BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4838/2/AGUS KURNIADI HK. BAB I.pdfjumlah...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4838/2/AGUS KURNIADI HK. BAB I.pdfjumlah...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia
menjadi tua melalui beberapa tahap perkembangan dimulai dari bayi, anak-
anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Perubahan fisik dan tingkah laku
yang dialami pada tiap orang saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
tertentu merupakan hal yang normal. Lansia yaitu suatu proses alami yang
ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa, semua orang akan mengalami proses
menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup. Di masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah,
2011).
Peningkatan usia harapan hidup atau lansia merupakan salah satu
indikator yang digunakan pemerintah dalam pembangunan suatu negara. Pada
setiap pertumbuhan penduduk terdapat peningkatan jumlah penduduk lansia
yang menunjukan keberhasilan pembangunan suatu negara yang juga
menimbulkan berbagai permasalahan baru. Dengan keberhasilan pemerintah
dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang mewujudkan hasil positif
diberbagai bidang, adanya kemajuan ekonomi dan perbaikan lingkungan
hidup terutama dibidang kesehatan dapat meningkatkan umur harapan hidup
manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan
peningkatannya cenderung lebih cepat (Nugroho, 2008).
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2
Surilena (2006) mengungkapkan munculnya populasi dalam jumlah
besar secara mendadak akan memberikan implikasi besar dalam dunia
kesehatan, dimana pada tahap lansia banyak individu mengalami perubahan,
baik secara biologis, psikologis, maupun sosial khususnya kemunduran dalam
berbagai fungsi dan kemapuan yang pernah dimilikinya. Dengan itu
bertambahnya lansia selain mendatangkan hal positif juga terdapat berbagai
permasalahannya.
Jumlah penduduk lansia pada tahun 2012 terdapat 600 juta jiwa di
seluruh dunia berdasarkan catatan World Health Organization (WHO). Dari
keseluruhan jumlah tersebut terdapat 142 juta jiwa lansia di wilayah regional
Asia Tenggara. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat
jumlah lansia di Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dari
yang hanya 19 juta jiwa pada tahun 2006. Hasil rekapitulasi data Dinas
Kesehatan Jawa tengah mencatat 3 juta jiwa lansia terdapat di Jawa tengah.
Angka ini menunjukkan peningkatan jumlah lansia sebesar 22,5% dari
2.323.541 pada tahun 2010. Secara kuantitatif parameter tersebut lebih tinggi
dari ukuran nasional (Depkes, 2012 ; BPS, 2012).
Semakin bertambahnya usia berpengaruh terhadap penurunan dari
periode tidur. Kebutuhan tidur bayi yang baru lahir tidur rata- rata 20 jam
sehari, anak usia 6 tahun rata- rata 10 jam, anak umur 12 tahun rata- rata 9
jam, sedangkan orang dewasa 7 jam 20 menit. Sedangkan usia lebih dari 60
tahun sering menyampaikan keluhan gangguan tidur. Perubahan pola tidur ini
adalah umum dan bagian alami dari penuaan (Ernawati & Sudaryanto, 2009).
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3
Selama penuaan, pola tidur mengalami perubahan- perubahan tersendiri
yang dapat membedakan lanjut usia dari individu dengan usia lebih muda.
Perubahan-perubahan tersebut mencakup kelatenan tidur, terbangun pada dini
hari dan peningkatan jumlah tidur siang. Jumlah waktu yang dihasilkan untuk
tidur yang lebih dalam juga menurun (Stanley & Beare, 2006).
Gangguan pola tidur banyak dialami oleh individu seiring dengan
bertambahnya usia. Setiap tahun diperkirakan sekitar 20%- 50% orang
dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami
gangguan tidur yang serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup
tinggi yaitu sekitar 67%. Walaupun demikian, hanya satu dari delapan kasus
yang menyatakan bahwa gangguan tidurnya telah didiagnosis oleh dokter
(Andreasen & Black, 2001).
