BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah...

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya imajinasi seorang pengarang. Di dalam daya imajinasi terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang yang nantinya akan diungkapkan dalam bentuk karya sastra. Karya sastra merupakan hasil kreativitas seorang sastrawan sebagai bentuk seni, bersumber dari kehidupan dipadukan dengan imajinasi seorang pengarang. Menurut Fananie (2002:6) sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna. Estetika bahasa biasanya diungkapkan melalui aspek puitik atau poetic function (surface structure) sedang estetika makna dapat terungkap melalui aspek deep structure. Karya sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang bersifat imajinatif. Sebagai hasil yang imajinatif, sastra berfungsi sebagai bahan bacaan yang menyenangkan, di dalamnya sarat dengan nilai-nilai budaya dan berguna menambah kekayaan batin bagi permasaahan manusia, kemanusiaan, dan kehidupan. Salah satunya adalah novel dikisahkan kehidupan tokoh yang mengharukan atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Nurgiyantoro, 2007:2). 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra lahir karena adanya imajinasi seorang pengarang. Di

dalam daya imajinasi terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang

yang nantinya akan diungkapkan dalam bentuk karya sastra. Karya sastra

merupakan hasil kreativitas seorang sastrawan sebagai bentuk seni, bersumber

dari kehidupan dipadukan dengan imajinasi seorang pengarang.

Menurut Fananie (2002:6) sastra adalah karya fiksi yang merupakan

hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu

mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan

maupun aspek makna. Estetika bahasa biasanya diungkapkan melalui aspek

puitik atau poetic function (surface structure) sedang estetika makna dapat

terungkap melalui aspek deep structure.

Karya sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang bersifat

imajinatif. Sebagai hasil yang imajinatif, sastra berfungsi sebagai bahan

bacaan yang menyenangkan, di dalamnya sarat dengan nilai-nilai budaya dan

berguna menambah kekayaan batin bagi permasaahan manusia, kemanusiaan,

dan kehidupan. Salah satunya adalah novel dikisahkan kehidupan tokoh yang

mengharukan atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah

dilupakan (Nurgiyantoro, 2007:2).

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

2

Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi

dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

lingkungan sosialnya. Dengan daya imajinatif seorang pengarang, berbagai

realitas kehidupan yang dihadapi sastrawan itu diseleksi, direnungkan, dikaji,

diolah, kemudian diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan

bahasa (Al-Ma‟ruf, 2009:1).

Sastrawan dalam menciptakan karya sastra tidak hanya

memperhatikan segi keindahan, bentuk, atau kepuasan pribadi saja, tetapi juga

harus mampu dan mau menyampaikan sesuatu yang bermakna dalam karya

sastranya. Karya sastra tidak hanya berguna untuk meredakan ketegangan-

ketegangan atau emosi-emosi tertentu. Karya sastra harus pula menyampaikan

kebenaran-kebenaran, baik kebenaran yang berkaitan dengan kebenaran

dalam diri karya sastra, maupun kebenaran pandangan sesuai dengan visi

sastrawan (Siswanto, 2008:88-89).

Karya sastra dengan berbagai genrenya adalah anak zamannya, yang

melukiskan corak, cita-cita, aspirasi dan perilaku masyarakatnya sesuai

dengan hakikat dan eksistensi karya sastra yang merupakan interpretasi atas

kehidupan (Hudson dalam Al-Ma‟Ruf 2010:1). Diantara tiga genre karya

sastra yakni puisi, fiksi, dan drama, karya fiksi novellah yang paling dominan.

Hal itu terbukti dengan banyaknya novel yang terbit dan beredar serta menjadi

konsumsi masyarakat modern Indonesia yang menggemari sastra sejak dekade

1

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

3

1970-an. Menurut Boulton (dalam Al-Ma‟Ruf 2010:2) dalam novel terdapat

satu pilihan di antara berbagai aspek kehidupan untuk diperhatikan.

Mengkaji karya fiksi novel akan membantu kita menangkap makna

yang terkandung di dalam pengalaman pengarang yang disampaikan melalui

para tokoh imajinatifnya. Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan

manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama interaksinya

dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Fiksi merupakan karya

imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas

sebagai karya seni (Nurgiyantoro, 2009:3).

Karya sastra baik novel, drama, dan puisi di zaman modern ini sarat

dengan unsur-unsur psikologis sebagai manifestasi: kejiwaan pengarang, para

tokoh fiksional dalam kisahan dan pembaca. Dengan demikian, akhir-akhir ini

telaah sastra melalui pendekatan psikologi mendapat tempat di hati para

peneliti, mahasiswa, dan para dosen sastra. Karya fiksi psikologis merupakan

suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu novel yang bergumul

dengan spiritual, emosional dan mental para tokoh dengan cara lebih banyak

mengkaji perwatakan daripada mengkaji alur atau peristiwa (Minderop,

2010:53).

Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini

karena sangat menarik untuk dikaji. Novel Langit Mekah Berkabut Merah

berbeda dengan novel-novel Islam yang telah beredar sebelumnya. Jika novel-

novel Islam sebelumnya mengisahkan tentang percintaan, novel Langit Mekah

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

4

Berkabut Merah mengisahkan penderitaan seorang perempuan yang

menderita karena bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita. Midah terpaksa putus

sekolah karena diminta oleh ibunya bekerja sebagai TKW untuk memperbaiki

keadaan ekonomi keluarganya. Novel Langit Mekah Berkabut Merah diteliti

dari segi konflik batin yang dialami oleh tokoh Midah dan Firdaus dengan

tinjauan psikologi sastra karena pengarang lebih menonjolkan konflik batin

yang dialami oleh tokoh Midah dan Firdaus.

Berdasarkan pembacaan awal, tema dalam novel Langit Mekah

Berkabut Merah adalah sikap rela berkorban yang dimiliki seorang

perempuan demi orang yang disayanginya meski mengakibatkan penderitaan.

Setiap lembaran dalam novel ini mempunyai daya tarik, baik dari segi

bahasanya yang lugas, ceritanya yang menyentuh sarat dengan nilai

kemanusiaan, maupun hikmah yang terkandung di dalamnya membuat

pembaca sulit berhenti untuk membaca. Novel Langit Mekah Berkabut Merah

mengambil latar di berbagai negara, antara lain, Indonesia, Mesir, dan Arab,

sehingga memberikan nilai estetika tersendiri bagi pembaca. Penulis yang

merupakan alumnus Al-Azhar Mesir, menyisipi novel ini dengan dalil-dalil

al-Qur‟an dan hadits, serta memberikan penjelasan dan sejarah tentang

tempat-tempat yang menjadi latar dalam novel.

Aguk Irawan menulis novel Langit Mekah Berkabut Merah sesuai

dengan kisah nyata yang sering dialami oleh para TKW di luar negeri. Dari

segi gagasan, novel ini sarat dengat nilai-nilai positif yang dapat menggugah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

5

nurani kemanusiaan, sehingga harkat dan martabat sebagai bangsa dan negara

tidak dianggap rendah oleh bangsa lain. Langit Mekah Berkabut Merah juga

sebagai media Aguk Irawan dalam menggambarkan sikap Pemerintah

terhadap penyiksaan yang dialami oleh TKW saat ini.

