BAB I PENDAHULUAN - · PDF filePENDAHULUAN Pada bab ini akan ... Konsep teknopolis ini telah...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - · PDF filePENDAHULUAN Pada bab ini akan ... Konsep teknopolis ini telah...
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang Teknopolis Gedebage sebagai
ruang lingkup penelitian, lalu dilanjutkan dengan pemaparan mengenai rumusan masalah,
tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai melalui analisis yang dilakukan.
1.1 Latar Belakang
Konsep teknopolis sudah bukan lagi konsep baru dalam suatu pengembangan kota.
Konsep teknopolis ini telah berkembang di beberapa negara seperti Akademegorodok di Rusia
dan Tsukuba di Jepang. Selain sebagai pusat teknologi, teknopolis juga jadi jembatan
interaksi antara institusi riset yang mengembangkan sains dan teknologi, dengan pihak
industri yang menjadi kapital, dan pemerintah dalam tata kelola dan regulasi, sehingga
melahirkan inovasi. Di dalam Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung
Tahun 2014-2034 telah dijelaskan bahwa tujuan penataan ruang Sub Wilayah Perkotaan
Gedebage adalah pengembangan kawasan yang bersinergikan antara pedidikan tinggi, industri
kreatif, komersial dan pusat pemerintahan berkonsep Teknopolis. Konsep Gedebage
Teknopolis ini terinspirasi dai Silicon Valley yang berada di San Fransisco, California, Amerika
Serikat.
Wilayah Bandung Utara yang makin padat dari tahun ke tahun tidak mungkin dapat
menampung penduduk dengan segala aktivitasnya. Tidak heran ketika pengembang besar
mulai melirik daerah lain seperti Gedebage untuk membangun kawasan permukiman dan
perkantoran. Sekitar 17 hektare lahan disiapkan untuk pembangunan teknopolis. Sebagian
besar lahan dimiliki oleh salah satu pengembang besar, sisanya dimiliki oleh Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, Pertamina, dan pemangku kepentingan lain. Total ada 8
pemangku kepentingan dalam kawasan teknopolis ini. Walau pun begitu, pengembang besar
juga sudah memiliki lahan di sekitar kawasan yang rencananya akan dibangun teknopolis,
termasuk lahan yang awalnya dimiliki oleh warga Gedebage untuk bercocok tanam dan lahan
yang menjadi habitat burung blekok. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya rencana
pembangunan teknopolis pun, pembangunan di Gedebage akan tetap berlangsung dengan
sendirinya (Kusumadewi, 2016).
Di satu sisi, rencana teknopolis dapat mengontrol masifnya pembangunan infrastruktur
yang dilakukan oleh pengembang. Perlu diketahui bahwa Bandung hanya memiliki 11% ruang
terbuka hijau (RTH). Padahal menurut Undang-Undang Nomer 7 Tahun 2011 tentang Penataan
Ruang luas minimal RTH adalah 30%, artinya Kota Bandung masih kekurangan RTH sebesar
sekitar 19%. Selain kurangnya RTH, wilayah Kota Bandung yang berada di Cakungan Bandung
merupakan wilayah yang rawan banjir karena alih fungsi lahan hijau. Menurut Rencana Induk
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
2
Pengembangan Pusat Primer Kawasan Gedebage Tahun 2006, Kawasan Gedebage juga
merupakan kawasan tempat parkir air, sehingga mudah terjadi banjir. Belum lagi fakta bahwa
kawasan di bagian selatan Gedebage adalah tempat habitat burung blekok.
Rencana teknopolis juga memanfaatkan lahan tidak hanya untuk permukiman, tetapi
menjadi pust inovasi digital, sehingga dapat mendukung perusahaan start up yang didominasi
oleh anak muda dan lahan dapat digunakan dengan lebih produktif. Teknopolis tidak hanya
dapat mengontrol pembangunan di Gedebage dengan menyediakan RTH, tetapi juga
memanfaatkan lahan secara optimal. Pembangunan infrastruktur dan hadirnya pusat inovasi
inilah yang kemudian dijadikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sebagai daya tarik
baru bagi minat masyarakat untuk tinggal, khususnya bagi masyarakat Kota Bandung yang
sekarang ini masih bertempat tinggal di wilayah Bandung Utara.
Hal yang dapat dipertanyakan yaitu siapa yang akan menempati kota futuristik
Gedebage Teknopolis tersebut mengingat harga lahan di Gedebage akan menjadi mahal.
Harga lahan tersebut akan semakin meningkat karena pembangunan kelengkapan fasilitas oleh
pengembang akan terus bertambah dari segi kuantitasnya dan meningkat dari segi kualitasnya
seperti transportasi yang memadai, dekat dengan tempat bekerja, fasilitas menunjang
lainnya, gedung pemerintahan yang rencananya dibangun juga tidak jauh, dan jalan yang
mengubungkan kota primer dan kota besar lainnya yang mudah diakses.
Warga Gedebage sebagian bercocok tanam, memiliki usaha logam bubut, usaha pabrik
skala menengah dan besar, atau bekerja di daerah lain (Kusumadewi, 2016). Sebagian warga
Gedebage yang bercocok tanam tersebut sudah menjual lahannya ke pengembang. Menyusul
masyarakat di sekitar kawasan teknopolis lainnya ketika menyadari lahannya menjadi lebih
mahal. Padahal lahan cocok tanam yang digarap oleh warga Gedebage ini penting karena
dapat menjadi lahan parkir air dan serapan. Selain problema petani ini, di Gedebage juga
terdapat berbagai macam pabrik skala menengah dan besar. Terdapat puluhan bengkel logam
yang bernaung di bawah lingkungan industri kecil (LIK) yang dikelola oleh Pemprov Jawa
Barat. Aktivitas ini merupakan usaha berbasis teknologi, namun tampaknya tidak selaras
dengan teknopolis yang mengutamakan usaha teknologi informasi digital. Padahal potensi dari
puluhan bengkel tersebut mampu melayani berbagai macam keperluan, dari pesanan skala
kecil dan hingga mesin-mesin produksi yang membutuhkan presisi tinggi. Teknologi yang
dipakai beragam, dari teknologi sederhana sampai teknologi tinggi yang lebih presisi.
Sayangnya, kawasan LIK masih kirang diperhatikan. Jalan di sekitar kawasan LIK sering rusak
akibat banjir yang datang hampir setiap musim hujan.
Kawasan teknopolis memang cukup menguntungkan pelaku industri digital yang jelas
butuh dukungan untuk bersaing di kancah global. Namun, warga Gedebage yang sudah
bertahun-tahun hidup dan memiliki usaha disana juga perlu diperhatikan. Jangan sampai
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
3
mereka merasa tersingkirkan, atau bahkan kehilangan lahan. Perlu ada keselarasan antara
industri digital yang akan menempati ruang perkantoran dengan industri logam yang sudah
berdiri. Selain itu, perlu juga ada keselarasan antara infrastruktur dan lingkungan yang
menjadi habitat makhluk hidup lainnya. Untuk itu diperlukannya sebuah tinjauan mengenai
sejauh mana Teknopolis Gedebage diperkirakan dapat mewujudkan tujuan pembangunannya,
serta bagaimana perkiraan perubahan-perubahan eksternal maupun dampak di bidang sosial
kependudukan, ekonomi, maupun lingkungan yang ditimbulkannya di masa depan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjabaran latar belakang tersebut, kami merumusakan beberapa permasalahan
yang terkait konsep pengembangan Teknopolis Gedebage. Berikut merupakan rumusan
permasalahan dalam penelitian ini.
