BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran...

91
1 Matakuliah : Pembelajaran SD/MI By. Firdaus BAB I PENDAHULUAN A. Konsep Dasar Pembelajaran 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik. Tingkah laku yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran mengandung pengertian luas, mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki karakteristik: (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) bersifat positif dan aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap, dan perbuatan. Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal yang termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude), keterampilan (kecakapan), minat, motivasi, kondisi fisik, dan mental. Faktor eksternal, adalah kondisi di luar individu peserta didik yang mempengaruhi belajarnya. Adapun yang termasuk faktor eksternal adalah: lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosio kultural, dan keadaan masyarakat). Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh siapa saja, baik anak-anak maupun manusia dewasa. Pada kenyataannya ada kewajiban bagi manusia dewasa atau orang-orang yang memiliki kompetensi lebih dahulu agar menyediakan ruang, waktu, dan kondisi agar terjadi proses belajar pada anak-anak. Dalam hal ini proses belajar diharapkan terjadi secara optimal pada peserta didik

Transcript of BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

1

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

BAB I PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Pembelajaran 1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku akibat interaksi

dengan lingkungan. Proses perubahan

tingkah laku merupakan upaya yang

dilakukan secara sadar berdasarkan

pengalaman ketika berinteraksi dengan

lingkungan. Pola tingkah laku yang

terjadi dapat dilihat atau diamati dalam

bentuk perbuatan reaksi dan sikap

secara mental dan fisik.

Tingkah laku yang berubah sebagai

hasil proses pembelajaran

mengandung pengertian luas,

mencakup pengetahuan, pemahaman,

sikap, dan sebagainya. Perubahan

yang terjadi memiliki karakteristik: (1)

perubahan terjadi secara sadar, (2)

perubahan dalam belajar bersifat

sinambung dan fungsional, (3) tidak

bersifat sementara, (4) bersifat positif

dan aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek perubahan tingkah laku,

yaitu pengetahuan, sikap, dan perbuatan.

Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal,

yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri, sehingga terjadi perubahan

tingkah laku. Ada beberapa hal yang termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude),

keterampilan (kecakapan), minat, motivasi, kondisi fisik, dan mental.

Faktor eksternal, adalah kondisi di luar individu peserta didik yang mempengaruhi belajarnya.

Adapun yang termasuk faktor eksternal adalah: lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat

(keadaan sosio-ekonomis, sosio kultural, dan keadaan masyarakat).

Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh siapa saja, baik anak-anak maupun manusia dewasa.

Pada kenyataannya ada kewajiban bagi manusia dewasa atau orang-orang yang memiliki

kompetensi lebih dahulu agar menyediakan ruang, waktu, dan kondisi agar terjadi proses belajar

pada anak-anak. Dalam hal ini proses belajar diharapkan terjadi secara optimal pada peserta didik

Page 2: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

2

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

melalui cara-cara yang dirancang dan difasilitasi oleh guru di sekolah. Dengan demikian diperlukan

kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh guru.

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar

peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap

rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik (Winkel, 1991).

Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar

dan membuat berhasil guna (Gagne, 1985). Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang,

ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan pelaksanaannya (Miarso, 1993)

Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan pendekatan tertentu

sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber daya. Sehingga diperlukan

strategi yang tepat dan efektif.

Strategi pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran sedemikian

rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan efektif (T. Raka Joni,

1992). Cara-cara yang dipilih dalam menyusun strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan

urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik (Gerlach and

Ely). Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga

termasuk di dalamnya materi pengajaran atau paket pengajarannya (Dick and Carey).

Faktor yang memengaruhi proses pembelajaran terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor

internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pribadi guru sebagai pengelola kelas. Guru harus

dapat melaksanakan proses pembelajaran, oleh sebab itu guru harus memiliki persiapan mental,

kesesuaian antara tugas dan tanggung jawab, penguasaan bahan, kondisi fisik, dan motivasi kerja.

Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari luar pribadi guru, antara lain keluarga

dan lingkungan pergaulan di masyarakat. Faktor lingkungan, yang dimaksud adalah faktor

lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah.

Berdasarkan pendekatan yang digunakan, secara umum ada dua strategi pembelajaran yaitu

strategi yang berpusat pada guru (teacher centre oriented) dan strategi yang berpusat pada

peserta didik (student centre oriented). Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru

menggunakan strategi ekspositori, sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada

peserta didik menggunakan strategi diskoveri inkuiri (discovery inquiry).

Pemilihan strategi ekspositori atau diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan karakteristik

kompetensi yang menjadi tujuan yang terdiri dari sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta

karakteristik peserta didik dan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu tidak ada strategi yang

tepat untuk semua kondisi dan karakteristik yang dihadapi. Guru diharapkan mampu memilah dan

memilih dengan tepat strategi yang digunakan agar hasil pembelajaran efektif dan maksimal.

Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:

Page 3: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

3

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai; b. sumber referensi terbatas; c. jumlah pesera didik dalam kelas banyak; d. alokasi waktu terbatas; dan e. jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau bahan banyak. Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori adalah sebagai berikut.

a. Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran b. Apersepsi diperlukan untuk penyegaran c. Presentasi (penyajian) materi pembelajaran d. Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci kompetensi atau materi

pembelajaran. Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan:

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai; b. sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup; c. jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak; d. materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan e. alokasi waktu cukup tersedia. Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri adalah sebagai berikut.

a. Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan masalah b. Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau jawaban sementara c. Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data d. Menganalisis data dan melakukan verifikasi e. Melakukan generalisasi

Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang melibatkan aktivitas peserta didik.

Kegiatan pembelajaran berupa instruksional langsung (direct instructional) yang dipimpin oleh

guru. Metode yang digunakan adalah ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya jawab.

Namun demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan secara interaktif dan menarik dapat

meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena itu

dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif.

Kegiatan pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru. Strategi ini

melibatkan aktivitas peseserta didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi, diskusi

kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan sebagainya.

2. Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi

pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah

meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan

keterampilannya.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

4

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:

a. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.

b. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.

c. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.

d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.

e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan.

f. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.

g. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber

Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu

strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi

pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying,

cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara

maksimal.

Tujuh konsep utama pembelajaran kontekstual, yaitu:

a. Constructivisme Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami

maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimiliki

Belajar berarti menyediakan kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya

Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengonstruksi pengetahu-an, bukan menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuannya itu.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

5

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

b. Inquiry Siklus inkuiri: observasi dimulai dengan bertanya, mengajukan hipotesis, mengumpulkan

data, dan menarik simpulan. Langkah-langkah inkuiri dengan merumuskan masalah, melakukan observasi, analisis data,

kemudian mengomunikasikan hasilnya c. Questioning

Berguna bagi guru untuk: mendorong, membimbing dan menilai peserta didik; menggali informasi tentang pemahaman, perhatian, dan pengetahuan peserta didik.

Berguna bagi peserta didik sebagai salah satu teknik dan strategi belajar.

d. Learning Community Dilakukan melalui pembelajaran kolaboratif Belajar dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil sehingga kemampuan sosial dan

komunikasi berkembang e. Modelling

Berguna sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh peserta didik seperti cara menggali informasi, demonstrasi, dan lain-lain.

Pemodelan dilakukan oleh guru (sebagai teladan), peserta didik, dan tokoh lain. f. Reflection

Tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari Respon terhadap kejadian, aktivitas/pengetahuan yang baru Hasil konstruksi pengetahuan yang baru Bentuknya dapat berupa kesan, catatan atau hasil karya

g. Autentic Assesment Menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan Berlangsung selama proses secara terintegrasi Dilakukan melalui berbagai cara (test dan non-test) Alternative bentuk: kinerja, observasi, portofolio, dan/atau jurnal

B. Implementasi Pengembangan Kegiatan Pembelajaran Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran perlu didesain dan

dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil maksimal. Berdasarkan panduan

penyusunan KTSP (KTSP), kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas

terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah standar yang menerapkan sistem paket,

beban belajarnya dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat SMA

terdiri dari 45 menit tatap muka untuk Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur

memanfaatkan 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka.

Sementara itu bagi sekolah kategori mandiri yang menerapkan sistem kredit semester, beban belajarnya

dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). 1 (satu) sks tingkat SMA terdiri dari 1 (satu) jam

pelajaran (@45 menit) tatap muka dan 25 menit tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Dengan demikian, pada sistem paket maupun SKS, guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran

tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

6

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

1. Kegiatan Tatap Muka Untuk sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi

bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah

interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif,

demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya

jawab, atau simulasi.

Untuk sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan

strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan strategi dikoveri

inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab,

atau demonstrasi.

2. Kegiatan Tugas terstruktur Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam

jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode

yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.

Bagi sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tugas terstruktur dirancang dan dicantumkan

dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi waktunya lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan

tatap muka. Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan

kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang

disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang

digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi,

eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru namun

tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran baik untuk sistem paket maupun sistem SKS. Strategi

pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan,

observasi lingkungan, atau proyek.

MEKANISME PENGEMBANGAN

Mekanisme pengembangan kegiatan pembelajaran dilakukan secara simultan dengan

pengembangan KTSP (KTSP) dan silabus mata pelajaran. Sekolah atau kelompok sekolah dengan

karakteristik yang hampir sama dan/atau kelompok guru mata pelajaran merumuskan bersama

pengembangan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan dilakukan dalam koordinasi kepala sekolah yang dilaksanakan oleh tim pengembang

kurikulum di sekolah bersama dengan guru baik melalui rapat kerja dan/atau kegiatan MGMP.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

7

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, diperlukan informasi yang cukup berkaitan dengan

karakteristik sekolah yang terdiri dari, potensi dan kebutuhan peserta didik, sumber daya, fasilitas,

lingkungan, dan lain-lain. Informasi diperoleh dari berbagai sumber seperti catatan dan pengalaman

guru, hasil riset bagian penelitian dan pengembangan (Litbang), atau informasi bagian inventarisasi di

sekolah, serta karakteristik keilmuan sesuai mata pelajaran.

Hasil pengembangan dituangkan dalam rancangan kegiatan pembelajaran dalam bentuk silabus dan

desain pembelajaran, rancangan pelaksanaan pembelajaran lebih rinci (RPP), desain penilaian dan

instrumennya, serta dilaksanakan secara efektif dan efisien. Mekanisme kerja tim pengembang

kurikulum, MGMP, dan guru mata pelajaran disajikan dalam skema berikut ini.

Gambar 1.

Mekanisme Kerja Tim Pengembang Kurikulum,

MGMP dan Guru Mata Pelajaran

A. Langkah-Langkah

Pengembangan kegiatan pembelajaran dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengkaji dan memetakan KD (KD) agar diketahui karakteristiknya. Hal ini perlu dilakukan guna

KTSP

(Struktur kurikulum,

Mekanisme

Pembelajaran dan

Penilaian, dll)

Silabus

Desain Pembelajaran

Desain Penilaian

RPP

Instumen Penilaian

Bahan ajar

Pelaksanaan

Pembelajaran dan

Penilaian

Tim Pengembang

Kurikulum

MGMP

Guru Mata

Pelajaran

Evaluasi

Evaluasi

Page 8: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

8

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

merancang strategi dan metode yang akan digunakan pada kegiatan tatap muka, tugas terstruktur, dan mandiri tidak terstruktur.

2. Mendeskripsikan KD secara lebih rinci dan terukur ke dalam rumusan indikator kompetensi. Indikator berguna untuk merancang kegiatan pembelajaran yang diperlukan. Indikator yang dominan pada prinsip dan prosedural misalnya, menyarankan kegiatan pembelajaran dengan strategi diskoveri inkuiri.

3. Membuat desain pembelajaran dalam bentuk silabus atau desain umum pembelajaran seperti disajikan dalam Contoh Desain Umum Pembelajaran Sistem SKS.

4. Menjabarkan silabus atau desain pembelajaran dalam bentuk rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) tiap pertemuan.

5. Melaksanaan pembelajaran sesuai dengan silabus/desain pembelajaran dan RPP. 6. Melakukan penilaian proses maupun hasil belajar untuk mengukur pencapaian kompetensi

Page 9: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

9

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

BAB II CARA MENGAJAR ANAK SEKOLAH DASAR

Mengajar anak Sekolah Dasar (SD)

tentunya akan lebih sulit, karena pada tahap ini

mereka mengalami masa transisi di mana baru

memasuki proses belajar yang serius. Menjadi

seorang guru SD tentunya banyak hal yang harus

diperhatikan agar pembelajaran menjadi efektif,

seperti : suara yang lantang dan juga intonasi

yang beragam, selain itu dibutuhkan juga waktu

untuk beristirahat dengan menyediakan ice

breaker mengingat bahwa waktu konsentrasi

mereka cenderung singkat. Berikut adalah beberapa teknik mengajar anak SD :

1. Teknik Individual, terdiri dari:

a. Directive counseling

Guru membuka jalan pemecahan karena anak yang belum matang

mendiagnosis sendiri sukar memecahkan masalahnya, tanpa

bantuan dari pihak lain yang berpengalaman.

b. Non-directive counseling

Fokus pada anak yang bermasalah dan sang anak yang

menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari

pihak lain.

c. Eclective counseling

Masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani

Page 10: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

10

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Merupakan teknik bimbingan kelompok yang bertujuan secara luwes, sehingga tentang apa yang

dipergunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan.

2. Teknik Kelompok, terdiri dari:

a. Home room

agar para guru atau pertugas bimbingan dapat mengenal murid-muridd secara lebih tepat

sehingga dapat membantunya secara lebih efektif (Eddy Hendrarno, dkk; 2003). Jumlah anggota

kelompok dapat berupa kelompok kecil (5-10 orang) maupun kelompok besar (25-30 orang).

Tujuan teknik home room, selain untuk mengidentifikasikan masalah dapat pula membantu siswa

untuk mampu menghadapi dan mengatasi masalahnya

b. Field drip (karya wisata)

Kegiatan karyawisata selain mrupakan kegiatan rekreasi ataupun salah satu metode mengajar,

dapat pula difungsikan sebagai salah satu teknik dalam bimbingan kelompok (Djumhur dalam

Eddy Hendrarno, dkk;2003). Melalui kegiatan karyawisata pertugas bimbingan dapat mengarahkan

murid untuk belajar melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan kelompok.. Tujuan teknik ini

adalah pemberian informasi, pembentukan sikap dan pengembangan bakat serta minat.

c. Group discussion bimbingan kelompok yang dilakukan dalam kelompok kecil (5-10 orang). Pada

umumya diskusi kelompok berlangsung antara 30-60 menit.

d. Pelajaran bimbingan

Bimbingan dilakukan dalam kelompok-kelompok Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik kelas yang telah ada. Pembimbing masuk dalam kelas

seperti guru biasa, tidak mengajarkan mata pelajaran seperti dalam silabus, melainkan menyampaikan dan

membahas masalah bimbingan.

e. Kelompok bekerja

Kelompok kerja dibentuk dengan memperhatikan tingkah laku kemampuan, jenis kelamin, tempat tinggal

dan jalinan hubungan social. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar, menyalurkan

bakat dan minat, membentuk sikap kooperatif dan kompetitif yang sehat, meningkatkan penyesuaian

social, yang kesemuanya akan mengarahkan pada perkembangan murid.

f. Pengajaran remidi

Pengajaran remidi diberikan kepada murid-murid yang mengalami kesulitan belajar.

g. Organisasi murid

Page 11: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

11

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Pembimbing sekolah dapat mengarahkan agar murid dapat mengenal berbagai aspek kehidupan social,

mengembangkan sikap kepemimpinan dan kerjasama, rasa tanggung jawab dan harga diri. Tujuannya

antara lain menyangkut penyesuaian diri, sikap kepemimpinan dan kerjasama dan pemecahan masalah.

i. Sosiodrama dan psikodrama

Bedanya, terletak pada jenisnya cerita yang dimainkan dan tekanan masalah yang hendak diceritakan.

Pada sosiodrama lebih menekankan pada masalah psikis. Meskipun demikian antara keduanya sagat erat

hubunganya dan kadang-kadang sulit dibedakan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

12

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

BAB III

METODE PENGAJARAN Sesuai dengan tugas yang diberikan dalam matakuliah Perencanaan Sistem Pengjaran, kami menemukan 31

metode pengajaran diantara metode pengajaran yang begitu luas yaitu :

1. Metode Kerja kelompok

Cara mengajar , dimana siswa didalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi

beberapa kelompok

Adapun pengelompokkan itu berdasarkan :

Adanya alat peraga yang tidak mencukupi jumlahnya

Kemampuan belajar siswa

Minat Khusus

Memperbesar partisipasi siswa

Pembagian tugas atau pekerjaan

Kerjasama yang efektif

Keuntungan penggunaan metode kelompok :

Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya

dan membahas sesuatu masalah

Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi

Dapat memberikan kesempatan pada para sisw untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan

mengenai suatu kasus

Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif partisipasi dalam

diskusi

Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai

panda[pat orang lain

Kekurangan metode ini adalah :

Kerja kelompok sering kali hanya menlibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap

memimpin dan mengarahkan yang kurang

Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yangberbeda-beda dan gaya

mengajar yang berbeda pula

Page 13: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

13

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Keberhasilan kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan sisw memimpin kelompok atau

untuk bekerja sendiri

2. Metode Penemuan ( Discovery)

Proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud

dengan proses mental adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan.

Kelebihan metode discovery adalah :

Mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan , serta penguasaan

keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa

Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa

Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuannya masing-masing

Mampu mengarahkan cara siswa belajar , sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar

giat

Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses

penemuan sendiri

Berpusat pada siswa tiadk pada guru

Kelemahan metode penemuan ini adalah :

Siswa harus ada kesiapan dankematangan metal

Bila kelas terlalu besar penggunaan tehnik ini kurang berhasil

Bagi guru dan siswa yangsudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin

akan sangat kecewa bila diganti dengan metode ini

Proses mental terlalu mementingkan proses pengertian saja , kurangmemperhatikan

perkembangan / pembentukan sikap dan keterampilann nagi siswa

Tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif

3. Unit Teaching

Tehnik ini memberi kesempatan siswa belajar secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara

belajar secara unit.

