BAB I.docx

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (FK UNPAD, 1985) Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlangsung sekitar 18-24 jam, dengan letak janin belakang kepala (Varney, 2003) Namun dalam persalinan seringkali terjadi perlukaan jalan lahir berupa robekan pada perineum, baik yang tidak sengaja maupun yang disengaja yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum dan menyebabkan ibu mengalami syok. Oleh karena itu, setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, memperkirakan angka kematian Ibu lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan 28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2% (http://www.locals/temponlineupdate , diakses 4 Juni 2011). 1

description

persalinan normal dengan luka perinium

Transcript of BAB I.docx

Page 1: BAB I.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang

cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin

dari tubuh ibu (FK UNPAD, 1985)

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup

dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak

melukai ibu dan janin yang berlangsung sekitar 18-24 jam, dengan letak janin belakang

kepala (Varney, 2003)

Namun dalam persalinan seringkali terjadi perlukaan jalan lahir berupa robekan pada

perineum, baik yang tidak sengaja maupun yang disengaja yang dapat menyebabkan

perdarahan postpartum dan menyebabkan ibu mengalami syok. Oleh karena itu, setelah

persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum.

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, memperkirakan

angka kematian Ibu lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh

perdarahan 28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan penyebab

lainnya 2% (http://www.locals/temponlineupdate, diakses 4 Juni 2011).

Angka kematian Ibu di Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN, yaitu

230/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Negara-negara lain seperti Vietnam 130/100.000

kelahiran hidup, Filipina 200/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 41/100.000 kelahiran hidup,

Singapura 15/100.000 kelahiran hidup (http://www.kabarindonesiaonlineupdate, 4 Juni

2011).

Angka kematian ibu di propinsi Sumatera Selatan tahun 2009 yaitu 116/100.000

kelahiran hidup dengan penyebab perdarahan 72 orang (62,07%), eklampsia 19 orang (16,38

%), infeksi 5 orang (4,31%) orang dan lain-lain 20 orang (17,24%). 

1

Page 2: BAB I.docx

Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih menunjukkan

jumlah persalinan dengan robekan perineum pada tahun 2010 adalah sebanyak 92 orang.

                  Persalinan dengan Perlukaan Jalan Lahir (Robekan Perineum) biasa dijumpai

pada kehamilan primipara, perineum kaku, dan bayi besar. Oleh sebab itu persalinan

dengan perlukaan perineum memerlukan pengawasan dan perhatian secara intensif.

Dengan demikian akan menurunkan atau memperkecil resiko kematian ibu.

B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian  latar  belakang  masalah  tersebut  diatas    dapat  dirumuskan 

permasalahan  penelitian  sebagai  berikut:

1.    Bagaimana  gambaran  persalinan normal dengan robekan perineum.

2.    Bagaimana  gambaran  kejadian persalinan normal dengan robekan perineum

C.   Tujuan Penulisan

1.    Tujuan umum

                  Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. “D” G2P1A0 dengan

robekan perineum di  Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni

2013 dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan kompetensi

atau wewenang bidan.

                  2.    Tujuan khusus

a. Melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny. “D” G2P1A0 dengan robekan

Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013

b. Merumuskan diagnosa / masalah aktual pada Ny. “D” G2P1A0dengan robekan

Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013

c. Merumuskan diagnosa / masakah potensial pada Ny. “D” G2P1A0 dengan robekan

Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013

d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny. “D” G2P1A0

dengan Episiotomi Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal

14-17 Juni 2013

2

Page 3: BAB I.docx

e. Menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. “D” G2P1A0 dengan

Episiotomi Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17

Juni 2013

f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny. “D”

G2P1A0 dengan Episiotomi Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih

tanggal 14-17 Juni 2013

g. Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. “D” G2P1A0 dengan

Robekan Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni

2013

h. Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny.

“D” G2P1A0 dengan Episiotomi Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah

Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013. 

D.   Manfaat Study Kasus

1.    Manfaat  Aplikatif

o Dapat menjadi masukan dan bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman serta

menerapkan    asuhan kebidanan terutama menyangkut robekan pada perineum untuk

mencegah perdarahan.

o Sebagai salah satu  sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan

program baik Dinas Kesehatan maupun Rumah Sakit, dalam menyusunan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program, upaya penanganan asuhan

kebidanan pada Ny. “D” G2P1A0 dengan robekan perineum pada tanggal 14-

17 Juni 2013

2.    Manfaat  Pengembangan Ilmu Pengetahuan.

o Merupakan kontribusi pemikiran bagi penulis dalam proses penerapan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh khususnya tentang robekan perineum.

o Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang aplikatif terhadap

asuhan ibu dan anak, khususnya dalam penanganan robekan perineum.