1. Bagaimana perubahan-perubahan eksternal di masa depan yang dapat mempengaruhi
proyek teknopolis Gedebage apabila dioperasikan?
2. Sejauh mana Teknopolis Gedebage diperkirakan dapat mewujudkan tujuan
pembangunan nya?
3. Apa dampak Teknopolis Gedebage terhadap kondisi penduduk, ekonomi, dan
lingkungan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah menganalisis prospek pengembangan Teknopolis
Gedebage di masa depan. Sasaran yang ingin diketahui adalah:
1. Mengetahui perkiraan perubahan-perubahan eksternal di masa depan yang dapat
mempengaruhi proyek teknopolis Gedebage apabila dioperasikan.
2. Mengetahui sejauh mana teknopolis Gedebage diperkirakan dapat mewujudkan tujuan
pembangunan teknopolis Gedebage.
3. Mengetahui dampak teknopolis Gedebage terhadap kondisi penduduk, ekonomi, dan
lingkungan.
1.4 Metode Penelitian
1.4.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan dalam penelitian ini hanya meliputi
pengumpulan data sekunder.
1.4.2 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Metode pemindaian lingkungan (environmental scanning) dengan teknik analisis
yang dipakai yaitu teknik analisis strength, weakness, opportunity, dan threat
(SWOT).
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
4
2. Metode skenario perencanaan (planning scenario) untuk membuat pilihan kondisi-
kondisi yang dapat memungkinkan suatu proyek perencanaan dapat atau tidak
dapat mewujudkan tujuannya tersebut ditinjau dari faktor maupun kondisi yang
memengaruhi.
3. Metode USG (Urgent, Serious, dan Growth) untuk menentukan pilihan prioritas
berdasarkan teknik scoring atau pembobotan tingkat kepentingan ditanganinya
suatu masalah, keseriusan persoalan yang dihadapi, dan kemungkinan tumbuh atau
berkembangnya suatu masalah.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan, kami menguraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan laporan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori analisis futuristik, yaitu metode scenario
planning, environmental scanning dan metode scoring Urgent Serious Growth (USG).
Bab III Gambaran Umum
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai definisi proyek Teknopolis Gedebage dan
delineasi wilayah studi dalam penelitian beserta gambaran umum mengenai rencana
pengembanganan proyek Teknopolis Gedebage tersebut. Selain itu, hal yang akan dijelaskan
yaitu meliputi interaksi Teknopolis Gedebage terhadap lingkungan sekitar dan lingkungan
secara luas, serta perkiraan dampak dari Teknopolis Gedebage terhadap lingkungan sekitar
dan lingkungan secara luas.
Bab IV Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas mengenai perubahan-perubahan eksternal di masa depan,
prospek Teknopolis Gedebage dalam mewujudkan tujuan pembangunannya, serta dampak
yang dapat ditimbulkan dari prospek tersebut terhadap kondisi sosial kependudukan,
ekonomi, dan fisik lingkungan.
Bab V Penutup
Pada bagian penutup, kami memaparkan kesimpulan terhadap hasil penelitian dan
rekomendasi terhadap hasil penelitian.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Environmental Scanning
2.1.1 Definisi Environmental Scanning
Environmental scanning adalah suatu kegiatan pengumpulan dan analisis informasi
eksternal dan internal yang digunakan untuk membantu memanajemen tindakan-tindakan
yang akan dilakukan atas adanya suatu perubahan dimasa depan yang akan mempengaruhi
perencanaan.
Analisis dalam environmental scanning terbagi kedalam dua bagian, yaitu:
1) Analisis Eksternal
Suatu aktivitas memahami perubahan di lingkungan eksternal yang mungkin
mempengaruhi organisasi. Fahey dan Narayan (1986) menyarankan bahwa pemindaian
ini dapat mengidentifikasi pola, memonitor tren dan pola spesifik, meramalkan arah
dan pola perubahan masa depan, dan menilai dampak bagi organisasi mereka.
2) Analisis Internal
Terdiri dari visi, misi, kekuatan, dan kelemahan organisasi organisasi.
2.1.2 Tujuan dan Sasaran Environmental Scanning
Tujuan dari Environmental Scanning adalah untuk mengingatkan pembuat kebijakan
akan potensi perubahan eksternal yang signifikan sebelum perubahan itu terealisasi sehingga
pembuat kebijakan memiliki waktu yang cukup untuk menanggapi perubahan tersebut.
Sedangkan sasaran dari Environmental Scanning adalah sebagai berikut.
Terdeteksinya tren ilmiah, teknis, ekonomi,sosial dan politik dan kejadian/fenomena
penting bagi suatu institusi
Terdefinisinya potensi ancaman, peluang atau perubahan bagi suatu institusi yang
diimplikasi melalui tren dan kejadian/fenomena tersebut
Terpromosikannya arah masa depan dalam pemikiran manajer dan pegawai
Manajer dan pegawai teringatkan akan adanya tren konvergensi, divergensi,
percepatan, perlambatan atau interaksi.
2.1.3 Tipe Scanning
Aguilar (1967) mengidentifikasi bahwa terdapat 4 tipe scanning, yaitu:
1) Undirected Viewing : Membaca berbagai publikasi dengan tidak memiliki tujuan
spesifik.
2) Conditioned Viewing : Merespon informasi untuk menilai relevansinya dengan
organisasi.
3) Informal Searching : Secara aktif mencari informasi spesifik tapi cenderung dilakukan
dengan cara yang tidak terstruktur.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
6
4) Formal Searching : Cara proaktif scanning yang menggunakan metodologi formal untuk
memperoleh informasi spesifik yang sesuai dengan tujuan.
Sedangkan Fahey, King, and Narayanan (1981) mengatakan bahwa tipe scanning
meliputi:
1) Irregular : Sistem yang digunakan ketika organisasi membutuhkan informasi untuk
asumsi perencanaan dan melakukan scanning hanya untuk suatu tujaun tertentu.
2) Periodic : sistem yang digunakan ketika perencana secara secara periodik
memperbaharui hasil scanning, sebagai persiapan untuk siklus perencaan yang baru.
3) Continuous : Sistem yang menggunakan cara scanning yang aktif mengumpulkan data
untuk secara sistematis membentuk fungsi strategi perencanaan suatu organisasi.
2.1.4 Metode Environmental Scanning
1) SWOT Analysis : Strengths, Weakness, Oppurtunities, dan Threats.
2) PESTEL Analysis : Politics, Economics, Social, Technology, Environmental, dan
Legal.
3) PEST Analysis : Politic, Economic, Social, dan Technology.
4) Scenario Planning
2.2 Metode USG
Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) merupakan salah satu cara
menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode
USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang
dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar Caranya dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala
nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk
lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut.
1.) Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu tadi.
2.) Seriousness
Tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau
tidak. Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
7
masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri
sendiri.
3.) Growth
Tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioriotas masalah dilaksanakan apabila
pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat dipentingkan
adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri.
Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode USG (urgency, seriousness, growth).
