BAB I TUTOR

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Genetika dan Biologi Molekuler adalah blok keenam pada semester II dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A ini yang memaparkan kasus Tonto, 24 tahun dengan berat badan 89 kg dan tinggi badan 172 cm merasa dirinya tidak mengalami obesitas. Pendapatnya ini wajar karena hampir semua pemuda dan penduduk Suku Pima Indian yang tinggal di Arizona Amerika Serikat pada umumnya bertubuh tambun seperti dia. Dia dan penduduk yang sesuku dengannya tidak perlu bekerja keras karena pemerintah memberikan subsidi yang cukup untuk makan, minum, dan hidup mereka. Berdasarkan hasil survei ternyata rata-rata indeks masa tubuh (IMT) penduduknya 33.4 kg/m 2 dan terdapat 38% penderita Diabetes Melitus Tipe 2 pada Suku Pima Indian Arizona. Para ahli epidemiologi genetik menemukan rendahnya resting metabolic rate (RMR) dan respiratory quotient (RQ) pada populasi tersebut yang menyebabkan kebanyakan populasi menjadi obes. Obesitas ini kemudian memicu kegagalan LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 6 Page 1

description

kedokteran

Transcript of BAB I TUTOR

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Blok Genetika dan Biologi Molekuler adalah blok keenam pada semester II dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A ini yang memaparkan kasus Tonto, 24 tahun dengan berat badan 89 kg dan tinggi badan 172 cm merasa dirinya tidak mengalami obesitas. Pendapatnya ini wajar karena hampir semua pemuda dan penduduk Suku Pima Indian yang tinggal di Arizona Amerika Serikat pada umumnya bertubuh tambun seperti dia. Dia dan penduduk yang sesuku dengannya tidak perlu bekerja keras karena pemerintah memberikan subsidi yang cukup untuk makan, minum, dan hidup mereka. Berdasarkan hasil survei ternyata rata-rata indeks masa tubuh (IMT) penduduknya 33.4 kg/m2 dan terdapat 38% penderita Diabetes Melitus Tipe 2 pada Suku Pima Indian Arizona. Para ahli epidemiologi genetik menemukan rendahnya resting metabolic rate (RMR) dan respiratory quotient (RQ) pada populasi tersebut yang menyebabkan kebanyakan populasi menjadi obes. Obesitas ini kemudian memicu kegagalan respon insulin terhadap glukosa sehingga menimbulkan Diabetes Melitus.Secara genetika pada Suku Pima Indian Arizona ditemukan polimorfisme pada reseptor leptin berupa Lys109Arg dan Gln223Arg yaitu substitusi asam amino pada domain ekstraseluler reseptor leptin, 1 polimorfisme silent subtitution, dan 4 polimorfisme terjadi pada regio non-coding. Frekuensi allel juga berbeda bermakna dengan Populasi Kaukasia dimana frekuensi allel haplotipe heterozigot lebih rendah pada individu obesitas Pima Indian Arizona.Temuan fenotipe dan genotipe pada Suku Pima Indian Arizona ini sangat berbeda jauh dengan Suku Pima Indian yang tinggal ditempat asal nenek moyang mereka di Meksiko. Suku Pima Indian Meksiko lebih sedikit mengkonsumsi lemak hewani, diet karbohidrat kompleks, dan banyak bekerja keras sebagai petani maupun buruh. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa telah terjadi perubahan genetika pada Suku Pima Indian Arizona yang berebda dengan Suku Pima Indian Meksiko karena pengaruh lingkungan.

1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Data Tutorial

Tutor: dr. H. Achmad Azhari, DAHK.Moderator: Jhuvan Zulian Fernando(702014034)Sekretaris Meja: Tessa Maretha(702014007)Sekretaris Papan: Mia Audina(702014072)Anggota: Nilam Prariani(702010053) Viena Aprilia(702014029) Falaah Islama(702014046) Indah Ulfanov Pratiwi(702014076) Shinta Anggia Prawesti(702014077) M. Abdillah(702014082) Mega Reliska(702014086)Waktu: Selasa, 05 Mei 2015 Kamis, 07 Mei 2015Pukul: 13.00-15.00 WIBPeraturan :1. Semua Anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen3. Sopan dan penuh tata krama dalam mengemukakan pendapat4. Izin saat akan keluar ruangan.2.2 Skenario Kasus