o  Hasil penelitian ini juga dapat memberikan informasi bagi staf akademik dan

mahasiswa dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar khususnya

yang berkaitan dengan manajemen asuhan kebidanan dengan masalah Robekan

perineum

3

Page 4: BAB I.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup dari

dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak

melukai ibu dan janin yang berlangsung sekitar 18-24 jam, dengan letak janin belakang

kepala (Varney, 2003)

2.2 Macam-macam Persalinan

Macam-macam Persalinan 

a. Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada kehamilan aterm/37 minggu

sampai 40 minggu, letak memanjang, persentase belakang kepala, disusul plasenta

dengan tenaga ibu sendiri dalam waktu kurang dari 24 jam.

b. Persalinan buatan atau persalinan abnormal adalah persalinan yang berlangsung dengn 

bantuan dari luar sehingga bayi dapat dilahirkan pervaginam (ekstraksiforsep/cunam,

ekstraksivacum), dan per abdomen yaitu seksiosesar (SC).

c. Persalinan anjuran atau induksi persalinan adalah bila persalinan mulai tidak dengan

sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemberian peticin atau prostaglandin atau

setelah pemecahan air ketuban

2.3 Tahap Persalinan

a. Kala pembukaan (kala I)

Di mulai dari timbulnya kontraksi uterus atau his persalinan yang di tandai dengan

adanya pengaruh terhadap serviks uteri sampai dengan pembukaan lengkap (full

Delatation) kira-kira 10 cm.

Kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu :

- Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai

pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.

- Fase aktif  : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase :

4

Page 5: BAB I.docx

2.4 Pengertian Robekan Perineum

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga

pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengan dan bisa

menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada

biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada

sirkumferensia suboksipito bregmatika

Perinium merupakan kumpulan berbagai jaringan yang membentuk perinium

(Cunningham,1995). Terletak antara vulva dan anus, panjangnya kira-kira 4 cm

(Prawirohardjo, 1999). Jaringan yang terutama menopang perinium adalah diafragma pelvis

dan urogenital. Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus koksigis di

bagian posterior serta selubung fasia dari otot-otot ini. Muskulus levator ani membentuk

sabuk otot yang lebar bermula dari permukaan posterior ramus phubis superior, dari

permukaan dalam spina ishiaka dan dari fasia obturatorius.

Serabut otot berinsersi pada tempat-tempat berikut ini: di sekitar vagina dan rektum,

membentuk sfingter yang efisien untuk keduanya, pada persatuan garis tengah antara vagina

dan rektum, pada persatuan garis tengah di bawah rektum dan pada tulang ekor. Diafragma

urogenitalis terletak di sebelah luar diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara

tuberositas iskial dan simpisis phubis. Diafragma urogenital terdiri dari muskulus perinialis

transversalis profunda, muskulus konstriktor uretra dan selubung fasia interna dan eksterna

(Cunningham, 1995).

Persatuan antara mediana levatorani yang terletak antara anus dan vagina diperkuat oleh

tendon sentralis perinium, tempat bersatu bulbokavernosus, muskulus perinialis transversalis

superfisial dan sfingter ani eksterna. Jaringan ini yang membentuk korpus perinialis dan

merupakan pendukung utama perinium, sering robek selama persalinan, kecuali dilakukan

episiotomi yang memadai pada saat yang tepat. Infeksi setempat pada luka episiotomi

merupakan infeksi masa puerperium yang paling sering ditemukan pada genetalia eksterna.

Luka perinium adalah perlukaan yang terjadi akibat persalinan pada bagian perinium dimana

muka janin menghadap (Prawirohardjo S,1999)

5

Page 6: BAB I.docx

2.5 Etiologi

1. Robekan pada perineum umumnya terjadi pada persalinan dimana:

2.  Kepala janin terlalu cepat keluar

3. Persalinan tidak dipimpin dengan baik

4. Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut

5. Pada persalinan dengan distorsia bahu

6. Ruptur pada perineum spontan disebabkan oleh perineum kaku, kepala janin

terlalu cepat melewati dasar panggul, bayi besar, lebar perineum dan paritas.

2.6 Indikasi Episiotomi

- Gawat janin

- Penyulit kelahiran pervaginam (sungsang, distosia bahu, ekstraksi

vacum)

- Jaringan parut pada perineum / vagina yang memperlmbat kemajuan

persalinan.

- Episiotomi rutin tidak boleh dilakukan karena dapat menyebabkan :

- Meningkatnya jumlah darah yang hilang dan resiko hematoma.

-  Lebih sering meluas menjadi laserasi derajat III dan IV

dibandingkan dengan laserasi derajat III dan IV yang terjadi tanpa

episiotomi.

- Meningkatnya nyeri pasca persalinan.

-  Meningkatnya nyeri resiko infeksi.

