BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan...

33
BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Friedman, 1998 keluarga didefinisikan sebagai berikut ; a. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan- ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. b. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. c. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan berbagai ciri unik tersendiri. 2. Tipe Keluarga (Setyowati, 2007) a. Tipe keluarga tradisional 1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung atau angkat). 2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya: kakek, nenek, keponakan, paman, bibi. 3) Keluarga”Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. 6

Transcript of BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan...

Page 1: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Friedman, 1998 keluarga didefinisikan sebagai berikut ;

a. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-

ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang

mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

b. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah dan ikatan adopsi.

c. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur

yang diambil dari masyarakat dengan berbagai ciri unik tersendiri.

2. Tipe Keluarga (Setyowati, 2007)

a. Tipe keluarga tradisional

1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,

istri, dan anak (kandung atau angkat).

2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain

yang mempunyai hubungan darah, misalnya: kakek, nenek,

keponakan, paman, bibi.

3) Keluarga”Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami

dan istri tanpa anak.

6

Page 2: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

7

4) “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu

orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini

disebabkan oleh perceraian atau kematian.

5) “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri

seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian

tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).

b. Tipe keluarga non tradisional

1) Tha unmarriedtteenege mather

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan

anak dari hubungan tanpa nikah.

2) The stepprent family

Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak

ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber

dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak

dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak

bersama.

4) The non marital hererosexual cohibitang family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan

tanpa melalui pernikahan.

Page 3: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

8

5) Cohibitng couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan

karena beberapa alasan tertentu.

6) Group marriage family

Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagai

sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anaknya.

7) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup

bersama atau berdekatan satu sama lainya dan saling

menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan,

dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

3. Tugas kesehatan keluarga

Menurut Friedman (1998), keluarga mempunyai tugas sebagai

berikut: mengenal masalah kesehatan, member perawatan pada anggota

keluarga yang sakit, membuat keputusan tindakan yang tepat,

mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,

mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

4. Peran keluarga

Menurut Friedman (1998), mendefinisikan peran keluarga menjadi

dua yaitu, peran formal dan peran informal:

Page 4: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

9

a. Peran formal

Peran formal keluarga adalah peran dasar yang membentuk

posisi sosial, yaitu suami sebagai ayah dan istri sebagai ibu. Peran-

paran tersebut yaitu: peran sebagai provider (penyedia), sebagai

pengatur rumah tangga, perawatan anak, sosialisasi anak, rekreasi,

persaudaraan (kinskip) atau memelihara hubungan keluarga parental

dan maternal, peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari

pasangan), dan peran seksual.

b. Peran informal

1) Pendorong

Pendorong, memuji, setuju dengan dan menerima kontribusi

dari orang lain. Akibatnya ia dapat merangkul orang lain dan

membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan

bernilai untuk didengarkan.

2) Pengharmonisan

Yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara

para anggota penghibur menyatukan kembali perbedaan pendapat.

3) Inspirator-Kontributor

Mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara

mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

4) Dominator

Cenderung memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan

memanipulasi anggota kelompok tertentu dan membanggakan

Page 5: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

10

kekuasaanya dan bertindak seakan-akan ia mengetahui segala-

galanya dan tampil sempurna.

5) Pioner keluarga

Yaitu membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing, dan

dalam pengalaman baru.

6) Coordinator keluarga

Mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan

keluarga, yang berfungsi mengangkat keakraban dan memerangi

kepedihan.

7) Distraktor dan orang yang tidak relevan

Distraktor bersifat tidak relevan, dengan menunjukan perilaku

yang menarik perhatian, membantu keluarga menghindari atau

melupakan persoalan-persoalan yang menyedihkan dan sulit.

8) Penghubung keluarga

Perantara keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim

dan memonitor komunikasi dalam keluarga.

5. Fungsi keluarga

Menurut Friedmann (1998), mengidentifikasi lima fungsi dasar

keluarga, sebagai berikut :

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,

yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psiko social. Kebersihan melaksanakan fungsi

Page 6: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

11

afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota

keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang

positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui

interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga

yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga

dapat mengembangkan konsep diri positif.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam

melaksanakan fungsi afektif adalah; saling mengasuh, saling

menghargai, cinta kasih kehangatan, saling menerima, saling

mendukung dan ikatan-ikatan antar anggota keluarga dikembangkan

melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek

kehidupan anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang

dijalani oleh setiap individu, yang dicapai melalui interaksi social dan

belajar berperan dalam lingkungan social (Friedman, 1989).

