Bab i - V Gamb Cakupan Penimbangan

download Bab i - V Gamb Cakupan Penimbangan

of 57

Transcript of Bab i - V Gamb Cakupan Penimbangan

BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir Angka Kematian Bayi telah mengalami banyak penurunan yang cukup menggembirakan, meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1971 Angka Kematian Bayi (AKB) diperkirakan sebesar 152 per 1000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 117 pada tahun 1980, dan turun lagi menjadi 44 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Berdasarkan estimasi susenas tahun 2002 2003 Angka Kematian Bayi berturut turut pada tahun 2001 sebesar 50 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2002 sbesar 45 per 1000 kelahiran hidup.(1) Meskipun sudah banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa Indonesia, yang antara lain ditandai dengan berhasil diturunkan Angka Kematian Balita dari 58 per 1000 kelahiran hidup menjadi 46 per 1000 kelahiran hidup (2003), namun pencapaiannya masih jauh dari yang diharapkan Dibandingkan dengan tetangga Negara ASEAN, angka kematian bayi dan balita di Indonesia adalah yang tertinggi. Depkes menargetan pada tahun 2009 AKB menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup. (1) Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui program program kesehatan, melainkan berhubungan erat dengan program KB. Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa, yang pelaksanaannya secara operasional dibentuklah Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU). Posyandu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatandan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat terutama dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi dan angka kelahiran sosial.(2) Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan1

bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna pemberdayaan masyarkat dan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.(2) Kegiatan di Posyandu meliputi Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Imunisasi, Gizi, Pasangan Usia Subur. Jenis aktifitas Posyandu dilakukan dengan sistem 5 (lima) meja yaitu:(1,2) 1. Meja 1 adalah pendaftaran: semua pengunjung Posyandu (Balita, Ibu hamil, ibu menyusui, Wanita Usia Subur (WUS) harus didaftar dahulu sebelum pelayanan, dimana di meja 1 terdapat Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, Kartu Menuju Sehat (KSM) Ibu Hamil, register balita, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). 2. Meja II adalah penimbangan: Di meja II dilakukan kegiatan penimbangan kepada semua balita yang hadir dan ibu hamil. Pengunjung yang ditimbang diberi secarik kertas tempat mencatat hasil penimbangan dan diberikan ke meja III. Adapun alat yang dipergunakan untuk menimbang adalah dacin untuk balita dan timbangan injak untuk ibu hamil. 3. Meja III adalah pencatatan dan pelaporan: Di meja III dilakukan kegiatan pencatatan hasil penimbangan dan dimasukkan ke Sistem Informasi Posayandu dan ke dalam KMS. 4. Meja IV adalah pelayanan kesehatan: Meja V adalah tempat petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan seperti imunisasi bayi dan ibu hamil, Keluarga Berencana (KB), pemeriksaan ibu hamil. Keaktifan Posyandu dapat mengatasi masalah kesehatan yang timbul di masyarakat akhir-akhir ini, salah satunya masalah gizi pada anak balita misalnya busung lapar, dimana penderita telah menyiapkan tiga strategi dalam mengatasi kejadian busung lapar yaitu strategi jangka pendek dengan memberikan makanan tambahan kepada balita, strategi jangka menengah dengan mengaktifkan kembali Posyandu, strategi jangka panjang melalui pemberdayaan masyarakat khususnya ibu-ibu melalui usaha skala mikro, kecil dan menengah.2

Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita dengan melihat naik atau tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang berupa dacin, ynag dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Penimbangan merupakan salah satu pelaksaan kegiatan posyandu dalam rangka mengoptimalisasi potensi tumbuh kembang anak.(2) Di kecamatan Jabon kabupaten Sidoarjo terdapat 15 desa yaitu desa Jemirahan, Balong Tani, Tambak Kali Sogo, Kupang, Semambung, Kedung Pandan, Kedung rejo, Trompo Asri, Panggreh, Dukuh Sari, Kedung Cangkring, Besuki, Kebo Guyang, Permisan, Pejarakan. Dari kelima belas desa tersebut desa Trompo Asri yang cakupan penimbangan balita di posyandu yang paling rendah dibandingkan dengan desa yang lain. Di desa Trompo Asri terdapat 3 posyandu yang tersebar di 3 lingkungan, yaitu Trompo Asri 1, Trompo Asri 2, dan Jangan Asem. Jumlah bidan ada 1 orang dan jumlah kader 12 orang, di setiap posyandu terdapat 5, 4 dan 3 kader. Menurut data puskesmas jabon, cakupan penimbangan balita di desa Trompo Asri pada tahun 2010, yang ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S) mencapai 38,73%. Desa Trompo Asri menargetkan cakupan penimbangan balita di posyandu mencapai 70% Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon untuk mengetahui bagaimana gambaran faktor faktor yang berhubungan dengan cakupan penimbangan balita. B. RUMUSAN MASALAH 1. Masalah umum Dari data yang ada, maka masalah dalam penelitian ini adalah Gambaran Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon.

3

2.

Sub Permasalahan a. Bagaimana gambaran tingkat kedatangan ibu balita di posyandu desa Trompo Asri. b. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan ibu balita di posyandu desa Trompo Asri. c. Bagaimana gambaran pekerjaan ibu balita di posyandu desa Trompo Asri.d. Bagaimana gambaran tingkat pendapatan keluarga ibu balita di

posyandu desa Trompo Asri. e. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu balita di posyandu desa Trompo Asri. f. Bagaimana gambaran Paritas ibu balita di posyandu desa Trompo Asri. g. Bagaimana gambaran frekuensi penyuluhan tentang posyandu kepada ibu balita di posyandu desa Trompo Asri.

C. TUJUAN PENELITIAN

1.

Tujuan Umum Untuk dapat mengetahui gambaran cakupan penimbangan balita di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.

2.

