BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10....

13
1 Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan buah hati yang sangat berharga, yang akan menjadi pengganti orang tuanya di kemudian hari, maka sering dikatakan bahwa anak adalah penerus bangsa. Perlu mempersiapkan anak-anak indonesia yang sehat baik fisik maupun mental sehingga bermanfaat untuk bangsa dan negara. Maka di samping pengobatan yang diberikan apabila seorang menderita penyakit, upaya pencegahan melalui program imunisasi merupakan pilihan yang baik (Hadinegroh, 2011). Dalam Undang - Undang Kesehatan Nomor 36 pasal 130 tahun 2009 dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Penyelenggaraan imunisasi tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 pasal 1 tahun 2013 (Permenkes RI, 2017) Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10....

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

1 Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan buah hati yang sangat berharga, yang akan

menjadi pengganti orang tuanya di kemudian hari, maka sering dikatakan

bahwa anak adalah penerus bangsa. Perlu mempersiapkan anak-anak

indonesia yang sehat baik fisik maupun mental sehingga bermanfaat untuk

bangsa dan negara. Maka di samping pengobatan yang diberikan apabila

seorang menderita penyakit, upaya pencegahan melalui program imunisasi

merupakan pilihan yang baik (Hadinegroh, 2011).

Dalam Undang - Undang Kesehatan Nomor 36 pasal 130 tahun

2009 dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar

sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat

dihindari melalui imunisasi dan pemerintah wajib memberikan imunisasi

lengkap kepada setiap bayi dan anak. Penyelenggaraan imunisasi tertuang

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 pasal 1 tahun 2013

(Permenkes RI, 2017)

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu,

sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit

atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang

termasuk ke dalam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

2

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

antara lain TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio,

radang selaput otak, dan radang paru-paru. Anak yang telah diberi

imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang

dapat menimbulkan kecacatan atau kematian. Imunisasi merupakan salah

satu intervensi kesehatan yang terbukti paling cost-effective (murah),

karena dapat mencegah dan mengurangi kejadian kesakitan, kecacatan,

dan kematian akibat PD3I (PP DAN PTK RI, 2014)

Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk

melindungi terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah

Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah (Sundoroh, 2017).

Penyelenggaraan program bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) ini

berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI tahun 2017 pasal 7

memutuskan bahwa imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia

sekolah dasar sebagaimana ulangan imunisasi dasar untuk

mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk memperpanjang masa

perlindungan anak yang sudah mendapatkan imunisasi dasar diberikan

pada bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang diintegrasikan dengan

usaha kesehatan sekolah (Permenkes RI, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2013) menunjukkan bahwa

dari 73 responden didapatkan 63 responden pengetahuan baik, 30

responden memiliki sikap baik dan ada hubungan antara pengetahuan

dengan pelaksanaan program bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) tidak

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

3

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

ada hubungan sikap dengan pelaksanaan program imunisasi anak sekolah

(BIAS).

Kementerian Kesehatan memiliki target bulan imunisasi anak

sekolah (BIAS) sebesar 98%. Pada tahun 2017 Jawa Tengah lampaui

target Kemenkes yakni 99,61%. Meski demikian di tahun 2017 masih ada

masyarakat dibeberapa wilayah yang tidak ingin melakukan imunisasi

pada anak-anak. Pada tahun 2017 masih ada sekitar 4.600-an anak kelas

satu dan dua Sekolah Dasar yang belum terimunisasi saat bulan imunisasi

anak sekolah dari sekitar 1,2 juta anak kelas satu dan dua yang telah

terdata (Dinkes, 2018).

Dinas Kesehatan Kabupaten Pubalingga memiliki target bulan

imunisasi anak sekolah (BIAS) sebesar 98%. Pada tahun 2017 Kecamatan

Kutasari adalah kecamatan yang capaian program bulan imunisasi anak

sekolah (BIAS) terendah dengan jumlah capaian imunisasi DT 93,2 % dan

TD 94,5 %. Kecamatan Kutasari memiliki 27 Sekolah Dasar dan 12

Madrasah Ibtidaiyah. Pada tahun 2017 terdapat 87 orang tua khususnya di

SDIT Nurul Huda Purbalingga yang bertepatan di Kutasari yang memiliki

anak menolak diimunisasi bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang

dilakukan oleh petugas puskesmas dengan bukti persetujuan orang tua.

