BAB I.docx
-
Upload
verillasaripurba -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of BAB I.docx
BAB I
HASIL DESKRIPSI
1.1 STA 1 LP 1
Hari/Tanggal: Minggu,15 Maret 2015
Lokasi : Kabupaten Demak
Cuaca : Cerah
Waktu : 09.34 WIB
Morfologi : Point Bar, chanel bar
Bentuk Lahan : Fluvial
Struktur Primer : Perlapisan
Struktur Sekunder : Perlapisan Miring
Litologi I:
Warna : Coklat Keabuan Struktur : Perlapisan Tekstur :
Ukuran butir :1/16mm - 1/256 mm(Lanau) Bentuk butir : - Kemas : - Sortasi : -
Komposisi : Fragmen : - Matriks : Lanau Semen : Karbonatan
Nama Batuan : Batulanau (Wentworth 1922)
Litologi II:
Warna : Coklat kekuningan Struktur : Perlapisan Tekstur :
Ukuran butir :1/2 mm-1/4 mm
1
Bentuk butir : Rounded Kemas : Tertutup Sortasi : Baik
Komposisi : Fragmen : Pasirsedang Matriks : Pasirhalus Semen : Karbonatan
Nama Batuan : Batupasir (Wentworth 1922)
Struktur Geologi : Perlapisan Miring
Strike/dip perlapisan : N 1240 E / 650
Slope : 85°
Tingkat pelapukan : sedang
Vegetasi : Ilalang
Tataguna lahan : Irigasi
Potensi positif : Studi geologi
Potensi negatif : Banjir
Foto 1.1 STA 1 LP 1 Jarak jauh (kiri) Jarak dekat (kanan)
Morfogenesa :Diinterpretasikan STA 1 dahulunya merupakan cekungan
pada laut dalam dimana material-material pembentuk
batulanau dan batulempung yang berukuran kecil
mengalami transportasi dengan energi yang kecil lalu
2
mengalami pengendapan dengan energi yang besar.
Selanjutnya Material-material sedimen lepas tersebut
mengalami Kompaksi dan mengeras. Karena adanya
tenaga endogen menyebabkan perlapisan pada cekungan
mengalami pengangkatan pada permukaan bumi.Lalu,
perlapisan yang tadinya horizontal menjadi miring. Pada
bagian atas singkapan telah mengalami pelapukan dan
menjadi soil yang ditumbuhi vegetasi.
1.2 STA 1 LP 2
Hari/Tanggal: Minggu,15 Maret 2015
Lokasi : Kabupaten Demak
Cuaca : Cerah
Waktu : 09.44 WIB
Morfologi : Point Bar,chanel bar
Benntuk Lahan : Fluvial
Struktur Primer : Perlapisan
Struktur Sekunder : Perlapisan Miring
Litologi I:
Warna : Coklat Struktur : Laminasi Tekstur :
Ukuran butir < 1/256 mm(Lempung) Bentuk butir : - Kemas : - Sortasi : -
Komposisi : Fragmen : - Matriks : Lempung Semen : Karbonatan
Nama Batuan : Batulempung (Wentworth 1922)
3
Litologi II:
Warna : Coklat kekuningan Struktur : Perlapisan Tekstur :
Ukuran butir :1/2 mm-1/4 mm(Pasirsedang) Bentuk butir : Rounded Kemas : Tertutup Sortasi : Baik
Komposisi : Fragmen : Pasirsedang Matriks : Pasirhalus Semen : Karbonatan
Nama Batuan : Batupasir(Wentworth 1922)
Struktur Geologi : Perlapisan Miring
Strike/dip perlapisan : N 1260 E / 450
Slope : 65°
Tingkat pelapukan : sedang
Vegetasi : Ilalang, semak belukar
Tataguna lahan : Irigasi
Potensi positif : Studi geologi
Potensi negatif : Banjir, longsor
Foto 1.1.2 STA 1 LP 2
4
Morfogenesa : Berdasarkan interpretasi, STA 1 LP 2 dahulunya
merupakan basin yang berada pada laut dalam dimana
material-material pembentuk batulanau dan batulempung
yang berukuran kecil mengalami transportasi dengan energi
yang kecil lalu mengalami pengendapan dengan energi yang
besar.Selanjutnya Material-material sedimen lepas tersebut
mengalami pembatuan.Dikarenakan tenaga endogen
perlapisan pada basin mengalami pengangkatan pada
permukaan bumi serta perlapisan yang tadinya horizontal
menjadi miring.Hingga sekarang singkapan masih
mengalami erosi oleh aliran air sungai sehingga bagian
singkapan sedikit demi seikit tergerus dan material sedimen
mengalami transportasi searah dengan aliran air sungai.Pada
bagian atas singkapan telah mengalami pelapukan dan
menjadi soil yang ditumbuhi vegetasi.
