

maksim kearifan adalah data nomor 12, 14, 19, 35, 69, 71, 79, 81, 97, 108,

114, 115 dan 122.

b) Buatlah Keuntungan Orang Lain Sebesar Mungkin

Submaksim kedua dari maksim kearifan ini adalah buatlah

keuntungan orang lain sebesar mungkin, namun submaksim ini

sengaja dilanggar untuk menimbulkan kelucuan dalam tuturan para

pelaku tutur yang ada dalam acara Pangkur Jenggleng Padhepokan

Ayom-ayem. Hal tersebut dapat dilihat dalam percakapan di bawah

ini.

Page 6: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

32

[3] Konteks Tuturan:

Dalijo disuruh oleh pengawalnya untuk menari. Pak Dalijo

sebagai pemimpin harusnya dapat memberikan contoh kepada anak

buahnya, khusunya dalam hal menari. Maka dari itu, pengawal

yang diperankan oleh Sujono itu menyuruh Dalijo untuk menari.

Ketika akan menari, Dalijo memilih memerankan tokoh Prabu

Rama Wijaya dan pengawalnya dirusuh untuk menjadi sosok

Rahwana dalam tarian tersebut.

Bentuk Tuturan:

Dalijo : Oh ngono. Kudu mbeksa iki?

‘Oh begitu. Harus menari ini?’

Pengawal : Oh iya!

‘Oh iya!’

Dalijo : Ya, saiki ngene, sampeyan dadi

Rahwana aku Prabu Rama Wijaya!

‘Ya, sekarang begini, anda menjadi

Rahwana saya Prabu Rama Wijaya!’

(37/Dn/PJ/08/02/16)

Tuturan [3] dapat dilihat terdapat tuturan yang melanggar

prinsip kesantunan Leech. Tuturan yang dicetak tebal di atas

merupakan tuturan yang melanggar maksim kearifan, terutama

terhadap submaksim kedua karena tuturan yang dituturkan Dalijo

di atas memberikan keuntungan yang sangat kecil terhadap mitra

tuturnya yaitu pengawal yang diperankan oleh Sujono.

Dalam hal ini, kerugian diberikan kepada mitra tutur, yaitu

pengawal. Pelanggaran yang dilakukan oleh Dalijo itu terlihat

Page 7: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

33

dalam tuturan Ya, saiki ngene, sampeyan dadi Rahwana aku

Prabu Rama Wijaya! ‘Ya, sekarang begini, anda menjadi

Rahwana saya Prabu Rama Wijaya!’. Tuturan tersebut termasuk

tuturan yang sifatnya memerintah, yaitu menyuruh pengawal untuk

menjadi sosok Rahwana yang mempunyai sifat kejam, jahat, bengis

dan mempunyai paras yang tidak tampan.

Sementara itu, Dalijo memilih memerankan tokoh Prabu

Rama Wijaya sebagai sosok ksatria yang gagah, berani dan

mempunyai paras yang tampan menawan. Apa yang dilakukan

Dalijo terhadap pengawalnya seperti itu bukan untuk membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin tetapi membuat

keuntungan orang lain sekecil mungkin. Tuturan yang seperti yang

dilakukan pak Dalijo tersebut merupakan tuturan yang tidak santun.

Pelanggaran terhadap maksim kearifan khususnya submaksim

kedua yang lain dapat dilihat pada percakapan berikut ini.

[4] Konteks Tuturan:

Resy dan Ario yang sedang berulang tahun ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada tamu undangan yang

telah menghadiri syukuran ulang tahun mereka. Mereka berdua

berebut siapa yang ingin menyampaikan ucapan terima kasih untuk

tamu undangan mereka. Akhirnya Ario yang menyampaikan

ucapan terima kasih tersebut dan Resy sedikit tidak senang

kemudian menimbulkan tuturan yang tidak mengenakkan hati Ario

Page 8: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

34

dan Ario membalas dengan tuturan yang juga bisa dinilai tidak

sopan.

Bentuk Tuturan:

Resy : Wis, suwarane rasah dimanis-maniske!

‘Sudah, suaranya tidak perlu dibuat

manis!’

Ario : Mbok ya meneng sik ta ya!

‘Bisa diam dulu tidak ya!’

Ibu : Wis ta, mbok wis ben ajar omong.

‘Sudah ya, biarlah belajar berbicara.’

(72/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [4] terdapat pelanggaran terhadap maksim

kearifan, terutama terhadap submaksim kedua karena

meminimalkan keuntungan kepada orang lain. Tuturan yang

memperlihatkan pelanggaran terhadap maksim kearifan dilakukan

oleh Ario, Mbok ya meneng sik ta ya! ‘Bisa diam dulu tidak ya!’,

yang ditujukan kepada mitra tuturnya yaitu Resy.

Tuturan yang disampaikan oleh Ario tersebut berupa

tuturan menyuruh, yaitu menyuruh Resy untuk diam karena dia

telah menyela pembicaraan Ario dan membuat hati Ario jengkel

dengan perkataan Resy sebelumnya yang menyuruh Ario untuk

tidak memaniskan pembicaraannya agar bisa diperhatikan banyak

orang.

Tuturan Ario, Mbok ya meneng sik ta ya! diam dulu tidak

ya!’ tersebut secara tidak langsung meminimalkan keuntungan

terhadap Resy. Resy yang sebelumnya sudah merasa senang karena

Page 9: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

35

bisa membuat Ario tidak enak hati akibat perkataannya agar tidak

memaniskan perkataannya kepada tamu undangan dalam acara

syukuran ulang tahun mereka seketika dibalas dengan tuturan

Mbok ya meneng sik ta ya! ‘Bisa diam dulu tidak ya!’.

Pada saat itu juga, Resy pasti merasa sedikit kecewa karena

keuntungan yang telah dia dapatkan untuk mengecam Ario tidak

berbuah manis akibat balasan tuturan yang dilakukan oleh Ario

membuat Resy diam seketika karena Ario menyuruh Resy untuk

diam dan melanjutkan tujuan utamanya yaitu memberikan ucapan

terima kasih kepada para tamu dalam acara syukuran ulang tahun

mereka. Tuturan Ario yang membuat keuntungan terhadap orang

lain sekecil mungkin seperti terdapat pada contoh [4] ini

merupakan tuturan yang tidak santun.

Pelanggaran terhadap submaksim kedua maksim kearifan terlihat

pada data nomor 18, 37, 70, 72, 106, 112 dan 127.

Jumlah keseluruhan pelanggaran maksim kearifan adalah sebanyak

dua puluh dua data yang meliputi, lima belas data submaksim pertama dan

tujuh data yang merupakan pelanggaran terhadap submaksim kedua.

2. Maksim Kedermawanan

Maksim kedermawanan berisi dua submaksim, yaitu a)

buatalah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan b) buatlah

kerugian diri sendiri sebesar mungkin. Berdasarkan pengamatan yang

dilakukan terhadap data yang digunakan, terdapat banyak tuturan yang

melanggar maksim kedermawanan.

Page 10: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

36

a) Buatlah Keuntungan Diri Sendiri Sekecil Mungkin

Submaksim pertama dari maksim kedermawanan adalah

‘buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin’. Dalam acara

Pangkur Jenggleng, terdapat banyak pelanggaran terhadap

submaksim pertama maksim kedermawanan. Berikut contoh

tuturan yang terdapat dalam percakapan yang melanggar

submaksim tersebut.

[5] Konteks Tuturan:

Tere beserta keluarga akan menghadiri acara syukuran

ulang tahun kerabatnya yaitu Resy dan Ario. Mereka tidak akan

membawa hadiah untuk kedua kerabatnya yang sedang berulang

tahun tersebut. Bapak yang diperankan oleh Ki Dewaza berencana

tidak membawakan hadiah karena pada saat itu mereka tidak

mempunyai apapun sebagai hadiah ulang tahun. Dia malah

mengatakan bahwa kalau nanti di sana terdapat sesuatu, barang itu

bisa mereka bawa pulang.

Bentuk Tuturan:

Ibu : Lha ning gawa apa? Ra duwe apa-apa

ki.

‘Lha tetapi membawa apa? Tidak

mempunyai apapun ini.’

Bapak : Ora sah nggawa apa-apa.

‘Tidah perlu membawa apapun’

Tere :Sing penting nganggo klambi, rapapa

buk.

‘Yang penting mengunakan baju, tidak apa-

apa Bu.’

Bapak : Ora sah gawa apa-apa, nko yen kana ana

apa apa wae digawa.

Page 11: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

37

‘Tidak perlu membawa apapun, nanti

kalau ada apapun dibawa.’

(52/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan di atas, terdapat tuturan yang melanggar

maksim kedermawanan. Pelanggaran terhadap maksim

kedermawanan kususnya submaksim pertama tersebut dituturkan

oleh bapak. Tuturan tersebut melanggar submaksim pertama

karena membuat keuntungan diri sendiri sebesar mungkin.

Pelanggaran terhadap maksim kedermawanan kususnya

submaksim pertama itu terlihat jelas pada tuturan bapak, Ora sah

gawa apa-apa, nko yen kana ana apa apa wae digawa. ‘Tidak

perlu membawa apapun, nanti kalau ada apapun dibawa.’

Bapak menuturkan bahwa dia ingin mengambil dan

membawa pulang sesuatu yang ada dan bisa dibawa dalam acara

syukuran ulang tahun Resy dan Ario. Padahal bapak tidak

membawa apapaun untuk hadiah ulang tahun Resy dan Aryo.

Tuturan bapak yang seperti yang dicontohkan di atas merupakan

tuturan yang sifatnya memaksimalkan keuntungan terhadap diri

sendiri.

Seharusnya bapak tidak berniat untuk mengambil sesuatu

yang ada di rumah Resy dan Ario. Tetapi kenyataannya, tuturan

bapak menggambarkan bahwa dia akan memberi keuntungan

terhadap dirinya sendiri dengan mengambil dan membawa pulang

Page 12: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

38

sesuatu yang ada di rumah Resy dan Ario saat acara syukuran

ulang tahun.

Dilihat dari maksim kedermawanan tuturan bapak tersebut

jelas melanggar maksim kedermawanan terutama submaksim

pertama karena memperbanyak keuntungan terhadap diri sendiri.

Sehingga tuturan yang seperti itu termasuk tuturan yang tidak

sopan.

Contoh lain pelanggaran terhadap maksim kedermawanan

khusunya submaksim pertama dapat dilihat pada percakapan berikut.

[6] Konteks Tuturan:

Resy dan Ario sedang berulang tahun dan mereka ingin

membeli tumpeng ulang tahun dengan cara iuran. Ario sebagai

kakak merasa kalau dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk

membeli tumpeng ulang tahun mereka. Ario mengatakan bahwa

dia tidak perlu mengeluarkan biaya untuk iuran karena dia adalah

kakak Resy.

Bentuk Tuturan:

Resy : Lha trus kepiye? Sithike ding ngono loh.

‘Lantas bagaimana? Sama sedikitnya begitu

loh.’

Ario : Ya rapapa.

‘Ya tidak apa-apa.’

Resy : Ya, aku nko tombok mangatus. Nek kwe

ora tombok rapapa?

‘Ya, saya nanti menambahkan lima ratus.

Jika kamu tidak menambahkan tidak apa-

apa.’

Ario : Ora! Mbakyune lho iki.

‘Tidak! Kakaknya ini’

(55/TU/PJ/15/02/16)

Page 13: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

39

Percakapan [6] yang dilakukan oleh Resy dan Ario di atas

merupakan tuturan yang tidak santun. Tuturan yang disampaikan

oleh Ario yang berbunyi Ora! Mbakyune loh iki. ‘Tidak!

Kakaknya ini’ telah melaanggar maksim kedermawanan,

kususnya submaksim pertama karena memaksimalkan keuntungan

terhadap diri sendiri.

Resy mengatakan bahwa dia harus menambah dana iuran

lagi, lalu dia juga memancing kalau kakaknya (Ario) tidak

menambah dana iuran. Sebenarnya Resy hanya mengetahui

bagaimana tanggapan kakaknya jika dia menuturkan tuturan seperti

itu. Tidak disangka ternyata Ario mengatakan bahwa dia tidak

perlu menambah dana untuk iuran membeli tumpeng untuk acara

syukuran ulang tahun mereka. Tergambar jelas bahwa Ario

melakukan tuturan yang menguntungkan diri sendiri dengan tidak

mengeluarkan biaya.

Tuturan Ario yang membuat keuntungan diri sendiri

sebesar mungkin tersebut jelas melanggar maksim kedermawanan,

khususnya submaksim pertama karena Ario telah memperbanyak

keuntungan terhadap diri sendiri dan tuturan yang demikian

merupakan tuturan yang tidak santun.

Ditemukan enam data yang merupakan pelanggaran terhadap

maksim kedermawanan khususnya submaksim pertama. Keenam data

tersebut yaitu data nomor 3, 38, 52, 55, 59, 77 dan 95.

Page 14: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

40

b) Buatlah Kerugian Diri Sendiri Sebesar Mungkin

Submaksim kedua dari maksim kedermawanan adalah

‘buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin’. Dalam acara

Pangkur Jenggleng, terdapat beberapa tuturan yang merupakan

pelanggaran terhadap submaksim kedua maksim kedermawanan.

Berikut contoh tuturan yang terdapat dalam percakapan yang

melanggar submaksim tersebut.

