BAB I.docx
-
Upload
srie-cyutezz-aiy -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
Transcript of BAB I.docx
PENYAJIAN INFORMASI PARIWISATA DI
KABUPATEN LOMBOK TENGAH BERBASIS SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) TAHUN 2012
I. Latar belakang
Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau
peristiwa yang terjadi dimuka bumi yang timbul dari aktifitas manusia untuk
memenuhi kebutuhannya, yaitu kebutuhan untuk memenuhi kesenangan hati,
karena kegiatannya banyak mendatangkan keuntungan pada daerah atau
negara yang berusaha mengembangkan kegiatan pariwisata ini.
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan kegiatan
perekonomian yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja dan
kesempatan kerja. Sejalan dengan usaha pemerintah dalam mencapai sasaran
pembangunan. Pengembangan sektor pariwisata saat ini mendapat perhatian
serius karena pembangunan kepariwisataan mempunyai dampak positif
terhadap pembangunan manusia seutuhnya. Selain untuk menciptakan
lapangan kerja, pembangunan pariwisata mampu menggalakkan kegiatan
ekonomi lainnya, termasuk pendapatan daerah dan negara serta penerimaan
devisa.
Pengembangan pariwisata nusantara dilaksanakan sejalan dengan upaya
memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa, serta menanamkan jiwa, semangat
dan nilai-nilai luhur bangsa dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan
kesatuan nasional, terutama dalam bentuk penggalakkan pariwisata remaja dan
pemuda dengan lebih meningkatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan
1
kepariwisataan. Daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan wisata
mancanegara perlu ditingkatkan melalui upaya pemeliharaan benda dan
khasanah bersejarah yang menggambarkan ketinggian budaya dan kebesaran
bangsa, serta didukung dengan promosi memikat.
Dalam mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus
memperhatikan berbagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan
suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait dengan 5 unsur pokok
yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata seperti yang dikemukakan
oleh Suwantoro (1997:19-24) yang meliputi objek dan daya tarik wisata,
prasarana wisata, sarana wisata, tata laksana/infrastruktur serta kondisi dari
masyarakat/lingkungan.
Salah satu kabupaten di NTB yang memiliki berbagai macam
obyek wisata yang cukup menarik adalah objek wisata yang tersebar di
Kabupaten Lombok Tengah . Objek wisata yang tersebar di Kabupaten Lombok Tengah ini antara lain: Air Terjun Benang Stokel, Pantai Kuta, Bendungan Batujai, Dusun Sade dan sebagainya. Dengan melihat berbagai macam objek wisata yang
memiliki pesona masing-masing baik pesona alam maupun pesona budaya
tentunya dapat dijadikan modal untuk lebih mengembangkan wilayah ini
sebagai daerah tujuan pariwisata. Oleh karena itu penyediaan data yang akurat
tentang kondisi objek wisata di Kabupaten Lombok Tengah sangat diperlukan.
Penyajian informasi di Kabupaten Lombok Tengah pada saat ini masih memerlukan
pengembangan, hal ini dikarenakan informasi tentang objek wisata tersebut
masih kurang. Informasi yang dapat diperoleh oleh masyarakat adalah melalu
brosur dan TIC (Tourism Information Center) yang hanya dapat diperoleh
melalui Dinas Pariwisata. Informasi yang ditampilkan hanya nama dan jenis
atraksi wisata saja, sedangkan informasi lainnya seperti akomodasi,
transportasi, biro perjalanan serta sarana dan prasarana lain yang mendukung
tidak tersedia. Untuk lebih mengembangkan pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah
diperlukan suatu informasi yang lebih informatif sehingga dapat memberikan
kemudahan bagi wisatawan.
II. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil suatu permasalahan
yang terkait dengan informasi daerah tujuan wisata yaitu :
1.Objek-objek wisata apa sajakah yang berpotensi di Kabupaten Lombok Tengah.
