BAB I PENDAHULUAN -...

99
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama risalah untuk manusia di alam raya. Umat Islam merupakan pembawa risalah dengan jalan berdakwah kepada umat- umat lain kapan saja dan dimana saja. Dakwah ibarat lentera kehidupan, yang memberi cahaya dan menerangi hidup manusia dari nestapa kegelapan. Tatkala manusia dilanda kegersangan spiritual, dengan rapuhnya akhlaq, maraknya korupsi, kolusi dan manipulasi, dakwah diharapkan mampu memberi cahaya terang. Maraknya berbagai ketimpangan, kerusakan, kecurangan dan sederet tindakan tercela lainnya, disebabkan terkikisnya nilai-nilai agama dalam diri manusia. Tidak berlebih jika dakwah merupakan bagian yang cukup penting bagi umat saat ini. 1 Untuk mencapai hasil yang optimal dalam suatu kerja dakwah, bentuk-bentuk dakwah perlu disesuaikan dengan bentuk permasalahan yang dihadapi sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan-pendekatan dalam mencapai hasil dari tujuan dakwah dengan menggunakan metode-metode yang efektif dan cocok, dengan 1 Hamdan Daulay, Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2001, hlm. 34. 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Islam adalah agama risalah untuk manusia di alam raya. Umat

Islam merupakan pembawa risalah dengan jalan berdakwah kepada umat-

umat lain kapan saja dan dimana saja. Dakwah ibarat lentera kehidupan,

yang memberi cahaya dan menerangi hidup manusia dari nestapa kegelapan.

Tatkala manusia dilanda kegersangan spiritual, dengan rapuhnya akhlaq,

maraknya korupsi, kolusi dan manipulasi, dakwah diharapkan mampu

memberi cahaya terang. Maraknya berbagai ketimpangan, kerusakan,

kecurangan dan sederet tindakan tercela lainnya, disebabkan terkikisnya

nilai-nilai agama dalam diri manusia. Tidak berlebih jika dakwah

merupakan bagian yang cukup penting bagi umat saat ini.1

Untuk mencapai hasil yang optimal dalam suatu kerja dakwah,

bentuk-bentuk dakwah perlu disesuaikan dengan bentuk permasalahan yang

dihadapi sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Untuk itu perlu

dilakukan pendekatan-pendekatan dalam mencapai hasil dari tujuan dakwah

dengan menggunakan metode-metode yang efektif dan cocok, dengan

1 Hamdan Daulay, Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik, Jakarta: Pustaka

Pelajar, 2001, hlm. 34.

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

2

memanfaatkan fasilitas-fasilitas, sarana atau media sebagai wasilah untuk

berdakwah.2

Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam proses kegiatan dakwah

adalah penggunaan media. Dan kenyataan membuktikan bahwa hubungan

antara manusia modern sekarang ini, hampir tidak bisa menghindarkan

pemakaian alat-alat atau media komunikasi massa. Salah satu alat

komunikasi massa yang juga sering digunakan sebagai media dakwah adalah

media televisi. Dalam pemanfaatan sarana atau media, hal ini sangat penting

dalam proses dakwah. Semakin tepat pemanfaatan media dakwah akan

semakin memudahkan daya pemahaman pesan yang disampaikan.

Munculnya televisi dalam kehidupan manusia memang

menghadirkan suatu perubahan, khususnya dalam proses komunikasi dan

informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi massa

jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai

sosial dan budaya manusia, dan juga kemampuan televisi dalam menarik

perhatian massa menunjukan bahwa media menguasai jarak secara geografis

dan sosiologis.3

Media televisi menjadi daya tarik yang sangat besar, sehingga

pola-pola kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul televisi, berubah

total sama sekali. Acara televisi menjadi panutan baru bagi kehidupan

manusia, yang berarti bahwa tidak menonton televisi sama saja dengan

2 Dzikron Abdullah, Filsafat Dakwah, Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 1989,

hlm. 97-98. 3 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka

Cipta, 1996, hlm. 21-22.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

3

mahluk buta yang hidup dalam tempurung. Sehingga media televisi

dijadikan alat atau sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk

kepentingan politik maupun perdagangan, bahkan melakukan perubahan

ideologi serta tatanan nilai dan budaya yang sudah ada sejak lama.4

Krisis multi dimensional yang menimpa bangsa ini, salah satu

penyebabnya dan boleh jadi ini merupakan sebab yang paling utama adalah

karena terjadinya krisis moral atau akhlaq. Krisis moral terjadi karena

sebagian besar orang tidak lagi mau mengindahkan tuntunan agama, yang

secara normatif mengajarkan kepada pemeluknya untuk berbuat baik

meninggalkan perbuatan maksiat dan munkarat. 5

Mengingat sedemikian luas lingkup dan kompleksnya

permasalahan umat Islam akhir-akhir ini, maka pelaksanaan dakwah harus

dilakukan secara sungguh-sungguh, ini memerlukan kematangan sesuai

keadaan dan juga akan kebutuhan masyarakat untuk mengembalikan

mereka ke jalan yang lurus (agama).

Dalam melakukan dakwah unsur yang tidak kalah penting selain

dari media adalah da’i. Da’i merupakan subyek dakwah, yang

menyampaikan ajaran Islam baik secara perorangan/ individu maupun secara

bersama-sama secara terorganisasikan.6 K.H. Abdullah Gymnastiar atau

lebih akrab di panggil Aa Gym adalah seorang da’i yang lagi populer

dikalangan umat Islam. Beliau menawarkan konsep manajemen qalbu

4 Ibid., hlm. 23. 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi Menghentikan Kemaksiatan),

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002, hlm. 6-7. 6 Aminuddin Sanwar, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, Semarang: Fak. Dakwah IAIN

Walisongo, 1985, hlm. 40.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

4

sebagai materi dakwahnya, dimana inti konsep manajeman qalbu yang

ditawarkan Aa Gym adalah memahami diri dan kemudian kita mau dan

mampu mengendalikan diri kita setelah kita memahami benar siapa diri kita

sebenarnya. Dan tempat untuk memahami dan mengendalikan diri kita itu

ada di hati .7

Jadi, hati itu merupakan pancaran dari perbuatan seseorang, baik

buruk perbuatan seseorang merupakan cerminan keadaan hatinya. Sekecil

apapun potensi yang dimiliki, jika manajemen qalbu baik, maka akan

mempunyai nilai kemuliaan dan manfaat yang tinggi bagi dirinya maupun

mahluk yang lainnya di dunia dan akhirat.

Menurut Aa Gym ada dua kunci utama dalam menyelenggarakan

Manajemen Qolbu, yaitu: pertama, membiasakan sekuat daya untuk

melakukan pembersihan atau pelurusan hati; dan, kedua, senantiasa

berkemauan kuat untuk meningkatkan kemampuan ( keprofesionalan ) diri,

dalam bidang apa pun. Hati yang bersih adalah hati yang senantiasa

membuat pikiran bekerja efektif—lantaran hanya kebaikanlah yang

dipikirkannya. Kejujuran adalah modal dasar untuk membentuk jiwa yang

tangguh, penuh dedikasi, dan disiplin dalam menjalankan kerja sehari-hari.8

Dalam konsep manajemen qolbu ini secara umum manusia

memiliki tiga potensi penting:

Potensi pertama adalah potensi fisik. Jika potensi ini mampu di

kelola dengan baik, maka seseorang akan menjadi manusia yang kuat dan

7 Hernowo dan M. Deden Ridwan, (ed), Aa Gym dan Fenomena Daarut Tauhiid, Bandung, Mizan, 2003, hlm. 226.

8 Ibid., hlm.228.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

5

produktif. Bahkan Islam sangat menganjurkan agar manusia memiliki

jasad/fisik yang sehat. Al-Mu’minul Qawiyu, mukmin yang kuat lebih baik

dan lebih di sukai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah.

Potensi yang kedua adalah akal. Manusia dikaruniai akal oleh

Allah dan akal inilah yang dapat membedakan manusia dengan makhluk

Allah lainnya. Dengan akal manusia dapat memikirkan ayat-ayat Allah di

alam ini sehingga manusia dapat mengelola serta mengolahnya menjadi

sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.

Potensi ketiga adalah hati atau qolbu. Hati inilah potensi yang bisa

melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang

hidup inilah orang yang lumpuhpun bisa menjadi mulia, orang yang tidak

begitu cerdaspun bisa menjadi mulia.9

Hanya dengan hati atau qolbu yang bersihlah potensi jasad dan

akal ini akan dapat terkendalikan dengan baik. Seseorang yang memiliki

fisik yang sangat kuat, apabila fisiknya yang sangat kuat itu tidak didasarkan

pada hati yang bersih, bisa jadi kekuatan fisiknya dapat dimanfaatkan untuk

berbuat zalim. Demikian pula dengan akal pikiran. Secerdas apapun akal

pikiran bila tidak dilandasi pada hati yang bersih, maka kecerdasan itupun

akan bisa terjerumus kezaliman. Hati yang bersih mampu membuat

kehebatan fisik dan akal pikiran menjadi mulia. Juga akal pikiran yang

9 Abdullah Gymnastiar, Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qalbu, Jakarta: Gema

Insani Press, 2002, hlm. 26-28.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

6

dilandasi oleh hati yang bersih akan bekerja secara sangat efisien, akal

pikiran hanya akan memikirkan hal-hal yang baik dan bermanfaat. 10

Dalam mengaktualisasikan dakwahnya lewat konsep Manajemen

Qolbu diadakan kegiatan Manajemen Qalbu (MQ) yang dilaksanakan oleh

Aa Gym panggilan akrab K.H. Abdullah Gymnastiar di berbagai media.

Dakwah ala Aa Gym ini sebenarnya merupakan kegiatan dakwah mimbar

sebagaimana halnya dakwah-dakwah lain. Hanya saja kepribadian dan

metodenya yang menarik, ditambah lagi dengan pemanfaatan media massa,

yang memiliki kemampuan cepat dalam menyampaikan informasi dan dapat

menjangkau audien yang sangat banyak menjadikan pesan dakwah Aa Gym

cepat menyentuh hati masyarakat laksana meteor. Di antara media yang

digunakan adalah Majelis Manajemen Qalbu (MMQ) di SCTV dengan acara

Indahnya Kebersamaan; Kuliah Subuh Hikmah Fajar di RCTI, Radio RRI

Pro 2 FM Jakarta bekerja sama dengan Radio MQ FM Bandung, dan

belakangan di beberapa stasiun TV lainnya (ANTV, TRANS TV dan TPI)

yang bekerja sama dengan MQTV.11

Semakin tepat pemanfaatan media dakwah akan semakin

memudahkan daya pemahaman terhadap pesan yang disampaikan. Dan

salah satu tujuan dakwah yang berkaitan dengan proses dakwah adalah

bagaimana agar nilai-nilai dakwah atau ajaran Islam itu dapat

disebarluaskan sehingga dapat dipahami kemudian dihayati dan yang paling

akhir diamalkan dalam praktek sehari-hari.

10 Hernowo dan M. Deden Ridwan, (editor), op. cit, hlm.228. 11 Enung Asmaya, Aa Gym Dai Sejuk Dalam Masyarakat Majemuk, Jakarta: Hikmah, 2003,

hlm. 20.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

7

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memandang perlu

diadakannya penelitian dan diangkat dalam bentuk penyusunan skripsi

dengan judul : ANALISIS PESAN DAKWAH KH. ABDULLAH

GYMNASTIAR DALAM ACARA INDAHNYA KEBERSAMAAN

DI SCTV VOL I DAN II TAHUN 2002.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan, dalam

penelitian ini maka perlu dibatasi permasalahannya.

a. Apa saja materi dakwah yang disampaikan dalam acara manajemen

qalbu indahnya kebersamaan di SCTV Vol I dan II tahun 2002.

b. Bagaimana hubungan antara materi dakwah dengan kondisi sosial pada

saat dakwah disampaikan.

1.3. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

Alasan-alasan yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang

merupakan faktor pendorong dilakukannya penelitian ini, sedangkan tujuan

penelitian menyangkut masalah teoritis dan praktis. Secara ringkas tujuan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Melalui penelitian ini dapat mengetahui materi apa saja yang

disampaikan dalam acara indahnya kebersamaan di SCTV Vol I dan II

tahun 2002.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

8

b. Untuk mengetahui hubungan pada saat materi dakwah disampaikan

dalam acara indahnya kebersamaan di SCTV Vol I dan II.

Sedangkan manfaat hasil penelitian ini adalah :

a. Manfaat praktis yaitu diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi para

peneliti selanjutnya dan juga sebagai motivasi bagi pelaku dakwah (dai)

khususnya yang menggunakan televisi sebagai media dakwah.

b. Manfaat secara teoritis yaitu hasil penelitian ini dapat diambil

manfaatnya terutama bagi para juru dakwah, sehingga dakwah akan

semakin dinamis dan diharapkan dapat menemukan format dakwah

kedepan.

1.4. Penelusuran Pustaka

Dalam penelelusuran pustaka ini, peneliti merujuk pada skripsi

Khusnaeni (2003)12, yang berjudul: “ Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar

Melalui Manajemen Qalbu (Analisis : Komunikasi Dakwah). Penelitian ini

menitik beratkan pada tinjauan dakwah Aa Gym lewat Manajemen Qalbu

dilihat dari sudut pandang komunikasi dakwah.

Dalam skripsi ini disimpulkan bahwa dalam dakwah Aa Gym

menyentuh semua kalangan masyarakat baik di kalangan bawah, menengah,

maupun atas. Adapun sarana atau media dakwah yang digunakan sangat

beragam. Beliau mengakses semua media untuk mendukung kelancaran

dakwah, baik media elektronik seperti televisi, radio dan internet dan juga

12 Khusnaeni, ” Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar Melalui Manajemen Qalbu (Analisis

: Komunikasi Dakwah”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 2003).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

9

media cetak seperti majalah, koran dan juga melalui ponsel seluler (HP),

sehingga pesan-pesan dakwah yang disampaikan tidak hanya dikenal pada

kalangan biasa saja, tetapi di kenal dimana-mana.

Peneliti Arif Widodo (2001)13, yang berjudul: Dakwah Melalui

Media elektronik (Telaah terhadap pesan dakwah dalam kaset K.H. Ma’ruf

Islamuddin). Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan adalah media

dakwahnya, dalam materi dakwah dapat disesuaikan dengan kemajuan dan

peningkatan ilmu dalam menyampaikan materi. Dengan begitu dakwah

melalui kaset akan selalu diperlukan atau masih relevan di masa kini.

Dakwah yang disampaikan KH. Ma’ruf Islamuddin yang

berhubungan dengan bidang agama seperti ibadah, syari’ah dan aqidah serta

tauhid dengan metode ceramah yang menggunakan kemampuan vokal dan

gaya humoris dengan diiringi sholawat dan tembang-tembang, mampu

diterima oleh mad’u.

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa, dalam berdakwah lewat

media elektronik kaset yang mengemas materi dakwah masih relevan

sebagai sarana dakwah di masa kini. Dalam masa modern bahwa masih

diperlukan untuk memberikan siaran rohani berupa materi dari pra da’i

untuk pada mad’u, yang di masa sekarang kecenderungan orang pada era

globalisasi yang selalu setiap saat akan mengubah pandangan-pandangan

baru yang mungkin timbul, maka dai sebagai syaring controlo dalam wujud

pemasukan sentuhan rohani dengan metode atau cara-cara menurut

13 Arif Widodo, “Dakwah Melalui Media Elektronik (Telaah Terhadap Pesan Dakwah Dalam Kaset KH. Ma’ruf Islamuddin”), Skripsi Sarjana, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 2001.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

10

kemampuan pada da’i tanpa menyeimbangkann ke tradisi tempat dimana

dan kepada siapa mereka akan disampaikan.

Peneliti Asparudin (1996)14, yang berjudul: “Pesan-pesan Dakwah

Dalam Tabloid Kiprah dan Tanggapan Karyawan PEMDA DATI II

Purworejo”. Peneliti mengkaji terhadap keberadaan Tabloid Kiprah, yang

merupakan tabloid bulanan yang diterbitkan oleh bagian humas Setwilda

Tingkat II Purworejo, yang bertujuan mewujudkan program pemerintah

dalam bidang pembinaan karyawaan, yang meliputi kesejahteraan, sosial,

politik, budaya, agama dan olahraga. Penyajian rubrik agama di dalam

tabloid tersebut merupakan bentuk penyampaian pesan dakwah yang

mempunyai maksud agar pembaca meningkatkan kualitas keberagamaan

yang mantap dan sesuai isi pesan yang disampaikan oleh pelaksana dakwah.

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa isi pesan dakwah pada

tabloid Kiprah tahun 1994 kebanyakan memuat bidang akhlaq karena

mencapai 60 %. Tabloid Kpirah termasuk media yang cukup potensial,

karena operasioanal penyebarannya cukup luas, penggelolaannya lancar dan

didukung dengan dana yang telah ada dari seluruh karyawan Pemda

Purworejo. Dan, dalam penggunaan bahasanya cukup sederhana, mudah

dipahami oleh para pembaca atau pelanggan sehingga pesan-pesannya

benar-benar dapat dimengerti, dan mudah diingat. Tabloid Kiprah masih

cukup efektif sebagai media dakwah. Sebab dalam kehidupan masyarakat,

14 Asparudin, “Pesan-pesan Dakwah Dalam Tabloid Kiprah dan Tanggapan Karyawan

PEMDA DATI II Purworejo”, (Skripsi Sarjana Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 1996).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

11

orang Islam masa kini telah siap menerima dan mengisi era informasi,

sebagai salah satu aktifitasnya di dalam penyaluran dakwah.