2.7 Klasifikasi

1. Ruptur perineum spontan

Yaitu luka pada perineum yang terjadi karena sebab sebab tertentu tanpa

dilakukan tindakan perobekan atau disengaja, luka ini terjadi pada saat persalinan

dan biasanya tidak teratur

2. Ruptur perineum yang disengaja

Yaitu luka perineum yang terjadi karena pengguntingan atau perobekan pada

perineum. Episiotomi adalah torehan yang dibuat pada perineum untuk

memperbesar saluran kaluar vagina. (Prawirohardjo, 2002)

Tingkat robekan perineum dibagi 4 tingkatan :

6

Page 7: BAB I.docx

a. Tingkat 1 : Robekan yang terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau mengenai

kulit perineum sedikit

b. Tingkat 2 : Robekan yang terjadi lebih dalam, yaitu selain mengenai selaput lendir

vagina, juga mengenai musculus perineum tranversalis, tapi tidak mengenai sfingter

ani

c. Tingkat 3 : Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenahi

otot-otot sfingter ani

d. Tingkat 4 : Robekan yang terjadi mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan

mukosa rectum (Prawiroharjo, 2002)

2.8 Penatalaksanaan

Tindakan :

1. Pasang kateter untuk mencegah trauma terhadap uretra saat penjahitan

2. Memperbaiki robekan jalan lahir

3. Jika pendarahan terjadi dan tidak terhenti, tekan luka dengan depress selama

beberapa menit, tambahkan satu atau lebih jahitan untuk menghentikan

pendarahan

4. Jika pendarahan sudah terhenti, dan ibu merasa nyaman, dapat diberikan

makanan dan minuman pada ibu.

5. Pemberian antibiotik  dan analgetik

6. Perawatan luka perineum

7. Menjaga hugienitas (vulva hygiene) untuk memperkecil kemungkinan infeksi

8. Tidak membatasi mobilisasi

 

7

Page 8: BAB I.docx

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN  KEBIDANAN  PADA  NY. ”D” PERSALINAN SPONTAN

DENGAN EPISIOTOMI PERINEUM

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH

TANGGAL 14 s/d 17 JUNI 2013

 

I. PENGKAJIAN DATA DASAR

1. Data Subjektif

A. Biodata Pasien

Nama :  Ny. “D” Nama : Tn. “R”

Umur :  22 th Umur : 26 th

Suku :  Sumatera Suku : Sumatera

Agama :  Islam Agama : Islam

Pendidikan :  SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan :  IRT Pekerjaan :

Alamat s: Dusun desa air cekdang Alamat : Dusun desa air

cek

B. Alasan Datang

Ibu mengaku hamil cukup bulan anak ke 2 mengeluh keluar lender bercampur darah

sejak semalam, gerakan janin masih dirasakan

C. Data Kebidanan

1. Riwayat perkawinan

- Nikah                  :1 x

- Usia nikah          :20 th

- Lama menikah  : 2 th

2. Riwayat Menstruasi

- Menarche : 13 th

8

Page 9: BAB I.docx

- Siklus : teratur,28 hari

- Lama : 7 hari

- Karakteristik : cair,darah berwarna merah segar

- Bau : Amis 

- Banyaknya : Ganti softek 2x/hari

- Teratur/tidak : -

- Disminorhea : ya

- Flour Albus : -

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

no

Tahu

Persali

nan

Umur

Keham

ilan

Jenis

Persal

inan

Penolong Penyulit NifasJK

anak

BB

anak

PB

anakKet

12009

TermSpont

anBidan - Baik Lk

3000

gr

45

cm-

2 Ini

D. Data Kesehatan

1. Riwayat Penyakit yang pernah diderita

TB : tidak ada Hipertensi : tidak ada

Malaria : tidak ada DM : tidak ada

Tifoid : tidak ada Hepatitis : tidak ada

Jantung : tidak ada kelainan Ginjal : tidak ada

kelainan

2. Riwayat Operasi yang pernah diderita : tidak ada

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keturunan Kembar : tidak ada

Riwayat penyakit keluarga/keturunan

TB : tidak ada Hipertensi : tidak ada

Malaria : tidak ada DM : tidak ada

Tifoid : tidak ada Hepatitis : tidak ada

Jantung : tidak ada kelainan Ginjal :tidak ada kelainan

E. Riwayat KB

9

Page 10: BAB I.docx

Pernah menjadi akseptor KB : pernah

Jenis kontrasepsi yang digunakan : suntik 3 bulan

Alasan berhenti KB : ingin punya anak

Masalah selama penggunaan KB : tidak ada

F. Data Kebiasaan sehari-hari

Pola Selama Hamil Selama Partus

Nutrisi Makan 3 x/hari(1 piring

sedang)