2.Belum adanya informasi pariwisata berbasis SIG di Kabupaten Lombok Tengah
III. Tujuan dan manfaat penelitian.
3.I. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.Identifikasi dan inventarisasi objek-objek wisata yang berpotensi di Kabupaten Lombok Tengah .
2. Menyajikan sistem informasi yang menampilkan data yang terkait dengan
keberadaan objek wisata di Kabupaten Lombok Tengah berbasis SIG.
3.2.Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.2.I.Manfaat akademis
1. ,penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai informasi pariwisata dan juga dapat memperkaya
khasanah ilmu sosial khususnya geografi pariwisata.
3.2.2. Manfaat praktis
1. dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan bagi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah dalam
pengambilan keputusan dan pengembangan pariwisata sehingga dapat
membantu memberikan informasi kepada masyarakat tentang berbagai
potensi pariwisata .
LANDASAN TEORI
A. Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata
Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 bahwa pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk didalamnya
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut.
Menurut Suwantoro (1997:3) istilah pariwisata berhubungan erat dengan
pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal
sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan bukan untuk
melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.
2. Potensi Wisata
Suatu wilayah dapat dikembangkan apabila ada sumberdaya alam berupa
mineral, sumber air, lahan yang subur, sumber hewani dan nabati atau sejenisnya
dilengkapi dengan sumber daya manusia berupa tingkat pendidikan yang
memadai, tingkat kebudayaan tinggi, tingkat teknologi, dan modal yang cukup
memadai untuk dapat menggali dan mengembangkan sumber daya alami yang
tersedia guna kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia (Bintarto dalam
Karim, 2003:19).
10
Secara garis besar sumber daya dapat diklasifikasikan menjadi dua
(Sumaatmaja dalam Karim, 2003:20), yaitu sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Sumber daya tersebut dijelaskan di bawah ini:
a. Sumber daya alam, yaitu segala komponen lingkungan alam seperti tanah, air,
lahan, hutan, binatang liar, mineral yang dapat dimanfaatkan oleh manusia
dalam meningkatkan kesejahteraan.
b. Sumber daya manusia, yaitu segala potensi dan kemampuan yang ada dalam
diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan hidup manusia
sendiri.
Modal atau sumber pariwisata dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu potensi
alam, potensi kebudayaan, dan potensi manusia. Potensi-potensi tersebut
dijelaskan dibawah ini:
a. Potensi Alam, terdiri dari potensi fisik, flora dan fauna. Ketiga potensi alam
tersebut dapat menjadi atraksi wisata yang berperan sama, tetapi salah satu
atraksi dapat lebih menonjol. Pada umumnya wisatawan lebih tertarik pada
alam terbuka seperti pegunungan, hutan dan pantai.
b. Potensi Kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya meliputi
kebudayaan tinggi akan tetapi meliputi adat istiadat dan segala kegiatan yang
hidup di tengah-tengah masyarakat.
11
c. Potensi Manusia, yaitu kemampuan yang ada dalam diri manusia yang dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata.
3. Bentuk Pariwisata
Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima
kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca
pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat
angkut yang dipergunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan di
bawah ini:
a. Menurut asal wisatawan
Pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam atau luar
negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah
tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama
ia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan
kalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.
b. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang
asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap
neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang ini
disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar
negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar
negerinya, disebut pariwisata pasif.
12
c. Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara
diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara
yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka
pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada
ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur
pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.
d. Menurut jumlah wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang,
apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulah
istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
e. Menurut alat angkut yang dipergunakan
Dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan,
maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut,
pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan
tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.
