bab II 2199010 - Perpustakaan...

23
BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Sebelum penulis kemukakan pengertian seni tari secara umum, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan pengertian seni dan tari. 1. Pengertian Seni Tidak ada seorangpun yang tahu secara pasti kapan seni mulai di kenal manusia. Namun, kalau kita mempelajari jejak-jejak peninggalan manusia masa lampau, dapat kita peroleh gambaran, bahwa seni tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia. Seni adalah keindahan, ia merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Seni lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia, atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hambanya. 1 Dengan seni orang dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat refleksi perasaan terhadap stimulus yang diterimanya. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriyah, melainkan kenikmatan bathiniah. Kenikmatan timbul bila kita dapat menangkap dan merasakan simbol- simbol estetika dari pencipta seni. Sehingga, seringkali orang mengatakan nilai seni sebagai nilai spiritual. 2 1 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2000, hlm. 385. 2 Rasjoyo, Pendidikan Seni Rupa untuk SMU Kelas I, Jakarta: Erlangga, 1994, hlm. 1.

Transcript of bab II 2199010 - Perpustakaan...

Page 1: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

BAB II

KETENTUAN UMUM TENTANG SENI TARI

A. PENGERTIAN SENI TARI

Sebelum penulis kemukakan pengertian seni tari secara umum, terlebih

dahulu penulis akan mengemukakan pengertian seni dan tari.

1. Pengertian Seni

Tidak ada seorangpun yang tahu secara pasti kapan seni mulai di

kenal manusia. Namun, kalau kita mempelajari jejak-jejak peninggalan

manusia masa lampau, dapat kita peroleh gambaran, bahwa seni tumbuh

dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia.

Seni adalah keindahan, ia merupakan ekspresi ruh dan budaya

manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Seni lahir dari

sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang

indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri

manusia, atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hambanya.1

Dengan seni orang dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat

refleksi perasaan terhadap stimulus yang diterimanya. Kenikmatan seni

bukanlah kenikmatan fisik lahiriyah, melainkan kenikmatan bathiniah.

Kenikmatan timbul bila kita dapat menangkap dan merasakan simbol-

simbol estetika dari pencipta seni. Sehingga, seringkali orang mengatakan

nilai seni sebagai nilai spiritual.2

1 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2000, hlm. 385. 2 Rasjoyo, Pendidikan Seni Rupa untuk SMU Kelas I, Jakarta: Erlangga, 1994, hlm. 1.

Page 2: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

18

18

Seni merupakan manisfestasi dari budaya (priksa, rasa, karsa,

intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya

seni dapat dibeda-bedakan atas:

a. Seni sastra atau kesusastraan, seni dengan alat bahasa.

b. Seni musik, seni dengan alat bunyi atau suara.

c. Seni tari, seni dengan alat gerakan.

d. Seni rupa, seni dengan alat garis, bentuk warna dan lain sebagainya.

e. Seni drama atau teater, seni dengan alat kombinasi; sastra musik, tari /

gerak dan rupa.3

Croce- seorang pemikir yang termasyhur dari Italia pada masa

belakangan ini, teori-teori seninya memberi dampak yang besar di Barat

semenjak awal dekade kedua abad ini. Dalam teorinya terdapat empat

bagian pokok yaitu :

a. Bahwa Seni adalah kegiatan yang sepenuhnya mandiri dan bebas dari

segala macam pertimbangan etis.

b. Bahwa kegiatan ini berbeda dengan kegiatan intelek

c. Bahwa kegiatan ini ditentukan oleh perkembangan kepribadian

seniman

d. Bahwa apresiasi adalah penghidupan kembali pengalaman-pengalaman

seniman di dalam diri penanggap.4

3 Endang Saifuddin Anshari, Kuliah al-Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 19992, hlm.

141. 4 M.M. Sharif, A bout Iqbal and His Trought, Terj. Yusuf Jamil,Iqbal tentang Tuhan dan

Keindahan, Bandung: Mizan, 1984, hlm. 132

Page 3: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

19

19

Diantara keempat bagian pokok doktrin di atas. Iqbal sangat

menentang teori yang pertama, karena Crose menempatkan seni di bawah

moralitas. Dalam hal ini, Plato juga sangat menentang orang-orang yang

menggunakan seni sebagai sumber perusak moral. Iqbal, meskipun

seorang lawan Plato dalam bidang metafisika, ia adalah penerus dalam

teori keseniannya. Tujuan seni bagi keduanya adalah sama, seni adalah

sarana yang berharga bagi prestasi kehidupan.5

Seni adalah perasaan dalam menikmati keindahan, dan inilah yang

diungkapkan dalam al-Qur’an untuk diperhatikan dan direnungkan, yaitu

merenungi keindahan makhluk ciptaan Allah, dan mengambil manfaat

yang dikandungnya, sebagaimana Firman Allah SWT surat Qaaf ayat 7 :

