BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan...

29
ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSI PERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PT Gunungbayan Pratamacoal (PT GBP) sebagai salah satu pemegang PKP2B generasi ke II Nomor : 002/ PK/PTBA-GBP/1994 tertanggal 15 Agustus 1994 dengan kode wilayah KW. 05PB0157 telah melakukan operasi penabangan dan produksi batubara sejak tahun 1999 dengan tingkat produksi batubara sampai dengan 5 juta ton. PT GBP mempunyai komitmen besar atas pelaksanaan konversi bahan galian antara lain dengan cara memanfaatkan potensi sumberdaya batubara yang ada secara optimal dan efisien. PT Gunungbayan Pratamacoal (PT GBP) yang bergerak di bidang pertambangan batubara dan pemegang ijin usaha pertambangan luas wilayah PKP2B PT. GBP KW. 05PB0157 sampai dengan saat ini adalah seluas 15.690 Ha, terletak di wilayah Kecamatan Kecamatan Jempang, Siluq Ngurai dan Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. Sampai dengan saat ini, kegiatan operasional produksi masih terus dilakukan pada beberapa blok, yaitu Blok Tlaga, Jabor, Dame, Rusuh dan Blok Klawit. Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan cadangan yang ada di wilayah PKP2B-nya, maka PT GBP berniat untuk melakukan pengembangan tambahan cadangan batubara, sehingga diharapkan operasi penambangan yang dilakukan oleh PT GBP mampu menambah manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan . Berdasarkan data eksplorasi yang terus dilakukan oleh PT GBP, sampai dengan tahun 2009 ditemukan tambahan cadangan batubara yang layak tambang pada Blok Tlaga, Jebor, Rusuh, Dame, Klawit dan Blok Payang, termasuk Pit Jumbo. Dengan adanya penambahan jumlah cadangan tersebut dan rencana pengembangan Blok Payang serta optimalisasi Pit Jumbo, maka PT GBP bermaksud merubah rencana tambang dan rencana produksi batubara di wilayah ini Dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Dokumen AMDAL dalam rangka untuk meminimalkan dampak negatif yang akan terjadi. Berkenaan dengan hal tersebut untuk mengkaji sejauh mana timbulnya dampak negatif akibat kegiatan eksploitasi/penambangan batubara PENDAHULUAN I - 1

Transcript of BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan...

Page 1: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

PT Gunungbayan Pratamacoal (PT GBP) sebagai salah satu pemegang PKP2B generasi ke II Nomor : 002/ PK/PTBA-GBP/1994 tertanggal 15 Agustus 1994 dengan kode wilayah KW. 05PB0157 telah melakukan operasi penabangan dan produksi batubara sejak tahun 1999 dengan tingkat produksi batubara sampai dengan 5 juta ton. PT GBP mempunyai komitmen besar atas pelaksanaan konversi bahan galian antara lain dengan cara memanfaatkan potensi sumberdaya batubara yang ada secara optimal dan efisien.

PT Gunungbayan Pratamacoal (PT GBP) yang bergerak di bidang pertambangan batubara dan pemegang ijin usaha pertambangan luas wilayah PKP2B PT. GBP KW. 05PB0157 sampai dengan saat ini adalah seluas 15.690 Ha, terletak di wilayah Kecamatan Kecamatan Jempang, Siluq Ngurai dan Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.

Sampai dengan saat ini, kegiatan operasional produksi masih terus dilakukan pada beberapa blok, yaitu Blok Tlaga, Jabor, Dame, Rusuh dan Blok Klawit. Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan cadangan yang ada di wilayah PKP2B-nya, maka PT GBP berniat untuk melakukan pengembangan tambahan cadangan batubara, sehingga diharapkan operasi penambangan yang dilakukan oleh PT GBP mampu menambah manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan .

Berdasarkan data eksplorasi yang terus dilakukan oleh PT GBP, sampai dengan tahun 2009 ditemukan tambahan cadangan batubara yang layak tambang pada Blok Tlaga, Jebor, Rusuh, Dame, Klawit dan Blok Payang, termasuk Pit Jumbo. Dengan adanya penambahan jumlah cadangan tersebut dan rencana pengembangan Blok Payang serta optimalisasi Pit Jumbo, maka PT GBP bermaksud merubah rencana tambang dan rencana produksi batubara di wilayah ini

Dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Dokumen AMDAL dalam rangka untuk meminimalkan dampak negatif yang akan terjadi.

Berkenaan dengan hal tersebut untuk mengkaji sejauh mana timbulnya dampak negatif akibat kegiatan eksploitasi/penambangan batubara yang akan dilakukan dan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, di mana setiap usaha atau kegiatan yang dilakukan wajib menjaga, memelihara kelestarian dan keseimbangan ekosistem lingkungannya, karena tanpa upaya ini daya dukung dan kualitas lingkungan akan mengalami penurunan dan pada akhirnya akan berimplikasi kepada terjadinya penurunan kualitas hidup dan penghidupan, maka perlu dilakukan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

PENDAHULUAN I - 1

Page 2: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1 Tujuan Proyek

Tujuan dilakukan kegiatan pertambangan batubara PT GBP adalah :

a. Implementasi kebijaksanaan batubara nasional bagi industri pertambangan batubara dalam diversifikasi energi. Meningkatkan pemakaian batubara untuk keperluan pembangkit listrik, industri semen dan industri pengguna lainnya seperti industry tekstil yang selama ini menggunakan BBM sebagai bahan bakar mulai beralih mengunakan batubara, hal ini merupakan indikasi yang positif bagi perusahaan pertambangan batubara.

b. Melakukan kegiatan lanjutan setelah tahap eksplorasi, sebagai rangkaian tahapan kegiatan pertambangan untuk mengembangkan potensi yang ada bagi kepentingan seluruh Stake Holder (masyarakat, pemerintah dan pengusaha).

c. Berkonstribusi dalam memenuhi kebutuhan energy secara nasional, regional maupun internasional karena telah terbukanya peluang pasar. Ikut berperan aktif dalam usaha pertambangan batubara untuk memasok kebutuhan batubara terutama pada sektor energy pembangkit listrik, industri semen dan industri lainnya.

d. Memberikan konstribusi dalam konteks pengembangan dan pemberdayaan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan kegiatan yang berkaitan langsung dengan peningkatan kepasitan serta kemandirian masyarakat di sekitar lokasi pertambangan batubara PT GPB sehingga dapat terlepas dari ketergantungan pihak lain.

e. Memastikan bahwa biaya lingkungan sosial dan kesehatan dipertimbangkan dalam menentukan kelayakan ekonomi dan penentuan alternative kegiatan yang akan dipilih.

f. Memastikan bahwa pengendalian, pengelolaan, pemantauan dan langkah – langkah perlindungan telah terintegrasi di dalam desain dan implementasi proyek serta rencana penutupan tambang.

g. Turut perperan serta dalam pembangunan berwawasan lingkungan di bidang pertambangan yang dilakukan melalui :

Pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif berdasar pendekatan teknologi, ekonomi dan institusional.

