BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

45
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kunjungan Antenatal Care merupakan kunjungan yang dilakukan ibu hamil selama kehamilan yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu menuju persalinan dan untuk mengetahui apakah ibu tidak memiliki komplikasi selama kehamilan. Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dengan pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan ketentuan 1 kali pada Trimester I (K1), 1 kali pada Trimester II dan dua kali pada Trimester III (K4). (1) Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang dilakukan secara teratur dan berkualitas. (2) Menurut Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kunjungan Antenatal Care merupakan kunjungan yang dilakukan ibu

hamil selama kehamilan yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu menuju

persalinan dan untuk mengetahui apakah ibu tidak memiliki komplikasi selama

kehamilan.

Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal Care (ANC)

merupakan asuhan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap

kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan

memantau keadaan janin. Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4

kali kunjungan ibu hamil dengan pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan

ketentuan 1 kali pada Trimester I (K1), 1 kali pada Trimester II dan dua kali pada

Trimester III (K4). (1)

Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi

ibu. WHO memperkirakan bahwa 15% dari seluruh wanita yang hamil akan

berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat

mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui

pemberian asuhan kehamilan yang dilakukan secara teratur dan berkualitas. (2)

Menurut Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka

Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki AKI

cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa,

dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per

100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per

100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup. (3)

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, Angka Kematian

Ibu (AKI) pada tahun 2015 tercatat 305 kematian per 100.000 kelahiran

hidup. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2016, di

Sumatera Utara AKI mencapai 268 kasus per 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2016, jumlah

Kematian Ibu di Kota Medan sebanyak 3 jiwa dari 47.541 kelahiran hidup,

dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dilaporkan sebesar 6 per 100.000 kelahiran

hidup, artinya dari 100.000 kelahiran hidup 6 ibu meninggal saat kehamilan,

persalinan atau nifas. (4) (5) (6)

Cakupan kunjungan antenatal care ibu hamil di dunia tahun 2013

menunjukkan angka 94% untuk K1 dan 72% untuk K4. Sedangkan berdasarkan

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 menyatakan bahwa cakupan K1

sebesar 95,75 % dan cakupan K4 sebesar 87,48 %. Cakupan kunjungan ibu

hamil di Sumatera Utara berdasarkan Profil Kesehatan tahun 2015 menunjukkan

peningkatan dengan cakupan K1 sebesar 82,44% dan cakupan K4 sebesar 75,50%

dan belum mencapai target yang ditetapkan Berdasarkan Profil Kesehatan Kota

Medan tahun 2016 menyatakan bahwa cakupan kunjungan antenatal care K1 dan

K4 di Kota Medan yaitu Cakupan K1 sebesar 94,4% dan Cakupan K4 sebesar

89,6%. (7) (8) (5) (9)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Menurut DepKes RI, jika tidak melakukan ANC sesuai aturan

dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi, salah satunya Eklampsia dan

Anemia. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun

2014, angka kematian ibu yang disebabkan karena Eklampsia sebesar 27,1%. Pre-

eklampsia/eklampsia merupakan kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan

disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedeme

(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi

dan terdapat proteinurine pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian

karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-

eklampsia berat. (10) (6) (11)

Adapun penatalaksanaan yang perlu dilakukan pada ibu hamil untuk

mendeteksi dini Pre-eklamsia/Eklampsia yaitu dengan melakukan pemeriksaan

prenatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu,

kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap

minggu. (11)

Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain dapat menurunkan daya

tahan tubuh ibu hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin

sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan prematur. Oleh

karena itu, pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin

selama pengawasan antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1

kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan sekali lagi pada

triwulan terakhir. (10)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang

perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya

manusia pada generasi mendatang. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab

keadaan tersebut, diantara minimnya pengetahuan tentang risiko-risiko kehamilan

yang diakibatkan karena rendahnya tingkat pendidikan, pemeliharaan kehamilan,

pengetahuan tentang gizi dalam kehamilan, keadaan ekonomi dan sebagainya.

(12)

Rendahnya tingkat pendidikan yang mengakibatkan kurangnya

pengetahuan tentang kehamilan atau kelainan-kelainan dalam kehamilan kurang

diperhatikan yang pada akhirnya dapat membawa resiko yang tidak diinginkan.

Akibat dari rendahnya pengetahuan dari ibu hamil tidak jarang kehamilan banyak

menimbulkan adanya kematian baik pada ibu maupun pada bayi yang dilahirkan

atau bahkan kedua-duanya. (12)

Motivasi juga berpengaruh terhadap keberhasilan cakupan kunjungan pada

ibu hamil. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Ibu

hamil yang memiliki motivasi untuk melakukan kunjungan antenatal, kemu

ngkinan besar akan berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk

mencegah, menghindari, atau mengatasi masalah resiko kehamilan. Ibu memiliki

kesadaran untuk melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan

kehamilannya, sehingga apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat

ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan, sehingga dapat membantu

menurunkan angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia. (13)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Motivasi yang diperoleh ibu diharapkan mampu memberikan manfaat atau

sebagai pendorong ibu dalam melakukan kunjungan ANC. Motivasi yang ada

pada ibu hamil terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik

yaitu dorongan internal yang timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar

karena memang telah ada dalam diri individu. Faktor internal yang mempengaruhi

motivasi adalah usia, faktor emosi dan pendidikan serta tingkat pengetahuan. (13)

