BAB I - neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewcita shafira amalia. 15/377929/ku/17637....
Transcript of BAB I - neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewcita shafira amalia. 15/377929/ku/17637....
REFLEKSI KASUS
TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK
Dosen Pembimbing :
dr. Farida Niken A.N.H., M.Sc., Sp.S
Disusun oleh :
Cita Shafira Amalia
15/377929/KU/17637
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN
KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
i
BAB I
DESKRIPSI KASUS
1. Identitas Pasien
a. Nomor RM : 01-00-XX
b. Nama : Ny. SH
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Tgl lahir : 31 Desember 1938
e. Usia : 80 tahun 3 bulan
f. Alamat : Sleman
g. Pekerjaan : Pekerja sawah
h. Tgl Masuk RS : 25 April 2019
i. Tgl Keluar RS : 27 April 2019
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Pusing berputar, bicara pelo
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tiga jam SMRS Os tiba-tiba merasa pusing berputar, mual kemudian muntah, dan
kesulitan berbicara. Keluarga Os mengatakan bahwa Os sempat terjatuh, namun
tidak terjadi trauma pada kepala. Os kemudian dibawa ke Instalasi Gawat Darurat
RSA UGM. Disangkal adanya keluhan trauma kepala, demam, kejang, muntah
menyemprot, dan pandangan dobel.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan serupa disangkal. Riwayat stroke, hipertensi,
DM, dan penyakit jantung disangkal. Os menyatakan memiliki riwayat penyakit
maag. Os memiliki riwayat operasi katarak mata kiri pada tahun 2017.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga dengan keluhan serupa disangkal. Riwayat stroke,
hipertensi, DM, dan penyakit jantung disangkal.
e. Riwayat Psikososial
Os merupakan seorang pekerja sawah. Os tinggal berdua dengan suaminya.
f. Gaya Hidup
Os sehari-hari bekerja di sawah. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol
disangkal.
3. Review Anamnesis Sistem
a. Saraf : Pusing berputar (+) bicara pelo (+) jatuh (+)
b. Muskuloskeletal : tidak ada keluhan
c. Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
d. Gastrointestinal : Mual (+) muntah (+)
e. Pernapasan : tidak ada keluhan
f. Integumen : tidak ada keluhan
g. Endokrin : tidak ada keluhan
h. Status psikologis : tidak ada keluhan
4. Resume Anamnesis
Pasien atas nama Ny. SH, perempuan, 80 tahun, datang ke IGD karena 3 jam
SMRS tiba-tiba merasa pusing berputar, mual kemudian muntah, bicara pelo dan
terjatuh tanpa ada trauma kepala. Disangkal adanya keluhan trauma kepala,
demam, kejang, muntah menyemprot, dan pandangan dobel. Disangkal adanya
riwayat keluhan serupa sebelumnya, stroke, hipertensi, diabetes mellitus, dan
penyakit jantung.
5. Diagnosis Sementara
Diagnosis Klinis : sindrom vertigo dan disartria
Diagnosis Topik : hemisfer cerebri
Diagnosis Etiologi : suspek stroke non hemoragik dd hemoragik dd TIA
6. Pemeriksaan Fisik (IGD, 25 April 2019)
a. Status Generalis
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : E4V5M3
Tanda vital
- Tekanan Darah : 100/60 mmHg
- Nadi : 82 x/min
- Laju pernapasan : 20 x/min
- Suhu : 36,8o C
b. Pemeriksaan kepala – leher
- Konjungtiva anemis (-/-)
- Sklera ikterik (-/-)
- Lnn dbn
c. Pemeriksaan Paru
Dalam batas normal
d. Pemeriksaan Jantung
Dalam batas normal
e. Pemeriksaan Abdomen
