BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi...

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak pertama menusia itu dilahirkan manusia sudah melakukan proses komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial, artinya makhluk itu hidup dengan manusia lainnya yang satu sama lain saling membutuhkan, untuk melangsungkan kehidupannya manusia berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan antar manusia akan tercipta melalui komunikasi, baik komunikasi verbal (bahasa) maupun nonverbal (simbol, gambar, atau media komunikasi lainnya). Dalam sebuah kelompok komunitas atau organisasi, komunikasi merupakan komponen yang sangat penting. Menurut Dedy Mulyana 2 , tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunitas atau kelompok organisasi yang bersifat sosial bergantung pada pengalaman dan emosi bersama. Di sini komunikasi berperan dan menjelaskan kebersamaan. Oleh karena itu, komunitas atau kelompok organisasi dalam proses komunikasinya juga berbagi bentuk-bentuk komunikasi yang berkaitan dengan seni, budaya, agama dan bahasa. Masing-masing bentuk tersebut mengandung dan menyampaikan gagasan sikap, perspektif dan pandangan yang mengakar kuat dalam sejarah komunitas atau kelompok organisasi tersebut. 2 Dedy Mulyana, Ilmu Komuhikasi suatu pengantar (Bandung : PT. Reamaja Rosdakarya , 2010), hlm. 46.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia, sejak pertama menusia itu dilahirkan manusia sudah

melakukan proses komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial, artinya

makhluk itu hidup dengan manusia lainnya yang satu sama lain saling

membutuhkan, untuk melangsungkan kehidupannya manusia berhubungan

dengan manusia lainnya. Hubungan antar manusia akan tercipta melalui

komunikasi, baik komunikasi verbal (bahasa) maupun nonverbal (simbol,

gambar, atau media komunikasi lainnya). Dalam sebuah kelompok

komunitas atau organisasi, komunikasi merupakan komponen yang sangat

penting. Menurut Dedy Mulyana2, tanpa komunikasi tidak akan ada

komunitas. Komunitas atau kelompok organisasi yang bersifat sosial

bergantung pada pengalaman dan emosi bersama.

Di sini komunikasi berperan dan menjelaskan kebersamaan. Oleh

karena itu, komunitas atau kelompok organisasi dalam proses

komunikasinya juga berbagi bentuk-bentuk komunikasi yang berkaitan

dengan seni, budaya, agama dan bahasa. Masing-masing bentuk tersebut

mengandung dan menyampaikan gagasan sikap, perspektif dan pandangan

yang mengakar kuat dalam sejarah komunitas atau kelompok organisasi

tersebut.

2 Dedy Mulyana, Ilmu Komuhikasi suatu pengantar (Bandung : PT. Reamaja Rosdakarya , 2010), hlm. 46.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

2

Seperti halnya anggota-anggota dalam SFCK (Slank Fans Club

Krian). Sebuah organisasi massa (ORMAS) yang lahir dari sebuah

komunitas penggemar Slank dan simpatisannya. Slank Fans Club adalah

satu-satunya organisasi yang berlatar belakang penggemar band Slank.

karena mempunyai latar belakang yang berbeda dengan pada umumnya

sebuah organisasi, Slank Fans Club mempunyai anggota dengan beragam

latar belakang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi yang unik pula.

Diantaranya, pelajar, mahasiswa, guru, pengusaha, Pegawai Negeri Sipil

(PNS), pengamen, pengemis hingga pengangguran. Hal ini tentunya tak

terlepas dari sosok Slank, sebagai grup band yang menyuarakan ketidak

adilan, kritik terhadap penguasa dan penindasan terhadap rakyat kecil.

Untuk menjembatani perbedaan ini, peran komunikasi interpersonal yang

baik sangat diperlukan, untuk meminimalisir miss communication antar

anggota.

