BAB I.docx
-
Upload
roro-rasi-putra -
Category
Documents
-
view
11 -
download
3
description
Transcript of BAB I.docx
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada pembelajaran mata kuliah umum ilmu kealaman dasar (IKD) Universitas
Negeri Padang semester satu ini, ada beberapa pokok pembahasan yang akan
dipelajari, diantaranya yaitu :
1. Pengatar IAD
2. Alam pikiran manusia dan perkembangannya
3. Perkembangan dan pengembangan IPA
4. Bumi dan alam semesta
5. Keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya
6. Makhluk hidup dan ekosistem alami
7. Sumber daya alam dan pelestariannya
8. Manfaat dan dampak IPA dan teknologi terhadap kehidupan sosial
9. Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi
10. Beberapa perkembangan teknologi penting
11. Isu lingkungan
Dari beberapa pokok pembahasan tersebut, penulis diberikan tugas oleh Ibu
Rafika Andari, M.Si sebagai dosen mata kuliah ilmu kealaman dasar (IKD) untuk
membuat makalah dimulai pada pertemuan ke-4 dengan pokok pembahasan
disesuaikan dengan silabus yang tersedia. Oleh karena itulah, penulis membuat 1
makalah megenai “Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Alami”. Yang isinya
meliputi “Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup, Berbagai Bentuk Ekosistem
Alami, Aliran Energi dan Materi Dalam Ekosistem Alami, serta Macam-Macam
Bentuk Pola-Pola Kehidupan”.Sebagai tugas pada pertemuan ke-10 ini.
12. Rumusan Masalah
1. Bagaimana populasi dan komunitas makhluk hidup?
2. Apa sajakah berbagai bentuk ekosistem alami ?
3. Bagaimanakah aliran energi dan materi dalam ekosistem alami ?
4. Apasajakah macam-macam bentuk pola-pola kehidupan ?
5. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana populasi dan komunitas makhluk hidup?
2. Apa sajakah berbagai bentuk ekosistem alami ?
3. Bagaimanakah aliran energi dan materi dalam ekosistem alami ?
4. Apasajakah macam-macam bentuk pola-pola kehidupan ?
2
5. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis: Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pokok
pembahasan “Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Alami”.
2. Bagi mahasiswa lainnya : Dapat dijadikan sebagai literatur/sumber untuk
mencari informasi-informasi yang mengenai “Makhluk Hidup Dalam
Ekosistem Alami”. Meliputi “Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup,
Berbagai Bentuk Ekosistem Alami, Aliran Energi dan Materi Dalam
Ekosistem Alami, serta Macam-Macam Bentuk Pola-Pola Kehidupan”.
BAB II
Pembahasan
1. Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup
1. Populasi Makhluk Hidup3
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk.
Populasi dari suatu Negara itu dimaksudkan adalah penduduk dari Negara
tersebut. Di dalam ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah
sekelompok individu yang sejenis. Apabila membicarakan populasi, haruslah
disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya
serta tempatnya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di perkebunan
purwakarta jawa barat atau populasi pohon karet 1965 di perkebunan-perkebunan
yanga ada di sumatera ataupun populasi komodo pada tahun 1983 di pulau
komodo dan seterusnya. Jadi Populasi adalah kelompok kolektif organism-
organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka,
dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari
kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi adalah:
a. Natalitas,
b. Mortalitas dan
c. Migrasi (imigrasi dan emigrasi)
Faktor yang mempengaruhi kepadatan populasi adalah:
a. Kompetisi,
b. Predasi,
c. Penyakit dan
d. Cekaman atau stress
b. Komunitas Makhluk Hidup
Komunitas, secara genetika, individu-individu adalah anggota dari suatu
populasi setempat dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem.
4
Bagian terbesar dari ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang
bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut
komunitas. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam
fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan yang lainnya.
Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan saling
berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Kesatuan dari berbagai organisme
itu dapat merupakan perwakilan misalnya dari jenis-jenis tropis. Atau dapat juga
dikatakan bahwa komunitas adalah sekelompok makhluk-makhluk hidup dari
berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Jadi komunitas
adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang
hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang hidup bersama ini disebut
komunitas biotik.
Masing-masing organisme dalam suatu komunitas hidup di tempat tertentu
di antara organisme yang hidup dan yang mati serta sisa-sisanya. Organisme ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang tidak hidup yang disebut abiotik
seperti tanah, iklim, air. Tempat hidup suatu organisme disebut habitat. Habitat
berasal dari bahasa latin yaitu habitare = bertempat tinggal.
Seorang ahli Frederick Clements (1900) mengatakan bahwa suatu
komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan
mempunyai sejumlah kehidupan. Namun yang dianut oleh ahli-ahli ekologi
sekarang adalah pandangan yang mengatakan suatu komunitas adalah merupakan
suatu gabungan dari beberapa organisme.
