BAB I.docx

34
PENYAJIAN INFORMASI PARIWISATA DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) TAHUN 2012 I. Latar belakang Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau peristiwa yang terjadi dimuka bumi yang timbul dari ak tifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu kebutuhan untuk memenuhi k esenangan hati, karena kegiatannya banyak mendatangkan keuntungan p ada daerah atau negara yang berusaha mengembangkan kegiatan pariwisata ini. Sektor pariwisata merupakan salahsatu sektor andalan kegiatan perekonomian yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja. Sejalan dengan usaha pemerintah dalam mencapai sasaran pembangunan. Pengembangan sektor pariwisata saat ini me ndapat perhatian serius karena pembangunan kepariwisataan mempunyai dampak positif terhadap pembangunan manusia seutuhnya. Selain untuk menciptakan lapangan kerja, pembangunan pariwisata mampu mengga lakkan kegiatan ekonomi lainnya, termasuk pendapatan daerah dan negara serta penerimaan devisa. Pengembangan pariwisata nusantara dilaksanakan sejalan dengan upaya memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa, serta menanam

Transcript of BAB I.docx

Page 1: BAB I.docx

PENYAJIAN  INFORMASI PARIWISATA DI

KABUPATEN LOMBOK TENGAH BERBASIS SISTEM

INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) TAHUN 2012

I. Latar belakang

Kepariwisataan   merupakan   salah   satu   dari   sekian   banyak   gejala   atau

peristiwa  yang  terjadi  dimuka  bumi  yang  timbul  dari  aktifitas  manusia  untuk

memenuhi  kebutuhannya,  yaitu  kebutuhan  untuk  memenuhi  kesenangan  hati,

karena   kegiatannya   banyak   mendatangkan   keuntungan   pada   daerah   atau

negara yang berusaha mengembangkan kegiatan pariwisata ini.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan kegiatan

perekonomian yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja dan

kesempatan  kerja.  Sejalan  dengan  usaha  pemerintah  dalam  mencapai  sasaran

pembangunan.  Pengembangan  sektor  pariwisata  saat  ini  mendapat  perhatian

serius karena pembangunan kepariwisataan mempunyai dampak positif

terhadap pembangunan manusia seutuhnya. Selain untuk menciptakan

lapangan   kerja,   pembangunan   pariwisata   mampu   menggalakkan   kegiatan

ekonomi  lainnya,  termasuk  pendapatan  daerah  dan  negara  serta  penerimaan

devisa.

Pengembangan  pariwisata  nusantara  dilaksanakan  sejalan  dengan  upaya

memupuk  rasa  cinta  tanah  air  dan  bangsa,  serta  menanamkan  jiwa,  semangat

dan  nilai-nilai  luhur  bangsa  dalam  rangka  lebih  memperkokoh  persatuan  dan

kesatuan nasional, terutama dalam bentuk penggalakkan pariwisata remaja dan

pemuda dengan lebih meningkatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan

1

Page 2: BAB I.docx

kepariwisataan. Daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan wisata

mancanegara   perlu   ditingkatkan   melalui   upaya   pemeliharaan   benda   dan

khasanah  bersejarah  yang  menggambarkan  ketinggian  budaya  dan  kebesaran

bangsa, serta didukung dengan promosi memikat.

Dalam mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus

memperhatikan berbagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap  keberadaan

suatu  daerah  tujuan  wisata.  Faktor-faktor  itu  terkait  dengan  5  unsur  pokok

yang  harus  ada  dalam  suatu  daerah  tujuan  wisata  seperti  yang  dikemukakan

oleh   Suwantoro   (1997:19-24)   yang   meliputi   objek   dan   daya   tarik   wisata,

prasarana  wisata,  sarana  wisata,  tata  laksana/infrastruktur  serta  kondisi  dari

masyarakat/lingkungan.

Salah  satu  kabupaten  di NTB  yang  memiliki  berbagai  macam

obyek   wisata   yang   cukup   menarik   adalah   objek   wisata   yang   tersebar   di

Kabupaten  Lombok Tengah   .  Objek  wisata  yang  tersebar  di  Kabupaten  Lombok Tengah   ini  antara lain:   Air Terjun Benang Stokel,   Pantai   Kuta,  Bendungan Batujai, Dusun Sade dan  sebagainya.  Dengan  melihat  berbagai  macam  objek  wisata  yang

memiliki  pesona  masing-masing  baik  pesona  alam  maupun  pesona  budaya

tentunya   dapat   dijadikan   modal   untuk   lebih   mengembangkan   wilayah   ini

sebagai daerah tujuan pariwisata. Oleh karena itu penyediaan data yang akurat

tentang kondisi objek wisata di Kabupaten Lombok Tengah sangat diperlukan.

