BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

87
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembagan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi danmemahami alat sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar mengacu pada kurikulum 2006. Kurikulum tersebut secara proaktif sebagai pengembang informasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta tuntunan desentralisasi pendidikan. Siswa dengan bekal sains diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sehingga dapat meningkaykan ketaqwaan 1

Transcript of BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Page 1: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga Sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saaja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Sains diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

serta prospek pengembagan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi danmemahami alat sekitar

secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga

dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar mengacu pada kurikulum 2006.

Kurikulum tersebut secara proaktif sebagai pengembang informasi ilmu

pengetahuan dan tekhnologi, serta tuntunan desentralisasi pendidikan. Siswa

dengan bekal sains diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi, sehingga dapat meningkaykan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa. Dalam kurikulum 2006 dijelaskan bahwa kata pelajaran Sains di

SD/Mi bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan memperoleh

keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya (BNSP, 2006:34).

Perubahan kurikulum 2004 menjadi kurikulum 2006 dalam bidang

Sains adalah sebagai upaya mengoptimalkan untuk pendidikan dengan

memuktahirkan pengetahuan alam disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.

Pengembangan kurikulum dilakukan secara menyeluruh, sebab munculnya

berbagai perubahan yangsangat cepat hampir pada sapek semua kehidupan

yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan sikap dan pengetahuan.

1

Page 2: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Kualitas pembelajaran Sains di sekolah dapat dipengaruhi oleh

kegiatan proses belajar mengajar guru di kelas. Guru terutama guru sains perlu

mengetahui berbagai cara, model, pendekatan, metode serta teknik

pembelajaran yang dapat menjadikan siswa lebih tertarik dan menyenangkan.

Guru disekolah saat ini bukan berpikir lagi bagaimana mengajar, akan tetapi

bagaimana cara siswa belajar. Pembelajaran berubah dari guru mengajar,

menjadi siswa aktif belajar. Disinilah guru perlu mengetahui, dan mecari juga

merumuskan pembelajaran yang digunakan untuk membimbing siswa

sehingga metode pembelajaran menjadi lebih bermakna, efektif dan efisien.

Salah satu teknik dalam pembelajaan Sains adalah medel pembelajaran

Kooperatif teknik Numbered Heads Together (kepala bernomor).

Mengingat bahwa hasil pembelajaran Sains saat ini masih belum

memenuhi harapan, maka perlu adanya upaya yang terus menerus dalam hal

perbaikan pembelajaran baik dari segi kualitas gru maupun ari inovasi

pembelajaran. Berkenan dengan hal itu maka proses pembelajaran disekolah

harus dirumuskan dengan tepat. Guru perlu mendesain interaksi mengajar

yang berorientasi kepada bagaimana siswa dapat belajar aktif dengan tidak

berusaha memaksa siswa diluar kemampuan intelektualnya.

Salah satu alternatif dari metode pembelajaran yang bisa

dikembangkan adalah metode pembelajaran kooperatif teknik Numbered

Heads Together, karena dalam pelaksanaannya memungkinkan pendidik

mengelola kelas dengan lebih efektif dan memudahkan siswa dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sesuai dengan uraian diatas,

maka penelitian ini yang kan dilakukan berjudul “Penggunaan Metode

Pembelajaran Kooperatif tejnik Numbered Heads Together terhadap hasil

belajar Sains”.

B. Indentifikasi Masalah dan Bantuan Masalah

a. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi

masalahnya adalah:

2

Page 3: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

1. Rendahnya prestasi belajar peserta didik terutama pada

pelajaran Sains.

2. Rendahnya motivasi belajar peserta didik.

3. Kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang

bervariasi.

4. Kurangnya pemahaman perserta didik terhadap materi

pelajaran.

5. Kurangnya semangat belajar peserta didik.

b. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan pelaksanaan kerja agar penelitian ini mengarah

pada sasaran yang telah ditetapkan, maka masalah dibatasi “upaya

meningkatkan hasil belajar Sains dengan menggunakan metode Kooperatif

teknik Numbered Heads Together terhadap hasil belajar Sains”.

C. Rumusan Masalah Rumussan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat

pengaruh penggunaan metode pembelajaran Kooperatif tejnik Numbered

Heads Together terhadap hasil belajar siswa pada materi pencemaran

lingkungan dalam pembelajaran Sains ?.

Rumusan masalah tersebut lebih lanjut dirinci dengan pernyataan

penelitian tindakan sebagai berikut :

1. Bagaimana “perencanaan” mengajarkan Sains yang dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pencemaran lingkungan

melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads.

2. Bagaimanakah “pelaksanaan” mengajarkan Sains yang

dapat meningkatkan pemahan siswa terhadap konsep pencemaran

lingkungan melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads Together.

3

Page 4: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep

pencemaran lingkungan melalui metode Kooperatif Teknik Numbered

Heads Together.

D. Tujuan dan manfaat Penelitian

1. Tujuan Peneitian

Tujuan utama tindakan kelas ini adalah mengetahui efektifitas

metode pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Together untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pernapasan dan

pelajaran Sains.

Adapun secara khusus dan operasional, PTK ini sebagai berikut :

1. Bagaimana “perencanaan” mengajarkan Sains yang dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pencemaran

lingkungan melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads.

2. Bagaimanakah “pelaksanaan” mengajarkan Sains yang dapat

meningkatkan pemahan siswa terhadap konsep pencemaran

lingkungan melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads

Together.

3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pencemaran

lingkungan melalui metode Kooperatif Teknik Numbered Heads

Together.

4. Sejauh mana Efektifitas metode Kooperatif Teknik Numbered Heads

Together dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep

pencemaran lingkungan.

2. Kegunaan/ Manfaat Penelitian

Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini

diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa melaui penggunaan metode Kooperatif

teknik Numbered Heads Together terhadap hasil belajar siswa pada materi

4

Page 5: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

pencemaran lingkungan di Kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan

Rajadesa Kabupaten Ciamis. Adapun manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini, sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini akan memberikan

gambaran kepada semua pihak tentang bagaimana mengelola

pembelajaran yang menuntut siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan

belajar mengajar, siswa membangun pengetahuannya sendiri dalam

memperoleh sebua pengetahuan, sehingga merintis sebuah

pembelajaran yang perpusat pada siswa.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

- Siswa akan lebih bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

- Memotifasi siswa agar lebih giat lagi dalam proses

pembelajaran berikutnya.

- Melatih dan membiasakan siswa untuk

mengembangakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

2. Bagi Guru

- Guru lebih kreatif menggunakan metode

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

- Sebagai bahan dasar untuk melakukan intropeksi

diei terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung.

3. Bagi Sekolah

- Menciptakan proses pembelajaran yang sesuai

denga pendekatan IPA.

- Meningkatkan mutu pendidikan dalam hal proses

belajar mengajar

Sebagai masukan yang sangat berarti yang dapat digunakan

sebagai kajian dalam membantu guru, meningkatkan kompetisi

propesionalnya, khususnya dalam mengelola kelas.

5

Page 6: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

BAB II

KAJIAN TEORITIS/ PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Definisi belajar yang dikemukakan para ahli berbeda-beda, sesuai

dengan disiplin ilmu yang digelutinya, namaun demikian pada prinsipnya

belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Purwanto (1990) belajar merupakan suatu perubahan

dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah

laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada

tingkah laku yang lebih buruk.

Menurut Makmum (dalam skripsi yang berjudul perbedaan

pondokan di dalam dan luar pesantren terhadap prestasi belajar siswa

2005) belajar itu merupakan suatu perunabahan tingkah laku atau

pengalaman tertentu. Perubahan belajar dapat bersifat fungsional

(struktural), material dam behaviorial. Ketiga sifat tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Belajar merupakan perubahan fungsional, bahwa jika manusia itu

terdiri atas sejumlah fungsi-fungsi tertentu yang mewakili daya atau

kemampuan tertentu, agar berlaku secara fungsional, maka harus telati.

Oleh karena itu dalam kontek ini, belajar berarti melatih daya otak

supaya tajam, sehingga berguna untuk memecahkan masalah.

b. Belajar merupakan perkayaan materi pengetahuan (material) dan

perkyaan pola-pola sambutan (respon) prilaku baru. Dalam hal ini

6

Page 7: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

belajar merupakan suatu proses pengisian jiwa dengan pengtahuan dan

pengalaman sebanyak-banyaknya.

c. Belajar merupakan prilaku dan pribadi secara keseluruhan berarti

bukan hanya bersifat mekanis melaikan juga merupakan prilaku

organisme sebagai totalitas, meskipun yang dipelajari itu hal-hal

khusu, namun merupakan makna bagi totalitas pribadi yang

bersangkutan.

Dimyati (2006) mengatakan bahwa belajar merupakan tindakan

dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hannya

dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak

terjadinya proses belajar.

Gane mengatakan (Dimyati, 2006):“Belajar terjadi apabila situasi stimulus besama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya kembali dari waktu ia sebelum ia mengalami situasi sewaktu ia mengalami situasi tadi. Belajar adalah berhubungan dengan perubhan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman berulang-ulang. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif mantap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Hamalik (2007) mengatakan belajar mengandung pengertian

terjadinya perubahan dari presepsi dan prilaku, termasuk perbaikan prilaku

misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat atau pribadi secara lebih

lengkap.

Menurut Sumiati dan Asra (2008) belajar diartikan sebagai proses

perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Belajar

merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai suatu

pengalaman individu itu sendiri dalam ineraksi dan lingkungannya.

Dari berbagai definisi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa

beberapa elemen penting yang bercirikan pengertian belajar, yaitu :

a. Merupakan suatu perubahan dalam tingkah lak.

b. Suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.

7

Page 8: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

c. Perubahan tingkah itu relatif mantap.

d. Tingkah laku yang berubah menyangkut berbagai aspek

kepribadian, baik fisik maupun psikis.

2. Pengertian Mengajar

Para ahli psikologis memberi batasan atau pengertian tentang

mengajar yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan perbedaan titik

pandang terhadap makna hakikat mengajar. Berdasarkan pandangan

tersebut, Sudjana (2005) mengemukakan bahwa “mengajar pada

hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi

lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan

mendorong siswa melakukan proses belajar mengajar”.