Menurut Sudarmoko (2011), tubuh balita masih sangat rentan

terhadap unsur asing karena balita belum memiliki sistem kekebalan tubuh

yang memadai. Periode tiga tahun pertama pada masa balita merupakan

periode emas pertumbuhan fisik, intelektual, mental dan emosional anak.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

4

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Gizi yang baik, kebersihan, imunisasi, vitamin A dan pelayanan kesehatan

yang bermutu, serta kasih sayang dan stimulasi yang memadai pada usia

balita akan meningkatkan kelangsungan hidup dan mengoptimalkan

kualitas hidup anak (Kemenkes RI, 2012).

Menurut Dewi dkk, (2004) tentang “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap”. Adalah

pengetahuan ibu, sikap ibu, dan dukungan keluarga (Oktaviani, 2015),

tingkat pendidikan ibu, motivasi ibu, dorongan keluarga dan pengaruh

masyarakat (Rizqiawan, 2008).

Menurut Prabandari, Mustofa dan Kusumawati (2018)

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, persepsi

keparahan, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan terhadap penerimaan

imunisasi measles rubella.

Pro dan kontra tentang imunisasi terus bergulir dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2016, MUI mengeluarkan fatwa MUI no.4 tahun 2016 tentang

imunisasi. Fatwa tersebut dijelaskan bahwa imunisasi pada dasarnya

dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan

tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu.

Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau najis tidak dibolehkan

kecuali: digunakan pada kondisi al-dlarurat atau al-hajat; belum ditemukan

bahan vaksin yang halal dan suci serta adanya keterangan tenaga medis

yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang halal,

walaupun MUI sudah menyatakan bahwa hukum imunisasi adalah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

5

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

diperbolehkan (mubah), akan tetapi masih ada masyarakat yang enggan

untuk melakukan imunisasi (Sulistiyani, Shalihiyah dan Cahyo. 2017).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Garscia et.al (2018)

menunjukan bahwa orang awam maupun aktor kesehatan yang

melaporkan bahwa penerimaan dan beberapa sumber dari keraguan adalah

obat tradisional, penggunaan alkohol dan keyakinan agama muncul

sebagai pendorong keraguan vaksin, cenderung diperkuat oleh

ketidakpercayaan terhadap pengobatan barat.

Menurut Wulandari dan Dwidiyanti (2017) menunjukan bahwa

ibu-ibu memahami imunisasi dasar balita sebagai memasukkan kuman

penyakit kedalam anak tubuh yang sehat. Mereka mengetahui macam-

macam dari imunisasi. Menurut mereka penyakit-penyakit tidak harus

dicegah dengan imunisasi, melainkan dengan mengkonsumsi bahan-bahan

alami dan menghindari bahan-bahan kimia buatan mereka menolak

imunisasi karena meragukan kehalalannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyani dkk (2017) menunjukan

bahwa sebanyak 8 orang subjek penelitian menyatakan bahwa imunisasi

boleh dilakukan. Sebanyak 10 orang yang lain percaya bahwa imunisasi

haram karena masih meragukan kehalalan dari bahan pembuat imunisasi,

sehingga mereka meninggalkan imunisasi. Pada Keikutsertaan dalam

kegiatan keagamaan tidak ada pengaruh yang besar antara keikutsertaan

dalam kelompok keagamaan terhadap sikap imunisasi. Pada Keyakinan

subjek penelitian 6 orang subjek penelitian menyatakan pengalaman

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

6

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

dirinya setelah imunisasi yaitu anak menjadi panas dan rewel, biduran.

