BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0709033_bab1.pdf · remaja...
-
Upload
vuongtuong -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0709033_bab1.pdf · remaja...
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan memiliki manfaat yang besar bagi manusia, karena ikan memiliki
kandungan omega 3. Kandungan dari Asam Lemak Omega 3 dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang berbagai
penyakit. Bagi seseorang yang berusia produktif bantuan dari omega 3 dapat
membantu mencegah berbagai penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang timbul
sebagai proses penuaan atau usia. Dengan kemampuan mempertahankan suhu
tubuhnya, sehinggga lemak tetap cair. Protein yang terkandung pada daging ikan
terdiri dari serat protein yang lebih pendek dari protein daging sapi atau ayam
sehingga lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh. Hal ini dapat
memperlancar proses pencernaan. Sangat cocok untuk dikonsumsi oleh seseorang
yang mengalami masalah pencernaan atau yang berada pada program pengaturan
pola makan (diet) bahkan untuk anak remaja dengan pertumbuhan hormon yang
sangat cepat.
Selain itu kandungan protein dapat merangsang pertumbuhan sel otak bagi
perkembangan otak remaja untuk membentuk karakter yang menuntun mereka di
masa dewasa yang akan datang. Kandungan protein pada ikan bertindak untuk
merangsang pertumbuhan sel-sel otak pada remaja yang disebut dengan taurine.
Asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh. Selain itu juga
2
berguna untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengatur perkembangan hormon
yang belum stabil bagi remaja. Kandungan asam lemak tak jenuh dapat
menyimpan tingkat kolesterol di dalam darah dan bantuan dari asam lemak omega
3(EPA dan DHA) dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Hal ini tentu saja
juga sangat bermanfaat bagi remaja yang menderita masalah kulit terutama pada
remaja perempuan seperti jerawat yang berlebihan di wajah bahkan tidak
stabilnya perkembangan lemak di tubuh.
Ikan juga merupakan sumber vitamin dan mineral. Kandungan vitamin yang
terdapat pada ikan dapat menjaga kesehatan mata. Selain itu kandungan vitamin D
sangat berperan dalam pertumbuhan dan menjaga kekuatan tulang. Kandungan
vitamin yang tidak kalah penting adalah vitamin B kompleks pada ikan yang
menguntungkan, diantaranya:
1) Untuk menghasilkan energi
2) Mencegah migrain
3) Mengurangi depresi
4) Membantu sistem saraf dan metabolisme
5) Mengurangi alergi dan kelelahan
6) Membantu dalam pembentukan dan pengendalian hormon
7) Membantu pembentukan sel darah merah dan mengurangi hipertensi dan
asma
8) Mencegah anemia (bagi remaja perempuan terutama di saat haid)
membantu pembentukan hemoglobin dan sel darah merah, serta berbagai
manfaat lain dari vitamin B kompleks
3
Beberapa mineral yang terkandung di dalam ikan dapat membantu menjaga
kesehatan. Zat besi dapat mencegah anemia sedangkan kandungan yodium dapat
mencegah penyakit gondok dan membantu pertumbuhan remaja serta
meningkatkan kecerdasannya. Kandungan selenium dapat membantu metabolisme
tubuh, sebagai anti-oksidan, dan mencegah penyakit degeneratif. Selenium dengan
Vitamin E dapat membantu elastisitas jaringan tubuh sehingga dapat mencegah
terjadinya „penuaan prematur‟ yaitu suatu kondisi di mana seseorang terlihat lebih
tua dari usianya. Sedangkan kandungan seng dapat membantu pembentukan
enzim dan hormon dalam tubuh. Adapun manfaat Fluor berfungsi untuk
memperkuat dan menyehatkan gigi.
Namun, dibalik manfaat dari ikan itu semua, masih banyaknya fakta yang
mengatakan bahwa selera konsumsi dan apresiasi masyarakat terutama pada
remaja Kota Surakarta terhadap ikan ternyata masih rendah. Ini dikarenakan
kurangnya pemahaman dan sosialisasi terhadap manfaat ikan yang sebenarnya dan
dengan jelas dipaparkan, baik melalui media cetak, televisi bahkan sampai ke
teknologi tercanggih dan tercepat pada saat ini yaitu internet. Rendahnya minat
baca masyarakat Indonesia terutama remaja Kota Surakarta merupakan
penghambat akan pemahaman banyaknya manfaat ikan. Sangatlah jarang remaja
tertarik terhadap pengolahan pengetahuan lingkungan sekitar, mereka cenderung
lebih tertarik terhadap kecanggihan teknologi dan budaya-budaya baru yang
berdatangan di era yang serba cepat untuk diakses dan sedang nge-trend.
