BAB I.docx

52
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Pada pembelajaran mata kuliah umum ilmu kealaman dasar (IKD) Universitas Negeri Padang semester satu ini, ada beberapa pokok pembahasan yang akan dipelajari, diantaranya yaitu : 1. Pengatar IAD 2. Alam pikiran manusia dan perkembangannya 3. Perkembangan dan pengembangan IPA 4. Bumi dan alam semesta 5. Keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya 6. Makhluk hidup dan ekosistem alami 7. Sumber daya alam dan pelestariannya 8. Manfaat dan dampak IPA dan teknologi terhadap kehidupan sosial 9. Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi 10. Beberapa perkembangan teknologi penting 1

description

materi

Transcript of BAB I.docx

Page 1: BAB I.docx

BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pada pembelajaran mata kuliah umum ilmu kealaman dasar (IKD) Universitas

Negeri Padang semester satu ini, ada beberapa pokok pembahasan yang akan

dipelajari, diantaranya yaitu :

1. Pengatar IAD

2. Alam pikiran manusia dan perkembangannya

3. Perkembangan dan pengembangan IPA

4. Bumi dan alam semesta

5. Keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya

6. Makhluk hidup dan ekosistem alami

7. Sumber daya alam dan pelestariannya

8. Manfaat dan dampak IPA dan teknologi terhadap kehidupan sosial

9. Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi

10. Beberapa perkembangan teknologi penting

11. Isu lingkungan

Dari beberapa pokok pembahasan tersebut, penulis diberikan tugas oleh Ibu

Rafika Andari, M.Si sebagai dosen mata kuliah ilmu kealaman dasar (IKD) untuk

membuat makalah dimulai pada pertemuan ke-4 dengan pokok pembahasan

disesuaikan dengan silabus yang tersedia. Oleh karena itulah, penulis membuat 1

Page 2: BAB I.docx

makalah megenai “Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Alami”. Yang isinya

meliputi “Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup, Berbagai Bentuk Ekosistem

Alami, Aliran Energi dan Materi Dalam Ekosistem Alami, serta Macam-Macam

Bentuk Pola-Pola Kehidupan”.Sebagai tugas pada pertemuan ke-10 ini.

12. Rumusan Masalah

1. Bagaimana populasi dan komunitas makhluk hidup?

2. Apa sajakah berbagai bentuk ekosistem alami ?

3. Bagaimanakah aliran energi dan materi dalam ekosistem alami ?

4. Apasajakah macam-macam bentuk pola-pola kehidupan ?

5. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana populasi dan komunitas makhluk hidup?

2. Apa sajakah berbagai bentuk ekosistem alami ?

3. Bagaimanakah aliran energi dan materi dalam ekosistem alami ?

4. Apasajakah macam-macam bentuk pola-pola kehidupan ?

2

Page 3: BAB I.docx

5. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis: Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pokok

pembahasan “Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Alami”.

2. Bagi mahasiswa lainnya : Dapat dijadikan sebagai literatur/sumber untuk

mencari informasi-informasi yang mengenai “Makhluk Hidup Dalam

Ekosistem Alami”. Meliputi “Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup,

Berbagai Bentuk Ekosistem Alami, Aliran Energi dan Materi Dalam

Ekosistem Alami, serta Macam-Macam Bentuk Pola-Pola Kehidupan”.

BAB II

Pembahasan

1. Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup

1. Populasi Makhluk Hidup3

Page 4: BAB I.docx

Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk.

Populasi dari suatu Negara itu dimaksudkan adalah penduduk dari Negara

tersebut. Di dalam ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah

sekelompok individu yang sejenis. Apabila membicarakan populasi, haruslah

disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya

serta tempatnya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di perkebunan

purwakarta jawa barat atau populasi pohon karet 1965 di perkebunan-perkebunan

yanga ada di sumatera ataupun populasi komodo pada tahun 1983 di pulau

komodo dan seterusnya. Jadi Populasi adalah kelompok kolektif organism-

organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka,

dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari

kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi adalah:

a.    Natalitas,

b.    Mortalitas dan

c.    Migrasi (imigrasi dan emigrasi)

Faktor yang mempengaruhi kepadatan  populasi adalah:

a.    Kompetisi,

b.    Predasi,

c.    Penyakit dan

d.    Cekaman atau stress

b.      Komunitas Makhluk Hidup

Komunitas, secara genetika, individu-individu adalah anggota dari suatu

populasi setempat dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem.

4

Page 5: BAB I.docx

Bagian terbesar dari ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang

bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut

komunitas. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam

fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan yang lainnya.

Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan saling

berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Kesatuan dari berbagai organisme

itu dapat merupakan perwakilan misalnya dari jenis-jenis tropis. Atau dapat juga

dikatakan bahwa komunitas adalah sekelompok makhluk-makhluk hidup dari

berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Jadi komunitas

adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang

hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang hidup bersama ini disebut

komunitas biotik.

Masing-masing organisme dalam suatu komunitas hidup di tempat tertentu

di antara organisme yang hidup dan yang mati serta sisa-sisanya. Organisme ini

dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang tidak hidup yang disebut abiotik

seperti tanah, iklim, air. Tempat hidup suatu organisme disebut habitat. Habitat

berasal dari bahasa latin yaitu habitare = bertempat tinggal.