Keberhasilan perkembangan, perubahan individu dan keluarga dicapai

melalui interaksi atau hubungan antara individu dan anggota keluarga

yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin,

budaya, norma-norma dan perilaku melalui hubungan dan interaksi

dalam keluarga.

Page 7: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

12

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan

dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program

keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan makan, minum,

pakaian, dan tempat tinggal untuk tempat berlindung (rumah).

e.Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melakukan tindakan asuhan

kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan atau merawat

anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan

asuhan kesehatan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan

individu. Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga

yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan

berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Adapun

tugas kesehatan keluarga (Brulus Maglaya) adalah; mengenal masalah

kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat,

memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan

suasana rumah yang sehat dan menggunakan fasilitas kesehatan yang

ada di masyarakat.

Page 8: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

13

6. Tahap Perkembangan Keluarga Usia Lanjut

Tahap keluarga dengan usia lanjut menurut ( Friedman, 1998 )

terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua

pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu

pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.

Persepsi terhadap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga

lanjut usia. Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain

merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka.

Banyak dari mereka yang tergantung pada sumber-sumber finansial yang

adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan, dan status

kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit,

umumnya memiliki norma yang rendah dan kesehatan fisik yang buruk

sering merupakan anteseden penyakit mental dikalangan lansia (

Lowenthal, 1972 ).

Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi

suatu kenyataan, maka ada berbagai macam stresor atau kehilangan-

kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-pasangan

yang mengacaukan transisi mereka. Hal ini meliputi:

a. Ekonomi menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara

substansial, mungkin kemudian menyesuaikan terhadap

ketergantungan ekonomi ( ketergantungan pada keluarga atau subsidi

pemerintah ).

Page 9: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

14

b. Perumahan, sering pindah ketempat tinggal yang lebih kecil dan

kemudian dipaksa pindah ketatanan institusi.

c. Sosial, kehilangan saudara, teman-teman dan pasangan.

d. Pekerjaan, keharusan pensiun dan hilangnya perah dalam pekerjaan

dan perasaan produktivitas.

e. Kesehatan, menurunya fungsi fisik, mental dan kognitif, memberikan

perawatan bagi pasangan yang kurang sehat.

Orang yang lebih tua mengalami masalah dengan berbagai aktifitas

hidup sehari-hari yang termasuk mandi, berpakaian, makan, toilet,

penahanan dan mentrasfer. Masalah-masalah ini kemampuan orang yang

lebih tua sering berdampak terhadap hidup mandiri, karena penurunan

fungsional dimana semua mempengaruhi kualitas hidup individu

(Maryam, 2008) .

Penuaan adalah suatu proses menghilangnya perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahap terhadap

infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Maryam, 2008).

Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-kadang tidak

tampak mencolok penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia

dan tidak pada semua tubuh mengalami kemunduran pada waktu yang

sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal,

tidak seorang mengetahui secara pasti penyebab penuaan atau mengapa

manusia menjadi tua pada usia yang berbeda-beda (Pujiastuti, 2003).

Page 10: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

15

B. Konsep Tuberculosis Paru

1. Pengertian

Teberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman

menyerang paru lewat saluran pernafasan, tetapi juga dapat mengenai organ

tubuh lainya (Depkes RI, 2007).

TBC adalah penyakit menular secara langsung yang disebabkan oleh

kuman TBC.Sumber penularan penyakit TBC adalah ketika seorang

penderita TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja

keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainya.

Akibat terkena matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuklei tadi

menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan

angin akan membuat bakteri tuberkulosis yang terkandung dalam droplet

nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat maka

orang itu berpotensi terkena infeksi bakteri tuberkulosis (Muttaqin, 2008).

