BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.ums.ac.id/55061/3/BAB I.pdf · untuk mengajukan...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGeprints.ums.ac.id/55061/3/BAB I.pdf · untuk mengajukan...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dispensasi kawin adalah untuk perkawinan yang calon mempelai laki-
laki ataupun perempuannya masih di bawah umur dan belum diperbolehkan
untuk menikah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.1
Batasan umur dalam melakukan perkawinan yang diatur Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan terdapat pada pasal 7 ayat (1) yakni
“Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (Sembilan
belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai 16 (enam belas) tahun.”
Kemudian dilanjut dengan pasal 7 ayat (2) yakni “Dalam hal penyimpangan
terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan atau
Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak
wanita.”
Dengan adanya batasan umur yang telah diatur dalam undang-undang
tentu saja untuk membatasi terjadinya perkawinan dini, dimana kedua calon
yang akan melakukan perkawinan masih di bawah umur yang telah ditentukan
undang-undang. Tetapi apabila tejadi hal penyimpangan di dalam masyarakat
maka pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengajukan atau meminta
dispensasi kepada Pengadilan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang
tua pihak pria maupun wanita.
1www.pa-tasikmalaya.go.id/sop-dispensasi-kawin diakses Sabtu 24 September 2016 pukul 17.00.
2
Didikan dan arahan yang baik dari kedua orang tua kepada sang anak
tentu akan mempengaruhi cara pandang sang anak dalam bergaul di dalam
masyarakat. Cara pandang anak dalam bergaul ini yang nantiakan
mempengaruhi sang anak dalam berperilaku. Pantauan dari kedua orang tua
sangat dibutuhkan agar anak-anak tidak terjerumus pada pergaulan yang
menyimpang atau pergaulan yang tidak baik.Lingkungan pun dapat
mempengaruhi pertumbuhan pada anak, pertumbuhan yang dimaksud ialah
caraanak-anak dalam bergaul di masyarakat. Dimana pada masa modern ini
berbagai tekhnologi yang canggih telah beredar dimasyarakat luas dan telah
digunakan oleh berbagai kalangan, dari yang tua hingga yang muda semua dapat
menggunakan tekhnologi.Dengan adanya tekhnologi yang canggih pada saat ini
tentunya memiliki dampak kepada pertumbuhan pada anak sebab semua hal-hal
apapun yang belum saatnya anak-anak mengetahuinya dapat mereka melihat dan
mencari sendiri secara langsung melalui tekhnologi. Tekhnologi memang
banyak kegunaannya tetapi saat tekhnologi itu tidak dapat dipantau secara terus
menerus maka itu akan membawa dampak yang buruk.
Anak-anak yang terlalu banyak melihat hal-hal yang belum saatnya
mereka ketahui yakni contohnya video porno, cara berpacaran seperti orang-
orang barat dan lain-lain maka itu akan mempengaruhi anak-anak untuk
melakukan hal-hal seperti itu. Hal-hal seperti inilah yang nantinya akan
menjerumuskan mereka kepada pergaulan bebas. Pergaulan bebas yang terjadi
dikalangan anak muda sekarang tentunya akan berdampak negatif. Dampak
3
negatif yang tejadi salah satunya ialah pernikahan dini disebabkan hamil dari
perzinaan.
Sesungguhnya Islam telah mengharamkan zina dan hal-hal yang
membangkitkannya, seperti pergaulan yang diharamkan dan pertemuan tertutup
(khalwat) yang berdampak negatif. Islam mengharamkan memasuki rumah
orang lain kecuali setelah meminta izin. Islam juga menuntut suami-istri agar
mengarjakn kepada anak-anak mereka, baik yang masih kecil maupun yang telah
dewasa akan pentingnya meminta izin sebelum masuk ke kamar ayah ibu
mereka, yaitu pada waktu-waktu tidur dan ketika melepas busana. Islam telah
mewajibkan hijab (menutup aurat) atas wanita dan mengikatnya dengan berbagai
etika, seperti tidak merendahkan ucapan kepada laki-laki dan lainnya.2
Untuk itu, ada banyak ayat al-Qur’an yang mendidik dan membimbing
masyarakat muslim kepada nilai-nilai yang luhur, diantaranya adalah firman
Allah swt:
والذين هم لفروجهم حافظىن .
“Dan orang-orang yang memelihara kehormatannya.” (QS. Al-
Mukminun [23] : 5).
Ayat itu memerintahkan agar memelihara furuj (kehormatan) dari
kotoran syahwat yang tidak halal, menjaga hati dari berpikir hal-hal yang tidak
halal, dan menjaga komunitas masyarakat dari mengikuti keinginan syahwat dan
2Yahya Abdurrahman Al-Khatib, 2003, Hukum-Hukum Wanita Hamil (Ibadah, Perdata, Pidana),
Jatim: Al-Izzah, hal. 81.