Diantaranya dengan penggunaan simbol-simbol verbal dan

nonverbal secara khusus dalam komunikasinya. Simbol-simbol verbal dan

non verbal yang dalam suatu komunitas biasa berfungsi sebagai identitas

diri. Maka terkadang simbol-simbol itu hanya bisa dimengerti oleh orang-

orang yang berada dalam komunitas tersebut. Namun dewasa ini, banyak

anggota yang tidak berlatar belakang fansclub, hal ini dikarenakan SFCK

tidak berorientasi pada idola seperti kebanyakan fansclub, melainkan

beorientasi pada organisasi pemberdaayaan masyarakat dan pemuda,

sehingga banyak pemuda maupun masyarakat luas yang tertarik bergabung

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

3

dengan SFCK. Untuk itu pasti diperlukan proses pengenalan simbol

komunikasi terhadap anggota baru yang tidak mengerti latar belakang

beserta simbol-simbol komunikasi yang digunakan. Peneliti disini lebih

memfokuskan pada komunikasi interpersonal anggota, karena menurut

observasi awal, didalam organisasi SFCK semuanya berlaku sebagai

anggota, sekalipun menjabat sebagai ketua atau staf lain, namun tetap

merangkap sebagai anggota dalam kelompoknya masing-masing.

Sehingga dalam organisasi ini yang paling dominan adalah komunikasi

interpersonal antar anggota. Di latar belakangi keunikan diatas, peneliti

tertarik untuk mengetahui dan memahami bagaiamana proses komunikasi

interpersonal yang terjalin antar anggota didalam organisasi SFCK, baik

dalam bentuk komunikasi verbal maupun nonverbal. Oleh karena itu

peneliti mengambil judul dalam penelitian ini yaitu “Komunikasi

Interpersonal Anggota SFCK (Slank Fans Club Krian) di kecamatan Krian

Kabupaten Sidoarjo”.

B. Fokus Penelitian

Agar pembahasan dan analisa dalam penelitian ini lebih terarah

dan sistematis, maka ditentukan fokus penelitian sebagai berikut :

1. Proses Komunikasi Interpersonal Anggota SFCK (Slank Fans Club

Krian) di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

2. Simbol Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang di gunakan dalam

komunikasi interpersonal anggota SFCK (Slank Fans Club Krian) di

Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

4

Dari fokus penelitian tersebut masalah penelitian ini di rumuskan

1. Bagaimana simbol verbal dan non verbal yang di gunakan anggota

SFCK.

2. Bagaimana Proses Komunikasi Interpersonal Anggota SFCK

(Slank Fans Club Krian) di Kecamatan Krian Kabupaten

Sidoarjo.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami secara mendalam proses

komunikasi interpersonal dalam anggota Anggota SFCK (Slank Fans

Club Krian) di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui dan memahami simbol komunikasi verbal dan

nonverbal dalam komunikasi interpersonal anggota SFCK (Slank Fans

Club Krian) di kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian memberikan sumbangan terhadap kajian

komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum.

b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori yang berkaitan dengan Ilmu

Komunikasi secara umum maupun secara khusus dan mengembangkan

ilmu komunikasi khususnya mengenai bagaimana komunikasi

interpersonal dalam anggota Anggota SFCK (Slank Fans Club Krian).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

5

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapakan mampu memberikan pengalamn,

pengetahuan dan pemahaman lebih mendalam mengenai komunikasi

interpersonal anggota SFCK (Slank Fans Club Krian) di Kecamatan

Krian Kabupaten Sidoarjo.

b. Bagi Universitas

Bagi Universitas khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi,

penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi ilmu untuk

pengembangan disiplin ilmu yang bersangkutan.

c. Bagi Organisasi atau Komunitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna

bagi SLANK FANS CLUB diseluruh nusantara, khusunya di SFCK

(Slank Fans Club Krian) dalam meningkatkan solidaritas melalui

pemahaman komunikasi interpersonal dalam anggota SFCK (Slank

Fans Club Krian) di kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1 Kajian Penelitian Terdahulu

Sasaran Penelitian

Penelitian Terdahulu 1 2. 3.

