BAB I.docx

2
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LAT AR BELAKANG Empi ema adal ah suat u efu si pl eura eksudat ya ng di seb abkan ol eh infek si langsung pada rongga pleura yang menyebabkan cairan pleura menjadi purulen atau keruh. Pada empiema terdapat cairan pleura yang mana pada kultur dijumpai bakteri atau sel darah putih yang meningkat. Dinegara yang sudah maju, angka kejadian empiema pada waktu sekarang ini sudah sangat menurun, berkat pengobatan penyakit pneumonia atau bronkopneumonia dengan antibiotik. Namun di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, angka kejadiannya masih tinggi. Angka kejadian tertinggi terdapat pada masa bayi. Empie ma terjadi !" dari anak yang dirawat dengan pneumon ia di era pre Anti biotik dengan kuman patogen terbanyak adalah Streptoccous pneumoniae. #ejadian empiema meningkat lagi di tahun $!an sebanyak %" dari anak yang dirawat dengan pneumonia den gan pne umo nia den gan kuman pat oge n ter bany ak adal ah Stafilococcus aureus. &a hun '!(an kejadian empiema menurun yaitu sebanyak )". ' *ippo crates telah mengen alnya sejak ).%! ! tahun yang lampau dan dialah yang  pertama kali melakukan torakosintesis dan drainase pada pleural empiema, kemudian oleh +raham dan kawan(kawannya dari suatu komisi empiema waktu perang dunia I diberi kan cara(cara perawatan dan peng obatan pengelo laan- empiema yang dianut sampa i sek ara ng, walaupun cara pe ngelo laan emp iema di berbagai rumah sak it  beraneka ragam, namun tindakan standar masih tetap dipertahankan. Penyakit tersebut dapat pula disebabkan oleh trauma pada dada sekitar ($" kasus mendorong ke arah empiema- dan pecahnya abses dari paru ke dalam rongga pleura. Empiema mempunyai tingka t kematia n yan g cuk up tin ggi , bia sany a akibat dar i kegaga lan ber nap as dan sepsis. Dengan ditemukan nya antibiotik a yang ampuh, maka angka prealens i dan mortalitas empiema mula(mula menurun, akan tetapi pada tahun(tahun terakhir oleh karena perubahan jenis kuman penyebab dan resistensi terhadap antibiotik, morbiditas dan mortalitas empiema tampak naik lagi. ),/-

Transcript of BAB I.docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGEmpiema adalah suatu efusi pleura eksudat yang disebabkan oleh infeksi langsung pada rongga pleura yang menyebabkan cairan pleura menjadi purulen atau keruh. Pada empiema terdapat cairan pleura yang mana pada kultur dijumpai bakteri atau sel darah putih yang meningkat. Dinegara yang sudah maju, angka kejadian empiema pada waktu sekarang ini sudah sangat menurun, berkat pengobatan penyakit pneumonia atau bronkopneumonia dengan antibiotik. Namun di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, angka kejadiannya masih tinggi. Angka kejadian tertinggi terdapat pada masa bayi. Empiema terjadi 10% dari anak yang dirawat dengan pneumonia di era pre Antibiotik dengan kuman patogen terbanyak adalah Streptoccous pneumoniae. Kejadian empiema meningkat lagi di tahun 50an sebanyak 14% dari anak yang dirawat dengan pneumonia dengan pneumonia dengan kuman patogen terbanyak adalah Stafilococcus aureus. Tahun 70-an kejadian empiema menurun yaitu sebanyak 2%.7Hippocrates telah mengenalnya sejak 2.400 tahun yang lampau dan dialah yang pertama kali melakukan torakosintesis dan drainase pada pleural empiema, kemudian oleh Graham dan kawan-kawannya dari suatu komisi empiema waktu perang dunia I diberikan cara-cara perawatan dan pengobatan (pengelolaan) empiema yang dianut sampai sekarang, walaupun cara pengelolaan empiema di berbagai rumah sakit beraneka ragam, namun tindakan standar masih tetap dipertahankan. Penyakit tersebut dapat pula disebabkan oleh trauma pada dada (sekitar 1-5% kasus mendorong ke arah empiema) dan pecahnya abses dari paru ke dalam rongga pleura. Empiema mempunyai tingkat kematian yang cukup tinggi, biasanya akibat dari kegagalan bernapas dan sepsis. Dengan ditemukannya antibiotika yang ampuh, maka angka prevalensi dan mortalitas empiema mula-mula menurun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir oleh karena perubahan jenis kuman penyebab dan resistensi terhadap antibiotik, morbiditas dan mortalitas empiema tampak naik lagi. (2,3)

1.2 TUJUANMengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis pada empiema.