BAB I PENDAHULUAN -...

21
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cilegon merupakan Kota Administratif yang sedang berkembang dan bertanggung jawab kepada Pemerintah Kabupaten Serang sejak tahun 1986. Posisi Cilegon yang berada dekat dengan Pelabuhan Merak dan PT.Krakatau Steel membuat kota ini menjadi jalur yang ramai dilalui para pendatang. Cilegon terus berkembang dengan pesat dan pada akhirnya dianggap mampu untuk menjadi Kotamadya tingkat II yang sampai sekarang disebut Kota Cilegon. Pada perkembangannya, Kota Cilegon telah mengalami kemajuan di berbagai bidang meliputi pemerintahan, perekonomian, industri, perdagangan dan jasa. Rais (1996) menyatakan bahwa pengembangan wilayah merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proses pembangunan dengan memperhatikan seluruh aspek yang terkait dengan suatu wilayah. Pelaksanaan pembangunan dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan potensi- potensi yang dimiliki, yang dapat dicapai melalui evaluasi dari berbagai pertimbangan kemampuan potensi daerah yang memungkinkan. Sesuai dengan misi Kota Cilegon yaitu “Masyarakat Cilegon Sejahtera melalui Daya Dukung Industri, Perdagangan dan Jasa”, kota ini melakukan pembangunan berbagai infrastruktur yang dapat mendukung potensi daerah dan mensejahterakan masyarakat termasuk pembangunan fasilitas umum. Ditjen Cipta Karya (2006) menyatakan bahwa kegiatan ekonomi tertinggi di Kota Cilegon terjadi pada lokasi fasilitas umum, yaitu perindustrian sebesar 64% yang diikuti bidang perdagangan dan pariwisata sebesar 11%. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa perekonomian Kota Cilegon sangat dipengaruhi oleh keberadaan fasilitas umum. Ditjen Cipta Karya (2006) menyatakan bahwa fasilitas umum adalah sarana dan prasarana penunjang pelayanan umum yang dibuat oleh individu, kelompok, instansi pemerintah maupun swasta, untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat tidak akan lepas dari peran fasilitas umum dalam setiap aspek kehidupannya. Kelengkapan fasilitas umum di suatu kota akan mempengaruhi

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Cilegon merupakan Kota Administratif yang sedang berkembang dan

bertanggung jawab kepada Pemerintah Kabupaten Serang sejak tahun 1986. Posisi

Cilegon yang berada dekat dengan Pelabuhan Merak dan PT.Krakatau Steel

membuat kota ini menjadi jalur yang ramai dilalui para pendatang. Cilegon terus

berkembang dengan pesat dan pada akhirnya dianggap mampu untuk menjadi

Kotamadya tingkat II yang sampai sekarang disebut Kota Cilegon. Pada

perkembangannya, Kota Cilegon telah mengalami kemajuan di berbagai bidang

meliputi pemerintahan, perekonomian, industri, perdagangan dan jasa.

Rais (1996) menyatakan bahwa pengembangan wilayah merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proses pembangunan

dengan memperhatikan seluruh aspek yang terkait dengan suatu wilayah.

Pelaksanaan pembangunan dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan potensi-

potensi yang dimiliki, yang dapat dicapai melalui evaluasi dari berbagai

pertimbangan kemampuan potensi daerah yang memungkinkan. Sesuai dengan misi

Kota Cilegon yaitu “Masyarakat Cilegon Sejahtera melalui Daya Dukung Industri,

Perdagangan dan Jasa”, kota ini melakukan pembangunan berbagai infrastruktur

yang dapat mendukung potensi daerah dan mensejahterakan masyarakat termasuk

pembangunan fasilitas umum. Ditjen Cipta Karya (2006) menyatakan bahwa

kegiatan ekonomi tertinggi di Kota Cilegon terjadi pada lokasi fasilitas umum, yaitu

perindustrian sebesar 64% yang diikuti bidang perdagangan dan pariwisata sebesar

11%. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa perekonomian Kota Cilegon sangat

dipengaruhi oleh keberadaan fasilitas umum.

Ditjen Cipta Karya (2006) menyatakan bahwa fasilitas umum adalah sarana

dan prasarana penunjang pelayanan umum yang dibuat oleh individu, kelompok,

instansi pemerintah maupun swasta, untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat

dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya. Masyarakat tidak akan lepas dari peran fasilitas umum dalam setiap aspek

kehidupannya. Kelengkapan fasilitas umum di suatu kota akan mempengaruhi

2

tingkat kehidupan, perkonomian dan kegiatan masyarakatnya. Fasilitas umum terdiri

dari fasilitas kesehatan, pariwisata dan perhotelan, peribadatan, pendidikan,

transportasi, perdagangan, perbankan, pelayanan jasa dan perindustrian.

Perkembangan fasilitas umum di suatu kota dipengaruhi oleh pola hidup

masyarakatnya dan kebijakan dari dinas pemerintahan kota terkait.

