BAB I.docx
-
Upload
adi-rinaldi -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
Transcript of BAB I.docx
BAB I
PENDAHULUAN
Efusi pleura merupakan keadaan di mana cairan menumpuk di dalam
rongga pleura. Dalam keadaan normal, rongga pleura diisi cairan sebanyak 10-20
ml yang berfungsi mempermudah pergerakan paru di rongga dada selama
bernapas. Jumlah cairan melebihi volum normal dapat disebabkan oleh kecepatan
produksi cairan di lapisan pleura parietal yang melebihi kecepatan penyerapan
cairan oleh pembuluh limfe dan pembuluh darah mikropleura viseral. Keadaan ini
dapat mengancam jiwa karena cairan yang menumpuk tersebut dapat menghambat
pengembangan paru-paru sehingga pertukaran udara terganggu. Banyak penyakit
yang mungkin mendasari terjadinya efusi pleura.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 119 pasien dengan efusi
pleura di Rumah Sakit Persahabatan pada tahun 2010-2011, efusi pleura
kebanyakan disebabkan oleh keganasan (42.8%) dan tuberkulosis (42%). Penyakit
lain yang mungkin mendasari terjadinya efusi pleura antara lain pneumonia,
empiema toraks, gagal jantung kongestif, sirosis hepatis (Khairani dkk., 2012).
Menurut WHO (2008), efusi pleura merupakan suatu gejala penyakit yang
dapat mengancam jiwa penderitanya. Secara geografis penyakit ini terdapat
diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia. Di negara-negara industri, diperkirakan terdapat
320 kasus efusi pleura per 100.000 orang. Amerika serikat melaporkan 1,3 juta
orang setiap tahunnya menderita efusi pleura terutama disebabkan oleh gagal
jantung kongestif dan pneumonia bakteri.
Menurut Depkes RI ( 2006 ), kasus efusi pleura mencapai 2,7 % dari
penyakit infeksi saluran napas lainnya. Tingginya angka kejadian efusi pleura
disebabkan keterlambatan penderita untuk memeriksakan kesehatan sejak dini dan
angka kematian akibat efusi pleura masih sering ditemukan faktor resiko
terjadinya efusi pleura karena lingkungan yang tidak bersih, sanitasi yang kurang,
lingkungan yang padat penduduk, kondisi sosial ekonomi yang menurun, serta
sarana dan prasarana kesehatan yang kurang dan kurangnya masyarakat tentang
pengetahuan kesehatan.
Penderita dengan efusi pleura dapat mengalami hambatan pengembangan
paru, alveolus, atau keduanya. Selain itu juga akan mengalami peningkatan
respirasi sesuai dengan beratnya efusi pleura. Bahkan efusi pleura berat dapat
menyebabkan gangguan pernafasan karena penurunan compliance paru. Tanda
dan gejala efusi pleura yaitu : dispnea bervariasi, nyeri pleuritik, trakea bergeser
menjauhi sisi yang mengalami efusi, ruang interkostal menonjol pada efusi yang
berat, pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang terkena,
perkusi meredup di atas efusi pleura, egofoni di atas paru yang tertekan dekat
efusi, suara nafas berkurang di atas efusi, fremitus vokal dan raba berkurang.
Berbagai manifestasi klinis ini tentu akan semakin memperburuk kondisi
penderita.