BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG -...

100
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025 I - 1 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2005-2025 ________________________________________________ BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Bogor terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat. Sejak saat itu, pembangunan daerah Kabupaten Bogor mulai dilaksanakan oleh segenap pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha. Setelah dua puluh tahun pertama sejak pembentukannya, atau tepatnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, maka kabupaten/kotamadya di seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor mulai diberikan hak dan kewenangan sesuai dengan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab. Namun demikian, selama dua puluh tahun pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bawah undang-undang tersebut hingga tahun 1990, mulai muncul tuntutan dari daerah-daerah, agar diberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab, karena selama itu, pelaksanaan otonomi daerah lebih merupakan kewajiban dari pada hak daerah untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Untuk merespon tuntutan tersebut, pemerintah pusat menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan Titik Berat pada Daerah Tingkat II. Uji coba pelaksanaan otonomi dengan titik berat otonomi daerah pada Daerah Tingkat II tersebut, dilaksanakan dengan menyerahkan sebagian besar urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah Tingkat I, kepada Pemerintah Daerah Tingkat II secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa Daerah Tingkat II dilakukan uji-coba percontohan penyelenggaraan otonomi daerah, dengan mengutamakan penyerahan sebagian besar urusan pemerintahan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 1

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2005-2025 ________________________________________________

BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

1. Kabupaten Bogor terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Propinsi Jawa Barat. Sejak saat itu, pembangunan daerah Kabupaten

Bogor mulai dilaksanakan oleh segenap pemangku kepentingan, baik

pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha. Setelah dua puluh tahun

pertama sejak pembentukannya, atau tepatnya dengan terbitnya

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan

di Daerah, maka kabupaten/kotamadya di seluruh Indonesia, termasuk

Kabupaten Bogor mulai diberikan hak dan kewenangan sesuai dengan

prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab. Namun demikian,

selama dua puluh tahun pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan

daerah di bawah undang-undang tersebut hingga tahun 1990, mulai

muncul tuntutan dari daerah-daerah, agar diberikan kewenangan yang

luas, nyata dan bertanggungjawab, karena selama itu, pelaksanaan

otonomi daerah lebih merupakan kewajiban dari pada hak daerah untuk

mengurus dan mengatur rumah tangganya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Untuk merespon tuntutan tersebut, pemerintah pusat menerbitkan

Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan

Otonomi Daerah dengan Titik Berat pada Daerah Tingkat II. Uji coba

pelaksanaan otonomi dengan titik berat otonomi daerah pada Daerah

Tingkat II tersebut, dilaksanakan dengan menyerahkan sebagian besar

urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah

Daerah Tingkat I, kepada Pemerintah Daerah Tingkat II secara bertahap

dan berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa Daerah Tingkat II

dilakukan uji-coba percontohan penyelenggaraan otonomi daerah,

dengan mengutamakan penyerahan sebagian besar urusan pemerintahan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 2

untuk diatur dan diselenggarakan sebagai urusan rumah tangganya. Hasil

penelitian dan penilaian oleh para ahli terhadap hasil uji-coba dimaksud

mengungkapkan bahwa daerah tingkat II sebagian besar mampu

mengurus dan mengatur rumah tangganya sesuai dengan kewenangan

yang telah diserahkan.

3. Seiring dengan bergulirnya era reformasi pada tahun 1998, yang

merupakan dampak dari krisis ekonomi nasional yang berkembang

menjadi krisis multidimensi, tuntutan untuk menyelenggarakan

pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka. Satu tahun

kemudian, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

yang telah disempurnakan lagi dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2005, di dalamnya daerah diberikan hak dan kewenangan sesuai dengan

prinsip otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab serta berhak

mengatur seluruh kewenangannya, baik berupa urusan wajib maupun

urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

4. Sejalan dengan terbitnya undang-undang di atas, pemerintah telah

menetapkan pula Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, yang menyatakan bahwa dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan

pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah dimaksud

disusun oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dan

penyusunannya dilaksanakan secara berjangka, meliputi : (1) Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah disingkat dengan RPJP Daerah

untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi dan

arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan/atau

RPJP Provinsi; (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

disingkat dengan RPJM Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, yang

merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah, yang

penyusunannya berpedoman kepada RPJP Daerah dengan

memperhatikan RPJM Nasional dan/atau RPJM Provinsi; (3) Rencana

Kerja Pembangunan Daerah disingkat menjadi RKPD, yang merupakan

penjabaran dari RPJM Daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 3

daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan

langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong

partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) dan/atau Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Propinsi (RKPD).

5. Untuk itu, RPJP Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2005 � 2025 disusun

secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan fleksibel

berlandaskan prinsip kebersamaan, berkeadilan, dan berkelanjutan

dengan menjaga keseimbangan kemajuan, kesatuan nasional dan

berorientasi ke masa depan.

I.2. PENGERTIAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen

perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 tahun, yang memuat

visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional

dan RPJP Provinsi Jawa Barat.

I.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, disusun dengan

maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi pemerintah dan

masyarakat Kabupaten Bogor dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan

daerah sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati

bersama.

Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) Daerah adalah :

1. Memberikan arah/pedoman yang jelas bagi pembangunan di Kabupaten

Bogor selama 20 tahun;

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar SKPD,

antar pemerintahan, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi

pemerintahan;

3. Mendorong terciptanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;

4. Mewujudkan rencana pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu

antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi Jawa Barat, dan

Kabupaten/Kota yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 4

I.4. LANDASAN HUKUM

Landasan hukum penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Daerah adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004;

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025;

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Rencana Pembangunan Nasional;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 � 20025;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 5

I.5. SISTEMATIKA

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Tahun

2005�2025 disusun dalam sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, memuat uraian tentang latar belakang, pengertian,

maksud dan tujuan, landasan hukum, sistematika, kerangka pikir

serta proses penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Bogor Tahun

2005-2025;

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah, memuat penjelasan umum

mengenai kondisi eksisting sampai dengan titik awal penyusunan

RPJP Daerah dalam setiap sektor pembangunan;

Bab III Analisis Isu-isu Strategis, memuat tentang isu-isu daerah yang

pada dasarnya adalah masalah/persoalan/agenda yang perlu dan

harus dikerjakan oleh Pemerintah Daerah selama 20 tahun ke

depan;

Bab IV Visi dan Misi Daerah, memuat visi pembangunan Kabupaten Bogor

dan misi pembangunan yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan

visi tersebut;

Bab V Arah, Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Tahun 2005-2025 , memuat upaya-upaya pencapaian visi dan misi

Kabupaten Bogor;

Bab VI Kaidah Pelaksanaan.

I.6. KERANGKA PIKIR RPJP DAERAH

Kabupaten Bogor sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Provinsi

Jawa Barat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan menghadapi hal

yang sama di masa-masa yang akan datang, dengan melihat fakta dan

kecenderungan yang ada, berbagai langkah harus ditempuh untuk tetap

menjamin terlaksananya pembangunan pada masa yang akan datang dengan

pencapaian tingkat kesejahteraan yang lebih baik, dan memiliki sinergi yang

kuat dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa

Barat yang pada gilirannya akan mendukung pada pencapaian Arah dan

Kebijakan Pembangunan Nasional yang dituangkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional serta untuk menjamin terlaksananya

pembangunan Kabupaten Bogor yang berkelanjutan.

Alur pikir penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah

dapat ditunjukkan melalui gambar diagram di bawah ini :

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 6

Gambar 1.1. : Alur Pikir Penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Bogor

Tahun 2005-2025 Dari Gambar 1.1. di atas dapat ditunjukkan bahwa :

1. RPJP Daerah disusun berangkat dari kondisi umum daerah saat ini, yang

meliputi kondisi : sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi,

IPTEK, sarana dan prasarana, politik, ketentraman dan ketertiban

masyarakat, hukum, aparatur, tata ruang dan pengembangan wilayah,

sumber daya alam dan lingkungan hidup;

2. Berdasarkan kondisi umum saat ini, diprediksi kondisi yang diharapkan

pada tahun 2025, sekaligus menjadi tantangan untuk direalisasikan;

3. Modal Dasar adalah seluruh sumber kekuatan daerah, baik yang efektif

maupun potensial, yang dimiliki dan didayagunakan dalam pembangunan

daerah, meliputi sumber daya alam, jumlah penduduk, keanekaragaman

budaya dan kemudahan akses dari ibu kota negara Jakarta, kesemuanya

memenuhi prasyarat untuk mengoptimalkan pembangunan di Kabupaten

Bogor;

4. Untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan tersebut ditetapkanlah visi

dan misi rencana pembangunan jangka panjang daerah. Visi adalah

rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

perencanaan, sedangkan misi adalah rumusan umum mengenai upaya-

upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;

5. Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, isu-isu strategis, modal

dasar, visi dan misi, maka dirumuskan Arah Pembangunan Daerah, yaitu

strategi untuk mencapai tujuan pembangunan jangka panjang daerah,

KONDISI SAAT INI ISU-ISU STRATEGIS

VISI 2005-2025

MISI 2005-2025

MODAL DASAR

DATA & INFORMASI SERTA RENCANA TATA RUANG

ARAH PEMBANGUNAN TAHAPAN DAN PRIORITAS

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 7

meliputi : (i) Arahan Umum Pembangunan Jangka Panjang, utamanya

memuat kaidah dan strategi pelayanan umum pemerintahan dan

pelayanan sosial dasar yang menjadi tanggung jawab dan kewajiban

Pemerintahan Daerah, dan (ii) fungsi dan peran sub-wilayah

pembangunan di daerah yang mengacu pada data dan informasi serta

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);

6. Arahan pembangunan di atas, kemudian dituangkan ke dalam rencana

pembangunan jangka panjang dan RTRW sehingga tercipta sinkronisasi

dan sinergi antara kebijakan pembangunan dan kebijakan penataan

ruang. Kebijakan pembangunan tersebut dilaksanakan secara bertahap

sesuai dengan prioritas pembangunan.

I.7. PROSES PENYUSUNAN

Proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Penyiapan Rancangan RPJP Daerah, dilakukan untuk mendapat

gambaran awal dari visi, misi dan arah pembangunan daerah;

2. Konsultasi publik dan/atau penjaringan aspirasi masyarakat atas

Rancangan RPJP Daerah melalui media cetak (surat kabar) dan media

elektronik (radio, website Kabupaten Bogor), untuk mendapatkan saran,

tanggapan dan rekomendasi dari para pemangku kepentingan

(stakeholder);

3. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Jangka Panjang

Daerah, merupakan forum konsultasi dengan para pemangku

kepentingan pembangunan untuk membahas rancangan visi, misi dan

arah pembangunan daerah serta untuk mendapatkan komitmen dari

seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) terhadap penyempurnaan

Rancangan RPJP Daerah;

4. Penyusunan Rancangan Akhir RPJP Daerah, dengan bahan masukan

utama dari hasil kesepakatan dan komitmen hasil Musrenbang Jangka

Panjang Daerah;

5. Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah beserta lampirannya

disampaikan kepada DPRD sebagai inisiatif Pemerintah Daerah untuk

diproses lebih lanjut menjadi Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah;

6. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJPD, di bawah koordinasi Kepala

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 8

Diagram proses penyusunan RPJP Daerah disajikan sebagaimana gambar

berikut ini :

Gambar 1.2. : Diagram Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

RANCANGAN VISI DAN MISI

• SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

• EKONOMI • IPTEK • SARANA DAN

PRASARANA • POLITIK • KETENTRAMAN

DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

• HUKUM • APARATUR • TATARUANG DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

• SUMBER DAYA ALAM DAN LH

SARAN, TANGGAPAN,REKOMENDASISTAKEHOLDERS

RUMUSAN HASIL KESEPAKATAN

DAN KOMITMEN

RANCANGANRPJPD

MERUMUSKAN GAMBARAN AWAL• VISI • MISI • ARAH PEMBANGUNAN

RANCANGAN ARAHPEMBANGUNAN

RENCANA TATA RUANG

KONSULTASIPUBLIK, DAN

JARING ASMARA

MUSRENBANGJANGKA PANJANG DAERAH

RANCANGANAKHIR RPJPD

! VISI ! MISI ! ARAH PEMBANGUNAN :

- ARAHAN UMUM - ARAHAN

MENURUT RTRW

PENETAPANPERDA TENTANG RPJPD PERATURANDAERAH TENTANG RPJPD

KONDISI UMUM DAERAH & PREDIKSI TANTANGAN

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 9

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Pembangunan daerah yang telah dilaksanakan di berbagai bidang kehidupan

masyarakat, yang meliputi bidang sosial budaya dan kehidupan beragama,

ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sarana dan prasarana, politik,

ketentraman dan ketertiban masyarakat, hukum, aparatur, tata ruang dan

pengembangan wilayah, serta sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup,

yang selama ini telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor telah

mencapai kemajuan. Meskipun demikian, masih banyak masalah/persoalan/

agenda yang perlu diselesaikan untuk 20 (dua puluh) tahun ke depan dengan

memperhatikan modal dasar yang dimiliki.

II.1. KONDISI FISIK WILAYAH

1. Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18�0� � 6º47�10�

Lintang Selatan dan 106º 23�45� - 107º 13�30� Bujur Timur, yang

berdekatan dengan Ibukota Negara sebagai pusat pemerintahan, jasa

dan perdagangan dengan aktifitas pembangunan yang cukup tinggi,

memiliki luas ± 298.838,304 Ha, dengan batasan wilayah sebagai

berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Tangerang (Provinsi Banten),

Kabupaten/Kota Bekasi dan Kota Depok;

- Sebelah Barat : Kabupaten Lebak (Provinsi Banten);

- Sebelah Timur : Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur

dan Kabupaten Purwakarta;

- Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur;

- BagianTengah : Kota Bogor.

2. Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri dari 411 desa dan 17

kelurahan (428 desa/kelurahan), 3.639 RW dan 14.403 RT yang

tercakup dalam 40 kecamatan. Jumlah kecamatan sebanyak 40

tersebut merupakan jumlah kumulatif setelah adanya hasil pemekaran

5 (lima) Kecamatan di tahun 2005, yaitu Kecamatan Leuwisadeng

(pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang), Kecamatan Tanjungsari

(pemekaran dari Kecamatan Cariu), Kecamatan Cigombong (pemekaran

Page 10: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 10

dari Kecamatan Cijeruk), Kecamatan Tajurhalang (pemekaran dari

Kecamatan Bojonggede) dan Kecamatan Tenjolaya (pemekaran dari

Kecamatan Ciampea). Selain itu, pada akhir tahun 2006 telah dibentuk

pula sebuah desa baru, yaitu Desa Wirajaya, sebagai hasil pemekaran

dari Desa Curug Kecamatan Jasinga.

3. Kabupaten Bogor merupakan wilayah daratan dengan tipe morfologi

wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian

Utara hingga dataran tinggi di bagian Selatan, sehingga membentuk

bentangan lereng yang menghadap ke utara, dengan klasifikasi

keadaan morfologi wilayah serta prosentasenya sebagai berikut :

a. Dataran rendah (15 -100 m dpl) sekitar 29,28 %, merupakan

kategori ekologi hilir;

b. Dataran bergelombang (100 - 500 m dpl) sekitar 42,62 %,

merupakan kategori ekologi tengah;

c. Pegunungan (500 � 1.000 m dpl) sekitar 19,53 %, merupakan

kategori ekologi hulu;

d. Pegunungan tinggi (1.000 � 2.000 m dpl) sekitar 8,43 %, merupakan

kategori ekologi hulu;

e. Puncak-puncak gunung (2.000 � 2.500 m dpl) sekitar 0,22 %,

merupakan kategori ekologi hulu;

4. Iklim wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di

bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata

curah hujan tahunan 2.500 � 5.000 mm/tahun, kecuali di wilayah

bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari

2.500 mm/tahun. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor adalah

20° - 30°C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25°C. Kelembaban udara

70 %. Kecepatan angin cukup rendah, dengan rata � rata 1,2 m/detik

dengan evaporasi di daerah terbuka rata � rata sebesar 146,2 mm/

bulan.

5. Secara umum wilayah Bogor terbentuk oleh batuan vulkanik yang

bersifat piroklastik, yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua

gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tufaan/

kpbb) dan Gunung Salak (berupa aluvium/kal dan kipas aluvium/kpal).

Endapan permukaan umumnya berupa aluvial yang tersusun oleh

tanah, pasir, dan kerikil hasil dari pelapukan endapan. Bahan induk

geologi tersebut menghasilkan tanah � tanah yang relatif subur.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 11

6. Wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur untuk

kegiatan pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Jenis tanah di

Kabupaten Bogor terdiri dari 22 jenis tanah, dengan prosentase

terbesar adalah Asosiasi Latosol Merah, Latosol Coklat Kemerahan dan

Laterit Air Tanah sebesar 20,20 % (60.439.627 Ha). Sedangkan jenis

tanah lainnya adalah sebagai berikut : Andosol Coklat Kekuningan (1%);

Asosiasi Aluvial Coklat Kelabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan (4,71 %);

Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat (3,22 %); Asosiasi Latosol

Coklat dan Latosol Kekuningan (3,83 %); Asosiasi Latosol Coklat dan

Regosol Kelabu (5,89 %); Asosiasi Latosol Coklat Kemerahan dan Latosol

Coklat (8,78 %); Asosiasi Podsolik Kuning dan Hidromorf Kelabu (0,34%);

Asosiasi Podsolik Kuning dan Regosol (0,30 %); Kompleks Grumusol,

Regosol dan Mediateran (5,81 %); Kompleks Latosol Merah Kekuningan,

Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol (6,71 %); Kompleks Latosol Merah

Kekuningan, Latosol Coklat, Podsolik Merah Kekuningan (5,61 %);

Kompleks Podsolik Merah Kekuningan, Podsolik Kuning dan Regosol

(2,84%); Kompleks Regosol Kelabu dan Litosol (1,69 %); Kompleks

Resina, Litosol Batu Kapur dan Brown Forest Soil (0,89 %); Latosol

Coklat (7,62 %); Latosol Coklat Kekuningan (1,91 %); Latosol Coklat

Kemerahan (0,001 %); Latosol Coklat Tua Kemerahan (6,32 %); Podsolik

Kuning (1,57 %); Podsolik Merah (2,07 %) dan Podsolik Merah

Kekuningan (7,54 %).

7. Di wilayah Kabupaten Bogor terdapat 6 (enam) Daerah Aliran Sungai

(DAS) yang posisinya membentang dan mengalir dari daerah

pegunungan di bagian Selatan ke arah Utara, yaitu : DAS Cidurian, DAS

Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, DAS Kali Bekasi dan DAS

Citarum Hilir. Sungai-sungai pada masing-masing DAS tersebut

mempunyai fungsi dan peranan yang sangat strategis yaitu sebagai

sumber air untuk irigasi, rumah tangga dan industri serta berfungsi

sebagai drainase utama wilayah. Di samping itu, di Kabupaten Bogor

terdapat danau atau situ-situ sebanyak 93 buah dengan luas 496,28 Ha

dan terdapat juga sejumlah mata air. Situ-situ dimaksud berfungsi

sebagai reservoar atau tempat peresapan air dan beberapa diantaranya

dimanfaatkan sebagai obyek wisata atau tempat rekreasi, budidaya

perikanan dan irigasi untuk pertanian.

Dengan kondisi ekologi dan morfologi tersebut di atas, sebagian besar

wilayah Kabupaten Bogor berfungsi lindung (non budidaya dan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 12

budidaya terbatas), sehingga wilayah yang dapat digunakan untuk

kegiatan budidaya terbatas yakni hanya wilayah dataran rendah bagian

utara.

Selain itu, kondisi morfologi Kabupaten Bogor sebagian besar berupa

dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan dengan batuan

penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari

andesit, tufa, dan basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam

sifat jenis batuan relatif lulus air dimana kemampuannya meresapkan

air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan batuan ini relatif rawan

terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah hujan yang

tinggi. Selanjutnya, jenis tanah penutup didominasi oleh material

vulkanik lepas agak peka dan sangat peka terhadap erosi, antara lain

Latosol, Aluvial, Regosol, Podsolik dan Andosol. Dengan demikian,

beberapa wilayah rawan terhadap tanah longsor.

II.2. SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

1. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2006 menurut hasil

Sensus Daerah (SUSDA) sebanyak 4.215.585 jiwa dan pada tahun 2007

telah mencapai 4.237.962 jiwa (penyempurnaan hasil SUSDA melalui

coklit, 2007) atau 10,32 % dari jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat

(40.737.594 jiwa). Berarti dalam lingkup Propinsi Jawa Barat, jumlah

penduduk tersebut menempati urutan kedua setelah Kabupaten

Bandung (4.399.128 jiwa). Laju pertumbuhan penduduk (LPP)

Kabupaten Bogor tahun 2006-2007 adalah 0,53 %, lebih rendah

dibandingkan dengan LPP tahun 2005-2006 yang mencapai 2,79 %.

Sementara LPP selama periode 2000-2007, rata-rata mencapai 4 %

atau masih berada diatas 2 % per tahun. Kondisi ini disebabkan oleh

tingginya laju pertumbuhan alami dan migrasi masuk ke Kabupaten

Bogor.

2. Upaya Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mengendalikan

perkembangan jumlah penduduk tersebut, diantaranya dengan

peningkatan pelayanan Keluarga Berencana (KB). Untuk program KB,

selama tahun 2006 pelayanan Keluarga Berencana telah menjangkau

peserta KB Aktif sebanyak 525.657 PUS atau 72,92 % dari jumlah

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Bogor yang mencapai

720.882 PUS. Dari proporsi 72,92 % tersebut, sebanyak 20,35 %

ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
Page 13: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 13

(106.958 PUS) merupakan Keluarga Miskin, yang telah difasilitasi

untuk mendapatkan alat kontrasepsi secara gratis.

3. Jumlah penduduk sebanyak 4.237.962 jiwa di atas, terdiri dari

penduduk Laki-laki sebanyak 2.178.831 jiwa dan penduduk

Perempuan sebanyak 2.059.131 jiwa atau rasio jenis kelamin (sex

ratio) 105, artinya penduduk Laki-laki lebih banyak daripada

penduduk Perempuan. Sementara itu, komposisi umur penduduk

Kabupaten Bogor pada tahun 2007, yaitu usia 0-14 tahun sebanyak

1.209.386 jiwa, usia 15-64 tahun sebanyak 2.871.380 jiwa, dan usia

65 tahun ke atas sebanyak 157.196 jiwa. Dari komposisi umur

tersebut, maka angka beban ketergantungan (dependency ratio)

mencapai 47,59 yang berarti diantara 100 orang penduduk usia

produktif menanggung sebanyak 48 orang penduduk usia non

produktif.

4. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bogor rata-rata 1.417 jiwa/

km², sementara tingkat kepadatan terendah adalah 306 jiwa/km²,

terdapat di kecamatan Tanjungsari dan tingkat kepadatan tinggi yaitu

7.854 jiwa/km², terdapat di kecamatan Ciomas. Data ini

menunjukkan bahwa pada wilayah perkotaan tingkat kepadatannya

lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan, terutama yang

berbatasan langsung dengan Kota Depok dan Kota Bogor.

5. Jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut serta diakui oleh

negara, yaitu yang beragama Islam sebanyak 4.142.969 orang

(97,76%), Kristen Katholik sebanyak 25.357 orang (0,60 %), Kristen

Protestan sebanyak 45.957 orang (1,08 %), Hindu sebanyak 2.181

orang (0,05 %), Budha sebanyak 14.125 orang (0,33 %), Kong Hu Chu

sebanyak 6.643 orang (0,16 %) dan Lainnya sebanyak 730 orang

(0,02%).

6. Kualitas kehidupan beragama di Kabupaten Bogor menunjukkan

adanya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan ajaran agama

masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat. Kondisi tersebut

menciptakan hubungan yang harmonis dan kondusif baik antara

sesama pemeluk agama maupun antar umat beragama. Intensitas

komunikasi antara sesama alim ulama, tokoh agama dan pemerintah

baik intern, antar umat beragama, berjalan dengan harmonis melalui

dialog-dialog baik yang diselenggarakan oleh masyarakat maupun

Page 14: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 14

difasilitasi oleh pemerintah. Namun demikian, pada tahun terakhir ini

mulai muncul aliran tertentu yang mengaku pembawa ajaran agama

baru, tetapi sesungguhnya adalah aliran sesat yang bertentangan

dengan keyakinan agama yang dianut oleh masyarakat Kabupaten

Bogor dan Indonesia.

7. Kualitas SDM menjadi semakin baik, yang antara lain ditandai dengan

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten

Bogor yang telah dicapai pada tahun 2007 yaitu 70,18 poin. Hal ini

menunjukan adanya peningkatan sebesar 0,73 poin dari tahun 2006

yang mencapai 69,45 poin. Secara rinci nilai tersebut merupakan

kontribusi dari komponen pembentuknya, terdiri dari Angka Harapan

Hidup (67,58 tahun), Angka Melek Huruf (95,78 %), Rata-rata Lama

Sekolah (7,11 tahun) dan Kemampuan Daya Beli Masyarakat

(purchasing power parity) sebesar Rp.559.300,-/kapita/bulan.

8. Indeks Pendidikan (IP) Kabupaten Bogor pada tahun 2007 sebesar

79,65 mengalami peningkatan sebesar 1,46 poin dibandingkan tahun

2006 yang mencapai angka 78,19 dan masih lebih rendah dari realisasi

Indeks Pendidikan Jawa Barat tahun 2006 yang mencapai angka

sebesar 80,61. Indeks Pendidikan dihitung berdasarkan Angka Melek

Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS).

AMH di Kabupaten Bogor telah mencapai 95,78 % pada tahun 2007,

atau terdapat kenaikan sebesar 1,50 % dibandingkan dengan AMH

tahun 2006 (94,28 %). Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat

4,22 % penduduk Kabupaten Bogor yang berumur 15 tahun ke atas

yang belum bebas dari tiga buta, yakni buta huruf, buta bahasa

Indonesia dan buta pengetahuan dasar.