Seorang ahli Frederick Clements (1900) mengatakan bahwa suatu

komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan

mempunyai sejumlah kehidupan. Namun yang dianut oleh ahli-ahli ekologi

sekarang adalah pandangan yang mengatakan suatu komunitas adalah merupakan

suatu gabungan dari beberapa organisme.

2. Berbagai bentuk Ekosistem Alami

1. Ekosistem Darat (Terestrial)

Ekosistem darat yang memiliki tipe struktur vegetasi dominan dalam skala

luas disebut bioma. Penyebaran bioma dipengaruhi oleh iklim, letak geografis,

5

Page 6: BAB I.docx

garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut. Berdasarkan posisi

geografis, iklim, garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut bioma

dibedakan antara lain sebagai berikut.

a. Bioma Gurun

Bioma yang terletak dibelahan bumi sekitar 20°-30° lintang utara dan lintang

selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput.

Ciri-ciri bioma gurun antara lain sebagai berikut.

1. Curah hujan rendah, yaitu 25 cm pertahun.

2. Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari

dapat mencapai 40°C pada musim panas.

3. Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar.

Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan

berbagai belukar akasia yang berduri. Hewan yang menghuni daerah gurun.

Umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ulat dan kadal. Contoh bioma gurun

adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di

Amerika.

b. Bioma Padang Rumput

Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika.

Ciri-ciri bioma padang rumput antara lain sebagai berikut:

1)      Curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.

2)      Vegetasi yang mendominasi adala rerumputan. Rumput yang hidup di

bioma padang rumput yang relative basah. Ukurannya bisa mencapai tiga meter,

misalnya rumput Bluestem dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma 6

Page 7: BAB I.docx

padang rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya rumput Grana dan

Buffalo Grasses.

3)      Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular,

rodentia, belalang dan burung.

Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan,

Asia dan Indonesia (Sumbawa).

c. Bioma Hutan Gugur

Pada umumnya terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami

pergantian musim panas dan dingin. Hutan gugur juga terdapat diberbagai

pegunungan di daerah tropis.

Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut:

1)      Curah hujan sedang, yaitu 75 -150 cm per tahun.

2)      Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan

musim semi.

3)      Tumbuhannya mempunyai menggugurkan daunnya pada musim gugur.

4)      Vegetasinya adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan Elm.

5)      Hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon,

Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk.

Contoh bioma hutan gugur adala Kanada, Amerika, Eropa dan Asia.

d. Hutan Hujan Tropis

Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperature yang tinggi

sekitar 25°C. Ciri-ciri hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut.7

Page 8: BAB I.docx

1)      Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi, yatu sekitar 200-225 cm

per tahun.

2)      Tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung yang menyebabkan

dasar hutan menjadi gelap dan basah.

3)      Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit.

Contoh liana adalah rotan sedangkan epifit adalah anggrek.

4)      Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan fotosintesis,

misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.

5)      Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing hutan,

bajing (tupai) dan harimau

Contoh bioma hutan hujan tropisnya adalah hutan di Indonesia, Malaysia,

Filipina, Papua, dan Brasil.

e. Bioma Taiga

Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan

tropis. Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut.

1)      Curah hujan sekitar 35 cm per tahun.

2)      Bioma yang biasanya hanya terdiri dari satu spesies pohon, yaitu conifer

(pinus).

3)      Masa pertumbuhan flora pada musim panas antara 3 sampai 6 bulan.

4)      Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang

panjang.

8

Page 9: BAB I.docx

5)      Vegetasinya Sprice (Picca), Alder (Alaus), Birch (Berula) dan Junipce

(Juniperus).

6)      Hewannya antara lain moose, beruang hitam, serigala dan morten.

Contoh bioma taiga terdapat di Amerika Utara dan dataran tinggi  diberbagai

wilayah

f. Bioma Tundra

Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang

disebut Tundra artik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin. Ciri-ciri bioma

tundra adalah sebagai berikut.

1)      Curah hujan sekitar 10 cm per tahun.

2)      Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang dan gelap serta

musim panas yang panjang dan terang terus menerus.

3)      Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada terlihat tebal seperti semak.

4)      Tumbuhan semusim biasanya berbunga dengan warna yang mencolok

dalam masa pertumbuhan yang pendek.

5)      Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu

6)      Hewannya Muskox, rusa kutub, kelinci,serigala, rusa dan domba.

2. Kelompok Ekosistem Perairan (Akuatik)

9

Page 10: BAB I.docx

Ekosistem perairan terdiri dari ekosistem air tawar dan ekosistem laut.

