BAB I.docx

28
BAB I KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling sebagai sebuah teknologi bantuan psikologis dan bentuk penghampiran pribadi (personal approach), disamping penghampiran pengajaran kepada siswa sekolah khususnya dan individu yang membutuhkan layanan bimbingan dan konseling umunya. Untuk menerapkan layanan ini, terlebih dahulu dipahami konsepsi dasar tentang bimbingan dan konseling. Kajian tentang konsepsi dasar bimbingan dan konseling meliputi pokok-pokok berikut: 1. Pengertian bimbingan dan konseling, perubahan penyuluhan menjadi konseling, keterkaitan konseptual antara bimbingan dan konseling, persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling. 2. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam program pendidikan di sekolah 3. Tujuan bimbingan dan konseling 1

Transcript of BAB I.docx

Page 1: BAB I.docx

BAB I

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

PENDAHULUAN

Bimbingan dan konseling sebagai sebuah teknologi bantuan psikologis dan

bentuk penghampiran pribadi (personal approach), disamping penghampiran

pengajaran kepada siswa sekolah khususnya dan individu yang membutuhkan

layanan bimbingan dan konseling umunya. Untuk menerapkan layanan ini,

terlebih dahulu dipahami konsepsi dasar tentang bimbingan dan konseling.

Kajian tentang konsepsi dasar bimbingan dan konseling meliputi pokok-

pokok berikut:

1. Pengertian bimbingan dan konseling, perubahan penyuluhan menjadi

konseling, keterkaitan konseptual antara bimbingan dan konseling,

persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling.

2. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam program pendidikan di

sekolah

3. Tujuan bimbingan dan konseling

4. Asas-asas bimbingan dan konseling

Kajian tentang pengertian bimbingan dan konseling memberi arahan

untuk memahami hakikatdan konsep-konsep pokok yang terkandung di

dalamnya. Dilanjutkan dengan perubahan penyuluhan menjadi konseling,

keterkaitan konseptual, persamaan dan perbedaan bimbingan konseling.

Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan, maka

1

Page 2: BAB I.docx

perlu dilihat kedudukan dan hubungannya dengan program pendidikan

terutama disekolah. Tujuan bimbingan dan konseling meliputi tujuan

utama/umum dan tujuan-tujuan khusus

A. Pengertian bimbingan dan konseling

Istilah bimbingan dan konseling sebagai mana digunakan dalam

literatur profesional di indonesia, merupakan terjemahan dari kata bahasa

inggris; Guidance dan Counseling. Kedua istilah itu baru di maknai secara

tepat bila di tinjau dari apa yang dimaksud dengan kedua kata asli dalam

bahasa inggris, khususnya ynag digunakan di Amerika serikat. Terlebih

dahulu dibahas arti Bimbingan (Guidance ) dan konseling (Counseling)

1. Pengertian bimbingan

Istilah Guidance dari asal kata Guide yang berarti : menunjukan jalan

(showing the way), memimpin (leading), menuntun (conducting),

memberikan petunjuk (giving intruction), mengatur (regulating),

mengarahkan (governing), memberikan nasehat (giving advice). Istilah

bimbingan dalam bahasa indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti

yang disebutkan di atas,tetapi untuk memahami arti yang sebanarnya perlu

dikaji pendapat para ahli dalam literatur profesional tentang bimbingan

(Guidance).

a. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk

dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan

serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank

Parson, dalam Jones, 1951)

2

Page 3: BAB I.docx

b. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui

usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan

kemampuan agar memperoleh kebahagian pribadi dan kemanfaatan

sosial (Jear Book Of Education, 1955)

c. Bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus dalam

membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya

secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-

besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat (Stoops, dalam

Surya dan Natawidjaja, 1975)