Sementara RLS tahun 2007 sebesar 7,11 tahun, yang berarti penduduk

Kabupaten Bogor secara rata-rata telah tamat SD, tetapi belum tamat

SMP atau belum mencapai rata-rata wajib belajar pendidikan dasar

sembilan tahun. Masih rendahnya RLS Kabupaten Bogor sangat

dipengaruhi oleh angka partisipasi sekolah, baik Angka Partisipasi

Kasar (APK) maupun Angka Partisipasi Murni (APM) terutama pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada tahun 2007 APK SD/MI

sebesar 123,02 %, SMP/MTs sebesar 84,33 %, SMA/SMK/MA sebesar

37,66 %. Sedangkan untuk APM SD/MI telah mencapai 98,91 %,

sedangkan APM SMP/MTs baru mencapai 72,72 % dan APM SMA/SMK/

MA sebesar 30,18 %.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 15

9. Indeks Kesehatan (IK) sebagai salah satu komponen dalam

perhitungan IPM, pada tahun 2007 mencapai 70,97 mengalami

peningkatan sebesar 0,64 poin dibandingkan tahun 2006 yang

mencapai 70,33. Dengan demikian secara umum kondisi kesehatan

masyarakat dan pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bogor

terus mengalami peningkatan, ditandai dengan meningkatnya Angka

Harapan Hidup (AHH) dari 67,20 tahun pada tahun 2006 menjadi

67,58 tahun pada tahun 2007. Angka Kematian Bayi (per 1000

kelahiran) menurun dari 42,42 pada tahun 2005 menjadi 41,82 pada

tahun 2006, Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 307 per 100 ribu

kelahiran serta menurunnya angka gizi kurang pada balita dari 11,70%

(50.499 balita) tahun 2006 menjadi 11,67 % (48.951 balita) tahun 2007

dan balita gizi buruk dari 5.934 balita menjadi 5.040 balita.

Meskipun mengalami peningkatan, tetapi kondisi derajat kesehatan

masyarakat belum memenuhi harapan. Oleh karena itu, dilakukan

upaya-upaya pembangunan bidang kesehatan melalui peningkatan

akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pengembangan

peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Upaya peningkatan

akses terhadap pelayanan kesehatan dasar dilakukan melalui :

pembangunan sarana kesehatan khususnya di tingkat desa,

peningkatan status puskesmas menjadi puskesmas dengan tempat

perawatan (DTP), penambahan puskesmas keliling dan ambulans,

pengembangan puskesmas mampu PONED dan klinik gizi. Sedangkan

peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan rujukan dilakukan

melalui : peningkatan kualitas pelayanan di RS Pemda (RS Ciawi dan

Cibinong) yaitu dengan peningkatan akreditasi pelayanan,

memfasilitasi penyediaan sarana pelayanan kesehatan rujukan oleh RS

Swasta, dimana jumlah RS Swasta mengalami peningkatan dari 5

menjadi 8 RS, meningkatkan kerjasama pelayanan kesehatan rujukan

dengan RS Swasta khususnya untuk pelayanan bagi GAKIN.

Sedangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat antara lain melalui

program desa siaga, poskesdes, poskestren, serta bentuk UKBM (upaya

kesehatan bersumberdaya masyarakat) lainnya. Selain itu,

pemerintah juga mengembangkan asuransi/jaminan sosial bagi

masyarakat miskin dalam bentuk program Askeskin/Jamkesmas,

sedangkan pembiayaan/jaminan kesehatan yang berbasis masyarakat

Page 16: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 16

dikembangkan Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Dana Sosial Bersalin

(Dasolin) maupun bentuk dana sehat lainnya.

10. Indeks Daya beli masyarakat Kabupaten Bogor pada tahun 2007

sebesar 59,92 poin dengan tingkat kemampuan daya beli sebesar

Rp.559.300,- atau mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

2006 yang mencapai 59,82 poin dengan tingkat kemampuan daya beli

sebesar Rp. 558.870,-

11. Pemberdayaan terhadap perempuan dan anak memiliki peran

strategis dalam upaya meningkatkan harkat, derajat dan martabat

masyarakat secara keseluruhan. Walaupun terjadi peningkatan,

namun dari sisi kuantitas dan kualitas peran perempuan di segala

bidang masih belum optimal. Dalam kurun waktu sampai dengan

tahun 2006 telah dilakukan beberapa usaha perlindungan terutama

berkaitan dengan perlindungan atas hak-hak dasar kesetaraan antara

kaum perempuan dan laki-laki, yang pada akhirnya mendorong

kesadaran individual dan kolektif masyarakat untuk mencegah dan

menghentikan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga serta

trafficking dan eksploitasi kaum perempuan. Namun demikian, di

Kabupaten Bogor upaya pengarusutamaan gender ini belum

sepenuhnya dapat diaktualisasikan. Hal ini terlihat dari implementasi

dan hasil kegiatan yang belum optimal dan pemahaman gender yang

belum merata baik di pemerintahan, legislatif, swasta, LSM,

perguruan tinggi maupun masyarakat. Pemberdayaan dan

perlindungan anak bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah

saja melainkan juga menjadi tanggung jawab instansi sosial, lembaga-

lembaga swadaya masyarakat dan seluruh elemen masyarakat

terutama orang tua. Anak sebagai generasi penerus memiliki hak

asuh, kasih sayang, pendidikan, dan perlindungan serta kelangsungan

hidupnya.

12. Permasalahan yang berkenaan dengan kondisi pemberdayaan

perempuan dan penanggulangan masalah sosial, yaitu : (1) masih

kurangnya pemahaman di semua kalangan akan konsep dan

kesetaraan gender; (2) masih adanya tindak kekerasan terhadap

perempuan, perdagangan dan eksploitasi perempuan; (3) belum

optimalnya fasilitasi dan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar

bagi perempuan lansia, perempuan penyandang cacat dan Wanita

Page 17: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 17

Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) lainnya; (4) masih tingginya jumlah

fakir miskin yaitu 234.836 KK, WRSE 8.318 orang, penyandang cacat

3.702 orang, anak jalanan 207 orang, anak terlantar 4.814 orang dan

lansia terlantar 3.757 orang; (5) masih tingginya jumlah gelandangan,

pengemis, mantan narapidana, maupun WTS; (6) Belum optimalnya

pembinaan dan fasilitasi oleh pekerja sosial masyarakat, saat ini

berjumlah 1.312 orang, orsos/yayasan 244 buah, panti asuhan anak 35

buah, panti wredha 2 buah dan panti rehabilitasi 3 buah.

13. Masalah kepemudaan berkaitan dengan masih rendahnya kualitas,

integritas dan karakter sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena

itu, pemuda sebagai tulang punggung serta penerus cita-cita bangsa,

harus disiapkan dan dikembangkan kualitas kehidupannya, mulai dari

tingkat pendidikan, kesejahteraan hidup dan tingkat kesehatannya.

Berdasarkan data penyempurnaan hasil SUSDA melalui coklit tahun

2007, jumlah penduduk usia 15 � 34 tahun di Kabupaten Bogor adalah

1.668.048 jiwa atau 39,36 % dari jumlah penduduk. Minimnya

ketersediaan fasilitas dan pusat-pusat aktifitas kepemudaan sehingga

dinamika organisasi kepemudaan kurang berkembang. Kondisi ini

berdampak terhadap peran pemuda dalam mengisi pembangunan

belum optimal.

14. Di bidang olah raga, atlet-atlet Kabupaten Bogor cukup

membanggakan karena telah berprestasi baik di tingkat daerah

(provinsi), nasional maupun internasional. Meskipun demikian,

Kabupaten Bogor belum memiliki sarana olah raga terpadu yang

memadai.

15. Pembangunan kebudayaan di Kabupaten Bogor ditujukan untuk

melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah serta

mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya daerah di tengah-

tengah semakin derasnya arus informasi dan pengaruh negatif budaya

global. Pengembangan seni dan budaya di Kabupaten Bogor

diselenggarakan secara terintegrasi dengan pembangunan

kepariwisataan. Pada tahun 2007 telah dilakukan berbagai macam

kegiatan untuk melestarikan dan mengaktualisasikan adat budaya

daerah sebagai upaya mengelola kekayaan dan keragaman budaya

serta mempromosikan, menjalin kemitraan dan mengembangkan

destinasi pariwisata di Kabupaten Bogor.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 18

II.3. EKONOMI

1. PDRB Kabupaten Bogor berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007

mencapai Rp. 51,83 triliun, lebih besar dari pada tahun 2006 yaitu

sebesar Rp. 44,79 triliun. Demikian juga dengan nilai PDRB

berdasarkan harga konstan, yaitu semula sebesar Rp. 26,54 triliun

pada tahun 2006, kemudian naik menjadi Rp. 28,15 triliun pada tahun

2007. Sedangkan pendapatan per kapita menurut PDRB harga berlaku,

pada tahun 2007 sebesar Rp. 12.230.072,-/kapita/tahun, sedangkan

menurut PDRB harga konstan, sebesar Rp. 6.642.355,-/kapita/tahun.

2. Selama lima tahun terakhir, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Kabupaten Bogor menunjukkan peningkatan pada setiap tahun, yaitu

semula LPE adalah 4,81 % pada tahun 2003, kemudian secara

berurutan meningkat menjadi 5,56 % pada tahun 2004, dan 5,85 %

pada tahun 2005 serta 5,95 % pada tahun 2006, dan terakhir mencapai

6,04 % pada tahun 2007. Kondisi ini mengungkapkan bahwa telah

terjadi perkembangan ekonomi yang menggembirakan selama lima

tahun terakhir di wilayah Kabupaten Bogor, dengan kontribusi

terbesarnya berasal dari sektor sekunder. Kondisi struktur ekonomi

Kabupaten Bogor dalam kurun waktu 2003-2007, bila dilihat

berdasarkan nilai PDRB harga berlaku, maka kelompok sektor

sekunder (industri manufaktur, listrik, gas dan air serta bangunan)

memberikan kontribusi terbesar, yaitu rata-rata sebesar 70,01 %,

kemudian sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran,

pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaaan dan jasa

perusahaan, jasa-jasa lainnya) dengan rata-rata sebesar 23,40 % dan

kontribusi terkecil adalah dari sektor primer (pertanian dan

pertambangan), yaitu rata-rata hanya 6,04 % dari total PDRB

Kabupaten Bogor dan kontribusi dari sektor primer ini menunjukan

kecenderungan yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

3. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor pasca krisis tahun 1997

menunjukkan kecenderungan meningkat, yang dikontribusikan oleh

tiga sektor utama yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Namun

demikian, pertumbuhan ekonomi tersebut belum dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan masih tingginya

jumlah pengangguran dan penduduk miskin.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 19

4. Jumlah penduduk dalam usia kerja (10-64 tahun) pada tahun 2007

berjumlah 3.334.930 orang, terdiri dari penduduk usia kerja (10-14

tahun) sebanyak 463.550 orang dan penduduk usia kerja (15-64 tahun)

sebanyak 2.871.380 orang. Dari penduduk usia kerja 10-14 tahun,

terdapat sebanyak 6.489 orang atau 1,4 %, yang telah bekerja atau

disebut sebagai pekerja anak. Sementara itu, pada penduduk usia

kerja 15-64 tahun yang telah bekerja sebanyak 1.214.942 orang atau

42,31 %, yang tidak/belum bekerja, seperti mahasiswa/pelajar, ibu

rumah tangga dan lainnya sebanyak 346.055 orang (12,05 %) dan yang

sedang mencari kerja/pengangguran terbuka berjumlah sebanyak

459.167 orang (15,99 %). Sedang sisanya (29,65 %) merupakan

pengangguran terselubung.

5. Jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan mata pencaharian/

profesi, terdiri dari PNS sebanyak 52.923 orang (4,36 %), TNI/Polri

sebanyak 11.328 orang (0,93 %), karyawan/pegawai swasta sebanyak

327.350 orang (26,95 %), wiraswasta/pengusaha sebanyak 361.463

orang (29,75 %), petani sebanyak 71.010 orang (5,85 %), peternak

sebanyak 1.211 orang (0,10 %), jasa sebanyak 56.354 orang (4,64 %),

buruh sebanyak 325.718 orang (26,81 %) dan profesi lainnya sebanyak

7.489 orang (0,62 %). Sementara itu, jumlah penduduk yang berumur

15 tahun ke atas menurut jenjang pendidikan yang telah ditamatkan,

yaitu tamat SD/sederajat sebanyak 1.810.208 orang (47,28 %),

SLTP/sederajat sebanyak 1.319.564 orang (34,47 %), SLTA/sederajat

sebanyak 549.871 orang (14,36 %), Diploma I/II sebanyak 30.618

orang (0,80 %), Diploma III/Sarjana Muda sebanyak 31.018 orang

(0,81 %), Diploma IV/Sarjana (S-1) sebanyak 62.241 orang (1,63 %),

Pasca Sarjana/Magister (S-2) sebanyak 23.388 orang (0,61 %) dan

Pasca Sarjana/Doktor (S-3) sebanyak 1.432 orang (0,04 %).

6. Pada tahun 2006, jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Bogor

masih relatif tinggi, yaitu mencapai 193.244 orang atau proporsinya

sebesar 11,73 % dari total angkatan kerja sebanyak 1.646.811 orang

(Suseda Jabar 2006). Jika dirinci berdasarkan jenis kelamin, maka

tingkat pengangguran terbuka untuk laki-laki sebanyak 113.364 orang

(6,88 %) dan perempuan sebanyak 79.880 orang (4,85 %). Bila

dibandingkan dengan tahun 2005 (204.858 orang), angka tersebut

sedikit mengalami penurunan. Sedangkan pada tahun 2007 mengalami

kenaikan menjadi 459.167 orang atau 15,99 %. Tingginya jumlah

ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
Page 20: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 20

pengangguran ini disebabkan oleh rendahnya peluang dan kesempatan

kerja yang bisa dimasuki oleh tenaga kerja yang ada di wilayah

Kabupaten Bogor.

7. Tingkat pengangguran terbuka di atas, bilamana dilihat berdasarkan

latar belakang pendidikannya, maka komposisinya terdiri dari tamat

SD/sederajat sebanyak 282.137 orang (9,82 %), tamat SLTP/sederajat

sebanyak 12.209 orang (0.43 %), SLTA/sederajat sebanyak 14.431

orang (0,5 %), Diploma I/II sebanyak 26.130 orang (0,91 %), Diploma

III/Sarjana Muda sebanyak 10.698 orang (0,37 %), Diploma IV/Sarjana

(S-1) sebanyak 450 orang (0,02 %). Alasan-alasan yang dikemukakan

berkenaan pengangguran terbuka tersebut diantaranya adalah sedang

mencari kerja/melamar, sementara belum/tidak bekerja, merasa

tidak akan memperoleh pekerjaan, merasa sudah cukup dan tidak

ingin mencari kerja dan alasan lainnya.

8. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada tahun 2006

tercatat sebanyak 1.157.391 jiwa, atau 27,46 % dari jumlah total

penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2006 yang berjumlah sebanyak

4.215.585 jiwa. Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin turun

menjadi 1.017.879 jiwa, atau mencapai proporsi sebesar 24,02 % dari

jumlah penduduk pada tahun 2007 sebanyak 4.237.962 jiwa. Data ini

diperoleh berdasarkan 14 indikator yang lazim digunakan oleh BPS

untuk menentukan keluarga miskin yang akan menerima Bantuan

Langsung Tunai/Subsidi Langsung Tunai (BLT/SLT) serta datanya telah

dilakukan �cross check� dengan keluarga miskin yang telah

memanfaatkan Askeskin maupun penerima Raskin di Kabupaten

Bogor. Kondisi ini sejalan dengan situasi yang berlangsung di tingkat

nasional, dimana jumlah penduduk miskin mengalami penurunan pada

tahun 2007 ini, dibandingkan dengan tahun 2006 dan tahun

sebelumnya. Jumlah penduduk miskin yang mencapai sekitar 24,02 %

dari total penduduk tersebut di atas, berpotensi menimbulkan

masalah PMKS, kesehatan, gangguan keamanan, prostitusi dan gizi

buruk, sehingga membutuhkan penanganan secara terpadu dan

berkesinambungan.

9. Selama periode 2003-2007, Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, baik dilihat

dari sisi target maupun realisasi. Dari sisi target, kenaikan

ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
ELVIRA
Highlight
Page 21: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 21

pendapatan daerah secara rata-rata mencapai 15,59 %, tetapi dari sisi

realisasi rata-rata kenaikannya mencapai 17,85 %. Pada tahun 2007,

Pendapatan Daerah telah mencapai sebesar Rp.1.624.534.357.430,-.

Komponen Pendapatan Daerah yang memberikan kontribusi terbesar

terhadap realisasi Pendapatan Daerah tersebut, yaitu berasal dari

Dana Perimbangan sebesar 73,57 %, kemudian dikontribusikan oleh

Pendapatan Asli Daerah sebesar 17,22 % dan Lain-Lain Pendapatan

Asli Daerah yang Sah sebesar 9,21 %. Kondisi ini mengungkapkan

bahwa penerimaan Pendapatan Daerah untuk Kabupaten Bogor sangat

dipengaruhi oleh penerimaan dari pemerintah pusat, sementara dari

PAD belum mencapai rasio kecukupan penerimaan sebesar 20 % dari

total pendapatan daerah.

10. Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor periode 2003-2007

setiap tahunnya terus mengalami peningkatan, baik dilihat dari sisi

rencana maupun realisasinya. Dari sisi rencana, kenaikan belanja

daerah rata-rata mencapai 17,06 %, sedangkan dari sisi realisasi

kenaikan rata-ratanya sebesar 16,80 %. Realisasi belanja daerah pada

tahun 2007 mencapai Rp. 1.481.781.846.228,- yang terdiri dari

belanja tidak langsung sebesar Rp. 753.676.571.799,- (50,86 %) dan

belanja langsung mencapai Rp. 728.105.274.429,- (49,14 %).

11. Pertanian di Kabupaten Bogor terdiri dari pertanian pangan, sayuran

dan hortikultura dan perkebunan. Tanaman pangan padi menyebar

hampir di semua kecamatan, dengan variasi luasan yang berbeda.

Umumnya padi sawah menyebar di wilayah tengah dan utara, dimana

sudah tersedia irigasi, seperti di Rumpin, Cigudeg, Sukajaya,

Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Caringin, Jonggol, Sukamakmur

dan Cariu dan lainnya (nilai LQ lebih dari 1). Tanaman padi gogo

menyebar hanya di beberapa kecamatan dalam luasan terbatas.

Produktivitas tanaman padi sawah adalah berkisar 4 - 5 ton per Ha,

sedangkan produktivitas padi gogo 2 � 3 ton per Ha. Produktivitas ini

sebenarnya masih dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kondisi

lingkungan, seperti menekan bahaya banjir, dan lain-lain dan

perbaikan manajemen usaha tani seperti pemberian pupuk tepat dosis

dan waktu, penyediaan modal, sarana dan prasarana seperti

pembangunan pasar, gilingan padi, dan seterusnya.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 22

Kendala penting tanaman padi sawah lainnya adalah luasan padi

sawah rata-rata adalah 2.500 m2 per keluarga. Dengan luasan

kepemilikan yang rendah ini maka penciptaan usaha selain bertani

sawah harus dilakukan terutama dari perikanan atau peternakan.

Daerah pertanian hortikultur seperti sayuran dan buah juga menyebar

pada hampir semua wilayah, tetapi konsentrasi komoditas tertentu

hanya menyebar pada wilayah tertentu. Tanaman jagung menyebar

di kecamatan Darmaga, Cisarua, Megamendung, Cileungsi,

Klapanunggal, Rancabungur, Cibinong, Ciseeng, Gunung Sindur dan

Rumpin. Sedangkan tanaman kedelai menyebar hanya di Tamansari,

Kemang, Rancabungur dan Megamendung. Situasi yang sama juga

terjadi pada sayuran dan buah. Daerah sayuran mendominasi

terbatas pada beberapa kecamatan seperti Cisarua, Darmaga,

Leuwisadeng, Cigombong, sedangkan buah berasal dari Tanjungsari,

Mekarsari, Jasinga, Tajurhalang, dan lain-lain. Kendala utama dalam

komoditas lahan kering (semusim dan tahunan) adalah masih

rendahnya produktivitas yang terkait dengan manajemen usaha tani,

dan pemasaran. Khususnya untuk tanaman buah, sebenarnya ada

varietas lokal yang sudah dikenal tetapi produksi masih rendah.

Upaya pengembangan komoditas bersifat lokal perlu dilakukan.

Tanaman perkebunan relatif terbatas di Kabupaten Bogor, tetapi ada

daerah utama perkebunan penyebaran untuk teh di Ciawi, karet di

Tanjungsari, dan kelapa sawit di Kecamatan Leuwiliang,

Leuwisadeng, Pamijahan, dan Rumpin. Tanaman perkebunan ini

secara keseluruhan terdapat pada lahan yang berkategori kelas 3

dengan kendala utama pada kelerengan, sehingga degradasi lahan

melalui proses erosi dan penurunan kesuburan menjadi kendala

utama. Dari sisi luasan kawasan yang dapat dikembangkan untuk

tanaman perkebunan relatif terbatas (total sekitar 27.000 hektar),

sehingga bentuk usaha skala besar tidak dianjurkan, tetapi ke bentuk

usaha perkebunan skala kecil dan bekerjasama dengan usaha yang

sudah besar.

12. Kabupaten Bogor memiliki potensi yang cukup baik di bidang

peternakan. Perkembangan populasi ruminansia dan unggas pada

umumnya meningkat setiap tahun, terutama berkembang di Bogor

Barat dan Bogor Timur, yang didukung oleh sumber daya alamnya

Page 23: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 23

sebagai daerah pertanian yang sangat sesuai untuk berkembangnya

kegiatan usaha peternakan, terutama dipandang dari segi

ketersediaan pakan, dimana kegiatan usaha tersebut merupakan

kegiatan yang saling bersinergi.

Perkembangan usaha peternakan di Kabupaten Bogor sangat ditunjang

oleh lokasi yang strategis sebagai daerah yang berbatasan dengan ibu

kota negara. Berkembangnya industri hulu dan hilir di bidang

peternakan serta keberadaan Perguruan Tinggi dan Lembaga

Penelitian di Kabupaten Bogor sebagai sumber informasi dan teknologi

berpengaruh besar pada perilaku usaha peternak. Hal tersebut di atas

dapat merupakan suatu pendorong bagi calon investor untuk

membuka usaha peternakan di Kabupaten Bogor.

Kenyataan di atas didukung oleh data meningkatnya produksi

peternakan berupa daging, telur dan susu. Pada kurun waktu 5 tahun

(2000-2005) rata-rata peningkatan per tahun untuk daging 9,25 %,

telur 1,01 % dan susu 5,90 %.

Dibalik potensi yang mendukung usaha peternakan di Kabupaten

Bogor, terdapat ancaman yang harus diwaspadai yaitu adanya

penyakit hewan menular seperti penyakit anthrax dan AI yang dapat

mempengaruhi peningkatan produksi. Di samping itu kewaspadaan

terhadap upaya-upaya pemalsuan produk peternakan dan penggunaan

Bahan Tambahan Makanan Berbahaya pada produk peternakan perlu

ditingkatkan.

13. Usaha perikanan di Kabupaten Bogor cukup potensial untuk

dikembangkan, baik budidaya ikan hias, pembenihan maupun

pembesaran ikan konsumsi. Untuk ikan konsumsi antara lain : mas,

lele, nila, gurame dan patin, yang dapat dikembangkan hampir di

setiap kecamatan di Kabupaten Bogor. Saat ini perkembangan usaha

perikanan terutama di Bogor Barat dan sebagian wilayah Bogor

Tengah.

Produksi perikanan pada kurun waktu 5 tahun (2000-2005) rata-rata

peningkatannya per tahun untuk ikan hias 7 %, ikan konsumsi 4 %,

benih ikan 3 %. Produksi ikan konsumsi diperoleh dari cabang usaha

Kolam Air Tenang 61,74 %, Kolam Air Deras 27,89 %, Perikanan Sawah

6,84 %, Jaring Apung 1,44 %, Karamba 0,62 % dan Perikanan Tangkap

di Perairan Umum 1,34 %.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 24

Gambaran umum potensi perikanan di atas dapat menjadi pendorong

bagi calon investor untuk membuka usaha perikanan, baik komoditas

ikan hias, usaha pembenihan maupun pembesaran ikan konsumsi.

Untuk usaha budidaya pembesaran ikan konsumsi peluang besar

terutama masih terdapat pada cabang usaha perikanan Kolam Air

Tenang (KAT) dan cabang usaha Karamba Jaring Apung (KJA) di

perairan umum (setu).

14. Kabupaten Bogor mempunyai daerah kawasan hutan yang terdiri dari

hutan lindung atau produksi. Daerah hutan lindung umumnya

terdapat di daerah dataran tinggi dan berfungsi sebagai daerah

tangkapan air, sedangkan hutan produksi relatif terbatas dan

menyebar terutama di daerah Cigudeg dan Klapanunggal.

Luas kawasan hutan Kabupaten Bogor seluas 84.047,02 Ha atau

sebesar 28,12 % dari luas seluruh wilayah Kabupaten Bogor.

Berdasarkan fungsinya dari 84.047,02 Ha kawasan hutan tersebut

sebesar 8,67 % atau sebesar 25.912,29 Ha merupakan Hutan Produksi

dan sisanya sebesar 19,45 % atau sebesar 58.134,73 Ha merupakan

Hutan Lindung. Dari sisi luasan kawasan lindung, maka target lokasi

45 % sebagai kawasan lindung di provinsi Jabar, maka kawasan

lindung tidak cukup. Dalam hal ini upaya meningkatkan kawasan yang

bersifat lindung akan berasal dari kawasan non hutan, yang berarti

perlu ada usaha mengembangkan kawasan hutan kerakyatan.

Daerah kawasan hutan tersebut saat ini cenderung berkurang tutupan

hutannya. Dari data citra Landsat 1999, diketahui kawasan yang

bervegetasi hutan adalah seluas 110,720,03 ha atau 37,05 %,

sedangkan sisanya sebesar 62,95 % atau 188.118,27 Ha merupakan

kawasan hutan yang tidak berhutan (non hutan yang merupakan

sawah, pemukiman, tegalan, tanah terbuka), semak dan belukar.