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar yang merupakan

pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Dalam hal ini suami, keluarga, teman

dan petugas kesehatan. Faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi adalah latar

belakang budaya dan dukungan keluarga. Dukungan keluarga yaitu salah satunya

peran suami merupakan hal penting yang menentukan keberhasilan dalam

kepatuhan ibu dalam melakukan kunjungan ANC, karena suami merupakan orang

yang paling dekat dan sering diajak diskusi dalam hal kehamilan ibu. (13)

Pencapaian pelayanan kesehatan ibu dapat dinilai dengan

menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 merupakan

kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan sejak pertama kali dan

seterusnya yang bertujuan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai

standar selama 1 periode kehamilan berlangsung sedangkan Cakupan K4

merupakan kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke-4 atau lebih

untuk mengetahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap yang

menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah dan

kemampuan manajemen kelangsungan program KIA. (14)

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang

profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan

begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik

selain juga mereka menjadi lebih percaya da terbuka karena mereka sudah

mengenal si pemberi asuhan. (10)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nery Ermaya, Djoko Nugroho

dan Dharminto 2015 didapatkan hasil uji koefisien korelasi antara varibel

motivasi dengan keteraturan antenatal care sebesar r = 0,639 dengan signifikansi

(sig) sebesar 0,000 (signifikan < 0,05), artinya ada hubungan yang kuat postiif

antara variabel motivasi dengan keteraturan antenatal care. (15)

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji regresi logistik yang dilakukan

oleh Ni Nyoman Mestri Agustini 2013, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan dengan cakupan pelayanan antenatal,

dimana p < 0,05 (p = 0,023). Dimana ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi

memiliki kemungkinan cakupan pelayanan antenatal lengkap 9 kali lebih besar

dari pada ibu dengan tingkat pengetahuan rendah (OR = 6,968; CI 95% 1,315

hingga 36,940) Temuan penelitian ini sesuai dengan tinjauan teoritik, yaitu tingkat

pengetahuan ibu mengenai pelayanan antenatal menentukan cakupan pelayanan

antenatal. (16)

Penelitian yang dilakukan oleh Syukrianti Syahda 2014 menunjukkan

bahwa ibu hamil dengan pengetahuan kurang yang melakukan kunjungan ANC

sebanyak 8 orang (53,3%), sedangkan ibu hamil dengan pengetahuan baik yang

tidak melakukan kunjungan ANC sebanyak 2 orang (6,7%). Berdasarkan analisis

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

bivariat didapatkan hasil uji statistik menunjukkan p value yang diperoleh adalah

0.042 <alpha 0.05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan

ibu dengan kunjungan ANC. (17)

Berdasarkan data dari RB Hanum Medan, jumlah ibu hamil dari bulan

Januari 2018 – Juli 2018 sebanyak 89 orang. Dari 89 orang ibu hamil, yang

melakukan kunjungan kehamilan secara teratur sebanyak 29 orang dan yang

melakukan kunjungan kehamilan secara tidak teratur sebanyak 60 orang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh di RB Hanum Medan

pada bulan Juli 2018 yang dilakukan dengan wawancara pada 10 orang ibu

hamil dengan usia kehamilan >36 minggu, di antaranya 6 orang tidak melakukan

pemeriksaan kehamilan secara lengkap. 4 orang diantaranya mengatakan bahwa

tidak sepenuhnya mengetahui jadwal kunjungan kehamilan serta tujuan dan

manfaat pemeriksaan kehamilan karena menurut ibu pemeriksaan kehamilan

hanya dilakukan pada saat ibu mempunyai keluhan. Sedangkan 2 orang di

antaranya mengatakan bahwa mengetahui jadwal kunjungan kehamilan namun

karena berdasarkan pengalaman ibu pada kehamilan sebelumnya, tidak terjadi

sesuatu yang membahayakan ibu dan janinnya sehingga tidak pernah timbul

keinginan ibu untuk memeriksakan kehamilannya lebih lanjut.

Suami ataupun keluarga juga tidak pernah menyarankan ibu untuk

memeriksakan kehamilannya di klinik atau di fasilitas kesehatan lainnya sehingga

ibu juga tidak memiliki keinginan untuk memeriksakan kehamilannya. Sedangkan

4 orang ibu hamil lainnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara lengkap

dengan alasan ingin mengetahui keadaannya dan janinnya walaupun suami

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

ataupun keluarga tidak pernah mengantar ibu untuk memeriksakan kehamilannya

di klinik ataupun di fasilitas kesehatan lainnya.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka peneliti

berkeinginan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan

Motivasi Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di RB Hanum

Medan tahun 2018”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan pengetahuan dan

motivasi ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di RB Hanum

Medan tahun 2018?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Praktis

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi ibu hamil

dengan kunjungan antenatal care (ANC) di RB Hanum Medan tahun

2018.

1.3.2. Tujuan Teoritis

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil

mengenai kunjungan ANC di RB Hanum Medan tahun 2018.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi motivasi ibu hamil untuk

melakukan kunjungan ANC di RB Hanum Medan tahun 2018.