Berbeda dengan pembahasan peneliti-peneliti di atas, penulis

mencoba meneliti pesan-pesan dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar dalam

acara Indahnya Kebersamaan di SCTV yang disiarkan secara langsung

setiap minggu ke II Vol I dan II tahun 2002, yang memuat nilai-nilai ajaran

Islam yang ditujukan bagi khalayak umum. Diharapkan penelitian ini dapat

menambah khasanah tentang dakwah dalam segi materi maupun dari media

dakwahnya.

1.5. Kerangka Teoritik

Dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha atau

aktivitas yang dilakukan dengan sadar, sengaja dan berencana guna

mempengaruhi pihak lain agar timbul dalam dirinya suatu pengertian,

kesadaran sikap penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya

unsur paksaan.15

Dalam bahasa Arab, da’wat atau da’watun bisa digunakan untuk

arti-arti: undangan, ajakan dan seruan yang kesemuanya menunjukan adanya

komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain.16 Dengan

tujuan tertentu, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridlai

Allah Swt.

15 Siti Muriah, Metode Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, hlm. 6. 16 Mubarok, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002, hlm. 19.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

12

Untuk melakukan komunikasi dakwah membutuhkan alat atau

media untuk menyampaikan undangan, seruan dan ajakan. Media di dalam

komunikasi berfungsi sebagai saluran yang menggabungkan ide dengan

umat, suatu elemen yang vital yang merupakan urat nadi dalam totalitas

pelaksanaan komunikasi untuk tujuan dakwah.17

Dalam melaksanakan proses dakwah, unsur-unsur dakwah yaitu,

da’i, mad’u, materi dan media harus dikelola dengan baik agar dalam proses

penyampaian dakwah dapat mengena sasaran. Media sebagai alat

tarnsformasi informasi sangat penting sebagai pembawa pesan dakwah.

Media yang banyak digunakan antara lain; lembaga-lembaga pendidikan

formal, lingkungan keluarga, organisasi-organisasi Islam, hari-hari besar

Islam, media massa, seni budaya. 18

Media massa yang banyak dipunyai oleh kalangan masyarakat saat

ini adalah televisi. Televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem

komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang

dipancarkan secara cepat, berurutan, dan diiringi unsur audio.19 Sedangkan

massa adalah kumpulan orang banyak, ratusan, ribuan atau jutaan yang

berkumpul untuk sementara karena ada kepentingan sementara.20

Untuk melihat pengertian komunikasi massa, terlebih dahulu

dijelaskan pengertian komunikasi itu sendiri. Istilah komunikasi dalam

17 Agus Toha Kuswata dan Uu Kuswara Suryakusumah, Komunikasi Islam dari Zaman ke

Zaman, Jakarta: Arikha Media Cipta, 1990, hlm. 60. 18 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1883, hlm.

168. 19 Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Sekenario Televisi dan Video, Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia, 1993, hlm. 1. 20 Mubarok, op. cit., hlm. 151.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

13

bahasa Inggris Communication sesungguhnya berasal dari bahasa Latin

Communicatio yang bersumber dari kata Communis dengan arti sama. Kata

sama yang dimaksud disini ialah kesamaan makna. Menurut Hovland

komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (Communication is

the process to modify the behaviour of other individuals).21 Sedangkan

menurut Harold Lasswell menjelaskan komunikasi ialah menjawab

pertanyaan: Who Says What in Which Channel to Whom With What Effect ?

Disini Lasswel menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur jawaban

dari pertanyaan tersebut, yakni : Komunikator (Commnucatio, source,

sender), Pesan ( Message), Media (Channel), Komunikan (Communican,

communicate, receiver, recepeint), Effek (Effect, impact, influence). Jadi

menurut Lasswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek

tertentu.22

Secara etimologi seperti telah digambarkan di atas, bahwa asal

usul kata komunikasi dari kata communis. Tetapi istilah komunis yaitu

mempunyai arti sama, dimana komunikasi berjalan dengan lancar, jika

orang-orang yang terlibat dalam proses mendapatkan makna atau

pemahaman yang sama. Secara terminologis, pengertian komunikasi dapat

dirumuskan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan oleh seorang

kepada orang lain. Jadi komunikasi massa adalah komunikasi melalui media

21 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993,

hlm. 3. 22 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan praktek, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1992, hlm. 10.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

14

massa, karena ia merupakan singkatan komunikasi media massa (mass

media communication). Komunikasi massa dapat melalui beberapa media,

seperti: surat kabar, majalah, radio, televisi atau film.

Komunikasi melalui media massa televisi ialah proses komunikasi

antar komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu

televisi. Menurut Severin dan Tankard, Jr..komunikasi massa itu adalah

ketrampilan, seni, dan ilmu, dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa

komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa

dibanding dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa

mempunyai cirri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya.

Cirri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Komunikasi massa berlangsung satu arah.

b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga.

c. Pesan dari komunikasi massa bersifat umum.

d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

e. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.23

Adapun unsur dakwah yang tidak kalah penting yaitu juru dakwah

(da’i). K.H. Abdullah Gymnastiar sebagai subyek dakwah (da’i)

merumuskan sebuah konsep manajemen qalbu, manajemen qalbu sebuah

konsep praktis yang di kemukakan oleh KH. Abdullah Gymnastiar. Ia

menemukan konsep ini setelah melewati proses kontemplasi dan perenungan

yang dalam. Konsep manajemen qalbu ini digali bukan dari luar dirinya

23 Ibid., hlm. 25.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

15

sendiri, melainkan juga dari kedalaman dirinya. Proses introspeksi diri yang

dilakukan baik bersama seluruh keluarga, santri, dan para sahabatnya

maupun dengan dirinya, membuahkan sebuah konsep praktis yaitu

manajemen qolbu.24 Inti dari konsep manajemen qalbu itu sendiri adalah

memahami diri dan kemudian kita mau dan mampu mengendalikan diri kita

setelah kita memahami benar siapa diri kita sebenarnya.25

Manajemen qolbu berasal dari dua buah suku kata, yaitu

“manajemen” dan “qolbu”. Kata “manajemen” secara sederhana berarti

pengelolaan.26 Sungguh sekecil apapun potensi yang ada bila dengan

pengelolaan yang tepat akan dapat terbaca, tergali, tertata dan berkembang

dengan hasil yang optimal.

Dalam bahasa Arab al-qalbu diucapakan untuk menyebut jantung,

bukan hati, sedang untuk hati disebut al-kabid. Dalam bahasa Indonesia,

yang disebut dengan qalbu adalah hati baik arti maknawi maupun fisik

(liver). Secara lughawi, qalbu artinya bolak kalik. 27

Dalam melakukan dakwah atau komunikasi diharapkan pesan

yang disampaikan mudah dan dapat diterima oleh pemirsa/mad’u. Karena

itu pesan dakwah/komunikasi lewat media televisi itu bersifat “transitory”,

maka :

1) Isi pesan dakwah yang akan disampaikannya, harus singkat dan jelas.

24 Hernowo dan M.Deden Ridwan, (editor), op.cit .,hlm.25. 25 Ibid., hlm. 226. 26 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, hlm.553. 27 Mubarok, op. cit., hlm. 65.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

16

2) Cara penyampaian kata perkata, harus benar.

3) Intonasi suara dan artikulasi harus tepat dan baik.28

Sementara itu, Effendy (1986) seperti dikutip Alo Liliweri,

mengemukakan :

“Bahwa kita sangat memerlukan strategi dan perencanaan komunikasi untuk mengidentifikasi isi pesan. Di dalamnya kita harus menentukan jenis pesan apa yang disampaikan. Ini bisa menerapkan informasi message ( pesan yang mengandung informasi), instructional message (pesan yang mengandung perintah), motivational message (pesan yang berusaha mendorong)”.29

Kesemuanya itu tentu saja menekankan unsure isi pesan yang

komunikatif, agar pemirsa/mad’u dapat mengerti secara tepat tanpa harus

menyimpang dari pemberitaan yang sebenarnya (interpretasi berbeda).

Tetapi yang paling penting dalam berkomunikasi maupun berdakwah secara

khusus adalah bagaimana caranya agar isi pesan yang disampaikan

komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan.

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Jenis dan Pendekatan

Dalam penelitian ini jenis penelitian adalah penelitian kualitatif.

Kualitatif yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan bila

berhadapan dengan kenyataan ganda, metode yang menyajikan secara

langsung hakekat hubungan antara penelitian dan responden lebih peka

28 Wawan Kuswandi, op. cit., hlm. 18. 29 Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, Bandung: PT. Citra Aditnya Bakti, 1991, hlm.

20.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

17

dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan penjamaan pengaruh

bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.30

Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan komunikasi pada analisis teks, yaitu merupakan

pendekatan yang digunakan untuk menejelaskan dan

menginterpretasikan karakteristik-karakteristik pesan yang terekam

atau tervisualisasikan. Seperti media massa televisi dimana pesan yang

akan disampakan secara singkat dan jelas, cara penyampaian kata

perkata, harus benar dan intonasi suara dan aktivitas harus tepat dan

baik.

Untuk mendapatkan teks visual tersebut peneliti mengacu pada

pendapat Mc. Laughin (1984), “dimana peneliti yang mengontruksikan

contoh sebuah percakapan persiapan yang akan dilakukan oleh pemain

sandiwara atau teater”31. Dalam penelitian ini penulis mengontruksikan

isi pesan dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar yang ada pada VCD vol I

dan II tahun 2002 menjadi paragraf-paragraf agar memudahkan dalam

analisis sesuai kategori yang peneliti tentukan.

1.6.2.Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data utamanya (primer) adalah VCD

Vol. I dan II yang pernah ditayangkan di SCTV tahun 2002. Terdiri

dari; membangun jati diri, dan indahnya kasih sayang.

30 Lexsy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2001, hlm.

39. 31 Asep Saeful Muhtadi, op. cit., hlm. 117.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

18

Data sekunder dari internet www.sctv.co.id/chat, dan buku-buku

yang mendukung penelitian ini.

1.6.3. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda, dan sebagainya.32 Data dalam penelitian diambil dari

rangkuman data dokumen/ teks dakwah KH. Abdullah Gymnastiar

lewat VCD.

1.6.4. Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang berupa dokumen dikumpulkan,

kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Indeksikalitas,

yaitu”…analisis yang mendasarkan pada pencarian makna dari kata-

kata dalam teks atau dapat dikatakan sebagai pemaknaan secara

definitive. Indeksikalitas menurut Muhadjir adalah keterkaitan makna

kata, perilaku dan lainnya pada konteksnya.33

Menurut Enung Asmaya, dakwah Aa Gym mengandung tiga

kategori dimana materi-materi tersebut memuat: Pertama, untuk

kesalehan individual kriterianya adalah materi yang berisi ketaatan

seorang hamba kepada Tuhannya dalam melaksanakan lima rukun

Islam, dan enam keyakinan pada rukun iman, seperti menghidupkan

32 Ibid, hlm. 234. 33 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi III, Yogyakarta: Rakesarasin,

1998, hlm. 49.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

19

shalat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa, dan haji. Kedua,

kesalehan sosial yakni format hubungan seorang makhluk dengan

makhluk lain, seperti wirausaha, pendidikan, kepemimpinan, dan

sedekah (membantu orang lain). Ketiga, manajemen qalbu (MQ)

hubungannya dengan pekerjaan hati, seperti mengatur niat, sabar,

ikhlas, jujur, lemah-lembut syukur nikmat, berperasangka baik, dan

sebagainya.34 Ketiga landasan tersebut yang digunakan sebagai batasan

penulis untuk menganalisis pesan-pesan dakwah Aa Gym dalam acara

indahnya kebersamaan vol I dan II di SCTV tahun 2002.

1.7. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu

sebagai berikut;

Bab I terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, penelusuran pustaka, kerangka teori, metodologi

penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II berisi kajian tentang dakwah, yang meliputi, pengertian

dakwah, dasar hukum dakwah, tujuan dakwah, media dakwah; kajian

tentang televisi yang terdiri dari, televisi dan fungsinya sebagai media

dakwah; kajian manajemen qalbu.

Bab III yang berisi tentang, biografi KH Abdullah Gymnastiar,

strategi dakwah Aa Gym, latar belakang dakwah Indahnya Kebersamaan, isi

34 Enung Asmaya, op. cit., hlm. 121-122.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

20

pesan dakwah KH. Abdullah Gymnastiar dalam acara indahnya

kebersamaan di SCTV vol I dan II tahun 2002.

Bab IV analisis pesan dakwah KH. Abdullah Gymnastiar.

Bab V berisi, kesimpulan, saran dan penutup.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

21

BAB II

DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI

DAN MANAJEMEN QOLBU

2.1. Kajian Tentang Dakwah

2.1.1. Pengertian Dakwah

Secara etimologi kata dakwah sebagai bentuk masdar dari kata

(fill madzi) د عاdanيد عو )fiil mudharai) yang artinya adalah

memanggil (to call), mengajak (to summer), menyeru (to propo),

mendorong (to urge) dan memohon (to pray).

Dakwah dalam pengertian tersebut dapat dijumpai dalam ayat-

ayat al-Qur’an antara lain surat Ar-Rum, 30: 25, dan Al-Baqarah, 2

221), yaitu:

.ثم إذا دعاآم دعوة من الأرض إذا أنتم تخرجون

Artinya : Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekalian dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur). (QS: Ar-Rum: 25). 35

..و إلى الجنة والمغفرة بإذنهأولئك يدعون إلى النار والله يدع

Artinya : Mereka (orang-orang musyrik) itu mendorong kamu ke

neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya

35 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Surabaya: Mahkota, 1989, hlm. 664.

21

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

22

(perintah-perintahnya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS: Al-Baqarah: 25). 36

Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajaran tersebut

disebut da’i (isim fail) artinya orang yang menyeru. Tetapi karena

proses memanggil atau menyeru tersebut juga merupakan suatu proses

penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan tertentu maka pelakunya

dikenal juga dengan istilah mubaligh.

Dengan demikian secara terminologi pengertian dakwah dan

tabligh itu merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan

tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain

memenuhi ajakan tersebut.37

Secara terminologi, banyak pendapat tentang definisi dakwah,

antara lain:

Menurut M. Arifin, dakwah mengandung pengertian sebagai

suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku

dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam

usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun

kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian,

kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama

sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya

unsur-unsur paksaan.38

36 Ibid., hlm. 54. 37 Siti Muriah, op. cit., hlm. 1-2 38 M. Arifin, Psikologi Dakwah, Bandung: Bulan Bintang, 1996, hlm. 17

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

23

Menurut Amrullah Ahmad, dakwah Islam ialah aktualisasi

imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan

manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan

secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan

bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio

cultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam

semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.39

Menurut Asmuni Syukir, istilah dakwah itu dapat diartikan dari

dua segi atau dua sudut pandang yakni dakwah yang bersifat

pembinaan dan yang bersifat pengembangan. Adapun dakwah yang

bersifat pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan

dan menyempurnakan ummat manusia agar mereka tetap beriman

kepada Allah, dengan menjalankan syari’at-Nya sehingga mereka

menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia maupun di akhirat.

Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat pengembangan adalah

usaha mengajak manusia yang belum beriman kepada Allah agar

mentaati syari’at Islam (memeluk agama Islam) supaya nanti hidup

bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.40

Endang S. Ashari, membagi pengertian dakwah menjadi 2

(dua), yaitu: dakwah dalam pengertian terbatas ialah menyampaikan

Islam kepada manusia secara lisan, tulisan ataupun lukisan. Sedangkan

dalam pengertian luas berarti penjabaran, penterjemahan dan

39 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: LPP2M, 1985, hlm. 2.

40 Asmuni Syukir, op. cit., hlm. 17.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

24

pelaksanaan Islam dalam perikehidupan dan penghidupan manusia

termasuk di dalamnya politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu

pengetahuan, kesenian, kekeluargaan dan sebagainya.41

Dari berbagai definisi tersebut meskipun nampak perbedaan

dalam perumusan, namun esensinya dapat dipadukan dalam

kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

1. Dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha atau

aktivitas yang dilakukan dengan sadar, sengaja dan berencana guna

mempengaruhi pihak lain agar timbul dalam dirinya suatu

pengertian, kesadaran sikap penghayatan serta pengamalan ajaran

agama tanpa adanya unsur paksaan.

2. Dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup yang diridlai Allah SWT.

3. Lapangan dakwah sangat luas yaitu meliputi semua aktivitas

manusia secara totalitas baik sebagai individu, sebagai abdi Tuhan,

sebagai anggota masyarakat bahkan sebagai warga alam semesta.

2.1.2. Hukum Dakwah dan Tujuan Dakwah

Dakwah sebagai upaya merealisasikan ajaran Islam dalam

tatanan kehidupan ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh

umat Islam. Pemahaman kewajiban pelaksanaan dakwah adalah

berangkat dari landasan normatif yakni al-Qur’an dan al-Hadits secara

umum.

