BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya Indonesia dalam melanjutkan cita-cita millenium adalah melalui
pembangunan berkelajutan yaitu SDGs (Sustainable Development Goals),
yang merupakan agenda pembangunan global yang baru untuk periode 2016-
2030. Menindaklanjuti kesepakatan negara-negara anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam “Transforming Our World: The
2030 Agenda for Sustainable Development” tanggal 2 Agustus 2015,
pengesahan 17 SDGs menjadi tonggak baru komitmen masyarakat
internasional pada agenda pembangunan global untuk meneruskan pencapaian
Millenium Development Goals (MDGs) (Bappenas RI, 2009).
Sama halnya dengan tujuan MDG’s, tujuan SDG’s merupakan salah
satu indikator utama keberhasilan pembangunan kesehatan melalui
peningkatan kesehatan ibu. Program yang memuat salah satu tujuan
pembangunan yaitu pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender dan
perbaikan kesehatan maternal memprioritaskan upaya kesehatan maternal
yang dilakukan secara sistematik dengan tujuan mengurangi resiko kematian,
menjamin reproduksi sehat dan meningkatkan kualitas hidup ibu, kaum
perempuan dengan tolak ukur keberhasilan program digunakan indikator
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes RI,
2015).
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2
Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah
kematian yang terjadi saat hamil, bersalin, atau dalam 42 hari pasca persalinan
dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap
kehamilan. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil
menjadi faktor yang meningkatkan angka kematian ibu. WHO memperkirakan
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia lebih dari 585 ribu ibu meninggal tiap
tahunnya, artinya setiap menit ada satu perempuan yang meninggal saat hamil,
bersalin maupun dalam 42 hari pasca melahirkan. Hal ini menunjukkan bahwa
kehamilan bukan peristiwa yang tidak hanya terjadi alamiah namun perlu
mendapat perhatian khusus dari lingkungan sekitar (Barata, 2008).
Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi
dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Kematian
ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Namun
proporsinya telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung
mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat.Lebih
dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK
(Kemenkes RI, 2016).
Penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu
sendiri dan merupakan salah satudari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada
saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun),
terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).
Sebagian besar kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
3
sebesar 26,33%, dan pada waktu persalinan sebesar 12,76% (Dinkes Jawa
Tengah, 2015).
Di Indonesia penurunan AKI terjadisejak tahun 1991 sampai dengan
2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012
menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359
kematianibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan
penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan
hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Berdasarkan data yang
diperoleh, penyebab kematian pada ibu hamil di Indonesia karena Pre-
eklampsia sebesar 35% (Kemenkes RI, 2016).
Begitu pula data jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah
pada tahun 2015. Angka kematian ibu hamil tahun 2015 sebanyak 619 kasus,
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 dengan 711 kasus.
Berdasarkan data SDKI 2012 kejadian pre-eklampsia di Jawa Tengah
menyumbang 35,26% pada kematian ibu (Dinkes Jawa Tengah, 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas mengalami
fluktuasi. Selama periode 2011-2012 mengalami penurunan dari
129.35/100.000 kelahiran hidup menjadi 114/100.000 kelahiran, dan kembali
mengalami peningkatan di tahun berikutnya menjadi 124.73/100.000 kelahiran
hidup. Tahun 2015 AKI di Kabupaten Banyumas sebesar 101/100.000
kelahiran hidup, hal ini mengalami penurunan bila dibanding pada tahun 2014
sebesar 114,73/100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama dari angka kematian
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
4
ibu di Banyumas antara lain komplikasi obstetrik (Pre-eklampsia, perdarahan
dan infeksi) yaitu sebesar 90% (Dinkes Banyumas , 2015).
Pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu
hamil, disamping infeksi dan perdarahan. Oleh sebab itu, bila ibu hamil sudah
ketahuan berisiko, terutama sejak awal kehamilan, sebaiknya tenaga kesehatan
memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut dengan melakukan
pemeriksaan secara hati-hati (Rukiyah, 2010). Pre-eklampsia dapat terjadi
dengan tanda-tanda hipertensi dan proteinuria yang baru muncul di trimester
kedua kehamilan yang selalu pulih di periode postnatal (Robson, 2012).
Salah satu faktor risiko terjadinya pre-eklampsia adalah kebiasaan
hidup/gaya hidup salah satunya yaitu merokok, pola makan,
olahraga/aktivitas, dan istirahat (Manuaba, 2012).
Kurniasih (2012) juga menyatakan bahwa gaya hidup seperti pola
makan dan kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko pre-eklampsia.
Aktivitas fisik ringan selama kehamilan merupakan cara yang baik untuk
memelihara stamina tubuh dan dapat membantu menguatkan jantung ibu dan
bayi yang dikandungnya.
Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat aktifitas otot –
otot skelet yang mengakibatkan pengeluaran energi. Setiap orang melakukan
aktifitas fisik antara individu satu dengan yang lain tergantung gaya hidup
perorangan dan faktor lainnya. Aktivitas fisik terdiri dari aktifitas selama
bekerja, tidur, dan pada waktu senggang. Latihan fisik yang terencana,
terstruktur, dilakukan berulang-ulang termasuk olahraga fisik merupakan
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
5
bagian dari aktifitas fisik. Aktivitas fisik sedang yang dilakukan secara terus
menerus dapat mencegah resiko terjadinya penyakit tidak menular seperti
penyakit pembuluh darah, diabetes, kanker dan lainnya (Kristanti, 2006).
Aktivitas fisik selama kehamilan tentunya akan terbatas, karena
kondisi tubuh yang harus memapah mahluk hidup lain didalam tubuh. Akan
tetapi, ibu hamil masih perlu melakukan aktivitas fisik selama kehamilan.
Berdasarkan pertimbangan fisiologis kehamilan menekan tubuh lebih banyak
dibandingkan dengan kejadian fisiologis lain pada kehidupan wanita sehat dan
membutuhkan pertimbangan adaptasi kardiovaskular, metabolik, hormonal,
respirasi dan muskuloskeletal. Hal ini dikarenakan adaptasi yang terjadi
selama kehamilan berfungsi untuk memberi makanan dan melindungi janin,
dan hal ini terjadi selama dilakukannya latihan untuk menjaga homeostasis
maternal, maka aktivitas fisik selama kehamilan akan menciptakan konflik
kebutuhan antara maternal dan janin serta resiko untuk hasil kehamilan seperti
pre-eklampsia (Almatsier, 2010).
Berdasarkan penelitian dari Wilanda (2013) menyatakan bahwa ibu
hamil yang tidak melakukan aktivitas fisik ringan selama kehamilan
meningkatkan resiko jantung kerja lambat, dan peredaran darah ke rahim juga
ikut terganggu, sebaliknya apabila ibu hamil tetap melakukan aktivitas fisik
selama kehamilan dapat menurunkan tekanan darah.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Muhammad (2014) tentang jalan
kaki sepuluh menit pada ibu tekanan darah ibu hamil primigravida, penelitian
menunjukkan bahwa ada penurunan tekanan darah pada ibu hamil primigavida
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
6
sesudah melakukan jalan kaki sepuluh menit. Hal ini menunjukkan pentingnya
melakukan aktivitas fisik seringan apapun dapat berdampak pada kesehatan
ibu hamil.
Sebuah penelitian baru juga mengungkapkan bahwa saat seorang calon
ibu bekerja atau melakukan aktivitas fisik, janinnya akan mendapatkan efek,
yakni jantung si janin makin kuat dan sehat. Setidaknya irama jantungtidak
berdetak kencang, melainkan melambat teratur. Demikian diungkapkan dalam
pertemuan tahunan Experimental Biology (2008) di San Diego. Penelitian ini
menyatakan bahwa seorang ibuyang melakukan aktivitas fisik tidak hanya
mendapatkan manfaat bagi jantungnya sendiri, tetapijuga bermanfaat bagi
jantung si janin. Seperti hasil penelitian rintisan yang sudah dilakukan, Linda
E. May, dari Department of Anatomy di Kansas City University of Medicine
and Biosciences melanjutkan penelitian yang melibatkan banyak wanita hamil.
Sepuluh orang wanitaberpartisipasi dalam penelitian itu, separuhnya
melakukan aktivitas fisik yang lain tidak. Gerakan janin seperti bernapas,
gerak tubuh dan mulut dimonitor dan direkam selama 24 minggu. Para peneliti
menemukan melambatnya irama jantung secara berarti yang terjadi selama
para ibumelakukan aktivitas fisik. Sementara irama jantung janin pada para
ibu yang tidak banyak beraktivitas justru lebih tinggi.
Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan di atas, dapat kita ketahui
bahwa aktivitas fisik dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan komplikasi
kehamilan seperti pre-eklampsia. Aktivitas fisik yang dilakukan dapat
bermanfaat bagi ibu maupun janinya. Selain itu peran perawat diharapkan
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
7
lebih aktif dalam mengadakan penyuluhan dan kegiatan yang dapat
mengurangi obesitas, melakukan pengawasan secara ketat dan lebih teliti pada
saat pemeriksaan serta anjuran melakukan aktivitas fisik (Sungkar, 2013).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
September 2016 pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok,
diketahui bahwa dari 2 ibu hamil yang dilakukan wawancara dengan umur
kehamilan masing-masing 24 minggu dan 30 minggu, masing-masing ibu
hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu
hamil. Pada ibu hamil yang tetap aktif bekerja mengalami oedem dan tekanan
darah >140/90 mmHg dalam 2x pemeriksaan, tetapi saat dibawa istirahat
duduk maupun berbaring oedem sembuh mengatakan tidak mengalami
kesulitan melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja dikurangi jam kerja
di tiap minggunya. Begitu juga ibu hamil yang tidak bekerja masih melakukan
keseharian seperti biasanya. Ibu hamil ini memiliki tekanan darah yang cukup
tinggi selama 2x pemeriksaan terakhir yaitu >150/90 mmHg. Bahkan setiap
pagi menyempatkan diri untuk jalan-jalan ringan. Hal ini membuktikan bahwa
sebenarnya walaupun hamil tetap dapat beraktivitas seperti biasa hanya saja
tetap harus memperhatikan kondisi fisik ibu.