Pengajaran unti ini ada 3 fase :

Fase perencanaan/permulaan

o Guru membagi kelas ke beberapa kelompok

o Membagi tugas dengan masalah yang akan dibahas

Page 14: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

14

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

o Setiap kelompok menunjukkan pencatatn laporankemajuan dan hasil kerja kelompok

o Guru menunjukan sumber-sumber untuk memecahkan masalah

Fase pengerjaan unit

o Siswa terjunkelapangan,belajar diperpustakaan, meneliti laboratorium, mengamati

o Guru mengntrol apa yangdikerjakan siswa, memberi saran/pertanyaan, membantu

merumuskan kesimpulan bila perlu

Fase kulminasi

o Hasil kerja siswa dibawa kembali kesekolah

o Hasil informasi disusn ,diolah, sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dilihat orang banyak

misalnya hasil kerajinan, hasil perkebunan atau lainnya

Keunggulan Unit Teaching adalah :

Siswa dapat belajar secara keseluruhan yang bulat sehingga hasil pelajarannya menjadi lebih

berarti baginya

Pengajaran menimbulkan suasana kelas demokratis

Siswa bisa menggunakan sumber-sumber materi pelajaran secara luas

Dapat direalisir prinsip-prinsip psikologi belajar modern

Kelemahan metode ini :

Untuk merencanakan unti tidak mudah

Memerlukan seorang ahli yang betul-betul menguasai masalah

Memerlukan kecakapan, ketekunan

Perhatian guru harus lebih banyak dicurahkan pada bimbingan kerja siswa

Kemungkinan pelajaran disajikan tidak mendalam karena terlalu luas sehinga pengetahuan siswa

hanya bersifat mengambang

4. Micro Teaching

Mikro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segala dikecilkan atau disederhanakan, yaitu :

Jumlah murid , 5 sampai 6 orang

Waktu mengajar antara 5 sampai 10 menit

Bahan pelajaran hanya mencangkup satu atau dua unit kecil yang sederhana

Keterampilan mengajar difokuskan pada beberapa keterampilan khusus saja

Kebaikan Micro teachingadalah:

Pengalaman Laboratories

Menunjang pelaksanaan praktek keguruan

Mengurangi kesulitan /kerumitan dalam pengajaran di kelas

Page 15: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

15

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Memungkinkan ditingkatkannya pengawasan yang ketat dan evaluasi yang mantap, teliti dan

obyektif

Mahaiswa dilatih bersifat kritis

Memupuk percaya diri sendiri bagi mahasiswa

Mengembangkan mahasiswa untuk aktif, kreatif serta bekerja efektif, produktif , efisien yang

disertai penuh tanggung jawab

Sebagai wadah untuk mencari model keterampilan mengajar yang sesuai

Menampung proses mengajar ulangan sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki secara

langsung

Mengembangkan kemampuan mawas diri, melihat kelemahan /kebaikan serta mendorong untuk

memperbaikinya

Tempat yang baik untuk mengembangkan dan mengadakan research dalam kegiatan belajar

mengajar

Merupakan jembatan antara teori dan praktek mengajar

Menggalang kerjasama mahasiswa/dosen/guru

Merupakan arena pengabdian masyarakat

Kelemahan Micro Teaching adalah :

Dapat menimbulkan efek departementalisasi akan keterampilan mengajar

Dsalah tafsirkan dapat hanya menitik beratkan pada keterampilan guru sebagai pengajar bukan

sebagai guru dalam arti yang luas yaitu pendidik dam senagai pengajar

Memerlukan biaya yang banyak , peralatan mahal serta tenaga ahli dalam bidangh teknis maupun

bidang pendidikan pengajaran pada umumnya dan metodologi pengajaran pada khususnya

5. Metode Inquir

Keunggulan tehnik inquiri adalah :

Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept‟ pada diri siswa sehingga siswa dapat

mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik

Membantu dalam menggunaka ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru

Mendorong siswa untuk berpikirr dan bekerja atas inisiatif sendiri

Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesa sendiri

Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang

Memberi kepuasan yang bersifat intrinsic

Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional

Page 16: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

16

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Dapat memberi waktu siswa scukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi

6. Metode Penampilan

Metode Penampilan berbentuk pelasanaan paktek oleh siswa dibawah bimbingan dari dekat oleh

Pengajar.

Jika metode ini dipergunakan dalam pengajaran harus :

Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa selama berpraktek

Melakukan tindakan pengamana sebelum kegiatan praktek dimulai untuk keselamatan siswa yang

menggunakan

Metode Penampilan digunakan :

Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan

Kegiatan pembelajaran bersifat normal, latihan kerja atau magang

Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajari kedalam situasi yang

sesungguhnya

Kondisi praktek sama dengan kondisi kerja

Adanya bimbingan selama praktek

Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa

Keterbatasan penggunaan metode ini adalah :

Membutuhkan waktu yang lama

Membutuhkan fasilitas dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh dan dipelihara secara

terus menerus

Membutuhkan pengajar yang lebih banyak

7. Metode Diskusi

Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa, memecahkan

masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.

Yang dibutuhkan bila menggunakan metode ini adakah :

Menyediakan bahan/topik atau masalah yang akan didiskusikan

Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan penugasan studi khusus

kepada siwa sebelum menyelenggarakan diskusi

Menugaskan siswa untuk menjelaskan , menganalisa dan meringkas.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

17

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Membimbing diskusi , tidak memberi ceramah

Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya

Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu

Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain

Model ini cocok digunakan :

Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar

Pelajaran normal atau magang

Perluasan pengetahuan yang telah didiskusikan

Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan

8. Metode Ceramah

Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya

jawab antara dosen dan mahasiswa .

Metode ini dapat dilakukan :

Untuk memberikan pengarahan , petunjuk diawal pembelajaran

Waktu terbatas, sedangkan materi / informasi banyak yang akan disampaikan.

Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar dengan siswa yang banyak

Kelebihan Metode Ceramah :

Guru mudah menguasai kelas

Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas

Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar

Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya

Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

Keterbatasan metode ceramah adalah :

Keberhasilan siswa tidak terukur

Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur

Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah

Pembicara sering melantur

Bila sering digunakan dan terlalu lama membosankan

9. Metode Demonstrasi

Metode demontrasi dapat dilaksanakan manakala:

Kegiatan pembelajaran berrsifat normal, magang atau latihan bekerja

Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak

Page 18: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

18

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Guru, pelatih , instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang

Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan

Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/ praktik yang kita laksanakan

Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan

Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti

waktu proses demonstrasi

Batas-batas metode ini adalah :

Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat didemostrasikan tidak dapat

diamati dengan seksama oleh siswa

Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas dimana para

siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktifitas itu pengalaman ptribadi

Tidak semua hal dapat didemosntrasikan di dalam kelompok

Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan, terjadi proses

yang berlainan dengan proses dalam situasi nyata

Jika setiap orang diminta mendemostrasikan maka dapat menyita waktu yang banyak dan

membosankan bagi peserta lainnya

Kelebihan metode ini :

Mebuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret

Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

Proses pengajaran lebih menarik

Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan

Kekurangan Metode ini :

Memerlukan keterampilan guru secara khusus

Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik

Memrlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup

panjang

10. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu

dijawab oleh siswa

Kelebihan metode ini :

Lebih mengaktifkan siswa dibandingkan dengan metode ceramah

Siswa akan lebih cepat mengerti , karena memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal

yang belum jelas atau belum dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali

Page 19: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

19

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan

pendapat

Mengetahui perbedaan pendapat anatar siswa dan guru , dan akan membawa kearah suatu

diskusi

Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa

Keterbatasan metode ini adalah :

Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit

Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau maslah yang

didiskusikan

Dapat menimbulkan beberapa masalah baru

Mudah menyimpang dari pokok persoalan

Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru diperkenalkan

kepada bahan pembelajaran yang baru

Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa dalam forum

11. Metode Studi Mandiri

Metode studi mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh siswa tanpa

bimbingan atau pengajaran khusus

Metode ini digunakan :

Pada tahap akhir

Dapat digunakan pada semua mata pelajaran

Menunjang metode pembelajaran yang lain

Meningkatkan kemampuan kerja siswa

Mempersiapkan siswa untuk kenaikan tingkat

Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri siswa lain

12. Metode Pembelajaran Terprogram

Metode ini menggunakan bahan pelajaran yang disiapkan secara khusus

Ketika menggunka metode ini , yang harus diperhatikan adalah :

Siswa-siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan lain yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut

Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan tersebut bukan tes

Tersedianya sumber yang dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan

Secar periodik, siswa harus dicek kemampuannya untuk memnuatnya benar-benar belajar

Metode ini dugunakan apabila :

Page 20: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

20

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Kurang mendapat interaksi social

Semua tahap belajar , dari permulaan sampai dengan proses akhir belajar siswa dapat deprogram

secara lengkap/utuh

Pelajaran formal , belajar jarak jauh dan magang

Mengatasi kesulitan perbedaan individual

Mempermudah siswa belajar dalam waktu yang diinginkan

Keterbasan metode ini adalah :

Bahan pelajaran yang telah dikumpulkan dengan baik membuat setiap siswa melalui urutan

kegiatan belajar yang sama. Hal ini membuat metode kurang fleksibel

Biaya pengembangan yang tinggi

Siswa kurang mendapat interaksi sosial

13. Metode Tugas dan Resitasi

Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa

melakukankegiatan belajar.

Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit.

Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.

Langkah-langkah yang harus diikuti metode tugas dan resitasi adalah :

Fase Pemberian tugas

o Tujuan yang akan dicapai

o Jenis tugas yang jelas dan tepat

o Sesuai dengan kemampuan siswa

o Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

o Sediakan waktu yangcukup untuk mengerjakan tugas tersebut

Langkah Pelaksanaan Tugas

o Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru

o Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

o Diusahakan /dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

o Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh

Fase mempertanggungjawabkan Tugas

o Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang dikerjakannya

o Ada Tanya jawab/diskusi kelas

o Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maunpun non tes

Kelebihan Metode ini adalah :

Page 21: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

21

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok

Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru

Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa

Dapat mengembangkan kreativitas siswa

Kekurangannya adalah :

Siswa sulit dikontrol mengenai pengerjaan tugas

Khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah

anggota tertentu saja , sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik

Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan pervedaan individu siswa

Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa

14. Metode Latihan

Metode ini disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yangbaik untuk menanamkan

kebiasaan-kebiasaan tertentu.

Metode ini dapat digunakan juga untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan , kesempatan dan

keterampilan

Kelebihan metode ini adalah :

Untuk memperoleh keclapan motorik seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat,

membuat alat-alat , menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik) dan termapil

menggunakan peralatan olah raga.

Memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian , menjumlahkan, pengurangan,

pembagian, tanda-tanda dan sebagainya

Untuk memeproleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat seperti huruf-huruf dalam ejaan,

penggunaan symbol, membaca peta dan lainnya

Pembetukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.

Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak nenerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya

Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks , rumit menjadi

lebih otomatis

Kekurangan Metode Latihan :

Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan

diarahkan jauh dari pengertian

Menimbulkan penyesuaian secara statis keada lingkungan

Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secar berulang-ulang merupakan hal yang monoton,

mudah membosankan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

22

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis

Dapat menimbulkan verbalisme

15. Metode Latihan bersama teman

Metode ini memanfaakan siswa yang telah lulus atau berhasil. Dalam pengunaan metode ini yang perlu

diperhatikan adalah :

Seorang siswa memperhatikan seorang siswa yang telah mencapai tingkat lanjut dalam

melaksanakan semua tugas dibawah bimbingan pelatih

Setelah mengenal tugas tersebut, siswa dilatih dalam keterampilan melakukannya

Setelah lulus , ia menjadi pelatih untuk siswa lainnya

Kelemahan metode ini adalah :

Terbatasnya siswa yang dapat dilatih dalam satu periode tetentu

Kegiatan latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk memelihara kualitas

16. Metode Simulasi

Metode in menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda

yang sebenarnya.

Penggunaan metode ini perlu memperhatikan beberapa hal :

Pada tahap permulaan proses belajar, diperlukan tingkat dibawah relaitas . Siswa diharapkan

mengidentifikasikan lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu,

dan sebagainya

Pada tahap pertengahan proses belajar, diperlukan tingkat realitas yang memadai. Siswa

diharapkan dapat mempelajari sesuatu dalam kaitan dengan pengetahuan yang lebih luas dan

memulai mengkoordinasikan keterampila- keterampilan.

Pada tahap akhir, diperlukan tingkat realitas yang tinggi.

Siswa diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperi yang seharusnya

Metode ini dilakukan bila :

Pendidkan formal atau magang

Memberi kegiatan-kegiatan yang analogis

Memungkinkan praktek dan umpan balik dengan resiko kecil

Diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri

Kelemahan metode ini :

Page 23: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

23

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Biaya pengembangannya tinggi dan perlu waktu lama

Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harganya dan

pemeliharaannya

Resiko siswa atau pengajar tinggi

17. Metode Pemecahan Masalah

Metode ini dikenall sebagai Metode Brainstorming merupakan metode yang merangsang berpikir dan

menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa

Metode ini dapat dilaksankan pabila siswa telh berada pada tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang

tinggi pula.

Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagi berikut :

Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan

Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut

Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut

Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut

Menarik kesimpulan artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari

masalah tadi

Kelebihan Metode Pemecahan Masalah :

Dapat membuat pendidikan sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan khususnya dengan

dunia kerja

Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa

menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil ,

Merangsang pengembangan kemampuan berpikir seiswa secara kreatif dan menyeluruh.

Kekurangan Metode ini adalah :

Mementukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa , sekolah

dan kelas serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa.

Seringmemerlukan waktu yang cukup banyak dan seringmengambil waktu pelajaran lainnya

Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru

menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah sendiri atau kelompok

18. Metode Studi Kasus

Page 24: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

24

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah kejadian, atau situasi tertentu , kemudian siswa ditugasi

mencari alternative pemecahannya.

Metode ini dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa, manakala siswa memiliki pengetahuan awal

tentang masalah ini

Keterbatasan metode ini :

Mendapatkan kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan sesuai

dengan lingkungan kehidupan siswa

Mengembangkan kasus sangat mahal

19. Metode Insiden

Metode ini mirip dengan metode studi kasus akan tetapi siswa dibekali dengan data dasar yang tidak

lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa

20. Metode Praktikum

Metode ini dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan arahan , aba-aba petunjuk

21. Metode Proyek

Metode ini merupakan pemberian tugas kepada semua siswa untuk dikerjakan secara individual. Siswa

dituntut untuk mengamati, membaca, meneliti,. Kemudian siswa dimintakan untuk membuat laporan dari

tugas yang diberikan kepadanya dalam bentuk makalah. Metode ini bertujuan membentuk analisis masing-

masing siswa

Kelebihan metode ini :

Dapat merombak pola pikir siswa dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam

memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan , sikap dan keterampilan

dengan terpadu yang diharapkan dalam kehidupan sehari-hari

Kekurangan Metode Proyek adalah :

Kurikulum yang berlaku belum menunjang pelaksanaan metode ini

Organisasi bahan pelajarn, perencanaan dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan

keahlian khusus dari guru sedangkan guru belum disiapkan untuk ini.

Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik , cukup fasilitas dan

memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan

Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas

22. Metode bermain peran

Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak

didik.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

25

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Metode yang melibatkan interaksi antara dus siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa

melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode ini adalah:

Penetuan topik

Penentuan anggota pemeran

Pembuatan lembar kerja

Latihan singkat dialog

Pelaksanaan pemainan peran

23. Metode Seminar

Merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk membahas topik, masalah tertentu. Setiap anggota

kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dankepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk

mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru bertindak sebagai nara sumber. Tidak

jarang seminar melahirkan rekomendasi dan resolusi.

24. Metode Simposium

Metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok topik dalam bidang metri

tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat

menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara.

Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus pula terdiri atas beberapa

pembicara sedikitnya dua orang. Tetapi symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan

persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terllebih dahulu menyiapkan

pembicaraannya menurut satu titik pandangan tertentu. Terhadap sebuah persoalan yang sama diadakan

pembahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dari titk tolak yang berbeda-beda.

25. Metode Sosiodrama

Ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan

peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode ini adalah :

Agar siswa dapat menghayati dan mengehargai perasaan orang lain

Dapat belajar bertanggung jawab

Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan

Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah

Kelebihan Metode Sosiodrama :

Page 26: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

26

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Siswa terlatih berinisiatif serta kreatif

Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya

Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh

bibit seni drama dari sekolah

Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain

Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya

Kekurangan Metode Sosiodrama :

Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama menjadikurang aktif

Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan maupun waktu pelaksanaan pertunjukan

Memerlukan tempat yang cukup luas jika tbermain sempit menjadi kurang bebas

Kelas lain sering terganggu oleh suara para pemain dan penonton yang terkadang bertepuk

tangan dan berperilaku lainnya

26. Metode Tutorial

Merupakan cara menyapaikan bahan pelajaarn yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk

dipelajari siswa secara mandiri. Siswa dapat mengkonsultasikantentang masalh-masalah dan kemajuan

yang ditemui secara periodik.

27. Metode Deduktif

Metode deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan

dalam bentuk penerapannya atu contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teori ke

bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.

Metode ini tepat dipergunakan :

Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari

Isi pelajaran meliputi terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berpikir

kritis,

Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicara yang

baik

Waktu yang tersedia sedikit

28. Metode Induktif

Metode induktif dimulai dengan pemberan berbagai kasus , fakta , contoh atau sebab yang mencerminkan

suatu konsep atau prinsip. Kemudian sswa dibimbing untuk berusaha keras mensitesiskan, merumuskan

atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajarn tersebut . Metode ini disebut metode discovery atau Socratic

Metode ini tepat digunakan :

Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan , terampil

mengulang pertanyaan dan sabar

Page 27: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

27

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Waktu yang tersedia cukup panjang

29. Metode KaryaWisata

Ialah Suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para siswa dengan jalan membawa mereka langsung

ke objek yang terdapat diluar kelas atau dilingkungan kehidupan nyata.

Kelebihan Metode Karyawisata :

Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam

pengajaran

Membuat bahan yang dipelajari disekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan

yang ada di masyarakat

Pengajaran daoat lebih merangsang kretifitas anak

Kekurangan metode ini :

Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak

Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang

Sering unsure studinya terabaikan

Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik siswa di lapangan

Biaya nya cukup mahal

Memerlukan tangung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata jangka panjang dan

jauh

30. Metode Eksperimen

Metode ini adalah metode pemebrian kesempatan kepada siswa perseorangan dan kelompok, untuk dilatih

melakukan suatu proses atau percobaan

Kelebihan metode eksperimen :

Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya

sendiri

Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan

teknologi

Akan terbina manusia yang membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil

percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia

Kekurangan Metode Eksperimen :

Tidak cukup alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan eksperimen

Metode ini menuntut ketelitian , keuletan dan ketabahan

Memerlukan jangka waktu yang lama

Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi

Page 28: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

28

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

31. Metode Bercerita

Ialah suatu cara mengajar dengan bercerita. Pada hakekatnya metode bercerita sama dengan metode

ceramah. Karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada

oaring lain

BAB IV

MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat

perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan

dan tuntutan masyarakat modern

Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik

(improvement oriented). Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan.

Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru dan siswa.

Dalam proses pembelajaran keberadaan

guru sangatlah urgen, karena guru yang

menentukan, apakah tujuan pembelajaran

tercapai atau tidak?, bagaimana kompetensi

siswa ?

Hasil studi menyebutkan bahwa

meski adanya peningkatan mutu pendidikan

yang cukup menggembirakan, namum

pembelajaran dan pemahaman siswa di

tingkat dasar termasuk Madrasah Ibtidaiyah

pada beberapa materi pelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran di tingkat

sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan

kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran konsep cenderung abstrak dan dengan metode ceramah,

sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru

dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak

melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibat

Page 29: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

29

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan

mekanistis (Direktorat PLP, 2002)

Menurut pendapat oleh Peter Sheal (1989) sesuai dengan “Kerucut Pengalaman Belajar” Dia

menyatakan (hasil penelitian) bahwa peserta didik yang hanya mengandalkan “penglihatan” dan

“pendengaran” dalam proses pembelajarannya akan memperoleh daya serap kurang dari 50%. Di sisi lain,

dalam melaksanakan proses belajar mengajar, kurang dari 20% guru yang menggunakan alat bantu

pembelajaran. Kurang dari 30% guru yang selalu mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

Sehingga wajar apabila evaluasi hasil belajar hasilnya belum seperti yang di harapkan.

Dampak lain dari proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering menonton gurunya mengajar

dari pada memperhatikan guru mengajar. Sehingga guru yang “lucu” apalagi memberi nilai “murah” akan

menjadi favorit para siswa. Akankah hal seperti ini kita biarkan atau bahkan dipertahankan? Atau kita akan

mendobrak dengan langkah baru? Apa yang kita lakukan dalam menyikapi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) itu akan menentukan siapa diri kita sebenarnya. Apakah kita termasuk penganut

status quo atau menjadi agent of change?

Guru yang ingin terjadi adanya perubahan

yang lebih baik, memang bukan sesuatu

yang mudah untuk dilakukan.

Mencermati hal tersebut di atas,

perlu adanya perubahan dan pembaharuan,

inovasi ataupun gerakan perubahan mind

set kearah pencapaian tujuan pendidikan

pada umumnya dan khususnya tujuan

pembelajaran. Pembelajaran matematika

hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-

upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian

penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode,

strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran yang berguna dalam mencapai iklim

PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan ) adalah tuntutan yang harus diupayakan

oleh guru.

Keanekaragaman model pembelajaran yang hendak di sampaikan pada makalah ini merupakan upaya

bagaimana menyediakan berbagai alternatif dalam strategi pembelajaran yang hendak disampaikan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

30

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

agar selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik pada

jenjang Sekolah Dasar (SD) atau Madrsah Ibtidaiyah (MI). Ini berarti tidak ada model pembelajaran

yang paling baik, atau model pembelajaran yang satu lebih baik dari model pembelajaran yang lain.

Baik tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan suatu model pembelajaran akan tergantung

pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan, perkembangan

peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan semua sumber

belajar yang ada.

Dengan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), menuntut adanya keanekaragaman atau variasi

dalam pembelajaran yang mengarah pada pada PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

Menyenangkan). Dengan demikian makalah ini diharapkan bisa sebagi acuan bagi guru mata

pelajaran matematika dalam proses pembelajaran.

Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan dibedakan dari

istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna

yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik. Sedangkan istilah “strategi “ awal

mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan perang atau dunia olah raga, namun

demikian makna tersebut meluas tidak hanya ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi

bidang ekonomi, sosial, pendidikan. Menurut Ruseffendi (1980), istilah strategi, metode, pendekatan

dan teknik mendefinisikan sebagai berikut :

1. Strategi pembelajaran adalah separangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan

dengan faktor yang menetukan warna atau strategi tersebut, yaitu :

a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau siswa)

b. Penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)

c. Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non

formal)

d. Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen, atau homogen.

2. Pendekatan Pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu

prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

31

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

3. Metode Pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua

mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan

terbimbing dan sebagainya.

4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah

disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta

kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.

Sedangkan Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian

dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan

atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005)

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi (1) ilmu dan

seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan

perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Soedjadi (1999 :101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan

pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang

diharapkan. Untuk dapat mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan

pembelajaran. Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan

lebih dari satu metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Secara

sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian :

teknik metode pendekatan strategi model

Istilah “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan

pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan

menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan

pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama

kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992)

Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus

yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :

1. rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,

2. tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

Page 32: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

32

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

3. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil

dan

4. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan dan metode serta teknik diharapkan guru

mata pelajaran umumnya dan khususnya matematika mampu memilih model dan mempunyai strategi

pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta kompetensi dasar dalam

standar isi.

Pemilihan Model Pembelajaran Sebagai Bentuk Implementasi Strategi Pembelajaran.

Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan

materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model

pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,

kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh

siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa

menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.

Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini

pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan

kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan

rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai

penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat

diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya

penyelidikan oleh siswa.

Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola

urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan

adalah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa

mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan

dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-

konsep matematika tingkat tinggi.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

33

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur

tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.

Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-

kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam

model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran

diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses

pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya

meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan

guru.

Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit

berbeda. Misalnya, model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel

seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi para siswa

duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model

pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru.

Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada

model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru.

Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi

pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan

pembelajaran agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Pembelajaran

adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan

kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta

antara siswa dengan siswa. Di madrasah, tindakan pembelajaran ini dilakukan nara sumber (guru)

terhadap peserta didiknya (siswa). Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat terkait dengan

pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan

ajar kepada para siswanya.

Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Menurut penemunya, model

pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling tepat diantara model pembelajaran yang lain.

Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu kita sepakati hal-hal sebagai berikut :

Page 34: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

34

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

1. Siswa Pendidikan Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah banyak yang masih berada dalam tahap

berpikir konkret. Model dan metode apapun yang diterapkan, pemanfaatan alat peraga masih

diperlukan dalam menjelaskan beberapa konsep matematika.

2. Kita tidak perlu mendewakan salah satu model pembelajaran yang ada. Setiap model

pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.

3. Kita dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap sesuai dengan materi

pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat menggabungkan beberapa model pembelajaran.

4. Model apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai meteri dan tidak disenangi para

siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif.

5. Oleh kerena itu komitmen kita adalah sebagai berikut :

a. Kita perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat mengajarkannya, dan terampil

dalam menggunakan alat peraga.

b. Kita berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para siswa dengan sepenuh hati,

hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.

c. Menjaga agar para siswa “mencintai” kita, menyenangi materi yang kta ajarkan, dengan tetap

menjaga kredibilitas dan wibawa kita sebagai guru dapat mengembangkan model

pembelajaran sendiri. Anggaplah kita sedang melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model pembelajaran

adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau

kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan lebih efektif dan

efisien.

Macam-Macam Model Pembelajaran

1. Pembelajaran mencari dan bermakna

2. Pembelajaran terpadu

3. Pembelajaran kooperatif

4. Pembelajaran Picture and Picture

5. Pembelajaran cooperative integrated Reading and composition (CIRC)

6. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

7. Model Penemuan Terbimbing

8. Model Pembelajaran Langsung

9. Model Missouri Mathematics Project (MMP)

Page 35: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

35

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

10. Model Pmbelajarn Problem solving

11. Model Pmbelajarn Problem posing

12. Pembelajaran kontekstual.

Langkah-langkah pada Madel model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Langsung Sintaknya :

No. Langkah-langkah Peran Guru

1

2

3

4

5

Menjelaskan tujuan pembela-

jaran dan mempersiapkan siswa

Mendemonstrasikan pengetahuan

atau keterampilan

Membimbing pelatihan

Menelaah pemahaman dan

memberikan umpan balik

Memberikan kesempatan untuk

pelatihan dan penerapan

Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang

pembelajaran, pentingnya pelajaran dan memotivasi siswa

Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau

memberi informasi tahap demi tahap

Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan

tugas dengan baik dan memberikan umpan balik

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan

lanjutan, khusus penerapan pada situasi kompleks dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

1 Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan

kreatif

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan cara

demonstrasikan atau lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa

dalam kelompok-kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya

membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok

Page 36: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

36

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

agar melakukan transisi secara efisien

4 Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas-tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari

dan juga terhadap presentasi hasil kerja masing-masing

kelompok

6 Memberi penghar-gaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil

belajar individu maupun kelompok

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

1 Langkah 1 Guru menyampaikan materi pembelajaran ke siswa secara

klasikal (paling sering menggunakan model pembelajaran

langsung,

2 Langkah 2 Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (setiap

kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa yang heterogen, baik dari segi

kemampuan, agama, jenis kelamin, atau lainnya).

3 Langkah 3 Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan materi (saling

bantu membantu untuk memperdalam materi yang sudah

diberikan)

4 Langkah 4

Guru memberikan tes individual, masing-masing mengerjakan

tes tanpa boleh saling bantu membantu diantara anggota

kelompok.

5 Langkah 5

Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan

perolehan nilai peningkatan individual dari skor dasar ke skor

kuis (cara penilaian akan dijelaskan di akhir bab ini)

4. Model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw

a. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut dengan kelompok asal, setiap kelompok

terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen). Setiap anggota kelompok nantinya

Page 37: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

37

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

diberi tugas untuk memilih dan mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru (misal ada 5

materi/topik).

b. Di kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan pilihannya , mereka langsung

membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang dipilih. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

c. Setelah setiap kelompok ahli mempelajari (berdiskusi) tentang materinya masing-masing, setiap anggota dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan/menularkan apa-apa yang telah mereka pelajari/diskusikan di kelompok ahli. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

- Misal 1 kelas: 40 anak

- Ada 5 topik yang akan

dipelajari

- Kelompok asal ( 40:5 = 8 kel.)

Kelompok Asal

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E

Page 38: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

38

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

d. Dalam tipe ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi agar pelaksanaan

kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara

efektif dan optimal.

e. Setelah masing-masing anggota dalam kelompok asal selesai menyampaikan apa yang dipelajari

sewaktu dalam kelompok ahli, guru memberikan soal/kuis pada seluruh siswa. Soal harus

dikerjakan secara individual.

f. Nilai dari pengerjaan kuis individual digunakan sebagai dasar pemberian nilai penghargaan untuk

masing-masing kelompok. Teknik penilaian/penghargaan akan dijelaskan tersendiri di akhir bab

pembelajaran kooperatif ini.

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe think Pair and Share

• Guru mengajarkan materi seperti biasa, alat peraga disarankan .

• Dengan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.

• Guru membrikan soal yg dikerjakan siswa berdasar persyaratan soal sebagai problem.

• Siswa di pandu guru menyelesaikan soal.

• Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya

• Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan

menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa

• Guru memberi kesimpulan

• Penutup

5. Langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) yaitu : Langkah pertama : Review

dengan cara mengulah ulang mata pelajaran yang lalu,

membahas tugas yang diberikan /pekerjaan rumah.

Langkah kedua :Pengembangan

penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang terdahulu

Page 39: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

39

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

penjelasan tentang diskusi, demonstrasi, dengan contoh kongkret yang sifatnya piktoral dan

simbolik.

Langkah ketiga : Latihan Terkontrol

siswa merespon soal

guru mengamati

belajarnya kooperatf

Langkah keempat : Seatwork

siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep

Langkah kelima : Pekerjaan Rumah

Tugas membuat pekerjaan rumah.

6. Langkah-langkah model pembelajaran Penemuan Terbimbing

Langkah yang ditempuh oleh guru dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

Merumuskan masalah yang diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan

harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang di tempuh

siswa tidak salah.

Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis

data tersebut. Bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang di perlukan. Bimbingan sebaiknya

mengarah siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan,

atau lembar kerja siswa (work sheet).

Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang dilakukan

Konjektur yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal ini digunakan untuk meyakinkan

kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.

Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur teresbut, maka verbalisasi

konjektur sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya.

Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau

soal tambahan.

7. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Fase Indikator

Page 40: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

40

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Kegiatan Guru

1 Orientasi siswa kepada

masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang

diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif dalam aktivitas

pemecahan masalah yang dipilihnya

2 Mengorganisasikan siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing penyelidikan

individual maupun

kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai

dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah

4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka

untuk berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka

gunakan

8. Langkah-langkah Model pembelajaran Problem posing

Prinsipnya:mewajibkn siswa unt mengjukn soal sndiri melalui belajar soal scr mandiri.

Sintaknya

a. guru menjelaskan materi pelajaran, alat peraga disarankan.

b. .memberikn latihan soal secukupnya.

c. siswa mengajukan soal yang menantang,& dapat menyelesaikan. Bisa secara kelompok.

d. pertemuan berikutnya, guru menyuruh siswa menyajikan soal temuan di depan kelas.

e. guru memberikan tugas rumah secara individual

9.. Langkah-langkah Model pembelajaran TGT

• Beri informasi secara klasikal

• Bentuk kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kemampuan siswa heterogen)

Page 41: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

41

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

• Diskusi kelompok untuk penguatan pemahaman materi yang dikaitkan dengan kuis/latihan yang

telah diberikan (mempelajari kembali)

• Permainan/turnamen (dalam setiap kelompok diwakili satu orang)

• Beri soal untuk dilombakan

• Beri penghargaan pada kelompok yang wakilnya dapat maju terus sampai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan.

10. Langkah Model Pembelajaran Problem Solving

syarat (siswa)

a. Memlki prasyarat untk mngrjakn soal tsb.

b. Belum tahu cara pmchan soal tsb.

c. Soal terjangkau

d. Siswa mau dan berkehendak untk menyelesaikan soal tsb

Langkah guru

a. Guru mengjarkn materi seperti biasa, alat peraga disarankan .

b. Dngan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.

c. Guru membrikn soal yg dikerjakan siswa brdsar persyaratan soal sbgai problem.

d. Siswa di pandu guru menyelesaikan soal.

11. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual

1. Konstruktivisme

• Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan

awal

• Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan

2. Inquiri (menemukan)

• Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman

• Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis

3.Questioning (bertanya)

• Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa

• Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry

4. Learning Community (masyarakat belajar)

• Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar

Page 42: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

42

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

• Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri

• Tukar pengalaman

• Berbagi ide

5. Modeling (pemodelan)

• Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar

• Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya

6. Authentic Assesment (penilaian yang sebenarnya)

• Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa

• Penilaian produk (kinerja)

• Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual

7. Reflection (refleksi)

• Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari

• Mencatat apa yang telah dipelajari

• Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok

12. Langkah Model Pembelajaran Example Non Example

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

Langkah-langkah :

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa

gambar

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada

kertas

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin

dicapai

7. Kesimpulan

13. Langkah Model Pembelajaran Role Playing

Langkah-langkah :

1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan

Page 43: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

43

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm

3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang

4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan

6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati

skenario yang sedang diperagakan

7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk

membahas

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya

9. Guru memberikan kesimpulan secara umum

10. Evaluasi

11. Penutup

14. Langkah Model Pembelajaran Group Investigation

Langkah-langkah :

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas

satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan

5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok

6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

7. Evaluasi

8. Penutup

15. Langkah Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Langkah-langkah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen

2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran

3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan

terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas

Page 44: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

44

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

5. Guru membuat kesimpulan bersama

6. Penutup

BAB V

PENGENALAN VARIASI MODEL PEMBELAJARAN

Pendidikan merupakan kebutuhan primer pada saat ini, apalagi sebagian besar masyarakat sudah

menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara

senantiasa berusaha memajukan bidang pendi-dikan, disamping bidang yang lain dalam rangka mempersiapkan

sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas

serta berusaha mengejar kemajuan negara lain.

Satu dari sekian banyak masalah di era

global yang dihadapi Indonesia saat ini adalah

masalah di bidang pendidikan. Masalah yang belum

teratasi pada saat ini terutama masalah yang

berhubungan dengan kualitas hasil pendidikan

(Suyanto, 2007). Adanya kebijakan sertifikasi guru

adalah salah satu upaya nyata Pemerintah untuk

meningkatkan profesionalisme guru agar guru sebagai

aktor utama dalam pendidikan umumnya dan

pembelajaran khususnya dapat meningkatkan kompetensinya.

Seorang guru penting untuk menciptakan paradigma baru untuk menghasilkan praktik terbaik dalam proses

pembelajaran (Carolin Rekar Munro, 2005). Oleh karena itu, ketika terjadi perubahan kurikulum dan terjadi

pergeseran tuntutan hasil pendidikan yang berkaitan dengan tuntutan pasar kerja, maka gurulah yang harus

berperan mewujudkan harapan itu. Guru harus selalu mengembangkan diri, baik yang berkaitan dengan kompe-

tensi bidang studi maupun pedagogik, termasuk penggunaan internet dalam mencari informasi terkini (Kok Siang

Tang, Ngoh Khang Goh, & Lian Sai Chia, 2006).

Ronald Brandt (1993) menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan, seperti

pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran baru akhirnya tergantung kepada guru. Tanpa guru

yang mampu menguasai bahan ajar dan strategi belajar-mengajar, maka segala upaya peningkatan mutu pendidikan

tidak akan mencapai hasil yang optimal. Hal ini berarti seorang guru tidak hanya diharapkan mampu menguasai

bidang ilmu yang diajarkan, tetapi juga menguasai strategi belajar-mengajar.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

45

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Saat ini dunia pendidikan telah banyak menghasilkan berbagai macam inovasi dan menghadirkan

strategi/model pembelajaran. Hal ini semata-mata sebagai upaya mengga-irahan minat belajar peserta didik,

sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar. Oleh karena itu sudah saatnya guru mengetahui

model-model pembela-jaran, baik jenisnya maupun cara penerapannya.

KONDISI PENDIDIKAN KITA SAAT INI

Seiring dengan kemajuan di bidang pendidikan, maka secara perlahan-lahan telah terjadi perubahan

paradigma pendidikan, seperti perubahan dari teacher centered ke student centered; diterimanya pendekatan,

metode, dan model pembelajaran baru yang inovatif; munculnya kesadaran bahwa informasi/pengetahuan dapat

diakses lewat berba-gai cara dan media oleh peserta didik; teknologi pembelajaran berbasis teknologi infor-masi (TI)

mulai diterapkan; orientasi pendidikan bukan hanya pada pengembangan sum-ber daya manusia (human resources

development), tetapi juga pada pengembangan kapabilitas manusia (human capability development);

diperkenalkannya e-learning; depen-dence ke independence; individual ke team work oriented; dan large group ke

small class.

