BAB I.docx

29
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak- Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita. Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika. B. TUJUAN PENULISAN. a. Tujuan umum. Tujuan umum yaitu penulis mampu menjelaskan pentingnya tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung berapi. 1

Transcript of BAB I.docx

Page 1: BAB I.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya

kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi

kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan

Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.

Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan

kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana

itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan

masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah diterima oleh

mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi

sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.

B. TUJUAN PENULISAN.

a. Tujuan umum.

Tujuan umum yaitu penulis mampu menjelaskan pentingnya tindakan

kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung berapi.

b. Tujuan Khusus.

1.        Penulis mengetahui definisi gunung berapi.

2.        Penulis mengetahui mitigasi bencana gunung berapi.

4.        Penulis mengetahui penanganan bencana gunung berapi.

1

Page 2: BAB I.docx

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN BENCANA.

Bencana adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan / atau

yang disebabkan ulah manusia yang menimbulkan krban jiwa, kerugian material

dan kerusakan lingkungan,dimana masyarakat setempat tidak dapat mengatasinya,

sehingga membutuhkan bantuan dari luar.

B. PENGERTIAN GUNUNG BERAPI.

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat

didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair

atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan

bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material

yang dikeluarkan pada saat meletus.

Gunung berapi merupakan bagian dari fenomena alam yang terus terjadi

seiring dengan peradaban mahluk di bumi, gunung berapi diyakini sebagai simbol

singgasana atau tempat dewa bersemayam, yang ketika gunung tersebut

memuntahkan lava dan lahar, dikatakan bahwa dewa sedang marah. Gunung

berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali

adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific

Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua

lempengan tektonik.

Gunung meletusterjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang

didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti

inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu

menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa

membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa

menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer

2

Page 3: BAB I.docx

jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan

gunung berapi (sumber:MPBI).

a. Gas vulkanik

b. Lava dan aliran pasir serta batu panas

c. Lahar

d. Tanah longsor

e. Gempa bumi

f. Abu letusan

g. Awan panas (Piroklastik).

3

Page 4: BAB I.docx

Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia

Status Makna Tindakan

AWAS

a. Menandakan gunung

berapi yang segera atau

sedang meletus atau ada

keadaan kritis yang

menimbulkan bencana

b. Letusan pembukaan

dimulai dengan abu dan

asap

c. Letusan berpeluang terjadi

dalam waktu 24 jam

a. Wilayah yang terancam

bahaya direkomendasikan

untuk dikosongkan

b. Koordinasi dilakukan secara

harian

c. Piket penuh

SIAGA a. Menandakan gunung

berapi yang sedang

bergerak ke arah

letusan atau

menimbulkan bencana

b. Peningkatan intensif

kegiatan seismik

c. Semua data

menunjukkan bahwa

aktivitas dapat segera

berlanjut ke letusan

atau menuju pada

keadaan yang dapat

menimbulkan bencana

a. Sosialisasi di wilayah

terancam

b. Penyiapan sarana darurat

c. Koordinasi harian

d. Piket penuh

4

Page 5: BAB I.docx

d. Jika tren peningkatan

berlanjut, letusan

dapat terjadi dalam

waktu 2 minggu

WASPADA

e. Ada aktivitas apa pun

bentuknya

f. Terdapat kenaikan

aktivitas di atas level

normal

g. Peningkatan aktivitas

seismik dan kejadian

vulkanis lainnya

h. Sedikit perubahan

aktivitas yang

diakibatkan oleh

aktivitas magma,

tektonik dan

hidrotermal

a. Penyuluhan/sosialisasi

b. Penilaian bahaya

c. Pengecekan sarana

d. Pelaksanaan piket terbatas

NORMAL

a. Tidak ada gejala

aktivitas tekanan

magma

b. Level aktivitas dasar

5

Page 6: BAB I.docx

Gunung berapi meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong

keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan

tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang

menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya.

Akibat letusan tersebut bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar

pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di

bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau

di Propinsi Banten, Indonesia.

Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang

dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan

zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng

inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu

melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan

mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati

permukaan bumi.

Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis

muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut

kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan

gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.

Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu

kejadiannya, yaitu :

1. Bahaya Utama (Primer).

a. Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan

bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi

dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi

bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat

tinggi, antara 300 – 700 Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, >

70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).

6

Page 7: BAB I.docx

b. Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung.

Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa

mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200?C), ukuran

materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu

membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim

juga disebut sebagai "bom vulkanik".

c. Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung.

Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan

angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin.

Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi

pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan

dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu

mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.

d. Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid

(cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200?C. Karena cair, maka

lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang

dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan

beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.

e. Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab

gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang

terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah

CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah

gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas

beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng,

Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.

