BAB I.docx
-
Upload
rebeccalae -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of BAB I.docx
BAB I
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling sebagai sebuah teknologi bantuan psikologis dan
bentuk penghampiran pribadi (personal approach), disamping penghampiran
pengajaran kepada siswa sekolah khususnya dan individu yang membutuhkan
layanan bimbingan dan konseling umunya. Untuk menerapkan layanan ini,
terlebih dahulu dipahami konsepsi dasar tentang bimbingan dan konseling.
Kajian tentang konsepsi dasar bimbingan dan konseling meliputi pokok-
pokok berikut:
1. Pengertian bimbingan dan konseling, perubahan penyuluhan menjadi
konseling, keterkaitan konseptual antara bimbingan dan konseling,
persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling.
2. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam program pendidikan di
sekolah
3. Tujuan bimbingan dan konseling
4. Asas-asas bimbingan dan konseling
Kajian tentang pengertian bimbingan dan konseling memberi arahan
untuk memahami hakikatdan konsep-konsep pokok yang terkandung di
dalamnya. Dilanjutkan dengan perubahan penyuluhan menjadi konseling,
keterkaitan konseptual, persamaan dan perbedaan bimbingan konseling.
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan, maka
1
perlu dilihat kedudukan dan hubungannya dengan program pendidikan
terutama disekolah. Tujuan bimbingan dan konseling meliputi tujuan
utama/umum dan tujuan-tujuan khusus
A. Pengertian bimbingan dan konseling
Istilah bimbingan dan konseling sebagai mana digunakan dalam
literatur profesional di indonesia, merupakan terjemahan dari kata bahasa
inggris; Guidance dan Counseling. Kedua istilah itu baru di maknai secara
tepat bila di tinjau dari apa yang dimaksud dengan kedua kata asli dalam
bahasa inggris, khususnya ynag digunakan di Amerika serikat. Terlebih
dahulu dibahas arti Bimbingan (Guidance ) dan konseling (Counseling)
1. Pengertian bimbingan
Istilah Guidance dari asal kata Guide yang berarti : menunjukan jalan
(showing the way), memimpin (leading), menuntun (conducting),
memberikan petunjuk (giving intruction), mengatur (regulating),
mengarahkan (governing), memberikan nasehat (giving advice). Istilah
bimbingan dalam bahasa indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti
yang disebutkan di atas,tetapi untuk memahami arti yang sebanarnya perlu
dikaji pendapat para ahli dalam literatur profesional tentang bimbingan
(Guidance).
a. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk
dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan
serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank
Parson, dalam Jones, 1951)
2
b. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui
usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan
kemampuan agar memperoleh kebahagian pribadi dan kemanfaatan
sosial (Jear Book Of Education, 1955)
c. Bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus dalam
membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya
secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-
besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat (Stoops, dalam
Surya dan Natawidjaja, 1975)
Masih banyak definisi lagi yang perlu dikaji tetapi pada prinsipnya
sama, yaitu pemberian “bantuan” kepada individu. Tidak semua bantuan
adalah dalam arti bimbingan. Misalnya seorang guru membisikan jawaban
terhadap soal tertentu dalam ujian, adalah bantuan, tetapi tidak dalam arti
bimbingan. Seorang pemuda membnatu menyebrangkan seorang kakek
pada jalan yang ramai, adalah juga bantuan tetapi tidak dalam arti
bimbingan. Bentuk bantuan dalam arti bimbingan adalah membutuhkan
syarat tertentu, bentuk tertentu, prosedur tertentu, pelaksananaan tertentu
sesuai dengan dasar, prinsip dan tujuannya.
Dengan mencermati dan membandingkan definisi-definisi bimbingan
yang dikemukakan para ahli bimbingan diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a. Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan (continuous
process) artinya suatu kegiatan bimbingan bukan merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan secara kebutulan,insidentil, sewaktu-waktu,
3
tidak sengaja atau asal saja, melainkan suatu kegiatan yang
dilakukan dengan sistematik, sengaja, berencana, terus menerus dan
terarah kepada tujuan.
b. Bimbingan merupakan proses membantu individu. Kata membantu
berarti bukan suatu paksaan, memang bimbingan tidak memaksakan
individu untuk menuju ke suatu tujuan yang ditetapkan oleh
pembimbing secara pasti, melainkan membantu atau menolong
mengarah individu ke arah suatu tujuan yang sesuai dengan
potensinya secara optimal.
c. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan adalah kepad setiap
individu yang memerlukannya didalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengertian bimbingan seperti berikut :
Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus
dan sistemamtis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.
Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima
fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri, yaitu :
a) Mengenal diri sendiri dan lingkunganya sebagai mana adanya
b) Menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamik
c) Mengambil keputusan
d) Mengarahkan diri sndiri
4
e) Mewujudkan diri sendiri
2. Pengertian konseling
Untuk melihat hubungan antara bimbingan dan konseling, terlebh
dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan konseling. Istilah konseling
berasal dari bahasa latin, disebut “Councilium” yang berarti “dengan”
atau “bersama” (Prayitno, 1994). Dalam kamus bahasa indonesia, untuk
istilah itu mengandung pengertian kurang lebih sama dengan “penyuluhan”
(Erman Anti dan Marjohan, 1991/1992:4). Penggunaan kata penyuluhan
sehari-hari telah sangat meluas dan bersifat non konseling. Untuk
menghindari keracunan penggunaan istilah “penyuluhan itu” maka
digunakan istilah konseling. Untuk mempermudah pemahaman tentang
konseling, sebagai contoh dikutip beberapah definisi oleh para ahli dari
sumber-sumber profesional berikut :
a. Konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu
dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam mengubah
sikap dan tingkah laku. (Rogers, 1942)
b. Konseling adalah semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman
siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh
yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung
dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah
untuk klien. Konseling harus ditunjukan pada perkembangan yang
progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalah sendiri
tanpa bantuan (Jones, 1951) (Bernard dan Fullmar, 1969 dalam
Prayitno, 1994).
5
Dengan memperhatikan rumusan dengan gaya bahasa yang berbeda-
beda tentang pengertian konseling di atas, Prayitno (1994:105-106)
mencatat enam ciri pokok sebagai unsur kesamaan berikut :
1) Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan
jalan mengadakan komunikasi langsung, mengemukakan dan
memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan gerakan-gerakan
isyarat, pandangan mata dan gerakan-gerakan lain dengan maksud
untuk meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat di
dalam interaksi itu.
2) Model interaksi dalam konseling itu terbatas pada dimensi verbal,
yaitu konselor dan klien saling berbicara. Klien berbicara tentang
pikiran-pikirannya, perasaan-perasaannya, perilakunya dan tentang
dirinya.
3) Interaksi antara konselor dan klien berlangsung berlangsung dalam
waktu yang realatif lama dan terarah pada pencapaian tertentu.
4) Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang
diri klien, yaitu atas dasar pengahargaan atas hakekat dan martabat
klien.
Dengan ciri-ciri pokok demikian, Prayitno (1994:106) merumuskan
pengertian konseling yaitu konseling adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang mengalami suatu masalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
6
Mencermati pengertian dari para ahli dan ciri-ciri pokok
sebagaimana dikedepankan oleh Prayitno di atas, dapat dirumuskan
beberapah simpulan sebagai prinsip-prinsip dari pengertian konseling
berikut :
a. Konseling merupakan alat yang paling penting dalam keseluruhan
program bimbingan
b. Dalam konseling terlihat adanya pertalian dua orang individu yaitu
konselor (penyuluh) dan klien (tersuluh), dimana konselor
membantu klien melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan
langsung atau tatap muka.
c. Wawancara merupakan alat utama dalam keseluruhan kegiatan
konseling.
3. Perubahan Penyuluhan Menjadi Konseling
Istilah Counseling secara etimelogis berasal dari kata bahasa latin,
yaitu “Counselium’’ yang berarti “dengan” atau “bersama”. Sedang dalam
bahasa indonesia, istilah counseling mengadung pengertian yang kurang
lebih sama dengan “penyuluhan” istilah penyuluhan telah luas digunakan
diberbagai bidang misalnya : penyuluhan hukum, penyuluhan pertanian,
penyuluhan perkawinan, penyuluhan keluarga berencana.
Agar istilah penyuluhan di bidang pendidikan ini dapat dibedakan
dengan penyuluhan di bidang karakteristik penggunaannya berbed, juga
untuk menghindari keracunan maka istilah counseling diindonesiakan
dengan istilah yang secara fonologi sama tetapi menngunakan abjat huruf
indonesia : konseling.