Seperti halnya yang mereka konsumsi, remaja pada saat ini lebih memilih
makanan yang dianggap keren (fastfood/cepat saji, misalnya), enak di lidah,
4
dengan harga terjangkau dan sedang trend tanpa mengetahui efek dibalik
makanan yang mereka konsumsi. Gempuran sistem industri yang serba cepat
menciptakan pasar modern dan tempat-tempat makan modern yang menghadirkan
makanan cepat saji dengan cara penyimpanan dan pengolahan yang kurang baik
karena cenderung menggunakan bahan-bahan yang belum tentu aman untuk
dkonsumsi. Dugaan sementara, rendahnya tingkat konsumsi ikan di Kota
Surakarta hanya karena soal selera/pola konsumsi. Sebagai penduduk yang tinggal
jauh dari laut, kemungkinan tidak begitu suka makan makanan hasil laut. Di
tambah lagi bau amis dari daging ikan yang menurunkan selera makan bagi
masyarakat Surakarta, terutama para remajanya. Kurangnya cara atau variasi
dalam pengolahan sumber makanan ikan memberikan efek kurang menarik minat
konsumsi baik remaja maupun masyarakat Surakarta. Pengolahan yang monoton
biasanya hanya digoreng dan dibakar kemudian disajikan dengan nasi hangat dan
sambel lalap atau bahkan melalui proses pengalengan makanan yang belum tentu
itu menyehatkan, membuat masyarakat bosan terhadap cita rasa ikan itu sendiri
dibalik kekayaan manfaatnya.
Jauhnya jarak Kota Surakarta terhadap daerah pesisir pantai yang
merupakan sumber penghasilan ikan laut berlimpah, membuat ikan laut menjadi
tidaklah terlalu segar ketika sudah berada di tangan konsumen. Sedikitnya
pengetahuan tentang cara penyimpanan daging ikan laut yang benar agar segar
lebih lama, membuat para distributor mengambil alih jalan pintas menggunakan
pengawet bahan-bahan kimia agar ikan laut yang dijual tetap terlihat segar
meskipun sudah tidak layak makan. Ditambah lagi dengan naiknya harga bahan
5
bakar bensin secara berkala merupakan faktor utama dalam sistem ekonomi yaitu
mobilitas distributor yang menyebabkan ikut naiknya harga ikan laut. Hal ini
menyebabkan sebagian besar penduduk Kota Surakarta enggan membeli ikan laut
untuk konsumsi sehari-hari. Mereka justru lebih memilih mengkonsumsi ikan air
tawar seperti bandeng, lele, bandeng presto yang lebih terjangkau harganya dan
mudah didapatkan walaupun kualitas daging dan kandungan gizinya tidak sama
dengan ikan laut segar.
Dinas Pertanian Surakarta mencatat, rata-rata masyarakat Surakarta hanya
makan 3,8 kilogram ikan per setahun. Dikatakan oleh Kepala Dinas Pertanian
Surakarta, Dra. Wenny Ekayanti, M.M yang sekaligus salah satu anggota Forum
Peningkatan Konsumsi Ikan Laut (FORIKAN) Surakarta, bahwa konsumsi ikan
laut di Kota Surakarta masih sangat rendah. Sebab angka konsumsi ikan di Jawa
Tengah telah mencapai angka 16 kilogram per orang per tahun. Target
Kementerian Kelautan dan Perikanan lebih tinggi lagi, diharapkan angka
konsumsi ikan laut per kapita bisa mencapai 31,64 kilogram per orang per tahun.
Diharapkannya pembentukan „FORIKAN‟ dapat meningkatkan angka konsumsi
ikan masyarakat Kota Surakarta khususnya remaja Kota Surakarta. Paling tidak
angkanya tidak terlalu jauh dengan rata-rata di Jawa Tengah. Keberadaan
FORIKAN untuk mensosialisasikan manfaat konsumsi ikan laut kepada
masyarakat, sosialisasi cara penyimpanan ikan yang benar, dan cara pengolahan
bahan makanan ikan yang masih segar agar sesuai dengan lidah masyarakat Kota
Surakarta terutama remaja Kota Surakarta.
