BAB I.docx
-
Upload
safrijal-my -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of BAB I.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya
kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi
kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan
Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan
kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana
itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan
masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah diterima oleh
mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi
sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.
B. TUJUAN PENULISAN.
a. Tujuan umum.
Tujuan umum yaitu penulis mampu menjelaskan pentingnya tindakan
kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung berapi.
b. Tujuan Khusus.
1. Penulis mengetahui definisi gunung berapi.
2. Penulis mengetahui mitigasi bencana gunung berapi.
4. Penulis mengetahui penanganan bencana gunung berapi.
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN BENCANA.
Bencana adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan / atau
yang disebabkan ulah manusia yang menimbulkan krban jiwa, kerugian material
dan kerusakan lingkungan,dimana masyarakat setempat tidak dapat mengatasinya,
sehingga membutuhkan bantuan dari luar.
B. PENGERTIAN GUNUNG BERAPI.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material
yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung berapi merupakan bagian dari fenomena alam yang terus terjadi
seiring dengan peradaban mahluk di bumi, gunung berapi diyakini sebagai simbol
singgasana atau tempat dewa bersemayam, yang ketika gunung tersebut
memuntahkan lava dan lahar, dikatakan bahwa dewa sedang marah. Gunung
berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali
adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific
Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua
lempengan tektonik.
Gunung meletusterjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti
inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu
menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa
membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer
2
jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan
gunung berapi (sumber:MPBI).
a. Gas vulkanik
b. Lava dan aliran pasir serta batu panas
c. Lahar
d. Tanah longsor
e. Gempa bumi
f. Abu letusan
g. Awan panas (Piroklastik).
3
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
Status Makna Tindakan
AWAS
a. Menandakan gunung
berapi yang segera atau
sedang meletus atau ada
keadaan kritis yang
menimbulkan bencana
b. Letusan pembukaan
dimulai dengan abu dan
asap
c. Letusan berpeluang terjadi
dalam waktu 24 jam
a. Wilayah yang terancam
bahaya direkomendasikan
untuk dikosongkan
b. Koordinasi dilakukan secara
harian
c. Piket penuh
SIAGA a. Menandakan gunung
berapi yang sedang
bergerak ke arah
letusan atau
menimbulkan bencana
b. Peningkatan intensif
kegiatan seismik
c. Semua data
menunjukkan bahwa
aktivitas dapat segera
berlanjut ke letusan
atau menuju pada
keadaan yang dapat
menimbulkan bencana
a. Sosialisasi di wilayah
terancam
b. Penyiapan sarana darurat
c. Koordinasi harian
d. Piket penuh
4
d. Jika tren peningkatan
berlanjut, letusan
dapat terjadi dalam
waktu 2 minggu
WASPADA
e. Ada aktivitas apa pun
bentuknya
f. Terdapat kenaikan
aktivitas di atas level
normal
g. Peningkatan aktivitas
seismik dan kejadian
vulkanis lainnya
h. Sedikit perubahan
aktivitas yang
diakibatkan oleh
aktivitas magma,
tektonik dan
hidrotermal
a. Penyuluhan/sosialisasi
b. Penilaian bahaya
c. Pengecekan sarana
d. Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
a. Tidak ada gejala
aktivitas tekanan
magma
b. Level aktivitas dasar
5
Gunung berapi meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan
tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang
menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya.
Akibat letusan tersebut bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar
pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di
bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau
di Propinsi Banten, Indonesia.
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan
zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng
inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan
mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati
permukaan bumi.
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis
muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut
kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan
gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu
kejadiannya, yaitu :
1. Bahaya Utama (Primer).
a. Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan
bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi
dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi
bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat
tinggi, antara 300 – 700 Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, >
70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).
6
b. Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung.
Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa
mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200?C), ukuran
materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu
membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim
juga disebut sebagai "bom vulkanik".
c. Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung.
Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan
angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin.
Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi
pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan
dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu
mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
d. Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid
(cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200?C. Karena cair, maka
lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang
dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan
beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
e. Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab
gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang
terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah
CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah
gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas
beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng,
Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
7
f. Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat
letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar
untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang
tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang
yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung
Krakatau tahun 1883.
2. Bahaya Ikutan (Sekunder).
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses
peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan
material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat
musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan
tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut
disebut lahar.
Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras,
sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Gunung api bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan
kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini, seperti yang
terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Propinsi
Banten, Indonesia. Hasil dari letusan gunung berapi tersebut antara lain :
a. Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung
berapi. Gas-gas yang dikeluarkan antara lain Karbon Monoksida (CO),
KarbonDioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan
Nitrogen(N2) yang membahayakan bagi manusia.
b. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan
melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari
sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental
mengalir tidak jauh dari sumbernya.
8
c. Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat yang tinggal
dilereng gunung berapi. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang
terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah.
Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari
letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi
panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut
gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material
letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur
kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.
Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tinggal di
lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang
terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah.
Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila
gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang
panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi
karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
d. Awan panas adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya
karenatidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut
kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan panas bisa
berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan.
Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas,
mengalir turundan akhirnya mengendap di dalam dan di sekitar sungai dan
lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang
panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan
panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang
dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran
besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai
puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh
9
hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian
tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga
menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. Ini yang biasa disebut
“wedhus gembel”.
e. Abu letusan gunung berapi adalah material letusan yang sangat halus. Karena
hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Abu
Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena
hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada
letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan
bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.
Sedangkan dampak bagi masyarakat sekitar antara lain :
1. Permasalahan pernapasan dan kesulitan penglihatan
2. Pencemaran sumber air bersih
3. Badai listrik
4. Gangguan kerja mesin dan kendaraan bermotor
5. Kerusakan atap
6. Kerusakan ladang dan lingkungan sekitar
7. Kerusakan infrastruktur seperti jalan dan bandar udara.
C. MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI.
Dari latar belakang tentang bencana alam di Indonesia, mitigasi bencana
merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama
dari manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan utamanya yaitu mengurangi dan /
atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat
perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana, yaitu terutama kegiatan
penjinakan / peredaman atau dikenal dengan istilah Mitigasi.
10
Mitigasi:
a. Mitigasi struktural, berupa bangunan-bangunan fisik yang sifatnya untuk
mencegah atau mengurangi dampak dari suatu ancaman gunung api. Perlu
diperhatikan bahwa mitigasi yang dilakukan harus sesuai dengan konteks
ancaman, contohnya: pembangunan dam di sungai-sungai yang berada di
bagian bawah untuk tujuan memitigasi ancaman lahar dingin, memasang alat
peringatan dini, alat pemantauan gunung api.
b. Mitigasi non struktural, adalah upaya-upaya yang dilakukan di masyarakat
untuk mengurangi kerentanan-kerentanan dan meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengurangi risiko bencana, contohnya: pelatihan
kebencanaan, pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD) dll.
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat
letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
a. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam
menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil
pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio
komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi
menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
b. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika
terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi
laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim
ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
11
c. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat
menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan
bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos
penanggulangan bencana.
d. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika,
dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku,
peta dan dokumen lainya.
e. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah
serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.
Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda
dan penyuluhan langsung kepada masyarakat
D. TINDAKKAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI GUNUNG BERAPI.
Untuk menghindari terjadinya korban jiwa dari letusan gunung berapi ini
diperlukan tindakan kesiapsiagaan dalam menghadapi letusan gunung berapi.
Tindakan yang harus dilakukan dibagi menjadi 3 tindakan utama yaitu ; tindakan
persiapan, tindakan saat terjadi letusan, tindakan pasca letusan
1. Tindakan Persiapan sebelum terjadi letusan gunung api.
Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung
api antara lain :
a. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-
ancamannya;
b. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman;
c. Membuat sistem peringatan dini;
12
d. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status
gunung api;
e. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang
diterbitkan oleh instansi berwenang;
f. Membuat perencanaan penanganan bencana;
g. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan
bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika
diperlukan;
h. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
i. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api
(dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan
status gunung api lewat radio komunikasi.
j. Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing‐masing
serta bagan alur keadaan darurat.
k. Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunung api yaitu :
Lahar dan banjir bandang.
Longsor dan hujan batu (material gunung api).
Earthquake.
Hujan abu dan hujan asam.
