BAB I.docx

7
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ginjal mempunyai peran penting sebagai organ pengekresi dan non ekresi,sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh seperti urea, fosfor, dan sebagainya. Sebagai organ noneksresi ginjal berperan sebagai penghasil hormon tertentu, pengatur asambasa tubuh, pengatur keseimbangan ion tubuh dan sebagainya.Sehingga secara tidak langsung ginjal berfungsi sebagai pengatur homeostasis tubuh(Syaifuddin, 2006). Penyakit Ginjal Kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD)adalah penyakit ginjal tahap akhir sebagai penyimpangan progresif fungsiginjal yang tidak dapat pulih. Sebagai akibatnya tubuh tidak mampu untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, dan cairan elektrolit yangmengakibatkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalamdarah (Baughman, 2001). Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan lemas sehingga kualitas hidup pasien menurun (Brunner & Suddarth, 2001).

Transcript of BAB I.docx

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang Ginjal mempunyai peran penting sebagai organ pengekresi dan non ekresi,sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh seperti urea, fosfor, dan sebagainya. Sebagai organ noneksresi ginjal berperan sebagai penghasil hormon tertentu, pengatur asambasa tubuh, pengatur keseimbangan ion tubuh dan sebagainya.Sehingga secara tidak langsung ginjal berfungsi sebagai pengatur homeostasis tubuh(Syaifuddin, 2006).Penyakit Ginjal Kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD)adalah penyakit ginjal tahap akhir sebagai penyimpangan progresif fungsiginjal yang tidak dapat pulih. Sebagai akibatnya tubuh tidak mampu untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, dan cairan elektrolit yangmengakibatkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalamdarah (Baughman, 2001).Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan lemas sehingga kualitas hidup pasien menurun (Brunner & Suddarth, 2001).Diseluruh dunia menurut NKF 26 juta orang dewasa Amerika telah mengalami CKD, dan jutaan orang lain akan meningkatkan resiko. Perhimpunan nefrologi indonesia menunjukkan 12,5 persen dari penduduk indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal, itu berarti secara kasar lebihdari 25 juta penduduk mengalami CKD. Berdasarkan hasil survey yangdilakukan perhimpunan nefrologi indonesia, di Semarang ditemukan bahwa 2 kasus Chronic Kidney Disease pada bulan januari hingga juli 2009 sebanyak232 kasus (Kidney Organizazion, 2011).Berbagai sebab penyakit CKD antara lain adalah glomerulo nefritiskronis, ginjal polikistik, kelainan vaskuler, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal skunder akibat penyakit sistemik seperti diabetes, infeksi, obat-obatan, preparat toksik, preparat lingkungan seperti timah, kadmium, merkuri, dankromium. Berbagai sebab tersebut pada akhirnya dapat merusak ginjal atau menurunkan fungsi ginjal. Pada akhirnya dapat menunjukkan berbagai gejala-gejala klinis seperti hipertensi, gagal jatung kongestif, gatal-gatal atau pruritis, anoreksia, mual, muntah, perubahan tingkat kesadaran, oedema,turgor jelek (Baughman, 2000).Berbagai komplikasi dapat terjadi pada penderita CKD baik padaorgan lain maupun keseimbangan hormon. Komplikasi yang terjadi pada organ lain seperti pada jantung, dimana dapat terjadi hipertensi karena naiknya tekanan jantung dan gagal jantung kongestif. Komplikasi lain seperti pada paru-paru dapat terjadi infeksi paru atau oedema pulmonal. Sedangkan pada keseimbangan hormon dapat terjadi berkurangnya hormon eritropoetin yang mengakibatkan terjadinya pemendekan umur dari eritrosit yang memicu terjadinya anemia berat. Karena kerusakan ginjal pengaturan kalsium dalam tubuh jadi tidak normal yang mengakibatkan terjadinya penyakit tulang(Suwitra, 2006).Menurut Annual Data Report United States Renal Data System yang dirilis pada tahun 2000, memperkirakan prevalensi gagal ginjal kronis mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dalam kurun waktu tahun 1998-2008.Hal tersebut juga terjadi di Indonesia yaitu diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 8 % tiap tahun. Data yang diterima dari RSU dr. Soetomo Jakarta pada tahun 2004-2006, diperkirakan tiap tahun ada 2.000 pasien baru dengan kasus gagal ginjal. Dari data tersebut didapat bahwa sekitar 60-70 % dari pasien tersebut berobat dalam kondisi sudah masuk tahap gagal ginjal terminal sehingga pasien harus bergantung pada mesin cuci darah (hemodialisa) seumur hidup (Winata, 2007).Pelaksaan terapi hemodialisa merupakan prosedur penyelamatan jiwa yang akhir-akhir ini dilakukan sebanyak 320.000 orang di Amerika Serikat (Pence, 2007).Pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang harus dihadapkan dengan berbagai masalah seperti masalah finansial, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang hilang, depresi dan ketakutan terhadap kematian.Gaya hidup yang terencana berhubungan dengan terapi hemodialisa (misalnya pelaksanaan terapi hemodialisa 2-3 kali seminggu selama 3-4 jam) dan pembatasan asupan cairan sering menghilangkan semangat hidup pasien. Hal ini akan mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis (Brunner & Suddarth, 2001). Kualitas hidup merupakan keadaan dimana seseorang mendapatkan kepuasan atau kenikmatan dalam kehidupan sehari-hari.Kualitas hidup tersebut menyangkut kesehatan fisik dan kesehatan mental. Yang berarti jika seseorang sehat secara fisik dan mental maka orang tersebut akan mencapai suatu kepusan dalam hidupnya. Kesehatan fisik itu dapat dinilai dari fungsi fisik, keterbatasan peran fisik, nyeri pada tubuh dan persepsi tentang kesehatan.Kesehatan mental itu sendiri dapat dinilai dari fungsi sosial, dan keterbatasan peran emosional (Hays, 1992).Dukungan keluarga dapat mempengaruhi kepuasan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari termasuk kepuasan terhadap status kesehatannya. Menurut Marilyn (1998), terdapat hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya dimana peran keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga, mulai dari strategi-strategi hingga fase rehabilitasi. Mengkaji dan memberikan perawatan kesehatan merupakan hal yang penting dalam membantu setiap anggota keluarga untuk mencapai suatu keadaan sehat hingga tingkat optimum.Moran, dkk (1997) menyatakan dukungan keluarga berpengaruh penting dalam pelaksanaan pengobatan berbagai jenis penyakit kronis sedangkan menurut Bosworth (2009) dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anggota keluarganya.Penyakit CKD merupakan penyakit yang memerlukan perawatan danpenanganan seumur hidup.Fenomena yang terjadi banyak klien yang keluar 3 masuk Rumah Sakit untuk melakukan pengobatan dan dialisis.Oleh karena itu peran perawat sangat penting dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien CKD, serta diharapkan tidak hanya terhadap keadaan fisik klien tetapi juga psikologis klien. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan dengan ChronicKidney Disease sebagai pemenuhan tugas Seminar kelompokVI Mahasiswa Profesi Ners.