Sebanyak 5 orang menyatakan anak menjadi lebih sering sakit

dibandingkan anak lain yang tidak diimunisasi. Subjek penelitian lainnya

tidak memiliki pengalaman sendiri. Pada keyakinan lingkungan sekitar

subjek penelitian terdapat 6 dari 18 orang) subjek penelitian yang

mengaku mendapatkan dukungan dari orang tua. Pada larangan dari

lingkungan masyarakat untuk memeberikan imunisasi dasar kepada anak

terdapat 16 orang subjek penlitian menyatakan bahwa tidak ada larangan

untuk memberikan imunisasi pada anak. Hanya ada 2 orang subjek yang

mendapat larangan dari suami.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada guru

dan 5 orang tua murid pada bulan November 2018 di SDIT Nurul Huda

Purbalingga terdapat beberapa orang tua yang tidak ingin

mengimunisasikan anaknya salah satunya ada anggapan bahwa vaksin

yang digunakan untuk imunisasi haram karena mengandung zat yang

diharamkan agama. Pada tahun 2017 pencapaian program bulan imunisasi

anak sekolah (BIAS) Kecamatan Kutasari tergolong kecamatan yang

belum memenuhi target yaitu DT (93,2%) TD (94,5%).

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk

menganalisis tentang “Determinan apa saja yang dapat mempengaruhi

penerimaan terhadap program bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) di

SDIT Nurul Huda Purbalingga”.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

7

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

B. Rumusan Masalah

Imunisasi yang dilakukan pada saat bayi (imunisasi dasar) tidak

cukup untuk menghasilkan kekebalan tubuh sampai anak usia sekolah

dasar sehingga anak membutuhkan imunisasi lanjutan. Apabila anak tidak

mendapatkan imunisasi maka anak akan mudah terkena penyakit. Saat ini

masih ada orang tua yang enggan untuk mengimunisasikan anaknya di

Sekolah Dasar dengan berbagai alasan. Berdasarkan latar belakang diatas

peneliti tertarik ingin meneliti tentang faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi penerimaan terhadap program bulan imunisasi anak

sekolah (BIAS) di SDIT Nurul Huda Purbalingga.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan

terhadap program bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) di SDIT Nurul

Huda Purbalingga.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik orang tua dan anak. Karakteristik orang

tua berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

penghasilan, jumlah tanggungan anak, informasi dan tanggapan.

Karakteristik anak berdasarkan umur, kelas, penyakit, imunisasi

dasar, imunisasi bias (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

b. Mengetahui jenis imunisasi yang tidak diterima oleh orang tua.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

8

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

c. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang imunisasi dengan

penerimaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) SDIT Nurul

Huda Purbalingga.

d. Mengetahui tingkat pendidikan dengan penerimaan Bulan Imunisasi

Anak Sekolah (BIAS) SDIT Nurul Huda Purbalingga.

e. Mengetahui tingkat kepercayaan keluarga terhadap penerimaan

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) SDIT Nurul Huda

Purbalingga.

f. Mengetahui dukungan keluarga terhadap penerimaan Bulan

Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) SDIT Nurul Huda Purbalingga.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Manambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan cara

mengaplikasikan teori-teori keperawatan anak yang didapat selama

perkuliahan, khususnya tentang teori imunisasi.

2. Bagi Responden

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk para

responden sehingga informasi tentang faktor-faktor penerimaan dan

manfaat imunisasi serta mau mencoba menggunakan imunisasi secara

lengkap sesuia prosedur yang sudah didapat, dapat bermanfaat bagi

masyarakat.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

9

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3. Bagi Instansi Terkait

Sebagai bahan informasi mengenai imunisasi , khususnya pada SD

IT Nurul Huda Purbalingga terkait dengan pemberian imunisasi

sehingga dapat dijadikan sebagai pengambilan keputusan dan

antisipasi dari masalah kesehatan.

4. Bagi Ilmu Pengetahuan

Berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut

mengenai dampak ketersediaan imunisasi.

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyani dkk (2017) tentang

“Gambaran Penolakan Masyarakat Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap

Balita”. Menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode studi

etnografi yang dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling dengan jumlah responden 24 ibu dengan kriteria.

a. Persamaan

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti yaiu sama-sama meneliti tentang imunisasi dan

menggunakan metode kuntitatif dengan pendekatan cross

sectional.

b. Perbedaan

Metode yang digunakan peneliti diatas menggunakan metode

kualitatif dengan studi etnografi. Sedang metode yang digunakan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

10

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

oleh peneliti adalah metode kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional.