Page 3: BAB I.docx

Penyajian informasi di Kabupaten Lombok Tengah  pada saat ini masih memerlukan

pengembangan,  hal  ini  dikarenakan  informasi  tentang  objek  wisata  tersebut

masih kurang. Informasi yang dapat diperoleh oleh masyarakat adalah melalu

Page 4: BAB I.docx

brosur  dan  TIC  (Tourism  Information  Center)  yang  hanya  dapat  diperoleh

melalui  Dinas  Pariwisata.  Informasi  yang  ditampilkan  hanya  nama  dan  jenis

atraksi wisata saja, sedangkan informasi lainnya seperti akomodasi,

transportasi,  biro  perjalanan  serta  sarana  dan  prasarana  lain  yang  mendukung

tidak  tersedia.  Untuk  lebih  mengembangkan  pariwisata  di  Kabupaten  Lombok Tengah 

diperlukan  suatu  informasi  yang  lebih  informatif  sehingga  dapat  memberikan

kemudahan bagi wisatawan.

II. Rumusan masalah

Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  dapat  diambil  suatu  permasalahan

yang terkait dengan informasi daerah tujuan wisata yaitu :

1.Objek-objek wisata apa sajakah yang berpotensi di Kabupaten  Lombok Tengah.

2.Belum adanya  informasi pariwisata berbasis SIG di Kabupaten Lombok Tengah

III. Tujuan dan manfaat penelitian.

                           3.I.  Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1.Identifikasi dan inventarisasi objek-objek wisata yang berpotensi  di Kabupaten Lombok Tengah .

2.   Menyajikan  sistem  informasi  yang  menampilkan  data  yang  terkait  dengan

keberadaan objek wisata di Kabupaten Lombok Tengah berbasis SIG.

Page 5: BAB I.docx

3.2.Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.I.Manfaat  akademis

1. ,penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan  mengenai  informasi  pariwisata dan  juga  dapat  memperkaya

khasanah ilmu sosial khususnya geografi pariwisata.

3.2.2. Manfaat praktis

1. dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan bagi Dinas Perhubungan dan Pariwisata   Kabupaten Lombok Tengah    dalam

pengambilan keputusan dan pengembangan pariwisata sehingga dapat

membantu   memberikan   informasi   kepada   masyarakat   tentang   berbagai

potensi pariwisata .

Page 6: BAB I.docx

LANDASAN TEORI

A. Pariwisata

1.   Pengertian Pariwisata

Dalam   Undang-Undang  Nomor  9  Tahun  1990  bahwa  pariwisata  adalah

segala   sesuatu   yang   berhubungan   dengan   wisata,   termasuk   didalamnya

pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang

tersebut.

Menurut  Suwantoro  (1997:3)  istilah  pariwisata  berhubungan  erat  dengan

pengertian  perjalanan  wisata,  yaitu  sebagai  suatu  perubahan  tempat  tinggal

sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan bukan untuk

melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.

2.   Potensi Wisata

Suatu wilayah dapat dikembangkan apabila ada sumberdaya alam berupa

mineral, sumber air, lahan yang subur, sumber hewani dan nabati atau sejenisnya

dilengkapi   dengan   sumber   daya   manusia   berupa   tingkat   pendidikan   yang

memadai, tingkat kebudayaan tinggi, tingkat teknologi, dan modal yang cukup

memadai untuk dapat menggali dan mengembangkan sumber daya alami yang

tersedia  guna  kemakmuran  dan  kesejahteraan  umat  manusia  (Bintarto  dalam

Karim, 2003:19).

10

Secara   garis   besar   sumber   daya   dapat   diklasifikasikan   menjadi   dua

(Sumaatmaja dalam Karim, 2003:20), yaitu sumber daya alam dan sumber daya

manusia. Sumber daya tersebut dijelaskan di bawah ini:

a.   Sumber daya alam, yaitu segala komponen lingkungan alam seperti tanah, air,

lahan, hutan, binatang liar, mineral yang dapat dimanfaatkan oleh manusia

dalam meningkatkan kesejahteraan.