Masih banyak definisi lagi yang perlu dikaji tetapi pada prinsipnya

sama, yaitu pemberian “bantuan” kepada individu. Tidak semua bantuan

adalah dalam arti bimbingan. Misalnya seorang guru membisikan jawaban

terhadap soal tertentu dalam ujian, adalah bantuan, tetapi tidak dalam arti

bimbingan. Seorang pemuda membnatu menyebrangkan seorang kakek

pada jalan yang ramai, adalah juga bantuan tetapi tidak dalam arti

bimbingan. Bentuk bantuan dalam arti bimbingan adalah membutuhkan

syarat tertentu, bentuk tertentu, prosedur tertentu, pelaksananaan tertentu

sesuai dengan dasar, prinsip dan tujuannya.

Dengan mencermati dan membandingkan definisi-definisi bimbingan

yang dikemukakan para ahli bimbingan diatas dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan (continuous

process) artinya suatu kegiatan bimbingan bukan merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan secara kebutulan,insidentil, sewaktu-waktu,

3

Page 4: BAB I.docx

tidak sengaja atau asal saja, melainkan suatu kegiatan yang

dilakukan dengan sistematik, sengaja, berencana, terus menerus dan

terarah kepada tujuan.

b. Bimbingan merupakan proses membantu individu. Kata membantu

berarti bukan suatu paksaan, memang bimbingan tidak memaksakan

individu untuk menuju ke suatu tujuan yang ditetapkan oleh

pembimbing secara pasti, melainkan membantu atau menolong

mengarah individu ke arah suatu tujuan yang sesuai dengan

potensinya secara optimal.

c. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan adalah kepad setiap

individu yang memerlukannya didalam memecahkan masalah yang

dihadapinya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengertian bimbingan seperti berikut :

Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus

dan sistemamtis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai

kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan

perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan

penyesuaian diri dengan lingkungan.

Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima

fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri, yaitu :

a) Mengenal diri sendiri dan lingkunganya sebagai mana adanya

b) Menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamik

c) Mengambil keputusan

d) Mengarahkan diri sndiri

4

Page 5: BAB I.docx

e) Mewujudkan diri sendiri

2. Pengertian konseling

Untuk melihat hubungan antara bimbingan dan konseling, terlebh

dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan konseling. Istilah konseling

berasal dari bahasa latin, disebut “Councilium” yang berarti “dengan”

atau “bersama” (Prayitno, 1994). Dalam kamus bahasa indonesia, untuk

istilah itu mengandung pengertian kurang lebih sama dengan “penyuluhan”

(Erman Anti dan Marjohan, 1991/1992:4). Penggunaan kata penyuluhan

sehari-hari telah sangat meluas dan bersifat non konseling. Untuk

menghindari keracunan penggunaan istilah “penyuluhan itu” maka

digunakan istilah konseling. Untuk mempermudah pemahaman tentang

konseling, sebagai contoh dikutip beberapah definisi oleh para ahli dari

sumber-sumber profesional berikut :

a. Konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu

dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam mengubah

sikap dan tingkah laku. (Rogers, 1942)

b. Konseling adalah semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman

siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh

yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung

dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah

untuk klien. Konseling harus ditunjukan pada perkembangan yang

progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalah sendiri

tanpa bantuan (Jones, 1951) (Bernard dan Fullmar, 1969 dalam

Prayitno, 1994).

5

Page 6: BAB I.docx

Dengan memperhatikan rumusan dengan gaya bahasa yang berbeda-

beda tentang pengertian konseling di atas, Prayitno (1994:105-106)

mencatat enam ciri pokok sebagai unsur kesamaan berikut :

1) Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan

jalan mengadakan komunikasi langsung, mengemukakan dan

memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan gerakan-gerakan

isyarat, pandangan mata dan gerakan-gerakan lain dengan maksud

untuk meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat di

dalam interaksi itu.

2) Model interaksi dalam konseling itu terbatas pada dimensi verbal,

yaitu konselor dan klien saling berbicara. Klien berbicara tentang

pikiran-pikirannya, perasaan-perasaannya, perilakunya dan tentang

dirinya.

