BAB I.Baru

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi buruk merupakan suatu permasalahan global yang mengancam kehidupan anak-anak terutama di bawah lima tahun. Status gizi buruk pada anak balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berfikir. (Samsul, 2011). Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi buruk. Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak (WHO, 2011). Besarnya prevalensi penderita gizi buruk di Indonesia antar provinsi beragam. Berdasarkan data riset kesehatan (Riskesdas, 2010), secara nasional prevalensi penderita gizi buruk sebesar 4,9% dan kekurangan gizi 17,9 %.

Transcript of BAB I.Baru

Page 1: BAB I.Baru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi buruk merupakan suatu permasalahan global yang mengancam kehidupan

anak-anak terutama di bawah lima tahun. Status gizi buruk pada anak balita dapat

menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun

kemampuan berfikir. (Samsul, 2011).

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54% kematian anak

disebabkan oleh keadaan gizi buruk. Sementara masalah gizi di Indonesia

mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak (WHO, 2011). Besarnya prevalensi

penderita gizi buruk di Indonesia antar provinsi beragam. Berdasarkan data riset

kesehatan (Riskesdas, 2010), secara nasional prevalensi penderita gizi buruk sebesar

4,9% dan kekurangan gizi 17,9 %.

Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development Goals

(MDGs) yang harus dicapai disuatu daerah kabupaten/kota pada tahun 2015, yaitu

terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6% atau kekurangan gizi

pada balita sebesar 15,5% (Bappenas, 2010). Pencapaian target MDGs belum

maksimal dan merata di tiap provinsi di Indonesia. Provinsi jawa timur termasuk

prevalensi menderita gizi buruk yang cukup tinggi yaitu sebesar 4,8%.

Page 2: BAB I.Baru

Wilayah Kabupaten Malang tercatat sebagai wilayah dengan data cakupan

skrining tumbuh kembang dengan tren menurun dari tahun ke tahun dan jauh dari

target yang ditetapkan pemerintah. Tahun 2006 tercatat cakupan pemeriksaan deteksi

dini tumbuh kembang anak balita sebesar 60,63% sedangkan tahun 2007 menurun

drastis menjadi 18,25%. Kondisi ini merupakan keadaan yang perlu mendapatkan

perhatian serius mengingat pentingnya diagnosa dini gangguan tumbuh kembang

anak, (Dinkes Kab Malang,2007).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang tahun

2010, dilaporkan bahwa keluarga yang telah berstatus sadar gizi sejumlah 1720

kepala keluarga (16,3%) dari total jumlah keluarga yang ada di Kabupaten Malang.

Kabupaten Malang memiliki 33 kecamatan. Dari 33 kecamatan tersebut, berdasarkan

hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2009 dan Tahun 2010 jumlah kecamatan bebas

rawan gizi sebanyak 32 kecamatan (96,97%) sedangkan satu kecamatan yang

terkategori rawan gizi, adalah Kecamatan Jabung (Fauzi, M, 2011).

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), faktor-faktor yang diduga

berpengaruh terhadap gizi buruk pada balita adalah kemiskinan, tingkat pengetahuan

orang tua, asupan gizi, dan faktor penyakit bawaan. Sedangkan menurut UNICEF,

faktor- faktor secara langsungnya adalah asupan makanan, infeksi penyakit, dan

faktor tidak langsung meliputi pola asuh anak, ketersediaan pangan, layanan

kesehatan atau sanitasi.

Page 3: BAB I.Baru

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, khususnya dinas kesehatan, baik

pendekatam strategis maupun pendekatan taktis. Pendekatan strategis yaitu berupaya

mengoptimalkan operasional pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan pelayanan

posyandu. Pendekatan taktis merupakan upaya antisipasi meningkatnya prevalensi

balita gizi buruk serta upaya penurunannya melalui berbagai kajian atau penelitian

yang berkaitan dengan balita gizi buruk.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor

yang diduga berpengaruh terhadap gizi buruk pada balita, baik secara langsung yang

meliputi asupan makanan, infeksi penyakit, dan faktor tidak langsung meliputi tingkat

pengetahuan orang tua, keadaan soasial ekonomi, pola asuh anak, dan sanitasi di Desa

Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah status ekonomi keluarga berpengaruh terhadap prevalensi gizi buruk

pada balita usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung?

b. Apakah tingkat pengetahuan orangtua berpengaruh terhadap prevalensi gizi

buruk pada balita usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung?

c. Apakah pola asuh anak berpengaruh terhadap prevalensi gizi buruk pada balita

usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung?

d. Apakah sanitasi berpengaruh terhadap prevalensi gizi buruk pada balita usia 6-

36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung?

Page 4: BAB I.Baru

e. Apakah asupan makan berpengaruh terhadap prevalensi gizi buruk pada balita

usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung?

f. Apakah penyakit infeksi berpengaruh terhadap prevalensi gizi buruk pada balita

usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk pada balita

usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh status ekonomi keluarga terhadap prevalensi gizi

buruk pada balita usia 6-36 bulan di Desa Kemiri.

b. Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan orangtua terhadap prevalensi

gizi buruk pada balita usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung.

c. Mengetahui pengaruh pola asuh anak terhadap prevalensi gizi buruk pada

balita usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung.

d. Mengetahui pengaruh sanitasi terhadap prevalensi gizi buruk pada balita

usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung.

e. Mengetahui pengaruh asupan makan terhadap prevalensi gizi buruk pada

balita usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung.

f. Mengetahui pengaruh penyakit infeksi terhadap prevalensi gizi buruk pada

balita usia 6-36 bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung.

Page 5: BAB I.Baru

1.4 Manfaat

a. Puskesmas; Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan

Kabupaten Malang khususnya Puskesmas Jabung dalam usaha pencegahan

gizi buruk dan peningkatan status gizi balita.

b. Pembaca; sebagai media untuk menambah wawasan dan referensi/kajian

dalam pencegahan dan penanganan kasus gizi buruk pada balita usia 6-36

bulan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung.

c. Akademik/Institut Pendidikan; Data variable yang diperoleh dan telah diolah

dapat dijadikan data untuk mendukung penelitian tentang gizi buruk oleh

peneliti berikutnya.