nasi,sayur,lauk,buah,Minu

m: ± 6-8 gelas /hari

Makan 2 x (1 piring sedang)

nasi,sayur,lauk,buah,Minum

:1 gelas teh hangat

Eliminasi BAB:1 X / hari

BAK:5-6 x / hari

BAB: 1 X / hari

BAK :3-4 X / hari

Istirahat Tidur siang:± 2 jam / hari

Tidur malam:± 8 jam / hari

Tidur siang :-

Tidur malam :-

Kebersiha

n

Mandi,gosok gigi,ganti

pakaian 2 x/ hari,keramas

3 x/mgg

Di sibin serta ganti pakaian

Kebiasaan Tidak merokok,tidak

kecanduan obat-obatan

Tidak merokok,tidak

kecanduan obat-obatan

Aktifitas Menyapu,memasak, Berbaring di tempat tidur

Seksual 2x/ minggu -

Rekreasi Nonton TV dan jalan-jalan -

G. Data Psikologis

Hubungan dengan keluarga : baik

Hubungan dengan ornag lain : baik

Respon terhadap kehamilan : senang

Harapan terhadap kehamilan : bayi sehat dan ibu selamat

Rencana melahirkan : di Bidan

10

Page 11: BAB I.docx

Persiapan yang dilakukan : perlengkapan bayi dan ibu serta biaya

Rencana menyusui : ASI

Rencana merawat anak : sendiri

Pengambilan keputusan : suami

Kebiasaan : tidak ada

2. Data Objektif

1) Pemeriksaan fisik secara umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

BB/TB : 60 kg/ 153 kg

Lila : 26 cm

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Suhu : 36,7ºc

Nadi : 80 x/mnt

Pernafasan : 22 x/ mnt

2) Pemeriksaan fisik secara khusus

A. Inspeksi

Rambut : bersih,hitam, tidak mudah rontok,tidak ada ketombe

Muka : tidak ada odema,tidak ada cloasma gravidarum,tidak pucat

Mata : Keduanya simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda

Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen,fungsi pendengaran baik

Hidung : bersih, tidak ada sekret,tidak ada polip

Mulut : Bersih, mukosa bibir merah muda,tidak ada stomatitis,

gigi  ada caries dentis.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

Dada : Pernafasan normal dan teratur

Payudara : simetris,membesar tegang, terdapat hiperpigmentasi areola

dan papila mamae, putting susu menonjol

Perut : Simetris, membesar ke arah bujur sesuai usia kehamilan, ada

linea nigra, tidak ada strie livide gravidarum, tidak ada luka

bekas  operasi SC

Genetalia  : lembab dan basah , tidak odema, tidak ada varices

Anus : Tidak ada hemoroid

11

Page 12: BAB I.docx

Ekstremitas bawah : Keduanya simetris, tidak ada edema maupun varices

B. Palpasi 

Leopold I : TFU 3 jari bawah PX (32 cm) bagian fundus teraba bulat,

lunak, kurang  melenting (bokong)

Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil dari janin,

(ekstremitas). Bagian kiri      perut ibu teraba panjang,

mendatar seperti papan (punggung).

Leopold III : Pada tepi atas sympisis pubis teraba bulat, keras, tidak bisa di

gerakkan (kepala)

Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 1/5 bagian

TFU : 30 cm

TBBJ : (30-11) x 155 = 2945 gram.

C. Auskultasi   

Abdomen : DJJ (+) = terdengar disebelah kiri perut ibu, sejajar dengan

pusat agak kebawah dengan frekuensi 140 x/menit

D. Perkusi

Ekstrem Bawah : Reflek patella Ka/Ki : (+)/(+)

E. Pemeriksaan Dalam

Tanggal 14/06/13

Jam 13.30 WIB

Vulva : Keluar lendir bercampur darah

Pembukaan : 6 cm

Ketuban : (-)

Presentasi : kepala

Penurunan : H II

Jam 13.50

Pembukaan : 10 cm

Presentasi : Kepala

Penurunan : H III

F. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN

(INTERPRETASI DATA)

12

Page 13: BAB I.docx

Diagnosa : Ny.’’D” G2P1A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten janin tunggal

hidup, presentasi kepala

Kebutuhan : Dukungan/support mental dari orang-orang terdekat pasien serta

Pertugas kesehatan. Lingkungan yang nyaman, observasi TTV,

Penjelasan tentang kemajuan persalinan, Pendampingan oleh suami /

keluarga, tranfusi darah

Masalah : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL DAN MASALAH POTENSIAL

Pada persalinan normal terdapat resiko terjadinya perdarahan saat persalinan sehingga

dapat menyebabkan ibu meninggal.

IV. KEBUTUHAN SEGERA

Penanganan segera untuk perdarahan post partum, berupa infus dan transfusi darah.

