BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

16
LAPORAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu wilayah, direncanakan atau tidak direncanakan akan selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat dan berbagai kegiatan yang ada. Perkembangan satu wilayah tidak akan sama dengan yang lainnya. Suatu wilayah yang mempunyai potensi besar cenderung berkembang dengan cepat, sementara wilayah dengan potensi yang kurang, perkembangannya relatif lambat. Perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah ditandai tingginya intensitas kegiatan, penggunaan tanah yang semakin intensif, tingginya mobilisasi penduduk, sehingga menyebabkan kebutuhan tanah untuk pengembangan fisik semakin meningkat. Dalam rangka meningkatkan dukungan pemerintah dalam upaya pemerataan dan percepatan pembangunan ekonomi wilayah melalui pcningkatan investasi, pemerintah telah menginisiasi dan menyusun straregi melalui program I-1

description

lapdal

Transcript of BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

Page 1: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu wilayah, direncanakan atau tidak direncanakan akan selalu mengalami

pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat dan

berbagai kegiatan yang ada. Perkembangan satu wilayah tidak akan sama dengan

yang lainnya. Suatu wilayah yang mempunyai potensi besar cenderung

berkembang dengan cepat, sementara wilayah dengan potensi yang kurang,

perkembangannya relatif lambat. Perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah

ditandai tingginya intensitas kegiatan, penggunaan tanah yang semakin intensif,

tingginya mobilisasi penduduk, sehingga menyebabkan kebutuhan tanah untuk

pengembangan fisik semakin meningkat.

Dalam rangka meningkatkan dukungan pemerintah dalam upaya pemerataan

dan percepatan pembangunan ekonomi wilayah melalui pcningkatan investasi,

pemerintah telah menginisiasi dan menyusun straregi melalui program

Pengembangan Kawasan Ekonomi. Kawasan Ekonomi terdiri alas berbagai dasar

dan motif pengembangan, baik pertumbuhan seperti yang tergambar dalam

Kawasan Ekonorni Khusus (KEK), Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas

(KPBPB) dan Kawasan Industri (Kl), maupun motif pemerataan pembangunan

wilayah yang erat dengan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET).

Kawasan-kawasan tersebut memiliki batas - batas tertentu dalam wilayah hukum

NKRI yang ditetapkan untuk menyeLenggarakan fungsi perekonomian dan

beberapa diantaranya berhak memperoleh dukungan fasilitas (fiskal/perdagangan)

tertentu.

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan EKonomi Terpadu

Simalungun-Batubara-Asahan ditujukan agar dapat bersinergi dengan konsep

I-1

Page 2: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

kawasan strategis ekonomi dan kawasan - kawsan prioritas lainnya, termasuk pada

wilayah hinterland agar dapat saling sinergi dan terintegrasi. Pengembangan

kawasan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor dalam mendorong laju

pemerataan dan pertumbuhan perekonomian nasional. Oleh karena itu, langkah

akselerasi percepatan pembangunan, sinergitas lintas pemangku kepentingan, serta

optimalisasi dukungan antar kebijakan dan program kementerian/lembaga menjadi

hal yang mendasar dan harus segera dilaksanakan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, Kawasan Strategis adalah kawasan yang secara nasional ditetapkan

mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan berdasarkan

kepentingan pertahanan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial budaya dan

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup serta pendayagunaan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi.Untuk mendukung terciptanya struktur ruang yang

dikehendaki serta mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang mantap,

maka beberapa kawasan ditetapkan sebagai kawasan strategis yang akan berperan

sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sedangkan Kawasan strategis

provinsi merupakan bagian wilayah provinsi yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

provinsi, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan.

Kawasan strategis provinsi berfungsi:

a. untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi

dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;

b. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat

dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah provinsi yang dinilai

mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah provinsi; dan

c. sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis provinsi.