Page 7: BAB I.docx

b.   Sumber daya manusia, yaitu segala potensi dan kemampuan yang ada dalam

diri  manusia  yang  dapat  dimanfaatkan  bagi  kepentingan  hidup  manusia

sendiri.

Modal atau sumber pariwisata dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu potensi

alam,   potensi   kebudayaan,   dan   potensi   manusia.   Potensi-potensi   tersebut

dijelaskan dibawah ini:

a.   Potensi Alam, terdiri dari potensi fisik, flora dan fauna. Ketiga potensi alam

tersebut dapat menjadi atraksi wisata yang berperan sama, tetapi salah satu

atraksi dapat lebih menonjol. Pada umumnya wisatawan lebih tertarik pada

alam terbuka seperti pegunungan, hutan dan pantai.

b.   Potensi Kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya meliputi

kebudayaan tinggi akan tetapi meliputi adat istiadat dan segala kegiatan yang

hidup di tengah-tengah masyarakat.

11

c.   Potensi Manusia, yaitu kemampuan yang ada dalam diri manusia yang dapat

dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata.

3.   Bentuk Pariwisata

Menurut   Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima

kategori  yaitu  menurut  asal  wisatawan,  menurut  akibatnya  terhadap  neraca

pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat

angkut  yang  dipergunakan.  Bentuk-bentuk  pariwisata  tersebut  dijelaskan  di

bawah ini:

a.   Menurut asal wisatawan

Pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam atau luar

negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah

Page 8: BAB I.docx

tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama

ia  mengadakan  perjalanan,  maka  disebut  pariwisata  domestik,  sedangkan

kalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.

b.   Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan  wisatawan  dari  luar  negeri  adalah  membawa  mata  uang

asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap

neraca  pembayaran  luar  negeri  suatu  negara  yang  dikunjunginya,  yang  ini

disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar

negeri   memberikan   dampak   negatif   terhadap   neraca   pembayaran   luar

negerinya, disebut pariwisata pasif.

12

c.   Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara

diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara

yang  bersangkutan.  Hal  ini  menimbulkan  istilah-istilah  pariwisata  jangka

pendek   dan   pariwisata   jangka   panjang,   yang   mana   tergantung   kepada

ketentuan-ketentuan  yang  diberlakukan  oleh  suatu  negara  untuk  mengukur

pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.

d.   Menurut jumlah wisatawan

Perbedaan  ini  diperhitungkan  atas  jumlah  wisatawan  yang  datang,

apakah  sang  wisatawan  datang  sendiri  atau  rombongan.  Maka  timbulah

istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

e.   Menurut alat angkut yang dipergunakan

Dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan,

maka  kategori  ini  dapat  dibagi  menjadi  pariwisata  udara,  pariwisata  laut,

pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan

tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.

Page 9: BAB I.docx

4.   Jenis Pariwisata

Menurut Pendit (2002:38-43) jenis pariwisata dibagi menjadi 15, yaitu: wisata

budaya,  wisata  kesehatan,  wisata  olahraga,  wisata  komersial,  wisata  industri,

wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritime,

wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata bulan madu, dan   wisata

petualngan. Jenis-jenis pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini:

13

a.   Wisata Budaya

Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk

memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan

atau  peninjauan  ke  tempat  lain  atau  ke  luar  negeri,  mempelajari  keadaan

rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka.

b.   Wisata Kesehatan

Hal ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut

untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal

demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan

mengunjungi  tempat  peristirahatan  seperti  mata  air  panas  mengandung

mineral  yang  dapat  menyembuhkan,  tempat  yang  mempunyai  iklim  udara

menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas

kesehatann lainnya.

c.   Wisata Olahraga

Ini  dimaksudkan  wisatawan-wisatawan  yang  melakukan  perjalanan  dengan

tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif

dalam  pesta  olah  raga  di  suatu  tempat  atau  negara  seperti  Asian  Games,

Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup, F-1 dan lain-lain.