7

Page 8: BAB I.docx

f. Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat

letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar

untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang

tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang

yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung

Krakatau tahun 1883.

2. Bahaya Ikutan (Sekunder).

Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses

peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan

material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat

musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan

tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut

disebut lahar.

Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras,

sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Gunung api bisa

menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan

kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini, seperti yang

terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Propinsi

Banten, Indonesia. Hasil dari letusan gunung berapi tersebut antara lain :

a. Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung

berapi. Gas-gas yang dikeluarkan antara lain Karbon Monoksida (CO),

KarbonDioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan

Nitrogen(N2) yang membahayakan bagi manusia.

b. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan

melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari

sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental

mengalir tidak jauh dari sumbernya.

8

Page 9: BAB I.docx

c. Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat yang tinggal

dilereng gunung berapi. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang

terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah.

Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari

letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi

panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut

gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material

letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur

kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.

Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tinggal di

lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang

terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah.

Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila

gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang

panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi

karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.

d. Awan panas adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya

karenatidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut

kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan panas bisa

berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan.

Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas,

mengalir turundan akhirnya mengendap di dalam dan di sekitar sungai dan

lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang

panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan

panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang

dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran

besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai

puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh

9

Page 10: BAB I.docx

hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian

tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga

menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. Ini yang biasa disebut

“wedhus gembel”.

e. Abu letusan gunung berapi adalah material letusan yang sangat halus. Karena

hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Abu

Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena

hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada

letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan

bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.

Sedangkan dampak bagi masyarakat sekitar antara lain :

1. Permasalahan pernapasan dan kesulitan penglihatan

2. Pencemaran sumber air bersih

3. Badai listrik

4. Gangguan kerja mesin dan kendaraan bermotor

5. Kerusakan atap

6. Kerusakan ladang dan lingkungan sekitar

7. Kerusakan infrastruktur seperti jalan dan bandar udara.

C. MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI.

Dari latar belakang tentang bencana alam di Indonesia, mitigasi bencana

merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama

dari manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan utamanya yaitu mengurangi dan /

atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat

perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana, yaitu terutama kegiatan

penjinakan / peredaman atau dikenal dengan istilah Mitigasi.

10

Page 11: BAB I.docx

Mitigasi:

a. Mitigasi struktural, berupa bangunan-bangunan fisik yang sifatnya untuk

mencegah atau mengurangi dampak dari suatu ancaman gunung api. Perlu

diperhatikan bahwa mitigasi yang dilakukan harus sesuai dengan konteks

ancaman, contohnya: pembangunan dam di sungai-sungai yang berada di

bagian bawah untuk tujuan memitigasi ancaman lahar dingin, memasang alat

peringatan dini, alat pemantauan gunung api.

b. Mitigasi non struktural, adalah upaya-upaya yang dilakukan di masyarakat

untuk mengurangi kerentanan-kerentanan dan meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengurangi risiko bencana, contohnya: pelatihan

kebencanaan, pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD) dll.

Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat

letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :

a. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam

menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil

pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio

komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi

menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.

b. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika

terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi

laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim

ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.

11

Page 12: BAB I.docx

c. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat

menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan

bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos

penanggulangan bencana.

d. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika,

dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku,

peta dan dokumen lainya.

e. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah

serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.

Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda

dan penyuluhan langsung kepada masyarakat

D. TINDAKKAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI GUNUNG BERAPI.

Untuk menghindari terjadinya korban jiwa dari letusan gunung berapi ini

diperlukan tindakan kesiapsiagaan dalam menghadapi letusan gunung berapi.

Tindakan yang harus dilakukan dibagi menjadi 3 tindakan utama yaitu ; tindakan

persiapan, tindakan saat terjadi letusan, tindakan pasca letusan

1. Tindakan Persiapan sebelum terjadi letusan gunung api.

Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung

api antara lain :

a. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-

ancamannya;

b. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman;

c. Membuat sistem peringatan dini;

12

Page 13: BAB I.docx

d. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status

gunung api;

e. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang

diterbitkan oleh instansi berwenang;

f. Membuat perencanaan penanganan bencana;

g. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan

bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika

diperlukan;

h. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting

i. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api

(dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).

Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan

status gunung api lewat radio komunikasi.

j. Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing‐masing

serta bagan alur keadaan darurat.

k. Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunung api yaitu :

Lahar dan banjir bandang.

Longsor dan hujan batu (material gunung api).

Earthquake.

Hujan abu dan hujan asam.