2. Pada penelitian Wulandari dan Dwidiyanti (2017) tentang

“Pengetahuan dan persepsi ibu yang menolak pemberian imunisasi

dasar balita “. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan

pendekatan fenomenalis yang dilakukan pada 6 orang dengan cara

fokus group disccusion dalam pengumpulan datanya.

a. Persamaan

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti yaiu sama-sama meneliti tentang imunisasi.

b. Perbedaan

Penelitian diatas menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan fenomenalis dengan cara focus group discussion.

Sedangkan peneliti selanjutnya menggunakan metode kuantitatif

dengan pendekatan cross sectional.

3. Pada penelitian Prabandari, Mustofa dan Kusumawati tentang

“Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Penerimaan Ibu terhadap

Imunisasi Measles Rubella Pada Anak SD di Gumpang Kecamatan

Kartasura Kabupaten Sukoharjo” Metode yang dilakukan adalah

kuantitatif dengan pendekatan desain studi cross sectional dengan

menggunakan tehnik pegambilang sampel rundom sampling.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

11

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

a. Persamaan

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti yaiu sama-sama meneliti tentang imunisasi

b. Perbedaan

Peneliti diatas meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan

penerimaan imunisasi measles rubella, sedangkan peneliti akan

melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi

penerimaan terhadap program BIAS (Bulan Imunisasi Anak

Sekolah).

4. Pada penelitian Garscia et.al (2018) tentang “Factors influencing

vaccine acceptance and hesitancy in three informal settlements in

Lusaka Zambia”. Metode yang dilakukan adalah kualitatif cepat yang

mencakup 48 Diskusi Kelompok Fokus group diskusi (FGD) dengan

penduduk dan aktor kesehatan berbasis masyarakat –pekerja kesehatan

(petugas kesehatan), vaksinator dan komite kesehatan lingkungan

a. Persamaan

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti yaiu sama-sama meneliti tentang imunisasi.

b. Perbedaan

Penelitian diatas meneliti tentang “Faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan vaksin dan keragu-raguan di tiga

permukiman informal”, sedangkan penelitian yang akan

dilakukan meneliti tentang “determinan yang mempengaruhi

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

12

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

penolakan terhadap program bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).

Metode yang digunakan penelitian diatas menggunakan metode

kualitatif dengan fokus group diskusi (FGD), sedangkan penelitian

yang akan diteliti menggunakan metode kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional.

5. Pada penelitaian Larson et.al (2014) tentang “Understanding vaccine

hesitancy around vaccines and vaccination from a global perspective:

A systematic review of published literature”. Metode yang digunakan

adalah menggunakan pengumpulan data dari tahun 2007-2012.

a. Persamaan

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti yaiu sama-sama meneliti tentang imunisasi.

b. Perbedaan

Penelitian diatas meneliti menggunakan metode pengumpuln data

dar tahun 2007-2012 kemudian data disaring yang sesuai dengan

kriteria inklusi penelitian diatas. Penelitian yang akan dilakukan

menggunkan metode cross sectional total sampling.

6. Pada penelitian Ismail (2014) tentang “Hubungan Pengetahuan dan

Sikap Orang Tua dengan Pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak

Sekolah) Kelas 1 dan 2 di SD Al-falah Kota Jambi”. Metode yang

dilakukan menggunakan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional

sampel yang digunakan sebanyak 73 responden.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9531/2/Nur Sa'adah BAB I.pdf · 2019. 10. 28. · melalukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

13

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

a. Persamaan

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti yaiu sama-sama meneliti tentang pelaksanaan BIAS

(Bulan Imunisasi Anak Sekolah) dan metode penelitian kuantitatif

dengan pendekatan cross sectional.

b. Perbedaan

Penelitian diatas variabel yang digunakan yaitu pengetahuan dan

sikap ibu. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan

variabel pengetahuan, pendidikan, dukungan keluarga, dan

kepercayaan.