4. Jenis Pariwisata
Menurut Pendit (2002:38-43) jenis pariwisata dibagi menjadi 15, yaitu: wisata
budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata industri,
wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritime,
wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata bulan madu, dan wisata
petualngan. Jenis-jenis pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini:
13
a. Wisata Budaya
Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan
atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan
rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka.
b. Wisata Kesehatan
Hal ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut
untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal
demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan
mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas mengandung
mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara
menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas
kesehatann lainnya.
c. Wisata Olahraga
Ini dimaksudkan wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan
tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif
dalam pesta olah raga di suatu tempat atau negara seperti Asian Games,
Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup, F-1 dan lain-lain.
d. Wisata Komersial
Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran
dan pekan raya yang bersifat komersil, seperti pameran industri, pameran
dagang dan sebagainya. Pada mulanya banyak orang berpendapat bahwa hal
14
ini tidaklah dapat digolongkan ke dalam dunia kepariwisataan, dengan alasan
bahwa perjalanan serupa ini, yaitu ke pameran atau pekan raya yang bersifat
komersial hanya dilakukan oleh orang-orang yang khusus mempunyai tujuan-
tujuan tertentu untuk urusan bisnis mereka dalam pekan raya tersebut. Tetapi
kenyataannya dewasa ini dimana pameran-pameran atau pekan raya diadakan,
banyak sekali dikunjungi oleh kebanykan arang dengan tujuan ingin melihat-
lihat fasilitas sarana angkutan serta sewa akomodasi dengan reduksi khusus
yang menarik. Dan tidak jarang pameran atau pekan raya ini dimeriahkan
dengan berbagai macam atraksi dan pertunjukan kesenian. Karenanya, wisata
komersial ini menjadi kenyataan yang sangat menarik dan menyebabkan
kaum pengusaha angkutan dan akomodasi membuat rencana-rencana
istimewa untuk keperluan tersebut.
e. Wisata Industri
Yang erat dengan wisata komersial adalah wisata industri. Perjalanan yang
dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke
suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau
bengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan
peninjauan atau penelitian termasuk dalam golongan wisata industri ini. Hal
ini banyak dilakukan di Negara-negara yang telah maju perindustriannya di
mana masyarakat berkesempatan mengadakan kunjungan ke daerah-daerah
atau kompleks-kompleks pabrik industri berbagai jenis barang yang
dihasilkan secara masal di Negara itu.
15
f. Wisata Politik
Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau
mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti
misalnya peringatan ulang tahun negara.
g. Wisata Konvensi
Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata
konvensi. Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan
menyediakan fasilitas bangunan beserta ruangan-ruangan tempat bersidang
bagi para peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan
lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional.
h. Wisata Sosial
Ke dalam jenis ini termasuk pula wisata remaja (youth tourism). Yang
dimaksudkan dengan jenis wisata ini adalah pengorganisasian suatu
perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan
masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan seperti misalnya
bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani dan sebagainya.
i. Wisata Pertanian
Seperti halnya wisata industri, wisata pertanian adalah pengorganisasian
perjalanan yang dilakukan proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang
pembibitan dan sebagainya di mana wisatawan rombongan dapat mengadakan
kunjungan an peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat sambil
menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan
16
berbagai jenis sayur mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang
dikunjungi.
j. Wisata Maritim (Marina) atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga air, lebih-lebih di
danau, bengawan, pantai, teluk, atau laut lepas seperti memancing, berlayar,
menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar dan lain-lain.
k. Wisata Cagar Alam
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro
perjalanan yang mengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur
wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah
pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-
undang.
l. Wisata Buru
Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan
tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh
berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari
buru ke daerah hutan yang telah ditetapkan pemerintah negara yang
bersangkutan.
m. Wisata Pilgrim
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat
dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim
banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke
17
makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan. Wisata pilgrim
ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk
memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula
untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.
n. Wisata Bulan Madu
Yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan–pasangan merpati,
pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus
dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka, seperti
misalnya kamar pengantin di hotel dengan dekorasi yang istimewa. Perjalanan
yang disebut wisata bulan madu ini biasanya dilakukan selama sebulan setelah
pernikahan dilangsungkan, ke tempat-tempat romantis bagi sepasang manusia
muda yang sedang menikmati hidup di dunia ini.
o. Wisata Petualangan
Dikenal dengan istilah Adventure Tourism, seperti masuk hutan belantara
yang tadinya belum pernah dijelajahi (off the beaten track) penuh binatang
buas, mendaki tebing teramat terjal dan lain-lain.
