BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil...

14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Indonesia dalam melanjutkan cita-cita millenium adalah melalui pembangunan berkelajutan yaitu SDGs (Sustainable Development Goals), yang merupakan agenda pembangunan global yang baru untuk periode 2016- 2030. Menindaklanjuti kesepakatan negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam “Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development” tanggal 2 Agustus 2015, pengesahan 17 SDGs menjadi tonggak baru komitmen masyarakat internasional pada agenda pembangunan global untuk meneruskan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) (Bappenas RI, 2009). Sama halnya dengan tujuan MDG’s, tujuan SDGs merupakan salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan kesehatan melalui peningkatan kesehatan ibu. Program yang memuat salah satu tujuan pembangunan yaitu pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender dan perbaikan kesehatan maternal memprioritaskan upaya kesehatan maternal yang dilakukan secara sistematik dengan tujuan mengurangi resiko kematian, menjamin reproduksi sehat dan meningkatkan kualitas hidup ibu, kaum perempuan dengan tolak ukur keberhasilan program digunakan indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes RI, 2015). Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya Indonesia dalam melanjutkan cita-cita millenium adalah melalui

pembangunan berkelajutan yaitu SDGs (Sustainable Development Goals),

yang merupakan agenda pembangunan global yang baru untuk periode 2016-

2030. Menindaklanjuti kesepakatan negara-negara anggota Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam “Transforming Our World: The

2030 Agenda for Sustainable Development” tanggal 2 Agustus 2015,

pengesahan 17 SDGs menjadi tonggak baru komitmen masyarakat

internasional pada agenda pembangunan global untuk meneruskan pencapaian

Millenium Development Goals (MDGs) (Bappenas RI, 2009).

Sama halnya dengan tujuan MDG’s, tujuan SDG’s merupakan salah

satu indikator utama keberhasilan pembangunan kesehatan melalui

peningkatan kesehatan ibu. Program yang memuat salah satu tujuan

pembangunan yaitu pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender dan

perbaikan kesehatan maternal memprioritaskan upaya kesehatan maternal

yang dilakukan secara sistematik dengan tujuan mengurangi resiko kematian,

menjamin reproduksi sehat dan meningkatkan kualitas hidup ibu, kaum

perempuan dengan tolak ukur keberhasilan program digunakan indikator

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes RI,

2015).

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

2

Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah

kematian yang terjadi saat hamil, bersalin, atau dalam 42 hari pasca persalinan

dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap

kehamilan. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil

menjadi faktor yang meningkatkan angka kematian ibu. WHO memperkirakan

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia lebih dari 585 ribu ibu meninggal tiap

tahunnya, artinya setiap menit ada satu perempuan yang meninggal saat hamil,

bersalin maupun dalam 42 hari pasca melahirkan. Hal ini menunjukkan bahwa

kehamilan bukan peristiwa yang tidak hanya terjadi alamiah namun perlu

mendapat perhatian khusus dari lingkungan sekitar (Barata, 2008).

Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi

dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Kematian

ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu

perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Namun

proporsinya telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung

mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat.Lebih

dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK

(Kemenkes RI, 2016).

Penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu

sendiri dan merupakan salah satudari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada

saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun),

terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).

Sebagian besar kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

3

sebesar 26,33%, dan pada waktu persalinan sebesar 12,76% (Dinkes Jawa

Tengah, 2015).

Di Indonesia penurunan AKI terjadisejak tahun 1991 sampai dengan

2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012

menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359

kematianibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan

penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan

hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Berdasarkan data yang

diperoleh, penyebab kematian pada ibu hamil di Indonesia karena Pre-

eklampsia sebesar 35% (Kemenkes RI, 2016).

Begitu pula data jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah

pada tahun 2015. Angka kematian ibu hamil tahun 2015 sebanyak 619 kasus,

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 dengan 711 kasus.

