BAB I Reformasi

14
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum, dan krisis sosial merupakan faktorfaktor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi. Bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang menentukan. Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar- tawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi tersebut. Dengan semangat reformasi, rakyat Indonesia menghendaki adanya pergantian kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Pergantian kepemimpinan nasional diharapkan dapat memperbaiki kehidupan politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya. Indoenesia harus dipimpin oleh orang yang memiliki kepedulian terhadap kesulitan dan penderitaan rakyat. B. RUMUSAN MASALAH 1. apa penyebabnya terjadinya reformasi 1998 ? 2. Bagaimana keadaan-keadaan pada saat reformasi ? 3. Bagaimana kronoligis terjadinya reformasi ?

Transcript of BAB I Reformasi

Page 1: BAB I Reformasi

BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANGReformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya

perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah

yang lebih baik secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan

kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya

yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan,

dan persaudaraan. Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis

yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum,

dan krisis sosial merupakan faktorfaktor yang mendorong lahirnya

gerakan reformasi. Bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah satu

indikator yang menentukan. Reformasi dipandang sebagai gerakan yang

tidak boleh ditawar- tawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat

Indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi tersebut.

Dengan semangat reformasi, rakyat Indonesia menghendaki

adanya pergantian kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju

terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Pergantian

kepemimpinan nasional diharapkan dapat memperbaiki kehidupan

politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya. Indoenesia harus dipimpin

oleh orang yang memiliki kepedulian terhadap kesulitan dan penderitaan

rakyat.

B.     RUMUSAN MASALAH1. apa penyebabnya terjadinya reformasi 1998 ?2. Bagaimana keadaan-keadaan pada saat reformasi ?3. Bagaimana kronoligis terjadinya reformasi ?4. Permasalahan-permaslahan apa yang terjadi pada era reformasi ?

C.     TUJUAN

1.       Memenuhi tugas mata kuliah sejarah social

2.       Mengetahui keadaan-keadaan pada saat reformasi

Page 2: BAB I Reformasi

3.       Mengetahui kronologis terjadi peristiwa reformasi

4.       Mengetahui akibat/dampak dari gerakan reformasi

----------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB II

PEMBAHASAN

TERBUNUHNYA AKTIVIS UNIRVESITAS       

      Tebunuhnya para mahasiswa pada tanggal 12 Mei 1988 seakan

menjadi pasokan amunisi bagi gerakan massa untuk menwujudakan

pasokan amunisi bagi gerakan massa untuk mewujudkan reformasi

sehingga setelah terbunuhnya para mahasiswa di berbagi penjuru

Indonesia mengorbankan gerakan massa pada harian barnas edisi 13 Mei

1998 pada halaman  1

“6 MAHASISWA TEWAS Ditembus peluru saat unjukrasa di trisakti. Aksi

demonstrasi mahasiswa di Jakarta, selasa (12/Mei) yang menuntut segara

dilakukan informasi membawa korban . Enam mahasiswa trisakti

tertembus peluru. Meraka yang tewas adalah Mahasiswa fakultas

teknik .Elang mulia lesmana,Hartato,Hafidin Royani, serta mahasiswa

fakultas Ekonomi Hendriawan , vero, dan Alan”

Para korban jiwa mahasiswa tersebut dalam suatu demonstrasi untuk

mewujudkan reformasi. Pembunuhan oleh mahasiswa oleh aparat

keamanan menjadi symbol kebengisan pengesua yang tidak mau

mendengarkan aspirasi mahasiswa yang diwujudkan reformasi Indonesia

dan pada saat itu keaadan di ibu kota menjadi mencekam dan diwarnai

oleh amuk masa .

 (Nugroho Trisnu Brata 2006 :88) Beberapa peristiwa perubahan social

politik  di beberapa tempat juga berawal dari kasus “ pembunuhan

politik”. Lepasnya propinsi timor-timor dari Indonesia juga dipicu dan

memperoleh “pasokan amunisi untuk meledakan “ tuntutan lepas

Page 3: BAB I Reformasi

merdeka menjadi Negara sendiri, setelah terjadi pembunuhan  massa

demonstran di kuburan santa cruz di dili oleh militer.

