BAB II-6 Profil Pabrik.doc

6
BAB II PROFIL PABRIK. 2.1 Deskripsi Umum Secara garis besar proses pengolahan minyak goreng terdiri dari 2 tahap: 1. Refinery (pemurnian) Refinery merupakan proses untuk menghilangkan atau mengurangi impuritis yang terdapat dalam minyak. Pada proses ini dipilih pemurnian secara fisika. Proses ini terbagi atas 3 unit, yaitu: Degumming Bleaching Deodorizing 2. Fractionation (Fraksionasi) Proses fraksionasi yang dipilih adalah fraksionasi kering (dry fractionation). 2.2 Deskripsi Proses 2.2.1 Physical Refinery Degumming Degumming merupakan suatu proses pemisahan kotoran, logam-logam dan getah atau lendir yang terdiri dari phospatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Pada prinsipnya proses degumming adalah proses

description

Preeliminary design of Cooking oil CPO Base

Transcript of BAB II-6 Profil Pabrik.doc

Page 1: BAB II-6 Profil Pabrik.doc

13

BAB II

PROFIL PABRIK.

2.1 Deskripsi Umum

Secara garis besar proses pengolahan minyak goreng terdiri dari 2 tahap:

1. Refinery (pemurnian)

Refinery merupakan proses untuk menghilangkan atau mengurangi impuritis

yang terdapat dalam minyak. Pada proses ini dipilih pemurnian secara fisika.

Proses ini terbagi atas 3 unit, yaitu:

Degumming

Bleaching

Deodorizing

2. Fractionation (Fraksionasi)

Proses fraksionasi yang dipilih adalah fraksionasi kering (dry fractionation).

2.2 Deskripsi Proses

2.2.1 Physical Refinery

Degumming

Degumming merupakan suatu proses pemisahan kotoran, logam-logam

dan getah atau lendir yang terdiri dari phospatida, protein, residu, karbohidrat, air

dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Pada

prinsipnya proses degumming adalah proses pembentukan dan pengaktifan flok-

flok dari zat-zat tersebut di atas yang bereaksi dengan H3PO4, sehingga flok-flok

yang terbentuk cukup besar untuk dipisahkan dari minyak. Proses degumming

yang paling banyak digunakan adalah proses degumming dengan asam fosfat

(H3PO4). Pengaruh yang ditimbulkan dari asam tersebut adalah menggumpalkan

dan mengendapkan zat-zat seperti protein, phospatida, gum dan resin yang

terdapat dalam minyak.

Asam fosfat dicampur secara teratur dengan 80% umpan CPO, kemudian

dipanaskan di dalam tangki degumming yang berpengaduk untuk mendapatkan

campuran yang homogen. Operasi ini berlangsung pada tekanan 1 atm. Sedangkan

Page 2: BAB II-6 Profil Pabrik.doc

14

sisa umpan sebanyak 20% dialirkan bersamaan ke dalam tangki slurry dengan

penambahan bleaching earth.. Hasil dari kedua proses ini adalah DPO

(Degummed Palm Oil), yaitu minyak sawit yang bebas gummy substance dan

selanjutnya dialirkan ke dalam bleacher untuk proses pemucatan.

Bleaching

Pemucatan minyak biasanya dilakukan dalam sebuah tangki yang disebut

bleacher. Steam bertekanan rendah dimasukkan kedalam bleacher untuk

mengaduk konsentrat slurry (CPO+ bleaching earth) agar kondisi bleaching lebih

baik. Dari proses bleaching akan didapatkan bleaching earth yang kotor (jenuh)

hasil penyerapan pada proses bleaching. Slurry yang mengandung minyak dan

tanah bleaching selanjutnya diteruskan melewati filter untuk dibersihkan,

sehingga bebas dari tanah bleaching yang mengandung partikel minyak. Ada 2

filter yang digunakan yaitu Niagara filter dan polishing filter. Di dalam niagara

filter, slurry dilewatkan melalui lembaran filter (filter leaves) sehingga tanah

bleaching terjebak pada lembaran filter tersebut. Sedangkan bleaching earth yang

masih tersisa di saring lagi menggunakan polishing filter. Bleaching earth harus

dipisahkan dari minyak agar tidak mengganggu proses deodorisasi.

Deodorisasi

Agar proses penghilangan zat penyebab rasa dan bau yang tidak disukai

dalam minyak berlangsung dengan baik, minyak tersebut harus sudah mengalami

degumming dan pemucatan terlebih dahulu. Minyak yang akan mengalami

deodorisasi sudah harus bersih dari bleaching earth. Dalam proses degumming

dan pemucatan sebagian senyawa penyebab rasa dan bau tersebut sudah dapat

dihilangkan, tetapi senyawa yang kelarutannya dalam minyak cukup besar masih

tinggal di dalamnya.

Pada proses deodorisasi ini, air dan FFA akan menguap. Proses

berlangsung pada suhu tinggi, kondisi vakum dan distilasi steam (steam

distilation). Suatu deodorizer beroperasi menurut cara berikut: (1) deaerasi

Page 3: BAB II-6 Profil Pabrik.doc

15

minyak, (2) pemanasan minyak, (3) pelucutan minyak dengan steam dan (4)

pendinginan minyak sebelum meninggalkan sistem tersebut.

Di dalam kolom deodorizer, minyak dipanaskan dibawah vakum.

Pemanasan dilakukan dengan cara menginjeksikan steam dari bagian bawah

deodorizer. Kegunaan steam langsung (direct steam) adalah memastikan dengan

cepat penghilangan residu asam lemak bebas, aldehid dan keton untuk

menghindari bau busuk dan aroma tidak sedap. Asam lemak yang teruapkan

dengan berat molekul rendah naik ke atas kolom dan ditarik keluar dengan sistem

vakum. Uap asam lemak yang meninggalkan deodorizer dikondensasikan dan

dikumpulkan di dalam kondenser asam lemak sebagai asam lemak. Asam lemak

selanjutnya didinginkan di dalam pendingin asam lemak dan dikeluarkan ke

tangki penyimpanan asam lemak sebagai Palm Fatty Acid Distillate (PFAD),

yang merupakan produk samping dari proses rafinasi. Sedangkan produk bawah

adalah Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO).

2.2.2 Dry Fractionation

RBDPO yang dihasilkan dari proses deodorisasi kemudian dilanjutkan

dengan proses fraksinasi. Proses fraksinasi bertujuan untuk memisahkan fraksi

olein dan stearin. Proses fraksinasi kering didasarkan pada pendinginan minyak

pada kondisi terkendali tanpa penambahan bahan kimia apapun. Ada 2 tahapan

dalam proses ini, yaitu kristalisasi dan filtrasi.

Mula-mula RBDPO dipanaskan dengan mengalirkan steam. Pemanasan

RBDPO berfungsi agar kandungan stearin dalam RBDPO tersebut seluruhnya

mencair. Selanjutnya masuk ke kristalizer dan didinginkan menggunakan air

pendingin. Setelah itu dilakukan pemisahan fraksi cair (olein) dan fraksi padat

(stearin) dengan melakukan filtrasi menggunakan filter press. Hasil dari

pemisahan ini, minyak disebut dengan RBDPL (olein) dan RBDPS

(stearin).

Deskripsi proses pembuatan minyak goreng dari CPO secara keseluruhan

dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Page 4: BAB II-6 Profil Pabrik.doc

16

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Minyak Goreng dari CPO