Berdasarkan analisis wilayah dan kebijakan yang berlaku maka selain kawasan

strategis yang telah ditetapkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), terdapat kawasan

strategis Provinsi Sumatera Utara yang ditetapkan berdasarkan kepentingan:

a. Pertumbuhan ekonomi;

b. Sosial dan budaya;

I-2

Page 3: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

c. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Kawasan strategis yang ditetapkan berdasarkan kepentingan pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

a. Kawasan agropolitan dataran tinggi Bukit Barisan, meliputi sentra

produksi;

1. Merek, Kabupaten Karo;

2. Siborong borong, Kabupaten Tapanuli Utara;

3. Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan;

4. Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir;

5. Harian, Kabupaten Samosir;

6. Silimakuta, Kabupaten Simalungun;

7. Sitinjo, Kabupaten Dairi;

8. Siempat Rube, Kabupaten Pakpak Bharat; dan

9. Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar

b. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun – Batubara –

Asahan meliputi;

1. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Tanjungbalai – Asahan

2. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun - Batubara

3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Khusus Sei Mangke

c. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Labuhanbatu dan sekitarnya;

d. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Pantai Barat dan sekitarnya

meliputi ;

1. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Labuan Angin – Sibolga

2. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mandailing Natal –

Tapanuli Selatan

3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Perkotaan Padangsidimpuan dan

sekitarnya

e. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Kepulauan Nias.

Bedasarakan instrumen Penataan Ruang UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang Kedudukan Kawasan Strategis direncanakan lebih rinci

selanjutnya setelah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) diberlakukan maka

perlu disusun Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Provinsi. Selain dari

I-3

Page 4: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

arahan UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang penyusunan Rencana

Kawasan Strategis Simalungun-Batu Bara-Asahan menjadi penting untuk

dilakukan mengingat beberapa hal:

1. Semakin tingginya berbagai aktifitas yang terkonsentrasi di KEK

Simangke. Hal tersebut menyebabkan semakin tingginya pengunaan

lahan disekitar kawasan sebagai tarikan pemanfaatan ruang. Untuk

mendukung dan sekaligus memproyeksikan, sehingga perlu dilakukan

pengembangan kawasan kegiatan perekonomian yang terpadu dan

Zoning Regulation sebagai salah satu instrument pengendali

perkembangan pemanfaatan ruang kawasan agar berbagai akttifitas

pemanfaatan ruang yang berdampingan dapat berlangsung dan

berkembang secara harmonis.

2. Ada kecenderungan perkembangan yang cukup pesat pada wilayah

hinterland kawasan ekonomi khusus termasuk disekitar koridor Lintas

Sumatera dari Tanung Beringin hingga ke Pelabuhan Tanjung Balai.

Perkembangan pada wilayah ini diasumsikan akan semakin meningkat

terutama dengan semakin tingginya investasi pada KEK Sei Mangke di

Kabupaten Simalungun;

3. Terkait dengan adanya rencana Kawasan Strategis maka perlu ada

skenario pengembangan wilayah yang mampu mengintegrasikan

berbagai pemanfaatan lahan untuk permukiman, perkantoran pemerintah,

fasilitas pelayanan dasar, infrasturktur dan kawasan perdagangan.

Adapun rentang waktu perencanaan untuk Rencana Kawasan Strategis

ditetapkan selama 20 tahun dengan asumsi tingkat perkembangan

wilayah Strategis dengan seluruh wilayah hinterlandnya mengalami

perkembangan yang positif.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

A. Maksud

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun Rencana Tata

Ruang Kawasan Pengembangan EKonomi Terpadu Simalungun-

Batubara-Asahan yang diamanatkan dalam RTRW Provinsi Sumatera

I-4

Page 5: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

Utara Tahun 2013 – 2033 sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

Sumatera Utara.