Bakteri tuberkulosis berbentuk batang dengan ukuran 2-4 u x 0,2-0,5

um, berbentuk seragam, tidak berspora, dan tidak bersimpai. Pada biakan,

bentuknya bervariasi mulai dari bentuk kokoid sampai berupa filamen.

Beberapa strain tertentu barbeda dalam pertumbuhanya, yaitu berbentuk

batang dan tersusun seperti tali yang disebut cord formation (Muttaqin,

2008).

Page 11: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

16

2.Anatomi dan Fisiologi

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pernafasan

a. Anatomi

Paru-paru ada dua, merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru

mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan di tengah

dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur

lainya yang terletak di dalam mediastrium. Paru-paru adalah organ yang

berbentuk kerucut dengan apex (puncak) di atas dan muncul sedikit lebih

tinggi dari khavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas

landai rongga torax, di atas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan

luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampuk

Page 12: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

17

paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang dan sisi depan

yang menutupi sebagian sisi depan jantung.

Lobus paru-paru (belahan paru). Paru-paru dibagi menjadi

beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga

lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula.

Sebuah pipa bronchial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin ia

bercabang, semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong

kecil-kecil, yang merupakan kantong-kantong udara paru-paru. Jaringan

paru-paru adalah elastic, berpori dan seperti spon. Di dalam air paru-paru

mengapung karena udara yang ada di dalamnya.

Bronkhus pulmonalis/ trachea terbelah menjadi dua bronkus utama;

bronkus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalananya

menjelajahi paru-paru bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan

beranting lagi banyak sekali. Saluran yang besar mempertahankan struktur

serupa dengan yang dari trachea, menpunyai dinding fibrusa berotot yang

mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epithelium bersilia. Makin

kecil salurannya, makin kurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal

dinding fibrusa berotot dan lapisan silia. Bronkhus terminalis masuk

kedalam saluran yang agak lain yang disebut vestibula, dan di sisi

membrane pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epithelium bersilia

diganti dengan sel epithelium yang pipih. Dari vestibula berjalan beberapa

infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu.

Kantong udara atau alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epithelium

Page 13: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

18

pipih, dan di sinilah darah hamper langsung bersentuhan dengan udara

sampai suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveoli dan

pertukaran gas pun terjadi.

b. Fisiologi

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.

Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan external, oksigen

dipungut melalui hidung dan mulut, pada waktu bernapas; oksigen masuk

melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungan

dengan darah di dalam kapiler pulmonalis.

Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua

yang disebabkan alastisitas jaringan paru dan dinding dada semakin

berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot

pernapasan dapat berkurang sehingga sulit bernafas. Fungsi paru yang ikut

oleh darah dalam paru untuk digunakan tubuh. Jadi konsumsi oksigen

sangat erat hubunganya dengan arus darah ke paru. Dengan demikian

mudah dimengerti, bahwa konsumsi oksigen menurun pada orang lanjut

usia. Berkurangnya fungsi paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi

system respirasi seperti fungsi ventilasi paru. Selain penurunan fungsi paru

akibat proses menua, beberapa faktor yang dapat memperburuk fungsi

paru obesitas. Imobilitas dapat mempengaruhi tubuh menurun. Individu

mudah terserang infeksi.

Hanya satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli-kapiler,

memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membrane ini dan

Page 14: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

19

dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari

sini dipompa didalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan

paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini

hemoglobinnya 95 % jenuh oksigen.

Didalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan

metabolisme, menembus membrane alveolar-kapiler darah ke alveoli dan

setelah melalui pipa bronchial dan trachea, dinapaskan keluar melalui

hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau

pernapasan externa:

1) Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam

alveoli dengan udara luar.

2) Arus darah melalui paru-paru.

3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat

dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh.

4) Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler.

CO2 lebih mudah berdifusi daripada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang

meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu

gerak badan lebih banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu

banyak CO2 dan dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 tidak dapat

dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini

merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan

Page 15: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

20

dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian

terjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2 (Evelyn

C.Pearce.2008).

