BAB I-pkk-pemberdayaan ekonomi

5

Click here to load reader

Transcript of BAB I-pkk-pemberdayaan ekonomi

Page 1: BAB I-pkk-pemberdayaan ekonomi

Karya ini merupakan buah produk tulis imron-Nyimas Gandasari (PLS'06) dan Sinde Meysin (MP'07) dalam KKTM UNJ 2008

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Memasuki masa satu dasawarsa reformasi sejak runtuhnya era Orde Baru tahun 1998 lalu, Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan dari krisis yang melandanya awal 1997 lalu. Selama lebih dari sepuluh tahun, pemerintah belum mampu menyelesaikan masalah kemiskinan sehingga rakyat Indonesia masih harus berjuang menghadapi krisis ekonomi. Kemiskinan dan pengangguran di Indonesia yang masih menyelimuti bangsa Indonesia menyebabkan rakyat ada dalam kerentanan di segala sektor kehidupannya. Masyarakat tidak memiliki banyak pilihan dalam menghadapi hidup di tengah deraan krisis. Sebagian masyarakat mencoba untuk menemukan cara lain untuk tetap mampu bertahan, tak peduli jalan yang dipilih merupakan jalan yang penuh resiko bahkan mengancam keberadaannya sebagai manusia.

Krisis ekonomi menimbulkan masalah kemiskinan. Kemiskinan berarti hilangnya daya dalam mencukupi kebutuhan hidup. Hal ini ditandai dengan rendahnya pendapatan. Kemiskinan di masyarakat manapun memberikan dampak yang cukup besar terutama kepada kaum perempuan. Karenanya pemberdayaan perempuan merupakan salah satu cara dalam menanggulangi kemiskinan yang memiliki dampak mengerikan terhadap kaum perempuan itu sendiri.

Dampak kemiskinan terhadap kaum perempuan menjadi semakin kompleks ketika kasus-kasus perdagangan perempuan dan anak mulai terkuak. Masalah trafiking sebagai salah satu dampak dari kemiskinan memberikan efek yang kuat terasa ketika korban trafing yang didominasi oleh kaum perempuan tidak hanya melibatkan keluarga mereka tapi juga masyarakat, bangsa dan negara.

Pemberdayaan perempuan harus lebih digalakkan. Karena meski kini dalam beberapa hal perempuan Indonesia telah mencapai kesetaraan, (dilihat dari posisi yang telah diraihnya di sektor publik seperti presiden, pengusaha, politikus, peneliti, guru, ilmuwan, dan lain sebagainya) namun melihat fakta menurut HDI (Human Development Index), sekitar 69,9% perempuan Indonesia masih belum berdaya dalam pencapaian pembangunan berdasarkan jenis kelamin atau dalam GDI (Gender Development Indeks)1.

Page 2: BAB I-pkk-pemberdayaan ekonomi

Pemberdayaan perempuan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki perempuan agar secara berdiri sendiri memiliki keterampilan dan keahlian untuk mengatasi masalah-masalah mereka secara mandiri melalui peningkatan kualitas hidup. Pemberdayaan perempuan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peran PKK yang merupakan komunitas warga di level paling bawah (yaitu di tingkat rukun tetangga sampai kelurahan/desa) yang dimotori oleh perempuan. Pada awal pembentukannya, PKK bertujuan untuk menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan, dan membina keluarga guna mewujudkan keluarga sejahtera. Namun semenjak krisis ekonomi yang merambat menjadi krisis multidimensional, PKK tak banyak melakukan kegiatan sebagaimana peran dan fungsinya.

Persoalannya adalah bagaimana pemberdayaan perempuan dengan mengoptimalkan kembali peran PKK menjadi salah satu upaya dalam menangulangi praktik trafiking di masyarakat. Salah satu kegiatannya adalah dengan kembali mengaktifkan program-program PKK, seperti penghayatan dan pengamalan Pancasila, gotong royong, pangan , sandang, pendidikan dan keterampilan, kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, perencanaan sehat, hingga pelestarian lingkungan hidup. Dengan mengoptimalkan kembali program-program PKK tersebut, perempuan dapat ditingkatkan kesadarannya akan bahaya praktik trafiking jika menimpanya. Pemberdayaan perempuan dengan mengoptimalkan peran PKK juga diharapkan mampu memberikan penguatan perempuan dalam bidang ekonomi sehingga perempuan memiliki usaha alternatif yang akan melepaskannya dari tekanan ekonomi di tengah kesulitan-kesulitan krisis yang membelitnya.

Pemberdayaan perempuan dengan mengoptimalkan peran PKK dalam menanggulangi trafiking ini dapat dilakukan di semua daerah di Nusantara. Namun, khusus untuk karya tulis ini, penulis memfokuskan pada daerah Indramayu. Hal ini karena, Indramayu adalah daerah yang paling tinggi kasus trafikingnnya di Indonesia2. Selain itu, tingkat kerawanan sebagai pelacur di Indramayu lebih tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Karena lebih dari satu orang di antara orang dekat mereka ada yang telah sukses menjadi pelacur, antara lain ibu sendiri, saudara kandung, tante, atau sepupu, terlebih jika orang tua baik ayah, paman, atau tante yang menjadi calo atau germonya.

Kaitan kemiskinan dengan trafiking memang berproses cukup panjang. Para ahli belum dapat memberikan solusi tepat dan cepat untuk menanggulangi trafiking. Penulis sendiri masih berpikir bahwa bila kesejahteraan tercapai, hal-hal buruk seperti trafiking dapat dengan sendirinya berkurang.

Page 3: BAB I-pkk-pemberdayaan ekonomi

Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi kemiskinan. Beberapa cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan bantuan subsidi langsung tunai (SLT) yang telah dikeluarkan sejak tahun 2005. program pemberdayaan ekonomi lain yang dikeluarkan pemerintah adalah dana bergulir yang disalurkan melalui kelurahan untuk usaha masyarakat.

Hipotesis yang dapat diambil oleh penulis adalah bahwa pemberdayaan perempuan dengan mengoptimalkan peran PKK dengan memanfaatkan dana bergulir dapat dijadikan salah satu upaya penanggulangan kemiskinan yang terkait dengan praktik trafiking di Indonesia pada umumnya, dan di Kabupaten Indramayu, sebagai basis terbesar praktik trafiking di Indonesia, khususnya.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana potret kasus trafiking di Indramayu pada umumnya? Bagaimana pola pemberdayaan perempuan yang dilakukan selama ini di Indramayu? Bagaimana dana bergulir dapat membantu kaum perempuan sebagai model pemberdayaan ekonomi dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga? Bagaimana pemberdayaan perempuan dengan mengoptimalkan peran PKK dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga di Indramayu?

Tujuan Penulisan

Ada beberapa tujuan yang diharapkan dari karya tulis ini sebagai berikut:

Memberikan gambaran bagaimana kasus trafiking terjadi di Kab. Indramayu Memberikan gambaran pemberdayaan perempuan yang ada di Kabupaten Indramayu. Memberikan rekomendasi model pemberdayaan ekonomi dengan mensinergiskan peran PKK dengan program dana bergulir yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun lembaga lain. Untuk mengoptimalkan kembali peran PKK sebagai gerakan pemberdayaan keluarga dengan keterlibatan kaum perempuan. Mencegah praktik-praktik trafiking perempuan dan anak, di Indonesia, umumnya, dan Indramayu, khususnya.

1 Jurnal Nasional, 1 November 2007, Masih Menggapai Keberdayaan Perempuan, hlm.21

2 Ruth Rosenberg, Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesia, (Jakarta: American Centre for International Labour Solidarity, 2004), hlm.211