2. Berbagai bentuk Ekosistem Alami
1. Ekosistem Darat (Terestrial)
Ekosistem darat yang memiliki tipe struktur vegetasi dominan dalam skala
luas disebut bioma. Penyebaran bioma dipengaruhi oleh iklim, letak geografis,
5
garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut. Berdasarkan posisi
geografis, iklim, garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut bioma
dibedakan antara lain sebagai berikut.
a. Bioma Gurun
Bioma yang terletak dibelahan bumi sekitar 20°-30° lintang utara dan lintang
selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun antara lain sebagai berikut.
1. Curah hujan rendah, yaitu 25 cm pertahun.
2. Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari
dapat mencapai 40°C pada musim panas.
3. Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar.
Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan
berbagai belukar akasia yang berduri. Hewan yang menghuni daerah gurun.
Umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ulat dan kadal. Contoh bioma gurun
adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di
Amerika.
b. Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika.
Ciri-ciri bioma padang rumput antara lain sebagai berikut:
1) Curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.
2) Vegetasi yang mendominasi adala rerumputan. Rumput yang hidup di
bioma padang rumput yang relative basah. Ukurannya bisa mencapai tiga meter,
misalnya rumput Bluestem dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma 6
padang rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya rumput Grana dan
Buffalo Grasses.
3) Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular,
rodentia, belalang dan burung.
Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan,
Asia dan Indonesia (Sumbawa).
c. Bioma Hutan Gugur
Pada umumnya terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami
pergantian musim panas dan dingin. Hutan gugur juga terdapat diberbagai
pegunungan di daerah tropis.
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut:
1) Curah hujan sedang, yaitu 75 -150 cm per tahun.
2) Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan
musim semi.
3) Tumbuhannya mempunyai menggugurkan daunnya pada musim gugur.
4) Vegetasinya adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan Elm.
5) Hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon,
Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk.
Contoh bioma hutan gugur adala Kanada, Amerika, Eropa dan Asia.
d. Hutan Hujan Tropis
Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperature yang tinggi
sekitar 25°C. Ciri-ciri hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut.7
1) Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi, yatu sekitar 200-225 cm
per tahun.
2) Tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung yang menyebabkan
dasar hutan menjadi gelap dan basah.
3) Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit.
Contoh liana adalah rotan sedangkan epifit adalah anggrek.
4) Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan fotosintesis,
misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.
5) Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing hutan,
bajing (tupai) dan harimau
Contoh bioma hutan hujan tropisnya adalah hutan di Indonesia, Malaysia,
Filipina, Papua, dan Brasil.
e. Bioma Taiga
Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan
tropis. Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut.
1) Curah hujan sekitar 35 cm per tahun.
2) Bioma yang biasanya hanya terdiri dari satu spesies pohon, yaitu conifer
(pinus).
3) Masa pertumbuhan flora pada musim panas antara 3 sampai 6 bulan.
4) Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang
panjang.
8
5) Vegetasinya Sprice (Picca), Alder (Alaus), Birch (Berula) dan Junipce
(Juniperus).
6) Hewannya antara lain moose, beruang hitam, serigala dan morten.
Contoh bioma taiga terdapat di Amerika Utara dan dataran tinggi diberbagai
wilayah
f. Bioma Tundra
Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang
disebut Tundra artik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin. Ciri-ciri bioma
tundra adalah sebagai berikut.
1) Curah hujan sekitar 10 cm per tahun.
2) Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang dan gelap serta
musim panas yang panjang dan terang terus menerus.
3) Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada terlihat tebal seperti semak.
4) Tumbuhan semusim biasanya berbunga dengan warna yang mencolok
dalam masa pertumbuhan yang pendek.
5) Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu
6) Hewannya Muskox, rusa kutub, kelinci,serigala, rusa dan domba.
2. Kelompok Ekosistem Perairan (Akuatik)
9
Ekosistem perairan terdiri dari ekosistem air tawar dan ekosistem laut.
Ekosistem air tawar contohnya meliputi kolam, sungai, danau, rawa, rawa
gambut. Sedangkan, ekosistem laut misalnya hutan bakau, rawa payau, estuari,
pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal dan laut dalam. Berdasarkan cara
hidup organisme pada ekosistem perairan dibedakan menjadi lima, antara lain
sebagai berikut.
a. Bentos, yaitu organisme yang hidupnya merangkak di dasar perairan,
misalnya ketam dan cacing air.
b. Nekton, yaitu organisme yang hidupnya bebas berenang secara aktif
bergerak kesana kemari, misalnya ikan.
c. Neuston, yaitu organisme yang hidupnya di permukaan perairan, misalnya
eceng gondok, kiambang, dan laba-laba air.
d. Plankton, yaitu organisme yang hidupnya melayang-layang mengikuti arus
air bergantung intensitas cahaya, misalnya alga.
e. Perifiton, yaitu organisme yang hidupnya menempel pada benda-benda
yang ada di lingkungan air, misalnya lumut dan alga.
1. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Salinitas (kadar garam) rendah, umumnya lebih rendah daripada kadar
garam plasma sel organisme yang hidup di dalamnya.
2) Kondisi lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3) Variasi suhu antara permukaan dan dasar sangat rendah, relative sama.
4) Penetrasi cahaya di perairan kurang.
Secara fisik dan biologi, ekosistem air tawar merupakan perantara ekosistem
darat dan ekosistem laut. Organisme laut yang pindah ke lingkungan air tawar,
10
ada yang beradaptasi terhadap lingkungan payau, yaitu di muara sungai, ada yang
sepanjang hidupnya pulang balik dari laut ke air tawar, ada pula yang
menyesuaikan diri hidup di antara air tawar dan darat, yaitu pada daerah tepi
sungai, kolam, dan tempat lembab. Berdasarkan intensitas cahaya yang
diterimanya ekosistem air tawar dikelompokkan menjadi litoral, limnetik, dan
profundal.
Berdasarkan aliran airnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem lotik yang
airnya mengalir, misalnya sungai. Dan ekosistem lentik yang airnya tidak
mengalir misalnya, danau dan kolam. Adaptasi organisme yang hidup di air tawar
untuk mengatasi kadar garam yang lebih rendah adalah dengan mengeluarkan
banyak urin, sedikit minum karena air diabsorbsi lewat kulit secara osmosis, dan
garam mineral diabsorbsi melalui insang.
2. Ekosistem Laut
Ekosistem laut merupakan sistem akuatik terbesar di planet bumi, ukuran dan
kerumitannya menyulitkan kita untuk dapat membicarakannya secara utuh sebagi
satu kesatuan. Akibatnya, dirasa lebih mudah jika membaginya menjadi sub-
bagian yang lebiihh dapat dikelola, selanjutnya masing-masing dapat dibicarakan
berdasarkan prinsip – prinsip ekologi yang menentukan kemampuan daptasi
orgaanisasi suat komunitas.
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.
1) Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2) NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
3) Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4) Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari
permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh
cahaya matahari sangat besar. Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, 11
sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih
dapat ditembus cahaya matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap
gulita, disebut daerah afotik. Diantara keduanya terdapat daerah remangremang
cahaya yang disebut daerah disfotik.
Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan
menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan
menjadi: epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.
Beberapa macam zona litoral, antara lain sebagai berikut:
a) Ekosistem estuaria, yaitu terdapat pada wilayah pertemuan antara
sungai dan laut. Ciri estuari adalah berair payau dan vegetasi di dominasi
oleh tumbuhan bakau. Berdasarkan salinitasnya estuaria dibedakan
menjadi oligohalin yang berkadar garam rendah (0.5-3%), mesohalin
berkadar garam sedang (3-17%), dan polihalin berkadar garam tinggi di
atas 17%.
b) Ekosistem pantai pasir, merupakan zona litoral yang terkena deburan
ombak terus-menerus dan terpaan cahaya matahariselama 12 jam.
Vegetasinya membentuk formasi prescaprae dan formasi baringtonia,
sebagai suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya dan diberi
nama sesuai dengan nama vegetasi yang mendominasi.Pada formasi
prescaprae didominasi oleh vegetasi Ipomoea pescaprae, tumbuhan lain
yang hidup disini ialah Vigna, Spinifex littorius (rumput angin),Crinum
asiaticum (bakung) dan Euphorbia atoto. Formasi baringtonia didominasi
oleh vegetasi Borringtonia. Tumbuhan lain yang ada antara lain adalah
Callophyllum, Hernandia, Hibiscus tiliaceus, Terminalia dan Erythrina.
Hewan pada ekosistem pantai pasir kebanyakan hidup di dalam pasir,
misalnya kepiting kecil.
12
c) Ekosistem pantai batu, merupakan daerah pantai yang memiliki air
jernih dan berbatu. Daerah ini banyak dihuni hewan coelenterata, moluska,
krustase dan tumbuhannya adalah alga bersel tunggal, alga hijau, dan alga
merah.
Pada ekosistem pantai batu ini terdapat zona – zona sebagai berikut :
1. Zona horizontal
Zona ini tersusun keatas secara tegak lurus mulai dari permukaan
pasang-turun terendah sampai kekondisi daratan yang sebenarnya,
zonasi ini mirip dengan pola zonasi yang terdapat pada gunung,
2. Zona vertikal
Zona ini bergantung pada kemiringan permukaan berbatu
permukaan berbatu, kisaran pasang surut, dan keterbukaannya terhadap
gerakan ombak. Jika kemiringan batuan itu landai, maka tiap zona
menjadi luas, keadaan keterbukaan yang sama permukaan tegak lurus,
zona yang sama akan menyempit.