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kunjungan antenatal care

(ANC) ibu hamil di RB Hanum Medan Tahun 2018.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan

kunjungan antenatal care (ANC) di RB Hanum Medan tahun 2018.

5. Untuk mengetahui hubungan motivasi ibu hamil dengan kunjungan

antenatal care (ANC) di RB Hanum Medan tahun 2018.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi mahasiswi tentang pemeriksaan

Antenatal Care (ANC) dan untuk menambah kepustakaan yang ada

di Institut Kesehatan Helvetia Medan khusunya Prodi D IV Kebidanan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber data dan sumber informasi

peneliti selanjutnya tentang hubungan pengetahuan dan motivasi ibu

hamil dengan kunjungan antenatal care (ANC).

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Sebagai sumber informasi bagi responden tentang perlunya

pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil sesuai dengan

standar minimal yang sudah ditetapkan.

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan dalam menentukan langkah-langkah untuk

meningkatkan cakupan kunjungan Antenatal Care (ANC) dan kualitas

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

pelayanan sehingga derajat kesehatan masyarakat khususnya ibu hamil

dapat meningkat.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Syukrianti Syahda 2014 menunjukkan

bahwa ibu hamil yang suami tidak mendukung yang melakukan kunjungan ANC

sebanyak 10 orang (58,8%), sedangkan ibu hamil yang suami mendukung yang

tidak melakukan kunjungan ANC sebanyak 2 orang (7,1%). Berdasarkan analisis

bivariat didapatkan hasil uji statistik menunjukkan p value yang diperoleh adalah

0.017 < alpha 0.05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara dukungan

suami dengan kunjungan ANC. (17)

Hasil penelitian Agustin di wilayah kerja Puskesmas Kaliwates

Kabupaten Jember menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mempunyai

motivasi baik, patuh dalam melakukan kunjungan ANC. Hal ini ditunjukkan

sebanyak 40 responden (59,7%) dengan motivasi baik, 23 responden (57,5%)

diantaranya patuh dalam melakukan kunjungan ANC, 17 respoden (42,5%) tidak

patuh dalam melakukan kunjungan ANC. Perhitungan uji statistik dengan Chi

Square didapatkan bahwa nilai p value (0,002) < α (0,05) yang berarti Ho ditolak.

Kesimpulan penelitian ada hubungan motivasi Ibu hamil trimester III dengan

kepatuhan kunjungan AntenatalCare (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas

Kaliwates Kabupaten Jember. Nilai Odd Ratio sebesar 5,953, artinya ibu hamil

trimester III yang memiliki motivasi baik akan memiliki kepatuhan sebesar 5,953

dalam melakukan kunjungan ANC. Dengan demikian perlu kiranya untuk

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

malakukan tindak lanjut dari penelitian ini melalui penyuluhan pada ibu tentang

perlunya melakukan kunjungan ANC sesuai jadwal yang telah ditetapkan,

sehingga ibu mempunyai motivasi untuk melakukan kunjungan ANC sesuai

standar yang telah ditetapkan. (13)

Menurut penelitian Gita Nirmala Sari, Shentya Fitriana dan Diana Hartaty

Anggraini tahun 2015, diketahui bahwa dari 21 responden dengan tingkat

pengetahuan kurang sebagian besar tidak teratur dalam pemanfaatan pelayanan

antenatal yaitu 16 responden (76,2%) dan dari 28 responden dengan tingkat

pengetahuan baik sebagian besar teratur dalam pemanfaatan pelayanan antenatal

yaitu 20 orang (71,4%). Ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan

pemanfaatan pelayanan antenatal (p value=0,001).Responden dengan pengetahuan

yang baik akan lebih banyak kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan

antenatal yang tersedia. Hal ini dikarenakan dengan pengetahuan yang baik maka

mereka akan lebih memahami akan pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal

sehingga mereka akan lebih teratur memeriksakan kehamilannya pada pelayanan

kesehatan yang tersedia. (18)

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Kehamilan

1. Defenisi Kehamilan

Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam

prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh

perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah sedikit

itu, cuma 1 sperma saja yang bisa membuahai sel telur. (2)

Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan

baik akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan

aman. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal

adalah bersifat biologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan

pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. (2)

2. Tanda-Tanda Kehamilan

a. Tanda Dugaan Hamil

1) Amenorea (Berhentinya Menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan

folikel de graaf dan ovulasi sehingga mentruasi tidak terjadi.

Lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan hari

pertama haid terakhir (HPHT) dan digunakan untuk

memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi,

amenorhea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,

tumor pituitari, perubahan dan fakto lingkungan, malnutrisi, dan

biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.

2) Mual (Nausea) Dan Muntah (Emesis)

Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang

terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sikcnes.

Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampaui

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut

dengan hiperemesis gravidarum

3) Ngidam (Menginginkan Makan Tertentu)

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan

yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-

bulanan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya

kehamilan.

4) Syncope (Pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada

pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.

5) Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan

kecepatan basal metabolisme (Basal Metabolisme Rate-BMR) pada

kehamilan yang akan meningkat sering pertambahan usia

kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

6) Payudara Tegang

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada

payudara, sedangkan progesteron menstilmulasi perkembangan

sistem alveolar payudara. Bersama somatomatropin, hormon-

hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,

pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.

