BAB I PENDAHULUAN -...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 mengamanatkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradab- an bangsa yang bermartabat dalam rangka men- cerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendi- dikan tersebut, Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidik- an Lanjutan Pertama (2004: 3) menjelaskan bahwa: Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mem- punyai peran yang sangat besar, karena pendidik- an jasmani olahraga dan kesehatan bukan hanya untuk mengembangkan potensi jasmaniah saja, melainkan juga untuk mengembangkan aktivitas jasmaniah secara menyeluruh dalam arti perlu dikembangkan pula potensi afektif, kognitif serta sosial. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pen-

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada

bab II pasal 3 mengamanatkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradab-

an bangsa yang bermartabat dalam rangka men-

cerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendi-

dikan tersebut, Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidik-

an Lanjutan Pertama (2004: 3) menjelaskan bahwa:

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mem-punyai peran yang sangat besar, karena pendidik-

an jasmani olahraga dan kesehatan bukan hanya

untuk mengembangkan potensi jasmaniah saja, melainkan juga untuk mengembangkan aktivitas

jasmaniah secara menyeluruh dalam arti perlu

dikembangkan pula potensi afektif, kognitif serta sosial.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pen-

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

2

didikan dasar dan menengah:

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meru-pakan bagian integral dari pendidikan secara

keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial,

penalaran, stabilitas emosianoal, tindakan moral,

aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkung-an bersih melalui aktivitas jasmani, terpilih yang

direncanakan secara sistamatis dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Mata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di

setiap sekolah, seperti tertera dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (bab IX pasal 37) yang

menyebutkan bahwa “Pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan adalah salah satu mata pelajaran yang

wajib diberikan pada semua jenjang sekolah baik

SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/SMK”.

Pendidikan nasional kita sedang mengalami ber-

bagai macam permasalahan. Bachri (2006: 1) menga-

takan bahwa:

Mutu pendidikan di Indonesia dari 107 negara,

berada pada urutan 102 sedangkan untuk tingkat

Asia dari 47 negara, posisi kita berada pada angka 41. Sedangkan mutu sumber daya manusia dari

175 negara, Indonesia berada pada urutan 112

dan di Asia Tenggara dari 10 negara, kita berada pada urutan ke 7.

Gambaran ini mencerminkan bahwa mutu

pendidikan akan mempengaruhi mutu sumberdaya

manusia dan juga sebaliknya. Masalah dalam bidang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

3

pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan

adalah: (1) Rendahnya mutu pendidikan yang tercer-

min dari rendahnya rata-rata prestasi belajar siswa;

(2) Pendekatan dalam proses pembelajaran masih

terlalu didominasi oleh peran guru (teacher centered),

guru lebih banyak menempatkan siswanya sebagai

objek belajar bukan sebagai subjek didik; (3) Guru

kurang memberikan kesempatan kepada siswa didik-

nya untuk bisa mengembangkan kemampuan berpikir

holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis;

(4) Sistem persekolahan kita belum menerapkan pem-

belajaran sampai anak menguasai materi pembelajar-

an secara tuntas (Depdiknas Direktorat Pendidikan

Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan

Pertama, 2004: 1). Tidak mengherankan kalau

Depdiknas Direktorat Pendidikan Dasar dan Mene-

ngah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama menga-

takan bahwa mutu pendidikan kita secara nasional

masih rendah.

Sanjaya (2006:1) berpendapat bahwa: “salah

satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita

adalah masalah lemahnya proses pembelajaran”.

Dalam proses pembelajaran anak didik kurang dido-

rong untuk mampu berpikir logis. Masih banyak guru

penjasorkes yang tidak memberi kesempatan kepada

siswa didiknya untuk mengembangkan kreativitas

berpikirnya.

