BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media informasi dan teknologi pada era modern ini tentu memiliki dampak yang sangat baik bagi kehidupan kita. Dengan adanya sarana-sarana yang ditunjang oleh teknologi canggih, sehingga dapat memudahkan kita dalam belajar, berkerja dan melakukan berbagai aktifitas lainnya. Namun, jika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas modern yang kita miliki, maka justru akan berdampak negatif. Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas modern saat ini adalah kecelakaan maut yang melibatkan anak. Kecelakaan yang menimpa salah seorang anak musikus Ahmad Dhani, Abdul Qodir Jaelani (Dul/AQJ), yang mengalami tabrakan di Tol Jagorawi sungguh mengagetkan kita semua. AQJ yang mengemudikan sedan Mitsubishi Lancer ternyata masih berusia 13 tahun. Selain itu, kecelakaan tersebut telah menyebabkan 7 orang tewas dan 9 luka-luka. 1 1 Letysia Searamita. 2013. Kronologi kecelakaan maut versi Dul.: http://news.liputan6.com/read/726995/kronologi-kecelakaan-lancer-maut-versi-dul.. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2013, pukul ; 09;38

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan media informasi dan teknologi pada era modern ini

tentu memiliki dampak yang sangat baik bagi kehidupan kita. Dengan adanya

sarana-sarana yang ditunjang oleh teknologi canggih, sehingga dapat

memudahkan kita dalam belajar, berkerja dan melakukan berbagai aktifitas

lainnya. Namun, jika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas modern yang

kita miliki, maka justru akan berdampak negatif.

Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam

memanfaatkan fasilitas modern saat ini adalah kecelakaan maut yang

melibatkan anak. Kecelakaan yang menimpa salah seorang anak musikus

Ahmad Dhani, Abdul Qodir Jaelani (Dul/AQJ), yang mengalami tabrakan di

Tol Jagorawi sungguh mengagetkan kita semua. AQJ yang mengemudikan

sedan Mitsubishi Lancer ternyata masih berusia 13 tahun. Selain itu,

kecelakaan tersebut telah menyebabkan 7 orang tewas dan 9 luka-luka.1

1Letysia Searamita. 2013. Kronologi kecelakaan maut versi Dul.:

http://news.liputan6.com/read/726995/kronologi-kecelakaan-lancer-maut-versi-dul.. Diakses pada

tanggal 29 Oktober 2013, pukul ; 09;38

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

2

AQJ ketika diwawancarai mengaku bahwasanya pada saat sebelum

terjadi kecelakaan, ia menjemput Maharani di Pondok Indah Mall, Noval di

Ragunan, dan teman dekatnya AQJ, Fadjrina di Pondok Labu. Di Pondok

Labu sampai jam 17.30 WIB. Setelah menjemput, keempat temannya ia

menuju ke Grand Indonesia untuk makan malam sampai sekitar 21.30 WIB.

Kemudian setelah makan, mereka pulang, akan kembali. Saudari Maharani

Diva dijemput keluarganya, Fajrina Khairiza ini menunggu taksi, namun

setelah 30 menit tunggu taksi, akhirnya diantar AQJ ke rumah ibunya di

Cibubur. Pukul 24.00 WIB AQJ mengakui sampai di Cibubur dan langsung

izin pulang, mengarah ke Pondok Indah. Sewaktu bayar tol (dalam perjalanan

pulang), AQJ sudah merasa lelah, blank, atau kosong. Tapi dia tidak bicara

(mengakui) dengan Noval. Detik-detik kecelakaan terjadi setelah masuk pintu

Tol KM 4 Cibubur arah Jakarta. Pada saat itu, AQJ yang mengendarai dalam

kondisi blank diperingatkan Noval bahwa ada kendaraan di depannya. AQJ

pun banting setir ke kanan. "Dia tidak mengatakan tertidur atau mengantuk,

hanya pas mulai masuk pintu tol bayar, uang kembaliannya tidak diambil

kembalian.2

Berdasarkan keterangan AQJ di atas, bahwasannya sebelum AQJ

mengendarai mobilnya, AQJ sempat meminta ijin terlebih dahulu kepada

ayahnya melalui telepon, namun belum ada jawaban dari ayahnya. Kemudian

2 Ibid.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

3

AQJ dengan inisiatif dirinya asendiri langsung mengambil kunci mobil di

kotak penyimpanan kunci mobil secara sembunyi-sembunyi. Padahal, saat itu

AQJ belum memiliki SIM.