Dalam batas normal
f. Pemeriksaan Ekstremitas
- Akral hangat
- WPK <2detik
g. Status Psikiatri
- Tingkah Laku : Normoaktif
- Perasaan Hati : Normotimik
- Orientasi : O/W/T/S baik
- Kecerdasan : Baik
- Daya Ingat : Baik
h. Status Neurologis
Nervus Kranialis
Paresis N. VII dan XII sinistra
Ekstremitas
G K
RF RP
Clonus -/-
Sensibilitas : dalam batas normal
Gerakan abnormal : tidak ada
7. Pemeriksaan Fisik (Bangsal, 26 April 2019)
a. Status Neurologis
Kesadaran : Compos mentis, E4V5M6
+5 +4
+5 +4
B B
B B
+1 +1
+1 +1
- -
- -
Kepala : Pupil Isokor ∅ 3mm/3mm, Reflek cahaya +/+,
Nystagmus (-/-)
Nervus Kranialis
Saraf Kranialis Kanan Kiri
N. I Olfaktorius
Daya penghidu tdn tdn
N. II Optikus
Daya penglihatan normal normal
Lapang penglihatan normal normal
Melihat Warna normal normal
N. III Okulomotorius
Ptosis tidak ada tidak ada
Gerak mata ke medial normal normal
Gerak mata ke atas normal normal
Gerak mata ke bawah normal normal
Ukuran pupil 3 mm 3 mm
Bentuk pupil bulat bulat
Reflek cahaya langsung normal normal
Reflek cahaya konsensual normal normal
N. IV Trochlearis
Gerak mata ke lateral bawah normal normal
N. V Trigeminus
Mengigit normal normal
Membuka mulut normal normal
Sensibilitas muka atas normal normal
Sensibilitas muka tengah normal normal
Sensibilitas muka bawah normal normal
N. VI Abdusen
Gerak mata ke lateral normal normal
N. VII Fasialis
Menggembungkan pipi normal normal
N. VIII Akustikus
Mendengar suara berbisik normal normal
N. IX Glosofaringeus
Arkus faring normal normal
N. X Vagus
Denyut nadi / menit 79x/menit 79xmenit
Bersuara normal normal
Menelan normal normal
N. XI Aksesorius
Memalingkan ke depan normal normal
Sikap bahu normal normal
Mengangkat bahu normal normal
N. XII Hipoglossus
Sikap lidah normal normal
Artikulasi Disartria ringan
Menjulurkan lidah normal normal
Kekuatan lidah normal normal
Trofi otot lidah normal normal
Ekstremitas
G K +5 +4
+5 +4
B B
B B
RF RP
Clonus -/-
Sensibilitas : dalam batas normal
Gerakan abnormal : tidak ada
8. Resume Pemeriksaan Fisik
KU : baik
Kesadaran : E4V5M6
Tanda Vital : TD: 120/80 mmHg, N : 79x/min, RR: 20x/min, T: 37,5o C
Status generalis : CA -/-, SI -/-, thorax-abdomen: normal
Status neurologis : hemiparesis sinistra membaik, paresis N XII sinistra membaik
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
25 April 2019
GDS : 126 mg/dL
Hb : 11.3 g/dL
MCV : 86.9 fL
MCH : 28.8 pg
MCHC : 33.2 g/dL
AE : 3.9 x 106/ul
AL : 10.6 x 103/ul
Kreatinin : 0.92 mg/dL
Na : 141 mmol/L
K : 3.9 mmol/L
Cl : 110 mmol/L
Ureum : 35.6 mg/dL
26 April 2019
LDL : 96 mg/dL
Trigliserida : 75 mg/dL
+1 +1
+1 +1
- -
- -
b. Ro Vertebra Cervicalis AP, Lateral, Oblique (25 April 2019)
Hasil :
Corakan bronchovascular kasar mengabur. Sinus costophrenicus lancip terbuka.
Diafragma normal, licin, tak mendatar.
Cor : CTR > 0.56
Kalsifikasi arcus aorta (+)
Kesan :
Cardiomegali, aortosklerasi.
Bronchopneumonia
c. MSCT kepala sagital, coronal, axial (25 April 2019)
Hasil :
Tak tampak soft swelling extracranial, Sistema tulang normal, SPN dan air
cellulae mastoidea normal. Sulci dan gyri mulai prominent, batas cortex dan
medulla tegas, Sistema ventrikel simetris, ukuran melebar, tak tampak edema
periventrikuler. Struktur mediana di tengah, tidak terdeviasi. Tampak lesi
hipodens di periventrikuler. sinistra.