Tujuan Khusus a. Bagaimana gambaran tingkat kedatangan ibu balita di posyandu desa Trompo Asri. b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan ibu balita di posyandu desa Trompo Asri.4

c. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu balita di posyandu desa Trompo Asri.d. Untuk mengetahui gambaran tingkat pendapatan keluarga ibu balita

di posyandu desa Trompo Asri. e. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu balita di posyandu desa Trompo Asri. f. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu balita di posyandu desa Trompo Asri. g. Untuk mengetahui gambaran frekuensi penyuluhan tentang posyandu kepada ibu balita di posyandu desa Trompo Asri.

D. MANFAAT 1. Bagi Peneliti Menambah pengalaman dalam penelitian serta sebagai bahan untuk penerapan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan. 2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan tentang cakupan kunjungan ke posyandu dan sebagai masukan untuk perencanaan kegiatan dimasa mendatang. 3. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian penelitian di tempat lain. 4. Bagi Ibu yang Mempunyai Balita Menambah pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu dan sebagai masukan dan evaluasi peran serta ibu dalam kegiatan pelayanan posyandu.

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ANAK DI BAWAH LIMA TAHUN (ANAK BALITA) 1. Pengertian Balita Anak balita adalah yang berusia 0 tahun sampai dengan 5 tahun kurang dari 1 hari. Banyak hal yang mempengaruhi kesehatan anak balita, antara lain adanya keterkaitan status gizi dan keadaan fisik lingkungan. Anak balita yang kekurangan gizi sangat rentan terhadap berbagai paparan infeksi, karena pada tubuh anak yang kekurangan gizi terdapat penghancuran jaringan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, sehingga homeostatis dalam tubuh terganggu dan akhirnya daya tahan tubuh balita menurun, hal ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Adapun keadaan fisik lingkungan juga mempengaruhi kesehatan balita, keadaan fisik lingkungan meliputi sarana sanitasi (tempat pembuangan sampah), ketersediaan air bersih, cuaca, ketersediaan rumah sehat(4,5). 2. Pertumbuhan Balita6

a.

Pengertian Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, kecerdasan dan tanggung jawab.(2)

b.

Garis Pertumbuhan Anak sehat tumbuh mengikuti pola garis pertumbuhan normal, bertambah umur akan bertambah berat mengikuti grafik pertumbuhan dalam kartu menuju sehat (KMS) .(2)

c.

Perkembangan anak sehat Anak sehat mempunyai perkembangan kecerdasan, ketangkasan, dan tingkat kewaspadaan yang cukup tinggi sesuai dengan umurnya.(2)

d. Ciri-ciri pertumbuhan(2)

1) Merupakan perubahanyang dapat diukur secara kuantitatif 2) Mengikuti perjalanan waktu3) Setiap balita memiliki jalur pertumbuhan normal (growth trajectory).

e.

Pemantauan pertumbuhan Balita Tujuan dari Pemantauan Pertumbuhan Balita antara lain : (2)1) Mencegah memburuknya keadaan gizi

2) Meningkatkan keadaan gizi3) Mempertahankan keadaan gizi baik 7

3.

Cakupan Penimbangan Balita Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk:(2) a. Memantau pertumbuhan berat badan balita denagn menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). b. c. Memberikan konseling gizi, Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehinggan membentuk garis pertumbuhan anak. berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan berturut-turut : NAIK (N) atau TIDAK NAIK (TN) dengan cara yang telah ditetapkan dalam buku Panduan Penggunaan KMS bagi Petugas Kesehatan.(2) Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang datang ke Posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak yang baru pertama kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat badannya di bawah garis merah (BGM). Catatan lain yang ada di Posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan yang bersangkutan (K) .(2) Data yang tesedia di Posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan fungsinya, yaitu :(2) a. Kelompok data yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita, baik untuk : 1) Penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM), dan8

2) Penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D).b. Kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolan program/

kegiatan di posyandu (% D/S dan K/S).

B. POSYANDU 1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna pemberdayaan masyarkat dan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi.(2)

2.

Tujuan Posyandu a. Tujuan Umum Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.(2)b. Tujuan Khusus(2)

1) Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. 2) Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. 3) Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

9

3.

Sasaran Pelayanan Kesehatan di Posyandu Sasaran Pelayanan Kesehatan di Posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, dan ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS) .(2)

4.

Kegiatan Posyandu Kegiatan di Posyandu meliputi Kesehatan Ibu dan anak, Keluarga Berencana, Imunisasi, Gizi, Pasangan Usia Subur.(2)

5.

Persyaratan Didirikannya Posyandu Persyaratan didirikannya Posyandu antara lain: (2) a. b. c. d. Penduduk RW terdapat 100 orang balita Terdiri dari 120 kepala keluarga Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa) Jarak antara kelompok rumah. Jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak terlalu jauh.

6.

Letak/Lokasi Posyandu Letak/lokasi Posyandu harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:(2) a. b. c. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri Dapat merupakan lokal tersendiri

d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai

desa, pos RT/RW atau pos lainnya.

10

7.

Penyelenggaraan Posyandu Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan diminati oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait, jumlah minimal Kader untuk setiap Posyandu adalah 5 orang, jumlah ini sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistem 5 meja.(2) Yang bertindak sebagai pelaksana Posyandu adalah kader, kader Posyandu dipilih oleh pengurus dari anggota masyarakat yang tersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu.(2) Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai berikut: (2) a. b. c. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat Dapat membaca dan menulis Mempunyai jiwa pelapor, pembaharu dan penggerak masyarakat.

d. Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang.

Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara, kriteria pengelola Posyandu antara lain:(2) a. b. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi masyarakat.c.

Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

8.

Mekanisme Kerja Posyandu Kegiatan posyandu diselenggarakan satu kali dalam sebulan dengan sistem 5 meja, yaitu:(2)a.

Meja I : pendaftaran

b. Meja II : penimbangan bayi, anak balita dan ibu hamil 11

c.

Meja III : pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

d. Meja IV : penyuluhan perorangan berdasarkan KMS e.

Meja V : pemberian pelayanan imunisasi KB, pengobatan, Gizi, KIA.