������������ ��� �� �� ���� �� �������������� �� ������� ���� �� �������������� ��������� ��� �!���"�����

��#� ��$%�&'()*� 6�

Artinya : “Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata”. (QS. Qaaf : 7)

Sesungguhnya seorang mukmin akan menyaksikan kekuasaan

Allah yang kreatif di jagat raya yang indah ini, dan melihat keindahan

Allah pada keindahan ciptaan-Nya. Landasan inilah yang membuat

5 Ibid., hlm. 127 6 Mujamma’ al-Malik Li Thaba’at al- mushaf al-Syarif, al-Qur'an dan Terjemahannya,

Saudi Arabia Madinah Munawwarah, 1418 H, hlm. 17.

Page 4: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

20

20

seorang mukmin mencintai dan menghargai keindahan pada setiap

fenomena alam sekitarnya, karena semua itu adalah pantulan cahaya

keindahan Allah.7

Seni yang ada dalam dimensi batin ajaran Islam dan

spiritualitasnya, dapat ditemukan kembali dan diterapkan kembali oleh

para seniman muslim yang tugasnya membuat dan menciptakan bentuk,

obyek, serta manifestasi kontemporer seni Islam. Seni pada hakikatnya

merupakan saksi pengejawantahan Yang Maha Esa dan keselarasannya

memberi pengaruh pembebasan jiwa yang membebaskan manusia dari

penghambaan kepada yang banyak dan memungkinkan untuk merasakan

kebahagiaan yang tidak terperikan dari kedekatan dengan Yang Maha

Esa.8

Seni Islam memenuhi tujuan dan fungsinya sebagai penopang dan

pembantu ajaran al-Qur’an itu sendiri dengan bertindak sebagai

pendukung untuk mencapai tujuan Islam, tujuan itu sendiri adalah

kesadaran akan Yang Maha Esa melalui keindahan bentuk, warna, dan

bunyi yang memikat, intinya menuntun menuju yang tak terhingga dan

bertindak sebagai sarana untuk mencapai Yang Maha Benar 9 (al-Haqq)

lagi Maha Mulia (al-Jalal) serta maha Indah (al-Jamal).

7 Yusuf al-Qardlawi, Fiqh al-Ghina wa al-Musiqy fi Dhau al-Qur'an wa as-Sunnah, erj.

Achmad Fulex Bisyri,Fiqh Musik dan Lagu Perspektif al-Qur'an dan as-Sunnah, Bandung: Mujahid Press, 2002, hlm. 20.

8 Sayyed Hossein Nars, Islamic Art and Spirituality, Terj. Sutejo, Spiritualitas dan Seni Islam, Bandung: Mizan, 1993, hlm. 219.

9 Ibid.

Page 5: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

21

21

2. Pengertian Tari

Tari adalah gerakan yang berirama sebagai ungkapan jiwa

manusia. Gerak dalam tari adalah gerak yang bertenaga, gerak tari yang

mengawali mengendalikan, serta menghentikan gerak. Gerak merupakan

unsur dominan atau pokok dalam tari.

Untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam tentang tari,

penulis akan mengutipkan definisi tari dari para pakar tari.

Menurut B. Ph. Soeryodiningrat,Tari adalah gerak-gerik dari

seluruh anggota tubuh atau badan yang selaras dengan bunyi, diatur oleh

irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan di dalam tari.10

Corri Hartong dalam bukunya Dankunst menjelaskan : Tari adalah

gerak-gerik yang diberi bentuk dan ritmus dari badan di dalam ruang.11

Drs. Wisnoe Wardhana dalam bukunya Dance Composition

mengungkapkan tari adalah ekspresi gerak dan media tubuh manusia.12

Menurut Susanne K. Langer, tari adalah gerak-gerik yang

dibentuk secara ekspresif untuk dapat dinikmati dengan rasa.13

Atmadibrata dalam Budaya Jaya (1978) menjelaskan bahwa, tari

bukan hanya gerak fisik yang indah berirama, yang tampil dipentas serta

dilakukan oleh sekelompok pelaku, dan ditangkap oleh sekelompok yang

10 Sugiyanto, et.al., Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk SLTP, Jilid I, Jakarta: Erlangga,

1999, hlm. 46 .

11 Ibid.,

12 Ibid., 13 Ibid.,

Page 6: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

22

22

disebut penonton. Tari tumbuh karena kebutuhan manusia dalam rangka

menemukan keserasian dengan lingkungan guna mempertahankan

kesinambungan hidupnya.14

Dari sekian pendapat tari di atas, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa substansi atau bahan baku dari tari adalah gerak,

maksud gerak di sini bukan gerak yang dilakukan manusia sehari-hari,

melainkan gerak yang mengandung arti dan mengalami proses tertentu

sehingga berubah dari bentuk alami. Dengan demikian dapat diartikan

bahwa seni tari adalah pengungkapan lewat gerak yang distilir atau

digayakan dan berkesinambungan yang di dalamnya terdapat unsur

keindahan.