Berbagai masalah dan kendala yang dihadapi

dunia pendidikan sangat disadari oleh para pengem-

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

4

bang pendidikan kita. Salah satu upaya yang dilaku-

kan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah

dengan memberlakukan undang-undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Undang-undang ini

memberikan dasar hukum untuk membangun pendi-

dikan di Indonesia dengan menerapkan beberapa

prinsip yaitu: demokratis, desentralisasi, otonomi,

keadilan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Dengan berbagai macam upaya yang dilakukan oleh

pemerintah, sedikit demi sedikit dunia pendidikan kita

akan semakin maju. Salah satu indikator dari kemaju-

an tersebut dapat dilihat dari mutu lulusan (out put)

baik tingkat intelegensi maupun keterampilannya

menjadi lebih baik, sehingga muaranya di kemudian

hari adalah menjadi manusia Indonesia yang handal

dan mampu bersaing dengan negara lain.

SMP Negeri 5 Ambarawa merupakan salah satu

sekolah negeri di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa-

Tengah dengan jumlah rombongan belajar sebanyak

15 rombel. Sejak tahun pelajaran 2006/2007 SMP

Negeri 5 Ambarawa telah memberlakukan kurikulum

baru yaitu Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal

dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

(2006: 1755) adalah “kurikulum operasional yang

disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan,

yang terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan

pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

5

satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus”.

Kurikulum baru tersebut diharapkan mampu mening-

katkan mutu pendidikan di sekolah. Sudah barang

tentu dengan kemajuan pendidikan tersebut jati diri

serta identitas sekolah akan lebih baik.

Beberapa masalah pendidikan yang ada di SMP

Negeri 5 Ambarawa tidak jauh berbeda dengan perma-

salahan pendidikan yang dialami secara nasional,

termasuk di dalamnya mata pelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan. Rendahnya mutu

pendidikan terutama mata pelajaran penjasorkes SMP

Negeri 5 Ambarawa ditandai dengan rendahnya rata-

rata hasil belajar siswa yang dituangkan dalam nilai

raport masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yaitu 7,5. Berikut daftar hasil belajar mata

pelajaran penjasorkes siswa SMP Negeri 5 Ambarawa

yang dituangkan dalam nilai rapor pada mata

pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

lima tahun terakhir.

Tabel 1.1 Rata-rata Hasil Belajar Penjasorkes

SMP Negeri 5 Ambarawa

No Tahun

Pelajaran

Semester 1 Semester 2

VII VIII IX Rerata VII VIII IX Rerata

1 2009/2010 7,1 7,2 7,2 7,16 7,2 7,3 7,4 7,30

2 2010/2011 7,0 7,3 7,3 7,20 7,2 7,4 7,4 7,33

3 2011/2012 7,3 7.3 7,5 7,36 7,3 7,4 7,5 7,40

4 2012/2013 7,2 7,4 7,3 7,30 7,3 7,5 7,5 7,43

5 2013/2014 7,3 7,4 7,5 7,40

7,28 7,36

Sumber: Urusan Kurikulum SMP 5 Ambarawa: 2014

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

6

Data di atas menggambarkan bahwa SMP Negeri

5 Ambarawa mempunyai rata-rata hasil belajar yang

tergolong rendah, karena masih di bawah KKM yang

ditentukan oleh sekolah yaitu 7,5. Menurut Depdiknas

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

Pendidikan Lanjutan Pertama (2004: 19) bahwa:

Kriteria ketuntasan belajar minimum yang ideal

bagi siswa didik adalah 75. Artinya dalam pem-

belajaran siswa harus menguasai 75% dari kom-petensi dasar yang diajarkan. Apabila nilai rata-

rata dari satu mata pelajaran kurang dari 75,00,

maka nilai tersebut tidak ideal atau masih ter-

golong rendah.

Begitu juga dengan prestasi olahraga yang diraih

para siswa SMP Negeri 5 Ambarawa di kancah Pekan

Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) SMP dan Olimpiade

Olahraga Siswa Nsional (OOSN), baik di tingkat Kabu-

paten Semarang maupun tingkat Jawa Tengah selama

lima tahun terakhir hanya mampu memperoleh 2

emas, 4 perak, dan 1 Perunggu.