9. Penimbangan Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita dengan melihat naik atau tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang berupa dacin, ynag dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Penimbangan merupakan salah satu pelaksanaan kegiatan posyandu dalam rangka mengoptimalisasi potensi tumbuh kembang anak.(3)

10. Prinsip Dasar Posyandu

Prinsip dasar Posyandu terdiri atas :(2) a. b. Posyandu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan Adanya kerjasama, lintas program yang baik (KIA, KB, gizi, antara pelayanan profesional dan non profesional oleh masyarakat. imunisasi, penaggulangan diare) maupun lintas sektoral (Depkes RI, Depdagri/Bangdes, BKKBN) c. d. ibu) Kelembagaan masyarakat Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi, balita, anak balita,

11. Pelaksanaan Posyandu

Pada pelaksanaan Posyandu melibatkan petugas Puskesmas, petugas BKKBN sebagai penyelenggara pelayanan profesional dan peran serta masyarakat secara aktif sebagai penyelengara pelayanan profesional secara terpadu dan non profesional dalam rangka alih teknologi dan swakelola masyarakat.(2)12

Dukungan

lintas

sektoral

sangat

diharapkan

mulai

dari

tahap

persiapan/perencanaan, pelaksanaa bahkan penilaian dalam rnagka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik dari segi motivasi maupun tehnik dari masingmasing sektor.(2)

12. Tingkat Perkembangan Posyandu Tabel II.1. Tingkat Perkembangan Posyandu Tingkat perkembangan Posyandu Pratama Kriteria Posyandu yang masih belum mantap kegiatannya, masih belum bisa rutin setiap bulan dan kader aktifnya terbatas kurang dari 5 orang Posyandu Madya Sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, akan tetapi cakupan program utamanya masih rendah yaitu kurang dari 50. Intervensi untuk Posyandu Madya antara lain: a. Pelatihan tokoh masyarakat b. Penggarapan dengan Pendekatan Pembanguna Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaian Posyandu Purnama situasi dan kondisi setempat. Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8x setahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program utamanya lebih dari 50% sudah ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana Posyandu Mandiri Sudah dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, dengan jumlah kader rata-rata 5 orang atau lebih cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program13

tambahan

dan

dana

sehat

telah

menjangkau lebih dari 50% kepala keluargaSumber : Depkes RI, 2006

C. PENGERTIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun.(2) KMS juga dapat diartikan sebagai rapor kesehatan gizi atau riwayat kesehatan dan gizi balita. Pengisian KMS dilakukan pada saat hari buka posyandu, yaitu di meja berikut ini:(2) 1. Di meja 3: Kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita yang ditulis di atas secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut. Catatan yang dimasukkan adalah catatan berat badan ke dalam grafik.2. Di meja 4: Kader membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu mengenai

keadaan anak berdasarkan catatan berat badan dalam grafik KMS. Kader juga menanyakan berbagai informasi yang penting mengenai perkembangan tumbuh kembang anak, kemudian dimasukkan dalam KMS. Dengan demikian, jenis-jenis catatan (informasi) pada KMS adalah:(2) 1. Berat badan anak (pertumbuhan anak)

2. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif untuk bayi berumur 0 sampai 4 atau 6

bulan3. Imunisasi yang sudah diberikan kepada anak

4.

Pemberian vitamin A

5. Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan

Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk menanyakan perkembangan anak, yaitu kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai tingkat usianya

14

(misal: kemapuan merangkak, duduk, berjalan, bicara dan sebagainya). Manfaat Catatan/Informasi pada KMS yaitu :(2)1. Catatan/informasi pada KMS merupakan alat pemantau keadaan balita yang

bisa dijadikan acuan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu dan keluarganya.2. Sebagai acuan penyuluhan, catatan KMS juga dijadikan bahan acuan untuk

memberikan rujukan, baik ke meja 5 maupun ke Puskesmas.3. Rujukan ini diberikan apabila pada KMS terdapat catatan berikut ini:

a. Berat Badan balita berada di bawah garis merah (BGM) pada KMS. b. Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN (CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA) Menurut Blum dalam The Force Field and Well Being Paradigma menjelaskan tentang empat faktor lapangan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu(6): 1. 2. Faktor lingkungan Faktor perilaku15

Termasuk di dalamnya adalah faktor fisik, sosial, ekonomi, pendidikan, biologi.

Termasuk didalamnya adalah tingkah laku dan kebiasaan. 3. 4. Faktor pelayanan Kesehatan Faktor herediter atau Kependudukan Dari konsep Blum diatas, dapat dilihat bahwa peran dokter dalam menjaga agar seseorang atau masyarakat tetap dalam derajat kesehatan yang optimum tidak cukup melalui cara mengobati dari orang yang sakit satu ke orang sakit yang lainnya(6). Oleh sebab itu, Leavel & Clark merumuskan Kedokteran Pencegahan dalam five level of prevention yang meliputi Pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang mengandung arti bagaimana seseorang tidak menjadi sakit. Promosi kesehatan yang merupakan bagian pencegahan primer ditujukan kepada orang yang sehat yang belum sakit sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit. Salah satu usaha promosi kesehatan adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan(6). Pada pencegahan sekunder dimana salah satu isinya adalah diagnosis awal dan terapi yang adekuat, diharapkan setiap kasus yang ditemukan dapat segera didiagnosis dan diberikan terapi yang adekuat agar orang yang sakit tidak menjadi semakin parah. Dalam hal ini petugas kesehatan diharapkan mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap semua perlakuan yang harus diberikan pada setiap kasus yang ada sehingga terapi dapat diberikan dengan tepat(6). Pada penelitian ini, dikarenakan terbatasnya waktu dan dana maka kami mengambil 7 faktor dari uraian diatas, yaitu: 1. Kedatangan ibu balita ke Posyandu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kunjungan merupakan aktivitas seseorang dalam perihal mendatangi suatu objek tertentu. Penelitian terdahulu oleh Gun Gun Sambas (2002) menyatakan bahwa kunjungan ibu balita ke posyandu berhubungan dengan kesadaran responden. Kunjungan ibu ke posyandu akan lebih sering apabila pelayanan posyandu yang diberikan baik. Kinerja atau pelayanan posyandu yang kurang baik maka akan mengakibatkan kunjungan ibu-ibu balita akan menurun.(7)16