3. Etiologi

Penyebab dari penyakit tuberkulosis paru adalah terinfeksinya paru oleh

micobacterium yang merupakan kuman berbentuk batang dengan ukuran

panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm dan bersifat aerob. Sifat ini yang

menunjukan kuman lebih menyenangi jaringan yang lebih tinggi kandungan

oksigenya, sehingga paru-paru merupakan tempat prediksi penyakit

tuberkulosis. Kuman ini juga terdiri dari asal lemak (lipid) yang membuat

kuman lebih tahan terhadap asm dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan

fisik. Penyebaran mycrobacterium tuberkulosis yaitu melalui droplet nukles,

kemudian dihirup oleh manusia dan menginfeksi ( Depkes RI, 2010).

4. Patofisiologi

Seiring penambahan usia kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan

otot pernafasan akan menurun, sendi-sendi tulang juga akan menjadi kaku.

Keadaan tersebut mengakibatkan yaitu penurunan laju ekspirasi paska satu

detik sebesar + 0,2 liter/dekade serta berkurangnya kapasitas vital, menurunya

bulu getar, leukosit, antibody dance eks batuk.Semua ini berakibat lansia

menjadi lebih rentang terhadap infeksi ( Noorkasiem, 2009).

Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang

disebabkan alastisitas jaringan paru dan dinding dada semakin

berkurang.Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan

Page 16: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

21

dapat berkurang sehingga sulit bernafas. Fungsi paru yang ikut oleh darah

dalam paru untuk digunakan tubuh. Jadi konsumsi oksigen sangat erat

hubunganya dengan arus darah ke paru. Dengan demikian mudah dimengerti,

bahwa konsumsi oksigen menurun pada orang lanjut usia. Berkurangnya fungsi

paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi system respirasi seperti fungsi

ventilasi paru. Selain penurunan fungsi paru akibat proses menua, beberapa

faktor yang dapat memperburuk fungsi paru obesitas. Imobilitas dapat

mempengaruhi tubuh menurun. Individu mudah terserang infeksi.

Pada usia lanjut tanpa penyakit saja sudah mengalami penurunan fungsi

parunya, ditambah menderita TB.paru sehingga menambah dan memperburuk

keadaan (Nugroho, 2008).

Individu rentan menghirup basil tuberkulosis dan menjadi terinfeksi.

Masuknya kuman tuberculosis ke dalam tubuh selalu menimbulkan penyakit,

infeksi oleh virulensi dan banyaknya basil tuberculosis serta daya tahanb tubuh

manusia. Basil tuberculosis masuk ke dalam paru melalui udara, dengan

masuknya basil tuberculosis maka akan terjadi eksudasi dan kondolasi yang

terbatas. Bakteri tuberculosis dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli tempat

dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Basil juga

dipindahkan melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lainya

(ginjal, tulang, korteks serebri) dan area paru-paru lainya (lobus atas).

Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi.Fagosit

(neutrofit dan makrofag) menelan banyak bakteri, limfosit spesifik tuberkulosis

menghancurkan basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan

Page 17: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

22

penumbukan eksudat dalam alveoli menyebabkan pneumonia. Infeksi awal

biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan.

Masa jaringan baru yang disebut granulomas yang merupakan gumpalan

basil yang masih hidup dan yang sudah mati dikelilingi oleh makrofak

membentuk dinding protektif. Granulomas diubah menjadi massa jaringan

fibrosa. Bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut tiberkel ghon. Bahan (

bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik membentuk massa seperti keju. Massa

ini dapat mengalami klasifikasi membentuk sekat kolagenosa. Bakteri menjadi

dorman tanpa perkembangan penyakit aktif (Suddarth, 2001).

Setelah pemajanan dan infeksi awal individu dapat mengalami penyakit

aktif karena gangguan atau respon yang tidak adekuat dari respon sistem imun.

Penyakit aktif dapat juga terjadi dengan infeksi ulang dan aktifasi bakteri

dorman. Dalam kasus itu tuberkel ghan memecah melepaskan bahan seperti

keju kedalam bronki. Bakteri kemudian tersebar diudara mengakibatkan

penyebaran penyakit lebih jauh. Tuberkel yang memecah menyambuh

membentuk jaringan parut. Peru terinfeksi menjadi lebih membengkak

mengakibatkan terjadinya bronkopneumoni lebih lanjut, pembentukan tuberkel

dan seterusnya, kecuali proses tersebut dapat dihentikan. Penyebarannya

dengan lambat mengarah kebawah ke hilum paru-paru dan kemudian meluas

ke lobus yang berdekatan. Proses mungkin berkepanjangan yang ditandai

dengan remisi lama ketika penyakit dihentikan diikuti dengan periode aktivitas

yang diperbaharui, hanya sekitar 10% yang awalnya terinfeksi mengalami

penyakit (Price, 1996).