Menurut Bocttecourt (dalam Rusyana, 2003) bukanlah

memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan

yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya, artinya

berpartisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat

makna, mencari kejelasan, bersikap kritis.

Menurut Slameto (2003) “mengajar dalah penyerahan kebudayaan

berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita

atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut

sebagai generasi penerus”.

Dari beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa tugas guru

harus berusaha membawa perubahan tingkah laku yang baik dan

kecenderungan langsung untuk mengubah tingkah laku siswanya. Itu suatu

bukti bahwa guru harus memutuskan, membuat atau merumuskan tujuan

pengajaran.

3. Pengertian Hasil Belajar

Sebagaimana dikemukakan Dimyati dan Moedjiono (1994) bahwa

“hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau

8

Page 9: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

tindak belajar”. Sedangkan Karti Soeharto (1984) menyatakan bahwa

“mengajar ditandai dengan ciri-ciri yaitu: (a) Disegaja dan bertujuan, (b)

Tahan Lama, (b) Tahan Lama, (c) Bukan Karena kebetulan, (d) Bukan

karena kematangan dan pertumbuhan”.

Demikian pula kamus umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa :

“ hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh

suatu usaha atau dapa juga berarti pendapat” (Poerwadarminta, 1996).

Gagne (Makmun, 2008) mengatakan bhwa ada lima kemampuan

hasi belajar yaitu: 1) keterampilan-keterampilan intelektual, karena

keterampilan itu merupakan penampilan yang ditunjukan oleh siswa

tentang operasi intelektual yang dapat dilakukannya, 2) penggunaan

strategi koognitif, karena siswa perlu menunjukan penampilan yang baru,

3) Berhubungan dengan sikap-sikap yang dapat ditunjukan oleh perilaku

yang mencerminkan pilihan tindakan teradap kegiatn-kegiatn TIK, 4) Dari

hasil belajar adalah informasi verbal, 5) Ketermapilan motorik.

Pendapat lain mengatakan bahwa “belajar aktif merupakan

pembelajaran yang melibatkan siswa, baik secara fisik maupun mental,

pikiran, perasaan, sosial serta sesuai dengan perkembangan anak sekolah

dasar” (Depdikbud, 1994).

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajara adalah hasil yang dipeoleh oleh siswa setelah mengalami interaksi

proses pembelajaran.

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia medern yang disusun

oleh Muhammad Ali “Faktor adalah sesuatu hal, keadaan, peristiwa, dan

sebagainya, yang ikut menyebabkan, mempengaruhi terjadinya sesuatu”.

Makmum (2000) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dapat digolongkan menjadi 4 hal yaitu :

a. Motivasi.

b. Perhatian.

9

Page 10: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

c. Usaha.

d. Evaluasi dan pemantapan.

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar,

menurut Purwanto (1990) dapat digolongkan menjadi 2 faktor yaitu :

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individua, dan

b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam individual antara lain : faktor kematangan/ pertumbuan, kcerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara keluarga/ keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, linkungan dan kesehatan yang tersedia dan motivasi sosial.

5. Pengertian Metode Pembelajaran

Mode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh guru

dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat

berlangsunnya proses pembelajaran. Dengan demikian, metode

pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran

(Ramayulis, 2004).

Menurut Sumiati dan Asra (2008) metode pembelajaran

menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam upaya

memperoleh kemampuan hasil belajar. Metode pembelajaran menunjuk

kepada apa yang terjadi disekolah sehubungan denga proses pembelajaran,

baik didalam maupun dilur kelas. Proses pembelajaran menuntut guru

mengembangkan atau merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi.

Metode pembelajaran adalah cara tertentu yang digunakan oleh guru untuk

menciptakan kondisi yang merangsang kepada siswa untuk aktif

(Depdikbud, 1990).

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun dapat tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk

merelesiasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi

strategi pembeajaran sangant tergantung pada cara guru menggunakan

10

Page 11: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin

dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

Dari pengertian-pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa pada dasarnya metode pembelajaran adalah cara yang didalam

fungsinya merupakam alat untuk mencapai tujuan.

6. Metode Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (Kepala

Bernomor)

Teknik belajar mengajar kepala bernomor (numbered heads)

dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan

kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga

mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Penggunaan teknik pembelajaran ini dengan mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut (Lie, Anita, 2004):

a. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok mendapat nomor.b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya. c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya.d. Guru memanggil salah satu nomor siswa. Nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka. e. Siswa yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang melaporkan,

kemudian guru menunjuk nomor yang lain dan f. Kesimpulan.

Teknik pembelajaran numered heads together (kepala bernomor)

ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu :

a. Kelebihan metode pembelajaran numered heads together (kepala

bernomor) adalah setiap siswa menjadi siap semua, dapat melakukan

diskusi dengan sunguh-sunguh, dan siswa yang pandai dapat mengajari

siswa yang kurang pandai.

b. Kelemahan metode pembelajaran Numered Heads Together (kepala

bernomor) adalah terjadinya kemungkinan nomor yang dipanggil dapat

11

Page 12: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

dipanggil lagi oleh guru, dan tidak semua anggota kelompok dipanggil

oleh guru.

B. Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah bahwa metode

pembelajran kooperatif tekni numered heads together (kepala bernomor) dapat

menarik dan memusatkan perhatian siswa, mengajak siswa melatih daya pikir

sehingga timbul keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan

mengmukakan pendapat, meskipun kerjanya berkelompok

Pembelajaran Sains menekan pada pemberian belajar secara langsung

melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses (Badan Standar

Pendidikan Nasioal : 2006). Maka dengan hal ini untuk meningkatkan mutu

pendidikan diperlukan adanya penggunaan metode pembelajaran yang

bervariasi.

Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini !

Variabel X Variabel X

Penggunaan Metode

PembelajaranHasil Belajar

Gambar 2.1 BaganMetode Pembelajaran

C. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan berdasarkan kajian teori dan sejumlah

anggapan dasar sebagaimana dikemukakan, maka hipotesis tindakan

penelitian ini adalah : metode pembelajaran kooperatif teknik Numbered

Heads Together (kepala bernomor) dapat meningkatkan hasil belajar Sains

peserta didik kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten

Ciamis.

12

Page 13: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara untuk memecahkan seuatu

permasalahan secara ilmiah, sistematis, logis dan faktual. Metode yang

digunakan dalam metode ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang

berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-

masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil

pembelajaran dan mecobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan

mut dan hasil pembelajaran.

Mode yang digunakan dalampenelitian ini adalah Metode Penelitian

Kelas (PTK) dengan metode PTK Kemmis dan MC Taggart. Pertimbangan ini

didasarkan pada tujuan dari penelitian yaitu untuk memperbaiki kinerja guru

dalam mengelola pembelajaran IPA. Selain itu juga model penelitian ini

mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan

karen Model Kemmis & Taggart dicirikan satu kali tindakan sama dengan satu

kali pelaksanaan pembelajaran (mulai dari membuat RPP hingga evalasi

keseluruhan) sama dengan satu siklus tindakan. Operasional metode ini terdiri

dari tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi

(observising), dan refleksi (reflecting) dilanjutkan dengan rekomendasi dan

pengambilan kesimpulan.

Bentuk PTK yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif yang

melibatkan beberapa pihak dengan jalinan bersifat kemitraan.

Untuk lebih jelasnya dibawah ini digambarkan alur daar Penelitian

Tindakan Kelas Model Kemmis & MC Taggart sebagai berikut :

13

Page 14: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Rencana Umum

Penelitian

Siklus 1

RefleksiPelaksanaan Tindakan &

Observasi I

Sillus 2

RefleksiPelaksanaan Tindakan &

Observasi II

Keputusan Lebih Lanjut

Gambar 3.1 : Alur Dasar Penelitian Tindakan Kelas

Model Kemmis & MC Target

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses

berdaur (siklus). Setiap siklus terdiri dari tahapan: perencanaan (planning),

pelaksanaan tindakan (acting), observasi (Observisin), dan refleksi

(reflecting).

B. Subjek Penelitian

Kegiatan penelitian tidakan kelas ini akan dilakukan dalam

pembelajaran Sains di kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa

14

PerubahanRencana

Page 15: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Kabupaten Ciamis. Semester Ganjil Tahun 2009/2010 pada topik pencemaran

lingkungan.

Penelitian dilaksanakan dikelas IV SD N 2 Tanjungsari yang

berjumlah 20 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 8 orang perempuan

dengan berbagai latar belakang, kemampuan tingkat berpikir, dan jenis

kelamin yang berbeda. Penelitian ini melibatkan Kepala Sekolah dan 1 orang

guru sebagai peneliti mitra terutama dalam melakukan observasi dan refleksi.

Identitas peneliti mitra sebagai guru kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan

Rajadesa Kabupaten Ciamis.

C. Prosedur Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik

yang oleh penulis di observasi. Agar variabel tersebut dapat terukur,

variabel tersebut didefinisikan kedalam bentuk rumusan yang lebih

operasional. Variabel penulisan dalam PTK terdiri dari variabel input,

variabel proses, dan variabel output.

a. Variabel Input

Variabel input adalah kondisi kelas awal, keterampilan proses

siswa, kemampuan awal guru dalam pembelajaran Sains mereflesikan

penggunaan penilaian kinerja dalam pembelajaran sebelum dilakukan

penelitian. Penelitian Tindakan Kelas, Variabel-variabel tersebut

dijabarkan secara lebih luas berdasarkan hasil refleksi penulis yang

bekolaborasi dengan dosen pembimbing.

b. Variabel Proses

Variabel proses dalam tindakan pembelajaran adalah :

Aktifitas guru kelas IV menggunakan metode pembelajaran yang

digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif teknik

numbered heads together (kepala bernomor) dalam proses

pembelajaran pada topik pencemaran lingkungan. Dinyatakan

15

Page 16: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

dengan skor dan deskripsi hasil penilaian observer terhadap kinerja

guru.