Kesan :
Awal atrophi cerebri
Lacunar infark di periventrikuler sinistra
10. Diagnosis
Diagnosis Klinis : hemiparesis sinistra membaik, disartria membaik
Diagnosis Topik : periventrikuler sinistra
Diagnosis Etiologi : transient ischemic attack (TIA)
11. Penatalaksanaan
Tatalaksana IGD
o Inf. NaCl 0,9% 500 ml
o Inj. Diphenhydramine 10 mg/ml
o Inj. Omeprazole 40 mg
o Aspilet 4x80 mg
Tatalaksana Rawat Inap
o Inj. Diphenhydramine 10 mg/ml
o Aspilet 80 mg
o Dimenhidrinat 50 mg
Tatalaksana Rawat Jalan
o Aspilet 80 mg
o Dimenhidrinat 50 mg
12. Prognosis
Death : dubia ad bonam
Disease : dubia ad bonam
Disability : dubia ad bonam
Discomfort : dubia ad bonam
Dissatisfaction : dubia ad bonam
Destitution : dubia ad bonam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Transient Ischemic Attack (TIA) merupakan kejadian disfungsi neurologis
yang bersifat sementara, yang disebabkan oleh adanya iskemia serebral fokal,
medulla spinalis, atau iskemia retina, tanpa adanya infark akut. Gejala TIA
umumnya berlangsung kurang dari satu atau dua jam, namun gejala yang
berkepanjangan juga dapat terjadi.
TIA sempat didefinisikan sebagai kejadian iskemia serebral fokal dengan
gejala yang berlangsung selama kurang dari 24 jam, namun beberapa
penelitian menemukan bahwa 30-50% TIA yang menggunakan definisi
tersebut menunjukkan adanya kerusakan otak pada pemeriksaan dengan
menggunakan MRI. Sehingga, kriteria untuk menentukan diagnosis TIA saat
ini tidak lagi berbasis durasi, melainkan berbasis pada jaringan (Easton et al.,
2009).
2. Patofisiologi
TIA umumnya terjadi karena adanya penurunan cerebral blood flow
(CBF) yang bersifat sementara, yang disebabkan karena adanya penyumbatan
aliran darah ke area di otak yang divaskularisasi oleh pembuluh darah tersebut
(Panuganti, 2019).
3. Faktor Risiko
Faktor risiko untuk terjadinya TIA sama dengan stroke iskemik, antara
lain:
- Hipertensi
- Diabetes
- Hiperkolesterolemia, hiperlipidemia
- Kebiasaan merokok
- Konsumsi alkohol
- Obesitas
- Kurangnya aktivitas fisik
4. Gejala Klinis
Pasien dengan TIA dapat datang dengan keluhan mendadak:
- Kelemahan atau paralysis otot wajah atau anggota gerak sesisi
- Gangguan bicara (pelo, inkoordinasi)
- Gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau ganda
- Pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi
5. Diagnosis
a. Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan harus lengkap, dan meliputi:
- Riwayat penyakit sekarang: gejala awal, onset, aktivitas pasien saat
serangan, gejala penyerta seperti mual, muntah, rasa berputar, kejang,
gangguan visual, penurunan kesadaran, dan lain-lain.
- Riwayat penyakit dahulu: riwayat keluhan serupa, stroke, hipertensi,
diabetes, dan lain-lain.
- Riwayat penyakit keluarga: riwayat keluhan serupa, stroke, hipertensi,
diabetes, dan lain-lain.
- Riwayat pengobatan dan obat yang diminum saat ini
b. Pemeriksaan Fisik
- Primary Survey (Airway, Breathing, Circulation): penilaian kesadaran,
respirasi, sirkulasi, saturasi oksigen, dan suhu tubuh.
- Pemeriksaan kepala-leher: ada atau tidaknya cedera, distensi vena jugular
- Pemeriksaan thoraks: pemeriksaan jantung dan paru
- Pemeriksaan abdomen
- Pemeriksaan kulit
- Pemeriksaan ekstremitas: tonus, kekuatan otot anggota gerak
- Pemeriksaan neurologis: saraf kranialis, refleks fisiologis, refleks patologis,
klonus, sensibilitas
- Penilaian ABCD2 untuk menilai risiko terjadinya stroke
• A : Age, Usia > 60 tahun, skor = 1
• B : Blood, Tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau diastolik > 90
mmHg, skor = 1
• C : Clinical features
• Gangguan bicara tanpa ada kelemahan, skor = 1
• Ada kelemahan tanpa/dengan gangguan bicara, skor = 2
• D : Duration
• >60 menit, score = 2
• 10-59 menit, score = 1
• D : Diabetes, score = 1
• Pasien dengan skor 6-7 memiliki risiko 8% untuk mengalami stroke
dalam 48 jam
• Pasien dengan skor kurang dari 4 memiliki risiko 1% untuk mengalami
stroke dalam 48 jam
c. Pemeriksaan Penunjang
Neuroimaging
- Pemeriksaan dengan menggunakan neuroimaging bertujuan untuk
mendapatkan bukti etiologi vaskular dari gejala yang muncul, baik secara
langsung (adanya tanda hipoperfusi dan/atau infark akut), maupun tidak
langsung, eksklusi etiologi non-iskemik, serta menentukan prognosis.