Tingginya gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut yang semakin
bertambah dan penurunan fungsi serta kemampuan lansia, diperlukan
perhatian yang lebih pada lanjut usia. Perhatian ini diperlukan agar lansia
tidak hanya berumur panjang tetapi juga dapat menikmati masa tuanya
dengan bahagia serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kualitas hidup lansia perlu dipenuhi dengan meningkatkan kualitas tidur
yang baik sehingga kesehatannya juga turut meningkat dan menjauhkan lansia
dari sakit. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan-gangguan
antara lain, seperti kecenderungan lebih rentan terhadap penyakit, pelupa,
konfusi, disorientasi serta menurunnya kemampuan berkonsentrasi dan membuat
keputusan. Selain itu kemandirian lansia juga berkurang yang ditandai dengan
menurunnya partisipasi dalam aktivitas harian. Hal ini tentu berdampak buruk
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
4
terhadap kualitas hidup lansia. Oleh karena itu masalah kualitas tidur pada lansia
harus segera ditangani (Potter & Perry, 2005).
Purnawan dan Achiriyati (2013) menyebutkan terdapat dua metode
penatalaksanaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur
pada lansia yaitu terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi
farmakologis adalah terapi menggunakan obat yang memimiliki efek cepat,
namun dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan
obat tidur secara terus menerus pada lansia menimbulkan efek toksisitas
tinggi yang berpengaruh pada penurunan aliran darah, motilitas
gastrointestinal dan penurunan fungsi ginjal memicu peningkatan angka
mortalitas pada lansia. Dengan demikian diperlukan terapi non farmakologis
lebih efektif dan aman untuk meningkatkan kualitas tidur lansia (Stanley &
Beare, 2006).
Relaksasi merupakan salah satu bagian dari terapi non farmakologi
yang dapat meningkatkan kualitas tidur lansia. Menurut Miltenbarger (2004)
ada 4 macam tehnik relaksasi yaitu relaksasi otot (progressive muscle
relaxation), pernafasan (diaphragmatic breathing), meditasi (attention-
foccusing exercises) dan relaksasi perilaku (behavioral relaxation training).
Dari empat itu, relaksasi pernafasan merupakan tehnik menghilangkan stres
yang membantu para lansia dalam mengatasi masalah gangguan pola tidur.
Purwanto (2006) menyatakan terapi Benson merupakan pengembangan
metode respon relaksasi pernafasan dengan melibatkan faktor keyakinan
pasien yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal, sehingga dapat
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5
membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih
tinggi. Selain tehnik ini mudah dilakukan oleh pasien, relaksasi ini dapat
menekan biaya pengobatan dan dapat digunakan untuk mencegah terjadinya
stres. Sedangkan kita tahu pemberian obat-obatan kimia dalam jangka waktu
lama dapat menimbulkan efek samping yang dapat membahayakan
pemakainya seperti gangguan pada ginjal (Yosep, 2007).
Terapi Benson ditemukan oleh seorang ilmuan yang bernama Hebert
Benson. Teknik yang disebut relaksasi Benson ini merupakan suatu prosedur
dalam membantu individu yang mengalami situasi yang penuh stres dan
usaha untuk menghilangkan stress (Dalimartha, 2008).
Aryana dan Novitasari (2013) menjelaskan proses pernafasan yang
tepat merupakan penawar stres. Proses pernafasan merupakan proses
masuknya oksigen melalui saluran nafas kemudian masuk ke paru dan
diproses kedalam tubuh, kemudian selanjutnya diproses dalam paru- paru
tepatnya di bronkus dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh vena
dan nadi untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen. Apabila oksigen dalam
otak tercukupi maka manusia berada dalam kondisi seimbang. Kondisi ini
akan menimbulkan keadaan rileks secara umum pada manusia. Perasaan
rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan corticotropin
releasing factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar di bawah otak
untuk meningkatkan produksi proopioidmelanocortin (POMC) sehingga
produksi β enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar dibawah
otak juga menghasilkan endorphin sebagai neurotransmitter yang
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
6
mempengaruhi suasana hati menjadi rileks. Meningkatnya enkephalin dan β
endorphin kebutuhan tidur akan terpenuhi dan lansia akan merasa lebih rileks
dan nyaman (Taylor, 2001).