No Masalah U S G Total
1 Masalah A 5 3 3 11
2 Masalah B 4 4 4 12
3 Masalah C 3 5 5 13
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil). Atas dasar contoh tersebut maka isu yang merupakan prioritas adalah Isu C.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
8
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Proyek
3.1.1 Definisi Teknopolis Gedebage
Pengembangan Pusat Primer Gedebage adalah salah satu prioritas kebijakan
pengembangan Pemerintah Kota Bandung yang dituangkan dalam RTRW Kota Bandung 2004-
2013. Pengembangan kawasan ini sangat penting, karena ditujukan untuk mendorong
perkembangan wilayah Kota Bandung bagian Timur agar dapat mengurangi beban wilayah
Bandung Barat dan Pusat Kota Primer Kota Bandung yang lama (alun-alun dan sekitarnya).
Oleh karena itu, isu utama dalam pengembangan kawasan ini adalah kawasan yang
berkelanjutan sebagai penggerak perkembangan dengan tingkat kualitas tinggi dan memiliki
daya tarik investasi yang tinggi.
3.1.2 Delineasi Wilayah
Kawasan Pusat Primer Gedebage dengan luas sekitar 712.36 ha terletak di Bandung
Timur (WP Gedebage). Bagian utara kawasan ini dibatasi oleh Jl. Soekarno Hatta, bagian
selatan oleh Jalan Tol Padaleunyi, bagian barat oleh Jalan Gedebage dan bagian timur
dibatasi oleh Jalan Cimencrang. Kawasan Pengembangan Pusat Primer Gedebage terletak di
Kecamatan Rancasari (Kelurahan Derwati, Kelurahan Mekarwangi, Cisaranten Kidul, Kelurahan
Derwati) dan Kecamatan Ujungberung (Kelurahan Cisaranten Wetan).
Gambar 3.1.1 Delineasi Wilayah Technopolis Gedebage
Sumber: Rencana Induk Kawasan Gedebage
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
9
Sumber: Rencana Induk Kawasan Gedebage
Kawasan Pusat Primer Gedebage memiliki kontur yang relatif datar dengan
kecenderungan dari arah utara ke selatan yang semakin menurun. Kemiringan lahan dominan
antara 2 5% dan mempunyai ketinggian antara 662 670 meter di atas permukaan laut.
Kawasan Gedebage bagian selatan (sebelum Jalan T ol Padaleunyi) merupakan cekungan dan
kawasan Gedebage terletak pada lokasi genangan / banjir.
3.1.3 Rencana Teknopolis Gede Bage
Kawasan Gedebage pada prinsipnya di kembangkan untuk mengurangi beban
aktivitas dan lalu lintas di pusat Kota Bandung yang sudah mencapai kapasitas
maksimal. Keseriusan Pemerintah Kota Bandung untuk mengembangkan kawasan ini
ditindaklanjuti dengan ditetapkannya kawasan perencanaan sebagai Pusat Primer Timur
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2004-2013. Dalam RTRW Kota Bandung
2004-2005 ini, kegiatan yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan (Perguruan Tinggi dan Perpustakaan)
2. Kesehatan (Rumah Sakit tipe B dan rumah sakit gawat darurat)
3. Peribadatan (mesjid dan rumah ibadah lainnya)
4. Bina Sosial (gedung pertemuan umum
5. Komplek olahraga dengan gelanggang olahraga, Gedung seni tradisional, Taman kota.
6. Pelayanan Pemerintah, meliputi Pusat Bisnis dan Perkantoran untuk swasta, kantor
pemerintahan, kantor pos wilayah, kantor kodim, kantor telekomunikasi wilayah,
kantor PLN wilayah, kantor pdam wilayah, kantor urusan agama, pos pemadam
kebakaran.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
10
7. Perdagangan dan Jasa meliputi hotel dan mall, bangunan komersial, Pertokoan, pusat
belanja, bank-bank, perusahaan swasta dan jasa-jasa lain
8. Transportasi, meliputi stasiun kereta api, terminal dan parkir umum.
Pengembangan Kawasan Bandung Timur merupakan salah satu program strategis
pembangunan Pemerintah Kota Bandung pada saat ini dan mendatang. Pengembangan
Kawasan Pusat Primer Gedebage diproyeksikan memiliki fungsi beragam, meliputi
pengembangan fungsi bisnis, komersial, olah raga, hunian maupun rekreasi. Fasilitas yang
sudah ada di sekitar kawasan yaitu terminal peti kemas di Kota Bandung yang berskala
pelayanan lokal, regional dan nasional. Kawasan ini juga memiliki aksesibilitas yang tinggi
baik dari jalan utama regional, akses dari jalan tol, serta aksesibilitas kereta api. Selain itu,
terdapat rencana penambahan struktur penunjang generator aktivitas, yaitu terminal bus
antar propinsi, sub terminal angkutan dalam kota serta penambahan fasilitas stasiun kereta
penumpang pada kawasan. Lahan yang sebagian besar masih berupa persawahan (lahan
kosong) akan memudahkan perancangan dan pembangunannya.
3.2 Interaksi
3.2.1 Interaksi Teknopolis Gedebage Terhadap Lingkungan Sekitar dan Lingkungan Secara
Luas (Makro)
Pembangunan teknopolis Gedebage tidak terlepas dengan interaksinya dengan
lingkungan sekitar dan komponen-komponen pendukung terutama pada ketersediaan sarana-
prasarana. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pembangunan teknopolis
Gedebage.
1) Penyediaan Air Bersih. Penyediaan air bersih cukup sulit. Pelayanan PDAM terbatas
dan kondisi sumber air lain (sungai) yang tercemar limbah domestik dan industri.
Namun demikian, hasil penyelidikan air baku yang menemukan sumber air tanah
dangkal dan dalam serta sistem kolam retensi dan drainase yang diterapkan akan
dapat mampu melayani kebutuhan air di Wilayah Gedebage dengan melengkapi
penambahan instalasi pengolahan air untuk memenuhi kualitas air minum. Rencana
penyediaan air bersih dalam kawasan dirancang dengan alternatif-alternatif sebagai
berikut.
a. Dari luar kawasan dengan tambahan pengembangan jaringan.
b. Pemanfaatan wet pond.
c. Pemanfaatan air pada underground storage di ruang terbuk a hijau.
2) Tapak Gedebage yang terletak pada cekungan dengan kondisi geologi yang kurang
begitu baik dan lokasi genangan/banjir
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
11
3) Tapak terletak pada lokasi yang rentan gempa, oleh karena itu dalam
pembangunannya diperlukan konstruksi bangunan tahan gempa.
Sekitar 17 hektare lahan disiapkan untuk pembangunan Teknpolis. Sebagian besar lahan
dimiliki oleh sebuah perusahaan pengembang besar, sisanya dimiliki oleh Pemprov Jawa Barat,
Pertamina, dan stakeholder lain. Total ada 8 stakeholder dalam sebuah dalam kawasan teknopolis
ini. Walaupun begitu, perusahaan pengembang ini juga sudah memiliki lahan di sekitar kawasan
yang rencananya akan dibangun teknopolis, termasuk lahan yang awalnya dimiliki oleh warga
Gedebage untuk bercocok tanam dan lahan yang menjadi habitat burung Blekok.