4
kesenangannya dengan tanpa batas.Juga menjaga masyarakat dari rusaknya
kehidupan rumah tangga dan tidak teraturnya nasab, sebab rusaknya kehidupan
rumah tangga dan tidak teraturnya nasab merupakan faktor kehancuran suatu
masyarakat, yang akhirnya menyebarkan penyakit-penyakit sosial, mengacaukan
dan meluluhlantakkan unsur-unsur masyarakat.3
Menurut data yang tercatat di Pengadilan Agama Salatiga, selama dalam
kurun waktu setahun yakni pada tahun 2015, telah terjadi sebanyak 68 perkara
dispensasi kawin dan pada tahun 2016 dari bulan januari hingga agustus telah
terjadi sebanyak 36 perkara dispensasi kawin (data diperoleh penulis dari
Pengadilan Agama Salatiga). Ini merupakan jumlah perkara yang terbilang
banyak.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi
ini tentang “DISPENSASI PERKAWINAN DITINJAU DARI ASPEK
YURIDIS DAN SOSIOLOGIS (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA
SALATIGA)
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah menjadi hal yang sangat dasar di dalam menentukan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dan akan membantu dalam
mengidentifikasi persoalan yang akan diteliti dan membantu mengarahkan
penelitian yang akan dibahas nantinya. Berdasarkan latar belakang yang telah
penulis jabarkan, maka permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut :
3Ibid, hal. 82.
5
1. Bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Agama Salatiga dalam
memberikan dispensasi kawin?
2. Apakah yang menjadi faktor penyebab sehingga banyak terjadi
permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Salatiga?
3. Apakah dampak dari adanya pemberian dispensasi kawin?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian mengurai keinginan peneliti untuk memperoleh
jawaban atas permasalahan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah
diajukan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pertimbangan hakim Pengadilan
Agama Salatiga dalam memberikan dispensasi kawin.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penyebab sehingga banyak
terjadi permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Salatiga.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis dampak dari adanya pemberian
dispensasi kawin terhadap Pengadilan Agama Salatiga, pemohon
dispensasi kawin dan pengaturan hukum Islam menurut ulama di
masyarakat.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kegunaan,
adapun manfaat dan kegunaan tersebut yakni sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran di
bidang ilmu hukum pada umumnya dan ilmu hukum Islam pada khusunya
mengenai dasar-dasar pertimbangan majelis hakim dalam memberikan
dispensasi kawin.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab banyaknya
permohonan dispensasi kawin khususnya daerah Salatiga.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
mengenai dampak dari pemberian dispensasi kawin terhadap Pengadilan
Agama Salatiga, pemohon dispensasi kawin dan penggaturan hukum Islam.
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Perkawinan adalah sesuatu yang sakral yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan yang telah memenuhi syarat-syarat, dari syarat-syarat yang telah
diatur didalam agama Islam maupun syarat-syarat yang telah diatur didalam
undang-undang.Peraturan yang mengatur tentang perkawinan yakni meliputi
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Kompilasi Hukum Islam, dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975. Perkawinan yang diatur
dalam ajaran agama Islam tentu akan berbeda dengan yang diatur dalam undang-
undang, salah satu yang sangat berbeda ialah adanya batasan umur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 bagi kedua calon pasangan suami isteri
yang akan melakukan perkawinan. Ini sangat berbeda dengan anjuran agama
Islam, apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan telah mampu kawin
7
maka hendaklah menyegerakan perkawinan.Mampu yang dianjurkan oleh Islam
tentunya ialah mampu secara lahir dan batin.
Dengan adanya batasan umur yang telah ditentukan oleh Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yakni tertera dalam pasal 7
ayat (1), maka tidak semua umur dapat melakukan perkawinan. Tetapi didalam
Kompilasi Hukum Islam terdapat beberapa ketentuan yang menjadikan alasan
untuk mengajukan dispensasi kawin kepada Pengadilan Agama.Alasan-alasan
inilah yang nanti akan mempengaruhi pertimbangan hakim dalam memutuskan
perijinan dispensasi kawin tesebut.
Dispensasi kawin adalah untuk perkawinan yang calon mempelai laki-
laki ataupun perempuannya masih dibawah umur dan belum diperbolehkan
untuk menikah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.4
F. METODE PENELITIAN
Adapun metode-metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Metode Pendekatan
Penelitian hukum ini menggunakan metode pendekatan normatif-empiris
yakni penulis tidak saja berusaha mempelajari pasal-pasal perundangan,
pandangan pendapat para ahli dan menguraikan dalam skripsi atau karya
penelitian ilmiahnya, tetapi juga menggunakan bahan-bahan yang sifatnya
normatif itu dalam rangka mengolah dan menganalisis data-data dari
4www.pa-tasikmalaya.go.id/sop-dispensasi-kawin diakses Sabtu 24 September 2016 pukul 17.00.