6
Walikota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo meminta „FORIKAN‟ segera
bergerak untuk meningkatkan konsumsi ikan. Walikota meminta „FORIKAN‟
melakukan riset tentang penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan laut di Kota
Surakarta, dengan mengadakan angket yang disebarkan di kelurahan dan
kecamatan, soal konsumsi ikan laut di masyarakat. Selain itu bisa mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi ikan laut. Forum dapat
memanfaatkan mobil ATI (Alih Teknologi Pengolahan Ikan Laut) bantuan
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk melakukan sosialisasi. Misalnya
sosialisasi cara mengolah ikan yang benar dan memberikan informasi jenis ikan
apa saja yang bisa dikonsumsi baik ikan laut maupun ikan air tawar.
„„Gemarikan‟‟ (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) diluncurkan
pertama kali pada tanggal 4 April 2014 oleh Presiden Republik Indonesia ke-5
Megawati Soekarno Putri. „„Gemarikan‟‟ merupakan salah satu gerakan nasional
bentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP) untuk menyebarluaskan
informasi dan penguatan edukasi kepada masyarakat luas tentang ikan dan
manfaatnya bagi kesehatan, kekuatan, dan kecerdasan melalui berbagai kegiatan
promosi, safari, pemberian makanan tambahan berbahan baku ikan (PMTAS),
ceramah/seminar/simposium manfaat makan ikan, penyebarluasan materi
promosi, keikutsertaan pada pameran, iklan layanan masyarakat, talkshow serta
lomba masak serba ikan.
„„Gemarikan‟‟ yang dilaksanakan secara terus menerus dan
berkesinambungan dengan melibatkan seluruh komponen bangsa (seperti instansi
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi/ kabupaten/kota, swasta, LSM,
7
asosiasi, lembaga profesional, lembaga/organisasi kemasyarakatan, lembaga
keagamaan dan pelaku usaha).
Ruang lingkup „Gemarikan‟ adalah „Gemarikan‟ dilaksanakan di provinsi,
kabupaten/kota diseluruh Indonesia, terutama pada daerah pedesaan dan perkotaan
dengan tingkat konsumsi ikan rendah dan daerah dengan kasus gizi buruk atau
rawan pangan serta daerah khusus sesuai kepentingan dengan target massa seluruh
unsur masyarakat seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak sekolah, LSM,
DPR dan lembaga/organisasi kemasyarakatan lainnya. Dengan adanya program
„Gemarikan‟ diharapkan masyarakat Indonesia akan memperoleh asupan nutrisi
dari sumber pangan ikan yang kaya gizi, menguatkan, menyehatkan dan
mencerdaskan. Disamping itu, diharapkan pula dapat mewujudkan peningkatan
kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, pembudidaya, pengolah dan
pemasaran hasil perikanan melalui peningkatan rata-rata konsumsi ikan.
Kampanye „Gemarikan‟ pernah dilakukan di Kota Surakarta diantaranya:
pemberian menu tambahan kepada anak-anak SD sejumlah 400 anak SD berupa
menu berbahan ikan, memperkenalkan produk unggulan dari PIH Balekambang
dan Resto berupa : ikan crispy, dengan rasa yang enak, penampilan yang menarik
dan kandungan gizi yang sehat, edukasi tentang pentingnya dan manfaat makan
ikan laut, memancing ikan bersama, lomba cipta menu ikan laut oleh PKK,
pameran produk olahan ikan laut oleh UKM di Surakarta, dan demo mobil ATI
(Alih Teknologi Pengolahan Ikan Laut) oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan
RI.
8
Capaian program „Gemarikan‟ di Kota Surakarta terbilang masih jauh dari
apa yang diharapkan. Sosialisasi hanya merupakan salah satu solusi dari satu
permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kota Surakarta, karena permasalahan
utama yang dihadapi dalam konsumsi makan ikan di Kota Surakarta adalah :
a. Harga beli ikan yang (dianggap) relatif masih mahal,
b. Ketersediaan ikan segar di Kota Surakarta sangat minim,
c. Kurangnya titik distribusi/penjualan ikan,
d. Kurangnya edukasi kepada masyarakat tentang manfaat ikan, dan
e. Kurangnya variasi olahan makanan berbahan dasar ikan
Penulis mempunyai gagasan untuk menamai Kampanye Gerakan
Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) ini dengan tagline “Makan Ikan
Menjadikan Sehat dan Cerdas” untuk lebih menarik minat remaja Kota Surakarta
yang lebih aware pada hal-hal yang disampaikan dalam kampanye yang
berbentuk event ini. Dengan harapan, kampanye ini tidak hanya akan dikenal
secara nasional tetapi bahkan secara internasioanl. Melalui perancangan
kampanye ini diharapkan memperoleh respon dan kerja sama positif dari
masyarakat domestik sekitar Kota Surakarta maupun di luar Kota Surakarta,
terutama dari yayasan-yayasan nasional dan internasional. Bagi tujuan
mengembangkan pola pikir (mindset) dan kepedulian masyarakat terhadap
perilaku hidup sehat khusunya dari Program Kampanye Pemerintah Gerakan
Memasyarakatkan Makan Ikan di Kota Surakarta. Sehingga nantinya akan
memberikan dampak positif dari segi sosial, kesehatan maupun lingkungan.