Aktifitas siswa kelas IV dalam prose pembelajaran sains

pencemaran lingkuangan dengan mengunakan penilaian kinerja

dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode

pembelajarann kooperatif teknik numbered heads together (kepala

bernomor), dinyatakan dengan skor dan deskripsi hasil penilaian

peneliti terhadap kemampuan siswa dalam kelompok yang

berhubungan dengan keterampilan proses siswa.

c. Variabel Output

Variabel output adalah peningkatan kemampuan guru dalam

merencanakan dan mengelola proses pembelajaran dengan

menerapkan penilaian kinerja untuk meningkatkan keterampilan proses

dan hasil belajar siswa.

2. Rencana Tindakan

1. Rencana Umum

a. Membangun kerjasama dan kepahaman antara peneliti dan

mitra peneliti tentang konsep dan pelaksanaan penelitian tindakan

kelas, topik yang akan diangkat, kererampilan peroses siswa dan

metode yang digunakan dalam proses pembelajaran , serta

penentuan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas.

b. Memgkaji kurikulum mata pelajaran Sains kelas V untuk

memgetahui standar kompetensi dan hasil belajar siswa yang

diterapkan kurikulum pada topi pernapasan masnusia. Menyusun

rancangan umum pembelajaran, instrumen penelitian untuk

pengumpulan data yang berhubungan dengan Rencana pelaksanaan

tindakan, peningkatan keterampilan proses siswa, serta faktor

pendukung dan penghambar pelaksanaan selam pembelajaran sains

pada saat PTK berlangsung.

16

Page 17: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah nyata

yang ditempuh oleh penulis bersama peneliti mitra dilapangan sejak

orientasi, pra tindakan hingga terselesakanny pemecahan masalah.

Secara garis besar tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Orientasi

Orientasi yang dilakukan oleh penulis bersama peneliti

mitra adalah melakukan studi pendahuluan yang

berhubungandenga konsep-konsep penting bersama PTK. Studi

tersebut berupa hal-hal berkut :

Menyamakan presepsi antara penulis, peneiliti mitra

tentang Penelitian Tindakan Kelas.

Menyamakan pemahaman penulis dan peneliti mitra

tentang pembelajaran Sains dengan menggunakan penilaian

kinerja dan metode penemuan terbimbing.

Penetapan siklus dan fokus tindakan, topik

pembelajaran beserta instrumen (alat) dan administrasi

persiapan mengajar yang akan digunakan.

Persiapan Pra Tindakan

Sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam

bentuk pembelajaran, persiapan awal yang dilakukan guru adalah

sebagai berikut :

Bersama peneliti mitra mendiskusikan rencana umum

PTK sebagai upaya meningkatkan keterampilan proses siswa

dalam pembelajaran sains, alternatif topik pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian yang diperlukan dan waktu

pelaksanaan.

Bersama peneliti mitra mendiskusikan aspek

keterampilan proses yang bagaiman yang mungkin untuk

ditingkatkan dalam PTK. Aspek tersebut meliputi: Obsevasi,

17

Page 18: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

mengajukan pertanyaan, mengelompokan, berkomunikasi, dan

menyimpulakan.

Berdasarkan hasil kesepahaman dengan peneliti mitra

dan dosen pembimbing dibuat rencana pembelajaran dan

instrumen penelitian.

Untuk keperluan membuat instrumen penelitian,

menetapkan indikator bagi masing-masing aspek fokus

tindakan baik guru maupun siswa.

Direncanakan bahwa seluruh aspek fokus tindakan

tersebut akan ditindaki dan diobservasi pada setiap siklus

tindakan.

b. Pelaksanaan tindakan dan Observasi Pembelajaran

Tindakan pembelajaran dilakukan dalam bentuk siklus

tindakan. Setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan pembelajaran.

Jumlah pembelajaran pada setiap siklus bersifat realistik, artinya

bergantung kepada ketercapaian tujuan PTK. Upaya tindakan

perbaikan pada penelitian ini direncanakan akan dilakukan dalam 2

sampai 3 siklus tindakan sesuai dengan ketercapaian optimal

rencana tindakan.

Untuk merelesiasikan fokus tindakan dan mencapai indakor

keberhasilan yang ditetapkan, siklus dan tindakan akan

dilaksanakan dalam format sebagai berikut :

1. Merancang tindakan pembelajaran antara lain:

pembuatan persiapan mengajar guru, pembuatan lembar

pengamatan, menyiapkan media dan alat peraga yang

diperlukan, dan mengelompokan siswa untuk memudahkan

dalam pengamatan proses aktifitas siswa.

2. Melaksanakan tindakan pembelajaran 1, 2, dan

seterusnya. Pada saat berlangsung tindakan pembelajaran, guru

kelas dan pengamat mitra berindak sebagai observer.

c. Tahap Refleksi

18

Page 19: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Data yang terkumpul sebagai hasil observasi dalam setiap

pembelajaran kemudian diolah dan dideskripsikan maknanya. Data

yang terlah tersaji dianalisis, didiskusikan dan dikaji ulang

bersama peneliti mitra yang difokuskan pada hal yang berkaitan

dengan kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran.

Kegiatan refleksi dilakukan pada dan setelah kegiatan

pembelajaran dan hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam menyusun rencana tindakan berikutnya, yang dilaksanakan,

dioservasi dan direfleksi seperti pada pembelajaran sebelumnya.

Keterkaitan refleksi dan setiap tindakan pembelajaran sebagai

berikut:

Penulis dan peneliti mitra menganalisis dan

merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran 1

(siklus I). Untuk keperluan analisis ini dilakukan kegiatan

antara lain memeriksa catatan lapangan, menganalisis lembar

observasi untuk siswa dan guru, menganalisis keterampilan

siswa melakukan observasi. Hasil analis dan refleksi terhadap

tindakan pembelajaran siklus I ini menjadi bahan bagi

rekomendasi dan pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus

berikutnya.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi terhadap

tindakan pembelajaran 1, selanjutnya merancang rencana

tindakan pembelajaan II (siklus II)

Penulis sebagai guru melaksanakan pembelajaran

siklus II sebagaimana yang direncanakan. Peneliti mitra

bertindak sebagai observer selama pembelajaran siklus II.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Pendidikan

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

19

Page 20: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

a. Teknik Observasi

Observasi kegiatan dikelas dibantu oleh peneliti mitra yang

mengamati proses pembelajaran, sementara penulis sendiri bertugas

melakukan pengolahan kelas dan pengamatan langsung pada siswa.

Alat yang digunakan untuk menjaring data tersebut yaitu lembar

observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran, lembar

observasi untuk mengamati keterampilan proses siswa, dan catatan

lapangan. Tiga alat bantu tersebut digunakan peneliti mitra dan guru

sebagai alat bantu untuk menganalisis dan merefliksi setiap tindakan

tahapan pembelajaran yang akan dijadikan bahan perbaikan pada

tindakan berikutnya, sehingga mengahasilkan proses dan hasil belajar

yang lebih meningkat, sehingga akan diketahui apa saja yang sudah

dan belum tercapai dalam pembelajaran. Sains pada khususnya dan

didiskusikan agar segera diketahui yang sudah dan belum tercapai.

b. Tes atau Penilaian

Penilaian yang digunakan untuk menjaring data tentang hasil

belajar siswa dilakukan dengan pemberian skor terhadap setiap lembar

kerja yang dilakukan oleh siswa dan hasil belajar yang dimaksud pada

penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan proses siswa.

c. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif kualitatif digunakan untuk menyelesaikan

seluruh rangkaian penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

hasil penelitian, dan saran tindak lanjut.

2. Instrument Penelitian

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Lembar Kerja Siswa

c. Lembar Observasi Siswa

d. Lembar Observasi Guru

E. Indikator Kinerja

1. Guru

20

Page 21: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

- Kemampuan guru membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan penilaian kinerja dalam

pembelajaran Sains apabila mencapai nilai rata-rata 3.5

- Kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan

menggunakan penilaian kinerja apabila mencapai nilai rata-rata 3,0

- Kemampuan guru dalam meningkatkan

keterampilan proses siswa apabila mencapai kinerja rata-rata 3.0

2. Siswa

Kualitas keterampilan proses siswa apabila intensitas jumlah pelaku

mencapai nilai rata-rata 55 %.

F. Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi

kualitatif, yaitu suatu mode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

Untuk analisis tingkat keberhasilan persentase intensitas melakukan

keterampilan proses siswa dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa

melakukan percobaan, dan diberikan LKS pada setiap siklusnya dengan

kriterianya : > 80%-100% = sangat baik: >60%-80% = baik: >50%-60% =

cukup: >25%-50% = kurang.

21

Page 22: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan ini dilaksanakan bersama peneliti yaitu kepala

sekolah dan 1 oramh guru sejawat. Kegiatan ini dilakukan adalah orientasi dan

observasi untuk mencermati aspek-aspek pendukung kelebihan dan

kekurangan pembelajaran SAINS dikelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan

Rajadesa Kabupaten Ciamis.

Hasil dari studi pendahuluan ini digunakan untuk melengkapi data

dalam penyusunan rencangan penelitian tindakan kelas serta sebagai informasi

dasar bagi pihak luar yang akan menindaklanjuti penelitian ini. Data yang

diperoleh dari hasil studi pendahuluan adalah sebagai berikut.

1. Profil Umum Sekolah

Sekolah yang menjadi lokasi penelitian adalaj SDN 2 Tanjungsari,

yang didirikan pada tahun 1975. Kondisi fisik bangunan SDN 2

Tanjungsari pada saat penelitian ini dilaksanakan dalam keadaan optimal

untuk penyelenggaraan proses belajar mengajar.