7) Sering Miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa

penuh dan serring miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada

triwulan pertama akibat desakan uterus kekandung kemih. Pada

triwulan kedua umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus

yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan,

gejala bisa timbul karena janin mulai masuk kerongga panggul dan

menekan kembali kandung kemih.

8) Konstipasi atau Obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus

otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

9) Pigmentasi Kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.

Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang

merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi sekitar

pipi, sekitar leher tapak lebih hitam, dinding perut, sekitar

payudara, sekitar pantat dan paha atas.

10) Epulis

Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan

pertama.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

11) Varises

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran

pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.

Varises dapat terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis,

serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang

setelah persalinan.

3. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat

diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada

wanita hamil.

Tanda kemungkinan hamil ini terdiri atas hal-hal berikut ini:

a. Pembesaran perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat

kehamilan.

b. Tanda Hegar

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.

c. Tanda Goodel

Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks

seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti

bibir.

d. Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina

termasuk juga porsio dan serviks.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

e. Tanda Piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena

ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah

tersebut berkembang lebih dulu.

f. Kontraksi Braxton Hicks

Merupakan perengangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya

actomysin didalam otot uterus.

g. Tanda Ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak

dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.

h. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan (Planotest) Positif

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic

Gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel

selama kehamilan. Hormon direkresi ini peredaran ibu (pada plasma

darah), dan diekresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi

pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke

30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian

menurun pada hari ke 100-130.

4. Tanda Pasti (Positive Sign)

Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin,

yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini:

a. Gerakan Janin Dalam Rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.

Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20

minggu.

b. Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dapat didengar pada usia kehamilan 12 minggu dengan menggunakan

alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stethocope

laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

c. Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta

bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada

usis kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat

dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.

d. Kerangka Janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG. (2)

2.2.2. Antenatal Care (ANC)

1. Definisi

Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui

kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai

kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan

menetapkan resiko kehamilan. (19)

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Asuhan kehamilan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang

menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien

yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada

masa kehamilan. Pelaksanaan asuhan kehamilan bertujuan untuk

memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi dengan cara

membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan, memantau

kemajuan kehamilan dan kesejahteraan ibu dan bayi, mempersiapkan

kelahiran yang aman, meningkatkan pemahaman ibu tentang kesehatan

melalui pendidikan kesehatan, dan mendeteksi komplikasi yang dapat

mengancam jiwa ibu dan bayinya. (20)

Cakupan pelayanan antenatal meliputi pelayanan K1 sampai K4.

K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan,

sedangkan K4 yaitu kontak minimal empat kali selama masa kehamilan

untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang terdiri atas minimal satu kali

kontak pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali

pada trimester ketiga. (19)

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan yang aman dan

memuaskan. (1)

Terdapat 8 standar asuhan kehamilan antenatal care yaitu:

a. Standar 1 : Metode asuhan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Asuhan kebidanan dilakukan dengan metode manajemen, kebidanan

dengan langkah: pengumpuan data dan analisis data, penentuan diagnosa

perencanaan evaluasi dan dokumentasi.

b. Standar 2: pengkajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara

sistematis berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.

c. Standar 3: Identifikasi ibu hamil.

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk

pemeriksaan dini dan teratur.

d. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal.

Bidan memberi sedikitnya 4 kali pelayanan kehamilan pemeriksaan

meliputi: anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal

kehamilan resiko tinggi nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang

tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk.

e. Standar 5: Palpasi abdominal

f. Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan.

g. Standar 7: Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.

h. Standar 8: Persiapan persalinan. (2)

2. Tujuan Antenatal Care (ANC)

Tujuan ANC adalah sebagai berikut:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial

ibu serta bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan, dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal. (1)

Tujuan Asuhan Antenatal terfokus meliputi:

a. Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup meliputi:

1) Pendidikan dan konseling kesehatan tentang tanda-tanda bahaya dan

tindakan yang tepat, Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta

hidrasi, persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera dan

pencegahan dan pengenalan gejala-gejala PMS.

2) Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi

persalinan komplikasi.

3) Penyediaan TT

4) Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium dan kalsium.

5) Penyediaan pengobatan/pemberantasan penyakit cacing dan daerah

endemi malaria.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

6) Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan

kesiapan menghadapi persalinan.

b. Deteksi dini penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu an janin.

c. Intervensi yang tepat waktu untuk menatalaksana suatu penyakit atau

komplikasi.

d. Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi

e. Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat. (10)

3. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam

jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali

kunjungan selama periode antenatal, yaitu sebagai berikut:

a. Satu kali kunjungan selama trimester satu (<14 minggu)

b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)

c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke-36). (1)

Kebijakan program: Anjuran WHO

Trimester I:Satu kali kunjungan

Trimester II:Satu kali kunjungan

Trimester III:Dua kali kunjungan (10)

Kunjungan yang ideal adalah:

Awal kehamilan-28 minggu:1x1 bulan

28 minggu-36 minggu: 1x2 minggu

36 minggu-lahir: 1x1 minggu (10)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Pada setiap kali kunjungan antenatal, ibu hamil perlu mendapatkan

asuhan dan informasi yang sangat penting dari bidan yang meliputi :

a. Satu kali pada Trimester pertama, yaitu sebagai berikut:

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan

jiwa.