1.3 STA 2
Hari/Tanggal: Minggu,15 Maret 2015
Lokasi : Kabupatten Demak
Cuaca : Mendung
Waktu : 10.17 WIB
Morfologi : Point Bar,chanel bar
Benntuk Lahan : Fluvial
Struktur Primer : Non struktur
Struktur Sekunder : Kekar Tarik
5
Litologi I:
Warna : Coklat Struktur : Non struktur Tekstur :
Ukuran butir :1/2mm - 1/4 mm(Pasir sedang) Bentuk butir : well rounded Kemas : tertutup Sortasi : baik
Komposisi : Fragmen : Pasir sedang Matriks : Pasir halus Semen : Karbonatan
Nama Batuan : Batupasir (Wentworth 1922)
Struktur Geologi : Kekar Tarik
Strike/dip perlapisan : N2380 E / 530
Slope : 85°
Tingkat pelapukan : sedang
Vegetasi : Ilalang
Tataguna lahan : Irigasi
Potensi positif : Studi geologi
Potensi negatif : Banjir
Morfogenesa : Berdasarkan interpretasi, STA 2 dahulunya merupakan
basin yang berada pada laut dalam dimana material-material
pembentuk batulanau dan batulempung yang berukuran kecil
mengalami transportasi dengan energi yang kecil lalu
mengalami pengendapan secara horizontal dengan energi
yang besar.Selanjutnya Material-material sedimen lepas
tersebut mengalami pembatuan.Dikarenakan tenaga endogen
perlapisan pada basin mengalami pengangkatan pada
permukaan bumi. Selanjutnya,singkapan mendapatkan
tensional stress sehingga terbentuk kekar pada litologi.Pada
kekar terjadi proses hidrolisis dimana Kekar disisipi larutan
fluida yang jenuh akan karbonatan dan mengalami
6
kristalisasi pada kekar.Hingga sekarang singkapan masih
mengalami erosi oleh aliran air sungai sehingga bagian
singkapan sedikit demi seikit tergerus dan material sedimen
mengalami transportasi searah dengan aliran air sungai. Pada
bagian atas singkapan telah mengalami pelapukan dan
menjadi soil yang ditumbuhi vegetasi.
BAB II
PEMBAHASAN
7
Kegiatan observasi lapangan Geologi dilaksanakan pada hari Minggu
tanggal 15 Maret 2015 mulai pukul 06.00 hingga selesai di daerah desa
Kawengen, kabupaten Demak, dengan kesampaian daerah sekitar 40 menit dari
kampus Universitas Diponegoro, Tembalang. Kegiatan observasi lapangan
Geologi dilaksanakan agar praktikan lebih memahami aplikasi dari seluruh
pembagian tugas dalam observasi lapangan Geologi.