2. Keadaan Tenaga Pendidik dan Siswa

Berdasarkan data pada tahun pelajaran 2009-2010, SDN 2

Tanjungsari dipimpin oleh Iwa Hasibuan, S. Ag yang membawahi 9 orang

guru terdiri dari 4 orang laki-laki dan 5 orang perempuan, dengan rincian

sebagai berikut:

22

Page 23: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Tabel 4.1

Keadaan Guru SDN 2 Tanjungasari Tahun Pelajaran 2009-2010

No Nama Status L/P Pendidikan Jabatan

1. Iwa H, S. Ag PNS L S1 IAIN Kepsek

2. Juju Juriah, S. PdI PNS L S1 IAIn Guru Bidang

3. Teti Kusmiati, S. PdI PNS P PGA Guru Kelas

4. Nani, S. PdI GTT P S1 IAIN Guru Kelas

5. Juli, A. Ma PNS L D2 STAI Guru Kelas

6. Ade, A. Ma PNS L D2 STAI Tata Usaha

7. Mimin, S. PdI GTT P S1 IAIN Sukwan

8. Rani, A.Ma GTT P D2 STAI Sukwan

9 Soleh PNS L Penjaga

(Sumber : TU SDN 2 Tanjungsari Tahun Pelajaran 2009/2010)

Jumlah Siswa di SDN 2 Tanjungsari Pada Tahun Pelajaran 2009/2010

yaitu berjumlah 98 orang dengan rincian sebagai berikut

Tabel 4.2

Jumlah Siswa SDN 2 Tanjungsari Tahun Pelajaran 2009/2010

No KelasBanyaknya Siswa

L P Jumlah1. I 10 8 182. II 4 6 103. III 5 10 154. IV 10 10 205. V 5 10 156. VI 10 10 20

Jumlah 44 54 98(Sumber : TU SDN 2 Tanjungsari Tahun Pelajaran 2009/2010)

23

Page 24: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan :

L = Laki-Laki P = Perempuan

3. Pembahasan Hasil Studi Pendahuluan

Dari hasil Studu pendahuluan di lapangan yang dilakukan oleh

peneliti dengan melakukan orientasi dan observasi yaitu dengan

mencermati lebih mendalam aspek-aspek kekurangan dalam pembelajaran

SAINS di kelas IV SDN 2 Tanjungsari. Peneliti mencoba mengamati/

mengobservasi pembelajaran SAINS yang dilaksanakan di kelas IV oleh

guru kelas IV serta pengalaman peneliti ketika mengajar dikelas tersebut,

peneliti mencoba mengidentifikasi ketidakefektifan pembelaaran SAINS

yang dilakukan dikelas tersebut, indikasinya yaitu dalam menyampaikan

materi guru hanya menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran

terkesan menolong, dan monoton sehingga hasilnya pun tidak sesuai

dengan yang diharapkan.

Atas dasar itulah peneliti merefleksi keadaan tersebut guna mencari

solusi yang tepat untuk meningkatkan kefektifan pembelajaran SAINS dan

keterampilan proses siswa dengan merencanakan suatu metode

pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together untuk

meningkatkan keterampilan proses siswa pada topik Pencemaran

Lingkungan di kelas IV SDN 2 Tanjungsari, diharapkan dengan

menggunakan metode pembelajaran ini dapat memberikan suatu

pembelajaran yang bermakna bagi siswa dan berprilaku aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.

Rencana ini diaktualisasikan dalam bentuk Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) jenis kolaboratif yang melibatkan beberapa pihak dengan

jalinan bersifat kemitraan, penulis bertindak sebagai peneliti dan guru

kelas IV sebagai observer. Untuk keperluan tersebut peneliti melakukan

berbagai persiapan dan pengkajian bersama peneliti mitra (guru kelas IV).

Persiapan tersebut meliputi penentuan waktu PTK serta konsep-konsep

dalam PTK yang berhubungan dengan :

24

Page 25: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

a. Metode Penelitian Tindakan Kelas

b. Metode pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together

c. Keterampilan Proses SAINS untuk siswa SD

d. Materi Pokok Sistem Pencemaran Lingkungan

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

f. Alat Peraga dan Instrument Penelitian lainnya (Lembar Observasi,

LKS dan Soal)

Tindakan Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober hingga Maret 2009/2010,

adapun pelaksanaan tindakan memerlukan waktu dua minggu, yaitu minggu

pertama dan minggu kedua bulan November 2009, pembelajaran dilakukan

untuk dua siklus pada pokok bahasan Pencemaran lingkungan dikelas IV

semester I, dengan urutan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanan dan

observasi, serta refleksi. Masing-masing siklus dengan sub materi pokok dan

fokus tindakan (fokus perbaikan) materi pada siklus II merupakan kelanjutan

dari materi pada siklus sebelumnya. Demikian juga denga fokus tindakan pada

suatu siklus merupakan perbaikan terhadap aspek kinerja guru dan kinerja

siswa yang belum optimal pada siklus-siklus sebelumunya. Untuk lebih

jelasnya yaitu sebagai berikut :

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

a) Waktu

Hari/ Tanggal : Senin, 2 Maret 2010

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit, 2 jam pelajaran

b) Materi Pokok

Sistem Pernapasan Manusian

c) Fokus Tindakan

1) Guru

Meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode

pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together serta

kinerja guru dalam meningkatkan keterampilan proses siswa

25

Page 26: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

.

2) Siswa

Memfasilitasi atau memberi peluang agar siswa mampu melakukan

keterampilan proses untuk memperoleh penguasaan konsep siswa

tentang materi Sistem pernapasan Manusia.

d) Pelaksanaan Tindakan

a. Kegiatan Awal

Guru mempersiapkan buku mata pelajaran, alat peraga, Lembar

Kerja Siswa (LKS) dan materi pelajaran, kemudian

mengkondisikan siswa pada keadaan siap belajar, meemrikasa

kehadiran siswa dan memberikan motivasi belajar siswa serta

membereskan posisi duduk siswa. Pada keadaan awal ini guru

mengidentifukasikan pengetahuan awal siswa dengan melakukan

tanya jawab dengan pertanyaan antara lain: “Apa yang kalian

rasakan ketika menghirup asap yang keluar dari kendaraan?” dan

memberikan siswa contoh lain mengenai pencemaran lingkungan.

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagian siswa cukup antusian

dan mampu menjawabnya.

b. Kegiatan Inti

Guru menyajikan materi pencemaran lingkungan diserta

demonstrasi mengenai pengaruh pencemaran terhadap organisme

tertentu. Kemudian guru membagi Siswa dalam kelompok. Setiap

siswa dalam kelompok medapat nomor misalnya : Kelompok A ; 1,

2, 3 dan 4, Kelompok B : 5, 6, 7, dan 8, dan setrusnya. Guru

memberikan tugas kepada kepada masing-masing kelompok untuk

mengerjakannya. Kelompok mendiskusikan dan memutuskan

jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap

anggota kelompok mengetahui jawabannya. Kemudian guru

mengambil salah satu nomor siswa untuk melaporkan hasil kerja

26

Page 27: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

sama mereka. Siswa yang lain menanggapi hasil kerja kelompok

yang dilaporkan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

kemudian guru melakukan pembahasan dari hasil diskusi, dalam

kegiatan ini guru dan siswa melakukan tanya jawab secara

langsung.

c. Kegiatan Akhir

Guru menugaskan siswa untuk merapihkan kembali alat peraga

pada tempat yang disediakan. Guru memberikan tes akhir setelah

itu guru memberikan tindak lanjut berupa pesan dan penanaman

sikap ilmiah kepada siswa untuk dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Hasil Observasi

a. Kemapuan Guru menyusun RPP

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan guru dalam

menyusun RPP maka diperoleh hasil penilaian sebagai mana terdapat

dalam tabel dibawah ini :

27

Page 28: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kemampuan Guru Menyusun RPP

Siklus I

No Aspek Yang DiamatiNilai

KetSB B C K

1. Aspek Kurikulum

a) Mencantumkan Standar kompetensi dam kompensi dasar

b) Jumlah dasar Kompetensi sesuai dengan alokasi waktu

c) Jumlah Kompetensi dasar sesuai dengan alokasi waktu

d) Jumlah Indikator hasil belajar sesuai dengan alokasi waktu

4

2. Bahan Pembelajaran

a) Mencantumkan materi pembelajaran yang menunjang SK, KD dan indikator hasil belajar

b) Bahan pembelajaran tersusun secara sistematis, logis, dan propesional

c) Bahan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan psikis dan fisik saya

d) Menyiapkan materi pembentukan sikap dan perilaku

3

3. Strategi Pembelajaran

a) Menetapkan langkah pembelajaran sesuai dengan indikator

b) Mengorganisir pembelajaran aktif, kreatif, elaboratif, menyenangkan dan bermakna

c) Alokasi waktu untuk langkah-langkah pembelajaran realistis dam propesional

d) Merancang dengan tepat penataan kelas dan pengorganisasian siswa

2

4. Media dan Sumber Belajar √ 3

28

Page 29: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

a) Menentukan alat/ media dan sumber belajar sesuai dengan SK, KD, dan Indikator hasil belajar

b) Disesuaikan dengan kondisi kelas, sekolah atau lingkungan sekitar

c) Mempertimbangkan prinsip efektifitas efisien, kesederhanaan, proaktif dan inopatif

d) Merencanakan penggunaan lebih dari satu alat peraga atau media kreatif yang tepat

5. Evaluasi

a) Mencantumkan minimal 2 dari 4 jenis penilaian

b) Menetapkan prosedur, bentuk, jenis, alat, kunci jawaban dan skala penilaian

c) Alokasi waktu dan pelaksanaan penilaian dirancang secara propesional

d) Instrument dan jenis penilaian sesuai dengan KD dan Indikator

3

6 Lampiran

a) Melampirkan ringkasan materi sesuai dengan KD, SK dan Indikator

b) Melampirkan LKS/ teks wacana sesuai dengan KD, SK dan Indikatot

c) Melampirkan instrumen penilaian sebagaimana ditetapkan pada poin

d) Menyiapkan alat peraga/ media sekurang-kurangnya berbentuk rancangan)

3

7 Kerapihan dan Kebersihan Rencana Pembelajaran

a) Tulisan dapat dibaca dengan mudah

b) Penggunaan kosa kata, bahasa dan penulisan sesuai dengan EYD

c) Penataan tulisan atau gambar propesional dam estetis

d) Rencana pembelajaran secara umum memberikan kesan rapi dan bersih

3

Jumlah 21

29

Page 30: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Rata-rata 3.0Prosentase 75 %

Kriteria Penelitian :

SB = Ssangat baik (4) Apabila memenuhi empat indikator

B = Baik (3) Apabila hanya memenuhi tiga indikator

C = Cukup (2) Apabila hanya memenuhi dua indikator

K = Kurang (1) Apabila hanya memenuhi satu indikator

Tabel diatas menunjukan bahwa secara keseluruhan kinerja

guru dalam penyusunan rencana pembelajaran dapat dikatagorikan

cukup baik, akan tetapi masih terdapat aspek yang kurang terpenuhi

dan harus diperbaiki.

b. Hasil dan pembahasan aktifitas guru

pembelajaran siklus I

Aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Sains dengan

menggunakan penilaian kinerja pada siklus I dinilai dai observer. Hasil

penilaian tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Kinerja Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan Metode

Pembelajaran CTL Pembelajaran Siklus I

No Aspek Kemampuan GuruSkor

1 2 3 4

1.