Karya Aguk Irawan sebelumnya, yaitu novel berjudul Bait-Bait Cinta

menuai sukses di pasaran, bahkan dalam tempo dua bulan telah mengalami

lima kali cetak ulang. Menurut Teguh Winarsho As novel Langit Mekah

Berkabut Merah merupakan novel yang „membumi‟ dan tidak paradoks,

setiap sekuel yang dikisahkan tampak benar-benar terjadi dan sedang

berlangsung, selalu ada keindahan di setiap lembarnya. Jamal D Rahman

memaparkan, kisah Langit Mekah Berkabut Merah sangat mengharukan,

ceritanya berliku namun memesona. Bahasanya mengakar, alurnya memikat,

latarnya kuat, karakter-karakter tokohnya kokoh dalam kemelut syahwat, cinta

dan nestapa. Apabila novel ini tidak ditulis berdasarkan pengalaman nyata,

kesaksian hidup, juga wawasan agama yang luas, tentulah ia akan menjadi

bacaan yang hambar sebagaimana yang sering kita temukan (Irawan,

2012:Cover).

Karya sastra masih ada hubungannya dengan psikologi. Dengan

memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik

batin. Adanya kaitan yang erat antara aspek psikologis dengan unsur tokoh

dan penokohan, maka karya sastra yang relevan untuk dianalisis secara

psikologis adalah karya sastra yang memberikan intensitas pada aspek

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

6

kejiwaan tersebut. Jika dikaitkan dengan peristiwa atau kejadian yang dialami

oleh Midah dan Firdaus dalam novel, maka novel Langit Mekah Berkabut

Merah sangatlah tepat apabila dikaji dengan pendekatan psikologi sastra.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan secara rinci alasan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persoalan yang diangkat dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah

berisi tentang konflik batin pada tokoh Midah yang rela berkorban demi

orang yang disayangi meski mengakibatkan penderitaan di hidupnya, dan

tokoh Firdaus yang lebih memilih kekayaan dibanding rasa cinta, hingga

mengakibatkan orang yang dicintainya menderita.

2. Sepengetahuan penulis, novel Langit Mekah Berkabut Merah belum

pernah dianalisis secara khusus yang berhubungan dengan konflik batin

dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah karya Aguk Irawan.

3. Gambaran keadaan tokoh utama yang dijelaskan dalam novel ini didahului

dengan analisis struktural yang meliputi tema, alur, penokohan, dan latar.

4. Analisis terhadap novel Langit Mekah Berkabut Merah dengan

menggunakan pendekatan psikologi sastra diperlukan untuk mengetahui

konflik batin yang dialami oleh Midah dan Firdaus.

5. Dalam dunia pendidikan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan

pembelajaran sastra di SMA.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengkaji lebih dalam

permasalahan konflik batin tokoh Midah dan Firdaus dalam novel Langit

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

7

Mekah Berkabut Merah karya Aguk Irawan yang dikaji dengan tinjauan

psikologi sastra dan implementasinya sebagai bahan ajar sastra di SMA.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat mengarah

serta mengena pada sasaran yang diinginkan. Sebuah penelitian perlu dibatasi

ruang lingkupnya agar wilayah kajiannya tidak terlalu luas yang berakibat

penelitiannya menjadi tidak fokus. Adanya pembatasan masalah ini, penelitian

bisa terfokus pada permasalahan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Unsur-unsur struktural meliputi tema, alur, penokohan, dan latar. Sesuai

dengan kajian dalam penelitian yang ditinjau dari psikologi sastra, maka

kajian struktural dalam penelitian ini dibatasi pada unsur tema, alur,

penokohan, dan latar.

2. Analisis konflik batin dalam novel Langit Mekah berkabut Merah karya

Aguk Irawan dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra hanya

dilakukan terhadap tokoh Midah dan Firdaus.

C. Perumusan Masalah

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah dan jelas, maka

diperlukan suatu perumusan masalah. Adapun perumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

8

1. Bagaimanakah stuktur yang membangun novel Langit Mekah Berkabut

Merah karya Aguk Irawan?

2. Bagaimanakah konflik batin tokoh Midah dan Firdaus dalam novel Langit

Mekah Berkabut Merah karya Aguk Irawan tinjauan psikologi sastra?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan struktur yang membangun novel Langit Mekah Berkabut

Merah karya Aguk Irawan.

2. Mendeskripsikan konflik batin tokoh Midah dan Firdaus dalam novel

Langit Mekah Berkabut Merah karya Aguk Irawan ditinjau dari

psikologi sastra.

E. Manfaat Penelitian

Pada hakikatnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan suatu

manfaat. Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat

teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoretis

Membantu pembaca untuk memahami dan mengetahui konflik batin

dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah. Penelitian ini juga dapat

memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan sastra Indonesia

terutama dalam kajian novel dengan pendekatan psikologi sastra.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

9

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan pembaca sastra

Indonesia terhadap konflik batin dalam sebuah novel.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan

bagi mahasiswa untuk memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih

kreatif dan inovatif bagi kemajuan diri.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya.Hal ini dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam

melakukan penelitian. Oleh sebab itu, tinjauan terhadap penelitian terdahulu

sangat penting untuk orisinalitas penelitian yang dilakukan ini.

Ika Rukamana Purnamasari (UMS, 2011) dengan judul skripsinya

“Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Sang Maharani Karya Agnes

Jessica: Tinjauan Psikologi Sastra”. Hasil analisis konflik batin tokoh utama

dalam novel Sang Maharani yaitu: konflik mendekat-menjauh yang dialami

Maharani karena hal-hal seperti berikut, a) Konflik batin Rani trauma pada

laki-laki dan ia jatuh cinta pada adiknya sendiri; b) Konflik batin Rani

memutuskan menikah dengan Arik namun masih jijik berhubungan seksual.

Konflik menjauh-menjauh yang dialami Maharani karena hal-hal seperti

berikut, 1) Konflik batin saat Rani tertunduk lemas mendengar ayahnya

meninggal karena dibunuh; 2) Konflik batin Rani saat dijadikan pelacur oleh

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

10

tentara Jepang; 3) Konflik batin Rani yang tidak suka tidur karena penderitaan

menjadi Jugun Lanfu menjadi mimpi buruk tiap malam; 4) Konflik batin Rani

trauma pada sentuhan laki-laki; 5) Konflik batin ketika Rani mengetahui

bahwa ia diperkosa. Konflik mendekat-mendekat yang dialami Maharani

karena hal-hal seperti berikut 1) Tuhan sedang menganugerahkan kebahagiaan

berlipat-lipat pada Rani; 2) Kedekatan Rani dengan Arik membuat Rani tidak

menggigil seperti bila ia berdekatan dengan pria lain.