41 Endang S. Ashari dalam Siti Muriah, op., cit, hlm. 7.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

25

Dasar normatif yang bersumber dari al-Qur’an adalah

sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl; 125 dan al-

Imran; 104:

دع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي ا

.علم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدينأحسن إن ربك هو أ

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan jalan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl: 125). 42

ولتكن من آم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن

. لمنكر وأولئك هم المفلحونا

Artinya: “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104). 43

Adapun dasar normatif yang bersumber dari al-Hadits adalah

sebagaimana sabda Nabi Saw, yang artinya :

من را ى منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطع فبلسنه فان لم يستطع

.وذ لك اضعف اال يما ن .فبقلبه

42 Ibid., hlm. 93. 43 Ibid., hlm. 421.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

26

Artinya: “Barang siapa yang melihat kemungkaran diantara kamu, maka rubahlah kemungkaran itu dengan tanganmu, apabila tidak mampu maka dengan lisanmu, apabila tidak mampu maka dengan batinmu, yang demikian itu adalah selema-lemahnya iman. (H.R. Muslim). 44

Dari ayat al-Qur’an dan Hadits di atas memberikan pemahaman

bahwa berdakwah adalah hukumnya wajib bagi seorang muslim. Kata

ud’u yang diterjemahkan dengan seruan, ajakan adalah fiil amar yang

menurut kaidah ushul fiqh setiap fiil amar adalah perintah dan setiap

perintah adalah wajib dan harus dilaksanakan selama tidak ada dalil

lain yang memalingkannya dari kewajiban itu kepada sunnah atau

hukum lain. Jadi pelaksanaan dakwah adalah wajib hukumnya karena

ada dalil-dalil lain yang memalingkannya dari kewajiban itu, dan hal

ini disepakati oleh para ulama. Hanya saja terdapat perbedaan

pendapat para ulama tentang status kewajiban itu apakah wajib ain

(fardlu ain) atau wajib kifayah (fardlu kifayah).

Pendapat ulama pertama mengatakan bahwa berdakwah itu

hukumnya wajib ain (fardu ain), maksudnya setiap Islam yang sudah

dewasa, kaya miskin, pandai bodoh, semuanya tanpa kecuali wajib

melaksanakan dakwah.

Adapun pendapat kedua menyatakan bahwa berdakwah itu

hukumnya tidak fardlu ain melainkan fardlu kifayah. Artinya apabila

44 Syayid Ahmad Al Hasyi, Syarah Muhtaruul Ahaadits, Bandung: Sinar Baru, 1993,

hlm. 863.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

27

dakwah sudah disampaikan oleh sekelompok/ sebagian orang, maka

jatuhlah kewajiban dakwah itu dari kewajiban seluruh kaum muslimin,

sebab sudah ada yang melaksanakan walaupun oleh sebagian orang.45

Dalam membicarakan tujuan dakwah dalam hal ini ada

beberapa pendapat diantaranya:

Zainuddin MZ menyebutkan dakwah adalah usaha atau

kegiatan yang bertujuan. Suatu kegiatan tidak akan bermakna jika

tanpa arah tujuan yang jelas. Tujuan dakwah Islam tidak lain adalah

mengubah pandangan hidup seseorang, dari perubahan pandangan

hidup ini akan berubah pula pada pikiran dan pola sikap.46

Menurut M. Arifin, bahwa tujuan dakwah adalah usaha

mempengaruhi orang lain secara individual maupun secara kelompok

agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap

penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai massege

yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur

paksaan.47

Adapun menurut M. Aminuddin Sanwar , tujuan dakwah

adalah menyiarkan agama Islam agar diterima dan dipeluk oleh umat

manusia dengan kemauan dan kesadaran hatinya, bukan dengan

paksaan dan ikut-ikutan saja.48

45 Aminuddin Sanwar, op. cit., hlm. 34 –35. 46 Zainuddin MZ dalam Mahfudh Syamsul Hadi MR, Muaddib Aminan AR, dan Cholil

Umam (editor), K.H. Zainuddin MZ Figur Da’I Berjuta Umat, Surabaya: CV. Kurnia, 1994, hlm. 120.

47 Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Penghantar Studi,Jakarta: Bumi Aksara, 2000, hlm. 6. 48 Aminuddin Sanwar, op. cit., hlm. 38.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

28

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anfal: 24:

ياأيها الذين ءامنوا استجيبوا لله وللرسول إذا دعاآم لما يحييكم

.واعلموا أن الله يحول بين المرء وقلبه وأنه إليه تحشرون

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, perkenankanlah seruan dari Allah dan seruan dari Rasul, apabila dia telah menyeru kamu kepada apa yang telah menghidupkan kamu ?dan ketahulilah bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan (QS. Al-Anfal : 24). 49

Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan

bahwa tujuan dakwah adalah mengajak seluruh umat manusia baik

orang musyrik, Yahudi, Kristen dan juga Islam supaya timbul pada

dirinya sikap serta kesadaran ajaran agama tanpa adanya unsur paksaan

pada dirinya, sehingga mau menerima Islam sebagai petunjuk kepada

jalan yang lurus (agama) dengan rasa yakin dan tidak ikut-ikutan.

2.1.3. Unsur-unsur Dakwah

Yang dimaksud unsur-unsur dakwah Islam di sini adalah

keseluruhan aspek yang terkait langsung daklam proses dakwah Islam.

Dalam pembahasan skripsi ini, unsur dakwah meliputi : subyek, obyek,

materi, metode dan media dakwah.

2.1.3.1. Subyek dakwah

Dalam tinjauan terminologis bahwa dakwah menyeru

atau mengajak umat manusia baik perorangan ataupun

49 Depag RI, op. cit., hlm. 264.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

29

kelompok kepada agama Islam. Dari pengertian tersebut di

atas, maka dapat diambil kata da’i sebagai subyek dakwah itu

sendiri.

Menurut Toto Tasmara menyebutkan ada 2 (dua) yang

bertugas sebagai da’i/ mubaligh yaitu:

1) Secara umum: adalah setiap muslim/ muslimat yang

mukallaf (dewasa) – dimana bagi mereka kewajiban

dakwah merupakan suatu yang melekat tidak terpisahkan

dari missionya sebagai penganut Islam.

2) Secara khusus: adalah mereka yang mengambil keahlian

khusus (mutakhasis) dalam bidang agama Islam, yang

dikenal dengan panggilan Ulama.50

Aminuddin Sanwar memberi makna da’i dalam tiga

kategori, yaitu :

1) Da’i atau subyek dakwah adalah pelaksana daripada

kegiatan dakwah, baik secara propaganda/ individu maupun

secara bersama secara terorganisasikan.

2) Da’i atau juru dakwah setiap muslim laki-laki dan wanita

yang baligh dan berakal, baik ulama maupun bukan ulama,

karena kewajiban berdakwah adalah kewajiban yang

dibebankan kepada mereka seluruhnya.

50 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, hlm. 41.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

30

3) Da’i atau juru dakwah adalah pembantu dan penerus

dakwah para rasul yang mengajak umat manusia kepada

jalan Allah, karena tugas dakwah pada asalnya adalah tugas

para Rasul.51

Jadi subyek dakwah/ da'i adalah seorang atau kelompok

yang melakukan dakwah islamiyah, yang mengajak kepada

seluruh umat manusia menuju jalan yang yang dirilohi Allah

Swt, agar mendapat kebagaiaan dunia dan akhirat.

2.1.3.2.Obyek Dakwah

Yang dimaksud obyek dakwah adalah manusia yang

menjadi audiens yang akan diajak ke dalam Islam secara

kaffah. Mereka bersifat heterogen, baik dari sudut idiologi,

atheis, animis, musyrik, munafik, bahkan ada juga yang

muslim, tetapi fasik atau penyandang dosa atau maksiat. Dari

sudut lain berbeda baik intelektualitas, setatus sosial,

kesehatan, pendidikan dan seterusnya ada atasan dan bawahan,

ada yang berpendidikan ada yang buta huruf, ada yang kaya

ada juga yang miskin, dan sebagainya.52

2.1.3.3.Materi Dakwah

Adapun materi dakwah secara garis besar, Aminuddin

Sanwar membaginya atas bidang aqidah dan bidang syari’ah.

51Aminudin Sanwar, op. cit., hlm. 40. 52 Siti Muriah, op. cit., hlm. 32.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

31

1) Bidang aqidah

Aqidah Islam sebagai sistem kepercayaan yang berpokok

pangkal atas kepercayaan dan keyakinan yang sunguh-

sunguh akan ke-Esaan Allah SWT.

2) Bidang Syari’ah

- Bidang ibadah

- Bidang al-Ahwalus sahsiyah

- Bidang hukum yang mengenai ekonomi

- Bidang hukum pidana

- Hukum ketatanegaraan.53

Menurut Enung Asmaya, materi dakwah terdapat 3

kategori:

1) Kategori Manajemen Qalbu (Akhlak)

Manajemen qalbu hubungannya dengan pekerjaan hati,

seperti mengatur niat, sabar, ikhlas, jujur, lemah-lembut

syukur nikmat, berperasangka baik, dan sebagainya.

2) Kategori Kesalehan Sosial

Kesalehan sosial yakni format hubungan seorang makhluk

dengan makhluk lain, seperti wirausaha, pendidikan,

kepemimpinan, dan sedekah (membantu orang lain).

53 Aminuddin Sanwar, op. cit., hlm. 75-76.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

32

3) Kesalehan Individual

Kesalehan individual kriterianya adalah materi yang berisi

ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya dalam

melaksanakan lima rukun Islam, dan enam keyakinan pada

rukun iman, seperti menghidupkan shalat, menunaikan

zakat, melaksanakan puasa, dan haji.54

2.1.3.4.Metode Dakwah

Dalam al-Qur’an banyak ayat yang mengungkap

masalah dakwah. Tetapi, dari sekian banyak ayat yang

memuat prinsip - prinsip itu ada satu ayat yang memuat

sandaran dasar dan fundamen pokok bagi metodologi

dakwah,55ayat dimaksud adalah firman Allah SWT. dalam

surat Ali An-Nahl: 125.

ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم

بالتي هي أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو

.أعلم بالمهتدين

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat-nasehat yang baik dan bertukar pikiranlah dengan cara yang lebih baik”, sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS: An-Nahl; 125). 56

54 Enung Asmaya, op.cit., hlm. 121-122. 55 Muhammad Husain Fadhullah, Metodologi Dakwah Dalam al-Qur’an (Pegangan Bagi

Para Aktivis). Jakarta : P.T. Lentera Basritama, 1997, hlm. 38 56 Depag RI, op. cit., hlm. 421.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

33

Ada berapa kerangka dasar tentang metode

dakwah yang terdapat dalam ayat di atas, antara lain

sebagai berikut:

1) Bi al Hikmah

Kata hikmah sering diartikan dengan istilah bijaksana,

yaitu suatu pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak

obyek dakwah mampu melaksanakan apa yang

didakwahkan, atas kemauannya sendiri, tidak merasa

ada paksaan, konflik maupun rasa tertekan.

2) Mauidzah al Hasanah

Mauidzah hasanah atau nasehat yang baik adalah

memberikan nasehat kepada orang lain dengan cara

yang baik berupa petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan

dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati,

agar nasehat tersebut dapat diterima, berkenan di hati,

enak didengar, menyentuh perasaan, lurus dipikiran,

menghidari sikap kasar dan boleh mencaci/ menyebut

kesalahan audience sehingga pihak obyek dengan rela

hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang

disampaikan oleh pihak dakwah.

3) Mujadalah

Mujadalah atau berdiskusi dengan cara yang baik

adalah berdiskusi dengan cara yang paling baik dan cara

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

34

berdiskusi yang ada. Mujadalah yang dimaksud di sini

adalah merupakan cara terakhir yang digunakan untuk

berdakwah, manakala kedua cara sebelumnya tidak

mampu. Lazimnya cara ini digunakan untuk orang-

orang yang taraf berfikirnya cukup maju, dan kritis

seperti ahl al kitab yang memang telah memiliki bekal

keagamaan dari para utusan sebelumnya.57

Menurut Asmuni Syukir, metode dakwah terbagi

menjadi:

1) Metode ceramah (rhetorika dakwah)

2) Metode tanya jawab

3) Debat (mujadalah)

4) Percakapan antar pribadi (bebas)

5) Metode demontrasi

6) Metode dakwah Rasullulah saw

7) Metode pendidikan agama

8) Mengunjungi rumah (silaturrahmi).58

2.1.3.5. Media Dakwah

Media dakwah segala sesuatu yang dipergunakan

sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah

ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang (material),

orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.

57 Siti Muriah, op. cit., hlm.38-49. 58 Asmuni Syukir, op. cit., hlm. 104.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

35

Dalam melaksanakan dakwah media yang sering

digunakan dan bertugas menyampaikan ajaran Islam

diantaranya adalah:

1) Lembaga-lembaga pendidikan formal

2) Lingkungan keluarga

3) Organisasi-organisasi Islam

4) Hari-hari besar Islam

5) Media massa

6) Seni budaya. 59

Yang dimaksud media dakwah adalah alat obyektif

yang menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan

umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi di

dalam totalitas dakwah, yang dapat digolongkan menjadi

lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan perbuatan atau

akhlak.60

2.2. Kajian Media Televisi

2.2.1 Televisi dan Fungsinya Sebagai Media Dakwah

Televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi

yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang

dipancarkan secara cepat, berurutan, dan diiringi unsur audio. Kata

televisi terdiri dari kata ”tele” yang berarti jarak dalam bahasa

59 Asmuni Syukir, op. cit., hlm. 168. 60 Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, Semarang: Fak. Dakwah IAIN, 1993, hlm. 157.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

36

Yunani dan kata “visi” yang berarti citra atau gambar dalam bahasa

Latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyiaran gambar

berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh.61

Televisi merupakan gabungan dari media dengan gambar

yang bisa bersifat informative, hiburan, pendidikan, atau bahkan

gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana

tertentu, yaitu pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa

kesengajaan untuk menyaksikannya. Penyampaian isi pesan

seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan.

Informasi yang disampaikan oleh televisi akan mudah dimengerti

karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.62

Untuk dapat lebih memahami tentang televisi, berikut secara

berturut-turut akan diuraikan :

2.2.1.1 Karakteristik media televisi

Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik

tertentu. Tidak ada satu media pun yang dapat

dipergunakan untuk memenuhi segala macam tujuan

komunikasi.

Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai

berikut:

61 Sutrisno, op. cit., hlm. 8

62 Wawan Kuswandi, op. cit., hlm. 8

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

37

1) Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat

menyentuh rangsangan pengelihatan dan pendengaran

manusia.

2) Dapat menghadirkan obyek yang amat kecil/ besar,

berbahaya atau yang langka.

3) Menyajikan pengalaman kepada penonton.

4) Dapat dikatakan meniadakan perbedaan jarak dan

waktu.

5) Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi dan

proses dengan baik.

6) Dapat mengkordinasikan pemanfaatan berbagai

media lain, seperti film, foto dan gambar dengan baik.

7) Dapat menyimpan berbagai data, informasi dan

serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke

berbagai tempat yang berjauhan.

8) Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.

Selain kelebihan tersebut, media televisi juga

mengandung kelemahan, yaitu sebagai berikut :

1) Layar pesawat penerima yang sempit tidak

memberikan keleluasaan penonton.

2) Bingkai cahaya dan rangsang kedip cahaya dapat

merusak atau menggangu pengelihatan penonton.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

38

3) Kualitas gambar yang dipancarkan lebih rendah

dibandingkan dengan visual yang diperoyeksikan

(film layar lebar).

Berdasakan karakteritik tersebut televisi menyandang

tiga fungsi yang batas-batasnya tidak dapat dijelaskan

secara tajam, yaitu sebagai wahana hiburan, penyebaran

informasi/ penerangan, dan pendidikan.63

2.2.1.2. Sejarah Televisi

Secara ringkas, sejarah televisi dapat dijelaskan

sebagai berikut: Pada tahun 1862 seorang Itali yang

bernama Abbe Casseli berhasil menemukan sistem

pengiriman gambar dengan listrik melalui kawat. Namun,

dasar-dasar scanning televisi mekanis (gerak berkas

elektron dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah pada saat

pengambilan gambar di dalam tabung kamera serta dalam

penyusunan kembali gambar di layar televisi) untuk

pengiriman gambar obyek bergerak bari ditemukan oleh

Paul Nipkow seorang Rusia yang hidup di Jerman pada

tahun 1884. Tiga belas tahun kemudian, tabung sinar katoda

mengalami penyempurnaan oleh Fernadinand Braun dari

Universitas Strasbrug sehingga tabung katoda disebut pula

sebagai tabung Braun.

63 Sutrisno, op. cit., hlm. 3-4

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

39

Pada tahun 1907 Profesor Baris Rosing dari Institut

Teknologi Patersbrug di Rusia berhasil menemukian dasar-

dasar scanning elektronik tabung sinar katoda untuk

merubah getaran elektronik menjadi visual. Selanjutnya,

selama hampir lebih dari seperempat abad berbagai pakar

berusaha menyempurnakan segi mekanis televisi. Baru pada

tahun 1939, Amerika Serikat memulai siaran televisi dalam

pembukaan pameran internasional di New York, 30 April

1939, Amerika Serikat memulai siaran televisi dengan lima

inchi tabung gambar. Hal ini terlaksana berkat bantuan

Zworykin dan paten dari Farnworth.64

Selama berlangsungnya perang dunia II, semua usaha

memperkenalkan televisi terhenti. Namun, kegiatan

penelitian di bidang lain, yaitu radar guna kepentingan

militer ditingkatkan. Kondisi ini justru membantu

mempercepat penyempurnaan televisi.

Setelah perang selesai, mulailah penyebaran televisi

secara besar-besaran ke seluruh dunia. Meskipun demikian

hingga tahun 1946 baru empat negara yang mempunyai

siaran televisi. Jumlah ini meningkat menjadi 18 negara

pada tahun 1953. Jadi, dapat dikatakan bahwa dari akhir

tahun 1940 – 1950 merupakan masa keemasan televisi.

64 Ibid., hlm. 4.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

40

Ketika itu semua program disiarkan secara langsung dari

studio.65

Dunia pertelevisian di Indonesia, merupakan dunia

baru bagi masyarakat Indonesia. Pertelevisian Indonesia

untuk hadir pertama kalinya pada tahun 1962. Saat itu TVRI

memulai siaran perdana, berupa siaran percobaan yang

menayangkan upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan

RI dari Istana Merdeka. Sepekan kemudian, baru diadakan

siaran resmi dan tetap. Persis tanggal 24 Agustus 1946

berupa penanyangan upacara pembukaan Asian Games IV

dari Stadion Senayan Jakarta.