B. SEJARAH SENI TARI

1. Seni Tari Sebelum Islam

Pada dasarnya, asal mula tarian berasal dari orang-orang primitif,

yaitu masyarakat yang hidupnya masih berkelompok, keadaan sosial dan

tekhnologi masih sangat sederhana. Mereka tidak mengenal pimpinan

secara formal, dan menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.

Pada zaman dahulu orang menari dan menyanyi untuk

menyembah/ merayakan kejadian besar, seperti perburuan atau panen yang

14 Triyanto Triwikromo, et.al, INUL, Jogjakarta: Bentang Budaya, 2003, hlm. 81.

Page 7: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

23

23

berhasil. Tarian masih menjadi bagian yang penting di berbagai

kebudayaan.15

Manusia-manusia primitif pada mulanya tertarik pada keadaan dan

kehidupan alam sekitarnya, yang akhirnya mencari sebab musabab segala

keadaan dan kejadian di dunia ini. Mereka beranggapan bahwa ada unsur

hidup yang menimbulkan gerak suatu benda sebagaimana mereka memiliki

nyawa, mereka yakin dan percaya pada roh-roh yang dianggapnya sebagai

penguasa. Karena itulah mereka memberikan pemujaan, sesajen, dan tarian.

Misalnya suku Aborigin yang telah ribuan tahun tinggal di Australia, selama

ini mereka telah menciptakan banyak tarian sebagai bagian dari upacara

penting.16

Kini orang di seluruh dunia dapat menikmati tarian sebagai hiburan.

Beberapa tarian memiliki langkah-langkah khusus yang harus di pelajari untuk

mencapai keindahan suatu tari antara lain:

a. Berlatih mengolah anggota tubuh dengan kegiatan senam.

b. Berlatih mengenal dan menguasai elemen-elemen gerak,

yangterdapat pada anggota tubuh, seperti tangan dan jari, leher

dan kepala, kaki dan telapak kaki, dan sikap badan.

c. Berlatih menguasai rangkaian gerak secara utuh.

d. Berlatih menguasai rangkaian gerak irama tertentu.17

15 Disney, Ensilopedia Aanak Tari Drama,dan Musik, Jakarta: Gramedia, 2002. hlm. 10. 16 Ibid. hlm. 13. 17 Tim Kertangkes, Seni Musik dan Tari Untuk SLTP, Semarang: Adiswara, T th. Hlm. 29.

Page 8: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

24

24

Demikianlah asal mula terjadinya gerakan-gerakan tari. Dengan

adanya keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tarian primitif

cenderung mampu menemukan gerakan-gerakan alamiah yang sifatnya masih

sangat sederhana. Pada saat sekarang ini, seni tari sudah cukup maju, bukan

hanya dipakai sekedar upacara keagamaan saja, tetapi seni tari di samping

sebagai hiburan juga diperlombakan.

2. Seni Tari dalam Lintasan Sejaran Islam

Dalam sejarah umat Islam terdapat perbedaan pendapat antara pro

dan kontra tentang seni tari. Seni tari pada permulaan Islam bentuknya

sederhana dan hanya dilakukan oleh orang-orang yang datang dari luar

Jazirah Arab.