Penelitian lain dilakukan oleh Apriliani Mustika Sari (UMS, 2008)

dengan judul skripsinya “Konflik Batin Tokoh Laras dalam Novel Sang Dewi

karya Moammar Emka: Tinjauan Psikologi Sastra”. Hasil analisis konflik

batin tokoh utama dalam novel Sang Dewi adalah sebagai berikut. Laras

mengalami konflik batin jenis mendekat-menghindar saat harus bersikap

dalam menghadapi permintaan Om Boy untuk berhubungan seks dengan

Laras. Laras juga mengalami konflik batin saat ia dikenalkan Beno dengan

Aliang, orang yang pernah menjadi pelanggannya semasa ia menjadi pelacur.

Laras mengalami konflik batin jenis menghindar-menghindar saat bertemu

dengan Om Boy setelah kematian Bim. Laras juga menghadapi konflik

menghindar-menghindar ketika Om Boy memberinya kalung sebagai tanda

lamarannya dan diketahui oleh Beno. Konflik ini dialami Laras saat harus

memilih menerima permintaan Om Boy untuk menikah, sementara ia sangat

mencintai Beno.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

11

Skripsi Dian Ayu Kartika (UMS, 2008) dengan judul skripsinya

“Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Nayla Karya Jenar Maesa Ayu:

Tinjauan Psikologi Sastra”. Hasil analisis konflik batin tokoh utama dalam

novel Nayla sebagai berikut. Konflik mendekat-menjauh dialami Nayla

karena hal-hal seperti berikut, 1) Usia Sembilan tahun Nayla masih

mengompol di malam hari, sehingga Ibu menghukumnya dengan cara

menusukkan peniti ke selangkangan bahkan vaginanya. Fisiknya merasakan

sakit akibat penusukan itu, tetapi Nayla hanya bisa diam dan tak mampu

melawan; 2) Ketika berusia Sembilan tahun juga Nayla diperkosa oleh Om

Indra, kekasih Ibunya. Nayla ingin mengatakan hal buruk tersebut, tetapi ia

tidak dapat menceritakannya pada Ibu; 3) Nayla memutuskan mencari Ayah

karena sudah tidak tahan tinggal dirumah Ibu yang penuh siksaan. Akan tetapi

untuk menjalankan misinya mencari ayahnya itu pun harus membolos

sekolah. Adapun konflik menjauh-menjauh dilami oleh Nayla karena hal-hal

seperti berikut, 1) Fisik Nayla merasakan sakit akibat pemukulan yang

dilakukan oleh Ibu dan ia pun merasa takut pada ibunya yang begitu kejam,

sehingga membuat batin Nayla merasa tidak nyaman; 2) Nayla merasa takut

saat ayahnya meninggal dunia dan ia takut kembali kerumah ibu kandungnya,

sehingga mengakibatkan batin Nayla merasa tidak senang; 3) Nayla merasa

sedih kehilangan ayahnya dan ia juga tidak menyangka ibu tiri bersama ibu

kandungnya tega menjebloskannya ke Rumah Perawatan Anak Nakal dan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

12

Narkotika, sehingga membuat Nayla tidak mampu berbuat banyak untuk

melepaskan diri dari rumah perawatan.

Tri Wijayanti (UMS, 2005) melakukan penelitian untuk skripsinya

yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Tuhan Izinkan Aku

Jadi Pelacur Karya Muhidin M. Dahlan: Tinjauan Psikologi Sastra”. Hasil

penelitiannya menyimpulkan; 1) Nidah Kirani mengalami konflik batin akibat

tidak terpenuhinya kebutuhan dasar fisiologis yakni kebutuhan akan pakaian,

seks, dan makanan; 2) Nidah Kirana mengalami konflik batin karena tidak

terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman yakni selalu merasakan ketakutan dan

seolah-olah berada dalam keadaan terancam; 3) Konflik batin akibat tidak

terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki yakni Nidah Kirani

tidak memperoleh rasa cinta dan memiliki pos Jamaah dan Da‟arul Rakhiem;

4) Konflik batin akibat tidak terpenuhinya kebutuhan akan harga diri yakni

tidak adanya penghargaan atas perjuangannya dan dedikasinya terhadap pos

jamaah dan juga kehilangan keperawanannya oleh Da‟arul Rakhiem; 5)

Konflik batin karena tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri yakni

Nidah Kirana tidak mendapat kepuasan intelektual dan mengalami penurunan

pengembangan motivasi diri.

Pipit Handayani (UMS, 2009) dengan judul skripsinya “Konflik Batin

Tokoh Srintil dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari:

Tinjauan Pikologi Sastra”. Hasil analisisnya antara lain, 1) konflik mendekat-

menjauh, ketika Srintil dihadapkan pada dua pilihan yang satu memiliki motif

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

13

positif (menyenangkan) yaitu menuruti keinginannya untuk tidak meronggeng

lagi dan pilihan yang lain memiliki motif negatif (tidak menyenangkan) yaitu

ia harus mengesampingkan keinginannya dan bersedia menanggung demi

kebaikan warga masyarakat Dukuh Paruk; 2) konflik mendekat-mendekat,

ketika Srintil harus memilih salah satu di antara dua laki-laki yaitu Rasus dan

Bajus yang keduanya disukai oleh Srintil; 3) konflik menjauh-menjauh, ketika

Srintil dihadapkan pada dua pilihan yang keduanya merugikan bagi Srintil,

yaitu ia harus melakukan perzinahan atau kembali masuk ke dalam penjara.

Berdasarkan uraian tentang penelitian terdahulu, maka dapat dilihat

bahwa keaslian penelitian dengan judul “Konflik Batin Tokoh Midah dan

Firdaus dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah karya Aguk Irawan:

Tinjauan Psikologi Sastra” dapat dipertanggungjawabkan, karena

sepengetahuan penulis belum pernah ada yang meneliti novel Langit Mekah

Berkabut Merah dengan menganalisis aspek konflik batin dan menggunakan

tinjauan psikologi sastra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi

hasil-hasil penelitian yang terdahulu dengan sudut pandang psikologi sastra.

G. KAJIAN TEORI

1. Novel dan Unsur-Unsurnya

Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (Inggris: short story)

merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Sebutan

novel dalam bahasa Inggris inilah yang kemudian masuk ke Indonesia-

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

14

berasal dari bahasa Itali novella. Secara harfiah novella berarti „sebuah

barang baru yang kecil‟ dan kemudian diartikan sebagai „cerita pendek

dalam bentuk prosa‟ (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2009:9). Dewasa ini

istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan

istilah Indonesia novelet (Inggris: novelette), yang berarti sebuah karya

prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga

tidak terlalu pendek (Nurgiyantoro, 2009:10).

Novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu

saat yang tegang, dan pemusatan kehidupan yang tegas. Novel Indonesia

secara “resmi” muncul setelah terbitnya buku Si Jamin dan Si Johan,

tahun 1919, oleh Marari Siregar, yang merupakan saduran dari novel

Belanda, kemudian pada tahun berikutnya terbit novel Azab dan Sengsara

oleh pengarang yang sama; sejak itu mulailah berkembang sastra fiksi

yang dinamai novel ini dalam khazanah sastra Indonesia (Semi, 1988:32-

33).