2.1 STA 1
2.1.1 LP 1
Pada STA 1 LP 1 ditemui 2 litologi, litologi pertama berwarna
coklat keabuan, struktur batuan berupa perlapisan, ukuran butir 1/16 -
1/256 mm, bentuk butir, kemas, dan sortasi tidak dapat dideskripsi secara
megaskopis, fragmen tidak dapat diidentifikasi, dikarenakan ukuran butir
yang relatif seragam maka dapat disimpulkan matriks berupa lempung,
saat batuan diberi HCl menghasilkan buih yang dapat disimpulkan bahwa
semen tersebut mengandung karbonatan. Berdasarkan skala wentworth
1922 nama litologi ini adalah batulanau. Litologi kedua berwarna cokelat,
struktur perlapisan miring, ukuran butir ½ - ¼ mm Skala Wentworth (pasir
sedang), bentuk butir Invisible, sortasi baik, kemas tertutup, fragmen pasir
sedang, matriks invisible, semen karbonatan. Berdasarkan dari data yang
telah didapatkan, nama batuan ini adalah batupasir (Wentworth, 1922).
Berdasarkan pengukuran besar sudut strike and dip menggunakan kompas
geologi pada kontak kedua litologi ini di dapatkan strike sebesar N 1240 E,
dengan sudut penunjaman (Dip) sebesar 65°, dan kelerengan singkapan
85°. Pada STA 1 ditemui dua morfologi, morfologi pertama yaitu endapan
pada pinggiran alur sungai (point bar) dan endapan yang berada di tengah
sungai (channel bar). Pada bagian atas singkapan ini tampak telah
mengalami pelapukan yang tinggi sehingga telah berubah menjadi soil
yang ditumbuhi vegetasi berupa ilalang-ilalang. STA 1 memiliki potensi
8
positif yaitu sebagai studi geologi, potensi negatif berupa banjir dan
longsor, dan tata guna lahan untuk irigasi. Berdasarkan interpretasi
praktikan, STA 1 LP 1 dahulunya berupa cekungan pengendapan yang
berada pada laut dalam dimana material-material pembentuk batulanau dan
batulempung yang berukuran kecil mengalami transportasi dengan energi
yang kecil sedangkan energi pengendapannya yang besar . Kemudian
material-material sedimen yang lepas tersebut mengalami kompaksi
hingga terbentuklah singkapan batuan sedimen. Dikarenakan tenaga
endogen yang diperkirakan berasal dari aktivitas vulkanik gunung
terdekat, menyebabkan singkapan tersebut mengalami pengangkatan pada
permukaan bumi serta perlapisan yang tersingkap horizontal mengalami
deformasi menjadi perlapisan miring. Pada singkapan dapat terlihat bahwa
singkapan telah mengalami erosi yang cukup lama, bahkan hingga
sekarang singkapan masih mengalami erosi oleh aliran air sungai sehingga
bagian singkapan sedikit demi seikit tergerus dan material sedimen
mengalami transportasi searah dengan aliran air sungai.
2.1.2 LP 2
Pada LP 2 terdapat dua litologi. Litologi pertama berwarna coklat,
struktur batuan berupa laminasi, ukuran butir lebih kecil sama dengan
1/256 mm, bentuk butir, kemas, dan sortasi tidak dapat diamati, fragmen
tidak dapat diidentifikasi, dikarenakan ukuran butir yang relatif seragam
maka dapat disimpulkan matriks berupa lempung, saat batuan diberi HCl
menghasilkan buih yang dapat disimpulkan bahwa semen karbonatan.
Berdasarkan skala wentworth 1922 nama litologi ini adalah batulempung.