7
4. Persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling
Istilah bimbingan dan konseling memiliki persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan tertentu. Persaam keduanya terletak pada : (a). Tujuan
yang hendak dicapai yaitu memandirikan individu (b). Diterapkan dalam
program sekolah (c). Mengikuti norma-norma yang berlaku di masyrakat
tempat kedua kegiatan di selenggarakan (d). Kedua jenis layanan ini
merupakan suatu kesatuan (Herman Anti dan Marjohan, 1991/1992:7).
Kedua kegiatan layanan (bimbingan dan konseling) merupakan suatu
kasatuan yang terpadu dalam program pendidikan, tetapi memiliki
perbedaan-perbedaan.
Perbedaan bimbingan dan konseling terletak pada :
a) Isi kegiatan yaitu bimbingan lebih berhubungan dengan usaha
pemberian informasi dan penggumpulan data tentang siswa,
sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam
pertemuan langsung atau tatap muka antara dua orang individu
yaitu konselor dan klien
b) Tenaga yang menyelenggarakan yaitu bimbingan dapat
dilakukan oleh orang tua, guru, guru pembimbing (konselor,
wali kelas, kepala sekolah, atau orang dewasa lainnya kepada
individu/siswa) yang bermasalh ataupun tidak bermasalah.
Sedangkan konseling hanya dapat dilkukan oleh tenaga-tenaga
yang telah terdidik dan terlatih yang disebut konselor kepada
individu yang bermasalah (disebut klien)
8
B. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam program pendidikan
disekolah
Proses pendidikan dapat bersifat formal berlangsung disekolah dan
lembaga-lembaga pendidikan lainnya, maupun bersifat informal yaitu yang
berlangsung di lingkungan keluarga dan lingkungan lain.
Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai
peranan strategis dalam usaha mendewasakan individu (siswa) dan
menjadikannya sebagai anggota masyrakat yang berguna. Untuk tercapai
tujuan tersebut lembaga pendidikan foermal (sekolah) menyelanggarakan
kegiatannya melalui tiga usaha pokok :
1. Bidang instruksional dan kulikuler mempunyai tanggung jawab
dalam kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan kepada siswa.
2. Bidang adminitrasi dan kepemimpinan. Bidang ini merupakan bidang
kegiatan yang menyangkut masalah administrasi dan kepemimpinan,
yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan bagaimana
melaksanakan kegiatan secara efesien.
3. Bidang pelayanan bantuan khusus. Bidang ini mempuyai tanggung
jawab untuk memberikan pelayanan agar siswa memperoleh
kesejatraan lahir batin dalam proses pendidikan yang sedang
ditempuhnya, sehingga mencapai tujuan belajarnya.
Untuk melaksanakan bantuan layanan khusus melalui bimbingan
konseling diperlukan petugas yang memiliki keahlian khusus. Kebutuhan
ini akan lebih terasa jika di perhatikan beberapah faktor, antara lain :
9
1. Ada beberapah masalah dalam pendidikan dan pengajaran yang
tidak mungkin dapat ditangani oleh seorang guru.
2. Penanganan masalah-masalah pribadi memerlukan suatu keahlian
khusus. Penanganan masalah ini sangat sulit dilaksanakan oleh staf
pengajar yang sudah diberi tugas mengajar
3. Dalam situasi tertentu kadang-kadang terjadi konflik antara guru
dengan siswa, sehingga dalam situasi pertentangan itu sangatlah
sulit bagi guru untuk menyelesaikannya.
4. Dalam situasi tertentu perlu adanya suatu wadah untuk manampung
dan menyelesaikan masalah-masalah siswa yang tidak dapat
tertampung dan terselesaikan oleh guru.
Dengan memperhatikan keempat hal diatas.akan tampak bahwadalam
keseluruhan proses pendidikan, program bimbingan dan konseling
merupakan suatu keharusan yang tidak dapat dipisahkan dari program
pendidikan pada umumnya, apabila dalam situasi sekarang dimana fungsi
pendidikan telah berkembang untuk memenuhi tuntutan perubahan dan
kemajuan masyarakat.