Tonto, 24 tahun dengan berat badan 89 kg dan tinggi badan 172 cm merasa dirinya tidak mengalami obesitas. Pendapatnya ini wajar karena hampir semua pemuda dan penduduk Suku Pima Indian yang tinggal di Arizona Amerika Serikat pada umumnya bertubuh tambun seperti dia. Dia dan penduduk yang sesuku dengannya tidak perlu bekerja keras karena pemerinta memberikan subsidi yang cukup untuk makan, minum, dan hidup mereka.Berdasarkan hasil survei ternyata rata-rata indeks masa tubuh (IMT) penduduknya 33.4 kg/m2 dan terdapat 38% penderita Diabetes Melitus Tipe 2 pada Suku Pima Indian Arizona. Para ahli epidemiologi genetik menemukan rendahnya resting metabolic rate (RMR) dan respiratory quotient (RQ) pada populasi tersebut yang menyebabkan kebanyakan populasi menjadi obes. Obesitas ini kemudian memicu kegagalan respon insulin terhadap glukosa sehingga menimbulkan Diabetes Melitus.Secara genetika pada Suku Pima Indian Arizona ditemukan polimorfisme pada reseptor leptin berupa Lys109Arg dan Gln223Arg yaitu substitusi asam amino pada domain ekstraseluler reseptor leptin, 1 polimorfisme silent subtitution, dan 4 polimorfisme terjadi pada regio non-coding. Frekuensi allel juga berbeda bermakna dengan Populasi Kaukasia dimana frekuensi allel haplotipe heterozigot lebih rendah pada individu obesitas Pima Indian Arizona.Temuan fenotipe dan genotipe pada Suku Pima Indian Arizona ini sangat berbeda jauh dengan Suku Pima Indian yang tinggal ditempat asal nenek moyang mereka di Meksiko. Suku Pima Indian Meksiko lebih sedikit mengkonsumsi lemak hewani, diet karbohidrat kompleks, dan banyak bekerja keras sebagai petani maupun buruh. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa telah terjadi perubahan genetika pada Suku Pima Indian Arizona yang berebda dengan Suku Pima Indian Meksiko karena pengaruh lingkungan.

2.3 Seven Jump Steps2.3.1 Klarifikasi IstilahNo.IstilahPengertian

1ObesitasPeningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorland :773)

2Bertubuh tambunMemiliki tubuh yang gemuk (KBBI : 1388)

3SurveiTeknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data penyelidikan, peninjauan dan hasil (KBBI : 1360)

4Diabetes MelitusMerupakan sindrom kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat sekresi insulin yang tidak mencukupi atau adanya resistensi insulin di jaringan target (Dorland : 308)

5Epidemiologi geneticIlmu pengetahuan yang mempelajari tentang faktor-faktor yang menentukan atau mempengaruhi frekuensi dan distribusi suatu penyakit yang ditentukan oleh gen (herediter). (Dorland : 391,469)

6RMR (resting metabolic rate)pengeluaran energi saat istirahat ( Artikel ilmiah universitas diponegoro 2011)

7RQ (respiratory quotient)Rasio volume CO2, yang di lepaskan oleh jaringan tubuh terhadap volume O2 yang diabsorbsi oleh jaringan tubuh ( Dorland : 909)

8Kegagalan respon insulinGagalnya sel beta pulau langerhans pankreas dalam mensekresikan hormon insulin sebagai respon terhadap peningkatan kadar glukosa atau asam amino darah (Dorland : 573)

9PolimorfismeKeberadaan dua atau lebih alel pada sebuah lokus dalam populasi (Genetika schaums edisi 4 : 289 )

10Regio non-codingDaerah yang tidak mengalami proses untuk menempatkan kode untuk sesuatu tujuan klasifikasi atau identifikasi (Wikipedia.org)

11Lys109ArgLysine, asam amino esensial alamiah penting bagi pertumbuhan optimal bayi, manusia dan untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen pada orang dewasa.

12Silent substitutionMutasi yang mengubah satu nukleous DNA ke senyawa lain tetapi tidak mengubah asam amino untuk mutasi kode nukleous.