d.   Wisata Komersial

Dalam jenis  ini  termasuk  perjalanan  untuk  mengunjungi  pameran-pameran

Page 10: BAB I.docx

dan  pekan  raya  yang  bersifat  komersil,  seperti  pameran  industri,  pameran

dagang dan sebagainya. Pada mulanya banyak orang berpendapat bahwa hal

14

ini tidaklah dapat digolongkan ke dalam dunia kepariwisataan, dengan alasan

bahwa perjalanan serupa ini, yaitu ke pameran atau pekan raya yang bersifat

komersial hanya dilakukan oleh orang-orang yang khusus mempunyai tujuan-

tujuan tertentu untuk urusan bisnis mereka dalam pekan raya tersebut. Tetapi

kenyataannya dewasa ini dimana pameran-pameran atau pekan raya diadakan,

banyak sekali dikunjungi oleh kebanykan arang dengan tujuan ingin melihat-

lihat fasilitas sarana angkutan serta sewa akomodasi dengan reduksi khusus

yang menarik. Dan tidak jarang pameran atau pekan raya ini dimeriahkan

dengan berbagai macam atraksi dan pertunjukan kesenian. Karenanya, wisata

komersial  ini  menjadi  kenyataan  yang  sangat  menarik  dan  menyebabkan

kaum   pengusaha   angkutan   dan   akomodasi   membuat   rencana-rencana

istimewa untuk keperluan tersebut.

e.   Wisata Industri

Yang erat dengan wisata komersial adalah wisata industri. Perjalanan yang

dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke

suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau

bengkel-bengkel   besar   dengan   maksud   dan   tujuan   untuk   mengadakan

peninjauan atau penelitian termasuk dalam golongan wisata industri ini. Hal

ini banyak dilakukan di Negara-negara yang telah maju perindustriannya di

mana  masyarakat  berkesempatan  mengadakan  kunjungan  ke  daerah-daerah

atau   kompleks-kompleks   pabrik   industri   berbagai   jenis   barang   yang

dihasilkan secara masal di Negara itu.

15

Page 11: BAB I.docx

f.   Wisata Politik

Jenis   ini   meliputi   perjalanan   yang   dilakukan   untuk   mengunjungi   atau

mengambil  bagian  secara  aktif  dalam peristiwa  kegiatan  politik  seperti

misalnya peringatan ulang tahun negara.

g.   Wisata Konvensi

Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata

konvensi. Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan

menyediakan  fasilitas  bangunan  beserta  ruangan-ruangan  tempat  bersidang

bagi  para  peserta  suatu  konferensi,  musyawarah,  konvensi  atau  pertemuan

lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional.

h.   Wisata Sosial

Ke  dalam  jenis  ini  termasuk  pula  wisata  remaja  (youth  tourism).  Yang

dimaksudkan   dengan   jenis   wisata   ini   adalah   pengorganisasian   suatu

perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan

masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan seperti misalnya

bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani dan sebagainya.

i. Wisata Pertanian

Seperti  halnya  wisata  industri,  wisata  pertanian  adalah  pengorganisasian

perjalanan  yang  dilakukan  proyek-proyek  pertanian,  perkebunan,  ladang

pembibitan dan sebagainya di mana wisatawan rombongan dapat mengadakan

kunjungan  an  peninjauan  untuk  tujuan  studi  maupun  melihat-lihat  sambil

menikmati  segarnya  tanaman  beraneka  warna  dan  suburnya  pembibitan

16

berbagai   jenis   sayur   mayur   dan   palawija   di   sekitar   perkebunan   yang

dikunjungi.

j. Wisata Maritim (Marina) atau Bahari

Page 12: BAB I.docx

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga air, lebih-lebih di

danau, bengawan, pantai, teluk, atau laut lepas seperti memancing, berlayar,

menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar dan lain-lain.

k.   Wisata Cagar Alam

Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro

perjalanan  yang  mengkhususkan  usaha-usahanya  dengan  jalan  mengatur

wisata  ke  tempat  atau  daerah  cagar  alam,  taman  lindung,  hutan  daerah

pegunungan  dan  sebagainya  yang  kelestariannya  dilindungi  oleh  undang-

undang.

l. Wisata Buru

Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan

tempat  berburu  yang  dibenarkan  oleh  pemerintah  dan  digalakkan  oleh

berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari

buru   ke   daerah   hutan   yang   telah   ditetapkan   pemerintah   negara   yang

bersangkutan.