Termasuk di dalamnya adalah pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan formal akan berpengaruh terhadap cara berfikir seseorang terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungan. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat kesadaran kesehatan terhadap diri sendiri dan keluarganya. Dalam hal ini adalah kerutinan ibu untuk menimbangkan balitanya di posyandu.(8) 3. Status Pekerjaan Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja tampak berpengaruh pada ketidakaktifan ibu datang ke posyandu, karena mereka mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum cukup, yang berdampak pada tidak adanya waktu para ibu balita untuk aktif pada kunjungan ke Posyandu, serta tidak ada waktu ibu untuk mencari informasi karena kesibukan mereka dalam bekerja. Kondisi kerja merupakan faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan ibu datang ke posyandu. Hal ini dapat menyebabkan frekuensi ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu akan berkurang.(8)

4. Tingkat Pendapatan

Pendapatan keluarga oleh suami dan istri rata-rata dalam satu bulan. Tingkat pendapatan keluarga mencerminkan tingkat ekonomi seseorang dimana secara tidak langsung berpengaruh dalam usaha untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini penimbangan balita di posyandu.(3) 5. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu perilaku dalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan tentang Posyandu pada kader kesehatan yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap program Posyandu khususnya ketidakaktifan ibu balita untuk kunjungan ke Posyandu. Pada gilirannya akan mendorong seseorang untuk aktif17

dan ikutserta dalam pelaksanaan Posyandu. Tanpa adanya pengetahuan maka para ibu balita akan sulit dalam menanamkan kebiasaan kunjungan ke Posyandu. Pengetahuan tentang Posyandu akan berdampak pada sikap terhadap manfaat yang ada dan akan terlihat dari praktek dalam ketidakaktifan ibu balita terhadap masalah kesehatan balitanya.(3) Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam masalah ketidakaktifan ibu balita karena kurang percaya dirinya para kader kesehatan menerapkan ilmunya serta kurang mampu dalam menerapkan informasi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.(3) Tingkat pengetahuan seseorang banyak mempengaruhi perilaku individu, dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang ibu tentang manfaat Posyandu, maka akan semakin tinggi pula tingkat kesadaran untuk berperan serta dalam program Posyandu. Pengetahuan tentang Posyandu yang rendah akan menyebabkan rendahnya tingkat kesadaran ibu yang akan membawa balita untuk berkunjung ke Posyandu.(3)

6. Paritas Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita (primipara = 1, multipara = 2 5, grandemultipara = lebih dari 5 ). Jumlah balita dalam suatu keluarga mempengaruhi perhatian seorang ibu kepada balitanya, dimana semakin banyak anak dalam keluarga akan menambah kesibukan ibu dan pada akhirnya tidak punya waktu untuk keluarga dan akan gagal membawa balitanya ke Posyandu. (8)

7. Penyuluhan Penyuluhan adalah salah satu usaha promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Dengan adanya penyuluhan maka masyarakat menjadi tahu tentang apa yang harus dilakukan terhadap suatu hal yang terjadi. Dalam hal ini adalah pemahaman responden tentang posyandu.(3)

18

19

BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif, yang menggambarkan tentang faktor faktor yang berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu desa Trompo Asri kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. B. POPULASI Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita di desa Trompo Asri kecamatan Jabon kabupaten Sidoarjo sejumlah 255 orang.

C. SAMPEL Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam menentukan jumlah sampel kami menggunakan rumus :(9) n = N Z ( 1 / 2 )2 P( 1 P ) Nd2 + Z (1 / 2)2 P(1 P) n= 255. (1,96)2 0,5 ( 1 0,5 ) 255. 0,12 + (1,96) 2 0,5 (1 0,5) n = 69,76 n = 70 orang

Keterangan : n = Besar Sampel20

N

= Besar Populasi

Z ( 1 / 2 ) = Nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat kepercayaan (TK), jika TK 90% = 1,64 , TK 95% = 1,96 dan TK 99% = 2,57 P d = Proporsi kejadian, jika tidak diketahui dianjurkan = 0,5 = Besar penyimpangan ; 0,1 ;0,05 dan 0,01

Jadi, dalam penelitian ini jumlah sampel yang dipakai sebanyak 70 orang dari total populasi.

D. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 juni 23 Juli 2011 di desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.

E. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 1. CARA PENGUMPULAN DATA a. Data Primer Dikumpulkan dengan tehnik wawancara menggunakan acuan kuisioner. b. Data Sekunder Meliputi gambaran umum daerah penelitian didapat dari kantor Desa Trompo Asri, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. 2. CARA MENGOLAH DATA a.Editing Data Meneliti lengkap tidaknya kuisioner yang sudah diisi, kejelasan jawaban, kesesuaian antara jawaban yang satu dengan yang lainnya, serta relevansi jawaban dan keseragaman satuan data. b. Tabulasi Data Memasukkan data-data yang terkumpul kedalam tabel sehingga menghasilkan tabel-tabel distribusi frekuensi secara manual.21

3.

ANALISA DATA Analisa data dengan mengunakan metode deskriptif, yaitu: analisa data difokuskan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu desa Trompo Asri, kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo dengan menginterprestasikan tabel-tabel distribusi yang ada.

F. VARIABEL PENELITIAN1.

Tingkat pendidikan ibu balita Pekerjaan Tingkat pendapatan Tingkat pengetahuan Paritas Penyuluhan

2. 3. 4. 5. 6.

B. DEFINISI OPERASIONAL1. 2. 3.

Responden adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita. Balita adalah anak yang berusia 0-5 tahun kurang 1 hari. Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diterima oleh responden

yang dibagi menjadi: a.Tidak sekolah22

b.

SD/sederajat

c.SMP/sederajat d. SMU/sederajat

e.Perguruan tinggi f. Lainnya4.

Pekerjaan adalah mata pencaharian sehari hari yang menghasilkan uang

untuk mencukupi kebutuhan hidup.5.

Tingkat pendapatan adalah pendapatan keluarga rata-rata (berdasarkan

Upah Minimum Regional Kabupaten Sidoarjo) dalam satu bulan dan dikelompokkan menjadi:a. b.