Namun demikian kita masih melihat adanya pembelajaran di sekolah-sekolah yang berpusat pada guru

dimana guru masih aktif sebagai pemberi informasi dan mendominasi pembelajaran di kelas, sedangkan peserta

didik pasif sebagai penerima informasi, meski-pun paradigma pendidikan yang baru sudah mengarahkan pada

student centered. Selain itu pembelajaran masih menekankan pada hafalan dan drill-drill (latihan) yang kemung-

kinan besar disebabkan banyaknya materi yang harus diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun

peserta didik tidak lagi dianggap objek pembelajaran, tetapi kenyataannya materi pembelajaran masih sangat

ditentukan oleh guru. Di sebagian besar sekolah, masih terlihat kurang mengoptimalkan pengembangan kapabilitas

peserta didik, baik yang menyangkut cipta, rasa, dan karsa, serta peserta didik kurang memiliki kesempatan untuk

berpikir kritis, logis, kreatif, dan inovatif.

Dengan kenyataan seperti itu, maka sudah saatnya bagi guru untuk mencoba mengembangkan

profesionalismenya melalui pengembangan model-model pembelajaran yang benar-benar mampu mengaktifkan dan

menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan sekaligus menyenangkan. Dengan

demikian peserta didik akan merasakan kebermaknaan belajar bagi hidup dan kehidupannya dan akhirnya

meaningful learning akan terwujud.

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasi-kan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, sebenarnya model pembela-jaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan

atau strategi pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang

Page 46: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

46

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam

penerapannya.

Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang

dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola

program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru

mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan,

menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori

belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Pendapat serupa dikemukakan oleh

Colin Marsh (1996 : 10) yang menya-takan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta

didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembela-jaran, dan

mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar. Setiap guru harus

memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkem-bangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan,

baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan

prestasi belajar peserta didiknya.

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

Ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan pada saat ini yang berbasis pada Student

Centered Learning (SCL). Model SCL sangat digemari karena berbagai alasan, diantaranya:

1. diterimanya pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran;

2. adanya pergeseran paradigma pengajaran ke pembelajaran;

3. adanya pergeseran dari teacher oriented ke student oriented;

4. adanya pergeseran dari orientasi hasil ke proses pembelajaran;

5. diterimanya konsep pendidikan sepanjang hayat;

6. diterimanya konsep multiple intelligence;

7. semakin mudah dan murahnya akses informasi melalui jaringan dan perangkat TI;

8. tersedianya buku-buku referensi yang mudah diperoleh. .

Perlu diingat bahwa sebaik apapun model pembelajaran tersebut secara teoretik, tetapi keberhasilannya

dalam membantu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik sangat tergantung pada kepiawaian

guru dalam menerapkannya. Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa keunggulan pembelajaran di Jepang

terutama disebabkan oleh peranan guru yang mampu memilih strategi pembelajaran yang efektif termasuk di

dalamnya memilih model pembelajaran (Aleks Masyunis, 2000). Guru memberikan warna dan nilai terhadap model

yang diterapkan.

Berikut ini akan disajikan beberapa contoh model pembelajaran yang berbasis pada SCL. Contoh suatu

model tidak harus ditiru 100% oleh guru, tetapi guru harus dapat memodifikasi sesuai dengan karakteristik peserta

Page 47: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

47

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

didik dan fasilitas yang tersedia di sekolah. Dengan demikian penerapan model pembelajaran tidak membatasi

kreativitas guru dalam menjalankan tugasnya, tetapi tetap mampu mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang

digelutinya.

Berbicara mengenai proses pembelajaran di sekolah seringkali membuat kita kecewa, apalagi bila dikaitkan

dengan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar. Mengapa demikian? Ya, karena kenyataan menunjukkan

banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi

mereka tidak memahaminya. Sebagian peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari

dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/ dimanfaatkan. Selain itu, peserta didik kesulitan

memahami konsep yang diajarkan hanya dengan metode ceramah, apalagi jika konsep yang diajarkan sangat

abstrak. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan

lingkungan dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja.

Banyak pertanyaan muncul di diri guru yang berkeinginan untuk membantu masalah yang dihadapi peserta

didiknya tersebut, seperti:

1. Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata

pelajaran tertentu, sehingga semua peserta didik dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep

tersebut ?

2. Bagaimana setiap bagian mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk

satu pemahaman yang utuh ?

3. Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didiknya yang selalu bertanya-

tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari ?

4. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari peserta didiknya, sehingga mereka

dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga dapat

membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya ?.

Semua pertanyaan itu merupakan tantangan bagi guru untuk selalu berusaha dan berusaha agar dapat

menemukan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya. Penga-laman di negara lain menunjukkan bahwa minat

dan prestasi peserta didik dalam bidang matematika, sains, dan bahasa meningkat secara drastis pada saat:

1. Mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman

(pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai.

2. Mereka diajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep, dan bagaimana konsep tersebut dapat digunakan di

luar kelas.

3. Mereka diperkenankan untuk bekerja secara bersama-sama (cooperative).

Hal itulah yang merupakan jiwa dan inti pokok dari penerapan model pembelajaran berbasis CTL.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

48

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

1. Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan CTL

Pendekatan CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya

dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penera-pannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen

utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questinoning), menemukan (Inquiry),

masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya

(Authentic Assessment) (Johnson, 2002).

Sesuai dengan faktor kebutuhan individual peserta didik, maka untuk dapat meng-implementasikan

pembelajaran kontekstual guru seharusnya:

Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning) dengan 3 karakteristik

umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan).

Menggunakan teknik bertanya (questioning) yang meningkatkan pembelajaran peserta didik, perkembangan

pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk

bekerja, menemukan, dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contructivism).

Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengeta-huan dan keterampilan

melalui penemuan sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).

Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui pengajuan pertanyaan (questioning).

Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar peserta didik.

Memodelkan (modelling) sesuatu agar peserta didik dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan

keterampilan baru.

Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.

Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).

2. Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan PAIKEM

a. Pembelajaran Aktif

Anak didik belajar, 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50%

dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan

(Sheal, Peter, 1989). Pernyataan tersebut nampak sejalan dengan yang diharapkan dalam Kurikulum 2006, yang

menginginkan peserta didik mencapai suatu kompetensi tertentu yang dapat diko-munikasikan dan ditampilkan.

Kurikulum terbaru kita menginginkan adanya perubahan pembelajaran dari teacher centered ke student

centered. Perubahan ini tidak semudah diucapkan, karena pola pembelajaran kita sudah terbiasa dengan cara guru

menjelaskan dan menyampaikan informasi, sedangkan peserta didik lebih banyak menerima. Namun bukan berarti

kita pesimis dengan perubahan itu, tetapi mungkin pencapaiannya memerlukan waktu. Bagaimanapun habits yang

Page 49: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

49

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

sudah terbentuk lama, untuk mengubahnya perlu kesung-guhan dan kemauan tinggi dari semua komponen yang

terlibat dalam pembelajaran.

Pembelajaran aktif artinya pembelajaran yang mampu mendorong anak didik aktif secara fisik, sosial, dan

mental untuk memahami dan mengembangkan kecakapan hidup menuju belajar yang mandiri, atau pembelajaran

yang menekankan keaktifan anak didik untuk mengalami sendiri, berlatih, beraktivitas dengan menggunakan daya

pikir, emosi-onal, dan keterampilannya. Melalui pembelajaran aktif diharapkan anak didik akan lebih mampu

mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya. Selain itu, mereka secara penuh dan

sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa,

berpikir secara sistematis, kritis, tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui penelusuran

informasi yang bermakna baginya.

Guru yang aktif adalah guru yang memantau kegiatan belajar anak didik, memberi umpan balik,

mengajukan pertanyaan yang menantang, dan memperbanyak gagasan anak didik untuk dapat dimunculkan.

Sedangkan anak didik yang aktif adalah mereka yang sering bertanya, mengemukakan pendapat, mempertanyakan

gagasan sendiri/orang lain, dan aktif melakukan suatu kegiatan belajar (Mel Silberman, 2002).

Sayangnya, sebagian guru kurang mampu mengajukan pertanyaan yang menan-tang kepada anak didik,

sehingga pembelajaran aktifpun jarang tercipta. Hal ini kemung-kinan disebabkan berbagai hal, seperti alasan klise

karena dikejar waktu untuk menye-lesaikan materi hingga tak sempat berpikir ke arah itu, ketidaksiapan guru itu

sendiri untuk membuat dan menjawab pertanyaan menantang. Padahal dengan pertanyaan menantang sudah pasti

anak didik kita terpacu dan termotivasi untuk mencari jawaban dan itu berarti aktivitas belajar mereka semakin tinggi

dan wawasan pengetahuannya akan selalu ber-tambah dari hari ke hari.

b. Pembelajaran Inovatif dan Kreatif

Setiap manusia secara normal pasti memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu

yang baru. Demikian juga anak didik, jika dalam pembelajaran disuguhi sesuatu yang baru pasti akan timbul

semacam energi baru dalam mengikuti pelajaran. Dengan kata lain, sesuatu yang baru mampu bertindak seperti

magnet yang menarik minat dan motivasi anak didik untuk mengikutinya.

Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran dengan memperkenalkan sesuatu yang berbeda yang belum

dialami dari sebelumnya. Sesuatu yang baru tidak identik dengan sesuatu yang mahal. Apa yang nampaknya sepele,

bisa saja mampu membuat pembelajaran lebih hidup hanya karena sang guru mampu melakukan inovasi. Dalam

penciptaan pembelajaran inovatif yang terpenting adalah kemauan dan keinginan guru untuk membuat belajar

menjadi menarik untuk diikuti dan menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar.

Kreatif adalah cara berpikir yang mengajak kita keluar dan melepaskan diri dari pola umum yang sudah

terpateri dalam ingatan. Pembelajaran kreatif adalah pembela-jaran yang mengajak anak didik untuk mampu

mengeluarkan daya pikir dan daya karsanya untuk menciptakan sesuatu yang di luar pemikiran orang kebanyakan.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

50

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Kreatif merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris to create yang dapat diurai : C (combine), R (reverse), E

(eliminate), A (alternatif), T (twist), E (elaborate). Jadi, seorang anak didik yang berpikir kreatif dalam benaknya berisi

pertanyaan : dapatkan saya mengkombinasi / menambah, membalik, menghilangkan, mencari cara / bahan lain,

memutar, mengelaborasikan sesuatu ke dalam benda yang sudah ada sebelumnya ?

Melepaskan diri dari sesuatu yang sudah terpola dalam pikiran kita bukanlah pekerjaan yang mudah.

Beberapa hal yang mampu membangkitkan pikiran kita untuk menjadi kreatif antara lain : berfantasi atau

mengemukakan gagasan / ide yang tidak umum, terkesan “nyleneh”, berada pada satu gagasan / ide untuk

beberapa saat, berani mengambil resiko, peka terhadap segala keajaiban, penasaran terhadap suatu kebenar-an,

banyak membaca artikel penemuan yang membuatnya kagum dan terheran-heran.

Berpikir kreatif dapat diawali dengan bercanda dan berteka-teki tentang sesuatu, karena berpikir kreatif

berlangsung ketika otak dalam keadaan santai. Seorang pemikir kreatif suka mencoba gagasan/ide yang

berkebalikan dengan yang dipikirkan oleh orang banyak. Mereka suka melihat sisi-sisi lain yang baginya lebih

menarik untuk dicermati dan dipikirkan. Kadang-kadang orang yang berpikir lurus tidak akan dapat “berteman baik”

dengan orang yang berpikir kreatif, karena menganggap ia sebagai orang aneh.

Untuk dapat menciptakan pembelajaran inovatif maupun kreatif diperlukan tiga sifat dasar yang harus

dimiliki anak didik maupun guru, yaitu peka, kritis, dan kreatif terhadap fenomena yang ada di sekitarnya. Peka

artinya orang lain tidak dapat melihat keterkaitannya dengan konsep yang ada dalam otak, tetapi kita mampu

menangkapnya sebagai fenomena yang dapat dijelaskan dengan konsep yang kita miliki. Kritis artinya fenomena

yang tertangkap oleh mata kita mampu diolah dalam pikiran hingga memunculkan berbagai pertanyaan yang

menggelitik kita untuk mencari jawabannya. Kreatif artinya dengan kepiawaian pola pikir dan didasari pemahaman

yang mendalam tentang konsep-konsep tertentu lalu kita berusaha menjelaskan/menciptakan suatu aktivitas yang

mampu menjelaskan fenomena tersebut kepada diri sendiri atau orang lain.

Guru yang kreatif dan inovatif adalah guru yang mampu mengembangkan kegiatan yang beragam di dalam

dan di luar kelas, membuat alat bantu/media sederhana yang dapat dibuat sendiri oleh anak didiknya. Demikian pula

anak didik yang kreatif dan inovatif mampu merancang sesuatu, menulis dan mengarang, dan membuat refleksi

terhadap semua kegiatan yang dilakukannya.

c. Pembelajaran Efektif

Efektif memiliki makna tepat guna, artinya sesuatu yang memiliki efek/pengaruh terhadap yang akan

dicapai/dituju. Pembelajaran efektif artinya pembelajaran yang mampu mencapai kompetensi yang telah dirumuskan,

pembelajaran dimana anak didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran dikatakan efektif

jika terjadi perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Adapun ciri-ciri pembelajaran efektif diantaranya tercapainya tujuan yang diharap-kan, anak didik

menguasai keterampilan yang ditargetkan. Belajar dan mengajar akan efektif jika anak didik aktif dan semua aktivitas

Page 51: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

51

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

pembelajaran berpusat pada anak didik. Hal ini karena pembelajaran yang berpusat pada anak didik akan mampu

menimbulkan minatnya dan secara tidak langsung mereka memahami konsep dan kaitannya dengan aspek-aspek

kehidupan.

d. Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning)

Saat ini di berbagai negara sedang trend dan semangat mengembangkan joyful learning dan meaningful

learning, yaitu dengan menciptakan kondisi pembelajaran sede-mikian rupa sehingga anak didik menjadi betah di

kelas karena pembelajaran yang dijalani menyenangkan dan bermakna. Mereka merasakan bahwa pembelajaran

yang dijalani memberikan perbedaan dalam basis pengetahuan yang ada di pikirannya, berbeda dalam memandang

dunia sekitar, dan merasakan memperoleh sesuatu yang lebih dari apa yang telah dimilikinya selama ini. Sebagai

bangsa yang ingin maju dalam era globalisasi yang kompetitif ini tentunya kita juga ingin merasakan pembelajaran

yang demikian.

Semua mata pelajaran dapat dibuat menjadi menyenangkan, tergantung bagai-mana niat dan kemauan

guru untuk menciptakannya. Pembelajaran yang dikemas dalam situasi yang menyenangkan, jenaka, dan

menggelitik sangat diharapkan oleh anak didik saat ini yang sangat rawan stres karena saratnya materi ajar yang

harus dikuasai. Penelitian terhadap beberapa anak-anak sekolah di dunia yang diadakan UNESCO menunjukkan

sebagian dari mereka menginginkan belajar dengan situasi yang menye-nangkan (Dedi Supriadi, 1999).

Pembelajaran menyenangkan artinya pembelajaran yang interaktif dan atraktif, sehingga anak didik dapat

memusatkan perhatian terhadap pembelajaran yang sedang dijalaninya. Penelitian menunjukkan bahwa ketika

seorang guru menjelaskan suatu materi tanpa ada selingan dan anak didik hanya mendengarkan, melihat, dan

mencatat, maka perhatian dan konsentrasi mereka akan menurun secara draktis setelah 20 menit. Keadaan ini

semakin parah jika guru tidak menyadari dan pembelajaran hanya berjalan monoton dan membosankan (Tjipto

Utomo dan Kees Ruijter, 1994). Lebih lanjut dikemukakan, keadaan ini dapat diatasi apabila guru menyadari lalu

mengubah pembelajarannnya menjadi menyenangkan dengan cara memberi selingan aktivitas atau humor.

Tindakan ini secara signifikan berpengaruh meningkatkan kembali perhatian dan konsentrasi anak didik yang relatif

besar.

Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat anak didik tidak takut salah,

ditertawakan, diremehkan, tertekan, tetapi sebaliknya anak didik berani berbuat dan mencoba, bertanya,

mengemukakan pendapat / gagasan, dan mempertanya-kan gagasan orang lain. Menciptakan suasana yang

menyenangkan tidaklah sulit, karena kita hanya menciptakan pembelajaran yang relaks (tidak tegang), lingkuangan

yang aman untuk melakukan kesalahan, mengaitkan materi ajar dengan kehidupan mereka, belajar dengan balutan

humor, dorongan semangat, dan pemberian jeda berpikir. Dalam belajar guru harus menyadari bahwa banyak kata

”aku belum tahu” akan muncul dan kata ”aku tahu” sedikit muncul, karena mereka memang dalam tahap belajar.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

52

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Demikian pula guru harus menyadari bahwa otak manusia bukanlah mesin yang dapat disuruh berpikir tanpa henti,

sehingga perlu pelemasan dan relaksasi.

Sesuai dengan pendapat Ausubel bahwa belajar akan bermakna jika peserta didik dapat mengaitkan

konsep yang dipelajari dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kognitifnya, dan pendapat Bruner yang

menyatakan belajar akan berhasil lebih baik jika selalu dihubungkan dengan kehidupan orang yang sedang belajar.

Secara logika dapat dipahami, bahwa kita pasti akan belajar serius bila yang dipelajari ada kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari dan kata-kata atau kalimat yang didengar sudah familiar di kepala kita. Melalui joyful learning

diharapkan ada perbaikan praktik pembelajaran ke arah yang lebih baik. Perubahan ini tidak harus terjadi secara

draktis, perlahan-lahan tetapi pasti. Perbaikan proses sangat penting agar keluaran yang dihasilkan benar-benar

berkualitas.

Seperti diketahui, otak kita terbagi menjadi dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Terkadang dalam dunia

pendidikan kita lupa akan pentingnya mengembangkan otak sebelah kanan. Secara umum hanya otak kiri yang

menjadi sasaran pengembangan, terutama untuk ilmu eksakta. Otak sebelah kanan adalah bagian yang berkaitan

dengan imajinasi, estetika, intuisi, irama, musik, gambar, seni. Sebaliknya otak sebelah kiri berkaitan dengan logika,

rasio, penalaran, kata-kata, matematika, dan urutan. Untuk menepis hal itu, sebenarnya kita dapat tunjukkan bahwa

ilmu apapun mampu digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan otak sebelah kanan, diantaranya dengan

cara memahami dan menghafal konsep melalui puisi, nyanyian, maupun permainan teka-teki.