Mengingat akan pentingnya pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada
usia lanjut, peneliti melakukan survei kepada lansia di wilayah Puskesmas II
Sumpiuh yang mencangkup 7 desa di wilayah, yaitu Sumpiuh, Keradenan,
Selandaka, Nusadadi, Selanegara, Bogangin dan Banjarpanepen. Tercatat
sejumlah 2.370 jiwa lanjut usia dari data pencatatan hasil kegiatan kesehatan
penduduk usia lanjut Puskesmas II Sumpiuh pada tahun 2012. Kelurahan
Sumpiuh sendiri memiliki 516 jumlah lansia yang berusia 65 tahun ke atas
(POA Puskesmas II Sumpiuh, 2013). Posyandu lansia di Kelurahan Sumpiuh
terdapat sejumah 126 lansia berusia 45 tahun ke atas dari empat Rw yang
rutin mengikuti program lansia di Desa Sumpiuh pada bulan Juli.
Dari survei pendahuluan ditemukan sejumlah 60 lansia hampir 50%
dari 126 jumlah lansia yang ada mengatakan sering mengalami masalah
kesehatan terkait dengan pola tidur. Kebanyakan dari lansia mengeluh sulit
untuk masuk tidur, sulit mempertahankan tidur, tidur tidak tenang dan sering
terbangun lebih awal. Pengalaman yang dirasakan pada lansia tersebut
merupakan gangguan pola tidur.
Pada pengamatan Spencer & Brown (2007) terhadap gangguan pola
tidur yang diperngaruhi oleh kondisi psikologis lansia yang mengalami
kecemasan akibat kondisi fisik yang semakin menurun, membuat lansia tidak
dapat banyak beraktivitas secara mandiri, pasangan yang telah meninggal dan
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
7
anak pergi merantau maupun berkeluarga. Kecemasan lebih sering dirasakan
lansia wanita dari pada lansia pria yang menyebabkan gangguan pola tidur
dan berpengaruh pada kesehatan dengan tidak tercukupi waktu tidur.
Kekurangan tidur pada lansia memberikan pengaruh terhadap fisik,
kemampuan kognitif dan juga kualitas hidup (Rafknowledge, 2004).
Beberapa dampak serius gangguan pola tidur pada lansia diantaranya
mengantuk berlebihan pada siang hari, gangguan atensi dan memori, mood,
depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan
penurunan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh terapi Benson terhadap gangguan pola tidur lansia di Kelurahan
Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2014.
B. Perumusan Masalah
Peningkatan jumlah lansia menyertai pertambahan penduduk dari waktu
ke waktu yang menimbulkan berbagai permasalahan baru pada lansia.
Masalah kesehatan yang sering dihadapi lansia yaitu kurang terpenuhi
kualitas tidur. Dimana lebih sering diberlakukan terapi farmakologis pada
penatalaksanaan kualitas tidur yang buruk dengan efek samping tidak baik
bagi kesehatan. Berbeda dengan terapi alternatif yang lebih efektif dan aman
dalam mengatasi gangguan pola tidur lansia. Terapi Benson merupakan salah
satu terapi non farmakologi, berpotensi memperbaiki kualitas tidur pada
lansia. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan masalah
penelitian ini yaitu: “Apakah pengaruh terapi Benson terhadap gangguan pola
tidur lansia di Kelurahan Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2014?”.
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pengaruh terapi Benson terhadap gangguan pola tidur
lansia di Kelurahan Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik lansia yang mengalami gangguan pola
lansia tidur di Kelurahan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.
b. Mendeskripsikan gangguan pola tidur lansia sebelum dilakukan
terapi Benson di Kelurahan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.
c. Mendeskripsikan gangguan pola tidur lansia sesudah dilakukan
terapi Benson di Kelurahan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.
d. Mendeskripsikan perbedaan gangguan pola tidur lansia sebelum dan
sesudah dilakukan terapi Benson di Kelurahan Sumpiuh Kabupaten
Banyumas.
e. Mengetahui pengaruh terapi Benson terhadap pemenuhan kebutuhan
tidur baik lansia di Kelurahan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan ilmu
keperawatan gerontik, khususnya tentang pengaruh terapi Benson
terhadap lansia dengan gangguan pola tidur.