Page 18: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

23

5. Pathways

Sistem pernapasan menurun

(Pegas dinding dan kekuatan otot menurun)

Fungsi paru menurun

Reflek batuk

Usia Lanjut

(elastisitas jaringan paru dan dinding dada)

Mycobacterium tuberculosis

Terhirup individu rentan

Tuberkolosis paru

Fibrosis pada paru dan glanulomas pada paru

Batuk berdarah

Jaringan paru

rapuh

Inflamasi Kuman Dorman

d

Pemeriksaan produksi

sputum

Akumulasi sputum di

jalan nafas

Droplet Mudah iritasi Pemeriksaan

asam lambung

Resti bersihan

jalan nafas tidak

efektif Resiko terjadi

penularan

Perdarahan Mual + muntah

Obstruksi jalan

Nafas

Anoreksia

Resti pola nafas

Tidak efektif

Nutrisi kurang dari

Kebutuhan tubuh

Page 19: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

24

6. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala

Tanda dan gejala tuberkulosis dapat bermacam-macam antara lain.

1) Demam

Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-41 o C, keadaan ini sangat

dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringanya infeksi

kuman tuberkulosis yang masuk.

2) Batuk

Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini dipengaruhi

untuk membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering

(non produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif

(menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk

darah haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat.

Kebanyakan batuk darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.

3) Sesak nafas

Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas.

Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana

infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.

4) Nyeri dada

Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada

pleura, sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan jarang

ditemukan.

Page 20: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

25

5) Malaise

Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise

sering ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala,

meriang, nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin

berat dan hilang timbul secara tidak teratur.

7. Penatalaksanaan

1) Pengobatan

Tujuan terpenting dari tatalaksana pengobatan tuberculosis paru

adalah mencegah resistensi dan pencegahan terjadinya komplikasi.

Jenis dan dosis OAT menurut Depkes RI, 2011 :

a. Isoniazid (H)

Dikenal dengan INH bersifat bakterisid, efektif terhadap

kuman dalam keadaan metabolic aktif, Yaitu kuman yang

sedang berkembang. Efek samping yang mungkin muncul

berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Dosis harian

yang dianjurkan 5mg/kg BB diberikan sama untuk

pengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu.

b. Rifampisin (R)

Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman semi dormand

(persisten) yang tidak dapat dibunuh oleh isoniazid. Efek

samping adalah hepatitis, mual, reaksi demam,

trombositopenia. Rifampisin dapat mengakibatkan warna

merah atau jingga pada air seni dan keringat dan itu harus

Page 21: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

26

diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak

menjadi cemas. Dosis 10mg/kg BB diberikan sama untuk

pengobatan harian maupun intrermiten 3 kali seminggu.

c. Pirazinamid (P)

Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman yang berada

dalam sel dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid

adalah hepatitis, atralgia. Dosis harian yang dianjurkan

25mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3

kali seminggu diberikan dosis 35mg/kg BB.

d. Streptomisin (S)

Bersifat bakterisid. Efek samping dari streptomisin adalah

nefrotoksisk dan kerusakan nervus kranialis VIII yang

berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran. Dosis

harian 15 mg/kg BB sedangkan untuk pengobatan

intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama.

e. Ethambutol (E)

Bersifat bakteriostatik, ethmbutol dapat menyebabkan

gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman

penglihatan, buta warna merah dan hijau. Dosis harian

yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkam untuk

pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis 30

mg/kg BB.

