BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.untag-sby.ac.id/1654/1/Bab I.pdf · termasuk para...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.untag-sby.ac.id/1654/1/Bab I.pdf · termasuk para...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang penting. Selain
kesehatan lingkungan, kesehatan tubuh adalah sesuatu yang harus diutamakan. Setiap
individu pada dasarnya memiliki keinginan untuk menjaga tubuh agar tetap
mendapatkan kondisi fisik yang sehat karena dengan memiliki tubuh yang sehat akan
membantu individu untuk mengerjakan aktivitas sehari – hari tanpa kendala. Selain
memiliki tubuh yang sehat, mendapatkan bentuk tubuh yang ideal termasuk harapan
bagi setiap individu salah satunya yang diharapkan oleh wanita.
Pada umumnya wanita beranggapan bahwa tubuh yang ideal identik dengan
tubuh yang kurus dan langsing. Hal ini disebabkan selain untuk kesehatan, bentuk
tubuh dan berat badan juga mempengaruhi penampilan dan kepercayaan diri
seseorang (Husna, 2013). Individu yang memiliki tubuh mendekati ideal akan
mendapat respon yang lebih positif (Maria, Prihanto dan Elizabeth, 2001)
Penampilan fisik dengan berat badan dan bentuk tubuh yang langsing menjadi
ukuran keberhasilan dan kebahagiaan dalam kehiduan karir seseorang (Cornier,
dalam Zainab 2013). Salah satu dari karir atau profesi yang membutuhkan bentuk
tubuh ideal adalah penari (Wolf, dalam Zainab 2013), Sementara Gibbs (dalam
Rachmawati, 2014) menyatakan bahwa penari akan selalu memperhatikan bentuk
tubuh yang dimiliki agar dapat memaksimalkan pertunjukkan. Penari yang terlihat
2
menarik dengan ukuran tubuh yang ideal akan mendapatkan perhatian yang lebih
besar dari penonton.
Dalam pengukuran Kalkulator BMI (Body Mass Index), menyatakan pada
perempuan dengan tinggi badan antara 160 – 165 cm akan dikatakan ideal apabila
memiliki berat badan antara 50 – 57 kg sedangkan tinggi badan antara 166 - 170 kg
memiliki berat badan ideal antara 58 – 63 kg. Pada laki – laki dengan tinggi badan
antara 165 – 170 cm akan dikatakan ideal apabila memiliki berat badan antara 58 – 66
kg sedangkan tinggi badan antara 171 – 175 cm memiliki berat badan ideal antara
67–71kg (www.diet-turunberatbadan.com/2011/09/berat-badan-ideal-pria-
wanita.html?m=1//diakses05102015)
Penari selalu memperhatikan bentuk tubuh agar dapat lebih memaksimalkan
pertunjukan. Bentuk tubuh yang lebih ramping dianggap dapat mempermudah dalam
bergerak (Adno, dalam Rachmawati 2014). Seseorang yang memiliki tubuh gemuk,
akan sulit untuk meloncat karena bebannya menjadi lebih berat. Sebaliknya seseorang
yang memiliki tubuh kecil atau kurus geraknya akan lebih lincah bila meloncat,
melompat, berlari dan melakukan gerak-gerak yang lain dalam setiap aktivitasnya.
Hal ini membuat penari menjadi lebih ketat dalam menjaga pola makan agar bentuk
tubuhnya tetap terjaga (Bisri, 2001).
Menurut Maffuli (dalam Pristina & Etisa, 2015) menyatakan menari
sebanding dengan olahraga yang tergolong dalam aktivitas yang berat dilihat dari segi
fisik, kentangkasan dan psikologi. Dengan kondisi fisik yang dituntut untuk selalu
prima membuat penari memiliki keinginan untuk mengembalikan tenaga setelah
3
melakukan latihan. Salah satu cara untuk mengembalikan tenaga adalah dengan cara
makan. Keinginan untuk makan individu akan meningkat ketika mengalami kelelahan
sedangkan penari dituntut untuk menjaga pola makan agar tetap mendapatkan ukuran
tubuh yang ideal.