Puskesmas I Cilongok merupakan salah atu fasilitas kesehatan di
wilayah Kabupaten Banyumas yang berdiri tahun 2013. Wilayah ini memiliki
kasus kematian ibu hamil dengan komplikasi dan Pre-eklampsia Berat (PEB)
masing-masing 1 kasus kematian yaitu pada tahun 2014 di Desa Sokawera dan
Sambirata. Begitu pula di tahun 2015, kasus kematian ibu saat hamil dan nifas
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
8
masih ada, yaitu masing-masing 1 kasus. Hal tersebut menjadikan seluruh
elemen masyarakat dan petugas kesehatan lebih aware kepada ibu hamil dan
menitik beratkan pelayanan kesehatan pada Antenatal Care (ANC).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk
melakukankan penelitian tentang hubungan aktivitas fisik selama kehamilan
terhadap kejadian pre-eklampsia di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
Kabupaten Banyumas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan aktivitas fisik selama kehamilan
terhadap kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok Kabupaten Banyumas?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa hubungan aktivitas fisik selama kehamilan
terhadap kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa karakteristik ibu hamil
b. Mengetahui gambaran tingkat aktivitas fisik selama kehamilan pada ibu
hamil
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
9
c. Mengetahui kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil
d. Menganalisa hubungan aktivitas fisik selama kehamilan terhadap
kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Mengetahui, menambah wawasan dan pengalaman serta
merupakan sarana penerapan ilmu keperawatan, dan upaya mendorong
untuk meneliti hal-hal yang belum terungkap dan mengembangkan
penelitian yang sudah ada, terutama dalam dalam hal kesehatan ibu hamil.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini sebagai masukan informasi bagi semua dan referensi
bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut khususnya keperawatan
maternitas.
3. Bagi Responden
Penelitian diharapkan dapat menambah pemahaman dan manfaat
pada ibu hamil terutama yang beresiko pre-eklampsia tentang aktivitas
fisik sebagai upaya mencegah terjadinya komplikasi selama maupun
sesudah kehamilan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini untuk dijadikan Evidance Base Nursing dalam
pembelajaran mahasiswa keperawatan.
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
10
5. Bagi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini sebagai bahan acuan dan pedoman agar tenaga
kesehatan dapat lebih kritis terhadap resiko pre-eklampsia pada ibu
hamil sehingga tercapai derajat kesehatan ibu hamil yang optimal.
E. Penelitian Terkait
1. Vonny (2012). Penelitian dengan judul “Hubungan obesitas dan riwayat
hipertensi dengan kejadian pre-eklampsia di Puskesmas Rawat Inap Danau
Panggang”. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik
dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan
sampling jenuh yaitu seluruh ibu hamil yang berjumlah 407 orang. Data
dikumpulkan, diolah dan di analisa dengan analisa univariat dan bivariat.
Hasil penelitian dari 407 ibu hamil, didapatkan ibu hamil dengan
preeklamsi 75 (18,4%), ibu hamil yang obesitas 26 (6,4%) dan ibu yang
mempunyai riwayat hipertensi 107 (26,8%). Kesimpulan dari penelitian ini
bahwa riwayat hipertensi berhubungan dengan kejadian pre-eklampsi di
puskesmas Rawat Inap Danau Panggang tahun 2012.
Persamaan : Subjek yang diteliti adalah ibu hamil risiko pre-eklampsia
antara lain adanya riwayat hipertensi.
Perbedaan : Lokasi penelitian, tempat penelitian, tahun penelitian dan
variabel penelitian.
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
11
2. Muhammad (2014). Penelitian yang berjudul “Tekanan Darah Ibu Hamil
Primigavida Sebelum dan Sesudah melakukan Olahraga Jalan Kaki
Selama Sepuluh Menit”. Metode yang dilakukan adalah menggunakan
desainpre-eksperiment dengan rancangan one group pretest-postest design
tanpa kelompok pembanding. Teknik pengambilan sampel dilakukan
secara acak (random sampling) denganjumlah 20 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan tekanan darahpada ibu
hamil primigavida sesudah melakukan jalan kaki sepuluh menit. Untuk
menurunkan angka kematian ibu secara bermakna, kegiatan deteksi dini
ibu hamil berisikoperlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan KIA
maupun di masyarakat.