Dinas Tata Kota Cilegon adalah salah satu dinas pemerintahan yang menangani

pengembangan fasilitas umum di Kota Cilegon. Peningkatan kualitas fasilitas umum

yang selaras dengan perkembangan Kota Cilegon membuktikan keberhasilan kinerja

Dinas Tata Kota Cilegon dalam mengembangkan fasilitas umum. Fasilitas umum

sudah dibangun tersebar ke seluruh wilayah Kota Cilegon, namun sampai saat ini

Kota Cilegon belum memiliki sarana untuk memperkenalkannya. Kurangnya

promosi pembangunan fasilitas umum di beberapa lokasi yang jauh dari jalan utama

menyebabkan tidak banyak diketahui bahkan oleh masyarakat Cilegon sendiri. Dinas

Tata Kota Cilegon memiliki sebuah program untuk memperkenalkan fasilitas umum

kepada masyarakat luas agar fasilitas umum tersebut dapat digunakan dengan baik

dan optimal. Salah satu kegiatan Dinas Tata Kota Cilegon untuk mewujudkan

program ini adalah membuat sebuah web yang dapat memperkenalkan Kota Cilegon

kepada masyarakat luas. Namun demikian, pada web tersebut belum terdapat sarana

untuk menyajikan lokasi fasilitas umum.

Perkembangan teknologi SIG berbasis web dalam menyajikan informasi yang

terkait dengan informasi keruangan suatu obyek di permukaan bumi dapat

memungkinkan penyebarluasan informasi mengenai lokasi obyek dengan cepat.

Lokasi dan sebaran fasilitas umum Kota Cilegon dapat disajikan dalam bentuk

aplikasi sistem informasi dengan memanfaatkan teknologi SIG berbasis web.

Keberadaan aplikasi sistem informasi ini akan memudahkan masyarakat dalam

melakukan pencarian informasi lokasi fasilitas umum. Pengguna dapat langsung

menemukan informasi fasilitas umum yang dibutuhkan pada web dan melihatnya

pada peta tanpa harus melakukan survey langsung pada lokasi.

3

I.2. Cakupan Kegiatan

Cakupan kegiatan aplikatif pembuatan sistem informasi fasilitas umum

berbasis web adalah sebagai berikut :

1. Informasi fasilitas umum Kota Cilegon mencakup profil singkat Kota

Cilegon, daftar informasi fasilitas umum dan aplikasi sistem informasi

fasilitas umum yang terdiri dari peta tematik interaktif.

2. Pembuatan sistem informasi fasilitas umum berbasis web menggunakan data

lokasi fasilitas umum digital dan peta online sebagai peta dasar yang

meliputi Bing Maps dan OSM (Open Street Maps).

3. Klasifikasi fasilitas umum yang ditampilkan meliputi :

a. Fasilitas pariwisata dan perhotelan, meliputi : lokasi wisata, hotel.

b. Fasilitas perdagangan, meliputi : restorant, pertokoan, pasar, minimarket.

c. Fasilitas perbankan, meliputi : bank, ATM.

d. Fasilitas kesehatan, meliputi : rumah sakit, apotek, pusat kebugaran,

laboratorium, puskesmas.

e. Fasilitas pelayanan dan jasa, meliputi : kantor pemerintahan, kantor

pelayanan.

f. Fasilitas peribadatan, meliputi : tempat ibadah.

g. Fasilitas pendidikan, meliputi : sekolah, bimbingan belajar.

h. Fasilitas transportasi, meliputi : bengkel, pelabuhan, stasiun, terminal,

SPBU.

i. Fasilitas industri.

4. Bentuk query dari basisdata fasilitas umum yang akan dijadikan fitur-fitur

dalam peta yaitu :

a. Query atribut untuk mencari lokasi suatu fasilitas umum berdasarkan

nama fasilitas umum.

b. Query atribut untuk mencari fasilitas umum yang termasuk ke dalam

jenis fasilitas umum tertentu.

c. Query spasial untuk mengetahui fasilitas umum yang terdapat pada

kecamatan tertentu.

4

d. Query spasial untuk mencari lokasi fasilitas umum berdasarkan input

jarak (tanpa memperhatikan rute jalan/networking) dari suatu fasilitas

umum lain yang telah ditentukan oleh pengguna.

e. Query spasial untuk mencari lokasi suatu fasilitas umum terdekat (tanpa

memperhatikan rute jalan/networking) dari suatu fasilitas umum lain

yang telah ditentukan oleh pengguna.

I.3. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sebuah sistem informasi berbasis web

yang menyajikan persebaran fasilitas umum Kota Cilegon dalam bentuk peta tematik

beserta informasi terkait. Sistem informasi yang dibuat dilengkapi dengan fungsi-

fungsi pencarian lokasi fasilitas umum dengan menerapkan query spasial dan atribut.

I.4. Manfaat

Hasil dari kegiatan diharapkan dapat digunakan untuk membantu Dinas Tata

Kota Cilegon dalam menunjukkan fasilitas umum di Kota Cilegon dan membantu

pengguna web untuk mencari lokasi serta informasi mengenai fasilitas umum yang

ada di Kota Cilegon dengan sarana berupa aplikasi sistem informasi fasilitas umum

yang dapat diakses melalui web.