V. RENCANA ASUHAN SECARA MENYELURUH

Diagnosa : Ny. ”D” G2P1A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten janin tunggal

hidup, presentasi kepala.

Kriteria hasil : a. TTV : TD = 120/70 mmHg

N = 80x/menit

T = 36,2 0C

RR = 24 x/menit

Persalinan berlangsung dengan normal

1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien

Dengan pendekatan terapeutik maka akan tercipta hubungan baik antara klien

dengan petugas kesehatan

2. Jelaskan kondisi pasien

Pasien mengetahui kondisi kesehatannya

3. Observasi TTV

Mendeteksi dini adanya komplikasi pada ibu

4. Beritahukan tentang kondisi ibu dan kemajuan persalinannya

Selama proses persalinan ibu merasa cemas dan khawatir

13

Page 14: BAB I.docx

5. Persiapan alat-alat

Penanganan proses persalinan lebih efektif

6. Berikan cairan dan nutrisi

Dengan diberikannya cairan dan nutrisi maka kebutuhan klien akan nutrisi

tercukupi sehingga dapat digunakan sebagai tenaga untuk mengejan selama

persalinan

7. Pastikan kandung kemih kosong

Kandung kemih yang penuh akan menghalangi turunnya kepala janin

8. Pemberian obat-obatan untuk merangsang kontraksi uterus

Memberikan drip 1 ampul oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus untuk

mempercepat persalinan

9. Berikan asuhan persalinan 58 langkah

Dengan asuhan persalinan normal 58 langkah proses persalinan berjalan efektif

10. Observasi 2 jam post partum

Dengan observasi 2 jam post partum keadaan klien dapat dipantau serta dapat

mendeteksi dini adanya komplikasi.

VI. IMPLEMENTASI

No.

Hari,

Tanggal,

Jam

Kegiatan Ttd

1

2

Jumat,

14 Juni

2013

12.45

13.30

- Melakukan pendekatan terapeutik kepada klien dengan cara,

memperkenalkan diri kepada klien dan menjelaskan

tindakan yang akan dilakukan pada klien

- Menanyakan data klien, serta keluhan yang dirasakan klien

- Memberitahu ibu bahwa kondisi kesehatannya lemah

- Mengobservasi TTV, TD: 120//70 mmHg, N:80 x/menit,

HIS : 2 x dalam 10 menit selama 20 detik

DJJ : 140 x/menit

Pemeriksaan Dalam: porsio tipis, pembukaan 3 cm, ketuban

+, presentasi kepala, hodge II

- Mengobservasi TTV, TD: 110/70, N: 75 x/menit, RR: 22 x/menit

14

Page 15: BAB I.docx

3

4

14.46

14.00

HIS : 3 x dalam 10 menit selama 60 detik

DJJ : 138 x /menit

TFU : 3 jari bawah px

PD : porsio tipis, pembukaan 6 cm, ketuban +, presentasi

kepala, hodge II

- Melakukan Pemeriksaan Dalam,

Pembukaan 10 cm, presentasi kepala, Hodge III, ketuban (-)

putih keruh, memberitahu ibu bahwa pembukaannya sudah

lengkap , keadaan ibu dan janin baik

- Memeriksa kelengkapan alat, bahan, dan obat-obatan

Partus set

Baju dan handuk bayi

Obat-obatan (Pitogin,Lidocai, vit K)

Memberikan cairan dan nutrisi kepada klien untuk persiapan

tenaga saat mengejan selama persalinan

Memastikan kandung kemih kosong untuk mempercepat

turunnya kepala

- Melakukan pertolongan persalinan dengan 58 langkah

- Bayi lahir spontan dan segera menangis

- JK : perempuan

- BB : 3000 gram

- A/S : 9/10

- Anus (+), reflex (++)

- Injeksi vit. K 2 gram (IM)

- Plasenta lahir spontan, plasenta lengkap, kontraksi uterus

baik

- Heating : jelujur

- Oksitosin : 1 amp IM

- Injeksii Lidocain 1 amp

VII. EVALUASI

KALA II

S : Ibu mengaku keluar lendir bercampur darah

15

Page 16: BAB I.docx

O : KU : baik

Kesadaran : Compos mentis

VT

Pembukaan : 10 cm

Eff : 100%

Presentasi : Kepala

Denominator : UUK

Hodge : II

Ketuban : Pecah (Jernih)

A : Ny. “D” G2P1A0 UK 34-36 minggu, tunggal, hidup, intra uterin, letak

Kepala, keadaan jalan lahir normal, K/U ibu dan janin baik dengan aterm.