[7] Konteks Tuturan:

Keluarga Tere yang terdiri dari ibu (Rini), bapak (Ki

Dewaza Dironagoro) dan Tere akan menghadiri undangan

syukuran ulang tahun Resy dan Ario. Selayaknya tamu undangan

yang akan menghadiri ulang tahun, ibu bingung akan

membawakan hadiah apa untuk kedua kerabatnya yang sedang

berulang tahun yaitu Resy dan Ario. Tere beserta keluarga terlibat

sebuah percakapan tentang hadiah apa yang akan mereka bawa

untuk hadiah ulang tahun Resy dan Ario.

Bentuk Tuturan:

Ibu : Lha ning gawa apa? Ra duwe apa-apa

ki.

‘Tetapi membawa apa? Tidak

mempunyai apapun ini.’

Bapak :Ora sah nggawa apa-apa.

‘Tidah perlu membawa apapun’

Tere :Sing penting nganggo klambi, rapapa

Bu.

‘Yang penting mengunakan baju, tidak apa-

apa Bu.’

Page 15: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

41

Bapak :Ora sah gawa apa-apa, engko yen kana

ana apa-apa wae digawa.

‘Tidak perlu membawa apapun, nanti

kalau ada apapun dibawa.’

(51/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan diatas merupakan tuturan yang tidak

santun. Tuturan yang disampaikan bapak yang berbunyi, ora sah

gawa apa-apa ‘tidak perlu membawa apapun’, telah melanggar

maksim kedermawanan, terutama submaksim kedua karena

meminimalkan kerugian terhadap diri sendiri. Tuturan yang

memperkecil kerugian untuk diri sendiri tersebut adalah tuturan

yang tidak santun.

Bapak menuturkan bahwa mereka tidak perlu membawakan

sesuatu atau barang apapun sebagai hadiah ulang tahun untuk Resy

dan Ario. Tuturan bapak, ora sah gawa apa-apa ‘tidak perlu

membawa apapun’ memperlihatkan jika bapak mebuat kerugian

diri sendiri sekecil mungkin. Bapak tidak akan membawa sesuatu

untuk hadiah Resy dan Ario yang sedang berulang tahun.

Padahal setiap orang yang sedang berulang tahun pasti

mengharapkan doa dari orang lain untuk kehidupan yang akan

datang. Selain itu, orang yang berulang tahun menginginkan hadiah

dari orang lain walau sekecil apapun hadiah tersebut.

Pada kenyataannya, bapak menuturkan bahwa dia tidak

akan membawakan hadiah untuk Resy dan Ario. Bapak beserta

Page 16: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

42

keluarga menghadiri syukuran ulang tahun Resy dan Ario tanpa

membawa sebuah hadiahpun. Ucapan bapak tersebut sangat jelas

memperkecil kerugian untuk dirinya sendiri. Apabila bapak pergi

ke syukuran ulang tahun Resy dan Ario dengan membawa hadiah,

maka bapak harus mengeluarkan biaya untuk membeli hadiah

tersebut. Tetapi, dalam hal ini bapak tidak membawa apapun untuk

mendatangi acara syukuran Resy dan Ario.

Maka dari itu, jelas bapak tidak mengeluarkan biaya untuk

menghadiri syukuran ulang tahun. Tuturan bapak seperti yang telah

dicontohkan diatas merupakan tuturan di atas merupakan tuturan

yang tidak santun karena melanggar maksim kedermawanan.

Contoh lain pelanggaran terhadap maksim kedermawanan adalah

sebagai berikut.

[8] Konteks Tuturan:

Widodo (suami) dan Rini (istri) sedang berdebat karena

Widodo telah menjual jarit yang merupakan barang dagangan Rini.

Dalam hal ini Widodo belum menerima uang hasil penjualan jarit

yang telah dijual kepada temannya sendiri sedangkan semua jarit

telah dibawa oleh teman Widodo yang berjanji akan membayar

jarit tersebut di lain waktu. Mengetahui hal itu, istri Widodo marah

dan merasa telah ditipu oleh teman suaminya yang membawa

kabur jarit dagangannya tanpa membayarnya. Seketika itu Rini

ingin melaporkan kasus tersebut ke kantor polisi.

Bentuk Tuturan:

Page 17: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

43

Widodo : Yen kwe lapor polisi, aku diancam genti.

‘Jika kamu lapor polisi, saya gentian yang

diancam’

Rini : Sing diancam nak sampeyan, dudu

aku!

‘Yang diancam kan kamu, bukan saya!’

Widodo : Nek aku cilaka kwe seneng ya?

‘Jika saya celaka kamu seneng ya?’

(104/PA/PJ/22/02/16)

Pada percakapan [8] terdapat prinsip kesantunan. Dilihat

dari maksim kedermawanan, tuturan Rini tersebut jelas melanggar

maksim kedermawanan, khususnya submaksim kedua karena

membuat kerugian diri sendiri sekecil mungkin. Pelanggaran

terlihat pada tuturan Rini yakni, Sing diancam nak sampeyan,

dudu aku! ‘Yang diancam kan kamu, bukan saya!’.

Tuturan tersebut diucapkan oleh Rini kepada suaminya

yang mengatakan bahwa jika temannya mengancam Widodo

karena dia telah melaporkan temannya sendiri ke kantor polisi,

yang diancam bukanlah Rini melainkan suaminya yang telah

berbuat ceroboh tersebut.

Rini merasa tidak akan dirugikan dalam hal itu, karena dia

tidak akan mendapatkan ancaman apapun dari teman suaminya

tersebut. Tujuan Rini hanya ingin melaporkan kasus penipuan yang

dilakukan oleh teman suaminya. Rini tidak menghiraukan ancaman

yang akan dilakukan oleh teman suaminya tersebut karena dia

tidak merasa kenal dekat dengan teman suaminya.

Page 18: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

44

Rini menganggap jika teman suaminya akan mengancam

karena Widodo dan Rini telah melaporkan kasus tersebut ke kantor

polisi, pasti yang diancam adalah Widodo bukanlah Rini. Sehingga

Rini merasa aman dan tidak dirugikan atas hal itu.

Dilihat dari maksim kedermawanan, tuturan Rini yang

meminimalkan kerugian terhadap diri sendiri tersebut merupakan

tuturan yang melanggar maksim kedermawanan, terutama

submaksim kedua. Hal ini terlihat bahwa Rini sangat memperkecil

kerugian yang akan terjadi kepada dirinya dengan melakukan

tuturan kepada Widodo bahwa Rini melimpahkan segala ancaman

yang akan diberikan teman Widodo kepada suaminya tersebut.

Data yang ditemukan dalam penelitian ini yang merupakan

pelanggaran terhadap submaksim kedua maksim kedermawanan hanya

terdapat dua data, yaitu data nomor 51 dan 104.

Pelanggaran terhadap maksim kedermawanan seluruhnya terdapat

delapan data. Kedelapan data itu meliputi submaksim pertama dan kedua

maksim kedermawanan.

3. Maksim Pujian (Approbation Maxim)

Maksim ketiga dalam prinsip kesantunan ini yaitu maksim

pujian yang memiliki dua submaksim, yaitu a) kecamlah orang lain

sesedikit mungkin dan b) pujilah orang lain sebanyak mungkin. Dalam

penelitian ini terdapat tuturan yang melanggar prinsip kesantunan

terhadap maksim pujian dan merupakan maksim yang paling banyak

Page 19: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

45

dilanggar dalam percakapan acara Pangkur Jenggleng Padhepokan

Ayom-ayem..

a) Kecamlah Orang Lain Sesedikit Mungkin

Submaksim pertama maksim pujian adalah ‘kecamlah

orang lain sesedikit mungkin’. Dalam percakapan yang ada pada

acara Pangkur Jenggleng Padhepokan Ayom-ayem, terdapat

beberapa tuturan yang melanggar submaksim pertama maksim

pujian. Contoh pelanggaran tersebut adalah sebagai berikut.

[9] Konteks Tuturan:

Hanafi ingin memberikan bantuan berupa uang untuk

merawat padepokan Ayom-Ayem agar tetap terjaga. Tetapi uang

yang diberikan Hanafi masih berupa uang mainan, padahal Dalijo

sebagai pemimpin sudah merasa sangat senang dan menyuruh

orang lain agar tidak mengambil uang itu. Uang itu hanya boleh

diambil dan dikelola oleh Dalijo untuk merawat dan memperbaiki

padepokan Ayom-Ayem. Setelah mengetahui bahwa yang

diberikan Hanafi hanya uang mainan, pengawal mengancam balik

Dalijo yang sebelumnya berkata kurang sopan kepada orang lain.

Bentuk Tuturan:

Pak Hanafi :Lho ngeten, niki wau kan latihan, terus niki

duwite nggih latihan riyin.

‘Loh, begini, ini kan latihan, selanjutnya

ini uangnya juga latihan dulu.’

Pengawal : Ooo, ngoten, ya bener kuwi. Mulakna yen

didadekne pimpinan kuwi aja gedhe

sirahe! (sambil menatap Pak Dalijo)

Page 20: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

46

‘Ooo, seperti itu, ya benar itu. Makanya

kalau dijadikan pemimpin itu jangan

sombong!’

(43/Da/PJ/08/02/16)

Pada percakapan [9] terdapat pelanggaran terhadap maksim

pujian, terutama submaksim pertama karena penutur (pengawal)

mengecam orang lain. Pelanggaran dilakukan oleh pengawal yang

diperankan oleh Yudana kepada Dalijo yang berperan sebagai

pemimpin padepokan. Pelanggaran terlihat pada Mulakna yen

didadekne pimpinan kuwi aja gedhe sirahe! (sambil menatap

Dalijo) ‘Makanya kalau dijadikan pemimpin itu jangan

sombong!’, yang merupakan tuturan mengancam.

Tuturan Mulakna yen didadekne pimpinan kuwi aja

gedhe sirahe! ‘Makanya kala dijadikan pemimpin itu jangan

sombong!’ telah melanggar maksim pujian karena tuturan tersebut

dimaksudkan untuk mengancam orang lain yaitu Dalijo. Penutur

(Yudana) menuturkan tuturan tersebut karena Dalijo sebelumnya

telah melakukan sesuatu yang tidak sopan dan bisa menyinggung

perasaan orang lain. Penutur merasa tidak senang atas tindakan

Dalijo yang merasa sombong dengan kedudukannya sebagai

pemimpin sekarang ini. Yudana melakukan kecaman seperti di atas

setelah dia mengetahui uang yang diberikan Hanafi masih berupa

uang mainan. Tentunya Dalijo merasa kecewa dengan hal tersebut,

setelah Dalijo merasa kecewa, Yudana mulai melakukan kecaman

terhadap Dalijo.

Page 21: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

47

Kecaman yang dilakukan pengawal kepada Dalijo yang

sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan Dalijo agar tidak merasa

sombong tersebut tentunya menyinggung perasaan Dalijo.

Kecaman itu dilakukan di depan banyak orang dan pastinya Dalijo

merasa sangat malu atas kecaman pengawalnya tersebut. Tuturan

mengecam yang dilakukan oleh pengawal (Yudana) termasuk

tuturan yang tidak sopan.

Percakapan lain yang menunjukkan pelanggaran terhadap maksim

pujian adalah sebagai berikut.

[10] Konteks Tuturan:

Ario dan Resy yang merupakan kakak beradik sering

berdebat soal hal sepele. Ario sebagai kakak sering merasa ingin

menang sendiri dan tidak mau mengalah dari adiknya (Resy). Saat

berdiri bersebelahan, tiba-tiba Ario menyuruh Resy untuk

menyingkir darinya dengan alasan tubuh Resy besar.

Bentuk Tuturan:

Ario : Iki piye? Awakmu ki gedhe! Karo mbakyune wae

seksi mbakyune loh!

‘Ini bagaimana? Tubuhmu itu besar! Dengan

kakaknya saja seksi kakaknya loh.’

Resy : Aku rana mbok jak rana, ndang aku nyedak kowe

mbok singkirne.

‘Saya ke sana kamu ajak ke sana, begitu saya

mendekat kamu singkirkan.’

(64/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [10] yang dilakukan oleh Ario dan Resy di

atas terdapat pelanggaran maksim pujian, khususnya submaksim

Page 22: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

48

pertama karena orang lain. Pelanggran maksim pujian terdapat

pada tuturan Ario, Awakmu ki gedhe! ‘Tubuhmu itu besar!’.

Tuturan tersebut merupakan tuturan mengecam orang lain.

Ario dan Resy sedang berdiri bersebelahan di antara tamu

undangan dalam acara syukuran ulang tahun mereka. Ario tiba-tiba

mengatakan sesuatu yang tidak bisa dikatakan itu sebuah hinaan

untuk Resy. Ario mengatakan, Awakmu ki gedhe! ‘Tubuhmu itu

besar!’ Terhadap Resy yang tidak lain adalah adiknya sendiri.

Kakak Resy menghina Resy bahwa dia mempunyai tubuh yang

besar, secara tidak langsung Ario mengatakan bahwa Resy

bertubuh gemuk.

Berdasarkan tuturan, Awakmu ki gedhe! ‘Tubuhmu itu

besar!’, berarti Ario memaksimalkan hinaan kepada Resy. Hal

tersebut sangat bertentangan dengan maksim pujian sebmaksim

pertama, yang seharusnya mengecam orang lain sesedikit mungkin.