9
Oleh karena itu, bentuk kontribusi yang dapat diberikan bidang desain
komunikasi visual adalah dalam perumusan strategi komunikasi yang efektif dan
kreatif untuk masyarakat Kota Surakarta terutama remaja Kota Surakarta dan
selanjutnya dapat diaplikasikan melalui beberapa media campaign dan activation
agar dapat diterima target audiens.
Perancangan karya Tugas Akhir ini difokuskan pada perancangan Strategi
Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan melalui event dan
perancangan media cetak (Print Ad). Keberhasilan program kampanye terletak
pada strategi kampanye, perancangan media dan media plecement, dan
kemampuan pesan untuk diterima audiens.
B. Batasan Masalah
1. Budaya konsumsi ikan masih belum tersosialisasi dan menjadi gaya hidup
remaja Kota Surakarta. Untuk itu, perlu disusun suatu strategi kampanye
gemar makan ikan yang efektif dan kreatif bagi mereka.
2. Remaja Kota Surakarta lebih aware pada media yang modern dan pesan-
pesan yang disampaikan secara menarik dengan ilustrasi yang dinamis dan
eye catching. Untuk itu, perlu dirancang media-media komunikasi modern
yang menggunakan bahasa menarik dan bisa diterima sebagai bahasa
komunikasinya.
3. Program kampanye ini akan menjadi program dukungan bagi program
„Gemarikan‟ dan „Forikan‟ dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI,
Dinas Perikanan Provinsi Jawa Tengah, dan Dinas Pertanian Kota Surakarta
10
melalui Brand Activation dalam bentuk Event bagi remaja di Kota
Surakarta.
C. Rumusan Masalah
Pokok-pokok permasalahan yang didapat dalam perancangan ini adalah:
1. Bagaimana merancang strategi kampanye gerakan memasyarakatkan makan
ikan (gemarikan) pada remaja di Kota Surakarta?
2. Bagaimana perancangan strategi kreatif dalam perancangan kampanye
gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) ini agar mampu
menyampaikan pesan secara efektif dan efisien kepada remaja di Kota
Surakarta?
3. Bagaimana merancang media desain komunikasi visual dalam perancangan
kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) yang bisa
diterima oleh remaja di Kota Surakarta?
D. Tujuan Perancangan
1. Merancang strategi kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan
(gemarikan) pada remaja di Kota Surakarta.
2. Merancang strategi kreatif dalam perancangan kampanye gerakan
memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) ini agar mampu menyampaikan
pesan secara efektif dan efisien kepada remaja di Kota Surakarta.
11
3. Merancang media desain komunikasi visual dalam perancangan kampanye
gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) yang bisa diterima oleh
remaja di Kota Surakarta?
E. Target Audiens
Yang berpotensi untuk dapat dijadikan target audiens adalah :
1. Target audiens primer
Yang menjadi target audiens primer dalam Perancangan Kampanye Pola
Konsumsi Ikan Laut Pada Remaja di Kota Surakarta adalah remaja Kota
Surakarta secara keseluruhan. Segmentasi, meliputi :
1) Geografis
Secara geografis, target audiens primer dari perancangan kampanye ini
adalah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan mahasiswa di
Perguruan Tinggi.
2) Demografis
a. Usia : 15-25 tahun
b. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
c. Pendidikan : SMA-Sarjana
d. Sosial Ekonomi : Kelas Menegah dan Atas (A dan B)
3) Psikografis
a. Yaitu remaja usia sekolah yang masih mudah untuk mengafal dan
mengingat segala sesuatu yang diajarkan pada mereka.
12
b. Remaja usia sekolah yang memiliki bakat untuk mengembangkan
segala sesuatu yang mereka punya dan memiliki rasa kesadaran
untuk memelihara kesehatan diri mereka sendiri terkait dengan apa
yang mereka konsumsi.
2. Target Audiens Sekunder
Yang menjadi target audiens sekunder dalam kampanye ini adalah
masyrakat umum Kota Surakarta, segmentasi meliputi :
1) Geografis
Secara geografis, mencakup ruang lingkup masyrakat yang berada di
Wilayah Surakarta sendiri maupun Eks. Karesidenan Surakarta.