Berdasarkan data SDKI 2012 kejadian pre-eklampsia di Jawa Tengah

menyumbang 35,26% pada kematian ibu (Dinkes Jawa Tengah, 2015).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas mengalami

fluktuasi. Selama periode 2011-2012 mengalami penurunan dari

129.35/100.000 kelahiran hidup menjadi 114/100.000 kelahiran, dan kembali

mengalami peningkatan di tahun berikutnya menjadi 124.73/100.000 kelahiran

hidup. Tahun 2015 AKI di Kabupaten Banyumas sebesar 101/100.000

kelahiran hidup, hal ini mengalami penurunan bila dibanding pada tahun 2014

sebesar 114,73/100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama dari angka kematian

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

4

ibu di Banyumas antara lain komplikasi obstetrik (Pre-eklampsia, perdarahan

dan infeksi) yaitu sebesar 90% (Dinkes Banyumas , 2015).

Pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu

hamil, disamping infeksi dan perdarahan. Oleh sebab itu, bila ibu hamil sudah

ketahuan berisiko, terutama sejak awal kehamilan, sebaiknya tenaga kesehatan

memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut dengan melakukan

pemeriksaan secara hati-hati (Rukiyah, 2010). Pre-eklampsia dapat terjadi

dengan tanda-tanda hipertensi dan proteinuria yang baru muncul di trimester

kedua kehamilan yang selalu pulih di periode postnatal (Robson, 2012).

Salah satu faktor risiko terjadinya pre-eklampsia adalah kebiasaan

hidup/gaya hidup salah satunya yaitu merokok, pola makan,

olahraga/aktivitas, dan istirahat (Manuaba, 2012).

Kurniasih (2012) juga menyatakan bahwa gaya hidup seperti pola

makan dan kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko pre-eklampsia.

Aktivitas fisik ringan selama kehamilan merupakan cara yang baik untuk

memelihara stamina tubuh dan dapat membantu menguatkan jantung ibu dan

bayi yang dikandungnya.

Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat aktifitas otot –

otot skelet yang mengakibatkan pengeluaran energi. Setiap orang melakukan

aktifitas fisik antara individu satu dengan yang lain tergantung gaya hidup

perorangan dan faktor lainnya. Aktivitas fisik terdiri dari aktifitas selama

bekerja, tidur, dan pada waktu senggang. Latihan fisik yang terencana,

terstruktur, dilakukan berulang-ulang termasuk olahraga fisik merupakan

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

5

bagian dari aktifitas fisik. Aktivitas fisik sedang yang dilakukan secara terus

menerus dapat mencegah resiko terjadinya penyakit tidak menular seperti

penyakit pembuluh darah, diabetes, kanker dan lainnya (Kristanti, 2006).

Aktivitas fisik selama kehamilan tentunya akan terbatas, karena

kondisi tubuh yang harus memapah mahluk hidup lain didalam tubuh. Akan

tetapi, ibu hamil masih perlu melakukan aktivitas fisik selama kehamilan.

Berdasarkan pertimbangan fisiologis kehamilan menekan tubuh lebih banyak

dibandingkan dengan kejadian fisiologis lain pada kehidupan wanita sehat dan

membutuhkan pertimbangan adaptasi kardiovaskular, metabolik, hormonal,

respirasi dan muskuloskeletal. Hal ini dikarenakan adaptasi yang terjadi

selama kehamilan berfungsi untuk memberi makanan dan melindungi janin,

dan hal ini terjadi selama dilakukannya latihan untuk menjaga homeostasis

maternal, maka aktivitas fisik selama kehamilan akan menciptakan konflik

kebutuhan antara maternal dan janin serta resiko untuk hasil kehamilan seperti

pre-eklampsia (Almatsier, 2010).

Berdasarkan penelitian dari Wilanda (2013) menyatakan bahwa ibu

hamil yang tidak melakukan aktivitas fisik ringan selama kehamilan

meningkatkan resiko jantung kerja lambat, dan peredaran darah ke rahim juga

ikut terganggu, sebaliknya apabila ibu hamil tetap melakukan aktivitas fisik

selama kehamilan dapat menurunkan tekanan darah.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Muhammad (2014) tentang jalan

kaki sepuluh menit pada ibu tekanan darah ibu hamil primigravida, penelitian

menunjukkan bahwa ada penurunan tekanan darah pada ibu hamil primigavida

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

6

sesudah melakukan jalan kaki sepuluh menit. Hal ini menunjukkan pentingnya

melakukan aktivitas fisik seringan apapun dapat berdampak pada kesehatan

ibu hamil.

