BAB I yg baru
-
Upload
ika-oktavia -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of BAB I yg baru
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal (Depkes RI, 2007).
Obat berperan penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan
pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat
atau farmakoterapi. Berbagai pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan
pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit.
Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara benar agar memberikan
manfaat klinik yang optimal (Aziz, 2004).
Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup masyarakat
yang cenderung kurang memperhatikan kesehatan, maka berkembangnya penyakit di
masyarakat tidak dapat dielakkan lagi. Berkembangnya penyakit ini mendorong
masyarakat untuk mencari alternatif pengobatan yang efektif secara terapi tetapi juga
efisien dalam hal biaya. Berkenaan dengan hal tersebut, swamedikasi menjadi
alternatif yang diambil masyarakat (Kuswanto, 2003).
1
Salah satu penyakit yang sering dilakukan swamedikasi yaitu penyakit
gastritis (maag). Sebagian besar sakit maag ternyata bukan disebabkan oleh
kerusakan pada organ lambung. Pola makan yang tidak teratur, stres dan kecemasan
lebih dominan menyebabkan maag terutama di kota besar seperti Jakarta. Asam
lambung akan meningkat jika seseorang mengalami stres, sehingga jika ada luka yang
dalam, tentunya peningkatan asam lambung akan memperhebat keluhannya
(Aep, 2009).
Riset yang dilakukan oleh Brain Co dan Kalbe Farma pada tahun 2007
menunjukkan, 60% warga Jakarta menderita sakit maag. Sekitar 70-80% di antaranya
merupakan kategori maag fungsional, yang lebih banyak dipicu oleh faktor psikis dan
pola makan tidak sehat. Tuntutan pekerjaan yang begitu tinggi sering membuat
karyawan melupakan waktu untuk makan. Padahal jika tidak diatasi, sakit maag yang
berawal dari stres dan pola makan tidak sehat bisa berlanjut menjadi komplikasi lebih
lanjut. Di antaranya adalah infeksi akut pada lambung dan bahkan yang lebih parah
adalah kanker lambung (Virginia, 2010).
Pada satu kelompok orang, sekitar 30-40% mengalami gangguan sakit maag
atau ganguan penyakit gastritis. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penderita
maag tidak sedikit dan sudah umum dialami banyak orang. Umumnya 80% penyakit
maag termasuk jenis fungsional. Maksudnya, tidak ada kelainan pada saluran cerna,
namun disebabkan oleh stres, kurang tidur, beban pekerjaan, juga makan tidak teratur.
Sisanya 20% termasuk organik, yaitu ada kelainan pada organ pencernaan, seperti
luka pada lambung atau kerongkongan. Suatu kali akan bermasalah jika yang
2
kelainan ini tidak diobati dengan baik. Karena keluhan maag bisa jadi keluhan
penyakit lainnya (Cohen, 2006).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang (2011). Dari seluruh data
penyakit yang terdapat di kota Palembang pasien dengan gastritis tercatat sebanyak
4.479 (7.30%) penderita. Penyakit gastritis tahun 2011 menempati 10 penyakit
terbesar di kota Palembang dan gastritis berada pada urutan ke -5.
Sedangkan menurut data dari Medical record RSI Siti Khadijah penderita
Gastritis tahun 2009 berjumlah 74 (15,0%) penderita, tahun 2010 berjumlah 182
(13,2%) penderita, tahun 2011 berjumlah 331 (24,4%) penderita. Hal ini menunjukan
bahwa angka penderita Gastritis masih tinggi di kota Palembang.
Kejadian gastritis yang setiap tahunnya meningkat, dan sangat mempengaruhi
sistem pencernaan pada tubuh, sehingga banyaknya usaha yang di lakukan untuk
mencegah kekambuhan pada penyakit gastritis. Mulai dari pergi langsung ke
puskesmas, rumah sakit dan balai pengobatan lainnya, ternyata berdasarkan fakta
perubahan gaya hidup sangat penting selain obat-obatan ataupun perawatan langsung
dari tim medis. Jika penderita maag terlalu stres, maka dia harus berusaha
mengendalikan stresnya. Begitu juga mengubah kebiasaan yang tidak baik, seperti
kebiasaan makan tidak teratur, merokok, konsumsi obat reumatik tanpa aturan, semua
harus dikendalikan bahkan dikurangi (Aep, 2009).