KEADAAN MENCEKAM JAKARTA DAN SURAKARTA

       Setelah terbunuhnya 6 Mahasiswa keadaan Jakarta sebagai ibu kota

Negara menjadi mencekam.Amok masa dalam hal ini adalah prilaku

massa yang brutal anarkis dan membabi

buta,merusak,mebakar,menjarah, dan membunuh secara kolektif oleh

sejumlah massa. Para massa melakukan prilaku brutal dan anarkis itu

disebabkan karena didalam dirinya terdapat tekanan tekenan jiwa baik

yang berasal dari luar maupun dari dalamyang kemudian melakukan

pelepasan tekanan jiwa tadi kedalam prilaku secara membabi buta

merusak,membakar,menjarah dan membunuh akibat kebrutalan para

massa keadaan di ibu kota menjadi mencekam diantaranya yaitu took

took  dirusak dan mobil mobil di bakar akibat kerusuhan tersebut jalan

jalan di ibukota menjadi lumpuh dan puluhan puluhan mobil terbakar

serta puluhan lainya rusak. Kejadian yang terjadi di Jakarta ini

merupakan tragedy yang sangat memilakukan banyak korban korban

yang berjatuhan akibat terjebak gedung yang telah di bakar. Dengan

brutal para massa melakukan peruskan pembakaran dan penjarahan

dalam hal ini Negara adikuasa, AS, juga melakukan tekanan terhadap

pemerintah Indonesia agar menghentikan kekerasan terhadap rakyatnya

Para demonstran selama dua hari di Jakarta pada tanggal 13 Mei 1998

atau sehari setelah tragedy tewasnya 6 Mahasiswa trisakti dan pada

tanggal 14 Mei 1998. Dan pada harian kedaulatan rakyat edisi jumat 15

Mei 1998 memberitakan

“KERUSUHAN DI JAKARTA MELUAS. Aksi pembakaran melanda solo.

Kerusuhan di solo dan sekitar. Kamis (14/Mei) memuncak dan diwarnai

berbagi aksi pembakaran pusat perdagangan, pos polisi,pusat

perbelanjaan, kantor kantor perbankan dan kendaraan bermotor.

Kawasan perumahan elit seperti di perumahan solo baru juga menjadi

sasaran. Sampai semalam situasi disolo semakin mencekam karena

diseluruh kota listrik padam.

Page 4: BAB I Reformasi

Kerusuhan di solo berawal pada pukul 14.00 di awali dari masa yang

mengikuti unjuk rasa di seputar kampus UMS pabelan. Masa kemudian

bergerak secara terpisah ke arah timur dan barat dengan melancarkan

serangan mengunakan batu

Mula mula sasaran amukan masa yaitu show room mobil timor di wilayah

kleco. Setelah puas menghancurkan show room, massa kemudian

bergerak kembali ke arh timur dan menghancurkan dealer sepeda motor

Yamaha. Di tempat tersebut 25 motor di keluarkan dan di tumpuk di

tengah jalan, lalu di bakar ramai ramai

Dari pantauan KR di lapangan, bangunan yang habis menjadi sasaran

amukan massa antara lain wisma lippo, Bank tamara, bank BII

purwosari, BCA purwosari, Mathari purwosari dan super ekonomi.

Sasaran lainya yaitu pertokoan di bilangan secoyundan, puluhan

pertokoan di jalan Slamet Riyad. Kemudian massa mengalihkan sasran

pembakaran pada kawasan elit di solo baru. Gedunng bioskop termegah

Atrium 21 di komplek solo baru tidak luput dari aksi pembakaran,

termasuk rumah mewah milik “orang penting “ di Jakarta.

Sejak pecahnya kerusuhan di kota solo itu, kegiatan perekonomian

lumpuh total. Seluruh toko perkantoran dan warung warung kecil

serentak tutup. Aparat keamanan dari polri yang gagal mencegah

amukan massa juga di tarik dari pos posnya dan di kumpulkan di

Mapolwil,Polres,Polsek dan kantor satlantas”

