BAB I.docx

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berawal dari sebuah industri rumahan di Yogyakarta pada tahun 1940, pendiri Sido Muncul, Ibu Rakhmat Sulistio memulai usaha jamunya dengan menjual rempah-rempah . Tahun 1949 hijrah ke Semarang dan memulai usaha kecilnya di Jalan Bugangan No. 25 dengan 3 orang karyawan. Produk pertama yang dibuat adalah Jamu Tolak Angin. Tahun 1951 mendirikan pabrik jamu dengan nama Sido Muncul yang berarti “Impian yang Terwujud”. Kini Sido Muncul menempati lahan dengan luas 304,435 m/segi di Jl. Soekarno Hatta KM 28 Kec. Bergas – Klepu, Semarang dengan lebih dari 4.000 orang karyawan . Sido Muncul tampil sebagai pelopor perusahaan jamu yang melakukan pendekatan klinis dan penelitian hingga posisi jamu bias sejajar dengan obat keluaran pabrik farmasi, Sido Muncul telah berhasil mengubah paradigm masyarakat mengenai jamu dan obat 1

Transcript of BAB I.docx

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBerawal dari sebuah industri rumahan di Yogyakarta pada tahun 1940, pendiri Sido Muncul, Ibu Rakhmat Sulistio memulai usaha jamunya dengan menjual rempah-rempah . Tahun 1949 hijrah ke Semarang dan memulai usaha kecilnya di Jalan Bugangan No. 25 dengan 3 orang karyawan. Produk pertama yang dibuat adalah Jamu Tolak Angin. Tahun 1951 mendirikan pabrik jamu dengan nama Sido Muncul yang berarti Impian yang Terwujud. Kini Sido Muncul menempati lahan dengan luas 304,435 m/segi di Jl. Soekarno Hatta KM 28 Kec. Bergas Klepu, Semarang dengan lebih dari 4.000 orang karyawan . Sido Muncul tampil sebagai pelopor perusahaan jamu yang melakukan pendekatan klinis dan penelitian hingga posisi jamu bias sejajar dengan obat keluaran pabrik farmasi, Sido Muncul telah berhasil mengubah paradigm masyarakat mengenai jamu dan obat tradisional. Masyarakat Indonesia kini dapat memperoleh khasiat jamu yang bias dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan diproduksi secara baik dan benar. Kunjungan Industri dipilih untuk menambah pengalaman siswa tentang dunia kerja. Siswa dituntut aktif menggali informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang proses pembuatan produk. Kunjungan industri ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang industri.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah yang penulis ambil adalah :1) Apa Saja Daftar Bahan Produksi Di PT. Sido Muncul? 2) Tempat/Ruang Apa Saja Yang Ada Di PT. Sido Muncul ?3) Apa Saja Hasil Produksi PT. Sido Muncul ?

C. Tujuan KunjunganTujuan diadakannya Kunjungan Industri di PT. Sido Muncul, antara lain yaitu :1. Membekali siswa agar memahami proses produksi dari bahan baku menjadi produk yang siap dipasarkan.2. Mengetahui karakteristik bahan baku pembuatan jamu.3. Mempelajari proses pembuatan jamu serta pengendalian mutu produk di PT. Sido Muncul.4. Mendorong siswa agar mempunyai rasa kedisplinan dan tanggung jawab.D. Tujuan LaporanTujuan pembuatan Laporan Kunjungan Industri, antara lain :1. Sebagai bukti tertulis telah melakukan Kunjungan Industri.2. Sebagai pertanggung jawaban atas tugas yang telah diberikan.

E. Manfaat KunjunganManfaat yang diperoleh dari Kunjungan Industri di PT. Sido Muncul, antara lain :1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai proses pengolahan jamu.2. Dapat membandingkan antara hasil pengamatan dengan teori yang didapat di sekolah.3. Memudahkan dalam mengembangkan keterampilan berfikir.