Ekosistem air tawar contohnya meliputi kolam, sungai, danau, rawa, rawa

gambut. Sedangkan, ekosistem laut misalnya hutan bakau, rawa payau, estuari,

pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal dan laut dalam. Berdasarkan cara

hidup organisme pada ekosistem perairan dibedakan menjadi lima, antara lain

sebagai berikut.

a.       Bentos, yaitu organisme yang hidupnya merangkak di dasar perairan,

misalnya ketam dan cacing air.

b.      Nekton, yaitu organisme yang hidupnya bebas berenang secara aktif

bergerak kesana kemari, misalnya ikan.

c.       Neuston, yaitu organisme yang hidupnya di permukaan perairan, misalnya

eceng gondok, kiambang, dan laba-laba air.

d.      Plankton, yaitu organisme yang hidupnya melayang-layang mengikuti arus

air bergantung intensitas cahaya, misalnya alga.

e.       Perifiton, yaitu organisme yang hidupnya menempel pada benda-benda

yang ada di lingkungan air, misalnya lumut dan alga.

1. Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1)      Salinitas (kadar garam) rendah, umumnya lebih rendah daripada kadar

garam plasma sel organisme yang hidup di dalamnya.

2)      Kondisi lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

3)      Variasi suhu antara permukaan dan dasar sangat rendah, relative sama.

4)      Penetrasi cahaya di perairan kurang.

Secara fisik dan biologi, ekosistem air tawar merupakan perantara ekosistem

darat dan ekosistem laut. Organisme laut yang pindah ke lingkungan air tawar,

10

Page 11: BAB I.docx

ada yang beradaptasi terhadap lingkungan payau, yaitu di muara sungai, ada yang

sepanjang hidupnya pulang balik dari laut ke air tawar, ada pula yang

menyesuaikan diri hidup di antara air tawar dan darat, yaitu pada daerah tepi

sungai, kolam, dan tempat lembab. Berdasarkan intensitas cahaya yang

diterimanya ekosistem air tawar dikelompokkan menjadi litoral, limnetik, dan

profundal.

Berdasarkan aliran airnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem lotik yang

airnya mengalir, misalnya sungai. Dan ekosistem lentik yang airnya tidak

mengalir misalnya, danau dan kolam. Adaptasi organisme yang hidup di air tawar

untuk mengatasi kadar garam yang lebih rendah adalah dengan mengeluarkan

banyak urin, sedikit minum karena air diabsorbsi lewat kulit secara osmosis, dan

garam mineral diabsorbsi melalui insang.

2. Ekosistem Laut

Ekosistem laut merupakan sistem akuatik terbesar di planet bumi, ukuran dan

kerumitannya menyulitkan kita untuk dapat membicarakannya secara utuh sebagi

satu kesatuan. Akibatnya, dirasa lebih mudah jika membaginya menjadi sub-

bagian yang lebiihh dapat dikelola, selanjutnya masing-masing dapat dibicarakan

berdasarkan prinsip – prinsip ekologi yang menentukan kemampuan daptasi

orgaanisasi suat komunitas.

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.

1)      Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.

2)      NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.

3)      Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.

4)      Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.

Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari

permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh

cahaya matahari sangat besar. Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, 11

Page 12: BAB I.docx

sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih

dapat ditembus cahaya matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap

gulita, disebut daerah afotik. Diantara keduanya terdapat daerah remangremang

cahaya yang disebut daerah disfotik.

Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan

menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan

menjadi: epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.

Beberapa macam zona litoral, antara lain sebagai berikut:

a)      Ekosistem estuaria, yaitu terdapat pada wilayah pertemuan antara

sungai dan laut. Ciri estuari adalah berair payau dan vegetasi di dominasi

oleh tumbuhan bakau. Berdasarkan salinitasnya estuaria dibedakan

menjadi oligohalin yang berkadar garam rendah (0.5-3%), mesohalin

berkadar garam sedang (3-17%), dan polihalin berkadar garam tinggi di

atas 17%.

b)      Ekosistem pantai pasir, merupakan zona litoral yang terkena deburan

ombak terus-menerus dan terpaan cahaya matahariselama 12 jam.

Vegetasinya membentuk formasi prescaprae dan formasi baringtonia,

sebagai suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya dan diberi

nama sesuai dengan nama vegetasi yang mendominasi.Pada formasi

prescaprae didominasi oleh vegetasi Ipomoea pescaprae, tumbuhan lain

yang hidup disini ialah Vigna, Spinifex littorius (rumput angin),Crinum

asiaticum (bakung) dan Euphorbia atoto. Formasi baringtonia didominasi

oleh vegetasi Borringtonia. Tumbuhan lain yang ada antara lain adalah

Callophyllum, Hernandia, Hibiscus tiliaceus, Terminalia dan Erythrina.

Hewan pada ekosistem pantai pasir kebanyakan hidup di dalam pasir,

misalnya kepiting kecil.

12

Page 13: BAB I.docx

c)      Ekosistem pantai batu, merupakan daerah pantai yang memiliki air

jernih dan berbatu. Daerah ini banyak dihuni hewan coelenterata, moluska,

krustase dan tumbuhannya adalah alga bersel tunggal, alga hijau, dan alga

merah.

Pada ekosistem pantai batu ini terdapat zona – zona sebagai berikut :

1.      Zona horizontal

Zona ini tersusun keatas secara tegak lurus mulai dari permukaan

pasang-turun terendah sampai kekondisi daratan yang sebenarnya,

zonasi ini mirip dengan pola zonasi yang terdapat pada gunung,

2.      Zona vertikal

Zona ini bergantung pada kemiringan permukaan berbatu

permukaan berbatu, kisaran pasang surut, dan keterbukaannya terhadap

gerakan ombak. Jika kemiringan batuan itu landai, maka tiap zona

menjadi luas, keadaan keterbukaan yang sama permukaan tegak lurus,

zona yang sama akan menyempit.