Resy tentu juga merasa terhina dengan tuturan Ario tersebut,

karena dihina memiliki tubuh yang besar. Tuturan yang membuat

mitra tutur (lawan bicara) merasa terhina tersebut merupakan

tuturan yang tidak santun.

Pelanggaran terhadap maksim pujian terutama submaksim pertama

juga ditunjukkan oleh percakapan di bawah ini.

[11] Konteks Tuturan:

Rini dan Widodo sedang berdebat karena tindakan Widodo

yang dinilai Rini ceroboh karena telah memberikan jarit

Page 23: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

49

dagangannya kepada orang lain tanpa ada uang yang masuk ke

kantong Rini ataupun Widodo sebagai pembayaran atas jarit

tersebut. Rini merasa tertipu atas kejadian kejadian tersebut dan

berniat untuk melaporkan kasus tersebut ke kantor polisi. Sebelum

mereka melaporkan kasus tersebut, Rini melaporkan kecaman

kepada suaminya (Widodo) yang dinilai sangat ceroboh dan tidak

berpikir pajang.

Bentuk Tuturan:

Rini : Ayo pak lapor!

‘Ayo pak lapor!

Widodo : Lapor nangendi?

‘Lapor dimana?

Rini : Wah jan, bola-bali yen pekok!

‘Wah memang, dasarnya memang

bodoh!’

(105/PA/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [11] terdapat pelanggaran terhadap

maksim pujian, khususnya terhadap submaksim pertama karena

melakukan pengecaman kepada orang lain. Pelanggaran terlihat

pada tuturan Rini Wah jan, bola-bali yen pekok! ‘Wah memang

dasarnya memng bodoh!’, tuturan Rini tersebut adalah tuturan

mengecam Widodo.

Tuturan Rini melanggar maksim pujian karena tuturan

tersebut dimaksudkan untuk menghina orang lain, yaitu Widodo

yang tidak lain adalah suami Rini. Penutur (Rini) menuturkan

tuturan yang berupa kecaman tersebut karena Widodo telah

membiarkan orang lain membawa pergi jarit dagangan istrinya.

Page 24: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

50

Jarit itu semula akan dibeli orang lain yaitu teman Widodo sendiri,

tetapi teman Widodo tidak membawa uang untuk membayar.

Widodo membiarkan jarit dagangannya itu dibawa pergi

oleh temannya. Teman Widodo berjanji akan membayarnya dilain

hari, tanpa pikir panjang Widodo menyetujuinya dan membiarkan

jarit dagangannya itu dibawa pulang oleh temannya.

Mengetahui hal tersebut, Rini sangat marah karena jarit

dagangannya yang dibawa oleh teman Widodo cukup banyak dan

harganya mahal. Rini merasa tertipu karena beberapa hari setelah

itu jarit tersebut tidak dibayar. Kemarahan Rini berujung keinginan

untuk melaporkan hal itu ke polisi. Dengan kondisi yang masih

jengkel, Rini mengecam suaminya. Penutur (Rini) merasa marah

kepada suaminya, maka Rini dengan nada sedikit tinggi menghina

suaminya.

Widodo tentu terhina oleh tuturan istrinya, karena dia

dikatakan sebagai seorang lai-laki yang bodoh. Widodo dihina

sebagai orang yang bodoh, yang berarti dia telah melakukan

sesuatu tanpa pemikiran dan pertimbangan yang bisa merugikan

orang lain. Hinaan Rini kepada suaminya tersebut tentu tidak

berkenan dihati Widodo.

Submaksim pertama maksim pujian ini adalah submaksim

yang paling banyak dilanggar, terdapat tiga puluh tujuh data yang

menunjukkan pelanggaran terhadap submaksim pertama maksim

pujian.

Page 25: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

51

b) Pujilah Orang Lain Sebanyak Mungkin

Terdapat pelanggaran maksim pujian terhadap submaksim

kedua yaitu ‘pujilah orang lain sebanyak mungkin’. Berikut contoh

analisis data yang menunjukkan pelanggaran tersebut.

[12] Konteks Tutuan:

Sarjiwa dan Widodo berdebat siapa yang paling berani

diantara mereka. Mereka tidak mau mengalah satu sama lain.

Sarjiwa berpendapat bahwa dia adalah seorang pemberani dan

Widodo adalah seorang pemberani tapi dalam berganti hal istri.

Bentuk Tuturan:

Sarjiwa : Ora ngono! Bedane aku ki wong kendel! Ya

pancen sampeyan kuwi luwih kendel, ning

bab gonta-ganti bojo.

‘Bukan begitu! Bedanaya saya ini orang

yang pemberani! Ya memang kamu itu

lebih pemberani, tetapi dalam hal

berganti istri.’ Widodo : Ampun percaya Bu, wong lagi ping telu.

‘Jangan percaya Bu, baru tiga kali.’

(88/PA/PJ/22/02/16)

Pada percakapan [12] terdapat pelanggaran terhadap

maksim pujian, terutama terhadap submaksim kedua karena

memuji orang lain sesedikit mungkin. Tuturan yang

memperlihatkan pelanggaran maksim pujian adalah tuturan Sajiwa,

Ya pancen sampeyan kuwi luwih kendel, ning bab gonta-ganti

bojo. ‘Ya memang kamu itu lebih pemberani, tetapi dalam hal

berganti istri.’. Tuturan tersebut adalah tuturan yang memimalkan

pujian kepada orang lain.

Page 26: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

52

Sajiwa dan Widodo yang sedang membicarakan tentang

keberanian seseorang tiba-tiba merujuk pada diri mereka masing-

masing. Mereka masing-masing tidak mau mengalah tentang siapa

yang paling berani di antara mereka berdua. Sajiwa mengatakan

bahwa dia adalah seorang pemberani sebenarnya. Dia mengatakan

bahwa Widodo adalah seorang laki-laki yang berani, tapi pujian

seorang laki-laki yang berani tersebut masih ditambah oleh Sajiwa

dengan tambahan seorang laki-laki yang berani dalam hal berganti

istri.

Tuturan Sajiwa tersebut jelas melanggar maksim pujian

terutama submaksim kedua, karena dia telah meminimlakan pujian

kepada Widodo. Tuturan Sajiwa, Ya pancen sampeyan kuwi luwih

kendel, ning bab gonta-ganti bojo. ‘Ya memang kamu itu lebih

pemberani, tetapi dalam hal berganti istri.’ tentu membuat

orang lain sesedikit mungkin itu tentu menciptakan tuturan yang

tidak santun.

Percakapan lain yang menunjukkan pelanggaran terhadap maksim

pujian dapat dilihat pada tuturan dibawah ini.

[13] Konteks Tuturan:

Fahmi, Budi dan Angger sedang mengikuti lomba macapat.

Angger merasa bahwa dirinya pasti menjadi pemenang dalam

perlombaan tersebut. Sebelumnya, Angger telah menemui juri

perlombaan macapat tersebut agar dirinya menang dalam

perlombaan itu dengan balasan Angger member sejumlah uang

Page 27: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

53

kepada juri lomba. Angger merasa akan menang sangat percaya

diri dan tidak menghiraukan kemampuan peserta lain.

Bentuk Tuturan:

Fahmi : Kok ketoke bungah banget ta Mas?

‘Kok kelihatannya bahagia sekali ya Mas?

Budi : Ya, wong jenenge wong PD wi ngono

kuwi. Tur kuwi ya over PD. ‘Ya, namanya orang PD itu ya seperti itu.

Tetapi itu terlalu PD.’

Angger : Ki nko, rasuwe ketoke yen dina iki peserta

liya ki ra teka, sing durung ya mung aku

karo dheknen.

‘Ini nanti, tidak lama kelihantannya jika hari ini

peserta lainnya tidak datang, yang belum hanya

aku dan dia.’

(124/Mc/PJ/29/02/16)

Pada percakapan [13] terdapat pelanggaran terhadap

maksim pujian, khususnya submaksim kedua karena

meminimalkan pujian terhadap orang lain. Tuturan yang

diungkapkan Budi yang berbunyi, Ya, wong jenenge wong PD wi

ngono kuwi. Tur kuwi ya over PD. ‘Ya, namanya orang PD itu

ya seperti itu. Tetapi itu terlalu PD.’ telah melanggara maksim

pujian. Tuturan tersebut diucapkan oleh Budi pada Angger.

Fahmi dan Budi adalah peserta lomba selain Angger yang

sama-sama mengikuti perlombaan macapat pada saat itu. Angger

yang dirasa terlalu percaya diri dan merasa akan menang membuat

Fahmi dan Budi bertanya-tanya tentang sikap Angger yang terlalu

bahagia. Padahal juri belum memutuskan siapa yang menjadi

pemenang dalam perlombaan tersebut.

Page 28: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

54

Tuturan Fahmi yang menanyakan mengapa Angger sangat

bahagia pada hari perlombaan tersebut memunculkan tanggapan

Budi yang mengatakan sebuah tuturan yang berbunyi, Ya, wong

jenenge wong PD wi ngono kuwi. Tur kuwi ya over PD. ‘Ya,

namanya orang PD itu ya seperti itu. Tetapi itu terlalu PD.’

tuturan tersebut ditujukan kepada Angger karena Budi merasa dia

terlalu bahagia dan sombong. Budi mengatakan bahwa Angger

adalah orang yang percaya diri, tetapi pujian Budi tidak berhenti

sampai di situ saja. Budi menambahkan kalau Angger memang

orang yang percaya diri, tapi dia terlalu percaya diri atau bisa

dikatakan mempunyai rasa percaya diri yang berlebihan.

Tuturan Budi kepada Angger tersebut jika dilihat dari

maksim pujian, jelas melanggar maksim pujian karena Budi telah

memuji orang lain sesedikit mungkin. Tuturan yang meminimalkan

pujian kepada orang lain itu merupakan tuturan yang tidak sopan.

Terdapat lima data yang menunjukkan pelanggaran terhadap

maksim pujian, khusunya submaksim kedua yang seharusnya

memaksimalkan pujian kepada orang lain.

Maksim pujian merupakan maksim yang paling banyak dilanggar.

Pelanggaran ini ditandai dengan menghina atau mengecam orang lain.

Pelanggaran ini dibedakan ke dalam dua submaksim. Tuturan yang

termasuk ke dalam pelanggaran terhadap maksim pertama ialah pada data

nomor 1, 6, 15, 17, 20, 22, 23, 27, 30,32, 38, 41, 42, 43, 44, 48, 58, 62, 64,

Page 29: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

55

66,74, 78, 84, 89, 98, 100, 101, 102, 105, 107, 110, 111, 116, 117, 120,

126 dan 129.

Pelanggaran terhadap maksim pujian submaksim kedua hanya

ditemukan lima data. Kelima data tersebut adalah data nomor 87, 88, 96,

113 dan 124. Kelima data tersebut menunjukkan bahwa penutur

meminimalkan pujian kepada mitra tutur.

4. Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim)

Seperti maksim-maksim sebelumnya, maksim kerendahan hati

juga terdiri dari dua submaksim. Submaksim tersebut ialah a) pujilah

diri sendiri sesedikit mungkin dan b) kecamlah diri sendiri sebanyak

mungkin. Berikut masing-masing pelanggaran terhadap maksim

kerendahan hati dari kedua maksim tersebut.

a) Pujilah Diri Sendiri Sesedikit Mungkin

Pelanggaran terhadap maksim kerendahan hati khusunya

maksim pertama dapat ditunjukkan oleh contoh data di bawah ini.

[14] Konteks Tuturan:

Bapak yang baru datang menemui bahwa ibu sedang

bercerita kepada Tere (anaknya) tentang masa remaja ibu dan

bapak, masa mereka saling mengenal satu sama lain dan berujung

pada pernikahan. Mengetahui hal itu, mungkin bapak merasa malu

karena dulu bapak mengejar ibu untuk menjadi istrinya. Bapak

mencoba untuk membanggakan dirinya sendiri, bapak merasa

kalau dia memang tampan dan wajar saja tertarik pada bapak.

Page 30: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

56

Bentuk Tuturan:

Bapak : Kowe isa crita karo anakmu,Tere. Mbiyen

jaman nom-nomanku ngglibeng kowe?

‘Kamu bisa bercerita kepada anakmu, Tere.

Dahulu zaman remajaku memperebutkan

kamu?’

Ibu : Lha nggih mboten? Nyatane ya nggih ta?

‘Lha benar tidak? Kenyataannya iya

bukan?’

Bapak : Lho, ora perkara ngglibeng. Mbiyen nalika

takajari joged, kowe ethok-ethok sampure

keri, ya ta? Mangka mbiyen ki sing bagus

dhewe aku, ra enek liyane. Tenan kuwi! ‘Loh, bukan masalah memperebutkan.

Dahulu ketika saya ajar menari, kamu

berpura-pura bahwa sampurmu tertinggal, ya

bukan? Padahal dahulu yang paling

tampan saya, tidak ada yang lain. Benar

itu!’

(49/TU/PJ/15/02/16)

Tuturan [14] terdapat tuturan yang tidak santun. Tuturan

yang tidak santun itu diucapkan oleh bapak yang berbunyi,

Mangka mbiyen ki sing bagus dhewe aku, ra enek liyane.

‘Padahal dahulu yang paling tampan saya, tidak ada yang

lain.’ jelas terlihat tuturan tersebut melanggar maksim kerendahan

hati, terutama submaksim pertama karena tuturan itu

memaksimalkan pujian terhadap diri sendiri.