Pada tanggal 20 Oktober 1963, lewat setahun dari

siaran pertama kehadiran TVRI diatur Keppres No. 215

tahun 1963 yang antara lain menetapkan statusnya sebagai

suatu Yayasan Televisi RI, disingkat TVRI. Baru pada awal

decade 90-an, di tenaga cepatnya pertumbunhan dan

perkembangan lembaga dan teknologi pertelevisian di

dunia, pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak

swasta untuk ikut serta secara aktif menyelenggarakan

penyiaran televisi. Melalui SK. Menteri Penerangan RI No.

III/90, mulailah diberikan kesempatan kepada pihak swasta

untuk menyelengarakan siaran televisi.

65 Sutrisno, op. cit., hlm. 4-5

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

41

2.2.1.3. Fungsi Televisi

Sebagai media komunikasi massa, televisi adalah sumber

informasi yang paling akrab di masyarakat, karena

kemampuan daya jangkauan, ketersediaan dan memiliki

potensi yang sangat besar dalam membentuk pendapat

khalayak (public opinion).

Adapun fungsi pokok media massa televisi pada dasarnya

adalah:

1) Informasi

Masyarakat mengharapkan dengan menonton televisi

akan diperoleh informasi yang bermanfaat dalam

berbagai keperluan (pendidikan, ilmu, bisnis, ekonomi

dan lain-lain).

2) Hiburan

Dengan menonton televisi pemirsa mengharapkan

diperoleh hiburan yang diperlukan sebagai salah satu

kebutuhan hidup.

3) Pendidikan

Dalam hal ini dakwah agama lewat televisi adalah

wujud nyata dari fungsi media televisi sebagai sarana

pendidikan. Di sisi lain, dengan makin canggihnya

televisi, hal ini merupakan peluang untuk memberikan

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

42

sarana lebih banyak kepada jenis tayangan pendidikan

dan dakwah.

Sedangkan tujuan televisi dalam komunikasi massa

media televisi, secara tegas memperlihatkan bahwa dalam

setiap pesan yang disampaikan televisi, tentu saja

mempunyai tujuan khlayak sasaran serta akan

mengakibatkan umpan balik, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Adapun tujuan akhir dari penyampaian

pesan media televisi adalah bisa menghibur, mendidik,

kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan

informasi.66

2.2.1.3. Dampak acara televisi

Media televisi sebagaimana media massa lainnya

berperan sebagai alat informasi, hiburan dan kontrol social.

Bersama dengan jalannya proses penyampaian isi pesan

media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan

diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa.

Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka macam.

Hal ini terjadi karena ketika pemahaman dan

kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi

berkaitan erat dengan status social ekonomi serta situasi

dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi. Dengan

66 Wawan Kuswandi, op. cit., hlm. 17

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

43

demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai acara suatu

yang penting untuk disajikan bagi permirsa, belum tentu

penting bagi khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu

tergantung dari situasi dan kondisi pemirsa dan lingkungan

sosialnya.

Berdasarkan hal itulah maka timbul pendapat pro

dan kontra terhadap dampak acara televisi (effek), yaitu :

1) Acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang

ada dalam masyarakat.

2) Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang

ada dalam masyarakat.

3) Acara televisi akan membentuk nilai-nilai sosial baru

dalam kehidupan masyarakat.

Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara

televisi terhadap pemirsa, yaitu :

1) Dampak kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau

pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang

ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi

pemirsa.

2) Dampak afektif, yaitu dampak peniruan dimana pemirsa

dihadapkan pada trendi actual yang ditayangkan

televisi.`

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

44

3) Dampak behavioural yaitu dampak perilaku dimana

terjadi proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang

telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam

kehidupan pemirsa sehari-hari.67

2.2.1.4. Dakwah melalui media televisi

Media televisi adalah media audio-visual yang

disebut juga media dengan pandangan atau sambil

didengar. Di banding dengan siaran radio, penanganan

produksi dan penyiaran media televisi jauh lebih rumit dan

kompleks dan biaya produksinya pun jauh lebih besar.

Dilihat dari sisi dakwah, media televisi jauh lebih

efektif daripada media massa lainnya. Selain itu, dakwah di

televisi memiliki relevansi sosiologis, mengingat mayoritas

masyarakat kita beragama Islam. Secara ekonomis, dakwah

di televisi punya pangsa pasar yang potensial. 68

Televisi sejak awal kehadirannya ikut serta dalam

dakwah, ini tidak bisa dibantah. Namun permasalahannya

terletak seberapa jauh televisi kita sudah melaksanakan

fungsi dakwah. Ceramah acara bernuansa Islam di hari-hari

besar Islam, khususnya di bulan Ramadhan, termasuk

sebagian tayangan sinetron, cukup marak terjadi di televisi.

67 Ibid., hlm 99-100. 68 Asep S. Muhtadi, Sri Handajani (editor), Dakwah Kontemporer (Pola Alternatif

Dakwah Melalui Televisi), Bandung: Pusdai Press, 2000, hlm. 87.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

45

Itu terbukti bahwa televisi memberikan kontribusi terhadap

kegiatan dakwah Islam.69

Kehadiran dakwah di televisi, sudah berhasil

membentuk komunitas dakwahnya sendiri. Secara hipotesis

(tafsiran dan fakta), ada tiga kategori komunitas dakwah

dalam televisi.

1) Ritualized viewers yaitu para pemirsa yang sepenuhnya

tertarik dengan apa saja yang bercorak Islam. Dakwah di

televisi merupakan bagian dari sumber rujukan mereka

dalam memahami Islam, selain diperoleh dari pengajian

atau buku-buku keagamaan.

2) Instrumen viewers yaitu komunikasi dakwah cair

(encer) yang sedikit tertarik dengan apa saja yang

bercorak Islam. Dakwah di televisi bagi mereka, bukan

kebutuhan utama. Mereka tidak punya kepentingan pada

upaya penguatan nilai dan identitas kultur Islam.

3) Reactionary viewers yaitu komunitas dakwah yang di

dalamnya bukan saja Islam, tapi termasuk juga agama

lain. Mereka menonton televisi, bukan lantaran ibadah,

tetapi lebih didasarkan pada kebutuhan personal mereka

69 Ibid., hlm. 88

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

46

akan pentingnya moralitas, informasi dan sajian hiburan

yang sehat.70

Di lihat dari volume program dakwah, proporsi acara

dakwah di televisi, jauh lebih kecil dibandingkan acara

informasi dan hiburan, termasuk iklan. Dari segi materi

dakwah, para produsen televisi masih lebih mementingkan

siapa orangnya, bukan apa isinya.

Dilihat dari segi politis, informasi dakwah adalah

suplemen komponen kecil dari politik penyiaran televisi. Ia

bukanlah sebuah target, ingin membentuk masyarakat

religius misalnya, tetapi sekedar asesoris untuk bisa

mengklaim bahwa televisi mempunyai komitmen

keagamaan. Di balik semua kepentingan atau politik

penyiaran, muaranya adalah bisnis. Implikasinya, informasi

apapun termasuk dakwah, haruslah menjadi sebuah

komuditas dari sebuah produk yang layak jual.

Untuk mengoptimalkan dakwah di televisi, ada dua

pendekatan yang bisa diambil:

1) Pendekatan praktis pragmatis

Pendekatan ini dengan cara membangun basis-basis

umat lewat pendidikan dan ketrampilan profesional

media seperti menyisipkan penulis naskah untuk

70 Ibid., hlm. 88-89.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

47

kegiatan dakwah, merintis dan mencari produsen-

produsen yang punya komitmen untuk pengembangan

dakwah Islam dan membentuk biro dan agen-agen

periklanan yang bersedia mendukung acara-acara

dakwah.

2) Pedekatan bersifat idealistik

Dengan cara pendekatan idealistik perlu dirintisnya

pendirian televisi dakwah. Pada pendekatan kedua ini,

politik penyiaran haruslah bermotif dakwah. Jadi semua

format acara baik informasi, hiburan dan pendidikan

punya target membentuk masyarakat bermoral religius.

Target keuntungan bisnis bukanlah tujuan utama, tapi

pelengkap dan sarana agar missi dakwah tercapai.71

2.3. Kajian Tentang Manajemen Qalbu

Manajemen Qalbu terdiri dari dua kata, manajemen dan qalbu

(Qolb). Manajemen (to manage) merupakan pengaturan yang dilakukan

melalui proses berdasarkan urutan fungsi-fungsinya untuk mewujudkan

tujuan yang diinginkannya.72 Kata “manajemen” secara sederhana berarti

pengelolaan.73

71 Ibid., hlm. 127 72 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi

Aksara, 2001, cet ke-1, hlm. 1. 73 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, hlm.553.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

48

Jika manajemen diartikan mengatur, maka dalam konteks

perusahaan itu terkait dengan pengaturan semua unsur-unsur yang terdiri

dari man, money, methods, materials, machines, market, dan juga semua

aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen tersebut.

Semuanya bertujuan agar lebih berdaya guna, terintegrasi dan

terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.

Sedangkan pengertian manajemen menurut G.R. Terry, seperti

dikutip Enung Asmaya, mendifinisikan :

“Manajemen is a distinct process consisting of planning organizing

actuating and controlling performed to determine and accomplish stated

objectives by the use of human being and other resources, (Manajemen

adalah proses yang khas yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber lainnya).74

Sungguh sekecil apapun potensi yang ada bila dengan

pengelolaan yang tepat akan dapat terbaca, tergali, tertata dan berkembang

dengan hasil yang optimal.

Sementara qalbu dalam bahasa Arab, para ahli berbeda pendapat

dalam menentukan maknanya. Sebagian ada yang mengasumsikan sebagai

materi organik, sedangkan sebagian yang lain menyebutnya sebagai

system kognisi (kemauan) yang berdaya emosi.

74 G.R. Terry dalam Enung Asmaya, op. cit., hlm. 112.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

49

Dalam bahasa Arab al-qalbu diucapakan untuk menyebut jantung,

bukan hati, sedang untuk hati disebut al-kabid. Dalam bahasa Indonesia,

yang disebut dengan qalbu adalah hati baik arti maknawi maupun fisik

(liver). Secara lughawi, qalbu artinya bolak kalik. 75

Al-Quran menggunakan term qalb dan fu’ad untuk menyebut hati

manusia, seperti yang disebutkan dalam QS Al-Isra [17]: 36 dan QS Al-

Syu’ara [26]: 89. Al-Quran juga menggunakan kata shadar yang berarti

dada atau depan untuk menyebut suasana hati dan jiwa sebagai satu

kesatuan psikologis, sebagaimana terdapat dalam QS Al-Insyriah [49]: 10.

Al-Ghazali secara tegas melihat qalbu dari dua aspek. Yaitu qalbu

jasmani dan qalbu ruhani. Qalbu jasmani adalah daging sanubari yang

berbentuk seperti jantung pisang yang terletak di dalam dada sebelah kiri.

Sedangkan qalbu ruhani adalah sesuatu yang bersifat halus dan bersifat

ruhani serta ketuhanan.76

Jadi manajemen qalbu adalah suatu proses perencanaan,

pengarahan dan pengendalian qalbu (hati) yang bertujuan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia, sehingga manusia tidak sekedar

mengenal lingkungan melainkan juga mampu mengenal lingkungan

spiritual ketuhanan, dan nilai kehidupan keagamaannya.

75 Mubarok, op. cit., hlm. 65. 76 Al-Ghazali dalam Enung Asmaya, op. cit., hlm. 113.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

50

BAB III

BIOGRAFI DAN PESAN DAKWAH K.H. ABDULLAH

GYMNASTIAR DALAM ACARA INDAHNYA

KEBERSAMAAN DI SCTV VOL I DAN II TAHUN 2002

3.1 Biografi K.H. Abdullah Gymnastiar

KH. Abdullah Gymnastiar lahir di Bandung, pada 29 Januari 1962

silam. Dia adalah putra tertua dari empat bersaudara pasangan Letnan Kolonel

(Letkol) H. Engkus Kuswara dan Ny. Hj. Yeti Rohayati. Saudara kandung

lainnya adalah Abdurrahman Yuri, Agung Gunmartin, dan Fatimah Genstreed.

Aa Gym lahir dari sebuah keluarga yang dikenal religius dan disiplin.

Meskipun religius, metode pendidikan agama yang ditanamkan orangtuanya

dalam keluarga sebenarnya seprti yang diterapkan keluarga lain pada

umumnya. Akan tetapi, disiplin ketat namun demokratis telah menjadi bagian

tak terpisahkan dari pola hidupnya sejak kecil. Maklum terutama berkaitan

dengan kedisiplinan, ayahnya adalah seorang perwira angkatan darat.

Sebagai putra seorang tentara, dia bahkan pernah diamanahkan

menjadi Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) Akademi Teknik Jenderal

Ahmad Yani, Bandung.

Pada masa-masa mudanya, selain menuntut ilmu dan aktif

berorganisasi, Aa Gym juga memiliki kegemaran berdagang. Karena sebagian

besar jamaahnya adalah kawula muda, akhirnya pimpinan Pesantren Daarut

Tauhiid ini memperoleh sebutan Aa Gym (Aa dalam bahasa Sunda berarti

50

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

51

“Kakak”). Dari pernikahannya dengan Ninih Muthmainnah Muhsin cucu K.H.

Mohamad Tasdiq (Pengasuh Pesantren Kalangsari, Cijulang, Ciamis Selatan),

Allah kini mengaruniakan tujuh orang anak, yakni Ghaida Tsuraya,

Muhammad Ghazi Al-Ghifari, Gina Raudhlatul Jannah, Ghitsa Zahira Shofa,

Ghefira Nur Fatimah, Ghaza Muhammad Al-Ghazali, dan Gheriya Rahima.77

Latar belakang pendidikan formal Aa Gym, apabila dikaitkan dengan

posisinya sekarang, tampaknya cukup unik. Diawali di SD Sukarasa III

Bandung, SMP 12 Bandung, SMA 5 Bandung, kemudian dilanjutkan kuliah

selama setahun di Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Unpad.

Terakhir, di Akademik Teknik Jenderal Ahmad Yani (kini Universitas Ahmad

Yani-Unjani) hingga sarjana muda. Sejak 1990, Aa Gym diamanhkan oleh

jamaahnya sebagai Ketua Yayasan Daarut Tauhiid, Bandung. Dari sinilah

terlihat bahwa secara formal, sosok Aa Gym sebenarnya tidak dibesarkan atau

didik di lingkungan yang ketat-terutama pesantren dalam pengertian

tradisional.

Dalam kaitan ini, Aa Gym mengakui ada hal-hal yang “tidak bisa”

dalam perjalanan hidupnya. “Secara syariati, memang sulit diukur bagaimana

saya bisa menjadi seperti sekarang ini,”78 ujarnya. Akan tetapi, lanjutnya, dia

merasakan sendiri bagaimana Allah seolah-olah telah mempersiapkan dirinya

untuk menjadi pejuang dijalan-Nya. Dengan hati-hati dan tawadhu, dia

menuturkan pencarian jati dirinya yang diawali beberapa peristiwa “aneh”,

yang mungkin hanya bisa disimak lewat pendekatan imani. Untuk lebih

77 Bambang Trim (editor), Aa Gym Apa Adanya, Bandung: PT. Mutiara Qolbun Salim, 2003, hlm. 51.

78 Ibid., hlm. 53.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

52

jelasnya, seperti dikutip harian Pikiran Rakyat-secara agak panjang

pengalaman spiritualnya tersebut.

Bermula dari sebuah pengalaman langka: nyaris sekeluarga-ibu, adik, dan dirinya sendiri-pada suatu ketika dalam tidur mereka secara bergiliran bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw…. Sang ibu bermimpi mendapati Rasulullah sedang mencari cari seseorang…Pada malam lain, giliran salah seorang adiknya bermimpi Rasulullah Saw mendatangi rumah mereka. Ketika itu ayahnya langsung menyuruh Gymnastiar, “Gym, ayolah temani Rasul.” Ketika ditemui, ternyata Rasul menyuruh Gymnastiar untuk menyeru orang mendirikan shalat. Beberapa malam setelah itu, dia memimpikan hal yang sama. Dalam mimpinya, dia sempat ikut shalat berjamaah dengan Rasulullah dan keempat sahabat: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Saya berdiri disamping Sayidina Ali, sementara Rasulullah bertindak sebagai imam. Namun, sebelum mimpi ini, terlebih dahulu dia bermimpi didatangi seorang tua berjubah putih bersih yang kemudian mencuci mukanya dengan ekor bulu merak yang disaputi madu. Setelah itu, orang tua tersebut berkata bahwa, insya Allah, kelak dia akan menjadi orang yang mulia. Gymnastiar mengakui sulit melupakan mimpi yang terakhir ini”.79 Setelah peristiwa mimpi itu, Aa Gym merasa mengalami guncangan

batin. Rasa takutnya akan perbuatan dosa membuat dia berperilaku aneh di

mata orang lain. Misalnya, sering menangis apabila ada orang menyebut nama

Allah, atau hatinya jengkel bila waktu pagi tiba karena sedang asyik

bertahajud. Melihat tingkah-lakunya ini, orang tuanya sempat menyarankan

agar dirinya mengunjungi psikeater.80

Menurut Aa Gym, setelah melalui proses pencarian itu, dia bertemu

dengan empat orang ulama yang sangat memahami keadaannya. Seorang

ulama sepuh yang pertama kali ditemuinya mengatakan bahwa dia telah

dikaruniai tanazzul oleh Allah, yakni secara langsung dibukakan hati untuk

79 Harian Pikiran Rakyat, tentang Pengalaman Aa Gym Mimpi Bertemu Rasulullah,

Tanggal 13 Juli 1999, atau lihat Hernowo (editor), hlm. 23. 80 Ibid., hlm. 24.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

53

“mengenal”-Nya, tanpa melalui proses riyadhah. Sementara K.H. Khoer

Affandi, ulama tasawuf terkenal, pimpinan Pesantren Miftahul Huda,

Manonjaya, Tasikmalaya, yang ditemuinya atas saran ulama sepuh pertama

tersebut mengatakan bahwa dirinya dikaruniai ma’rifatullah. Dua ulama lain

juga mengatakan hal serupa. Keduanya adalah ayah dan kakek seorang wanita

yang kini menjadi pendamping hidupnya. Keempat ulama ini, bagi Aa Gym,

jasanya jelas tidak dapat dilupakan karena telah memberi les kepadanya tanpa

perlu nyantri bertahun-tahun.81

3.2 Strategi Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar

Aktivitas keislaman di Daarut Tauhiid terfokus pada kegiatan dakwah.