Di satu sisi, rencana Teknopolis dapat mengontrol masifnya pembangunan infrastruktur
yang dilakukan oleh pengembang. Perlu diketahui bahwa bandung hanya memiliki 11% Ruang
Terbuka Hijau (RTH). Padahal menurut Undang-Undang Penataan Ruang luas minimal RTH adalah
30%, artinya Kota Bandung masih kekurangan RTH sebesar sekitar 19%. Selain kurangnya RTH,
Wilayah Kota Bandung yang berada di Cekungan Bandung merupakan wilayah yang rawan banjir
karena alih fungsi lahan hijau. Kawasan Gedebage juga merupakan kawasan tempat parkir air,
sehingga mudah terjadi banjir.
Rencana Teknopolis juga memanfaatkan lahan tidak hanya untuk permukiman, tetapi
menjadi pusat inovasi digital, sehingga dapat mendukung perusahaan startup yang didominasi
oleh anak muda dan lahan dapat digunakan dengan lebih produktif. Teknopolis tidak hanya dapat
mengontrol pembangunan di gedebage dengan menyediakan RTH, tetapi juga memanfaatkan lahan
secara optimal. Namun, Di Gedebage juga ada berbagai macam pabrik skala menengah dan besar.
Terdapat puluhan bengkel logam yang bernaung di bawah Lingkungan Industri Kecil (LIK) yang
dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Aktivitas ini merupakan usaha berbasis teknologi,
namun nampaknya tidak selaras dengan Teknopolis yang mengutamakan usaha teknologi informasi
digital. Penggunaan lahan dominan di Kawasan Pusat Primer Gedebage saat ini adalah
persawahan. Diluar itu penggunaan lahan campuran antara perdagangan, industri, kawasan
perumahan dan penggunaan pemerintahan/perkantoran lainnya. Wilayah Pengembangan
Gedebage memang berfungsi sebagai kawasan permukiman, industri, jasa dan perkantoran
serta pusat kegiatan ekspor impor berupa Terminal Peti Kemas. Kawasan industri, jasa dan
perdagangan memiliki skala pelayanan untuk wilayah regional dan Terminal Peti Kemas
melayani skala Kota Bandung.
3.2.2 Perkiraan Dampak dari Teknopolis Gedebage Terhadap Lingkungan Sekitar dan
Lingkungan Secara Luas (Makro)
Pembangunan yang dilakukan akan menimbulkan berbagai dampak terhadap
lingkungan, baik dampak negatif maupun dampak positif. Pada penjelasan sebelumnya telah
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
12
dipaparkan tujuan seperti apa yang ingin dicapai oleh pemerintah Kota Bandung melalui
pembangunan teknopolis.
Teknopolis Gedebage akan dibangun di daerah Gedebage, Kota Bandung dengan luas
712,36 Ha. Perkiraan dampak yang ditimbulkan dari pembangunan Gedebage sebagai
Teknopolis ini diantaranya:
1. Teknolopis menjadi pusat kegiatan baru di Kota Bandung, sehingga beban kegiatan
kota yang selama ini terpusat di Alun-alun dapat terdistribusi ke Bandung bagian timur
2. Tumbuhnya perekonomian kota Bandung terutama melalui ekonomi kreatif, bisnis dan
teknologi.
Namun dari beberapa dampak positif yang diharapkan dapat tercipta dengan
dibangunnya teknolopis ini, juga terdapat kemungkinan dampak negative yang ditimbulkan,
yaitu:
1. Alih fungsi lahan pertanian untuk dikembangkan menjadi teknopolis sehingga petani
akan kehilangan matapencarian
2. Gedebage merupakan kawasan yang rawan banjir dan terjadi genangan sehingga jika
tidak direncanakan dengan baik akan menimbulkan limpasan air yang cukup tinggi
3. Terjadi urban sprawl dan pertumbuhan tidak terkendali di sekitar teknopolis
4. Terjadi ketimpangan wilayah.
Selain itu, dengan adanya pembangunan Terminal Induk Gedebage, akan memberikan
dampak terhadap percepatan pengembangan Wilayah Pengembangan Gedebage dan
sekitarnya. Wilayah Gedebage telah memiliki beberapa kegiatan penting yang dapat menjadi
faktor pemicu perkembangan yaitu terminal peti kemas, pasar induk, beberapa per tokoan,
dan beberapa lingkungan permukiman baru. Di kawasan Timur Bandung ini telah tumbuh dan
berkembang berbagai kegiatan ekonomi, baik yang berskala lokal, regional, maupun nasional.
Ada pun dampak dari teknopolis belum tentu terjadi sebab masa depan masih bisa dibentuk
berdasarkan proses perencanaan yang dilakukan.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perubahan-Perubahan Eksternal di Masa Depan
Perubahan-perubahan eksternal adalah berbagai perubahan yang kemungkinan akan
terjadi yang akan memengaruhi Teknopolis Gedebage. Perubahan-perubahan eksternal yang
dimaksud adalah kemungkinan kesempatan dan/atau ancaman yang akan ikut mengiringi
pembangunan Teknopolis Gedebage.
Tabel 4.1.1 Opportunity dan Treat
Opportunity Sumber Treat Sumber
1. Pemindahan sebagian
SKPD
Jabar.metro.ne
ws.com
1. Semakin banyak
urbanisasi penduduk,
masuknya penduduk dari
luar bandung ke Bandung
dan berkurangnya lahan
pertanian
Teori Kota buku
bu Nia, cek hal 92
2. Akan dibangunnya
jalan bebas hambatan
(ujung berung-gedebage-
majalaya) sebagai bagian
dari jaringan jalan
nasional
RTRWN 2. Adanya Technopolis di
gedebage sebagai pusat
pelayanan kota Bandung
dapat menyebabkan
ketimpangan dengan
wilayah sekitarnya dan
menyebabkan urban
sprawl
Literatur
3. Terdapat rencana
penambahan struktur
penunjang generator
aktivitas, yaitu terminal
bus antar provinsi, sub
terminal angkutan dalam
kota serta penambahan
fasilitas stasiun kereta
penumpang pada kawasan
RIK Gedebage 3. Transparansi rencana
pembangunan
dikhawatirkan rawan
mafia tanah dan harga
pembebasan lahan
membengkak
m.tempo.co
(https://m.tempo
.co/read/news/20
15/03/24/0796525
92/proyek-
bandung-
technopolis-
ridwan-kamil-
takut-mafia-
tanah)
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
14
Opportunity Sumber Treat Sumber
4. Di sekitar kawasan
memiliki fasilitas peti
kemas di Kota Bandung
dengan skala pelayanan
lokal, regional, nasional
RIK Gedebage 4. Lahan seluas 300 Ha
dimiliki oleh PT.
Summarecon
m.tempo.co
(https://m.tempo
.co/read/news/20
15/03/19/0586513
62/ridwan-kamil-
hentikan-
pembangunan-
summarecon)
Sumber : Hasil Analisis, 2016
Ada beberapa perubahan eksternal yang akan terjadi dan menjadi keuntungan untuk
pembangunan Teknopolis Gedebage. Teknopolis Gedebage akan menjadi salah satu pusat
kegiatan tambahan bagi Kota Bandung, sehingga beberapa kegiatan yang biasanya terpusat di
alun-alun kota Bandung sebagian akan dipindahkan ke Teknopolis Gedebage, salah satunya
pemindahan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Adanya penempatan beberapa
SKPD di Gedebage akan memudahkan beberapa proses birokrasi bagi Bandung bagian timur.