Umat Islam di masa Rasulallah Saw. dan Khulafaurrasyidin sibuk

dengan pembinaan agama dan masyarakat disamping kegairahan

menjalankan jihad fisabilillah, oleh karena itu masyarakat Islam yang

pertama belum merupakan wadah yang subur bagi pembinaan kesenian,

perjuangan yang di jihadkan ialah membela keselamatan agama dan

penyebaran Islam.18

Sesudah jaman Rasulallah Saw. khususnya di zaman Daulah

Abbasyyah, seni tari berkembang dengan pesat, kehidupan mewah yang

dicapai kaum muslimin pada waktu itu telah mengantarkan mereka ke

dalam suatu dunia hiburan yang seakan-akan telah menjadi keharusan

18 Sidi Gazalba, Asas Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, hlm. 310.

Page 9: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

25

25

dalam masyarakat yang makmur. Namun salah seorang ulama kenamaan

menentang seni tari yaitu Ibnu Taimiyah. Dalam kitabnya yang bernama

“Risalah Fis Sima’I wal Raqs wal Surakh” (Risalah tentang mendengar

Musik dan Seni Tari). Tapi seorang ulama kenamaan lainnya

membolehkan seni tari, asal dipelihara norma-norma agama. Ulama itu

adalah Ibrahim bin Muhammad al-Halaby (wafat 1545 M) bukunya adalah

“al-Rash wal Raqs Limustahallil Raqs”.19

Pengarang kitab ilmu seni tari yang pertama adalah al-Faraby,

dengan kitabnya yang berjudul “Kitabul Raqs wal Zafin” (kitab tentang

tari dan gerak tari). Irama musik yang digunakan untuk tarian bernama

“Al-Hazj”. Musik ringan yang mempergunakan duff dan mizmar, di

samping musik muda mudi (an-Nashb), sementara irama “sanad” yang

berat dan banyak berulang-ulang, jarang dipakai untuk tarian.20

Dahulu pada zaman Khalifah Abbasiyah, seni tari telah

mendapatkan tempat yang istimewa di tengah masyarakat, baik di

kalangan istana, gedung-gedung khusus (rumah pejabat dan hartawan).

Pada akhir masa khilafah Abbasiyah, kesenian tari mulai mundur ketika

tentara Mongol menguasai pusat peradaban Islam di Baghdad.

Semua hasil karya seni di rusak oleh tentara itu, karena memang

bangsa ini tidak menyukai tarian. Kemudian pada masa khilafah

Utsmaniah berikutnya. Seni tari berkembang lebih pesat lagi, khususnya

tarian sufi yang biasa dilakukan oleh kaum pria saja. Sedangkan wanita

19 A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, hlm. 367. 20 Ibid., hlm. 368.

Page 10: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

26

26

menarikan tarian di Istana dan rumah-rumah para pejabat, mereka ini

adalah penari “berkaliber tinggi”.21

Dr. Hasan Ibrahim Hasan di dalam bukunya Tarichul Islam As-

Syiasasi dan Dr. Ahmad Amin di dalam bukunya Fadjarul Islam, masing-

masing mengatakan bahwa seni musik, seni suara dan seni tari, bukanlah

suatu hal yang baru bagi Bangsa Arab, mereka telah mengetahuinya

sebelum lahirnya Islam. Hubungan mereka dengan negara-negara asing

seperti Persia dan Rumania di Syam banyak mempengaruhi kehidupan di

dalam masyarakat mereka.22

Dalam perkembangan tari-tarian Islam, Prof. Sacahau, Dr. Host

dan Dr. Salvador Daniel, telah mengadakan penyelidikan bahwa dalam

dunia Islam dahulu rakyatnya sudah berdansa, lebih maju dari Eropa

sekarang. Kesenian dansa ini menjadi mundur ketika Bangsa Mongol

menguasai pusat peradaban Islam di Baghdad, karena bangsa itu tidak

suka dansa.

Kemudian hasil penyelidikan itu menyatakan bahwa,

perkembangan tari Islam bertingkat-tingkat, masing-masing berkembang

menurut bakat dan kesanggupannya. Ada tarian yang dibawakan dalam

ruangan tertutup, yang hanya di kunjungi oleh orang-orang tertentu. Tarian

dalam lapangan ini (danse more/ dansa moor) berbeda dengan tarian kelas

pertengahan, tarian seperti ini biasa dilakukan oleh rakyat di jalan-jalan,

21 Abdurrahman al-Baghdadi, Seni dalam Pandangan Islam, Jakarta: Gema Insani Press,

1991, hlm. 88. 22 H.M. Toha Yahya Omar, Hukum Seni Musik, Seni Suara dan Seni Tari dalam Islam,

Jakarta: Widjaya, 1964, hlm. 7.

Page 11: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

27

27

tanah lapangan dan tempat-tempat umum lainnya. Tarian rakyat ini sangat

menarik perhatian orang banyak. Adapula perkembangan tarian Islam

diciptakan di tempat dan maksud suci. Tarian ini adalah tarian yang biasa

diperkembangkan oleh kalangan sufi.23

Selain danse mor, ada juga danse des Almees / Tari almis,24( tari

ini adalah dansa lama bangsa Arab), di kota kairo terdapat sebuah tempat

yang dinamakan Cairo Ghazi, yaitu sebuah tempat penari-penari Mesir

yang mempertunjukkan kesenian dansanya di muka umum. Cairo Ghazi

ini, bukanlah sebuah tempat mesum, akan tetapi sebuah tempat terhormat

untuk mempertunjukkan tarian khas bangsa Arab.25

Sebelum masuknya agama Islam, Bangsa Indonesia sudah

pandai menari dan bernyanyi. Hal ini dapat kita buktikan pada bangsa

Polynesia, sekarang mendiami pulau-pulau lautan Teduh. Nenek moyang

Polynesia, dahulu mendiami kepulauan Indonesia. Tarian yang terkenal

adalah tarian Hawai dan Maori juga tarian hula-hula.26

Pengaruh kitab al-Raqsh wal-Zafn, masih dapat kita lihat dalam

kesenian tari Indonesia di Riau. Dahulu Riau adalah pusat kerajaan

Melayu, dan sudah sampai mencapai puncak kemajuannya. Berbagai guru-

guru dan pelatih tari, dipelihara Sultan di Istana.27

23 Oemar Amin Hoesin, Kultur Islam, Jakarta: Bulan Bintang, t.th., hlm. 463. 24 Danse des almees, berasal dari sebuah daerah Islam di kota al-Amin dekat Cairo. Kota ini

kemudian ternama dalam Perang Dunia II. Karena menjadi pusat penyerbuan Von Rommel, orang Jerman.