Wilayah Kabupaten Tegal memiliki jenis objek wisata dengan atraksi wisata
yang cukup beragam, antara lain wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan.
Obyek wisata alam seperti Pemandian Air Panas Guci merupakan obyek wisata
sumber air panas yang berkhasiat menyembuhkan penyakit kulit serta alam
pegunungan yang sangat nyaman dan indah beriklim sejuk 12,80C – 21,90C
terletak di Desa Rembul Kecamatan Bojong.
18
Goa Lawet merupakan goa alam indah dan berbatuan konon cerita sejarah
tempat bertapa Raja-raja Mataram terletak di Desa Harjowinangun Kecamatan
Balapulang.
Goa Santri merupakan goa alam yang indah masih membawa misteri
keagamaan sampai sekarang masih di percayai oleh masyarakat setempat adanya
santri yang menuntut ilmu dalam goa tersebut, terletak di Desa Balapulang
Kecamatan Balapulang.
Telaga Putri merupakan objek makam/ziarah yang masih dipercayai oleh
oleh tokoh-tokoh agama di wilayah tersebut, terletak di Desa Bumijawa
Kecamatan Bumijawa.
Telaga Air Cenggini merupakan telaga air yang dikeramatkan karena
banyak pituah-pituah para tokoh agama, terletak di Desa Cenggini Kecamatan
Bojong.
Gunung Tanjung merupakan alam pegunungan, tempat makam Syech
Maulana Maghribi, tradisi masyarakat yaitu Rebo Wekasan dilaksanakan pada
bulan Safar minggu terakhir, terletak di Desa Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu.
Objek wisata buatan seperti Tirta Waduk Cacaban merupakan objek waduk
yang dibangun pertama oleh Presiden RI pertama yaitu Sukarno, terletak di Desa
Penujah Kecamatan Kedung Banteng.
Pantai Purwahamba Indah merupakan alam pantai yang menarik didukung
dengan sarana kolam renang dan Hotel, terletak Di Desa Purwahamba Indah
Kecamatan Suradadi.
19
Sedangkan objek wisata budaya seperti Makam Semedo merupakan objek
makam/ziarah yang masih dipercayai oleh tokoh-tokoh agama di wilayah
tersebut, terletak di Desa Semedo Kecamatan Kedung Banteng, Makam
Suropono Lawen merupakan obyek wisata budaya makan peninggalan keturunan
Raja Mataram yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat, terletak di Desa
Pagiyanten Kecamatan Adiwerna.
Makam Sunan Amangkurat I merupakan tempat dimakamnya Sunan
Amangkurat I Raja Mataram dikeramatkan oleh masyarakat setempat, terletak di
Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna.
5. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata
Menurut Suwantoro (1997: 19-24) unsur pokok yang harus mendapat
perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang
menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangannya meliputi 5 unsur.
a. Objek dan daya tarik wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan potensi
yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
1) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam:
a) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam
b) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya
c) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus
Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik
wisata harus dirancang dan dibangun/dikelola secara profesional sehingga
20
dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus
dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu.
2) Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
a) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah
nyaman dan bersih.
b) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya
c) Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka
d) Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan
yang hadir.
e) Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan
alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
f) Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki
nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai
luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada
masa lampau.
Obyek wisata alam di Kabupaten Tegal mempunyai daya tarik karena
keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
Serta adanya ciri khusus yang bersifat langka seperti objek wisata Pemandian
Air Panas Guci yang memiliki sumber air panas yang dapat menyembuhkan
penyakit, serta udara yang sangat sejuk. Pantai yang indah terdapat di Pantai
Purwahamba Indah.