Ibu terutama yang sedang bercerita kepada Tere (anaknya)

disela oleh bapak. Bapak tiba-tiba datang dan mendengar cerita itu

sewaktu remaja dulu. Bapak tiba-tiba menyela pembicaraan dan

mencoba untuk membela diri serta membanggakan diri sendiri

bahwa dia memang sosok lelaki yang tampan. Bapak tidak mau

Page 31: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

57

terlihat bahwa dia sangat mengejar cinta ibu dengan

membanggakan diri sendiri.

Tuturan bapak, Mangka mbiyen ki sing bagus dhewe aku,

ra enek liyane. ‘Padahal dahulu yang paling tampan saya,

tidak ada yang lain.’ jelas mengandung masud bahwa dia

memaksimalkan pujan terhadap diri sendiri. Dilihat dari maksim

kerendahan hati, tuturan bapak jelas melanggar maksim tersebut,

khususnya submaksim pertama. Bapak mengatakan bahwa dia

yang paling tampan.

Dengan pujian itu bapak merasa kalau dia memang disukai

banyak wanita, sehingga tidak terlalu terlihat bahwa bapak yang

begitu mengejar cinta ibu. Bapak juga melakukan pembelaan

bahwa dahulu ibu yang mencari alasan untuk tetap dekat dan

diperhatikan oleh bapak karena ketampanannya.

Data lain yang menunjukkan pelanggaran terhadap maksim

kerendahan hati terutama submaksim pertama terlihat pada percakapan di

bawah ini.

[15] Konteks Tuturan:

Resy dan Ario sedang berulang tahun dan mereka heboh

membicarakan umur mereka masing-masing. Mereka berdua

berebut mempunyai umur yang masih remaja. Pada kenyataannya,

umur mereka sudah 20 tahun ke atas. Dalam percakapan tersebut

Ario mengatakan bahwa dia masih langsing tidak seperti wanita

yang berumur 20 tahun ke atas.

Page 32: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

58

Bentuk Tuturan:

Resy : Nek niki limalas, aku tak wolulas taun.

Niku asli bu, mboten kurang. Ya jik kenceng

lo jane mbkayu ki.

‘Kalau ini lima belas, aku yang delapan

belas tahun.itu asli, tidakk kurang. Ya masih

kencang loh sebenarnya kakak ini.’

Ario : Ya genah, awakku langsing ngono, sing

gedhe gur bokongku thok.

‘Ya jelas, tubuhku begitu langsing, yang

besar hanya pantatku.’

(60/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [15] dapat dilihat terdapat tuturan yang

melanggar maksim kerendahan hati, terutama submaksim pertama

karena penutur (Ario) memperbanyak pujian terhadap diri sendiri.

Pelanggaran terhadap maksim kerendahan hati khususnya

submaksim submaksim pertama itu terlihat pada tuturan Ario Ya

genah, awakku langsing ngono ‘Ya jelas, tubuhku begitu

langsing’.

Ario dan Resy sedang membicarakan umur mereka dengan

mengaku masih seperti remaja yang berumur belasan tahun. Resy

yang mengatakan bahwa dia masih berumur delapan belas tahun

tiba-tiba memuji Ario (kakaknya) jika kakaknya itu masih

mempunyai tubuh yang bagus dan kencang. Tuturan Resy tersebut

seketika ditanggapi oleh Ario dengan hati riang dan justru memuji

dirinya sendiri.

Page 33: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

59

Tuturan Ario Ya genah, awakku langsing ngono ‘Ya jelas,

tubuhku begitu langsing’, memperlihatkan bahwa dia memuji diri

sendiri. Dia memuji dirinya sendiri bahwa tubuhnya masih

langsing layaknya remaja wanita pada umumnya, padahal

kenyataannya umur Ario sudah hampir 30 tahun. Tuturan Ario

yang memuji diri sendiri tersebut merupakan tuturan yang tidak

santun.

Contoh lain yang merupakan pelanggran terhadap maksim

kerendahan hati adalah sebagai berikut.

[16] Konteks Tuturan :

Widodo dan Sarjiwa sedang membicarakan tentang

keberanian yang masing-maisng mereka miliki. Tiba-tiba Sajiwa

mengatakan jika dia dijadikan sebagai petugas keamanan di

kampungnya. Dia juga menjelaskan walaupun ada orang yang lebih

sakti dari dirinya. Sajiwalah yang dijadikan petugas keamanan di

kampunya.

Bentuk Tuturan:

Widodo : Ning tak akoni kang, kowe sing sugih

kendel, turu ning kuburan dhewe wani.

‘Tetapi saya akui, kamu yang kaya akan

keberanian, tidur di pemakamam sendirian

berani.’

Sarjiwa : Mulakno. Sak kendel-kendele wong, sekti

mandhraguna, ning kampung aku ki

didadekne keamanan loh.

Page 34: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

60

‘Maka dari itu. Seperti apapun orang yang

berani, saktimandraguna, di kampung

sayalah yang dijadikan keamanan’

Widodo : Keamanan?

‘Keamanan?’

Sarjiwa : Iya, bareng aku didadekne keamanan,

kampungku dadi aman.

‘Ya, semenjak aku dijadikan keamanan,

kampung saya menjadi aman.’

(91/PA/PJ/22/02/16)

Pada percakapan [16] terdapat tuturan yang tidak santun.

Keltidaksantunan tersebut karena melanggar maksim kerendahan

hati. Pelanggran terhadap maksim kerendahan hati, khususnya

submaksim pertama karena memaksimalkan pujian terhadap diri

sendiri.

Tuturan Sajiwa Iya, bareng aku didadekne keamanan,

kampungku dadi aman. ‘Ya, semenjak aku dijadikan

keamanan, kampung saya menjadi aman.’ memperlihatkan

bahwa dia memuji dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa

semenjak dia dijadikan petugas keamanan, kampungnya menjadi

aman. Sajiwa menuturkan sesuatu yang maksudnya untuk

membanggakan diri sendiri. Dia terlalu mengganggap dirinya

adalah sosok pemberani, sehingga semenjak dia diangkat menjadi

petugas keamanan di kampungnya aman dari pencuri.

Sajiwa menganggap bahwa berkat dirinya menjadi petugas

keamanan, situasi kampungnya menjadi aman. Tindakan Sajiwa

yang menganggap dirinya pemberani dan berujung pada tuntutan

Page 35: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

61

yang berupa pemujian terhadap diri sendiri seperti itu merupakan

tuturan yang tidak santun.

Dalam penelitian ini, ditemukan dua puluh dua data yang

menunjukkan pelanggran terhadap submaksim pertam maksim kerendahan

hati. Data tersebut dapat dilihat pada data nomor 10, 11, 21, 26, 29, 31, 34,

46, 50, 57, 60, 65, 73, 82, 86, 90, 91, 92, 112, 125 dan 130.

b) Kecamlah Diri Sendiri Sebanyak Mungkin

Submaksim kedua dari maksim kerendahan hati ini adalah

kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin, namun submaksim ini

sengaja dilanggar untuk menimbulkan kelucuan dalam tuturan para

pelaku tutur yang ada dalam acara Pangkur Jenggleng. Hal

tersebut dapat dilihat dalam percakapan dibawah ini.

[17] Konteks Tuturan

Ario dan Resy sedang membicarakan tentang tubuh yang dimiliki

oleh Ario. Ario yang mempunyai bentuk tubuh langsing daripada

Resy (adiknya). Di tengah pembicaraan, Resy memuji Ario karena

kekencangan tubuh yang dimiliki Ario. Ario menanggapi pujian itu

dengan hati yang gembira dan merasa tersanjung.

Bentuk Tuturan:

Resy : Nek niki limalas, aku tak wolulas taun.

Niku asli bu, mboten kurang. Ya jik kenceng

lo jane mbkayu ki.

‘Kalau ini lima belas, aku yang delapan

belas tahun.itu asli, tidakk kurang. Ya masih

kencang loh sebenarnya kakak ini.’

Page 36: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

62

Ario : Ya genah, awakku langsing ngono, sing

gedhe gur bokongku thok. ‘Ya jelas, tubuhku begitu langsing, yang

besar hanya pantatku.’

(61/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [17] terdapat pelanggaran maksim

kerendahan hati. Tuturan yang disampaikan Ario yang berbunyi

sing gedhe gur bokongku thok. ‘yang besar hanya pantatku.’,

telah melanggar maksim kerendahan hati terutama submaksim

kedua karena melakukan pengecaman sesedikit mungkin terhadap

diri sendiri seperti yang dilakukan Ario tersebut merupakan tuturan

yang tidak santun.

Ario menuturkan bahwa yang besar dari anggota tubuhnya

hanya bagian pantat. Ario menganggap tubuhnya masih bagus,

langsing dan seperti tubuh milik para remaja sekarang ini. Tidak

dipungkiri usia Ario menginjak 30 tahun. Ario merasa tubuhnya

sempurna, hanya satu bagian tubuhnya yang dianggapnya besar

yaitu bagian pantat.

Tuturan Ario sing gedhe gur bokongku thok. ‘yang besar

hanya pantatku.’, merupakan tuturan yang berupa pengecaman

terhadap diri sendiri, namun kecaman yang dilakukan oleh Ario ini

sangat minim. Dia menegaskan hanya pantatnya yang besar. Kata

thok ‘hanya’ merupakan bukti untuk meminimalkan kecaman

terhadap diri sendiri. Tututran yang meminimalkan kecaman

terhadap diri sendiri tersebut jelas tidak sopan dan melanggar

maksim kerendahan hati, khususnya submaksim kedua.

Page 37: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

63

Terdapat enam data yang merupakan pelanggran terhadap maksim

kerendahan hati, khususnya submaksim kedua. Keenam data tersebut dapat

dilihat pada data nomor 61, 83, 93, 94, 121 dan 123.

Pelanggaran terhadap maksim kerendahan hati merupakan

pelanggaran yang menempati urutan kedua terbanyak dalam penelitian ini.

Terdapat dua puluh delapan data yang menunjukkan pelanggaran yang

meliputi submaksim pertama dan kedua.

5. Maksim Kesepakatan (Agreement Maxim)

a) Usahakan Agar Ketaksepakatan Antara Diri dan Lain Terjadi

Sesedikit Mungkin

Pelanggaran terhadap maksim kesepakatan terutama

submaksim kedua ini, dapat dilihat dari beberapa contoh tuturan

dalam percakapan acara Pangkur Jenggleng. Berikut beberapa

contohnya.

[18] Konteks Tuturan:

Tere sedang memperhatikan ibunya yang sedang menari.

Tiba-tiba Tere menuji ibunya karena ibunya masih luwes dalam

menari. Tere memanggil ibunya dengan sebutan mama supaya

lebih gaul dan di zaman sekarang panggilan itu sudah biasa

digunakan untuk memanggil sosok ibu. Tetapi ibu tidak setuju jika

Tere memanggilnya dengan paggilan mama. Ibu merasa tidak

pantas di panggil mama.

Bentuk Tuturan:

Tere :Mamah kwi joged ya isih luwes.

Page 38: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

64

‘Mama itu menari juga masih luwes.’

Ibu :Mbok aja mamah ta!

‘Jangan mama lah!’

Tere :Kan saiki, cah enom saiki mamah ngono

lho mah!

‘Sekarang, anak muda sekarang mama

begitu loh ma!’

(45/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [18] terdapat pelanggaran terhadap

maksim kesepakatan terutama submaksim pertama karena penutur

(ibu) melakukan ketaksepakatan antara diri sendiri dan orang lain

terjadi sebanyak mungkin. Pelanggaran dilakukan oleh ibu yang

diperankan oleh Rini kepada anaknya (Tere) terlihat pada tuturan

Mbok aja mamah ta! ‘jangan mama lah!’.

Tuturan Mbok aja mamah ta! ‘jangan mama lah!’,

melanggar maksim kesepakatan akrena tuturan tersebut

dimaksudkan untuk memaksimalkan ketaksepakatan antara ibu dan

Tere. Tere yang memanggil ibunya mama tidak diindahkan oleh

ibu. Ibu merasa bahwa panggilan itu tidak pantas untuk dirinya.

Menurut ibu, panggilan seperti itu hanya cocok digunakan oleh

orang kota, sedangkan Tere dan ibunya hanya orang desa yang

tidak pantas menggunakan panggilan ala orang kota.

Penutur (ibu) tidak sepakat dengan Tere khususnya

mengenai tuturan mamah. Di sini terlihat penutur melakukan

ketaksepakatan dengan lawan bicara (Tere) dengan menuturkan

Mbok aja yang berarti jangan. Ibu tidak senang jika dia dipanggil

mama oleh anaknya itu.

Page 39: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

65

Contoh lain pelanggaran terhadap maksim kesepakatan khususnya

submaksim peertama dapat dilihat dari contoh berikut ini.

[19] Konteks Tuturan:

Tere dan keluarga akan menghadiri acara syukuran ulang

tahun Resy dan Ario. Bapak mengatakan bahwa mereka tidak perlu

membawa apapun untuk menhadiri cara tersebut. Bapak

menambahkan jika terdapat sesuatu yang ada di sana dan bisa di

minta untuk dibawa pulang, maka dia akan memintanya. Tere tidak

setuju dengan rencana bapak yang seperti itu.

Bentuk Tuturan:

Bapak : Ora sah nggawa apa-apa.