Otak kita adalah bagian tubuh yang paling rawan dan sensitif. Otak sangat menyukai hal-hal yang bersifat

tidak masuk akal, ekstrim, penuh warna, lucu, multisenso-rik, gambar 3 dimensi (hidup), asosiasi, imajinasi, simbol,

melibatkan irama / musik, dan nomor/urutan. Berdasarkan hal ini, maka kita sebagai pendidik dapat merancang apa

yang sebaiknya kita berikan kepada anak didik agar otak mereka menyukainya. Sebagai contoh mengemas

pembelajaran dengan menggunakan puisi atau lagu untuk menyimpul-kan materi yang diajarkan, atau melalui teka-

teki jenaka untuk mengevaluasi sejauhmana mereka menguasai materi yang diajarkan.

3. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Kontroversi Isu

Masyarakat kita adalah masyarakat yang heterogen dalam hal latar belakang budaya, pendidikan, status

ekonomi, bahasa, agama, dan lain-lain. Latar belakang pendi-dikan yang berbeda akan mempengaruhi cara berpikir

dan menerima informasi yang berkembang di masyarakat. Mulai dari informasi yang berkaitan dengan ekonomi,

politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi saat ini kita berada di era globalisasi dimana

kemajuan di bidang TIK demikian canggih, sehingga semua informasi dengan mudah dan cepat dapat diterima

masyarakat.

Bagi masyarakat dengan latar belakang pendidikan yang relatif rendah akan menelan mentah-mentah

segala informasi yang dilihat dan diterima dari berbagai media, karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

Namun bagi guru yang termasuk dalam golongan intelektual tentunya tidak berpikir sama dengan mereka, karena

Page 53: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

53

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

guru memiliki bekal ilmu pengetahuan yang relatif cukup untuk dapat mencerna dan menelaah/ mengkaji kebenaran

informasi yang masih bersifat isu tersebut.

Ball (1988) menyatakan bahwa penguasaan guru terhadap bidang ilmunya meru-pakan sesuatu yang

fundamental agar peserta didik dapat dibantu dalam mempelajari bidang ilmu tersebut. Menurut Amy J. Phelps &

Cherin Lee (2003), guru akan dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didiknya dalam suatu prosedur yang

sederhana dan tepat bila ia menguasai materi yang akan diajarkan dengan baik. Hal ini sejalan dengan kebijakan

Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 PP RI No 19/2005 bahwa seorang guru harus memiliki

empat jenis kompetensi, diantaranya kompetensi profesional. Keprofesionalan guru harus ditunjukkan melalui

aktivitas penggalian dan pengembangan wawasan bidang ilmu yang ditekuninya secara terus menerus tanpa batas

waktu dan ruang. Termasuk ketika ada suatu isu yang berkembang di masyarakat yang ada kaitannya dengan

bidang ilmu yang ditekuninya, guru harus secara cepat dan tanggap mencari informasi lebih lanjut untuk mengetahui

lebih jelas dan benar tentang isu tersebut.

Constance Blasie & George Palladino (2005) berpendapat bahwa pengetahuan dan penggunaan teknologi

informasi secara tepat dalam pengajaran dan pembelajaran adalah kemampuan yang harus dikuasai oleh guru

sekolah lanjutan. Hal ini mengisyarat-kan pada kita selaku guru akan pentingnya penguasaan penggunaan kemajuan

TIK dalam menunjang kelancaran dan keberhasilan menjalankan tugas. Contoh konkretnya penguasaan

penggunaan internet dalam menelusuri informasi yang diperlukan untuk mengkaji kebenaran isu yang berkembang

di masyarakat.

Beberapa contoh isu yang berkembang di masyarakat yang sempat membuat masyarakat bingung dan

resah dan memerlukan penjelasan ilmiah yang mampu menepis isu-isu yang kontroversial tersebut agar meredam

keresahan masyarakat diantaranya isu MSG, isu minyak babi, isu banyu geni, isu merkuri, isu kiamat, isu kontroversi

buku gurita Cikeas, isu batas TOEFL untuk kelulusan mahasiswa, dan sebagainya.

Salah satu wujud nyata peningkatan profesional guru adalah kemampuan guru dalam menerapkan

pendekatan dan metode pembelajaran baru yang dipandang sesuai dengan nuansa dan esensi kurikulum yang

berlaku. Salah satunya adalah pendekatan kontekstual yang mengharuskan guru mengaitkan materi ajar dengan

dunia nyata peserta didik, sehingga peserta didik memiliki transfer of knowledge dan transfer of value di lingkungan

keluarga dan masyarakat.

Banyaknya isu yang terekspose di masyarakat melalui kecanggihan TIK menuntut guru untuk mampu

menerapkan pendekatan kontekstual dengan cara melihat keterkaitan isu-isu tersebut dengan materi yang diajarkan

dan kebutuhan peserta didik akan penje-lasan/informasi yang benar dan tepat. Dengan demikian berarti guru mampu

tampil seba-gai “pahlawan” dalam menenangkan keresahan masyarakat, sekaligus sarana bagi guru dalam

mengembangkan ilmunya. Jika pembelajaran kontekstual berbasis kontroversi isu yang berkembang di masyarakat

ini dapat terimplementasi dengan baik secara terus menerus, maka citra dan martabat guru semakin gemilang.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

54

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

4. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Lingkungan

Ketiadaan alat dan bahan laboratorium sering menjadi kendala tidak dilakukannya praktikum, meskipun

guru pengampu memiliki petunjuk praktikumnya. Oleh karena itu sangat diperlukan kreativitas guru IPA dalam

mencari alternatif bahan dan alat lain yang dapat digunakan agar praktkum tetap dapat dilaksanakan. Dengan

demikian pelaksanaan praktikum tidak bergantung pada fasilitas laboratorium yang ada di sekolah, tetapi cukup

menggunakan bahan dan alat yang dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Metode praktikum sangat dianjurkan dalam pembelajaran IPA, karena sesuai dengan tujuan pendidikan

yang meliputi 3 aspek, yaitu mengembangkan pengetahuan, menanamkan sikap ilmiah, dan melatih keterampilan.

Melalui praktikum peserta didik memperoleh pemahaman yang mendalam tentang suatu konsep, sebab mereka

melaku-kan dan melihat sendiri.

Bila dilihat dari buku petunjuk praktikum yang sudah ada di lapangan, nampaknya tidak semua materi pokok

yang ada dalam kurikulum mata pelajaran IPA terwakili oleh suatu topik percobaan. Ironisnya, sebagian besar buku

petunjuk praktikum yang beredar di pasaran isinya sama, tidak ada yang memiliki kelebihan, misalnya menyajikan

topik percobaan yang berbeda dan baru/aktual. Meskipun semua percobaan bertujuan mengaktifkan peserta didik,

namun akan lebih menarik minat belajar peserta didik bila buku petunjuk praktikum berisikan aktivitas percobaan

sederhana yang menarik dengan bahan dan alat yang digunakan dapat diperoleh di lingkungan sekitar, sehingga

peserta didik dapat mencobanya di rumah.

Bagaimanakah cara kita sebagai guru menciptakan suatu percobaan baru sehing-ga peserta didik

tertantang dan tertarik untuk melakukannya ? Suatu materi ajar dapat dikonstruksi menjadi percobaan dengan

mengikuti langkah-langkah berikut ini :

a. Pelajari secara mendalam materi ajar tersebut, lalu coba cari hubungan setiap konsep yang ada dengan

fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

b. Setelah kita menemukan suatu fenomena, cobalah berpikir bagaimana mengangkat fenomena tersebut menjadi

suatu rancangan percobaan sederhana dengan mencari hubungannya dengan konsep kimia tertentu.

c. Buatlah langkah-langkah pengujian / pembuktiannya.

d. Ujicobalah sesuai dengan rancangan yang dibuat.

e. Tulis rancangan kita dengan format prosedur sederhana yang mudah dipahami.

Untuk dapat menemukan fenomena yang berkaitan dengan materi ajar mungkin dirasa sulit oleh kita,

namun sebenarnya semakin banyak membaca buku dan membuka internet, semakin besar kepekaan kita terhadap

fenomena kimia di sekitarnya.

5. Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Konstruktivistik

Page 55: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

55

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Menurut Canella & Reiff (1994: 27-28) belajar dengan pendekatan konstruktivistik berarti mengonstruksi

atau menyusun struktur pemahaman/pengetahuan dengan cara mengaitkan dan menyelaraskan fenomena, ide, atau

pengetahuan baru ke dalam struktur pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Aliran konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia.

Manusia mengonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan

lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada peserta didik, tetapi harus

diinter-prestasikan sendiri oleh mereka. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang

berkembang terus menerus. Jawaban peserta didik atas suatu persoalan adalah jawaban yang masuk akal bagi

mereka saat itu. Jika ada jawaban salah, bukan disalahkan, tetapi ditanyakan bagaimana ia dapat memperoleh

jawaban itu. Dengan demikian peserta didik terlibat aktif dalam proses perolehan suatu konsep.

Strategi pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik dapat dilakukan guru dengan memperhatikan

beberapa hal, yaitu:

a. Menyajikan masalah-masalah aktual kepada peserta didik dalam konteks yang sesuai dengan tingkat

perkembangan mereka

b. Menekankan pembelajaran di sekitar konsep-konsep primer

c. Mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan sendiri

d. Mengkondisikan peserta didik berani menemukan jawaban dari pertanyaan sendiri

e. Mengkondisikan peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat dan menghargai sudut pandangnya

sendiri.

f. Menantang peserta didik agar dapat melakukan pemahaman yang mendalam, bukan sekedar penyelesaian

tugas melalui pertanyaan yang menantang.

g. Menganjurkan peserta didik belajar dalam kelompok

h. Mendorong peserta didik untuk berani menemukan tanggungjawab

i. Melakukan penilaian, baik terhadap proses maupun hasil belajar peserta didik dalam konteks pembelajaran.

Inti pendekatan konstruktivistik adalah peserta didik diharuskan mampu mengons-truksi sendiri pemahaman

terhadap suatu konsep berdasarkan struktur kognitif yang telah ada, dimana peserta didik melakukan penyelarasan

dengan konsep baru yang diterimanya

Page 56: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

56

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

BAB VI PEMBELAJARAN TEMATIK DAN IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH DASAR

Pemerintah pada beberapa tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang otonomi daerah. Kebijakan ini antara

lain memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya sekolah dasar dalam mengelola sumber

daya yang ada, dengan cara mengalokasikan seluruh potensi dan prioritas sehingga mampu melakukan terobosan-

terobosan sistem pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif.

Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di

sekolah dasar adalah melakukan pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna

bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual

dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian masih banyak pihak yang belum memahami dan mampu menerapkan

model ini secara baik. Melalui tulisan ini akan diuraikan secara singkat tentang pembelajaran tematik secara

konseptual dan implementasinya dalam kegiatan pembelajaran.

Arti dan Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata

pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6) menyatakan bahwa

pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap

pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan

bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu pembelajaran tematik

akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam

belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek

belajar mengajar.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

57

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan

yaitu 1) bersifat terintegrasi dengan lingkungan, 2) bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema, dan 3)

efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diurakan ketiga prinsip tersebut, berikut ini.

1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.

Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu

topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan memecahkan

masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan topik yang dibahas.

2. Bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema

pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam melakukan pembelajaran tematik siswa didorong

untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa.

3. Efisiensi

Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan

sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.

Ciri-ciri Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagaimana diungkapkan dalam www. pppg tertulis.or.id.

sebagai berikut 1) berpusat pada siswa, 2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa, 3) Pemisahan mata

pelajaran tidak begitu jelas, 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.,

5) Bersifat fleksibel, 6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa. Agar

diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu

memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang

menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa.

2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa

Page 58: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

58

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri. Atas

dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang

bermakna.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

5. Bersifat fleksibel

Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan pula dalam www p3gmatyo.go.id/download/SD karakteristik

pembelajaran terpadu/tematik sebagai berikut: 1) pembelajaran berpusat pada anak, 2) menekankan pembentukan

pemahaman dan kebermaknaan, 3) belajar melalui pengalaman langsung, 4) lebih memperhatikan proses daripada

hasil semata, 5) sarat dengan muatan keterkaitan.

Peran dan Pemilihan Tema dalam Pembelajaran Tematik

Tema dalam pembelajaran tematik memiliki peran antara lain:

1. Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.

2. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema

yang sama.

3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

4. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman

pribadi siswa.

5. Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

6. Siswa lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata.

7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan

sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali.

Pemilihan tema dalam pembelajaran tematik dapat berasal dari guru dan siswa. Pada umumnya guru memilih

tema dasar dan siswa menentukan unit temanya. Tema juga dapat dipilih berdasarkan pertimbangan konsensus

antar siswa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik

Page 59: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

59

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu:

1. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topik, banyak

sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan.

3. Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa.

4. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.

Keunggulan dan kekurangan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang diperolehnya.

Keuntungan yang dimaksud yaitu:

1. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa

2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.

3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan

orang lain.

Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat

beberapa kekurangan yang diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:

1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi

2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran

secara tepat.

Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD) merupakan suatu hal yang relatif baru, sehingga dalam

implementasinya belum sebagaimana yang diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam

melaksanakan pembelajaran tematik ini. Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan

secara intensif tentang pembelajaran tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan

kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran/bidang studi.

Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar pada saat ini difokuskan pada kelas-kelas bawah

(kelas 1 dan 2) atau kelas yang anak-anaknya masih tergolong pada anak usia dini, walaupun sebenarnya

pendekatan pembelajaran tematik ini bisa dilakukan di semua kelas sekolah dasar.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

60

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Pembelajaran tematik dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan seperti penyusunan perencanaan,

penerapan, dan evaluasi/refleksi. tahap-tahap ini secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Mengingat perencanaan sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran tematik, maka perencanaan

yang dibuat dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tematik harus sebaik mungkin Oleh karena itu ada

beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merancang pembelajan tematik ini yaitu: 1) Pelajari kompetensi

dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran, 2) Pilihlah tema yang dapat

mempersatukan kompetensi-kompetensi untuk setiap kelas dan semester, 3) Buatlah ”matriks hubungan

kompetensi dasar dengan tema”, 4) Buatlah pemetaan pembelajaran tematik. Pemetaan ini dapat dapat dibuat

dalam bentuk matriks atau jareingan topik, 5) Susunlah silabus dan rencana pembelajaran berdasarkan

matriks/jaringan topik pembelajaran tematik

2. Penerapan pembelajaran tematik

Pada tahap ini intinya guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Pembelajaran tematik ini akan dapat diterapkan dan dilaksanakan dengan baik perlu didukung

laboratorium yang memadai. Laboratorium yang memadai tentunya berisi berbagai sumber belajar

yang dibutuhkan bagi pembelajaran di sekolah dasar. Dengan tersedianya laboratorium yang memadai

tersebut maka guru ketika menyelenggarakan pembelajaran tematik akan dengan mudah

memanfaatkan sumber belajar yang ada di laboratorium tersebut, baik dengan cara membawa sumber

belajar ke dalam kelas maupun mengajak siswa ke ruang laboratorium yang terpisah dari ruang

kelasnya.

3. Evaluasi Pembelajaran Tematik

Evaluasi pembelajaran tematik difokuskan pada evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan pada

tingkat keterlibatan, minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil lebih

diarahkan pada tingkat pemahaman dan penyikapan siswa terhadap substansi materi dan manfaatnya bagi

kehidupan siswa sehari-hari. Disamping itu evaluasi juga dapat berupa kumpulan karya siswa selama kegiatan

pembelajaran yang bisa ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya siswa.

Instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat

digunakan tes hasil belajar. dan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa melakukan suatu tugas dapat

Page 61: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

61

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

berupa tes perbuatan atau keterampilan dan untuk mengungkap sikap siswa terhadap materi pelajaran dapat

berupa wawancara, atau dialog secara informal.

Disamping itu instrumen yang dikembangkan dalam pembelajaran tematik dapat berupa: kuis, pertanyaan lisan,

ulangan harian, ulangan blok, dan tugas individu atau kelompok, dan lembar observasi.

BAB VII

PENGERTIAN PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL DALAM

PEMBELAJARAN

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali

orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan

pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik

pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan

harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

A. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat

umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan

cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:

(1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan

(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Dari

pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.

Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap

usaha, yaitu :

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus

dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai

sasaran.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

62

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai

dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan

menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta

didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

B. Stratregi Pembelajaran, menurut Kemp (dalam Wina Senjaya, 2008) dikemukanan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David,

Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.

Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan

diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat

dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual

learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,

strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran

deduktif.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai

metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving

something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).

C. Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)

Page 63: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

63

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan

sebagainya. Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.

D. Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam

mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas

dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan

berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula,

dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya

tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti

teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

E. Taktik Pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik

pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan

metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam

penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of

humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak

menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya

pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,

pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan

menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai

menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran.

E. Model Pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan

bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

64

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce

Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A.

Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4

(empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)

model interaksi sosial; (2) model pengolahan

informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4)

model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,

seringkali penggunaan istilah model pembelajaran

tersebut diidentikkan dengan strategi

pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-

masing istilah tersebut, kiranya dapat

divisualisasikan sebagai berikut:

F. Desain Pembelajaran, Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah

desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum

aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan

suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika

dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau

jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-

masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah

menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan

urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai

dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru

dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai

model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

65

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon

guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk

kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan

sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori

dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana

dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan

mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja

masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang

bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

BAB VIII

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS e-LEARNING

Konsep e-Learning

Sebelum e-learning lahir, yang populer lebih dulu ialah Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer Assisted

Learning (CAL). Media yang digunakan berupa disket, PC (komputer pribadi) atau komputer mainframe yang diakses

melalui work station lokal. Awalnya, konsep CAI dan CAL diarahkan untuk menggantikan peran guru. Namun, hal itu

tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan komputer diantaranya komputer tidak mampu memberikan interaksi

sosial yang maksimal, sehingga kedua konsep itu dikombinasikan dengan guru.

Setelah komputer terhubung ke jaringan (dan kini bahkan jaringan antar jaringan alias internet), istilahnya bergeser

menjadi e-learning. Di situlah terjadi perubahan paradigma dari teaching menjadi learning. Dengan demikian,

pemanfaatan e-Learning dipusatkan pada kegiatan belajar, bukan mengajar.

E-learning bukan sekadar bermain dan berselancar di dunia maya, klik sana-sini untuk pindah dari satu situs ke situs

lain, men-download, berlatih, mencerna, menjawab pertanyaan, menemukan, dan menyebabkan dirinya berubah,

menjadi lebih cerdas, menjadi dapat belajar lebih banyak lagi.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

66

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut pandangnya. Karena e-learning

kepanjangan dari elektronik learning ada yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang

memanfaatkan teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet, dll). Jaya Kumar C. Koran

(2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan

rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau

bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan

melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai

kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar

yang sesuai dengan kebutuhannya.

Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk

mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno

W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan

sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat

teknologi elektronik internet.

Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-Learning, yaitu:

a. e-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau

memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini

sangatlah penting dalam e-learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.

b. e-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi

internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya

walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-learning.

c. e-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang

menggungguli paradigma tradisional dalam pelatihan.

Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-Learning adalah pemanfaatan teknologi internet. e-

learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui

teknologi internet. Oleh karena itu e-Learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan

juga sistem pendidikan konvensional. Dalam pendidikan konvensional fungsi e-Learning bukan untuk

Page 67: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

67

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini Cisco (2001)

menjelaskan filosofis e-Learning sebagai berikut:

a. e-Learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.

b. e-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional

(model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer)

sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

c. e-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat

model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.

Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik

keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa

yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari e-Learning, dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. One way communication (komunikasi satu arah); dan

2. Two way communication (komunikasi dua arah).

Komunikasi atau interaksi antara guru dan murid memang sebaiknya melalui sistem dua arah. Dalam e-

learning, sistem dua arah ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous). Artinya pada saat instruktur memberikan

pelajaran, murid dapat langsung mendengarkan; dan

2. Dilaksanakan melalaui cara tidak langsung (a-synchronous). Misalnya pesan dari instruktur direkam

dahulu sebelum digunakan.

Pemanfaatan e-Learning dalam Pembelajaran

Dunia pendidikan terimbas pula oleh pesatnya perkembangan jagat maya. Sekolah lewat internet menjadi

sesuatu hal yang memungkinkan. e-learning, sebuah alternatif media pendidikan yang tidak mengenal

ruang dan waktu. Model sekolah lewat internet seharusnya ideal buat negeri kita.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

68

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di

internet begitu lengkap, maka hal ini akan berpengaruhi terhadap tugas guru dalam proses pembelajaran.

Dahulu, proses belajar mengajar didominasi oleh peran guru disebut the era of teacher, sementara siswa

hanya mendengar penjelasan guru. Kemudian, proses belajar dan mengajar didominasi oleh peran guru

dan buku (the era of teacher and book) dan pada saat ini proses belajar dan mengajar didominasi oleh

peran guru, buku dan teknologi (the era of teacher, book and technology).

Teknologi internet pada hakekatnya merupakan perkembangan dari teknologi komunikasi generasi

sebelumnya. Media seperti radio, televisi, video, multi media, dan media lainnya telah digunakan dan dapat

membantu meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi media internet yang memiliki sifat interaktif, bisa

sebagai media massa dan interpersonal, dan sumber informasi dari berbagai penjuru dunia, sangat

dimungkinkan menjadi media pendidikan lebih unggul dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu Khoe Yao

Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi

suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di

dunia.

Dengan fasilitas yang dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo (1998) paling tidak, ada tiga hal

dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu:

a. Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa batas

institusi atau batas negara.

b. Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang diminatinya.

c. Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada

universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar. Di samping itu saat ini hadir pula perpustakan

internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya.

Pendapat ini hampir senada dengan Budi Rahardjo (2002). Menurutnya, manfaat internet bagi pendidikan

adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media

kerjasama. Akses kepada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses

hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada nara sumber bisa dilakukan

komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama internet bisa menjadi

media untuk melakukan penelitian bersama atau membuat semacam makalah bersama.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

69

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Penelitian di Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi untuk keperluan

pendidikan diketahui memberikan dampak positif (Pavlik, 19963)). Studi lainya dilakukan oleh Center for

Applied Special Technology (CAST), “bahwa pemanfaatan internet sebagai media pendidikan menunjukan

positif terhadap hasil belajar peserta didik4)”.

Walaupun masih banyak kendalanya, terlebih di Indonesia, kesenjangan mutu pendidikan antar-daerah

seperti itu setidaknya bisa dijembatani dengan model sekolah lewat internet, e-learning. Syaratnya,

mengubah paradigma teaching menjadi learning. Pembelajaran (learning) berbeda dengan pengajaran

(teaching). Banyak definisi, redefinisi, atau kutipan mengenai learning. Intinya, belajar itu menyangkut

perubahan terhadap diri-sendiri, mengubah perilaku, melakukan discovery (menguak apa yang semula

tertutup). Pendeknya, belajar mengubah seseorang menjadi cerdas, bukan sekadar pintar. "Pintar" dan

"cerdas" berbeda: smart people know from repetition of others. Intelligent people can figure it out by

themselves.

Sedangkan dalam pengajaran guru atau instruktur memberikan waktu, energi, dan usaha untuk

menyiapkan murid atau anak didik sesuai dengan tujuan instruksional. Guru memberi, murid menerima.

Namun, orang yang diajar oleh guru atau melalui komputer belum tentu belajar, karena hasil belajar

mensyaratkan adanya perubahan terhadap diri-sendiri.

Model Pembelajaran Berbasis e-Learning

Pengembangan pembelajaran berbasis e-learning perlu dirancang secara cermat sesuai tujuan yang

diinginkan. Jika kita setuju bahwa e-learning di dalamnya juga termasuk pembelajaran berbasis internet,

maka pendapat Haughey (1998) perlu dipertimbangkan dalam pengembangan e-learning. Menurutnya ada

tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web

centric course, dan web enhanced course”. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan

pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap

muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran

lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak

jauh.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

70

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar tanpa tatap muka (jarak

jauh) dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi

melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk

pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan

arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan

pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

Hasil penelitian yang menguji penggunaan teknologi pembelajaran bagi siswa (dengan mengakses website

yang merujuk pada tampilan powerpoint untuk catatan dan persiapan ujian) dan metode belajar yang relatif

lebih tradisional (membaca buku teks dan mencatat di kelas dari buku), serta pengaruh strategi belajar

terhadap nilai ujian mereka dan kehadiran di kelas, menunjukkan siswa yang digolongkan tinggi pada

penggunaan teknologi dan metode belajar tradisional menunjukkan prestasi dan kehadiran yang lebih

tinggi daripada siswa yang digolongkan rendah dalam penggunaan kedua metode belajar yang

menggunakan teknologi dan metode belajar tradisional. (Kathleen Debevec, 2006).

Model web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas

pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan

komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta

didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai

teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang

relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani

bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara on-line saja,

namun harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah peserta didik belajar dihadapan

pengajar melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat menghasilkan e-

learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi

dalam merancang e-learning, yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan

memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada , dengan kemudahan pada

panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar

Page 71: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

71

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-

learning-nya.

Komunikasi atau interaksi antara guru dan murid memang sebaiknya melalui sistem dua arah. Dalam e-

learning, sistem dua arah ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous). Artinya pada saat instruktur memberikan

pelajaran, murid dapat langsung mendengarkan; dan

2. Dilaksanakan melalaui cara tidak langsung (a-synchronous). Misalnya pesan dari instruktur

direkam dahulu sebelum digunakan.

Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru

yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal,

peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan

membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya.

Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan

peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh

pengajar atau pengelola.

Secara ringkas, e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara konvensional, hanya

saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet. Oleh karena itu e-leraning perlu mengadaptasi

unsur-unsur yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai dari

perumusan tujuan yang operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre test, membangkitkan

motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif, uraian materi yang jelas, contoh-contoh kongkrit,

problem solving, tanya jawab, diskusi, post test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh

karena itu merancang e-learning perlu melibatkan pihak terkait, antara lain: pengajar, ahli materi, ahli

komunikasi, programmer, seniman, dan sebagainya.

Kelebihan Dan Kekurangan e-Learning

Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk

tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh (Elangoan,

1999, Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain dapat disebutkan sbb:

Page 72: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

72

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui

fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa

dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

b. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual

melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari;

c. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan

mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

d. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat

melakukan akses di internet secara lebih mudah.

e. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah

peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

f. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif;

g. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah

konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri,

dsb-nya.

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari

berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain dapat disebutkan sbb:

a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini

bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar;

b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong

tumbuhnya aspek bisnis/komersial;

c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan;

d. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga

dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT;

e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal;

f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya

listrik, telepon ataupun komputer);

g. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet; dan

h. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

73

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Profil peserta e-Learning adalah seseorang yang (1) mempunyai motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki

komitmen untuk belajar secara sungguh-sungguh karena tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri

peserta belajar itu sendiri (Loftus, 2001), (2) senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi

pengembangan diri secara terus-menerus, dan yang menyenangi kebebasan, (3) mengalami kegagalan dalam mata

pelajaran tertentu di sekolah konvensional dan membutuhkan penggantinya, atau yang membutuhkan materi

pelajaran tertentu yang tidak disajikan oleh sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat

kelulusannya sehingga mengambil beberapa mata pelajaran lainnya melalui e-Learning, serta yang terpaksa tidak

dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan (Tucker, 2000).

Pengkritik e-Learning mengatakan bahwa “di samping daerah jangkauan kegiatan e-Learning yang

terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi kontak secara langsung antarsesama siswa

maupun antara siswa dengan nara sumber sangat minim, demikian juga dengan peluang siswa yang

terbatas untuk bersosialisasi (Wildavsky, 2001). Terhadap kritik ini, lingkungan pembelajaran elektronik

dapat membantu membangun/mengembangkan “rasa bermasyarakat” di kalangan peserta didik sekalipun

mereka terpisah jauh satu sama lain.

Guru atau instruktur dapat menugaskan peserta didik untuk bekerja dalam beberapa kelompok untuk

mengembangkan dan mempresentasikan tugas yang diberikan. Peserta didik yang menggarap tugas

kelompok ini dapat bekerjasama melalui fasilitas homepage atau web. Selain itu, peserta didik sendiri

dapat saling berkontribusi secara individual atau melalui diskusi kelompok dengan menggunakan e-mail

(Website kudos, 2002).

Concord Consortium (2002) (http://www.govhs.org/) mengemukakan bahwa pengalaman belajar melalui

media elektronik semakin diperkaya ketika peserta didik dapat merasakan bahwa mereka masing-masing

adalah bagian dari suatu masyarakat peserta didik, yang berada dalam suatu lingkungan bersama. Dengan

mengembangkan suatu komunitas dan hidup di dalamnya, peserta didik menjadi tidak lagi merasakan

terisolasi di dalam media elektronik. Bahkan, mereka bekerja saling bahu-membahu untuk mendukung satu

sama lain demi keberhasilan kelompok.

Lebih jauh dikemukakan bahwa di dalam kegiatan e-Learning, para guru dan peserta belajar

mengungkapkan bahwa mereka justru lebih banyak mengenal satu sama lainnya. Para peserta belajar

sendiri mengakui bahwa mereka lebih mengenal para gurunya yang membina mereka belajar melalui

Page 74: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

74

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

kegiatan e-Learning. Di samping itu, para guru e-Learning ini juga aktif melakukan pembicaraan

(komunikasi) dengan orangtua peserta didik melalui telepon dan email karena para orangtua ini merupakan

mitra kerja dalam kegiatan e-Learning. Demikian juga halnya dengan komunikasi antara sesama para

peserta e-Learning.

BAB IX MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

A. Rasional

Dalam pelaksanaan Kurikulum yang berbasis kompetensi, guru dituntut memiliki kompetensi terutama

dalam mengelola proses pembelajaran (PBM), karena itu untuk dapat mengantarkan siswa mencapai

kompetensi yang diharapkan, guru harus mampu merancang dan mengelola kegiatan pembelajaran

yang efektif.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (Ditendik), kompetensi guru ada tiga, yaitu : (1) Penguasaan

akademik, (2) Pengelolaan pembelajaran, dan (3) Pengembangan profesi.

Sehubungan dengan ketiga kompetensi guru tersebut, kondisi di lapang-an saat ini menunjukkan,

bahwa kompetensi guru belum merata dan bervariasi pada semua jenjang dan tingkat sekolah.

Akibatnya, tingkat efektivitas dan ketercapaian tujuan proses pembelajaran siswa bervariasi pula.

Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator harus memahami teori-teori belajar,

teori-teori pedagogik dan teknik-teknik pembela-jaran. Sehingga guru mampu merancang dan

melaksanakan PBM secara efektif dan efisien, interaktif dan menyenangkan.

Metode dan strategi pembelajaran telah berkembang dengan pesat dan revolusioner untuk menjawab

tantangan dan mengantisipasi tuntutan perkem-bangan sosial, ekonomi dan teknologi informasi yang

telah meng-global.

Paradigma guru sebagai knowledge transformator telah bergeser men-jadi knowledge facilitator.

Konsekuensi dari perubahan paradigma tersebut, maka guru perlu memperkaya pengetahuan dan

meningkatkan keterampilan-nya, terutama dalam metode dan strategi pembelajaran. Di samping faktor

Page 75: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

75

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

kesiapan siswa, keterbatasan kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran, merupakan salah

satu faktor penyebab siswa tidak mampu mencapai kompetensi secara optimal.

Model belajar secara kelompok, telah menjadi salah satu pilihan guru dalam mengelola pembelajaran.

Namun dalam penerapannya, pengarahan guru kurang jelas dan memadai, keterbatasan sumber dan

bahan belajar, kesiapan siswa serta pengaturan kelas (setting) juga menjadi penyebab PBM kurang

efektif.

Model pembelajaran Cooperative Learning (CL) dengan berbagai tipe sangat menarik perhatian para

guru dan para instruktur di sekolah dan tempat-tempat pelatihan, karena model CL memiliki banyak

kelebihan dibanding model-model pembelajaran yang telah dikenal sebelumnya. Model CL berbasis „

kerja-sama „ antar individu dalam kelompok dan „ saling ketergantungan „ antar anggota kelompok

selaras dengan konsep pendidikan UNESCO yang dikenal dengan Empat Pilar Pendidikan. Salah satu

pilarnya menyebutkan “ How learn to live together “.

Model pembelajaran CL dengan berbagai tipe dikembangkan berlandas-kan teori belajar

Constructivism (Konstruktivisme). Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofis)

pendekatan konsep dalam pembelajaran. Menurut teori belajar ini, pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperoleh melalui konteks yang terbatas (sempit) dan

tidak datang sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah

yang siap untuk diambil dan diingat, melainkan manusia harus mengkon-struksi pengetahuan itu dan

memberi makna melalui pengalaman nyata.

Model CL juga dapat memberikan pengalaman belajar dan kecakapan hidup (life skill), karena

terbukti mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa secara individu dan membangun

kerjasama antar anggota dalam kelom-pok. Pengalaman belajar menggali informasi dan mengolah

informasi secara mandiri dapat menanamkan kebiasaan siswa membaca atau mencari informasi dari

berbagai sumber belajar, tidak bergantung pada guru dan tidak menggang-gap guru sebagai satu-

satunya sumber belajar.

Pengertian Apakah model Cooperative Learning ?

CL adalah model pembelajaran bersama-sama dalam suatu kelompok dengan jumlah anggota antara tiga

sampai lima orang siswa. Para anggota bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas

yang telah diberikan guru.

Menurut Kagan, terdapat empat prinsip dasar model CL, yakni:(1) Inter-aksi yang simultan; (2) Saling

ketergantungan antar anggota ; (3) Tiap individu memiliki tanggungjawab terhadap kelompok ; dan (4)

Peranserta anggota yang seimbang.

Menurut pendapat Slavin, model CL meliputi tiga konsep utama yaitu :

(1) Pengakuan kelompok (Team recognition);

(2) Tanggungjawab individu; dan

(3) Keseimbangan peluang untuk meraih sukses bersama

Page 76: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

76

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Sedangkan menurut Johnson, model CL terdapat lima prinsip dasar, terdiri :

(1) Menumbuhkan semangat saling ketergantungan;

(2)Tanggung-jawab individual;

(3) Bekerja dalam kelompok (group processing);

(4) Tumbuh kecakapan sosial dan bekerjasama; dan

(5) Terjadi interaksi antar anggota secara langsung.

Apakah manfaat model CL ?

Bagi sekolah, manfaatnya adalah: (1) Pengembangan kognitif dan afektif siswa; (2) Membina hubungan

baik antar agama, ras maupun etnik; dan (3) Tercapainya keseimbangan dalam pendidikan

Bagi siswa, model CL bermanfaat untuk : (1) mengembangkan kemam-puan akademik dan (2)

Mengembangkan kecakapan pribadi dan sosial.

Bagi bangsa, model CL bermanfaat untuk menumbuhkan visi kene-garaan. dan nasionalisme

Bagaimana melaksanakan model CL ?

Pelaksanaan model CL, diperlukan interaksi antar siswa,. Oleh sebab itu, dalam menyelesaikan tugas dari

guru, para siswa perlu berdiskusi, terma-suk mengemukakan pendapatnya yang dapat dipahami oleh

anggota lainnya, sehingga anggota tersebut dapat meningkatkan kemampuan intelektualnya. Dalam hal ini,

guru cukup menyediakan lembar kerja (LKS) untuk dikerjakan secara kelompok, memantau kerjasama

kelompok, mengarahkan diskusi, memberikan bimbingan kepada kelompok yang memerlukan dan validasi

hasil kerja kelompok.

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD, TGT DAN JIGSAW II

Telah dikenal sedikitnya ada 29 tipe model CL, ada Role Playing, Problem Based Intruction (PBI), Course

Review Horay (Bingo), Mind Mapping, Student Teams Achievement Divisions (STAD), Team Game

Tournament (TGT), Jigsaw II, dan lainnya, Dalam makalah ini yang akan dibahas hanya tiga tipe model CL

terakhir tersebut.

B. Model pembelajaran CL tipe STAD

Menurut Robert E Slavin dan kawan-kawan , model CL tipe STAD terdiri dari 5 komponen

(fase) , yakni :

1. Presentasi Kelas (Class presentation)

2. Pembentukan tim (Teams)

3. Kuis Individu (Individual Quizzes)

4. Perubahan skor individu (Individual improvement score)

Page 77: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

77

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

5. Pengakuan tim (Team recognition)

Model ini sangat cocok untuk menyajikan materi pembelajaran terstruktur, yang terdiri dari

beberapa bagian dan saling berhubungan antar bagian-nya. Misalnya seorang guru akan

menyajikan pokok materi/ bahasan yang tertruktur terdiri atas 4 sub pokok materi/ bahasan A,

B, C dan D. Artinya, sebelum dapat mempelajari sub B, siswa harus menguasai sub A,

sebelum mempelajari sub c, siswa harus sudah menguasai sub A dan sub B, demikian

seterusnya untuk sub D.