Novel adalah cerita rekaan (fiction), disebut juga teks naratif

(narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Melalui novel

pengarang menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

hidup dan kehidupan setelah menghayati berbagai permasalahan tersebut

dengan penuh kesungguhan yang diungkapkannya kembali melalui sarana

fiksi sesuai dengan prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya

masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

15

hubungan-hubungan antar manusia. Pendek kata, novel merupakan karya

imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab kreatif sebagai

karya seni yang berunsur estetik dengan menawarkan model-model

kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh pengarang (Al-Ma‟Ruf,

2010:15).

Menurut Wellek & Warren dalam (Al-Ma‟Ruf, 2010:16) unsur-

unsur pembangun novel itu secara konvensional dapat dibagi menjadi dua

yakni unsur intrinsik (intrinsic) dan ekstrinsik (extrinsic). Unsur intrinsik

adalah unsur-unsur yang secara langsung turut membangun karya sastra

itu, yang secara faktual terdapat di dalam karya sastra. Adapun unsur

ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi

secara tidak langsung turut mempengaruhi bangunan karya sastra itu (Al-

Ma‟Ruf, 2010:16-17).

Novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi

sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit

karakter, dan berbagai peristiwa yang ruwet yang terjadi beberapa tahun

silam secara lebih mendetail. Ciri khas novel ada pada kemampuannya

untuk menciptakan satu semesta yang lengkap sekaligus lebih sulit dibaca

jika dibandingkan dengan cerpen. Novel tidak bergaya padat seperti

cerpen karena novel memiliki ruang lebih untuk menggambarkan setiap

situasi di dalamnya secara penuh karena novel menyulitkan pembaca

untuk berkonsentrasi (Stanton, 2007:104).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

16

Novel menurut Nurgiyantoro dibedakan menjadi dua, yaitu novel

populer dan novel serius. Novel populer adalah novel yang populer pada

masanya dan banyak penggemarnya, khususnya di kalangan remaja.

Novel populer tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan, sebab jika

demikan novel populer akan menjadi berat dan berubah menjadi novel

serius. Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam

novel serius disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan

yang bersifat universal. Novel serius bertujuan memberikan pengalaman

yang berharga kepada pembaca, atau paling tidak mengajaknya untuk

meresapi dan merenungkan secara sungguh-sungguh tentang

permasalahan yang dikemukakan (Nurgiyantoro, 2009:19).

Sebuah novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur yang saling

berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan.

Stanton (2007:11-36) membedakan unsur pembangun sebuah novel ke

dalam tiga bagian: fakta, tema, dan sarana pengucapan (Sastra).

a. Fakta Cerita

Fakta (fact) dalam sebuah cerita meliputi karakter (tokoh cerita),

plot, dan setting. Ketiga unsur tersebut harus dipandang sebagai satu

kesatuan dalam rangkaian keseluruhan cerita, bukan sebagai sesuatu

yang berdiri sendiri dan terpisah satu dengan yang lain. Ketiga unsur ini

disebut juga struktur faktual.

1) Penokohan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

17

Tokoh merupakan bagian atau unsur dari suatu keutuhan

artistik yakni karya sastra, yang seharusnya selalu menunjang

keutuhan artistik itu (Kenney dalam Al-Ma‟Ruf, 2010:77). Tokoh

cerita menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2009:165) adalah

orang (-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau

drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan

dan apa yang dilakukan.

Kendati berupa rekaan atau hanya imajinasi pengarang,

masalah penokohan merupakan satu bagian penting dalam

membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja

berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk

menyampaikan ide, motif, plot, dan tema. Semakin

berkembangnya ilmu jiwa, terutama psiko-analisa, merupakan pula

salah satu alasan pentingnya peranan tokoh cerita sebagai bagian

yang ditonjolkan oleh pengarang (Jakob Sumardjo dalam Fananie

2002:86-87).

Dalam sebagian besar cerita dapat ditemukan satu „karakter

utama‟ yaitu karakter yang terkait dengan semua peristiwa yang

berlangsung dalam cerita (Stanton, 2007:33). Analisis tokoh dapat

dilakukan dari nama tokoh. Penamaan tokoh (naming) menurut

Wellek dan Warren (dalam Al-Ma‟Ruf, 2010:77) merupakan cara

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

18

paling sederhana untuk menampilkan tokoh. Berbeda dengan

pendapat Wellek dan Warren, Semi (1988:37) mengemukakan cara

mengungkapkan sebuah karakter dapat dilakukan melalui

pernyataan langsung, melalui peristiwa, melalui percakapan,

melalui monolog batin, melalui tanggapan atas pernyataan atau

perbuatan dari tokoh-tokoh lain, dan melalui kiasan atau sindiran.

Penokohan secara wajar dapat diterima jika dapat

dipertanggungjawabkan dari sudut psikologis, fisiologis, dan

sosiologis. Ketiga sudut itu masih mempunyai berbagai aspek

(Lubis dalam Al-Ma‟Ruf, 2010:77). Termasuk psikologis antara

lain cita-cita, ambisi, kekecewaan, kecakapan, temperamen, dan

sebagainya. Aspek yang masuk dalam fisiologis misalnya jenis

kelamin, tampang, kondisi tubuh, dan lain-lain.Sudut sosiologis

terdiri atas misalnya lingkungan, pangkat, status sosial, agama,

kebangsaan, dan sebagainya.

Jika dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot

dapat dibedakan adanya tokoh utama dan tokoh tambahan, dilihat

dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh

protagonis dan antagonis. Tokoh utama adalah tokoh yang paling

banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang

dikenai kejadian, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang

hadir jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama. Tokoh

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

19

protagonis adalah tokoh yang menarik perhatian pembaca, disebut

juga tokoh hero, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-

norma, nilai-nilai, yang ideal bagi pembaca sedangkan tokoh

antagonis adalah tokoh yang menjadi penyebab terjadinya konflik.

Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan ke

dalam tokoh sederhana dan tokoh bulat. Tokoh sederhana adalah

tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu

sedangkan tokoh bulat adalah tokoh yang oleh pengarang diungkap

berbagai sisi kehidupannya di dalam novel, baik sisi

kepribadiannya dan jati dirinya (Nurgiyantoro, 2009:178-181).

2) Alur

Salah satu elemen terpenting dalam membentuk sebuah karya

fiksi adalah plot cerita. Dalam pengertiannya yang paling umum,

plot atau alur sering diartikan sebagai keseluruhan rangkaian

peristiwa yang terdapat dalam cerita (Siti Sundari, et.al, dalam

Fananie 2002:93). Namun dalam pengertian yang lebih khusus,

plot sebuah cerita tidaklah hanya sekedar rangkaian peristiwa yang

termuat dalam topik-topik tertentu, melainkan mencakup beberapa

faktor penyebab terjadinya peristiwa (Fananie, 2002:93).

Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2009:113) plot adalah

cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya

dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang satu disebabkan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

20

atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Kenny (dalam

Nurgiyantoro, 2009:113) mengemukakan plot sebagai peristiwa-

peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat

sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu

berdasarkan kaitan sebab-akibat.

