BAB I.docx

download BAB I.docx

of 2

Transcript of BAB I.docx

BAB IPENDAHULUAN

Ulkus dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada usia lanjut. Tatalaksana cukup sulit dan butuh waktu lama bila sudah mencapai stadium 3 dan 4. Predisposisi ulkus dekubitus pada usia lanjut adalah komorbiditas, frailty, penurunan status fungsional dan gangguan fungsi kognitif. Di negara negara maju, prevalensi ulkus dekubitus mencapai 11% yang terjadi dalam dua minggu pertama perawatan. Ulkus dekubitus dapat terjadi pada setiap tahapan usia, pada usia lanjut merupakan masalah khusus akibat imobilisasi yang merupakan masalah besar pada pasien geriatri (geriatric giant). Seseorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami ulkus dekubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali setiap jamnya. Penggantian posisi ini, walaupun hanya bergeser, sudah cukup untuk mengganti bagian tubuh yang kontak dengan alas tempat tidur. Angka prevalensi ulkus dekubitus berbeda-beda pada setiap negara. Pada masing-masing rumah sakit di Amerika menunjukkan sekitar 4,7%-29,7% dan 11,2%-23% di nursing home, Inggris Raya sekitar 7,9%-32,1% dan 4,6%-7,5% di nursing homes. Pada perawatan akut (nursing homes) di Eropa berkisar 3%-83,6%, Tiga rumah sakit di Singapura berkisar 9%-14% (pada perawatan akut dan rehabilitasi), 21% pada rumah sakit rehabilitasi Hongkong dan sekitar 14,6% pada komunitas di Jepang (Maklebust & Sieggreen, 2001). Angka kejadian ulkus dekubitus di Indonesia mencapai 33,3% dimana angka ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka prevalensi ulkus dekubitus di ASEAN yang hanya berkisar 2,1%31,3% (Seongsook et al., 2004 ; Yusuf 2010).Insiden ulkus dekubitus meningkat sejalan dengan meningkatnya umur. Lebih dari duapertiga kasus terjadi pada pasien di atas 70 tahun. Pada usia lebih muda, ulkus dekubitus lebih sering dijumpai pada laki-laki terkait dengan cedera tulang belakang. Sebaliknya, pada usia lanjut didapatkan dominan pada wanita terkait dengan usia yang lebih panjang. Insiden ulkus dekubitus pada penderita dengan gangguan neurologi ditemukan berkisar 5 8% dan merupakan penyebab langsung kematian 7 8% penderita paraplegi. Pada penderita dengan penyakit akut, insidensinya berkisar 3 11%. Selain itu, prevalensi ulkus dekubitus pada penderita rawat inap berkisar 8 13%. Lokasinya paling sering ditemukan pada daerah pinggul dan pantat (67%), tumit, skapula, dan daerah patela (25%), serta hidung, pipi, dahi dan siku (8%).Pengkajian pasien geriatri yang mengalami penurunan status fungsional atau imobilisasi harus dapat mengenali adanya ulkus dekubitus, karena jika tidak ditatalaksana sejak dini, angka morbiditas dan mortalitas tinggi serta akan menjadi beban keluarga dengan biaya perawatan tinggi. Tindakan pencegahan ulkus dekubitus lebih penting dilakukan pada pasien yang berisiko terjadi ulkus dekubitus. Dikarenakan kasus ulkus dekubitus masih cukup banyak ditemukan khususnya pada lansia yang mendapat perawatan di pelayanan kesehatan, maka penting bagi tenaga kesehatan khususnya dokter untuk melakukan pencegahan munculnya ulkus dekubitus, mengedukasi pasien maupun keluarga pasien serta melakukan perawatan yang holistik dan mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut sehingga dapat menurunkan prevalensi morbiditas dan morbiditas dari ulkus dekubitus pada lansia.

1

3