3.      Zona midlitoral

      Merupakan zona luas batas teratasnya bertepatan dengan batas

teritip, sedangkan batas bawahnya ditempati oleh kelompok yang

besar  (laminaria dan lain-lain) yang mencapai penyebaran paling

tinggi.

4.      Zona tepi infralitoral

Yang membentang dari pasang turun terendah sampai kebatas

kelompok terbesar, daerah ini merupakan zona keterbukaan terhadap

udara. Daerah ini benar - benar merupakan perluasan dari zona

infralitoral atau yang kita ketahui sebagai daerah sublitoral.

d)     Ekosistem Pantai Berlumpur

13

Page 14: BAB I.docx

Garis batas yang jelas antara pantai berbatu dan pantai berpasir dapat

dengan mudah ditemukan dan didefenisikan, tetapi tidak demikian hal

nya dengan garis batas antara pantai berpasir dengan pantai berlumpur.

Karena sebagai pantai yang lebih terlindung dari gerakan ombak,

keduanya cenderung mempunyai butiran yang lebih halus dan

mengakumulasi lebih banyak bahan organic sehingga menjadi

berlumpur. Pantai berlumpur cenderung untuk mengakumulasi bahan

organik, yang berarti bahwa tersedia cukup banyak makanan yang

potensial untuk organisme penghuni pantai , tetapi berlimpahnya partikel

organik yang halus yang mengendap didaratan lumpur juga mempunyai

kemampuan untuk menyumbat permukaan alat pernapasan. Permukaan

pantai berlumpur agak tandus hal ini dapat dilihat dari sedikitnya

organisme yang menempati permukaan daratan lumpur, tumbuhan

termasuk makroalga, misalnya spesies alga merah, ulva, alga hijau.

Berbagain rumput laut seperti genus zostera.Kelimpahan alga besar ini

sering mengalami daur musiman, umum ditemukan dalam musim panas

dan menghilang pada musim dingin.

Daerah lumpur mengandung sejumlah besar bakteri, yang

memakan sejumlah besar bahan organik. Bakteri ini merupakan satu-

satunya organisme yang melimpah yang ditemukan pada pantai

berlumpur dan membentuk biomassa yang berarti. Diantara bakteri

dominan yang hidup didaerah ini ada beberapa jenis yang mampu

memanfaatkan energi potensial dari berbagai senyawa kimia tereduksi

yang terdapat dalam jumlah yang melimpah. Bakteri kemodintetik

atau bakteri sulfur ini mendapat energi dari hasi oksidasi dari beberapa

senyawa sulfur yang tereduksi, seperti berbagi sulfida (H2S).

14

Page 15: BAB I.docx

Jenis ikan yang terdapat pada pantai berlumpur ini ialah

bentuk tubuh biasanya pipih dan memanjang (blennidae, polidhae)

atau gepeng (cottidae, cobiessocidae), yang memungkinkan mereka

tinggal di lubang , saluran , celah, atau lekukan untuk berlindung dari

kekeringan dan gerakan ombak. Sebagian besar memiliki gelembung

renang dan sangat berasosiasi dengan subtrat.

Zona-zona laut :

1) Zona laut dangkal (Neritik)

Neritik, yaitu zona yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai ke

dasarnya. Di daerah ini plankton, nekton dan bentos dapatn hidup dengan baik.

Contoh zona laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu

karang hanya dapat tumbuh di dasar perairan yang jernih. Terumbu karang

terbentuk dari kerangka Coelenterata. Organisme yang ada dari Alga, Porifera,

Coelenterata, berbagai jenis ikan dan udang. Selain itu juga terdapat rumput laut

yang secara umum disebut rumput-rumputan laut.rumput laut merupakan

tumbuhan berbungan yang beradaptasi untuk hidup teredam didalam air laut.

Kebanyakan spesies rumput laut mempunyai morfologi luar yang secara

kasar hampir serupa, berdaun yang panjang, tipis dan mirip pita yang mempunyai

saluuran – saluran air , serta bentuk pertumbuhannya  monopodial. Tumbuhan ini

tumbuh dari rizoma yang merambat

2) Zona Laut Dalam

            Laut dalam gelap gulita kecuali di bagian zona mesopelagik dimana pada

waktu atau kondisi tertentu masih ada sedikit cahaya matahari. Karena wilayah

gelap sepanjang masa atau intensitas cahaya sangat rendah, foto sintesis tidak

mungkin berlangsung. Dengan kata lain tidak aka nada produksi primer dilaut

15

Page 16: BAB I.docx

dalam. Bila disini tampak adanya cahaya, maka cahaya ini dihasilkan melalui

hewan – hewan laut dalam tertentu. Tiadanya cahaya mengakibatkan hewan –

hewan laut dalam harus memiliki indria-indria khusus untuk mendeteksi makanan

dan lawan jenis bagi keperluan reproduksi, serta untuk mempertahankan

bermacam asosiasi intra maupun maupun inter spesies.

