BAB I.docx

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan tanaman obat sebagai bahan baku obat dalam dunia kesehatan semakin berkembang, hal ini didukung oleh perubahan cara pikir masyarakat yang cenderung back to nature. Dewasa ini berbagai produk obat- obatan untuk berbagai jenis penyakit telah diciptakan dan dikembangkan dengan menggunakan tumbuhan obat sekitar. Beberapa produk tumbuhan obat yang beredar dan menjadi primadona dipasaran yaitu tumbuhan obat dalam bentuk simplisia dan jamu. Simplisia merupakan bentuk kering dari tumbuhan obat, dimana bentuk, aroma, rasa masih tampak seperti aslinya, karena simplisia merupakan usaha pengawetan tumbuhan obat dengan cara menurunkan kadar airnya sehingga komponen kimia yang dikandung tanaman obat tersebut tidak berubah selama waktu penyimpanan sebelum obat tersebut dikonsumsi. Simplisia dibuat dari tanaman obat yang memiliki khasiat tertentu. proses pembuatan simplisia terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap pengumpulan bahan, tahap sortasi basah, tahap pencucian, tahap pengeringan, tahap sortasi kering, tahap penggilingan dan penyimpanan serta pengepakan. 1

Transcript of BAB I.docx

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Penggunaan tanaman obat sebagai bahan baku obat dalam dunia kesehatan semakin berkembang, hal ini didukung oleh perubahan cara pikir masyarakat yang cenderung back to nature. Dewasa ini berbagai produk obat-obatan untuk berbagai jenis penyakit telah diciptakan dan dikembangkan dengan menggunakan tumbuhan obat sekitar. Beberapa produk tumbuhan obat yang beredar dan menjadi primadona dipasaran yaitu tumbuhan obat dalam bentuk simplisia dan jamu.Simplisia merupakan bentuk kering dari tumbuhan obat, dimana bentuk, aroma, rasa masih tampak seperti aslinya, karena simplisia merupakan usaha pengawetan tumbuhan obat dengan cara menurunkan kadar airnya sehingga komponen kimia yang dikandung tanaman obat tersebut tidak berubah selama waktu penyimpanan sebelum obat tersebut dikonsumsi.Simplisia dibuat dari tanaman obat yang memiliki khasiat tertentu. proses pembuatan simplisia terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap pengumpulan bahan, tahap sortasi basah, tahap pencucian, tahap pengeringan, tahap sortasi kering, tahap penggilingan dan penyimpanan serta pengepakan. Salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai tanaman obat adalah daun salam. Daun salam memiliki khasiat yang beragam sehingga dalam penggunaannya daun salam dapat dibuat menjadi simplisia agar lebih awet dan zat berkhasiat yang diperoleh lebih banyak dan murni. B. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain adalah untuk:1. Mempelajari cara pembuatan simplisia dari tumbuhan obat2. Melatih keterampilan dalam pembuatan simplisia nabati 3. mendeskripsiakan kandungan senyawa dari simplisa yang dibuat4. mendeskripsikan cara identifikasi dan isolasi senyawa dari simplisia daun salam.

C. Manfaat1. Dapat mengetahui cara pembuatan simplisia daun salam dengan tahap-tahap pembuatan simplisa yang baik2. Mengetahui cara pengujian simplisia agar memenuhi persyaratan simplisia yang baik.3. Mengetahui kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia daun salam. 4. Mengetahui cara isolasi dan identifikasi senyawa yang terkandung dalam daun salam.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. SimplisiaSimplisia menurut Framakope Indonesia III adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia hewani, simplisia nabati dan simplisia pelican atau mineral.a. Simplisia NabatiSimplisia Nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya, dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni.b. Simplisia HewaniSimplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.c. Simplisia PelicanSimplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.Terdapat beberapa persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh suatu simplisia. Hal ini bertujuan untuk menjaga menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun kegunaannya. Untuk memenuhi persyaratan minimal simplisia maka harus diperhatikan beberapa faktor yaitu:1. Bahan baku simplisia. 2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia. 3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisiaSecara umum terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan simplisia yang terdiri dari tahap pengumpulan bahan, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, penggilingan dan pengepakan dan penyimpanan. B. Tanaman Salama. SalamSalam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) merupakan tanaman yang banyak digunakan oleh masyarakat indonesia sebagai bumbu masakan. Bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah bagian daun. Daun salam ini memberikan aroma yang khas namun tidak keras. Selain daun terdapat pula batang salam erwarna coklat jingga kemerahan dan berkualitas menengah dandapat dipergunakan sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Kulit batang salam mengandung tanin, kerap dimanfaatkan untuk mewarnai dan mengawetkan jala, bahan anyaman dari bambu dan lain-lain. Pohon salam tumbuh tersebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indochina, Semenanjung Malaya, Kalimantan dan Jawa. b. Nama LainSelain nama resmi, daun salam memiliki nama lain yaitu: maselangan, ubar serai, manting, samak, kelat samak, serah.c. Sistematika Tumbuhan