B. Tujuan

Tujuan Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Simalungun – Batubara - Asahan adalah:

meningkatkan fungsi kawasan sebagai pusat pengembangan

ekonomi wilayah sekitarnya;

memberikan gambaran dan rencana pengembangan kawasan

disertai dukungan tenaga kerja dan sistem prasarana;

alat kordinasi dalam penyelengaraan penataan ruang;

acuan dalam sinkronisasi program pembangunan;

dasar pengendalian pemanfaatan ruang;

acuan lokasi investasi;

acuan dalam penyusunan rencana program dan kegiatan sektoral.

1.3 SASARAN

1. Tersusunnya Tujuan, Kebijakan, dan Strategi pengembangan Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun – Batubara – Asahan;

2. Tersusunnya konsep pengembangan kawasan yang terdiri dari Rencana

Jaringan Prasarana dan Rencana Pola Ruang;

3. Tersusunnya arahan pemanfaatan ruang;

4. Tersusunnya kententuan pengendalian pemanfaatan ruang; dan

5. Tersusunnya Konsep Pengelolaan Kawasan.

1.4 DASAR HUKUM

Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Prengembangan

Ekonomi Terpadu SBA mengacu pada :

a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

c. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

I-5

Page 6: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005 - 2025;

e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

f. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten;

g. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

h. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;

i. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian

Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah;

j. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota;

k. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;

l. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

m. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional

n. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang;

o. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata

Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;

p. Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2015 tentang.......

q. Keputusan Presiden Nomor 89 Tahun 1996 tentang Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET);

1.5 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup kegiatan Rencana Tata Ruang Kawasan Prengembangan Ekonomi

Terpadu Simalungun-Batubara- Asahan adalah sebagai berikut.

A. Lingkup Kegiatan

Secara garis besar lingkup kegiatan dalam pekerjaan Rencana Tata

Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun-

Batubara- Asahan Provinsi Sumatera Utara ini terdiri atas:

1. Tahap Persiapan

a. Penentuan nilai-nilai strategis pada kawasan perencanaan

I-6

Page 7: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

b. Perumusan isu strategis

c. Penentuan deliniasi Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan

Ekonomi Terpadu Simalungun – Batubara – Asahan

1) Penentuan deliniasi kawasan perencanaan, berdasarkan:

a) Potensi ekonomi kawasan.

Sumber daya alam sektor dan produk unggulan yang

terfokus sebagai penggerak ekonomi.

Sumber daya manusia dan kelembagaan yang terkait

dengan pengelolaan kawasan dan pengelolaan

pengembangan bisnis.

Sumber daya prasarana dan sarana pendukung

pengembangan bisnis sektor dan produk unggulan;

b) Ketentuan teknis terkait pengembangan infrastruktur.

2) Penentuan luas (deliniasi) kawasan.

3) Rancangan awal kawasan inti dan kawasan penyangga.

2. Pengumpulan data dan informasi sekurang-kurangnya meliputi:

a. Survei data primer, sekunder, observasi, dan wawancara;

b. Data terkait nilai strategis dan isu strategis KSP;

c. Data kebijakan penataan ruang dan sektoral terkait;

d. Data kondisi fisik, lingkungan, dan sumber daya alam;

e. Data pemanfaatan ruang / penggunaan lahan;

f. Data sumber daya buatan / prasarana dan sarana;

g. Data kependudukan dan sumber daya manusia;

h. Data perekonomian, sosial, dan budaya;

i. Data kelembagaan;

j. Peta dasar (RBI dan citra satelit);

1) Skala peta Kawasan Inti 1 : 5000

2) Skala peta Kawasan Penyangga 1 : 50000 – 1 : 25000

k. Data lain yang terkait dengan tipologi kawasan ekonomi cepat

tumbuh.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis data yang meliputi:

- Review terhadap RTRW Provinsi Sumatera Utara

I-7

Page 8: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

- Review terhadap RTRW Simalungun, RTRW Batubara, RTRW

Asahan, dan RTRW Kota Tanjung Balai;

- Penyusunan KLHS terkait Rencana Tata Ruang Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun – Batubara –

Asahan;

- Analisis penguatan nilai strategis dan isu strategis;

- Analisis deliniasi kawasan;

- Analisis konsep pengembangan kawasan;

- Analisis regional (analisis kawasan pengaruh);

- Analisis kebutuhan ruang;

- Analisis pembiayaan pembangunan;

- Analisis lainnya sesuai tipologi kawasan ekonomi cepat tumbuh.