25 Ibid., hlm. 456 26 Ibid., hlm. 466 27 Ibid.

Page 12: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

28

28

Tari zafin (al-zafn), tarian yang sekarang berkembang dimana-

mana, adalah perkembangan dansa rakyat Riau, Tarian tersebut merupakan

dansa popular peninggalan karya Islam Riau.28

Melihat perkembangan seni tari jelaslah tarian bukanlah sesuatu

yang baru, tetapi tarian ini sudah ada sejak zaman dulu, dan sama tuanya

dengan sejarah hidup manusia, karena asal dari tarian adalah gerakan.

C. SENI TARI DAN MACAM-MACAMNYA

Bila dilihat dari keanekaragaman seni tari, maka seni tari dapat dibagi

menjadi beberapa macam atau cabang.

Sifat gerak tari ada dua yaitu :

1. Gerak murni, yaitu gerak yang ditarikan tanpa mempertimbangkan arti

atau maksud gerak tari tersebut. Gerakannya mengutamakan keindahan

semata. Misalnya gerak pergelangan tangan yang diputar-putar, dan

sebagainya.

2. Gerak maknawi, yaitu gerak yang diungkapkan dengan maksud tertentu

misalnya saja gerak terbang, memukul, menghindar, memetik, menangkis

menyuruh pergi karena marah, dan sebagainya.29

Gerak menurut karakteristinya dibagi menjadi dua :

1. Gerak feminim, gerak yang terkesan halus ada volume yang menyulut atau

menyempit, gerakannya ringan dan lincah, cenderung gerakan perempuan.

28 Ibid. 29 Sugiyanto, et.al., Loc.cit.

Page 13: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

29

29

2. Gerak maskulin, gerakan ini berlawanan dengan gerakan feminim,

gerakannya patah-patah, menyiku sehingga terkesan kuat dan kokoh.30

Menurut penyajiannya, seni tari dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Tari tunggal, adalah tari yang ditarikan oleh seorang penari baik itu laki-

laki atau perempuan

2. Tari berpasangan adalah jenis tarian yang ditarikan oleh dua orang penari,

baik sesama jenis atuapun berlawanan jenis.

3. Tari kelompok adalah jenis tarian yang ditarikan secara kelompok atau

berpasang-pasangan dan tidak menutup kemungkinan bisa berbentuk

drama tari atau sendra tari.31

Tema atau cerita suatu tarian dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Bentuk tari yang dihasilkan menjadi tari bertema. Dasar dari bertema adalah

peragaan gerak tari yang disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan. Dari

sekian banyak tema hendaknya penata tari dapat mengungkapkan dengan

peragaan gerak, baik gerak maknawi atau gerak murni yang distilir atau

diperhalus sehingga menjadi rangkaian gerak ritmis atau indah.

Landasan penyusunan gerak tari diantaranya adalah :

1. Kehidupan atau kegiatan manusia

2. Perangai atau tingkah laku binatang

3. Cerita atau dongeng

4. Sastra

30 Endang Triningsih, Kerajina Tangan dan Kesenian, Semarang: MGMP SLTP N 18,

2000, hlm. 23. 31 Sugiyanto, et.al., op.cit., hlm. 52

Page 14: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

30

30

5. Otobiografi atau biografi

6. Keadaan alam dan lingkungannya.32

Adapun macam-macam tari bertema antara lain :

1. Erotik atau percintaan, adalah suatu tarian yang tema tariannya

mengandung unsur percintaan atua kasmaran

2. Heroik atua kepahlawanan, adalah suatu tarian yang tema tariannya

mengandung unsur perjuangan, baik perjuangan dalam perang, perjuangan

dalam mencari kebebasan, maupun perjuangan dalam menentang

penjajahan.

3. Pergaulan adalah suatu tarian yang tema tariannya mengandung unsur

pergaulan antara muda dan mudi.

4. Imitatif atau Pantomim adalah suatu tarian yang tema tariannya

mengandung unsur meniru.33

Pada dasarnya penampilan tari ditinjau dari segi tema dapat dibedakan

menjadi dua yaitu : tari yang mengandung tematik dan tari yang bersifat non

tematik.