Penanggulangan dampak lingkungan akibat pembuangan limbah cair, emisi, debu, erosi, perubahan bentang alam, kerusakan vegetasi dan pencemaran air.

Pencegahan, penanggulangan dan penanganan terhadap hal-hal yang dapat timbul akibat perubahan tata guna lahan, hak dan penggunanan lahan.

Pencegahan dan penanggulangan masalah sosial budaya dan kesehatan masyarakat yang terjadi akibat kegiatan pertambangan batubara.

PENDAHULUAN I - 2

Page 3: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

1.2.2. Manfaat

Kegiatan Pertambangan batubara PT GBP akan bermanfaat bagi pemrakarsa, instansi pemerintah yang terkait dengan masyarakat, dengan uraian sebagai berikut :

a. Bagi pemrakarsa

1. Mendapatkan keutungan financial sebagai konsekuensi logis dalam melakukan usaha. Keutungan ini selain dirasakan oleh pengusaha juga dapat dirasakan oleh masyarakat dan daerah.

2. Menciptakan lapangan pekerjaan dengan menyerap potensi tenaga kerja lokal, daerah dan nasional.

3. Mempunyai rencana operasi pertambangan batubara yang efisien dengan penanganan dan persiapan yang menyeluruh dalam organisasi proyek, yang akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan proyek pertambangan batubara.

4. Melindungi proyek dari tuduhan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup, dalam hal ini secara sah terbukti tidak ditimbulkan oleh proyek.

5. Melalui program CSR akan tercipta sikap/ pandangan yang positif masyarakat terhadap keberadaan serta aktivitas perusahaan sehingga semua pihak dapat hidup berdampingan secara harmonis.

b. Bagi Pemerintah Daerah

1. Mendorong pemerintah untuk memperhatikan iklim investasi di daerah di bidang pertambangan dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

2. Sebagai bahan rujukan dan masukan bagi Dinas Pertambangan dan Energi, Badan Lingkungan Hidup dan Instansi yang terkait dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan berkenanan dengan kegiatan pertambangan.

3. Untuk mengawasi pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan konsistensi dan komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas lingkungan hidup di lokasi konsesi yang diijinkan oleh pemerintah.

c. Bagi Masyarakat Setempat

Dapat menjadi sarana pengembangan diri dan kemampuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagai sumber informasi tentang rencana pengembangan wilayah di bidang pertambangan, sehingga membantu masyarakat setempat untuk dapat menyesuaikan rencana kegiatannya dengan kerjasama dengan perusahan.

PENDAHULUAN I - 3

Page 4: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

1.3. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan perundang-undangan dan aturan pelaksanaannya telah dibuat oleh pemerintah sebagai dasar dalam pengelolaan lingkungan dan penyusunan studi AMDAL. Peraturan perundang-perudangan ini juga merupakan acuan pemrakarsa proyek untuk melaksanakan studi ANDAL terhadap rencana usaha pertambangan PT GBP.

Tabel 1.1. Perijinan yang Telah Dimiliki PT Gunungbayan Pratamacoal

NO. NAMA IZIN NOMOR SURAT TANGGAL1. Persetujuan Laporan Studi Kelayakan 2823/31.01/DJP/1998 28 Oktober 1998

2. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, tentang Pemberian Izin Pembangunan Kepada PT Gunungbayan Pratamacoal Untuk Membangun Pelabuhan Khusus Pertambangan Batubara Di Desa Gunung Bayan, Kecamatan Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat Propinsi Kalimantan Timur

B XXV – 198/PP.72 25 April 2000

3. Keputusan Meteri Perhubungan tentang Pemberian Izin Operasi kepada PT Gunungbayan Pratamacoal untuk Mengoperasikan Pelabuhan Khusus Pertambangan Batubara Di Desa Gunung Bayan, Kecamatan Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat Propinsi Kalimantan Timur

KP.245 Tahun 2001 06 November 2001

4. Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Tentang Penciutan Wlayah Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara Dalam Tahap Kegiatan Kajian Kelayakan dan Produksi PT Gunungbayan Pratamacoal.

054.K/40.00/DJB/2006 20 Januari 2006

5. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup tentang Penetapan Izin Lokasi Titik Penaatan Air Buangan di PT Gunungbayan Pratamacoal

660.I/929/Wastau-XI/2008

14 November 2008

6. Menteri Kehutanan Republik Indonesia, tentang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)

S.145/MENHUT-VII/2009

03 Maret 2009

7. Rekomendasi atas lokasi titik Penaatan Air Buangan

660.5/122/AE-BLH/KBR/VI/2009

27 Mei 2009

8. SK Kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia tentang Izin Penyimpanan Limbah Bahan Berbahay dan Beracun PT Gunungbayan Pratamacoal.

382 Tahun 2009 09 Juli 2009

9. Keputusan Direktur Jendral Mineral, Batubara Dan Panas Bumi, Izin Tangki Penimbunan Bahan Bakar Cair

553.K/37.04/DBT/2009 09 September 2009

10. SK Bupati Kutai Barat tentang Izin Pembuangan Air Limbah Cair Dan Titik Penaatan Kegiatan Pertambangan Batubara PT Gunung bayan Pratamacoal

666.3545/K.723/2009 04 September 2009

11. Keputusan Gubernur Kalimantan Timur tentang Pemberian Izin Pembangunan Khusus Batubara Kepada PT Gunungbayan Pratamacoal Di Desa Sebelang Kecamatan Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur

503/K.163/2010 23 Maret 2010

PENDAHULUAN I - 4

Page 5: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Lanjutan Tabel 1.1.