2) Mencegah masalah, misalnya: Tetanus neonatal, anemia, kebiasaan

tradisional yang berbahaya).

3) Membangun hubungan saling percaya.

4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk

menghadapi komplikasi.

5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga,

istirahat, seks dan sebagainya).

b. Satu kali pada trimester kedua (sebelum minggu ke-28), yaitu sebagai

berikut:

1) Sama seperti kunjungan pada trimester pertama.

2) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala

preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, proteinuria).

c. Dua kali pada trimester ketiga, yaitu sebagai berikut:

1) Sama seperti kunjungan sebelumnya hanya saja ditambah dengan

Deteksi kehamilan ganda dan deteksi kelainan letak atau kondisi

yang memerlukan persalinan di RS. (2)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada 14 standar

pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan

yang dikenal dengan 14 T. Pelayanan atau asuhan standar 14 T adalah

sebagai berikut :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

b. Pemeriksaan tekanan darah.

c. Pengukuran tinggi fundus uteri

d. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

e. Pemberian imunisasi TT

f. Pemeriksaan Hb

g. Pemeriksaan protein urine.

h. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

i. Pemeriksaan urine reduksi

j. Perawatan payudara

k. Senam ibu hamil

l. Pemberian obat malaria

m. Pemberian kapsul minyak beryodium

n. Temu wicara (konseling). (1)

4. Jenis Pemeriksaan Dalam Antenatal Care (ANC)

Pemeriksaan ibu hamil yang lengkap meliputi: tanya jawab (anamnesis)

pemeriksaan umum, pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi),

pemeriksaan dengar (auskultasi), pemeriksaan ketuk (perkusi), pemeriksaan

dalam, pemeriksaan panggul, dan pemeriksaan laboratorium. (21)

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki, dalam

pelaksaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan. Adapun komponen

pemeriksaan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

a. Asuhan pada kehamilan Trimester 1

1) Anamnese

Tujuan dari anamnesi adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi

dan menyiapkan untuk persalinan dengan mempelajari keadaan

kehamilan ibu sekarang, kehamilan dan kelahiran terdahulu, kesehatan

secara umum serta kondisi sosial ekonomi.

a) Biodata

Biodata meliputi data ibu hamil dan suami. Alamat dan nomor telfon

harus ditanyakan agar bidan tidak kesulitan menghubungi ibu hamil

jik diperlukan. Data golongan darah ibu juga dibutuhkan untuk

persiapan calon donor.

b) Riwayat menstruasi

Menanyakan HPHT untuk menghitung hari taksiran persalinan.

c) Riwayat kehamilan saat ini

Selain menanyakan keluhan saat ini, bidan atau petugas kesehatan

juga perlu menanyakan tanda penting yang terkait dengan masalah

kehailan dan penyakit yang mungkin diidap ibu.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

d) Riwayat obstetri yang lalu

Jika merupakan kehamilan kedua atau lebih, maka penting untuk

menanyakan masalah atau komplikasi yang pernah dialami pada

kehamilan sebelumnya.

e) Riwayat kesehatan/penyakit

f) Pemenuhan nutrisi

g) Riwayat kesehatan/penyakit keluarga

h) Riwayat kontrasepsi

i) Kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup

j) Riwayat sosial, termasuk riwayat kekerasan terhadap wanita

selama masa kehamilan

k) Kesiapan menghadapi persalinan dan komplikasi.

2) Pemeriksaan

Pemeriksaan umum meliputi menimbang berat badan dan tinggi

badan,pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital, mengukur LILA,

pemeriksaan kepala dan leher, payudara, abdomen, mengukur tinggi

fundus uteri (TFU), menghitung DJJ, menentukan presentasi janin,

ekstermitas atas dan ekstremitas bawah, punggung, genitalia eksterna

dan interna, memberikan imunisasi tetanus toksoid (TT), memberikan

tablet tambah darah (tablet Fe), pemeriksaan golongan darah,

pemneriksaan kadar Hb, pemeriksaan protein dalam urine,

pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan darah malaria,

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

pemeriksaan tes sifilis, pemeriksaan HIV, pemeriksaan BTA, Tata

laksana/penanganan kasus. (22)

b. Asuhan pada kehamilan Trimester 2

1) Anamnese

Tujuan dari anamnesi adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi

dan menyiapkan untuk persalinan dengan mempelajari keadaan

kehamilan ibu sekarang, kehamilan dan kelahiran terdahulu dan

kesehatan secara umum.

a) Biodata

Tanyakan apakah terdapat data yang berubah dari kunjungan

sebelumnya, misalnya alamat atau nomor telepon.

b) Riwayat kehamilan saat ini

Kaji kembali usia kehamilan berdasarkan tanggal kunjungan

sekarang, gerakan janin dalam 12 jam terakhir (usia kehamilan diatas

16 minggu pada multigravida dan 20 minggu pada primigravida),

keluhan atau tanda bahaya yang dirasakan saat ini, ketidaknyamanan

sesuai usia kehamilanya, kekhawatiran khusus, perasaan diri dan

pasangan serta keluarga terhadap kehamilanya, cara klien mengatasi

keluhanya dan/atau bantuan perawatan dari tenaga kesehatan

maupun tenaga tradisional yang didapatkan.

c) Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini

seperti apakah masih terdapat mual atau muntah, pusing, nyeri

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

kepala. pendarahan, nyeri abdomen hebat, demam, batuk lama,

berdebar-debar, cepat lelah, keputihan yang berbau, gerakan janin.

d) Riwayat kesehatan

e) Kebiasaan sehari-hari atau gaya hidup

f) Riwayat sosial

2) Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan keadaan umum dan

tanda vital, berat badan, kepala dan leher, payudara, abdomen,

ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, punggung, genitalia,

pemeriksaan hemoglobin, protein urine, glukosa urine/gula darah,

pemeriksaan fisik lain dan pemeriksaan penunjang lain. (22)

c. Asuhan pada kehamilan pada Trimester 3

1) Anamnese

Tujuan dari anamnesi adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi

dan menyiapkan untuk persalinan dengan mempelajari keadaan

kehamilan ibu sekarang, kehamilan dan kelahiran terdahulu dan

kesehatan secara umum.

a) Biodata

Konfirmasi dengan data yang telah didapatkan sebelumnya.

b) Riwayat kehamilan sekarang

Kaji perkembangan keluhan pada kunjungan sebeumnya dan

keluhan saat ini, terutama ketidaknyamanan yang mengarah pada

tanda bahaya kehamilan.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

c) Riwayat kesehatan seperti kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup

d) Riwayat sosial

Bagaimana persiapan diri dan keluarga dalam menghadapi

persalinan dan persiapan jika terjadi komplikasi serta persiapan

dalam menerima anggota keluarga baru (anak yang dilahirkan).

2) Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan keadaan umum dan

tanda vital, berat badan, kepala dan leher, payudara, abdomen,

ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, punggung, genitalia,

pemeriksaan hemoglobin, protein urine, glukosa urine/gula darah,

pemeriksaan fisik lain dan pemeriksaan penunjang lain. (22)

5. Hak-Hak Ibu Dalam Layanan Antenatal Care (ANC)

Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan, yaitu:

a. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi

harus diberikan langsung kepada klien (keluarganya).

b. Mendiskusikan keprihatinnya, kondisinya, harapanya terhadap sistem

pelayanan, dalam lingkungan yang dapat dipercaya. Proses ini

berlangsung secara pribadi dan didasari oleh rasa saling percaya.

c. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan

terhadapnya

d. Mendapatkan pelayanan secara pribadi/dihormati privasinya dalam

setiap pelaksanaan prosedur

e. Menerima layanan senyaman mungkin

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

f. Menyatakan pandangan dan pilihan mengenai pelayanan yang

diterimanya. (2)

2.2.3. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadimelalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). (19)

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang

mengadakan pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terhadap

obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengideraan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intesitas perhatian

persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. (23)

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan pendidikan, diaman diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh

melalui pendidikan formal. (23)

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

“tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan,mendefenisikan, menyatakan,

dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks

atau situasi lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau satu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masihdidalam struktur

organisasi tersebut masih ada kaitannya satu sama lain.

g. Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan utnuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

h. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada. (23)

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

2.2.4. Motivasi

1. Definisi Motivasi

Motif atau motivasi merupakan dua kata yang sangat erat berhubungan,

motif dalam bentuk masih pasif dan motivasi merupakan sesuatu yang telah aktif.

Motif berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau to move. Suatu

dorongan yang berasal dari dalam diri individu itulah yang disebut motif.

Dorongan yang terdapat dalam diri manusia berkaitan erat dengan kebutuhan,

namun terkadang dorongan bisa terlepas dari adanya suatu kebutuhan tertentu.

Energi pada perilaku manusia diperoleh dari adanya dorongan untuk mencapai

kebutuhan. Hamalik (1992) mengemukakan, motivasi adalah suatu perubahan

energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan munculnya afektif dan

reaksi untuk mencapai tujuan tersebut. (24)

Jadi, motivasi adalah dorongan yang telah aktif, sehingga terjadi

perubahan energi dalam diri manusia yang menggerakkannya untuk mencapai

tujuan atau kebutuhannya. Pada umumnya, setiap dorongan dari dalam diri

individu terjadi dalam rangka mencapai suatu tujuan, namun demikian ada

dorongan yang terjadi tidak berkaitan langsung dengan tujuan yang akan dicapai

yang telah direncanakan sebelumnya. (24)

2. Jenis Motivasi

Ada 2 macam motivasi yaitu :

a. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motivasi yang

aktif atau berfungsinya tidak memerlukan stimuli dari luar, karena

dalam diri individu telah ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Seseorang yang telah memiliki motivasi intrinsik, ia secara sadar akan

melakukan kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.