Kendati pengertian dakwah disini lebih bermakna pendidikan bukan dakwah

dalam pengertian konvensional. Pola dakwahnya meliputi ceramah umum

yang rutin diselenggarakan setiap Kamis petang, malam Jumat, dan Minggu

petang, yang disampaikan langsung oleh Aa Gym. Penyimaknya bukan hanya

santri Daarut Tauhiid, melainkan juga jamaah umum yang datang dari

berbagai pelosok yang jumlahnya bisa mencapai ribuan.

Dari beberapa gambaran aktivitas dakwah Aa Gym yang sedang dan

telah dilakukan, tampaknya ada dua strategi dakwah Aa Gym secara umum

yaitu pertama, membangun kekuatan ekonomi, dan kedua membangun

kekuatan akhlak. Orientasi pada perkembangan akhlak jelas disimbolkan oleh

konsepnya tentang Manajemen Qolbu, sedang aspek ekonomi ditandai dengan

81 Ibid., hlm. 23-24.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

54

pengembangan sejumlah unit usaha yang tergabung dalam koperasi induk

pesantren, mini market, BMT, juga yang lainnya.

Dalam hal ini Aa Gym menjelaskan bahwa ada empat kunci (strategi)

kesuksesan dakwah yang selama ini dilakukannya, yaitu:

Pertama, mampu memberi dan menjadi suri teladan (uswah hasanah)

dan membuat komunitas. Dalam hal suri teladan ini, Aa Gym dan istrinya

sering memberi contoh mulai dari hal-hal yang paling kecil, seperti menata

dan merapikan sandal dan sepatu di Masjid Daarut Tauhiid, mengambil

sampah sendiri sekalipun banyak santri di dekatnya.

Kedua, strategi ceramah lewat pelatihan dan pembinaan, pelatihan

supaya terbiasa, dan pembinaan supaya istikamah (teguh pendirian). Ini bisa

dilakukan melalui semua media mulia dari radio, televisi, media cetak, dan

lainnya.

Ketiga, adalah dengan membangun sistem kuat (kondusif). Yang

dimaksud Aa Gym adalah peraturan-peraturan perundang-undangan baik

berupa undang-undang maupun peraturan daerah yang dibuat oleh anggota

dewan yang memudahkan rakyat semakin dekat dengan Allah. Undang-

undang dibuat bukan berdasarkan suka atau tidak suka, tetapi dibuat

berdasarkan nilai-nilai keadilan dan nurani yang bersih.

Keempat adalah membangun kekuatan ruhiah di masyarakat. Salah satu

fasilitas yang dipakai adalah handphone yang dimanfaatkan untuk

meningkatkan ibadah. Upaya lain yang dilakukan oleh Aa Gym untuk

meningkatkan ibadah, salah satunya yang terbaru adalah program SMS dan

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

55

Al-Quran seluler melalui fasilitas handphone. Melalui program ini, jamaah

yang menjadi anggota akan selalu mendapatkan kiriman SMS berisi kata-kata

hikmah dan diingatkan setiap waktu salat untuk segera melakukan salat.

Melalui perogram Al-Quran seluler, jamaah (anggota) dapat menyimak bacaan

Al-Quran secara bersambung setiap saat beserta terjemah dan tafsiran.

Diharapkan setiap tiga bulan khatam 30 juz.82

Dengan kata lain, pola dakwah Daarut Tauhiid menggunakan strategi

peningkatan sumber daya manusia melalui penampilan dan perilaku Islami,

serta karya nyata. Penampilan yang rapi, bersih, baik diri santri maupun

lingkungan (sanitasi), perilaku yang ramah, santun berwibawa, juga karakter

yang rajin, trampil, cetakan, serta tidak menyiakan-menyiakan waktu

merupakan sesuatu yang diutamakan di Daarut Tauhiid. Prinsipnya, manusia

mestilah memberdayakan dirinya sehingga menjadi insan berzikir dan berfikir,

mampu berikhtiar seoptimal mungkin. Dengan prinsip-prinsip itu, bukan

sebuah kebetulan jika PP. Daarut Tauhiid cepat dikenal dan kiprahnya segera

dapat dirasakan oleh masyarakat luas.83

3.3 Latar Belakang Munculnya Dakwah Indahnya Kebersamaan Di SCTV

Latar belakang dakwah Aa Gym dalam acara Indahnya Kebersamaan

tak lepas dari perjalanan aktivis Daarut Tauhiid Jakarta dari aktivitas dakwah

Aa Gym dengan kegiatan ceramahnya. Pada tahun 1994-1996, Aa Gym

semakin sering mengunjungi Jakarta dalam kegiatan Taushiah di Kantor-

82 Enung Asmaya, op. cit., hlm. 92-96. 83 Hernowo (editor), op. cit., hlm. 32.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

56

kantor dan Masjid-masjid. Jumlah Jamaah di Jakarta telah bertambah banyak.

Hal ini disebabkan karena dakwah di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung telah

mampu menarik perhatian masyarakat Jakarta yang mendapat informasi

aktivitas Daarut Tauhiid dari surat kabar maupun pemeran-pameran rutin yang

diikuti seperti arena PRJ, Pameran Buku di Balai Sidang Senayan, dan lain-

lain.

Pada akhir tahun 1996, atas prakarsa Palgunandi T. Setyawan, mulai

dilakukan pertemuan rutin warga Daarut Tauhiid di Jakarta. Bertempat di

kediamannya di Lebak Bulus. Pertemuan yang dilakukan ini dimaksudkan

untuk menghimpun Jamaah Daarut Tauhiid di Jakarta, yang belum

mempunyai wadah kegiatan khusus. Sekitar Bulan Februari 1997 atas

permintaan Aa Gym, anggota Daarut Tauhiid di Jakarta dipercaya membantu

menangani proyek sembako PT Pos Indonesia. Atas musyawarah bersama

dibuatlah Koperasi Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Unit Usaha Jakarta

(Kopontren Daarut Tauhiid) yang dikepalai oleh H.M. Rusdi Samad, dengan

penasihat Palgunadi.

Menyadari bahwa dengan mendegarkan dan mengamalkan Taushiah Aa

Gym itu bermanfaat, maka para santri lama berfikir bagaimana caranya agar

ceramah Aa Gym bisa berlangsung di Jakarta. Kemudian akhir Tahun 1999

terbentuklah Keluarga Mahasiswa Daarut Tauhiid (GAMADA) yang

menampung kegiatan mahasiswa yang tertarik kegiatan Daarut Tauhiid

Jakarta. Pelebaran sarana dakwah tidak hanya pengajian di Masjid Al-Azhar

dan Masjid Istiqlal yang dihadiri oleh 7.000 Jamaah, tetapi juga kantor-kantor

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

57

serta 4 radio swasta Jakarta (Ramako FM 105.15 Senin – Kamis 05.30 – 06.00

dan Hikmah Fajar (Manajemen Qolbu) RCTI Jumat 05.00-05.30, TVRI

Jakarta setiap hari Minggu pagi, 05.30 langsung dari Daarut Tauhiid Bandung,

SCTV setiap Minggu ke-2, langsung dari Masjid Istiqlal jam 13.00-15.00

WIB dan RRI pro.2 FM Jakarta.

Perbedaan Daarut Tauhiid Jakarta dan Bandung adalah kecenderungan

menyesuaikan demografis wilayah yaitu atmosfir (budaya) masyarakat dan

tata lakunya. Programnya masih menyesuaikan dengan keinginan jamaah.

Trade mark Qolbu Salim (QS) membentuk Manajemen Qolbu (MQ) dapat

ditransfer ke dalam pola pikir masyarakat Jakarta dan berkembangnya

metropolitan. Daarut Tauhiid Jakarta mencoba untuk membaca kemajuan

IPTEK. Sehingga seperti ‘Amoeba’, ia harus peka terhadap perkembangan

zaman.

Kemajuan Web Site, Globalisasi, AFTA, kemajuan Teknologi Internet,

kemajuan muslim luar negeri menjadi tantangan bagi pengembangan Daarut

Tauhiid. Itulah sebabnya saat ini Daarut Tauhiid memiliki fasilitas untuk

menerima taushiyah Aa Gym dengan fasilitas Microsite MQ Aa Gym di

http://www.detik.com/aagym. Yang bisa melayani konsultasi dan

permasalahan yang dihadapi umat.

Karena kesibukan dan jadwal Aa Gym yang sangat padat, maka diajukan

beberapa ustad lainnya sebagai pengganti seperti Ust. Abdul Hakim, Ust. Edi

Junaedi, dan Ust. Muhammad Zeni untuk sekretaris Daarut Tauhiid Jakarta.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

58

Pengajian Indahnya Kebersamaan terbuka untuk umum dan tidak

dipungut biaya, setiap hari Ahad kedua setiap bulan, pukul 13:00 – 15:00 WIB

di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, disiarkan secara langsung di SCTV dan live di

internet melalui sreaming audio-video (Real Player) di http://www.sctv.co.id.

Bisa juga menggunakan handphone GPRS dengan fasilitas Real One Player

seperti Nokia 3960, dapat megikuti secara live di http://wap.liputan6.com.84

Kegiatan dakwah Aa Gym banyak mengundang atensi masyarakat.

Pola dakwah yang dilakukan meliputi ceramah umum yang rutin dilaksanakan

di masjid “Seribu Tangan Umat” setiap Kamis petang, malam Jumat dan

Minggu petang langsung disampaikan Aa Gym. Pendengarnya bukan hanya

santri Daarut Tauhiid, melainkan juga jamaah umum yang dating dari berbagai

kota yang jumlahnya mencapai ribuan. Hal ini membuat Aa Gym serta

pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhiid berencana untuk membuka

cabang di beberapa kota. Dengan mengutus sahabat senior Aa Gym dibukalah

cabang Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, di Batam dan Jakarta.

Seiring dengan kebutuhan akan dakwah, Daarut Tauhiid Jakarta

membentuk Majelis Manajemen Qolbu (MMQ). Majelis MQ serupa dengan

aktivitas dakwah pada umumnya, yaitu ada da’i, mad’u, materi, metode

(teknik), dan media yang digunakan.

Majelis MQ yang dilaksanakan di Masjid Istiqlal dan Masjid Al-Azahar

Kebayoran Baru Jakarta dainya Aa Gym, mad’unya seluruh jamaah yang

ingin ilmu hati (qalbu), materi yang diberikan berupa aqidah, syariah dan

84 htt://www.sctv.com (April 2004)

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

59

akhlakul karimah, tetapi lebih diperdalam pada materi akhlak (hati) yang

terkait dengan masalah sehari-hari kesalehan terhadap Allah Swt. dan Rasul-

Nya, kesalehan kepada sesama dan ajakan penataan hati.

Materi-materi tersebut dikemas dalam bahasa sederhana, mudah

dipahami oleh berbagai level dan tingkat masyarakat, mengajak tidak

menginjak, dan mendidik tidak menghardik.

Dalam perkembangan selanjutnya Majelis Manajemen Qolbu mendapat

dukungan media massa yang ikut mensosialisasikan materi-materi MQ yang

disampaikan, seperti SCTV Live dengan tajuk “Indahnya Kebersamaan”,

“RCTI Off Air, “Hikmah Fajar”, RRI Pro 2 FM Jakarta Live dan MQ FM

Bandung Live, setiap pagi hari juga media cetak Tabloid MQ, fasilitas Al-

Quran seluler, internet dan SMS (untuk SCTV).

Sedangkan metode (mekanisme penyampaian) dakwah indahnya

kebersamaan; sesi pertama, diisi dari acara; sesi kedua, membuka tanya jawab

yang dialokasikan sekitar seperempat waktu; dan sesi ketiga, diseis dengan

muhasabah, yang juga memakan waktu seperempatnya dari keseluruhan

acara.85

3.4 Isi Pesan Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar Dalam Acara Indahnya

Kebersamaan di SCTV Vol I dan II Tahun 2002

Materi/pesan dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar dalam acara

indahnya kebersamaan vol I dan II tahun 2002 di SCTV seperti terangkum

85 Enung Asmaya, op.cit., hlm. 99.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

60

pada halaman lampiran, kemudian peneliti mengelompokan pesan dakwah

kedalam kata/kalimat dalam tiga ketegori, yaitu kategori manajemen qalbu,

kategori kesalehan individul dan kesalehan sosial, seperti dijelaskan dalam

bab II.

3.4.1 Isi materi/pesan dakwah dalam VCD vol I dengan tema Membangun

Jati Diri, terdapat beberapa kategori kata/kalimat.

1) Kategori Manajemen Qalbu

a. Caci dan maki, paragraf kesatu.

b. Membangun hati nurani, paragraf kedua.

c. Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai saat

ini, paragraf ketiga.

d. Bersyukur, terdapat dalam paragraf ketiga.

e. Tamak dan gentar, terdapat dalam paragraf kelima.

f. Satukan perkataan dan perbuatan, terdapat dalam paragraf

ketiga belas.

g. Sombong dan takabur, terdapat dalam paragraf keempat belas.

h. Keteladanan, terdapat dalam paragraf keenam belas.

i. Terus menerus memperbaiki diri, dan mulai dari diri sendiri,

tedapat dalam paragraf kedua puluh.

j. Bening hati, paragraf duapuluh satu.

2) Kategori kesalehan sosial.

a. Sesuatu untuk memeperbaiki, paragraf kesatu.

b. Bersedekah, terdapat dalam paragraf keenam.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

61

c. Pemimpin, terdapat dalam paragraf kedua belas.

d. Sekolah, kuliah, terdapat dalam pargaraf keempat belas.

3) Kesalehan individual

a. Wudu, tahadjud, terdapat dalam paragraf keempat.

b. Shalat, terdapat dalam paragraph keenam.

c. Berdoa, keduapuluh.86

3.4.2 Isi materi/pesan dakwah dalam VCD vol II dengan tema Indahnya

Kasih Sayang, terdapat beberapa kategori kata/kalimat.

1) Manajemen qalbu

a. Kasih sayang, paragraf kedua.

b. Khubuddunya, paragraf keempat.

c. Penyakit kebencian, paragraf keenam.

d. Mengasah hati nurani, terdapat dalam paragraph kesembilan.

e. Berzikirlah, terdapat dalam paragraf ketujuh belas.

f. Harta yang halal, terdapat dalam paragraf keduapuluh.

g. Pergaulan dari hati kehati, terdapat dalam paragraf keduapuluh

lima.

h. Cinta karena Allah, terdapat dalam paragraf keduapuluh tujuh.

i. Menahan marah, terdapat dalam paragraf keduapulu dua.

2) Kesalehan sosial

a. Menyanyangi orang lain, terdapat dalam paragraph ketiga.

b. Jagan pula meremehkan, terdapat dalam paragraf kedelapan.

86 Lihat lampiran isi pesan dakwah Aa Gym vol 1 dengan tema Membangun Jati Diri,

Bandung, 2002.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

62

c. Kepekaan untuk berbuat baik, terdapat dalam paragraf

kesebelas.

d. Sialturahim, paragraf kedua belas.

3) Kesalehan individual

a. Haji, shaum, terdapat dalam paragraf keenam.

b. Bertafakur kepada ciptaannya.

c. Bertaubat, paragraf ketujuh belas.87

87 Lihat lampiran isi pesan dakwah Aa Gym vol II dalam tema Indahnya Kasih Sayang,

Bandung, 2002.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

63

BAB IV

ANALISIS PESAN DAKWAH KH. ABDULLAH

GYMNASTIAR

4.1. Analisis Pesan Dakwah K.H Abdullah Gymnastiar Vol I dan II tahun

2002

Dari materi pesan kata/kalimat yang telah disampaikan dalam bab

III, secara global materi dakwa K.H. Abdullah Gymnastiar dapat

dikelompokkan dalam tiga kategori yakni, 1) Kategori Manajemen Qalbu, 2)

Kesalehan Sosial, dan 3) Kesalehan Individual, seperti dijelaskan dalam bab

I. Ketiga kategori tersebut sebagai landasan penulis dalam menganalisis

pesan dakwah Aa Gym acara Indahnya Kebersamaan vol I dan II di SCTV

Tahun 2002.

Adapun kata / kalimat yang penulis analisis sesuai dengan ketiga

kategori tersebut, antara lain:

1) Membangun Jati Diri

a. Kategori Manajemen Qalbu

Paragraf pertama,

Kalau selesai urusan bangsa ini dengan kecewa, marilah kita kecewa habis-habisan, kalau hanya selesai dengan caci dan maki, marilah kita caci maki.