‘Tidak perlu membawa apapun.’

Tere : Sing penting nganggo klambi, rapapa buk.

‘Yang penting menggunakan pakaian, tidak

apa-apa bu.’

Bapak : Ora sah gawa apa-apa, nko yen kana ana

apa-apa wae digawa.

‘Tidak perlu membawa apapun, nanti kalau

ada apapun saja dibawa.’

Tere : Wegah! Bapak kuwi nak malah ngisin-

isini. ‘Tidak! Bapak itu justru memalukan.’

(53/Tambah Umur/PJ/15 Februari 2016)

Pada percakapan [19] terdapat pelanggaran terhadap

maksim kesepakatan, terutama terhadap submaksim pertama

karena penutur tidak memiliki kesepakatan dengan mitra tutur.

Pelanggaran maksim kesepakatan terlihat pada tuturan Tere. Tere

telah menyatakan ketaksepakatan kepada bapak dengan

Page 40: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

66

menuturkan Wegah! Bapak kuwi nak malah ngisin-isini. ‘Tidak!

Bapak itu justru memalukan.’.

Tere dan bapak yang sedang berbincang-bincang, tiba-tiba

membahas tentang undangan dari Resy dan Ario untuk menghadiri

acara syukuran acara ulang tahun mereka berdua. Bapak

mengemukakan pendapatnya untuk tidak membawa apapun sebagai

hadiah ulang tahun untuk Resy dan Ario.

Saat itu memang keluarga Tere sedang tidak mempunyai

apapun untuk dibawa ke acara syukuran ulang tahun Resy dan Ario

sebagai hadiah. Bapak juga menambahkan jika ada sesuatu di

rumah Resy dan Ario yang bisa diminta dan dibawa pulang, bapak

akan membawa pulang barang itu.

Mendengar pernyataan bapak Tere menyatakan

ketaksepakatannya. Menurut Tere, apa yang akan dilakukan bapak

itu adalah perbuatan yang memalukan. Pernyataan Tere yang

menyatakan ketaksepakatan dengan bapak tersebut sangat

bertentangan dengan submaksim pertama maksim kesepakatan,

untuk mengusahaan ketaksepakatan diri dengan lain terjadi

sesedikit mungkin. Tuturan Tere yang melanggar maksim

kesepakatan termasuk tuturan yang tidak santun.

Berikut adalah contoh lain dari pelanggraan terhadap maksim

kesepakatan, khususnya submaksim pertama dalam acara Pangkur

Jenggleng.

Page 41: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

67

[20] Konteks Tuturan:

Resy dan Ario sedang merayakan ulang tahun mereka

berdua secara bersamaan dengan mengadakan syukuran dan

mengundang beberapa kerabat mereka. Salah satu kerabatnya

adalah keluarga Tere. Tere yang datang beserta keluarganya

memperhatikan situasi yang ada di sana. Tiba-tiba mereka

membicarakan tumpeng yang hanya berukuran kecil, padahal yang

berulang tahun saat itu adalah dua orang. Keluarga Tere

menganggap tumpeng itu terlalu kecil tidak seperti yang mereka

kira sebelumnya.

Bentuk Tuturan:

Tere : Bu, bu tak kandani. Ulang taun wong loro

kok tumpenge cilik banget ya.

‘Bu, bu saya beri tahu. Ulang tahun berdua

tumpengnya kecil sekali ya’

Bapak : Iki dudu tumpeng!

‘Ini bukan tumpeng!’

Ibu : Lha napa pak?

‘Lha apa pak?’

Bapak : Sompil!

‘Remis!’

(76/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [20] terdapat pelanggaran terhadap

maksim kesepakatan. Submaksim yang dilanggar dari maksim

kesepakatan tersebut adalah submaksim pertama, karena penutur

memiliki ketaksepakatan dengan mitra tutur. Pelanggaran tampak

pada tuturan bapak yang menanggapi pernyataan Tere. Tuturan

Page 42: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

68

yang melanggar maksim kesepakatan terlihat pada tuturan bapak

Iki dudu tumpeng! ‘Ini bukan tumpeng!’.

Tere sebelumnya menyatakan bahwa tumpeng ulang tahun

Resy dan Ario itu terlalu kecil. Tumpeng tersebut adalah tumpeng

ulang tahun untuk dua orang, yaitu Resy dan Ario. Seharusnya,

tumpeng yang digunakan adalah tumpeng yang besar, lebih besar

dari biasanya yang digunakan oleh satu orang. Namun, Resy dan

Ario hanya biasa membeli tumpeng yang berukuran kecil. Dengan

sangat terpaksa, mereka berdua hanya bisa menghidangkan

tumpeng yang berukuran kecil untuk acara ulang tahun mereka.

Tuturan Resy ditanggapi oleh bapak dengan menyatakan

ketaksepakatan dengan Tere. Penutur (bapak) mengujarkan sesuatu

yang menunjukan ketaksepakatannya terhadap mitra tutur dengan

mengatakan bahwa benda yang diujarkan oleh Tere yang disebut

sebagai tumpeng itu bukanlah tumpeng.

Bapak menambahkan bahwa yang dianggap tumpeng oleh

Tere itu adalah sompil ‘remis’ penutur menyatakan ketaksepakatan

dengan mitra tutur karena penutur melihat bahwa tumpeng ulang

tahun Resy dan Ario terlalu kecil. Maka dari itu, bapak tidak mau

menganggap bahwa benda itu adalah tumpeng dan justru

menyebutnya sompil ‘remis’. Remis adalah kerang sungai yang

berwarna hitam yang mempunyai ukuran sebesar ibu jari.

Ditemukan tiga belas data dalam penelitian ini yang merupakan

pelanggaran terhadap submaksim pertama maksim kesepakatan.

Page 43: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

69

b) Usahakan Agar Kesepakatan Antara Diri dengan Lain Terjadi

Sebanayak Mungkin

Dalam penelitian ini hanya terdapat dua data yang

menunjukkan pelanggaran terhadap submaksim kedua maksim

kesepakatan. Berikut adalah analisis percakapan yang melanggar

maksim kesepakatan, khususnya submaksim kedua.

[21] Konteks Tuturan:

Resy dan Ario sedang berdebat mengenai usis mereka

masing-masing. Mereka selalu ingin dianggap lebih muda dari

usianya yang sekarang. Tiba-tiba saat mereka berdebat, penonton

memotong pembicaraa mereka berdua dengan mengatakan bahwa

usia Resy adalah sebelas tahun. Mendengar pernyataan penonton,

Ario merasa kurang setuju.

Bentuk Tuturan:

Resy : Umurku ki, yen pancen kwe mirsani pira?

‘Jika memang kamu melihat, berapausiaku

ini?’

Penonton : Sewelas.

‘Sebelas’

Ario : Mosok sewelas Bu!

‘Yang benar sebelas Bu?’

Resy : Ora sah serik ngono lo.

‘Tidak perlu iri begitu loh’

(56/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [21] terdapat tuturan yang tidak santun.

Ketidaksantunan tersebut karena terdapat tuturan yang melanggar

maksim kesepakatan, terutama submaksim kedua karema penutur

meminimalkan kesepakatan antara diri dengan lain. Pelanggaran

Page 44: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

70

terhadap maksim kesepakatan terlihat pada tuturan Ario, Mosok

sewelas Bu! ‘Yang benar sebelas Bu?’.

Penonton memotong dan menjawab pertanyaan Resy

tentang berapakah usianya sekarang. Penonton menjawab bahwa

usia Resy adalah sebelas tahun. Pernyataan penonton itu kurang

disetujui oleh Ario. Ario merasa bahwa pernyataan penonton itu

terlalu memihak Resy dengan menyatakan bahwa usia Resy masih

sebelas tahun. Berarti dari pernyataan penonton tersebut, Resy

terlihat lebih muda dan bisa dikatakan sebagai remaja.

Tuturan Ario, Mosok sewelas Bu! ‘Yang benar sebelas

Bu?’ merupakan bentuk tuturan bahwa Ario membuat kesepakatan

antara diri dengan lain sesedikit mungkin. Dengan kata lain, Ario

telah meminimalkan kesepakatan dengan orang lain, orang lain

yang dimaksud di sini adalah penonton. Tuturan Ario yang seperti

dicontohkan di atas telah melanggar maksim kesepakatan terutama

submaksim kedua.

Data yang menunjukkan pelanggaran terhadap submaksim kedua

maksim kesepakatan hanya ditemukan dua data. Kedua data tersebut dapat

dilihat pada nomor 9 dan 56.

Selain keempat data yang telah dianalisis di atas, masih ada data

lain yang menunjukkan pelanggaran terhadap maksim kesepakatan yang

meliputi submaksim pertama dan kedua. Data lain yang menunjukkan

pelanggaran terhadap submaksim pertama ada pada data nomor 2, 5, 13,

Page 45: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

71

24, 28, 47, 54, 67, 118 dan 128. Data lain yang menunjukkan pelanggaran

terhadap submaksim kedua maksim kesepakatan adalah data nomor 9.

6. Maksim Simpati (Sympathy Maxim)

Maksim keenam dalam prinsip kesantunan ini juga terdiri dari

dua submaksim, yaitu a) kurangi rasa antipati antara diri dengan lain

sekecil mungkin dan b) tingkatkan rasa simpati sebnayak-banyaknya

antara diri dan lain. Dalam penelitian ini, hanya ditemukan satu

pelanggran terhadap maksim simpati, khususnya submaksim pertama.

Data tersebut ditunjukkan oleh data nomor 103.

a) Kurangi Rasa Antipati Antara Diri dengan Lain Sekecil

Mungkin

Terdapat satu percakapan yang merupakan pelanggaran

terhadap maksim simpati khususnya submaksim pertama. Data

tersebut adalah sebagai berikut.

[22] Konteks Tuturan:

Rini ingin melaporkan kasus penipuan yang dialaminya ke

kantor polisi. Pelaku penipuan itu adalah teman Widodo (suami

Rini). Widodo akan diancam oleh temannya dan mungkin akan

terjadi hal yang tidak diinginkan. Tetapi Rini tidak menghiraukan

nasib suaminya yang akan menerima ancaman atau yang lainnya.

Bentuk Tuturan:

Rini : Ya yen ngene ki kojur aku. Mati-mati.

‘Ya, jika seperti itu celaka aku. Mati-mati’

Widodo : Ya aja. Yen kwe mati aku terus piye?

Page 46: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

72

‘Ya jangan. Jika kamu meninggal aku

bagaimana?’

Rini : Karepmu! Wis ayo lapor polisi!

‘Terserah! Sudah ayo lapor polisi!’

(103/PA/PJ/22/02/16)

Pada percakapan [22] terdapat pelanggaran terhadap

maksim simpati, khususnya submaksim pertama karena

memaksimalkan rasa antipati kepada orang lain. Pelanggran

terlihat pada tuturan Rini, Karepmu! ‘Terserah!’. Tuturan tersebut

dilontarkan oleh Rini kepada suaminya karena telah membiarkan

jarit dagangannya dibawa oleh Sajiwa (teman Widodo) tanpa

membayar serupiah pun.

Berdasarkan tuturan tersebut, dapat dilihat bahwa penutur

(Rini) sama sekali tidak mengurangi rasa antipati kepada mitra

tutur Widodo sedang merasa gelisah dan takut kalau nantinya dia

akan diancam oleh Sajiwa dan mungkin bisa saja sesuatu yang

buruk bisa terjadi padanya. Seharusnya penutur dapat memberikan

pengertian dengan sopan dan membuat hati suaminya damai.

Penutur seharusnya bisa mengatakan bahwa semua akan baik-baik

saja dengan menyerahkan kasus tersebut ke polisi. Rini seharusnya

bisa mengurangi rasa anti pati kepada Widodo.

Melalui tuturan tersebut, terlihat bahwa penutur justru

meningkatkan antipati kepada mitra penutur. Penutur sama sekali

tidak bersimpati walaupun mitra tutur sedang gelisah dan takut

Page 47: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

73

karena bisa saja Sajiwa melakukan sesuatu yang buruk

terhadapnya.

Tuturan Karepmu! ‘Terserah!’ mununjukkan bahwa

punutur tidak mau tahu dengan urusan mitra tutur. Rasa antipati

penutur jelas terlihat, karena mitra tutur sedang merasa gelisah dan

takut. Penutur justru mengatakan Karepmu! ‘Terserah!’ dan sama

sekali tidak memperhatikan perasaan mitra tutur. Hal tersebut

sanagt bertentangan dengan submaksim pertama maksim simpati

yang seharusnya mengurangi rasa simpati antara diri dengan yang

lain hingga sekecil mungkin.

b) Tingkatkan Rasa Simpati Sebanyak-banyaknya Antara Diri

dan Lain

Dalam penelitian ini, tidak ditemukan data yang merupakan

pelanggaran terhadap maksim simpati terutama submaksim kedua

yaitu tingkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri dan

lain.

7. Maksim Pertimbangan (Consideration Maxim)

a) Minimalakan Rasa Tidak Senang pada Mitra Tutur

Dalam acara Pangkur Jenggleng, terdapat banyak

pelanggaran terhadap submaksim pertama maksim pertimbangan.

Berikut contoh tuturan yang terdapat dalam percakapan yang

melanggar submaksim yang seharusnya meminimalkan rasa tidak

senang pada mitra tutur.