Ternyata di kota solo yang sebagai salah satu pusat kebudayaan

msyarakat jawa yang adiluhung, klasik dan halus tidak mampu mencegah

prilaku masyrakat bertindak brital dan melakukan amok massa menurut

Nugroho.Trisnu B, GN Foster dan BG Anderson (1986; 115) termasuk

penyakit budaya khusus yang menjadi bagian dari penyakit jiwa. Penyakit

budaya khusus ini bias diketahui dari para misionaris periode awal yang

dihubungkan dengan kelompok kelompok ras dan etnis yang khusus   

Para demonstarn menuntut pelakssanan reformasi Indonesia. Dengan

kejadian kerusuhan pada tanggal 13-14 Mei 1998 dan kerusuhan yang

ada di Surakarta pada tanggal 14-15 Mei 1998 para aparat keamanan

meningkatkan kesiagaan khususnya menghadapi para masa demonstran 

Page 5: BAB I Reformasi

yang ada diseluruh Indonesia yang akan digelar pada tanggal 20 Mei

1998.  Bagi masa depan gerakan massa mewujudkan reformasi  sendiri,

berbagai kerusuhan dan anarki yang telah terjadi bisa mengancam dan

mengagalkan cita cita reformasi. Gerakan yang berkembang sekarang ini

tidak lain alat politik yang secara tersembunyi menyuarakan kepentingan

politik elit yang terlempar dari posisi-posisi startegis. Maka pesan-pesan

politik sebagai strategi menembus jalan buntu dilakukan secara tidak

manusiawi, terkadang dengan korban manusia. Disini kita dapat melihat

kekejian tentang politik di tanah air. Gerakan terus menerus secara

frontal, bahkan memicu kerusuhan, di satu sisi para aktiviss semakin

tidak jelas sehingga kerusuhan menjadi tujuan demonstrasi. Radikalisasi

massa di solo dan Jakarta tidak bias dikendalikan oleh para aktivis

gerakan massa mewujudkan reformasi. Akan tetapi gerakan massa

reformasi juga di untungkan oleh adanya amok massa yang berupa

penjarahan, pembakaran dan perampokan arena amok massa menjadi

tekanan kepada penguasa. Presiden Suharto mundur karena adanya

tekanan dari amok massa yang untuk mlengserkan ke pemerintahannya

MUNCULNYA GERAKAN REFORMASI

Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan

kehidupan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam

keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, tujuan

lahirnya gerakan reformasi adalah untuk memperbaiki tatanan

perikehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kesulitan

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok merupakan faktor atau

penyebab utama lahirnya gerakan reformasi. Namun, persoalan itu tidak

muncul secara tiba-tiba. Banyak faktor yang mempengaruhinya, terutama

ketidakadilan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan hukum.

Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Suharto selama 32

tahun, ternyata tidak konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan cita-

cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun 1966, Orde Baru bertekad

untuk menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun dalam pelaksanaannya,

Page 6: BAB I Reformasi

pemerintahan Orde Baru banyak melakukan penyimpangan terhadap

nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam UUD

1945 yang sangat merugikan rakyat kecil. Bahkan, Pancasila dan UUD

1945 hanya dijadikan legitimasi untuk mempertahankan kekuasaan.

Penyimpangan-penyimpangan itu melahirkan krisis multidimensional

yang menjadi penyebab umum lahirnya gerakan reformasi, seperti

berikut ini:

a.      Krisis Politik

Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari

berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan

politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan

dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila. Namun yang

sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan

Presiden Suharto dan kroni-kroninya. Artinya, demokrasi yang

dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang

semestinya, melainkan demokrasi rekayasa. Dengan demikian, yang

terjadi bukan demokrasi yang berarti dari, oleh, dan untuk rakyat,

melainkan demokrasi yang berarti dari, oleh, dan untuk penguasa. Pada

masa Orde Baru, kehidupan politik sangat represif, yaitu adanya tekanan

yang kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang

berpikir kritis. Ciri-ciri kehidupan politik yang represif, di antaranya:

1.      Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah

dituduh sebagai tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan

Republik Indonesia).

2.      Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu

atau demokrasi rekayasa.

3.      Terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela dan

masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk mengontrolnya.

4.      Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga

negara (sipil) untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.

5.      Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun

Suharto dipilih menjadi presiden melalui Sidang Umum MPR,

tetapipemilihan itu merupakan hasil rekayasa dan tidak demokratis.