Alur yang berhasil adalah alur yang mampu mengiring

pembaca menyelusuri cerita secara keseluruhan, tidak ada bagian

yang tidak ditinggalkan yang dianggap tidak penting (Semi,

1988:44-45).

Ada lima tahapan plot menurut Tasrif (dalam Nurgiyantoro

2009:149) yaitu sebagai berikut:

a) Tahap situation: tahap penyituasian, tahap yang terutama

berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh (-

tokoh) cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita,

pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama

berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada

tahap berikutnya.

b) Tahap generating circumstances: tahap pemunculan konflik,

masalah(-masalah) dan peristiwa-peristiwa yang menyulut

terjadinya konflik mulai muncul. Tahap ini merupakan tahap

awal munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

21

berkembang atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada

tahap berikutnya.

c) Tahap rising action: tahap peningkatan konflik, konflik yang

telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin

berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya.

Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin

mencekam dan menegangkan.

d) Tahap climax: tahap klimaks, konflik dan atau pertentangan

yang terjadi, yang dilalui dan atau ditimpakan kepada para

tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah

cerita akan dialami oleh tokoh(-tokoh) utama yang berrperan

sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.

e) Tahap denoument: tahap penyelesaian, konflik yang telah

mencapai klimaks diberi penyesuaian, ketegangan

dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-subkonflik, atau

konflik-konflik tambahan, jika ada, juga diberi jalan keluar,

cerita diakhiri.

Nurgiyantoro (2009:153-157) membedakan plot menjadi tiga

berdasarkan kriteria urutan waktu, yaitu sebagai berikut.

a) Plot Lurus (progresif)

Plot sebuah novel dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa

yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa-(-peristiwa)

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

22

yang pertama diikuti oleh (atau menyebabkan terjadinya)

peristiwa-peristiwa yang kemudian.

b) Plot Sorot-balik, (flash-back)

Urutan kejadian tidak dimulai dari tahap awal (yang benar-

benar merupakan awal cerita secara logika) melainkan

mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru

kemudian tahap awal cerita dikisahkan.

c) Plot Campuran

Plot yang secara garis besar progresif, tetapi di dalamnya

betapapun kadar kejadiannya, sering terdapat adegan-adegan

sorot-balik. Demikian pula sebaliknya.

3) Latar

Latar menurut Stanton (2007:35) adalah lingkungan yang

melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang

berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.

Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2009:216) mengemukakan latar

atau seting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran

pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial

tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Lebih

lanjut Abrams (dalam Al-Ma‟Ruf, 2010:103) memberikan

deskripsi latar dalam karya sastra menjadi tiga yakni latar tempat,

waktu dan sosial.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

23

Senada dengan pendapat Abrams, Nurgiyantoro (2009:227-

233) membedakan unsur latar ke dalam tiga unsur pokok yaitu:

a) Latar tempat, menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan pada sebuah karya fiksi.

b) Latar waktu, berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

c) Latar sosial, menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi.

Walaupun seting dimaksudkan untuk mengidentifikasi situasi

yang tergambar dalam cerita, keberadaan elemen seting hakikatnya

tidaklah hanya sekedar menyatakan di mana, kapan, dan

bagaimana situasi peristiwa berlangsung, melainkan berkaitan juga

dengan gambaran tradisi, karakter, perilaku sosial, dan pandangan

masyarakat pada waktu cerita ditulis. Dari kajian seting akan dapat

diketahui sejauh mana kesesuaian dan korelasi antara perilaku dan

watak tokoh dengan kondisi masyarakat, situasi sosial, dan

pandangan masyarakatnya (Fananie, 2002:98).

b. Tema

Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema

merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra

dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

24

menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan

(Hartoko & Rahmanto dalam Nurgiyantoro, 2009:68). Tema menurut

Stanton (2007:36) merupakan aspek cerita yang sejajar dengan

„makna‟ dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu

pengalaman begitu diingat. Tema selalu berkaitan dengan berbagai

pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut,

maut, religius, dan sebagainya. Nurgiyantoro (2009:70)

mengemukakan tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan

dasar umum, sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang

tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang

dipergunakan untuk mengembangkan cerita.

Semi (1988:43) menuturkan dalam pengertian tema tercakup

persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca. Tema

menyorot dan mengacu pada aspek-aspek kehidupan sehingga

nantinya akan ada nilai-nilai tertentu yang melingkupi cerita. Tema

membuat cerita lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak.

Cara paling efektif untuk mengenali tema sebuah karya adalah dengan

mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya (Stanton,

2007:37-42). Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah

disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-

bagian tertentu cerita (Nurgiyantoro 2009:68). Menurut Fananie

(2002:84) sebagai sebuah karya imajinatif, tema dapat diungkapkan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

25

melalui berbagai cara, seperti melalui dialog tokoh-tokohnya, melalui

konflik yang dibangun, atau melalui komentar secara tidak langsung,

karena itu tema yang baik pada hakikatnya adalah tema yang tidak

diungkapkan secara langsung dan jelas.

c. Sarana Sastra

Sarana sastra adalah teknik yang digunakan pengarang untuk

menyusun detil-detil cerita berupa peristiwa dan kejadian-kejadian

menjadi pola yang bermakna. Sarana sastra dipakai untuk

memungkinkan pembaca melihat dan merasakan fakta seperti yang

dilihat dan dirasakan pengarang. Sarana sastra antara lain berupa sudut

pandang penceritaan, gaya bahasa, dan nada, simbolisme, dan ironi

(Stanton, 2007:9-10).

2. Teori Strukturalisme

Menurut Jean Piaget (dalam Ratna, 2007:84) ada tiga dasar

strukturalisme yaitu: a) kesatuan, sebagai koherasi internal, b) transformasi,

sebagai pembentukan bahan-bahan baru secara terus menerus, dan c) regulasi

diri, yaitu mengadakan perubahan dengan kekuatan dari dalam. Secara

definitif strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur, yaitu struktur itu

sendiri, dengan mekanisme antarhubungannya, di satu pihak antarhubungan

unsur yang satu dengan unsur lainnya, di pihak yang lain hubungan antara

unsur (-unsur) dengan totalitasnya (Ratna, 2007:91).

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

26

Strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan (baca:

penelitian) kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antarunsur

pembangun karya yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2009:36). Di satu pihak

struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan

gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara

bersama membentuk kebulatan yang indah (Abrams dalam Nurgiyantoro,

2009:36).

Analisis strukturalisme merupakan prioritas pertama sebelum

diterapkannya analisis yang lain. Tanpa analisis struktural, kebulatan makna

yang digali dari karya tersebut tidak dapat ditangkap. Makna unsur-unsur

karya sastra hanya dapat ditangkap, dipahami sepenuhnya dan dinilai atas

dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu di dalam keseluruhan karya

sastra (Wahyuningtyas dan Santosa, 2011:1-2).

Menurut Teeuw (dalam Al-Ma‟Ruf, 2010:19) tujuan analisis struktural

adalah membongkar dan memaparkan secermat mungkin keterkaitan dan

keterjalinan berbagai unsur yang secara bersama-sama membentuk makna.