Tsunami

l. Lakukan rencana evakuasi.

m. Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api, harus ingat rute

mana yang aman untuk dilalui.

n. Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi.

o. Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya

yang dewasa sedang bekerja dan anak‐anak sedang sekolah) usahakan

untuk berkumpul dalam keluarga jangan terpisah.

p. Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai

‘hubungan keluarga’ sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah

13

Page 14: BAB I.docx

untuk kontak jarak jauh. Tiap anggota keluarga usahakan untuk

mengetahui nama, alamat dan nomor telepon anggota keluarga yang lain.

q. Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :

Batere/ senter dan extra batu batere.

Obat‐obatan untuk pertolongan pertama.

Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.

Pembuka kaleng.

Masker debu.

Sepatu boot.

r. Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.

s. Hubungi pihak‐pihak yang berwenang mengenai penanggulangan

bencana.

t. Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai

gunungapi  berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan

bahaya gunung api akan sangat berbahaya.

u. Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya.

2. Tindakan saat terjadi letusan gunung api.

Yang sebaiknya dilakukan jika terjadi letusan gunung api antara lain :

a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran

sungai kering dan daerah aliran lahar;

b. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;

c. Masuk ruang lindung darurat;

d. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;

e. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan

panjang, celana panjang, topi dan lainnya;

14

Page 15: BAB I.docx

f. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti

kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke

dalam mata;

g. Jangan memakai lensa kontak;

h. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;

i. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan

kedua belah tangan.

3. Tindakan pasca letusan gunung api.

Yang sebaiknya dilakukan setelah terjadinya letusan gunung api antara lain :

a. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu

b. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau

meruntuhkan atap bangunan

c. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab

bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian.

d. Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.

e. .Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai‐sungai yang

berhulu di puncak gunung yang sedang meletus.

f. Apabila terjebak di dalam ruangan/rumah :

Tutup seluruh jendela, pintu‐pintu masuk dan lubang/keran.

Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.

Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang

yang terlindung.

g. Apabila berada di ruang terbuka:

Cari ruang perlindungan.

Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi

melingkar seperti bola.

15

Page 16: BAB I.docx

Apabila terjebak dekat suatu aliran, hati‐hati terhadap adanya

aliran lahar.Cari tempat yang lebih tinggi terutama.

Lindungi diri anda dari hujan.

Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana panjang.

Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.

Gunakan masker debu atau gunakan kain/sapu tangan untuk

melindungi pernapasan anda.

Matikan mesin mobil atau kendaraan lainnya untuk memastikan

suara datangnya banjir lahar.

h. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh

pemerintah/lembaga yang berwenang/lihat peta daerah bahaya

gunung api.

i. Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari

gunung api yang sedang meletus. Aliran lahar dan banjir bandang,

kebakaran hutan bahkan aliran awan panas yang mematikan dapat

mengenai anda yang bahkan tidak melihat ketika gunung api meletus.

Hindari lembah‐lembah sungai dan daerah yang rendah. Mencoba

mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide yang

dapat membawa maut.

j. Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir

bahaya letusan gunung api.

k. Apabila mungkin, hindari daerah‐daerah zona hujan abu.

l. Apabila berada di luar ruangan :

Tutup mulut dan hidung anda. Debu gunungapi dapat

mengiritasi system pernapasan anda.

Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.

Lindungi kulit anda dari iritasi akibat debu gunung api.

Bersihkan atap dari hujan debu gunung api

16

Page 17: BAB I.docx

Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat

mengakibatkan runtuhnya atap  bangunan. Hati‐hati ketika

bekerja di atap bangunan rumah..

m. Apabila anda punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin

kontak dengan debu gunung api.

n. Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar

rumah.

o. Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan

pertolongan seperti orang tua, orang yang cacat fisik, anak‐anak yang

tidak memiliki orang tua dan sebagainya.

E. PENANGANAN BENCANA GUNUNG BERAPI.

Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi

letusan.

a. Penanganan sebelum terjadi letusan

1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang

aktif.

2. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona

Resiko Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi

gunung berapi

3. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung

berapi

4. Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi

5. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di

gunung berapi

17

Page 18: BAB I.docx

6. Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pendukungnya

seperti peningkatan sarana san prasarana

b. Penanganan saat terjadi letusan

1. Membentuk tim gerak cepat

2. Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh

penambahan peralatan yang memadai

3. Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi pelaporan

sesuai dengan kebutuhan

4. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur

c. Penanganan setelah terjadi letusan

1. Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan

2. Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana

3. Mmemberikan saran penanggulangan bencana

4. Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang

5. Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak

6. Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun

7. Melanjutkan pemantauan secara berkesinambungan.

18

Page 19: BAB I.docx

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN.

Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang

didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti

inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu

menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa

membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa

menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer

jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.

B. SARAN.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan kurang

lengkap,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapakan.

19