Page 22: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

27

2) Panduan pengobatan OAT-FDC terdiri dari

a) Kategori, I : 2 (HRZE) / 4 (HR)

Kategori, I diberikan kepada :Penderita baru TBC Paru BTA positif,

penderita baru TBC Paru BTA negative/ Rontegen positif (ringan atau

berat), Penderita TBC Ekstra Paru (ringan atau berat).

b) Kategori 2: 2 (HRZE) S / 1 (HRZE) /5 (HR)3 E3

Kategori 2 diberikan kepada: Penderita TBC BTA positif kambuh,

penderita TBC BTA Positif gagal, penderita TBC berobat setelah

lalai.

c) OAT sisipan :I (HRZE)

OAT sisipan diberikan : Bila pada akhir tahap intensif pengobatan

pada penderita BTA positif tidak terjadi konvensi, maka diberikan

obat sisipan 4 FDC (HRZE) setiap hari selama 28 hari dengan jumlah

tablet setiap kali minum sama dengan sebelumnya.

d) Kategori anak : 2 (HRZE) 4 (HR)

Kategori anak diberikan kepada: Penderita TBC anak adalah penderita

yang berusia 0-14 tahun.Kategori anak terdiri atas tablet yang

mengandung 3 macam obat dikenal sebagai tablet 3 FDC (HRZ).

Setiap tablet mengandung (30 mg Isoniasid, 60 mg Rifampisin, 150

mg Pirazinamid). Tablet yang mengandung 2 macam obat dikenal

sebagai tablet 2 FDC (HR) setiap tablet mengandung (30 mg

Isoniasid, 600 mg Rifampisin).

Page 23: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

28

3) Pembedahan

Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil yaitu dengan mengangkat

jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki

kelainan tulang, bronkoskopis untuk mengangkat polip granulomatosa

tuberculosis atau untuk reseksi bagian paru yang rusak.

4) Pencegahan

Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil

tuberculosis, mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi

adekuat, isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga

dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan

daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberculosis virulen.

5) Penatalaksanaan perawatan

Penatalaksanaan perawatan untuk klien ditujukan agar :

a. Klien dapat mempertahankan jalan nafas dengan mengeluarkan

sekret tanpa bantuan

b. Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi

c. Kebutuhan istirahat tidur klien dapat terpenuhi

d. Klien dapat beraktivitas secara efektif

e. Klien dapat lebih mendapatkan pengetahuan tentang penyakit TB

f. Klien tidak terjadi infeksi terhadap penyebaran penyakitnya ke

organ orang lain.

Page 24: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

29

8. Komplikasi TBC

Komplikasi yang sering muncul pada penderita tuberkulosis paru antara lain :

1. Pendarahan dari saluran pernafasan bagian bawah yang dapat

mengakibatkan kematian karena syok hipolemik atau tersumbatnya jalan

nafas.

2. Penyebaran infeksi ke organ lain

Misal ;otak, jantung, persendian, ginjal

9. Pemeriksaan fisik pada penderita TBC

1) Inspeksi

Tubuh kelihatan kurus, potur tubuh cenderung membungkuk, tampak lemah,

muka pucat, pasien tampak gelisah, batuk-batuk, sesak nafas.

2) Palpasi

Dada : Untuk mengetahui perkembangan paru kanan /kiri seimbang atau

tidak.

Cara : Pasien disuruh mengucapkan angka 77 dan tangan perawat di

letakan diatas dada pasien sambil membedakan gerakan paru

kanan dan kiri.

3) Perkusi

Dada : suara perkusi pekak (terdengar duk-duk )

4) Auskultasi

Didapat tanda ronchi, adalah sekret menimbulkan suara tambahan ronchi

kering.

Page 25: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

30

10. Pengawasan Menelan Obat (PMO)

Salah satu komponen Directly Observed Treatment Shortcourse

chemotherapy (DOAT) adalah pengobatan panduan Obat Anti TB (OAT)

jangka pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan

pengobatan diperlukan seorang PMO.

1) Persyaratan PMO

a. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas

kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati

oleh pasien.

b. Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.

c. Bersedia membantu pasien dengan sukarela.

d. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama

dengan pasien.

2) Siapa yang bisa jadi PMO

Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa,

Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasi, dan lain lain. Bila tidak

ada petugas kesehatan, guru, anggota Perhimpunan Pemberantasan

Tuberkulosis Indonesia (PPTI), atau tokoh masyarakat lainya atau anggota

keluarga.

3) Tugas seorang PMO

a. Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai

selesai pengobatan.

b. Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.