Anak yang belum mengantongi Surat Ijin Mengemudi (SIM) ketika

mengendarai mobil di jalan raya tentu melanggar hukum. Hal ini dikarenakan

akan membahayakan nyawanya sendiri dan orang lain. Orang tua sebagai

pendidik seharusnya dapat memberikan pengawasan kepada anak-anaknya

terutama yang beranjak dewasa, agar dapat mengontrol segala perbuatannya,

sehingga kejadian yang semacam ini dapat diminimalisir.

Adapun di Indonesia, pertanggung-jawaban dan proses hukum yang

berlangsung dalam kasus pelanggaran hukum oleh anak memang berbeda

dengan kasus pelanggaran hukum oleh orang dewasa, karena dasar pemikiran

pemberian hukuman oleh negara adalah bahwa setiap warga negaranya adalah

mahkluk yang bertanggung jawab dan mampu mempertanggung-jawabkan

segala perbuatannya. Sementara anak diakui sebagai individu yang belum

dapat secara penuh bertanggung jawab atas perbuatannya. Oleh sebab itulah

dalam proses hukum dan pemberian hukuman, (sebagai sesuatu yang pada

akhirnya hampir tidak dapat dihindarkan dalam kasus pelanggaran hukum),

anak harus mendapat perlakuan khusus yang membedakannya dari orang

dewasa.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

4

Penyelenggaraan proses hukum dan peradilan bagi pelanggaran

hukum oleh anak sudah bukan lagi hal baru. Tetapi karena sampai saat ini

belum ada perangkat peraturan yang mengatur mengenai penyelenggaraan

peradilan anak secara menyeluruh, mulai dari penangkapan, penahanan,

penyidikan, dan pemeriksaan di persidangan, sampai dengan sanksi yang

diberikan serta eksekusinya, maka sampai saat ini pelaksanaannya masih

banyak merujuk pada beberapa aturan khusus mengenai kasus pelanggaran

hukum oleh anak dalam KUHP dan KUHAP, serta pada Undang-Undang

No.3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

Selain itu, pelaksanaan proses peradilan bagi anak juga harus mengacu

pada Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi ke dalam Keputusan Presiden

No. 36 Tahun 1990 (Konvensi Hak Anak), dimana sedikit banyak telah

diakomodir dalam Undang Undang Pengadilan Anak.

Sampai saat ini, di Indonesia belum ada tempat bagi suatu peradilan

anak yang berdiri sendiri sebagai peradilan yang khusus. Perkara anak masih

dibawah ruang lingkup Peradilan Umum. Secara intern, lingkungan Peradilan

Umum dapat ditunjuk hakim yang khusus mengadili perkara-perkara anak.

Peradilan Anak melibatkan anak dalam proses hukum sebagai subjek tindak

pidana dengan tidak mengabaikan hari depan anak tersebut, dan menegakkan

wibawa hukum sebagai pengayoman, pelindung serta menciptakan iklim yang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

5

tertib untuk memperoleh keadilan. Perlakuan yang harus diterapkan oleh

aparat penegak hukum, yang pada kenyataannya secara biologis, psikologis

dan sosiologis, kondisi fisik, mental dan emosi anak menempatkannya pada

kedudukan khusus.3

Khusus mengenai sanksi terhadap anak dalam Undang Undang

Pengadilan Anak ditentukan berdasarkan perbedaan umur anak, yaitu bagi

anak yang masih berumur 8 (delapan) sampai 12 (dua belas) tahun hanya

dapat dikenakan tindakan, seperti dikembalikan kepada orang tuanya,

ditempatkan pada organisasi sosial, atau diserahkan kepada Negara,

sedangkan terhadap anak yang telah mencapai umur di atas 12 (dua belas)

sampai 18 (delapan belas) tahun dijatuhkan pidana. Dalam kasus AQJ, karena

anak tersebut berumur 13 (tiga belas) tahun, maka sanksi yang dijatuhkan

dapat saja berupa pidana.

Namun pada hakekatnya, segala bentuk penanganan terhadap anak

yang melanggar hukum harus dilakukan dengan memprioritaskan kepentingan

terbaik untuk si anak. Oleh karena itu, keputusan yang diambil Hakim

(apabila kasus diteruskan sampai persidangan) harus adil dan proporsional,

serta tidak semata-mata dilakukan atas pertimbangan hukum, tapi juga

mempertimbangkan berbagai faktor lain, seperti kondisi lingkungan sekitar,

3 Agung Wahyono, Siti Rahayu.. 1993. Tinjauan Tentang Peradilan Anak di Indonesia.

Jakarta : Sinar Gafika. Hal : 2.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

6

status sosial anak, dan keadaan keluarga. Hal-hal ini dijamin serta diatur

dalam UU Pengadilan Anak.