Kemampuan membuka pelajaran

a. Mengucapkan salam dan berdoa b. Mengabsen siswa c. Mengondisikan siswa untuk

melaksanakan pembelajaran d. Memotifasi siswa untuk melaksanakan

pembelajaran

√√√

2. Kemampuan mengelola proses pembelajaran a. Mengadakan penjelasan materi b. Menunjukan hal-hal yang penting

dengan materi pembelajaran c. Menjawab pertanyaan siswa dengan

√√

√√

30

Page 31: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

jelas d. Mengadakan bimbingan selama situasi

pembelajaran

3

Keterampilan Mengadakan Variasi

a. Intonasi suara terdengan jelas oleh siswa b. Menguasai lokasi dengan cara berpindah

tempat c. Memberi penghargaan dalam rangka

memotivasi siswa d. Penggunaan media pembelajaran

dengan tepat

√√

4.

Keterampilan Memberikan Penguatan

a. Memberikan Pujian b. Mau mendekati siswa yang butuh

penjelasan c. Memberi teguran kepada siswa yang

mengganggu kegiatan belajar

√√√

5.

Keterampilan Menjelaskan

a. Kejelasan menggunkan bahasa lisan b. Menggunakan contoh ilustrasi dengan

bahasa yang dimengerti siswa

√√

6

Keterampilan Membimbing Siswa

a. Terbuka terhadap pendapat masing-masing siswa

b. Mengendalikan situasi c. Memberi penjelasan pada siswa yang

masih ragu dalam mengerjakan tugas

√√

7

Karakteristik Khusus Pembelajaran Penemuan

a. Penyajian masalah yang mengundang rasa ingin tahu siswa

b. Guru senantiasa membimbing siswa c. Siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran d. Siswa menarik kesimpulan dari hasil

diskusinya

√√√

8 Penggunaan Sumber, Media dan Alat peraga pembelajaran

31

Page 32: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

a. Keterampilan memilih media dan alat peraga pembelajaran

b. Media dan alat peraga yang digunakan dapat meningkatkan kualitas roses pembelajaran

9

Evaluasi

a. Menggunakan jenis penilaian yang relevan dengan jenis yang dirancang dalam RPP

b. Menggunakan jenis penilaian sesuai dengan SK, KD, dan Indikator hasil belajar

10

Proses Desain Penilaian Kinerjaa. Menentukan Tujuan

- Sesuai dengan tujuan kompetensi dalam kurikulum

b. Menentukan Target yang akan dicapai berdasarkan kurikulum - Proses penilaiannya dilakuakan

mulai persiapan, melaksanakan tugas, sampai hasil akhir yang dicapai

- Aspek yang diamati sesuai dengan target pembelajarannnya

c. Menentukan detail kinerja yang akan diobserfasi- Kejelasan karakter penampilan

yang akan dinilai - Menentukan kriteria penilaian

dari masing-masing aspek kinerja siswa - Tugas-tugas kinerja diciptakan

secara menarik

d. Kriteria Penilaian dari tiap kinerja siswa yang diamati sudah mengerti dan disepakati bersama siswa

11

Kemampuan Menutup Pelajarana. Meninjau kembali dan menyimpulkan

materi pembelajaran b. Malaksanakan evaluasi c. Mengumumkan hasil pekerjaan siswa

dan memberi motivasi d. Menutup pembelajaran dengan

membaca do’a bersama

32

Page 33: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Jumlah 119Rata-rata 2.9Prosentase 72.5 %

Keterangan : 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik

Dari tabel 4.4 kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

Sains secara umum cukup, meskipun dalam mengelola proses

pembelajaran masih harus ditingkatkan lagi. Aspek kinerja guru yang

memerlukanperbaikan pada siklus berikutnya adalah kemampuan guru

dalam menyampaikan pelajaran pada kegiatan awal, sehingga siswa

mempunyai pemahaman yang lebih mendalam dalam melaksanakan

pengamatan, memberikan penghargaan pada siswa dalam rangka

memotifasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa

mampu meningkatkan keterampilan proses yakni dalam hal mampu

menimpulkan sendiri hasil diskusi yang dilakukan.

Selain observasi pada aspek kinerja guru dalam menerapkan

dan mengelola pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Togethe,

juga dilakukan observasi pada aspek kinerja guru dalam meningkatkan

keterampilan proses siswa, berikut adalah hasil analisis observer yang

diringkaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Kinerja Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa

Pembelajaran Siklus I

No Aspek yang dinilai Nilai

1.Kesesuaian materi pelajaran dengan aspek-aspek keterampilan proses yang dilaksanakan

4 Sangat Baik

2. Kemampuan guru mengondisikan siswa untuk belajar 3 baik3. Keterampilan bertanya guru dalam proses pembelajaran 3 baik

4.Kemampuan guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok pencemaran lingkungan

3 baik

5.Kemampuan guru membimbing siswa membuat laporan hasil diskusi

3 baik

6Kemapuan guru membimbing siswa menyebutkan macam-macam pencemaran lingkungan

3 Cukup

7. Kemampuan guru membimbing siswa mengomunikasikan 3 baik

33

Page 34: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

hasil kerja tulisannya

8.Kemampuan guru membimbing siswa mengomunikasikan hasil kegiatanya secara tulisan

3 baik

9Kemampuan guru membimbing siswa menyimpilkan hasil kegiatan pembelajarannya secara tertulis

2 baik

10.Kemampuan guru memberikan jawaban dari setiap pertanyaan siswa dalam setiap aspek keterampilan proses

3 baik

Jumlah skor 30Rata-rata 3,0Prosentase 75 %

Keterangan : 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang)

Dari tabel 4.5, ddiperoleh informasi bahwa secara umum

kinerja guru dalam meningkatkan keterampilan proses siswa pada

siklus I dapat dikategorikan cukup memadai, guru mampu

membimbing siswa dalam melakukan diskusi. Namun, terdapat

beberapa aspek kinerja guru yang perlu ditingkatkan pada siklus

berikutnya yaitu pada aspek kinerja guru dalam membimbing siswa

melakukan diskusi kelompok, dalam pelaksanaan kegiatan diskusi

dirasakan kurang efekti, karena banyaknya siswa yang bertanya

tentang langkah-langkah diskusi, padahal langkah-langkah tersebut

sudah dijelaskan oleh guru. Selain itu, aspek kinerja guruyang perlu

ditingatkan yaitu pada aspek kemampuan guru dalam membimbing

siswa menyimpulkan hasil diskusinya karena masih ada siswa yang

bertanya tentang kesimpulan dari hasil diskusi yang dilakukan.

c. Hasil dan pembahasan keterampilan siswa

pada pembelajarn siklus I

Data aktifitas siswa pada pembelajaran siklus I dalam

penelitian ini penulis menetapkan 5 aspek keterampilan proses siswa

yang menjadi target pembelajaran. Hasil Observasi terkait 5 aspek

tersebut ditunjukan pada tabel berikut :

34

Page 35: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Tabel 4.6

Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Pada Pembelajaran Siklus I

NoJenis Keterampilan

Proses

Intensitas Melakukan Keterampilan Proses Tiap Aspek

Rata-rata

AspekI II II IV V1. Diskusi 60% 70% 51% 50% 50% 56.1%2. Mengajukan pertanyaan 60% 55.5% 55.1% 50.3% 50.3% 50.1%3. Kerjasama 71.4% 57.1% 66.6% 66.6% 83.3% 60%4. Berkomunikasi 22.1% 42.8% 40% 30% 30% 32.9%5. Menyimpulkan 42.8% 28.5% 30% 22.6% 22.5% 30.8%Menyimpulkan keterampilan proses

53.3% 42.2% 50.6% 47.3% 48.6% 47.6%

Keterangan :

1. Keterangan Intensitas jumlah pelaku : diisi dengan jumlah siswa

yang aktif menunjukan kinerja x 100 % : jumlah anggota kelompok

2. Tentang Penilaian

- > 80%-100% = sangat baik

- > 60%-80% = baik

- > 50%-60% = Cukup

- > 25%-50% = Kurang

Dari tabel 4.6 diperoleh informasi bahwa peningkatan

keterampilan proses siswa mulai terlihat dan terjadi peningkatan dari

keterampilan awal yang dimiliki siswa, yaitu mencapai nilai rata-rata

50.4 % dengan kategori cukup baik namun terdapat beberapa aspek

keterampilan proses siswa yang masih perlu ditingkatkan pada siklus

berikutnya, yaitu pada jenis keterampilan menyimpulkan, karena siswa

belum mampu menarik kesimpulan sendiri dari hasil diskusinya pada

pencemaran lingkungan sesuai dengan materi dan konsep yang

dipelajari, juga pada keterampilan mengkomunikasikan secara lisan,

selain karena daya dukung guru dalam memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil kegiatannya siswa juga

terlihat kurang memiliki inisiatif untuk mengkomunikasikan hasil

dikusinya. Selain jenis keterampilan berkomunikasi secara lisan.

35

Page 36: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Efektifitas penguasaan konsep siswa pembelajaran siklus I adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.7

Nilai Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Anita 50 KKM=70

Nilai terendah <70=10

orang

Nilai 70-100=10 orang

2. Ade Rika 60

3. Arif Iskandar 100

4. Ali 60

5. Anisa 80

6. Embay 100

7. Epul 80

8. Fajar 50

9. Farid Maulana 80

10. Fitria R 100

11. Gia 70

12. Ima 60

13. Jajang 60

14. Kun Anisa 90

15. Lastri 60

16. Miftah Farid 70

17. Mila 100

36

Page 37: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

18 Meyka 60

19. Odah 50

20. Reni 60

Jumlah 1440

Rata-rata 72

Dari tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa 55 % dari 32 siswa pada

siklus I telah mencapai nilai penguasaan konsep sistem pernapasan

manusia lebih dari batas Kriteria Ketuntasan Minimal (70). Sedangkan

nilai rata-rata kelas 70. ini berarti bahwa penerapan mode

pembelajaran CTL melalui keterampilan proses siswa telah dapat

dilakukan guru untuk membantu siswa memahami konsep pernapasan

manusia. Meskipun demikian masih ada 14 orang siswa yang masih

belum mencapai batas minimal keberhasilan. Pada siklus berikunya,

fokus tindakan dalam hal penguasaan konsep adalah meningkatkan

pencapaian nilai rata-rata dan mengurangi jumlah siswa yang masih

mendapat nilai kurang ari 70.