3) Interaksi antara konselor dan klien berlangsung berlangsung dalam

waktu yang realatif lama dan terarah pada pencapaian tertentu.

4) Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang

diri klien, yaitu atas dasar pengahargaan atas hakekat dan martabat

klien.

Dengan ciri-ciri pokok demikian, Prayitno (1994:106) merumuskan

pengertian konseling yaitu konseling adalah proses pemberian bantuan

yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut

konselor) kepada individu yang mengalami suatu masalah (disebut klien)

yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.

6

Page 7: BAB I.docx

Mencermati pengertian dari para ahli dan ciri-ciri pokok

sebagaimana dikedepankan oleh Prayitno di atas, dapat dirumuskan

beberapah simpulan sebagai prinsip-prinsip dari pengertian konseling

berikut :

a. Konseling merupakan alat yang paling penting dalam keseluruhan

program bimbingan

b. Dalam konseling terlihat adanya pertalian dua orang individu yaitu

konselor (penyuluh) dan klien (tersuluh), dimana konselor

membantu klien melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan

langsung atau tatap muka.

c. Wawancara merupakan alat utama dalam keseluruhan kegiatan

konseling.

3. Perubahan Penyuluhan Menjadi Konseling

Istilah Counseling secara etimelogis berasal dari kata bahasa latin,

yaitu “Counselium’’ yang berarti “dengan” atau “bersama”. Sedang dalam

bahasa indonesia, istilah counseling mengadung pengertian yang kurang

lebih sama dengan “penyuluhan” istilah penyuluhan telah luas digunakan

diberbagai bidang misalnya : penyuluhan hukum, penyuluhan pertanian,

penyuluhan perkawinan, penyuluhan keluarga berencana.

Agar istilah penyuluhan di bidang pendidikan ini dapat dibedakan

dengan penyuluhan di bidang karakteristik penggunaannya berbed, juga

untuk menghindari keracunan maka istilah counseling diindonesiakan

dengan istilah yang secara fonologi sama tetapi menngunakan abjat huruf

indonesia : konseling.

7

Page 8: BAB I.docx

4. Persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling

Istilah bimbingan dan konseling memiliki persamaan-persamaan dan

perbedaan-perbedaan tertentu. Persaam keduanya terletak pada : (a). Tujuan

yang hendak dicapai yaitu memandirikan individu (b). Diterapkan dalam

program sekolah (c). Mengikuti norma-norma yang berlaku di masyrakat

tempat kedua kegiatan di selenggarakan (d). Kedua jenis layanan ini

merupakan suatu kesatuan (Herman Anti dan Marjohan, 1991/1992:7).

Kedua kegiatan layanan (bimbingan dan konseling) merupakan suatu

kasatuan yang terpadu dalam program pendidikan, tetapi memiliki

perbedaan-perbedaan.

Perbedaan bimbingan dan konseling terletak pada :

a) Isi kegiatan yaitu bimbingan lebih berhubungan dengan usaha

pemberian informasi dan penggumpulan data tentang siswa,

sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam

pertemuan langsung atau tatap muka antara dua orang individu

yaitu konselor dan klien

b) Tenaga yang menyelenggarakan yaitu bimbingan dapat

dilakukan oleh orang tua, guru, guru pembimbing (konselor,

wali kelas, kepala sekolah, atau orang dewasa lainnya kepada

individu/siswa) yang bermasalh ataupun tidak bermasalah.

Sedangkan konseling hanya dapat dilkukan oleh tenaga-tenaga

yang telah terdidik dan terlatih yang disebut konselor kepada

individu yang bermasalah (disebut klien)

8

Page 9: BAB I.docx

B. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam program pendidikan

disekolah

Proses pendidikan dapat bersifat formal berlangsung disekolah dan

lembaga-lembaga pendidikan lainnya, maupun bersifat informal yaitu yang

berlangsung di lingkungan keluarga dan lingkungan lain.

Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai

peranan strategis dalam usaha mendewasakan individu (siswa) dan

menjadikannya sebagai anggota masyrakat yang berguna. Untuk tercapai

tujuan tersebut lembaga pendidikan foermal (sekolah) menyelanggarakan

kegiatannya melalui tiga usaha pokok :

1. Bidang instruksional dan kulikuler mempunyai tanggung jawab

dalam kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan kepada siswa.

2. Bidang adminitrasi dan kepemimpinan. Bidang ini merupakan bidang

kegiatan yang menyangkut masalah administrasi dan kepemimpinan,

yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan bagaimana

melaksanakan kegiatan secara efesien.

3. Bidang pelayanan bantuan khusus. Bidang ini mempuyai tanggung

jawab untuk memberikan pelayanan agar siswa memperoleh

kesejatraan lahir batin dalam proses pendidikan yang sedang

ditempuhnya, sehingga mencapai tujuan belajarnya.

Untuk melaksanakan bantuan layanan khusus melalui bimbingan

konseling diperlukan petugas yang memiliki keahlian khusus. Kebutuhan

ini akan lebih terasa jika di perhatikan beberapah faktor, antara lain :

9

Page 10: BAB I.docx

1. Ada beberapah masalah dalam pendidikan dan pengajaran yang

tidak mungkin dapat ditangani oleh seorang guru.

2. Penanganan masalah-masalah pribadi memerlukan suatu keahlian

khusus. Penanganan masalah ini sangat sulit dilaksanakan oleh staf

pengajar yang sudah diberi tugas mengajar

3. Dalam situasi tertentu kadang-kadang terjadi konflik antara guru

dengan siswa, sehingga dalam situasi pertentangan itu sangatlah

sulit bagi guru untuk menyelesaikannya.

4. Dalam situasi tertentu perlu adanya suatu wadah untuk manampung

dan menyelesaikan masalah-masalah siswa yang tidak dapat

tertampung dan terselesaikan oleh guru.

Dengan memperhatikan keempat hal diatas.akan tampak bahwadalam

keseluruhan proses pendidikan, program bimbingan dan konseling

merupakan suatu keharusan yang tidak dapat dipisahkan dari program

pendidikan pada umumnya, apabila dalam situasi sekarang dimana fungsi

pendidikan telah berkembang untuk memenuhi tuntutan perubahan dan

kemajuan masyarakat.

C. Tujuan bimbingan dan konseling

Berdasarkan konsepsi bimbingan dan konseling sebagaimana

diuraiakan diatas, maka tujuan utama bimbingan dan konseling (terutama

disekolah) adalah membantu individu (siswa) untuk mencapai tingkat

perkembangan yang lebih optimal sesuai dengan kemampuannya, agar dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

10

Page 11: BAB I.docx

Tujuan bimbingan konseling tersebut dijabarkan dalam tujuan-tujuan

khusus bagi siswa, sekolah, guru dan orang tua siswa .

1. Tujuan layanan bimbingan bagi siswa

a) Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri

sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar serta

kesempatan yang ada.

b) Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada kebutuhan

orang lain

c) Membantu siswa untuk mengembangkan motif-motif intrinsik

dalam belajar sehingga tercapai kamajuan pengajaran yang

berarti dan bertujuan

d) Memberikan dorongan didalam pengarahan diri , pemecahan

masalah, pengambilan keputusan dan ketertiban diri dalam

proses pendidikan

2. Tujuan bimbingan bagi sekolah

a) Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa yang

bermacam-macam

b) Sebagai penengah antara sekolah dan masyrakat

c) Mengadakan penelitian tentang siswa dan latar belakangnya

d) Menyelenggarakan program testing baik untuk keprluan seleksi

maupun penempatan

3. Tujuan bimbingan bagi guru

a) Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menemukan

kebutuhan-kebutuhan seluruh siswa

11

Page 12: BAB I.docx

b) Membantu dalam pemahaman terhadap perbedaan individual

untuk mencapai penyusaian antara keunikan individu dan

pendidikan

c) Merangsang dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik

bimbingan oleh guru dan seluruh staf

4. Tujuan bimbingan bagi orang tua siswa

a) Membantu orang tua dalam menghadapi masalah-masalah

hubungan antara manusia dalam keluarga, terutama yang

berhubungan dengan siswa

b) Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah

putra dan putrinya serta bantuan yang diberikan

c) Membantu membina hubungan yang lebih baik antara keluarga

dengan sekolah, terutama dalam masalah-masalah yang

berkenan dengan bantuan terhadap siswa.

Untuk mendukung tujuan-tujuan diatas, dapat diikuti pendapat-

pendapat tentang tujuan bimbingan dan koseling berikut sebagai bahan

pembanding :

1. Agar individu dapat membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian

dan interprestasi (Hamrin & Clifford, dalam Jones, 1951)

2. Memperkuat fungsi-fungsi pendidikan (Broadshow dalam McDaniel.

1969)

3. Rekonstruksi budaya sekolah (Shoben, dalam Bernand & Fullmer, 1969)

4. Membantu agar menjadi insan yang berguna (Tiedeman, dalam Bernard &

Fullmer, 1969)

12

Page 13: BAB I.docx

5. Bimbingan konseling bertujuan memberikan : dukungan, wawasan,

pandangan, pemahaman, ketrampilan dan alternatif serta mengatasi

permasalahan yang di hadapi (Colleman, dalam Thompson & Rudolph,

1983).

D. Asas-asas bimbingan dan konseling

Kaidah-kaidah dalam praktek layanan bimbingan dan konseling

disebut asas-asas bimbingan dan konseling. Yaitu ketentuan-ketentuanyang

harus diterapkan dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling.

Asas-asas bimbingan dan konseling dimaksud adalah asas kerahasiaan, asas

kesukarelaan, keterbukaan, kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tut wuri

handayani (Prayitno, 1994).

1. Asas kerahasiaan

Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam layanan bimbingan dan

konseling. Segala pembicaraan yang disampaikan oleh klien sehubungan

dengan masalahnya kepada konselor, tidak boleh disampaikan kepada

orang lain (sekalipun orang yang dipercaya oleh konselor). Masalah klien

hanya diketahui oleh konselor dan klien (di bawah empat mata).

2. Asas kesukarelaan

Kesukarelaan tidak hanya dituntut dari klien (siterbimbing). Tetapi juga

hendaknya berkembang pada diri pembimbing / konselor. Maksudnya,

konselor diharapkan merasa terpanggil untuk melaksanakan layanan

bimbingan dan konseling dan bukan karena ada unsur terpaksa.

3. Asas keterbukaan

13

Page 14: BAB I.docx

Layanan bimbingan dan konseling yang efesien hanya dapat berlangsung

dalam suasana keterbukaan : baik klien maupun konselor bersikap terbuka.

Keterbukaan ini bukan hanya sekedar “bersedia menerima saran-saran dari

lua” tetapi pihak konselor dan klien bersedia membuka diri untuk

kepentingan pemecahan masalah klien.

4. Asas kekinian

Masalah klien yang langsung ditangani melalui layanan bimbingan dan

konseling ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan, bukan masa

lampau dan juga bukan masalah yangdialami dimasa mendatang, tetapi

masalah sekarang dan disini. Sedang masalah yang telah terjadi pada masa

lampau, hanya merupakan latar belakang dan/atau latar depan dari pada

masalah yang dihadapi sekarang, yang perlu dilakukan sekarang. Yang

penting adalah : Apa yang perlu ditanggulangi sekarang, yang perlu

dilakukan sekarang, sehingga masalah yang dihadapi itu teratasi.