Kategori Manajemen Qalbu ditunjukan pada kata/kalimat

“caci dan maki”. Dari analisis teks di atas, bahwa dengan caci dan

maki tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan menambah masalah

63

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

64

menjadi tambah rumit. Oleh karena itu caci dan maki harus

dihilangkan dalam rangka mengatasi permasalahan bangsa yang

dihadapi.

Sehingga dengan mudah permasalahan dapat diatasi, dengan

niat yang lurus, dan kesabaran untuk memperbaiki segala

permasalahan di mulai dari diri sendiri.

Paragraf kedua, Bahwa membangun bangsa ini tidak hanya dengan akal, tidak cukup hanya membangun otot, tidak cukup dengan membangun jalan, tetapi yang paling pokok adalah membangun hati nurani bangsa ini.

Kategori Manajemen Qalbu terdapat pada kata/kalimat

“membangun hati nurani bangsa”. Dimana bangsa kita adalah belum

bersungguh-sungguh membuat program untuk menghidupkan dan

membangkitkan kekuatan nurani. Padahal nurani itulah yang akan

menuntun akal pikiran, sikap, dan tingkah laku menjadi penuh nilai,

kemuliaan dan kehormatan yang hakiki, karena nurani adalah inti

terpenting dari manusia yang mengatur segala sikapnya.

Paragraf ketiga,

Apa yang paling penting kita miliki, rumusnya 3 M, a. Mulai dari diri sendiri. b. Mulai dari yang terkecil. c. Mulai saat ini.

Kategori manajemen qalbu terdapat pada kata/kalimat “ mulai

dari diri sendiri. Bagai manapun juga kita tidak bisa mengubah orang

lain tanpa diawali dengan mengubah diri sendiri. Jangan melarang

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

65

diri, jika kita awali dari diri sendiri, setiap pekerjaan insya Allah

akan menjadi kekuatan yang menggugah dan merubah.

Kata kedua “ mulailah dari hal yang terkecil”. Sesuatu yang

besar adalah rangkaian dari yang kecil. Dengan kata lain, kalau kita

belum bisa berbuat sesuatu yang besar, lakukanlah hal yang terkecil.

Kalau kita bisa melakukan hal yang terkecil dengan baik, niscaya

Allah akan memberikan kesempatan untuk melakukan hal yang besar

dengan cara terbaik.

Kata/kalimat ketiga “ mulai dari diri sendiri”. Kita tidak tahu

apakah kita masih memiliki waktu dan atau tidak. Allah-lah yang

Maha tahu ajal kita. Oleh karena itu, manfaatkanlah setiap

kesempatan agar efektif menjadi kebaikan.

Dari ketiga kategori tersebut merupakan rangkaian untuk

berbuat baik merubah keadaan bangsa ini, dan juga pada diri sendiri

untuk merubah bangsa ini yang lebih besar.

Paragraf ketiga,

“……saudara yang hadir di Majelis ini, hari ini adalah hari buat kita untuk bersyukur. Bisa jadi kita hadir di tempat ini bukan karena kesalehan kita. Kehadiran kita di sini mungkin karena ridla Allah atas orang-orang yang kita sakiti yang mereka balas sakit hatinya dengan doa kemuliaan bagi kita.”

Kategori Manajemen Qlbu, ditunjukkan dalam kata

“bersyukur”. Karena syukur dalam konteks sangat terkait dengan

gerak hati, maka syukur masuk dalam kategori Manajemen Qalbu.

Kata syukur berasal dari bahasa Arab. Dalam Kamus Besar Bahasa

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

66

Indonesia, syukur diartikan sebagai, “rasa berterima kasih kepada

Tuhan untuk menyatakan perasaan lega dan senang. Dengan nikmat

yang kita terima sudah selayaknya kita berterimakasih sebagai wujud

rasa syukur kepada Allah SWT.

Firman Allah dalam Surat an-Nisa’ [4]: 147 yang artinya,

“Mengapa Allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman

? Dan Allah Mahamensyukuri lagi Mahamengetahui.” 88

Paragraf kelima,

“Ada tiga latihan yang harus dilakukan untuk membangun jati diri guna mempersiapkan lahirnya generasi baru bangsa ini. Pertama, jangan tamak terhadap penghargaan manusia. Kedua, jangan gentar terhadap penghinaan. Ketiga satukan perbuatan antara perkataan dan perbuatan.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditunjukkan pada kata “ jangan

tamak pada penghargaan dan jangan “gentar pada hinaan.” Kedua

kata tersebut merupakan wilayah Manajemen Qalbu karena terkait

dengan masalah hati. Sehingga hati tidak haus penghargaan dan

punya percaya diri dalam menghadapi hinaan orang lain.

Penghargaan adalah aksesoris dunia yang akan hilang dan

sirna. Apabila selalu mengejarnya, maka hidup tidak akan tenang

karena akan kecewa jika tidak diperolehnya.

Sedangkan penghinaan adalah ladang amal untuk memperbaiki

kekurangan diri menjadi lebih baik. Karena hinaan makhluk tidak

akan membuat seseorang menjadi hina. Yang membuat seseorang

88 Depag RI, op. cit., hlm. 352.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

67

menjadi hina adalah perbuatannya yang memang hina. Seperti QS

Ali Imran [3]: 26, yang artinya “ Cukuplah penghargaan dari Allah.

Bila Allah sudah memuliakan maka tidak ada seorang pun yang

dapat merendahkan. Bila Allah sudah menghinakan seseorang maka

siapakah lagi yang dapat memuliakannya.” 89

Paragraf ketujuh,

Berbuat baikkan tidak harus ada yang tahu, tidak ada yang muji, tapi di sisi Allah terpuji sebagai orang yang ikhlas.

Kata/kalimat yang mengandung muatan manajemen qalbu

terdapat pada kata/kalimat “ikhlas”. Ikhlas adalah kunci

kemerdekaan hati. Orang-orang yang ria yang hidupnya tamak akan

pujian akan menjadi korban mode dan perkembangan jaman.

Tetapi orang yang ikhlas tidak pusing dengan penilaian

manusia, yang dia pikirkan adalah selalu memikirkan yang terbaik,

dan puas dengan penilaian Allah Yang Maka Dekat serta ganjaran

dari Allah yang melimpah dan tidak mengecewakan.

Paragraf ketiga belas,

“…..Satukan perkataan dan perbuatan. Jatuhnya wibawa seorang pemimpin, tidak dihormatinya seorang ayah, ibu, dosen, atau dianggap sepelenya seseorang, sering dikarenakan perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditunjukkan oleh kalimat “satukan

antara perkataan dan perbuatan”. Ini dilakukan untuk melatih diri

89 Depag RI, op. cit., hlm. 256.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

68

dalam menyatukan antara perkataan dan perbuatan (keteladanan).

Karena sementara ini, banyak orang pandai menasehati dalam

kebaikan tetapi sulit untuk berbuat kebaikan. Banyak orang yang

mengaku benar tetapi sulit untuk berbuat benar.

Keteladanan, merupakan bahasan Manajemen Qalbu sehingga

bila hendak mengajak orang lain, maka ajaklah dulu diri sendiri, bila

ingin melarang orang lain, maka laranglah dulu diri sendiri. Karena

orang yang kata-katanya sesuai dengan perbuatannya pasti dipercaya

dan dihormati. Karena sudah jelas dalam QS Al-Shaff [16]: 3,

”Besar kemungkaran bagi mereka yang tidak sesuai antara

perkataan dan perbuatannya.”90 Ini berarti, menyesuaikan antara

perkataan dan perbuatan adalah sangat penting dan menjauhkan dari

murka Allah SWT.

Paragraf keempat belas,

“Tidak ada jalan bagi kita untuk menjadi sombong dan takabur dengan jamuan Allah, kecuali kita harus jujur kepada diri sendiri.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditunjukkan pada kata “sombong”

dan “takabur”. Kedua kata tersebut merupakan garapan Manajemen

Qalbu, yang harus diarahkan untuk mengikis sifat-sifat tersebut.

Karen apabila dilakukan akan terus mengotori hati, yang akibatnya

hati terasa sempit, hidup gelisah, dan prestasi hidup menjadi

terhambat.

90 Depag RI, op. cit., hlm. 653.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

69

Paragraf keenam belas,

“P4 gagal total di Indonesia walau telah menghabiskan biaya beratus miliar, begitu banyak banyak waktu. Di antara kunci penyebab kegagalannya adalah karena tidak ada keteladanan. Masyarakat sulit mencontoh, siapa yang berjiwa P4 sebenarnya”.

Kategori Manajemen Qalbu, ditujukan dengan kata

“keteladanan”. Keteladanan memerlukan upaya sunguh-sunguh dari

seseorang, karena jika tidak ada niat untuk memulainya maka sulit

terwujud. Salah satu yang harus diperjuangkan adalah komitmen

untuk selalu menyesuaikan antara perkataan dan perbuatan, sehingga

perlu kontrol diri dan manajemen hati.

Keteladanan bisa dilakukan dalam lingkungan kecil seperti

dalam rumah tangga, keluarga, kantor, masyarakat, dan bangsa.

Untuk melakukannya jangan dulu saling melihat, tetapi segera

lakukan oleh diri sendiri. Suri teladan atau uswah artinya contoh,

teladan, dan ikutan. Sedangkan hasanah berarti baik. Jadi berarti

teladan yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan usaha

yang bertahap, yaitu mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat,

dan bangsa. Karena jatuhnya pemimpin berawal dari dirinya. Jangan

memikirkan negara yang besar, coba pikirkan negara mini kita

dahulu yaitu tubuh kita ini. Kemudian baru mulai membenahi

kerajaan rumah kita.

Paragraf kedelapan belas,

Jangan sampai kita tidak jujur dengan perkataan dan perbuatan, ga papa sedikit yang kita sampaikan asal kita sudah melakukannya.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

70

Kategori manajemen qalbu terdapat pada kata/kalimat “jujur”.

Jujur adalah modal utama dalam kehidupan seperti dicontohkan Nabi

Muhammad Saw. Beliau memiliki kejujuran sebagai modalnya. Jujur

membawa orang kepada kemujuran bukan sebaliknya kepada

kehancuran. Hal itu dikemukan dalam hadist, “sesungguhnya

kejujuran itu menghantarkan seseorang kepada kebenruntungan dan

kebaikan. Dan kebaikan menghantarkan kejalan surga”. (HR.

Bukhari).

Paragraf kedua puluh,

“ Walaupun negara benar, kalau kita sendiri bermasalah, maka negara akan rusak karena kita sendiri yang merusaknya. Jadi bagi kita solusi untuk menyehatkan bangsa ini adalah terus-menerus memperbaiki diri dan apabila kita ingin membangun bangsa rumusnya adalah tumbuhkan keinginan untuk membangun diri dan memulai dari diri sendiri.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditujukan pada kalimat “terus-

menerus memperbaiki diri” dan “memulai dari diri sendiri”. Karena

salah satu dari cara untuk melakukan Manajemen Qalbu adalah tidak

bosan-bosannya seseorang membiasakan diri dalam memperbaiki

kekurangan diri. Sedangkan untuk memulai dari sendiri, konteksnya

adalah keinginan dari para dai atau masyarakat Indonesia pada

umumnya yang menginginkan perbaikan bangsa Indonesia. Solusi

yaitu pertama, harus mendakwahi dulu diri sendiri (mulai

memperbaiki diri), kedua, berdakwah harus dengan bukti (sesuai apa

yang di katakana dengan perbuatan), dan ketiga, berdakwah dari hati

kehati.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

71

Paragraf keduapuluh satu,

Kita berbagi tugas, memang harus ada yang berjuang dengan kekerasan, karena itu jawabannya seperti saudara kita di Palestina. Hidup dengan akhlak dan membangun bangsa dengan bening hati

Kategori manajemen qalbu terdapat pada kata/kalimat

“bening hati”. Dalam kontekes ini dengan bening hati menjadikan

hati selalu menjaga persaudaraan antar sesama suku, bangsa dan

negara. Karena hal itu membuat hati kita menjadi bening/tidak buruk

sangka melihat persoalan yang terjadi dibelana dunia lain.

b. Kategori Kesalehan Sosial

Paragraf kesatu,

Bangsa kita yang sedang sakit ini adalah ladang amal bagi kita, kita boleh kecewa, kita boleh terluka, tetapi yang harus kita lakukan adalah berbuat sesuatu untuk memperbaiki.

Kategori kesalehan sosial terdapat pada kata/kalimat “

berbuat sesuatu untuk memperbaiki”. Memperbaiki keadaan bangsa

yang sedang rusak adalah dengan membangun bangsa ini dengan

memberikan keteladanan yang baik, sehingga bermanfaat bagi

jalanya perbaikan bangsa ini, dan bermanfaat bagi sesama manusia,

dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Paragraph keenam,

“Bahwa sedekah saudara harus lebih banyak dari bersedekah dari barang yang anda miliki/lebih mahal. Jangan sampai diri kita lebih murah dari topeng yang kita pakai. Dan yang tidak punya jangan menyiksa diri pingin yang bermerek, kalau bisa menganggap yang

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

72

bermerek adalah imitasi, atau lebih baik kita pakai yang tidak menjadi ria.”

Kategori Kesalehan Sosial ditunjukkan dalam kata “

bersedekah”. Sedekah memiliki dimensi sosial yang karena tujuan

utama diperintahkan sedekah adalah untuk membantu orang-orang

yang tidak mampu. Hal tersebut terkait dengan QS Al-Baqarah [2]:

271, “Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik-

baik saja. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan

kepada orang-orang kafir, maka menyembunyikan itu lebih baik

bagimu. Dan Allah akan menghapuskan diri kamu segala kesalahan-

kesalahan, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Paragraf kedua belas

“ Bagai para suami jangan sampai kehilangan kepemimpinan sebagai pemimpin keluarga. Suami adalah tulang punggung keluarga, seumpama pilot bagi pesawat terbang, nahkoda bagi kappa laut, masinis bagi kereta api, sopir bagi angkutan kota atau sais bagi sebuah delman.”

Kategori Kesalehan sosial terdapat dalam kata

“pemimpin”, karena seorang pemimpin berarti ada yang dipimpin.

Maka ia akan selalu beriteraksi dengan anggota-anggota yang

dipimpinnya. Konteks pemimpin di atas dalam sebuah keluarga,

adalah mendasarkan pada firman-Nya dalam QS Al-Nisa [4]: 34,

“Laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena Allah telah

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

73

melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lainnya dan karena

mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka….” 91

Paragraf keempat belas,

“ Bagi kita sekolah, kuliah adalah suatu ikhtiar agar nilai kemanfaatan hidup kita meningkat. Kita menuntut ilmu supaya tambah luas ilmu hingga akhirnya hidup kita bisa lebih meningkatkan manfaatnya”.

Kategori Kesalehan Sosial ditujukan pada kata “sekolah,

kuliah”. Karena hal demikian terkait erat dengan interaksi sesama

manusia. Dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan diri dalam

memberi manfaat pada sesama. Sebagaimana sabda Nabi SAW.,

“Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi

manusia.”

c. Kategori Kesalehan Individual

Paragraf keempat,

Kemuliaan seseorang berbanding lurus dengan rasa malu, keimanan itu alat ukurannya rasa malu, makin kurang rasa malu makin kurang iman, makin mudah rontok dalam kehidupan.

Kategori kesalehan individual terdapat pada kata/kalimat

“iman”. Iman adalah percaya dalam hati diucapkan dengan lisan dan

di aktualisasikan dengan anggota badan. Dalam konteks ini, bawa

iman kita harus ditingkatkan agar apa yang kita lakukan adalah

cerminan dari nilai-nilai keimanan.

91 Depag RI, op. cit., hlm. 156.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

74

Paragraf kelima belas,

“Pada waktu malam orang lain pulas mendengkur, kita ambil air wudu dan tahadjud. Waktu yang kita pergunakan sama tetapi isinya berbeda. Orang yang akan sukses, waktunya sama tetapi isinya berbeda dan hari esok lebih baik dari hari ini, insya Allah ia akan diberi ketenangan Allah”.

Kategori Kesalehan Individual, ditujukan dalam kata “wudu”

dan “tahadjud.” Wudu adalah syarat sah untuk melaksanakan ibadah

wajib kepada Allah. Sedangkan di luar itu, memiliki wudu setiap saat

sangat dianjurkan, dengan alas an untuk menjaga atau sebagai

kendali diri dari hal-hal yang sia-sia.

Shalat tahadjud merupakan ritual untuk berkomunikasi dengan

Allah SWT. Salat tersebut merupakan salah satu dari berapa salat

sunah yang dianjurkan.

Kata/kalimat berikutnya,

“Inti dalam shalat yaitu akhlak menjadi baik, sebagaimana Rasulullah menerima perintah shalat dari Allah, agar menjadikan akhlak yang baik. Itulah ciri ibadah yang disukai Allah.”

Kategori Kesalehan Individual, ditujukan pada kata “salat”.

Salat merupakan salah satu bentuk ketaatan seseorang hamba kepada

Allah SWT. Pelajaran yang dapat diambil dari salat, seseorang

muslim akan dilatih untuk hidup disiplin waktu, seperti waktu salat

zuhur, asar, maghrib, isya dan subuh. Pokoknya setiap waktu harus

berharga.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

75

Paragraf keduapuluh,

Kita hampir tak berdaya berbuat apa-apa, paling kita berteriak mudah-mudahan menjadi amal shaleh, mudah-mudahan saudara-saudara kita yang di Palestina tidak bisa mengirim tenaga, tapi do’a.

Kategori kesalehan individual terdapat pada kata/kalimat

“do’a”. Doa adalah salah satu komunikasi dengan Allah Swt, pada

hakikatnya doa merupakan tuntutan untuk mengubah diri. Maka

merupakan tindakan yang sangat bijak melihat keadaan. Hubungan

dengan Allah, sesungguhnya Allah akan benar-benar mengabulkan

doa setiap hamba-Nya.