3. Zona midlitoral
Merupakan zona luas batas teratasnya bertepatan dengan batas
teritip, sedangkan batas bawahnya ditempati oleh kelompok yang
besar (laminaria dan lain-lain) yang mencapai penyebaran paling
tinggi.
4. Zona tepi infralitoral
Yang membentang dari pasang turun terendah sampai kebatas
kelompok terbesar, daerah ini merupakan zona keterbukaan terhadap
udara. Daerah ini benar - benar merupakan perluasan dari zona
infralitoral atau yang kita ketahui sebagai daerah sublitoral.
d) Ekosistem Pantai Berlumpur
13
Garis batas yang jelas antara pantai berbatu dan pantai berpasir dapat
dengan mudah ditemukan dan didefenisikan, tetapi tidak demikian hal
nya dengan garis batas antara pantai berpasir dengan pantai berlumpur.
Karena sebagai pantai yang lebih terlindung dari gerakan ombak,
keduanya cenderung mempunyai butiran yang lebih halus dan
mengakumulasi lebih banyak bahan organic sehingga menjadi
berlumpur. Pantai berlumpur cenderung untuk mengakumulasi bahan
organik, yang berarti bahwa tersedia cukup banyak makanan yang
potensial untuk organisme penghuni pantai , tetapi berlimpahnya partikel
organik yang halus yang mengendap didaratan lumpur juga mempunyai
kemampuan untuk menyumbat permukaan alat pernapasan. Permukaan
pantai berlumpur agak tandus hal ini dapat dilihat dari sedikitnya
organisme yang menempati permukaan daratan lumpur, tumbuhan
termasuk makroalga, misalnya spesies alga merah, ulva, alga hijau.
Berbagain rumput laut seperti genus zostera.Kelimpahan alga besar ini
sering mengalami daur musiman, umum ditemukan dalam musim panas
dan menghilang pada musim dingin.
Daerah lumpur mengandung sejumlah besar bakteri, yang
memakan sejumlah besar bahan organik. Bakteri ini merupakan satu-
satunya organisme yang melimpah yang ditemukan pada pantai
berlumpur dan membentuk biomassa yang berarti. Diantara bakteri
dominan yang hidup didaerah ini ada beberapa jenis yang mampu
memanfaatkan energi potensial dari berbagai senyawa kimia tereduksi
yang terdapat dalam jumlah yang melimpah. Bakteri kemodintetik
atau bakteri sulfur ini mendapat energi dari hasi oksidasi dari beberapa
senyawa sulfur yang tereduksi, seperti berbagi sulfida (H2S).
14
Jenis ikan yang terdapat pada pantai berlumpur ini ialah
bentuk tubuh biasanya pipih dan memanjang (blennidae, polidhae)
atau gepeng (cottidae, cobiessocidae), yang memungkinkan mereka
tinggal di lubang , saluran , celah, atau lekukan untuk berlindung dari
kekeringan dan gerakan ombak. Sebagian besar memiliki gelembung
renang dan sangat berasosiasi dengan subtrat.
Zona-zona laut :
1) Zona laut dangkal (Neritik)
Neritik, yaitu zona yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai ke
dasarnya. Di daerah ini plankton, nekton dan bentos dapatn hidup dengan baik.
Contoh zona laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu
karang hanya dapat tumbuh di dasar perairan yang jernih. Terumbu karang
terbentuk dari kerangka Coelenterata. Organisme yang ada dari Alga, Porifera,
Coelenterata, berbagai jenis ikan dan udang. Selain itu juga terdapat rumput laut
yang secara umum disebut rumput-rumputan laut.rumput laut merupakan
tumbuhan berbungan yang beradaptasi untuk hidup teredam didalam air laut.
Kebanyakan spesies rumput laut mempunyai morfologi luar yang secara
kasar hampir serupa, berdaun yang panjang, tipis dan mirip pita yang mempunyai
saluuran – saluran air , serta bentuk pertumbuhannya monopodial. Tumbuhan ini
tumbuh dari rizoma yang merambat
2) Zona Laut Dalam
Laut dalam gelap gulita kecuali di bagian zona mesopelagik dimana pada
waktu atau kondisi tertentu masih ada sedikit cahaya matahari. Karena wilayah
gelap sepanjang masa atau intensitas cahaya sangat rendah, foto sintesis tidak
mungkin berlangsung. Dengan kata lain tidak aka nada produksi primer dilaut
15
dalam. Bila disini tampak adanya cahaya, maka cahaya ini dihasilkan melalui
hewan – hewan laut dalam tertentu. Tiadanya cahaya mengakibatkan hewan –
hewan laut dalam harus memiliki indria-indria khusus untuk mendeteksi makanan
dan lawan jenis bagi keperluan reproduksi, serta untuk mempertahankan
bermacam asosiasi intra maupun maupun inter spesies.