C. Tujuan bimbingan dan konseling
Berdasarkan konsepsi bimbingan dan konseling sebagaimana
diuraiakan diatas, maka tujuan utama bimbingan dan konseling (terutama
disekolah) adalah membantu individu (siswa) untuk mencapai tingkat
perkembangan yang lebih optimal sesuai dengan kemampuannya, agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
10
Tujuan bimbingan konseling tersebut dijabarkan dalam tujuan-tujuan
khusus bagi siswa, sekolah, guru dan orang tua siswa .
1. Tujuan layanan bimbingan bagi siswa
a) Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri
sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar serta
kesempatan yang ada.
b) Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada kebutuhan
orang lain
c) Membantu siswa untuk mengembangkan motif-motif intrinsik
dalam belajar sehingga tercapai kamajuan pengajaran yang
berarti dan bertujuan
d) Memberikan dorongan didalam pengarahan diri , pemecahan
masalah, pengambilan keputusan dan ketertiban diri dalam
proses pendidikan
2. Tujuan bimbingan bagi sekolah
a) Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa yang
bermacam-macam
b) Sebagai penengah antara sekolah dan masyrakat
c) Mengadakan penelitian tentang siswa dan latar belakangnya
d) Menyelenggarakan program testing baik untuk keprluan seleksi
maupun penempatan
3. Tujuan bimbingan bagi guru
a) Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menemukan
kebutuhan-kebutuhan seluruh siswa
11
b) Membantu dalam pemahaman terhadap perbedaan individual
untuk mencapai penyusaian antara keunikan individu dan
pendidikan
c) Merangsang dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik
bimbingan oleh guru dan seluruh staf
4. Tujuan bimbingan bagi orang tua siswa
a) Membantu orang tua dalam menghadapi masalah-masalah
hubungan antara manusia dalam keluarga, terutama yang
berhubungan dengan siswa
b) Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah
putra dan putrinya serta bantuan yang diberikan
c) Membantu membina hubungan yang lebih baik antara keluarga
dengan sekolah, terutama dalam masalah-masalah yang
berkenan dengan bantuan terhadap siswa.
Untuk mendukung tujuan-tujuan diatas, dapat diikuti pendapat-
pendapat tentang tujuan bimbingan dan koseling berikut sebagai bahan
pembanding :
1. Agar individu dapat membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian
dan interprestasi (Hamrin & Clifford, dalam Jones, 1951)
2. Memperkuat fungsi-fungsi pendidikan (Broadshow dalam McDaniel.
1969)
3. Rekonstruksi budaya sekolah (Shoben, dalam Bernand & Fullmer, 1969)
4. Membantu agar menjadi insan yang berguna (Tiedeman, dalam Bernard &
Fullmer, 1969)
12
5. Bimbingan konseling bertujuan memberikan : dukungan, wawasan,
pandangan, pemahaman, ketrampilan dan alternatif serta mengatasi
permasalahan yang di hadapi (Colleman, dalam Thompson & Rudolph,
1983).
D. Asas-asas bimbingan dan konseling
Kaidah-kaidah dalam praktek layanan bimbingan dan konseling
disebut asas-asas bimbingan dan konseling. Yaitu ketentuan-ketentuanyang
harus diterapkan dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling.
Asas-asas bimbingan dan konseling dimaksud adalah asas kerahasiaan, asas
kesukarelaan, keterbukaan, kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tut wuri
handayani (Prayitno, 1994).
1. Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam layanan bimbingan dan
konseling. Segala pembicaraan yang disampaikan oleh klien sehubungan
dengan masalahnya kepada konselor, tidak boleh disampaikan kepada
orang lain (sekalipun orang yang dipercaya oleh konselor). Masalah klien
hanya diketahui oleh konselor dan klien (di bawah empat mata).
2. Asas kesukarelaan
Kesukarelaan tidak hanya dituntut dari klien (siterbimbing). Tetapi juga
hendaknya berkembang pada diri pembimbing / konselor. Maksudnya,
konselor diharapkan merasa terpanggil untuk melaksanakan layanan
bimbingan dan konseling dan bukan karena ada unsur terpaksa.
3. Asas keterbukaan
13
Layanan bimbingan dan konseling yang efesien hanya dapat berlangsung
dalam suasana keterbukaan : baik klien maupun konselor bersikap terbuka.