Nama Peneliti Mariana Fajarwati Megawati Tarigan Jarot Harjanto

Judul Penelitian Pola Komunikasi Organisasi pada Komunitas Oi (Penggemar Iwan Fals)Studi

Komunikasi Interpersonal Kaum Lesbian Di Kota Pontianak Kalimantan

Komunikasi Interpersonal Abdi Dalem (Studi Deskriftif Tentang

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

6

Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Organisasi Oi di Kota Bandung.

Barat Komunikasi Interpersonal Abdi Dalem Di Keraton Yogyakarta) Skripsi

Jenis Karya Skripsi Skripsi Skripsi Tahun Penelitian 2011 2011 2011 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui

arus, hambatan dan pola komunikasi dalam anggota Oi (penggemar Iwan Fals)

Untuk mengetahui komunikasi interpersonal dan bentuk komunikasi kaum lesbian dengan masyarakat Sekitarnya di kota Pontianak, Kalimantan Barat

Untuk mengetahui tujuan, rencana, kegiatan, proses dan umpan balik komunikasi interpersonal abdi dalem pada keraton Yogyakarta

Hasil Temuan arus pesan komunikasi organisasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hambatan yang dialami oleh Komunitas Oi di Kota Bandung berupa bahasa dan minimnya penggunaan teknologi. Selain itu pola komunikasi organisasi yang terjadi meski rumit tetapi berjalan dengan baik.

Kaum lesbian dapat menyatakan dirinya pada masyarakat melalui interaksi simboliknya. Lesbian yang memiliki pemahaman konsep diri positif lebih mudah untuk membuka diri atau melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat. Dengan membuka batasan informasi privat yang mereka miliki melalui berbagai cara dalam komunikasi interpersonalnya, kaum lesbian berharap masyarakat dapat menembus batasan informasi privat dan berada dalam batasan kolektif (collective boundry) mereka dapat diterima dan dihargai

Komunikasi interpersonal merupakan factor pendukung utama abdi dalem dalam menjalankan seluruh aktivitasnya di Keraton Yogyakarta. Tujuan komunikasi interpersonal yang dilakukan agar pesan dapat diterima oleh abdi dalem keratin Yogyakarta, rencana komunikasi interpersonal yang dilakukan dapat diterima oleh abdi dalem keraton Yogyakarta, kegiatan Komunikasi interpersonal yang dilakukan dapat diterima oleh abdi dalem keratin Yogyakarta, proses

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

7

komunikasi Interpersonal yang dilakukan oleh abdi dalem keratin Yogyakarta dapat memahami komunikasi interpersonal, umpan balik yang dimaksud adalah abdi dalem memberikan respon balik kepada budaya keraton. Bahwa abdi dalemdapat melakukan semua yang mencakup sub unsure komunikasi interpersonal.

Perbedaan Penelitian ini memfokuskan pada arus pesan, hambatan dan pola komunikasi organisasi dalam komunitas Oi (penggemar Iwan Fals)

Penelitian ini fokus pada komunikasi interpersonal dan konsep diri seorang lesbian ditengah masyarakat serta bentuk komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh seorang lesbian didalam masyarakat maupun didalam komunitasnya

Penelitian ini fokus pada beberapa aspek yaitu tujuan, rencana, kegiatan dan proses komunikas serta umpan baliknya seorang abdi dalem pada keratin yogyakarta

F. Definisi Konsep

Proses Komunikasi interpersonal

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

8

Menurut Sasa Djuarsa3, Interpersonal communication atau komunikasi

antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi,

baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung

(melalui medium). Beberapa contoh komunikasi interpersonal adalah

kegiatan percakapan tatap muka (face to facecommunication), percakapan

melalui telfon dan surat menyurat pribadi.