Dalam proses perkembangan tidak jarang timbul peristiwa-peristiwa

yang menyebabkan anak dalam keadaan terlantar maupun terjadinya

perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh anak berupa ancaman atau

pelanggaran ketertiban umum dalam masyarakat, bahkan ada kecenderungan

adanya penyalahgunaan anak bagi kepentingan-kepentingan tertentu yang

justru dilakukan oleh para orang tua atau pembinanya.4

Kesalahan orang tua dalam mendidik anak dengan memberikan

fasilitas yang berlebihan tanpa adanya pengawasan yang intensif dari kedua

orang tuannya menjadi salah satu penyebab banyaknya pelanggaran pidana

yang dilakukan oleh anak.

Sedangkan dalam hukum Islam, setiap orang yang melanggar hukum,

pada dasarnya akan mendapatkan balasan yang setimpal sesuai dengan tingkat

pelanggarannya.

4 Ibid. Hal : 2.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

7

Allah berfirman :

Artinya :‘’Katakanlah : Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah,

padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seseorang

berbuat dosa melainkan kemudhorotannya kembali pada dirinya sendiri. Dan

seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian

kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa

yang kamu perselisihkan’’.5

Ayat di atas menerangkan bahwasanya setiap orang yang melanggar

hukum (hukum Allah / hukum Islam) akan menanggung sendiri akibatnya dan

dosa atau hukumannya tersebut tidak dapat ditimpakan kepada orang lain.

Namun, ayat yang bersifat umum ini dikhususkan dengan hadits Nabi

Muhammad SAW.

عن الحسن البصري عن قتادة عن همام حدثنا بشر بن عمر حدثنا محمد بن يحيى القطعي البصري حدثنا يقظ وعن الصبي علي أن رسول الله صلى الله عليو وسلم قال رفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتى يست

6حتى يشب وعن المعتوه حتى يعقل

Artinya : .....‘’Dari Ali ra bahwasanya Rasulullah SAW Bersabda :

‘’Diangkat pena (tidak diwajibkan) dari tiga (golongan): Dari orang tidur

5 QS. al- An’am[6] : 164

6 At-Turmudzi. 1962. Al-Jami’ as-Shohih. Bab : mā jā’a fīman lā yajib ‘alaihi al-

hadd. Hadits no. 1423, Juz : 4. Hal : 32.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

8

sampai dia bangun, dari anak kecil sampai dia baligh dan dari orang gila

sampai dia berakal’’. (HR. At-Turmudzi)

Hadits di atas menerangkan bahwasanya setiap orang yang melanggar

hukum akan mendapatkan balasannya kecuali tiga golongan yaitu orang yang

tidur hingga ia bangun, anak kecil (belum baligh) hingga ia dewasa dan orang

gila hingga ia berakal.

Sampai saat ini, berdasarkan berita yang beredar melalui media cetak,

internet dan televisi, terdapat berbagai macam perbedaan pendapat mengenai

bentuk pertanggung-jawaban tindak pidana anak yang menimpa AQJ. Ada

yang berpendapat bahwa AQJ sudah pantas dipidana, dan ada yang

berpendapat bahwa orang tuanya-lah yang harus dipidana. Hal inilah yang

menginspirasi penulis untuk meneliti lebih jauh mengenai ‘’Bentuk

Pertanggungjawaban Tindak Pidana Anak Ditinjau Menurut Hukum Pidana

Positif dan Hukum Pidana Islam’’.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah yang akan dibahas pada penulisan skripsi

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban tindak pidana yang

dilakukan oleh anak ditinjau menurut hukum positif dan hukum

Islam?

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

9

2. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban orang tua terhadap tindak

pidana yang dilakukan oleh anak ditinjau menurut positif dan

hukum Islam?

C. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk pertanggungjawaban tindak pidana yang

dilakukan oleh anak ditinjau menurut hukum pidana positif dan

hukum pidana Islam.

2. Untuk mengetahui bentuk pertanggungjawaban orang tua terhadap

tindak pidana yang dilakukan oleh anak ditinjau menurut hukum

pidana positif dan hukum pidana Islam.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kepada peneliti

dalam memperkaya ilmu pengetahuan, terutama di bidang hukum

pidana positif Indonesia dan hukum pidana Islam khususnya yang

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

10

berhubungan dengan bentuk pertanggungjawaban tindak pidana

anak.