            Kondisi- kondisi lingkungan hidup laut dalam memaksa organisme

penghuninya untuk mengadakan adaptasi. Karena penelitian terhadap hewan

metozoa laut dalam yang masih hidup dan dalam kondisi alami sangat  sulit

dilakukan, maka dewasa ini sedikit bukti langsung salah satu adaptasi yang dapat

diamati, pada hewan – hewan mesopelagik ialah warna. Ikan – ikan mesopelagik

khususnya cenderung warnanya abu-abu keperakan atau hitam kelam(ikan lentera,

ikan gonotosmatid, ikan kapak, euphausiid).

Sebaliknya, invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah.

Ubur-ubur mesopelagik misalnya sering kali berwarna ungu kelam, seperti

koppepoda dan bermacam udang (teripang, bintang mengular, krustasea

dekapoda, ekinoid,).

3) Zona oseanik

Merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat

ditembus cahaya matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling

gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air

dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut

daerah Termoklin, daerah ini banyak ikannya.

3. Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem Alami

Energi dari sinar matahari merupakan tenaga penegndali dari semua ekosistem.

Tumbuhan dengan memanfaatkan tenaga yang berasal dari sinar matahari

16

Page 17: BAB I.docx

mempunyai kemampuan untuk menyerap dan mengumpulkan nutrisi dari tanah

dan gas dari udara untuk menghasilkan makanannya. Energi beredar dalam

ekosistem dalam bentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan dari suatu

tingkat rofik ke tingkat trofik berikutnya. Dengan cara demikianlah energi

mengalir dalam sistem alam ini. Para ahli ekologi mempunyai pandangan, secara

tradisional terhadap aliran energi dalam ekosistem ini sama dengan para ahli ilmu

lainnya, yaitu mengamati aliran energi dalam sistem fisika. Mereka secara formal

memahami bahwa energi dalam sistem dalam berbagai bentuk.

1. Rantai makanan                                                                          

Gambar 1. Rantai Makanan

Rantai makanan merupakan proses aliran energi melalui memakan dan dimakan

antarorganisme yang berlangsung secara teratur dan membentuk suatu garis

tertentu. Misal: Rumput-Ulat-Burung Kecil-Kucing.

2. Jaring-Jaring Makanan

Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling

berhubungan dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme

membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan organik yang

mengandung energi dan unsur-unsur kimia  transfer dari satu organisme ke

organisme lain berlangsung melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa

makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur

trofik yang bertingkat-tingkat.

17

Page 18: BAB I.docx

Gambar 2. Jaring-jaring Makanan

Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan

sumber makanan tertentu. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme

autotrop yang disebut produsen. Organisme autotrof adalah organisme yang dapat

membuat bahan organik sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan sumber

energi. Bila  dapat menggunakan energi cahaya seperti cahaya, matahari disebut

fotoautotrof, contohnya tumbuhan hijau dan fitoplankton. Apabila menggunakan

bantuan energi dari reaksi-reaksi kimia disebut kemoautotrof, misalnya, bakteri

sulfur, bakteri nitrit, dan bakteri nitrat. Tingkat tropik kedua ditempati oleh

berbagai organisme yang tidak dapat menyusun bahan organik sendiri yang

disebut organisme heterotrof. Organisme heterotrof ini hanya menggunakan zat

organik dari organisme lain sehingga disebut juga konsumen. Pembagian

konsumen adalah sebagai berikut.

a.   Konsumen Primer

Organisme pemakan produsen atau dinamakan herbivora yang menempati

tingkat trofik kedua.

b.   Konsumen Sekunder

Organisme pemakan herbivora yang dinamakan karnivora kecil yang

menempati tingkat trofik ketiga.

c.   Konsumen Tersier

18

Page 19: BAB I.docx

Organisme pemakan konsumen sekunder yang dinamakan karnivora besar

yang menempati tingkat trofik keempat.

Proses Aliran Energi dalam Ekosistem

            Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :

1)     Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak

semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya

sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan

diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil,

sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar

dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh

tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari

sistem.

2)    Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui

rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora.

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi

diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah

tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan

sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora

menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.

3)     Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam

sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi

organik.

4)     Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap

tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya,

sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari sistem

5)     Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi

organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat

19

Page 20: BAB I.docx

pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air

sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.

Aliran Energi dan “Standing Crop”

Penyimpanan energi dalam ekosistem dapat berupa materi-materi dalam

tumbuhan atau hewan. Jumlah nyata dari materi hidup yang terkandung dalam

ekosistem difahami sebagai “standing crop”. Para ahli ekologi biasanya mengkaji

standing crop ini untuk setiap tingkat trofik yang nantinya akan memberikan

gambaran pola aliran energi melalui sistem. Hasil kajian dari standing crop untuk

setiap tingkatan trofik ini bila diekspresikan dalam bentuk histogram akan

menggambarkan suatu piramida tingkat trofik atau lebih dikenal dengan piramida

ekologi.

3. Piramida ekologi

Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan

dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau

piramid. Gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan

populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik

yang disebut piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan

gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama

ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen

primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.