Tari yang mengandung unsur tematik terpusat pada tema tari dan lebih

mementingkan dari segi isi. Sedangkan tari non tematik cenderung

mementingkan kesempurnaan pelaksana penampilan. Tari non tematik

32 Dyah Purwani Setianingsih, et.al, Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk SLTP Jilid 2

Jakarta: Erlangga, 2000, hlm. 40. 33 Tim Kertangkes, Op.cit, hlm. 28.

Page 15: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

31

31

menekankan pada kesempurnaan teknik, musikalitas pemilihan kondisi fisik

yang prima penghayatan estetika yang mendalam serta mentalitas artistik.34

Sejak jaman dahulu seni tari telah memainkan peranan penting dalam

upacara kerajaan, di kalangan masyarakat maupun individu. Seni tari

merupakan akar tarian barat yang populer pada masa kini, bangsa-bangsa

primitif bahkan percaya pada daya magis tari seperti tari perburuan dan hujan,

tari eksorsisme (jawa, ruwatan), biasanya tarian seperti ini dijadikan sebagai

perwujudan saling hormat menghormati.

Seni tari modern lebih mengutamakan keindahan dan irama gerak

dengan fokus hiburan. Seni sekarang berbeda halnya dengan tarian abad-abad

sebelumnya, seperti balet, tapdans, ketoprak atau senda tari. Gaya tari abad

XX kini berkembang dengan irama-irama musik pop singkopik, misalnya

dansa cha-cha, togo, soul, twist, breakdance, dan disko.35 Akhir-akhir ini yang

menggejala dan mempunyai gerakan yang menggila dan banyak digemari

adalah tarian para penyanyi dangdut ( Inul dengan goyang “ngebor”nya,

Annisa Bahar dengan goyang “patah-patah”, Uut dengan goyang “ngecor”

nya, dan lain sebagainya). Khususnys fenomena Inul yang menjadi bahan

pembicaraan yang hangat diseantero ini dinilai kelewatan oleh berbagai pihak

yang ternyata menimbulkan pro dan kontra yang cukup serius.36

Tari zafin (al-Zafin) sekarang ini masih hidup dan subur di Riau, joged

yang sekarang berkembang di mana-mana, adalah perkembangan dansa rakyat

34 Ibid., hlm. 50. 35 Abdurrahman al-Baghdadi, op.cit., hlm. 14. 36 Majalah Keluarga Islam, “Nikah” Edisi 03 / II / 2003., hlm. 10.

Page 16: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

32

32

Riau yang dipakai semenjak dari Istana sampai ke kedai-kedai kopi.

Serampang dua belan adalah dansa populer peninggalan karya Islam Riau,

kata-katanya masih memakai Bahasa Arab bercampur dengan Bahasa Melayu,

ini adalah pengaruh dari ajaran al-Farabi dalam bukunya “kitab al-Raqsh wal

Zafin”, (kitab tarian dan gerak kaki).37

Di daerah JawaTimur bagian barat dan Jawa Tengah bagian Timur, ada

tarian tayub, yang biasanya dilakukan oleh pesinden. Di daerah Yogyakarta

ada tarian Bedoyo, yang di gelar untuk acara-acara resmi Keraton, mitos,

cerita sejarah. Tarian ini dibawakan oleh tujuh atau sembilan orang wanita.

Di daerah Surabaya ada atri Remong, di Bnyuwangi ada tari Legong,

di Bali ada tari Janger, di Jawa tengah bagian barat ada tari Ronggeng, di

Karawang ada tari Dombret, di Jawa Barat secara keseluruhan dimasyarakat

Sunda ada tari Jaipong, di Betawi ada tari Topeng.38

Setiap gerakan di dalam tari mengandung watak tertentu, jelasnya

setiap gerak yang diungkapkan oleh seorang penari akan menimbulkan kesan

tertentu.

37 Oemar Amin Hoesin, Loc.cit. 38 Kathur Suhardi, Inul Lebih Dari Sekedar Arak , Jakarta: Darul Falah, 2003, hlm. 165-

166.

Page 17: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

33

33

D. DASAR HUKUM SENI TARI MENURUT PANDANGAN PARA

ULAMA

1. Dasar Hukum Seni Tari

Sebelum penulis membahas dan menguraikan pendapat para

fuqaha, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan dalil naqli yang

diambil dari al-Qur’an dan as-Sunnah.