Page 48: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

74

[23] Konteks Tuturan:

Ketika Resy dan Ario sedang merayakan syukuran ulang

tahun mereka berdua, banyak tamu yang datang dan memberikan

doa serta ikut memeriahkan acara tersebut. Belum sampai Resy dan

Ario mengucapkan terima kasih kepada tamu undangan, bapak

terlihat tidak senang kepada Resy ataupun Ario karena mereka

berdua belum menyampaikan ucapan terima kasih kepada tamu

undangan.

Bentuk Tuturan:

Bapak : Lha ngeneki lho, wohing kerukunan. Sing

ulang taun si Ari karo Resy nganti

disengkuyung karo kanca-kanca akeh. Sing

rawuh ya akeh. Ya, raketan piye, matur

nuwun pa piye ngono, kok mung meneng

wae! ‘Lha begini loh, hasil dari kerukunan. Yang

berulang tahun si Ari dan Resy sampai

didukung oleh teman-teman.Ya sekedar,

terima kasih atau bagaimana begitu, kok

hanya diam saja!’

Ario : Kowe po aku?

‘Kamu atau saya?’

(68/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [23] terdapat pelanggaran terhadap

maksim pertimbangan, khususnya terhadap submaksim pertama

karena tidak meminimalkan rasa tidak senang kepada mitra tutur.

Pelanggaran terhadap maksim pertimbangan terlihat pada tuturan

bapak, Ya, raketan piye, matur nuwun pa piye ngono, kok mung

meneng wae! ‘Ya sekedar, terima kasih atau bagaimana begitu,

Page 49: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

75

kok hanya diam saja!’. Tuturan bapak merupakan tuturan

menyampaikan pendapat.

Pendapat yang dikemukakan bapak kepada Ario dan Resy

cukup membuat hati mereka tidak senang, karena tuturan bapak

membuat Ario ataupun Resy merasa tidak enak hati kepada seluruh

tamu undangan. Resy dan Ario merasa malu karena bapak telah

mengingatkan dirinya untuk berterima kasih kepada tamu

undangan yang seharusnya mereka lakukan tanpa diingatkan oleh

bapak.

Tuturan bapak tidak mempertimbangkan tentang

bagaimana perasaan Ario dan Resy. Apabila tuturan bapak

didengar banyak orang, maka Resy dan Ario merasa malu serta

bersalah. Tuturan bapakakan lebih sopan apabila bagian yang

dianggap bisa menyinggung perasaan Ario dan Resy tidak

disebutkan secara detail. Tuturan bapak tersebut bertentangan

dengan submaksim pertama maksim pertimbangn, yang seharusnya

meminimalkan rasa senang kepada mitra tutur.

Contoh lain percakapan yang melanggar maksim pertimbangan,

khusunya submaksim pertama adalah sebagai berikut.

[24] Konteks Tuturan:

Endah yang sedang bercerita tentang pengalamannya

mengajar menari dan menyanyi di luar negri tiba-tiba dibuat

jengkel oleh Pak Mur. Pak Mur selalu memotong pembicaraan

Endah dengan gurauan membuat Endah jengkel dan menuturkan

Page 50: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

76

tuturan yang dapat menyinggung perasaan Pak Mur dan dapat

membuat Pak Mur bersedih.

Bentuk Tuturan:

Pak Mur : Aku ki ora arep nyela-nyela, ya gur arep

ngisruh.

‘Aku ini tidak akan menyela, ya hanya akan

mengganggu.’

Endah : Nggih ngoten niku. Asline Pak Mur niku

mbiyen jatuh cinta kalih kula, ning kula

mboten gelem. Kaceka pira-pira kula pilih

Mas Inung.

‘Ya begitulah. Sebenarnya Pak Mur itu

dahulu jatuh cinta dengan saya, tetapi

saya tidak mau. Selisih berapapun saya

memilih Mas Inung.’

(119/PA/PJ/22/02/16)

Pada percakapan [24] terdapat tuturan yang tidak santun

karena melanggar maksim pertimbangan. Submaksim dari maksim

pertimbangan yang dilanggar adalah submaksim pertama, yaitu

memaksimalkan rasa tidak senang pada mitra tutur. Pelanggaran

yang dilakukan Endah kepada Pak Mur terlihat pada tuturan,

Asline Pak Mur niku mbiyen jatuh cinta kalih kula, ning kula

mboten gelem. Kaceka pira-pira kula pilih Mas Inung.

‘Sebenarnya Pak Mur itu dahulu jatuh cinta dengan saya,

tetapi saya tidak mau. Selisih berapapun saya memilih Mas

Inung.’.

Pak Mur yang selalu memotong pembicaraan Endah

membuat Endah merasa jengkel sehingga dia mengujarkan sesuatu

yang bisa menyinggung perasaan Pak Mur dan mungkin bisa

membuat Pak Mur bersedih. Perkataan Endah bisa mengingatkan

Page 51: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

77

Pak Mur tentang peristiwa yang telah dialaminya pada masa

remaja saat Pak Mur jatuh cinta pada Endah. Namun, Endah tidak

bisa membalas perasaan Pak Mur dengan perasaan yang sama.

Tuturan Endah dapat membuat perasaan Pak Mur tidak

karuan jika teringat masa lalu bahwa cintanya tidak terbalas.

Bahkan wanita yang dicintainya justru memilih laki-laki lain. Hal

seperti itu bisa membuat Pak Mur bersedih.

Hal yang dilakukan penutur bukan membuat mitra tutur

lebih terhibur dan ikhlas menerima yang telah terjadi, tetapi justru

membuatnya semakin ‘panas’ dan ‘marah’. Tuturan yang tidak

meminimalkan rasa tidak senang pada mitra tutur tersebut

merupakan tuturan yang melanggar maksim

pertimbangan,terutama submaksim pertama.

Ditemukan lima data yang melanggar maksim pertimbangan,

terutama submaksim pertama. Data tersebut dapat dilihat pada nomor 4, 8,

68, 85 dan 119.

b) Maksimalkan Rasa Senang pada Mitra Tutur

Dalam acara Pangkur Jenggleng, terdapat banyak

pelanggaran terhadap submaksim kedua maksim pertimbangan.

Berikut contoh tuturan yang terdapat dalam percakapan yang

melanggar submaksim yang seharusnya memaksimalkan rasa

senang pada mitra tutur.

Page 52: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

78

[25] Konteks Tuturan

Resy dan Ario sedang berulang tahun, tiba-tiba Ario keluar

membawa sebuah tumpeng ulang tahun. Melihat tumpeng yang

berada di atas tangan Ario, Tere pun menyatakan bahwa tumpeng

yang dibawa Ario itu kecil, padahal yang berulang tahun pada saat

itu adalah dua orang. Tere berpendapat seharusnya tumpeng

mereka berdua itu lebih besar dari tumpeng yang dibawa Ario pada

saat ini.

Bentuk Tuturan:

Ario : Wong jenenge ulang taun kok es teh, ya

tumpeng ta ya.

‘Yang namanya ulang tahun kok es teh, ya

tumpeng kan ya.’

Tere : Bu, bu tak kandani. Ulang taun wong loro

kok tumpenge cilik banget ya. ‘Bu, bu saya beri tahu. Yang berulang

tahun berdua kok tumpengnya sangat

kecil ya.’

(75/TU/PJ/15/02/16)

Pada percakapan [27] terdapat pelanggaran terhadap

maksim pertimbangan. Maksim pertimbangan yang dilanggar

khususnya submaksim kedua karena meminimalkan rasa yang

sedang berulang tahun. Pelanggaran tersebut terlihat pada tuturan

Tere Ulang taun wong loro kok tumpenge cilik banget ya. ‘Yang

berulang tahun berdua kok tumpengnya sangat kecil ya.’,

tutaran tersebut merupakan tuturan yang menyatakan sebuah

pendapat.

Page 53: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

79

Resy dan Ario yang sedang berulang tahun memang

membeli tumpeng untuk ulang tahun mereka. Mereka membeli

tumpeng itu dengan cara iuran, ketika Ario membawa tumpeng itu

keluar. Tere menuturkan Ulang taun wong loro kok tumpenge

cilik banget ya. ‘Yang berulang tahun berdua kok tumpengnya

sangat kecil ya.’, tuturan Tere tersebut akan mengingatkan

keadaaan Ario dan Resy yang sedang tidak mempunyai banyak

uang untuk membeli tumpeng yang lebih besar dari yang bisa

diperolehnya sekarang.

Tuturan Tere tersebut dapat mengurangi kebahagian yang

dirasakan Resy dan Ario ketika acara syukuran ulang tahun mereka

berlangsung. Resy dan Ario mungkin merasa sedih dan malu

karena tumpeng yang bisa diperoleh hanya sebuah tumpeng kecil,

sama seperti yang dituturkan Tere. Dengan kata lain tuturan Tere

dapat mengrangi kebahgiaan yang dirasakan oleh Ario dan Resy.

Hal yang dilakukan penutur (Tere) kepada mitra tutur

bukan membuat mitra tutur merasa bahagia, tetapi justru

membuatnya merasa malu sekaligus bersedih karena tidak mampu

membeli tumpeng yang lebih besar. Tuturan Tere tersebut

bertentangan dengan submaksim kedua maksim pertimbangan

yang seharusnya memaksimalkan rasa senang kepada mitra tutur.

Contoh percakapan lain yang merupakan pelanggaran terhadap

maksim pertimbangan khususnya submaksim kedua adalah sebagai

berikut.

Page 54: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

80

[26] Konteks Tuturan

Ki Dewaza dan Sarjiwa sedang membicarakan tentang

padepokan karawitan yang dimiliki masing-masing. Tiba-tiba

Sarjiwa menanyakan tentang Resy yang tidak lain murid di

padepokan karawitan milik Ki Dewaza. Sarjiwa menyatakan

sesuatu bahwa sepertinya Resy sulit untuk naik ke tingkat

selanjutnya.

Bentuk Tuturan:

Sarjiwa : Niki nggih siswa?

‘Ini siswa juga?’

Ki Dewaza : Nggih klebet niki.

‘Ya termasuk ini.’

Resy : Kula anyaran.

‘Saya baru.’

Sarjiwa : Ketoke ra munggah-munggah ngono.

‘Sepertinya tidak begitu mudah naik

tingkat.’

(109/PA/PJ/22/02/16)

Pada percakapan [24] terdapat pelanggaran terhadap

maksim pertimbangan, khususnya submaksim kedua karena

meminimalkan rasa senang pada mitra tutur. Pelanggaran terlihat

pada tuturan Sarjiwa Ketoke ra munggah-munggah ngono.

‘Sepertinya tidak begitu mudah naik tingkat’.

Tuturan Sarjiwa merupakan tuturan yang menyatakan

sesuatu bahwa menurut penglihatan dia, sepertinya Resy tidak

Page 55: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

81

mudah untuk naik ke tingkat selanjutnya dalam pembelajaran di

padepokan milik Ki Dewaza.

Sarjiwa yang datang ke padepokan Ki Dewaza sedang

membicarakan tentang padepokan masing-masing. Pada saat itu

Resy yang merupakan salah satu murid di padepokan Ayom-ayem

sedaang latihan. Tiba-tiba Sarjiwa bertanya kepada Ki Dewaza,

apakah perempuan yangs sedang berada di padepokan itu adalah

muridnya, padahal perempuan yang dimaksud Sarjiwa adalah

Resy. Ki Dewaza pun meng-iyakan pertanyaan dari Sarjiwa bahwa

Resy adalah salah satu muridnya. Resy juga menanggapi bahwa dia

adalah murid baru di padepokan Ayom-ayem.

Tuturan Sarjiwa Ketoke ra munggah-munggah ngono.

‘Sepertinya tidak begitu mudah naik tingkat.’ Merupakan

tuturan yang tidak santun. Tuturan Sarjiwa yang menganggap Resy

adalah murid yang susah untuk naik ke tingkat selanjutnya. Dengan

tuturan tersebut, Resy dapat merasa sedih dan mengganggap

dirinya memang susah untuk penerima seluruh pembelajaran dari

Ki Dewaza.

Perkataan Sarjiwa kepada Resy dapat mengurangi

kebahagiaan yang dirasakan oleh Resy. Tuturan Sarjiwa tersebut

telah meminimalkan rasa senang pada mitra tutur, yaitu Resy.

Tuturan yang seperti itu sangat bertentangan dengan maksim

Page 56: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

82

pertimbangan, khususnya submaksim kedua yang seharusnya

penutur memaksimalkan rasa senang kepada mitra tutur.

Terdapat enam data yang menunjukkan pelanggran terhadap

submaksim kedua maksim pertimbangan. Kelima data tersebut dapat

dilihat pada data nomor 7, 33, 39, 75, 80 dan 109.

Ditemukan data yang melanggar maksim pertimbangan. Data

pelanggaran terhadap kedua submaksim maksim pertimbangan sebanyak

sebelas data. Kesebelas data tersebut tampak pada data nomor 4, 7, 8, 33,

39, 68, 75, 80, 85, 109 dan 119.