Gambar 4

20

Page 21: BAB I.docx

Dikenal ada tiga macam piramida ekologi antara lain piramida jumlah,

piramida biomassa dan piramida energi. Gambaran ideal suatu piramida ekologi

adalah sebagai berikut.

1.     Piramida Energi

Gambar 5

Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada

saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu

ekosistem. Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang

digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga

menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam

penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien

penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi

menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin

meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang

taraf trofiknya lebih tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke

puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin

sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan

luas per satuan waktu. 

2.    Piramida Biomassa 

Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya

transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada

piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari

seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2.

Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena 21

Page 22: BAB I.docx

perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida

biomassa dapat berbentuk terbalik.

Gambar 6

Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik,

sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar

seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak

piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya

sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar. 

3.     Piramida Jumlah 

Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap

tingkat trofik dalam suatu ekosistem.

22

Page 23: BAB I.docx

Gamabar 7

Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme

piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti

piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan

konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih

banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah

organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah

organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.

Siklus Materi dalam Ekosistem

            Keberadaan makhluk hidup di dunia ini  tergantung pada aliran energi dan

siklus materi melalui ekosistem. Kedua proses tadi mempengaruhi jumlah dari

organisme-organisme, kecepatan proses metabolisme, dan kompleksitas dari

komunitas. Energi dari materi mengalir melalui ekosistem bersama-sama sebagai

materi organik, satu sama lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan. Tetapi aliran energi

adalah satu arah, sekali dimanfaatkan oleh ekosistem akan hilang keluar dari

sistem. Sedangkan materi, dalam hal ini berupa materi, melakukan suatu siklus.

Atom dari kalsium atau karbon berkemampuan untuk mengalir melalui makhluk

hidup dan bagian non-hidup berkali-kali, atau dapat pula dipindah dari suatu

23

Page 24: BAB I.docx

ekosistem ke ekosistem lainnya. Berdasarkan ke dua proses itulah ekosistem

berkemampuan untuk menjada fungsinya, dan merupakan karakteristika seluruh

biosfer.

            Nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan materi organik disirkulasikan

ke seluruh ekosistem dan dapat dimanfaatkan berkali-kali. Apabila tumbuhan dan

juga hewan mati akan didekomposisikan oleh kegiatan bakteria dan jamur, nutrisi

kemudian dikembalikan ke lingkungan abiotik membentuk kumpulan nutrisi

sebagai gudang atau reservoir. Dalam ekosistem daratan nutrisi biasanya

dilepaskan dan berkumpul dalam tanah, yang kemudian nutrisi-nutrisi ini akan

diambil kembali oleh tumbuhan dari gudangnya ini.

            Dengan proses siklus materi ini komponen-komponen organik dan

anorganik dipautkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga sulit dipisahkan

satu sama lainnya.

            Tumbuhan merupakan komponen yang sangat penting, dalam proses aliran

energi dan siklus materi, sehingga terjadinya keterpautan antara komponen biotik

dengan komponen abiotik dalam ekosistem. Ada dua hal yang termasuk ke dalam

siklus materi, yaitu :

1.      Kepentingan Nutrisi dalam Ekosistem

Makhluk hidup memerlukan minimal 30 sampai 40 unsur kimia, dari

sekitar 92 unsur-unsur kimia yang diketahui, untuk keperluan hidup dan

pertumbuhannya. Nutrisi juga dikenal sebagai garam-garam biogenik yang

dapat dikelompokkan dalam dua kelompok utama, yaitu nutrisi makro dan

nutrisi mikro.

a.   Nutrisi makro, nutrisi ini diperlukan relatif dalam jumlah yang banyak,

dan mempunyai peranan kunci dalam pembentukan protoplasma makhluk

hidup. Nutrisi-nutrisi penting yang termasuk kelompok ini adalah

hidrogen, karbon, oksigen dan nitrogen. Mereka bersama-sama

membentuk sekitar 95 % dari berat kering materi hidup. Keempat nutrisi

24

Page 25: BAB I.docx

ini didapatkan dari bentuk gas di atmosfir. Nutrisi lainnya yang termasuk

nutrisi makro ini, yang diperlukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit

diantaranya adalah kalium, posfor dan sulfur.

b.   Nutrisi mikro, nutrisi ini diperlukan dalam jumlah yang jauh lebih sedikit,

tetapi sangat penting untuk kehidupan. Minimal ada sepuluh nutrisi mikro

yang diperlukan oleh tumbuhan. Beberapa nutrisi mikro seperti besi,

tembaga, seng, karbon, dan boron, berasal dari batuan yang terlepas akibat

proses penghawaan.

2.      Siklus Biogeokimia

Telah dipahami bahwa berfungsinya ekosistem tergantung pada sirkulasi

dan nutrisi. Apabila nutrisi tidak tersirkulasikan, maka suplai yang telah terjadi

akan sia-sia dan pertumbuhan menjadi terbatas. Begitu pentingnya permasalahan

ini, beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan jalannya siklus nutrisi

ini.

Berbeda dengan energi, materi kimia yang berupa unsur-unsur penyusun

bahan organik/nutrisi dalam ekosistem, berpindah ke trofik-trofik rantai makanan

tanpa mengalami pengurangan, melainkan berpindah kembali ke tempat semula.

Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah atau

air. Perpindahan unsur kimia dalam ekosistem melalui daur ulang yang

melibatkan komponen biotik dan abiotik ini dikenal dengan sebutan daur

biogeokimia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara komponen biotik

dengan abiotik dalam suatu ekosistem. Siklus biogeokimia meliputi : siklus air,

siklus sulfur, siklus pospor, siklus nitrogen, Siklus karbon dan oksigen.

a.      Siklus air

Semua organisme hidup memerlukan air untuk melakukan aktivitas

hidupnya. Oleh karena itu, ketersediaan air di lingkungan sangat mutlak

bagi organisme hidup. Hewan mengambil air, langsung dari air permukaan,

tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan tumbuhan mengambil air

25

Page 26: BAB I.docx

dari air tanah dengan menggunakan akarnya. Manusia menggunakan sekitar

seperempat air tanah yang ada di daratan. Air keluar dari hewan dan

manusia berupa urin dan keringat, sedangkan pada tumbuhan melalui proses

transpirasi.

Gambar 8

b.      Siklus sulfur (Belerang)

Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan semua protein dan

banyak terdapat di kerak bumi. Tumbuhan mengambil sulfur dalam bentuk

dari tanah, sedangkan hewan dan manusia mendapatkannya dari tumbuhan

yang mereka makan. Perhatikan skema daur sulfur di samping ini.

26

Page 27: BAB I.docx

c.      Siklus fosfor

Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan merupakan

faktor pembatas produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur yang

penting untuk pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan senyawa

organik vital lainnya. Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak berupa gas,

sehingga daurnya tidak melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir ke

laut dan terikat pada endapan di perairan atau dasar laut. Begitu sampai di

laut hanya ada dua mekanisme untuk daur ulangnya ke ekosistem darat,

salah satunya melalui burung-burung laut yang mengambil fosfor melalui

rantai makanan laut dan mengembalikan ke darat melalui kotorannya

kemudian masuk ke rantai makanan. Perhatikan skema daur fosfor di

samping ini.

Gambar 9

d.      Siklus Nitrogen

Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan protein

dan berbagai molekul organik esensial lainnya. Unsur nitrogen sebagian

besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas nitrogen (N2) dan kadarnya

27

Page 28: BAB I.docx

78% dari semua gas di atmosfer. Gas nitrogen ini di atmosfer masuk ke

dalam tanah melalui fiksasi nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter,

Clostridium), alga biru (Anabaena, Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen

yang masuk ke tanah melalui fiksasi diubah menjadi amonia (NH3) oleh

bakteri amonia. Proses penguraian nitrogen menjadi amonia disebut

amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke tanah bersama kilat dan air hujan

berupa ion nitrat (NO3−), sedangkan nitrogen yang ada di dalam tubuh

tumbuhan dan akan hewan melalui proses mineralisasi oleh bakteri pengurai

menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses amonifikasi dan

mineralisasi oleh bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak

menjadi ion nitrit (NO2−), selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri nitrat

(nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3−). Perombakan amonia menjadi ion

nitrit, ion nitrit menjadi ion nitrat disebut nitrifikasi. Tumbuhan umumnya

menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat, sedangkan hewan mengambil

nitrogen dalam bentuk senyawa organik (protein) yang terkandung pada

tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh

bakteri denitrifikasi (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans)

menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer.

Proses penguraian ion nitrat menjadi nitrogen disebut denitrifikasi.

Gambar 10

28

Page 29: BAB I.docx

e.      Siklus karbon dan oksigen

Unsur karbon di atmosfer dalam bentuk gas karbon dioksida (CO2),

sedangkan unsur oksigen dalam bentuk gas oksigen (O2). Konsentrasi

(CO2) di atmosfer diperkirakan 0,03%. Karbon dioksida masuk ke dalam

komponen biotik melalui organisme fotoautotrop (tumbuhan hijau) dan

kemoautotrop (bakteri kemoautotrop) dalam proses fotosintesis dan

kemosintesis. Karbon kemudian tersimpan sebagai zat organik dan

berpindah melalui rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan.

Sedangkan, oksigen (O2) masuk ke komponen biotik melalui proses

respirasi untuk membakar bahan makanan, lalu dihasilkan karbon dioksida

(CO2). Daur karbon berkaitan erat dengan daur oksigen di alam kita ini.

Gambar 11

4. Macam-Macam Bentuk Pola Kehidupan

Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang

khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-

masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola

kehidupan.

Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

29

Page 30: BAB I.docx

a.      Pola Kehidupan Di Darat

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain:

1. Keadaan tanah

2. Suhu

3. Angin

4.  Kelembaban udara

5. Curah hujan 

6. Pancaran sinar matahari

Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim,

misalnya:

1. Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah,

tumbuhan hidup subur.

2. Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan

sebagian mati.

b.      Pola Kehidupan di air

Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi:

1.         Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit

2.      Lingkungan air asin: laut

3.      Lingkungan air payau: danau air tawar

Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri,

misalnya:

1.      Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari

30

Page 31: BAB I.docx

1. Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan

hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses

fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air

dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam

air.

2. Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan

daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah

pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat

makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya.

3. Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari

ke tumbuhan air ke konsumen.

2.      Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut

1. Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan

produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan

makanan dan akhirnya mati.

2. Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air sebagai

produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air tidak

kekurangan makanan.

3.      Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas

Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman

air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup

di daerah permukaan.

4.      Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu

Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam

air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya.

31

Page 32: BAB I.docx

Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis

makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-

masing lingkungan air tersebut.

c.       Pola Kehidupan yang Khas

Hubungan timbal-balik antara komponen-komponen dalam suatu ekosistem

merupakan pola kehidupan dalam suatu komunitas.

Pola kehidupan yang khas terbagi atas:

1. Simbiosis

            Simbiosis adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang

berbeda dalam hubungan yang erat.

Jenis-jenis simbiosis yaitu:

a)   Simbiosis mutualisme, adalah cara hidup bersama yang menguntungkan bagi

kedua belah pihak, misalnya: kupu-kupu dengan bunga, badak dengan sejenis

burung, dan lain-lain.

b)   Simbiosis parasitisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang

berbeda, yang satu mendapat keuntungan, yang lainnya dirugikan, misalnya:

benalu dengan pohon inang, tali putri dengan tumbuhan inang, kutu buah

dengan tumbuhan inang, dan lain-lain.

c)   Simbiosis komensalisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang

berbeda, yang satu diuntungkan sedangkan yang lainnya tidak dirugikan,

misalnya: ikan hiu dengan ikan-ikan remosa, tumbuhan paku dengan pohon

yang tinggi, dan lain-lain.

2. Antibiosis  

Antibiosis atau anti simbiosis adalah persekutuan hidup antara dua jenis

makhluk hidup, yang satu menghambat kehidupan makhluk hidup lainnya.

Misalnya: Pennicillium dengan jamur dan bakteri tertentu pennicillium dapat 32

Page 33: BAB I.docx

menghasilkan penicilin (sejenis antibiotik) dan menghambat pertumbuhan jamur

dan bakteri tertentu.

Macam-macam antibiotika yang dihasilkan dari pola kehidupan sebagai

antibiosis, antara lain: Penisilin, Streptomisin, Kloromisin, Anreomisin,

Teramisin, Tetraksiklin, dan lain-lain.

33

Page 34: BAB I.docx

BAB III

Penutup

1. Kesimpulan

1. Populasi adalah kelompok kolektif organism-organisme dari jenis yang sama

yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri

atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan

milik individu di dalam kelompok itu. Sedangkan suatu komunitas adalah

merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme.

2. secara keseluruhan ekosistem terbagi atas  3 golongan ekosistem yaitu

ekosistem darat,ekosistem air tawar,dan ekosistem air laut. Selanjutnya

ekosistem darat terbagi atas Bioma Gurun,Bioma Padang Rumput,Bioma

Hutan Gugur,Bioma Hutan Hujan Tropis,Bioma Taiga,dan Bioma

Tundra,Ekosistem air laut juga terbagi atas Ekosistem Esturia,Ekosistem Pantai

Pasir,Ekosistem Pantai Batu,Ekosistem Pantai Berlumpur.

34

Page 35: BAB I.docx

3. Aliran energi : Makhluk Hidup memperoleh energi dari sinar matahari , energi

ini kemudian pindah ke produsen , konsumen dan akhirnya ke pengurai,

sedangkan sebagian lain tersebar ke lingkungan, artinya energi yang sudah

terlepas ke lingkungan tidak dapat kembali lagi masuk ke dalam sistem

kehidupan. Aliran energi berupa makanan dan jaring makanan dari komponen-

komponen produsen, konsumen dan pengurai, aliran energi ini dapat berupa

simbiosis antar organisme yang saling membutuhkan.

Aliran materi : Siklus materi: materi dari tanah dan air serta udara, masuk ke

produsen dan konsumen kemudian oleh pengurai dikembalikan lagi kedalam

air, tanah maupun udara dalam bentuk mineral-mineral dan gas yang diambil

lagi oleh produsen. Aliran materi seperti nutrien, air, karbon, nitrogen, dan

fosfor di alam berupa siklus yang abadi.

4. Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

a. Pola kehidupan di darat

b. Pola kehidupan di air

c. Pola kehidupan yang khas

B.     Saran

1.      Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai

tempat tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat

lingkungan terutama disekitar tempat tinggal kita.

2.      Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena

makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan

dan tidak dapat hidup sendiri.

35

Page 36: BAB I.docx

Daftar Pustaka

Darmodjo, Hendro dan Yeni Kaligis. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

http://rahmazamikai.blogspot.com/2013/06/aliran-energi-dan-materi-dalam.html

www.sith.itb.ac.id/profile1/pdf/bi101/BAB%20II%20Ekosistem.pdf

idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/.../Aliran.Energi/materi07.html

bebas.vlsm.org

aisyah47.wordpress.com

aldonv.blogspot.com

im-learningsekolah.blogspot.com

36

Page 37: BAB I.docx

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2222668-pola-kehidupan/.

http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-ekosistem-susunan-dan-macam-ekosistem/.

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2011/11/klasifikasi-dan-tata-nama ilmiah.html.

37