I.5. Landasan Teori

I.5.1. Fasilitas umum

Ditjen Cipta Karya (2006) menyatakan bahwa fasilitas umum adalah sarana

dan prasarana penunjang pelayanan umum yang dibuat oleh individu, kelompok,

instansi pemerintah maupun swasta, untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat

dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya. Fasilitas umum dibagi ke dalam beberapa bidang, yaitu fasilitas umum

bidang kesehatan, transportasi, pendidikan, pariwisata, perdagangan, industri,

perbankan, telekomunikasi dan pelayanan jasa. Berdasarkan bidang-bidang tersebut,

jenis-jenis fasilitas umum yang ada di kota meliputi rumah sakit, GOR, sekolah,

universitas, terminal, pasar, supermarket, bank, rumah makan, tempat wisata dan

lainnya.

5

I.5.2. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Prahasta (2009) menyatakan bahwa Sistem Informasi Geografis merupakan

sebuah sistem yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi,

menampilkan dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. Terdapat

empat komponen SIG yang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar I.1,

meliputi :

1. Data masukan. Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan,

dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Subsistem ini

pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversikan atau mentransformasikan

format-format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oeh

perangkat SIG yang bersangkutan.

2. Data keluaran. Subsistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan

keluaran (termasuk mengubahnya ke format yang dikehendaki) seluruh atau

sebagian basisdata (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy

seperti halnya tabel, grafik, peta, dan lain sebagainya.

3. Manajemen data. Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun

tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basisdata sedemikian rupa

hingga mudah dipanggil kembali, diperbaharui, dan diedit.

4. Manipulasi dan analisis data. Subsistem ini menentukan informasi-informasi

yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan

manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis &

logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Gambar I.1. Empat komponen SIG (Prahasta, 2009)

Manipulasi

Data

Data

Keluaran

Data

Masukan

Manajemen

Data

SIG

6

Davis (2001) menyebutkan bahwa terdapat beberapa fungsi dari SIG antara

lain sebagai berikut :

1. Koleksi data atau pengumpulan data. SIG mengumpulkan informasi dari

berbagai sumber dapat berupa data vektor maupun raster.

2. Penyimpanan dan manajemen data. Data digital dalam SIG disimpan

dengan efisien ke dalam sebuah basisdata.

3. Pemanggilan data kembali. SIG dapat dengan menyeleksi dan menampilkan

data.

4. Konversi data. SIG dapat melakukan konversi data dari suatu bentuk

menjadi bentuk lain atau dari suatu format peta menjadi format peta lainnya.

5. Analisis. Analisis data dalam SIG bertujuan untuk menghasilkan informasi

baru dalam peta.

6. Pemodelan data. SIG menyederhanakan data agar informasi di dalamnya

dapat dimengerti atau dapat menjelaskan dunia nyata secara sederhana.

7. Penyajian data. SIG dapat menampilkan data melalui berbagai cara, seperti

peta, diagram dan laporan, agar dapat dimengerti.

I.5.3. Sistem Basisdata

Basisdata dapat diartikan kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian

yang saling berhubungan satu sama lain. Basisdata meliputi spesifikasi tipe data,

struktur dan pembatasan (constraints) dari data yang disimpan dalam sebuah sistem

basisdata (Waljiyanto 2003).

Data merupakan fakta yang mewakili suatu obyek seperti manusia, hewan,

peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya, yang dapat dicatat dan mempunyai arti

yang implisit. Data diorganisasikan ke dalam bentuk:

1. Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi

menjadi unit lain yang bermakna. Misalnya data mahasiswa terdiri dari

NIM, Nama, Alamat, Telepon atau Jenis Kelamin.

2. Rekaman merupakan gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait.

Istilah lain dari rekaman adalah baris atau tupel.

3. Berkas adalah himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama.

7

Sistem basisdata adalah gabungan antara basis data dan perangkat lunak

SMBD (Sistem Manajemen Basisdata) termasuk di dalamnya program aplikasi yang

dibuat dan bekerja dalam satu sistem. Konsep sistem basisdata dijelaskan lebih

lengkap pada gambar I.2.

Gambar I.2. Konsep sistem basisdata (Waljiyanto, 2003)

I.5.3.1 Basisdata spasial. Yeung dan Hall (2007) menyatakan bahwa basisdata spasial

adalah basisdata yang berfungsi untuk menyimpan dan mengolah data yang terkait

dengan obyek keruangan. Terdapat tiga karakteristik basisdata spasial, meliputi :

1. Penyimpanan data spasial. Data spasial merupakan data yang menjelaskan

posisi objek baik berupa fitur titik, garis, ataupun luasan yang direferensikan

terhadap sistem koordinat tertentu. Model data spasial terdiri dari dua

macam yaitu, vektor dan raster (Prahasta, 2009). Model data spasial yang

sering disimpan dalam basisdata spasial adalah data vektor, hal ini

dimaksudkan agar dapat dilakuakn proses perubahan data vektor. Data

vektor merupakan data yang tersimpan dalam bentuk koordinat membentuk

geometri tertentu seperti titik, garis dan poligon. Open Geospatial

Consortium (2011) dalam peraturan standar simple feature access

menyatakan bahwa bentuk geometri dalam basisdata spasial dapat disajikan

dalam bentuk WKB (bahasa binary) dan WKT (bahasa teks). Penyajian tipe

geometri dalam bentuk WKT dapat dilihat pada tabel I.1.