Adapun pelanggaran prinsip kesantunan terhadap maksim-maksim Leech

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Pelanggaran Prinsip Kesantunan

No

Pelanggaran Prinsip

Kesantunan Data Nomor

1 Maksim Kearifan

a) Submaksim Pertama

b) Submaksim Kedua

12, 14, 19, 35, 63, 69, 71, 79, 99, 108,

114, 115, 122

18, 37, 70, 72, 106, 112, 127

2 Maksim Kedermawanan

a) Submaksim Pertama

b) Submaksim Kedua

3, 38, 52, 59, 77, 95

51, 104

3 Maksim Pujian

a) Submaksim Pertama

1, 6, 15, 17, 20, 22, 23, 27, 30, 32, 38, 41,

43, 44, 48, 58, 62, 64, 66, 74, 78, 84, 89,

98, 100, 101, 102, 105, 107, 110, 111,

Page 57: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

83

b) Submaksim Kedua

116, 117, 120, 126, 129

87, 88, 96, 113, 124

4 Maksim Kerendahan Hati

a) Submaksim Pertama

b) Submaksim Kedua

10, 11, 21, 26, 29, 31, 34, 46, 49, 50, 57,

60, 65, 73, 82, 86, 90, 91, 92, 112, 125,

130

61, 83, 93, 94, 121, 123

5 Maksim Kesepakatan

a) Submaksim Pertama

b) Submaksim Kedua

2, 5, 13, 24, 28, 45, 47, 53, 54, 67, 76,

118, 128

9, 56

6 Maksim Simpati

a) Submaksim Pertama

b) Submaksim Kedua

103

-

7 Maksim pertimbangan

a) Submaksim Pertama

b) Submaksim Kedua

4, 8, 68, 85, 119

7, 33, 39, 75, 80, 109

Page 58: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

84

B. Bentuk Pelanggaran Prinsip Kesantuan Terhadap Skala Kesantuan

Leech

Leech (1993: 194) mengidentifikasi tiga skala yang menunjukkan

tingkat kearifan suatu situasi percakapan tertentu. Skala-skala tersebut ialah

skala untung-rugi, keopsionalan dan ketaklangsungan. Ketiga skala tersebut

menentukan apakah tuturan tersebut arif atau tidak. Tuturan yang arif tentunya

merupakan tuturan yang santun, sebaliknya tuturan yang tidak arif merupakan

tuturan yang tidak santun.

Tuturan yang terdapat dalam acara Pangkur Jenggleng banyak yang

sengaja melanggar prinsip kesantunan demi menimbulkan kelucuan. Tuturan

yang tidak santun tersebut tentunya tidak arif dan melanggar skala kesantunan

Leech.

1. Skala Untung-Rugi

Skala ini memperkirakan keuntungan atau kerugian suatu

tindakan bagi penutur atau petutur (Leech, 1993: 194). Leech (1993:

166-167) menjelaskan peringkat kesantunan berdasarkan skala untung-

rugi. Berikut adalah contoh percakapan dalam acara Pangkur

Jenggleng TVRI Jogja yang melanggar skala kesantunan Leech,

khususnya menurut skala untung rugi.

[27] Konteks Tuturan :

Di padepokan ada beberapa orang yang ingin berlatih

menyanyi dan menari. Pak Mur menyuruh Pak Dalijo, Mbak

Suwiyah, Mbak Giyuk dan Sulis untuk menyanyi dan menari

susuai dengan bagian yang telah diatur oleh Pak Mur. Tiba-tiba

Page 59: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

85

Mbak Ciuk (Mbak Giyuk) bertanya kepada Pak Mur tentang

bagian apa yang akan dilakukan Pak Mur pada saat itu.

Bentuk Tuturan :

Pak Mur : Nggih, mangke Mas Dalijo kalih Mbak

Suwiyah mbeksa. Giyuk, mangke para

pamiyarsa sampun kangen suwantenipun

nyinden, anak wedok Sulis ngendang.

‘Ya, nanti Mas Dalijo bersama Mbak

Suwiyah menari. Giyuk, nanti para prmirsa

sudah rindu dengan suaramu menyinden,

anak perempuan Sulis mengendang.’

Ciuk : Ooo, ngono. Njenengan?

‘Ooo, begitu. Anda?’

Pak Mur : Loh, lha aku sing mbayari. Tenguk-

tenguk!

‘Loh, kan aku yang membayari. Duduk

santai!’

(12/TK/PJ/01/02/16)

Pada percakapan [27] ditemukan tuturan yang melanggar

prinsip kesantunan menurut skala untung-rugi. Tutran yang

memperlihatkan pelanggaran terhadap skala untung-rugi adalah

pada tuturan Pak Mur Loh, lha aku sing mbayari. Tenguk-

tenguk! ‘Loh, kan aku yang membayari. Duduk santai!’.

Tuturan tersebut adlah jawaban dari pertanyaan Mbak

Giyuk yang menanyakan tentang bagian apa yang akan dilakukan

Pak Mur setelah beliau menyuruh beberapa anak buahanya

menyanyi dan menari di padepokan Ayom-ayem.

Dilihat dari skala untung-rugi, jelas tuturan Pak Mur

membuat keuntungan terhadap diri sendiri. Pak Mur mengatakan

bahwa dia yang membayari, maka dia tidak perlu bernyanyi

Page 60: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

86

ataupun menari. Pak Mur justru mengatakan bahwa dia akan duduk

santai saja. Jelas terlihat di sini Pak Mur tidak mengalami kerugian

apapun, justru mendapat keuntungan karena bisa melihat anak

buahnya menyanyi, menari serta diiringi kendang yang

mengalunkan suara yang mengandung semangat.

Pak Mur bisa saja memainkan alat musik gamelan yang

bisa dia mainkan untuk mengiringi nyanyian dan tarian yang akan

anak buahnya lakukan sesuai perintah Pak Mur. Tetapi, Pak Mur

hanya ingin duduk santai tanpa melakukan apapun dengan alasan

dialah yang telah membayari semuanya.

Tuturan Pak Mur seperti contoh percakapan nomor [27]

jelas melanggar prinsip kesantunan. Tuturan Pak Mur tidak

bertentangan dengan skala untung-rugi yang seharusnya bisa

memperkirakan keuntungan bagi diri sendiri. Pak Mur seharusnya

tidak memaksimalkan kentungan terhadap diri sendiri seperti yang

terlihat pada tuturan dalam percakapan [27].

Contoh percakapan lain yang tidak santun menurut skala untung-

rugi dapat dilihat pada data di bawah ini.

[28] Konteks Tuturan:

Dani yang merupakan kekasih Rini tiba-tiba datang ke

padepokan untuk membawa pulang Rini agar berlatih di padepokan

miliknya saja. Dani menganggap padepokan Ayom-Ayem adalah

padepokan yang di dalamnya hanya orang-orang yang sudah tua

dan tidak sesuai dengan usia Rini. Sesampainya di padepokan

Page 61: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

87

Ayom-Ayem banyak orang yang melarang Rini dibawa pergi karea

dia sedang latihan karena Dani tidak cukup sopan untuk membawa

Rini pergi.

Bentuk Tuturan:

Ciuk : Saiki ngene Dani, kowe cah enom ra duwe

tata karma. Rini ra entuk kokpek bojo!

‘Sekarang begini Dani, kamu anak muda

tidak punya sopan santun. Rini tidak boleh

kamu jadikan istri.’

Dani : Haduh. Lha terus piye?

‘Aduh. Lalu bagaimana?’

(18/TK/PJ/01/02/16)

Pada percakapan [28] di atas, terdapat tuturan yang tidak

santun menurut skala untung-rugi. Ketidaksantunan tersebut

terlihat pada tuturan Mbak Ciuk kepada Dani, Rini ra entuk

kokpek bojo!’ Rini tidak boleh kamu jadikan istri.’.

Tuturan Mbak Ciuk kepada Dani jelas bertentangan dengan

skala untung rugi, karena Mbak Ciuk telah menuturkan sesuatau

yang apabila tuturan itu benar-benar terjadi, maka hal itu akan

merugikan Dani (mitra tutur). Dani akan mengalami kerugian

karena tidak bisa menikah dengan Rini yang sudah lama dia cintai.

Mbak Ciuk tidak memperkirakan kerugian yang akan

dialami Dani apabila tuturannya itu benar-benar terjadi. Tuturan

yang bisa membuat kerugian terhadap orang lain seperti yang

terlihat di atas termasuk tuturan yang tidak sopan menurut skala

untung-rugi.

Page 62: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

88

Berikut adalah contoh lain pelanggaran kesantunan menurut skala

untung-rugi Leech.

[29] Konteks Tuturan:

Resy adalah salah satu murid Ki Dewaza di padepokan

Ayom-Ayem. Resy seharusnya letihan sampai sore hari, tetapi dia

justru meninggalkan padepokan lebih awal sebelum latihan selesai.

Hasilnya, Resy tidak mengerti semua yang telah diajarkan di

padepokan itu dan membuat Ki Dewaza kecewa dan marah kepada

Resy. Kemudian Resy mengakui kesalahannya dan meminta maaf

kepada Ki Dewaza.

Bentuk Tuturan:

Ki Dewaza : Sing sopan yen jaluk pangapura kuwi ya

laku dhodhok. ‘Yang sopan jika meminta maaf itu ya

dengan berjalan jongkok.’

Resy : Sakniki kula ken mlaku ndhodhok?

‘Sekarang saya disuruh berjalan jongkok?’

Ki Dewaza : Ya yen jaluk ngapura ya kudu mlaku

dhodhok. ‘Ya jika meminta maaf ya harus berjalan

jongkok.’

(108/PA/PJ/22/02/16)

Pada percakapan [29] terlihat tuturan yang tidak sesuai

dengan skala untung-rugi dan dapat dikatakan tuturan yang tidak

santun. Pelanggaran kesantunan pada percakapan [29] terlihat pada

tuturan Ki Dewaza Ya yen jaluk ngapura ya kudu mlaku

dhodhok. ‘Ya jika meminta maaf ya harus berjalan jongkok.’.

Page 63: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

89

Ki Dewaza terlanjur kecewa dengan Resy karena dia tidak

menyelesaikan proses latihan di padepokan. Resy menyesal atas

kejadian itu dan dia berusaha meminta maaf kepada Ki Dewaza

atas apa yang telah dia lakukan saat proses latihan masih

berlangsung.

Ketika Resy akan meminta maaf kepada Ki Dewaza, beliau

mengatakan bahwa jika Resy ingin meminta maaf,dia harus

berjalan jongkok. Menurut skala untung-rugi, jelas apa yang

dilakukan Ki Dewaza memberikan kerugian kepada Resy (mitra

Tutur). Kerugian yang bisa dialami Resy yaitu bahwa dia harus

berjalan dengan posisi jongkok.

Hal tersebut tentu akan sulit dilakukan oleh Resy

mengingat dia seorang perenmuan dan sedang menggunakan jarit.

Bisa saja jika Resy melakukan hal itu, dia akan terjatuh karena dia

tidak bebas untuk bergerak akibat lilitan jaritnya. Tuturan yang

membuat kerugian kepada mitra tutur seperti yang dilakukan Ki

Dewaza jelas tidak sesuai dengan skala untung-rugi, sehingga

tuturan tersebut termasuk tuturan yang tidak santun.

Dari pengamatan yang dilakukan, terdapat delapan belas data yang

menunjukkan pelanggaran prinsip kesantunan menurut skala untung-rugi.

Delapan belas data tersebut ditunjukkan oleh data nomor 3, 12, 14, 18, 19,

35, 37, 51, 58, 63, 72, 97, 99, 106, 108, 114, 115 dan 127.

Page 64: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

90

2. Skala Keopsionalan

Skala ini memperhitungkan jumlah pilihan yang diberikan

penutur kepada petutur (Leech, 1993: 195). Semakin besar jumlah

pilihan yang diberikan oleh penutur maka semakin santun tuturan itu.

Menurut skala ini,berikut contoh percakapan yang melanggar

prinsip kesantunan yang terdapat dalam acara Pangkur jenggleng

TVRI Jogja.

[30] Konteks Tuturan:

Dani datang ke padepokan Ayom-ayem berniat untuk

membawa pulang kekesihnya yang sedang berlatih di sana. Dani

menginginkan agar Rini (kekasihnya) berlatih di padepokan

karawitan baru miliknya, karena Dani menganggap padepokan

Ayom-ayem tidak pantas untuk Rini saat ini.

Bentuk Tuturan:

Dani : Aku saiki duwe grup karawitan anyar.

Kowe melu aku! ‘Saya sekararang mempunyai grup

karawitan baru. Kamu ikut saya!’

Sulistyarini : Jane aku tak ya ngrampungme gladhenku

sik ta Mas.

‘Sebaiknya aku kan ya menyelesaikan

latihanky dulu ya Mas.’

Dani : Iki tuwek-tuwek! Ayo melu aku sing enom-

enom!

‘Ini tua-tua! Ayo ikut saya yang muda-

muda!’

(14/TK/PJ/01/02/16)

Pada percakapan [30] terdapat pelanggaran prinsip

kesantunan menurut skala keopsionalan. Pelanggaran tersebut

ditunjukkan oleh tuturan Dani, Kowe melu aku! ‘Kamu ikut

Page 65: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

91

saya!’. Tuturan Dani tersebut berupa perintah kepada Rini agar

Rini ikut dengannya untuk bergabung di padepokan baru miliknya.

Dani yang mempunyai padepokan karawitan baru

menginginkan agar kekasihnya itu bergabung di padepokan baru

miliknya dan meninggalkan padepokan Ayom-Ayem yang dinilai

sudah tidak pantas karena yang ada di padepokan itu kebanyakan

orang yang sudah tua. Tanpa berpikir panjang, Dani mendatangi

padepokan Ayom-Ayem dan meminta Rini untuk ikut dengannya.