2. TUJUAN PENULISAN1. Tujuan UmumPenulis dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD. 2. Tujuan Khususa. Mampu menguasai konsep dasar tentang penyakit CKD.b. Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnose keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan.c. Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.d. Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan yang diberikan.

3. METODE PENULISANPenyusunan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif naratifuntuk memudahkan dalam mengetahui gambaran tentang Chronic KidneyDisease (CKD). Dalam pelaksanaannya penulis melakukan studi kasusdengan proses keperawatan, sedangkan teknik pengumpulan data meliputi :1. Studi kepustakaan dari buku-buku dan literatur yang berkaitan denganmasalah Chronic Kidney Disease.2. Studi dokumenter dengan menggunakan catatan medik atau cacatan keperawatan pada klien Chronic Kidney Disease.3. Wawancara langsung pada klien dan keluarga klien.4. Observasi dan partisipasi aktif dengan merawat klien di rumah sakit.5. Dokumentasi hasil asuhan keperawatan pada pasien CKD.

4. SISTEMATIKA PENULISANUntuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai penyusunan karya tulis ini maka akan diuraikan secara singkat dalam bentuk per bab. Karya tulis ini disusun dalam 5 bab yaitu :Bab I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang, tujuan, metode danteknik penulisan / pengumpulan data, sistematika penulisannya. Bab II Konsep Dasar, meliputi pengertian, stadium gagal ginjal, anatomi dan fisiologi, etiologi dan predisposisi, patofisiologi, manifestasi klinik,penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pathways keperawatan, focusintervensi dan rasional.Bab III Tinjauan Kasus, meliputi pengkajian, analisa data, pathways keperawatan kasus, diagnosa keperawatan, nursing care plan (NCP),implementasi dan evaluasi.Bab IV Pembahasan.Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.