Langkah-langkah :

Fase 1 : Guru presentasi di depan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran

dan memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari,

misalnya konsep, materi secara garis besar dan prosedur kegiatan

(eksperimen). Guru juga perlu menjelaskan tata cara kerjasama dalam

kelompok, terutama kepada kelompok atau kelas yang belum terbiasa

menjalankan model CL.

Fase 2 : Guru membentuk kelompok, berdasarkan kemampuan (prestasi sebelumnya), jenis kelamin, ras dan etnik. Jumlah anggota tiap kelompok antara 3-5 orang siswa

Fase 3 : Bekerja dalam kelompok, Siswa belajar bersama, diskusi, menjawab

soal atau mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru

Fase 4 : Scafolding. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok atau kelas

Fase 5 : Validation. Guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan

memberikan kesimpulan hasil tugas kelompok

Fase 6 : Quizzes. Guru mengadakan kuis secara individual. Hasil nilai yang

diperoleh tiap anggota, dikumpulkan, kemudian dirata-rata dalam

kelompok, untuk menentukan predikat kelompok. Dalam menjawab quiz,

anggota tidak boleh saling membantu. Perubahan skor awal (base

score) individu dengan skor hasil quiz disebut skor perkembangan.

Penghitungan skor perkembangan sebagai berikut :

Tabel 1 : Nilai Penghargaan Kelompok (Penghitungan skor Perkembangan)

NO SKOR TES NILAI PERKEMBANGAN

1. Lebih dari 20 poin di atas skor awal 30

2 Sama atau hingga 10 poin di atas skor awal 20

3 Sepuluh hingga satu poin di bawah skor awal 10

4 Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

Page 78: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

78

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Fase 7 : Penghargaan kelompok : Berdasarkan skor penghitungan yang diperoleh

anggota, dirata-rata. Hasilnya untuk menentu-kan predikat tim (lihat Tabel 2)

Tabel 2 : Perolehan Skor dan Predikat Tim Tipe STAD dan Jigsaw

NO PREDIKAT TIM RATA-RATA SKOR

1 Super Team 25 - 30

2 Great Team 20 - 24

3 Good team 15 - 19

Fase 8 : Evaluasi oleh guru

C. Model pembelajaran CL tipe Jigsaw II :

Model CL tipe Jigsaw II ini dikenal juga Kelompok Ahli. Model ini dapat diterapkan pada materi

pembelajaran yang tak berstruktur (tidak saling berhubungan antar sub-sub materi).

Prosedur pelaksanaan Jigsaw mirip dengan STAD, cara menentukan skor individu dalam

kelompok (nilai perkembangan) dan kriteria penghargaan kelompok sama dengan tipe STAD.

Menurut Slavin (1998), tipe Jigsaw terdiri 5 fase. Pembagian kelompok berdasarkan kriteria

prestasi individu (dari ulangan sebelumnya atau pretest), gender, etnik dan ras. Tiap

kelompok beranggotakan 2 – 4 orang. Kelompok Expert , jumlahnya disesuaikan dengan

pokok bahasan materi yang dipelajari. Contoh, suatu topik/ pokok materi terdiri 4 sub pokok

materi (pokok bahasan), maka kelompok expert jumlahnya juga 4.

Masing-masing kelompok expert beranggotakan wakil dari sejumlah kelompok belajar siswa.

Contoh : Suatu kelas terdiri dari 40 siswa, maka dapat dibentuk menjadi 10 kelompok

(Kelompok 1, 2, 3 ……10). Tiap kelompok terdiri 4 orang siswa. Setelah kelompok belajar

terbentuk, guru membagikan LKS untuk dipela-jari bersama. Pada kegiatan ini, oleh Slavin

disebut Fase 1 (Reading). Selanjutnya, anggota masing-masing kelompok tersebut berunding

mem-bagi tugas untuk masuk ke kelompok expert. Misalnya, pokok materi ter-diri dari 4 sub

pokok materi/ bahasan, maka dapat dibentuk sejumlah 4 kelompok expert (Expert A, B, C, D).

Kemudian kelompok belajar tersebut berunding untuk menentukan satu orang siswa sebagai

wakil dari kelom-pok belajar bergabung ke tiap kelompok expert A, B, C dan D, sesuai hasil

perundingan. Jadi dalam kelompok expert masing-masing beranggotakan 10 orang siswa.

Fase 2 (Expert Group Discussions) : Di dalam kelompok expert, siswa berdiskusi

membahas dan memecahkan masalah atau soal yang terdapat dalam LKS. Setelah diskusi

kelompok expert selesai, semua anggota kelompok expert kembali ke kelompok belajar

semula. Fase 3 (Team reports) : Siswa yang ditunjuk sebagai wakil kelompok belajar di

kelompok expert menjelaskan kepada teman-temannya se kelompok. Demikian juga teman

Page 79: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

79

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

dari expert yang lain menjelaskan kepada teman- teman sekelompok tentang apa yang

dibahas dan dikerjakan selama di dalam kelompok expert. Pada saat diskusi expert inilah,

guru dapat mem-berikan bimbingan, validasi materi dan jawaban siswa dari masing-masing

expert. Fase berikutnya Fase 4 (Assessment) : Guru mengadakan kuis yang harus dikerjakan

oleh siswa secara individual. Hasilnya berupa nilai individu anggota kelompok. Fase 5 (Team

recognition) : Guru bersama siswa menghitung perubahan nilai awal (base score) siswa

dengan nilai hasil kuis secara individual menggunakan Tabel 1 (lihat Tabel Nilai Peng-hargaan

Kelompok STAD dan Jigsaw). Kemudian nilai semua siswa ang-gota masing-masing kelompok

dijumlahkan dan dirata-rata, maka akan diperoleh nilai antara 5 – 30 sebagai nilai kelompok.

Untuk menentukan predikat kelompok, gunakan Tabel 2 Penghargaan Kelompok, caranya

sama seperti penghargaan kelompok pada model tipe STAD.

Persiapan Guru :

1. Menyiapkan bacaan (LKS)

2. Kalau kegiatan expert berupa praktik atau demonstrasi, maka guru menyiapkan alat/

bahan

3. Menyiapkan instrumen untuk kuis

4. Menyiapkan tabel nilai pengamatan psikomotor dan sikap.

5. Menyiapkan tabel rekapitulasi nilai individu dikonversi ke nilai penghar-gaan kelompok

(lihat lampiran)

6. Menyiapkan tabel rekapitulasi rerata nilai kelompok

7. Menyediakan tanda penghargaan/ sertifikat untuk kelompok

D. Model Pembelajaran CL Tipe TGT

Model pembelajaran kooperatif melalui suatu turnamen, lebih banyak dipilih karena waktu

relatif lebih singkat dan cara melakukannya relatif lebin mudah dibanding STAD dan Jigsaw. Untuk

kelas-kelas di Indonesia, fase-fase TGT dikembangkan dari empat menjadi delapan, sebagai

berikut :

Fase 1 : Penjelasan guru (Teacher presentation).

Pada fase ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan

singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelom-pok.

Fase 2 : Pembagian kelompok

Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan krite-ria kemampuan

(prestasi) siswa dari pretest atau ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin (gender),

Page 80: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

80

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

etnik dan ras. Tiap kelompok beranggotakan 2 – 4 orang (Slavin, 1998). Jumlah

anggota kelom-pok dapat juga dikembangkan menjadi 5 orang.

Fase 3 : Kerja kelompok (Team study)

Setelah menerima LKS dari guru, siswa bekerjasama dalam kelom-pok masing-masing,

diskusi, praktikum atau menjawab soal-soal pada LKS.

Fase 4 : Bimbingan kelompok/ kelas (Scafolding)

Guru membimbing kerja kelompok, mengamati psikomotorik dan sikap siswa secara

individual dalam kerja kelompok

Fase 5 : Tournament (Quizzes)

Guru membagikan lembar soal tournament (quizzes). Jumlah soal turnamen antara 10 –

20 butir soal. Aturan main tournamen model TGT adalah sebagai berikut :

1. Setiap kelompok menentukan salah satu anggota sebagai Reader (pembaca soal

kuis turnamen) pertama dan pembaca kunci jawaban. Pembaca soal ke dua, ke tiga

dan seterusnya digilir berurutan searah dengan putaran jarum jam. Pembaca kunci

jawaban adalah siswa yang posisi duduknya di sebelah kanan reader.

2. Kesempatan pertama menjawab soal kuis turnamen diberikan kepada reader,

selanjutnya giliran menjawab bagi anggota kelom-pok yang lain searah putaran

jarum jam.

3. Jika semua anggota kelompok menjawab benar, siswa yang memperoleh point

adalah siswa pertama yang menjawab benar.

4. Turnamen berlanjut, sampai semua soal sudah dibacakan. Kemu-dian perolehan

skor masing-masing anggota dihitung berdasarkan jumlah jawaban benar sekaligus

untuk perhitungan skor kelompok

Fase 6 : Validation

Guru melakukan validasi, penjelasan tentang soal dan kunci jawaban kuis. Tujuannya

adalah memperkuat pemahaman siswa terhadap materi pem-belajaran.

Fase 7 : Penghargaan kelompok (Team recognition)

Setelah diperoleh skor tiap anggota pada masing-masing kelompok, kemudian diadakan

rekapitulasi nilai dan ditentukan skor kelompok menggunakan Tabel 3 ( Penghitungan

skor kelompok) di bawah ini :

Skor kelompok pada model TGT minimal 190 dan skor maksimal 210 (untuk pemain

5orang).

Tabel 3 : Penghitungan Skor Kelompok

Page 81: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

81

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Jumlah

Anggota Penghitungan skor kelompok

2 6600 4400

2200 4400

3 60 50 60 40

40 50 30 40

20 20 30 40

4 60 50 60 60 50 60 40 50

40 50 40 40 50 30 40 50

30 30 40 30 50 30 40 30

20 20 20 30 20 30 40 30

5 60 50 60 60 60 50 60 60 40 50 40 50 60 50 50 50

50 50 40 50 50 50 40 50 40 40 40 50 40 50 50 50

40 40 40 30 40 50 40 30 40 40 40 40 40 30 50 40

30 30 30 30 30 30 40 30 40 40 40 40 30 30 30 30

20 20 20 20 30 20 20 30 30 40 40 20 30 30 30 30

Untuk menentukan penghargaan kelompok, menggunakan Tabel 4 berdasarkan skor rata-rata kelompok.

Tabel 4 : Skor Penghargaan Kelompok Tipe TGT

NO PEROLEHAN SKOR RATA-RATA PREDIKAT

1 45 atau lebih Super Team

2 40 – 44 Great Team

3 30 - 39 Good Team

Fase 8 : Evaluasi oleh guru

PERSIAPAN GURU :

Page 82: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

82

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Lembar Soal Kuis (atau berupa kartu soal)

3. Lembar kunci jawaban

4. Lembar format rekap skor individu

5. Lembar format rekap skor kelompok

6. Alat dan bahan praktik (jika ada kegiatan eksperimen/ demonstrasi)

---==ph==---

BAB X

QUANTUM LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

A. Gambaran umum learning

Quantum learning merupakan suatu metode belajar yang pada awal mulanya berkembang

diamerika serikat dan ide cemerlang ini dikembangkan oleh Bobby Deporter. Metode ini

dikembangkan dari berbagai konsep yang beranggapan bahwa siswa tidak hanya perlu belajar

mengenai berbagai pengetahuan, tetapi juga berbagai siswa “untuk belajar caranya belajar”

(learning to how to learn).

Pengembangan metode belajar Quantum Learning merupakan aplikasi dari konsep “belajar

cepat” (accelerated) yang berasal dari ide Dr. George Lozanov, seorang pendidikan

berkebangsaan Bulgaria. Konsep belajar ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan

belajar yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan lozanov

juga bereksperimen yang disebut sugestolory atau sugestopedia pada prinsipnya sugesti

dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan setiap detail apapun memberikan

sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam

kelas, meningkatkan prestasi individu, menggunakan poster -poster untuk memberi kesan

besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru -guru dalam seni pengajaran

sugesti.

Istilah Quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya istilah ini menjadi

cahaya istilah ini diambil dari rumus yang populer dalam istilah quantum rumus tersebut

adalah Massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi, atau bersama istilah

kuantum digunakan untuk menunjukkan bahwa semua kehidupan adalah energi oleh. Karena

itu belajar juga merupakan energi seperti juga rumusnya, maka belajar dianggap energi.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

83

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Seperti juga rumusnya maka belajar juga dianggap energi yang berhubungan dengan

kecepatan.

Bobby Deporter mendefinisikan Quantum Learning sebagai “interaksi-interaksi yang

mengubah energi menjadi cahaya atau sebagai metode belajar yang “memungkinkan siswa,

untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang normal, dan

dibarengi kegembiraan. Dengan kata lain Quantum Learning makna sebagai percepatan

belajar. Dengan demikian kata kunci dari Quantum Learning adalah kecepatan, kegembiraan

(senang), belajar dengan menyenangkan konsep belajar caranya belajar ini dihajatkan untuk.

membantu siswa untuk memahami memahami materi yang diajarkan dengan letih mudah dan

efektif atau dengan kaia lain bertujuan untuk mernbantu siswa memperoleh energi yang

membantunya untuk belajar lebih alat dan dengan cara yang menyenangkan.

Materi Quantum Learning yang dikembilnbkan oleh Deporter juga merupakan teori belajar

yang mendukung siswa untuk belajar dengan lebih cepat. Teori tersebut antara lain:

1. Teori Otiak Kanan/Kiri--->meningkatkan kekuatan berlikir.

- Otak kiri bersifat : logis, sekuensial, linear dan rasional.

- Otak kanan bersifat: acak, tidak teratur, intuitif dan holistik).

2. Pilihan Modalitas (Visual, Auditoriat, Kinesteaik).

Teori iertang gaya (cara) belajar terasumsi bahwa setiap orang mempunyai panca indra

yang, berfungsi lebih dibandingkan dengan panca indra yang lain dalam prose; bela .jar

mengajar. Hal ini disebut juga modalitas yang terdiri dari: Visual, Auditorial dan Kinestetik (V -

A-K).

Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ke ketiga modalitas tersebut, tetapi hampir

semua urang cenderung pada pada salah satu modalitas belajar itu tidaklah bersifat absolut,

mutlak dan kaku, tetapi setiap orang jugadapat memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu

yang memberi bakat dan komunikasi namun demikian kecenderungan pada salah satu

modalitas tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu pengetahuan

tentang modalitas ini sangat berguna dalam proses pembelajaran.

Untuk memberi pemahaman singkat dan masing-masing modalitas belajar, berikut ini

diuraikan secara singkat karakteristik dan ciri -cirinya

a. Visual : Modalitas ini yang mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat.

Warna hubungan ruang, potret mental dan gambar menonjol dalam modalitas ini.

Seseorang yang sangat visual bercirikan sebagai berikut:

- teratur memperhatikan segala sesuatu menjaga menampilkan

- mengingat dengan gambar, lebih banyak membaca dari pada dibacakan

- membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail mengingat apa

yang dilihat.

b. Auditorial: Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata, - diciptakan maupun dingat.

Musk nada irama, dialog internal dan suari mcnonjol disini. Seorang yang auditorial dapat

dicirikan:

Page 84: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

84

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

- perhatiannya mudah terpecah

- berbicara dengan cara berirama

- belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara saat memhaca

- berdialog secara internal dan eksternal

c. Kinestetik: Wudalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakun ntaupun diingat.

Gerakan, koordinatsi, irama, tanggapan emosional entosional, dan kenyamanan tisik menonjol

disini. Seseorang yang sangat kinesteik sering:

- menyentuh orang dang berdiri berdekatan, banyak bergerak.

- Belajar dengan melakukan, menunujukan tulisan saat membaca menanggapi secara fisik.

- Mengingat sambil berjalan dan melihat.

3. Teori Kecerdasan Ganda

Kecerdasan merupakan suatu kesinambungan yang dapat dikembangkan seumur hidup teori ini

beranggapan bahwa manusia memiliki multi kecerdasan untuk memudahkan ingatan maka disingkat

SLIM-n-BH yaitu:

Spastal-Visual seni rupa geometri menggambar teknik

Linguistik-Verbal Seni Bahasa

Interpersonal pembelajaran secara bekerja sama, tugas kelompok

Musikal-Ritmik musik, paduan suara

Naturalis pembelajaran diluar ruang/ lingkungan

Badan- Kinestik olah raga

Intrapersonal berfikir secara reflektif

Logis- Matematis matematika, ilmupasti,sejarah

4. Pendidikaln Holistik (Global/Leurning,,).

Penerapan berbagai teori belajar ini diperlukan untuk memperkuat pengernbangan konsep

Quantum Learning. Sebabai contoh, pada awalnya anak-anak belajar seharihari dari lingkungannya

dengan pendekatan global learning. Jika kita perhatikan, untuk memenuhi keingintahuan pada

benda tertentu, biasanya seoralng anak akan memegang benda iersebut, mengamati dari berbagai

sisi, menggoyangkannya, menempelkan di telinganya, bahkan menjatuhkannya ke l antai. Semua

usaha dilakukan anak dengan penuh perhatian karena adanya keingin tahuan di dalam dirinya.

Tidak ada beban dalam dirinya. ('roses mcn)e;nuhi keingintahuan seorang anak dengan cara

tersebut merupakan bentuk dari pendekatan global learning.

5. Simulasi/Permainan.

Quantum Learning juga mengajarkan bagaimana menjadikan lingkungan di sekitar kita menjadi

tempat yang nyaman untuk belajar. Lingkungan belajar yang nyaman dapat membuat konsentrasi

belajar yang optimal. Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan fisik dan suasana.

Selain itu Qrruniunr Leurrring membantu kita mengemangkan nilai dan keyakinan untuk belajar,

scrta mcnunjukkan berbagai keterampilan belajar yang dapat kita lakukan untuk membuat belajar

menjadi sesualu yang lebih wudah dan menyenangkan.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

85

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

B. AMBAK dan QUANTUM LEARNING

Proses pembelajaran dalam Quantum Learning berusaha menjembatani jurang antara dunia guru

dan siswa. Hal in i akan mempermudah membangun jalinan, menyelesaikan bahan pelajaran lebih

cepat, membuat hasil belajar lebih melekat, dan memastikan terjadinya pengalihan pcngetahuan.

Merupakan hasil dari kombinasi bagaimana anda menyerap, lau mengatur dan mengolah informasi.Isyarat

verbal (visual, auditorial dan kinestik) dapat membantu anda dalam menentukan modalitas belajar anda,

agar menentuka modalitas belajar yang terbaik anda tidak salah arah, maka perlu mengetahui terlebih

dahulu karakteristik- karakteristik pada masing- masing isyarat vebal tersebut, untk menentukan apakah

anda masuk dalam kategori visual, auditorialdan / atau kinestik.