8

Tabel I.1. Tipe geometri pada data spasial (Open Geospatial Consortium, 1999)

Tipe geometri Koordinat Gambar

Titik Point Point (X, Y)

Garis

Line Line (X1 Y1, X2 Y2)

Linestring Linestring ( X1 Y1,

X2 Y2, X3 Y3, ....)

Area

Polygon Polygon (X1 Y1, X2 Y2,

X3 Y3, ..... , X1 Y1)

Multipolygon

Multipolygon ((X1 Y1,

X2 Y2, X3 Y3, ...... ,

X1 Y1), (X1 Y1, X2 Y2,

X3 Y3, ..... , X1 Y1))

2. Fungsi spasial. Fungsi ini digunakan untuk melakukan query yang

berhubungan dengan data spasial, seperti fungsi Geometry From Text,

Distance, Within, Contains dan sebagainya. Spesifikasi fungsi spasial diatur

oleh OGC (Open GIS Consortium) dalam OpenGIS Simple Features

Specification. Aturan ini dibuat agar terdapat standarisasi fungsi spasial

pada perangkat lunak yang melakukan pengolahan data spasial.

3. Indeks spasial. Indeks spasial bekerja dengan tujuan untuk mempercepat

akses menuju data dan memberikan timbal balik permintaan data kepada

pengguna. Konsep dasar indeks spasial menggunakan pendekatan untuk

melakukan penyempitan wilayah pencarian secara berangsur-angsur pada

proses akses data sampai obyek spasial yang diminta pengguna ditemukan.

I.5.4. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web

Sistem Informasi Geografis berbasis web adalah sebuah web yang berisi

aplikasi SIG untuk menyajikan informasi keruangan dan atribut. Peng dan Tsou

(2003) menyebutkan bahwa SIG berbasis web memiliki tiga komponen utama yang

dapat dilihat pada gambar I.3, meliputi:

1

2

1 2

3 4

9

1. Pengguna (web client) adalah sisi dimana pengguna melakukan interaksi

dengan suatu aplikasi SIG berbasis web melalui tampilan antarmuka yang

menyajikan informasi geospasial.

2. Server (web server) adalah sisi dilakukannya proses untuk merespon

request dari pengguna.

3. Spatial database adalah tempat menyimpanan data spasial dan atribut yang

pengelolaannya dilakukan dengan bantuan SMBD.

Gambar I.3. Komponen SIG berbasis web (Peng dan Tsou, 2003)

Sebuah aplikasi SIG baik berbasis web maupun berbasis dekstop harus dapat

mendukung terjadinya 3 kegiatan utama dalam SIG, meliputi :

1. Manajemen basisdata spasial dan atribut.

2. Penyajian data spasial (peta) sesuai dengan ketentuan kartografi.

3. Analisis data (query, overlay).

Penyajian data spasial pada web dalam bentuk peta dapat disajikan dalam

berbagai model, hal ini tergantung pada data yang digunakan dan tingkat

kedinamisan yang diinginkan pada peta tersebut. Kraak (2001) menyebutkan bahwa

peta berbasis web dapat dikatagorikan menjadi dua model yang dapat dilihat pada

gambar I.4, yaitu peta statik dan peta dinamik. Masing-masing kategori tersebut

dapat dibagi kembali menjadi dua tipe yaitu view only dan interaktif.

Gambar I.4 Klasifikasi peta berbasis web (Kraak, 2001)

1. Peta statik dapat bersifat view only yang disajikan sama halnya dengan peta

konvensional. Adapun yang bertipe interaktif dilengkapi dengan perintah-

web maps

static maps

dinamic maps

interactive view only

view only interactive

10

perintah sederhana seperti pengaturan layer peta, zooming, panning dan

hyperlink menuju informasi tertentu.

2. Peta dinamik merupakan peta yang mempresentasikan perubahan-

perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat terdiri dari satu atau

lebih dari komponen data yang ada. Pada jenis yang interaktif, animasi-

animasi yang ditampilkan dapat disesuaikan dengan keinginan pengguna,

misalnya menentukan jalur perjalanan, menentukan lokasi tertentu, arah

pandangan, ketinggian dan sebagainya.

I.5.5. Perangkat Lunak OpenGeo Suite

OpenGeo Suite adalah sebuah „software stack‟ yang bermanfaat dalam

pengelolaan data spasial dimulai dari penyimpanan, pengelolaan hingga visualisasi

dalam tampilan Sistem Informasi Geografis berbasis web (Boundless, 2013).

OpenGeo Suite merupakan sepaket perangkat lunak geospasial bersifat open source

yang dapat digunakan untuk mempublikasikan data di web. OpenGeo Suite terdiri

dari perangkat lunak Open Source yang lebih jelasnya dapat dilihat pada I.5,

meliputi:

Gambar I.5. Arsitektur perangkat lunak OpenGeo Suite

(http://suite.opengeo.org, 2013)

1. PostGIS : Sistem basisdata spasial.

2. GeoServer : Peta dan server data geospasial.

3. GeoExplorer : Browser yang umumnya digunakan untuk melihat, navigasi

dan mengatur data. Ini dikembangkan pada OpenLayer dan GeoExt,

keduanya adalah JavaScript library untuk membangun aplikasi geospasial.