Sebuah penelitian baru juga mengungkapkan bahwa saat seorang calon

ibu bekerja atau melakukan aktivitas fisik, janinnya akan mendapatkan efek,

yakni jantung si janin makin kuat dan sehat. Setidaknya irama jantungtidak

berdetak kencang, melainkan melambat teratur. Demikian diungkapkan dalam

pertemuan tahunan Experimental Biology (2008) di San Diego. Penelitian ini

menyatakan bahwa seorang ibuyang melakukan aktivitas fisik tidak hanya

mendapatkan manfaat bagi jantungnya sendiri, tetapijuga bermanfaat bagi

jantung si janin. Seperti hasil penelitian rintisan yang sudah dilakukan, Linda

E. May, dari Department of Anatomy di Kansas City University of Medicine

and Biosciences melanjutkan penelitian yang melibatkan banyak wanita hamil.

Sepuluh orang wanitaberpartisipasi dalam penelitian itu, separuhnya

melakukan aktivitas fisik yang lain tidak. Gerakan janin seperti bernapas,

gerak tubuh dan mulut dimonitor dan direkam selama 24 minggu. Para peneliti

menemukan melambatnya irama jantung secara berarti yang terjadi selama

para ibumelakukan aktivitas fisik. Sementara irama jantung janin pada para

ibu yang tidak banyak beraktivitas justru lebih tinggi.

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan di atas, dapat kita ketahui

bahwa aktivitas fisik dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan komplikasi

kehamilan seperti pre-eklampsia. Aktivitas fisik yang dilakukan dapat

bermanfaat bagi ibu maupun janinya. Selain itu peran perawat diharapkan

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

7

lebih aktif dalam mengadakan penyuluhan dan kegiatan yang dapat

mengurangi obesitas, melakukan pengawasan secara ketat dan lebih teliti pada

saat pemeriksaan serta anjuran melakukan aktivitas fisik (Sungkar, 2013).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan

September 2016 pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok,

diketahui bahwa dari 2 ibu hamil yang dilakukan wawancara dengan umur

kehamilan masing-masing 24 minggu dan 30 minggu, masing-masing ibu

hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu

hamil. Pada ibu hamil yang tetap aktif bekerja mengalami oedem dan tekanan

darah >140/90 mmHg dalam 2x pemeriksaan, tetapi saat dibawa istirahat

duduk maupun berbaring oedem sembuh mengatakan tidak mengalami

kesulitan melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja dikurangi jam kerja

di tiap minggunya. Begitu juga ibu hamil yang tidak bekerja masih melakukan

keseharian seperti biasanya. Ibu hamil ini memiliki tekanan darah yang cukup

tinggi selama 2x pemeriksaan terakhir yaitu >150/90 mmHg. Bahkan setiap

pagi menyempatkan diri untuk jalan-jalan ringan. Hal ini membuktikan bahwa

sebenarnya walaupun hamil tetap dapat beraktivitas seperti biasa hanya saja

tetap harus memperhatikan kondisi fisik ibu.

Puskesmas I Cilongok merupakan salah atu fasilitas kesehatan di

wilayah Kabupaten Banyumas yang berdiri tahun 2013. Wilayah ini memiliki

kasus kematian ibu hamil dengan komplikasi dan Pre-eklampsia Berat (PEB)

masing-masing 1 kasus kematian yaitu pada tahun 2014 di Desa Sokawera dan

Sambirata. Begitu pula di tahun 2015, kasus kematian ibu saat hamil dan nifas

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

8

masih ada, yaitu masing-masing 1 kasus. Hal tersebut menjadikan seluruh

elemen masyarakat dan petugas kesehatan lebih aware kepada ibu hamil dan

menitik beratkan pelayanan kesehatan pada Antenatal Care (ANC).