Motivasi intrinsik sangat penting dalam suatu aktivitas untuk mencapai

suatu tujuan yang maksimal. Seseorang yang memiliki motivasi

intrinsik cenderung menjadi orang terdidik, berpengetahuan, dan

mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. (24)

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya

perangsang dari luar. Suatu kegiatan dikatakan karena motivasi

ekstrinsik jika seseorang menempatkan tujuan aktivitasnya di luar

faktor-faktor situasi aktivitas tersebut. Motivasi ekstrinsik tidak selalu

buruk akibatnya. Dalam suatu keadaan motivasi ekstrinsik dapat

digunakan untuk membantu seseorang memperhatikan suatu kegiatan

yang harus dilakukan. (24)

3. Fungsi Motivasi

Motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik berfungsi sama sebagai

pendorong, penggerak, dan pengarah perilaku seseorang, sebagai berikut:

a. Motivasi sebagai pendorong perilaku

Pada mulanya, tidak ada hasrat untuk melakukan sesuatu, tetapi karena

ada sesuatu yang dicari, muncullah minatnya untuk melakukan suatu

kegiatan tersebuat. Sesuatu yang dicari itu ingin memuaskan rasa ingin

tahunya dari sesuatu yang akan dilakukannya. Sesuatu yang belum

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

diketahui itu akhirnya mendorong seseorang untuk berperilaku. Jadi,

perilaku seseorang didorong oleh adanya motivasi tertentu dalam

aktivitas kehidupannya.

b. Motivasi sebagai penggerak perilaku

Dorongan psikologis yang muncul merupakan suatu kekuatan yang

tidak terbendung, yang kemudian menjelma dalam bentuk geraka

psikofisik. Dalam keadaan demikian, seseorang telah melakukan

aktivitasnya dengan optimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi sebagai pengarah perilaku

Seseorang dapat menyeleksi atau mengarahkan suatu perilaku tertentu

untuk mencapai tujuan. Perilaku yang tidak mendukung untuk

mencapai tujuan itu akan disingkirkan, sebaliknya perilaku tertentu

yang mendukung pencapaian tujuan yang diinginkan akan dilakukan

dengan penuh semangat dan antusias. (24)

4. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi

Menurut Irwanto dkk (1991), berbagai faktor yang memengaruhi motivasi

sebagai berikut:

a. Faktor yang berasal dari lingkungan.

Ada sejumlah faktor dari lingkungan yang dapat memengaruhi motivasi

seseorang. Faktor tersebut di antaranya: kegaduhan, adanya bahaya dari

lingkungan, desakan guru atau tekanan dari orang yang berpengaruh.

b. Faktor yang berasal dari dalam individu adalah: harapan, cita-cita,

emosi, insting dan keinginan.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

c. Nilai dari suatu objek.

Tujuan atau insentif atau nilai dari suatu objek bisa dari dalam individu

dan bisa juga dari luar individu. Faktor dari dalam diri individu

meliputi: kepuasan kerja dan tanggung jawab. Nilai dari suatu objek

dari luar individu mencakup:status, uang, kehormatan dan pangkat. (24)

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap

permasalahan yang diajukan dalam penelitian.

1. H1 : Ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care

(ANC) di RB Hanum Medan Tahun 2018

2. H2 : Ada hubungan motivasi ibu hamil dengan kunjungan antenatal care

(ANC) di RB Hanum Medan Tahun 2018

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik

dengan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan Cross Sectional merupakan

penelitian observasi dimana cara pengambilan data variabel bebas dan variabel

terikatnya dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Berdasarkan studi pendahuluan, RB Hanum Medan terletak di Jalan

KL.Yos Sudarso Gg Panitra No.47 Tj Mulia Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang di awali dengan pengajuan judul, survei

pendahuluan, seminar proposal, pelaksanaan kegiatan penelitian, dan

pengumpulan data serta pengolahan data dari bulan Januari 2018 - September

2018.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia

kehamilan >36 minggu di RB Hanum Medan pada bulan September 2018

sebanyak 32 orang.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

3.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia

kehamilan >36 minggu di RB Hanum Medan pada bulan September 2018

sebanyak 32 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Sampling Jenuh.

3.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini tentang Hubungan Pengetahuan dan

Motivasi ibu hamil dengan kunjungan antenatal care (ANC) di RB Hanum

Medan adalah sebagai berikut:

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Defenisi Opresional

1. Pengetahuan

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui

oleh ibu hamil mengenai kunjungan Antenatal Care.

2. Motivasi

Motivasi dalam penelitian ini adalah dorongan dari dalam dan luar diri ibu

hamil untuk melakukan kunjungan Antenatal Care.

1. Pengetahuan2. Motivasi

Kunjungan ANC

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

3. Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan yang dilakukan ibu hamil

untuk memeriksakan kehamilannya.

3.5.2. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur

(instrumen), hasil pengukuran, kategori dan skala ukur yang digunakan

untuk menilai suatu variabel.

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen

No VariabelIndependen

JumlahPertanyaan

Cara & AlatUkur

HasilPengukuran

Kategori SkalaUkur

1. Pengetahuan 13Benar=1Salah=0

Kuesioner >75-100%56-75%≤55%

Baik (3)Cukup (2)Kurang (1)

Ordinal

2. Motivasi 10Pernyataan

positifYa=1

Tidak=0Pernyataan

negatifYa=0

Tidak=1

Kuesioner >50%≤50%

Baik (1)Kurang (0)

Ordinal

No VariabelDependen

JumlahPertanyaan

Cara &Alat Ukur

HasilPengukuran

Kategori SkalaUkur

1 KunjunganANC

4Ada=1

Tidak ada=0

Kuesioner Skor 4

Skor <4

Lengkap(1)

TidakLengkap

(0)

Ordinal

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

3.6. Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

1. Data primer merupakan data responden, pengetahuan responden, motivasi

responden dan kunjungan antenatal care (ANC) responden.