5. Asas kemandirian

Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa kemandirian merupakan

tujuan dari bimbingan dan konseling. Dalam memberikan pelayanan, para

petugas hendaklah selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada klien,

jangan hendaknya selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada klien,

jangan hendaknya klien itu menjadi tergantung padaorang lain, khususnya

pada konselor. Dalam asas kemandirian ini tersimpul pula keunikan

individu.

6. Asas kegiatan

14

Page 15: BAB I.docx

Usaha pelayanan bimbingan dan konseling tidak akan memberikan hasil

yang berarti bila individu yang dibimbing tidak malakukan kegiatan dalam

mencapai tujuna-tujuan bimbingan atau konseling.

7. Asas kedinamilfaan

Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya

perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih

baik.

8. Asas keterpaduan

Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan berbagai aspek

dari individu yang dibimbing. Sebagaimana diketahui klien itu memiliki

berbagai segi (aspek kepribadian) yang kalau keadaanya tidak saling serasi

dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.

9. Asas kenormatifan

Usaha pelayanan bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengn

norma-norma yang berlaku, yaitu norma agama, norma adat, norma

hukum, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari.

10. Asas keahlian

Layanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan secara teratur,

sistematis, dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai.

11. Asas alihtangan

Dalam layanan bimbingan dan konseling, bila konselor telah mengarahkan

segalah kemampuannya untuk membantu klien, tetapi klien belum dapat

membantu sebagaimana diharapkan, maka konselor dapat

mengalihtangankan klien kepada petugas atau badan lain yang lebih

berkompeten dalam masalah yang sedang dialami oleh klien.

15

Page 16: BAB I.docx

12. Asas handayani

Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam

rangka hubungan konselor dan klien.

LATIHAN DAN TUGAS

Setelah anda mempelajari Bab I tentang konsep dasar bimbingan dan

konseling kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Rumuskan pengertian (a). Bimbingan, (b). Konseling, (c). Bimbingan

dan konseling menurut pemahaman anda dan deskripsikan unsur-

unsur pokok dalam pengertian yang telah anda kemukakan.

2. Untuk memudahkan anda dalam memahami istilah bimbingan dan

konseling, urutkan dan jelaskan akronim berikut menurut pemahaman

anda :

1) Bimbingan

B = bantuan

I = individu

M = mandiri

B = bahan

I = interaksi

N = nasehat

G = gagasan

A = asuhan

N = norma

2) Penyuluhan

16

Page 17: BAB I.docx

P = pertemuan

E = empat mata

N = klien

Y = penyuluhan

U = usaha

L = laras

U = unik

H = human

A = ahli

N = norma

3) Konseling

K = kontak

O = orang

N = menangani

S = masalah

E = eksper (ahli)

L = laras

I = integrasi

N = norma

G = guna

3. Gambarkan dan jelaskan keterkaitan antara bimbingan dan konseling

menurut pemahaman anda.

4. Gambarkan kedudukan dan hubungan bimbingan dan konseling

dengan komponen yang lain dalam program pendidikan di sekolah.

17

Page 18: BAB I.docx

5. Rumuskan tujuan bimbingan dan konseling menurut anda

berdasarkan masalah seseorang yang anda ketahui.

6. Tentukan 5 dan jelaskan menurut asas-asa bimbingan konseling mana

yang paling medesak dan harus ada dalam praktek layanan bimbingan

dan konseling.

SUMBER BACAAN

Djumhur, I. & Surya, M. (1975). Bimbingan dan penyuluhan disekolah.

Bandung: CV Ilmu.

Erman, A & Marjohan. (1991). Bimbingan dan konseling. Jakarta : Depdikbud

Prayitao. (1994). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta : Depdikbud

Surya, M. & Natawidaja, R. (1985). Pengantar bimbingan dan penyuluhan.

Jakarta : UT

18