Kingdom : PlantaeDivisi: SpermathophytaSub divisi: AngiospermaeKelas: DicotyledonaeOrdo: MyrtalesFamily : MyrtaceaeGenus : SyzygiumSpecies :Syzygium polyanthum(Wigh Walp)

d. Morfologi Tumbuhan Pohon salam bertajuk rimbun dan memiliki tinggi sampai 25 m. Daun bila diremas berbau harum, berbentuk lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, pangkal lancip sedangkan ujung lancip sampai tumpul, panjang 5 cm sampai 15 cm, lebar 35 mm sampai 65 mm; terdapat 6 sampai 10 urat daun lateral, panjang tangkai daun 5 mm sampai 12 mm. Ciri khas daun salam bila diremas mengeluarkan bau harum. Permukaan daun bagian atas terasa licin dan bewarna hijau tua, sedangkan bagian bawah daunnya berwarna hijau muda. Tanaman ini juga mempunyai bunga yang berwarna putih yang berbau harum. Buahnya bulat kecil dengan diameter 8-9 mm.e. Kandungan KimiaKandungan kimia yang terdapat pada daun salam adalah tannin, flavonoid, minyak atsiri, sitral, eugenol, seskuiterpen, triterpenoid, fenol, steroid, lakton, saponin, dan karbohidrat. Selain itu daun salam juga mengandung beberapa vitamin, di antaranya vitamin C, vitamin A, thiamin, riboflavin, niacin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat. Bahkan mineral seperti selenium terdapat di dalam kandungan daun salam.f. Sifat dan KhasiatDaun salam memiliki sifat rasa kelat, wangi, astringen dan memperbaiki sirkulasi. Khasiat daun salam adalah untuk mengatasi asam urat, kencing manis, menurunkan kadar kolesterol, melancarkan pembuluh darah, radang lambung, diare, mabuk alkohol dan gatal-gatal.

C. Flavonoid Senyawa flavonoida adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid banyak terdapat dalam beberapa family tingkat tinggi. Flavonoida mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantaipropana (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunann ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur senyawa flavonoida yaitu : 1. Flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa piran, disebut dengan fenilbenzolpiran.2. Flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus piron disebut fenilbenzopiron3. Flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus pirilium, disebut flavilium