m.  Wisata Pilgrim

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat

dan  kepercayaan  umat  atau  kelompok  dalam  masyarakat.  Wisata  pilgrim

banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke

17

makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan. Wisata pilgrim

ini  banyak  dihubungkan  dengan  niat  atau  hasrat  sang  wisatawan  untuk

memperoleh  restu,  kekuatan  batin,  keteguhan  iman  dan  tidak  jarang  pula

untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.

n.   Wisata Bulan Madu

Yaitu  suatu  penyelenggaraan  perjalanan  bagi  pasangan–pasangan  merpati,

pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus

Page 13: BAB I.docx

dan  tersendiri  demi  kenikmatan  perjalanan  dan  kunjungan  mereka,  seperti

misalnya kamar pengantin di hotel dengan dekorasi yang istimewa. Perjalanan

yang disebut wisata bulan madu ini biasanya dilakukan selama sebulan setelah

pernikahan dilangsungkan, ke tempat-tempat romantis bagi sepasang manusia

muda yang sedang menikmati hidup di dunia ini.

o.   Wisata Petualangan

Dikenal  dengan  istilah  Adventure  Tourism,  seperti  masuk  hutan  belantara

yang tadinya belum pernah dijelajahi (off the beaten track) penuh binatang

buas, mendaki tebing teramat terjal dan lain-lain.

Wilayah Kabupaten Tegal memiliki jenis objek wisata dengan atraksi wisata

yang cukup beragam, antara lain wisata alam,  wisata budaya, dan wisata buatan.

Obyek wisata alam seperti  Pemandian Air Panas Guci merupakan obyek wisata

sumber  air  panas  yang  berkhasiat  menyembuhkan  penyakit  kulit  serta  alam

pegunungan  yang  sangat  nyaman  dan   indah  beriklim  sejuk  12,80C  –  21,90C

terletak di Desa Rembul Kecamatan Bojong.

18

Goa Lawet merupakan goa alam indah dan berbatuan konon cerita sejarah

tempat bertapa Raja-raja Mataram terletak di Desa Harjowinangun Kecamatan

Balapulang.

Goa  Santri  merupakan  goa  alam  yang  indah  masih  membawa  misteri

keagamaan sampai sekarang masih di percayai oleh masyarakat setempat adanya

santri  yang  menuntut  ilmu  dalam  goa  tersebut,  terletak  di  Desa  Balapulang

Kecamatan Balapulang.

Telaga Putri  merupakan objek makam/ziarah yang masih dipercayai oleh

oleh   tokoh-tokoh   agama   di   wilayah   tersebut,   terletak   di   Desa   Bumijawa

Kecamatan Bumijawa.

Telaga  Air  Cenggini  merupakan  telaga  air  yang  dikeramatkan  karena

Page 14: BAB I.docx

banyak pituah-pituah para tokoh agama, terletak di Desa Cenggini Kecamatan

Bojong.

Gunung  Tanjung  merupakan  alam  pegunungan,  tempat  makam  Syech

Maulana Maghribi, tradisi masyarakat yaitu Rebo Wekasan dilaksanakan pada

bulan Safar minggu terakhir, terletak di Desa Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu.

Objek wisata buatan seperti Tirta Waduk Cacaban merupakan objek waduk

yang dibangun pertama oleh Presiden RI pertama yaitu Sukarno, terletak di Desa

Penujah Kecamatan Kedung Banteng.

Pantai Purwahamba Indah merupakan alam pantai yang menarik didukung

dengan  sarana  kolam  renang  dan  Hotel,  terletak  Di  Desa  Purwahamba  Indah

Kecamatan Suradadi.

19

Sedangkan  objek wisata budaya seperti Makam Semedo merupakan objek

makam/ziarah  yang  masih  dipercayai  oleh  tokoh-tokoh  agama  di  wilayah

tersebut,  terletak  di Desa  Semedo  Kecamatan  Kedung  Banteng,  Makam

Suropono Lawen merupakan obyek wisata budaya makan peninggalan keturunan

Raja Mataram yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat,   terletak di   Desa

Pagiyanten Kecamatan Adiwerna.

Makam  Sunan   Amangkurat   I   merupakan   tempat   dimakamnya   Sunan

Amangkurat I  Raja Mataram dikeramatkan oleh masyarakat setempat, terletak di

Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna.