Page 7: BAB I Reformasi

b.      Krisis HukumRekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak

terbatas pada bidang politik. Dalam bidang hukumpun, pemerintah

melakukan intervensi. Artinya, kekuasaan peradilan harus dilaksanakan

untuk melayani kepentingan para penguasa dan bukan untuk melayani

masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan, hukum sering dijadikan alat

pembenaran para penguasa. Kenyataan itu bertentangan dengan

ketentuan pasa 24 UUD 1945 yanf menyatakan bahwa‘kehakiman

memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan

pemerintah (eksekutif).

c.       Krisis EkonomiKrisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara

sejak Juli 1996 mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia.

Ternyata, ekonomi Indonesia tidak mampu menghadapi krisis global yang

melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya

nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada tanggal 1

Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp

2,603.00 per dollar Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997, nilai

tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turun menjadi Rp 5,000.00

per dollar. Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus

melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari

berbagai kondisi, seperti: 1)Hutang luar negeri Indonesia yang sangat

besar menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi. Meskipun, hutang itu

bukan sepenuhnya hutang negara, tetapi sangat besar pengaruhnya

terhadap upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekonomi.

d.      Krisis Sosial

Krisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab

terjadinya krisis sosial. Pelaksanaan politik yang represif dan tidak

demokratis menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar

etnis dan agama. Semua itu berakhir pada meletusnya berbagai

kerusuhan di beberapa daerah. Ketimpangan perekonomian Indonesia

Page 8: BAB I Reformasi

memberikan sumbangan terbesar terhadap krisis sosial. Pengangguran,

persediaan sembako yang terbatas, tingginya harga-harga sembako,

rendahnya daya beli masyarakat merupakan faktor-faktor yang rentan

terhadap krisis sosial.

e.       Krisis KepercayaanKrisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia telah

mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden

Suharto. Ketidakmampuan pemerintah dalam membangun kehidupan

politik yang demokratis, menegakkan pelaksanaan hukum dan sistem

peradilan, dan pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berpihak

kepada rakyat banyak telah melahirkan krisis kepercayaan. Kronologi

Peristiwa Reformasi Secara garis besar, kronologi gerakan reformasi

dapat dipaparkan sebagai berikut:

                   1. Sidang Umum MPR (Maret 1998) memilih Suharto dan B.J.

Habibie sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk masa jabatan

1998-2003. Presiden Suharto membentuk dan melantik Kabinet

Pembangunan VII.

2. Pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah

mulai bergerak menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang

menuntut penurunan harga barang-barang kebutuhan (sembako),

penghapusan KKN, dan mundurnya Suharto dari kursi kepresidenan.

3. Pada tanggal 12 Mei 1998, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa

Universitas Trisakti Jakarta telah terjadi bentrokan dengan aparat

keamanan yang menyebabkan empat orang mahasiswa (Elang Mulia

Lesmana, Hery Hartanto, Hafidhin A. Royan, dan Hendriawan Sie)

tertembak hingga tewas dan puluhan mahasiswa lainnya mengalami

luka-luka. Kematian empat mahasiswa tersebut mengobarkan semangat

para mahasiswa dan kalangan kampus untuk menggelar demonstrasi

secara besar-besaran.

4. Pada tanggal 13-14 Mei 1998, di Jakarta dan sekitarnya terjadi

kerusuhan massal dan penjarahan sehingga kegiatan masyarakat

mengalami kelumpuhan. Dalam peristiwa itu, puluhan toko dibakar dan

isinya dijarah, bahkan ratusan orang mati terbakar.

Page 9: BAB I Reformasi

5. Pada tanggal 19 Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai

perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya menduduki DPR dan MPR

Pada saat yang bersamaan, tidak kurang dari satu juta manusia

berkumpul di alunalun utara Keraton Yogyakarta untuk menghadiri

pisowanan agung, guna mendengarkan maklumat dari Sri Sultan

Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam VII.

6. Pada tanggal 19 Mei 1998, Harmoko sebagai pimpinan MPR/DPR

mengeluarkan pernyataan berisi ‘anjuran agar Presiden Suharto

mengundurkan diri.

7. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Suharto mengundang tokoh-

tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk dimintai pertimbangan

dalam rangka membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh

Presiden Soeharto.

8. Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 di Istana Negara,

Presiden Suharto meletakkan jabatannya sebagai Presiden RI di hadapan

Ketua dan beberapa anggota Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal 8

UUD 1945, kemudian Suharto menyerahkan jabatannya kepada Wakil

Presiden B.J. Habibie sebagai Presiden RI. Pada waktu itu juga B.J.