Komunikasi interpersonal dalam penelitian terletak pada symbol

verbal dan non verbal. Menurut effendi4 Ditinjau dari sifatnya,

komunikasi dibagi menjadi 4 bagian yaitu :

a. Tatap Muka (face to face)

b. Bermedia (Mediated)

c. Verbal

1) Lisan (Oral)

2) Tulisan/ cetak

d. Non Verbal

1) Kial/ Isyarat badaniah (Gestural)

2) Bergambar (Pictorial)

Menurut Dedy Mulyana5 simbol atau pesan verbal adalah semua

jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua

rangsangan wicara termasuk dalam kategori pesan verbal. Sedangkan

suatu system kode verbal disebut Dedy Mulyana sebagai bahasa. Bahasa

3 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta :Universitas Terbuka , 1994), hlm. 25. 4 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta : Kencana, 2006), hlm. 34. 5 Dedy Mulyana, Ilmu Komuhikasi suatu pengantar ………………... hlm . 260.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

9

didefinisikan sebagai seperangkat simbol dengan aturan untuk

mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan

dipahami suatu komunitas. Kategori komunikasi non verbal yang

dimaksudkan dalam bahasan ini adalah beragam cara yang digunakan

orang-orang untuk berkomunikasi secara non verbal. Yaitu vokalic atau

paralanguage, kinesics yang mencakup gerakan tubuh, ekspresi wajah,

perilaku mata. Lingkungan yang mencakup objek benda dan artifak,

proxemics yang merupakan ruang dan teritori pribadi, haptics (sentuhan),

penampilan fisik (tubuh dan cara berpakaian). Chronemics (waktu) dan

bau.

Tabel 1.2. Tipe-tipe Komunikasi6

Komunikasi Vokal Komunikasi Non Vokal

Komunikasi Verbal Bahasa Lisan

(Spoken Word)

Bahasa Tertulis

(Written Word)

Komunikasi Non

Verbal

Komunikasi Non

Verbal

Isyarat, gerakan,

penampilan, ekspresi

wajah.

Tabel tipe-tipe komunikasi diatas dapat dibaca sebagai berikut :

Komunikasi verbal yang termasuk dalam komunikasi vokal adalah bahasa

lisan, sedang yang tergolong dalam komunikasi non vokal adalah bahasa

tertulis. Sementara komunikasi nonverbal yang termasuk dalam

6 Ibid , hlm. 222.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

10

Komunikasi Verbal (Bahasa

Lisan Dan Bahasa Tertulis)

Komunikasi Non Verbal

(Gerakan,Penampilan,Fisik,

Prilaku)

Teori Komunikasi

Interaksionisme

Simbolik George Herbert

Mead

Proses Komunikasi Verbal Non

Verbal

klasifikasi komunikasi non vokal adalah isyarat, gerakan tubuh,

penampilan fisik, ekspresi wajah dan sebagainya.

G. Kerangka Pikir Penelitian

Menjelaskan tentang alur penelitian yang dilakukan. Ilustrasi

kerangka pikir penelitian “Komunikasi Interpersonal Anggota SFCK

Krian “ adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian

Proses Komunikasi Interpersonal

Anggota SFCK Krian

Page 11: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

11

Menurut teoretisi interaksi simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya

adalah “interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol.” Mereka

tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang

merepresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi

dengan sesamanya, dan juga pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas

simbol-simbol ini terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi

sosial. Penganut interaksionisme simbolik berpandangan, perilaku manusia

pada dasarnya adalah produk dari interpretasi mereka atas dunia di

sekeliling mereka, jadi tidak mengakui bahawa perilaku itu dipelajari atau

ditentukan, sebagaimana dianut teori behavioristik atau teori struktural.

Alih-alih, perilaku dipilih sebagai hal yang layak dilakukan bedasarkan

cara individu mendefinisikan situasi yang ada.7

Teori interaksionisme simbolik mempelajari sifat interaksi yang

merupakan kegiatan sosial dinamis sosial manusia. Bagi perspektif ini,

individu bersifat aktif, reflektif dan kreatif, menafsirkan, menampilkan

perilaku yang rumit dan sulit diramalkan. Paham ini menolak gagasan

bahwa individu adalah organisme pasif yang perilakunya ditentukan oleh

kekuatan-kekuatan struktur yang ada di luar dirinya. Interaksilah yang

dianggap variabel penting yang menentukan perilaku manusia, bukan

struktur masyarakat.