Kondisi- kondisi lingkungan hidup laut dalam memaksa organisme
penghuninya untuk mengadakan adaptasi. Karena penelitian terhadap hewan
metozoa laut dalam yang masih hidup dan dalam kondisi alami sangat sulit
dilakukan, maka dewasa ini sedikit bukti langsung salah satu adaptasi yang dapat
diamati, pada hewan – hewan mesopelagik ialah warna. Ikan – ikan mesopelagik
khususnya cenderung warnanya abu-abu keperakan atau hitam kelam(ikan lentera,
ikan gonotosmatid, ikan kapak, euphausiid).
Sebaliknya, invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah.
Ubur-ubur mesopelagik misalnya sering kali berwarna ungu kelam, seperti
koppepoda dan bermacam udang (teripang, bintang mengular, krustasea
dekapoda, ekinoid,).
3) Zona oseanik
Merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat
ditembus cahaya matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling
gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air
dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut
daerah Termoklin, daerah ini banyak ikannya.
3. Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem Alami
Energi dari sinar matahari merupakan tenaga penegndali dari semua ekosistem.
Tumbuhan dengan memanfaatkan tenaga yang berasal dari sinar matahari
16
mempunyai kemampuan untuk menyerap dan mengumpulkan nutrisi dari tanah
dan gas dari udara untuk menghasilkan makanannya. Energi beredar dalam
ekosistem dalam bentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan dari suatu
tingkat rofik ke tingkat trofik berikutnya. Dengan cara demikianlah energi
mengalir dalam sistem alam ini. Para ahli ekologi mempunyai pandangan, secara
tradisional terhadap aliran energi dalam ekosistem ini sama dengan para ahli ilmu
lainnya, yaitu mengamati aliran energi dalam sistem fisika. Mereka secara formal
memahami bahwa energi dalam sistem dalam berbagai bentuk.
1. Rantai makanan
Gambar 1. Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan proses aliran energi melalui memakan dan dimakan
antarorganisme yang berlangsung secara teratur dan membentuk suatu garis
tertentu. Misal: Rumput-Ulat-Burung Kecil-Kucing.
2. Jaring-Jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling
berhubungan dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme
membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan organik yang
mengandung energi dan unsur-unsur kimia transfer dari satu organisme ke
organisme lain berlangsung melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa
makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur
trofik yang bertingkat-tingkat.
17
Gambar 2. Jaring-jaring Makanan
Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan
sumber makanan tertentu. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme
autotrop yang disebut produsen. Organisme autotrof adalah organisme yang dapat
membuat bahan organik sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan sumber
energi. Bila dapat menggunakan energi cahaya seperti cahaya, matahari disebut
fotoautotrof, contohnya tumbuhan hijau dan fitoplankton. Apabila menggunakan
bantuan energi dari reaksi-reaksi kimia disebut kemoautotrof, misalnya, bakteri
sulfur, bakteri nitrit, dan bakteri nitrat. Tingkat tropik kedua ditempati oleh
berbagai organisme yang tidak dapat menyusun bahan organik sendiri yang
disebut organisme heterotrof. Organisme heterotrof ini hanya menggunakan zat
organik dari organisme lain sehingga disebut juga konsumen. Pembagian
konsumen adalah sebagai berikut.
a. Konsumen Primer
Organisme pemakan produsen atau dinamakan herbivora yang menempati
tingkat trofik kedua.
b. Konsumen Sekunder
Organisme pemakan herbivora yang dinamakan karnivora kecil yang
menempati tingkat trofik ketiga.
c. Konsumen Tersier
18
Organisme pemakan konsumen sekunder yang dinamakan karnivora besar
yang menempati tingkat trofik keempat.
Proses Aliran Energi dalam Ekosistem
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :
1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak
semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya
sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan
diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil,
sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar
dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh
tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari
sistem.
2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui
rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi
diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah
tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan
sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora
menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
3) Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam
sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi
organik.
4) Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap
tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya,
sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari sistem
5) Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi
organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat
19
pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air
sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.
Aliran Energi dan “Standing Crop”
Penyimpanan energi dalam ekosistem dapat berupa materi-materi dalam
tumbuhan atau hewan. Jumlah nyata dari materi hidup yang terkandung dalam
ekosistem difahami sebagai “standing crop”. Para ahli ekologi biasanya mengkaji
standing crop ini untuk setiap tingkat trofik yang nantinya akan memberikan
gambaran pola aliran energi melalui sistem. Hasil kajian dari standing crop untuk
setiap tingkatan trofik ini bila diekspresikan dalam bentuk histogram akan
menggambarkan suatu piramida tingkat trofik atau lebih dikenal dengan piramida
ekologi.
3. Piramida ekologi
Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan
dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau
piramid. Gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan
populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik
yang disebut piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan
gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama
ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen
primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Gambar 4
20
Dikenal ada tiga macam piramida ekologi antara lain piramida jumlah,
piramida biomassa dan piramida energi. Gambaran ideal suatu piramida ekologi
adalah sebagai berikut.