P : Langkah 1-27

1. Melihat tanda-tanda gejala kala II (doran, teknus, perjol, dan vulka)

2. Memeriksa kelengkapan dan mematahkan simpul oksitosin kemudian

memasukkan spuit ke dalam partus set

3. Memakai celemek

4. Memastikan tangan tidak memakai perhiasan dan mencuci kedua tangan

dengan sabun dan air mengalir

5. Memakai sarung tangan steril

6. Memasukkan oksitosin kedalam spuit dan meletakkan ke dalam partus set

7. Melakukan vulva hygiene

8. Melakukan pemeriksaan dalam (VT) dengan hasil pemeriksaan

pembukaan lengkap (10 cm)

9. Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin kemudian merendam

handscoon dalam keadaan terbalik kemudian mencuci tangan

10. Melakukan pemeriksaan DJJ

11. Memberitahu kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik kemudian meminta ibu untuk meneran saat ada HIS

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu meneran

13. Melakukan pimpinan meneran saat ada HIS dan istirahat saat tidak ada

HIS, memberi minum ibu saat istirahat dan memeriksa DJJ

14. Saat kepala janin terlihat di vulva 5-6 cm, pasang handuk bersih diatas

perut ibu untuk mengeringkan bayi

16

Page 17: BAB I.docx

15. Mengambil kain bersih lalu melipat 1/3 bagian dan meletakkan di bawah

bokong ibu

16. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat

dalam partus set dan obat-obatan serta mendekatkan alat di dekat pasien.

17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

18. Saat sub-occiput tampak di bawah simpisis, tangan kanan melindungi

perineum dengan alas lipatan kain di bawah bokong ibu, sementara

tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu

cepat saat kepala lahir

- Saat terjadi HIS, perineum terlihat kaku sehingga kepala bayi tidak dapat

keluar sehingga dilakukan episiotomy untuk memperlebar jalan lahir

19. Setelah kepala lahir, mengusapkan kassa atau air bersih untuk

membersihkan muka bayi dari lendir dan darah

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21. Menunggu hingga janin melakukan putar paksi luar

22. Setelah kepala bayi menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak

tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati kearah bawah sampai

bahu depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati kearah atas sampai bahu

belakang lahir

23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher, dan bahu

janin posterior (belakang) dengan posisi ibu jari pada leher dan keempat

jari pada bahu sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu bagian

anterior (depan) saat badan dan lengan lahir

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah

bokong dan tungkai bawah janin. Untuk memegang tungkai bawah,

selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara lutut janin

25. Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada lengan

kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap kearah penolong.

Lakukan penilaian dengan segera kemudian letakkan bayi di atas perut

ibu dengan posisi kepala lenih rendah daripada badan

26. Bayi lahir spontan tanggal 14 Juni 2013, jam 14.00 WIB. Jenis Kelamin :

Perempuan, bayi lahir langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan,

gerakan aktif. Segera mengeringkan bayi, pembungkus kepala dan badan

bayi.

17

Page 18: BAB I.docx

27. Memeriksa Fundus Uteri untuk memastikan bahwa kehamilannya tunggal

KALA III

S : Ibu mengatakan dirinya merasa lega karena anaknya sudah lahir dalam

keadaan sehat.

O : Bayi lahir jam 14.00 WIB

Bayi lahir langsung menangis

Gerakan aktif

Tangis kuat

A : Kala III

P : Langkah 28 s/d 40

28. Member tahu ibu bahwa akan disuntik agar uterus berkontraksi baik

29. Dalam waktu 1 menit, setelah bayi lahir menyuntikkan oksitosin 10 unit

IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral

30. Menjepit tali pusat dengan mengunnakan klem kira-kira 3 cm dari

umlikusbayi, dan melakukan pengurutan isi tali pusat kearah ibu dan

memasang klem ke 2 dengan jarak 2 cm dari klem pertama

31. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri dengan

pelindungan jari-jari tangan kiri lalu memotong tali pusat diantara 2 klem

32. Menjepit tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi kemudian

melingkarkan benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul mati

33. Mengganti pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering.

Membungkus bayi hingga kepala, kemudian bayi diberikan kepada

ibunya untuk disusui

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10n cm dari vulva

35. Meletakkan tangan kiri diatas simpisis, menahan bagian bawah uterus

sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem dengan

jarak 5-10 cm dari vulva

18

Page 19: BAB I.docx

36. Saat uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat dengan tangan kanan

sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kea rah dorso

cranial

37. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali, tali pusat terlihat bertambah