Esensi interaksionisme simbolik adalah suatu aktivitas yang

merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran symbol

7 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif Paradigma baru ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 59-72.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

12

yang diberi makna. Perspektif ini berupaya untuk memahami perilaku

manusia dari sudut pandang subjek. Teori ini menyarankan bahwa perilaku

manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia

membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan

ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Manusia

bertindak hanya berdasarkan definisi atau penafsiran mereka atas objek

objek di sekeliling mereka. Dalam pandangan perspektif ini, sebagaimana

ditegaskan Blumer, proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang

menciptakan dan menegakan aturan-aturan, bukan aturan-aturan

yangmenciptakan dan menegakan kehidupan kelompok.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Dan

menggunakan pendekatan fenomenologi. Pada dasarnya landasan teoritis

dari penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada fenomenologi

Fenomenologi mempunyai riwayat yang cukup panjang dalam

penelitian sosial, termasuk komunikasi. Fenomenologi merupakan

merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus kepada

pengalaman-pengalaman subyektif manusia dan interpretasi dunia.

Penelitian kualitatif sebagaimana yang dikemukakan oleh Lexy

J.Meleong dengan mengutip pendapat Bogdan dan Taylor didefinisikan

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan satu deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

Page 13: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

13

diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistic

dan memandangnya sebagai bagian yang saling berkaitan8.

Sementara itu, Kirl dan Miller masih dikutip Lexy J. Moleong

mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai bagian dari tradisi ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan

pada manusia abik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya9.

Penelitian kualitatif selalu mengandaikan adanya suatu kegiatan

proses berpikir induktif untuk memahami suatu realitas, peneliti yang

terlibat langsung dalam situasi dan latar belakang fenomena yang diteliti

serta memusatkan perhatian pada suatu peristiwa kehidupan sesuai dengan

konteks penelitian. Bagi peneliti kualitatif, satu-satunya realita adalah

situasi yang diciptakan oleh individu-individu yang terlibat dalam

penelitian. penulis melaporkan realita di lapangan secara jujur dan

mengandalkan pada suara dan penafsiran informan.

Dalam menggunakan penelitian kualitatif fenomenologi ini peneliti

dapat menggambarkan dan memaparkan secara jelas proses komunikasi

antar anggota SFCK, serta memaparkan secara jelas simbol komunikasi

verbal dan non verbal yang digunakan dalam komunikasi interpersonal

anggota organisasi SFCK dalam kehidupan sehari-hari, dengan tetap

mengacu pada metode yang baik dan sistematis.

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

a. Subyek Penelitian

8 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosdakarya, 2005), hlm.4. 9 Ibid.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

14

Subyek dalam penelitian ini adalah anggota organisasi SFCK di

wilayah Krian

Namun untuk memudahkan penelitian, peneliti mengambil

informan dengan menggunakan metode Purporsive Sampling. Hal

ini dilakukan untuk mendapatkan data sesuai kebutuhan penelitian.

Informan yang terpilih akan dijelaskandalam table berikut ini :

Tabel 1.3 Data Informan

No Nama Umur Jabatan Alasan

1 Alex 27 Th Ketua SFCK Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di SFCK

2 Fajar 24 Th Sekretaris Pemegang Informasi mengenai SFCK di dalam dan luar SFCK

3 Yongky 24 Th Anggota Anggota yang kreatif dalam pembuatan atribut

4 Hendra 25 Th Bendahara Pemegang Kas Angggota untuk kegiatan SFCK

5 Seto 20 Th Anggota Anggota dari luar kecamatan Krian

6 Arif 21 Th Anggota Anggota yang aktif ikut kegiatan SFCK

7 Sur 35 Th Anggota Salah satu Senior yang masih sering membantu SFCK baik materi

maupun pikiran

b. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah ilmu komunikasi khususnya

komunikasi interpersonal baik dalam bentuk simbol verbal maupun

non verbal.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di kecamatn Krian Kabupaten Sidoarjo