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
9
2. Secara Praktis
a. Bagi Lansia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk memilih pengobatan alternatif yang tepat dan praktis dalam
menurunkan gangguan pola tidur dengan melakukan terapi Benson.
b. Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam riset
keperawatan serta pengembangan wawasan tentang efektifitas terapi
Benson terhadap gangguan pola tidur lansia pada Posyandu Lansia di
Kelurahan Sumpiuh.
c. Bagi Petugas
Dengan adanya penelitian ini diharapkan para petugas dapat
menganjurkan maupun mengingatkan para lansia melakukan terapi
Benson secara rutin dalam mengatasi gangguan pola tidur.
d. Bagi Institusi Terkait
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
e. Bagi Puskesmas II Sumpiuh
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam menyusun pelayanan kesehatan yang aman dan efektif selain
menggunakan terapi farmakologis pada para lansia di wilayah
puskesmas II Sumpiuh yang mengalami gangguan pola tidur.
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
10
E. Penelitian Terkait
1. Sumedi (2010)
Judul penelitian ini pengaruh senam lansia terhadap penurunan skala
insomnia pada lansia di panti wredha Dewanata Cilacap. Penelitian
menggunakan rancangan jenis penelitian survei analitik dengan
pendekatan cross sectional. Variabel penelitian yaitu variabel bebas:
senam lansia dan variabel terikat: penurunan skala insomnia. Dengan
jumlah sampel 90 orang. Hasil dari penelitian tersebut adalah nilai rata-
rata skala insomnia sebelum diberi perlakuan senam sebesar 100,81 dan
setelah diberi perlakuan senam terjadi penurunan skala insomnia dengan
nilai rata- rata menjadi 42,63 dengan nilai confidence Interval 43.01 untuk
lower dan 73.37 untuk upper. Nilai signifikasi (p) value18.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah pada jenis
penelitiannya yaitu menggunakan variabel yang diteliti terapi Benson
dengan gangguan pola tidur lansia. Jumlah sampel yang akan digunakan
pada adalah 38 orang yang kemudian akan diberikan intervensi terapi
Benson sesuai dengan kriteria inklusi.
2. Aryana (2013)
Penelitian ini dengan judul pengaruh tehnik relaksasi Benson
terhadap penurunan tingkat stress lansia di unit rehabilitas sosial Wening
Wardoyo Ungaran. Jenis penelitian eksperimen semu dengan desain quasi
experimental with pretest & postest control group design. Variabel bebas :
tehnik relaksasi Benson, Variabel Terikat : tingkat stress pada lansia.
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
11
Populasi penelitian 30 lansia yang ada di pantisosial wening wardoyo
ungaran. Ada pengaruh yang signifikan tehnik relaksasi Benson terhadap
penurunan tingkat stress pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
Wardoyo Ungaran, didapatkan nilai t hitung sebesar -3,375 dengan p-value
0,002 (<0,05).variabel lain.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah pada Variabel
penelitian. Desain penelitian quasi experiment with pretest & posttest
without control grup design. Variabel bebasnya adalah pengaruh terapi
Benson, variabel terikat gangguan pola tidur. Sampel yang akan digunakan
adalah sejumlah 38 orang kemudian diberikan intervensi terapi Benson
sesuai dengan kriteria inklusi.
3. Risnasari (2005)
Penelitian dengan judul Pengaruh Teknik Relaksasi Benson
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pada Lansia di Panti Unit
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung Tahun 2005 desain
penelitian quasy experiment (one grup pretest- posttest design). Teknik
sampling secara purposive sampling yag berjumlah 20 responden dimana
10 sebagai kontrol dan lainya sebagai subjek. Menganalisis dengan
menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test, hasil penelitian menunjukan
kebutuhan tidur sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi Benson
pada kelompok perlakuan signifikasi p= 0,003 dan kelompok kontrol p=
0,317. Artinya pengaruh signifikan antara Relaksasi Benson terhadap
pemenuhan kebutuhan tidur.