- Pemeriksaan neuroimaging dapat dilakukan dengan Computed
Tomography (CT) scan kepala maupun Magnetic Resonance Imaging
(MRI). MRI lebih sensitif dalam mengidentifikasi lesi iskemik baik yang
baru muncul maupun yang sudah ada sebelumnya, namun MRI tidak
tersedia secara luas seperti CT, dan secara umum juga lebih mahal.
- Pasien dengan TIA harus dilakukan evaluasi neuroimaging dalam 24 jam
setelah onset gejala.
- Pada pasien atas nama Ny. SH, kemungkinan infark yang ditemukan pada
hasil CT merupakan infark yang sudah ada sebelumnya.
Kadar gula darah
EKG
Rontgen Thorax
Pemeriksaan darah rutin
- Complete Blood Count (CBC)
- Kimia darah
- Profil lipid
6. Tata Laksana
- Stabilisasi pernapasan
Pemberian oksigen pada pasien dengan saturasi < 95%
Pemasangan alat bantu napas pada pasien dengan penurunan kesadaran
- Stabilisasi hemodinamik
Pemberian cairan kristaloid atau koloid intravena
Monitor tekanan darah
- Stabilisasi kadar gula darah
Pemberian dextrose pada pasien dengan kadar glukosa <60 mg/dl
Jaga gula darah dalam rentang 140-180 mg/dL
- Medikamentosa
Agen antiplatelet
Pemberian Aspirin 325 mg/hari dikombinasikan dengan Clopidogrel 75
mg pada 24 jam pertama, kemudian dilanjutkan selama 21 hari.
Antikoagulan
Diberikan kepada pasien dengan atrial fibrillation dalam 14 hari setelah
onset
Warfarin 2 mg
Pengendalian faktor risiko (lipid, hipertensi, dan gula darah)
Medikamentosa lain sesuai indikasi (antikejang, antiemetik, H2 antagonis,
dan lain-lain)
- Non-medikamentosa
Pemasangan pipa nasogastrik apabila ada kesulitan menelan atau ada
penurunan kesadaran
Elevasi kepala 30o
Pemasangan kateter untuk mengosongkan kandung kemih
7. Edukasi
Penjelasan mengenai kondisi pasien, rencana pemeriksaan, dan rencana
pengobatan
Penjelasan mengenai kepatuhan minum obat
Anjuran untuk mengurangi berat badan pada pasien overweight atau obesitas
Anjuran untuk berolahraga untuk semua pasien
Setelah stabilisasi, apabila pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan
primer, segera rujuk ke faskes yang lebih tinggi
REFERENSI
Easton, J., Saver, J., Albers, G., Alberts, M., Chaturvedi, S., Feldmann, E., Hatsukami, T., Higashida, R., Johnston, S., Kidwell, C., Lutsep, H., Miller, E. and Sacco, R. (2009). Definition and Evaluation of Transient Ischemic Attack. Stroke, 40(6), pp.2276-2293.
Emedicine.medscape.com. (2019). Transient Ischemic Attack Treatment & Management: Approach Considerations, Patient Disposition, Management of Hypertension. [online] Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1910519-treatment#d13 [Accessed 29 Apr. 2019].
Panuganti, K., Tadi, P. and Lui, F. (2019). Transient Ischemic Attack. [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459143/ [Accessed 29 Apr. 2019].
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) . (2016). Trancient
Ischemic Attack (TIA). Panduan Praktik Klinis Neurologi. Hal 147-149.
Sacco, R., Adams, R., Albers, G., Alberts, M., Benavente, O., Furie, K., Goldstein, L., Gorelick, P., Halperin, J., Harbaugh, R., Johnston, S., Katzan, I., Kelly-Hayes, M., Kenton, E., Marks, M., Schwamm, L. and Tomsick, T. (2006). Guidelines for Prevention of Stroke in Patients With Ischemic Stroke or Transient Ischemic Attack. Stroke, 37(2), pp.577-617.