2. Sebagai sumbangan pemikiran khususnya mahasiswa sebagai

acuan penelitian ilmiah selanjutnya baik hukum pidana Islam

maupun hukum pidana positif Indonesia.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengambil kebijakan dalam

mewujudkan peraturan yang bisa mencapai kebutuhan masyarakat

sesuai situasi dan kondisi.

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

deskriptif analisis yaitu dengan cara menganalisis, menggambarkan dan

mendeskripsikan permasalahan secara dalam mengenai bentuk

pertanggung-jawaban tindak pidana anak ditinjau menurut hukum positif

dan hukum Islam.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif yaitu

segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan dan

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

11

sedang diteliti, oleh karena itu sumber penelitian diperoleh dari kitab-

kitab atau buku-buku secara langsung maupun referensi lain yang

berkaitan dengan pokok bahasan. Dalam hal ini menggunakan

pendekatan yuridis normatif.

3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Dalam usaha pengumpulan data-data yang relevan dengan judul

ini kami menggunakan metode sebagai berikut :

a. Library Research, yaitu penulis melakukan pengumpulan data

dengan jalan membaca dan menelusuri literatur – literature yang

berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

b. Dokumentasi yakni penulis melihat serta mengumpulkan data atau

dokumen yang ada.

4. Sumber Bahan Hukum

Karena penelitian ini termasuk kategori penelitian kepustakaan,

maka dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan sumber dan

literatur data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis, seperti buku,

majalah, e-learning dan sebagainya. Adapun sumber bahan hukum

penelitian ini adalah :

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

12

a) Sumber Bahan Hukum Primer berupa :

1) Al-Qur`an,

2) al-Hadits,

3) Undang-undang no. 01 tahun 1974 tentang Perkawinan ,

4) Kompilasi Hukum Islam,

5) Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan

Anak;

6) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak;

7) Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sitem

Peradilan Pidana Anak

8) Konvensi Hak Anak

9) Kitab Undang-undang Hukum Pidana,

10) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana,

11) Kitab-kitab Fiqh kontemporer,

12) Kitab-kitab Fiqh klasik.

b) Sumber Bahan Hukum Sekunder :

Yaitu sumber-sumber data untuk melengkapi sumber

data primer yang terdiri dari buku-buku, artikel, dan makalah-

makalah, jurnal, majalah, koran, dan lain sebagainya yang

terkait dengan pembahasan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

13

c) Sumber Bahan Hukum Tersier :

Yaitu sumber penelitian tambahan yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan penelitian primer

dan sekunder yang dapat berupa kamus, ensiklopedia, dan lain-

lain.

5. Teknik Analisa Bahan Hukum

Analisis bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif pada dasarnya berarti

penyorotan terhadap masalah serta usaha pemecahannya yang bertujuan

untuk mengerti atau memahami gejala yang diteliti.7 Penulis dalam

penelitian ini akan menerangkan dan menjelaskan gejala-gejala dari

suatu permasalahan secara umum dan kemudian mengkajinya yang

selanjutnya diuraikan dalam bentuk kalimat-kalimat sehingga menjadi

suatu kesimpulan yang bersifat khusus (deduktif).

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka penulis menyusun

sistematika penulisan skripsi ini dengan membagi menjadi 4 bab :

7 Soerjono Soekanto, Op. Cit., hlm. 32

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22435/1/jiptummpp-gdl-imamsyafii-42316-2-babi.p… · Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas

14

BAB I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, metode

analisa dan sistematika penulisan.

BAB II merupakan kajian pustaka yaitu sebuah landasan teori yang

berkaitan tentang konsep bentuk pertanggungjawaban pidana yang meliputi

pengertian pertanggungjawaban pidana, filosofi tanggung jawab, istilah dan

teori pertanggungjawaban, sifat melawan hukum dan hal-hal lain yang

berkaitan dengan bentuk pertanggungjawaban pidana baik dalam hukum

pidana positif maupun hukum pidana Islam.

BAB III merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berkenaan

dengan hal-hal yang berkenaan dengan bentuk pertanggung jawaban tindak

pidana anak. Baik tanggung jawab anak itu sendiri maupun orang tuanya

ditinjau menurut hukum pidana positif maupun hukum pidana Islam.

Sebagaimana telah dirumuskan dalam rumusan masalah sebelumnya.

BAB IV merupakan kesimpulan yang berisikan hasil dari penelitian

yang telah dilaksanakan dan saran yang berisi saran praktis dan saran untuk

penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan hasil penelitian yang

diperoleh, kekurangan, dan kelebihan penelitian