B. Muatan Rencana

Muatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun – Batubara – Asahan

terdiri atas:

1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi;

2. Rencana Jaringan Prasarana;

a. sistem pusat pelayanan;

b. sistem jaringan pelayanan;

3. Rencana Pola Ruang;

a. pengaturan zona pada kawasan inti

b. pengaturan zona pada kawasan penyangga

c. pengaturan zona lindung dan zona budidaya

4. Arahan Pemanfaatan Ruang (zoning map);

a. program pemanfaatan ruang;

b. lokasi;

c. besaran, perkiraan jumlah usulan program prioritas;

d. sumber pendanaan;

e. instansi pelaksana;

f. waktu dan tahapan pelaksanaan.

5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang

I-8

Page 9: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

a. ketentuan umum peraturan zonasi

b. arahan Perijinan

c. arahan Insentif dan disinsentif

d. arahan sanksi

6. Peraturan Zonasi

7. Ketentuan Pengelolaan (dilakukan oleh dinas/lembaga daerah yang

menangani bidang ekonomi)

C. Arahan Pemanfaatan Ruang

Arahan pemanfaatan ruang dalam RTR kawasan Ekonomi Terpadu

Simalungun-Batu Bara-Asahan merupakan upaya mewujudkan RTR dalam

bentuk program penataan ruang/pengembangan untuk wilayah perencanaan dalam

jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan

20 (dua puluh) tahun.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan penyusunan laporan pendahuluan Rencana Tata

Ruang Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Provinsi Sumateta Utara (SBA)

terdiri dari 4 bab yaitu:

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, amanah penataan ruang, kebutuhan

rencana tata ruang kawasan strategis Provinsi Sumatera Utara,

landasan hukum, maksud dan tujuan,lingkup kegiatan pelaksanaan

pekerjaan serta sistematika pembahasan.

Bab II Gambaran Umum

Berisi tentang gambaran Kawasan strategis Provinsi Sumatera Utara

yang meliputi administrasi, kondisi fisik geografis, kondisi ekonomi,

kondisi kependudukan, kondisi lingkungan dan Tinjauan kebijakan

perencanaan pada Kabupaten Kota yang menjadi wilayah

perencanaan.

Bab III Pendekatan Dan Metodologi

Berisikan uraian tentang metode kawasan perencanaan. Metode

berisikan tentang tahapan kegiatan dan instrument analisis yang

I-9

Page 10: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

dipergunakan didalam menilai aspek-aspek yang berkaitan erat

dengan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Ekonomi Terpadu

Simalungun-Batu Bara-Asahan.

Bab IV Rencana Kerja

Menguraikan mengenai struktur tenaga ahli yang dilibatkan di dalam

kegiatan ini dan keterkaitan pekerjaan antar tenaga pelaksana, jadwal

penugasan tenaga ahli dan jadwal pelaksanaan pekerjaan penyusunan

Rencana Tata Ruang Kawasan Ekonomi Terpadu Simalungun-Batu

Bara-Asahan.

I-10

Page 11: BAB I Pendahuluan Kapet SIBASA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU SIMALUNGUN-BATUBARA- ASAHAN

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................1

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN.......................................................................................................4

1.3 SASARAN............................................................................................................................5

1.4 DASAR HUKUM..................................................................................................................5

1.5 LINGKUP PEKERJAAN..........................................................................................................6

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN..............................................................................................9

I-11