Bedasarkan penelitian yang telah di lakukan oleh Oktavia Purwaningsing
(2009) mengenai gastritis dengan judul penelitiannya yaitu “Hubungan antara pola
makan dengan frekuensi kekambuhan penyakit gastritis di RS Wismarani Prengsewu
3
2009” di dapatkan bahwa hasil dari penelitiannya menyatakan pola makan
mempengaruhi kejadian penyakit gastritis di RS Wismarani Prengsewu, namun bukan
menjadi faktor pencetus pada penyakit gastritis. Dari wawancara dan observasi dapat
di ketahui bahwa sekitar 50% yang mengalami kekambuhan Gastritis di sebabkan
pola makan.
Pada zaman globalisasi sekarang ini tidak dipungkiri bahwa tidak hanya
karyawan saja yang banyak menderita maag tetapi juga mahasiswa. Banyaknya
kegiatan didalam maupun diluar kampus membuat tingkat stres karena beban
perkuliahan dan pola makan yang tidak teratur menjadi tinggi di kalangan mahasiswa.
Dan hal ini juga banyak dialami oleh mahasiswa di Akademi Keperawatan Pembina
Palembang yang khususnya tinggal di asrama, Dari hasil survei pendahuluan peneliti,
dapat disampaikan bahwa dari 65 orang mahasiswa yang tinggal di asrama telah
disurvei sebanyak 18 orang diantaranya menjawab bahwa mereka menderita penyakit
gastritis (maag) dan pernah melakukan swamedikasi untuk mengatasi keluhan maag.
Sedangkan beberapa diantaranya mengaku hanya sering mengalami keluhan sakit
maag, dikarenakan telat makan dan tidak efektifnya porsi makan, dari survei awal
inilah peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang hubungan
pola makan dengan penyakit gastritis (maag).
Dari beberapa fakta yang telah diuraikan tentang gastritis (maag) diatas, maka
peneliti tertarik untuk meneliti tentang Analisis Pengetahuan Mahasiswi Keperawatan
Yang Tinggal Di Asrama Tentang Hubungan Pola Makan Dengan Penyakit Gastritis
Di Akademi Keperawatan Pembina Palembang 2012.
4
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas yang telah di kemukakan. Maka peneliti
tertarik untuk meneliti mengenai “Bagaimana pengetahuan mahasiswi yang tinggal
di asrama mengenai hubungan pola makan dengan penyakit gastritis di Asrama
Putri Pembina Palembang ?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Diperolehnya informasi mendalam mengenai pengetahuan mahasiswi
keperawatan yang tinggal di asrama tentang hubungan pola makan dengan
penyakit gastritis di Asrama Putri Pembina Palembang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Diperolehnya informasi mendalam tentang pengetahuan mahasiswi yang
tinggal di asrama mengenai jenis makanan yang menjadi penyebab
penyakit gastritis di Asrama Putri Pembina Palembang
b. Diperolehnya informasi mendalam tentang pengetahuan mahasiswi yang
tinggal di asrama mengenai frekuensi makan untuk mencegah penyakit
gastritis di Asrama Putri Pembina Palembang
c. Diperolehnya informasi mendalam tentang pengetahuan mahasiswi yang
tinggal di asrama mengenai porsi makan pada penyakit gastris di Asrama
Putri Pembina Palembang.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman bagi peneliti sebagai dasar untuk mengembangkan
diri di masa yang akan datang dan mendapatkan informasi yang berharga
tentang pengetahuan mahasiswa tentang pola makan dengan kekambuhan
penyakit gastritis di Asrama Putri Pembina Palembang.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna sebagai bahan
informasi dan dapat menambahkan sebagai bahan kepustakaan diinstalasi
pendidikan program diploma tiga.
1.4.3 Bagi Asrama
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswi kesehatan di
Asrama Putri Pembina Palembang dalam penanganan tentang gastritis.
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini akan dilakukan di Asrama Putri Pembina Palembang. Mengenai
pengetahuan mahasiswi tentang hubungan pola makan dengan penyakit gastritis.
Penelitian ini di fokuskan pada mahasiswi yang tinggal di asrama. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode wawancara mendalam dan
observasi. Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan Mei – Juni 2012.
6