a. Identifikasi Senyawa Flavonoid Sebagian besar senyawa flavonoida alam ditemukan dalam bentuk glikosida, dimana unit flavonoida terikat pada suatu gula. Glikosida adalah kombinasi antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Pada prinsipnya, ikatan glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alkohol beradisi kepada gugus karbonil dari gula, sama seperti adisi alkohol kepada aldehida yang dikatalisa oleh asam menghasilkan suatu asetal.Pada hidrolisa oleh asam, suatu glikosida terurai kembali atas komponen-komponennya menghasilkan gula dan alkohol yang sebanding dan alkohol yang dihasilkan ini disebut aglokin. Residu gula dari glikosida flavonoida alam adalah glukosa, ramnosa, galaktosa dan gentiobiosa sehingga glikosida tersebut masing-masing disebut glukosida, ramnosida, galaktosida dan gentiobiosida.Flavonoida dapat ditemukan sebagai mono-, di- atau triglikosida dimana satu, dua atau tiga gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula. Poliglikosida larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut organik seperti eter, benzen, kloroform dan aseton.b. Teknik Isolasi dan Pemisahan Flavonoid1. Isolasi Dengan Metanol Terhadap bahan yang telah dihaluskan, ekstraksi dilakukan dengan 2 tahap, pertama dengan metanol ; air (9:1) dilanjutkan dengan metanol:air (1:1) lalu dibiarkan 6-12 jam. Penyaringan dengan corong buchner, lalu kedua ekstrak disatukan dan diuapkan hingga 1/3 volume mula-mula, atau sampai metanol menguap dengan ekstraksi menggunakan pelarut heksan atau kloroform dalam corong pisah dapat dibebaskan dari senyawa yang kepolaran nya rendah.2. Isolasi Dengan Charaux Paris Serbuk tanaman diekstraksi dengan metanol, lalu diuapkan sampai kental dan ekstrak kental ditambah air panas dalam volume yang sama. Ekstrak air encer lalu ditambah eter lakukan ektraksi kocok lalu pisahkan fase eter dan diuap sampai kering. Fase air dari hasil pemisahan ditambah lagi pelarut etil asetat diuapkan sampai kering yang kemungkinan didapat flavonoid o glikosida. Fase air ditambah lagi pelarut a-butanol dilakukan ekstraksi, lakukan pemisahan dari kedua fase tersebut, fase n-butanol diuapkan maka didapatkan ekstrak n-butanol yang kering, mengandung flavonoid dalam bentuk C-glikosida daan leukoantisianin. Dari ketiga fase yang didapat langsung dilakukan pemisahan dari komponen yang ada dalam setiap fasenya dengan mempergunakan kromatografi kolom. Metode ini sangat baik dipakai dalam mengisolasi flavonoid dalam tanaman karena dapat dilakukan pemisahan flavonoid berdasarkan sifat kepolarannya.3. Isolasi Dengan Beberapa PelarutSerbuk kering diekstraksi dengan kloroform dan etanol, kemudian ekstrak yang diperoleh dipekatkan dibawah tekanan rendah. Ekstrak etanol pekat dilarutkan dalam air lalu diekstraksi gojog dengan dietil eter dan n-butanol, sehingga dengan demikian didapat tiga fraksi yaitu fraksi kloroform, butanol dan dietil eter. D. Resep Daun Salam1. Diabetes melitus Bahan : Daun salam : 7 lembar Air bersih : 3 gelas Cara pembuatan Daun salam dicuci bersih lalu direbus dengan air sampai beberapa waktu hingga volumenya tinggal 1 gelas. Setelah dingin lalu disaring.Cara penggunaan Minum 2 kali sehari masing-masing gelas 2. Kudis Bahan Daun salam 10 lembar Cara membuat Daun salam dicuci bersih dan selanjutnya digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur Cara penggunaan Bubur dibalurkan pada kulit yang terserang kudis atau penyakit gatal lainnya

BAB IIIMETODE KERJA A. Alat dan Bahana. Alat Timbangan Ayakan Pot plastik Blender b. Bahan Daun salam Air bersih

B. Cara Kerjaa. Pembuatan Simplisia Pengumpulan bahan baku Diambil bahan baku yang akan dipakai dalam pembuatan simplisia. Kemudian bahan dipisahkan untuk serbuk simplisia dan simplisia utuh Sortasi basahDilakukan pemisahan bahan baku dari kotoran yang masih menempel pada bahan baku PencucianBahan baku dicuci dengan air bersih sampai kotoran sudah tidak ada Perajangan Perajangan dilakukan pada bahan yang sudah dicuci bersih untuk menghindari bahan baku masih basah untuk kemudian dikeringkan Pengeringan Dilakukan setelah perajangan, dapat menggunakan alat seperti oven ataupun pengeringan alami dengan sinar matahari Sortasi Kering Sortasi kering dilakukan sesudah pengeringan. Pemisahan simplisia kering dari kotoran yang masih menempel pada saat pengeringan.b. Pembuatan serbuk simplisia Diambil bahan baku yang sudah kering, kemudian diremas untuk memudahkan saat penghalusan bahan baku. Diblender bahan baku yang telah diremas, blender sampai benar-benar dihasilkan bubuk yang halus. Bahan yang telah diblender kemudian dihaluskan kembali dengan mengayak bahan baku tersebut.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan a. Susut pengeringan serbukBerat daun salam awalBerat daun salam akhirHasil susut pengeringan

1 kg200 g80 %

b. Susut pengeringan rajanganBerat daun salam awalBerat daun salam akhirHasil susut pengeringan

1 kg370 g 63%

c. Organoleptik No Pengamatan Hasil

1.BauKhas

2.RasaTidak berasa

3.WarnaHijau

4.Kegunaandiare, diabetes dan darah tinggi

B. Perhitungan Hasil susut pengeringan simplisia serbukBerat daun salam awal = 1 kg = 1000 gBerat daun salam akhir = 200 g X 100% = X 100% = 80%

Hasil susut pengeringan rajanganBerat daun salam awal = 1 kg = 1000 gBerat daun salam akhir = 370 g X 100% = X 100% = 63%

Rendemen= = 20%

C. Konversi Dosis a. Resep untuk diabetes melitus 6 gram 7 gram 5 gram 6 gram 5 gram

6 gram8 gram 5 gram 6 gram 7 gram

5 gram 6 gram 6 gram 5 gram 5 gram

6 gram 6 gram 6 gram 6 gram 6 gram

Rata-rata 5,9 gram

1 kg daun salam 200 g serbuk daun salam 7 lembar daun salam X = = 1,18 gram b. Resep untuk kudis9 gram 10 gram 8 gram 9 gram 10 gram