Adapun dasar hukum seni tari yang berasal dari al-Qur’an yaitu

terdapat pada surat Luqman ayat 18 yang berbunyi :

��+, -.������/01���02 3��45�6��� !���"����� �� 7�8�9������� :�0�1 ���;0 �<��6�=�>9������

���?@����A����@��0�%�2�8���(BC*�39�

Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS. Luqman : 18)

Menurut Abu al-Wafa’ Ibnul Aqil, ayat diatas menjelaskan

keharaman tarian dengan nas yang tegas, sebab menari merupakan cara

berjalan paling angkuh dan penuh dengan kesombongan kemudian Imam

Ibnul Jauzi melanjutkan dengan mengomentari tarian orang sufi. Katanya,

dapatkah kita membayangkan suatu perbuatan keji yang dapat

menjatuhkan nilai akal dan kewibawaan bagi seseorang serta

39 Mujamma’ al-Malik Fahd Li Thaba’at al-Mushaf al-Syarif, op.cit., hlm. 655.

Page 18: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

34

34

menyebabkan ia terjatuh sifat kesopanan dan rendah hati, seperti yang

dilakukan seorang sufi.40

Para cendikiawan muslim menetapkan bahwa segala sesuatu itu

asalnya mubah (boleh) dengan dasar firman Allah surat al-Baqarah ayat

29:

�� �������DE����F�1�<�G H0����?��4=� 8�I� !���"�����%JJJ��K6�����LM*�41�

Artinya : “Dialah Allah yang menciptakan untuk kamu apa yang ada di bumi semuanya”. (QS.al-Baqarah : 29)

Ayat di atas menerangkan tidak mungkin Allah menciptakan segala

sesuatu buat mereka, kemudian mengharamkannya. Allah hanya

mengharamkan segala yang buruk dan mengandung mudharat (dampak

negatif) untuk memelihara mereka dan kemaslahatan mereka.

Dalil lain yang berkenaan dengan seni tari adalah hadits yang

diriwayatkan dari Aisyah r.a. beliau berkata :

��������� ������ ����� � ������ ����� �������� ���������� ������� ���� ��������� ���������

������������������� !"#������������ �$���� �����$%��������&' �����(����!) �"��*��+���,����

��-���������.!�� �/�0������1����%) �-�2 �$���� 30���$������0�����30"#�/30�4 �5��3�"#���%) !0

�������63"#������%) !�%.�/36���� �7��-�"�/�"�8���%9!��N 6�>����� �7���"�8����93�"#������:��42

40 Abdurrahman al-Baghdadi, op.cit., hlm. 92. 41 Mujamma’ al-Malik Fahd, op.cit., hlm. 13.

Page 19: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

35

35

Artinya : “Dari Aisyah r.a, Ia telah berkata : Orang Habsyi telah datang, mereka menari pada hari raya di Masjid (Nabawi) kemudian Nabi SAW memanggil-manggil aku (Kata Aisyah) maka aku letakkan kepadaku di atas bahwasannya (Nabi) lalu aku melihat permainan mereka itu”. (H.R. Muslim)

Hadits lain yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu

Hurairah ra., beliau berkata :

�;��#���������� ��� ����������$����#�<��*�$�������!=��������<��*������ �������������$�

�����#� ����� >? ����5�"#� ����� ��� �-� � ������!=�� �@#����"#� ������ ���������� �;��#��

����<$����� ��!���� ��$��-!0��� %+�����!"#� �� ������ <��*� �A��������� ���� ����� ������� !"#

� /30�4 � ��30"#�������3B�=!"#� ���� ��� ��� <�=��� !C�8� � �7�#������ � 30���$� �����0��� ��30"#

������30"#�/30�4 ���30"#�D<$��������"�<��E�����7��� �7��4 ������(���4 ��!"#�/�"�8�F �$��G��

������0������ �������� �7������ 30���$:�43�

Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a, Ia telah berkata : Ketika orang-orang Habsyi bermain tombak di muka Rasulullah, tiba-tiba Umar masuk kemudian mengambil kerikil dan melemparkan kepada mereka, kemudian Rasulallah Saw., berkata kepada Umar, biarkanlah mereka hai Umar ”. (H.R. Muslim)

42 Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz I, Limanon, Beirut: Dar al-Fikr, 1993, hlm. 391.

43 Ibid.

Page 20: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

36

36

Dalam kitabnya Sunan Abu Daud, Imam Abu Daud meriwayatkan

dari Annas ra, berkata :

���������) ������������� �-� �������!=���@#����!"#�����������������H��0�������������!"#����������

�����+������ !"#� � 30���$� �����0��� ��30"#�/30�4 � ��30"#�D<$����� � ���*� �� �"� <��*� �I ���� ����

�������#$��-�"��J �"�C���K��������� $��%E�"�%+�����!"#�!) ��-�"� �7�#��J�44�

Artinya : “Dari Anas, ra. Beliau berkata : Tatakala Rasulallah Saw. datang ke Madinah, Orang Habsyah (sekarang Ethiopia) menarikan senjata mereka ”. (H.R. Abu Daud)

Dengan melihat dalil di atas jelaslah Rasulallah Saw. melihat dan

memperhatikan permainan mereka. Dengan demikian permainan tersebut

dibolehkan oleh Rasulallah Saw..