Jika dilihat kondisi citra landsat 2002 (Marisan, 2006), maka daerah

kawasan lindung yang berhutan tinggal 60 %, sedangkan daerah

berhutan di kawasan hutan produksi tinggal 20 %.

15. Kabupaten Bogor mempunyai sumberdaya galian baik non-logam

maupun logam. Untuk bahan non-logam terutama untuk galian C,

berupa bahan piroklastik dan lava atau batuan terobosan dari gunung

berapi, yang menghasilkan bahan seperti pasir gunung, tanah urug,

zeolit, dan seterusnya. Sedangkan bahan galian logam yang utama

Page 25: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 25

adalah emas. Bahan galian non logam ini menyebar terutama di

bagian Barat dan Timur kabupaten, dan sangat sedikit di bagian

tengah. Sedangkan bahan galian logam seperti emas dan besi

menyebar di daerah Bogor Barat di sekitar Nanggung dan Leuwiliang.

Bahan-bahan tersebut saat ini sebagian sudah dieksploitasi dan

sebagian belum. Di lokasi bahan yang sudah dieksploitasi dihasilkan

kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Tetapi pengelolaan dampak

negatif yang ditimbulkan belum dikelola sehingga menghasilkan

kerusakan lingkungan dan pencemaran. Galian C yang paling banyak

di kabupaten Bogor, pada lokasi tertentu sudah mengganggu air

tanah dan menimbulkan bahaya tanah longsor, dan mungkin ekonomi

masyarakat pasca tambang juga sudah terganggu. Sehingga

perencanaan perbaikan lingkungan dan penyediaan alternatif

aktivitas ekonomi harus dilakukan. Sedangkan yang belum

dieksploitasi selain karena belum ekonomis, mungkin juga karena

belum diketahui kapasitas terukurnya. Untuk bahan tambang yang

belum tereksploitasi ini maka upaya menekan kerusakan lingkungan

harus dilakukan.

16. Sektor industri merupakan komponen utama pembangunan daerah

yang mampu memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar,

tingkat penyerapan tenaga kerja yang banyak, dan terjadinya

transformasi kultural daerah menuju ke arah modernisasi kehidupan

masyarakat. Kinerja sektor industri pada tahun 2007, dengan nilai

investasi Rp. 2.158.725.511.039,- menyerap 80.280 orang tenaga

kerja, dengan kontribusi sebesar 64,48 % terhadap PDRB tahun 2007

(merupakan sektor dengan kontribusi tertinggi). Kendala utama

dalam pembangunan industri adalah dukungan infrastruktur masih

belum memadai terutama jalan, dan terminal (dry port), rendahnya

kemampuan dalam pengembangan teknologi, rendahnya kemampuan

dan keterampilan sumber daya industri serta pencemaran limbah

industri.

17. Pengembangan perdagangan di Kabupaten Bogor difokuskan pada

pengembangan sistem distribusi barang dan peningkatan akses pasar

baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Pengembangan

sistem distribusi diarahkan untuk memperlancar arus barang,

memperkecil disparitas antar daerah, mengurangi fluktuasi harga dan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 26

menjamin ketersediaan barang kebutuhan yang cukup dan terjangkau

oleh masyarakat. Adapun peningkatan akses pasar baik dalam negeri

maupun luar negeri dilakukan melalui promosi/pameran produk.

18. Potensi pariwisata di Kabupaten Bogor cukup menjanjikan, namun

belum dikelola secara optimal, proporsional dan profesional, serta

belum ditempatkan sebagai kegiatan industri pariwisata. Potensi

pariwisata yang saat ini dimiliki oleh Kabupaten Bogor antara lain :

wisata alam, wisata budaya dan wisata belanja. Kawasan Puncak (di

sepanjang koridor jalan) pada waktu-waktu tertentu menjadi daya

tarik wisata. Hal ini terlihat dari kunjungan wisatawan domestik

(sebagian besar berasal dari penduduk Kota Jakarta) yang jumlahnya

cukup signifikan, terutama pada waktu akhir pekan atau libur

nasional. Upaya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan

para pelaku pariwisata belum memberikan dampak signifikan

terhadap kemajuan industri pariwisata Kabupaten Bogor. Jumlah

kunjungan wisatawan tahun 2007 sebanyak 2.120.019 orang, yang

terdiri dari 98,86 % wisatawan nusantara dan 1,13 % wisatawan asing.

19. Dari hasil pengawasan dan pengendalian yang telah dilakukan,

diketahui bahwa realisasi kegiatan penanaman modal yang telah

mendapatkan persetujuan sampai dengan tahun 2007 adalah

sebanyak 388 perusahaan PMA dengan nilai investasi US$

9.064.562.826.358,- sedangkan untuk PMDN berjumlah 187

perusahaan dengan nilai investasi Rp. 5.555.733.117.530,-.

Sementara apabila didasarkan pada jenis usahanya, terdapat 33

usaha primer PMA dengan nilai investasi Rp. 1.045.148.937.200,-; 300

usaha sekunder pada PMA dengan nilai investasi sebesar

Rp.6.819.616.078.958,- dan US$ 1.179,568.157, sedangkan untuk

jenis usaha tersier PMA sebanyak 55 perusahaan dengan nilai

investasi sebesar Rp. 23.881.600.000,- dan US$ 1.811.400. Sedangkan

untuk PMDN, terdapat 8 usaha primer dengan nilai investasi sebesar

Rp.67.942.057.991,-, 162 usaha sekunder dengan nilai investasi

sebesar Rp. 1.390.660.605.025,- dan 17 usaha tersier dengan nilai

investasi sebesar Rp. 256.303.341.936,-

20. Jumlah usaha kecil menengah (UKM) yang dibina oleh Kantor Koperasi

dan UKM Kabupaten Bogor mengalami peningkatan sebesar 276 %

Page 27: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 27

selama tahun 2003 � 2007, yaitu dari 997 usaha pada tahun 2003

menjadi 3.751 pada tahun 2007.

Sementara kualitas kelembagaan UKM yang ada di Kabupaten Bogor

tersebut ditunjukkan dengan hasil klasifikasi yang telah dilakukan,

terhadap UKM yang ada di Kabupaten Bogor. Sampai dengan tahun

2007, berdasarkan kriteria permodalan dan omzet, dari 203 UKM yang

dievaluasi, 37 UKM terklasifikasi sebagai UKM Unggul, 104 UKM

Mandiri, dan 62 UKM Tangguh. Berdasarkan hasil klasifikasi tersebut,

ditentukan langkah pembinaan yang perlu difasilitasi oleh Kantor

Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor kepada UKM-UKM tersebut. Bagi

UKM Mandiri, yang permodalannya di bawah 100 juta dan omzetnya

di bawah 500 juta, fasilitasi dilakukan pada aspek permodalan dan

teknik produksinya, sementara bagi UKM Tangguh, yang

permodalannya di atas 200 juta dan omzetnya di atas 1 miliar,

fasilitasi hanya dilakukan pada aspek pemasaran dan pengembangan

kemitraan dengan UKM-UKM lainnya.

Perkembangan Koperasi Selama kurun waktu 2003 � 2007 telah

terjadi peningkatan jumlah koperasi sebanyak 165 %, yaitu dari

sebanyak 932 koperasi pada tahun 2003 menjadi 1.535 pada tahun

2007. Dari jumlah tersebut, yang termasuk ke dalam koperasi aktif

adalah sebanyak 1.183 unit pada tahun 2003, dan meningkat menjadi

1.115 pada tahun 2007. Sementara yang terdaftar sebagai anggota

koperasi pada tahun 2003 adalah sebanyak 179.459 orang, dan

meningkat 13 % pada tahun 2007, menjadi sebanyak 202.840 orang.

Seiring dengan peningkatan jumlahnya, telah terjadi peningkatan

kualitas kelembagaan koperasi, yang ditunjukkan oleh pemenuhan

klasifikasi dan kelas koperasi. Klasifikasi koperasi tersebut ditujukan

untuk mengetahui kondisi keanggotaan (kualitas dan kuantitas),

keuangan (permodalan dan sirkulasinya) serta penyelenggaraan RAT

yang wajib untuk dilaksanakan setiap tahun sekali.

Pada tahun 2003, jumlah koperasi yang sudah diklasifikasi adalah

sebanyak 101 koperasi dengan hasil : Kelas A = 0, Kelas B = 39, Kelas

C = 48, Kelas D = 4. Kemudian sampai akhir tahun 2007, total

koperasi yang telah diklasifikasi adalah sebanyak 992 koperasi (Kelas

A = 27, Kelas B = 597, Kelas C = 287, Kelas D = 81).

Page 28: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 28

Sebagai upaya pembinaan dan dalam rangka mengetahui

perkembangannya (aktif � tidak aktifnya), telah dilakukan advokasi

kepada koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Bogor. Dengan

demikian, koperasi yang bermasalah dapat difasilitasi untuk

diselesaikan permasalahannya, misalnya melalui pembubaran,

amalgamasi, atau pembenahan. Untuk itu, dalam kurun waktu 2003 �

2007, jumlah koperasi yang telah diadvokasi adalah sebanyak 735

koperasi. Dari hasil advokasi tersebut telah dilakukan pembubaran

171 koperasi dan pembenahan pada 564 koperasi.

II.4. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sejalan dengan

perubahan peradaban dan budaya manusia, yang berdampak positif dan

negatif bagi kehidupan manusia, termasuk bagi pelaksanaan pembangunan

daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,

telah banyak diaplikasikan hasil-hasil pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, disertai dengan adanya berbagai penelitian dan

pengembangan untuk mengatasi berbagai permasalahan strategis daerah

secara terarah dan berkelanjutan.

Walaupun demikian, kemampuan dalam penguasaan dan pemanfaatan

iptek dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan daya saing. Hal itu

antara lain ditunjukan dengan masih rendahnya sumbangan iptek di sektor

produksi, belum efektifnya mekanisme intermediasi, lemahnya sinergi

kebijakan, belum berkembangnya budaya iptek di masyarakat, dan

terbatasnya sumber daya iptek.

II.5. SARANA DAN PRASARANA

1. Sarana dan prasarana wilayah yang meliputi infrastruktur

transportasi, sumber daya air dan irigasi, telekomunikasi, listrik dan

energi serta sarana dan prasarana dasar permukiman merupakan

aspek yang utama dalam pembangunan suatu daerah serta memiliki

peran yang penting bagi peningkatan perekonomian dan kehidupan

sosial masyarakat.

2. Prasarana transportasi merupakan tulang punggung pengembangan

wilayah sehingga sangat penting untuk menunjang kelancaran

aktivitas sosial dan ekonomi. Pada saat ini prasarana transportasi

Page 29: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 29

belum maksimal dalam memfasilitasi tingginya pergerakan

masyarakat yang ditunjukkan oleh masih terdapat jalan dalam kondisi

rusak, dimensi jalan masih kecil, geometrik belum memenuhi standar

teknis, dan panjang jalan masih terbatas.

Panjang ideal jalan dalam melayani pergerakan masyarakat

berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah dan PDRB Kabupaten

Bogor adalah 3.680,60 km. Sedangkan panjang jalan yang ada adalah

1.758,041 km atau 47,77 % dari kebutuhan ideal, yang terdiri dari

Jalan Nasional sepanjang 121,497 km, Jalan Provinsi 129,989 km dan

Jalan Kabupaten yang bernomor ruas 1.506,570 km. Selain itu,

terdapat pula jalan-jalan yang tidak bernomor ruas dan jalan-jalan

desa dengan jumlah yang terus bertambah pada setiap tahun, akibat

pembukaan jalan baru atau peningkatan jalan yang dilakukan oleh

pemerintah, masyarakat ataupun pengusaha.

Panjang jalan di Kabupaten Bogor sampai dengan bulan Desember

2007 dalam kondisi mantap (kondisi baik dan sedang) adalah

sepanjang 1.032,60 km atau 68,54 %, sedangkan sisanya sepanjang

473,97 km atau sebesar 31,46 % dalam kondisi rusak.

Belum maksimalnya infrastruktur transportasi dalam memfasilitasi

pergerakan masyarakat disebabkan rendahnya jumlah jalan mantap

dan pembangunan jalan-jalan baru, serta belum maksimalnya

struktur konstruksi jalan. Kondisi tersebut diperburuk dengan

tingginya frekuensi bencana alam dan beban lalu lintas yang sering

melampaui kapasitas.

3. Jumlah jembatan di Kabupaten Bogor pada tahun 2007 adalah

sebanyak 682 buah, yang terdiri dari jembatan negara sebanyak 25

buah, jembatan provinsi sebanyak 98 buah, dan jembatan kabupaten

pada jalan yang bernomor ruas sebanyak 559 buah dengan total

panjang 5.784,4 m. Dari 559 jembatan pada jalan Kabupaten yang

bernomor ruas, terdapat 443 buah (79,24 %) berada dalam kondisi

baik, 83 buah (14,85 %) dalam kondisi sedang dan 33 buah (5,90 %)

dalam kondisi rusak.

4. Jaringan irigasi sangat berperan dalam mendukung produksi

pertanian, karena dengan keberlanjutan aliran air irigasi ke lahan-

lahan pertanian akan menentukan tingkat produksi yang dicapai. Dari

879 jaringan irigasi, terdapat 549 jaringan (62,46 %) dengan kondisi

baik dan sedang, serta 330 jaringan (37,54 %) dalam kondisi rusak.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 30

Sedangkan kondisi setu sebagai sumber air sebanyak 81 setu (87,10 %)

dalam kondisi baik dan sedang, dan 12 setu (12,90 %) dalam kondisi

rusak dari 93 setu yang ada. Di luar 93 situ tersebut, terdapat dua

setu yang telah berubah fungsi yaitu Setu Cipambuan berubah

menjadi jalan tol Jagorawi dan Setu Ciangsana berubah menjadi

SMPN Ciangsana.

5. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman seperti,

perumahan dan cakupan layanan air bersih sangat penting bagi

masyarakat. Jumlah rumah di Kabupaten Bogor pada tahun 2006

sebanyak 635.662 unit, dengan jumlah rumah terbanyak terdapat di

Kecamatan Ciampea sebanyak 32.243 unit (rumah permanen 13.834

unit dan rumah tidak permanen 18.409 unit), dan jumlah rumah

paling sedikit di Kecamatan Rancabungur sebanyak 8.324 unit.

Permukiman kumuh tersebar di 187 lokasi pada luas lahan 240 Ha

dengan jumlah bangunan sebanyak 7.797 unit dan dihuni oleh 11.220

keluarga (KK). Jumlah rumah yang berdiri di daerah limitasi sebanyak

11.622 rumah dan dihuni oleh 5.442 KK, yaitu terletak di bantaran

sungai sebanyak 8.128 rumah dihuni 2.701 KK, serta terletak di

bawah jaringan listrik tegangan tinggi sebanyak 3.494 rumah dihuni

2.741 KK.

Dari jumlah bangunan rumah tinggal yang layak huni sebanyak

486.051 bangunan yang ada di Kabupaten Bogor, sampai saat ini yang

memiliki IMB baru mencapai 52 % sedangkan bangunan lainnya

sebanyak 1.807 bangunan antara lain bangunan industri, bangunan

perdagangan dan bangunan peribadatan serta perkantoran yang

memiliki IMB sebanyak ± 74,2 %.

6. Ketersediaan air bersih merupakan salah satu prasyarat bagi

terwujudnya permukiman yang sehat. Oleh karena itu akses

masyarakat terhadap air bersih merupakan hal yang mutlak dipenuhi.

Untuk cakupan pelayanan air bersih baru mencapai 25 kecamatan.

Cakupan sanitasi air bersih di 80 desa/kelurahan di 19 kecamatan,

yang memiliki kapasitas produksi sebesar 2.098,5 l/dt. Sementara

cakupan pelayanan air bersih baru mencapai 56,86 %, terdiri dari

PDAM 15 % dan sisanya pedesaan dari jumlah penduduk Kabupaten

Bogor (peningkatan cakupan sarana air bersih yang dilakukan oleh

unsur Pemerintah hanya 1% - 2% pertahun). Rendahnya cakupan

pelayanan air bersih, diantaranya karena menurunnya ketersediaan

Page 31: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 31

sumber daya air baku dan daya dukung lingkungan, akibat

tersumbatnya badan air/sungai oleh sedimentasi yang relatif tinggi.

7. Sedangkan untuk jaringan listrik, maka rasio elektrivikasinya baru

mencapai 50,96 %, berarti masih sekitar 49,14 % kepala keluarga di

Kabupaten Bogor yang belum menikmati listrik, terutama pada

kantong-kantong permukiman/kampung yang sulit dijangkau oleh

jaringan listrik yang telah ada di setiap desa. Hal ini disebabkan

tingginya kebutuhan energi/listrik akibat pertambahan penduduk,

tetapi pada sisi lain tidak diimbangi dengan peningkatan pengadaan

listrik sebagaimana yang diharapkan.

8. Kebutuhan sarana dan prasarana pengolahan sampah sangat besar

sejalan dengan banyaknya jumlah penduduk dan diiringi aktivitas

yang tinggi menyebabkan volume sampah rata-rata setiap hari

mencapai 3.065 m3. Kondisi ini menuntut penyediaan sarana dan

prasarana pengelolaan sampah yang memadai, karena baru terlayani/

terangkut sebanyak 736 m3/hari atau 24,17 % dari timbunan sampah

di wilayah perkotaan atau hanya 22 kecamatan dari 40 kecamatan di

Kabupaten Bogor.

9. Kebutuhan sarana dan prasarana pengolahan limbah cair sangat besar

sejalan dengan banyaknya industri pengolahan, dan kegiatan usaha

lainnya yang menghasilkan limbah cair. Rata-rata volume limbah cair

per tahun selama kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2007, yang

dihasilkan dari industri pengolahan dan kegiatan usaha lainnya

sebanyak 314.178,92 m3/bln.

10. Penerangan jalan dan sarana jaringan utilitas di Kabupaten Bogor

telah dibangun cukup memadai. Namun masih belum mencapai

standar yang diinginkan dan belum dibentuk ke dalam suatu jaringan

utilitas terpadu. Pengelolaan prasarana Penerangan Jalan Umum

(PJU) tetap diprioritaskan pembangunannya pada daerah-daerah

tertentu, dengan pertimbangan lokasi daerah-daerah rawan sosial

yang sampai dengan saat ini mencapai 33,16 % atau 9.567 titik lampu

dari rencana jumlah titik lampu 28.848 titik (berdasarkan setiap 50 m

dari panjang jalan provinsi). Kegiatan ini akan secara terarah

dilaksanakan pembangunannya termasuk pemeliharaannya.

11. Telekomunikasi di Kabupaten Bogor mengalami perkembangan yang

pesat sebagai imbas dari perkembangan teknologi dan informasi.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 32

Pemanfaatan ruang udara untuk telekomunikasi yang menunjang

kegiatan ekonomi serta peningkatan akses masyarakat masih

memerlukan perhatian dari Pemerintah Daerah.

II.6. POLITIK

1. Perkembangan politik di Kabupaten Bogor sudah cukup kondusif,

khususnya dilihat dari harmonisasi hubungan legislatif dan eksekutif

serta masyarakat. Komposisi dewan yang didominasi partai tertentu

diharapkan tidak mengurangi penyerapan aspirasi masyarakat untuk

menghasilkan keputusan yang bisa dinikmati secara bersama tanpa

melihat golongan dan partai;

2. Kemajuan demokrasi terlihat pula dengan telah berkembang

kesadaran-kesadaran terhadap hak-hak sah masyarakat dalam

kehidupan politik, yang dalam jangka panjang diharapkan mampu

menstimulasi masyarakat lebih jauh untuk makin aktif berpartisipasi

dalam mengambil inisiatif bagi pengelolaan urusan-urusan publik.

Perkembangan ini tidak terlepas dari berkembangnya peran partai

politik dan masyarakat sipil. Disamping itu, kebebasan pers dan media

telah jauh berkembang yang antara lain ditandai dengan adanya peran

aktif pers dan media dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan

melakukan pengawasan terhadap penyelenggaran pemerintahan;

3. Kesadaran masyarakat dalam berpolitik telah diwujudkan dalam

kegiatan pemilihan umum (pemilu) tahun 2004 yang diikuti oleh 2,7

juta orang pemilih (KPU, 2006). Tingkat partisipasi masyarakat dalam

pemilihan umum lebih dari 70 % tersebut menunjukkan bahwa

keterlibatan masyarakat dalam momen politik sangat tinggi. Melalui

pemilu tahun 2004, masyarakat Kabupaten Bogor telah memilih 45

orang wakil-wakilnya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) dengan rincian : 13 orang dari Golkar, 7 orang dari PKS, 8

orang dari PDIP, 3 orang dari PAN, 5 orang dari Partai Demokrat, 8

orang dari PPP, 1 orang dari PKPB.

II.7. KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

1. Ketertiban masyarakat diperlukan untuk menciptakan stabilitas daerah

dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman dan tentram.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 33

Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kabupaten

Bogor secara umum relatif cukup baik, relatif tenang, tidak ada

pertentangan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Kondisi ini

tercipta karena adanya peran serta aktif aparat pemerintah dan

masyarakat di bidang keamanan dan ketertiban;

2. Namun demikian masih terjadi peristiwa kriminalitas. Pada tahun 2007

di Kabupaten Bogor telah terjadi : 162 kejadian kecelakaan lalulintas,

3.165 kejadian kriminalitas dan 248 kasus lainnya (ketertiban umum)

(data Kepolisian Resor Bogor).

II.8. HUKUM

1. Pembangunan hukum di daerah selama ini lebih difokuskan pada

penyusunan produk hukum daerah dalam upaya penguatan otonomi

daerah dan penyelenggaraan pemerintah daerah sejalan dengan

berkembangnya dinamika penyelenggaraan tata kepemerintahan yang

baik. Selama lima tahun terakhir (2002-2007) telah dihasilkan berbagai

produk legislasi daerah (khususnya Perda) sebanyak 136 buah Perda

yang berupa Perda baru maupun revisi atas Perda lama yang sudah

tidak sesuai dengan kondisi dinamika penyelenggaraan pemerintahan.

2. Berbagai permasalahan selama ini yang terkait dengan aspek hukum

adalah masih lemahnya kinerja penegakan hukum daerah terhadap

berbagai pelanggaran yang terjadi, masih perlu ditingkatkannya

kualitas dan kuantitas produk hukum daerah, serta belum

berkembangnya budaya/kesadaran hukum masyarakat.

3. Belum berkembangnya budaya/kesadaran hukum masyarakat

Kabupaten Bogor, ditunjukkan oleh masih adanya warga masyarakat

yang tidak mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,

seperti pelanggaran atas pemanfaatan tanah, rendahnya disiplin

berlalulintas, penyalahgunaan ruangan publik untuk kepentingan

individu, dan pembuangan sampah secara liar.

II.9. APARATUR

Secara umum, penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance)

sampai saat ini belum dapat diwujudkan dengan memuaskan. Hal ini

terlihat dari belum optimalnya pelayanan publik kepada masyarakat

Kabupaten Bogor, rendahnya kinerja sumber daya aparatur, belum

Page 34: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 34

memadainya sistem kelembagaan (organisasi perangkat daerah) dan

kelembagaan (manajemen) pemerintah yang didukung dengan data yang

akurat dan up to date sehingga pelayanan publik tidak memuaskan. Selain

itu, rendahnya kesejahteraan PNS dan masih terjadinya penyalahgunaan

dan penyimpangan prosedur pelayanan, serta masih adanya budaya

permissive (toleransi terhadap penyimpangan) sehingga �good

governance� dan �clean government� semakin sulit diwujudkan.

II.10. TATA RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

1. Pemanfaatan ruang di Kabupaten Bogor sepenuhnya mengacu pada

RTRW Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Bogor Nomor 17 tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah

(RTRW) sampai dengan tahun 2010. Sebagai upaya pengendalian

terhadap perizinan pemanfaatan ruang, telah dibuat Kriteria Lokasi

dan Standar Teknis Pemanfaatan Ruang yang menetapkan secara rinci

aturan-aturan teknis berdasarkan jenis kegiatan dan peruntukan ruang

di lokasi yang akan dimanfaatkan.

2. Pola pemanfaatan ruang di Kabupaten Bogor mencakup pemanfaatan

kawasan lindung dan budidaya. Sebagian besar wilayah di sebelah

Selatan sepanjang perbatasan Kabupaten Bogor menjadi kawasan

lindung karena memiliki hutan yang cukup lebat, topografi, elevasi dan

curah hujan yang tinggi. Sedangkan kawasan budidaya tersebar di

beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor.

3. Secara umum, tata ruang Kabupaten Bogor terbentuk dengan struktur

ruang wilayah yang menggambarkan rencana sistem pusat pelayanan

permukiman perdesaan dan perkotaan serta sistem perwilayahan

pengembangan, merupakan bentuk/gambaran sistem pelayanan

berhirarki, yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan pelayanan

serta mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan dan perkotaan di

wilayah Kabupaten Bogor.

a. Sistem perdesaan yang meliputi pola penggunaan lahan budidaya

yang terdiri atas penggunaan hutan, perkebunan, kebun campuran,

semak/belukar, tanah kosong, pemukiman, sawah irigasi, sawah

tadah hujan dengan luasan untuk kegiatan kebun campuran

85.202,5 Ha (28,48 %), pemukiman 47.831,2 Ha (15,99 %), semak

belukar 44.956,1 Ha (15,03 %), hutan vegetasi lebat dan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 35

perkebunan/tanaman tahunan 57.827,3 Ha (19,33 %), sawah

irigasi/tadah hujan 23,794 Ha (7,95 %), tanah kosong 36.351,9 Ha

(12,15 %).