panjang dan terasa ada pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran

sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah

kemudian kearah atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta di

vulva

38. Setelah plasenta tampak di vulva teruskan melahirkan plasenta dengan

hati-hati, dan tangan kiri berada dibawah plasenta sementara tangan

kanan membantu menerima plasenta sambil memutar searah jarum jam

39. Segera setelah plasenta lahir, tangan kiri melakukan masase pada fundus

uteri dengan menggosok fundus searah sirkular dengan menggunakan

bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik

40. Memeriksa kelenhkapan plasenta

Tanggal : 14 Juni 2013 jam :14.05 WIB

KALA IV

S : Ibu mengatakan lega ari-ari sudah lahir

O : Kotiledon dan selaput ketuban : Lengkap

Panjang tali pusat : 45 cm

Tidak ada kelainan

TTV, TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 24 x/menit

TFU : 2 jarib dibawah pusat

Lokhea : Rubra

ASI : ++

BAK : Belum

BAB : Belum

A : P2A0

19

Page 20: BAB I.docx

P : Penatalaksanaan kala IV

41. Memeriksa robekan pada perineum dan melakukan heating untuk

mencegah terjadi perdarahan aktif yang dapat menyebabkan ibu

mengalami syok

42. Memeriksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan

pervaginam

43. Biarkan bayi tetap kontak kulit dengan kulit ibunya minimal 1 jam

44. Setelah 1 jam bayi lahir, lakukan penimbangan bayi danberi tetes mata

antibiotic Profilaksis serta vitamin K 1 mg dip aha kiri anterolateral

45. Setelah 1 jam dari pemberian vitamin K 1 mg, berikan imunisasi Hb 0 di

paha kanan anterolateral

46. Melakukan observasi terhadap kontraksi uterus untuk menilai perdarhan

pervaginam

47. Mengajarkan kepada ibu atau keluarga untuk melakukan masase uterus

dan menilai kontraksi uterus

48. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi

Kontraksi uterus : baik (kuat)

TFU : 2 jari di bawah pusat

Kandung kemih : -

Perdarahan : ± 110 cc

49. Memeriksa TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan

setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua

50. Pastikan kembali bahwa bayi bernafas normal

51. Merendam semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0,5 %

52. Membuang bahan-bahan yang telah terkontaminasi ketempat sampah

yang sesuai

53. Membersihkan ibu dari sisa-sisa air ketuban, lendir, dan darah dengan air

DTT serta mengganti pakaian bayi dengan pakaian yang bersih dan

kering

54. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk

membantu apabila ibu ingin minum

55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%

20

Page 21: BAB I.docx

56. Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin kemudian merendam

handscoon dalam keadaan terbalik kemudian mencuci tangan

57. Mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan menggunakan air

mengalir

58. Mendokumentasikan dengan melengkapi patograf

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

a. Inspeksi

Kepala : Simetris, tumbuh rambut warna hitam, bersih, tampak ada

caput succedaneum, ubun-ubun belum menutup

Muka : Simetris, kemerahan dan tidak ikterus

Mata : Simetris, conjungtiva merah muda dan sclera putih

Hidung : Bersih, tidak ada serumen

Mulut : Simetris, tidak ada tampak labiopalatokisis

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada

Mamae : Simetris, putting susu menonjol, areola mamae kemerahan

Abdomen: Tidak ada perdarahan, tali pusat belum kering dan belum

lepas

Punggung: Simetris

Genetalias: Bersih

Anus : Tidak tampak atresia ani

Ekstrem. Atas : Simetris, tidak terdapat kelainan congenital

Ekstrem. Bawah : Simetris, tidak terdapat kelainan congenital

b. Palpasi

Kepala : Terdapat caput succedaneum

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena

jugularis

c. Auskultasi

Dada : Tidak ada terdengar bunyi ronchi, wheezing dan murmur

- BB : 3000 gram

- PB : 45 cm

21

Page 22: BAB I.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengkajian data pada Ny “D” G2P1A0 dengan persalinan normal tanggal 14 – 17

juni 2013 ternyata tidak ada kesenjangan antara teori dengan penerapan yang dilakukan di

lapangan praktik RSUD Prabumulih.

Berdasarkan pengkajian di dapatkan data subjektif Ny “D” G2P1A0 hamil aterm , melahirkan

secara spontan dengan episiotomi di perineum.

Berdasarkan data objektif diperoleh keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,

Tekanan Darah 110/80 mmHg, Polse 80x/menit, Temp 36oC, Respirasi 24 x/menit. Keadaan

bayi baik ,tidak ada kelainan.

Penatalaksanaan Ny “D” di ruang Maternitas RSUD Prabumulih setelah pemantauan dan

prosedur penanganan yaitu inj oksitosin, lidokain, heating perineum, terapi obat dari dokter.

Pendokumentasian kasus Ny “D” dilakuka secara menyeluruh dari mulai pengkajian,

perumusan masalah, perumusan diagnosa kebidanan, perencanaan sampai evaluasi dan

planning. Catatan perkembangan model SOAP yang langsung di dokumentasikan setelah

dilakukan tindakan kebidanan.