2. Pandangan Para Ulama terhadap Seni Tari

Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum ad-Din beranggapan

bahwa mendengar nyanyian dan musik sambil menari hukumnya mubah

(boleh), sebab kata beliau para sahabat Rasulallah Saw. pernah melakukan

hajal (berjinjit) pada saat mereka merasa bahagia. Dalam kesempatan lain

Aisyah diijinkan oleh Rasulallah Saw untuk menyaksikan penari-penari

Habsyah. Tetapi tari-tarian itu maupun jenis-jenis hiburan lainnya tidak

44 Abu Daud, Sunan Abu Daud Juz IV ,Indonesia: Maktabah Dakholani, t.th., hlm. 281.

Page 21: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

37

37

layak dilakukan oleh para pejabat dan pemimpin yang menjadi panutan

masyarakat, ini bertujuan agar mereka tidak dikecilkan oleh rakyat, tidak

dijatuhkan martabatnya atau tidak dijauhi rakyatnya.45

Al-Izzuddin Abdussalam berpendapat bahwa tari-tarian itu adalah

bid’ah. Tidak ada laki-laki yang mengerjakan kecuali kurang akal dan

tidak pantas, kecuali bagi wanita.46 Tapi menurut pendapat Imam Balqani

berpendapat bahwa tari-tarian yang diperbuat dihadapan orang banyak,

tidak haram dan tidak makruh karena tarian itu hanya merupakan gerakan-

gerakan dan bengkokan-bengkokan anggota badan. Ini telah diperbolehkan

Nabi SAW kepada orang-orang Habsyah di dalam Masjidnya pada hari

raya.47

Menurut Abdurrahman al-Jaziri dalam kitabnya al-Fiqh ‘ala

Madzahibil Arba’ah menyatakan bahwa ulama-ulama Syafi’iyah seperti

yang diterangkan oleh Imam al-Ghazali di dalam kitabnya Ihya Ulum ad-

Din, beliau berkata, Nash-nash syara' telah menunjukkan bahwa menyanyi

menari memukul sambil bermain dengan prisai dan senjata-senjata perang

pada hari raya adalah mubah (boleh) sebab hari seperti itu adalah hari

untuk bergembira, oleh karena itu hari bergembira dikiaskan untuk hari-

45 Imam al-Ghozali, Ihya Ulm Ad-Din, Juz II, Beirut: Dar al-Fikr, 1995, hlm. 237. 46 H.M. Toho Yahya, op.cit., hlm. 43. 47 Ibid., hlm. 44.

Page 22: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

38

38

hari yang lain seperti khitanan dan semua hari kegembiraan yang

dibolehkan oleh syara.48

Imam Ibnu Hajar menentang pengertian hadits yang membolehkan

tarian, beliau berkata, “Sekelompok sufi telah berdalil kepada hadits

tersebut untuk membolehkan tari-tarian, padahal jumhur ulama telah

menegur pendapat ini dalam hal perbedaan maksud dan tujuan. Tujuan

orang-orang Habsyah yang bermain-main dengan prisai dan tombak

merupakan bagian dari latihan yang biasa mereka lakukan untuk

berperang. Oleh karenanya, hal ini tidak bisa dijadikan sebagai hujjah

untuk membolehkan tari-tarian yang tujuannya untuk menghibur diri.49

Dalam memandang hukum goyangan atau tarian, Syaikh

Muhammad al-Albani menjelaskan bahwa dalam sebuah tarian biasanya

ada goyangan tangan, kepala, pundak, pinggul, pantat, atau kaki. Hukum

tarian diambil dari dalil umum, karena tidak ada dalil khusus yang

mengaturnya. Dalam hal ini ada tiga bentuk tarian berdasarkan pelakunya:

a. Tarian wanita dihadapan suaminya.

Tarian seperti ini di bolehkan yang hanya dilakukan oleh

sepasang suami isteri, tidak ada orang lain, walaupun tariannya bisa

menimbulkan syahwat.

48 Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ala Madzahibil Arba’ah, Juz II, Beirut: Dar al-

Kuitub al-Alawiyah, t.th., hlm. 42. 49 Ibnu Hajar al-Asqolani, Fathul Bari, Jilid VI, Riyadh: Maktabah Riyadh al-Hadits,t.th,

hlm. 553.

Page 23: bab II 2199010 - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/7/jtptiain-gdl-s1-2004...intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya seni

39

39

b. Tarian perempuan dihadapan anak-anak perempuan.

Tarian ini di bolehkan dengan syarat gerakkan tari hanya

gerakan biasa tidak disertai gerakkan pantat dan sejenisnya yang bisa

menimbulkan syahwat. Kalau tarian itu keluar dari batasan tersebut,

maka hukumnya menjadi terlarang.

c. Tarian laki-laki

Tarian yang merupakan adat kebiasaan yang tidak disertai

dengan sesuatu yang menyelisihi syari’at.50

50 Majalah Keluarga Islam, op.cit., hlm.37.