Nurgiyantoro (2009:37) mengemukakan pada dasarnya analisis struktural

bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan

antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah

kemenyeluruhan. Analisis struktural dapat berupa kajian yang menyangkut

relasi unsur-unsur dalam mikroteks, satu keseluruhan wacana, dan relasi

intekstual (Hartoko & Rahmanto dalam Nurgiyantoro, 2009:38).

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

27

Menurut Siswantoro (2005:20) pendekatan struktural membedah novel,

misalnya dapat terlihat dari sudut pandang, plot, karakter, setting, tone &

theme, serta bagaimana unsur-unsur itu saling berinteraksi. Nurgiyantoro

(2009:37) mengemukakan langkah-langkah dalam menerapkan teori

strukturalisme adalah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra

secara lengkap dan jelas meliputi tema, tokoh, latar dan alur.

b) Mengkaji unsur-unsur yang telah diidentifikasi sehingga diketahui

bagaimana tema, tokoh, latar dan alur dari sebuah karya sastra.

c) Mendeskripsikan fungsi masing-masing unsur sehingga diketahui

tema, tokoh, latar dan alur sebuah karya sastra.

d) Menghubungkan masing-masing unsur sehingga diketahui tema,

tokoh, latar dan alur dalam sebuah karya sastra.

3. Teori Psikologi Sastra

Henry Gleitman (dalam Sobur, 2010:32) mendefinisikan psikologi

sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan

dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk

tersebut berpikir dan perasaan. Menurut Wellek&Warren (dalam Ratna,

2007:61) pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan tiga

gejala utama, yaitu: pengarang, karya sastra, dan pembaca, dengan

pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

28

dengan pengarang dan karya sastra. Secara definitif, tujuan psikologi sastra

adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya

(Ratna, 2007:342).

Fiksi psikologis adalah salah satu aliran sastra yang berusaha

mengeksplorasi pikiran sang tokoh utama, terutama pada bagiannya yang

terdalam yaitu alam bawah sadar. Fiksi psikologis sering menggunakan teknik

bernama arus kesadaran (Stanton, 2007:134). Prinsip pokok fiksi psikologi

adalah eksplorasi segi-segi pemikiran dan kejiwaan tokoh-tokoh utama cerita,

terutama menyangkut alam pemikiran pada tingkat yang lebih dalam, di

tingkat alam bawah sadar (Semi, 1988:66).

Psikologi sastra menurut Minderop (2010:54) adalah telaah karya satra

yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Daya tarik

psikologi sastra ialah pada masalah manusia yang melukiskan potret jiwa.

Setiap pengarang kerap menambahkan pengalaman sendiri dalam karyanya

dan pengalaman pengarang itu sering pula dialami oleh orang lain (Minderop,

2010:59).

Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai

aktivitas kejiwaan. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis,

akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan

teks berupa drama maupun prosa (Endraswara, 2003:96). Jatman (dalam

Endraswara, 2003:97) berpendapat bahwa kaarya sastra dan psikologi

memang memiliki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

29

Pertautan tak langsung, karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek

yang sama yaitu kehidupan manusia. Psikologi dan sastra memiliki hubungan

fungsional karena sama-sama untuk mempelajari keadaan jiwa orang lain,

bedanya dalam psikologi gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra bersifat

imajinatif.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara

psikologi dengan sastra, yaitu: a) memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang

sebagai penulis, b) memhami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional

dalam karya sastra, dan c) memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca. Pada

dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada pembicaraan dalam

kaitannya dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang

terkandung dalam karya. Pada umumnya aspek-aspek kemanusiaanlah yang

merupakan objek utama psikologi sastra, dalam tokoh-tokoh aspek kejiwaan

dicangkokkan dan diinvestasikan (Ratna, 2006:343).

Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat

dianalisis konflik batin, yang mungkin saja bertentangan dengan teori

psikologis. Dengan adanya kaitan yang erat antara aspek psikologis dengan

unsur tokoh dan penokohan, maka karya sastra yang relevan untuk dianalisis

secara psikologis adalah karya-karya yang memberikan intensitas pada aspek

kejiwaan tersebut (Ratna, 2006:350).

Dengan adanya kaitan yang erat antara aspek psikologis dan unsur

tokoh dan penokohan, dalam penelitian ini dipilih novel Langit Mekah

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

30

Berkabut Merah karya Aguk Irawan yang dianggap relevan untuk dianalisis

secara psikologis.

4. Teori Konflik Batin

Menurut Meredith dan Fitzgerald (dalam Nurgiyantoro, 2009:122)

konflik adalah sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi dan

atau dialami oleh tokoh (-tokoh) cerita, yang jika tokoh (-tokoh) itu

mempunyai kebebasan untuk memilih, ia (mereka) tidak akan memilih

peristiwa itu menimpa dirinya. Konflik dalam pandangan kehidupan yang

normal-wajar-faktual, artinya bukan dalam cerita, menyaran pada konotasi

negatif, sesuatu yang tak menyenangkan (Nurgiyantoro, 2009:122).

Konflik batin adalah percecokan, perselisihan, atau pertentangan.

Dalam sastra diartikan bahwa konflik batin merupakan ketegangan di dalam

cerita rekaan atau drama yakni pertentangan antara dua kekuatan,

pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh dan

sebagainya (Alwi dkk, 2005:587). Adapun pengertian konflik batin menurut

Alwi dkk (2005:587) adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua

gagasan atau lebih, atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai

diri sehingga mempengaruhi tingkah laku.

Bentuk peristiwa dalam sebuah cerita, dapat berupa peristiwa fisik

ataupun batin. Peristiwa fisik melibatkan aktivitas fisik, ada interaksi antara

seorang tokoh cerita dengan sesuatu yang di luar dirinya: tokoh lain atau

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

31

lingkungan. Peristiwa batin adalah sesuatu yang terjadi dalam batin, hati,

seorang tokoh. Konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa

seorang tokoh cerita. Jadi, ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan

dirinya sendiri. Ia merupakan permasalahan intern seorang manusia.

Misalnya, hal itu terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan,

keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan-harapan, atau masalah-masalah

lainnya (Nurgiyantoro, 2009:123-124).

Jenis konflik menurut Dirgagunarsa (dalam Sobur, 2010:292-293)

mempunyai beberapa bentuk antara lain:

a. Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict)

Konflik ini timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang semuanya

positif (menyenangkan, menguntungkan), sehingga muncul kebimbangan

untuk memilih salah satu di antaranya. Memilih satu motif berarti

mengorbankan atau mengecewakan motif lain yang tidak dipilih.

b. Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict)

Konflik ini timbul jika dalam waktu yang bersamaan timbul dua motif yang

berlawanan mengenai satu objek, motif yang satu positif (menyenangkan),

yang lain negatif (merugikan, tidak menyenangkan). Karena itu ada

kebimbangan, apakah akan mendekati atau menjauhi objek itu.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

32

c. Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict)

Konflik ini terjadi apabila pada saat yang bersamaan, timbul dua motif

negatif dan muncul kebimbangan karena menjauhi konflik yang satu berarti

harus memenuhi motif lain yang juga negatif.