6

7

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Sejarah PT. SidomunculMemproduksi jamu ternyata bukanlah bisnis awal yang dirintis oleh pasangan Bapak Siem Thiam Hie (lahir 28-01-1897, wafat 12-04-1876) dan Ibu Go Djing Nio (lahir 13-08-1897, wafat 14-02-1983). Sebelumnya pasangan ini pernah membuka usaha Melkrey yaitu pemerahan susu yang besar di Ambarawa , pada tahun 1982 terjadi perang Malese yang melanda dunia . Akibat perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke Solo pada tahun 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha took roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Go Djing Nio dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta . Pada tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin dengan nama Jamu Tujuh Angin. saat perang colonial Belanda yang keduan pada tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya impian yang terwujud. Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah usaha jamu rumahan dimulai. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis , mendorong mereka untuk memproduksi Jamu Tolak Angin dalam bentuk yang praktis (serbuk). Produk ini mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannya pun selalu meningkat. Dalam perkembangannya, pabrik tersebut ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar. Karena permintaan pasar yang semakin tinggi, generasi kedua Desy Sulistio , memutuskan untuk memindahkan pabrik ke lingkungan industri kecil di Jalan Kaligawe Semarang pada tahun 1984. Kemudian dimulai pembangunan pabrik yang dilengkapi dengan fasilitas modern, hingga bias berkembang pesat seperti saat ini, dan menjadi pelopor perusahaan jamu dengan standar farmasi.B. Visi dan Misi PT. Sido Muncul1. Visi :Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan.2. Misi :a) Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang rasional, aman dan jujur berdasarkan penelitian .b) Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara berkesinambungan.c) Membantu mendorong pemerintah, institusi pendidikan, dunia kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dan pengembangan obat dan pengobatan herbal.d) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan melalui pol a hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami, dan pengobatan secara naturopati.e) Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang intensif.f) Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.g) Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia

BAB IIIPEMBAHASAN Kunjungan Industri di PT. Sido Muncul di Jl. Soekarno Hatta No. 28 Bergas Klepu, Semarang dilakukan pukul 08.30 s/d 12.00 WIB. Semua tempat telah di kunjungi mulai dari gudang bahan baku seperti simplisia sampai agro wisata yang ada di PT. Sido Muncul, kecuali tempat proses pengolahan/pencampuran bahan baku . Kegiatan yang dilakukan pada saat mengunjungi perusahaan tersebut yaitu mengamati aktivitas para pekerja dan bahan baku yang akan di buat menjadi produk jadi. Selain itu, disana kita juga mengunjungi agrowisata yang ada di perusahaan tersebut.3.1 CPOB Dan CPOTB Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) adalah pedoman pembuatan obat bagi industri farmasi di Indonesia yang bertujuan untuk menjamin mutu obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu suatu obat tidak dapat ditentukan berdasarkan pemeriksaan produk akhir saja, melainkan harus dibentuk kedalam produk selama keseluruhan proses pembuatan. CPOB mencakup seluruh aspek produksi mulai dari personalia, dokumentasi, bangunan, peralatan, manajemen mutu, produksi, sanitasi dan higiene, pengawasan mutu, penanganan keluhan, penarikan obat dan obat kembalian, analisis kontrak serta validasi dan kualifikasi. Industri obat-obat tradisional juga memiliki CPOB, yang biasa disebut CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional Baik). CPOTB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat tradisional dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan Spesifikasi produk. Salah satu cakupan dari CPOTB adalah pengawasan mutu. Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOTB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat. Setiap industri obat tradisional hendaklah mempunyai fungsi pengawasan mutu. Fungsi ini hendaklah independen dari bagian lain. Sumber daya yang memadai hendaklah tersedia untuk memastikan bahwa semua fungsi Pengawasan Mutu dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat diandalkan.Persyaratan dasar dari pengawasan mutu adalah bahwa:a) sarana dan prasarana yang memadai, personil yang terlatih dan prosedur yang disetujui tersedia untuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan awal,bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi, dan bila perlu untuk pemantauan lingkungan sesuai dengan tujuan CPOTB;b) pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi dilakukan oleh personil dengan metode yang disetujui oleh pengawasan mutu;c) metode pengujian disiapkan dan divalidasi (bila perlu);d) pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama pembuatan yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan dalam prosedur pengambilan sampel, inspeksi dan pengujian benar-benar telah dilaksanakan Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi;e) produk jadi berisi bahan atau ramuan bahan yang dapat berupa bahan nabati, bahan hewani, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut dengan komposisi kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan yang disetujui pada saat pendaftaran, serta dikemas dalam wadah yang sesuai dan diberi label yang benar;f) dibuat catatan hasil pemeriksaan dan analisis bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi secara formal dinilai dan dibandingkan terhadap spesifikasi; dang) sampel pertinggal bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yang cukup untuk dilakukan pengujian ulang bila perlu. Sampel produk jadi disimpan dalam kemasan akhir kecuali untuk kemasan yang besar.h) Pengawasan Mutu secara menyeluruh juga mempunyai tugas lain, antara lain menetapkan, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu, mengevaluasi, mengawasi, dan menyimpan baku pembanding, memastikan kebenaran label wadah bahan dan produk, memastikan bahwa stabilitas dari zat aktif dan produk jadi dipantau, mengambil bagian dalam investigasi keluhan yang terkait dengan mutu produk, dan ikut mengambil bagian dalam pemantauan lingkungan. Semua kegiatan tersebut hendaklah dilaksanakan sesuai dengan prosedur tertulis dan jika perlu dicatat. Personil Pengawasan Mutu hendaklah memiliki akses ke area produksi untuk melakukan pengambilan sampel dan investigasi bila diperlukan. i) Kesimpulan j) Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) adalah pedoman pembuatan obat bagi industri farmasi di Indonesia yang bertujuan untuk menjamin mutu obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Adapun untuk industri obat-obat tradisional juga memiliki CPOB, yang biasa disebut CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional Baik).CPOTB yang merupakan bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat tradisional mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar. Salah satu cakupan dari CPOTB adalah pengawasan mutu.k) Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOTB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan.3.1.1 Aspek aspek CPOB/CPOTBManajemen Mutu Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu Kebijakan Mutu, yang memerlukan partisipasi dan komitmen jajaran di semua departemen di dalam perusahaan, para pemasok dan para distributor. Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan sistem Pemastian Mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar serta menginkorporasi Cara Pembuatan Obat yang Baik termasuk Pengawasan Mutu dan Manajemen Risiko Mutu. Hal ini hendaklah didokumentasikan dan dimonitor efektivitasnya.Personalia Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan dicatat. Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB serta memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya.Bangunan Dan Fasilitas Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadi kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, serta memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindarkan pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat. Peralatan Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets-ke-bets dan untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya berdampak buruk pada mutu produk. Sanitasi Dan Higiene Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, bahan pembersih dan desinfeksi, dan segala sesuatu yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.

Produksi Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan; dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar.Pengawasan Mutu Pengawasan Mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi. Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi persyaratan.Inspeksi Diri, Audit Mutu Dan Audit & Persetujuan Pemasok Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB. Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang kompeten dari perusahaan yang dapat mengevaluasi penerapan CPOB secara obyektif. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara rutin dan, di samping itu, pada situasi khusus, misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi penolakan yang berulang. Semua saran untuk tindakan perbaikan supaya dilaksanakan. Prosedur dan catatan inspeksi diri hendaklah didokumentasikan dan dibuat program tindak lanjut yang efektif.Penanganan Keluhan Terhadap Produk Dan Penarikan Kembali Produk Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi kerusakan obat harus dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis. Untuk menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu sistem, bila perlu mencakup penarikan kembali produk yang diketahui atau diduga cacat dari peredaran secara cepat dan efektif.Dokumentasi Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi, Dokumen Produksi Induk/Formula Pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen adalah sangat penting.Pembuatan Dan Analisis Berdasarkan Kontrak Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar, disetujui dan dikendalikan untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus dibuat secara jelas yang menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak. Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).Kualifikasi Dan Validasi Bab ini menguraikan prinsip kualifikasi dan validasi yang dilakukan di industri farmasi. CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan yang dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan dan proses yang dapat memengaruhi mutu produk hendaklah divalidasi. Pendekatan dengan kajian risiko hendaklah digunakan untuk menentukan ruang lingkup dan cakupan validasi.