Rendah= < Rp 500.000 per bulan Sedang = Rp 500.000-Rp 1.100.000 per bulan = > Rp 1.100.000 per bulan

c.Tinggi6.

Pengetahuan tentang posyandu dan kegiatannya adalah pemahaman

responden tentang kepanjangan posyandu yaitu Pos Pelayanan Terpadu, kegiatan yang dilakukan di posyandu yang meliputi pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS, penyuluhan kesehatan ibu, anak dan gizi, imunisasi dan pengobatan. Serta pemahaman responden tentang pola pertumbuhan balita normal yaitu pertambahan umur diikuti pertambahan berat badan mengikuti grafik pertumbuhan dalam kartu menuju sehat (KMS).7.

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita

(primipara = 1 anak, multipara = 2 5 anak, grandemultipara = lebih dari 5 anak).8.

Penyuluhan adalah pemberian informasi

kesehatan kepada individu atau sekelompok orang yang diberikan oleh dokter/perawat/bidan/kader.

C. KERANGKA KONSEP23

TINGKAT KEDATANGAN IBU

TINGKAT PENDIDIKAN

PEKERJAAN TINGKAT PENDAPATAN Rendah Sedang TINGKAT PENGETAHUAN Tinggi PENGETAHUAN PENGETAHUAN pPPPPPPPPPENGETAHUA PPPENGETAHUAPENGETA HUPENDIDIKANengetahuan PARITAS CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENYULUHAN

24

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian : Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Tabel IV.1. Data Umum Desa Trompo Asri a. Identitas 1) Desa 2) Kecamatan 3) Kabupaten 4) Propinsi b. Data Geografi 1) Luas wilayah 2) Batas-batas desa - Utara Desa Jamirahan dan Dukuh Sari - Selatan - Barat - Timur 3) Letak desa terhadap pusat fasilitas/kota : - Kecamatan - Kabupaten - Propinsi - Ibukota25

Trompo Asri Jabon Sidoarjo Jawa Timur 209.663 Ha

Kecamatan Beji Desa Panggreh Desa Kedung Rejo

2,5 km 30 km 52 km 700 km

c. Data Demografi

1) Jumlah Penduduk

5781 orang L 2855 P 1972

2) Jumlah KK 3) Jumlah RW 4) Jumlah RTSumber: Data Profil Desa Trompo Asri

830 orang 6 14 orang orang

Tabel IV.2. Data Khusus Desa Trompo Asri a. Perangkat Desa 1) Kepala Kelurahan 2) Sekretaris Desa 3) Kaur Pemerintahan b. Peran serta Masyarakat 1) Ketua RW 2) Ketua RT 3) Kader Posyandu 4) PPKBD 5) Sub PPKBD 6) Dukun Bayi c. Data Sumber Daya 1) Sarana Pendidikan a) Jumlah TK b) Jumlah SD/MI c) Jumlah SLTP/MTs d) Jumlah SMU/MA e) Jumlah Pondok pesantren26

1 1 4 6 14 12 1 9 -

2 2 -

2) Sarana Ibadah a) Jumlah Masjid b) Jumlah Mushola c) jumlah gereja d. Jenis Pekerjaan 1) Pegawai Negeri Sipil 2) TNI 3) Swasta 4) Petani 5) Buruh pabrik 38 59 45 314 450 8 14 -

e. Agama

1) Islam 2) Kristen 3) Katolik 4) Hindu 5) Budha

5781 -

f. Potensi Prasarana Kesehatan

1) Poskesdes 2) Polindes27

1 1

3) Posyandu balita 4) Posyandul Lansia 5) Bidan Praktek Swasta 6) Perawat g. Perumahan dan Jenis PerumahanSumber: Data Profil Desa Trompo Asri

3 1 1 673 7

1) Rumah Permanen 2) Rumah NonPermanen

B. Gambaran Umum Posyandu Desa Trompo Asri kecamatan Jabon Desa Trompo Asri memiliki 3 posyandu yang tersebar di wilayahnya yaitu Trompo Asri I, Trompo Asri II, dan Jangan Asem. Posyandu di dusun Trompo Asri I bertempat di balai desa sedangkan posyandu di dusun Trompo Asri II dan Jangan Asem belum memiliki tempat khusus, sehingga menempati salah satu dari rumah penduduk. Posyandu di desa Trompo Asri merupakan posyandu Madya yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, akan tetapi cakupan program utamanya masih rendah yaitu kurang dari 50 program. Kegiatan utamanya adalah penimbangan balita, pengisisan KMS, imunisasi dan pengobatan. Karena terbatasnya sarana maka pada posyandu di desa Trompo Asri belum dapat menjalankan sistem 5 meja. Pelaksanaan Posyandu dilakukan setiap tanggal 11 setiap bulannya. Posyandu mendapatkan sumber dana dari Dinas Kesehatan dan swadaya masyarakat. Sebagai pengelola posyandu yaitu kader yang berjumlah 12 orang kader aktif di bawah bimbingan bidan desa yang bernama Bidan Tutik Anipah. C. Gambaran Faktor-faktor yang berhubungan dengan Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Trompo Asri I, Trompo Asri II, dan Jangan Asem1. Tingkat Kedatangan Ibu balita ke Posyandu

Berdasarkan tingkat kedatangan ibu balita ke posyandu dari 70 responden yang ada di posyandu desa Trompo Asri kecamatan Jabon kabupaten Sidoarjo tahun 2011.28

Tabel IV.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kerutinan Responden Membawa Balitanya ke Posyandu No 1. 2. Rutin Tidak rutin TotalSumber : Hasil Survey di Desa Trompo Asri

Rutinitas

Jumlah 52 18 70

% 74,29 25,71 100

25,71%

Rutin Tidak Rutin

74,29%

Diagram IV.1. Tingkat Kerutinan Responden Membawa Balitanya ke Posyandu

29

Tabel IV.4. Distribusi Frekuensi Alasan Responden Tidak Rutin Membawa Balitanya ke Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011 No 1. 2. 3. 4. 5. Alasan Tidak ada waktu Jarak jauh Sulit mencari kendaraan Pergi ke bidan Anak sakit TotalSumber : Hasil Survey di Desa Trompo Asri