3. Refleksi dan Hipotesis Tinadakan

Peneliti dan observer (guru kelas IV) berdikusi untuk

melakukan refleksi terhadap segala kegiatan yang terkait dengan

pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I.

Tabel 4.8

Refleksi dan Hipotesis Tindakan Siklus I

No Aspek Refleksi Hipotesis Tambahan

1. eKeterampilan mengadakan variasi

Tabel 4.4

Kinerja guru dalam mengelola pembelajaran

siklus I sudah cukup memadai, namun terdapat

aspek yang perlu ditingkatkan yaitu

kemampuan guru untuk

Guru menciptakan suasana baru dalam

pembelajaran sehingga pembelajaran tidak

bersifat monoton dan siswa menjadi aktif

37

Page 38: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

2.

3.

4.

5.

Tugas-tugas kinerja diciptakan secara

menarikTabel 4.4

Penilaian dari tiap kinerja siswa yang didiskusikan sudah

dimengerti dan disepakati bersama

siswaTabel 4.4

Kemampuan membimbing siswa

mengkomunikasikanTabel 4.5

Keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan

Tabel 4.6

mengadakan variasi dalam pembelajaraan

Guru kurang kreatif dalam memberikan tugas yang diberikan kepada siswa

Penilaian yang dilakukan belum dipahami siswa

karena guru kurang menjelaskan dan tidak

adanya kesepakatan dengan siswa

Kinerja guru dalam membimbing siswa

mengkomunikasikan hasil kegiatannya masih kurang efektif, karena guru kurang memberikan kesempatan

siswa dalam mengkomunikasikan hasil

kegiatan diskusinya

Kineja siswa pada pembelajaran siklus 1 untuk

meningkatkan keterampilaan prosesnya yang harus ditingkatkan

yaitu pada jenis keterampilan

mengkomunikasikan dan menyimpulkan.

Pemberian tugas-tugas kinerja dibuat semenarik

mungkin agar siswa dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan

Pada saat membagikan LKS, guru menjelaskan

kriteria yang akan dinilai dari tiap-tiap kinerja, jugaa menyepakati

bersama siswa

Pada kegiatan ini, guru memberikan keleluasaa

waktu bagi siswa mengkomunikasikan hasil

diskusinya

Fokus tindakan pada kinerja siswa dalam

meningkatkan ketermpilan prosesnya pada siklus berikutnya lebih difokuskan pada

jenis keterampilan mengkomunikasikan dan

menyimpulkan.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

a) Waktu

Hari/ Tanggal : Senin, 2 Maret 2010

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit, 2 jam pelajaran

b) Materi Pokok

Pencemaran Lingkungan

c) Fokus Tindakan

38

Page 39: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

1) Guru

Meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode

pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together serta

kinerja guru dalam meningkatkan keterampilan proses siswa

selama pembelajaran.

2) Siswa

Memfasilitasi atau memberi peluang agar siswa mampu

melakukan keterampilan proses untuk memperoleh penguasaan

konsep siswa tentang materi Pencemaran Lingkungan.

d) Pelaksanaan Tindakan

1) Perencanaan

Sebagaimana pada siklus I, perencanaan tindakan

pembelajaran siklus II dituangkan dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat dengan merujuk

kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain

tetap berorientasi karakteristik pendidikk Sains terutama aspek

keterampilan proses dan langkah-langkah metode pembelajaran

Kooperatif teknik Numbered Heads Together. Aspek keterampilan

proses yang akan ditingkatkan pada siklus II, yaitu aspek

mengkomunikasikan secara lisan, dan keterampilan

menyimpulkan. Selain itu RPP juga dilengkapi dengan instrumen

observasi dan evaluasi yang berhubungan dengan kinerja guru dan

siswa dalam pembelajaran.

Adapun rencana khusus yang dirancang oleh guru untuk

meningkatakan keterampilan proses siswa dan efektifitas

pembelajaran Sains yang akan dilakukan melalui hal-hal berikut:

(a) Merancang Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan lebih menarik

agar siswa lebih termitivasi dalam proses pembelajaran

39

Page 40: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

(b) Memberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang

mampu bekerja dengan baik selama proses pembelajaran.

Untuk meningkatkan keterampilan proses guru merencanakan

hal berikut :

a) Pada kegiatan awal, keterampilan proses menyimpulkan

dikembangkan dengan mengungkap kemampuan siswa

menyimpulkan pencemaran lingkungan yang telah

direncanakan pada siklus I. Pada kegiatan inti keterampilan

proses menyipulkan dilakukan siswa melalui dua cara yaitu

lisan dan tulisan, setelah melalui diskusi, siswa diminta

menarik kesimpulan terhadap pencemaran lingkungan menurut

pendapatnya atau konsepnya masing-masing. Secara tulisan

siswa menarik kesimpulan dari diskusi yang dituntun dengan

langkah-langkah pernyataan pada LKS.

b) Dalam aspek mengkomunikasikan, setiap kelompok ditugaskan

mengkomunikasikan hasil kegiatannya setelah melakukan

diskusi dengan memberikan kesempatan kepada tiap kelompok

yang akan mengkomunikasikan secara lisa terlebih dahulu.

2) Tindakan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Pada pembelajaran siklus II guru (peneliti) mengawali

pembelajaran dengan memperisiapkan buku pelajaran, alat peraga

dan lembar pengamatan kerjasama kelompok siswa. Kemudian

mengondisikan siswa pada keadaan siap belajara dengan

membereskan posisi duduk siswa daan pada kegiatan awal guru

melakukan apersepsi dengan meminta siswa menyebutkan

klembali sistem pernapasan manusia yang dipelajari pada siklus I

yaitu dengan pertanyaan : “anak-anak, dari hasil diskusi kalian

pada minggu kemarin, coba sebutkan salah satu contoh

pencemaran lingkungan?”.

40

Page 41: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Respon siswa terhadap pertanyaan guru cukup antusias

banyak siswa yang berani mengungkapkan jawabannya ada juga

yang bertanya mengenai hal yang belum dimengerti sehingga siswa

dapat termotivasi untuk belajar.

b. Kegiatan inti

Garis kegiatan guru pada pembelajaran siklus II adalah

sebagai berikut:

1. Guru membagikan LKS untuk aktivitas siswa melakukan

keterampilanproses, selain itu guru menjelaskan kriteria

penilaian yang akan dinilai untuk disepakati bersama sehingga

siswa mempunyai acuan yang jelas dalam mengerjakan tugas.

2. siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing.

3. Guru membimbing siswa melakukan diskusi tentang

pencernaan lingkungan.

4. Siswa menjawab pertanyaan pada LKS dan menarik

kesimpulan dari setiap hasil diskusinya.

5. Setelah selesai berdiskusi, guru memberikan memanggil

nomor siswa dari sekelompok yang akan tampil terlebih

dahulu.

6. Siswa mengkomunikasika hasil kegiatan kelompoknya dengan

pendapat daan kesimpulan masing-masing kelompok.

7. Setelah mengkomunikasikan hasil diskusi guru melakukan

tanya jawab dengan siswa tenang hasil kegiatan diskusi. Siiswa

yang bertanya cukup baik dengan beberapa siswa berani

mengacungkan tangan dan mengajukan pertanyaan, dan respon

siswa yang paling sering adalah menjawab pertanyaan. Guru

memberikan penghargaan kepada siswa yang melaksanakan

pembelajaran dengan baik. Guru dan siswa melakukan

pembahasan dengan memberikan pemantap konsep tentang

pencemaran lingkungan.

c. Kegiatan akhir

41

Page 42: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Guru menugaskan siswa merapihkan alat percobaan dan

pembelajaran siklus II diakhiri dengan memberikan test akhir pada

siswa secara individu untuk memperolrh data penguasaan konsep

siswa pada siklus II

3) Hasil Observasi

a. Kemampuan guru menyusun RPP

Kemampuan guru menyusun RPP ditujukan pada label sebagai

berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi kemampuan Guru menyusun RPP Siklus II

No. Aspek Yang DiamatiNilai Ket.

SB B C K1. Aspek Kurikulum

a. Mencantumkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Jumlah Standar kompetensi sesuai dengan alokasi waktu.

c. Jumlah kompetensi dasar sesuai dengan alokasi waktu.

d. Jumlah Indikator Hasil belajar sesuai dengan alokasi waktu.

4

2. Bahan Pembelajarana. Mencantumkan materi

pembelajaran yang mengandung SK,KD dan indikator hasil belajar.

b. Bahan pembelajaran tersusun secara sistemasis, logis, dan proposional.

c. bahan pembelajaran sesuai dengantingkat perkembangan psikis dan fisik siswa.

d. menyiapkan materi pembentukan sikap dan prilaku.

4

42

Page 43: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

3. Strategi Pembelajarana. Menetapkan langtkah

pembelajaran sesuai dengan indikator.

b. Mengorganisir pembelajaran aktif, kreatif, elaboratif, menyenangkan dan bermakna.

c. Alokasi waktu untuk langkah-langkah pembelajaran realistis dan proporsional.

d. Merancang dengan tepat penataan kelas dan pengorganisasia siswa.

4

4. Media Dan Sumber Belajara. Menentukan alat/media dan

sumber belajar sesuai dengan SK,KD,dan indikator hasil belajar.

b. Disesuaikan dengan kondisi kelas, sekolah, atau lingkungan sekitar.

c. Mempertimbangkan prinsip efektifitas, efisien, kesederhanaan, proaktif dan inovatif

d. Merencanakan penggunaan lebih dari satu alat peraga atau media kreatif yang tepat

4

5. Evaluasia. Mencantumkan minimal 2 dari 4jenis

penilaian.b. Menetapkan prosedur, bentuk, jenis,

alat,kunci jawaban dan skala penilaian.

c. Alokasi waktu dan pelaksanaan penilaian dirancang secara proporsional.

d. Instrumen dan jenis penilaian sesuai dengan KD dan indikator.