8 gram 10 gram 9 gram9 gram 8 gram

8 gram 9 gram 9 gram 8 gram 9 gram

9 gram 8 gram 9 gram 8 gram 9 gram

Rata-rata8,8 gram

1 kg daun salam g serbuk10 lembar daun salam X = = 1,76 gram D. PembahasanSimplisia merupakan bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Dalam pembuatan simplisia terdapat beberapa tahapan. Tahapan dalam pembuatan simplisia daun salam meliputi pengumpulan bahan, sortasi basah, pencucian, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan serta pemeriksaan mutu. Dalam pembuatan simplisia daun salam tahap perajangan tidak dilakukan karena bentuk bahan yang digunakan berupa daun. Tahap pertama dalam pembuatan simplisia daun salam adalah pengumpulan bahan. Bahan daun salam yang digunakan dalam percobaan ini diperoleh dari pasar Bogor. Tahap selanjutnya adalah sortasi basah yang bertujuan untuk memisahkan daun salam dengan bahan pengotor agar simplisia yang diperoleh terjamin mutunya. Tahap ketiga yaitu pencucian. pencucian dilakukan dengan air bersih (sumur, PAM, atau air dari mata air). Simplisia yang mengandung zat mudah larut dalam air mengalir, dicuci dalam waktu sesingkat mungkin. Tahap keempat adalah pengeringan. Dalam proses pengeringan daun salam dilakukan dengan sinar matahari, namun sinar matahari tidak langsung mengenai bahan. Hal ini dikarenakan daun salam mengandung minyak atsiri yang mudah menguap pada suhu yang tinggi. Pengeringan dilakukan dari jam 8-10 pagi agar hasil rajangan tidak terlalu kering. Tahap kelima adalah sortasi kering yang bertujuan untuk memisahkan benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lain yang masih ada atau tertinggal pada simplisia kering. Tahap keenam adalah penggilingan simplisia daun salam. Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan blender dan disaring dengan saringan mesh 40. Proses penggilingan akan membantu dalam proses ekstraksi sehingga pemilihan saringan harus dilakukan dengan tepat. Tahap terakhir adalah pengepakan dan penyimpanan. Berdasarkan hasil perhitungan dari simplisia daun salam diperoleh susut pengeringan simplisia daun salam adalah sebesar 63% sedangkan rendemen sebesar 20%. Selain itu dilakukan pula konversi dosis dari resep daun salam sebagai obat diabetes melitus dan kudis. Dalam resep untuk obat diabetes digunakan 7 lembar daun salam yang jika dikonversikan dalam bentuk serbuk adalah sebesar 1,18 g. Sedangkan untuk resep obat kudis digunakan 10 lembar daun salam yang jika dikonversikan ke dalam bentuk serbuk adalah sebesar 1,76 g.

BAB VKESIMPULAN Berdasarkan pembuatan simplisia yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa daun salam (Syzygium polyanthum) selain dapat berguna sebagai bumbu masak, daun salam ternyata juga digunakan dalam dunia kesehatan. Daun salam memiliki beberapa kegunaan yang bermanfaat antara lain yaitu sebagai obat diare, diabetes dan darah tinggi. Hal ini dikarenakan daun salam memiliki kandungan senyawa flavonoid yang cukup banyak. Senyawa flavonoid merupakan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Pada pembuatan simplisia daun salam didapatkan nilai susut pengeringan sebesar 63% dan rendemen sebesar 20%. selain itu dilakukan konversi dosis dari resep untuk mengobati diabetes melitus yaitu sebanyak 7 lembar daun salam segar sama dengan 1,18 gram serbuk daun salam. sedangkan untuk 10 lembar daun salam segar sama dengan 1,76 gram serbuk daun salam.

DAFTAR PUSTAKA

Zuraida.dkk.2009.Bungai Rampai Biofarmaka Kehutanan Indonesia.Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman:JakartaAgus, Goeswin.2007.Teknologi Bahan Alam.ITB;BandungSantoso Budi, Hieronymus.2013.Tumpas Penyakit dengan 40 Daun dan 10 Akar Rimpang.Cahaya Jiwa;Yogyakarta

LAMPIRAN Data Pengambilan GambarGambar 1 Gambar 2Pengambilan bahan baku Sortasi basah

Gambar 3: Pencucian

Gambar 4 Pengeringan

Gambar 6 Sortasi kering

1