22

Page 23: BAB I.docx

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian data pelaksanaan persalinan normal pada tanggal 14 – 17

Juni 2013 pada pukul 12.00, pada Ny. “D” dapat disimpulkan bahwa :

Pada saat pengkajian di dapatkan hasil pemeriksaan G2P1A0 Ny. “D” Ø 3 cm, os

mengaku keluar lendir bercampur darah sejak tadi pagi, hamil anak ke-2, gerakan janin

aktif dan masih dirasakan ibu, K/U: cukup, TD:110/80 mmHg, N: 80x/menit, RR:

24x/menit, T: 360C, TFU: 3 jari di bawah px, kon-Ut : baik, porio: tipis, DJJ: 140x/menit.

Didapatkan analisa dengan diagnose Ny. “D” dengan persalinan normal, dan tindakan

yang dilakukan adalah episiotomy perineum untuk mencegah terjadinya rupture yang

berlebihan sehingga dapat menyebabkan perdarahan aktif.

Pada kasus yang saya ambil ibu bersalin normal dengan kehamilan aterm tanpa

komplikasi pada ibu dan janin, dan berat badan bayi lahir normal.

Evaluasi dari semua asuhan kebidanan yang diberikan yaitu, ibu mengetahui tentang

hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dan bersedia melaksanakan anjuran yang

diberikan kepada ibu.

5.2 Saran

1. Bagi Klien

Ibu harus menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan dan istirahta yang cukup

dan tidak bekerja terlalu berat untuk sementara waktu

Pasien dapat mengerti kondisi dirinya sendiri dan bayinya

2. Bagi Mahasiswa

Belajar lebih giat lagi untuk lebih memahami teori yang ada, sehingga dapat

menyesuaikan dengan kasus yang ada di lapangan.

3. Bagi Institusi Kesehatan

Memepertahankan pelayanan yang sudah baik

Memperbaiki pelayanan yang ada sesuai dengan protap dan sandar kesehatan

4. Bagi Institusi Pendidikan

23

Page 24: BAB I.docx

Diharapkan makalah ini berguna sebagai asuhan untuk membimbing mahasiswa

yang terjun ke lahan praktek dengan menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dna memantau kinerja mahasiswa selama di lahan praktik melalui bimbingan sevara

intensif.

DAFTAR PUSTAKA

24

Page 25: BAB I.docx

 

Anonim, 2011, Ketuban Pecah Dini, (http://www.kabarindonesia), diakses tanggal 4

juni       2011.

        Anonim, 2011. Sistem Pelayanan Kesehatan Indonesia Terburuk di ASEAN,

(http://www.kabarindonesia), diakses tanggal 4 juni 2011.

        Depkes R.I.,2008. Profil kesehatan Indonesia, Jakarta.

 

KATA PENGANTAR

25

Page 26: BAB I.docx

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya

sehingga memenuhi tugas dinas yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “D” G2P1A0

Persalinan Spontan dengan Episiotomi Perineum” di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih Tahun

2013 juga makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang pokok

bahasan tersebut.

Ucapan terima kasih khususnya kepada pembimbing praktik lapangan,selaku pembimbing praktik

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini,

dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Ucapan terima

kasih juga kepada teman-teman yang telah berpartisipasi,menyumbangkan ide dan telah membantu

proses pembuatan makalah ini, hingga makalah ini dapat selesai.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran

dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini dan semoga

makalah ini dapat berguna dan membantu kami dalam melaksanakan kuliah nanti.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan terimakasih

Prabumulih, 10 juni 2013

Penyusun

26

i

Page 27: BAB I.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1

1.2 Rumusan masalah……………………………………………...... 2

1.2.1 Tujuan Umum……………………………………………. 2

1.2.2 Tujuan Khusus…………………………………………… 3

1.3 Manfaat…………..…………………………………………….... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Persalinan.................................................................... 4

2.2. Macam-macam Persalinan............................................................ 4

2.3 Tahap Persalinan........................................................................... 4

2.4 Pengertian Robekan Perineum...................................................... 5

2.5 Etiologi Robekan Perineum.......................................................... 6

2.6 Penatalaksanaan............................................................................ 7

BAB III TINJAUAN KASUS

1. Pengumpulan Data Dasar............................................................... 8

2. I nterpretasi Data Dasar..................................................................

3. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Masalah Potensial ................ 13

4. Kebutuhan segera........................................................................... 13

5. Asuhan Kebidanan secara menyeluruh.......................................... 13

6. Implementasi.................................................................................. 15

BAB IV PEMBAHASAN

Pembahasan......................................................................................... 22

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan…………………………………………………….... 24

5.2 Saran…………………………………………………………...... 24

27ii