NO. NAMA IZIN NOMOR SURAT TANGGAL12. Rekomendasi Izin Pengoperasian TERSUS

Batubara PT Gunungbayan Pratamacoal PU.607/01/02/Kanpel-KSNJ-2010

06 April 2010

13. Rekomendasi, tentang untuk poenerbitan surat Izin Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah Bahan Berbahaya (LB3)

660.5/05/TPS/BLH-KBR/VI/2010

17 Juni 2010

14. Rekomendasi untuk Penerbitan Surat Izin Pembuangan Air Limbah (Settling Pond)

660.5/04/TP/BLH-KBR/VI/2010

17 Juni 2010

Selanjutnya dalam kaitannya dengan studi ANDAL ini bahwa dasar dari penggunaan peraturan perundang-undangan sebagai acuan dalam penyusunan dokumen ANDAL adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2. Peraturan yang terkait dengan Kegiatan Pertambangan Batubara PT Gunungbayan Pratamacoal Beserta Alasan Singkat Mengapa Peraturan Tersebut Digunakan Sebagai Acuan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

A. UNDANG-UNDANG1. Undang-Undang RI Nomor 5

Tahun 1960 Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Kegiatan pertambangan batu-bara berkaitan dengan aspek agraia (lahan dan tanah)

2. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1970

Keselamatan Kerja Kegiatan pertambangan harus memperhatikan aspek keselamatan tenaga kerja

3. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1981

WajibLapor Ketenagakerjaan di Perusahaan

Adanya kewajiban melaporkan tenaga kerja kepada instansi berwenang

4. Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1983

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, beberapa kali telah diubah dan terakhir dengan Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2007

Sebagai acuan dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan kepada negara

5. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1984

tentang Wabah Penyakit Kegiatan pertambangan batubara ini diperkirakan akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat (khususnya penyebaran wabah penyakit)

6. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990

Konversi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem

Sebagai acuan dalam memperhatikan upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

7. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1992 Jo No.1 tahun 2009

Jaminan Sosial Tenaga Kerja Sebagai acuan dalam pelaksanaan perlindungan tenaga kerja, khususnya jaminan sosial tenaga kerja

8. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1992

Benda Cagar Budaya Upaya pelestarian apabila di sekitar kegiatan terdapat benda cagar budaya

9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

Karena kegiatan pertambangan Batubara PT GBP memberikan dampak yang luas terutama terhadap pertumbuhan dan perkembangan penduduk.

PENDAHULUAN I - 5

Page 6: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

10. Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 1992

Pemukiman dan Perumahan Pedoman dalam pelaksanaan pembangunan pemukiman bagi pekerja/buruh

11. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1994

Pengesahan Konservasi oleh PBB Mengenai Keanekaragaman Hayati

Sebagai acuan dalam memperhatikan aspek keanekaragaman hayati

12. Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1996

Perairan Indonesia Kaitan dengan transportasi untuk mobilisasi peralatan, material, dan hasil tambang batubara, khususnya yang melalui wilayah perairan

13. Undang-Undang RI Nomor 70 Tahun 1996

Kepelabuhan Sebagai acuan dalam pembangunan dan penggunaan pelabuhan untuk pemuatan batubara dan atau pembongkaran peralatan dan material

14. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 1997

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, beberapa kali telah diubah dan terakhir dengan Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2000

Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembayaran pajak dan retribusi daerah

15. Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia Pengelolaan rencana kegiatan terkait dengan kepentingan para pihak, sehingga perlu memperhatikan aspek hak asasi manusia

16. Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 1999

Kehutanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004

Keterkaitan lahan rencana kegiatan dengan masalah kehutanan

17. Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2000

Serikat Pekerja/Serikat Buruh Adanya kewajiban untuk memberikan perlindungan sosial dalam mendorong terciptanya hubungan industrial yang harmonis

18. Undang-Undang RI Nomor 69 Tahun 2001

Kepelabuhanan Sebagai acuan dalam pengelolaan pelabuhan terutama untuk pengangkutan batubara

19. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2002

Ketenagalistrikan Sebagai acuan dalam penanganan teknis ketenagalistrikan

20. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2002

Lalulintas dan Angkutan Jalan Sebagai acuan dalam kegiatan mobilisasi peralatan, material, dan hasil tambang batubara

21. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003

Ketenagakerjaan Sebagai acuan dalam mengelola tenaga kerja

22. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2004

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Sebagai acuan dalam menyelesaikan perselisihan hubungan industrial

23. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004

Sumber Daya Air Sebagai acuan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya air

24. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004

Perikanan Sebagai acuan dalam memperhatikan aspek ekologi, terutama ekosistem habitat biota perairan/sungai (ikan, plankton, dan benthos)

25. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004

Pemerintahan Daerah, sebagai-mana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2008

Adanya keterkaitan kewenangan daerah Kabupaten Kutai Barat dalam hal kegiatan usaha pertambangan batubara

PENDAHULUAN I - 6

Page 7: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

26. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004

Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah

Adanya keterkaitan perimbangan keuangan dalam penyelesaian administrasi dan perijinan

27. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2004

Jalan Sebagai acuan dalam pengaturan sarana transportasi batubara

28. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2007

Penanaman Modal Kaitan dengan penyelesaian administrasi dan perijinan penanaman modal

29. Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007

Penataan Ruang Sebagai acuan kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang

30. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2007

Perseroan Terbatas Kaitan dengan pembentukan badan usaha

31. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

Perubahan Kedua UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Terkait dengan pemerintahan daerah serta hak otonominya.

32. Undang – undang Nomor 22 Tahun 2009

Lalulintas dan Angkutan Jalan Terkait dengan kegiatan angkutan batubara dan mobilisasi peralatan.

33. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009

Pertambangan Mineral dan Batubara

Sebagai acuan kegiatan penambangan batubara

34. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Rencana kegiatan pertambangan PT GBP perkirakan memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan hidup sehingga harus memperhatikan upaya pengelolaan lingkungan hidup.

35. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

Kesehatan Terkait dengan segala sesuatu aspek mengenai kesehatan pada kegiatan pertambangan PT GBP

B. PERATURAN PEMERINTAH1. Peraturan Pemerintah RI

Nomor 8 Tahun 1981 Perlindungan Upah Sebagai acuan dalam pelaksanaan

perlindungan upah terhadap pekerja/buruh

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2004

Perlindungan Kehutanan Kegiatan pertambangan batubara harus memperhatikan aspek konservasi/perlindungan hutan

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1991

Rawa Sebagai acuan dalam pengelolaan lingkungan hidup, khususnya yang terkait dengan rawa

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 35 Tahun 1991

Sungai Sebagai acuan dalam pengelolaan lingkungan hidup, khususnya yang terkait dengan sungai

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1991

Penanggulangan Wabah Penyakit

Sebagai acuan dalam upaya penanggulangan wabah penyakit terhadap pekerja/buruh, termasuk masyarakat pada umumnya

6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993

Prasarana dan Lalu Lintas Jalan

Sebagai acuan dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan material.

PENDAHULUAN I - 7

Page 8: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1967

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan, sebagai-mana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 75 Tahun 2001

Sebagai acuan kegiatan pertambangan

8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 1993

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 64 Tahun 2006

Sebagai acuan teknis dalam pelaksanaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

9. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993

Prasarana dan Lalu Lintas Jalan

Sebagai acuan dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan material serta pengangkutan batubara

10. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 1999

Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar

Kegiatan pertambangan berhubungan dengan pemanfaatan jenis tumbuhan

11. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 1999

Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut

Berhubungan dengan transportasi batubara pada perairan laut

12. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Rencana usaha/kegiatan haru mengacu pada peraturan AMDAL yang berlaku

13. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999

Pengendalian Pencemaran Udara

Sebagai acuan dalam upaya pengendalian pencemaran udara

14. Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999

Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (sebagai perubahan Atas PP No. 18 Tahun 1999)

Rencana kegiatan ini harus melakukan pengelolaan terhadap limbah B3 yang dihasilkan dalam kegiatannya.

15. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1994

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999

Sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan terhadap limbah B3

16. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999

Analisis Mengenai Dampak LingkunganHidup

Sebagai acuan dalam penyusunan AMDAL pertambangan batubara PT GBP.

17. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 2000

Pengendalian Pemanfaatan dan Pencemaran Air

Karena kegiatan pertambangan PTGBP akan menggunakan air untuk kebutuhan karyawan dan juga akan menghasilkan limbah yang dapat mencemari badan perairan.

18. Peraturan Pemerintah RI Nomor 150 Tahun 2000

Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produk Biomassa

Penggunaan lahan untuk pertambangan batubara akan memberikan dampak terhadap tanah

19. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2001

Pengendalian Kerusakan dan/atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan

Digunakan sebagai acuan dalam mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan khususnya kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan

PENDAHULUAN I - 8

Page 9: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

20. Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2001

Pajak Daerah Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembayaran pajak daerah

21. Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2001

Retribusi Daerah Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembayaran retribusi daerah

22. Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 Tahun 2001

Pembinaan Kepelabuhanan Sebagai acuan dalam pembangunan dan pemanfaatan pelabuhan

23. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2001

Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun

Sebagai acuan dalam pengendalian bahan berbahaya dan beracun

24. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1967 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan, sebagai-mana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 75 Tahun 2001

Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan

Sebagai acuan kegiatan pertambangan

25. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001

Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air

Berkaitan dengan pencemaran air akibat kegiatan pertambangan batubara

26. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2004

Penatagunaan Tanah Karena kegiatan pertambangan ini berhubungan dengan penatagunaan lahan (tanah)

27. Peraturan Pemerintah RI Nomor 15 Tahun 2005

Waktu kerja dan istirahat pada sektor usaha pertambangan umum pada daerah operasi tertentu

Berkaitan dengan pembagian waktu kerja dan sektor usaha pertambangan.

28. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2007

Pembagian Urusan Pemerin-tahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan sangat terkait dengan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah

29. Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 2008

Penataan Ruang Lingkup Nasional

Sebagai acuan penyesuaian pemanfaatan ruang areal rencana kegiatan dengan tata ruang nasional

30. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2008

Pengelolaan Sumberdaya Air. Terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air PT GBP.

31. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 2010

tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan

Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang.

32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010

Penyelenggaraan Penataan Ruang

Sebagai acuan penyesuaian pemanfaatan ruang areal rencana kegiatan dengan penataan ruang

33. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010

Wilayah Pertambangan Sebagai acuaan lokasi pertambangan batubara PT GBP

PENDAHULUAN I - 9

Page 10: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010

Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan Mineral dan batubara

Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan batubara PT GBP

35. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010

Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang.

36. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2010

Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan mineral dan batubara

Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan batubara PT GBP

C. PERATURAN PRESIDEN ATAU SEJENIS1. Keputusan Presiden RI

Nomor 1 Tahun 1976 Sinkronisasi Pelaksanaan Tugas Bidang Kehutanan, Pertambangan, Transmigrasi, dan Pekerjaan Umum

Kegiatan pertambangan batubara harus sinkron dan tidak tumpang tindih dengan sektor/kegiatan lainnya

2. Keputusan Presiden RI Nomor 43 Tahun 1978

Convention On Inter-national Trade In Endangered Species Of Wild Fauna and Flora.

Terkait dengan flora dan fauna yang dilindungi.

3. Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 1980

Wajib Lapor Lowongan Kerja Sebagai acuan dalam melaporkan lowongan kerja kepada instansi berwenang

4. Keputusan Presiden RI Nomor 1 Tahun 1987

Pengesahan Amandemen 1979 Atas Convention On International Trade In Endangered Species Of Wild Fauna and Flora, 1973.

Terkait dengan flora dan fauna yang dilindungi.

5. Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 1990

Pengendalian Dampak Lingkungan

Digunakan sebagai acuan karena kegiatan pertambangan batubara berdampak terhadap lingkungan hidup

6. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990

Pengelolaan Kawasan Lindung

Digunakan karena kegiatan pertambangan batubara ini ada kaitanya dengan kawasan hutan lindung

7. Keputusan Presiden RI Nomor 23 Tahun 1992

Pengesahan Vienna Convention for The Ozane Layer dan Montreal Protocol on Substances that Deplete The Ozane Layer as Adjusted and Amanded by the Second Meeting of The Parties London, 27-29 Juni 1990

Terkait dengan fungsi hutan yang secara alami merupakan produsen oksigen (O2) yang juga merupakan bagian dari lapisan ozon.

8. Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 1992

Satwa dan Bunga Nasional Terkait dengan satwa dan bunga nasional yang dilindungi.