5.   Pengembangan Daerah Tujuan Wisata

Menurut  Suwantoro  (1997:  19-24)  unsur  pokok  yang  harus  mendapat

perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang

menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangannya meliputi 5 unsur.

a.   Objek dan daya tarik wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan potensi

Page 15: BAB I.docx

yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan  wisata.

1)  Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam:

a)   Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam

b)  Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya

c)   Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus

Dalam  kedudukannya  yang  sangat  menentukan  itu  maka  daya  tarik

wisata  harus  dirancang  dan  dibangun/dikelola  secara  profesional  sehingga

20

dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus

dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu.

2)  Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:

a)   Adanya  sumber  daya  yang  dapat  menimbulkan  rasa  senang,  indah

nyaman dan bersih.

b)  Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya

c)   Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka

d)  Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan

yang hadir.

e)   Objek  wisata  alam  mempunyai  daya  tarik  tinggi  karena  keindahan

alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.

f)   Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki

nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai

luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada

masa lampau.

Obyek wisata alam di Kabupaten Tegal mempunyai daya tarik  karena

keindahan  alam  pegunungan,  sungai,  pantai,  pasir,  hutan,  dan  sebagainya.

Serta adanya ciri khusus yang bersifat langka seperti objek wisata Pemandian

Air Panas Guci yang memiliki sumber air panas yang dapat menyembuhkan

Page 16: BAB I.docx

penyakit, serta udara yang sangat sejuk. Pantai yang indah  terdapat di Pantai

Purwahamba Indah.

21

Sejumlah  sarana  wisata  baik  penunjang,  pendukung  dan  pelengkap

tersedia dalam bentuk akomodasi berupa hotel dan sejenisnya, makanan dan

minuman berupa restaurant, rumah makan, café dan katering. Sebagai sarana

pelengkap  tersedia  angkutan  wisata,  bumi  perkemahan,  gedung  pertemuan

umum dan lain-lain.

3)  Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada

potensi  daya  tarik  yang  dimiliki  obyek  tersebut  dengan  mengacu  pada

kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.

a)   Kelayakan Finansial

Studi  kelayakan  ini  menyangkut  perhitungan  secara  komersial  dari

pembangunan  objek  wisata  tersebut.  Perkiraan  untung  rugi  sudah

harus diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan

untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.

b)  Kelayakan sosial ekonomi regional

Studi  kelayakan  ini  dilakukan  utuk  melihat  apakah  investasi  yang

ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki

dampak sosial ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan

kerja/berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa dan lain-lain.

c)   Layak Teknis

Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara

teknis dengan melihat daya dukung yang ada.

22

Page 17: BAB I.docx

d)  Layak Lingkungan

Analisis   dampak   lingkungan   dapat   dipergunakan   sebagai   acuan

kegiatan  pembangunan  suatu  obyek  wisata. Pembangunan  obyek

wisata  yang  mengakibatkan rusaknya  lingkungan  harus  dihentikan

pembangunannya.

b.  Prasarana Wisata

Prasarana  wisata  adalah  sumber  daya  alam  dan  sumber  daya  buatan

manusia  yang  mutlak  dibutuhkan  oleh  wisatawan  dalam  perjalanannya  di

daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, terminal , telekomunikasi dan

sebagainya.

Dalam   melaksanakan   pembangunan   prasarana   wisata   diperlukan

koordinasi  yang  mantap  antara  instansi  terkait  bersama  dengan  instansi

pariwisata  di  berbagai  tingkat.  Dukungan  diperlukan  bagi  pengembangan

pariwisata  di  daerah.  Koordinasi  di  tingkat  perencanaan  yang  dilanjutkan

dengan koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya

pembangunan pariwisata.

c.   Sarana wisata

Sarana  wisata  merupakan  kelengkapan  daerah  tujuan  wisata  yang

diperlukan untuk melayani kebutuhan wisataan dalam menikmati perjalanan

wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek

wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara

kuantitatif maupun kualitatif.

23

d.  Tata laksana/infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan parsarana

wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas

permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:

Page 18: BAB I.docx

1)  Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah

yang membantu sarana perhotelan/restoran.

2)  Sumber  listrik  dan  energi  serta  jaringan  distribusinya  yang  merupakan

bagian   vital   bagi   terselenggaranya   penyediaan   sarana   wisata   yang

memadai.

3)  Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan

memudahkan wisatawan untuk mengunjungi obyek-obyek wisata.