Total 6 0 0 8 4 18

% 33,33 0 0 44,44 22,23 100

22%

33%

Tidak ada waktu Jarak jauh Sulit mencari kendaraan

45%

0% 0%

Pergi ke bidan Anak sakit

30

Diagram IV.2. Alasan Responden Tidak Rutin Membawa Balitanya ke Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011

Berdasarkan tabel IV.3 dan diagram IV.1 dari 70 responden (ibu balita) yang rutin menimbangkan balitanya di posyandu sebanyak 52 responden (74,29%) sedangkan yang tidak rutin menimbangkan balitanya di posyandu sebanyak 18 responden (25,71%). Berdasarkan tabel IV.4 dan diagram IV.2 alasan responden tidak rutin datang ke posyandu karena membawa balitanya ke bidan sebanyak 8 responden (44,44%). Alasan karena tidak ada waktu sebanyak 6 responden (33,33%). Alasan karena anaknya sakit sebanyak 4 responden (22,23%). Alasan karena jaraknya jauh sebanyak 0 responden (0%). Alasan karena sulit mencari kendaraan sebanyak 0 responden (0%).

31

2. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan dari 70 responden yang ada di posyandu desa Trompo Asri kecamatan Jabon kabupaten sidoarjo dapat dikelompokkan pada tabel IV.5.

Tabel IV.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011 Tingkat Pendidikan Kunjungan Posyandu Rutin SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total

6 (8,57%)

28 (40%)32

17 (24,29%)

1 (1,43%)

52 (74,29%)

Tidak Rutin Total

5 (7,14%) 11 (15,71%)

8 (11,43%) 36 (51,43%)

5 (7,14%) 22 (31,43%)

0 (0%) 1 (1,43%)

18 (25,71%) 70 (100%)

Sumber : Hasil Survey di Desa Trompo Asri

40% 40,00% 35,00% 30,00% 24,29% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% Rutin Tidak Rutin 8,57% 1,43% 11,43% 7,14% 7,14% 0% SD SMP SMA Perguruan Tinggi

Diagram IV.3. Tingkat Pendidikan Responden di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011

Berdasarkan tabel IV.5 dan diagram IV.3 dapat diketahui bahwa distribusi tingkat pendidikan ibu balita yang rutin datang ke posyandu terbanyak adalah SMP sebanyak 28 responden (40%), SMA sebanyak 17 responden (24,29%), SD sebanyak 6 responden (8,57%), dan perguruan tinggi sebanyak 1 responden (1,43%). Distribusi tingkat pendidikan ibu balita yang tidak rutin datang ke posyandu terbanyak adalah SMP sebanyak 8 responden (11,43%), SMA sebanyak 5 responden (7,14%), SD sebanyak 5 responden (7,14%), dan perguruan tinggi sebanyak 0 responden (0%).33

34

3. Pekerjaan Berdasarkan pekerjaan dari 70 responden yang ada di posyandu desa Trompo Asri kecamatan Jabon kabupaten Sidoarjo dapat dikelompokkan pada tabel IV.6.

Tabel IV.6. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Balita di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011 Pekerjaan Kunju ngan Posyandu Rutin Tidak Rutin Total Petani IRT PNS Wira swasta Buruh Total

2 (2,86%) 3 (4,29%) 5 (7,15%)

36 (51,43%) 11 (15,71%) 47 (67,14%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

11 (15,71%) 0 (0%) 11 (15,71%)

3 (4,29%) 4 (5,71%) 7 (10%)

52 (74,29%) 18 (25,71%) 70 (100%)

Sumber : Hasil Survey di Desa Trompo Asri

60,00% 51,43% 50,00% 40,00%

Petani IRT

30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Rutin Tidak Rutin

PNS Wiraswasta 15,71% 15,71% Buruh 5,71% 0% 0%

2,86%

4,29% 0%

4,29%

Diagram IV.4. Pekerjaan Ibu Balita di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 201135

Berdasarkan tabel IV.6 dan diagram IV.4 dapat diketahui bahwa distribusi pekerjaan ibu balita yang rutin datang ke posyandu terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 36 responden (51,43%), wiraswasta sebanyak 11 responden (15,71%), buruh sebanyak 3 responden (4,29%), petani sebanyak 2 responden (2,86%), dan PNS sebanyak 0 responden (0%). Distribusi pekerjaan ibu balita yang tidak rutin datang ke posyandu terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 11 responden (15,71%), buruh sebanyak 4 responden (5,71%), petani sebanyak 3 responden (4,29%), wiraswasta sebanyak 0 responden (0%), dan PNS sebanyak 0 responden (0%).

4. Tingkat Pendapatan36

Berdasarkan tingkat pendapatan dari 70 responden yang ada di posyandu desa Trompo Asri kecamatan Jabon kabupaten Sidoarjo dapat dikelompokkan pada tabel IV.7.

Tabel IV.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi Keluarga Responden di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011 Tingkat Ekonomi Kunju ngan Posyandu Rutin Tidak Rutin Total Rendah Rp 1.100.000 Total

13 (18,57%) 10 (14,29%) 23 (32,86%)

13 (18,57%) 2 (2,86%) 15 (21,43%)

52 (74,29%) 18 (25,71%) 70 (100%)

Sumber : Hasil Survey di Desa Trompo Asri

40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%

37,14%

Rendah (< Rp500.000) 18,57% 18,57% 14,29% 8,57% 2,86% Sedang(Rp500.000 Rp1.100.000) Tinggi (> Rp1.100.000)

Rutin

Tidak Rutin

37

Diagram IV.5. Tingkat Pendapatan Keluarga Responden di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011

Berdasarkan tabel IV.7 dan diagram IV.5 dapat diketahui bahwa distribusi tingkat pendapatan keluarga ibu balita yang rutin datang ke posyandu terbanyak adalah keluarga berpenghasilan sedang (Rp500.000 Rp1.100.000) sebanyak 26 responden (37,14%), berpenghasilan tinggi (>Rp1.100.000) sebanyak 13 responden (18,57%), dan berpenghasilan rendah (5 anak) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 52 (74,29%) 18 (25,71%) 70 (100%) Total