Litologi kedua berwarna cokelat, struktur perlapisan miring, ukuran butir
½ - ¼ mm Skala Wentworth (pasir sedang), bentuk butir Invisible, sortasi
baik, kemas tertutup, fragmen pasir sedang, matriks pasir halus, semen
karbonatan. Berdasarkan dari data yang telah didapatkan, nama batuan ini
adalah batupasir (Wentworth, 1922). Berdasarkan pengukuran besar sudut
strike and dip menggunakan kompas geologi pada kontak kedua litologi ini
9
didapatkan strike sebesar N 1260 E, dengan sudut penunjaman (Dip)
sebesar 45°, dan kelerengan singkapan 65°. Pada STA 1 LP 2 ditemui dua
morfologi, morfologi pertama merupakan endapan yang berada di point
bar dan endapan yang berada di channel bar. Pada bagian atas singkapan
ini tampak telah mengalami pelapukan yang tinggi sehingga telah berubah
menjadi soil yang ditumbuhi vegetasi berupa ilalang-ilalang. STA 1 LP 2
memiliki potensi positif yaitu studi geologi, potensi negatif berupa banjir
dan longsor, dan tata guna lahan untuk irigasi lahan sekitar. Berdasarkan
interpretasi praktikan, STA 1 LP 2 dahulunya merupakan suatu cekungan
yang beraada pada laut dalam dimana material-material pembentuk
batulanau dan batulempung yang berukuran kecil mengalami transportasi
dengan energi yang kecil serta mengalami pengendapan dengan energi
yang besar. Selanjutnya material-material sedimen lepas tersebut
mengalami pembatuan. Dikarenakan tenaga endogen singkapan
mengalami pengangkatan pada permukaan bumi serta perlapisan yang
tadinya horizontal menjadi miring. Hingga sekarang singkapan masih
mengalami erosi oleh aliran air sungai sehingga bagian singkapan sedikit
demi seikit tergerus dan material sedimen mengalami transportasi searah
dengan aliran air sungai.Pada bagian atas singkapan telah mengalami
pelapukan dan menjadi soil yang ditumbuhi vegetasi.
2.2 STA 2
Pada STA 2 ditemui litologi berwarna coklat , struktur non
struktural berupa perlapisan, ukuran butir 1/2 - 1/4 mm, bentuk butir well
rounded, kemas tertutup, dan sortasi tidak dapat diamati, fragmen tidak
dapat diidentifikasi, dikarenakan ukuran butir yang relatif seragam maka
dapat disimpulkan matriks berupa lempung, saat batuan diberi HCl
menghasilkan buih yang dapat disimpulkan bahwa semen karbonatan.
Berdasarkan skala wentworth 1922 nama litologi ini adalah batupasir
(Wentworth, 1922). Berdasarkan pengukuran besar sudut strike and dip
menggunakan kompas geologi pada kontak kedua litologi ini didapatkan
10
strike sebesar N 2380 E, dengan sudut penunjaman (Dip) sebesar 53°, dan
kelerengan singkapan 83°. Pada STA 2 diperkirakan terbentuk pada satu
cekungan yang cukup besar dengan akumulasi material sedimen dalam
jumlah banyak dan mengalami waktu pengendapan yang hampir
bersamaan sehingga hampir tidak menunjukan terdapatnya struktur pada
batuan akibat perbedaan waktu pengendapan, berdasarkan besar dip yanng
di milikinya batuan tersebut telah mengalami deformasi dan berubah
menjadi miring dari posisi semula dan akibatnya dalam selang waktu yang
berbeda akibat tenaga endogen yang saling menjauh (kedua arah yang
berbeda) sehingga membentuk struktur sekunder berupa kekar pada
batuan tersebut. Pada kekar ini tampak suatu garis yang diperkirakan
terbentuk dari proses hidrolisis dimana kekar disisipi larutan fluida yang
jenuh akan karbonatan dan mengalami kristalisasi pada kekar yang
dinamakan degan urat kalsit. Dan setelah hal tersebut akibat adanya aliran
air yang mengerosi zona lemah dan menembus pada singkapan tersebut
dan akhirnya membentuk sebuah sungai. Berdasarkan vegetasinya yang
cukup banyak ditumbuhi ilalang, menandakan tingkat pelapukan pada
STA 2 cukup tinggi.
11