Jawa Timur.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

15

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer didapat berdasarkan hasil Interview terhadap

beberapa informan yang mempunyai relevansi dengan kebutuhan

data peneliti. Sehingga antara peneliti dan subyek yang diteliti

(Anggota SFCK) tidak ada jarak yang renggang, hal ini dilakukan

untuk memperoleh kevalidan data. Keterlibatan peneliti yaitu

dalam bentuk keikutsertaan dalam keanggotaan organisasi SFCK

krian. Selain itu yang menjadi data primer adalah observasi

keterlibatan secara langsung.

b. Data Sekunder

Berupa data tambahan yang dapat berfungsi untuk

mengumpulkan sebanyak-banyak data dan informasi yang dapat

menunjang kevalidan hasil penelitian. Data-data tersebut didapat

peneliti selain dari sumber utama, misalnya referensi buku, Koran,

dokumen, internet dan hasil publikasi baik berupa gambar maupun

video.

4. Tahap-tahap Penelitian

Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui

tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian ini. Tahap-tahap

tersebut sebagai berikut :

a. Tahap Pra Lapangan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

16

Dalam tahap pra lapangan ini peneliti melakukan beberapa

hal, yang pertama melakukan penjajakan selama beberapa minggu.

Observasi dilakukan untuk melihat fenomena yang terjadi didalam

suatu obyek, sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai obyek

penelitian. Akhirnya peneliti mengambil sebuah tema tentang

komunikasi verbal dan non verbal dalam anggota SFCK, karena

peneliti menemukan beberapa keunikan komunikasi, yang tidak

dapat ditemukan dalam organisasi lain. Yang kedua

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penelitian,

yakni pengajuan judul beserta matriks, kemudian beranjak tahap

selanjutnya pengajuan proposal mengenai rancangan dan lapangan

penelitian. Yang terakhir mempersiapkan segala macam surat

perizinan yang dapat mempermudahkan peneliti ketika sudah

berada di lapangan.

b. Tahap Lapangan

Dalam tahap ini, peneliti sudah berada diantara subyek

penelitian, yaitu berada didalam lingkungan anggota SFCK .

Sebelumnya peneliti telah membekali diri dengan fokus penelitian,

agar ketika berada di lapangan, peneliti dapat memilih dan

memilah data dan informasi yang penting, sehubungan dengan

fokus penelitian, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Ditahap

ini pula peneliti melakukan pengumpulan data dari fakta-fakta

dilapangan, sebab disini peneliti menggunakan observasi berperan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

17

serta, sehingga peenliti harus mempunyai hubungan sedekat

mungkin dengan subyek penelitian.

c. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini data yang diperoleh peneliti dari berbagai

sumber yaitu indepht interview, observasi partisipatif, studi pustaka

dan data lain, kemudian dikumpulkan, diklasifikasi dan dianalisa

dengan analisis induktif.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan digunakan dalam pengumpulan data

pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi Parsitipatif

Observasi adalah kegiatan yang setiap saat manusia

lakukan. Dengan perlengkapan panca indera10 Dalam teknik ini

peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan

dengan melakukan keikutsertaan di setiap kegiatan dan

perkumpulan anggota SFCK

b. Indepht Interview

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara

mendalam (Indepht interview). Meskipun system wawancaranya

terbuka dan berkembang, namun Wawancara ini dilakukan

berulang-ulang dengan beberapa informan secara intensif, agar

data yang didapat semakin valid dan holistic. Disini peneliti tidak

10 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi ( Prenada Media Group : Jakarta, 2006), hlm. 108.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

18

hanya memperhatikan jawaban atau informasi dari informan,

namun juga respon verbal dan non verbal yang timbul dari

informan selama wawancara berlangsung. Dalam menentukan

informan, peneliti menggunakan teknik Purporsive Sampling, yaitu

dengan menentukan informan sesuai dengan kriteria-kriteria atas

kebutuhan informasi peneliti.

c. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan buku / referensi

sebagai penunjang penelitian, dengan melengkapi dan mencari

data-data yang dibutuhkan dari literatur, referensi, makalah dan

yang lainnya. Sehingga peneliti memperoleh data tertulis melalui

telaah bacaan yang ada kaitannya dengan masalah penelitian.