2) Demografis
a. Usia : 25 tahun ke atas
b. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
c. Pendidikan : Umum
d. Sosial Ekonomi : semua kalangan
3) Psikografis
a. Masyarakat yang berpotensi sadar akan kesehatan tubuh melalui
apa yang dikonsumsi.
b. Masyarakat yang terbuka (aware) pada media edukasi secara
kreatif.
3. Sasaran Pasar
Sasaran pasar adalah masyarakat yang menjadi tujuan dari kampanye ini.
Sasaran dari pembuatan kampanye ini difokuskan kepada :
13
1) Generasi usia sekolah, karena diharapkan Kampanye Gerakan
Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) Pada Remaja di Kota
Surakarta dapat diketahui oleh seluruh tingkat remaja berpendidikan di
Kota Surakarta. Dilihat dari segi umur mereka yang memiliki usia
sekolah, lebih cepat menangkap dan menyebar informasi yang sedang
menjadi trend.
2) Usia dewasa diharapkan dapat benar-benar mengerti manfaat ikan laut
bagi kesehatan tubuh diri sendiri maupun orang lain terutama keluarga
sehingga dapat mengerti apa yang hendak dicapai oleh Pemerintah
Kota Surakarta untuk kebaikan masyarakat Kota Surakarta dan dapat
menurunkannya ke generasi yang lebih muda menjadi pola konsumsi
yang lebih baik.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode penelitian Kualitatif,
yaitu melalui pengamatan dan mendiskripsikan hasil pengamatan penulis.
2. Lokasi dan Waktu Peneliti
Penelitian ini akan dilakukan dengan lokasi di seluruh wilayah Kota
Surakarta dengan total 5 Kecamatan dan 51 Kelurahan dalam bulan Maret 2015.
3. Sumber Data
14
Sumber data yang dapat dijadikan fokus, antara lain : (1) dokumentasi; (2)
rekaman arsip; (3) wawancara; (4) Focus Discussion Group / FGD; (5) observasi
langsung; (6) observasi partisipan; dan (7) perangkat fisik.
4. Teknik Sampling
Dengan teknik purposive sampling dipilih informan kunci yaitu Dinas
Pertanian Kota Surakarta, Kecamatan, Kelurahan, pasar ikan higienis/PIH, siswa
SMA, dan mahasiswa Perguruan Tinggi yang dianggap memahami dan dapat
menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dan
target yang hendak disasar. Sampel akan berkembang dengan teknik snowball
sampling.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Wawancara (interview), Observasi (pengamatan), dan Dokumentasi.
1. Wawancara dilakukan dengan tiga teknik wawancara, yaitu wawancara
terstruktur, tidak terstruktur, dan wawancara mendalam untuk mendapatkan
gambaran permasalahan yang lebih lengkap. Wawancara dilakukan untuk
menggali informasi dari informan kunci maupun obyek lainnya secara face
to face (temu muka) menurut waktu yang disepakati. Semua pertanyaan
sifatnya open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi.
2. Observasi dilakukan pada tempat atau lokasi, kegiatan sumber data, dan
rekaman gambar; secara berstruktur dan tidak berstruktur.
3. Dokumentasi/arsip merupakan sumber data yang memiliki arti penting
dalam penelitian. Dokumen yang akan diteliti meliputi data stakeholder,
15
peraturan, kebijakan, dll yang mendukung kebutuhan data dalam aktivitas
penelitian.
Teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi teknik, yang berarti
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama.
6. Validitas Data
Validitas data dilakukan dengan teknik Trianggulasi Data dan Trianggulasi
Teori
1. Trianggulasi Data mengarahkan agar dalam proses pengumpulan data bisa
digunakan beragam sumber data yang berbeda-beda yang tersedia; artinya
data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari
berbagai sumber data yang berbeda. Teknik ini dimungkinkan, karena
semua narasumber memahami bidang kegiatan dan tanggungjawabnya.
Data, informasi, dan dokumen yang didapatkan dari masing-masing
narasumber menjadi lengkap dan diyakini kebenarannya karena berasal dari
key informant yang kompeten di bidang masing-masing.
2. Trianggulasi Teori memungkinkan melihat berbagai perspektif teori untuk
memperoleh pandangan yang lebih lengkap, sehingga dalam analisa akan
diperoleh makna yang lebih dalam.
7. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah diruliskan
dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dsb.
16
Konsep analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen 1982 dalam Moleong
2007:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Bagan 1
Skema Model Analisis Interaktif Miles & Huberman
(Sutopo 2006:120)