3

6. Lampiran a. Melampirkan Ringkasan Materi

Sesuai Dengan KD,SK Dan Indikator.

b. Melampirkan LKS / Teks Wacana Sesuai Dengan KD,SK Dan Indikator

√ 4

43

Page 44: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

c. Melampirkan Instrumen Penilaian Sebagaimana Ditetapkan Pada Poin.

d. Menyiapkan Alat Peraga/Media (sekurang-kurangnya berbentuk rancangan)

7 Kerapihan dan keberhasilan Rencana Kerja

a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah

b. Pengguna kosa kata, bahasa, dan penulisan sesuai dengan kaidah EYD

c. Penataan tulisan atau gambar propesional dan estesis

d. Rencana pembelajaran secara umum memberikan kesan rapi dan bersih

Jumlah 26Rata-rata 3.7Prosentase 92.5%

Kriteria Penelitian :

SB = Ssangat baik (4) Apabila memenuhi empat indikator

B = Baik (3) Apabila hanya memenuhi tiga indikator

C = Cukup (2) Apabila hanya memenuhi dua indikator

K = Kurang (1) Apabila hanya memenuhi satu indikator

Dari data pada tabel diatas menunjukan adanya peningkatan

membuat rencana pembelajaran dari 72% menjadi 92.5%. Aspek-

aspek yang masih perlu sedikit perbaikan pada siklus I mengalami

peningkatan meskipun tidak sepenuhnya meningkat, tetapi

sepenuhnya setidaknya ada usaha ke arah perbaikan.

d. Hasil dan pembahasan aktifitas guru pada

pembahasan siklus II

44

Page 45: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Tabel 4.10

Hasil Kinerja Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Dengan Metode

Pembelajaran CTL Pembelajaran Siklus II

No Aspek Kemampuan GuruSkor

1 2 3 4

1.

Kemampuan membuka pelajaran

a. Mengucapkan salam dan berdoa b. Mengabsen siswa c. Mengondisikan siswa untuk

melaksanakan pembelajaran d. Memotifasi siswa untuk melaksanakan

pembelajaran

2.

Kemampuan mengelola proses pembelajaran a. Mengadakan penjelasan materi b. Menunjukan hal-hal yang penting

dengan materi pembelajaran c. Menjawab pertanyaan siswa dengan

jelas d. Mengadakan bimbingan selama situasi

pembelajaran

3

Keterampilan Mengadakan Variasi

a. Intonasi suara terdengan jelas oleh siswa b. Menguasai lokasi dengan cara berpindah

tempat c. Memberi penghargaan dalam rangka

memotivasi siswa d. Penggunaan media pembelajaran

dengan tepat

4.

Keterampilan Memberikan Penguatan

a. Memberikan Pujian b. Mau mendekati siswa yang butuh

penjelasan c. Memberi teguran kepada siswa yang

mengganggu kegiatan belajar

5. Keterampilan Menjelaskan

45

Page 46: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

a. Kejelasan menggunkan bahasa lisan b. Menggunakan contoh ilustrasi dengan

bahasa yang dimengerti siswa

6

Keterampilan Membimbing Siswa

a. Terbuka terhadap pendapat masing-masing siswa

b. Mengendalikan situasi c. Memberi penjelasan pada siswa yang

masih ragu dalam mengerjakan tugas

7

Karakteristik Khusus Pembelajaran Penemuan

a. Penyajian masalah yang mengundang rasa ingin tahu siswa

b. Guru senantiasa membimbing siswa c. Siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran d. Siswa menarik kesimpulan dari hasil

diskusinya

8

Penggunaan Sumber, Media dan Alat peraga pembelajaran

a. Keterampilan memilih media dan alat peraga pembelajaran

b. Media dan alat peraga yang digunakan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran

9

Evaluasi

a. Menggunakan jenis penilaian yang relevan dengan jenis yang dirancang dalam RPP

b. Menggunakan jenis penilaian sesuai dengan SK, KD, dan Indikator hasil belajar

10 Proses Desain Penilaian Kinerjaa. Menentukan Tujuan

- Sesuai dengan tujuan kompetensi dalam kurikulum

b. Menentukan Target yang akan dicapai berdasarkan kurikulum

- Proses penilaiannya dilakuakan mulai persiapan, melaksanakan tugas,

46

Page 47: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

sampai hasil akhir yang dicapai- Aspek yang diamati sesuai

dengan target pembelajarannnya

c. Menentukan detail kinerja yang akan diobserfasi

- Kejelasan karakter penampilan yang akan dinilai

- Menentukan kriteria penilaian dari masing-masing aspek kinerja siswa

- Tugas-tugas kinerja diciptakan secara menarik

d. Kriteria Penilaian dari tiap kinerja siswa yang diamati sudah mengerti dan disepakati bersama siswa

11

Kemampuan Menutup Pelajarana. Meninjau kembali dan menyimpulkan

materi pembelajaran b. Malaksanakan evaluasi c. Mengumumkan hasil pekerjaan siswa

dan memberi motivasi d. Menutup pembelajaran dengan

membaca do’a bersama

Jumlah 128Rata-rata 3.2Prosentase 80 %

Keterangan : 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang)

Berdasarkan data pada tabel 4.10 diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru

dalam mengelola pembelajaran hampir memadai, yaitu memperoleh skor rata-rata

3.2.

Tabel 4.11

Kinerja Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa

Pembelajaran Siklus II

No Aspek yang dinilai Nilai

1.Kesesuaian materi pelajaran dengan aspek-aspek keterampilan proses yang dilaksanakan

4 Sangat Baik

2. Keterampilan bertanya guru dalam proses pembelajaran 3 baik

47

Page 48: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

3.Kemampuan guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok terhadap sistem pernapasan manusia

3 baik

4.Kemampuan guru membimbing siswa menjawab dan mengajukan pertanyaan.

3 baik

5.Kemapuan guru membimbing siswa membuktikan proses pernapasan manusia.

3 baik

6Kemampuan guru membimbing siswa melakukan diskusitentang proses pernapasan manusia.

4 Sangat Baik

7.Kemampuan guru membimbing siswa mengomunikasikan hasil kegiatanya secara lisan.

3 baik

8.Kemampuan guru membimbing siswa mengomunikasikan hasil kegiatanya secara tulisan

4 Sangat Baik

9Kemampuan guru membimbing siswa menyimpilkan hasil kegiatan pembelajarannya secara tertulis dalam LKS

3 baik

10.Kemampuan guru memberikan jawaban dari setiap pertanyaan siswa dalam setiap aspek keterampilan proses

3 baik

Jumlah skor 33Rata-rata 3,3Prosentase 783 %

Keterangan : 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang)

Dari tabel 4.11 nampak pada siklus II, kinerja guru dalam meningkatkan

keterampilan proses siswa dapa dikatagorikan cukup memadai dan lebih efektif

dari siklus I, guru sudah mampu membimbing siswa dalam mengkomunikasikan

hasil kegiatannya dan menarik kesimpulan.

e. Hasil dan pembahasan keterampilan proses

siswa pada pembelajaran siklus II

Tabel 4.6

Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Pada Pembelajaran Siklus II

NoJenis Keterampilan

Proses

Intensitas Melakukan Keterampilan Proses Tiap Aspek

Rata-rata

AspekI II II IV V1. Diskusi 71.4% 57.1% 57.1% 42.8% 57.1% 57.1%2. Mengajukan pertanyaan 57.1% 57.1% 42.8% 57.1% 42.8% 51.3%3. Kerjasama 83.3% 66.6% 66.6% 66.6% 83.3% 73.2%4. Berkomunikasi 42.8% 42.8% 83.3% 66.6% 66.6% 60.1%

48

Page 49: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

5. Menyimpulkan 66.6% 83.3% 42.8% 66.6% 66.6% 30.8%Menyimpulkan keterampilan proses

64.2% 61.3% 58.5% 59.9% 63.2% 61.1%

Keterangan :

3. Keterangan Intensitas jumlah pelaku : diisi dengan jumlah siswa

yang aktif menunjukan kinerja x 100 % : jumlah anggota kelompok

4. Tentang Penilaian

- > 80%-100% = sangat baik

- > 60%-80% = baik

- > 50%-60% = Cukup

- > 25%-50% = Kurang

Dari tabel 4.12 diketahui bahwa secara umum peningkatan keterampilan proses

siswa dapat dikatagorikan baik, terjadi peningkatan keterampilan proses pada

jenis mengkomunikasikan secara lisan, dan keterampilan menyimpulkan.

Seperti yang ditargetkan pada siklus I, selain hasil refleksi kinerja guru dalam

memberikan kesempatan dan kelulusan waktu dalam mengkumunikasikan hasil

diskusinya. Pada aspek menyimpulkan siswa dapat menyimpulkan sistem

pernapasan manusia dari hasil diskusinya dengan rangkaian pertanyaan pada LKS

dan bimbingan guru.

Proses pembelajaran siswa terlihat cukup antusias dan bersemangat untuk belajar

dan dan melakukan diskusi seperti halnya pada siklus I. Keaktifan siswa dapat

menunjang pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Meski pada alur pembelajaran konsentrasi siswa mulai berkurang karena

pembelajaran dimulai pada siang hari.