Sumber : Hasil Survey di Desa Trompo Asri

40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%

38,57% 35,71%

Primipara 14,29% 11,43% Multipara Grandemultipara

0% Rutin

0%

42

Tidak Rutin

Diagram IV.7. Paritas Responden di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011

Berdasarkan tabel IV.9 dan diagram IV.7 dapat diketahui bahwa distribusi paritas ibu balita yang rutin datang ke posyandu terbanyak adalah multipara (2-5 anak) sebanyak 27 responden (38,57%), primipara (1 anak) sebanyak 25 responden (35,71%), dan grandemultipara (>5 anak) sebanyak 0 responden (0%). Distribusi paritas ibu yang yang tidak rutin datang ke posyandu terbanyak adalah multipara (2-5 anak) sebanyak 10 responden (14,29%), primipara (1 anak) sebanyak 8 responden (11,43%), dan grandemultipara (>5 anak) sebanyak 0 responden (0%).

43

7. Frekuensi Penyuluhan Tentang Posyandu Berdasarkan frekuensi penyuluhan dari 70 responden yang ada di posyandu desa Trompo Asri kecamatan Jabon kabupaten Sidoarjo dapat dikelompokkan pada tabel IV.10. Tabel IV.10. Distribusi Frekuensi Penyuluhan Posyandu Kepada Responden di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011 Penyuluhan Kunjungan Posyandu44

Pernah

Tidak Pernah

Total

Rutin Tidak Rutin Total

30 (42,86%) 0 (0%) 30 (42,86%)

22 (31,43%) 18 (25,71%) 40 (57,14%)

52 (74,29%) 18 (25,71%) 70 (100%)

Sumber : Hasil Survey di Desa Trompo Asri

45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%

42,86%

31,43% 25,71% Pernah Tidak Pernah

0% Rutin Tidak Rutin

Diagram IV.8. Penyuluhan Posyandu Kepada Responden di Posyandu Desa Trompo Asri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011

Berdasarkan tabel IV.10 dan diagram IV.8 diketahui bahwa distribusi frekuensi penyuluhan tentang posyandu kepada ibu balita yang rutin datang ke posyandu terbanyak adalah pernah mendapatkan penyuluhan, sebanyak 30 responden (42,86%). Sedangkan yang tidak pernah mendapat penyuluhan sebanyak 22 responden (31,43%).

45

Distribusi frekuensi penyuluhan tentang posyandu kepada ibu balita yang tidak rutin datang ke posyandu terbanyak adalah tidak pernah mendapatkan penyuluhan, sebanyak 18 responden (25,71%). Sedangkan yang pernah mendapat penyuluhan sebanyak 0 responden (0%).

46

BAB V PEMBAHASAN

Berdasarkan data puskesmas Jabon pada bulan Januari Desember 2010, desa Trompo Asri kecamatan Jabon, cakupan penimbangan balitanya yaitu yang ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S) mencapai 38,73%. Sedangkan target yang ingin dicapai adalah 70%.

A. Tingkat Pendidikan Ibu Balita di Posyandu Desa Trompo Asri Dari hasil penelitian kami menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu Balita yang rutin datang ke posyandu terbanyak adalah yang menempuh pendidikan SMP sebanyak 28 responden (40%), SMA sebanyak 17 responden (24,29%), SD sebanyak 6 responden (8,57%), dan perguruan tinggi sebanyak 1 responden (1,43%). Tingkat pendidikan ibu balita yang tidak rutin datang ke posyandu terbanyak adalah yang menempuh pendidikan SMP sejumlah 8 responden (11,43%), SMA sebanyak 5 responden (7,14%), SD sebanyak 5 responden (7,14%), dan perguruan tinggi sebanyak 0 responden (0%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu balita yang rutin dan tidak rutin datang ke posyandu adalah setara pada tingkat pendidikan SMP. Sehingga dapat menggambarkan bahwa tingkat pendidikan ibu mungkin tidak berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu. Jika dibandingkan dengan konsep Blum, maka tidak terjadi kesesuaian, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula derajat kesehatan diri dan keluarga. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka ibu akan sadar tentang pentingnya posyandu. B. Tingkat Pendapatan Keluarga di Posyandu Desa Trompo Asri47

Dari hasil penelitian kami menunjukkan bahwa tingkat pendapatan keluarga ibu balita yang rutin datang ke posyandu terbanyak adalah keluarga yang memiliki penghasilan sedang (Rp500.000 Rp1.100.000) sebanyak 26 responden (37,14%), keluarga yang memiliki penghasilan tinggi (>Rp1.100.000) sebanyak 13 responden (18,57%), dan keluarga yang memiliki penghasilan rendah (5 anak) sebanyak 0 responden (0%). Paritas ibu yang tidak rutin datang ke posyandu terbanyak adalah multipara (25 anak) sebanyak 10 orang (14,29%), primipara (1 anak) sebanyak 8 responden (11,43%), dan grandemultipara (>5 anak) sebanyak 0 responden (0%). Hal ini menunjukkan bahwa paritas ibu balita yang rutin dan tidak rutin datang ke posyandu adalah sama, yaitu multipara (2-5 anak). Sehingga dapat menggambarkan bahwa paritas ibu mungkin tidak berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu. Jika dibandingkan dengan penilitian oleh Sutrisman yang menyatakan bahwa Jumlah balita dalam suatu keluarga mempengaruhi perhatian seorang ibu kepada balitanya, dimana semakin banyak anak dalam keluarga akan menambah kesibukan ibu dan pada akhirnya tidak punya waktu untuk keluarga dan akan gagal membawa balitanya ke Posyandu, maka tidak terjadi kesesuaian dengan hasil penelitian kami.