13AllelSatu dari dua atau lebih bentuk alternative gen yang menempati lobus tertentu pada kromosom (Dorland : 37)

14Substitusi asam aminoTindakan dimana penggunaan asam amino di ubah/diganti dengan senyawa lain (Dorland :44 dan 1028)

15FenotipeKarakteristik yang terlihat pada diri seseorang baik secara keseluruhan atau berkenaan dengan satu atau beberapa sifat tertentu (Dorland : 834)

16GenotipeSusunan genetik suatu individu dimana menjadi sesuatu yang tidak dapat diamati (Genetika manusia suryo : 87)

17HaplotipeSeperangkat alel pada sekelompok gen yang berkaitan erat pada sebuah kromosom (Dorland : 499)

18HeterozigotSifat individu yang genotipe nya terdiri dari gen yang berlainan dari tiap jenis gen (Genetika manusia suryo : 87)

2.3.2 Identifikasi masalah1. Tonto, 24 tahun dengan berat badan 89 kg dan tinggi badan 172 cm merasa dirinya tidak mengalami obesitas. Pendapatnya ini wajar karena hampir semua pemuda dan penduduk Suku Pima Indian yang tinggal di Arizona Amerika Serikat pada umumnya bertubuh tambun seperti dia. Dia dan penduduk yang sesuku dengannya tidak perlu bekerja keras karena pemerinta memberikan subsidi yang cukup untuk makan, minum, dan hidup mereka.

2. Berdasarkan hasil survei ternyata rata-rata indeks masa tubuh (IMT) penduduknya 33.4 kg/m2 dan terdapat 38% penderita Diabetes Melitus Tipe 2 pada Suku Pima Indian Arizona.

3. Para ahli epidemiologi genetik menemukan rendahnya resting metabolic rate (RMR) dan respiratory quotient (RQ) pada populasi tersebut yang menyebabkan kebanyakan populasi menjadi obes. Obesitas ini kemudian memicu kegagalan respon insulin terhadap glukosa sehingga menimbulkan Diabetes Melitus.

4. Secara genetika pada Suku Pima Indian Arizona ditemukan polimorfisme pada reseptor leptin berupa Lys109Arg dan Gln223Arg yaitu substitusi asam amino pada domain ekstraseluler reseptor leptin, 1 polimorfisme silent subtitution, dan 4 polimorfisme terjadi pada regio non-coding.

5. Frekuensi allel juga berbeda bermakna dengan Populasi Kaukasia dimana frekuensi allel haplotipe heterozigot lebih rendah pada individu obesitas Pima Indian Arizona.

6. Temuan fenotipe dan genotipe pada Suku Pima Indian Arizona ini sangat berbeda jauh dengan Suku Pima Indian yang tinggal ditempat asal nenek moyang mereka di Meksiko. Suku Pima Indian Meksiko lebih sedikit mengkonsumsi lemak hewani, diet karbohidrat kompleks, dan banyak bekerja keras sebagai petani maupun buruh.

7. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa telah terjadi perubahan genetika pada Suku Pima Indian Arizona yang berebda dengan Suku Pima Indian Meksiko karena pengaruh lingkungan.

2.3.3 Analisis Masalah1. a. Bagaimana cara menghitung dan interpretasi dari IMT pada kasus ini ?Jawab/sintesis : IMT = = = 30,08 kg/m2Klasifikasi IMT Menurut WHO 2004 : Jadi berdasarkan klasifikasi IMT menurut WHO 2004, IMT Tonto tergolong Obesitas I(Sumber: Arisman. 2004)

b. Apa yang mempengaruhi penduduk Suku Pima Indian di Amerika Serikat berubah tambun ?Jawab : Berdasarkan kasus ini diketahui bahwasannya penduduk suku ini memiliki gaya hidup yang sedentary ditambah juga dengan bantuan atau subsidi yang cukup dari pemerintah dalam pemenuhan makan, minum dan hidup mereka. SINTESIS : Menurut NIH dan NIDDK, pola hidup yang baik adalah pola hidup yang keseimbangan input dan outputnya seimbang. Hal ini dapat dicapai dengan cara lifestyle yang aktif atau banyak bergerak, pola yang baik adalah diet dan olahraga. Hal ini juga didukung dalam teori yang ada di buku Fisiologi Guyton dan Hall serta dalam buku Ilmu Gizi at a Glance yang mengatakan bahwa pola hidup yang sedentary akan mempengaruhi berat badan seorang individu. Pola yang baik adalah input = output yang dapat dicapai dengan cara diet dan olahraga.