11

4. GeoWebCache : digunakan sebagai proxy antara pengguna peta dan server

peta untuk mempercepat proses penyajian peta dan menghilangkan proses

permintaan yang berlebih saat dilakukan pembaharuan.

I.5.5.1 PostGIS. Obe dan Hsu (2011) menyebutkan bahwa PostGIS adalah sebuah

basisdata spasial bersifat Open Source yang dikembangkan sebagai ekstensi pada

perangkat lunak basisdata PostgreSQL. PostGIS dapat memberikan akses optimal

terhadap data spasial terkait proses pembaharuan data, sehingga PostGIS merupakan

salah satu komponen utama dari OpenGeo Suite.

Pada perangkat lunak PostgreSQL berekstensi PostGIS, data spasial (geometri)

disimpan dalam sebuah kolom geometri. Data geometri tersebut disimpan dalam

bentuk WKB (Well Known Binary) atau bahasa biner yang hanya dimengerti oleh

komputer dan sudah ditetapkan OGC. Para pengguna perangkat lunak dapat

menampilkannya dalam bentuk teks atau WKT (Well Known Text) dengan salah satu

fungsi SQL agar data geometri dapat dimengerti oleh pengguna.

Pada basisdata spasial yang terpenting adalah pendefinisian geometri dan

sistem referensi spasial. Obe dan Hsu (2011) menyebutkan bahwa terdapat dua buah

tabel metadata PostGIS yang mencakup kedua bagian penting dari basisdata spasial

tersebut, yaitu tabel spatial_ref_sys dan tabel geometry_column. Kedua tabel ini

digunakan untuk menyimpan informasi metadata dari objek spasial yang dibuat.

1. Tabel spatial_ref_sys

Tabel spatial_ref_sys berisi informasi mengenai sistem referensi spasial

yang dapat digunakan pada tabel basisdata spasial. Terdiri atas lima kolom

yaitu srid, auth_name, auth_srid, srtext dan proj4tex. Setiap baris pada tabel

ini dapat mendefiniskan sebuah sistem referensi, contohnya sistem referensi

GCS WGS 1984 (EPSG : 4326) dijelaskan secara lengkap informasi terkait

seperti datum, elipsoid yang digunakan, dan lainnnya.

2. Tabel geometry_column

Tabel geometry_column berisi pendefinisian kolom geometri pada masing-

masing tabel basisdata spasial. Terdiri atas tujuh kolom yaitu

f_table_catalog, f_table_schemas, f_table_name, f_geometry_column,

coord_dimension, srid dan type. Setiap baris pada tabel ini mendefinisikan

bentuk geometri dari masing-masing tabel basisdata spasial, contohnya

12

untuk tabel kecamatan dijelaskan bahwa memiliki bentuk polygon dan

lainnya.

PostGIS memiliki fungsi spasial yang cukup lengkap dan memenuhi spesifikasi

fungsi spasial yang ditetapkan oleh OGC. Fungsi spasial ini digunakan untuk

melakukan query terhadap data spasial baik model data vektor maupun raster.

Beberapa contoh fungsi spasial pada PostGIS adalah sebagai berikut :

1. ST_GEOMFROMTEXT(‘POINT(X Y)’, SRID). Fungsi ini dapat

digunakan untuk menuliskan koordinat baru pada query. PostGIS membaca

geometri dengan bahasa biner sehingga diperlukan fungsi ini agar perangkat

lunak dapat memahami koordinat yang tuliskan dalam bentuk teks.

2. ST_DISTANCE(geometry_a, geometry_b). Fungsi ini dapat digunakan

untuk membuat query perhitungan jarak antara dua titik. Perhitungan jarak

ini tidak memperhatikan rute jalan, namun berdasarkan perhitungan

phytagoras.

3. ST_SETSRID(geometry, SRID). Fungsi ini digunakan untuk

mendefinisikan sistem koordinat pada suatu geometri.

4. ST_TRANSFORM(geometry, SRID). Fungsi ini digunakan untuk

merubah sistem koordinat suatu geometri yang sebelumnya sudah memiliki

suatu sistem koordinat.

I.5.5.2 GeoServer. GeoServer menurut Lacovella dan Youngblood (2013) adalah

sebuah perangkat lunak bersifat Open Source yang dibangun dengan menggunakan

java yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan menyajikan data spasial ke

dalam format akses sesuai dengan standar dan spesifikasi dari OGC (Open

Geospatial Consortium). GeoServer menggunakan layanan standar OGC dalam

menyajikan data peta yaitu Web Map Service (WMS) dan Web Feature Service

(WFS).