F. Frekuensi Penyuluhan Kepada Ibu Balita di Posyandu Desa Trompo Asri Dari hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ibu balita yang rutin datang ke posyandu terbanyak adalah ibu yang pernah mendapatkan penyuluhan, yaitu sebanyak 30 responden (42,86%). Sedangkan yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan sebanyak 22 responden (31,43%). Ibu balita yang tidak rutin datang ke posyandu terbanyak adalah ibu yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan, yaitu sebanyak 18 responden (25,71%). Sedangkan yang pernah mendapatkan penyuluhan sebanyak 0 responden (0%). Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi penyuluhan kepada ibu balita yang rutin dan tidak rutin datang ke posyandu adalah tidak sama. Dimana ibu balita yang pernah50

mendapatkan penyuluhan lebih rutin datang ke posyandu jika dibandingkan dengan ibu balita yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan. Sehingga dapat menggambarkan bahwa frekuensi penyuluhan mungkin berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu. Jika dibandingkan dengan teori Leavel & Clark, maka terjadi kesesuaian, dimana penyuluhan merupakan salah satu usaha promosi kesehatan. Dengan adanya penyuluhan, masyarakat menjadi paham akan pentingnya posyandu.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN 1. Faktor tingkat pendidikan, tidak menunjukkan suatu kemungkinan yang

berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu. 2. Faktor tingkat penghasilan, menunjukkan salah satu kemungkinan berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu. 3. Faktor pekerjaan ibu balita, tidak menunjukkan suatu kemungkinan yang berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu. 4. Faktor tingkat pengetahuan, menunjukkan suatu kemungkinan yang yang

berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu. 5. Faktor paritas ibu, tidak menunjukkan suatu kemungkinan yang berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu. 6. Faktor frekuensi penyuluhan, menunjukkan suatu kemungkinan yang berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu.

51

B. SARAN 1. Bagi Puskesmas Jabona.

Meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang posyandu kepada masyarakat di desa Trompo Asri, kecamatan Jabon, kabupaten Sidoarjo.

b. Mengadakan seminar tentang posyandu pada seluruh petugas kesehatan,

agar program posyandu dapat mencapai target. c. Dapat melibatkan berbagai komponen masyarakat, pemerintah, lembagalembaga pendidikan dan swasta untuk berperan aktif memberdayakan posyandu. d. Diharapkan diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan cakupan penimbangan balita di posyandu.

2. Bagi masyarakat desa Trompo Asri a. Diharapkan semua ibu berbalita mengikuti penyuluhan mengenai posyandu. Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kegiatan di posyandu dan manfaat yang diperoleh dari posyandu, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. b. Diharapkan masyarakat lebih berperan lebih aktif bagi pelaksanaan posyandu. c. Sebaiknya ibu membawa balitanya ke posyandu setiap bulan. Dikarenakan adanya program penimbangan, imunisasi, dan konsultasi gizi yang sifatnya gratis.52

DAFTAR PUSTAKA53

1.

Amirudin, R. Capaian Kesehatan Indonesia. Universitas Hassanudin Makasar 2007. Tersedia di http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/05/05/capaiankesehatan-indonesia/

2.

Sembiring, Nasap. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara 2005. Tersediadi http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf

3.

Sutrisman. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakaktifan Ibu Yang Memiliki Balita Untuk Kunjungan Ke Posyandu Di Desa Sowan Lor Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Universitas Muhammadiyah Semarang 2006. Tersedia dihttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sutrismang-52933-bab2.pdf

4.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedika. 1985.

5. 6.

Sarudji, D. Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Media Ilmu. 2006. Prayitno, S. Dasar-Dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat. Surabaya : Airlangga University Press. 2001.

7.

Sambas, Gun Gun. Faktor Faktor Rendahnya Penimbangan Balita Di Posyandu. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 2005. Tersedia di http://www.library.upnvj.ac.id/pdf

8.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral. Indikator Kesejahteraan Anak. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2000

9.

Riyanto, Agus, SKM., M. Kes. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Nuha Medika. 2011.

54

LEMBAR KUISIONERNama : Alamat : Tanda tangan : 1. Pendidikan terakhir : a. SD b. SLTP c. SLTA d. Perguruan tinggi

e. Tidak bersekolah 2. Pekerjaan :a. Petani

d. Buruh e. lain lain :..

b. PNS c. Ibu Rumah Tangga 3. Jumlah anak : a. 1 b. 2- 5

c. Lebih dari 5

4. Tahukah ibu tentang POSYANDU ? a. Tahu b. Tidak tahu

5. Jika tahu menurut anda apa kepanjangan POSYANDU?....................................

6. Apa saja kegiatan yang dilakukan di POSYANDU:

55

a. Pendaftaran, Penimbangan, imunisasi, pengobatan, penyuluhan. b. Pendaftaran, Penimbangan, imunisasi. c. Pendaftaran, imunisasi, pengobatan.

7. Balita adalah anak yang berumur. a. 5 tahun b. 5 10 tahun c. 0 5 tahun d. 1 3 tahun

8. Darimana anda tahu tentang POSYANDU? a. Petugas / kader b. Perangkat desa/tetangga c. Mass media

9. Pernahkah anda sebelumnya mendapat penyuluhan tentang POSYANDU? a. Pernah b. Tidak pernah

10. Bila pernah, berapa kali ada kegiatan penyuluhan dalam sebulan?a. 1-2 kali

b. lebih dari 2 kali

c. tidak tentu

11. Apakah ibu rutin membawa anak ke POSYANDU a. Rutin b. Tidak Rutin

12. Apa yang menyebabkan ibu tidak rutin ke POSYANDU? a. Tidak ada waktu b. Jaraknya jauh dari rumah c. susah cari kendaraan d. Lain lain :

13. Apa Kepanjangan dari KMS ? a. Kartu Menuju Sehat b. Kartu Meningkatkan Sehat56

c. Kartu Menanggulangi Sakit 14. Berat badan balita yang normal pada grafik KMS adalah a. Diatas garis merah b. Pada garis merah c. Dibawah garis merah15. Berapa pedapatan rata-rata keluarga dalam 1 bulan ?

a. < Rp. 500.000 per bulan b. Rp. 500.000 Rp. 1.100.000 per bulan c. > Rp. 1.100.000 per bulan

57