Kesimpulan berdasarkan hasil observasi pada keterampilan proses siswa pada

pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama

jenis keterampilan proses yang ditargetkan pada siklus I yaitu:

mengkomunikasikan secara lisan dan menyimpulkan.

f. Efektifitas penguasaan konsep siswa

pembelajaran Siklus II

Tabel 4.7

49

Page 50: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Nilai Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Anita 60

KKM=70

Nilai terendah <70= 2

orang

Nilai 70-100=18 orang

2. Ade Rika 80

3. Arif Iskandar 100

4. Ali 80

5. Anisa 80

6. Embay 100

7. Epul 80

8. Fajar 70

9. Farid Maulana 80

10. Fitria R 100

11. Gia 70

12. Ima 70

13. Jajang 70

14. Kun Anisa 90

15. Lastri 60

16. Miftah Farid 70

17. Mila 100

18 Meyka 70

19. Odah 80

20. Reni 75

Jumlah 1.585

Rata-rata 80

Dari tabel 4.13 diatas, diketahui 18 siswa pada siklus I telah mencapai nilai

penguasaan konsep sistem pencemaran lingkungan lebih dari batas Kriteria

Ketuntasan Minimal (70). Sedangkan nilai rata-rata kelas 80 lebih besar dari

nilai rata-rata pada siklus I. Ini berarti bahwa penerapan metode pembelajaran

Kooperatif teknik Numbered Heads Together untuk meningkatkan

50

Page 51: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

keterampilan proses telah dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa

memahami konsep pencemaran lingkunga. Meskipun demikian, walaupun

modus pencapaian nilai adalah 100, namu masih ada 2 orang siswa yang

masih belum mencapai batas minimal keberhasilan.

4) Refleksi dan evaluasi keseluruhan tindakan

Setelah pembelajaran siklus II selesai dilaksanakan, peneliti bersama observer

(guru kelas IV) sepakat untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap

keseluruhan tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Dalam diskusi dengan observer (guru kelas IV) dilakukan pencermatan terhadap

hasil observasi, hasil refleksi dan orientasi tujuan pelaksanaan PTK yang

bersumber dari data-data persiapan dan pelaksanaan siklus I, dan siklus II, yang

secara global diinformasikan sebagai berikut :

1) Peneliti bersama observer sepakat bahwa pelaksanaan

PTK meskipun baru pertama kali dilaksanakan telah memberikan pengalaman

dan hasil yang sagat berharga bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran

kelas IV SDN 2Tanjungsari, khusunya dalam mata pelajaran Sains topik

pencemaran lingkungan. Pengalaman tersebut antara lain bertambahnya

wawasan dan keterampilan menyusun dan melaksanakan RPP.

2) Pengalaman yang paling berkesan bagi peneliti adalah

secara umum PTK yang baru pertama kalinya dilaksanakan peneliti ternyata

dapat dilaksanakan dengan cukup baik, meski pada siklus satu dirasakan

kurang efektif, namun pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan dari

kinerja guru dan kinerja siswa. Selain itu, guru juga memperoleh pengalaman

baru, bahwa pembelajran lebih terasa menjadi efektif. Maka, penerapan

metode pembelajaran dan penilaian harus dipersiapkan secara matang dengan

daya dukung alat peraga dan Lembar kerja Siswa yang memadai.

3) Adapun kendala yang dirasakan guru belum mampu

dioptimalkan dengan baik selama PTK adalah keterbatasan dalam

meningkatkan keterampilan proses berkomunikasi siswa, khususnya dalam

51

Page 52: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

mengajukan pertanyaan dan kendala lainnya adalah alokasi waktu yang

terbatas pada pembelajaran.

4) Kerjasama siswa secara keseluruhan mulai dari siklus I

sampai II, yang dimasksudkan untuk menilai kerjasama siswa dalam bekerja

kelompok dapat dikatagorikan cukup memadai.

5) Karena pertimbangan waktu dan hasil yang telah dicapai,

peneliti dan observer (guru kelas IV) sepakat untuk menghentikan dulu

pelaksanaan PTK ini.

g. Pembahasan Akhir Siklus

Setelah selesai pembelajaran siklus II, penulis dan observer melakukan

refleksi. Penulis dan observer sepakat bahwa pembelajaran sains dikelas IV

SDN 2 Tanjungsari dengan metode Kooperatif teknik Numbered Heads

Together telah dapat dilaksanakan dengan baik. Target perbaikan kualitas

pembelajaran dapat dicapai baik yang terkait dengan guru maupun siswa. Hal

demikian ditunjukan dengan adanya peningkatan selama tindakan

pembelajaran sebagai berikut :

1. Peningkatan Kemampuan Guru

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Peningkatan kemampuan guru membuat rancangan (RPP) dapat dilihat

peningkatannya dalam grafik dibawah ini :

(grafik)

Peningkatan kemapuan guru dalam membuat ranpel dicapai pada siklus II,

lebih baik dari pada siklus I.

2. Kinerja Guru Dalam Mengelola

Pembelajaran

Hasil yang diperoleh dari masing-masing siklus dapat dilihat

perbandingannya pada grafik dibawah ini :

(grafik)

52

Page 53: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

3. Kinerja Guru Dalam

Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa

(grafik)

4. Peningkatan Keterampilan

Proses Siswa

Fokus tindakan utama pelaksanaan PTK yang dilakukan peneliti adalah

meningkatkan keterampilan proses siswa melalui penerapan metode

pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together. Selain itu,

pencapaian peningkatan keterampilan proses tersebut diharapkan dapat

berpengaruh Positif terhadap hasil belajar siswa berupa penguasaan

konsep sistem pernapasan manusia. Seting pembelajaran dilaksanakan

melalui pembelajaran formal yang biasa dilaksanakan melalui

pembelajaran formal yang biasa dilaksanakan di SDN 2 Tanjungsari, yaitu

terdiri dari tiga fase : kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Dari data hasil observasi pada setiap siklus diperoleh temuan bahwa

keterampilam bahwa keterampilan proses Sains pada siklus I dirasakan

kurang efektif, karena jarangnya guru mengembangkan keterampilan

proses. Pada siklus II keterampilan proses siswa secara keseluruhan lebih

efektif dibandingkan siklus I. Bahwa siswa yang biasanya kurang aktif

dalam pembelajaran sebelum PTK , mampu berinisiatif untuk melakukan

diskusi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan keterampilan proses

siswa dapat aktif dalampembelajaran dan mengambil pengalaman

pembelajaran dan memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.

Adapun hasil observasi rata-rata peningkatan keterampilan proses siswa

yang ditunjukan pada tabel berikut

Tabel 4.14

Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Pada Pembelajaran Siklus I dan

Siklus II

No Jenis Keterampilan Proses Perolehan Siklus Peningkatan

53

Page 54: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

I II1. Diskusi 56,1 % 57,1 % 1 %2. Mengajukan Pertanyaan 50,1 % 51,3 % 0,98 %3. Kerjasama 69 % 73,2 % 4.2 %4. Berkomunikasi 32,1 % 64,4 % 23,3 %5. Menyimpulkan 30,8 % 65,1 % 34,3 %

Rata-rata 47,6 % 61,4% 13,8%

Dari tabel diatas, dapat terlihat peningkatan keterampilan proses siswa

yang cukup signifikan dalam proses pembelajaran dari siklus I dan Siklus

II.

Peningkatan keterampilan proses siswa yang cukup signifikan juga

berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa yang meningkat pada

setiap siklus.

5. Efektifitas Penguasaan Konsep

Siswa

Nilai rata-rata penguasaan konsep siswa pada masing-masing siklus

ditunjukan pada grafik berikut

(Grafik)

Berdasarkan keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

pembelajaran Kooperatif teknik Numberen Heads Together dapat

meningkatkan keterampilan siswa, alat peraga dan lember kerja siswa pada

setiap siklus tindakan telah berpengaruh positif pada hasil belajar

penguasaan konsep dan kinerja keterampilan proses siswa pada

pembelajaran konsep pencemaran lingkungan dikelas IV SDN 2

Tanjungsari.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

54

Page 55: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan dilapangan selam penelitian

tentang penggunaan metode pembelajaran CTL dikelas IV SDN 2

Tanjungsari, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam perencanaan pembelajaran yang telah dibuat guru

berorientasi pada kurikulum KTSP. Selain itu juga mengacu pada konsep-

konsep perbaikan pada siklus I, setelah direfleksi yang dilakukan oleh

peneliti dan mitra peneliti (guru kelas IV).

2. Pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan, hal itu karena refleksi dari siklus I tentang kelemahan-

kelemahan yang terjadi disiklus I benar-benar diperhatikan dan diperbaiki

dalam proses kegiatan berikutnya, sehingga hasilnya menjadi efektif

dengan hasil memadai.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siklus I dan siklus II yaitu

dari 50% menjadi 99%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan kualitas dalam

proses pembelajran sains dikelas IV SDN 2 Tanjungsari, Kecamatan Rajadesa,

Kabupaten Ciami, penelitimenyarankan beberapa hal untuk dijadikan

alternatif dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Dalam penilaian yang dilakukan guru jangan menggunakan tes

obyektif dan subyektif sehingga membuat siswa lebih fasif daei kreatif.

2. Guru harus pandai dalam mengelola pembelajaran, keterlibatan

antara guru dan siswa dalam pembelajaran sangat membantu siswa dalam

menguasai suatu konsep dalam pembelajaran.

3. Proses penilaian yang dilakukan guru jangan hanya mampu

menggambarkan aspek penguasaan konsep peserta didik, namun harus

mampu mengungkap hasil belajar siswa dari aspek sikap dan kinerja siswa

secara aktual.

4. Dalam proses kegiatan pembelajaran, guru jangan hanya

menggunakan metode jeramah. Banyak metode dan media yang dapat

55

Page 56: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

digunakan sebagai alat peraga untuk membantu dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.

5. Guru harus pandai membuat tugas-tugas pembelajaran dengan

menarik sehingga siswa tidak akan merasa jenuh dan enggan untuk

melaksanakan tugas tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1997, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta : Bumi

Aksara.

56

Page 57: BAB I - V LAporan Penelitian Tindakan Kelas

Depdikud,1990, Petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar, Jakarta:

Depdikub.

Dimyati, dkk, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar, 2002, Pendidikan Guru, Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgana Endi, 1985, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV Permadi.

Purwanto M. Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja

Rosdakarya.

Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta :

Kalam Mulia

Rusyana, Adun, 2003, Prinsip-prinsip, Pembelajaran Efektif, Ciamis:

Famili Publishers

Sumiati, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima.

Hakim, Lukmanul, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : CV. Wacana

Prima

Hamalik, Oemar, 2007, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru

Algensindo.

Arikunto, Suharsini, 2001, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta Bumi

Aksara.

Hadi, Amirul, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : CV. Pustaka

Setia.

Subowo, 1995, Biologi Sel, Bandung: Aksara.

57