Web Map Service (WMS) adalah standar dari OGC yang digunakan untuk

pengiriman dan penerimaan data gambar geospasial melalui protokol HTTP. Gambar

geospasial ini dapat bersumber dari data vektor dan data raster. WMS menyediakan

sebuah standar interface untuk merequest gambar geospasial. Manfaat utama dari

WMS adalah pengguna dapat meminta gambar dari beberapa server, dan kemudian

menggabungkannya dalam satu tampilan. WMS menjamin bahwa gambar-gambar ini

13

semua bisa ditumpuk satu sama lain agar dapat menggambarkan keadaan lapangan

yang sebenarnya. Banyak server dan pengguna yang mendukung WMS. GeoServer

menerapkan Web Map Service (WMS) standar, sehingga dapat membuat peta dalam

berbagai format keluaran seperti gambar/citra atau data geospasial. Pada GeoServer,

data WMS dapat ditampilkan dalam format AtomPub, GIF, GeoRSS, GeoTIFF, TIFF,

JPEG, PNG, KML, KMZ, PDF dan SVG.

Web Feature Service (WFS) adalah standar yang dibuat oleh OGC yang

mengacu pada pengiriman dan penerimaan data geospasial melalui protokol HTTP.

GeoServer juga sesuai dengan Web Feature Service (WFS) standar, yang

memungkinkan berbagi dan pengeditan data yang digunakan untuk membuat peta

serta memungkinkan untuk menampilkan informasi spasial kepada dunia. Data WFS

pada Geoserver dapat ditampilkan dalam format CSV, GeoJSON, GML dan

Shapefile. Salah satu format data WFS yang paling sering digunakan adalah

GeoJSON.

Butler (2008) menyebutkan bahwa GeoJSON merupakan singkatan dari

Geographic Objects of JSON yang digunakan untuk mentransmisikan berbagai

struktur data geografis yang dilengkapi dengan data atribut non-spasial dari sebuah

perangkat lunak menjadi sebuah dokumen script yang ringkas sehingga menjadi

lebih ringan dan cepat untuk diakses dengan perangkat lunak lainnya. Script

GeoJSON ini adalah pengembangan dari script JavaScript Object Notation (JSON).

Sebuah obyek pada GeoJSON dapat merepresentasikan sebuah geometri, fitur atau

kumpulan geometri. Script GeoJSON dapat digunakan untuk menyimpan beberapa

tipe geometri antara lain : Point, Linestring, Polygon, Multipolygon dan Geometry

Collection. Contoh data dalam format GeoJSON dapat dilihat pada gambar I.6.

Gambar I.6. Contoh tampilan data dalam format GeoJSON.

14

Pada GeoServer, proses untuk konfigurasi, edit dan style yang terkait dengan

data geometri dapat diatur, sehingga server dapat menampilkan peta dan informasi

dengan menarik dan lengkap pada websitenya. Beberapa komponen yang dimiliki

oleh GeoServer dapat dilihat pada tampilan GeoServer pada gambar I.7 yang

meliputi :

1. Menu Layer preview. Menu ini berfungsi untuk menampilkan data yang

terdapat dalam GeoServer.

2. Menu Workspaces. Menu workspaces digunakan untuk membuat lembar

kerja.

3. Menu Stores. Menu ini berfungsi untuk menambahkan data ke dalam

penyimpanan GeoServer. Data yang dapat diolah menggunakan GeoServer

meliputi : shapefile, MySQL, PostGIS, GeoTIFF dan lain sebagainya.

4. Menu Layers. Menu ini berfungsi untuk merubah informasi mengenai

sebuah layer, mengganti proyeksi yang digunakan dan mengganti style layer

jika akan ditampilkan dalam WMS.

5. Menu Layer groups. Menu ini berfungsi untuk menggabungkan beberapa

layer menjadi satu layer.

6. Menu Styles. Menu ini digunakan untuk membuat dan mengedit style

sebuah layer dengan bahasa XML.

Gambar I.7. Tampilan perangkat lunak GeoServer

15

GeoServer memiliki fitur tambahan yaitu SQL View yang berfungsi membuat

view untuk menyimpan data hasil query dan kemudian dapat ditampilkan sebagai

layer baru pada peta. View pada SQL adalah tabel virtual yang dibuat dari beberapa

tabel lain. View pada perangkat lunak SQL memiliki fungsi khusus yaitu untuk

menyimpan hasil query karena sifatnya yang dapat diperbaharui.

I.5.6. Pemrograman Web

I.5.6.1. Hubungan client dan server. Client adalah komputer yang digunakan untuk

mengakses semua data yang telah disajikan oleh server. Client dapat disebut juga

pengguna web. Server adalah komputer yang menyediakan layanan untuk pengguna

dan menanggapi permintaan dari pengguna. Server biasanya didukung oleh

hardware penyimpanan data. Pada sistem client and server, pengguna melakukan

permintaan dan server akan menyediakan layanan. Diantara pengguna dan server

terdapat penghubung yang disebut browser. Browser adalah perangkat lunak yang

berfungsi untuk mengirim permintaan pengguna kepada server, menerima data dari

server dan menyajikan data di internet. Kadir (2003) menyebutkan untuk membentuk

web dinamis, terdapat dua macam teknologi web yang menghubungkan pengguna

dan server :

1. Thick Client (Client side). Pada sistem ini semua berpusat pada pengguna.

Server sudah menyediakan semua layanan agar pengguna dapat dengan

mandiri menemukan informasi yang dibutuhkan dari basisdata server.