1. Piramida Energi
Gambar 5
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada
saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu
ekosistem. Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang
digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga
menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam
penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien
penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi
menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin
meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang
taraf trofiknya lebih tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke
puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin
sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan
luas per satuan waktu.
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya
transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada
piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari
seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2.
Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena 21
perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida
biomassa dapat berbentuk terbalik.
Gambar 6
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik,
sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar
seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak
piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya
sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
3. Piramida Jumlah
Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap
tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
22
Gamabar 7
Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme
piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti
piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan
konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih
banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah
organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah
organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.
Siklus Materi dalam Ekosistem
Keberadaan makhluk hidup di dunia ini tergantung pada aliran energi dan
siklus materi melalui ekosistem. Kedua proses tadi mempengaruhi jumlah dari
organisme-organisme, kecepatan proses metabolisme, dan kompleksitas dari
komunitas. Energi dari materi mengalir melalui ekosistem bersama-sama sebagai
materi organik, satu sama lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan. Tetapi aliran energi
adalah satu arah, sekali dimanfaatkan oleh ekosistem akan hilang keluar dari
sistem. Sedangkan materi, dalam hal ini berupa materi, melakukan suatu siklus.
Atom dari kalsium atau karbon berkemampuan untuk mengalir melalui makhluk
hidup dan bagian non-hidup berkali-kali, atau dapat pula dipindah dari suatu
23
ekosistem ke ekosistem lainnya. Berdasarkan ke dua proses itulah ekosistem
berkemampuan untuk menjada fungsinya, dan merupakan karakteristika seluruh
biosfer.
Nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan materi organik disirkulasikan
ke seluruh ekosistem dan dapat dimanfaatkan berkali-kali. Apabila tumbuhan dan
juga hewan mati akan didekomposisikan oleh kegiatan bakteria dan jamur, nutrisi
kemudian dikembalikan ke lingkungan abiotik membentuk kumpulan nutrisi
sebagai gudang atau reservoir. Dalam ekosistem daratan nutrisi biasanya
dilepaskan dan berkumpul dalam tanah, yang kemudian nutrisi-nutrisi ini akan
diambil kembali oleh tumbuhan dari gudangnya ini.
Dengan proses siklus materi ini komponen-komponen organik dan
anorganik dipautkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga sulit dipisahkan
satu sama lainnya.
Tumbuhan merupakan komponen yang sangat penting, dalam proses aliran
energi dan siklus materi, sehingga terjadinya keterpautan antara komponen biotik
dengan komponen abiotik dalam ekosistem. Ada dua hal yang termasuk ke dalam
siklus materi, yaitu :
1. Kepentingan Nutrisi dalam Ekosistem
Makhluk hidup memerlukan minimal 30 sampai 40 unsur kimia, dari
sekitar 92 unsur-unsur kimia yang diketahui, untuk keperluan hidup dan
pertumbuhannya. Nutrisi juga dikenal sebagai garam-garam biogenik yang
dapat dikelompokkan dalam dua kelompok utama, yaitu nutrisi makro dan
nutrisi mikro.
a. Nutrisi makro, nutrisi ini diperlukan relatif dalam jumlah yang banyak,
dan mempunyai peranan kunci dalam pembentukan protoplasma makhluk
hidup. Nutrisi-nutrisi penting yang termasuk kelompok ini adalah
hidrogen, karbon, oksigen dan nitrogen. Mereka bersama-sama
membentuk sekitar 95 % dari berat kering materi hidup. Keempat nutrisi
24
ini didapatkan dari bentuk gas di atmosfir. Nutrisi lainnya yang termasuk
nutrisi makro ini, yang diperlukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit
diantaranya adalah kalium, posfor dan sulfur.
b. Nutrisi mikro, nutrisi ini diperlukan dalam jumlah yang jauh lebih sedikit,
tetapi sangat penting untuk kehidupan. Minimal ada sepuluh nutrisi mikro
yang diperlukan oleh tumbuhan. Beberapa nutrisi mikro seperti besi,
tembaga, seng, karbon, dan boron, berasal dari batuan yang terlepas akibat
proses penghawaan.
2. Siklus Biogeokimia
Telah dipahami bahwa berfungsinya ekosistem tergantung pada sirkulasi
dan nutrisi. Apabila nutrisi tidak tersirkulasikan, maka suplai yang telah terjadi
akan sia-sia dan pertumbuhan menjadi terbatas. Begitu pentingnya permasalahan
ini, beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan jalannya siklus nutrisi
ini.
Berbeda dengan energi, materi kimia yang berupa unsur-unsur penyusun
bahan organik/nutrisi dalam ekosistem, berpindah ke trofik-trofik rantai makanan
tanpa mengalami pengurangan, melainkan berpindah kembali ke tempat semula.
Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah atau
air. Perpindahan unsur kimia dalam ekosistem melalui daur ulang yang
melibatkan komponen biotik dan abiotik ini dikenal dengan sebutan daur
biogeokimia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara komponen biotik
dengan abiotik dalam suatu ekosistem. Siklus biogeokimia meliputi : siklus air,
siklus sulfur, siklus pospor, siklus nitrogen, Siklus karbon dan oksigen.
a. Siklus air
Semua organisme hidup memerlukan air untuk melakukan aktivitas
hidupnya. Oleh karena itu, ketersediaan air di lingkungan sangat mutlak
bagi organisme hidup. Hewan mengambil air, langsung dari air permukaan,
tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan tumbuhan mengambil air
25
dari air tanah dengan menggunakan akarnya. Manusia menggunakan sekitar
seperempat air tanah yang ada di daratan. Air keluar dari hewan dan
manusia berupa urin dan keringat, sedangkan pada tumbuhan melalui proses
transpirasi.
Gambar 8
b. Siklus sulfur (Belerang)
Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan semua protein dan
banyak terdapat di kerak bumi. Tumbuhan mengambil sulfur dalam bentuk
dari tanah, sedangkan hewan dan manusia mendapatkannya dari tumbuhan
yang mereka makan. Perhatikan skema daur sulfur di samping ini.
26
c. Siklus fosfor
Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan merupakan
faktor pembatas produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur yang
penting untuk pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan senyawa
organik vital lainnya. Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak berupa gas,
sehingga daurnya tidak melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir ke
laut dan terikat pada endapan di perairan atau dasar laut. Begitu sampai di
laut hanya ada dua mekanisme untuk daur ulangnya ke ekosistem darat,
salah satunya melalui burung-burung laut yang mengambil fosfor melalui
rantai makanan laut dan mengembalikan ke darat melalui kotorannya
kemudian masuk ke rantai makanan. Perhatikan skema daur fosfor di
samping ini.
Gambar 9
d. Siklus Nitrogen
Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan protein
dan berbagai molekul organik esensial lainnya. Unsur nitrogen sebagian
besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas nitrogen (N2) dan kadarnya
27
78% dari semua gas di atmosfer. Gas nitrogen ini di atmosfer masuk ke
dalam tanah melalui fiksasi nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter,
Clostridium), alga biru (Anabaena, Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen
yang masuk ke tanah melalui fiksasi diubah menjadi amonia (NH3) oleh
bakteri amonia. Proses penguraian nitrogen menjadi amonia disebut
amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke tanah bersama kilat dan air hujan
berupa ion nitrat (NO3−), sedangkan nitrogen yang ada di dalam tubuh
tumbuhan dan akan hewan melalui proses mineralisasi oleh bakteri pengurai
menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses amonifikasi dan
mineralisasi oleh bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak
menjadi ion nitrit (NO2−), selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri nitrat
(nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3−). Perombakan amonia menjadi ion
nitrit, ion nitrit menjadi ion nitrat disebut nitrifikasi. Tumbuhan umumnya
menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat, sedangkan hewan mengambil
nitrogen dalam bentuk senyawa organik (protein) yang terkandung pada
tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh
bakteri denitrifikasi (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans)
menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer.
Proses penguraian ion nitrat menjadi nitrogen disebut denitrifikasi.
Gambar 10
28
e. Siklus karbon dan oksigen
Unsur karbon di atmosfer dalam bentuk gas karbon dioksida (CO2),
sedangkan unsur oksigen dalam bentuk gas oksigen (O2). Konsentrasi
(CO2) di atmosfer diperkirakan 0,03%. Karbon dioksida masuk ke dalam
komponen biotik melalui organisme fotoautotrop (tumbuhan hijau) dan
kemoautotrop (bakteri kemoautotrop) dalam proses fotosintesis dan
kemosintesis. Karbon kemudian tersimpan sebagai zat organik dan
berpindah melalui rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan.
Sedangkan, oksigen (O2) masuk ke komponen biotik melalui proses
respirasi untuk membakar bahan makanan, lalu dihasilkan karbon dioksida
(CO2). Daur karbon berkaitan erat dengan daur oksigen di alam kita ini.
Gambar 11
4. Macam-Macam Bentuk Pola Kehidupan
Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang
khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-
masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola
kehidupan.
Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:
29
a. Pola Kehidupan Di Darat
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain:
1. Keadaan tanah
2. Suhu
3. Angin
4. Kelembaban udara
5. Curah hujan
6. Pancaran sinar matahari
Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim,
misalnya:
1. Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah,
tumbuhan hidup subur.
2. Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan
sebagian mati.
b. Pola Kehidupan di air
Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi:
1. Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit
2. Lingkungan air asin: laut
3. Lingkungan air payau: danau air tawar
Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri,
misalnya:
1. Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari
30
1. Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan
hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses
fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air
dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam
air.
2. Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan
daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah
pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat
makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya.
3. Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari
ke tumbuhan air ke konsumen.
2. Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut
1. Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan
produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan
makanan dan akhirnya mati.
2. Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air sebagai
produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air tidak
kekurangan makanan.
3. Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas
Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman
air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup
di daerah permukaan.
4. Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu
Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam
air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya.
31
Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis
makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-
masing lingkungan air tersebut.
c. Pola Kehidupan yang Khas
Hubungan timbal-balik antara komponen-komponen dalam suatu ekosistem
merupakan pola kehidupan dalam suatu komunitas.
Pola kehidupan yang khas terbagi atas:
1. Simbiosis
Simbiosis adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang
berbeda dalam hubungan yang erat.
Jenis-jenis simbiosis yaitu:
a) Simbiosis mutualisme, adalah cara hidup bersama yang menguntungkan bagi
kedua belah pihak, misalnya: kupu-kupu dengan bunga, badak dengan sejenis
burung, dan lain-lain.
b) Simbiosis parasitisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang
berbeda, yang satu mendapat keuntungan, yang lainnya dirugikan, misalnya:
benalu dengan pohon inang, tali putri dengan tumbuhan inang, kutu buah
dengan tumbuhan inang, dan lain-lain.
c) Simbiosis komensalisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang
berbeda, yang satu diuntungkan sedangkan yang lainnya tidak dirugikan,
misalnya: ikan hiu dengan ikan-ikan remosa, tumbuhan paku dengan pohon
yang tinggi, dan lain-lain.
2. Antibiosis
Antibiosis atau anti simbiosis adalah persekutuan hidup antara dua jenis
makhluk hidup, yang satu menghambat kehidupan makhluk hidup lainnya.
Misalnya: Pennicillium dengan jamur dan bakteri tertentu pennicillium dapat 32
menghasilkan penicilin (sejenis antibiotik) dan menghambat pertumbuhan jamur
dan bakteri tertentu.
Macam-macam antibiotika yang dihasilkan dari pola kehidupan sebagai
antibiosis, antara lain: Penisilin, Streptomisin, Kloromisin, Anreomisin,
Teramisin, Tetraksiklin, dan lain-lain.
33
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
1. Populasi adalah kelompok kolektif organism-organisme dari jenis yang sama
yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri
atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan
milik individu di dalam kelompok itu. Sedangkan suatu komunitas adalah
merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme.
2. secara keseluruhan ekosistem terbagi atas 3 golongan ekosistem yaitu
ekosistem darat,ekosistem air tawar,dan ekosistem air laut. Selanjutnya
ekosistem darat terbagi atas Bioma Gurun,Bioma Padang Rumput,Bioma
Hutan Gugur,Bioma Hutan Hujan Tropis,Bioma Taiga,dan Bioma
Tundra,Ekosistem air laut juga terbagi atas Ekosistem Esturia,Ekosistem Pantai
Pasir,Ekosistem Pantai Batu,Ekosistem Pantai Berlumpur.
34
3. Aliran energi : Makhluk Hidup memperoleh energi dari sinar matahari , energi
ini kemudian pindah ke produsen , konsumen dan akhirnya ke pengurai,
sedangkan sebagian lain tersebar ke lingkungan, artinya energi yang sudah
terlepas ke lingkungan tidak dapat kembali lagi masuk ke dalam sistem
kehidupan. Aliran energi berupa makanan dan jaring makanan dari komponen-
komponen produsen, konsumen dan pengurai, aliran energi ini dapat berupa
simbiosis antar organisme yang saling membutuhkan.
Aliran materi : Siklus materi: materi dari tanah dan air serta udara, masuk ke
produsen dan konsumen kemudian oleh pengurai dikembalikan lagi kedalam
air, tanah maupun udara dalam bentuk mineral-mineral dan gas yang diambil
lagi oleh produsen. Aliran materi seperti nutrien, air, karbon, nitrogen, dan
fosfor di alam berupa siklus yang abadi.
4. Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:
a. Pola kehidupan di darat
b. Pola kehidupan di air
c. Pola kehidupan yang khas
B. Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai
tempat tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat
lingkungan terutama disekitar tempat tinggal kita.
2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan
dan tidak dapat hidup sendiri.
35
Daftar Pustaka
Darmodjo, Hendro dan Yeni Kaligis. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://rahmazamikai.blogspot.com/2013/06/aliran-energi-dan-materi-dalam.html
www.sith.itb.ac.id/profile1/pdf/bi101/BAB%20II%20Ekosistem.pdf
idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/.../Aliran.Energi/materi07.html
bebas.vlsm.org
aisyah47.wordpress.com
aldonv.blogspot.com
im-learningsekolah.blogspot.com
36
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2222668-pola-kehidupan/.
http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-ekosistem-susunan-dan-macam-ekosistem/.
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2011/11/klasifikasi-dan-tata-nama ilmiah.html.
37