Penari cenderung membatasi asupan makan agar dapat mencapai bentuk tubuh
ideal. Sebuah study yang dilakukan oleh Frusztajer, ditemukan 70% dari penari
memiliki rata – rata tingkat asupan gizi sehari-hari dibawah 85% Angka Kecukupan
Gizi (Rachmawati, 2014). Bagi kebanyakan penari, dorongan untuk memiliki berat
badan dan tubuh yang ideal serta sempurna menjadi tekanan untuk terus menjaga
bentuk tubuhnya agar tetap kurus. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang
beresiko untuk mengembangkan kecenderungan gangguan perilaku makan atau
eating disorder (Massachusetts Psychologist, dalam Zainab 2013)
Menurut Lisal (dalam Yundarini dkk, 2012), gangguan perilaku makan
merupakan suatu sindrom psikiatrik yang ditandai dengan pola makan yang
menyimpang terkait dengan karakteristik psikologis yang berhubungan dengan
makan, bentuk tubuh dan berat badan. Gangguan perilaku makan merupakan suatu
fenomena yang banyak dialami oleh sebagian masyarakat yang memiliki aktivitas
atau bidang pekerjaan yang membutuhkan penampilan fisik yang ideal dan prima
termasuk para penari yang dituntut untuk memiliki ukuran tubuh yang kecil. Grogan
(dalam Husna, 2013), menyatakan sebuah penelitian di Inggris yang menyebutkan
bahwa wanita ingin menjadi lebih kurus daripada keadaan mereka saat ini. Gangguan
perilaku makan awalnya terjadi pada negara maju di daerah barat seperti Amerika dan
4
Eropa. Shaleh (dalam Davidson, 2004) menjelaskan bahwa perubahan sosial yang
berkaitan dengan pengadopsian berbagai praktik budaya barat di beberapa negara
berkembang telah mempelopori meningkatnya jumlah kasus ganguan makan.
Dalam National Institute of Mental Health, menyatakan gangguan perilaku
makan seringkali tidak disadari pada aspek gizi dan kesehatan, individu yang
mengalami gangguan perilaku makan lebih mempertahankan status mereka di depan
orang lain agar dapat diterima di lingkungan karena memiliki ukuran tubuh yang
ideal dan menarik. Gangguan perilaku makan adalah suatu penyakit mental yang
dapat menjadi ancaman serius bagi pola diet seseorang sehari – hari, seperti makan
dalam jumlah yang sangat sedikit atau makan secara berlebihan.
(www.nimh.nih.gov//6oktober2015)
Sebuah survey yang dilakukan oleh Grogan (dalam Husna, 2013)
menunjukkan bahwa 40% perempuan melakukan pengurangan berat badan secara
tidak sehat. Sementara menurut lembaga National Association of Neroosu and
Associated Disorders menyatakan 90% penderita gangguan perilaku makan adalah
wanita. Gangguan perilaku makan merupakan gangguan mental yang dapat
membinasakan dan mempengaruhi lebih dari tujuh juta wanita setiap tahunnya
(Setiawan, 2004).
Salah satu gangguan perilaku makan yang ada dalam DSM-IV (Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorder) adalah bulimia nervosa. Bulimia nervosa
merupakan gangguan makan pada individu yang secara konsisten mengikuti pola
makan berlebihan dan memuntahkannya kembali (Santrock, 2006). Bulimia nervosa
5
terjadi disebabkan ketakutan memiliki ukuran tubuh yang besar sehingga penderita
melakukan berbagai cara agar tetap mendapatkan tubuh yang ideal. Penderita Bulimia
berusaha untuk menguruskan badan dengan cara diet yang ketat, olahraga berlebihan
atau memuntahkan makanan kembali. Bulimia nervosa lebih sering dialami oleh
wanita daripada pria yang pada umumnya menyerang para remaja hingga usia dewasa
(www.alodokter.com/Bulimia//26september2015).
Husna (2013) berpendapat bahwa penampilan yang ideal bagi para wanita
bukan hanya dinilai dari sebagian tubuh saja namun secara keseluruhan sehingga
penampilan meliputi keadaan wajah, kehalusan kulit, warna kulit, tinggi badan dan
berat badan. Menurut Maria, Prihanto dan Elizabeth, (2001), adanya anggapan bahwa
wanita yang memiliki tubuh mendekati ideal akan mendapatkan respon yang lebih
positif merupakan salah satu penyebab sebagian besar wanita berusaha mengikuti
trend agar bertubuh kurus. Sementara Calhoun (dalam Husna, 2013), berpendapat
keinginan memiliki tubuh ideal menyebabkan terjadinya kecenderungan bulimia
nervosa dengan usaha memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan, berpuasa
atau penyalahgunaan obat pencahar secara berlebihan.
Dalam sebuah penelitian terhadap mahasiswa jurusan tari di Inggris
menunjukkan tingkat asupan energi yang dimiliki berada pada rata-rata dibawah 70 %
dari berat badan ideal (Horton 2006). Sementara wawancara yang dilakukan pada
pelatih di sanggar budaya dan kesenian Cak Durasim menyatakan bahwa terdapat
aturan tidak tertulis yang mengharuskan penari – penari untuk memiliki tubuh yang
kurus agar dapat terlihat bagus di atas panggung dan dapat menggunakan kostum tari
6
yang sesuai dengan anggota tari lainnya, sehingga mampu membentuk formasi tari
yang ideal. Selain itu keinginan dari pihak penyelenggara seringkali meminta penari
yang memiliki penampilan menarik dengan tubuh yang ideal untuk melakukan
pertunjukkan di salah satu acara, sehingga penari – penari yang memiliki penampilan
yang kurang menjadi kriteria akan cenderung tidak dipilih atau diikutsertakan. Hal ini
yang membuat para penari berusaha untuk menunjukkan penampilan terbaiknya
dengan mengurangi makan atau mengatur pola makan secara ekstra.