Sistem ini memiliki banyak kelebihan antara lain pengguna tidak lagi

bergantung pada server. Kelemahan sistem ini adalah biaya penyediaannya

yang mahal dan keamanan data rendah.

2. Thin Client (Server side). Pada sistem ini semua berpusat pada server.

Pengguna harus mengirim permintaan kepada server. Server akan mencari

data dan mengolahnya sesuai dengan permintaan pengguna, kemudian hasil

pengolahan akan dikirim kembali menuju pengguna. Pengguna hanya dapat

mengakses informasi yang dikirimkan oleh server dan tidak dapat mengolah

data server sendiri. Keuntungannya adalah keamanan data server terjaga.

16

I.5.6.2. World Wide Web (WWW). Yuhefizar (2008) menyebutkan bahwa World

Wide Web atau yang biasa disebut Web adalah suatu metode untuk menampilkan

informasi di internet, baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif

dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan

dokumen lainnya (hypertext) yang dapat diakses melalui sebuah browser. Web

bekerja dengan beberapa hal penting yang mendukungnya, yaitu :

1. Web page adalah dokumen yang menyimpan informasi pada Web.

2. Server Web merupakan tempat untuk menyimpan web page pada suatu web.

3. Web Client merupakan komputer client atau pengguna yang digunakan

untuk mengakses web.

4. Web Browser merupakan sebuah perangkat lunak yang dipakai oleh

pengguna untuk dapat membaca web page.

I.5.6.3. Hypertext Markup Language (HTML). HTML menurut Willard (2009) ialah

suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk menggambarkan struktur halaman

web. HTML merupakan bahasa pemrograman web berorientasi client side. Segala

sesuatu yang tampil pada halaman web diatur oleh HTML. Perintah dalam bahasa

HTML dapat memungkinkan pengguna melakukan fungsi-fungsi untuk memperindah

tampilan dan menghubungkan satu file dengan file lainnya pada media online.

Beberapa contoh fungsi yang dapat dilakukan dengan menggunakan HTML sebagai

berikut :

1. Menentukan posisi teks.

2. Mengintegrasikan gambar dengan teks.

3. Membuat links.

4. Membuat tabel.

5. Membuat form interaktif.

6. Dan lain sebagainya.

Dokumen HTML dapat dibuat menggunakan notepad++ seperti pada

gambar I.8. Elemen HTML berupa tag yang berpasangan. Tag awal ditandai dengan

simbol < > atau <, tag akhir ditandai dengan simbol </ > atau />. Setiap dokumen

HTML diawali dengan <HTML> dan diakhiri dengan </HTML>. Pada dokumen

HTML terdapat 2 elemen inti, meliputi :

17

1. Kepala (head)

Kepala dokumen ditandai dengan tag <head> dan </head>. Pada bagian

kepala berisi judul dokumen yang ditulis di dalam tag <title> dan </title>.

Selain itu, terdapat link halaman sumber fungsi dan fungsi-fungsi yang akan

dipanggil pada badan dokumen.

2. Badan (body)

Badan dokumen ditandai dengan tag <body> dan </body>. Semua yang

tertulis pada bagian badan akan ditampilkan pada halaman web. Pada bagian

badan dapat dituliskan perintah untuk memanggil fungsi pada kepala

dokumen, memanggil file gambar, membuat tombol link ke halaman web

lainnya dan sebagainya.

Gambar I.8. Penulisan dokumen HTML.

I.5.6.4. Javascript. Javascript adalah bahasa scripting yang digunakan untuk

membuat aplikasi web, sifatnya client-side sehingga dapat diolah langsung di

browser tanpa harus terhubung ke server terlebih dahulu. Walaupun namanya

menggunakan kata “Java”, javascript tidak berhubungan dengan bahasa

pemrograman java, meskipun keduanya memiliki kemiripan dalam hal syntax yang

meniru bahasa C. Kode javascript dapat disisipkan dalam halaman web (HTML)

menggunakan tag <script> dan </script>.

Sunyoto (2007) menyatakan bahwa javascript dapat ditulis dalam dokumen

HTML atau di luar dokumen HTML (eksternal). Javascript yang berada di luar

dokumen HTML ini merupakan file javascript (.js) yang akan dipanggil pada bagian

kepala dokumen HTML (head). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar I.9.

18

Gambar I.9. Penulisan eksternal javascript pada HTML.

Javasript yang berada di dalam dokumen HTML dibagi menjadi dua macam,

yaitu : penulisan javascript pada bagian kepala dokumen HTML (head) yang

kemudian dipanggil pada bagian badan (body) atau langsung dituliskan pada bagian

badan (body). Bentuk penulisan dan perintah-perintah yang digunakan pada kedua

jenis ini sama, perintah-perintah dari dalam bahasa javascript dituliskan didalam

fungsi (function) di dalam tag <script> dan </script>. Perbedaan dari kedua jenis ini

adalah pada saat pemanggilan fungsi, untuk javascript yang dituliskan di head

pemanggilan fungsi dilakukan pada tag body, contoh : fungsi javascript bernama

“init” maka cara pemanggilannya <body onload="init()">. Pada jenis penulisan

javascript pada bagian body tidak perlu dilakukan pemanggilan, perintah javascript

yang dituliskan pada body akan langsung dijalankan oleh HTML. Contoh penulisan

internal javascript pada HTML dapat dilihat pada gambar I.10.