21
Sejumlah sarana wisata baik penunjang, pendukung dan pelengkap
tersedia dalam bentuk akomodasi berupa hotel dan sejenisnya, makanan dan
minuman berupa restaurant, rumah makan, café dan katering. Sebagai sarana
pelengkap tersedia angkutan wisata, bumi perkemahan, gedung pertemuan
umum dan lain-lain.
3) Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada
potensi daya tarik yang dimiliki obyek tersebut dengan mengacu pada
kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.
a) Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari
pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung rugi sudah
harus diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan
untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.
b) Kelayakan sosial ekonomi regional
Studi kelayakan ini dilakukan utuk melihat apakah investasi yang
ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki
dampak sosial ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan
kerja/berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa dan lain-lain.
c) Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis dengan melihat daya dukung yang ada.
22
d) Layak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan
kegiatan pembangunan suatu obyek wisata. Pembangunan obyek
wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan
pembangunannya.
b. Prasarana Wisata
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan
manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di
daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, terminal , telekomunikasi dan
sebagainya.
Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan
koordinasi yang mantap antara instansi terkait bersama dengan instansi
pariwisata di berbagai tingkat. Dukungan diperlukan bagi pengembangan
pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat perencanaan yang dilanjutkan
dengan koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya
pembangunan pariwisata.
c. Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisataan dalam menikmati perjalanan
wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek
wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
23
d. Tata laksana/infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan parsarana
wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas
permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:
1) Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah
yang membantu sarana perhotelan/restoran.
2) Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya yang merupakan
bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang
memadai.
3) Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan
memudahkan wisatawan untuk mengunjungi obyek-obyek wisata.
4) Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk
mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara cepat dan
tepat.
5) Sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan di
berbagai sektor bagi para wisatawan. Infrastruktur yang baik akan
membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
e. Masyarakat/lingkungan
Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik
wisata akan mengundang kehadiran wisatawan.
24
1) Masyarakat
Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran
wisatawan tersebut dan sekaligus akan memberikan layanan yang
diperlukan oleh para wisatawan. Untuk ini masyarakat di sekitar objek
wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang
dibutuhkan oleh para wisatawan.
2) Lingkungan
Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam di sekitar
objek wisatapun perlu diperhatikan dengan seksama agar tak rusak dan
tercemar. Lalu lalang manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun
dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem dari fauna dan flora di sekitar
objek wisata. Oleh sebab itu perlu ada upaya menjaga kelestarian
lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam
pengelolaan suatu objek wisata.
3) Budaya
Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata
merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga
kelangsungan hidup suatu masyarakat.
6. Kapasitas Penampungan (Carrying Capacity)
Kapasitas penampungan (carrying capacity) juga merupakan satu bentuk
pendekatan untuk mengetahui daya tampung di daerah tujuan wisata. Kapasitas
penampungan dapat diartikan sebagai jumlah maksimum orang (wisatawan) yang
25
dapat memanfaatkan daerah tujuan wisata tanpa menimbulkan perubahan
lingkungan fisik yang tak diinginkan serta tak menjadikan kualitas penerimaan
yang dialami pengunjung menurun. Meski tekanannya pada daerah tujuan wisata,
kapasitas penampungan terkait/menyangkut juga daerah asal wisatawan maupun
kondisi pada rute transit. Dari tempat asal wisatawan persoalan terkait dengan
dengan waktu liburan yang terpusat pada suatu waktu tertentu sehingga orang
berangkat melakukan perjalanan wisata pada waktu bersamaan. Sementara pada
rute transit kemacetan lalulintas dapat menyebabkan orang datang menumpuk di
tempat tujuan wisata secara bersamaan sehingga melebihi daya tampung.
Keadaan yang demikian dapat menurunkan nilai tempat tujuan wisata.