Page 26: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

31

c. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang

telah ditentukan.

d. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang

mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera

memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK).

Tugas seorang PMO bukanlah untuk mengganti kewajiban pasien

mengambil obat dari unit pelayanan kesehatan.

4) Informasi penting yang perlu dipahami PMO umtuk disampaikan kepada

pasien dan keluarganya:

a. TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan

b. TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur

c. Cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan cara

pencegahannya

d. Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan)

e. Pentinganya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur

f. Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera

meminta pertolongan ke Unit Pemeriksaan Kesehatan (UPK).

11. Pemeriksaan penunjang pada penderita TBC

Pemeriksaan penunjang pada pasien tuberkulosis paru yaitu :

1) Kultur sputum : positif untuk mycobacterium tuberkulosis pada tahap

akhir penyakit.

Page 27: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

32

2) Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan

darah) positif untuk basil asam cepat.

3) Tes kulit (mantoux, potongan vollmer): reaksi positif (area indurasi 10 mm

atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intra dermal antigen)

menunjukan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara

berarti menunjukan penyakit aktif.

4) Foto thorak: dapat menunjukan infiltrasi lesi awal pada area paru atas

simpangan kalsium lesi sembuh primer atau effuse cairan.

5) Histologi atau kultur jaringan paru: positif untuk mycobacterium

tuberkulosis.

6) Biopsi jarum pada jaringan paru: positif untuk granulana TB, adanya sel

raksaa menunjukan nekrosis.

7) Nektrolit: dapat tidak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi.

8) GDA: dapat normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.

9) Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang

mati, peningkatan rasio udara dan kapasitas paru total dan penurunan

saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/ fibrosis, kehilangan

jaringan paru dan penyakit pleural (Doengoes, 1999).

Page 28: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

33

C. Proses Keperawatan Keluarga dengan TB.Paru

1. Pengkajian keluarga

Tahap-tahap proses pengkajian keperawatan keluarga meliputi :

a. Identifikasi data

1) Data keluarga

Apabila ada yang tinggal dalm satu rumah dengan penderita TB.

Paru maka orang tersebut beresiko tertular 2 kali lebih besar dari

pada orang yang tidak tinggal serumah dengan penderita TB.Paru.

2) Komposisi keluarga

Dilakukan pengidentifikasiaan penyakit TB. Paru dimulai dari

anggota keluarga yang sudah dewasa kemudian diikuti anak sesuai

dengan urutan usia dari yang tertua dikarenakan penyakit TB. Paru

mudah menular pada anggota keluarga:

a) Umur penderita TB.Paru sering kali berasal dari usia produktif

(15-50 tahun). Angka tertinggi pada wanita ditemukan pada

usia 40-50 tahun (Doengoes, 1999).

b) Jenis kelamin, insiden tertinggi pada laki-laki dan bukan kulit

putih (Doengoes, 1999). Pada wanita angka prevalensinya

masih lebih rendah dan meningkat juga lebih sedikit

dibandingkan laki-laki (Crofton, 1999).

3) Tipe keluarga

Garis keturunan atau silsilah keluarga dari tiga generasi apakah ada

yang menderita TB.Paru.

Page 29: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

34

4) Latar belakang budaya

Status kesehatan yang buruk (alkoholisme, perokok), tinggal

dilingkungan yang padat penduduk dan kumuh, kebiasaan makan

sepiring berdua, penggunaan tempat pelayanan kesehatan secara

berkala (Depkes, 2007).

5) Pola spiritual

Agama yang dianut dalam keluarga dan kegiatan agama yang aktif

diikuti.

6) Status kelas sosial

a) Penghasilan keluarga

Keluarga yang berpenghasilan kurang atau kepala keluarga yang

tidak mampu bekerja lagi, pendapatanya menurun dan akan

mempengaruhi dalam penemuan gizi keluarga. Akibatnya daya

tahan tubuh anggota keluarga rendah sehingga kemungkinan

terserang TB.Paru sangat besar. Faktor yang mempengaruhi

kemungkinan seseorang menjadi penderita TB.Paru adalah daya

tahan tubuh yang rendah.

b) Pendidikan

Kegiatan ekonomi yang rendah sangat berkaitan dengan masalah

pendidikan, ketidak mampuan keluarga dalam mengatasi

masalah yang mereka hadapi dan kurangnya pengetahuan

tentang masalah TB.Paru membuat keluarga tidak mampu

Page 30: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

35

merawat penderita dengan baik yang mengakibatkan kondisi

penyakit bertambah buruk dan timbul komplikasi.