Gambar I.10. Penulisan internal javascript pada HTML.

19

I.5.6.5. JQuery. JQuery menurut Chaffer dan Swedberg (2011) adalah library

javascript untuk membuat aplikasi web yang dibuat menjadi lebih menarik, baik dari

sisi antar muka pengguna, proses maupun interaktivitas. JQuery memiliki slogan

“Write less, do more” yang maksudnya adalah kesederhanaan dalam penulisan

script, tetapi menghasilkan lebih baik dan menarik. Kelebihan penggunaan script

JQuery pada web, antara lain :

1. Mengakses bagian halaman tertentu.

2. Mengubah tampilan bagian halaman tertentu.

3. Mengubah isi dari halaman.

4. Menanggapi interaksi client dalam halaman.

5. Menambahkan animasi ke halaman.

6. Mengambil informasi dari server tanpa merefresh seluruh halaman.

7. Menyederhanakan penulisan javascript biasa.

I.5.6.6. OpenLayers. Hazzard (2011) menyatakan bahwa Openlayers adalah library

javascript untuk menampilkan data peta di web. Openlayers mengimplementasikan

JavaScript API yang digunakan untuk membangun aplikasi GIS berbasis web.

Openlayers mirip dengan Google Maps and MSN Virtual Earth API, dengan satu

perbedaan penting yaitu OpenLayers adalah perangkat lunak gratis, yang

dikembangkan oleh komunitas perangkat lunak OpenSource.

OpenLayers tidak tergantung dengan Server, artinya jika suatu saat ada sumber

peta misalnya Bing Map atau Google Map yang berbayar ditutup, maka sumber peta

pada OpenLayers dapat diubah ke provider server peta dasar lainnya. Contoh

penulisan script Openlayers dapat dilihat pada gambar I.11.

Gambar I.11. Penulisan script OpenLayers.

20

I.5.6.7. Ext JS dan GeoExt. Ext JS adalah library javascript untuk membangun

antarmuka aplikasi berbasis web. Kegunaan Ext JS hampir sama dengan jQuery yang

sudah lebih dahulu populer. Beberapa kegunaan Ext JS antara lain (Sencha 2013) :

1. Ext JS menyediakan library komponen yang lengkap, diantaranya: charting,

drawing, tombol, grid, form, layout, window, tab, tree, menu dan masih

banyak lagi.

2. Komponen Ext JS sangat extensible, sehingga kita bisa memodifikasi

komponen sesuai kebutuhan.

3. Modern application framework, didukung dengan ratusan API siap pakai.

4. Mendukung MVC architecture, sehingga aplikasi terstruktur dan dapat

dikelola dengan baik.

5. Dibangun berdasarkan HTML5 dan cocok dengan hampir semua web

browser modern yang ada saat ini.

GeoExt adalah library javascript untuk membuat aplikasi web berbasis SIG.

Library tersebut dibangun berdasarkan Ext JS dan OpenLayers, sehingga dapat

membantu dalam pembuatan webGIS yang dinamis dan menarik. Komponen yang

disediakan oleh GeoExt sangat lengkap untuk mendukung pembuatan peta berbasis

web, antara lain (Anonim 2010) :

1. Menambahkan bingkai peta (window) dan judul peta.

2. Menambahkan legenda, tree dan grid panel.

3. Menambahkan tools pencarian (dengan menggunakan combobox dan form

panel).

4. Menambahkan tools untuk menjalankan fungsi analisis dan overlay peta.

5. Log in bagi pengguna.

6. Unggah dan unduh data peta.

7. dan lainnya.

I.5.6.8. Casading Style Sheet (CSS). CSS menurut Kadir (2003) adalah suatu bahasa

stylesheets yang mengatur tampilan suatu dokumen. CSS memungkinkan untuk

menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda. CSS dapat membuat

tampilan web menjadi lebih cantik dan konsisten. CSS merupakan sebuah teknologi

internet yang direkomendasikan oleh W3C (World Wide Web Consortium).

21

Ada tiga cara untuk menuliskan kode CSS. Pertama adalah Internal Style Sheet

yang contohnya dapat dilihat pada gambar I.12a, yaitu menuliskan langsung diantara

tag HTML/XHTML dalam tag <style> </style>. Kedua adalah Inline Style Sheet yang

contohnya dapat dilihat pada gambar I.12b, yaitu menuliskan script CSS langsung

pada obyek di HTML. Ketiga adalah External Style Sheet yang contohnya dapat

dilihat pada gambar I.12c, yaitu script CSS disimpan dalam file yang terpisah

kemudian dipanggil saat halaman web dibuka.

Gambar I.12. Contoh Script CSS.

a b

c