Akan dibangun juga beberapa infrastruktur disekitar kawasan Teknopolis Gedebage
sebagai pendukung kegiatan, seperti akan dibangun jalan bebas hambatan (Ujungberung-
Gedebage-Majalaya) sebagai bagian dari jaringan jalan nasional. Lalu, terdapat rencana
penambahan struktur penunjang generator aktivitas, yaitu terminal bus antar provinsi, sub
terminal angkutan dalam kota serta penambahan fasilitas stasiun kereta penumpang pada
kawasan. Pembangunan infrastruktur tesebut menjadi hal yang krusial karena dalam
mendukung tujuan teknopolis yang ingin dikembangkan menjadi pusat bisnis dan ekonomi
selain menjadi pusat teknologi. Dengan pembangunan berbagai infrastruktur aksesibilitas
Teknopolis Gedebage akan sangat tinggi sehingga dapat mendukung berbagai kebutuhan dan
kegiatan di internal maupun eksternal kawasan.
Di sekitar kawasan memiliki fasilitas peti kemas di Kota Bandung dengan skala
pelayanan lokal, regional, nasional. Pada Rencana Induk Kawasan Gedebage disebutkan
bahwa salah satu guna lahan eksisting di kawasan tersebut adalah adanya terminal peti kemas
sebagai pusat kegiatan ekspor dan impor. Hal tersebut dapat mendukung fungsi kawasan
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Terminal peti kemas yang sudah ada menjadi salah satu
keuntungan bagi teknopolis Gedebage sebagai salah satu faktor pemicu bagi perkembangan
kawasan tersebut.
Selain adanya keuntungan yang akan diperoleh Teknopolis Gedebage dari lingkungan
eksternalnya, terdapat juga beberapa ancaman yang diperkirakan dapat menghambat
tercapainya tujuan Teknopolis Gedebage sebagaimana yang diharapkan pemerintah.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
15
Dikembangkan Gedebage sebagai teknopolis tentu akan menjadi pull factor terjadinya
urbanisasi penduduk dari luar Bandung ke dalam Kota Bandung. Dengan meningkatnya jumlah
urbanisasi yang terjadi maka intensitas kegiatan di Kota Bandung terutama di Kawasan
Teknopolis Gedebage akan meningkat sehingga kebutuhan ruang juga ikut meningkat. Kondisi
ini akan menyebabkan berkurangnya lahan pertanian di Gedebage untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Dampak lanjutan dari berkurangnya lahan pertanian yang ada saat ini akan
membuat petani harus mencari matapencarian yang lain. Dengan keterbatasan kemampuan
SDM, para petani harus beralih profesi yang memungkinkan untuk dikerjakan, seperti menjadi
buruh atau pekerja kasar. Dengan berkurangnya lahan pertanian dan pembangunan yang
dilakukan secara besar-besaran maka akan meningkatkan limpasan air hujan dan
memperparah banjir dan genangan yang selalu terjadi di Gedebage, terutama jika masalah
banjir ini tidak ditangani dengan serius.
Adanya Teknopolis di Gedebage sebagai pusat pelayanan kota Bandung dapat
menyebabkan ketimpangan dengan wilayah sekitarnya. Teknopolis Gedebage akan semakin
berkembang dan dikhawatirkan tidak terjadi penetesan perkembangan yang dirasakan
Teknopolis Gedebage ke daerah sekitarnya. Selain itu, pengembangan teknopolis akan
memicu terjadinya urban sprawl dan pembangunan lain yang tidak terencana.
Ada pun kekhawatiran lain yang mengiringi proses pembangunan Teknopolis Gedebage
ini adalah transparansi rencana pembangunan. Dikhawatirkan proses pembebasan lahan akan
rawan mafia tanah sehingga harga pembebasan lahan membengkak. Dengan rencana strategis
yang coba diwujudkan di teknopolis ini akan memicu harga lahan yang tinggi. Selain itu, lahan
seluas 300 Ha dimiliki oleh PT. Summarecon dari total lahan Teknopolis sebesar 712,36 Ha.
Sehingga hamper dari setengah luas Teknopolis merupakan milik swasta dan dikahawatirkan
akan menimbulkan dampak terhadap kepemilikan lahan.
4.2 Prospek Pengembangan Teknopolis Gedebage
4.2.1 Prospek Teknopolis Gedebage dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunannya
Menurut RDTR Kota Bandung Tahun 2014-2034, Prospek Teknopolis Gedebage memiliki
tujuan pembangunan sebagai pengembangan kawasan yang bersinergikan antara pedidikan
tinggi, industri kreatif, komersial dan pusat pemerintahan berkonsep Teknopolis. Untuk
melihat sejauh mana Teknopolis Gedebage diperkirakan dapat mewujudkan tujuan
pembangunannya dianalisis dengan metode scenario planning. Metode ini merupakan metode
yang memperhitungkan kondisi-kondisi yang dapat memungkinkan Teknopolis Gedebage dapat
atau tidak dapat mewujudkan tujuan pembangunannya tersebut. Kemungkinan dapat atau
tidak dapat mewujudkan tujuan pembangunannya dilihat dari indikator faktor yang dapat
menghambat maupun mendukung pembangunan Teknopolis Gedebage. Dalam penelitian ini,
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
16
dibuat skenario mengenai prospek Teknopolis Gedebage dalam mewujudkan tujuan
pembangunannya yang mempertimbangkan faktor dan kondisi di wilayah studi.
Gambar 4.2.1 Skenario Prospek Teknopolis Gedebage Mewujudkan Tujuan
Pembangunannya
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Skenario yang pertama yaitu kemungkinan Prospek Teknopolis Gedebage dapat
mewujudkan tujuan pembangunannya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor ekstenal.
Faktor internal yang dipertimbangkan adalah faktor yang memiliki kekuatan (strength),
sedangkan faktor eksternal yang dipertimbangkan adalah faktor yang memiliki peluang
(opportunity). Berikut ini merupakan tabel faktor internal berupa kekuatan dan peluang yang
ada ditinjau dari kondisi sosial kependudukan, ekonomi, dan fisik lingkungan yang ada di
Gedebage.
Tabel 4.2.1 Faktor Internal yang Dapat Mewujudkan Tujuan Pembangunan Teknopolis
Gedebage
Kondisi Strength Sumber Kondisi Opportunity Sumber
Fisik Lingkungan
Perencanaan Teknopolis seluas 712,34 Ha.
RIK Gedebage Tahun 2006
Fisik Lingkungan
Akan dibangunnya jalan bebas hambatan (ujung berung-gedebage-majalaya) sebagai bagian dari jaringan jalan nasional.
RTRWN Tahun 2008
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
17
Kondisi Strength Sumber Kondisi Opportunity Sumber
Gedebage sebagai Pusat Pelayanan Kota (PPK).
RDTR Kota Bandung Tahun 2014-2034
Terdapat rencana penambahan struktur penunjang generator aktivitas, yaitu terminal bus antar provinsi, sub terminal angkutan dalam kota serta penambahan fasilitas stasiun kereta penumpang pada kawasan.
RIK Gedebage Tahun 2006
Kebijakan dasar pengembangan PPK Gedebage adalah urban development.