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk

melakukankan penelitian tentang hubungan aktivitas fisik selama kehamilan

terhadap kejadian pre-eklampsia di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok

Kabupaten Banyumas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan aktivitas fisik selama kehamilan

terhadap kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I

Cilongok Kabupaten Banyumas?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisa hubungan aktivitas fisik selama kehamilan

terhadap kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas I Cilongok Kabupaten Banyumas.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisa karakteristik ibu hamil

b. Mengetahui gambaran tingkat aktivitas fisik selama kehamilan pada ibu

hamil

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

9

c. Mengetahui kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil

d. Menganalisa hubungan aktivitas fisik selama kehamilan terhadap

kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I

Cilongok Kabupaten Banyumas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Mengetahui, menambah wawasan dan pengalaman serta

merupakan sarana penerapan ilmu keperawatan, dan upaya mendorong

untuk meneliti hal-hal yang belum terungkap dan mengembangkan

penelitian yang sudah ada, terutama dalam dalam hal kesehatan ibu hamil.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini sebagai masukan informasi bagi semua dan referensi

bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut khususnya keperawatan

maternitas.

3. Bagi Responden

Penelitian diharapkan dapat menambah pemahaman dan manfaat

pada ibu hamil terutama yang beresiko pre-eklampsia tentang aktivitas

fisik sebagai upaya mencegah terjadinya komplikasi selama maupun

sesudah kehamilan.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini untuk dijadikan Evidance Base Nursing dalam

pembelajaran mahasiswa keperawatan.

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

10

5. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini sebagai bahan acuan dan pedoman agar tenaga

kesehatan dapat lebih kritis terhadap resiko pre-eklampsia pada ibu

hamil sehingga tercapai derajat kesehatan ibu hamil yang optimal.

E. Penelitian Terkait

1. Vonny (2012). Penelitian dengan judul “Hubungan obesitas dan riwayat

hipertensi dengan kejadian pre-eklampsia di Puskesmas Rawat Inap Danau

Panggang”. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik

dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan

sampling jenuh yaitu seluruh ibu hamil yang berjumlah 407 orang. Data

dikumpulkan, diolah dan di analisa dengan analisa univariat dan bivariat.

Hasil penelitian dari 407 ibu hamil, didapatkan ibu hamil dengan

preeklamsi 75 (18,4%), ibu hamil yang obesitas 26 (6,4%) dan ibu yang

mempunyai riwayat hipertensi 107 (26,8%). Kesimpulan dari penelitian ini

bahwa riwayat hipertensi berhubungan dengan kejadian pre-eklampsi di

puskesmas Rawat Inap Danau Panggang tahun 2012.

Persamaan : Subjek yang diteliti adalah ibu hamil risiko pre-eklampsia

antara lain adanya riwayat hipertensi.

Perbedaan : Lokasi penelitian, tempat penelitian, tahun penelitian dan

variabel penelitian.

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

11

2. Muhammad (2014). Penelitian yang berjudul “Tekanan Darah Ibu Hamil

Primigavida Sebelum dan Sesudah melakukan Olahraga Jalan Kaki

Selama Sepuluh Menit”. Metode yang dilakukan adalah menggunakan

desainpre-eksperiment dengan rancangan one group pretest-postest design

tanpa kelompok pembanding. Teknik pengambilan sampel dilakukan

secara acak (random sampling) denganjumlah 20 responden. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan tekanan darahpada ibu

hamil primigavida sesudah melakukan jalan kaki sepuluh menit. Untuk

menurunkan angka kematian ibu secara bermakna, kegiatan deteksi dini

ibu hamil berisikoperlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan KIA

maupun di masyarakat.

Persamaan : Subjek yang diteliti adalah ibu hamil risiko pre-eklampsia

Perbedaan : Lokasi penelitian, tempat penelitian, tahun penelitian dan

variabel penelitian.

3. Islami (2016). Penelitian yang berjudul “Faktor-faktor Yang Berhubungan

dengan Kejadian Pre-eklampsia pada Ibu Hamil di wilayah kerja

Puskesmas I Baturaden”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah survey analitik dengan pendekatan cross-sectional dan dengan

teknik sample Random sampling 66 responden. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa faktor paritas, IMT, riwayat penyakit kepatuhan ANC

dan tingkat pengetahuan berhubungan terhadap kejadian Pre-ekalmpsia

diwilayah kerja Puskesmas I Baturaden. Ibu hamil dianjurkan untuk

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

12

melakukan senam hamil, rutin melakukan pengecekan tekanan darah dan

proteinurine untuk mengoptimalkan kehamilannya.