5. Pembelajaran Sastra Di SMA

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan

apresisi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (BSNP dalam

Sufanti, 2010:12). Rumusan ini menunjukkkan bahwa mata pelajaran Bahasa

Indonesia diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

bersosialisasi dengan sesama dengan berbagai kesempatan baik resmi,

maupun tidak resmi, dengan berbagai alat komunikasi baik tulis maupun lisan.

Penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Indonesia juga dimaksudkan agar

daya apresiasi sastra siswa terhadap hasil sastra Indonesia tumbuh dengan

baik (Sufanti, 2010:12).

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan komponen bersastra yang meliputi aspek-aspek: a)

mendengarkan, b) berbicara, c) membaca, d) menulis (BSNP, dalam Sufanti

2010:14). Komponen kemampuan bersastra adalah kemampuan yang

menuntut siswa untuk kegiatan apresiasi dan ekspresi dengan dengan materi

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

33

sastra yang meliputi kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan

menulis karya sastra (Sufanti, 2010:14).

Sufanti (2010:15) memaparkan komponen bersastra merupakan

komponen pembelajaran yang berupa aktivitas mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis dengan topik-topik sastra. Topik-topik dalam

komponen ini meliputi antara lain: puisi, cerita pendek, novel, drama, cerita

rakyat, dan cerita melayu klasik. Topik-topik ini digunakan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam mendengarkan, berbicara, membaca,

dan menulis. Di samping itu, digunakan untuk meningkatkan apresiasi siswa

terhadap karya sastra.

Kegiatan apresiasi sastra adalah kegiatan membaca dan mendengarkan

karya sastra atau kegiatan resepsi sastra. Perwujudan kegiatan apresiasi sastra

yang paling dasar adalah membaca karya sastra. Dengan membaca karya

sastra, siswa dapat memahami, menafsirkan, menghayati, dan menikmati,

sehingga mampu memberikan manfaat. Manfaat yang diharapkan dari proses

membaca sastra ini adalah meningkatkan wawasan siswa, halus budi

pekertinya, meningkat pengetahuan bahasanya, dan meningkat kemampuan

berbahasanya (Sufanti, 2010:24-25).

Menurut Rahmanto (2004:16) pengajaran sastra dapat membantu

pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu:

a) Membantu keterampilan berbahasa

b) Meningkatkan pengetahuan budaya

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

34

c) Mengembangkan cipta dan rasa

d) Menunjang pembentukan watak

Gani (1988:28) mengemukakan tujuan pengajaran sastra yaitu:

a) Memfokuskan siswa pada pemikiran gagasan-gagasan dan perhatian yang

lebih besar terhadap masalah kemanusiaan dalam bentuk ekspresi yang

mencerminkan perilaku kemanusiaan.

b) Membawa siswa pada kesadaran dan peneguhan sikap yang lebih terbuka

terhadap moral, keyakinan, nilai-nilai, pemilikan perasaan bersalah dan

ketaksaan dari masyarakat.

c) Mengajak siswa mempertanyakan isu yang sangat berkaitan dengan

perilaku personal.

d) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperjelas dan

memperdalam pengertian-pengertiannya tentang keyakinan, perasaan, dan

perilaku kemanusiaan.

e) Membantu siswa lebih mengenal dirinya yang memungkinkannya

bersikap lebih arif terhadap dirinya dan orang lain secara lebih cerdas,

penuh pertimbangan dan kehangatan yang penuh simpati.

Novel merupakan salah satu sarana pendukung yang dijadikan sebagai

bahan pengajaran oleh guru. Novel mengandung banyak pengalaman yang

bernilai pendidikan yang positif. Salah satu kelebihan novel sebagai bahan

pengajaran sastra adalah cukup mudahnya karya tersebut dinikmati siswa

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

35

sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing secara perorangan

(Rahmanto, 2004:65-66).

Dalam dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

mengembangkan pembelajaran sastra di SMA. Novel merupakan sarana siswa

dalam melakukan kegiatan apresiasi sastra. Tujuan pembelajaran ini yaitu

memberikan kesempatan pada siswa untuk menafsirkan makna dari karya

sastra tersebut. Pembelajaran ini bersifat individual, karena di dalam

pembelajaran sastra sangat memungkinkan terjadi perbedaan pendapat,

penafsiran, sehingga juga menimbulkan perbedaan penghargaan terhadap

karya sastra.

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala

yang menjadi objek permasalahan. Berikut gambaran kerangka berpikir dalam

penelitian sastra konflik batin tokoh Midah dan Firdaus dalam novel Langit

Mekah Berkabut Merah karya Aguk Irawan: Tinjauan Psikologi Sastra.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

36

Novel Langit Mekah Berkabut Merah

Psikologi

Sastra

Analisis

Struktural

Tema, Alur,

Penokohan,

Latar

Konflik Batin

Tokoh Midah

dan Firdaus

Implementasi

sebagai bahan ajar

Bahasa Indonesia

di SMA

Kesimpulan

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

37

I. METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Strategi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Menurut Aminuddin

(1990:16) metode kualitatif artinya yang menganalisis bentuk deskripsi,

tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan antar variable.

Penelitian kualitatif adalah metode yang memberikan perhatian terhadap

data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya

(Ratna, 2007:47). Dalam mengkaji novel Langit Mekah Berkabut Merah

peneliti menggunakan mentode kualitatif deskriptif yaitu menganalisis

data berbentuk deskripsi, tidak berupa angka/ koefisien tentang hubungan

antarvariable.

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan strategi studi terpancang (embedded research) dan studi

kasus (case study). Menurut Sutopo (2002:112) penelitian terpancang

(embedded research) digunakan karena masalah dan tujuan penelitian

telah ditetapkan oleh peneliti sejak awal penelitian. Studi kasus (case

study) digunakan karena strategi difokuskan pada kasus tertentu.

Arah atau penekanan dalam penelitian ini adalah konflik batin

tokoh Midah dan Firdaus dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah

dengan urutan analisis sebagai berikut.

a. Struktur yang membangun novel Langit Mekah Berkabut Merah karya

Aguk Irawan.

37

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

38

b. Konflik batin tokoh Midah dan Firdaus dalam novel Langit Mekah

Berkabut Merah karya Aguk Irawan tinjauan psikologi sastra

2. Objek Penelitian

Objek sering diartikan sebagai variable atau fenomena yang diteliti.

Objek menjadi pusat kajian karena perhatian seorang peneliti

terkonsentrasi kepadanya (Siswantoro, 2005:62). Objek penelitian ini

adalah konflik batin tokoh Midah dan Firdaus dalam novel Langit Mekah

Berkabut Merah karya Aguk Irawan: tinjauan psikologi sastra, diterbitkan

oleh Kubah Ilmu Jakarta, 2012 dan setebal 349 halaman.