Habibie dilantik menjadi Presiden RI oleh Ketua MA. 

Beberapa sebab lahirnya gerakan reformasi adalah krisis moneter,

ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, dan kepercayaan terhadap

pemerintahan Presiden Suharto. Nilai tukar rupiah terus merosot. Para

investor banyak yang menarik investasinya. Inflasi mencapai titik

tertinggi dan pertumbuhan ekonomi mencapai titik terendah selama

pemerintahan Orde Baru. Kehidupan politik hanya kepentingan para

penguasa. Hukum dan lembaga peradilan tidak dapat menjalankan fungsi

dan perannya. Pengangguran dan kemiskinan terus meningkat. Nilai-nilai

budaya bangsa yang luhur tidak dapat dilaksanakan secara konsisten dan

konsekuen. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara telah

sampai pada titik yang paling kritis. Oleh karena itu, krisis kehidupan

masyarakat Indonesia sering disebut sebagai krisis multidimensional.

Demonstrasi bertambah gencar dilaksanakan oleh para mahasiswa,

Page 10: BAB I Reformasi

terutama setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan

ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Agenda reformasi yang

menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti:

1.      Adili Soeharto dan kroni-kroninya

2.      Laksanakan Amandemen UUD1945

3.      Penghapusan Dwi fungsi ABRI

4.      Pelaksanaan Otonomi daerah seluas-luasnya

5.      Tegakkan Supermasi Hukum

6.      Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN

Setelah peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada

tanggal 12 Mei 1998, seluruh lapisan masyarakat Indonesia berduka dan

marah. Akibatnya, tragedi ini diikuti dengan peristiwa anarkis di Ibu kota

dan di beberapa kota lainnya pada tanggal 13— 14 Mei 1998, yang

menimbulkan banyak korban baik jiwa maupun material. Semua

peristiwa tersebut makin meyakinkan mahasiswa untuk menguatkan

tuntutan pengunduran Soeharto dari kursi kepresidenan. Pilihan aksi

yang kemudian dipilih oleh kebanyakan kelompok massa mahasiswa

untuk mendorong turunnya Soeharto mengerucut pada aksi pendudukan

gedung DPR/MPR. Pendudukan Gedung DPR/MPR RI adalah peristiwa

monumental dalam proses pelengseran Soeharto dari tampuk kekuasaan

Presiden dan tuntutan reformasi. Dalam peristiwa ini, ribuan mahasiswa

dari berbagai kampus bergabung menduduki gedung DPR/MPR untuk

mendesak Soeharto untuk  mundur.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB III

KESIMPULAN

    Reformasi merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidak puasan

dan keprihatinan atas kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan social.

Reformasi bertujuan untuk menata kembali kehidupan berma-sayarakat,

berbangsa, dan bernegara yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai luhur

Pancasila. Dengan demikian, hakikat gerakan reformasi bukan untuk

Page 11: BAB I Reformasi

menjatuhkan pemerintahan orde baru, apalagi untuk menurunkan

Suharto dari kursi kepresidenan Namun, karena pemerintahan orde baru

pimpinan Suharto dipandang tidak mampu mengatasi persoalan bangsa

dan negara, maka Suharto diminta untuk

mengundurkan secara legawa dan ikhlas demi perbaikan kehidupan

bangsa dan Negara Indonesia yang akan dating. Reformasi yang tidak

terkontrol akan kehilangan arah, dan bahkan cenderung menyimpang

dari norma-norma hukum. Dengan demikian, cita-cita reformasi yang

telah banyak sekali menimbulkan korban baik jiwa maupun harta akan

gagal. Untuk itu, kita sebagi pelajar Indonesia harus dan wajib penjaga

kelangsungan reformasi agar berjalan sesuai dengan harapan para

pahlawan reformasi yang gugur. 

----------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

Brata Trisnu Nugroho.2006. Prahara Reformasi Mei 1998.semarang:UPT

UNNES Press,2006.

Kerusuhan Mei 1998; Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas:

http://semanggipeduli.com

Tragedi Trisakti; Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas;

http://semanggipeduli.com

Sumber: http://dhoni-ds.blogspot.com/2011/12/makalah-gerakan-reformasi-1998.html#ixzz1mLk6122l Jangan hapus Link Sumbernya