Persamaan : menggunakan metode yang sama yaitu survey analitik

Perbedaan : dalam penelitian ini mencari hubungan pre-ekalmpsia

dengan variable aktivitas fisik.

4. Wolf (2014). Penelitian berjudul “Leisure Time Physical Activity and the

Risk of Pre-eclampsia: A Systematic Review”. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan studi literature mengenai LTPA

(Leisure Time Physical Activity) sebelum dan selama kehamilan dalam

penurunan risiko Pre-eklampsia. 11 studi sebelumnya dilakukan analisis.

Dari hasil yang di dapat yaitu setidaknya dengan melakukan aktivitas fisik

25 kali per bulan atau lebih dari 4 jam per minggu dapat menurunkan

risiko pre-eklampsia.

Persamaan : menggunakan variable yang sama yaitu aktivitas fisik dan

pre-eklampsia

Perbedaan : dalam penelitian yang akan peneliti lakukan menggunakan

subjek yaitu ibu hamil.

5. Taber (2007). Penelitian yang berjudul “Correlates of Physical Activity in

Pregnancy among Latina Women”. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah studi kohort prospektif dari tahun 2000- 2004 pada

pasien perawatan yang sehat di Latina dalam klinik umum dan praktik

kebidanan. Hasil dari penelitian ini yaitu sebanyak 1.231 wanita (terutama

dari Puerto Rico heritage) memenuhi kriteria kelayakan dan yang terdaftar.

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

13

Partisipasidalam rumah tangga / pengasuhan, pekerjaan, olahraga /

latihan,dan hidup aktif menurun dari sebelum hamil dan saat hamil. Hasil

dari penelitian ini adalah wanita yang cenderung aktif sebelum hamil juga

aktif saat kehamilan walau intensitas dikurangi. Factor sosiodemografi

seperti pendidikan tinggi, pendapatan yang lebih tinggi, dan memiliki anak

lebih sedikitakan lebih tinggi partisipasinya dalam kegiatan selama hamil.

Persamaan : menggunakan variable aktivitas fisik

Perbedaan : penelitian ini akan menggunakan rancangan cross-

sectional dan metode survey analitik.

6. Wilanda (2013). Penelitian berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Gaya

Hidup Ibu Hamil Pre-eklampsia tentang Pre-eklampsia”. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatf dengan teknik

sampling accidential di Poli Kebidanan RSUD Arifin Achmad pada 71 orang.

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa 67,6% ibu hamil memiliki

pengetahuan yang tinggi terhadap pre-eklampsia dan 57,7% dari total

memiliki gaya hidup yang positif (baik). Dalam penelitian ini disebutkan

bahwa salah satu gaya hidup yaitu aktivitas fisik ibu hamil terbukti

berhubungan dengan pre-eklampsia terutama pada ibu hamil yang sedikit

melakukan aktivitas fisik.

Persamaan : subjeknya ibu hamil yang pre-eklampsia

Perbedaan : pada desain penelitian, tempat penelitian, tahun penelitian.

7. Osterdal(2008). Penelitian yang berjudul “Does leisure time physical

activity in early pregnancy protect against pre-eclampsia? Prospective

cohort in Danish women”. Metode dalam peneliti ini adalah metode

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4295/3/RACHMA ZSAFIRA BAB I.pdf · hamil yang tidak bekerja dan yang bekerja yang rutin mengikuti kelas ibu hamil. Pada ibu

14

penelitian Cohort. 85 orang dari 139 wanita hamil di Danish diambil. Data

dikumpulkan dari tahun 1996 sampai 2002. Dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan olahraga sebanyak 270

menit/ minggu dan wanita dengan tingkat aktifitas fisik sebanyak 420

menit/ minggu memiliki OR=1,78 memiliki peningkatan risiko

preeklampsia.

Persamaan : subjek yaitu ibu hamil dan tentang pre-eklampsia

Perbedaan : metode penelitian, tahun penelitian, tempat penelitian

Hubungan Aktivitas Fisik..., Rachma Zsafira, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017