RDTR Kota Bandung Tahun 2014-2034
Di sekitar kawasan memiliki fasilitas peti kemas di Kota Bandung dengan skala pelayanan lokal, regional, nasional.
RIK Gedebage Tahun 2006
Infrastruktur wifi yang dibangun ditargetkan mencapai 40.000 namun yang baru dibangun 5000.
techinasia.com diakses 19 Mei 2016
Sosial Kependudukan
Pemindahan sebagian SKPD dari Bandung Utara ke Bandung Timur (Gedebage).
jabar.metro.news.com diakses 19 Mei 2016
Gedebage direncanakan sebagai pengembangan pusat primer Kota Bandung bagian timur untuk mengurangi beban bandung barat.
RDTR Kota Bandung Tahun 2014-2034
Kawasan ini juga memiliki aksesibilitas yang tinggi baik dari jalan utama regional, akses dari jalan tol, serta aksesibilitas kereta api.
RIK Gedebage Tahun 2006
Pengembangan jalan tol dan adanya jalur SUTET menjadi potensi dan kekhasan Teknopolis Gedebage.
RIK Gedebage Tahun 2006
Ekonomi
Gedebage difokuskan untuk pusat bisnis yang bergerak di bidang teknologi dan informasi dan satu-satunya pusat sillicon valley di Indonesia.
republika.co.id diakses 19 Mei 2016
Sumber: Hasil Analisis, 2016
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
18
Sedangkan skenario yang kedua yaitu kemungkinan Prospek Teknopolis Gedebage tidak
dapat mewujudkan tujuan pembangunannya yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
ekstenal. Faktor internal yang dipertimbangkan adalah faktor yang memiliki kelemahan
(weakness), sedangkan faktor eksternal yang dipertimbangkan adalah faktor yang memiliki
ancaman (threat). Berikut ini merupakan tabel faktor internal berupa kelemahan dan
ancaman yang ada ditinjau dari kondisi sosial kependudukan, ekonomi, dan fisik lingkungan
yang ada di Gedebage.
Tabel 4.2.2 Faktor Eksternal yang Dapat Mewujudkan Tujuan Pembangunan Teknopolis
Gedebage
Kondisi
Weakness Sumber Kondis
i Treat Sumber
Fisik Lingkungan
Tapak berada di kawasan rawan bencana (potensi genangan dan banjir).
RIK Gedebage Tahun 2006
Sosial Kependudukan
1. Semakin banyak urbanisasi penduduk, masuknya penduduk dari luar bandung ke Bandung dan berkurangnya lahan pertanian (S)
Kurniasih dan Kustiwan. 2009. Pengenatar Perencanaan Kota. Kota Bandung: Penerbit ITB.
Penyediaan air bersih cukup sulit.
RIK Gedebage Tahun 2006
Ekonomi
2. Adanya Technopolis di gedebage sebagai pusat pelayanan kota Bandung dapat menyebabkan ketimpangan dengan wilayah sekitarnya dan menyebabkan urban sprawl (E)
Kurniasih dan Kustiwan. 2009. Pengenatar Perencanaan Kota. Kota Bandung: Penerbit ITB.
Perumahan tidak terencana berkembang di sepanjang Jalan Gedebage dan Jalan Cimencrang serta bagian utara kawasan primer Gedebage.
RIK Gedebage Tahun 2006
3. Transparansi rencana pembangunan dikhawatirkan rawan mafia tanah dan harga pembebasan lahan membengkak (E))
m.tempo.com (https://m.tempo.co/read/news/2015/03/24/079652592/proyek-bandung-technopolis-ridwan-kamil-takut-mafia-tanah) diakses 19 Mei 2016
Sebagian besar lahan masih berupa persawahan (lahan kosong).
RIK Gedebage Tahun 2006
4. Lahan seluas 300 Ha dimiliki oleh PT. Summarecon (E)
m.tempo.com (https://m.tempo.co/read/news/2015/03/19/0586
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
19
Kondisi
Weakness Sumber Kondis
i Treat Sumber
51362/ridwan-kamil-hentikan-pembangunan-summarecon) diakses 19 Mei 2016
Alih fungsi lahan akan sangat besar di Kawasan Bandung Timur.
www.bandungaktual.com diakses 19 Mei 2016
Debit limpasan kawasan pusat primer Gedebage pada 2031 diperkirakan meningkat sebesar 53% (132,05 m3/detik) dikarenakan perubahan guna lahan secara luas dan perubahan iklim.
republika.co.id diakses 19 Mei 2016
Ekonomi
Butuh anggaran yang besar untuk setiap pembangunan Teknopolis Gedebage yang akan dilakukan.
Dwiputri, Marselly. 2015. Jurnal PWK Volume 3 No 2: Identifikasi Debit Limpasan Air Permukaan Keruangan Gedebage Sebagai Pusat Primer Kedua Kota Bandung.
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Setelah mengelompokkan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi prospek
pengembangan Teknopolis Gedebage, kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan
metode USG untuk mendapatkan skenario kemungkinan sejauh mana prospek Teknopolis
Gedebage dapat mewujudkan tujuan pembangunannya. Metode USG (Urgent Serious Growth)
adalah metode untuk menentukan skenario prioritas berdasarkan teknik scoring. Teknik
scoring dilakukan dengan cara memberikan pembobotan terhadap tingkat urgensi, keseriusan,
dan perkembangan dari tiap skenario dengan skala nilai 1-3. Skenario yang memiliki total skor
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
20
atau nilai tertinggi dijadikan sebagai skenario prospek Teknopolis Gedebage yang diperkirakan
dapat atau tidak dapat mewujudkan tujuan pembangunannya.
Pembobotan dengan skala 1-3 ditentukan berdasarkan indikator kemungkinan terjadi
paling besar di masa depan yang dipilih serta asumsi skenario bahwa faktor kekuatan dan
peluang dapat mendukung Teknopolis Gedebage mewujudkan tujuan pembangunannya dan
faktor kelemahan dan ancaman dapat menghambat Teknopolis Gedebage mewujudkan tujuan
pembangunannya. Berdasarkan arahan RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031, RDTR Kota
Bandung Tahun 2014-2034, dan RIK Gedebage Tahun 2006 diperoleh arahan pengembangan
untuk Gedebage. Arahan dari dokumen formal tersebut dalam metode USG diberi bobot 3,
kondisi faktor yang bersumber dari berbagai literatur seperti jurnal, tugas akhir, dan lain
sebagainya diberi bobot 2, sedangkan kondisi faktor yang bersumber dari media populer diberi
bobot 1.
Setelah dilakukan pembobotan mengenai sumber kondisi faktor internal dan eksternal
yang dapat memengaruhi sejauh mana prospek Gedebage Teknopolis, kemudian diberi skor
lagi terkait tingkat kepentingan persoalan (urgent) yang diprioritaskan, keseriusan persoalan
(serious), dan tumbuh atau berkembangnya masalah (growth). Untuk pembobotannya, urgent
diberi bobot 3, serious diberi bobot 2, sedangkan growth diberi bobot 3. Berdasarkan hasil
analisis, diperoleh hasil skor dari masing-masing skenario pengembangan Teknopolis Gedebage
sebagai berikut.