c. Apa makna dia merasa tidak obesitas ? Jawab/sintesis : Berarti Tonto menganggap bahwa dirinya termasuk bertubuh normal atau ideal. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor lingkungan Tonton, yaitu Suku Pima Indian di Arizona rata-rata mengalami obesitas di lihat dari IMT rata-rata penduduknya. Sehingga, mindset Tonton menganggap orang dengan tubuh obesitas termasuk bertubuh normal.Dapat dikatakan juga Tn. Tonto merasa dirinya tidak mengalami obesitas karena berdasarkan hasil survei ternyata rata rata indeks massa tubuh (IMT) penduduk Suku Pima Indian di Amerika adalah 33,4 dimana dikategorikan mengalami Obesitas II menurut WHO 2000, sehingga tn.Tonto memiliki tubuh tambun yang sama seperti penduduk lainnya yang membuat tn.Tonto tidak merasa dirinya obesitas.(Sumber : Klasifikasi Berat Badan WHO, 2000)

d. Apa saja penyebab obesitas ?Jawab : Energi yang didapat lewat makanan melebihi energi yang dikeluarkan Aktivitas fisik kurang Menurut Papalia, Olds, Feldman dan Rice (dalam Galih Tri Utomo 2012) Faktor fisiologis, dapat herediter dan non herediter Faktor psikologis, karena kondisi emosional yang tidak stabil dan pelariannya banyak makan yang mengandung kalori / kolestrol tinggi Faktor kecelakaan / cidera otak, pada pusat pengaturan rasa lapar, tidak pernah merasa kenyang walaupun telah makan yang banyak.(Sumber : Galih Tri Utomo, 2012)SINTESIS : Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh. Penanda kandungan lemak tubuh yang digunakan adalah indeks massa tubuh (IMT).Faktor penyebab timbulnya obesitas sendiri:1. Masukan energi yang melebihi pengeluaran energi.Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan, beratbadan akan bertambah, dan sebagian besar kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai lemak. Oleh karena itu, kelebihan adiposit ( obesitas) disebabkan oleh masukan enrgi yang melebihi pengeluaran energi. Untuk setiap kelebihan energi sebanyak 9,3 kalori yang masuk ke tubuh, kira kira 1 gram lemak akan disimpan.2. Penurunan aktivitas fisik dan pengaturan makan yang tidak baik.Penyebab obesitas sangat kompleks. Meskipun gen berperan penting dalam memprogram kuat mekanisme fisiologis yang mengatur asupan makanan dan metabolisme energi, gaya hidup serta faktor lingkungan dapat berperan dominan pada banyak orang dengan obesitas. Aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan menurunkan massa lemak tubuh. Sedangkan jika aktivitas fisik yang sedikit menyebabkan pengurangan massa otot dan meningkatkan adiposit. Pada orang obesitas, peningkatan aktivitas fisik biasanya akan meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan makanan, yang berakibat oenurunan berat badan, aktivitas fisik dijadikan cara yang efektif untuk mengurangi simpanan lemak.3. Faktor lingkungan, sosial, dan psikologis menyebabkan perilaku makan abnormal. Pengaruh lingkungan sangat nyata, dengan adanya peningkatan prevalensi obesitas yang sangat cepat di sebagian besar negara maju, yang di barengi dengan berlimpahnya makanan berenergi tinggi (terutama makanan berlemak) dan gaya hidup tidak aktif.Faktor psikologis juga dapat menyebabkan seseorang obesitas. Misalnya, berat badan seseorang sering kali meningkat selama atau setelah orang tersebut mengalami stres, seperti kematian orang tua, penyakit yang parah, atau depresi. Perilaku makan dijadikan sarana penyalur stres.(Sumber : Guyton and Hall, 2011)

2. a. Apa makna IMT penduduknya 33,4 kg/m2?Jawab/sintesis : Menunjukkan bahwa penduduk suku pima Indian di Arizona berdasarkan klasifikasi IMT menurut WHO yaitu termasuk dalam klasifikasi obesitas tingkat 1.Klasifikasi menurut WHO 25= over weight25-29,9= pra obese30-34,9= obese tingkat 135-39,9 = obese tingkat 2> 40= obese tingkat 3(Sumber : IPDL, 2014)Klasifikasi Berat Badan (WHO, 2000)KategoriBMI (Kg/m2 )

Underweigh