Tuturan Dani, Kowe melu aku! ‘Kamu ikut saya!’, jika

dilihat dari skala keopsionalan jelas bertentangan dengan skala

keopsionalan yang seharusnya memperbesar pilihan kepada orang

lain. Dapat dilihat bahwa Dani tidak memperhitungkan jumlah

pilihan yang diberikan kepada Rini. Rini tidak diberikan pilihan

apapun atas tuturan yang disampaikan Dani kepadanya.

Tuturan Dani mungkin bisa lebih santun apabila Dani

memberikan sedikit kebebasan atau pilihan kepada Rini agar Rini

dapat mempertimbangkan dan mengambil keputusan yang terbaik

mengenai masalah itu. Dani bisa saja mengatatan, Jika kamu

bersedia, kamu bisa ikut denganku. itu jauh lebih santun dari

pada tuturan Dani Kowe melu aku! ‘Kamu ikut saya!’ kepada

Rini.

Pelanggaran lain yang bertentangan dengan skala keopsionalan

dapt dilihat dari data di bawah ini.

Page 66: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

92

[31]Konteks Tuturan:

Pak Dalijo sebagai pemimpin dipadepokan akan memilih

beberapa penari yang akan ditampikan unruk acara penyambutan

tamu kehormatan di padepokannya. Para penari yang telah terpilih

tersebut disuruh oleh Pak Dalijo untuk menampilkan kebolehan

mereka di depan Pak Dalijo sebelum acara penyambutan datang.

Setelah para penari selesai menunjukkan kebisaannya dalam hal

menari, pengawal Pak Dalijo menyuruh pak Dalijo untuk menari

juga.

Bentuk Tuturan:

Pengawal : Sakniki ngeten Mas Dalijo, gandheng

Mbak Eka empun, Mbak Rini ya uwis, Mas

Didi ya uwis. Ya wis apik kabeh, njenegan

ya kudu mbeksa ta ya! ‘Sekarang begini Mas Dalijo, berhubung

mbak Eka sudah, Mbak Rini juga sudah,

Mas Didi juga sudah. Ya semua sudah

bagus, kamu ya harus menari kan ya!’

Dalijo : Aku? Aku ki pimpinan lo! Ra perlu kudune!

‘Saya? Akuini pimpinan loh! Seharusnya

tidak perlu!’

(35/Dn/PJ/08/02/16)

Pada percakapan [31] terdapat pelanggaran menurut skala

keopsionalan. Tuturan yang meninjukkan pelanggran terlihat pada

tuturan pengawal kepda Pak Dalijo, njenegang ya kudu mbeksa ta

ya! ‘kamu ya harus menari kan ya!’. Tuturan tersebut berupa

suruhan pengawal kepada Pak Dalijo untuk menari setelah ketiga

penari pilihannya menampilkan kebisaannya dalam hal menari.

Page 67: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

93

Tuturan pengawal itu bertentangan dengan skala

keopsiaonalan. Penutur (pengawal) tidak memperhitungkan jumlah

pilihan yang diberikan kepada Pak Dalijo sebagai mitra tuturnya.

Pengawal memperkecil pilihan kepada Pak Dalijo yang

mengharuskan dia menari setelah para penari tersebut tampil di

depannya.

Seharusnya pengawal bisa memberikan pilihan kepada Pak

Dalijo agar tuturan pengawal lebih sopan. Tetapi, di sini terlihat

bahwa pengawal justru memperkecil pilihan kepada Pak Dalijo

dengan menyuruhnya tanpa terlebih daluhu apakah dia bersedia

atau tidak.

Berdasarkan skala ini, penutur mungkin bisa mengganti

tuturnnya dengan, Jika tidak keberatan, bisakah anda menari?

itu lebih sopan daripad tuturan njenegang ya kudu mbeksa ta ya!

‘kamu ya harus menari kan ya!’ yang diucapkan pengawal

kepada Pak Dalijo.

Contoh percakapan lain yang menunjukkan pelanggaran menurut

skala keopsiaonalan adalah sebagai berikut.

[32] Konteks Tuturan:

Rini baru saja sampai di rumahnya dengan keadaan emosi

karena hari ini tidak sesuai dengan harapannya. Dia yang menagih

uang hasil penjualan jatit kepada orang lain tidak membuahkan

hasil, padahal dia sudah berjalan jauh dari rumah ke rumah ke sana

ke mari tetapi tidak membawa pulang uang sedikitpun. Dengan

Page 68: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

94

keadaan hati yang tidak enak, Rini menyuruh suaminya yang

berada di rumah untuk menyimpan tasnya ke dalam rumah dengan

tuturan yang kurang sopan.

Bentuk Tuturan:

Widodo : Kumat!

‘Kambuh!’

Rini : Pripun?

’Bagaimana?’

Widodo : Ora-ora. Ki mau krungu kumat apa ki mau

ngono.

‘Tidak-tidak. Ini tadi mendengar kambuh

apa begitu tadi.’

Rini : Iki mang singgahne! (sambil

menyerahkan barang dagangan untuk

disimpan didalam almari)

‘Ini kamu simpan!’ (sambil menyerahkan

barang dagangan untuk disimpan di dalam

almari)

(99/PA/PJ/22/02/16)

Pada percakapan [32] mengandung tuturan yang tidak

sopan karena tuturan tersebut tidak sesuai menurut skala

keopsionalan. Tuturan yang merupakan pelanggaran terhadap

prinsip kesantunan menurut skala ini terlihat pada tuturan Rini, Iki

mang singgahne! ‘Ini kamu simpan!’ yang ditujukan kepada

Widodo (suaminya).

Tuturan tersebut adalah tuturan menyuruh. Rini menyuruh

suaminya untuk menyimpan tas miliknya ke dalam rumah. Tetapi

tuturan Rini tidak sopan karena dia tidak memberikan pilihan

kepada suaminya untuk melakukan hal tersebut. Rini langsung

Page 69: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

95

menyuruh Widodo untuk menyimpan tasnya tanpa mengucapkan

kata’tolong’ atau yang lain agar tuturan itu lebih santun.

Rini sama sekali tidak memperhitungkan pilihan yang

diberikan kepada mitra tuturnya. Dengan meminimalkan jumlah

pilihan yang diberikan penutur kepada mitra tutur seperti yang

dilakukan Rini kepada Widodo tersebut bisa dikatakan

bertentangan dengan skala keopsionalan. Dengan kata lain, tuturan

Rini tersebut melanggar prinsip kesantunan menurur skala

keopsionalan Leech.

Dalam penelitian ini, ditemukan dua belas data yang menunjukkan

pelanggaran prinsip kesantunan menurut skala keopsionalan yang

seharusnya memperbesar pilihan yang diberikan penutur kepada mitra

tutur. Kedua belas data tersebut ditunjukkan oleh data nomor 14, 18, 25,

35, 37, 63, 72, 97, 99, 108, 114 dan 115.

3. Skala Ketaklangsungan

Skala ini mengukur panjang jalan yang menghubungkan tindak

ilokusi dengan tujuan ilokusi, sesuai dengan analisis cara-tujuan

(Leech, 1993: 195). Skala ketaklangsungan dapat dirumuskan dari

sudut pandang petutur, yaitu sesuai dengan panjangnya jalan

inferensial yang perlukan oleh makna untuk sampai ke daya (Leech,

1993: 195). Berikut percakapan yang menunjukkan pelanggaran

prinsip kesantuan menurut skala ketaklangsungan.

Page 70: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

96

[33] Konteks Tuturan:

Dani datang ke padepokanAyom-Ayem untuk menjemput

Rini (kekasihnya) agar bergabung di padepokan karawitan

miliknya. Dani menganggap bahwa padepokan Ayom-Ayem sudah

tidak sesuai untuk Rini karena di sana banyak oarang yang sudah

tidak muda lagi, Dani menjadikan itu masalah mengingat usia Rini

belum terlalu tua.

Bentuk Tuturan:

Dani : Aku saiki duwe grup karawitan anyar.

Kowe melu aku!

‘Saya sekararang mempunyai grup

karawitan baru. Kamu ikut saya!’

Sulistyarini : Jane aku tak ya ngrampungme gladhenku

sik ta Mas.

‘Sebaiknya aku kan ya menyelesaikan

latihanky dulu ya Mas.’

Dani : Iki tuwek-tuwek! Ayo melu aku sing enom-

enom!

‘Ini tua-tua! Ayo ikut saya yang muda-

muda!’

(15/TK/PJ/01/02/16)

Pada percakapan [33] terdapat tuturan yang bertentangan

dengan skala ketaklangsungan. Tuturan tersebut disampaikan oleh

Dani yang berbunyi, Iki tuwek-tuwek! ‘Ini tua-tua!’ yang

ditujukan kepada senior yang ada di padepokan Ayom-Ayem.

Cara Dani menyampaikan tuturannya tersebut dinilai tidak

sopan. Dani menuturkan Iki tuwek-tuwek! ‘Ini tua-tua!’, untuk

menyebut senior yang ada di padepokan. Dengan tuturan Dani

yang seperti itu tentu membuat perasaan para senior tersinggung.

Page 71: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

97

Tuturan Dani bertujuan agar Rini mau bergabung dengan

padepokan baru miliknya.

Dani secara langsung mengatakan bahwa senior yang ada di

padepokan itu sudah tua. Tuturan Dani akan terdengar lebih santun

apabila Dani menggunakan istilah lain dalam menyebut mereka

sebagai orang yang sudah tua. Tuturan Ini sudah tidak muda lagi

lebih santun daripada Iki tuwek-tuwek! ‘Ini tua-tua!’. Jadi tuturan

Dani yang secara langsung mengungkapkan bahwa senior itu sudah

tua tersebut, merupakan tuturan yang tidak santun menurut skala

ketaklangsungan.

Percakapan lain yang bertentangan dengan skala ketaklangsungan

dapat dilihat pada percakapan di bawah ini.

[34] Konteks Tuturan:

Pak Dalijo yang marah karena saat dia menari dengan

istrinya tida-tiba diganggu oleh Dani yang akan membawa pulang

kekasihnya.

Bentuk Tuturan:

Dalijo : Sampeyan iki ra ngerti ana manten anyar

lagi joged kok ditengah-tengahi!

‘Anda ini tidak tahu ada pengantin baru

sedang menari kok ditengahi!’

Dani : Iki aku marani pacarku.

‘Ini saya menjemput pacarku.’

Dalijo : Pacarmu? Ra urusan!

‘Pacarmu? Tidak peduli!’

(16/TK/PJ/01/02/16)

Page 72: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

98

Pada percakapan [34] terdapat pelanggaran menurut skala

ketaklangsungan. Pelanggatan tersebut terlihat pada tuturan Pak

Dalijo, Ra urusan! ‘Tidak peduli!’. Tuturan tersebut disampaikan

Pak Dalijo kepada Dani yang sebelumnya telah menengahi dirinya

dan istrinya saatmenari bersama.

Pak Dalijo yang sedang menari bersama istri barunya dengn

hati yang riang, tiba-tiba marah karena ditengahi oleh Dani yang

akan menjemput kekasihnya. Seketika Pak Dalijo marah karena dia

menganggap bahwa Dani tidak sopan dan telah mengganggunya.

Dani yang menyampaikan maksudnya untuk menjemput

kekasihnya itu ditanggapi sengit oleh Pak Dalijo karena

sebelumnya Dani telah bersikap tidak menyenangkan hati Pak

Dalijo. Tanggapan Pak Dalijo Ra urusan! ‘Tidak peduli!’

merupakan tuturan yang sifatnya langsung.

Cara Pak Dalijo menyampaikan tuturan langsung itu dipicu

kemarahan yang dirasakan akibat perbuatan Dani yang telah

mengganggunya dalam menari. Sehingga tuturan Pak Dalijo itu

bertentangan dengan skala ketaklangsungan yang seharusnya

memperpanjang tuturan atas tujuan yang akan disampaikan.

Pelanggaran menurut skala ketaklangsungan ini bertujuan

untuk menunjukkan kemarahan Pak Dalijo kepada Dani. Sehingga

Pak Dalijo menuturkan tuturan yang secara langsung menolak

untuk menanggapi maksud Dani untuk menjemput kekasihnya.

Page 73: BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Tuturan tersebut merupakan tuturan menyuruh. Ibu melanggar maksim kearifan karena melanggar maksim kearifan karena memberikan

99

Terdapat tujuh data yang menunjukkan pelanggaran menurut skala

ketaklangsungan. Ketujuh skala tersebut dapat dilihat pada data nomor 15,

16, 35, 72, 97, 98 dan 99. Pelanggaran prinsip kesantunan menurut skala

ini menempati urutan ketiga atau terakhir dari ketiga skala kesantuan

Leech.

Adapun pelanggaran prinsip kesantunan menurut skala kesantunan Leech

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2

Pelanggaran Prinsip Kesantunan

No Skala Kesantunan Data Nomor

1 Skala Untung-Rugi 3, 12, 14, 18, 19, 35, 37, 51, 58, 63, 72,

97, 99, 106, 108, 114, 115, 127

2 Skala Keopsionalan 14, 18, 25, 35, 37, 63, 72, 97, 99, 108,

114, 115

3 Skala Ketaklangsungan 15, 16, 35, 72, 97, 98, 99