Tabel 1.2 Daftar Prestasi Olahraga SMP Negeri 5 Ambarawa

No Tahun POPDA OOSN

Emas Perak Perunggu Emas Perak Perunggu

1 2010 0 0 0 1 1 0

2 2011 0 0 0 0 1 1

3 2012 1 0 0 0 1 0

4 2013 0 1 0 0 0 0

5 2014

Sumber: Urusan Kesiswaan SMP Negeri 5 Ambarawa: 2014

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

7

Posisi guru dalam dunia pendidikan adalah se-

bagai garda terdepan dan merupakan sentral terlaksa-

nanya proses pembelajaran. Berkaitan dengan masa-

lah pendidikan berarti juga harus membicarakan

sosok guru, baik itu yang berkaitan dengan kinerja,

dedikasi, maupun loyalitas sebagai seorang pendidik

dalam rangka mencetak sumberdaya manusia (SDM)

di masa yang akan datang. Guru harus bisa meyakin-

kan terhadap diri sendiri bahwa pekerjaannya meru-

pakan pekerjaan yang profesional. Menurut Sanjaya

(2006: 14) banyak orang (termasuk guru itu sendiri)

meragukan bahwa guru merupakan jabatan profesio-

nal. Ada yang beranggapan bahwa setiap orang bisa

menjadi guru. Siapa saja bisa menjadi guru walaupun

mereka tidak memahami ilmu keguruan, asalkan

mereka paham materi yang akan diajarkan.

Pernyataan tersebut perlu diuji kebenarannya,

karena mengajar hanya dianggap sebagai proses

penyampaian materi pelajaran. Konsep mengajar yang

demikian tuntutannya sangat sederhana, yaitu asal

paham informasi yang akan disampaikan kepada

siswa, maka ia dapat menjadi seorang guru. Tetapi

pada kenyataannya, mengajar tidaklah sesederhana

itu, mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi

akan tetapi merupakan suatu proses mengubah peri-

laku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Guru sebagai seorang pendidik yang profesional

memiliki tugas utama yaitu mendidik, mengajar, mem-

bimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan meng-

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

8

evaluasi peserta didik (Paturusi, 2012: 157). Tugas

yang cukup berat itu harus dilakukan oleh seorang

guru, karena masa depan bangsa ini juga ditentukan

oleh kemampuan seorang guru. Lebih lanjut Paturusi

(2012: 89) mengatakan “Mengajar bukan hanya

menyampaikan materi pelajaran saja, akan tetapi

merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat

kompleks”. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pem-

belajaran diperlukan sejumlah keterampilan khusus

yang didasarkan pada konsep ilmu pengetahuan.

Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas

kesehariannya tidak saja dituntut menguasai materi

pelajaran, metode, serta strategi pembelajaran, akan

tetapi seorang guru harus bisa melaksanakan ke-

terampilan manajeman dalam pembelajaran secara

baik. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) (2006: 1564):

Praktik manajemen pembelajaran yang dilaksana-kan oleh guru dengan baik akan menghasilkan

perkembangan keterampilan manajemen diri siswa

yang baik pula, maka ketika siswa telah belajar mengatur diri sendiri lebih baik, guru akan lebih

mudah berkonsentrasi untuk meningkatkan efek-

tivitas pembelajaran.

Teknik manajemen pembelajaran yang baik

sangat diperlukan oleh seorang guru termasuk guru

penjasorkes. Dengan melaksanakan teknik manajemen

pembelajaran yang baik, maka pembelajaran akan

bergerak lebih cepat dan lancar dari satu kegiatan ke

kegiatan yang lainnya. Guru tidak akan kehilangan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

9

arah dalam pembelajarannya sehingga pembelajaran

tersebut akan berjalan efektif.