Persamaan : Subjek yang diteliti adalah ibu hamil risiko pre-eklampsia
Perbedaan : Lokasi penelitian, tempat penelitian, tahun penelitian dan
variabel penelitian.
3. Islami (2016). Penelitian yang berjudul “Faktor-faktor Yang Berhubungan
dengan Kejadian Pre-eklampsia pada Ibu Hamil di wilayah kerja
Puskesmas I Baturaden”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survey analitik dengan pendekatan cross-sectional dan dengan
teknik sample Random sampling 66 responden. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa faktor paritas, IMT, riwayat penyakit kepatuhan ANC
dan tingkat pengetahuan berhubungan terhadap kejadian Pre-ekalmpsia
diwilayah kerja Puskesmas I Baturaden. Ibu hamil dianjurkan untuk
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
12
melakukan senam hamil, rutin melakukan pengecekan tekanan darah dan
proteinurine untuk mengoptimalkan kehamilannya.
Persamaan : menggunakan metode yang sama yaitu survey analitik
Perbedaan : dalam penelitian ini mencari hubungan pre-ekalmpsia
dengan variable aktivitas fisik.
4. Wolf (2014). Penelitian berjudul “Leisure Time Physical Activity and the
Risk of Pre-eclampsia: A Systematic Review”. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan studi literature mengenai LTPA
(Leisure Time Physical Activity) sebelum dan selama kehamilan dalam
penurunan risiko Pre-eklampsia. 11 studi sebelumnya dilakukan analisis.
Dari hasil yang di dapat yaitu setidaknya dengan melakukan aktivitas fisik
25 kali per bulan atau lebih dari 4 jam per minggu dapat menurunkan
risiko pre-eklampsia.
Persamaan : menggunakan variable yang sama yaitu aktivitas fisik dan
pre-eklampsia
Perbedaan : dalam penelitian yang akan peneliti lakukan menggunakan
subjek yaitu ibu hamil.
5. Taber (2007). Penelitian yang berjudul “Correlates of Physical Activity in
Pregnancy among Latina Women”. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kohort prospektif dari tahun 2000- 2004 pada
pasien perawatan yang sehat di Latina dalam klinik umum dan praktik
kebidanan. Hasil dari penelitian ini yaitu sebanyak 1.231 wanita (terutama
dari Puerto Rico heritage) memenuhi kriteria kelayakan dan yang terdaftar.
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
13
Partisipasidalam rumah tangga / pengasuhan, pekerjaan, olahraga /
latihan,dan hidup aktif menurun dari sebelum hamil dan saat hamil. Hasil
dari penelitian ini adalah wanita yang cenderung aktif sebelum hamil juga
aktif saat kehamilan walau intensitas dikurangi. Factor sosiodemografi
seperti pendidikan tinggi, pendapatan yang lebih tinggi, dan memiliki anak
lebih sedikitakan lebih tinggi partisipasinya dalam kegiatan selama hamil.
Persamaan : menggunakan variable aktivitas fisik
Perbedaan : penelitian ini akan menggunakan rancangan cross-
sectional dan metode survey analitik.
6. Wilanda (2013). Penelitian berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Gaya
Hidup Ibu Hamil Pre-eklampsia tentang Pre-eklampsia”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatf dengan teknik
sampling accidential di Poli Kebidanan RSUD Arifin Achmad pada 71 orang.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa 67,6% ibu hamil memiliki
pengetahuan yang tinggi terhadap pre-eklampsia dan 57,7% dari total
memiliki gaya hidup yang positif (baik). Dalam penelitian ini disebutkan
bahwa salah satu gaya hidup yaitu aktivitas fisik ibu hamil terbukti
berhubungan dengan pre-eklampsia terutama pada ibu hamil yang sedikit
melakukan aktivitas fisik.
Persamaan : subjeknya ibu hamil yang pre-eklampsia
Perbedaan : pada desain penelitian, tempat penelitian, tahun penelitian.
7. Osterdal(2008). Penelitian yang berjudul “Does leisure time physical
activity in early pregnancy protect against pre-eclampsia? Prospective
cohort in Danish women”. Metode dalam peneliti ini adalah metode
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
14
penelitian Cohort. 85 orang dari 139 wanita hamil di Danish diambil. Data
dikumpulkan dari tahun 1996 sampai 2002. Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan olahraga sebanyak 270
menit/ minggu dan wanita dengan tingkat aktifitas fisik sebanyak 420
menit/ minggu memiliki OR=1,78 memiliki peningkatan risiko
preeklampsia.
Persamaan : subjek yaitu ibu hamil dan tentang pre-eklampsia
Perbedaan : metode penelitian, tahun penelitian, tempat penelitian
Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017