d. Penelusuran Data Online

Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah : “Tata

cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti

internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas

online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data

informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat

atau semudah mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan secara

akademis. Dari pendapat Burhan Bungin yang dikutip diatas,

peneliti menggunakan sumber yang online sebagai data pendukung

untuk kebutuhan informasi penelitian ini, baik dengan

menggunakan jasa “search engine” seperti: facebook yang menjadi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

19

salah satu media komunikasi anggota SFCK yang dibutuhkan

untuk kepentingan penelitian ini. Jadi, sudah selayaknya untuk

mendapatkan informasi yang berkaitan, yang bisa didapat dari

jaringan online untuk umum.

e. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang

6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang amat penting didalam

metode ilmiah, karena dengan analisis sebuah data dapat diberi arti dan

makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis data

merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan interpretasikan. Huberman dan Miles melukiskan

siklusnya seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1.2 Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif

Data

colection

Data

display

Data

reduction

Conclution

drawing dan

evaluation

Page 20: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

20

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model alir Miles dan

Huberman, sebagaimana dikutip oleh Imam Suprayogo11, tahap analisis

data dimulai dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

atau verifikasi.

a. Reduksi Data

Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar, yang muncul dari

catatan-catatan lapangan. Reduksi data juga dilakukan dengan membuat

ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat

partisi, menulis memo dan sebagainya. Reduksi ini terus berlanjut sesudah

penelitian lapangan sampai laporan akhir tersusun.

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Dari permulaan pengumpulan data, maka akan dimulai dengan mencari

arti, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur

sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan “final” mungkin tidak muncul

sampai pengumpulan data berakhir, bergantung besarnya kumpulan

catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian

ulang yang digunakan. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

11 Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung: PT Remadja Rosdakarya, 2001), hlm. 193-195.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

21

kegiatan berlangsung. Verifikasi juga dilakukan dengan meninjau ulang

pada catatan-catatan lapangan.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Adapun teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

a. Perpanjangan keikutsertaan.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument utama,

sehingga keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dalam waktu singkat, untuk

memperoleh data yang lebih lengkap dengan tingkat kevalidan yang

tinggi, maka diperlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar

penelitian.

b. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pemahaman serta member ketegasan

dalam penjelasan, maka dalam penyusunan skripsi nantinya peneliti

mengklasifikasi menjadi V (Lima) BAB yang terdiri dari bagian-bagian yang

meliputi :

BAB I : PENDAHULUAN

Page 22: BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitiandigilib.uinsby.ac.id/218/2/Bab 1.pdf · komunikasi interpersonal dan ilmu komunikasi secara umum. b. Penelitian ini diharapkan mengetahui teori

22

Berisi pendahuluan yang dipaparkan mengenai latar belakang masalah

penelitian, permasalahan yang diangkat sebagai perumusan masalah dalam

penelitian, tujuan dari penelitian, dan juga kegunaan penelitian yang

berlandaskan beberapa konseptualisasi judul penelitian, kemudian dijelaskan

uraian singkat mengenai sistematika pembahasan penulisan proposal.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Dalam bab ini kajian pustakanya akan membahas 4 hal yaitu :

1. Komunikasi interpersonal meliputi pengertian, fungsi dan tujuan dan

proses komunikasi interpersonal secara umum.

2. Simbol- simbol dalam komunikasi interpersonal.

3. Simbol komunikasi verbal meliputi, bahasa sebagai simbol, simbol dalam

komunikasi dan fungsi bahasa.

4. Simbol komunikasi non verbal meliputi pengertian, jenis-jenis, cara

memahami komunikasi nonverbal dan fungsi komunikasi non verbal.

BAB III : PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini akan berisi penyajian data yang dilakukan oleh

peneliti yang meliputi antara lain; profil subyek penelitian, profil

informan, lokasi penelitian dan dsekripsi subyek penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan diuraikan tentang temuan yang akan

dikonfirmasikan dengan teori.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang simpulan dan rekomendasi.