Carrying capacity dapat menyangkut hal-hal yang bersifat fisik seperti areal
parkir kendaraan, persediaan tempat menginap, fasilitas pelayanan umum (WC,
air bersih, listrik) maupun yang menyangkut lingkungan abstrak
(ketenangan/kenyamanan dan bebas dari gangguan perilaku pedagang asongan
ataupun tingkah laku masyarakat setempat yang kurang
menyenangkan/mengecewakan pengunjung), walau yang terakhir ini sangat sukar
mengukurnya. Kapasitas perseptual/psikologik akan terlampaui manakala para
pengunjung mendapatkan pengalaman pelayanan atau perilaku yang sangat
mengecewakan. Dalam kaitan ini program kepariwisataan Indonesia
mengembangkan upaya/semboyan SAPTA PESONA (Aman, Tertib, Sejuk,
Ramah tamah, Bersih, Keindahan, Kenangan) yang pada dasarnya terkait dengan
26
upaya/semboyan pemberian pelayanan dan pemberian kesan positif bagi
wisatawan (khususnya bagi wisatawan mancanegara).
B. Sistem Informasi Geografis
1. Pengertian SIG
Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari
tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan demikian, pengertian
terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami
SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah
satu sistem informasi. Atau SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada
unsur informasi geografis.
Istilah “geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua
istilah ini sering digunakan secara bergantian atau tertukar hingga timbul istilah
yang ketiga, geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama di
dalam konteks SIG. Penggunaan kata “geografis” mengandung pengertian suatu
persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi.
Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai
tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi
dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai
keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya
diberikan atau diketahui.
27
Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG merupakan
suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik dan logika yang
berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Jadi SIG juga
merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan,
penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis
berikut atribut-atributnya.
Menurut Demers definisi SIG adalah sistem komputer yang digunakan
untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-
informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. (Prahasta, 2002:55).
Sedangkan menurut ESRI definisi SIG adalah kumpulan yang terorganisir
dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang
didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi
geografi. (Prahasta, 2002:55).
2. Ciri-ciri SIG
Menurut Demers ciri-ciri SIG adalah sebagai berikut:
a. SIG memiliki sub sistem input data yang menampung dan dapat mengolah
data spasial dari berbagai sumber. Sub sistem ini juga berisi proses
transformasi data spasial yang berbeda jenisnya, misalnya dari peta kontur
menjadi titik ketinggian.
28
b. SIG mempunyai subsistem penyimpanan dan pemanggilan data yang
memungkinkan data spasial untuk dipanggil, diedit, dan diperbaharui.
c. SIG memiliki subsistem manipulasi dan analisis data yang menyajikan peran
data, pengelompokan dan pemisahan, estimasi parameter dan hambatan, serta
fungsi permodelan.
d. SIG mempunyai subsistem pelaporan yang menyajikan seluruh atau sebagian
dari basis data dalam bentuk tabel, grafis dan peta.
3. Subsistem SIG
Subsistem yang dimiliki oleh SIG yaitu data input, data output, data management,
data manipulasi dan analisis. Subsistem SIG tersebut dijelaskan dibawah ini:
a. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial
dan data atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung
jawab dalam mengkonversi atau mentransformasi format data-data aslinya ke
dalam format yang digunakan oleh SIG.
b. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian
basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel,
grafik, peta dan lain-lain.
29
c. Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam
sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, dan diedit.
d. Data manipulasi dan analisis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan permodelan
data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
4. Komponen SIG
SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan
lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan.
Menurut Gistut, komponen SIG terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
dan informasi geografi, sera manajemen. Komponen SIG dijelaskan di bawah ini:
a. Perangkat keras
Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari
PC desktop, workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh
banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas,
berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk) yang besar,
dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian,
fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap karakteristik-
karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada PC-
30
pun dpat diatasi. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG
adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.
b. Perangkat lunak
Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak
yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci.
Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak
yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada
perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program yang masing-masing
dapat dieksekusi sendiri.
c. Data dan informasi geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang
diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimport-nya dari
perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan
cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya
dari table-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.
d. Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan dikerjakan
oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.