Tabel 4.2.3 Hasil Scoring Skenario Menggunakan Metode USG
Sumber: Hasil Analisis, 2016
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
21
Berdasarkan dari hasil analisis metode USG terhadap skenario, diperoleh bahwa 51,04%
prospek Teknopolis Gedebage dapat mewujudkan tujuan pembangunannya sebagai
pengembangan kawasan yang bersinergikan antara pedidikan tinggi, industri kreatif,
komersial dan pusat pemerintahan berkonsep Teknopolis. Sedangkan sebesar 48,96% lainnya
menunjukkan bahwa prospek Teknopolis Gedebage tidak dapat mewujudkan tujuan
pembangunannya tersebut. Hasil tersebut dapat dikatakan seimbang, bahwa dari faktor yang
dapat memengaruhi prospek Teknopolis Gedebage tersebut dapat mendukung maupun
menghamabat keberjalanan pembangunannya. Sehingga tidak dapat dikatakan bahwa dengan
persentase 51,04% tersebut prospek dapat berhasil mengingat faktor yang dapat menghambat
pembangunannya menunjukkan kemungkinan ketidakberhasilan yang cukup tinggi sebesar
48,96%.
4.3 Dampak Pengembangan Teknopolis Gedebage
Pengembangan technopolis Gedebage memiliki dampak yang bisa dibilang cukup besar
terhadap kondisi sosial kependudukan, ekonomi dan lingkungan. Kondisi – kondisi tersebut
kami lihat berdasarkan faktor internal dan eksternal dari pembangunan kawasan technopolis
gedebage. Kondisi-kondisi tersebut terbagi kedalam strength, weakness, opportunity dan
threat.
1. Kondisi Sosial Kependudukan
Tabel 4.3.1 Kondisi Sosial Kependudukan
Sosial Kependudukan
Strength Weakness Opportunity Threat
Pemindahan
sebagian SKPD dari
Bandung Barat ke
Bandung Timur
(Gedebage).
Semakin banyak urbanisasi
penduduk, masuknya
penduduk dari luar bandung
ke Bandung dan
berkurangnya lahan
pertanian.
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Dari tabel kondisi sosial kependudukan diatas dapat kita lihat bahwa dampak yang
ditimbulkan oleh pembangunan technopolis gedebage berasal dari eksternal. Pemindahan
sebagian SKPD dari Bandung Barat ke Bandung Timur, selain memudahkan proses birokrasi
Bandung Timur, ini juga akan berpengaruh pada sosial dari masyarakat masyarakat Bandung
Timur. Sedangkan dampak lain terkait kependudukan adalah adanya perpindahan penduduk,
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
22
dari luar kedalam maupun dari dalam keluar kawasan technopolis gedebage. Selain itu adanya
kawasan technopolis ini menyebabkan kurangnya lahan pertanian di kawasan Gedebage,
sehingga pekerjaan dari sektor pertanian mengalami penurunan. Bukan hanya penduduk luar
Bandung yang banyak pindah ke Bandung, begitu juga sebaliknya, warga Bandung yang tidak
bisa membeli rumah di kawasan teknopolis walaupun awalnyya tinggal di kawawan tersebut
harus pindah ke tempat lain bahkan keluar dari kota Bandung.
2. Kondisi Ekonomi
Tabel 4.3.2 Kondisi Ekonomi
Ekonomi
Strength Weakness Opportunity Threat
Gedebage
difokuskan untuk
pusat bisnis yang
bergerak di bidang
teknologi dan
informasi dan satu-
satunya pusat
sillicon valley di
Indonesia.
Butuh
anggaran yang
besar untuk
setiap
pembangunan
Teknopolis
Gedebage
yang akan
dilakukan.
Adanya Technopolis di
gedebage sebagai pusat
pelayanan kota Bandung
dapat menyebabkan
ketimpangan dengan
wilayah sekitarnya dan
menyebabkan urban
sprawl
Transparansi rencana
pembangunan
dikhawatirkan rawan
mafia tanah dan harga
pembebasan lahan
membengkak
Lahan seluas 300 Ha
dimiliki oleh PT.
Summarecon.
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Dari hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa faktor eksternal yang memiliki dampak
pada perekonomian cukup besar. Hal ini dapat terlihat dari cukup besarnya lahan yang
dimiliki oleh swasta, sehingga dikhawatirkan besarnya keuntungan dari pembangunan
technopolis ini tidak mengalir pada masyarakat, namun pada pihak swasta. Selain itu adanya
pemusatan pada kawasan ini dapat menimbulkan ketimpangan pada wilayah sekitarnya,
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
23
terlebih disekitar kawasan ini sudah termasuk daerah luar Bandung. Walaupun technopolis
memiliki kelebihan dalam pusat bisnis IT yang digadang-gadang akan menjadi dan satu-
satunya pusat sillicon valley di Indonesia, namun tetap saja dibutuhkan anggaran yang besar
untuk setiap pembangunan Teknopolis Gedebage yang akan dilakukan sehingga
ketergantungan ekonomi pada swasta dalam pembangunan ini sangat besar. Disisi lain
pembangunan ini akan berdampak besar pada peningkatan ekonomi masyarakat Bandung
karena dapat menyerap tenaga kerja, tapi disisi lain ada pula pekerjaan yang hilang, seperti
pertanian.
3. Kondisi Fisik Lingkungan
Tabel 4.3.3 Kondisi Fisik Lingkungan
Fisik Lingkungan
Strength Weakness Opportunity Threat
Perencanaan
Teknopolis
seluas 712,34
Ha.
Tapak berada di
kawasan rawan bencana
(potensi genangan dan
banjir).
Akan dibangunnya jalan
bebas hambatan (ujung
berung-gedebage-
majalaya) sebagai bagian
dari jaringan jalan
nasional
Gedebage
sebagai Pusat
Pelayanan Kota
(PPK).
Penyediaan air bersih
cukup sulit.
Terdapat rencana
penambahan struktur
penunjang generator
aktivitas, yaitu terminal
bus antar provinsi, sub
terminal angkutan dalam
kota serta penambahan
fasilitas stasiun kereta
penumpang pada
kawasan.
Kebijakan dasar
pengembangan
PPK Gedebage
adalah urban
development.
Perumahan tidak
terencana berkembang
di sepanjang Jalan
Gedebage dan Jalan
Cimencrang serta bagian
utara kawasan primer
Gedebage
Di sekitar kawasan
memiliki fasilitas peti
kemas di Kota Bandung
dengan skala pelayanan
lokal, regional, nasional.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
24
Fisik Lingkungan
Strength Weakness Opportunity Threat
Infrastruktur
wifi yang
dibangun
ditargetkan
mencapai
40.000 namun
yang baru
dibangun 5000.
Sebagian besar lahan
masih berupa
persawahan (lahan
kosong)
Gedebage
direncanakan
sebagai
pengembangan
pusat primer
Kota Bandung
bagian timur
untuk
mengurangi
beban bandung
barat.
Alih fungsi lahan akan
sangat besar di Kawasan
Bandung Timur.
Kawasan ini juga
memiliki
aksesibilitas
yang tinggi baik
dari jalan utama
regional, akses
dari jalan tol,
serta
aksesibilitas
kereta api.
Debit limpasan kawasan
pusat primer Gedebage
pada 2031 diperkirakan
meningkat sebesar 53%
(132,05 m3/detik)
dikarenakan perubahan
guna lahan secara luas
dan perubahan iklim.