4)  Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk

mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara cepat dan

tepat.

5)  Sistem  keamanan  atau  pengawasan  yang  memberikan  kemudahan  di

berbagai  sektor  bagi  para  wisatawan.  Infrastruktur  yang  baik  akan

membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

e.   Masyarakat/lingkungan

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik

wisata akan mengundang kehadiran wisatawan.

24

1)  Masyarakat

Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran

wisatawan   tersebut   dan   sekaligus   akan   memberikan   layanan   yang

diperlukan oleh para wisatawan. Untuk ini masyarakat di sekitar objek

wisata   perlu   mengetahui   berbagai   jenis   dan   kualitas   layanan   yang

dibutuhkan oleh para wisatawan.

2)  Lingkungan

Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam di sekitar

objek wisatapun perlu diperhatikan dengan seksama agar tak rusak dan

tercemar. Lalu lalang manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun

Page 19: BAB I.docx

dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem dari fauna dan flora di sekitar

objek  wisata.  Oleh  sebab  itu  perlu  ada  upaya  menjaga  kelestarian

lingkungan  melalui  penegakan  berbagai  aturan  dan  persyaratan  dalam

pengelolaan suatu objek wisata.

3)  Budaya

Lingkungan  masyarakat  dalam  lingkungan  alam  di  suatu  objek  wisata

merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga

kelangsungan hidup suatu masyarakat.

6.  Kapasitas Penampungan (Carrying Capacity)

Kapasitas  penampungan (carrying capacity) juga  merupakan  satu  bentuk

pendekatan untuk mengetahui daya tampung di daerah tujuan wisata. Kapasitas

penampungan dapat diartikan sebagai jumlah maksimum orang (wisatawan) yang

25

dapat   memanfaatkan   daerah   tujuan   wisata   tanpa   menimbulkan   perubahan

lingkungan fisik yang tak diinginkan serta tak menjadikan kualitas penerimaan

yang dialami pengunjung menurun. Meski tekanannya pada daerah tujuan wisata,

kapasitas penampungan terkait/menyangkut juga daerah asal wisatawan maupun

kondisi pada rute transit. Dari tempat asal wisatawan persoalan terkait dengan

dengan waktu liburan yang terpusat pada suatu waktu tertentu sehingga orang

berangkat melakukan perjalanan wisata pada waktu bersamaan. Sementara pada

rute transit kemacetan lalulintas dapat menyebabkan orang datang menumpuk di

tempat   tujuan   wisata   secara   bersamaan   sehingga   melebihi   daya   tampung.

Keadaan yang demikian dapat menurunkan nilai tempat tujuan wisata.

Carrying capacity dapat menyangkut hal-hal yang bersifat fisik seperti areal

parkir kendaraan, persediaan tempat menginap, fasilitas pelayanan umum (WC,

air bersih, listrik) maupun yang menyangkut lingkungan abstrak

(ketenangan/kenyamanan dan bebas dari gangguan perilaku pedagang asongan

Page 20: BAB I.docx

ataupun tingkah laku masyarakat setempat yang kurang

menyenangkan/mengecewakan pengunjung), walau yang terakhir ini sangat sukar

mengukurnya.  Kapasitas  perseptual/psikologik  akan  terlampaui  manakala  para

pengunjung  mendapatkan  pengalaman  pelayanan  atau  perilaku  yang  sangat

mengecewakan. Dalam kaitan ini program kepariwisataan Indonesia

mengembangkan  upaya/semboyan  SAPTA  PESONA  (Aman,  Tertib,  Sejuk,

Ramah tamah, Bersih, Keindahan, Kenangan) yang  pada dasarnya terkait dengan

26

upaya/semboyan   pemberian   pelayanan   dan   pemberian   kesan   positif   bagi

wisatawan (khususnya bagi wisatawan mancanegara).

B.  Sistem Informasi Geografis

1.   Pengertian SIG

Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari

tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan demikian, pengertian

terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami

SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah

satu sistem informasi. Atau SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada

unsur informasi geografis.

Istilah  “geografis”  merupakan  bagian  dari  spasial  (keruangan).  Kedua

istilah ini sering digunakan secara bergantian atau tertukar hingga timbul istilah

yang ketiga, geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama di

dalam konteks SIG. Penggunaan  kata “geografis” mengandung pengertian suatu

persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi.

Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai

tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi

dimana  suatu  objek  terletak  di  permukaan  bumi,  dan  informasi  mengenai

Page 21: BAB I.docx

keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya

diberikan atau diketahui.

27

Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG merupakan

suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik dan logika yang

berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Jadi SIG juga

merupakan  sejenis  perangkat  lunak  yang  dapat  digunakan  untuk  pemasukan,

penyimpanan,   manipulasi,   menampilkan,   dan   keluaran   informasi   geografis

berikut atribut-atributnya.

Menurut  Demers  definisi  SIG  adalah  sistem  komputer  yang digunakan

untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-

informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. (Prahasta, 2002:55).

Sedangkan menurut ESRI definisi SIG adalah kumpulan yang terorganisir

dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang

didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi,

menganalisis,   dan   menampilkan   semua   bentuk   informasi   yang   bereferensi

geografi. (Prahasta, 2002:55).

2.   Ciri-ciri SIG

Menurut Demers ciri-ciri SIG adalah sebagai berikut:

a.   SIG memiliki sub sistem input data yang menampung dan dapat mengolah

data   spasial   dari   berbagai   sumber.   Sub   sistem   ini   juga   berisi   proses

transformasi data spasial yang berbeda jenisnya, misalnya dari peta kontur

menjadi titik ketinggian.

28

b.   SIG   mempunyai   subsistem   penyimpanan   dan   pemanggilan   data   yang

Page 22: BAB I.docx

memungkinkan data spasial untuk dipanggil, diedit, dan diperbaharui.

c.   SIG memiliki subsistem manipulasi dan analisis data yang menyajikan peran

data, pengelompokan dan pemisahan, estimasi parameter dan hambatan, serta

fungsi permodelan.

d.   SIG mempunyai subsistem pelaporan yang menyajikan seluruh atau sebagian

dari basis data dalam bentuk tabel, grafis dan peta.

3.   Subsistem SIG

Subsistem yang dimiliki oleh SIG yaitu data input, data output, data management,

data manipulasi dan analisis. Subsistem SIG tersebut dijelaskan dibawah ini:

a.   Data Input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial

dan data atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung

jawab dalam mengkonversi atau mentransformasi format data-data aslinya ke

dalam format yang digunakan oleh SIG.

b.   Data Output

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian

basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel,

grafik, peta dan lain-lain.

29

c.   Data Management

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam

sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, dan diedit.

d.   Data manipulasi dan analisis

Subsistem  ini  menentukan  informasi-informasi  yang  dapat  dihasilkan  oleh

SIG.  Selain  itu,  subsistem ini  juga  melakukan  manipulasi  dan  permodelan

data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Page 23: BAB I.docx

4.   Komponen SIG

SIG  merupakan sistem  kompleks  yang  biasanya  terintegrasi  dengan

lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan.

Menurut Gistut, komponen SIG terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data

dan informasi geografi, sera manajemen. Komponen SIG dijelaskan di bawah ini:

a.   Perangkat keras

Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai  platform perangkat keras mulai dari

PC desktop, workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh

banyak   orang   secara   bersamaan   dalam   jaringan   komputer   yang   luas,

berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk) yang besar,

dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian,

fungsionalitas   SIG   tidak   terikat   secara   ketat   terhadap   karakteristik-

karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada PC-

30

pun dpat diatasi. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG

adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.

b.   Perangkat lunak

Bila dipandang dari sisi lain, SIG   juga merupakan sistem perangkat lunak

yang  tersusun  secara  modular  dimana  basisdata  memegang  peranan  kunci.

Setiap  subsistem diimplementasikan  dengan  menggunakan  perangkat  lunak

yang  terdiri  dari  beberapa  modul,  hingga  tidak  mengherankan  jika  ada

perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program yang masing-masing

dapat dieksekusi sendiri.

c.   Data dan informasi geografi

SIG   dapat   mengumpulkan   dan   menyimpan   data   dan   informasi   yang

diperlukan  baik  secara  tidak  langsung  dengan  cara  mengimport-nya  dari

perangkat-perangkat  lunak  SIG  yang  lain  maupun  secara  langsung  dengan

Page 24: BAB I.docx

cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya

dari table-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

d.   Manajemen

Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan dikerjakan

oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

Page 25: BAB I.docx
Page 26: BAB I.docx