Setelah mengetahui apakah anda/ seseorang itu termaksud orang visual, auditorial dan/ atau kinestetik,

selanjutnya adalh bagaimana anda mengolah informasi. System identifikasi V-A-K membedakan

bagaimana kita menyerap informasi.

Berdasarkan hasil kajian investigasi Antony Gregpore, professor dibidang kurikulum dan mengajar pada

Universitas C onnenticut, menyimpukan adanya dua dominasi otak, yaitu:

1. Persepsi konkrit dan astrak

2. kemampuan pengaturan secara skuensial ( linier) dan acak (non linier).

Ini dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok perilaku yang kita sebut gaya berfikir anda, yakni

Skuensial Konkrit, Skuensi Abstrak, Acak Konkrit dan Acak Abstrak. Orang yang masuk dalam dua

kategori “Skuensial” cendrung memiliki otak kiri, sedangkan orang yang erfikir secara “acak” biasanya

termasuk dominasi otak kanan.

a. Pemikir Skuensi Konkrit (SK)

Pemikir model ini berpegang pada kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linier dan

skuensisl. Bagi para skuensial konkrit, realitas terdiri dari apa yang dapat mereka ketehui melalui indra fisik

(indra penglihatan, peraba, pendengaran, perasaan dan penciuman). Mereka memperlihatkan dan

mengigat realitas, fakta- fakta, informasi, rumus-rumus dan aturan –aturan khusus dengan mudah.

Pelajar Skuensial Konkrit mengatur tugas- tgas menjadi proses tahap demi tahap dan erusaha keras

untuk mendapatkan kesempurnaan pada setiap tahap.merka menyukai pengaahan dan prosedur khusus.

Beberapa kiat jitu bagi pemikir Skuensial konkrit (SK):

bangunlah kekuatan organisasional anda

cari tahu detail yang anda perlukan

bagilah proyek (tugas) anda menjadi beberapa tahap

tatalah lingkungan kerja yang tenang

b. Pemikir Acak Konkrit (AK)

Pemikir Acak Konkrit mempunyai sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang

tersetruktur. Seperti pemikir Skuensial Konkrit, mereka berdasarkan kenyataan, tetapi ingin melakukan

pendekatan Coba- salah (tria and error), karenanya mereka sering melakukan lompatan intuitif yang

dipertlukan untruk pemikiran kreatif yang sebenarnya.

Page 86: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

86

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Mereka memiliki dorongan kuat untuk menemukan alternative dan mengerjakan segala sesuatu dengan

cara sendiri. Waktu bukanlah segalah prioritas baginya dan cendrung tidak memperdulikannya, terutama

jika sedang terlibat dalam situasi yang menarik. Mereka lebih terorientasi pada proses dari pada hasil,

akibatnya proyek-proyek (tugas) sering kali tidak berjalan sesuai rencananya. Pemikir Acak Konkrit

berpegang pada realitas dan mempunyai sikap ingin mencoba.

Beberap kiat bagi pemikir Acak Konkrit (AK)

lihatlah logika anda

suburkan kecendrungan anda

upayakan keteratura

analisalah orang- orang yang erhubungan dengan anda

c. Pemikir Acak Abstrak (AA)

Dunia nyata bagi pelajar Acak Abstrak adalah dunia perasaan dan emosional . mereka tertarik pada

nuansa dan sebagian lagi cendrung pada mistisme. Pikiran Acak Abstrak menyerap ide- ide, informasi,

kesan serta mengaturnya dengan refleksi (kadang- lading hal ini memakan waktu lama hingga orang

lain tidak menyangka bahwa orang Acak Abstrak mempunyai atau pendapat). Merka dengan sangat

baik, jika informasi dipersonifikasikan. Perasaan juga dapat lebih meningkatkan atau mempengaruhi

belajar mereka.

Mereka merasa dibatasi ketika berada dilingkungan yang sangat teratur, sehingga anda tidak

menemukan banyak dari mereka bekerja diperusahaan asuransi, bank dan lainnya. Mereka berkiprah

dilingkungan yang tidak teratur yang berkaitan dengan orang-orang.

Pemikiran acak Abstrak mengalami peristiwa secara holostik, mereka perlu melihat keseluruahan

gambar sekaligus, bukan bertahap. Dengan alasan ini mereka membantu jika mengetahui bagaimana

segala sesuatu terhubung dengan keseluruhanya sebelum kedalam detai.

Beberapa kiat bagi pemikir Acak Abstrak(AA)

Gunakan kemempuan alamiah anda untuk bekerja sama dengan orang lain.

Ketahuialah betapa kuat emosi mempengaruhi konsenterasi anda

Bangunlah kekuatan beljkar anda dengan berasosiasi

Lihatlah gambar besar

Waspadalah terhadap waktu

Gunakan isyarat-isyarat visual

D. Berfikir kreatif

Orang kreatif selalu akn ingin tahu, ingin mencoba-coba, berpetualang, Suka bermain-main serta

intuitif dan anda memiliki potensi untuk menjadi orang kreatif.Steve Cortis, Seseorang pengusaha dan

pakar kreatifitas mengatakan “ kita semua lahir dengan kreatifitas dan jika anda yakin anda adalah

orang kreatif anda akan menemukan cara yang kreatif untuk mengatasi masalah harian anda balik

dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadi anda”

Page 87: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

87

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Opini publik yang dikembangkan dimasyarakat kita menyatakan bahwa orang-orang seniman, iluan

dan para penemu sebagai orang yang kreatif. Semestinya jika mempunyai kempuan menjadi pemikir

dan pemecah masalah yang kreatif yang diperlukan adalah rasa ingin tahu, kesanggupan

mengambil resiko dan dorongan untuk membuat segalanya berhasil( tiga unsur yang ada pada

manusia ).Tanpa melalui upaya ini inposibel menjadi orang yang kreatif.

Orang kreatif mengguanakan pengetahuan yang dimiliki dan pengetahuan orang lain kemudian

membuat trobosan/lompatan yang memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan cara

yang baru yang belum mereka alami sebelumnya.dengan demikian diperlukan kemampuan menyerap

informasi baru kemudian tampil dengan solisi-solusi untuk berbagai tantangan.

Berkaitan dengan berfikir kreatif kaitanya dengan Quantum Learning, akan dibahas secara singkat hal-

hal berikut ini:

Informasi: bahan mentah perubahan

Tahapan penyelesaian kreatif

Berfikir tentang hasil

Pergeseran faradigma

Curah gagasan (Brainstroming)

Curah gagasan untuk masa depan

Kiat-Kiat untuk berpikir kkreatif

1. Informasi: Bahan Mentah Perubahan

Dunia terus berubah dengan sangat cepat, sebagian besardi sebapkan oleh limpahan dan

ketersediaan informasi. Semakain cepat informasi di terima seseorang semakain cepat orang

menyerap, mengkombinasiakan, merekombinasikan untuk menciptakan konsep, teori, fakta dan

penemuan-penemuan baru. Hal ini menyebapkan dunia berkembang dengan sangat cepat. Ini

mempunyai inflikasi yang sangat besar bagi kita sebagai pengusaha, Guru, murid dan seluruh

warga dunia. Agar hidup kita mendapatkan hasil yang fositif terhadap informasi kita harus

adaptif,kreatif bukan adptif fasif.

2. tahap penyelesaian kretif

proses kreatif mengalir melalui lima tahap

1. Persiapan : mendifinisikan masalah,tujuan dan tantangan

2. Inkubasi : mencerna fakta dan mengolahnya dalam pikiran

3. Iluminasi : medesak gagasan bermunculan ke permukaan

4. Verifikasi : Memastikan apakah solusinya benar-banar memecahkan masalah

5. Aplikasi : Mengambil langkah-langkah untuk menindak lanjuti solusi itu.

3. berfikir tentang hasil

bayangkanlah lima tahun dari sekarang dan anda telah melakukan segala sesuatu yang

telah anda harapkan. Anda telah berhasil, sehat berbahagia dan berimbang dalam segala

Page 88: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

88

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

asfek kehidupan. Kini anda sedang melamar pekerjaan yang akan meningkatkan pada

kepuasan dan kesejahteran ekonomi.

Setelah beberapa tahun berlalu,tulis resume yang menggambarkan anda sebagai yang seimbang dan

berhasil. Atau sebagai alternatif, bayangkan diri anda sebagai orang yang menarik, pelopor yang dinamis

sehingga seorang penulis dari surat kabar mewawancaai Anda. Bayangkan lebih jauh lagi foto- foto yang

menyertai. Aktivitas ini menyenangkan dan merupakan cara/ metode berfikir yang berhasil. Anda akan

mendapati bahwa begitu Anda dapat menyesuaikan diri sebagai orang yang Anda cita-citakan Anda

langsung bergerak kearah itu. Kekuatan visi adalah motivasi yang evektif. Para ilmuan melihat bahwa

tindakan yang signifikan selalu diawali oleh visi yang sinifikan.

4. Pergeseran Paradigma

paradigma adalah seperangkat aturan yang kita gunakan untuk mengevaluasi informasi dan

menyatukanya kedalam kehidupan. Setiap orang punya paradigma dan bermanfaat bagi setiap orang,

tetapi paradigma dapat dibatasi. Hidup melalui paradigma seperti selalu melihat jendela yang sama.

Akibatnya hanya melihat sebagian kecil yang sama dari dunia. Anda dapat menjalani seluruh hidup

dengan memandang lewat jendela yang sama dan menjalani hidup biasa- biasa saja.

“ Pergeseran ini Paradigma” seperti menemukan jendela yang baru secara tiba- tiba, dan membuat

Anda berfikir diluar pola fikir Anda sekarang karena muncul solusi baru yang segar.

5. Curah Gagasan (Brainstorming)

Curah gagasan (Brainstorming) merupakan teknik penyelesaian masalah dengan mencatat gagasan-

gagasan yang berkembang ini didasarkan premis bahwa untuk mendapatkan ide- ide besar, Anda

harus memiliki banyak ide agar dapat memilihnya. Hal ini serupa dengan teori fotografi. Jika Anda

menghabiskan satu roll film Anda mungkin mendapatkan sepasangg foto yang baik dan yang gagal.

Sebab ketika Anda mengambil foto tidak tahu mana yang bagus dan yang dan yang tidak. Itulah

sebabnya Anda harus anyak menjepret.

Ketika berfikir tentang curah gagasan bisa dibayangkan juga sepeti ruang konfrensi dimana orang

duduk mengintari meja dan menuangkan gagasan kepada fasilitator untuk dicatat.

Diawali dari kertas kosong pastikan masalah anda terdivinisi dengan baik. Kemudian tulis kata kunci

ditengah kertas dan lingkari. Lalu biarkan gagasan mengalir. Setiap ada gagasan catat dan lingkari

hubungan dengan subyek ditengah atau dengan pikiran utamanya. Buat sebanyak mungkin. Ketika

anda berfikir telah mendaftar setiap hal yang dapat anda fikirkan oleh orang lain sebelumnya.

Penting sekali menerima semua gagasan yang baik, terlepas seberap jauh hubungannya.

Sesungguhnya anda justru mencari yang jauh hubungannya. Karena inovasi baru sering kali tanpak

mustahil dalam pandangan sepintas.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

89

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

6. Curah Gagasan Untuk Masa Depan

memandang masa depan adalah salah satu manfaat terpenting kreativitas. Yang tersedia sekarang

adalah bahan mentah untuk masa depan, memproyeksiakan apa yang akan terjadi, meramalkan

variabel- vriael yang lalu, misalnya, seniman dan peramal besar Itaia Leonardo Da vinci,

menggambarkan sengkete- sengketa gagasan tentang kapal terbang, mobil, helikopter dan senjata

mesin. Kita ketahui kini gagasan-gagasan itu menjadi kenyataan. Tetapi kita tidak tahu secara pasti

bagaimana ia mampu meramal itu. Satu- satunya penjelasan kita adalah Ia memanfaatkan informasi

yang ada pada masanya dan membuat lompatan kedunia yang belum Ia ketahui. Ia mengambil

informasi, menyusun kembali dan tampil dengan kemungkinan- kemungkinan yang tidak diterima/

dipahami penduduk dunia pada masa itu hingga beabad- abad setelah kematiannya.

Apabila diinformasikan antara masa depan dengan gagasan adaalah sebagai berikut:

7. Kiat- Kiat Berpikir Kreatif

a. Ingat kesuksesan anda masa lalu baik yang biasa atau yang menakjubkan.

Jika anda pernah sukses/ berhasil maka harus tahu bahwa anda melakukannya lagi. Ingatkan diri

anda akan hal ini ketika menghadapi sebuah tantangan.

b. Yakinlah ini bisa menjadi hari terobosan

Jalani hari anda dengan keyakinan bahwa sesuatu dapat terjadi untuk mengubah segalahnya.

c. Latihlah Kreatifitas Anda

Otak anda seperti bagian tubuh yang lain, berfungsi lebih lancar jika selalu dijaga dalam

keadaan prima. Beberapa hal yang bisa dilakukan.

Isilah teka-teki silang dan permainan-permainan kata.

Lihatlah kejadian sehari- hari dan susunlah urutan kisah tentang peristiwa yang muncul

Pikirkan penggunaan kembali barang-barang lama

Temukan peribahasa-peribahasa yang dapat anda gunakan untuk menjelaskan

sesuatu

Pikirkan berbagai cara untuk menyatakan hal yang sama

Tontonlah acara TV dengan mematikan suaranya dan coba pikirkan apa yang

dikatakan

Disamping itu dapat mencoba permainan- permainan mental yang ada di toko.

d. Ingatkan bahwa kegagalan membawa pada keberhasilan

Banyak ilmuan besar bergelut dalam kgagalan yang tak terhingga banyaknya sebelum

menemukan yang berhasil. Berani mengambil resiko yang salah agar mencapai keberhasilan.

e. Raihlah impian dan fantasi anda

sering kali muncul mimpi dan fantasi merupakan hasil dari pemikiran bawah sadar yang bekerja

untuk mendapatkan solusi suatu masalah. Berikan penghargaan, walaupun kadang nampak tidak

berhubugan. Karena gagasan aneh dapat memunculkan solusi inovatif dan revolusioner.

f. Biarkan kesenangan memasuki kehidupan anda

Masa Kini + Gagasan Berani = Masa Depan

Page 90: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

90

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Bermainlah! Meskipun membuat sifat kanak- kanakan muncul tapi dapat memberi wawasan segar.

Anda menjadi lebih kreatif jika ada keseimbangan antara kerja dan bermain.

g. kumpulkan pengetahuan dari tempat lain.

Pada sa`at menghadapi situasi menantang, lihatlah ketempat-tempat lain dan mencoba untuk

melihat kesamaan-kesamaannya. Mungkin sesuatu yang berhasil untuk suatu jenis masalah dapat

digunakan untuk masalah yang dihadapi.

h. bebaskan pikiran anda dari asumsi.

Asumsi dapat menyembunyikan solusi.

i. lihatlah situasi dari semua sisi.

Hal ini dapat memberikan wawasan yang luas yang membutuhkan untuk memecahkan masalah

secara kreatif.

j. Ubah posisi anda sesering mungkin.

Jika anda duduk dibelakang meja pergilah keluar dan berbaringlah diatas rumput. Mengubah

posisi berarti mengubah pandangan dan perubahan posisi akan menghasilkan perubahan sikap

mental.

DAFTAR PUSTAKA

Aleks Masyunis. (2000). Strategi kualitas pendidikan MIPA di LPTK. Makalah pada Seminar Nasional FMIPA UNY

tanggal 22 Agustus 2000.

Amy J. Phelps & Cherin Lee. (2003). The power of practice : what students learn from how we teach. Journal of

Chemical Education, 80 (7), 829 – 832.

Ball, D. L. (1988). Unlearning to teach mathematics. East Lansing : Michigan State University, National Center for

Research on Teacher Education.

Brandt, Ronald. (1993). What do you mean professional. Educational Leadership. Nomor 6 50, March.

Canella & Reiff .(1994). Individual constructivist teacher education: Teachers as empowered learners. Teacher

Education Quarterly, 21(3), 27-28.

Carolin Rekar Munro. (2005). “Best Practices” in teaching and learning : Challenging current paradigms and

redefining their role in education. The College Quarterly. 8 (3), 1 – 7.

Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited.

Constance Blasie & George Palladino. (2005). Implementing the professional development standards : a research

department’s innovative masters degree program for high school chemistry teachers. Journal of Chemical

Education. 82 (4), 567 – 570.

Dedi Supriadi. (1999). Mengangkat citra dan martabat guru. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Page 91: BAB I PENDAHULUAN · Dalam hal ini proses ... Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi ... observasi di sekolah, ekplorasi dan ...

91

Matakuliah : Pembelajaran SD/MI

By. Firdaus

Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Johnson, E. B. (2002). Contextual teaching and learning. California: A Sage Publications Company, Corwin Press,

Inc.

Kok Siang Tan, Ngoh Khang Goh, & Lian Sai Chia. (2006). Bridging the cognitive – affective gap : teaching chemistry

while advancing affective objectives. Journal of Chemical Education. 83 (1), 59 – 63.

Mel Silberman. (2002). Active learning : 101 Strategi pembelajaran aktif. Yogyakarta : Yappendis.

Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.

Sheal, Peter. (1989). How to develop and present staff training courses. London : Kogan Page Ltd.

Suyanto. (2007). Tantangan profesional guru di era global. Pidato Dies UNY 27 Mei 2007. Yogyakarta : UNY.

Tjipto Utomo dan Kees Ruijter. (1994). Peningkatan dan pengembangan pendidikan. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. (2005). Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia

Publishing.

www. pppg tertulis.or.id. Pembelajaran Tematik

www.p3gmatyo.go.id.Pembelajaran Tematik Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2002, Pendekatan Kontekstual (Contexrual Teaching and Learning (CTL),

Dit.PLP, Ditjen Dikdasmen, Jakarta

Dryden, Gordon & Vos, Jeannette, 2003, The Learning Revolution (Terjemahan) Cetakan VII, Penerbit Kaifa,

Bandung

Meier, Dave, 2003, The Accelerated Learning (Terjemahan), Kaifa, Bandung

Nasution S, 2000, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Cetakan ke tujuh, PT Bumi Aksara,

Bandung

SEAMEO-RECSAM, 2003, Model-model Cooperative Learning (Hand-out) Sosialisasi Hasil-hasil Pelatihan Guru

Matematika dan IPA SMA di RECSAM, Malaysia

Slavin, Robert E, 1995, Cooperative Learning Theory, Research and Practise, Allyn & Bacon A simon & Schuster

Company, Second Edition, Singapore

Zamroni, 2003, Pendidikan untuk Demokrasi, Bigraf Publishing, Yogyakarta