Sebagai mana termaktub dalam surat al-Baqarah:186, yang

artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku,

maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan

permohonan orang yang mendoa (berdoa) apa bila ia mendoa

kepada Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah

Ku dan hendaklah mereka beriman kepada kepada Ku agar mereka

selalu berada di dalam kebenaran”.92

Untuk mengetahui berapa besar pesan yang terdapat pada

tema vol I yang telah dianalisis, berikut prosentase pada setiap

kategori.

92 Depag RI, op. cit. hlm. 253.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

76

Tabel. I

Kategori Isi Pesan Dakwah Aa Gym Dalam Tema Membangun Jati

Diri Vol I tahun 2002

NO. Kategori Materi Kata /Kalimat Jumlah / %

1. Manajemen Qalbu

- Caci dan maki. - Membangun hati

nurani. - Mulai dari diri

sendiri. - Mulai hal yang

terkecil. - Mulai saat ini. - Jujur. - Ikhlas - Bersyukur. - Tamak, gentar. - Satukan perkataan

dan perbuatan. - Sombong dan

Takabur. - Terus menerus

memperbaiki diri sendiri.

- Keteladanan. - Mulai dari diri

sendiri. - Bening hati.

15 dari 23 kategori atau 65,21 %

2. Kesalehan Sosial

- Orang yang bersedekah.

- Pemimpin. - Sekolah, Kuliah. - Memperbaiki.

4 dari 23 kategori atau 17,39 %.

3. Kesalehan Individual

- Wudu, Tahadjud - Salat. - Berdoa.

4 dari 23 kategori atau 17,39 %

Jumlah 100 %

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

77

Dari tabel di atas terdapat kata/kalimat terdapat, kategori

muatan manajemen qolbu sebanyak 15 dari 23 kategori atau 65,21 %,

kategori muatan kesalehan sosial sebanyak 4 dari 23 kategori atau

17,39 %, dan kategori muatan kesalehan individual sebanyak 4 dari 23

kategori atau 17,39 %.

2) Indahnya Kasih Sayang

Dalam tema ini terdapat beberapa kata/ kalimat sesuai

kategori di atas:

a. Kategori Manajemen Qalbu

Paragraf kedua,

Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut dan tidaklah kasih saying terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut.

Kata/ kalimat yang mengandung muatan manajemen

qalbu terdapat pada “kasih sayang”. Kasih sayang adalah bagian

dari pekerjaan hati, karena kasih sayang itu timbul dari perasaan

hati yang paling dalam sebagai aplikasi cerminan tingkah laku

seseorang dapat dilihat dari seberapa besar kasih sayang yang

diberikan kepada makhluk yang ada di bumi ini.

Paragraf keempat, Biang diantara semua biang penyakit yang membuat bangsa kita keprihatinan yang amat mendalam yaitu “khubuddunya” terlampau mengagung-angungkan dunya yang kecil mungil ini, terlampau mendewa-dewakan harta, tahta, kita terlalu memuja muji kedudukan kekuasaan, sehingga untuk mendapatkan harta ia

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

78

rela mengadaikan hara dirinya untuk mendapatkan kekuasaan ia rela mengadaikan kehormatannya.

Kata/kalimat yang mengandung manajemen qalbu,

“khubuddunya”. Khubuddnya adalah termasuk penyakit hati,

karena yang dipikirkan adalah harta, tahta, jabatan, kedudukan,

dan populeritas. Padahal harta hanyalah perhiasan dunia yang

tidak kekal, harata hanya sebagai ujian bagi manusia untuk

mendekatkan diri kepada Allah sehingga harta, tahta dan jabatan

sesunguuhny adalah milik Allah. Jadi jangan sampai harga diri

terjual karena terlampau mengagung-agungkan dunia.

Paragraf keenam, “ Karena kita terlampau terpesona kepada kekuasaan, kedudukan, harta, kita saksiskan penyakit turunannya adalah penyakit kebencian. Kalau kita saksikan sekarang, sudah hampir kebencian ada disetiap kehidupan”.

Kata/kalimat yang mengandung muatan manajemen

qalbu “penyakit kebencian”. Bahwa penyakit kebencian sudah

banyak terjadi, misalnya dalam satu keluarga sering terjadi

rebutan warisan, dan berakibat saling bunuh hanya karena harta.

Penyakit tersebut juga melanda masayrakat Indonesia, karena

penanganan krisis yang tidak kunjung selesai, timbul kebencian

kepada para pemimpin yang terlampau kepada kekuasaan,

jabatan, dan harta.

Paragraf kesembilan, “…Tidak berlebihan jikalau kita mengasah hatinurani kita dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

79

meluangkan waktu untuk memperhatikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela bersusah payah membacakan buku, Koran atau juga surat kabar kepada orang-orang tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi dan bisa mendapatkan ilmu yang lebih jelas.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditujukan pada kalimat “

mengasah hati nurani.” Ini menunjukkan uapaya pembiasaan

untuk melatih hati senantiasa memiliki cinta kasih baik pada diri

sendiri ataupun pada orang lain. Hati yang bening tidak dapat

diperoleh, kecuali dengan latihan (riyadhah), kontinu, dan

pembiasaan diri, akibatnya hati senantiasa terjaga.

Paragraf keduabelas,

Ciri-ciri kasih sayang sudah melaknat, akan menjadi orang yang pemaaf, makin saying makin pemaaf. Begitulah kalau kita bermasyarakat, tidak mudah tersinggung enak, tidak mudah marah, di rumah saling memaafkan antar keluarga.

Kata yang mengandung kategori manajemen qalbu

“marah”. Dalam konteks tersebut bahwa kemampuan menahan

marah adalah salah satu dari kejernihan hati dan ketinggian

akhlak. Sehingga bila ada badai datang dan topan menerjang ia

tidak emosional tapi akan berfikir dengan jernih.

Pargraf ketujuh belas,

“Berzikirlah supaya engkau beruntung. Jangan sempatkan hati ini penuh kebencian. Setiap kita punya musuh kotorlah hati kita. Biar saja uang berkurang tapi hati tidak miskin. Tidaklah boleh ada yang mencuri hati ini.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditujukan pada kata

“berdzikirlah’. Ini terkait usaha diri untuk mengisi hati supaya

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

80

selalu tenang dan bersih, jauh dari hati kotor seperti dengki, iri,

emosional dan berprasangka negatif.

Zikir dalam agama Islam merupakan salah satu upaya

untuk mengenal Allah SWT. karena zikir tersebut tidak hanya

mengingat nama-nama Allah tetapi juga mengajak untuk dekat

dan kenal dengan-Nya. Zikir kepada Allah itu efek yang paling

penting dalam ruhani, yaitu perasaan tenang, tentram, dan sangat

membahagiakan. Seperti dalam QS Al-Ra’d [13]; 28, yang

artinya: “Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati

menjadi tentram.” i93

Paragraf kesepuluh,

“Tujuan yang hendak didapat bukan harta yang banyak yang dapat menyebabkan menghalalkan segala cara, tujuan sebenarnya adalah harta yang hahal. Dengan kerja keras kita diwajibkan mencari harta yang hahal sebanyak mungkin sesuai dengan yang disyaratkan oleh agama. Karena Islam memandang harta digunakan untuk membantu mendekatkan diri pada Tuhan.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditujukan dalam kalimat

“harta yang hahal”. Artinya untuk memperoleh harta yang halal

diperlukan kemampuan diri dalam mengendalikan hati, sehingga

tidak tergiur dengan tipu daya menghalalkan segala cara. Jika

hati sudah tertata dan terkendali maka bekerja keras untuk

memenuhi kebutuhan hidup akan tetap memperhatikan koridor

agama, sehingga apa yang dinafkahkan untuk anak, istri,

keluarga menjadikan diri lebih dekat dengan Allah dan berkah.

93 Depag RI, op. cit., hlm. 432.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

81

Paragraf keempat belas,

“Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah, tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditunjukan dalam kalimat

“pergaulan dari hati ke hati’. Maksudnya pergaulan yang

diulurkan tanpa ada pamrih, semata-mata untuk menjalin

pergaulan layaknya seorang manusia yang membutuhkan

interaksi sosial. Karena bila lebih dari itu maka pergaulan yang

dibina akan rentan dengan masalah, akibat dari maksud dan

tujuan yang disembunyikan. Oleh karena itu jalinlah pergaulan

dengan sesama didasari dengan kasih sayang.

Paragraf keenam belas.

“Cinta memang sudah ada dalam diri kita, di antaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalu tidak hati-hati cinta bisa memulikan dan membutakan kita. Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah. Cirinya adalah orang yang tidak melaksakan kehendaknya.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditujukan dalam kalimat

”cinta karena Allah” alis ikhlas. Maksudnya adalah setiap orang

secara fitrah memiliki rasa cinta. Berupa rasa cinta kepada

Tuhannya dan kepada makhluk-sesamanya. Tetapi dewasa ini

banyak orang yang memperlakukan cinta semata-mata bukan

karena Allah; kasih sayang, penuh pengertian, kesabaran, dan

tidak mengikuti hawa nafsu. Maka dalam fenomena tersebut

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

82

dapat disikapi dengan Manajemen Qalbu, yaitu berupa penataan

hati untuk mengarahkan tujuan cinta yang dimiliki. Sehingga bisa

memperoleh buah berkah dari cinta yang telah ditanam.

Pargraf kedua belas,

“….. orang yang mampu menahan marah menunjukkan kejernihan hati dan ketinggian akhlak, ketika datang badai kritik, celaan, serta penghinaan seberat apa pun, dia tetap tegar, tak goyah sedikit pun. Malah ia justru dapat menikmati semuanya sebagai sesuatu yang terjadi dengan izin-Nya.”

Kategori Manajemen Qalbu, ditujukan dalam kalimat

“menahan marah’. Hanya dalam konteks ini adalah kemampuan

menahan marah adalah salah satu dari kejernihan hati dan

ketinggian akhlak. Sehingga bila badai datang dan topan

menerjang ia tidak akan emosional tapi berfikir positif.

Paragraf selanjutnya, Jagalah hati jangan kau kotori Jagalah hati lentera hidup ini Jagalah hati jangan kau nodai Jagalah hati cahaya ilahi.

Kata/kalimat tersebut mengandung pesan manajemen

qalbu. Dimana pada teks syair lagu “Jagalah Hati” agar hati

dijaga dari sesuatu yang menyebabkan hati jadi mati, karena

pada prinsipnya hati adalah cahaya illahi yang harus dipupuk

dengan nilai-nilai yang baik, menuju jalan yang diridlai Allah

Swt.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

83

b. Kategori Kesalehan Sosial

Paragraf ketiga,

“Mahasuci Allah, Dzat yang mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut dan tidaklah kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut. Betapa tidak ? jikau kemampuan kita menyanyangi orang lain tercerabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih sayang Allah ternyata hanya akan diberikan kepada orang-orang yang masih hidup kasih-sayang dalam kalbunya.”

Kategori Kesalehan Sosial, ditujukan dalam kalimat

“menyanyangi orang lain”. Ini merupakan ajakan Manajemen

Qalbu untuk membuka hati dan nurani bahwa dengan kasih

sayang dunia menjadi tersentuh, dengan kasih sayang membuat

hidup terasa indah, dunia menjadi luas, musuh berbalik menjadi

teman, hati menjadi lapang, dan perilaku menjadi mulia.

Paragraf keenam,

“Janganlah pula kita meremehkan makhluk ciptaan Allah, sebab tidaklah Allah menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semuanya yang Allah ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan lading amal.”

Kategori Kesalehan Sosial, ditujukan dalam kalimat

”Jangan pula kita meremehkan”. Kalimat erat kaitannya dengan

etika bermasyarakat atau bergaul, yang memerlukan usaha untuk

saling menghormati, menghargai, dan tidak menyakiti. Sehingga

tercipta kerukunan dan persahabatan. Allah pun telah

menyatakan hal itu, dalam QS Ali Imran [3]: 191, yang artinya

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

84

“Ya Tuhan Kami, tidaklah engkau menciptakan segala sesuatu

itu sia-sia”. 94

Paragraf ketujuh,

“…sungguh beruntung bagi siapa pun yang dikaruniahi Allah kepekaan untuk berbuat baik, aneka pernik kebaikan yang diperlihatkan kepadanya, mempergunakan aneka potensi kelebihan yang dititipi-Nya juga dikarunia kesanggupan memanfaatkan untuk sebanyak-banyaknya umat manusia.”

Kategori Kesalehan Sosial, ditujukan dalam kalimat

”kepekaan untuk berbuat baik”. Arti dari kalimat tersebut adalah

keinginan berbuat baik kepada sesama. Layaknya sebuah

interaksi sosial maka diperlukan usaha untuk meningkatkan

kebersamaan dengan panggilan ingin membantu dan menolong

sesamanya. “Derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari

sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain.

Rasulullah dalam hal ini bersabda, ”Sebaik-baiknya manusia di

antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang

lain,” (HR. Bukhari).

Paragraf kedua belas,

a. Dengan kasih saying akan menjadi indah. b. Sayangi orang lain di bumi maka Allah menyangi kita. c. Belajar meraba/merasakan perasaan orang lain. d. Silaturahim. e. Kegemaran memberi hadiah.

Kata/kalimat yang berhubungan dengan kesalehan sosial

“silaturahmi”. Silaturahmi adalah cara agar manusia dapat

94 Depag RI, op. cit., hlm. 154.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

85

menyatukan perbedaan yang ada, karena dengan silaturahahmi

akan menambah sosial kita semakin tinggi, dengan silaturahmi

hati menjadi terjaga dari kesalahan kepada orang lain.

Silaturahmi adalah pengikat tali persaudaraan sesama manusia di

muka bumi ini.

c. Kategori Kesalehan Individual

Paragraf kesatu,

Tiada tuhan selain Allah yang mengenggam lagit dan bumi, yang menciptakan segalaya, yang menentukan dengan adil apapun yang Ia kehendaki ialah Allah SWT. Tuhan kita yang menciptakan manusia yang membentuk rupa dan tubuh kita ialah Allah SWT yang memberikan hidayah kepada kita dialah Allah yang maha menatap, yang maha mendengar yang maha mempertemukan kita dialah Allah SWT yang memberikan hati yang tertutup mencahayai kita yang gulita dialah Allah SWT yang maha tahu kebenaran dan memberi jalan kepada kebenaran siapa yang kita kehendaki.

Dalam paragraf tersebut terdapat kata atau kalimat,

“Tiada tuhan Selain Allah”. Bahwa Allah Swt adalah Tuhan

semesta alam, segala sesuatu yang ada di bumi ini adalah

miliknya, Dialah Yang Maha Besar, Maha Kaya, Mah

mengetahui apa yang ada di lagit dan di bumi, dan Dialah satu-

satunya pencipta Allam. Hal tersebut sesuai dengan Surat Al-

Ikhlas: 30: 1-2, yang artinya: “Allah adalah Esa, Allah adalah

Tuhan semesta Alama.”. 95

Pargraf kelima,

“Di Indonesia ini banyak yang salat banyak, yang shaum (puasa) banyak, yang haji banyak tapi yang jarang itu adalah yang jujur.

95 Depag RI, op. cit., hlm. 532.

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

86

Jangan dulu memikirkan kejujuran orang lain tapi pikirkanlah bagaimana kita bisa belajar untuk berlaku jujur dan dapat dipercaya.”

Kategori Kesalehan Individual, ditunjukkan pada kata

“haji’. Haji merupakan jalan mendekatkan diri kepada Allah

SWT. dan berkomunikasi dengan-Nya. Di samping itu, kegiatan

tersebut membutuhkan waktu, biaya, tenaga, dan kesiapan mental

untuk meninggalkan sanak keluarga dan berdesak-desakan di

tanah haram. Demikian juga pelaksanaan haji merupakan

penyempurnaan ibadah seorang hamba dalam melaksanakan

rukun Islam kelima.

Kategori kedua, ditunjukkan pada kata “shaum”. Puasa

merupakan salah satu rukun Islam yang terkait dengan masalah

akhlak al-karimah. Karena puasa adalah ibadah yang paling

pribadi dan paling personal. Jika ibadah-ibadah lain mudah

tampak oleh mata, maka tidak dengan demikian dengan puasa.

Seseorang mengerjakan shalat atau tidak, membayar zakat atau

tidak, dapat dilihat dan diketahui. Demikian juga orang yang

beribadah haji lebih mudah lagi diketahui. Tapi, tidak ada yang

tahu seseorang benar-benar puasa atau tidak, kecuali dirinya

sendiri dan Allah SWT.

Paragraf kelima belas,

“Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar dan apa saja karunia Allah adalah jalan bagi kita untuk bertafakur pada

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

87

ciptaan-Nya, jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang.”

Kategori Kesalehan Individual, ditujuakkan dengan kata

“bertafakur pada ciptaan-Nya’. Ini menunjukkan adanya

komunikasi dengan Allah secara langsung.

Paragraf ketujuh belas, Kita tidak boleh membenci sesuatu kecuali yang dibenci Allah SWT. Kalau ada orang yang berbuat jahat kepada kita, maka sebagai wujud kasih sayang kita, do’a kanlah mereka agar segera bertaubat.

Kategori kesalehan individual teradapat pada kata/kalimat

“bertaubat”. Taubat adalah bukti keseriusan seorang hanba

keapda Tuhan atas segala kesalahan yang diperbuat, agar kembali

mendapat petunjuk/hidayah kejalan yang diridlai Allah.

