BAB I.docx

download BAB I.docx

of 5

Transcript of BAB I.docx

draft laporan pkpa BPOM bab 1.docx.docx

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangIndonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus menerus berusaha untuk memajukan kesejahteraan rakyatnya melalui pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu di segala bidang. Salah satu sektor pembangunan yang sedang terus dikerjakan dan dikembangkan adalah kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan pada dasarnya ditunjukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mendukung pembangunan di bidang kesehatan tersebut dibutuhkan banyak tenaga kesehatan yang mampu bekerja sama dan saling bersinergis demi kesejahteraan bersama.

1Salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai peran penting dalam bidang kesehatan dan terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya pelayanan kefarmasian adalah apoteker. Keluarnya PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian memperjelas peran dan fungsi apoteker di berbagai sarana kesehatan untuk menunjang pembangunan kesehatan di Indonesia. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan pada industri farmasi, obat asli Indonesia, makanan, kosmetika dan alat kesehatan. Dengan menggunakan teknologi modern, industri-industri tersebut kini mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar mencakup berbagai produk dengan "range" yang sangat luas.Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi dan entry barrier yang makin tipis dalam perdagangan internasional, maka produk-produk tersebut dalam waktu yang amat singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang sangat luas dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat.Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk termaksud cenderung terus meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.

Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan gaya hidup konsumen tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi produk sub standar, rusak atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat.Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk termaksud untuk melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia akan sistem pengawasan obat dan makanan tersebut serta telah memiliki jaringan nasional dan internasional, memiliki kewenangan penegakan hukum, dan kredibilitas profesional yang tinggi.Salah satu bidang pekerjaan apoteker adalah di lembaga pemerintahan. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 166 tahun 2000 yang kemudian diubah dengan Keppres No. 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen, Badan POM ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) yang bertanggung jawab kepada Presiden. Badan POM membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten agar pelaksanaan tugas Badan POM berjalan dengan baik dan profesional. Apoteker, sebagai tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan dasar di bidang obat dan makanan, diharapkan mampu memberikan konstribusi yang positif dalam rangka terjaminnya keamanan, khasiat dan mutu produk-produk obat, obat tradisional, kosmetik, juga makanan yang beredar di Indonesia.Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) adalah praktek kerja lapangan yang diikuti oleh mahasiswa apoteker dengan maksud untuk memperoleh pengalaman praktis dari penerapan ilmu yang selama ini dipelajari agar mahasiswa dapat menyelesaikan studinya untuk kemudian melakukan pekerjaan kefarmasian secara profesional dan berkompeten sesuai dengan bidangnya.

1.2 Tujuan PKPA1. Peserta Praktek Kerja Profesi Apoteker dapat memahami dan mengetahui peran dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.2. Peserta Praktek Kerja Profesi Apoteker dapat memahami dan menjelaskan kegiatan dari Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan.1.3 Manfaat / Hasil Yang Diharapkan1.Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam penerapan teori-teori yang telah dipelajari2.Mahasiswa mengenal dan merasakan pengalaman kerja di bidang kerja sesungguhnya yang akan dihadapinya setelah lulus sebagai apoteker3.Mahasiswa mendapatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk menjadi seorang apoteker yang handal, mandiri, bertnggung jawab, serta mampu menjawab tantangan.