Masalah yang dihadapi adalah meningkatnya konversi lahan dari

pertanian ke non pertanian yaitu peningkatan luas permukiman

sebesar 4.197 Ha dan menjadi tanah kosong seluas 16.703 Ha,

kebun campuran seluas 28.973 Ha, sebagian besar menggunakan

lahan semak/belukar seluas 1.015 Ha, sawah irigasi seluas 1.028

Ha, kebun campuran seluas 552,6 Ha, sawah tadah hujan seluas 676

Ha, perkebunan 712 Ha, hutan/vegetasi lebat 126 Ha dan badan air

242 Ha.

Areal lahan yang mengalami penurunan yaitu pada lahan sawah

irigasi seluas 12.367 Ha, sawah tadah hujan seluas 3.401 Ha,

perkebunan seluas 2.071 Ha, hutan seluas 2.312 Ha dan badan-

badan air seluas 707 Ha.

b. Sistem perkotaan, tingginya konversi lahan dari pertanian untuk

permukiman perkotaan dalam kurun waktu 5 tahun mencapai ±

7.503 Ha. Penggunaan lahan dari kebun campuran 1.863 Ha

(17,6%), sawah tadah hujan 1.793 Ha (17 %), perkebunan 1.658 Ha

(16 %) dan sawah irigasi 1.345 Ha (13 %), hutan/vegetasi lebat 720

Ha (6,8 %) dan badan air 124 Ha (1,2 %).

c. Kondisi pelayanan transportasi darat antara lain:

1) Belum terealisasikannya rencana pembangunan terminal pada

masing � masing wilayah pengembangan yang telah ditetapkan

dalam RTRW, dan saat ini baru 1 (satu) terminal Cileungsi yang

sudah operasional, sedangkan rencana yang lainnya masih

terkendala dengan masalah pembebasan lahan;

2) Pengembangan jaringan jalan pada ruas-ruas yang berfungsi

regional belum banyak perubahan yang berarti, khususnya pada

ruas jalan yang menghubungkan wilayah barat dengan

Kabupaten Tangerang, juga di wilayah timur pada ruas jalan

Babakan Madang � Tanjungsari.

d. Pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi

hutan/vegetasi lebat, perkebunan, kebun campuran, semak/

belukar, tanah kosong, kawasan terbangun/pemukiman, sawah

irigasi, sawah tadah hujan. Penggunaan tanah yang dominan adalah

Page 36: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 36

penggunaan tanah kebun campuran yaitu mencapai luasan 85.202,5

Ha (28,48 %), kawasan terbangun/pemukiman 47.831,2 Ha

(15,99%), semak belukar 44.956,1 Ha (15,03 %), hutan vegetasi

lebat/perkebunan 57.827,3 Ha (19,33 %), sawah irigasi/tadah hujan

23.794 Ha (7,95 %), tanah kosong 36.351,9 Ha (12,15 %).

Komposisi pemanfaatan lahan di Kabupaten Bogor pada tahun 2006,

yaitu untuk kawasan hutan lindung 42.175 Ha (13,30 %), kawasan

lahan basah 56.888 Ha (17,94 %), kawasan lahan kering 47.756 Ha

(15,06 %), kawasan tanaman tahunan 24.797 Ha (7,82 %), kawasan

hutan produksi 51.529 Ha (16,25 %), kawasan pariwisata 1.681 Ha

(0,53 %), kawasan permukiman perdesaan 20.326 Ha (6,41 %),

kawasan permukiman perkotaan 52.036 Ha (16,41 %), kawasan

pengembangan perkotaan 14.527 Ha (4,60 %), kawasan peruntukan

industri 5.327 Ha (1,68 %).

4. Masalah aktual yang terjadi di bidang penataan ruang antara lain

adalah : (1) masih terbatasnya rencana tata ruang skala detail dan

teknis di Kabupaten Bogor; (2) belum tersedianya data base perizinan

pemanfaatan ruang yang akurat dan lengkap, sehingga berpengaruh

pada kemungkinan terjadinya tumpang tindih dalam pemberian

perizinan pemanfaatan ruang/izin lokasi. Hal ini akan berdampak pada

peluang investasi akibat tidak adanya jaminan pemanfaatan ruang.

II.11. SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Luas kawasan hutan Kabupaten Bogor adalah 84.047,02 Ha atau 28,12%

dari luas seluruh wilayah Kabupaten Bogor. Berdasarkan fungsinya,

seluas 25.912,29 Ha atau 8,67 % merupakan Hutan Produksi dan sisanya

seluas 58.134,73 Ha atau 19,45 % merupakan Hutan Lindung.

2. Berdasarkan penutupan vegetasinya, kawasan hutan yang berhutan

(bervegetasi hutan) adalah seluas 110.720,03 Ha (37,05 %), sedangkan

sisanya sebesar 62,95 % atau 188.118,27 Ha merupakan kawasan hutan

yang tidak berhutan (non hutan yang merupakan sawah, pemukiman,

tegalan, tanah terbuka), semak dan belukar.

3. Potensi sumberdaya air suatu daerah merupakan kemampuan

sumberdaya air wilayah tersebut baik sumberdaya air hujan, air

permukaan maupun air tanah, guna memenuhi kebutuhan terhadap air

Page 37: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 37

baku yang dimanfaatkan untuk kepentingan domestik, industri maupun

pertanian.

4. Sumberdaya air permukaan di Kabupaten Bogor terdiri dari air sungai,

mata air dan air genangan/situ/danau, baik alam maupun buatan.

Sungai-sungai yang ada, pada umumnya mempunyai hulu di bagian

selatan, yaitu pada bagian tubuh pegunungan di sekitar Gunung Salak,

Gunung Gede-Pangranggo dan Gunung Halimun, dengan karakteristik

alirannya mengalir sepanjang tahun. Pada waktu musim hujan

mempunyai debit yang besar dan mengakibatkan banjir setempat,

sedangkan pada waktu musim kemarau, di beberapa alur sungai

menunjukkan kecenderungan kondisi surut minimum.

Kondisi fisik sungai-sungai di DAS dan Sub DAS di bagian selatan

umumnya memiliki beda tinggi antara dasar sungai dengan lahan di

sekitar berkisar antara 3,0 � 5,0 m, sehingga aliran sungai berpotensi

untuk meluap di sekitarnya, baik akibat banjir maupun arus balik

akibat pembendungan. Sedangkan untuk bagian utara-barat

(Cimanceuri dan Cidurian Hilir) beda tinggi antara dasar sungai dan

lahan bantaran di sekitarnya umumnya > 5 m, sehingga umumnya

menyulitkan untuk pengambilan langsung, maupun pembendungan.

Berdasarkan hasil studi �Preliminary Stydy on Ciliwung Cisadane Flood

Control Project, 2001� di Kabupaten Bogor terdapat lokasi yang

berpotensi untuk pembuatan waduk, yaitu Waduk Sodong dan Waduk

Parung Badak. Waduk ini berfungsi sebagai pengendali banjir maupun

irigasi. Rencana waduk Sodong berlokasi di Sungai Cikaniki Kecamatan

Leuwiliang, anak sungai Cisadane dengan potensi genangan 3,069 km²

dan volume 24,027 juta m³. Sedangkan Waduk Parung Badak berada di

bagian Hulu Sungai Cisadane di Kecamatan Rancabungur, dengan

potensi genangan 2,75 km² dan volume 40,069 juta m³.

Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai tahun 2007 diketahui

bahwa :

- Sungai Ciliwung, kadar rata-rata parameter BOD melampaui kelas

mutu I dan II tetapi memenuhi untuk kelas mutu III dan IV;

- Sungai Cileungsi, kadar rata-rata dari parameter BOD melampaui

kelas mutu I � IV;

- Sungai Cisadane, kadar rata-rata dari parameter BOD melampaui

kelas mutu I dan II tetapi memenuhi kelas mutu II dan IV;

Page 38: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 38

- Sungai Kalibaru, kadar rata-rata parameter BOD melampaui kelas

mutu I, II dan III tetapi memenuhi untuk kelas mutu IV;

- Sungai Cikeas, kadar rata-rata parameter BOD melampaui kelas

mutu I, II dan III tetapi memenuhi untuk kelas mutu IV;

- Sungai Cikaniki, kadar rata-rata parameter BOD melampaui kelas

mutu I dan II tetapi memenuhi untuk kelas mutu III;

- Sungai Cibeet, kadar rata-rata parameter BOD melampaui kelas

mutu I, II dan III tetapi memenuhi untuk kelas mutu IV;

- Sungai Cipamingkis, kadar rata-rata parameter BOD memenuhi

untuk kelas mutu IV.

5. Di Kabupaten Bogor terdapat sejumlah mata air dan berdasarkan data

dari Dinas Bina Marga dan Pengairan tahun 2006 terdapat danau atau

situ sebanyak 95 buah dengan luas 496,28 Ha, 2 buah setu diantaranya

telah berubah fungsi, yaitu : (1) Situ Cipambuan Udik berubah fungsi

menjadi jalan tol Jagorawi; dan (2) Situ Ciangsana berubah fungsi

menjadi SLTPN Ciangsana.

Situ-situ dimaksud berfungsi sebagai reservoar atau tempat peresapan

air dan beberapa diantaranya dimanfaatkan sebagai obyek wisata atau

tempat rekreasi dan budidaya perikanan.

Dari segi topografi wilayah masih ada beberapa lokasi yang

memungkinkan untuk dikembangkan situ-situ buatan yang dapat

dimanfaatkan sebagai tampungan air baku, resapan air, maupun

pengendali banjir (Retarding Basin).

6. Air tanah merupakan sumber alam yang potensinya (kuantitas dan

kualitasnya) tergantung pada kondisi lingkungan tempat proses

pengimbuhan (groundwater recharge), pengaliran (groundwater flow),

dan pelepasan air bawah tanah (groundwater discharge) yang

berlangsung pada suatu wadah yang disebut cekungan air bawah tanah,

terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam.

Volume air tanah yang digunakan untuk berbagai kegiatan usaha di

Kabupaten Bogor sebanyak 338.727,2 m3/hari (data SoER Kabupaten

Bogor, 2007)

Secara umum kualitas air permukaan di Kabupaten Bogor masih cukup

baik, dalam artian belum ada pencemaran oleh industri yang

mengkhawatirkan.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 39

7. Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum telah dilakukan

terhadap pencemar dan perusak lingkungan, peningkatan kesadaran

semua lapisan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan

penyebarluasan informasi dan isu lingkungan hidup yang diharapkan

akan meningkatkan kepedulian banyak pihak terhadap kondisi

lingkungan hidup Kabupaten Bogor. Upaya tersebut dilakukan melalui

pelatihan/pemantapan kader lingkungan hidup tingkat kecamatan dan

desa, pembinaan dan pemantauan pengelolaan lingkungan hidup pada

berbagai jenis kegiatan dan usaha masyarakat serta swasta/dunia

usaha terhadap penerapan ketentuan AMDAL dan UKL/UPL,

penanganan kasus pencemaran lingkungan hidup, serta pemberlakuan

izin pembuangan air limbah bagi setiap kegiatan yang berpotensi

mengeluarkan limbah cair. Sejak tahun 2003 sampai tahun 2007 telah

berhasil dilatih 650 orang kader lingkungan hidup yang terdiri dari

berbagai unsur masyarakat, dengan rincian sebagai berikut :

Tahun 2003 : 150 orang kader lingkungan hidup.

Tahun 2005 : 150 orang kader lingkungan hidup.

Tahun 2006 : 160 orang kader lingkungan hidup.

Tahun 2007 : 190 orang kader lingkunga hidup.

Sedangkan pada tahun 2004 telah dilakukan pendidikan lingkungan

hidup terhadap 75 orang guru sekolah dasar.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 40

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

III.1 POLA PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah dalam Pasal 40 menyatakan bahwa dalam

penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) antara

lain mencakup analisis isu-isu strategis. Dalam upaya menganalisis isu-isu

strategis tersebut maka digunakan metoda SWOT.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Sthrengths) dan peluang (Opportunities), dan

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan

ancaman (Threats). Jadi, analisis SWOT membandingkan antara faktor

eksternal Peluang dan Ancaman dengan faktor internal Kekuatan dan

Kelemahan.

Matriks SWOT menampilkan delapan kotak, yaitu dua kotak sebelah

kiri menampilkan faktor eksternal (peluang dan ancaman), dua kotak

paling atas menampilkan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan

empat kotak lainnya merupakan isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil

pertemuan antara faktor eksternal dan internal.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, terdapat empat bentuk interaksi

yang merupakan alternatif strategi sebagai berikut :

S-O : penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

S-T : penggunaan kekuatan untuk menghindari atau mengatasi ancaman.

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah dengan

cara strategi diversifikasi tindakan.

W-O: mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang, atau

memanfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan. Fokus

strategi pada situasi ini adalah stabilisasi atau rasionalisasi.

W-T: meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang

perlu dilakukan dalam kondisi ini adalah defensif atau survival.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 41

Isu-isu strategis daerah pada dasarnya adalah masalah/persoalan

atau agenda yang perlu/harus atau dapat dilakukan atau dikerjakan oleh

pemerintah daerah selang waktu 20 tahun. Strategis tidaknya suatu isu

tentu harus dinilai dari kerangka urgensitas dan relevansi penanganannya

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Pemerintah Kabupaten Bogor.

III.2. ANALISIS SWOT / ANALISIS ALI DAN ALE

Analisis lingkungan strategis dengan pendekatan SWOT dilakukan

dalam upaya untuk mengidentifikasi semua faktor yang mendukung dan

menghambat terhadap pencapaian tujuan, baik yang berkenaan dengan

Analisis Lingkungan Internal (ALI) maupun Analisis Lingkungan Eksternal

(ALE). Rincian ALI dan ALE Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :

A. KEKUATAN (STRENGTHS)

1. Secara geografis, Kabupaten Bogor berdekatan dengan Ibukota

Negara sebagai pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan dengan

aktifitas pembangunan yang cukup tinggi.

2. Struktur tata ruang eksisting telah terbentuk secara hirarkis

berdasarkan wilayah pengembangan. Wilayah Pengembangan (WP)

mencakup WP Barat, Tengah, dan Timur.

3. Penggunaan lahan di Kabupaten Bogor didominasi oleh kebun

campuran. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor

memiliki potensi yang besar dalam bidang agraria yaitu hasil

perkebunan.

4. Di samping potensi perkebunan, Kabupaten Bogor juga memiliki

potensi di pertanian lahan basah (khususnya tanaman padi sawah)

yang tersebar terutama di wilayah dataran. Begitu juga potensi di

bidang peternakan (ternak besar, ternak kecil, dan ternak unggas)

dan perikanan (perikanan darat).

5. Penyebaran fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kabupaten Bogor

relatif merata di seluruh kecamatan. Artinya bahwa Kabupaten

Bogor memiliki potensi pengembangan kualitas pendidikan dan

kesehatan karena telah memiliki kuantitas infrastruktur yang

memadai.

6. Pada tahun 2007, jalan yang ada di Kabupaten Bogor terdiri atas

Jalan Nasional sepanjang 121,497 km (5 ruas), jalan provinsi

129,989 km (5 ruas), jalan Kabupaten yang bernomor ruas

Page 42: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 42

1,506,570 Km (383 ruas), jalan kabupaten yang belum bernomor

ruas 47,285 Km (28 ruas). Kondisi jalan yang mantap (baik dan

sedang) yang mencapai 68,54 % dari total panjang jalan menjadi

potensi utama dalam mendukung aktifitas perekonomian di

Kabupaten Bogor.

7. Kondisi bahwa Kabupaten Bogor merupakan daerah agraris

didukung oleh jaringan irigasi yang memadai serta sumber daya air

lainnya seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) di beberapa sungai yang

melewati Kabupaten Bogor dan keberadaan beberapa Danau/Situ.

8. Pariwisata di Kabupaten Bogor sangat beragam dan menyebar.

Mulai dari obyek wisata alam, wisata budaya, maupun kegiatan

wisata lainnya. Yang paling terkenal tentunya kawasan wisata

Puncak.

9. Kawasan hutan lindung di Kabupaten Bogor masih sangat baik

(kondisi vegetasi termasuk kawasan hutan lebat). Luas hutan

lindung yang mencapai 19,45 % dari luas Kabupaten Bogor menjadi

area penyangga untuk menjaga potensi sumber air bersih.

10. Terdapat potensi pertambangan khususnya sumber daya bahan

galian non logam, yaitu Batu Belah dan Batu Gamping.

11. Industri merupakan penyumbang terbesar PDRB di Kabupaten

Bogor. Potensi industri ini didominasi oleh industri skala kecil,

dalam hal ini home industry. Selain itu terdapat juga beberapa

industri menengah yang tersebar berdasarkan pola kluster yang

terbentuk di koridor jalan utama di Kabupaten Bogor. Terdapat

juga beberapa kawasan industri di wilayah Botabek yang cukup

berkembang.

B. KELEMAHAN (WEAKNESSES)

1. Kabupaten Bogor merupakan wilayah daratan dengan tipe

morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif

rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan.

Dengan kondisi ekologi dan morfologi yang ada tersebut, wilayah

Kabupaten Bogor sebagian besar berfungsi lindung (non budidaya

dan budidaya terbatas), sehingga wilayah yang dapat terbangun

terbatas untuk kegiatan budidaya hanya wilayah dataran rendah

bagian utara.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 43

2. Terjadi peningkatan luasan lahan permukiman dapat berdampak

pada kualitas lahan di Kabupaten Bogor. Seperti diketahui bahwa

Kabupaten Bogor merupakan Kawasan Resapan Air. Pengalihan

guna lahan untuk permukiman secara tidak terkendali dapat

mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya air.

3. Masih rendahnya rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf

dan masih terdapatnya tenaga guru yang terkategori tidak layak

mengajar.

4. Rendahnya usia harapan hidup sebagai akibat dari masih tingginya

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),

tingginya angka gizi buruk, rendahnya pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan, dan rendahnya angka aksesibilitas pelayanan

kesehatan dan masih rendahnya cakupan sarana air bersih (SAB).

5. Tidak optimalnya pengelolaan jaringan irigasi dan sumber daya air

lainnya seperti danau/waduk.

6. Masih rendahnya cakupan pelayanan prasarana dasar masyarakat,

dimana tingkat kerusakan prasarana yang ada semakin tinggi,

terbatasnya akses infrastruktur dalam menunjang pengembangan

kawasan perdesaan sebagai kawasan pengembangan ekonomi

(rural development), termasuk kurangnya akses transportasi

sebagai sarana penghubung antar sentra kegiatan, seperti

terminal, perparkiran, halte, dan pangkalan angkutan umum serta

kurangnya jumlah trayek dibandingkan dengan konsentrasi

kegiatan ekonomi atau permukiman.

7. Pengembangan infrastruktur wilayah masih terkendala kepada

pembebasan lahan.

8. Pengembangan jaringan jalan pada ruas-ruas yang berfungsi

regional belum banyak perubahan yang berarti.

9. Keterbatasan sumber air baku di wilayah Kabupaten Bogor untuk

pengembangan dan kuantitas air tanah pada musim kemarau

cenderung berkurang.

10. Kekurangan lahan untuk TPA di daerah perkotaan yang kurang

dapat diakomodasi oleh daerah di sekitarnya. Hal ini disebabkan

belum adanya mekanisme penyelenggaraan penanganan

persampahan secara bersama antara kabupaten dan kota.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 44

11. Belum adanya prediksi yang rinci mengenai komposisi sampah,

sehingga potensi bahan inorganik untuk pendaurulangan skala

besar belum dapat dilaksanakan, sehingga dapat menurunkan

volume sampah yang terkumpul.

12. Pemanfaatan lahan untuk tanaman padi sawah memiliki sedikit

hambatan karena adanya kerikil/batuan pada permukaan tanah

(stoniness).

13. Pemanfaatan lahan untuk persawahan di dataran banjir dan

dataran aluvial seperti yang ada di Kecamatan Tenjo, Parung

Panjang, Jasinga, Cigudeg, Leuwiliang, Jonggol dan Ciseeng

memiliki hambatan adanya ancaman banjir akibat meluapnya air

sungai.

14. Rendahnya produktivitas dan kualitas hasil pertanian, disebabkan

belum meratanya penerapan teknologi, kualitas SDM serta

kurangnya minat generasi muda untuk terjun dalam usaha tani,

dukungan sarana dan prasarana pertanian yang belum memadai,

disamping kekurangan modal, dan tingginya biaya operasional

usaha pertanian.

15. Pengembangan wisata alam Puncak akan dihadapkan kepada isu

terganggunya fungsi wilayah sebagai daerah konservasi.

16. Belum terbentuknya pola kawasan industri yang baik di Kabupaten

Bogor. Hal ini mengakibatkan tidak terakomodasinya kegiatan

industri di Kabupaten Bogor.

17. Masyarakat tidak tahu tentang arahan kebijakan tata guna tanah,

air dan udara termasuk dalam batasan melakukan kegiatan.

C. PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Kabupaten Bogor, sebagai salah satu hinterland di bagian Selatan

Kota Jakarta merupakan kawasan yang banyak menarik minat

investor untuk menanamkan modalnya berusaha di bidang-bidang

perumahan, industri, peternakan, pertanian, dan lain-lain.

2. Dalam arahan rencana pengembangan kawasan andalan di Jawa

Barat, Kabupaten Bogor diklasifikasikan sebagai Kawasan Andalan

Bogor Depok Bekasi (Bodebek) dengan kegiatan utama industri,

pariwisata, jasa, dan sumberdaya manusia; dan Kawasan Andalan

Page 45: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 45

Bogor Puncak Cianjur (Bopunjur) dengan kegiatan utama agribisnis

dan pariwisata.

3. Arahan pemanfaatan ruang sebagai kawasan hutan lindung

(Gunung Halimun-Salak, Gunung Gede-Pangrango dan sekitarnya)

pada bagian Timur dan Barat wilayah Kabupaten Bogor dan

sekitarnya.

4. Pengembangan infrastruktur transportasi darat diarahkan melalui

peningkatan jalur Bogor - Sukabumi � Cianjur.

5. Fungsi Wilayah Jabodetabekjur sebagai satu kawasan Metropolitan

yang merupakan satu kesatuan ekosistem dengan Kabupaten/Kota

lain di Wilayah Jabodetabekjur, memerlukan perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang

yang terpadu.

6. Perlu adanya usaha peningkatan keterampilan usaha tani yang

bukan saja mampu menghasilkan komoditas berkualitas dan

bernilai tinggi, tetapi juga mampu menghasilkan produk olahan

lanjutan yang memiliki nilai tambah.

7. Perlu juga dikembangkan pasar lokal yang telah ada yang selama

ini menjadi outlet hasil pertanian, menjadi pusat pengumpul hasil

pertanian dan sarana transaksi antara produsen dengan pedagang

yang terdekat dengan sentra produksi hasil pertanian tersebut.

8. Pengembangan pariwisata di masa mendatang memiliki prospek

berkembang, khususnya pada Kawasan Wisata GSE seiring semakin

meningkatnya kunjungan dan memilki akses yang cukup baik

apabila pelaksanaan pembangunan Bogor Outer Ring Road yang

akan menghubungkan antara Kota Bogor dengan akses menuju

Kawasan Wisata GSE.

9. Melihat banyaknya usaha pertambangan saat ini, kaitannya dengan

upaya peningkatan devisa bagi daerah, maka pengelolaan bahan

tambang menjadi bahan setengah jadi melalui pembangunan

pabrik pengolahan diharapkan dapat memberikan nilai tambah

baik secara sosial dan ekonomi.

10. Adanya rencana pengembangan infrastruktur khususnya yang

menghubungkan Tol Jagorawi dengan Parung (alternatif menuju

Serang Banten), serta rencana pengembangan jalan yang

menghubungkan Sentul dengan Sukamakmur-Tanjungsari sebagai

alternatif Puncak menuju Bandung, serta rencana pembangunan

Page 46: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 46

Sport Center (pengganti Senayan) memungkinkan Kabupaten

Bogor untuk dapat lebih berkembang lagi.

11. Adanya wacana pemekaran sebagian wilayah Kabupaten Bogor

menjadi Bogor Barat merupakan peluang dalam hal pengembangan

wilayah. Diharapkan dengan terbentuknya Bogor Barat menjadi

kabupaten, akan meningkatkan perekonomian di wilayah Bogor

Barat sehingga berdampak kepada peningkatan mobilitas,

aksesibilitas, serta distribusi orang dan barang.

D. ANCAMAN (THREATS)

i. Pengalihan guna lahan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan

peruntukannya dapat mengakibatkan terjadinya degradasi lahan.

Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan potensi bencana yang

timbul seperti erosi, banjir, polusi, dan lain-lain.

ii. Wacana pemekaran sebagian wilayah Kabupaten Bogor menjadi

Bogor Barat berpengaruh terhadap keberadaan sumber daya alam.

Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap berkurangnya potensi

pendapatan daerah Kabupaten Bogor.

iii. Peningkatan pembangunan aksesibilitas jalan secara berlebihan

akan mempengaruhi aktifitas pertanian di Kabupaten Bogor.

Semakin banyak jaringan jalan yang ada, maka kegiatan pertanian

akan semakin terdesak akibat berkurangnya lahan pertanian.

iv. Pemanfaatan air bersih secara berlebihan dapat mengakibatkan

menurunnya kuantitas dan kualitas sumber air khususnya air

tanah.

v. Kecenderungan menurunnya luasan kawasan lindung akibat

pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bogor.

vi. Pemanfaatan potensi pertambangan yang tidak terkendali dapat

mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat lahan galian yang

ditinggalkan.

vii. Pembangunan kawasan-kawasan industri dapat meningkatkan

polusi baik polusi udara, air, maupun suara. Hal ini dapat

mengurangi kualitas kesehatan masyarakat di sekitar kawasan

industri.

viii. Untuk peningkatan pelayanan birokrasi, perlu menerapkan sistem

pengembangan karir PNS (pola dan jenjang karir) terutama

dengan mengintegrasikan komponen Diklat (baik Diklat

Page 47: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 47

kepemimpinan, fungsional maupun teknis) sebagai salah satu

persyaratan dalam melakukan promosi, rotasi dan mutasi

aparatur.

Faktor-faktor internal yang dimiliki dan faktor-faktor eksternal yang

dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Bogor yang kemudian diformulasikan

ke dalam Matriks SWOT, diperoleh 4 (empat) kelompok strategi yang

secara lengkap tercantum dalam Lampiran.