Untuk mengetahui berapa besar pesan yang terdapat pada

tema vol I yang telah dianalisis, berikut prosentase pada setiap

kategori.

Tabel. 2

Kategori Isi Pesan Dakwah Aa Gym Tema Indahnya Kasih

Sayang Vol II Tahun 2002

NO. Kategori Materi Kata / Kalimat Jumlah / %

1. Manajemen Qalbu

- Mengasah hati nurani.

- Harta yang hahlal.

- Pergaulan dari

11 dari 17 kategori atau 64,70 %

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

88

hati ke hati. - Cinta karena

Allah. - Berdzikir. - Menahan

marah. - Kasih sayang. - Khubuddunya. - Penyakit

kebencian. - Menahan

marah. - Syair lagu

Jagalah Hati.

2. Kesalehan Sosial

- Menyayangi orang lain.

- Jangan pula kita meremehkan.

- Kepekaan untuk berbuat baik.

- Silaturahim.

4 dari 17 kategori atau 23,52 %

3. Kesalehan Individual

- Bertafakur kepada cipaan-Nya.

- Puasa. - Haji. - Bertaubat.

4 dari 17 kategori atau 23,52 %

Jumlah 100 %

Dari tabel di atas terdapat kata/kalimat, muatan kategori

manajemen qolbu sebanyak 11 dari 17 kategori atau 64,70 %,

muatan kesalehan sosial sebanyak 4 dari 17 kategori atau 23,52 %,

dan muatan kesalehan individual sebanyak 4 dari 17 kategori atau

23,52 %.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

89

Dari pemaparan dua materi pesan di atas sesuai dengan

kategori yang di tentukan pada dua tema ceramah Aa Gym,

kategori muatan manajemen qolbu sebanyak 26 dari 42 kategori

atau 61,9 % dari 24 kategori yang ada, kategori muatan kesalehan

sosial sebanyak 8 dari 42 kategiri atau 19,04 % dari kategori yang

ada, sedangkan kategori muatan kesalehan individual sebanyak 8

dari 42 kategori yang ada atau 19,04 % dari kategori yang ada.

Dari pemaparan kategori-kategori pada kedua tema

ceramah K.H. Abdullah Gymnasiar di atas dapat dilihat prosentase

muatan yang dikandungnya, antara muatan manajemen qalbu,

kesalehan sosial, dan kesalehan individual. Dapat dikatakan bahwa

muatan manajemen qolbu sangat dominan di dalam ceramah K.H.

Abdullah Gymnastiar. Dengan demikian, muatan manajemen qolbu

merupakan kategori tertinggi dalam ceramah K.H. Abdullah

Gymnastiar dalam acara Indahnya Kebersamaan vol I dan II yang

penulis teliti.

4.2. Analisis Pesan Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar Hubungannya

Dengan Kondisi Sosial Saat Dakwah di Sampaikan.

Secara kuantitas umat Islam di Indonesia merupakan mayoritas

muslim terbesar di dunia, tapi di sisi lain, Indonesia dikenal sebagai negara

terkorup dibelahan Asia,96 kenyataan ini merupakan sebuah ironi. Tindakan

kejahatan yang senantiasa menghadang disetiap saat dan maraknya krisis

96 Lihat “ Surve PERC: Indonesia Negara Paling Korup di Asia’, Kompas, 11 Maret 2002.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

90

moral, korupsi, kolusi, dan nepotise merupakan kenyataan ditengah

eksistensi umat Islam yang mayoritas.

Tindakan di atas terjadi karena dangkalnya iman dan pola hidup

materialistik, menghantarkan manusia dengan mudah untuk menghalalkan

segala cara dalam mencapai tujuan. Jika hal ini terjadi maka terjadilah

kerusakan dalam segala bidang, baik ekonomi, politik, maupun sosial-

budaya. Sehingga mengisyaratkan adanya krisis moral dalam arti sempit seta

kemanusiaan dalam arti luas97, hal senada diungkapkan Amin Said az-

Zaibari;

“Krisis multidimensional yang menimpa bangsa ini, salah satu penyebabnya-dan boleh jadi merupakan sebab yang paling utama-adalah karena terjadinya krisis moral atau akhlak. Krisis moral terjadi karena sebagian besar orang tidak lagi secara normatif mengajarkan kepada pemeluknya untuk berbuat baik, meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat dan munkarat”.98 Dalam kaitannya dengan permasalahan di atas, Jalaluddin Rakhmat

berpendapat bahwa,” metode dakwah yang tepat mengatasai masalah

tersebut menggunakan metode trepeutis metode para sufi yang menekankan

pada aspek akhlak dan tasawuf’99. Sedangkan sumber akhlak dan tasawuf

adalah qalbu.100

Dari gambaran keadaan bangsa Indonesia yang sedang mengalami

krisis multidimensional, K.H. Abdullah Gymnastiar lewat konsep

97 Achmad Charris Zubair, Dari Kematian ke Epistemologi Da’wah (Sebuah Refleksi Sufi

Tentang Keislaman), Yogyakarta: Philosophy Press, 2001, hlm. 90. 98 Amin Said az-Zaibari, op. cit., hlm. 6. 99 Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, Bandung: Mizan,1996, hlm. 70. 100 Lili Chumaedi, Mengenal Potensi Manusia, Bandung: MQS, 2000, hlm. 2.

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

91

manajemen qalbunya, mengajak para jamaahnya mengatasi permasalahan

negeri memeperbaikai sesuai dengan kemampuan yang dimilik.

Dalam konteks sosial sekarang, pesan-pesan dakwah K.H.

Abdullah Gymnatiar dalam VCD vol I dan II menurut peneliti menitik

beratkan pada pesan-pesan moral perbaikan akhhlak dan sosial.

4.2.1 Pada vol I pesan-pesan dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar mengarah

kepada nilai-nilai moral, seperti:

“Bangsa kita yang sedang sakit ini adalah ladang amal bagi kita, kita boleh kecewa, kita boleh terluka, tetapi yang harus kita lakukan adalah berbuat sesuatu untuk memperbaiki. Kalau selesai urusan bangsa ini dengan kecewa, marilah kita kecewa habis-habisan, kalau hanya selesai dengan caci dan maki, marilah kita caci maki. Tapi saya yakin sikap yang buruk tidak akan menyelesaikan masalah, tapi kita sikap dengan kokoh dan megah ini mudah-mudahan seperti mengalirnya bola salju. Kesadaran kita bahwa kita harus berbuat sesuatu tapi dengan cara terindah, cara termulia. Kita bangkitkan bangsa ini dengan penuh kemuliyaan. Banyak saudara kita yang berusaha memperbaiki negeri ini, tetapi tidak hanya mengotak atik yang ada ini, kita harus mempersiapkan generasi saat ini.”

Pada pesan tersebut K.H. Abdullah Gymnastiar mengajak

kepada mad’u dan pemirsan agar dalam mengatasi permasalahan

bangsa ini lebih mengedepankan cara mulia, dengan nada suara yang

santun dan penuh tawadhu beliau membuka pada permulaan acara

meningatkan keadaan bangsa ini agar timul kesadaran pada diri mad’u

dan pemirsa televisi. Seburuk apapun keadaan bangsa ini jalan yang

paling tepat untuk merubahnya yaitu dengan mengedepankan cara-cara

yang baik, dan diharapkan dapat mengatasi masalah yang begitu pelik.

Dengan membangun bangsa dengan mempersiapkan

generasi bangsa yang memiliki hati nurani, bukan dengan otot, akal,

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

92

dan pembangunan di segala bidang, tapi hati nurani yang sehat, pikiran

jadi jernih, badan sehat dan akhlak mulia (perilaku jadi mulia) .

“Bagaimana kita membangun jati diri, karena kita berantakan saat ini karena kita sibuk dibalik topeng. Pangkat dan kedudukan itu topeng, tapi kita harus hidup lebih baik dari pada topeng yang menempel pada tubuh kita”.

Dalam pesan tersebut terdapat suatu pesan moral kepada

masyarakat, terutama para aparat pemerintahan, pemimpin yang

selama ini selalu menjadikan topeng kekuasaan sebagai alat untuk

menyengsarakan rakyat. Bahwa sesungguhnya kedudukan, jabatan

adalah amanah yang harus dikerjakan sesuai tujuan yang ada demi

menciptakan rasa keadilan pada masyarakat.

Pesan tersebut dengan nada keras Beliau (Aa Gym) mengajak

kepada mad’u agar topeng-topeng yang menempel pada manusia harus

lebih baik dibanding topeng yang menempel pada manusia.

“Biang diantara semua biang penyakit yang membuat bangsa kita keprihatinan yang amat mendalam yaitu “khubuddunya” terlampau mengagung-agungkan dunya yang kecil mungil ini, terlampau mendewa-dewakan harta, tahta, kita terlalu memuja memuji kedudukan, kekuasaan, sehingga untuk mendapatkan harta ia rela menggadaikan hara dirinya untuk mendapatkan kekuasaan ia rela menggadaikan kehormatannya”.

Pesan moral pada pesan tersebut terjadi kerusakan di berbagai

sendi negeri ini, salah satu penyebabnya adalah banyak manusia terlalu

berfikir materialistik (khubuddunya) terlalu mengagungkan dunya,

seperti harta, tahta, kedudukan, dan kekuasaan. Sehingga mereka

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

93

menggunakan cara-cara tidak bermoral yang merugikan orang lain,

seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.

Bahkan kehormatan harga dirinya tergadaikan demi

mendapatkan dunya, bahkan sering membuat konflik dan

menimbulkan korban jiwa.

Jadi dari pemaparan nilai-nilai dari pesan-pesan dakwah K.H.

Abdullah Gymnastiar pada vol I dapat ditarik benang merah bahwa

nilai moral khususnya bidang akhlak menjadi tujuan dari dakwah

beliau, untuk mengembalikan ajaran Islam yang sudah ditinggalkan

dan untuk mengembalikan keadaan bangsa ini dari krisis moral yang

melanda negeri ini sejak reformasi di gulirkan.

4.2.2. Pada vol II pesan-pesan dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar mengarah

pada nilai-nilai sosial kemasyarakatan, seperti:

“Maha suci Allah, Dzat yang mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut dan tidaklah kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut. Betapa tidak ? Jikalau kemampuan kita menyanyangi orang lain tercerabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih saying Allah ternyata hanya akan diberikan kepada orang-orang yang masih hidup kasih-sayang dalam kalbunya”.

Nilai-nilai sosial tersebut mengarah kepada kasih sayang antara

sesama makhluk-Nya. Dimana kasih sayang adalah bentuk cerminan

dari kejernihan qalbu, seseorang menanamkan kasih sayang akan

semakin banyak teman, saudara dan mendapat tempat dihati

masyarakat, tapi sebaliknya jika kasih sayang sehingga akan menjadi

memperburuk, dan menjadi hina dimata masyarakat.

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

94

Pada hakikatnya bahwa kasih sayang adalah mengandung nilai-

nilai sosial yang bisa menyatukan manusia dengan manusia lain untuk

mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam tentang akhlak sebagai bagian dari

mereinterpretasikan Islam sebagai rahmatan lili’alamin, Islam adalah

agama yang berdasarkan kasih sayang dan keadilan, Islam

mengajarkan kita untuk bergaul dengan sesama manusia, walaupun

berbeda suku, bangsa, dan agama.Islam mengajarkan kasih sayang

“Inilah rahmat Allah yang diberikan kepada makhluk hidup yang jumlahnya 1 % dibanding rahmat Allah, 1 % ditebarkan kepada se-milyar makhluk hidup. Bayangkan andaikata kasih sayang tidak hanya kepada anak-anak sendiri tapi kepada anak-anak yatim, anak-anak jalanan, anak-anak terlantar, kita rela berfikir terus berbuat. Tidak hanya kepada orang yang ada pertalian darah, juga para tetangga, juga pada sanak saudara kita, hanya kepada orang yang berbuat baik kepada kita, bahkan kepada orang yang licik kepada kita, orang yang menghina kepada kita, bayangkan jikalau kita yang termasuk memberikan kasih sayang, bahagia mulia. Inilah yang mulia kasih sayang dari peradaban bangsa ini”.

Nilai-nilai sosial sangat jelas, bahwa kita harus menyanyangi

orang-orang disekeliling kita seperti anak yatim, anak jalanan, fakir

miskin, bahkan kepada orang yang memusuhi kita, membenci kita,

menghina kita, bahkan mereka diluar dari Islam (non muslim). Bahwa

sesungguhnya kasih sayang Allah Swt lebih dari yang dimiliki

manusia.

Kondisi yang digambarkan K.H. Abdullah Gymnastiar

mengarahkan kepada mad’u/pemirsa televisi, dengan kata santun dan

penuh kasih sayang mengajak mad’u untuk meraba perasaan orang

Page 95: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

95

lain, sehingga hati (qalbu) akan menjadi bening tidak ada rasa ingin

menghina orang lain karena keadaan yang dialaminya.

“Jagalah hati jangan kau kotori Jagalah hati lentera hidup ini Jagalah hati jangan kau nodai Jagalah hati cahaya ilahi”. “Bila hati penuh sayang hatipun terasa lapang Benci dendam akan hilang hidup bersamakan tenang Tapi bila hati benci tutur kata penuh caci Perilaku tak terpuji jadi makhluk terkeji”.

Nilai-nilai dari syair “Jagalah Hati” dan singiran yang

dilantunkan K.H. Abdullah Gymnastiar yang mengarah pada nilai-nilai

sosial, mengajak mad’u agar menjaga hati dari segala sifat yang bisa

membuat hati menjadi kotor karena hati (qalbu) adalah bagaikan

cermin yang bisa kotor dan harus dibersihkan dengan hati illahi

(tuntunan agama).

Puncak dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar dalam setiap

ceramahnya beliau mengajak kepada mad’u untuk melantunkan syair

“Jagalah Hati” yang dibarengi dengan singiran yang mengambarkan

hati yang ada sifat kotor/tidak terpuji dan akibanya, dan hati yang

penuh kasih sayang akan mendapatkan ketenangan bagi orang itu

sendiri.

Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa pesan dakwah K.H.

Abdullah Gymnastiar pada VCD vol I dan II menintik berarkan pada

persoalan-persoalan moral (akhlak) dan nilai-nilai sosial

Page 96: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

96

kemasyarakatan, untuk mengembalikan bangsa Indonesia yang sedang

mengalami krisis multidimensional salah satunya adalah krisis moral.

Jadi pesan-pesan dakwah beliau sangat tetap, dengan sedikit

demi sedikit mengadakan perubahan untuk mengembalikan keadaan

negeri ini.

Page 97: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

97

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Sebagai penutup dalam skripsi ini akan penulis simpulkan:

Materi pesan dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar lebih banyak

mengandung muatan manajemen qolbu hal ini dapat dilihat prosentase

masing-masing muatan. Manajemen qolbu sebanyak 26 dari 42 kategori

atau 61,9 %, muatan kesalehan sosial sebanyak 8 dari 42 kategori atau

19,04 %, dan kesalehan individual sebanyak 8 dari 42 kategori atau 19,04.

Dilihat dari segi prosentase materi pesan dakwah K.H. Abdullah

Gymnastiar di atas, dapat dilihat adanya usaha penguatan dalam bidang

akhlak (perbaikan moral), dengan harapan dapat mengatasi krisis

multidimensional, seperti krisis moral, terjadinya korupsi, kolusi, nepotise

dan kejahatan yang terjadi disetiap saat, dan diharapkan mampu

mengembalikan fitrah manusia, yaitu kembali kejalan yang diridlai Allah

SWT (mengamalkan ajaran-ajaran al-Qur’an dan hadist).

Begitu dominannya muatan manajemen qalbu sehingga tidak bisa

dielakkan terjadinya pengulangan dalam ceramah-ceramah K.H. Abdullah

Gymnastiar. Hal ini sebenarnya tidak saja terjadi pada beliau, tetapi juga

pada dai-dai lain yang cukup populer dikalangan masyarakat. Pada titik ini

yang dibutuhkan adalah kemampuan mengemas ajaran Islam dengan

97

Page 98: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

98

bahasa-bahasa yang komunikatif sesuai dengan tuntutan zaman dan

kebutuhan masyarakat

Pada saat pesan dakwah tesebut disampaikan K.H. Abdullah

Gymnastiar menitik beratkan kepada masalah moral dan masalah sosial

kemasyarakat, untuk mengembalikan bangsa ini.

5.2. Saran

Ada beberapa saran yang penulis kemukakan, antara lain:

1. Kepada K.H. Abdullah Gymnastiar agar materi aqidah dan syariah

juga disampaikan, agar mad’u dapat menerima materi dakwah

menyeluruh tentang Islam.

2. Kepada K.H. Abdullah Gymnastiar, agar tetap konsisiten dan memiliki

komitmen yang dilandaskan pada keikhlasan dalam menjalankan

dakwahnya. Karena dakwah yang ikhlas akan memberi pengaruh yang

luar biasa terhadap obyek dakwah yang menjadi sasarannya. Hal

tersebut dapat menjadi prinsip dasar semua da’I yang menyampaikan

pesan-pesan Islam kepada sasaran dakwahnya.

3. Kepada para juru dakwah (da’i) materi pesan dakwah yang digulirkan

K.H. Abdullah Gymnastiar agar menjadi referensi bagi da’i yang akan

menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada obyek dakwahnya,

dalam rangka memunculkan kesadaran hati setiap yang diseru (mad’u).

Page 99: BAB I PENDAHULUAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · 5 Amir Said az-Zaibari, Manajemen Kalbu (Resep Sufi ... salah satu

99

5.3. Penutup

Demikian yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi

yang masih memiliki banyak kekurangan ini. Mudah-mudahan bermanfaat

bagi penelitian berikutnya dan kita semua. Amin.