3. Data dan Sumber Data

a. Data

Menurut Sutopo (2002: 48) data kualitatif adalah data yang

berkaitan dengan kualitas. Penelitian kualitatif datanya beujud kata

atau verbal data, bukannya angka atau numerical data. Meski berupa

kata, namun ia menyuguhkan daya tarik, serta kaya ke dalam

interpretasi, berbasis teori yang berbingkai dalam konteks tempat dan

peristiwa (Siswantoro, 2005:62). Adapun data dalam penelitian ini

adalah kalimat, paragraf dan wacana dalam teks novel Langit Mekah

Berkabut Merah diterbitkan oleh Kubah Ilmu cetakan pertama, tahun

2012.

2

8

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

39

b. Sumber Data

Sumber data adalah subjek penelitian dari mana data diperoleh.

Dalam penelitian sastra, sumber data berupa teks novel, cerita pendek,

drama, dan lain lain (Siswantoro, 2005:64). Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber

data sekunder.

1) Sumber data primer

Sumber data primer yaitu sumber utama penelitian yang

diproses sumbernya tanpa perantara (Siswantoro, 2005:54). Sumber

data primer dalam penelitian ini adalah teks novel Langit Mekah

Berkabut Merah karya Aguk Irawan, diterbitkan oleh Kubah Ilmu

cetakan pertama, tahun 2012, dan setebal 349 halaman.

2) Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh secara

tidak langsung atau lewat perantara, tetapi masih berdasarkan kategori

konsep (Siswantoro, 2005:54). Dalam penelitian ini sumber data

sekunder berupa artikel dan tulisan-tulisan yang diperoleh dari

penyelusuran (browsing) internet, serta buku-buku lain yang dianggap

relevan dengan penelitian ini, yakni Pengantar Teori Sastra, Teori

Fiksi, Teori, Metode, dan Penelitian Sastra, Psikologi Umum, Dimensi

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

40

Sosial Keagamaan Dalam Fiksi Indonesia Modern, dan penyelusuran

internet yakni mengunduh dari Wikipedia, dan lain-lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Menurut Soebroto

(1992:42) teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-

sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak dan catat berarti

peneliti sebagai instrument kunci yang melakukan penyimakan secara

cermat terhadap sumber data. Metode kepustakaan selanjutnya diperjelas

dengan menggunakan teknik simak dan teknik catat. Hasil penyimakan itu

dicatat sebagai data.

Langkah-langkah pengumpulan data dalam novel Langit Mekah

Berkabut Merah karya Aguk Irawan sebagai berikut.

1. Membaca secara cermat novel Langit Mekah Berkabut Merah karya

Aguk Irawan.

2. Mencatat kalimat, paragraf dan wacana yang berkaitan dengan struktur

novel dan kalimat, paragraf dan wacana yang menggambarkan adanya

konflik batin tokoh Midah dan Firdaus dalam novel Langit Mekah

Berkabut Merah karya Aguk Irawan.

3. Menganalisis konflik batin tokoh Midah dan Firdaus dalam novel

Langit Mekah Berkabut Merah karya Aguk Irawan.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

41

5. Teknik Validasi Data

Validasi data bertujuan agar penafsiran dan analisis data dapat

dipertanggungjawabkan dan memeriksa apakah data yang diolah sesuai

dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini

teknik validasi data yang digunakan yaitu teknik triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir

fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya untuk menarik

simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang (Sutopo,

2002:92). Patton (dalam Sutopo 2002:95-98) mengemukakan empat

triangulasi yaitu sebagai berikut.

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber merupakan triangulasi yang memungkinkan

kepastian kebenaran dengan memanfaatkan data yang sama atau

sejenis digali dari berbagai sumber yang berbeda.

b. Triangulasi Metode

Teknik triangulasi metode bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan

cara mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik

atau metode pengumpulan data yang berbeda.

c. Triangulasi Penyidik

Teknik triangulasi penyidik adalah teknik yang memungkinkan hasil

penelitian baik data atau pun simpulan mengenai bagian tertentu atau

keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti yang lain.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

42

d. Triangulasi Teori

Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang

dikaji.

Penelitian ini menggunakan triangulasi teori. Triangulasi teori

digunakan dengan cara rujuk silang antarteori (teori satu dengan yang

lain) untuk mendapatkan teori yang benar-benar terpercaya agar dapat

digunakan sebagai acuan dalam penelitian. Peneliti menggunakan teori

dari Alwi, Nurgiyantoro, dan Dirgagunarsa untuk menemukan konflik

batin tokoh Midah dan Firdaus yang terdapat dalam novel Langit Mekah

Berkabut Merah. Triangulasi teori dilakukan dengan cara menggunakan

perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang

lebih lengkap, tidak hanya sepihak, sehingga dapat dianalisis dan ditarik

kesimpulan yang lebih utuh dan menyeluruh.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

pembacaan model semiotik, yang terdiri atas pembacaan heuristik dan

hermeneutik. Kerja heuristik merupakan pembacaan karya sastra pada

sistem semiotik tingkat pertama. Pembacaan heuristik menghasilkan

pemahaman makna secara harfiah, makna tersurat. Kerja hermeneutik

berupa pemahaman karya pada tataran semiotik tingkat kedua. Artinya

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

43

berdasarkan makna dari hasil kerja heuristik dicoba-tafsirkan makna

tersiratnya. Jika pada tataran kerja heuristik dibutuhkan pengetahuan

tentang kode bahasa, pada tataran kerja hermeneutik dibutuhkan

pengetahuan tentang kode-kode yang lain, khususnya kode sastra dan

kode budaya (Nurgiyantoro, 2007:33).

Dalam aplikasinya, analisis data kualitatif karya sastra

menggunakan cara berpikir induktif. Artinya analisis dilakukan dengan

mengkaji hal-hal yang bersifat khusus baru ditarik simpulan yang bersifat

umum (Al-Ma‟ruf, 2011:16). Moleong (2010:297) mengemukakan

maksud umum dari pendekatan induktif memungkinkan temuan-temuan

penelitian muncul dari „keadaan umum‟, tema-tema dominan dan

signifikan yang ada dalam data, tanpa mengabaikan hal-hal yang muncul

oleh struktur metodologisnya.

J. Sistematika penelitian

Penelitian ini agar lebih lengkap dan sistematis, maka diperlukan

adanya sistematika penulisan. Adapaun sistematika penulisan penelitian ini

terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,. Tinjauan

Pustaka, Landasan Teori, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/25283/2/BAB_I.pdf · Novel Langit Mekah Berkabut Merah dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. ... (UMS,

44

Bab II berisi Biografi Pengarang, Riwayat Hidup, Latar Belakang

Sosial Pengarang, Hasil Karyanya dan Ciri Khas Karya Sastranya.

Bab III Analisis Struktur Novel Langit Mekah Berkabut Merah, yang

meliputi Tema, Alur, Penokohan, dan Latar.

Bab IV Pembahasan mengenai Konflik Batin tokoh utama dalam

novel Langit Mekah Berkabut Merah karya Aguk Irawan.

Bab V Penutup, terdiri dari simpulan dan saran. Bagian akhir skripsi

ini dipaparkan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.