III.3. ISU-ISU STRATEGIS

A. SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

1. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor diperkirakan akan meningkat

mencapai sekitar 5.642.969 jiwa pada tahun 2025 (BPS Jawa

Barat). Diperlukan pengendalian kuantitas dan laju pertumbuhan

penduduk untuk menciptakan penduduk tumbuh seimbang dalam

rangka mendukung terjadinya bonus demografi, yang dapat

dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas SDM

yang mandiri untuk mencapai kesejahteraan. Untuk mewujudkan

hal ini, Kabupaten Bogor harus bekerja sama dengan wilayah-

wilayah lain dalam lingkup Kawasan Jabodetabek, mengingat

mobilitas orang antar wilayah Kabupaten/Kota di kawasan ini

cukup intensif.

2. Kualitas penduduk, dari sisi Rata-rata Lama Sekolah (RLS) masih

7,11 tahun sehingga membuat sebagian besar penduduk, lebih

dari 80 %, hanya berpendidikan paling tinggi SLTP/sederajat. Di

dalam jumlah itu, jumlah penduduk yang hanya tamat SD lebih

dari separuhnya.

3. Menurunkan AKI dan AKB secara signifikan, baik melalui

pendekatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dilaksanakan oleh pemerintah

dan swasta, maupun melalui pendekatan pemberdayaan

masyarakat dengan menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam

menanggulangi masalah-masalah kesehatan.

4. Kualitas hidup dan peran perempuan dan anak di berbagai bidang

pembangunan masih rendah, yang ditandai oleh rendahnya angka

indeks pembangunan gender (IPG) dan tingginya tindak kekerasan,

eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak, serta

Page 48: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 48

kurang memadainya kesejahteraan, partisipasi dan perlindungan

anak.

B. EKONOMI

1. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama 5 tahun terakhir

yang terus mengalami peningkatan, dengan kontribusi terbesar

berasal dari sektor sekunder, menunjukkan bahwa perekonomian

Kabupaten Bogor banyak dipengaruhi oleh spill over effect dari

pertumbuhan aktivitas ekonomi di Jakarta. Hal ini karena sektor

sekunder dan tersier yang berkembang sifatnya lebih

terkait/berorientasi ke Jakarta dari pada terkait/berorientasi

untuk pembangunan kapasitas sumber daya lokal. Dapat dilihat

bagaimana perkembangan sektor industri, properti dan

perdagangan semuanya berkembang karena adanya proses urban

sprawl yang terjadi hingga meluas ke wilayah-wilayah penyangga

Jakarta. Banyak penduduk yang bertempat tinggal di Bogor

bekerja di Jakarta, dan banyak industri di Bogor yang berkantor

pusat di Jakarta. Karena itu wajar apabila pertumbuhan ekonomi

di Kabupaten Bogor tidak memberikan multiplier effect yang

signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Bogor;

2. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat juga diiringi dengan

tingginya jumlah pengangguran dan penduduk miskin. Ini berarti

masih banyak aktivitas ekonomi yang tidak memberikan multiplier

effect bagi perluasan kesempatan kerja dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Apabila aktivitas ekonomi seperti ini

terus didorong maka akan memicu terjadinya kesenjangan sosial

yang makin meningkat;

3. Jumlah penganggur adalah lebih dari seperempat penduduk usia

kerja. Tingkat pengangguran cenderung bertambah dikarenakan

ada kecenderungan penurunan investasi dan relokasi industri yang

berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Selain itu, di sektor

pertanian dan kawasan perdesaan juga terjadi konversi lahan

pertanian ke guna lahan lain yang menyebabkan pelepasan petani

dari tanah dan kegiatan dasarnya;

4. Pengembangan perdagangan di Kabupaten Bogor difokuskan

kepada sistem distribusi barang dan peningkatan akses pasar, baik

Page 49: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 49

pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri, tetapi belum ada

orientasi untuk mengembangkan sektor perdagangan yang mampu

memberikan insentif bagi tumbuhnya komoditas-komoditas

unggulan lokal. Sehingga perkembangan sektor perdagangan tidak

cukup hanya difokuskan pada distribusi barang dan perluasan

akses pasar melalui pameran atau promosi saja, tetapi institusi

pasar lokal harus dibangun agar sektor perdagangan dapat

mendorong pengembangan komoditas unggulan lokal dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat;

5. Meskipun pertumbuhan koperasi dan usaha kecil cukup signifikan,

tetapi dalam pengembangannya masih mengahadapi sejumlah

masalah, antara lain :

• Masih terbatasnya kemampuan, keterampilan, wawasan SDM

koperasi sehingga mengakibatkan masih lemahnya kinerja

organisasi, manajemen dan usaha.

• Lemahnya struktur permodalan, pemupukan modal sendiri dan

terbatasnya akses permodalan pada sumber modal dari luar.

• Masih terbatasnya akses pemasaran terutama dalam

menghadapi persaingan usaha.

6. Kinerja sektor pertanian masih lemah karena hubungan yang

belum sinergis antar berbagai sub sistem pertanian, dan kinerja

masing-masing subsistem terutama budidaya (on farm) masih

lemah. Aktivitas budidaya dihadapkan pada permasalahan luasan

lahan petani yang makin sempit, teknologinya masih tradisional,

mutu produk masih rendah, harga tidak mendukung dan struktur

pasar juga cenderung merugikan petani. Apabila Kabupaten Bogor

ingin mengoptimalkan keunggulan agroekosistem yang dimilikinya,

maka prasyarat utama yang harus dilakukan adalah reforma

agraria dan kebijakan penataan ruang yang mampu memberikan

insentif bagi tumbuhnya sektor pertanian;

7. Potensi pariwisata Kabupaten Bogor berupa alam, adat istiadat,

seni dan budaya perlu dikembangkan sebagai modal dasar

pembangunan kepariwisataan, dengan teap menjaga kelestarian

lingkungan dan nilai-nilai setempat.

Ekowisata dan desa wisata lebih ditekankan/menjadi prioritas

sebagai bentuk pembangunan pariwisata berkelanjutan dan

berbasis masyarakat.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 50

Disamping itu harus didukung sumber daya manusia, fasilitas

pariwisata yang memadai, dan yang tidak kalah pentingnya adalah

sarana wisata belanja untuk menampung produk khas Bogor

termasuk industri kecil/kerajinan. yang akan dikembangkan

adalah wisata alam, wisata budaya dan wisata belanja. Wisata

alam dan wisata budaya menunjukkan keunggulan atau kekhasan

Kabupaten Bogor. Sedangkan untuk wisata belanja dalam

perkembangannya harus diarahkan untuk memfasilitasi pemasaran

produk-produk khas Kabupaten Bogor seperti tumbuhnya kerajinan

tas dan sepatu. Sayangnya masih banyak pusat-pusat perbelanjaan

yang justru tidak menjual produk-produk lokal tetapi sekedar

menjadi outlet untuk menjual produk-produk dari luar Kabupaten

Bogor;

8. Jumlah warga yang miskin lebih dari seperempat jumlah

penduduk. Angka ini ada kecenderungan terus meningkat terkait

dengan kebijakan nasional berupa kenaikan harga bahan bakar

minyak dan gas untuk kebutuhan konsumsi yang memicu

meningkatnya biaya hidup secara keseluruhan.

C. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Hasil-hasil riset yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga penelitian

dan lembaga pendidikan tinggi yang tersebar di Kabupaten Bogor

belum dapat didesiminasikan dan dimanfaatkan secara nyata dalam

proses pelaksanaan pembangunan, karena IPTEK ini sangat diperlukan

dalam pemberdayaan UKM, pertanian, peternakan dan perdagangan.

D. SARANA DAN PRASARANA

1. Perubahan fungsi lahan untuk kebutuhan prasarana kota

mengakibatkan luasan ruang terbuka hijau semakin kecil. Oleh

karena itu, dibutuhkan pengawasan pemerintah daerah untuk

menjaga dan memelihara kualitas dan kuantitas lahan ruang

terbuka hijau serta memulihkan ruang terbuka hijau yang

menurun fungsinya;

2. Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bogor perlu ditingkatkan.

Hal ini berkaitan dengan masih banyaknya permasalahan TPA-TPA

di Kabupaten Bogor, baik dari sisi kondisi, sistem pengoperasian,

Page 51: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 51

pemilihan lokasi TPA yang baru, maupun alokasi anggaran

pemerintah daerah;

3. Prasarana dan sarana lingkungan perumahan di Kabupaten Bogor,

khususnya di kawasan pedesaan memerlukan perhatian

pemerintah dan mengingat keterbatasan kemampuan masyarakat

desa;

4. Penanggulangan bahaya kebakaran di Kabupaten Bogor perlu

ditingkatkan dengan mencakup upaya penyuluhan untuk

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

pencegahan bahaya kebakaran;

5. Penataan reklame di kawasan perkotaan dan jaringan jalan perlu

ditingkatkan dengan meningkatkan kesadaran pihak-pihak yang

berkepentingan termasuk masyarakat;

6. Penerbitan IMB masih dirasakan berbelit, birokratis, lama dan

mahal sehingga menyebabkan masyarakat enggan untuk mengurus

IMB terutama untuk rumah tinggal di perdesaan dan di luar

kawasan perumahan;

7. Penyesuaian ruang milik jalan pada jalan bernomor ruas dengan

mengikuti peraturan perundangan yang berlaku dan juga

penambahan penomoran ruas jalan dalam rangka kemudahan

inventarisasi dan penanganan permasalahan;

8. Penataan sistem jaringan jalan yang nyaman dan memadai menuju

obyek wisata di Kabupaten Bogor;

9. Pengelolaan dan sistem informasi penanganan situ yang belum

optimal terkait dengan status kewenangannya sedangkan

fungsinya secara lokal sangat penting. Upaya kerjasama dengan

pihak yang berwenang yang dalam hal ini adalah Provinsi Jawa

Barat perlu diupayakan dan terus ditingkatkan;

10. Permasalahan irigasi di Kabupaten Bogor memerlukan upaya

penataan data inventarisasi irigasi yang terintegrasi dengan

melibatkan dan memberdayakan P3A Mitra Cai;

11. Seiring dengan meningkatnya kegiatan pembangunan daerah,

pertambahan kendaraan bermotor, dan pergerakan penduduk,

maka jumlah titik kemacetan juga bertambah. Penambahan

sarana dan prasarana pengamanan lalu-lintas beserta aparatnya

perlu memperoleh perhatian;

Page 52: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 52

12. Perlu menjaga fungsi terminal-terminal supaya tidak turun

kualitasnya atau beralih fungsi ke penggunaan lain;

13. Sehubungan dengan pemekaran Bogor Barat, maka perlu

penyesuaian jaringan angkutan umum beserta jumlah armadanya

disesuaikan dengan permintaannya;

14. Peningkatan dan pembangunan kapasitas maupun sarana di bidang

pos dan telekomunikasi di Kabupaten Bogor beserta dengan

sumberdaya manusianya;

15. Perlu penataan perparkiran yang sesuai dengan kondisi

masyarakat setempat sehingga retribusi yang diharapkan

terkumpul bisa terus meningkat.

E. POLITIK

Menjaga proses konsolidasi demokrasi ke arah terwujudnya

pengawasan dan penyeimbangan kekuasaan politik terutama kejelasan

di lingkup penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Bogor yang lebih

mendorong kemandirian di daerah.

Pada lingkup pemerintahan daerah, konsolidasi demokrasi perlu

didukung dengan kebijakan daerah yang reformis dan birokrasi yang

memenuhi syarat profesionalisme, efektivitas, dan mandiri serta baik

dan bersih.

F. KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

Kedepan upaya meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat

masih dihadapkan pada berbagai persoalan seperti banyaknya berbagai

masalah sosial yang dapat menjadi faktor pencetus kriminal bagi

timbulnya gangguan trantibmas, seperti menekan pengangguran,

keadilan dan ketersediaan pelayanan publik, pengembangan motivasi

hidup disiplin, serta transparansi penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

G. HUKUM

1. Berbagai permasalahan selama ini yang terkait dengan aspek

hukum adalah masih lemahnya kinerja penegakkan hukum daerah

terhadap berbagai pelanggaran yang terjadi, dan masih perlu

ditingkatkannya kualitas dan kuantitas produk hukum daerah,

Page 53: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 53

serta belum berkembangnya budaya/kesadaran hukum

masyarakat;

2. Perangkat hukum masih belum mampu melandasi semua aktifitas

masyarakat dan pemerintah, karena masih ditemukannya kasus-

kasus pelanggaran hukum baik berupa KKN (Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme) maupun tindak kekerasan yang lain, yang

menunjukkan penegakkan hukum masih belum mampu membuat

masyarakat sadar hukum.

H. APARATUR

1. Penempatan aparatur pemerintah sebagai salah satu pilar dalam

penyelenggaraan pemerintahan memiliki peran yang sangat

strategis dalam mewujudkan pelayanan prima aparatur

pemerintah kepada masyarakat. Penempatan posisi dan jabatan

aparatur belum mengedepankan pola pengembangan karir yang

berbasis pada profesionalitas dan kompetensi aparatur atau belum

menggunakan pola �merit system�;

2. Dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik

(good governance), dengan meningkatkan kompetensi aparatur

pemerintah Kabupaten berdasarkan standarisasi nasional dan

peningkatan kualitas kinerja organisasi publik berdasarkan standar

pelayanan minimal disertai dengan kesiapan mental dan

peningkatan kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Bogor, agar

mampu memberikan pelayanan publik yang dapat mememenuhi

aspek transparansi dan akuntabilitas yang lebih sederhana,

murah dan cepat dengan pemanfaatan e-goverment, e-

procurement dan pelayanan satu pintu;

3. Perlunya peningkatan dan diversifikasi jaringan sistem informasi

manajemen (bidang kepegawaian, kearsipan, keuangan, dsb) yang

berbasis teknologi komunikasi dan informasi sebagai perwujudan

electronic government (e-gov) bagi optimalisasi kinerja dan

layanan organisasi public dalam pembangunan.

I. TATA RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

1. Penyusunan dokumen rencana yang belum tersistematis, hal ini

berkaitan dengan tingkat kedetailan produk peta. Di beberapa

wilayah kecamatan masih ada yang belum memiliki dokumen

Page 54: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 54

rencana, sementara di wilayah kecamatan lain banyak yang

memiliki dokumen rencana bahkan sampai tingkat detail

(perencanaan tapak);

2. Perlunya ketersediaan rencana tata ruang secara merata bagi

semua wilayah administrasi pemerintahan dengan kelengkapan

tema yang diarahkan oleh peraturan perundangan berlaku;

3. Perlu kajian yang komprehensif dalam menentukan struktur ruang

yang baru setelah Kabupaten Bogor Barat terbentuk nantinya,

sehingga dapat meningkatkan pola pemanfaatan ruang;

4. Kawasan pertanian perlu terus dipertahankan, khususnya di

kawasan yang sangat produktif. Hal ini terkait dengan kondisi

bahwa konversi lahan dari pertanian ke

perumahan/komersial/industri cenderung meningkat. Sawah

produktif sangat berkontribusi terhadap perekonomian di

Kabupaten Bogor;

5. Pengendalian Pemanfaatan Ruang perlu terus ditingkatkan

mengingat secara regional Kabupaten Bogor berperan dalam

masalah banjir di Jakarta;

6. Penataan kawasan perbatasan, dengan penentuan titik ordinat

dan pemasangan patok, baik perbatasan Kabupaten Bogor dengan

Kabupaten/Kota di sekitarnya, perbatasan antar kecamatan di

Kabupaten Bogor, maupun perbatasan dengan Propinsi Jawa Barat

dan Propinsi Banten yang berada di Kabupaten Bogor;

7. Penertiban kepemilikan tanah oleh Pemerintah Daerah untuk

cadangan tanah pemakaman;

8. Penyelesaian permasalahan, konflik/sengketa pertanahan tanah

terhadap ex HGU di beberapa perusahaan, baik dengan

masyarakat maupun dengan pihak yang menguasai tanah

dimaksud;

9. Penyelesaian permasalahan konflik pertanahan di beberapa desa

yang telah digarap oleh masyarakat.

J. SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Penilaian AMDAL menjadi isu yang strategis terkait dengan

seberapa besar komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap

pembangunan wilayah berbasiskan ramah lingkungan.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 55

Kenyataannya, kondisi sungai-sungai umumnya sudah tercemar

limbah dari berbagai kegiatan produktif warga dan swasta;

2. Terwujudnya ketersediaan sumber daya alam bagi sumber energi

dan sebagai bagian penyeimbang iklim global;

3. Meningkatnya pengembangan potensi wilayah baik pada daerah

sekitar hutan, persawahan, dan daerah-daerah sekitar kawasan

industri dengan mengembangkan produk unggulan yang spesifik

dan kompetitif serta mempunyai dampak langsung terhadap

percepatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja

dengan mempertimbangkan kelestarian alam.

III.4 MODAL DASAR

Modal dasar pembangunan daerah adalah seluruh sumber kekuatan daerah,

baik yang efektif maupun potensial, yang dimiliki dan didayagunakan

dalam pembangunan daerah.

1. Kabupaten Bogor mempunyai bentang alam pegunungan vulkanik yang

memiliki keindahan panorama alam didukung kesejukan dengan suhu

rata-rata 250C dengan rata-rata curah hujan tahunan 2,500 - 5,000

mm/tahun mempunyai jenis tanah yang subur, kelimpahan sumber air

dan keanekaragaman hayati, menjadi sumber potensial bagi

kemakmuran masyarakat dan menjadi daya tarik wisatawan.

2. Sebagai salah satu hinterland di bagian selatan kota Jakarta, dengan

akses yang mudah dicapai dan masih luasnya ketersediaan lahan,

menjadikan Kabupaten Bogor sebagai wilayah yang banyak menarik

minat investor untuk menanamkan modalnya berusaha di bidang

perumahan, industri agro, resort dan lain-lain.

3. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang relatif besar dan homogenitas

kesukuan merupakan sumber daya potensial dan produktif bagi

pembangunan daerah.

4. Keramahtamahan yang merupakan karakteristik kebudayaan

masyarakat setempat memudahkan asimilasi sosial, merupakan modal

sosial yang mempercepat masuknya investasi dari luar.

5. Infrastruktur yang relatif memadai terutama di sekitar wilayah

perbatasan dengan Jakarta mengakibatkan kabupaten Bogor menjadi

salah satu wilayah di hinterland Jakarta yang sesuai untuk

pengembangan permukiman, perdagangan dan industri.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 56

6. Kabupaten Bogor memiliki produk-produk pertanian unggulan seperti

komoditas teh di kawasan Puncak, buah-buahan, peternakan dan

perikanan darat di kawasan Bogor Barat dan sebagainya.

7. Kabupaten Bogor memiliki produk-produk UKM unggulan seperti

kerajinan tas, sepatu dan sebagainya.

8. Kabupaten Bogor memiliki kawasan industri yang cukup berkembang

terutama di daerah Cibinong, Cileungsi dan sekitarnya.

9. Kabupaten Bogor memiliki individu-individu SDM yang unggul

mengingat banyaknya institusi penelitian maupun pendidikan tinggi

yang ada di wilayahnya.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 57

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH

TAHUN 2005�2025

IV.1. Visi Pembangunan Daerah

Berdasarkan kondisi Kabupaten Bogor sampai saat ini, isu-isu

strategis dan dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka

Visi Pembangunan Kabupaten Bogor tahun 2005�2025 adalah :

�KABUPATEN BOGOR MAJU DAN SEJAHTERA BERLANDASKAN IMAN DAN

TAKWA�

Pernyataan Visi Kabupaten Bogor di atas, memiliki makna :

- Maju, berarti masyarakat telah mencapai atau berada pada tingkat

kemajuan yang lebih tinggi atau masyarakat telah menuju ke arah yang

lebih baik maupun berkembang ke arah yang lebih baik. Maju juga

berarti bahwa Kabupaten Bogor sebagai wilayah terus melakukan

pengembangan diri untuk terus menyesuaikan diri terhadap perubahan

yang terjadi di dalam maupun di luar. Tingkat kemajuan dapat diukur

berdasarkan kualitas SDM, tingkat kemakmuran, terkendalinya

perubahan lingkungan alam dan binaan melalui kesadaran

pembangunan yang berkelanjutan, serta kemantapan sistem dan

kelembagaan politik dan hukum.

- Sejahtera berarti masyarakat telah berada dalam kondisi aman dan

sentosa (terlepas dari segala gangguan dan kesulitan), makmur (telah

terpenuhinya seluruh kebutuhan dasarnya sesuai dengan standar hidup

yang layak bagi kemanusiaan) dan tentram (gemah ripah, repeh,

rapih). Tingkat sejahtera masyarakat Kabupaten Bogor diukur

berdasarkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

- Iman dan Takwa sebagai landasan dalam melaksanakan aktivitas guna

pencapaian visi dan misi yang ditetapkan melalui pengamalan ajaran

agama. Pengamalan ajaran agama secara konsisten dalam kehidupan

bermasyarakat akan mewujudkan situasi yang kondusif untuk

melaksanakan pembangunan daerah.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 58

IV.2. Misi Pembangunan Daerah

Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh

melalui 4 (empat) misi pembangunan jangka panjang Kabupaten Bogor

sebagai berikut :

Misi Pertama : Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

adalah membangun sumber daya manusia yang sehat,

cerdas, produktif, kompetitif dan berakhlak mulia,

serta menghargai dan menerapkan nilai-nilai luhur

budaya.

Misi Kedua : Mewujudkan perekonomian rakyat yang maju adalah

mengembangkan dan memperkuat perekonomian

regional berorientasi pada keunggulan komparatif,

kompetitif dan kooperatif dengan berbasis pada

potensi lokal sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi

yang stabil dan berkesinambungan dengan mekanisme

pasar yang berlandaskan persaingan sehat.

Perkembangan ekonomi regional didukung oleh

penyediaan infrastruktur yang memadai, tenaga kerja

yang berkualitas dan regulasi yang mendukung

penciptaan iklim investasi yang kondusif.

Misi Ketiga : Mewujudkan Kabupaten Bogor yang TEGAR BERIMAN

(Tertib, Segar, Bersih, Indah, Aman dan Nyaman)

dan berkelanjutan adalah membentuk suatu kondisi

dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat

terselenggaranya proses pembangunan daerah dalam

rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Bogor

yang maju dan sejahtera yang ditandai dengan

terjaminnya ketertiban dan keamanan serta

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

yang berkelanjutan, menjaga fungsi dan daya dukung

lingkungan, serta keseimbangan pemanfaatan ruang

yang serasi antara penggunaan untuk permukiman,

kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi di

kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Misi Keempat : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

adalah membangun akuntabilitas kepemerintahan

Page 59: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 59

yang bertanggung jawab, peningkatan efisiensi

birokrasi, kemitraan yang serasi antara legislatif

dengan eksekutif, penciptaan stabilitas politik dan

konsistensi dalam penegakan hukum serta peningkatan

pelibatan dan partisipasi masyarakat dan swasta

dalam pelaksanaan pembangunan daerah sehingga

pelayanan umum terus dapat ditingkatkan.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 60

BAB V ARAH, TAHAPAN, DAN PRIORITAS

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005�2025

V.1 SASARAN PEMBANGUNAN MENURUT MISI

Tujuan pembangunan jangka panjang Kabupaten Bogor tahun 2005�2025

adalah mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Untuk mencapai

tujuan tersebut, maka pembangunan daerah dalam dua puluh tahun

mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai

berikut :

A. Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, ditandai oleh

hal-hal berikut :

1. Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia, dan bermoral

berdasarkan falsafah negara Pancasila yaitu beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Meningkatnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat;

3. Terwujudnya sumberdaya manusia yang berdaya saing yang

ditunjukkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan

keterampilan.

B. Terwujudnya perekonomian rakyat yang maju, ditandai oleh hal-hal

berikut :

1. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan

keunggulan kompetitif di sektor industri dan perdagangan serta

didukung oleh pertanian yang tangguh dan pariwisata yang berbasis

masyarakat;

2. Meningkatnya daya tahan dan daya saing dunia usaha, serta

tumbuhnya wirausaha baru terutama Usaha Kecil Menengah;

3. Terbangun dan terpeliharanya jaringan infrastruktur perhubungan

yang andal dan terintegrasi, serta terwujudnya kemudahan dan

efisiensi bagi pergerakan orang, barang dan jasa;

4. Terbangun dan terpeliharanya jaringan irigasi untuk pemenuhan

kebutuhan air bagi pertanian;

5. Terwujudnya pengendalian pemanfaatan sumber daya air secara

berkelanjutan untuk kemajuan daerah;

6. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat;

Page 61: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 61

7. Terpenuhinya jangkauan pelayanan jaringan komunikasi dan

teknologi informasi (telematika) ke seluruh wilayah;

8. Meningkatnya pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif untuk

pembangunan daerah;

9. Terjaminnya ketersediaan kebutuhan pangan;

10. Meningkatnya kemampuan daya beli dan pendapatan per kapita

masyarakat Kabupaten Bogor.

C. Terwujudnya Kabupaten Bogor yang TEGAR BERIMAN (Tertib, Segar,

Bersih, Indah, Aman dan Nyaman) dan Berkelanjutan ditandai oleh

hal-hal berikut :

1. Meningkatnya penegakan hukum demi terwujudnya ketentraman dan

ketertiban masyarakat;

2. Meningkatnya kualitas lingkungan dan perilaku hidup bersih dan

sehat;

3. Tercapainya penataan ruang yang memperhatikan keseimbangan

antara fungsi lindung dan fungsi budidaya;

4. Terciptanya suasana aman dan nyaman dalam lingkungan

permukiman, wilayah dan daerah;

5. Terwujudnya keselarasan antara keindahan tata ruang dan tata

hijau;

6. Meningkatnya kesadaran dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan

sumber daya alam serta pelestarian fungsi lingkungan hidup yang

berkelanjutan;

7. Terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya

alam setempat untuk mewujudkan nilai tambah sosial ekonomi dan

menjadi modal pembangunan daerah.

D. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, ditandai oleh hal-

hal berikut :

1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penetapan kebijakan dan

pelaksanaan pembangunan daerah yang didukung oleh kondisi politik

yang demokratis;

2. Meningkatnya profesionalisme aparatur, efisiensi birokrasi dan

akuntabilitas pemerintahan daerah yang bermuara kepada

peningkatan pelayanan publik, sehingga terwujud pemerintahan

yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab;

Page 62: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 62

3. Meningkatnya penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia

yang menjamin terwujudnya ketentraman dan ketertiban

masyarakat;

4. Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa untuk memperkuat

penyelenggaraan pemerintahan daerah;

5. Meningkatnya transparansi dan akses masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintahan daerah serta pelayanan publik.

Untuk mencapai sasaran-sasaran pokok tersebut, arah pembangunan jangka

panjang selama kurun waktu dua puluh tahun mendatang adalah sebagai

berikut :

V.2 ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005�2025

V.2.1 ARAHAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN BOGOR

A. MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS

Pembangunan sumber daya manusia (SDM) memiliki peran yang sangat

penting dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Bogor yang maju dan

sejahtera sehingga mampu berdaya saing dalam era globalisasi.

Disamping itu, terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia,

bermoral, dan beretika sangat penting bagi terciptanya suasana

kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan

harmonis. Oleh karena itu, pembangunan SDM di Kabupaten Bogor

diarahkan pada :

Arah pembangunan keagamaan adalah :

1. Peningkatan pemahaman ajaran agama melalui pendidikan agama dan

dakwah serta syiar-syiar keagamaan;

2. Penciptaan kerukunan hidup beragama, baik kerukunan intern umat

beragama maupun antar umat bergama;

3. Peningkatan pelayanan keagamaan baik fisik maupun non fisik serta

partisipasi umat beragama dalam pembangunan daerah;

4. Peningkatan pengamalan ajaran agama secara utuh sehingga terwujud

kesalehan individu dan kesalehan sosial.

Arah pembangunan pendidikan adalah :

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan;

Page 63: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 63

2. Peningkatan akses pelayanan pendidikan yang berkualitas, terutama

kelompok masyarakat miskin dan pedesaan;

3. Peningkatan mutu pendidikan yang didasarkan pada Standar

Pelayanan Minimal (SPM) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP);

4. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan kependidikan,

baik teknis maupun non teknis agar lebih mampu mengembangkan

kompetensinya;

5. Peningkatan peran serta masyarakat, orang tua, dan swasta dalam

pembangunan pendidikan;

6. Optimalisasi peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah guna

peningkatan mutu lembaga pendidikan;

7. Peningkatan manajemen pendidikan yang berbasis sekolah melalui

otonomi dalam menyelenggarakan pendidikan secara efektif, efisien,

transparan dan akuntabel.

Arah pembangunan kesehatan adalah :

1. Peningkatan kualitas upaya kesehatan, baik upaya kesehatan

perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM);

2. Pemenuhan sarana dan perbekalan kesehatan sesuai stándar;

3. Pemenuhan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia

kesehatan/tenaga kesehatan;

4. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam bidang

kesehatan;

5. Pengembangan pembiayaan kesehatan melalui sistem jaminan

pemeliharaan kesehatan;

6. Peningkatan manajemen pelayanan kesehatan termasuk regulasi

dalam bidang kesehatan.

Arah pembangunan kependudukan adalah :

1. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk;

2. Peningkatan kualitas dan tertib administrasi kependudukan sebagai

kebutuhan dasar;

3. Peningkatan kinerja program keluarga berencana;

Arah pembangunan ketenagakerjaan adalah :

Page 64: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 64

1. Peningkatan keterampilan pencari kerja;

2. Perluasan lapangan kerja, baik sektor formal maupun sektor informal;

3. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja;

4. Peningkatan hubungan industrial yang harmonis;

5. Peningkatan kerja sama dengan lembaga-lembaga ketenagakerjaan,

perguruan tinggi serta dunia usaha;

6. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui transmigrasi.

Arah pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah :

1. Peningkatan kualitas hidup dan taraf kesejahteraan, serta

perlindungan terhadap perempuan dan anak;

2. Peningkatan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan.

Arah pembangunan sosial adalah :

1. Peningkatan kualitas hidup lansia, korban bencana dan penyandang

masalah kesejahteraan sosial lainnya;

2. Peningkatan dan penggalian potensi sumber kehidupan penyandang

masalah kesejahteraan sosial;

3. Peningkatan kualitas dan peran pemuda dalam berbagai bidang

pembangunan;

4. Peningkatan budaya olahraga dan prestasi olahraga di kalangan

masyarakat.

B. MEWUJUDKAN PEREKONOMIAN RAKYAT YANG MAJU

Pembangunan ekonomi Kabupaten Bogor tahun 2005-2025 diarahkan

kepada peningkatan nilai tambah segenap sumberdaya ekonomi melalui

sektor/lapangan usaha industri pengolahan dan jasa dalam arti luas yang

berbasis pada agribisnis serta revitalisasi pertanian dalam arti luas.

Agribisnis di Kabupaten Bogor sudah ada dan tumbuh di masyarakat serta

masih memiliki potensi yang besar dan variatif serta didukung pula oleh

agro ekosistem yang cocok untuk pengembangan komoditas pertanian,

sehingga komoditas pertanian memiliki daya saing baik di tingkat lokal

dan regional. Kemampuan untuk berdaya saing merupakan salah satu

kunci bagi tercapainya kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk

memperkuat daya saing tersebut, pembangunan ekonomi Kabupaten

Bogor diarahkan pada :

Page 65: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 65

1. Penguatan struktur perekonomian dengan mendudukkan sektor

industri sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan

pertanian dalam arti luas;

2. Peningkatan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) yang

berbasis IPTEK, sehingga menjadi bagian integral dari keseluruhan

kegiatan ekonomi dan memperkuat basis ekonomi lokal dan daerah;

3. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi, energi listrik dan

telekomunikasi untuk mendukung kegiatan ekonomi, sosial, dan

budaya;

4. Pembangunan prasarana sumber daya air diarahkan untuk

mewujudkan fungsi air sebagai sumber daya sosial (social goods) dan

sumber daya ekonomi (economic goods) yang seimbang melalui

pengelolaan yang berkelanjutan sehingga dapat menjamin kebutuhan

pokok hidup dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

5. Menumbuhkembangkan industri agro yang tersebar di pedesaan untuk

meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan menyerap tenaga

kerja;

6. Pengembangan industri yang bersifat padat karya dan berbasis sumber

daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

mengurangi kemiskinan, menurunkan pengangguran, dan mendorong

pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Bogor;

7. Pengembangan kerjasama ekonomi yang sinergis dan saling

memperkuat antara wilayah Kabupaten Bogor dengan wilayah-wilayah

lain dalam kawasan metropolitan Jabodetabek. Kerjasama ekonomi

ini akan meningkatkan skala ekonomi sehingga proses pertumbuhan

ekonomi akan mengalami akselerasi/percepatan baik dalam lingkup

kawasan Jabodetabek maupun wilayah Kabupaten Bogor sendiri;

8. Pelaksanaan revitalisasi aktivitas pertanian dalam arti luas dengan

meminimalisasi konversi lahan, mengurangi lahan-lahan tidur,

perbaikan sarana prasaran irigasi, dan penguatan sistem agribisnis;

9. Pemeliharaan kualitas sumber daya alam dan lingkungan untuk

meningkatkan aktivitas ekowisata yang mampu memberikan nilai

tambah yang cukup tinggi;

10. Pengembangan aktivitas perdagangan yang mampu mendorong

distribusi barang dan jasa serta memberikan insentif bagi

Page 66: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 66

pengembangan produk-produk unggulan lokal dan meningkatkan

kesejahteraan pedagang/wirausahawan lokal;

11. Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dan/atau kemampuan

daya beli masyarakat;

12. Peningkatan kualitas pariwisata yang didukung dengan sarana dan

prasarana memadai serta memiliki kearifan lokal dan daya saing yang

tinggi.

C. MEWUJUDKAN KABUPATEN BOGOR YANG TEGAR BERIMAN (TERTIB,

SEGAR, BERSIH, INDAH, AMAN DAN NYAMAN) DAN BERKELANJUTAN

Sumber daya alam yang lestari dan lingkungan hidup yang asri akan

meningkatkan kualitas hidup manusia serta menjamin tersedianya sumber

daya yang berkelanjutan bagi pembangunan. Untuk mewujudkan

Kabupaten Bogor yang maju dan sejahtera, sumber daya alam dan

lingkungan hidup harus dikelola secara seimbang untuk menjamin

keberlanjutan pembangunan. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan

yang berkelanjutan di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat

utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan. Oleh karena

itu, pembangunan lingkungan diarahkan pada :

1. Pendayagunaan SDA yang terbarukan dan pengelolaan SDA yang tidak

terbarukan secara seimbang;

2. Peningkatan kapasitas pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup;

3. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencintai Lingkungan

Hidup;

4. Pengelolaan DAS terpadu dengan mengedepankan keseimbangan

ekosistem DAS;

5. Pengelolaan kawasan perlindungan setempat (setu, mata air);

6. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;

7. Mitigasi bencana alam yang disesuaikan dengan kondisi geologinya;

8. Penggunaan Rencana Tata Ruang sebagai acuan kebijakan spasial bagi

pembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar

pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan;

Page 67: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 67

9. Penyusunan Rencana Rinci (Rencana Detail Tata Ruang dan Rencana

Teknis Tata Ruang) yang sinergis dan berfungsi sebagai arah

pembangunan di masing-masing wilayah;

10. Pelaksanaan rehabilitasi kawasan-kawasan lindung yang telah rusak

dan sekaligus melakukan upaya untuk meningkatkan luasan kawasan

lindung guna mendorong pencapaian luasan kawasan lindung dalam

RPJP Provinsi Jawa Barat 2005-2025.

D. MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

Untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik tersebut, perlu

perubahan perilaku politik seluruh kekuatan politik masyarakat dalam

menciptakan demokrasi berbasis etika dan nilai-nilai budaya daerah,

sehingga mampu mewujudkan keadaan yang aman, tertib, dan tenteram

dalam melaksanakan pembangunan. Hal tersebut didukung oleh

supremasi hukum dan penegakan hukum yang konsisten, produk hukum

yang mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan

daerah, dan diperkuat oleh perubahan perilaku aparatur pemerintah yang

dilandasi peningkatan etos kerja, profesionalitas, taat pada peraturan,

sistem dan prosedur, serta sistem karier yang lebih terarah dan mampu

menjamin kesejahteraan pegawai sesuai dengan kinerjanya. Kapasitas

dan kapabilitas aparatur pemerintah disertai dengan kemahiran

beradaptasi dan menggunakan perangkat teknologi berbasis informasi,

terutama dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak terhadap

kualitas pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan profesionalitas

aparatur ditunjang oleh struktur organisasi tata kerja yang lebih efisien

dan efektif, diarahkan pada :

1. Perwujudan demokrasi yang diarahkan untuk memperkuat otonomi

daerah yang menjamin partisipasi masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat

serta penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM);

2. Penegakkan hukum yang konsisten didukung aparat penegak hukum

yang bersih dan kesadaran hukum masyarakat yang tinggi;

3. Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme

aparatur dan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

di daerah;

Page 68: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 68

4. Penuntasan/optimalisasi penanggulangan penyalahgunaan

kewenangan aparatur dengan penerapan prinsip-prinsip tata kelola

pemerintahan yang baik, dengan dukungan sistem administrasi

(manajemen) pemerintahan yang berbasis teknologi informasi dan

komunikasi, pemberian sanksi kepada pelaku sesuai dengan ketentuan

yang berlaku, peningkatan intensitas, efektivitas, sinergitas,

pembinaan pengawasan kinerja aparatur melalui pengawasan

melekat/sistem pengendalian intern pemerintah, optimalisasi satuan

pengawas internal, pengawasan fungsional, pengawasan legislatif dan

pengawasan masyarakat;

5. Perbaikan mutu pelayanan publik yang pro investasi;

6. Penataan wilayah Kabupaten Bogor dalam rangka pemerataan

pembangunan dan efektivitas rentang kendali pemerintahan;

7. Pengembangan kerja sama daerah dengan daerah lain di seluruh

Indonesia dan dengan daerah lain di luar wilayah Indonesia.

V.2.2 ARAHAN PEMBANGUNAN DAERAH MENURUT RTRW KABUPATEN BOGOR

Arahan rencana dan pola pengembangan merupakan penjabaran dari

tujuan, kebijakan dan struktur ruang menurut RTRW Kabupaten Bogor,

terkait dalam arahan rencana pengembangan kawasan andalan di Jawa

Barat, Kabupaten Bogor diklasifikasikan sebagai Kawasan Andalan Bogor

Depok Bekasi (Bodebek) dengan kegiatan utama industri, pariwisata,

jasa, dan sumberdaya manusia; dan Kawasan Andalan Bogor Puncak

Cianjur (Bopunjur) dengan kegiatan utama agribisnis dan pariwisata,

serta merupakan bagian dari Jabodetabek-punjur sebagai Pusat Kegiatan

Nasional (PKN) metropolitan, dijabarkan dalam arahan pengelolaan dan

pengembangan sumber daya.

A. Arahan Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya

1. Arahan pengelolaan kawasan perlindungan setempat, antara lain:

a. Perlindungan melalui tindakan pencegahan dan pemanfaatan

kawasan;

b. Perlindungan kualitas air melalui pencegahan penggunaan area

di sekitar kawasan lindung;

c. Penegakan tindakan tegas atas perilaku vandalisme terhadap

fungsi lindung;

Page 69: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 69

d. Pengembangan program perbaikan kawasan lindung yang sudah

rusak;

e. Pengembangan usaha ekonomi di luar kawasan lindung

sehingga masyarakat tidak masuk ke kawasan lindung.

2. Arahan pengelolaan kawasan suaka alam, dalam hal ini Taman

Nasional Gede Pangrango dan Gunung Salak � Halimun, di daerah

Bogor antara lain :

a. Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan

dan satwa beserta ekosistemnya;

b. Perlindungan keanekaragaman biota;

c. Perlindungan kekayaan budaya berupa peninggalan-

peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen nasional

dan keragaman bentuk geologi;

d. Pengembangan kegiatan konservasi dan rehabilitasi;

e. Pengembangan usaha ekonomi di luar taman nasional.

3. Arahan pengelolaan kawasan pelestarian alam, antara lain :

a. Perlindungan hutan raya atau taman raya yang mempunyai

vegetasi tetap, yang memiliki tumbuhan dan satwa yang

beragam;

b. Perlindungan arsitektur bentang alam yang unik atau khas;

c. Perlindungan dan pelestarian koleksi tumbuhan;

d. Pelestarian alam di darat yang dapat dimanfaatkan untuk

pariwisata dan rekreasi alam;

e. Peningkatan kualitas lingkungan sekitar taman nasional, taman

hutan raya dan taman wisata.

4. Arahan pengelolaan kawasan rawan bencana alam, antara lain :

a. Perlindungan manusia melalui upaya pencegahan pemanfaatan

kawasan sekitar jalur aliran larva gunung berapi unuk kegiatan

permukiman;

b. Perlindungan kawasan yang berpontensi mengalami gempa

bumi melalui upaya mitigasi;

c. Pelarangan kegiatan pemanfaatan tanah yang mempunyai

potensi longsor;

d. Penegakan tindakan tegas atas perilaku vandalisme terhadap

obyek wisata.

5. Arahan pengelolaan kawasan lindung lainnya, antara lain :

Page 70: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 70

a. Pengelolaan kawasan lingkungannya bertujuan untuk

membatasi kegiatan di luar fungsi kawasan serta mencegah

timbulnya kerusakan fungsi lingkungan;

b. Sasaran pengelolaan kawasan lindung yaitu untuk

meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim,

tumbuhan dan satwa, serta nilai sejarah budaya bangsa.

6. Arahan pengelolaan kawasan budidaya hutan produksi antara lain:

a. Pengelolaan kegiatan hutan produksi;

b. Pengelolaan hutan produksi dapat dikembangkan melalui

kegiatan budidaya hutan;

c. Kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kerapatan

tegakan rendah harus dilakukan percepatan reboisasi;

d. Pengembangan program.

7. Arahan pengelolaan kawasan budidaya pertanian, antara lain :

a. Lahan basah

1) Perbaikan berbagai jaringan irigasi;

2) Pengembangan sawah irigasi teknis;

3) Pengembangan sistem insentif dan disinsentif untuk

pencegahan konversi lahan sawah;

4) Pengembangan program perbaikan pengelolaan lahan

sawah dan komponen usaha tani lainnya.

b. Lahan kering

1) Pengembangan dan peningkatan dilakukan melalui

intensifikasi, ekstensifikasi, dan/atau diversifikasi;

2) Pengembangan agribisnis yang dapat mendorong

terwujudnya kegiatan agroindustri;

3) Konversi lahan ke kegiatan non pertanian;

4) Upaya pengembangan komoditas spesifik Kabupaten Bogor

seperti talas, durian, dan sebagainya.

c. Tanaman tahunan atau perkebunan

1) Peningkatan produktivitas tanaman perkebunan yang

spesifik lokal;

2) Pengembangan kawasan perkebunan hanya di kawasan

yang dinyatakan memenuhi syarat, dan diluar area rawan

banjir serta longsor;

Page 71: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 71

3) Penetapan komoditi tanaman tahunan perlu

mempertimbangkan aspek sosial ekonomi dan keindahan/

estetika;

4) Mengembangkan industri pengolahan hasil pada kawasan

perkebunan untuk menyerap tenaga kerja di pedesaan.

d. Peternakan

1) Meningkatkan produktivitas kebun HMT (Hijauan Makanan

Ternak);

2) Kawasan peternakan diarahkan mendekati pusat distribusi

sarana produksi;

3) Mempertahankan plasma nutfah ternak sebagai potensi

daerah;

4) Pengembangan kawasan peternakan diarahkan untuk

komoditas unggulan;

5) Pembangunan industri pengolahan hasil ternak

dikembangkan untuk meningkatkan nilai ekonomi ternak;

6) Usaha budidaya dan pengolahan hasil peternakan harus

mengacu pada Good Farming Practices (GFP) dan Good

Manufacturing Practices (GMP).

e. Perikanan

1) Mempertahankan plasma nuftah perikanan sebagai potensi

daerah;

2) Optimalisasi pemanfaatan potensi badan air untuk

penerapan teknologi budidaya ramah lingkungan;

3) Pengembangan kawasan perikanan diarahkan untuk

komoditas unggulan;

4) Usaha budidaya dan Pengolahan hasil perikanan harus

mengacu pada Good Farming Practices (GFP) dan Good

Manufacturing Practices (GMP).

8. Arahan pengelolaan kawasan pertambangan

a. Pengelolaan pertambangan bahan galian strategis dan vital

dapat dikembangkan di kawasan/wilayah selain hutan

konservasi;

b. Pengelolaan pertambangan bahan galian golongan C dapat

dikembangkan pada hutan produksi, perkebunan/tanaman

Page 72: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 72

tahunan, lahan kering dan lahan basah yang tidak terletak

pada sawah produktif/irigasi teknis;

c. Pengelolaan kawasan tambang harus terpisah dari pemukiman

penduduk dan dibatasi dengan jalur hijau (buffer zone);

d. Pengembangan kawasan pertambangan dilakukan dengan

mempertimbangkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan

hidrogeologi;

e. Pengelolaan kawasan bekas penambangan harus direklamasi

sesuai dengan zona peruntukan yang ditetapkan; dan

f. Pengembangan dan pembinaan usaha tambang skala kecil

untuk penduduk setempat atau tidak resmi.

9. Arahan pengelolaan kawasan industri antara lain :

a. Pengembangan kawasan industri dilakukan dengan

mempertimbangkan aspek ekologis;

b. Pengembangan kawasan industri harus didukung oleh adanya

jalur hijau sebagai penyangga antar fungsi kawasan;

c. Pengembangan zona industri pada daerah aliran sungai harus

didasari perhitungan kemampuan daya dukung sungai;

d. Pengembangan kegiatan industri harus didukung oleh sarana

dan prasarana industri;

e. Pengelolaan kegiatan industri mempertimbangkan keterkaitan

proses produksi mulai dari industri dasar/hulu dan industri hilir

serta industri antara.

10. Arahan pengelolaan kawasan pariwisata antara lain :

a. Kegiatan pariwisata harus tetap melestarikan alam sekitar;

b. Kegiatan pariwisata harus menjaga dan melestarikan

peninggalan bersejarah;

c. Meningkatkan pencarian/penelusuran terhadap benda

bersejarah untuk menambah koleksi budaya;

d. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana transportasi

ke obyek-obyek wisata alam, budaya dan minat khusus;

e. Merencanakan kawasan wisata sebagai bagian dari urban/

regional desain untuk keserasian lingkungan;

f. Meningkatkan daya tarik wisata melalui penetapan jalur

wisata, kalender wisata, informasi dan promosi wisata;

g. Menjaga keserasian lingkungan alam dan buatan sehingga

kualitas visual kawasan wisata tidak terganggu;

Page 73: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 73

h. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga

kelestarian obyek wisata, dan daya jual/saing.

11. Arahan pengelolaan kawasan permukiman antara lain :

a. Pengembangan kawasan budidaya untuk permukiman harus

aman dari bahaya bencana alam dan sehat;

b. Pengembangan permukiman perdesaan dilakukan dengan

menyediakan fasilitas dan infrastruktur secara berhirarki;

c. Menjaga kelestarian permukiman perdesan khususnya kawasan

pertanian;

d. Pengembangan permukiman perkotaan dilakukan dengan tetap

menjaga fungsi dan hirarki kawasan perkotaan;

e. Membentuk cluster-cluster permukiman untuk menghindari

penumpukan dan penyatuan antar kawasan permukiman, dan

diantara cluster permukiman disediakan ruang terbuka hijau;

f. Melakukan pengelolaan lingkungan melalui IPAL;

g. Penerapan alokasi unit pengolahan sampah di kawasan

pemukiman;

h. Penerapan konservasi air dan hemat energi.

12. Arahan pengelolaan kawasan perdagangan antara lain :

a. Pengembangan kawasan perdagangan dilakukan dengan

berhirarki sesuai skala ruang dan fungsi wilayah;

b. Pengembangan kawasan perdagangan dan kegiatan komersial

lain perlu memperhatikan kebijakan tata ruang;

c. Pengembangan kawasan perdagangan dilakukan secara

bersinergi dengan perdagangan informal.

B. Arahan Pengelolaan Kawasan Perdesaan (?) dan Kawasan Perkotaan

1. Arahan pengelolaan kawasan perdesaan , meliputi:

a. Pengelolaan pedesaan ditujukan untuk :

(1) Mendukung kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya

masyarakat; dan

(2) Pengembangan lingkungan permukiman pedesaan.

b. Meningkatkan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,

dan kegiatan ekonomi masyarakat desa;

c. Pengembangan kawasan agropolitan merupakan alternatif

pembangunan perdesaan;

Page 74: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 74

d. Besaran intensitas pemanfaatan lahan diarahkan untuk

menjamin kelangsungan budidaya pertanian dan pelestarian

lingkungan, dengan pemberian koefisien tutupan rendah

antara 10 � 20 %.

2. Arahan pengelolaan kawasan perkotaan, meliputi:

a. Fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan ekonomi

wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian,

perdagangan, jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan,

serta transportasi, pergudangan dan sebagainya;

b. Kota sebagai pusat pelayanan, pusat prasarana dan sarana

sosial ekonomi;

c. Menjaga pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.

C. Arahan Pengelolaan Kawasan Strategis

1. Arahan pengelolaan kawasan strategis dari sudut hankam, adalah

kawasan latihan militer;

2. Arahan pengelolaan kawasan strategis dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi, meliputi :

a. Kawasan tertinggal

b. Kawasan perdagangan

3. Arahan pengelolaan kawasan strategis dari sudut kepentingan

sosial budaya, meliputi :

a. Kawasan adat tertentu;

b. Kawasan konservasi warisan budaya.

4. Arahan pengelolaan kawasan strategis dari sudut kepentingan

pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi, meliputi:

a. Kawasan pertambangan minyak dan panas bumi;

b. Kawasan pertambangan emas.

5. Arahan pengelolaan kawasan strategis dari sudut fungsi dan daya

dukung lingkungan hidup adalah : Kawasan yang berfungsi

perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.

D. Arahan Pengelolaan Sistem Permukiman Perdesaan dan Perkotaan

1. Arahan pengembangan struktur ruang pedesaan dilakukan melalui

pengembangan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), meliputi:

a. Desa Batok dan Desa Tapos Kecamatan Tenjo;

Page 75: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 75

b. Desa Sukamulih Kecamatan Sukajaya;

c. Desa Banyuasih Kecamatan Cigudeg;

d. Desa Pabangbon dan Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang;

e. Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan;

f. Desa Ciampea Udik Kecamatan Ciampea;

g. Desa Cidokom Kecamatan Rumpin;

h. Desa Parigimekar Kecamatan Ciseeng;

i. Desa Tajurhalang Kecamatan Tajurhalang;

j. Desa Cisalada Kecamatan Cigombong;

k. Desa Ciderum Kecamatan Caringin;

l. Desa Cibeduk Kecamatan Ciawi;

m. Desa Cipayung Girang Kecamatan Megamendung;

n. Desa Gunung Geulis Kecamatan Sukaraja;

o. Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur;

p. Desa Sirnagalih Kecamatan Jonggol;

q. Desa Selawangi, Desa Tanjungrasa, Desa Sirnarasa, dan Desa

Pasirtanjung Kecamatan Tanjungsari; dan

r. Desa Cikahuripan Kecamatan Klapanunggal.

2. Pengelolaan struktur ruang perdesaan merupakan upaya untuk

mempercepat pertumbuhan di kawasan perdesaan;

3. Setiap pusat pelayanan dikembangkan melalui penyediaan

berbagai fasilitas sosial-ekonomi;

4. Pengelolaan pusat permukiman perkotaan terkait dengan fungsi

pusat kegiatan meliputi pusat kegiatan wilayah dan lokal di

wilayah perkotaan.

E. Arahan Pengembangan Sistem Sarana dan Prasarana

1. Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Jalan

a. Arahan pengembangan jalan tol, meliputi ruas :

(1) Jalan Tol Bojong Gede � Antasari �.Depok.