9. Keputusan Presiden RI Nomor 61 Tahun 1992

Pengesahan Basel Convention of The Control of Transboundary Movements of Hazardous Waste and Their Disposal.

Terkait dengan sisa buangan PT GBP yang berbahaya serta tatacara pembuangannya.

10. Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 1993

Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja

Kegiatan pertambangan batubara ini diperkirakan akan berdampak terhadap kesehatan pekerja

PENDAHULUAN I - 10

Page 11: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

11. Keputusan Presiden RI Nomor 36 Tahun 2005

Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untukKepentingan umum

Terkait dengan pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan PT GBP

12. Keputusan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2007

Perubahan atas peraturan presiden nomor 77 tahun 2007 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratandi bidang penanaman modal

Terkait PT GBP yang termasuk bidang usaha yang melakukan penanaman modal.

D. PERATURAN MENTERI ATAU SEJENIS1. Peraturan Menteri

Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964

Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja

Sebagai acuan dalam memberikan perlindungan kesehatan kepada pekerja/buruh

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor per-1/men/ 1976

Wajib Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.

Untuk meningkatkan kemampuan dokter yang bertugas diperusahaan.

3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 327/Kpts/Um/5/1978

Penetapan Jenis-jenis Binatang Liar yang Dilindungi

Terkait dengan satwaliar yang dilindungi yang terdapat di areal pertambangan PT GBP.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor per-1/men/ 1979

Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan keselamatan bagi perusahaan

Terkait dengan menjaga keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan.

5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-02/Men/1980

Pemeriksaan Tenaga Kerja dalam Penyelengaraan Keselamatan Kerja

Sebagai acuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terkait dengan keselamatan kerja

6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-01/Men/1981

Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja

Sebagai acuan perusahaan dalam melaporkan penyakit akibat kerja kepada instansi berwenang

7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03 tahun 1982

Pelayanan kesehatan Tenaga Kerja

Kaitan dengan hak tenaga kerja untuk diberikan pelayanan kesehatan.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 528/Menkes/PER/XII/ 1982

Kualitas Air Tanah yang Berhubungan dengan Kesehatan

Penggunaan air untuk karyawan.

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53/Menkes/PER/XI/ 1983

Bahan Berbahaya Karena kegiatan pertambangan batubara menggunakan bahan kimia berbahaya.

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28/Menkes/PER/XII/1982

Kualitas Air Tanah yang Berhubungan dengan Kesehatan

Penggunaan air untuk pekerja/buruh

11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.136/07.001/Phb.83

Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perhubungan

Kaitan dengan transportasi batubara

12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per.04/Men/1987

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penunjukan Ahli K3

Sebagai acuan dalam pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan (P2K3), dan penunjukan Ahli K3

PENDAHULUAN I - 11

Page 12: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

13. Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1987

Prosedur Pencegahan dan Penanggulangan Pence-maran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Sebagai acuan dalam pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 173/Menkes/PER-VIII/1987

Pengendalian Pencemaran Air untuk Berbagai Kegunaan yang Berhubungan dengan Kesehatan

Penyediaan air untuk karyawan

15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 718/MENKES/PER/XI/1987

Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan

Sebagai acuan dalam penanganan dampak kebisingan akibat kegiatan pertambangan

16. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor Kep 02/MENKLH/1988 Lingkungan

Pedoman Penetapan Baku Mutu

Sebagai acuan yang dipakai dalam menetapkan status mutu lingkungan

17. Keputusan Bersama Menteri Pertambangan dan Energi dengan Menteri Kehutanan Nomor 969.K/05/M.PE/1989 dan Nomor 429/KPTS-II/1989

Pedoman Pengaturan Bersama Usaha Pertambangan dan Energi Dalam Kawasan Hutan

Penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan

18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990

Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air

Sebagai acuan dalam pemanfaatan untuk keperluan pekerja/buruh

19. Keputusan Menteri Kehutanan No. 837/Kpts-II/1990

Larangan Penebangan Pohon di 100 meter Kiri Kanan Sungai dan 200 meter dari radius mata air.

Karena di dalam Areal Pertambangan PT GBP terdapat sungai-sungai.

20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 1990

Tata Cara Pemusnahan Pelumas Bekas dan Pengawasannya.

Karena PT GBP dalam kegiatannya menggunakan pelumas yang berpotensi mencemari lingkungan.

21. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 69 Tahun 1993

Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan

Karena merupakan acuan dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan material.

22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993

Sempadan Sungai, daerah manfaat Sungai, daerah Penguasaan Sungai dan Bekas sungai

Karena di dalam dan sekitar areal pertambangan PT GBP terdapat sungai-sungai.

23. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 255/2011/MPE/1993

Pelaksanaan Inspeksi Tambang

Sebagai acuan dalam kegiatan inspeksi tambang

24. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-13/Men-KLH/3/1994.

Pedoman Susunan Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi AMDAL.

(Keputusan keempat ayat 3) rapat komisi AMDAL wajib mendengar saran dan pendapat wakil masyarakat yang terkena dampak usaha atau kegiatan yang bersangkutan, dan memperhatikannya dalam mengambil keputusan.

PENDAHULUAN I - 12

Page 13: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

25. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 21 Tahun 1994

Tata Cara Perolehan Tanah bagi Perusahaan dalam Rangka Penanaman Modal

Sebagai acuan dalam memperoleh ijin lokasi pertambangan

26. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 103.K/008/MPE/1994

Pengawasan atas Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan dalam Bidang Pertambangan dan Energi

Pengawasan dan penerapan RKL dan RPL

27. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-XII/MENLH/X/95

Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.

Sebagai acuan penetapan baku mutu lingkungan hidup.

28. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep 13/MENLH/3/1995

Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

Sebagai acuan baku mutu emisi tidak bergerak

29. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor Kep 51/MENLH/10/1995

Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri

Sebagai acuan dalam menetapkan status mutu limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan batubara

30. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi 555.K/26/MPE/1995

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan Umum

Sebagai acuan dalam melaksanaan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja

31. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1211 K/008/ MPE/1995

Pencegahan dan Penanggulangan Kerusakan dan Tercemarnya Lingkungan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum

Sebagai acuan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kerusakan dan tercemarnya lingkungan

32. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/MEN/1996

Sistem Manajemen Kesehatan dan Kesehatan Kerja

Sebagai acuan dalam pengelolaan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja

33. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep 48/MENLH/11/1996

Baku Tingkat Kebisingan Sebagai acuan menetapkan status tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan batubara

34. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep 187/men/1996

Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

Karena kegiatan pertambangan menggunakan bahan kimia berbahaya.

35. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 1997

Usia Kerja Produktif Karena Kegiatan pertambangan yang banyak melibatkan tenaga kerja, tidak diperkenankan menggunakan tenaga kerja di luar umur yang telah ditentukan.

36. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep 49/MENLH/11/1996

Baku Mutu Tingkat Getaran Sebagai acuan menetapkan status tingkat getaran yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan batubara

37. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep 50/MENLH/11/1996

Baku Mutu Tingkat Kebauan Sebagai acuan menetapkan status tingkat kebauan yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan batubara

PENDAHULUAN I - 13

Page 14: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

38. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45/MENLH/10/1997

Indeks Standar Pencemaran Udara

Sebagai acuan menetapkan status tingkat pencemaran udara yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan batubara

39. Keputusan Kepala Bapedal No. 299 Tahun 1996

Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

- Aspek sosial merupakan begian yang perlu dikaji secara mendalam dalam penyususnan dokumen AMDAL ini sehingga dampak negatif yang timbul dari rencana kegiatan ini dapat dikelola secara baik.

- Aspek sosial dalam AMDAL adalah telaahan yang yang dilakukan terhadap komponen demografi, ekonomi, dan budaya serta merupakan bagian yang tak terpisahkan dari komponen lain yang disusun dalam dokumen AMDAL ini.

40. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 261 Tahun 1998

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Sebagai acuan penerapan kesehatan di lingkungan kerja bagi para pekerja/buruh tambang

41. Keputusan Menteri Negara Agaria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999

Pelimpahan Wewenang Pemberian Hak atas Tanah

Kaitan dengan ijin usaha kuasa pertambangan

42. Peraturan Menteri Agaria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999

Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat

Sebagai acuan dalam penyelesaian masalah tanah dan pembebasan lahan masyarakat adat

43. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep 41/MENLH/8/1999

Baku Mutu Udara Ambien Sebagai acuan menetapkan status mutu udara ambien yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan batubara

44. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-51/MEN/1999

Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja

Sebagai acuan dalam kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja

45. Keputusan Menteri Kehutanan Kehutanan Nomor 146/Kpts.II/1999

Pedoman Reklamasi Bekas Tambang dalam Kawasan Hutan

Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi tambang batubara

46. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. : 187/Men/1999

Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

Sebagai acuan pengendalian Bahan Kimia Berbahaya dalam operasional kegiatan.

47. Per Men LH No. 24 tahun 2009

Panduan Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui proses penilaian dokumen AMDAL

48. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 1453K/29/MEM/2000

Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Pertambangan Umum

Sebagai acuan dalam melaksanakan konsultasi dan koordinasi kegiatan usaha pertambangan

PENDAHULUAN I - 14

Page 15: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

49. Kepmenhut dan Perkebunan No.104/Kpts-II/2000

Tatacara mengambil Tumbuhan Liar dan Menangkap Satwa Liar.

Sebagai pedoman PT GBP mengambil tumbuhan liar dan menangkap satwa liar untuk kepentingan konservasi.

50. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-150/Men/2000

Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan.

Terkait masalah ketenagakerjaan di PT GBP.

51. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876/Menkes/SK/VIII/-2001

tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

Sebagai acuan penyusunan AMDAL, khusus yang terkait dengan aspek kesehatan

52. Kepmenkes No. 876 Tahun 2001

Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

Sebagai pedoman dalam prakiraan dan pembahasan terhadap dampak kesehatan lingkungan

53. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1457 K/28/MEM/2000

Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan Umum

Sebagai pedoman tentang pelaksanaan pengelolaan lingkungan

54. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 130-67 Tahun 2002

Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota

Terkait dengan wewenang yang dimiliki Kabupaten Kutai Barat.

55. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/-MENKES/ SK/2002

Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

Sebagai acuan dalam penggunaan air minum yang memenuhi standar kesehatan untuk keperluan pekerja/buruh

56. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri

Sebagai acuan dalam menjaga kesehatan lingkungan kerja

57. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1407/Menkes/SK/XI/2002

Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara

Sebagai acuan dalam pengelolaan pencemaran udara di lokasi kegiatan tambang batubara

58. Kepmenkes No.289/Menkes/SK/III/2003

Prosedur Pengendalian Dampak Pencemaran Udara Akibat Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan

Acuan dalam pengendalian dampak pencemaran udara.

59. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003

Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan

Sebagai acuan pengambilan sampel air

60. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 715/Menkes/SK/V/2003

Hygiene Sanitasi Jasa Boga Karena adanya kantin untuk jasa boga karyawan.

61. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003

Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air

Sebagai acuan mengendalikan dampak pencemaran air pada kegiatan pertambangan

62. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003

tentang Baku Mutu Air Limbah Bagian Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan Batubara

Kaitan dengan air limbah/air asam tambang

63. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003

tentang Pengkajian untuk Status Baku Mutu Air

Sebagai acuan untuk mengkaji status baku mutu air

PENDAHULUAN I - 15

Page 16: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

64. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 289/-Menkes/III/2003

Prosedur Pengen-dalian Dampak Pencemaran Udara Akibat Kebakaran Hutan terhadap Kesehatan

Sebagai acuan dalam pengendalian dampak pencemaran udara akibat kebakaran hutan

65. Surat Edaran Menteri Kehutanan No. 404/Menhut-II/2003

Penataan ruang. Bagi setiap provinsi yang belum ada Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukkan kembali atas kawasan hutan yang didasarkan pada hasil pemaduserasian antara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (THGK), maka kawasan hutan pada provinsi tersebut mengacu dan berpedoman pada keputusan Menteri Kehutanan tentang Tata guna Hutan Kesepakatan (THGK).

66. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 142 Tahun 2003

Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air LimbahKe Air Atau Sumber Air

Sebagai acuan perizinan terhadap kajian pembuangan air limbah ke air atau sumber air

67. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 tahun 2004

Pedoman Pengelolaan Pengaduan Kasus Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup

Karena kegiatan Pertambangan PT GBP akan menghasilkan memberikan dampak yang berpotensi mencemari lingkungan.

68. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005

Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL

Sebagai acuan dalam penyusunan laporan pelaksanaan RKL dan RPL kegiatan pertambangan batubara

69. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiRepublik Indonesia No. 102 Tahun 2004

Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur

Digunakan dalam operasi pertambangan batubara PTGBP.

70. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006

Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Digunakan sebagai acuan penyusunan Dokumen AMDAL

71. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006

Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Sebagai acuan pelaksanaan penyusunan Dokumen AMDAL

72. Permen LH No. 3 tahun 2008

Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun

Karena dalam operasionalnya PT GBP akan menggunakan bahan B3

73. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2008

Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Sebagai dasar dalam pemanfaatan limbah berbahaya dan beracun pada kegiatan penambangan batubara

PENDAHULUAN I - 16

Page 17: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

74. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008

Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL

Adanya keterkaitan koordinasi dalam proses pengesahan Dokumen AMDAL

75. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.43/MENHUT-II/2008 tanggal 10 juli 2008

Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Sebagai acuan dalam pemanfaatan kawasan hutan

76. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.12/Menhut-II/2009

Pengendalian Kebakaran Hutan.

Terkait dengan kegiatan pengendalian kebakaran hutyan yang akan dilakukan oleh PT GBP.

77. Permenhut No.P 56 MENHUT-II/2008

Tata cara penentuan luas areal terganggu dan areal reklamasi dan revegetasi untuk perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak penggunaan kawasan hutan

Sebagai acuan dalam penentuan `tata cara penentuan luas areal terganggu dan areal reklamasi dan revegetasi

78. Permenhut No.P.58 / Menhut-II/ 2009 tanggal 04 September 2009.

Penggantian nilai tegakan dari izin pemanfaatan kayu dan atauDari penyiapan lahan dalam pembangunan hutan tanaman

Sebagai pedoman penggantian nilai tegakan dari izin pemanfaatan kayu PT GBP.

79. Permen LH No.18 Tahun 2009

Tatacara Perizinan Limbah B3 Karena dalam operasionalnya PT GBP akan mengasilkan limbah B3.

80. Permen LH No.24 tahun 2009

Panduan Penilaian Dokumen AMDAL

Untuk mengetahui proses penilaian dokumen AMDAL.

81. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/PER/V/2010

Kualitas Air Minum Digunakan sebagai acuan pengawasan kualitas air

82. Permen LH No.30 Tahun 2009

Tata laksana perizinan dan pengawasan limbah B3 serta pemulihan akibat pengawasan limbah B3.

Karena dalam operasionalnya PT GBP akan mengasilkan limbah B3.

E. KEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL1. Surat Edaran Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 03/SE/MENKLH/6/1987

Prosedur Penanggulangan Kasus Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Sebagai acuan dalam penanggulangan kasus pencemaran dan perusakan lingkungan

2. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Koperasi Nomor SE-01/SE/MENAKER/-1988

Baku Mutu Tingkat Kebisingan di Lingkungan Kerja

Pedoman penentuan tingkat kebisingan akibat kegiatan pertambangan

3. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Koperasi Nomor SE-02/SE/MENAKER/1988

Baku Mutu Bahan Kimia di Udara

Pedoman penentuan kualitas udara akibat pertambangan

4. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor KEP-056 Tahun 1994

Pedoman Umum Mengenai Ukuran Dampak Penting

Pedoman dalam pengukuran dampak penting yang ditimbulkan oleh kegiatan

PENDAHULUAN I - 17

Page 18: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

5. Keputusan Kepala Bapedal No.68/05/1994

Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan, Pengumpulan, Pengoperasian Alat Pengolahan, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Sebagai acuan dalam hal perijinan melakukan penanganan pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

6. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor KEP.01-05/Bapedal/09/1995

Tata Cara Penyimpanan, Pengumpulan, Pengolahan dan Penimbunan Limbah B3

Sebagai acuan penanganan limbah B3 dari kegiatan pertambangan batubara

7. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 2/Bapedal/09/1995

Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Karena kegiatan pertambangan batubara menggunakan bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan.

8. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 3/Bapedal/09/1995

Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Karena kegiatan pertambangan batubara menggunakan bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari lingkungan

9. Keputusan Kepala Bapedal No 4/Bapedal/09/1995

Tata Cara Persyaratan, Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

karena kegiatan pertambangan batubara menggunakan bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan.

10. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 5/Bapedal/09/1995

Simbol Label Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

Karena kegiatan pertambangan batubara menggunakan bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan.

11. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor 255/Bapedal/09/1996

Penyerahan Minyak Pelumas Bekas

Pedoman pengelolaan limbah B3/oli bekas yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan

12. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor Kep 299/11/1996

Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL

Pedoman studi sosial ekonomi dalam penyusunan AMDAL

13. Keputusan Kepala Bapedal No. 299 / II / 1996

Pedoman teknis kajian aspek sosial dalam AMDAL

Sebagai pedoman teknis dalam mengkaji aspek sosial di lokasi studi dalam penyusunan dokumen AMDAL ini.

14. Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor : KEP-107 / KABAPEDAL / 11 / 1997

Pedoman Teknis Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemaran Udara

Karena merupakan acuan dalam upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran udara.

15. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-105 tahun 1997

Panduan Pemantauan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Terkait dengan rencana pengelolaan lingkungan serta rencana pemantauan lingkungan yang akan dilakukan PT GBP.

16. Surat Edaran Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor 8/SE/-02/1997

Penyerahan Minyak Pelumas Bekas

Pedoman pengelolaan limbah B3/oli bekas yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan

PENDAHULUAN I - 18

Page 19: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

17. Keputusan Kepala Bapedal No. 27 Tahun 1997

Pedoman mengenai ukuran dampak penting

Sebagai pedoman untuk menentukan dampak penting yang akan terjadi pada kegiatan pembangunan Pertambangan PT GBP.

18. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor Kep 124/12/1997

Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Pedoman studi kesehatan masyarakat dalam penyusunan Dokumen AMDAL

19. Keputusan Kepala Badan Pengendalian DampaK Llingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2000

Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Sebagai acuan mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses penyusunan Dokumen AMDAL

F. KEPUTUSAN DIRJEN PERTAMBANGAN UMUM1. Keputusan Direktur Jenderal

Pertambangan Umum Nomor 336.K/271/DDJP/1996

Jaminan Reklamasi Pedoman jaminan reklamasi kegiatan pertambangan

2. Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum Nomor 693.K/008/DDJP/1996

Pedoman Teknis Pengendalian Erosi pada Kegiatan Pertambangan Umum

Pedoman pengendalian erosi akibat kegiatan pertambangan

G. PERDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 1. Peraturan Daerah Provinsi

Kalimantan Timur Nomor 12 Tahun 1993

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Acuan penetapan/penggunaan tata ruang

2. Peraturan Daerah Tingkat I Propinsi Kaltim Nomor 4 Tahun 1995

Pengendalian Pemboran, Pemakaian Air Bawah Tanah dan Pengambilan Air Dari Perairan Umum

Karena kegiatan Penambangan melibatkan banyak tenaga kerja yang juga mempunyai kebutuhan akan air sehingga dalam pemakaian airnya harus sesuai dengan peraturan.

H. PERATURAN GUBERNUR KALIMATAN TIMUR ATAU SEJENIS1. Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor 339 Tahun 1988

Baku Mutu Lingkungan di Kalimantan Timur

Acuan Penentuan Kualitas Lingkungan

2. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor 12 Tahun 1993

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur

Acuan penetapan/penggunaan tata ruang

3. Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Kalimantan Timur Nomor 19 Tahun 1997

Baku Mutu Kualitas Limbah Cair bagi Kegiatan Industri dan Usaha Lain di Provinsi Kalimantan Timur

Acuan ambang batas limbah kegiatan pertambangan batubara

PENDAHULUAN I - 19

Page 20: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

4. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor 050/K.443/1999

Penetapan Hasil Paduan Serasi antara Rencana Tata Ruang Wilayah Dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan Provinsi Kalimantan Timur yang Merupakan Revisi dari Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 1993 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Daerah Tingkat I KalimantanTimur

Sebagai acuan dalam menetapkan penggunaan tata ruang

5. Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Kalimantan Timur Nomor 7 Tahun 2000

Ketentuan Jarak Bagian Unit Pencucian dan Kolam Pengendapan (Setting Pond) Pertambangan Batubara yang Terletak Dekat Sungai, Danau, dan/atau Laut di Provinsi Kalimantan Timur

Acuan penentuan setting pond

6. Keputusan Gubernur Kaltim No.20 tahun 2000

Penetapan dana kompensasi kepada masyarakat di dalam dan sekitar hutan Provinsi Kaltim

Terkait dengan hak masyarakat untuk menerima kompensasi

7. Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 26 Tahun 2002

Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri dan Usaha lainya dalam Provinsi Kalimantan Timur sebagai Ganti Keputusan Gubernur Nomor 19 Tahun 1997

Acuan ambang batas limbah kegiatan pertambangan batubara

8. Keputusan Gubernur Kaltim Nomor 20 Tahun 2002

Penetapan dana kompensasi kepada masyarakat di dalam dan sekitar hutan di Provinsi Kalimantan Timur.

Pemanfaatan hasil hutan kayu harus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di dalam dan sekitar hutan, terkait dengan hak ulayat masyarakat setempat.

9. Keputusan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Nomor 40 Tahun 2002.

Tentang Panduan Pengaduan Masyarakat dan Penanganan Kasus-kasus Lingkungan Hidup.

Dalam pelaksanaan Penambangan PT GBP, masyarakat berhak untuk melaporkan / melakukan pengaduan apabila terjadi penyimpangan dalam pengelolaan lngkungan hidup dan / atau apabila terjadi pencemaran terhadap lingkungan hidup serta sebagai acuan dalam hal penanganan kasus-kasus lingkungan hidup.

10. Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 31 Tahun 2002

tentang Pedoman Konsultan Penyusun AMDAL di Provinsi Kalimantan Timur

Kaitan dengan aspek legalitas penyusun AMDAL

11. Keputusan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur No. 660.1/K.281/2008

Tentang pembentukan pos pengaduan dan pelayanan

Kaitanya dengan pembentukan pos pengaduan dan pelayanan dalam penjaringan aspirasi masyarakat sekitar lokasi pertambangan batubara.

I. PERDA KABUPATEN KUTAI BARAT1. Peraturan Daerah

Kabupaten Kutai Barat Nomor 02 Tahun 2001

Kewenangan Kabupaten Kutai Barat

Sebagai kebijakan dalam izin guna usaha pertambangan batubara

PENDAHULUAN I - 20

Page 21: BAB I · Web viewPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan Terkait dengan status kawasan pertambangan dalam tata ruang. 36. Peraturan Pemerintah

ANDAL PERUBAHAN KAPASITAS PRODUKSIPERTAMBANGAN BATUBARA PT GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL

Tabel 1.2. Lanjutan

No. Peraturan Perundang-undangan Tentang Alasan Digunakannya Dasar

Hukum Tersebut

2. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 32 Tahun 2005

Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Barat

Acuan penetapan/penggunaan tata ruang

3. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 05 Tahun 2006

Tata Cara Pemberian Ijin Lokasi

Keterkaitan dengan proses ijin lokasi

4. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 09 Tahun 2006

Retribusi Limbah Cair Kewenangan pemerintah daerah untuk pemungutan retribusi limbah cair di kab. Kutai Barat

5. Peraturan Daerah Kutai Barat Nomor. 21 Tahun 2007

Penetapan harga dasar tanah dan tanam tumbuh dalam wilayah kabupaten Kutai Barat

Sebagai acuan/ pedoman dalam pelaksanaan penetapan harga dasar tanah dan tanam tumbuh dalam tahapan kegiatan pembebasan lahan.

6. Peraturan Daerah Kutai Barat Nomor 03 Tahun 2008

Urusan pemerintah yang menjadi kewenagan Kabupaten Kutai Barat

Pendelegasian urusan pemerintah menjadi kewenangan daerah.

7. Peraturan Daerah Kutai Barat Nomor 06 Tahun 2008

Organisasi Dan Tata Kerja Inspectoral, Badan Perencanaan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kutai Barat

Tentang tata kerja organisasi di Kabupaten Kutai Barat.

8. Peraturan Daerah Kutai Barat No.800.05.660/ K.825/ 2009

Pembentukan Pos pengaduan dan pelayanan penyelesaian permasalahan lingkungan hidup

Kaitanya dengan pembentukan pos pengaduan dan pelayanan dalam penjaringan aspirasi masyarakat sekitar lokasi pertambangan batubara.

PENDAHULUAN I - 21