3.2 Tempat/Ruang Yang Di Kunjungi1. Gudang Produksi2. Bahan baku simplisia (berasal dari tanaman). Ada sekitar 160 jenis tanaman dan sebagian besar masih berasal dari Jawa Tengah. 80% berasal dari suplayer dab 20% dari petani komitraan. Biasanya para pekerja mengecek apakah bahan itu benar, mengecek kebersihan, dan mengecek kadar air / suhu dan kelembaban.3. Ruang Timbangan4. Ruang Administrasi5. Gudang Bahan Baku Simplisia / Peracikan6. Gudang Bahan Baku Non Simplisia. Bahan yang disimpan yaitu Gula dan Creamer yang sudah siap digunakan dan sudah sesuai standar yang dibutuhkan.7. Ruang Proses Pengemasan ProdukAda 2 proses pengemasan , yaitu :a) Pengemasan Primer. Yaitu proses pertama kali produk dimasukan ke dalam sachet. Seperti produk jamu khusus anak-anak dengan menggunakan Mesin dan mengambil sempel untuk mengecek apakah ada yang bocor/tidak .b) Pengemasan Sekunder . Yaitu mengemas sachet-sachet yang jauh lebih besar dengan menggunakan mesin atau dengan manual. Pada saat proses berlangsung, harus selalu diawasi dengan serius dan teliti apakah isinya sudah benar/apakah isinya sudah sesuai dengan standar dan pengecekan akhir yaitu ditimbang. Produk yang biasa menggunakan proses ini seperti produk jamu anak sehat dan kopi jahe/susu jahe.8. Laboratorium merupakan Pusat penelitian dan pengembangan yang sangat penting. Laboratorium Formulasi yaitu untuk mengembangkan produk. Ada beberapa macam pengembangan, yaitu :a. Pengembangan Sediaan b. Pengembangan Rasa. Pengembangan ini dilakukan untuk memberi rasa pada produk seperti tolak angin cair, permen tolak angin, kukubima, jamu anak sehat (rasa coklat, strauberry, anggur)c. Pengembangan Produk Baru9. Ruang Mikrobiologi10. Lab. Instrumentasi (Alat-alat modern).11. Lab. Mikrobiologi. Untuk menganalisa apakah bahan baku ada cemaran bakteri atau tidak.12. Lab. Kimia. Untuk mengecek kandungan zat aktiv dan kadar kafein yang terkandung.13. Lab. Uji Stabilitas. Clainmetik Cyber, yaitu alat yang digunakan untuk menentukan tanggal kadaluwarsa dengan cara melakukan uji di percepat.14. Lab. Hewan. Untuk melakukan uji coba terhadap beberapa hewan.3.3 Produk PT. Sido Muncul 1) Tolak Angin a. Tolak Angin Anakb. Tolak Angin Fluc. Tolak Angin Ekstra Hangatd. Tolak Angin Bebas Gula 2) Minuman Energia. Kukubima ENER-G (rasa jeruk , mangga , susu soda , rasaBIR , nanas , jambu , kopi)b. Kukubima ENER-G + Vit C suplemen (rasa jeruk , mangga , anggur)c. Cola Mill 3) Minuman Kesehatana. Alangsarib. Alangsari Plusc. Kunyit Asamd. Kunyit Asam Sirihe. Vitamin C 1000 4) Obat-obatan Herbala. Sari Kulit Manggisb. Sari Kunyitc. Sari Daun Sirsakd. Sari Daun Pepaya 5) Jamu-jamuana. Komplit Sehat Priab. Komplit Sehat Wanitac. Komplit Pegal Linu 6) Minuman Hangata. Kopi Jaheb. Kopi Ginsengc. Susu Jahed. Este-Emje (rasa kopi)e. Jahe Wangi