Kelancaran dan efektivitas pembelajaran sangat

didambakan oleh seorang guru. Dengan kelancaran

dan efektifitas pelaksanaan pembelajaran, maka tuju-

an pembelajaran akan mudah tercapai dan secara

otomatis hasil belajarnya pun akan lebih baik. Seorang

guru yang sarat dengan beban dan tanggungjawab

untuk memajukan peserta didik, dalam melaksanakan

tugas kesehariannya harus bisa memposisikan diri

sebagai pendidik, pembimbing, sebagai orangtua,

bahkan sebagai manajer dalam penyelenggaraan pem-

belajaran.

Sebagai pelaku penyelenggara pengelolaan pem-

belajaran di sekolah, guru dituntut memiliki kemam-

puan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi

proses pembelajaran, dan mengadakan perbaikan dan

pengayaan. Abdul Majid (2007: 6) membagi komponen

kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran

dengan: (1) penyusunan perencanaan pembelajaran;

(2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3) penilai-

an prestasi belajar peserta didik; (4) analisis hasil eva-

luasi, dan (5) pelaksanaan tindaklanjut hasil evaluasi.

Dapat dipahami bahwa peran dan tanggung

jawab guru tidaklah ringan, maka apabila di lapangan

banyak elemen sekolah (termasuk guru penjasorkes)

tidak mempunyai kesiapan untuk mengelola pembela-

jarannya, berbagai macam problematika yang terjadi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

10

harus dicari jalan keluarnya agar proses pembelajaran

menghasilkan tujuan sesuai yang diharapkan. Penulis

mencoba menguraikan dan membahas beberapa

komponen masalah yang dihadapi oleh guru pendi-

dikan jasmani olahraga dan kesehatan, antara lain

meliputi: persiapan atau perencanaan pembelajaran;

pelaksanaan pembelajaran; evaluasi pelaksanaan

pembelajaran; analisis hasil evaluasi; dan tindaklanjut

hasil evaluasi.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik

untuk mengetahui bagaimana bentuk atau model

pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani olah-

raga dan kesehatan yang dilakukan oleh guru pendi-

dikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5

Ambarawa. Menurut pengamatan penulis guru penjas-

orkes SMP Negeri 5 Ambarawa belum secara maksimal

dalam pengelolaan pembelajaran, seperti: persiapan

atau perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pem-

belajaran, evaluasi pelaksanaan pembelajaran, analisis

hasil evaluasi, dan tindaklanjut hasil evaluasi. Untuk

itu penulis mengambil judul penelitian “Pengelolaan

Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kese-

hatan SMP Negeri 5 Ambarawa tahun 2013/2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan

pada pengelolaan guru SMP Negeri 5 Ambarawa dalam

menyusun perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

11

pembelajaran, evaluasi, analisis hasil evaluasi, dan

tindaklanjut hasil evaluasi. Beberapa masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5

Ambarawa?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5

Ambarawa?

3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP

Negeri 5 Ambarawa?

4. Bagaimana pelaksanaan analisis hasil evaluasi

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa?

5. Bagaimana pelaksanaan program tindak lanjut

evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendiskripsikan perencanaan pembelajaran pendi-

dikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri

5 Ambarawa;

2. Mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran pendi-

dikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9032/1/T2_942012084_BAB I.pdfMata pelajaran penjasorkes wajib diberikan di setiap sekolah, seperti tertera

12

5 Ambarawa;

3. Mendiskripsikan pelaksanaan evaluasi pembelajar-

an pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

SMP Negeri 5 Ambarawa;

4. Mendiskripsikan pelaksanaan analisis hasil eva-

luasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa;

5. Mendiskripsikan pelaksanaan program tindaklanjut

evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna

sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen

pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan ber-

manfaat sebagai masukan bagi para guru pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan, kepala sekolah, dan

dinas pendidikan serta instansi terkait sehingga diha-

rapkan bisa digunakan sebagai acuan untuk memper-

baiki pengelolaan pembelajaran khususnya pembela-

jaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.