Keterbukaan ini bukan hanya sekedar “bersedia menerima saran-saran dari
lua” tetapi pihak konselor dan klien bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah klien.
4. Asas kekinian
Masalah klien yang langsung ditangani melalui layanan bimbingan dan
konseling ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan, bukan masa
lampau dan juga bukan masalah yangdialami dimasa mendatang, tetapi
masalah sekarang dan disini. Sedang masalah yang telah terjadi pada masa
lampau, hanya merupakan latar belakang dan/atau latar depan dari pada
masalah yang dihadapi sekarang, yang perlu dilakukan sekarang. Yang
penting adalah : Apa yang perlu ditanggulangi sekarang, yang perlu
dilakukan sekarang, sehingga masalah yang dihadapi itu teratasi.
5. Asas kemandirian
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa kemandirian merupakan
tujuan dari bimbingan dan konseling. Dalam memberikan pelayanan, para
petugas hendaklah selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada klien,
jangan hendaknya selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada klien,
jangan hendaknya klien itu menjadi tergantung padaorang lain, khususnya
pada konselor. Dalam asas kemandirian ini tersimpul pula keunikan
individu.
6. Asas kegiatan
14
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling tidak akan memberikan hasil
yang berarti bila individu yang dibimbing tidak malakukan kegiatan dalam
mencapai tujuna-tujuan bimbingan atau konseling.
7. Asas kedinamilfaan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
baik.
8. Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan berbagai aspek
dari individu yang dibimbing. Sebagaimana diketahui klien itu memiliki
berbagai segi (aspek kepribadian) yang kalau keadaanya tidak saling serasi
dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
9. Asas kenormatifan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengn
norma-norma yang berlaku, yaitu norma agama, norma adat, norma
hukum, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari.
10. Asas keahlian
Layanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan secara teratur,
sistematis, dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai.
11. Asas alihtangan
Dalam layanan bimbingan dan konseling, bila konselor telah mengarahkan
segalah kemampuannya untuk membantu klien, tetapi klien belum dapat
membantu sebagaimana diharapkan, maka konselor dapat
mengalihtangankan klien kepada petugas atau badan lain yang lebih
berkompeten dalam masalah yang sedang dialami oleh klien.
15
12. Asas handayani
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam
rangka hubungan konselor dan klien.
LATIHAN DAN TUGAS
Setelah anda mempelajari Bab I tentang konsep dasar bimbingan dan
konseling kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Rumuskan pengertian (a). Bimbingan, (b). Konseling, (c). Bimbingan
dan konseling menurut pemahaman anda dan deskripsikan unsur-
unsur pokok dalam pengertian yang telah anda kemukakan.
2. Untuk memudahkan anda dalam memahami istilah bimbingan dan
konseling, urutkan dan jelaskan akronim berikut menurut pemahaman
anda :
1) Bimbingan
B = bantuan
I = individu
M = mandiri
B = bahan
I = interaksi
N = nasehat
G = gagasan
A = asuhan
N = norma
2) Penyuluhan
16
P = pertemuan
E = empat mata
N = klien
Y = penyuluhan
U = usaha
L = laras
U = unik
H = human
A = ahli
N = norma
3) Konseling
K = kontak
O = orang
N = menangani
S = masalah
E = eksper (ahli)
L = laras
I = integrasi
N = norma
G = guna
3. Gambarkan dan jelaskan keterkaitan antara bimbingan dan konseling
menurut pemahaman anda.
4. Gambarkan kedudukan dan hubungan bimbingan dan konseling
dengan komponen yang lain dalam program pendidikan di sekolah.
17
5. Rumuskan tujuan bimbingan dan konseling menurut anda
berdasarkan masalah seseorang yang anda ketahui.
6. Tentukan 5 dan jelaskan menurut asas-asa bimbingan konseling mana
yang paling medesak dan harus ada dalam praktek layanan bimbingan
dan konseling.
SUMBER BACAAN
Djumhur, I. & Surya, M. (1975). Bimbingan dan penyuluhan disekolah.
Bandung: CV Ilmu.
Erman, A & Marjohan. (1991). Bimbingan dan konseling. Jakarta : Depdikbud
Prayitao. (1994). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta : Depdikbud
Surya, M. & Natawidaja, R. (1985). Pengantar bimbingan dan penyuluhan.
Jakarta : UT
18