Tsunami
l. Lakukan rencana evakuasi.
m. Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api, harus ingat rute
mana yang aman untuk dilalui.
n. Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi.
o. Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya
yang dewasa sedang bekerja dan anak‐anak sedang sekolah) usahakan
untuk berkumpul dalam keluarga jangan terpisah.
p. Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai
‘hubungan keluarga’ sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah
13
untuk kontak jarak jauh. Tiap anggota keluarga usahakan untuk
mengetahui nama, alamat dan nomor telepon anggota keluarga yang lain.
q. Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :
Batere/ senter dan extra batu batere.
Obat‐obatan untuk pertolongan pertama.
Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.
Pembuka kaleng.
Masker debu.
Sepatu boot.
r. Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.
s. Hubungi pihak‐pihak yang berwenang mengenai penanggulangan
bencana.
t. Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai
gunungapi berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan
bahaya gunung api akan sangat berbahaya.
u. Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya.
2. Tindakan saat terjadi letusan gunung api.
Yang sebaiknya dilakukan jika terjadi letusan gunung api antara lain :
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran
sungai kering dan daerah aliran lahar;
b. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
c. Masuk ruang lindung darurat;
d. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
e. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya;
14
f. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke
dalam mata;
g. Jangan memakai lensa kontak;
h. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
i. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan
kedua belah tangan.
3. Tindakan pasca letusan gunung api.
Yang sebaiknya dilakukan setelah terjadinya letusan gunung api antara lain :
a. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
b. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan
c. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab
bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian.
d. Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
e. .Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai‐sungai yang
berhulu di puncak gunung yang sedang meletus.
f. Apabila terjebak di dalam ruangan/rumah :
Tutup seluruh jendela, pintu‐pintu masuk dan lubang/keran.
Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.
Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang
yang terlindung.
g. Apabila berada di ruang terbuka:
Cari ruang perlindungan.
Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi
melingkar seperti bola.
15
Apabila terjebak dekat suatu aliran, hati‐hati terhadap adanya
aliran lahar.Cari tempat yang lebih tinggi terutama.
Lindungi diri anda dari hujan.
Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana panjang.
Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.
Gunakan masker debu atau gunakan kain/sapu tangan untuk
melindungi pernapasan anda.
Matikan mesin mobil atau kendaraan lainnya untuk memastikan
suara datangnya banjir lahar.
h. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh
pemerintah/lembaga yang berwenang/lihat peta daerah bahaya
gunung api.
i. Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari
gunung api yang sedang meletus. Aliran lahar dan banjir bandang,
kebakaran hutan bahkan aliran awan panas yang mematikan dapat
mengenai anda yang bahkan tidak melihat ketika gunung api meletus.
Hindari lembah‐lembah sungai dan daerah yang rendah. Mencoba
mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide yang
dapat membawa maut.
j. Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir
bahaya letusan gunung api.
k. Apabila mungkin, hindari daerah‐daerah zona hujan abu.
l. Apabila berada di luar ruangan :
Tutup mulut dan hidung anda. Debu gunungapi dapat
mengiritasi system pernapasan anda.
Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.
Lindungi kulit anda dari iritasi akibat debu gunung api.
Bersihkan atap dari hujan debu gunung api
16
Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat
mengakibatkan runtuhnya atap bangunan. Hati‐hati ketika
bekerja di atap bangunan rumah..
m. Apabila anda punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin
kontak dengan debu gunung api.
n. Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar
rumah.
o. Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan
pertolongan seperti orang tua, orang yang cacat fisik, anak‐anak yang
tidak memiliki orang tua dan sebagainya.
E. PENANGANAN BENCANA GUNUNG BERAPI.
Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi
letusan.
a. Penanganan sebelum terjadi letusan
1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang
aktif.
2. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona
Resiko Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi
gunung berapi
3. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung
berapi
4. Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi
5. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di
gunung berapi
17
6. Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pendukungnya
seperti peningkatan sarana san prasarana
b. Penanganan saat terjadi letusan
1. Membentuk tim gerak cepat
2. Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh
penambahan peralatan yang memadai
3. Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi pelaporan
sesuai dengan kebutuhan
4. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur
c. Penanganan setelah terjadi letusan
1. Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan
2. Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana
3. Mmemberikan saran penanggulangan bencana
4. Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang
5. Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
6. Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun
7. Melanjutkan pemantauan secara berkesinambungan.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti
inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu
menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa
membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer
jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
B. SARAN.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan kurang
lengkap,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapakan.
19