Pengembangan
jalan tol dan
adanya jalur
SUTET menjadi
potensi dan
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
25
Fisik Lingkungan
Strength Weakness Opportunity Threat
kekhasan
Teknopolis
Gedebage.
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Kondisi fisik lingkungan merupakan kondisi yang paling terpengaruh dengan adanya
pembangunan technopolis gedebage ini, dilihat dari tabel diatas terdapat kekuatan maupun
kelemahan dan kesempatan yang memiliki dampak pada fisik lingkungan. Pembangunan fisik
kawasan technopolis gedebage sangatlah mencolok karena dari sisi lingkungan yang akan
dibangun secara masal. Kawasan Gedebage yang cukup terkenal dengan luasnya sawah dan
pertaniannya akan berubah menjadi kawasan yang lebih banyak difungsikan untuk kegiatan-
kegiatan non pertanian seperti perkantoran, bisnis berbasis IT dan teknologi, retail dan
perdagangan jasa.
Setelah pembangunan ini dapat difungsikan, kawasan ini akan menjadi Pusat
Pelayanan Kota Bandung yang melayani Bandung Timur. Konsentrasi dari Bandung pun akan
terpecah menjadi 2 kawasan, hal ini dinilai baik karena dapat mengurangi beban kota
Bandung di alun-alun. Selain menjadi Pusat Pelayanan Kota, Kawasan gedebage khususnya
Technopolis akan menjadi pusat IT bagi masyarakat bandung, dimana setiap kegiatan yang
berbasis teknologi maupun bisnis yang bergerak dalam bidang IT akan diaglomerasikan pada
kawasan ini. Kawasan technopolis Gedebage akan menjadi silicon valleynya Indonesia. Sesuai
dengan tujuan rencana pembangunannya untuk menjadi pusat pelayanan pemerintah
sekaligus menciptakan kota pintar berbasis teknologi dan IT.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
26
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Adanya pembangunan Teknopolis Gedebage mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan
eksetrnal yang berdampak positif maupun negative bagi lingkungan sekitar maupun lingkungan
dalam artian luas. Diantara perubahan eksternal dan dampak yang ditimbulkan adalah sebagai
berikut.
Adanya penempatan beberapa SKPD di Gedebage akan memudahkan beberapa proses
birokrasi bagi Bandung bagian timur.
Dengan pembangunan berbagai infrastruktur aksesibilitas Teknopolis Gedebage akan
sangat tinggi sehingga dapat mendukung berbagai kebutuhan dan kegiatan di internal
maupun eksternal kawasan.
Terminal peti kemas yang sudah ada menjadi salah satu keuntungan bagi teknopolis
Gedebage sebagai salah satu faktor pemicu bagi perkembangan kawasan tersebut.
Dikembangkan Gedebage sebagai teknopolis tentu akan menjadi pull factor terjadinya
urbanisasi penduduk dari luar Bandung ke dalam Kota Bandung sehingga membuat
kebutuhan ruang juga ikut meningkat dan mengurangi lahan pertanian.
Adanya Teknopolis di Gedebage sebagai pusat pelayanan kota Bandung dapat
menyebabkan ketimpangan dengan wilayah sekitarnya dan memicu terjadinya urban
sprawl dan pembangunan lain yang tidak terencana.
Berdampak besar pada peningkatan ekonomi masyarakat Bandung karena dapat
menyerap tenaga kerja, tapi disisi lain ada pula pekerjaan yang hilang, seperti
pertanian.
Kawasan technopolis Gedebage akan menjadi silicon valleynya Indonesia. Sesuai
dengan tujuan rencana pembangunannya untuk menjadi pusat pelayanan pemerintah
sekaligus menciptakan kota pintar berbasis teknologi dan IT.
Untuk prospeknya sendiri, Berdasarkan dari hasil analisis metode USG terhadap
skenario, diperoleh bahwa 51,04% prospek Teknopolis Gedebage dapat mewujudkan tujuan
pembangunannya sebagai pengembangan kawasan yang bersinergikan antara pedidikan tinggi,
industri kreatif, komersial dan pusat pemerintahan berkonsep Teknopolis. Sedangkan sebesar
48,96% lainnya menunjukkan bahwa prospek Teknopolis Gedebage tidak dapat mewujudkan
tujuan pembangunannya tersebut.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
27
5.2 Rekomendasi
Berikut beberapa strategi yang direkomendasikan penulis untuk prospek Gedebage
Teknopolis di masa depan.
Dengan luasannya yang cukup luas dapat memungkinkan adanya lokasi SKPD yang
sesuai.
infrastruktur Wifi selain sebagai penunjang bisnis dan masyarakat akan berpengaruh
pula dalam menunjang SKPD dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan public.
Gedebage yang difokuskan untuk pusat bisnis dalam bidang teknologi dan informasi
ditunjang dengan dibangunnya jalan bebas hambatan sehingga memudahkan
pergerakan orang.
Harus diadakan evaluasi kebijakan dasar pengembangan PPK Gedebage sebagai urban
development karena dengan semakin tingginya angka urbanisasi penduduk di Kota
Bandung dapat mengurangi lahan pertanian yang ada di Gedebage, padahal lahan di
Gedebage sangat cocok untuk kawasan pertanian.
Kawasan Teknopolis Gedebage yang memiliki aksesibilitas tinggi baik dari jalan utama
regional, akses dari jalan tol, serta aksesibilitas kereta api, harus direncanakan secara
terpadu agar laju mobilitas dari luar Bandung ke Bandung tetap terkendali dan
berpotensi mengembangkan ekonomi Gedebage.
Rencana Pemkot Bandung mengenai Gedebage yang difokuskan sebagai pusat bisnis
bidang teknologi dan informasi serta dijadikan satu-satunya pusat sillicon valley di
Indonesia, harus mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat Gedebage agar
tidak dapat menyebabkan ketimpangan dengan wilayah sekitarnya.
Dengan adanya perencanaan Gedebage Teknopolis seluas 712 hektar, harus adanya
perencanaan lahan yang terintegrasi dari pihak Pemkot Bandung karena hampir
setengahnya telah dimiliki oleh PT Summarecon.
Diperlukan sistem pengendalian banjir atau sistem drainase yang baik untuk
mengurangi risiko bencana.
Mengendalikan perkembangan kota agar biaya penyediaan jaringan infrastruktur
seperti air bersih dapat efisien, menambah jaringan PDAM untuk memenuhi kebutuhan
air bersih, selain itu menerapkan water harvesting.
Pengendalian pertumbuhan kota di sekitar teknopolis untuk menghindari urban sprawl
dan perumahan tidak terencana.
Pengendaliaan harga tanah untuk menghindari mafia tanah.
Optimalisasi penambahan terminal bus antar provinsi, sub terminal angkutan dalam
kota serta penambahan fasilitas stasiun kereta penumpang dengan memanfaatkan
lahan kosong yang banyak.
MAKALAH “PROSPEK TEKNOPOLIS GEDE BAGE” PL 4001 SEMINAR STUDI FUTURISTIK
28
Penambahan kuantitas dan kualitas penunjang generator aktivitas seperti terminal bus
antar provinsi, sub terminal angkutan dalam kota dan fasilitas stasiun kereta untuk
menutupi beban anggaran yang banyak.
Pengoptimalan peti kemas skala local, regional, dan internasional untuk meningkatkan
pemasukan biaya cukai untuk menutupi beban anggaran.