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
12
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dilakukan
dengan lokasi yang berbeda pada Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas
II Sumpiuh. Variabel terikat yang digunakan yaitu gangguan pola tidur
lansia. Teknik sampling menggunakan total sampling, sejumlah 38 orang
dari lansia usia tua (old) kemudian diberikan intervensi terapi Benson
sesuai dengan kriteria inklusi tanpa ada kelompok kontrol. Design yang
digunakan pretest & posttest without control grup.
4. Sagala (2012)
Penelitian di PT. Madubaru Yogyakarta dengan judul “Efek
Pelatihan Relaksasi Untuk Menurunkan Stres Kerja Pada Karyawan di
PT. Madubaru Yogyakarta” penelitian ini menggunakan metode penelitian
eksperimen dengan desain one group pretest-posttest. Dengan subjek
penelitian sebanyak 11 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
skor sebelum dilakukan perlakuan (pre-test), tingkat stres kerja pada
karyawan dibagian administrasi personalia berada pada kategori sedang
sebanyak 6 subjek yakni 54,5 %, sebanyak 5 subjek yakni 45,5 % dalam
kategori tinggi. Setelah diberikan pelatihan relaksasi (post-test), subjek
yang mengalami stres kerja terjadi penurunan sebanyak 100 % yakni 11
orang. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon signed ranks test. Hasil
uji beda Wilcoxon signed ranks test menunjukkan bahwa skor Z= -2,936
dan p= 0,003 (<0,05), artinya bahwa ada perbedaan stres kerja sebelum
dan sesudah mengikuti pelatihan relaksasi, hasil ini menunjukan bahawa
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
13
pemberian pelatihan relaksasi pada karyawan secara signifikasi dapat
menurunkan stress kerja.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada kedua
variabelnya. Variabel bebas terapi Benson, variabel terikatnya gangguan
pola tidur lansia. Sampel yang akan digunakan adalah sejumlah 38 orang
kemudian diberikan intervensi terapi Benson sesuai dengan kriteria
inklusi.
5. Sooki, Sharifi dan Tagharobi (2011)
Penelitian dengan judul “Role of Qur’an recitation in mental health
of the elderly” yang dilakukan di rumah perawatan Golabchi Iran. Metode
penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan jumlah
responden sebanyak 56 lansia yang dipilih dengan teknik purposive
sampling. Responden di uji dengan kuisioner berisi 28 artikel formulir dari
kuisioner standar kesehatan jiwa. Setelah dihitung secara statistik dengan
analisa Chi-square dan uji multivariat regresi linear disimpulkan bahwa
41,1% lansia memiliki kesehatan mental yang lemah. Status kesehatan
mental menunjukan hubungan yang bermakna dengan persetujuan untuk
tinggal di panti dan membaca Al- Qur‟an ketika di panti. 55,4%
menunjukan nilai yang bervariasi dari kesehatan mental lansia (p < 0,001 ;
F= 1,16) dijelaskan dengan tiga variabel yaitu, aktivitas religi di panti,
pendidikan, dan persetujuan awal untuk tinggal di panti.
Perbedaannya adalah pada lokasi penelitian, variable penelitian dan
desain penelitian. Variabel bebas yang akan dilakukan peneliti
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
14
menggunakan terapi Benson dan variabel terikatnya menggunakan
gangguan pola tidur lansia. Sedangkan desain penelitian yang digunakan
adalah cross sectional dan peneliti menggunakan desain quasi experiment.
Tehnik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah total sampling
dengan sejumlah 38 lansia tua (old) kemudian diberikan intervensi terapi
Benson sesuai dengan kriteria inklusi.
Pengaruh Terapi Benson..., AGUS KURNIADI HANANTA KUSUMA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014