7) Aktifitas rekreasi keluarga

Aktifitas yang dilakukan bersama-sama keluarga, frekuensi

aktifitas keluarga dan penggunaan waktu senggang secara bersama-

sama.

b. Tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan setiap anggota keluarga dari yang usia bayi

sampai lanjut usia.

2) Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat kesehatan dalam keluarga adakah keluarga yang pernah

menderita penyakit kronis, penyakit menular atau penyakit yang

sifatnya herediter misalnya diabetes, hipertensi, hepatitis serta

bagaimana perawatan dari keluarga, pengobatan tindakan medis yang

telah diberikan.

c. Data lingkungan

1) Karakteristik rumah

Lingkungan rumah yang kumuh, berdebu, kurang ventilasi, penerangan

yang kurang, keadaan kamar tidur yang pengap karena sinar matahari

tidak masuk, kasur yang tidak pernah dijemur merupakan faktor yang

menyebabkan kuman tuberkulosis mudah menyebar dan menular.

Page 31: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

36

2) Macam lingkungan tempat tinggal

Tinggal ditempat yang padat penduduk dan kumuh dapat mempercepat

penularan bakteri tuberculosis paru.

3) Karakteristik hubungan dengan tetangga dan masyarakat penderita

TB.Paru cenderung merasa rendah diri dalam pergaulan. Karena

penyakit tuberculosis merupakan penyakit yang menular melalui udara,

batuk dan bersin.

4) Mobilisasi geografis keluarga

Status rumah yang dihuni keluarga apakah rumah sendiri atau

menyewa, sudah berapa lama tinggal didaerah tersebut dan pindah dari

daerah mana.

5) Interaksi keluarga dengan masyarakat

a) Fasilitas sosial dan kesehatan

Fasilitas kesehatan yang tidak memadai dan tidak terjangkau

menjadi kendala dalam kelangsungan pengobatan penderita TB.Paru.

b) Fasilitas transportasi

Transportasi merupakan sarana yang penting dan sangat diperlukan

agar penderita mendapatkan pelayanan kesehatan dengan segera.

Ketiadaan sarana transportasi menjadikan penderita enggan untuk

datang ke pusat pelayanan kesehatan sehingga memperburuk

keadaan.

Page 32: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

37

6) Sistem pendukung dalam keluarga

Dalam keberhasilan pengobatan TB.Paru diharapkan dari keluarga ada

yang menjadi pengawas minum obat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi

Menjelaskan cara berkomunikasi antara anggota keluarga, sistem

komunikasi yang digunakan, efektif atau tidaknya dalam keluarga.

2) Struktur peran

Apakah anggota keluarga sudah menjalankan peranya dalam keluarga

dengan baik sesuai dengan fungsinya. Seorang penderita TB.Paru akan

mengalami perubahan kapasitas fisik dalam melaksanakan peran.

3) Struktur kekuatan keluarga

Sejauh mana keluarga mampu mengambil keputusan dengan tepat

dalam mengatasi masalah TB.Paru yang ada dalam keluarga.

4) Nilai dan norma keluarga

Persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi di keluarga

dalam hal ini TB.Paru.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi perawatan kesehatan

a) Keluarga mengenal masalah kesehatan

b) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat

c) Keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga

yang sakit.

Page 33: BAB II 1. Pengertian Keluarga a. ikatan kebersamaan dan ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-ardikanova... · mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

38

d) Keluarga mampu memodifikasi dan memelihara lingkungan untuk

menunjang kesehatan.

e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan yang

ada.

f. Koping keluarga

1) Stressor yang sering muncul dalam keluarga

2) Respon keluarga terhadap streesor

3) Koping yang digunakan dalam mengatasi streesor

2. Diagnosa keperawatan keluarga

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit TB.

Paru.

b. Resiko terjadi penularan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal Multi Drug Resistence (MDR).