(2) Jalan Tol Ciawi � Sukabumi.

(3) Jalan Tol Tenjo � Jasinga.

(4) Bukaan Jalan Tol Lingkar Luar Bogor (Bogor Ring Road).

(5) Bukaan Jalan Tol Bintaro/BSD � Rumpin - Cigudeg.

(6) Jalan Tol Cibubur-Cileungsi-Cikarang-Bekasi.

(7) Bukan jalan Tol Cibinong-Rumpin-Parung Panjang.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 76

b. Arahan pengembangan jalan tembus antar wilayah

kabupaten/kota, meliputi ruas :

(1) Lingkar Luar Bogor (Bogor Ring Road).

(2) Depok � Antasari � Bojong Gede.

(3) Ciawi � Sukabumi.

(4) Jalan Tegar Beriman � Bojonggede � Kemang � Rumpin.

(5) Jalan Tembus GOR Pakansari dan Stadion Pakansari

(6) Jalan Puncak II

(7) Jalan Ciawi-Gunung Mas (Tugu Selatan)

(8) Jalan Ciawi- Tugu Utara

c. Arahan penataan dan pelebaran jaringan jalan :

(1) Jalan yang menghubungkan kota/kabupaten sekitarnya

(2) Jalan menuju obyek wisata

(3) Jalan menuju sentra produksi pertanian

d. Arahan pengembangan terminal berupa pengembangan

terminal penumpang :

(1) Terminal angkutan penumpang, antara lain :

- terminal tipe B Cibinong;

- terminal tipe B Leuwiliang;

- terminal tipe B Cileungsi;

- terminal tipe B Ciawi;

- terminal tipe B Parung;

- terminal tipe B Parung Panjang;

- terminal tipe B di Cigudeg;

- terminal tipe C Jasinga;

- terminal tipe C di Rumpin (Cicangkal);

- terminal tipe C/Terpadu Bojonggede;

- terminal tipe C Laladon;

- terminal tipe C Jonggol;

- terminal tipe C Cariu; dan

- terminal tipe C Cigombong.

(2) Terminal untuk tujuan wisata, antara lain meliputi :

- terminal wisata di Pamijahan;

- terminal wisata di Sukamantri; dan

- terminal wisata di Kawasan Wisata di Ciawi.

(3) Terminal barang/peti kemas, antara lain meliputi :

Kecamatan Ciawi, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan

Page 77: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 77

Cibungbulang, Kecamatan Cileungsi, Kecamatan Cariu,

Kecamatan Tenjo, Kecamatan Jasinga, dan Kecamatan

Babakan Madang.

(4) Terminal Agribisnis : ..............

2. Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Perkeretaapian

a. Arahan pengembangan prasarana transportasi perkeretaapian

meliputi arahan pengembangan jalur perkeretaapian,

pengembangan prasarana transportasi kereta api untuk

keperluan penyelenggaraan perkeretaapian komuter, dry port,

terminal barang, serta konservasi rel mati.

b. pemanfaatan jalur kereta api Cibinong � Citayam;

c. pembangunan stasiun penumpang kereta api di Kecamatan

Cibinong, peningkatan stasiun penumpang di Kecamatan

Tenjo dan Parung Panjang; dan

d. pengembangan jalur kereta api baru pada ruas tertentu.

3. Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Udara

Pemanfaatan jaringan transportasi udara diarahkan melalui

pengembangan pemanfaatan ruang secara terbatas pada areal

lapangan udara antara lain :

a. Lapangan udara Atang Senjaya di Kecamatan Kemang; dan

b. Lapangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

(LAPAN) di Kecamatan Rumpin.

4. Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Telematika

a. Arahan pengembangan prasarana telematika, terus

ditingkatkan perkembangannya hingga mencapai pelosok

wilayah yang belum terjangkau;

b. Untuk meningkatkan pelayanan di wilayah terpencil,

pemerintah memberi dukungan dalam pengembangan

kemudahan jaringan telematika;

c. Pengembangan jaringan telekomunikasi diarahkan pada :

(1) Pengembangan Stasiun Bumi/Stasiun Kendali Satelit

Domestik (SKSD) Palapa di Kecamatan Cibinong; dan

(2) Pengembangan jaringan yang dapat menjangkau seluruh

wilayah daerah.

F. Arahan Pengembangan Prasarana Sumberdaya Air

Page 78: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 78

1. Arahan pengelolaan sumberdaya air, meliputi :

a. Pembangunan prasarana sumber daya air, terdiri dari :

(1) saluran dan bangunan irigasi untuk keperluan air

pertanian;

(2) jaringan pipanisasi untuk keperluan air bersih rumah

tangga dan industri;

b. semua sumber air baku dari DAM, embung, waduk, telaga,

bendungan serta sungai - sungai klasifikasi I � IV;

c. zona pemanfaatan DAS dilakukan dengan membagi tipologi

DAS;

2. Prasarana pengairan direncanakan sesuai dengan kebutuhan

peningkatan sawah irigasi teknis dan non teknis;

3. Rencana pengembangan pengairan disusun berdasarkan DAS;

4. Pengembangan waduk, dam dan embung terkait dengan

pengelolaan sumber daya air, dengan mempertimbangkan :

a. Daya dukung sumber daya air.

b. kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat.

c. Kemampuan pembiayaan.

5. Pengembangan waduk, dam dan embung serta pompanisasi

ditetapkan meliputi :

a. Waduk Cijurei di Kecamatan Sukamakmur

b. Waduk Cidurian di Kecamatan Nanggung

c. Waduk Ciawi di Kecamatan Ciawi

d. Embung di Kecamatan Cisarua dan Megamendung

6. Area lahan beririgasi teknis harus dipertahankan.

G. Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Lingkungan

1. Arahan pengembangan sistem prasarana lingkungan yang

digunakan lintas wilayah secara administratif , adalah :

a. Kerjasama antar wilayah dalam hal pengelolaan dan

penanggulangan masalah sampah;

b. Pengalokasian pengolahan sampah (TPS) terpadu sesuai

dengan persyaratan teknis;

c. Pengolahan dilaksanakan dengan teknologi ramah lingkungan;

d. Perubahan paradigma pengelolaan sampah dari �kumpul,

angkut, buang� menjadi �prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle,

Recovery)�;

Page 79: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 79

e. Pemilihan lokasi untuk prasarana lingkungan harus sesuai

dengan daya dukung lingkungan; dan

f. Penyelesaian TPA Regional Nambo untuk melayani sampah dari

Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok maupun DKI

Jakarta.

2. Penerapan alokasi unit pengolahan sampah di tiap perumahan;

3. Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja;

4. Pengembangan tempat sampah skala regional dialokasikan pada 3

(tiga) wilayah, yaitu :

a. Wilayah Barat di Kecamatan Parung Panjang, Rumpin, dan

Cigudeg;

b. Wilayah Tengah di Kecamatan Kemang; dan

c. Wilayah Timur di Kecamatan Klapanunggal dan Jonggol.

5. Khusus untuk limbah industri yang mengandung Bahan Berbahaya

dan Beracun (B3), tempat pengelolaan sampah dialokasikan di

Desa Nambo Kecamatan Klapanunggal.

H. Arahan Pengelolaan Tata Guna Tanah, Tata Guna Air, Tata Guna

Udara, dan Tata Guna Sumber Daya Alam Lainnya, yaitu :

1. Arahan tata guna tanah, meliputi :

a. Pengaturan peruntukan dan penggunaan tanah;

b. Penggunaan tanah yang mengacu pada fungsi (zona) yang telah

ditetapkan untuk kawasan lindung;

c. Penggunaan tanah yang tidak sesuai rencana tata ruang tidak

dapat diperluas atau dikembangkan penggunaannya;

d. Pola penyesuaian penggunaan/pemanfaatan tanah dilakukan

melalui penataan kembali (konsolidasi tanah);

e. Pengelolaan bangunan bawah tanah melalui :

(1) pengembangan utilitas perkotaan (manhole)

(2) pengembangan fasilitas parkir bawah tanah (basement)

(3) pengembangan sistem transportasi dan jaringan lainnya

bawah tanah.

2. Arahan pengelolaan tata guna air terdiri dari :

a. Penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian;

b. Pengendalian dan pengaturan banjir;

c. Pengaturan dan penyediaan air minum, air perkotaan, dan air

industri;

Page 80: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 80

d. Pemeliharaan ketersediaan kuantitas dan kualitas air yang

berkelanjutan; dan

e. Pemanfaatan ruang udara bangunan atas air, dilakukan melalui

pengembangan atas sungai, anjungan, dan cottage.

3. Arahan pengelolaan tata guna udara meliputi :

a. Pengaturan jalur SUTT dan SUTET;

b. Pemanfaatan ruang udara untuk transmisi listrik;

c. Pengaturan jaringan komunikasi selular melalui Base

Transceiver Station (BTS) bersama;

d. Pemanfaatan ruang udara untuk transportasi melalui

pengembangan frekuensi radio, gelombang microwave, dan

seluler;

e. Pengaturan jalur penerbangan khusus (LANUD) membatasi

adanya bangunan yang memiliki ketinggian pada jalur terbang

(Runway);

f. Pemanfaatan ruang udara untuk transportasi melalui

pengembangan dan pengamanan jalur keselamatan operasi

penerbangan sekitar lapangan udara;

g. Pengembangan ruang udara bangunan atas tanah melalui

pemanfaatan jalan layang, simpang susun, kereta layang, dan

jembatan penyeberangan.

4. Arahan tata guna sumber daya alam lainnya diarahkan pada

pemanfaatan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan

fungsi kelestarian kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung

kehidupan secara berkelanjutan

V.2.3 ARAHAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM HAL TERJADI PEMISAHAN WILAYAH BOGOR BARAT

A. Arahan Pengelolaan Sistem Permukiman Perdesaan dan Perkotaan Arahan pengembangan struktur ruang pedesaan dilakukan melalui

pengembangan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), meliputi :

1. Desa Parigimekar Kecamatan Ciseeng;

2. Desa Tajurhalang Kecamatan Tajurhalang;

3. Desa Cisalada Kecamatan Cigombong;

4. Desa Ciderum Kecamatan Caringin;

5. Desa Cibeduk Kecamatan Ciawi;

6. Desa Cipayung Girang Kecamatan Megamendung;

Page 81: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 81

7. Desa Gunung Geulis Kecamatan Sukaraja;

8. Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur;

9. Desa Sirnagalih Kecamatan Jonggol;

10. Desa Selawangi, Desa Tanjungrasa, Desa Sirnarasa, dan Desa

Pasirtanjung Kecamatan Tanjungsari; dan

11. Desa Cikahuripan Kecamatan Klapanunggal.

B. Arahan Pengembangan Sistem Sarana dan Prasarana

1. Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Jalan

a. Arahan pengembangan jalan tol, meliputi ruas :

(1) Jalan Tol Bojong Gede � Antasari � Depok.

(2) Jalan Tol Ciawi � Sukabumi.

(3) Bukaan Jalan Tol Lingkar Luar Bogor (Bogor Ring Road).

b. Arahan pengembangan jalan tembus antar wilayah

kabupaten/kota, meliputi ruas :

(1) Lingkar Luar Bogor (Bogor Ring Road),

(2) Depok � Antasari � Bojong Gede, dan

(3) Ciawi � Sukabumi.

c. Arahan pengembangan terminal jalan berupa pengembangan

terminal penumpang :

(1) terminal angkutan penumpang, antara lain :

- terminal tipe B Cibinong;

- terminal tipe B Cileungsi;

- terminal tipe B Ciawi;

- terminal tipe B Parung;

- terminal tipe C/Terpadu Bojonggede;

- terminal tipe C Laladon;

- terminal tipe C Jonggol; dan

- terminal tipe C Cariu.

(2) terminal untuk tujuan wisata, antara lain meliputi :

- terminal wisata di Sukamantri; dan

- terminal wisata di Kawasan Wisata di Ciawi.

(3) terminal barang/peti kemas, antara lain meliputi :

Kecamatan Ciawi, Kecamatan Cileungsi, Kecamatan Cariu,

dan Kecamatan Babakan Madang.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 82

2. Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Perkeretaapian

a. Arahan pengembangan prasarana transportasi perkeretaapian

meliputi arahan pengembangan jalur perkeretaapian,

pengembangan prasarana transportasi kereta api untuk

keperluan penyelenggaraan perkeretaapian komuter, dry port,

terminal barang, serta konservasi rel mati;

b. pemanfaatan jalur kereta api Cibinong � Citayam;

c. pembangunan stasiun penumpang kereta api di Kecamatan

Cibinong; dan

d. pengembangan jalur kereta api baru pada ruas tertentu,

disesuaikan atau mengikuti rencana pengembangan jaringan

Kereta Api (rail way master plan) Nasional.

3. Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Udara

Pemanfaatan jaringan transportasi udara diarahkan melalui

pengembangan pemanfaatan ruang secara terbatas pada areal

lapangan udara, yaitu Lapangan udara Atang Senjaya di

Kecamatan Kemang.

4. Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Telematika

a. Arahan pengembangan prasarana telematika, terus

ditingkatkan perkembangannya hingga mencapai pelosok

wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telematika

mendorong kualitas perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan;

b. Untuk meningkatkan pelayanan di wilayah terpencil,

pemerintah memberi dukungan dalam pengembangan

kemudahan jaringan telematika; dan

c. Pengembangan jaringan telekomunikasi diarahkan pada :

(1) pengembangan Stasiun Bumi/Stasiun Kendali Satelit

Domestik (SKSD) Palapa di Kecamatan Cibinong; dan

(2) pengembangan jaringan yang dapat menjangkau seluruh

wilayah daerah.

C. Arahan Pengembangan Prasarana Sumberdaya Air

Pengembangan waduk, dam dan embung serta pompanisasi

ditetapkan meliputi:

Page 83: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 83

1. Waduk Cijurei di Kecamatan Sukamakmur;

2. Waduk Ciawi di Kecamatan Ciawi;

3. Embung di Kecamatan Cisarua dan Megamendung.

D. Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Lingkungan

1. Pengembangan tempat pembuangan sampah terpadu skala

regional dialokasikan pada 2 (dua) wilayah, yaitu :

a. Wilayah Tengah di Kecamatan Kemang; dan

b. Wilayah Timur di Kecamatan Klapanunggal dan Jonggol;

2. Khusus untuk limbah industri yang mengandung Bahan Berbahaya

dan Beracun (B3), tempat pengelolaan sampah dialokasikan di

Desa Nambo Kecamatan Klapanunggal.

V.3. TAHAPAN DAN SKALA PRIORITAS

Upaya perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang

Kabupaten Bogor dilaksanakan secara bertahap dalam kerangka

pembangunan jangka menengah, yang diukur dengan parameter

peningkatan kualitas manusia melalui indikator Indeks Pembangunan

Manusia (IPM), sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008

tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Tahapan

pembangunan jangka menengah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

V.3.1 RPJM Daerah Pertama (2005 � 2008)

Tahapan pembangunan pada tahap pertama Kabupaten Bogor

dilaksanakan melalui Renstra Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2003-

2008 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004.

Dengan berlandaskan pada pencapaian hasil-hasil pembangunan periode

sebelumnya, pembangunan daerah pada tahap ini untuk mendukung

pencapaian visi : �Tercapainya Pelayanan Prima demi Terwujudnya

Masyarakat Kabupaten Bogor yang Maju, Mandiri, Sejahtera Berlandaskan

Iman dan Takwa�.

Upaya pencapaian visi tersebut diiplementasikan ke dalam 6 misi

pembangunan sebagai berikut :

1. Melakukan Reformasi Pelayanan Publik Menuju Tata Pemerintahan

yang Baik (good governance);

2. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah;

Page 84: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 84

3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan;

4. Menumbuhkembangkan Potensi Industri, Pertanian dan Pariwisata

secara Optimal dan Lestari;

5. Meningkatkan Kualitas dan Menata Sarana, Prasarana dan

Infrastruktur Wilayah;

6. Memajukan Kehidupan Keagamaan dan Kondisi Sosial

Kemasyarakatan.

Renstra Kabupaten Bogor dapat dikatakan sebagai dokumen RPJMD

ke-1 dengan sasaran pokok, yaitu meningkatnya kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Bogor dengan indikator kinerja utama adalah : (1)

meningkatnya capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta

komponen pembentuknya, terdiri atas Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-

rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH), Kemampuan Daya

Beli Masyarakat (Purchasing Power Parity); (2) menurunnya jumlah

penduduk miskin; (3) berkurangnya jumlah pengangguran terbuka; (4)

terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk; (5) bertambahnya

nilai PDRB dan bergesernya struktur ekonomi ke arah sektor sekunder dan

tersier; (6) meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi; dan (7)

meningkatnya pendapatan per kapita.

Prioritas utama pada tahapan ini adalah peletakkan fondasi untuk

mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera melalui peningkatan

pelayanan pendidikan dan kesehatan; peningkatan kemampuan daya beli

masyarakat; peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan

peningkatan pelayanan dasar, terutama infrastruktur wilayah dan mitigasi

bencana; serta penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik.

V.3.2 RPJMD ke-2 (2008 � 2013)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan

RPJMD ke-1, maka RPJMD ke-2 ditujukan untuk merealisasikan visi

pembangunan daerah hingga tahun 2025 menurut dokumen RPJPD,

yaitu �Kabupaten Bogor Maju dan Sejahtera Berlandaskan Iman dan

Takwa�. Pada tahapan ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

diproyeksikan sebesar 74,03 pada tahun 2013.

Prioritas pembangunan pada tahap ini dapat diuraikan sebagai

berikut :

Urusan Pendidikan. Pembangunan pendidikan diprioritaskan untuk

peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH)

Page 85: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 85

melalui Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 (sembilan)

Tahun. Upaya yang dilakukan untuk mendukung target tersebut melalui

pembagian peran (Role Sharing) pendanaan antara Pusat, Provinsi dan

Kabupaten dalam rangka rehabilitasi dan penambahan ruang kelas baru

SD/MI dan SMP/MTs, serta bantuan beasiswa bagi siswa yang berasal dari

keluarga tidak mampu.

Selain itu, rintisan munculnya sekolah-sekolah unggulan di

Kabupaten Bogor menjadi prioritas pada priode ini. Demikian pula

pemberantasan buta aksara, melalui pengembangan pendidikan

keaksaraan dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) terutama

untuk daerah terpencil yang sulit mengakses pendidikan formal.

Urusan Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada periode ini

diprioritaskan untuk meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH),

penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, melalui

peningkatan persalinan oleh tenaga kesehatan, peningkatan balita gizi

baik dan yang diimunisasi lengkap, peningkatan cakupan sanitasi dasar,

peningkatan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan, peningkatan angka kesembuhan penderita penyakit tertentu,

penyusunan rancangan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan, dan

peningkatan manajemen kesehatan yang akuntabel.

Urusan Pekerjaan Umum. Pada periode ini pembangunan

diprioritaskan pada peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan

infrastruktur wilayah, antara lain : pembangunan jaringan infrastruktur

transportasi yang mantap dan handal serta terintegrasi, disertai dengan

bukaan akses jalan baru ke wilayah Barat, ke wilayah Timur yang

berbatasan dengan Cianjur, ke wilayah Selatan yang berbatasan dengan

Sukabumi serta ke arah Utara yang berbatasan dengan Depok maupun

Tangerang; terbukanya akses jalan ke sentra-sentra produksi, baik

pertanian, obyek wisata, pertambangan dan daerah terisolir, serta

peningkatan rasio aksesibilitas jalan terhadap luas daerah.

Selain sarana transportasi, dilakukan upaya : perintisan

pembangunan waduk dan embung untuk pemenuhan kecukupan air bagi

aktivitas ekonomi masyarakat, peningkatan rasio pelayanan jaringan

irigasi terhadap luas areal irigasi, peningkatan cakupan layanan air bersih

di perdesaan dan perkotaan, peningkatan cakupan layanan persampahan,

terutama di wilayah perkotaan, peningkatan cakupan layanan penerangan

jalan umum pada ruas jalan kabupaten di setiap wilayah kecamatan,

Page 86: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 86

peningkatan ketersediaan sarana tempat layanan pemakaman umum di

setiap wilayah kecamatan, penambahan ruang terbuka hijau dan taman-

taman kota di setiap wilayah kecamatan, serta peningkatan rasio dan

cakupan rumah layak huni.

Urusan Penataan Ruang. Penyelenggaraan penataan ruang

diprioritaskan pada peningkatan kualitas perencanaan tata ruang wilayah,

kota dan kawasan serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan

mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan

secara berjangka dan penegakan peraturan atau ketentuan teknis

pemanfaatannya dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang;

pelaksanaan rencana pengembangan kawasan budidaya dan kawasan non-

budidaya atau wilayah konservasi melalui kesepakatan kerjasama sesuai

dengan rencana tata ruang yang berlaku; pencapaian rencana

pemanfaatan ruang yang serasi dengan ekosistemnya serta mampu

mewadahi perkembangan wilayah dan aktifitas perekonomian

masyarakat; pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan kaidah

pengelolaan ruang dan lingkungan hidup yang berkelanjutan; serta

tersedianya rencana tata ruang secara detail di setiap kecamatan dan

kawasan cepat tumbuh.

Urusan Perencanaan Pembangunan. Pada tahap ini diprioritaskan

pada terwujudnya perencanaan pembangunan daerah secara berjangka

meliputi jangka panjang, menengah dan tahunan serta rencana

pembangunan daerah menurut urusan pemerintahan bagi kemajuan

daerah; serta peningkatan peran serta masyarakat dan lembaga-lembaga

masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah dan

pengawasan pembangunan daerah yang mendukung penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

Selain itu, perencanaan pembangunan diarahkan untuk peningkatan

nilai tambah PDRB, Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan per

Kapita, serta mulai bergesernya struktur ekonomi ke sektor tersier.

Urusan Perhubungan. Pembangunan Perhubungan diprioritaskan

pada upaya penambahan jangkauan wilayah pelayanan moda

transportasi.

Urusan Lingkungan Hidup. Pembangunan lingkungan hidup

diprioritaskan pada optimalisasi pengelolaan lingkungan hidup melalui

kelayakan AMDAL, UKL/UPL dan RKL/RPL yang bersersifikat dalam

kegiatan usaha, tersedianya akses informasi terhadap lingkungan hidup,

Page 87: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 87

peningkatan jumlah kelompok masyarakat dan organisasi masyarakat

yang peduli lingkungan hidup, tersedianya peraturan daerah tentang

pengaturan pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta bertambahnya

revegetasi lahan kritis.

Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil. Pembangunan

kependudukan dan catatan sipil pada tahap ini diprioritaskan pada

pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta penurunan

jumlah pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin.( KB cek

kembali)

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Pembangunan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

diarahkan untuk peningkatan indeks pembangunan gender,

pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender serta rasio perempuan

pada pemerintahan daerah dan DPRD serta jabatan strategis lainnya.

Urusan Sosial, diprioritaskan pada terpenuhinya pelayanan sosial

dasar bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial, fasilitasi untuk

meningkatkan pelayanan sosial kemasyarakatan. Selain itu, termasuk

juga bantuan dan syiar-syiar keagamaan serta aspek sosial lainnya,

terciptanya kerukunan hidup antar dan inter umat beragama serta sikap

kesalehan sosial umat beragama, serta terpenuhinya sarana dan

prasarana ibadah yang merata di setiap wilayah sesuai dengan kebutuhan

umat beragama.

Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Pembangunan

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dilakukan melalui optimalisasi

sumber daya produktif dengan peningkatan pemberdayaan Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah yang sejalan dengan perkembangan dunia usaha;

serta bangkitnya sentra-sentra industri, koperasi dan UKM/IKM sesuai

dengan keunggulan masing-masing wilayah.

Urusan Penanaman Modal, diprioritaskan pada upaya-upaya yang

mendorong tumbuhnya investasi di wilayah Kabupaten Bogor.

Urusan Kebudayaan, diprioritaskan pada terpenuhinya jumlah

sarana, kelembagaan kebudayaan dan lingkung seni, budaya lokal,

kekhasan Kabupaten Bogor; tercapainya pelestarian benda-benda

kepurbakalaan, situs-situs dan benda-benda kepurbakalaan; peningkatan

keunggulan daya tarik wisata melalui pengembangan produk wisata yang

unik dan tradisional; adanya penghargaan terhadap prestasi masyarakat

atas pencapaiannya di bidang kesenian dan olah raga.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 88

Urusan Kepemudaan dan Olah Raga. Pembangunan kepemudaan

diupayakan melalui peningkatan kualitas pemuda sebagai individu dan

dalam organisasi kepemudaan. Sedangkan pembangunan bidang olah raga

diarahkan pada terpenuhinya sarana olah raga sehingga dapat

meningkatkan prestasi olah raga.

Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, diprioritaskan

pada terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa di Kabupaten Bogor,

dengan upaya membangun kondisi politik lokal yang demokratis melalui

penguatan kelembagaan politik yang ada. Sementara itu, upaya lainnya

adalah peningkatan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta kondisi

keamanan wilayah yang kondusif demi kelancaran pelaksanaan

pembangunan daerah, tersedianya teknologi dan alat deteksi dini

terhadap bencana gempa, banjir dan tanah longsor, bertambahnya

jumlah aparat, anggota masyarakat dan kelompok masyarakat yang

terampil dalam menangani bahaya bencana alam, pencegahan bencana

alam maupun mitigasi bencana serta meningkatnya perlindungan

masyarakat dan penanggulangan/penanganan korban bencana alam

maupun korban bencana sosial.

Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

Pembangunan diprioritaskan pada : peningkatan kapasitas Pemerintah

Kabupaten Bogor dan DPRD Kabupaten Bogor dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah; peningkatan kualitas pelayanan dasar, perizinan

dan pelayanan publik yang lebih baik (better), lebih cepat (faster)

dengan biaya wajar menurut peraturan yang berlaku (cheaper) dalam

lingkup kewenangan Kabupaten Bogor serta memenuhi kepuasan

pelanggan; peningkatan kapasitas keuangan daerah untuk memenuhi

kebutuhan dana pembangunan disertai dengan pengelolaan keuangan

yang efisien, efektif, transparan, akuntabel dan taat pada peraturan yang

berlaku; peningkatan tertib pengelolaan aset dan barang daerah serta

pendayagunaannya untuk kemajuan daerah; keterbukaan informasi dan

komunikasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan daerah, baik

melalui media cetak, elektronik dan media teknologi terkini lainnya

sesuai dengan perkembangan IPTEK; terbangunnya hukum dan tata

peraturan daerah sebagai landasan penyelenggaraan otonomi daerah dan

penegakkan hukum di daerah; tercapainya peningkatan kapasitas

pelayanan kecamatan dan kelurahan sesuai dengan kewenangan yang

Page 89: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 89

telah dilimpahkan; terlaksananya fasilitasi untuk peningkatan kepasitas

pelayanan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa,

kelembagaan desa maupun usaha-usaha ekonomi pedesaan; tercapainya

tata kelola pemerintahan umum dan bina wilayah serta fasilitasi

penyelesaian masalah pertanahan antara masyarakat dan pihak-pihak

yang bersengketa sesuai ketentuan yang berlaku; peningkatan

pengendalian pelaksanaan pembangunan daerah dari berbagai sumber

dana pembangunan; terlaksananya fasilitasi untuk mendorong kemajuan

ekonomi dan sektor-sektor unggulan Kabupaten Bogor; terwujudnya

organisasi perangkat daerah yang ramping struktur tetapi kaya fungsi dan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; peningkatan

profesionalisme aparatur, baik dalam kompetensi teknis dan substantif

menurut tupoksinya maupun untuk pelayanan kepada masyarakat disertai

dengan perbaikan kesejahteraan aparatur; peningkatan kuantitas dan

kualitas auditor/Pejabat Pengawas Pemerintah (P3); peningkatan

kesejahteraan auditor/Pejabat Pengawas Pemerintah (P3) (???);

mendorong peningkatan kinerja aparatur; mendorong peningkatan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; pengembangan SIMWASDA

(Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Daerah); terwujudnya

pembentukan daerah otonom baru di wilayah Barat Kabupaten Bogor;

terlaksananya reformasi birokrasi di daerah secara menyeluruh sesuai

dengan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan

bertanggungjawab.

Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Pembangunan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diarahkan pada terwujudnya

pemberdayaan kelembagaan masyarakat desa dan potensi ekonomi desa,

antara lain melaui peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap

teknologi tepat guna, dan teknologi terkini lainnya, serta adanya

penghargaan terhadap prestasi masyarakat atas pencapaiannya di bidang

ilmu pengetahuan dan penelitian.

Urusan Kearsipan, diprioritaskan pada tercapainya tata pengelolaan

kearsipan daerah yang lebih maju di setiap SKPD hingga kecamatan, dan

desa/kelurahan sesuai dengan perkembangan IPTEK; terbangunnya sarana

dan prasarana layanan perpustakaan daerah untuk meningkatkan minat

dan budaya baca pada masyarakat dan pelajar di Kabupaten Bogor;

peningkatan kualitas dan kuantitas perpustakaan desa/kelurahan di

Kabupaten Bogor.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 90

Urusan Komunikasi dan Informatika, diprioritaskan pada

peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap teknologi informasi

melalui peningkatan jangkauan layanan telekomunikasi di setiap

kecamatan serta peningkatan rasio pemanfaatan sarana komunikasi

maupun telematika. Selain itu, dilakukan upaya penguasaan dan

pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dilandasi oleh

nilai-nilai Iman dan Takwa (IMTAQ).

Urusan Pertanian, diprioritaskan pada terjaminnya ketersediaan

kebutuhan pokok masyarakat, terutama beras; munculnya sentra-sentra

produk unggulan baru dari pertanian, perikanan, peternakan maupun

perkebunan; bangkitnya sentra agrobisnis yang sesuai dengan keunggulan

masing-masing wilayah.

Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral, diprioritaskan pada

peningkatan rasio pemanfaatan potensi sumber daya air, energi dan

listrik.

Prioritas utama pada tahapan ini adalah penguatan dan

pemantapan pembangunan daerah untuk mewujudkan masyarakat

yang maju dan sejahtera melalui peningkatan kualitas dan pemerataan

pelayanan pendidikan dan kesehatan; peningkatan kemampuan daya beli

masyarakat; pemenuhan pelayanan dasar, terutama infrastruktur wilayah

untuk percepatan pembangunan di setiap wilayah; pengendalian

pemanfaatan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup secara

berkelanjutan serta mitigasi bencana di kabupaten Bogor; reformasi

birokrasi sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih,

berwibawa dan bertanggungjawab.

V.3.3 RPJMD ke-3 (2013 � 2018)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan

RPJMD ke-2, maka RPJMD ke-3 ditujukan untuk merealisasikan visi dan

misi pembangunan daerah melalui pengembangan dan percepatan

pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang/urusan

pemerintahan sesuai dengan kewenangan Kabupaten Bogor dengan

menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian

daerah berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya

manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang

berlandaskan pada nilai-nilai agama, moral dan kearifan lokal,

pembangunan daerah secara berkelanjutan dengan pemantapan tata

Page 91: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 91

kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan

bertanggungjawab. Pada tahapan ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

diproyeksikan sebesar 77,34 pada tahun 2018.

Pada RPJMD ke-3 ini, tahapan dan prioritasnya semakin

dikembangkan dan dipercepat pencapaiannya, sehingga prioritas

pembangunan pada tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut :

Urusan Pendidikan. Pembangunan pendidikan diprioritaskan untuk

peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH)

melalui Perintisan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 (dua belas)

Tahun. Upaya yang dilakukan untuk mendukung antara lain yaitu

pengembangan pendidikan satu atap (sembilan tahun), peningkatan

sarana dan prasarana pendidikan menengah dan bantuan beasiswa bagi

siswa dari keluarga tidak mampu.

Urusan Kesehatan. Pembangunan kesehatan diprioritaskan untuk

meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH), penurunan Angka Kematian

Ibu dan Angka Kematian Bayi, melalui peningkatan persalinan oleh tenaga

kesehatan, peningkatan balita gizi baik dan yang diimunisasi lengkap,

peningkatan cakupan sanitasi dasar, peningkatan pemanfaatan sarana

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, peningkatan angka kesembuhan

penderita penyakit tertentu, penyusunan rancangan sistem jaminan

pemeliharaan kesehatan, dan peningkatan manajemen kesehatan yang

akuntabel, serta penuntasan jumlah penduduk miskin yang menjadi

program jaminan pemeliharaan kesehatan.

Urusan Pekerjaan Umum. Pembangunan diprioritaskan pada

percepatan pembangunan infrastruktur wilayah, yang diindikasikan oleh

berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi, ketersediaan jaringan

irigasi, meningkatnya ketersediaan air bersih dan sanitasi, penambahan

ruang terbuka hijau dan taman-taman kota di setiap wilayah kecamatan.

Urusan Penataan Ruang. Pembangunan Penataan Ruang

diprioritaskan melalui upaya yang mendukung semakin terpenuhinya

rencana tata ruang secara detail untuk kota dan kawasan serta daerah

yang tumbuh dengan pesat; dan semakin terkendalinya pemanfaatan

ruang sesuai dengan kaidah pengelolaan ruang dan lingkungan hidup yang

berkelanjutan.

Urusan Perencanaan Pembangunan, diprioritaskan pada semakin

mantapnya peran serta masyarakat dan lembaga-lembaga masyarakat

dalam proses perencanaan pembangunan daerah dan pengawasan

Page 92: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 92

pembangunan daerah yang mendukung penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Selain itu, perencanaan pembangunan diarahkan pada upaya yang

mendukung semakin tingginya nilai tambah PDRB dan mulai bergesernya

struktur ekonomi ke dalam sektor tersier dengan laju pertumbuhan

ekonomi yang berada di atas angka inflasi regional Jawa Barat; semakin

tingginya pendapatan per kapita dan upah minimum kabupaten serta

upah minimum regional Jawa Barat dan mulai memenuhi kebutuhan

hidup minimum.

Urusan Perhubungan. Pembangunan Perhubungan diprioritaskan

pada upaya penambahan jangkauan wilayah pelayanan moda

transportasi.

Urusan Lingkungan Hidup, diprioritaskan pada pemantapan

pengelolaan lingkungan hidup melalui kelayakan AMDAL, UKL/UPL dan

RKL/RPL yang bersertifikat dalam kegiatan usaha dan mulai terpenuhinya

baku mutu lingkungan yang berlaku; serta cakupan revegetasi lahan kritis

telah menjangkau separoh dari luas lahan kritis yang ada.

Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil. Pembangunan

Kependudukan dan Catatan Sipil diprioritaskan pada upaya semakin

mantapnya pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk di

bawah laju Provinsi Jawa Barat.

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Pembangunan bidang Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak diarahkan untuk peningkatan upaya pemberdayaan perempuan

berbasis kemandirian ekonomi, pendidikan dan kesehatan, peningkatan

upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui pencegahan

kekerasan dalam rumah tangga, pengembangan partisipasi lembaga sosial

masyarakat dalam penanganan permasalahan perempuan dan anak dan

peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan.

Urusan Sosial, diprioritaskan pada berkurangnya secara signifikan

jumlah pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin di bawah

rata-rata Provinsi Jawa Barat.

Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Pembangunan

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dilakukan melalui optimalisasi

sumber daya produktif dengan peningkatan pemberdayaan Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah yang sejalan dengan perkembangan dunia usaha;

Page 93: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 93

serta bangkitnya sentra-sentra industri, koperasi dan UKM/IKM sesuai

dengan keunggulan masing-masing wilayah.

Urusan Penanaman Modal. Pembangunan urusan Penanaman Modal

diprioritaskan pada jumlah dan laju investasi di wilayah Kabupaten Bogor

proporsional dengan wilayah BODEBEK lainnya; dan munculnya sentra-

sentra unggulan baru di setiap wilayah Kabupaten Bogor.

Urusan Kebudayaan. Dalam Pembangunan bidang kebudayaan

diprioritaskan pada pelestarian nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal

masyarakat Kabupaten Bogor. Upaya yang dilakukan antara lain

menanamkan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal masyarakat

terutama pada kalangan generasi muda dalam peran sertanya untuk

pembangunan.

Urusan Kepemudaan dan Olah Raga. Pembangunan kepemudaan

diupayakan melalui peningkatan kualitas pemuda sebagai individu dan

dalam organisasi kepemudaan. Sedangkan pembangunan bidang olah raga

diarahkan pada terpenuhinya sarana olah raga sehingga dapat

meningkatkan prestasi olah raga.

Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, diprioritaskan

pada semakin mantapnya persatuan dan kesatuan bangsa di Kabupaten

Bogor berdasarkan agama; semakin mantapnya kondisi politik lokal yang

demokratis melalui penguatan kelembagaan politik yang ada; semakin

mantapnya teknologi dan alat deteksi dini terhadap bencana gempa,

banjir dan tanah longsor; serta semakin mantapnya kemampuan aparat,

anggota masyarakat dan kelompok masyarakat terampil dalam menangani

bahaya bencana alam, pencegahan bencana alam maupun mitigasi

bencana serta meningkatnya perlindungan masyarakat dan

penanggulangan/penanganan korban bencana alam maupun korban

bencana sosial.

Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian,

diprioritaskana pada pemantapan kapasitas Pemerintah Kabupaten Bogor

dan DPRD Kabupaten Bogor dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah; semakin mantapnya kualitas pelayanan dasar, perizinan dan

pelayanan publik yang lebih baik (better), lebih cepat (faster) dengan

biaya wajar menurut peraturan yang berlaku (cheaper) dalam lingkup

kewenangan Kabupaten Bogor serta memenuhi kepuasan pelanggan;

pemantapan reformasi birokrasi mulai berkembang ke arah pelayanan

Page 94: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 94

publik dengan dukungan teknologi e-goverment dan teknologi informasi

yang terkini, serta pemantapan kapasitas inspektorat Kabupaten Bogor;

Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Pembangunan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diarahkan pada peningkatan

pemberdayaan kelembagaan masyarakat desa dan potensi ekonomi desa.

Urusan Kearsipan. Pembangunan Kearsipan diprioritaskan pada

tercapainya tata pengelolaan kearsipan daerah yang lebih maju hingga

pemerintahan desa sesuai perkembangan teknologi informasi dan

komunkasi; penuntasan pembangunan sarana dan prasarana layanan

perpustakaan daerah untuk meningkatkan minat dan budaya baca pada

masyarakat dan pelajar Kabupaten Bogor; dan pengembangan

perpustakaan tingkat SKPD, kecamatan hinga kelurahan dan desa.

Urusan Komunikasi dan Informatika. Pembangunan Komunikasi dan

Informatika diprioritaskan pada peningkatan aksesibilitas masyarakat

terhadap teknologi informasi melalui upaya perintisan jangkauan layanan

telekomunikasi di setiap desa/kelurahan.

Urusan Pertanian. Pembangunan Pertanian diprioritaskan pada

terjaminnya ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat, terutama beras

dan mulai terpenuhinya kebutuhan komoditas pangan lainnya.

Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada tahap ini

diprioritaskan pada penyediaan energi bagi masyarakat, meningkatnya

upaya konservasi dan penghematan energi serta dimulainya

pengembangan energi alternatif.

Prioritas utama pada tahapan ini adalah pengembangan dan

percepatan pembangunan daerah untuk mewujudkan masyarakat yang

maju dan sejahtera melalui peningkatan kualitas dan relevansi

pendidikan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu;

peningkatan kemampuan daya beli masyarakat; pemenuhan pelayanan

dasar yang bermutu, terutama infrastruktur wilayah untuk percepatan

pembangunan di setiap wilayah dan mengatasi ketimpangan

pembangunan antar wilayah; pengendalian pemanfaatan ruang dan

pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan disertai dengan

indikator pengelolaan lingkungan yang memenuhi baku mutu lingkungan

yang berlaku serta peningkatan penangulangan mitigasi bencana;

keberlanjutan pelaksanaan reformasi birokrasi sesuai dengan tata kelola

pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab.

Page 95: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 95

V.3.4 RPJMD ke-4 (2018 � 2023)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan

RPJMD ke-3, maka RPJMD ke-4 ditujukan untuk optimalisasi

pembangunan daerah di seluruh bidang/urusan pemerintahan dengan

menekankan pada terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh

berlandaskan keunggulan kompetitif yang didukung oleh SDM berkualitas

dan berdaya saing, dengan tetap mempertimbangkan pembangunan

daerah yang berkelanjutan dan reformasi birokrasi yang telah sesuai

dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, bersih,

berwibawa dan bertanggungjawab sebagaimana peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Pada RPJMD ke-4 ini, tahapan dan prioritasnya semakin

dioptimalkan pencapaiannya. Pada tahap ini, batas bawah status

pembangunan manusia terkategorikan tinggi (IPM=80) diproyeksikan

terwujud pada tahun 2022, dan di akhir tahapan akan terwujud IPM

sebesar 80,81.

Prioritas pembangunan pada tahap ini dapat diuraikan sebagai

berikut :

Urusan Pendidikan. Pembangunan pendidikan diprioritaskan untuk

peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH)

melalui Pemantapan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 (dua belas)

Tahun, serta munculnya sekolah-sekolah unggulan di Kabupaten Bogor.

Urusan Kesehatan. Pembangunan kesehatan diprioritaskan untuk

meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH), penurunan Angka Kematian

Ibu dan Angka Kematian Bayi, melalui peningkatan persalinan oleh tenaga

kesehatan, peningkatan balita gizi baik dan yang diimunisasi lengkap,

peningkatan cakupan sanitasi dasar, peningkatan pemanfaatan sarana

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, peningkatan angka kesembuhan

penderita penyakit tertentu, penyusunan rancangan sistem jaminan

pemeliharaan kesehatan, dan peningkatan manajemen kesehatan yang

akuntabel, serta perintisan jumlah penduduk miskin beserta anggota

masyarakat lainnya untuk memasuki program jaminan pemeliharaan

kesehatan.

Urusan Pekerjaan Umum, diprioritaskan pada mantapnya

penambahnya ruang terbuka hijau dan taman-taman kota di setiap

wilayah kecamatan.

Page 96: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 96

Urusan Penataan Ruang. Pembangunan Penataan Ruang

diprioritaskan pada terpenuhinya seluruh rencana tata ruang secara

detail untuk kota dan kawasan serta daerah yang tumbuh dengan pesat;

serta terkendalinya dengan optimal pemanfaatan ruang sesuai dengan

kaidah pengelolaan ruang dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Urusan Perencanaan Pembangunan, diprioritaskan pada

optimalisasi peran serta masyarakat dan lembaga-lembaga masyarakat

dalam proses perencanaan pembangunan daerah dan pengawasan

pembangunan daerah yang mendukung penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Selain itu, perencanaan pembangunan diarahkan pada upaya yang

mendukung semakin mantapnya kenaikan nilai tambah PDRB dan struktur

ekonomi telah berada dalam sektor tersier dengan laju pertumbuhan

ekonomi yang berada di atas angka inflasi regional dan rata-rata

pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Barat; serta pendapatan per kapita

dan upah minimum kabupaten serta upah minimum regional mampu

memenuhi kebutuhan hidup minimum;

Urusan Perhubungan. Pembangunan Perhubungan diprioritaskan

pada upaya penambahan jangkauan wilayah pelayanan moda

transportasi.

Urusan Lingkungan Hidup. Pembangunan Urusan Lingkungan Hidup

diprioritaskan pada optimalisasi pengelolaan lingkungan hidup melalui

kelayakan AMDAL, UKL/UPL dan RKL/RPL yang bersertifikat dalam

kegiatan usaha dan mulai terpenuhinya baku mutu lingkungan yang

berlaku; serta semakin optimalnya cakupan revegetasi lahan kritis dan

telah menjangkau sebagian besar dari luas lahan kritis yang ada.

Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, diprioritaskan pada upaya

semakin mantapnya pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan

penduduk di bawah laju Provinsi Jawa Barat.

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Pembangunan bidang Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak diarahkan untuk peningkatan upaya pemberdayaan perempuan

berbasis kemandirian ekonomi, pendidikan dan kesehatan, peningkatan

upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui pencegahan

kekerasan dalam rumah tangga, pengembangan partisipasi lembaga sosial

masyarakat dalam penanganan permasalahan perempuan dan anak dan

peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan.

Page 97: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 97

Urusan Sosial, diprioritaskan pada berkurangnya secara signifikan

jumlah pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin di bawah

rata-rata Propinsi Jawa Barat; serta pendapatan per kapita dan upah

minimum kabupaten serta upah minimum regional mampu memenuhi

kebutuhan hidup minimum.

Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Pengembangan KUKM

di berbagai sektor perekonomian melalui peningkatan kualitas serta

kehandalan sehingga mempunyai daya tawar usaha dengan meningkatkan

produktivitas dan efisiensi dalam melakukan aktivitas bisnisnya.

Urusan Penanaman Modal, diprioritaskan pada semakin mantapnya

tambahan jumlah maupun laju investasi di wilayah Kabupaten Bogor

diantara wilayah BODEBEK lainnya; dan terus berkembangnya sentra-

sentra unggulan yang baru tumbuh di setiap wilayah Kabupaten Bogor.

Urusan Kebudayaan. Dalam Pembangunan urusan kebudayaan

diprioritaskan pada pelestarian nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal

masyarakat Kabupaten Bogor. Upaya yang dilakukan antara lain

mengembangkan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal masyarakat yang

dapat dijadikan faktor penyeimbang terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Urusan Kepemudaan dan Olah Raga. Pembangunan urusan

kepemudaan diarahkan pada penyiapan kemandirian pemuda dalam

mensejahterakan dirinya dan masyarakat di sekitarnya tanpa banyak

tergantung pada pihak lain. Adapun pengembangan keolahragaan

dilakukan melalui perwujudan Kabupaten Bogor sebagai kabupaten yang

mampu mencetak atlet berprestasi pada event provinsi dan nasional.

Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, diprioritaskan

untuk optimalisasi persatuan dan kesatuan bangsa di Kabupaten Bogor

berdasarkan agama; optimalisasi kondisi politik lokal yang demokratis

melalui penguatan kelembagaan politik yang ada ; optimalisasi teknologi

dan alat deteksi dini terhadap bencana gempa, banjir dan tanah longsor;

serta optimalisasi kemampuan aparat, anggota masyarakat dan kelompok

masyarakat terampil dalam menangani bahaya bencana alam,

pencegahan bencana alam maupun mitigasi bencana serta meningkatnya

perlindungan masyarakat dan penanggulangan/penanganan korban

bencana alam maupun korban bencana sosial.

Page 98: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 98

Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian,

diprioritaskan pada optimalisasi kapasitas Pemerintah Kabupaten Bogor

dan DPRD Kabupaten Bogor dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah; optimalisasi kualitas pelayanan dasar, perizinan dan pelayanan

publik yang lebih baik (better), lebih cepat (faster) dengan biaya wajar

menurut peraturan yang berlaku (cheaper) dalam lingkup kewenangan

Kabupaten Bogor serta memenuhi kepuasan pelanggan; optimalisasi

reformasi birokrasi ke arah pelayanan publik dengan dukungan teknologi

e-goverment dan teknologi informasi yang terkini untuk aspek pelayanan

perizinan investasi dan perizinan lainnya.

Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Pembangunan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diarahkan pada peningkatan

pemberdayaan kelembagaan masyarakat desa dan potensi ekonomi desa.

Urusan Kearsipan. Pembangunan Kearsipan diprioritaskan pada

terciptanya tata pengelolaan kearsipan yang terintegrasi (integrated

system) antara manual dan elektronik pada tingkat SKPD dan kecamatan;

serta perintisan pengembangan perpustakaan desa/ kelurahan yang

berbasis teknologi informasi dan komunkasi.

Urusan Komunikasi dan Informatika. Pembangunan Komunikasi dan

Informatika diprioritaskan pada pemantaban aksesibilitas masyarakat

terhadap teknologi informasi melalui upaya peningkatan jangkauan

layanan telekomunikasi di setiap desa/kelurahan.

Urusan Pertanian, diprioritaskan pada terjaminnya ketersediaan

kebutuhan pokok masyarakat, terutama beras dan mulai terpenuhinya

kebutuhan komoditas pangan lainnya.

Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada tahap ini,

diharapkan semakin mantapnya pranata pengelolaan energi dalam upaya

kemandirian energi regional.

Prioritas utama pada tahapan ini adalah optimalisasi

pembangunan daerah untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan

sejahtera melalui peningkatan kualitas dan relevansi pelayanan

pendidikan di jenjang SMA/SMK dan peningkatan pelayanan kesehatan

yang bermutu dan terjangkau dengan program jaminan pemeliharaan

kesehatan; peningkatan kemampuan daya beli masyarakat yang

memenuhi kebutuhan hidup minimum; pemenuhan pelayanan dasar yang

bermutu, mantap dan merata di setiap wilayah, terutama infrastruktur

Page 99: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 99

wilayah untuk setiap wilayah dan teratasinya ketimpangan pembangunan

antar wilayah; optimalisasi pengendalian pemanfaatan ruang dan

pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan disertai dengan

indikator pengelolaan lingkungan yang memenuhi baku mutu lingkungan

yang berlaku serta peningkatan kapasitas dalam mitigasi bencana di

kabupaten Bogor; pemantapan pelaksanaan reformasi birokrasi sesuai

dengan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan

bertanggungjawab.

V.3.5 RPJMD ke-5 (2023 � 2025)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan

RPJMD ke-4, maka RPJMD ke-5 ditujukan untuk menyempurnakan

pembangunan daerah di seluruh bidang/urusan pemerintahan dengan

tata ruang dan infrastruktur yang sudah melayani seluruh wilayah di

Kabupaten Bogor. Struktur dan pola pemanfaatan ruang yang sudah

sistematis akan memudahkan distribusi perekonomian yang merata

dengan pembangunan berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat

di Kabupaten Bogor diharapkan semakin terwujud. Kondisi pendidikan

masyarakat telah berada pada penuntasan wajib belajar pendidikan dasar

12 (dua belas) tahun disertai dengan derajat kesehatan yang tinggi. Hal

ini didukung sepenuhnya oleh optimalisasi pelaksanaan reformasi

birokrasi secara menyeluruh dengan menegakkan secara konsisten

prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa

dan bertanggungjawab.

Pada periode ini merupakan puncak atau klimaks dari

pembangunan menyeluruh di segala bidang di Kabupaten Bogor, sehingga

diharapkan visi dan misi Kabupaten Bogor dapat tercapai secara optimal.

Proyeksi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada akhir kurun waktu RPJP

Daerah 2005-2025 adalah sebesar 82,24.

Untuk periode berikutnya, harus dilakukan terlebih dahulu evaluasi

daerah secara menyeluruh sesuai dengan indikator Evaluasi Kemampuan

Penyelenggaraan Otonomi Daerah (EKPOD) sebagaimana ketentuan yang

berlaku. Hasil dari EKPOD harus dijadikan sebagai dasar untuk

merumuskan kembali visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Bogor

untuk 20 (dua puluh) tahun tahap kedua RPJPD Kabupaten Bogor.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/25213700/1515068099/name/Rencana+Pemba… · Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025

I - 100

BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun

2005�2025 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan merupakan pedoman

bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bogor di dalam penyelenggaraan

pembangunan daerah 20 tahun ke depan.

RPJPD ini disusun dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Jawa

Barat, dan menjadi pedoman bagi setiap calon Bupati dan Wakil Bupati dalam

menyusun visi, misi, dan program prioritas yang akan menjadi dasar dalam

penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Keberhasilan pembangunan daerah

dalam mewujudkan visi �Kabupaten Bogor Maju dan Sejahtera Berlandaskan

Iman dan Takwa� perlu didukung oleh (1) komitmen dari kepemimpinan daerah

yang kuat dan demokratis; (2) konsistensi kebijakan pemerintah; (3)

keberpihakan kepada rakyat; dan (4) peran serta masyarakat dan dunia usaha

secara aktif.

PENJABAT BUPATI BOGOR,

ttd

SOEMIRAT