8
lapangan yang disajikan sebagai pembahasan.5Metode pendekatan ini karena
permasalahan yang diangkat oleh penulis berkaitan dengan peraturan-
peraturan tertulis yang penerapannya dihubungkan langsung kepada
masyarakat yaitu dengan diperolehnya data dari lapangan mengenai
meningkatnya dispensasi kawin di Pengadilan Agama Salatiga.
2. Jenis Pendekatan
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara
tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau
untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada
tidaknya hubungan anatara suatu gejala dengan gejala lain dalam
masyarakat.6 Dimana penulis akan mendeskripsikan mengenai dispensasi
kawin yang banyak terjadi di Pengadilan Agama Salatiga.
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) sumber data, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data-data yang diperoleh langsung dari lapangan
yakni warga masyarakat.7Melalui proses wawancara terhadap narasumber
yang berkaitan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
5 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandar Lampung:
Mandar Maju, hal. 63 6Amiruddin dan Zaenal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers,
hal. 25 7 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Pers, hal. 12
9
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data lain yang berhubungan dengan penelitian
ini, berupa dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian
yang berwujud laporan, buku harian, ataupun bahan-bahan pustaka
lainnya.8Fungsi data sekunder adalah untuk mendukung data primer. Data
sekunder yang berkaitan dengan ini yaitu :
1) Penetapan Pengadilan Agama Salatiga (berkas perkara nomor :
0049/P.dt.P/2016/PA.Sal)
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975
Tentang Pelaksaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam.
3) Bahan-bahan pustaka berupa buku literatur, situs web yang dikutip
dari internat yang berkaitan dengan penelitian.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Metode ini dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yang
dilakukan dengan cara mencari, menginventarisasi, mencatat dan
mempelajari peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan
hukum yang berkaitan dengan obyek penelitian yang dikaji oleh penulis.
b. Wawancara
Metode ini dipergunakan untuk mengumpulkan data primer, yang
dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung terhadap
8Ibid, hal. 12
10
berbagai pihak yang berkaitan dengan obyek penelitian yang dikaji oleh
penulis.
5. Metode Analisis Data
Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode analisi kualitatif, yakni data-data yang ada disusun dalam kata-kata
atau kalimat-kalimat.Metode ini bertujuan untuk memberi gambaran secara
sistematis fakta dan karakteristik obyek dan subyek yang diteliti secara tepat.
6. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.9 Populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah Penetapan Dispensasi Kawin di Pengadilan
Agama Salatiga, yakni pada tahun 2015 berjumlah sebanyak 68 perkara dan
pada tahun 2016 dari bulan Januari hingga Agustus berjumlah sebanyak 36
perkara dispensasi kawin.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan
aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data
yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.10
Pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah sampel judgemental yaitu sampel dipilih
berdasarkan pendapat analisis dan hasil penelitian digunakan untuk menarik
kesimpulan tentang item-item di dalam sampel pada observasi sesungguhnya,
karena populasi bersifat homogen maka peneliti mengambil sampel pada
9Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, hal. 80
10Ibid, hal. 81
11
Penetapan Pengadian Agama Salatiga (berkas perkara nomor:
0049/Pdt.P/2016/PA.Sal).
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel, random sampling
dengan cara simple random sampling yaitu teknik untuk mendapatkan sampel
yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada pada populasi itu karena populasi seluruh Penetapan
Dispensasi Kawin di Pengadilan Agama Salatiga, yakni pada tahun 2015
berjumlah sebanyak 68 perkara dan pada tahun 2016 dari bulan Januari
hingga Agustus berjumlah sebanyak 36 perkara dispensasi kawin tersebut
homogen. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang
terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk
mewakili populasi.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam hasil penelitian skripsi ini, penulis membagi beberapa bagian atau
bab-bab yang disusun secara garis besar untuk mendapatkan gambaran secara
menyeluruh mengenai apa yang akan penulis uraikan dalam penetian ini.
Adapun sistematika penulisan sebagi berikut :
Dalam pembahasan BAB I penulis akan menguraikan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Dalam pembahasan BAB II penulis akan menguraikan tinjauan tentang
perkawinan, tinjauan batas umur melakukan perkawinan, tinjauan tentang
12
dipensasi dalam perkawinan dibawah umur, dan tinjauan tentang menikah dalam
keadaan hamil.
Dalam pembahasan BAB III penulis akan menguraikan pembahasaan
tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk mengulas rumusan
masalah yaitu pertimbangan hakim dalam memberikan dispensasi kawin, faktor
penyebab sehingga banyak terjadi permohonan dispensasi kawin di Pengadilan
Agama Salatiga, dampak dari adanya pemberian dispensasi.
Dalam pembahasan BAB IV berisi penutup yakni di dalamnya memuat
tentang kesimpulan dan saran yang diambil dari hasil penelitian ini.
Daftar Pustaka.