2. Data sekunder meliputi deskriptif di lokasi penelitian, misalnya: fasilitas

pelayanan kesehatan, jumlah tenaga dan pelaksanaan pelayanan

keperawatan serta data lain yang mendukung analisis terhadap data primer.

3. Data tersier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti

jurnal, text book dan sumber elekronik.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui

pengisian kesioner berisi pernyataan pengetahuan dan motivasi ibu

dengan melakukan kunjungan antenatal care (ANC).

2. Data sekunder yaitu data yang mendukung dalam penelitian berupa data

laporan di RB Hanum Medan.

3. Data tersier yaitu data yang diperoleh dari naskah yang sudah

dipublikasikan dari WHO, Profil Kesehatan Indonesia, Profil Kesehatan

Sumatera Utara, dan Profil Kesehatan Kota Medan.

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur yang bertujuan untuk mengetahui apakah

kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur,

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item dengan skor

total kuesioner tersebut. (25)

Uji validitas kuesioner dilakukan agar kuesioner yang digunakan mampu

mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas kuesioner dilakukan dengan

mengkorelasikan skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total

kuesioner. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) dengan

cara melakukan korelasi antara skor masing-masng pertanyaan dengan skor

totalnya dalam suatu variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson

Product Moment Correlation, dengan bantuan SPSS. Kriteria validitas instrumen

penelitian yaitu jika nilai r-hitung > r-tabel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan

pada 15 responden yang sama karakteristiknya di Klinik Dandy Medan. (26)

Tabel 3.2.

Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan

Butir Kuesioner r-hitung r-tabel Keterangan

123456789101112131415

0,7920,5180,8410,8410,7080,5830,8410,5180,2630,5690,7920,7920,6780,7080,176

0,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,514

ValidValidValidValidValidValidValidValid

Tidak ValidValidValidValidValidValid

Tidak Valid

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

Berdasarkan tabel 3.3. hasil uji validitas pada 15 item kuesioner

didapatkan 13 item kuesioner yang valid dengan nilai r-hitung > r-tabel dan 2

kuesioner yang tidak valid yaitu item kuesioner nomor 9 dan 15.

Tabel 3.3.

Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi

Butir Kuesioner r-hitung r-tabel Keterangan

1234567891011121314

0,8340,1680,7930,5940,0750,5600,7930,5600,8340,6230,3150,0750,8340,793

0,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,514

ValidTidak Valid

ValidValid

Tidak ValidValidValidValidValidValid

Tidak ValidTidak Valid

ValidValid

Berdasarkan tabel 3.4. hasil uji validitas pada 14 item kuesioner

didapatkan 10 item kuesioner yang valid dengan nilai r-hitung > r-tabel dan 4

kuesioner yang tidak valid yaitu item kuesioner nomor 2, 5, 11 dan 12.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

kuesioner yang digunakan dapat dipercaya dan diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas kuesioner

dilakukan dengan teknik Cronbanch’s Alpha. Nilai Cronbanch’s Alpha yang

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

diperoleh kemudian dibandingkan dengan r product moment pada tabel dengan

ketentuan jika r hitung > r tabel maka kuesioner dikatakan reliabel. (25)

Tabel 3.4.

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.920 13

Berdasarkan tabel 3.5. hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil

bahwa nilai uji reliabilitas diperoleh nilai r-hitung sebesar 0,920 dan lebih besar

dari nilai r-tabel sebesar 0,514, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel atau

dapat diandalkan.

Tabel 3.5.

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.905 10

Berdasarkan tabel 3.7. hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil

bahwa nilai uji reliabilitas diperoleh nilai r-hitung sebesar 0,905 dan lebih besar

dari nilai r-tabel sebesar 0,514, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel atau

dapat diandalkan.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

3.7. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui proses sebagai berikut:

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket maupun observasi.

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan

data memberikan hasil yang valid dan reliabel dan terhindar dari bias.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel

yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi nomor 1,2,3,....dan

seterusnya.

4. Entering

Data Entry, yakni jawaban dari masing-masing responden yang masih

dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

komputer yang digunakan peneliti yaitu SPSS.

5. Data Processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan di olah

sesuai dengan kebutuhan dari penelitian

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - Helvetia

3.8. Analisis Data

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis dan penyajian data penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif

yang dimasukkan ke tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui karakteristik dan

distribusi data.

3.8.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas

dan variabel terikat. Untuk mengetahui hubungan korelasi kedua variabel

digunakan analisis statistik chi square pada batas kemaknaan perhitungan α=0,05.

Apabila hasil perhitungan menunjukan nilai peluang (p) <α=0,05, maka, artinya

kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan.

Aturan yang berlaku pada uji Chi Square adalah sebagai berikut:

1. Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai harapan (expected value = E) kurang dari 5,

maka uji yang digunakan adalah Fisher Exact.

2. Bila pada tabel 2 x 2 dan semua nilai E > 5 (tidak ada nilai E < 5 ), maka nilai

yang dipakai sebaiknya Continuity Correction.

3. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3 dan lain-lain, maka

digunakan uji Pearson Chi Square.