Sebuah berita online, membahas tentang seorang penari, koreografer dan juga
penyanyi asal Negara Amerika Serikat bernama Paula Abdul mengungkapkan bahwa
dirinya pernah menderita bulimia nervosa selama hampir 20 tahun semenjak
bergabung di sebuah perkumpulan tari ketika remaja. Hal ini disebabkan persepsi
negatif tentang citra tubuh yang membuat Paula menginginkan tubuh ramping dan
tinggi agar tidak mengalami penolakan kembali pada berbagai audisi. Hal ini yang
membuat dirinya memilih untuk menggunakan cara memuntahkan makanan seperti
yang dilakukan teman – temannya sesama penari. Paula memilih untuk mengakhiri
penderitaannya dengan menjalani program pengobatan bulimia nervosa dan menjadi
Dewan Asosiasi Gangguan Makan Nasional pada saat ini
(http://ireztia.com/2011/10/31/paula-abdul-juri-american-idol-berjuang-melawan-
bulimia/diakses26092015)
Gangguan perilaku makan dapat dihindari apabila individu memiliki pola
makan sehat dan seimbang. Menurut Harper (1986), pola makan (dietary pattern)
adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan
7
mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya
dan sosial. Sementara Almatsier (2004) menyatakan menu seimbang adalah menu
yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang untuk pemeliharaan dan
perbaikan sel – sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), menjabarkan menu
seimbang yang terdiri dari golongan makanan pokok (sumber karbohidrat), golongan
lauk pauk (sumber protein dan lemak) dan golongan sayur serta buah (sumber
vitamin dan mineral).
Melakukan diet berarti membatasi dengan cermat konsumsi kalori atau jenis
makanan tertentu, selama dilakukan dengan proporsional dengan memperhatikan
kebutuhan tubuh, diet dapat membuat berat badan berkurang dan tubuh tetap sehat.
Akan tetapi apabila dilakukan dengan sembarangan dapat berakibat fatal (Husna,
2013). Penari yang melakukan pola diet dengan baik akan mendapatkan hasil yang
positif bagi kesehatan tubuh. Pola diet sehat dapat ditunjukkan dengan
mengkonsumsi porsi yang seimbang makanan yang mengandung protein, serat,
mineral dan rendah karbohidrat serta kalori
(www.beautynesia.id3268//05oktober2015)
Individu yang mengalami gangguan perilaku makan bulimia nervosa akan
mengalami kesulitan dalam hal mengontrol keinginan untuk makan. Kecenderungan
bulimia nervosa memiliki kemungkinan untuk bertambah seiring dengan
perkembangan jaman yang modern. Makino (dalam Kurniawan & Briawan, 2014)
8
menyatakan bahwa jumlah penderita gangguan perilaku makan atau eating disorder
mengalami peningkatan di negara – negara berkembang. Hal ini disebabkan semakin
banyaknya bidang pekerjaan yang memerlukan penampilan fisik yang baik salah
satunya seperti penari.
Penari diharapkan mampu menahan keinginan untuk makan dalam jumlah
banyak ditengah aktivitas yang sangat padat sebagai seorang penari, disamping itu
gambaran body image mengenai ukuran tubuh dan penampilan membuat individu
tidak dapat menilai secara obyektif. Arthur & Emily (dalam Ridha, 2012),
berpendapat bahwa body image merupakan imajinasi subyektif yang dimiliki
seseorang tentang tubuhnya terutama yang terkait dengan penilaian orang lain dan
seberapa baik tubuhnya harus disesuaikan dengan persepsi – persepsi tersebut.
Menurut Bell & Rushfort (dalam Husna, 2013), seseorang yang memiliki
body image positif akan merasa tubuh dan penampilannya cantik dan menarik
walaupun pada kenyataannya tubuh dan penampilannya kurang menarik sedangkan
seseorang yang memiliki body image yang negatif, akan merasa tubuh dan
penampilannya kurang menarik dan kurang percaya diri.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Maria, Prihanto dan Elizabeth (2001),
menyatakan bahwa subjek penelitian pada usia 21 dan 22 tahun mengalami
kecenderungan bulimia nervosa yang sangat tinggi dibandingkan usia lainnya
sedangkan pada usia 18 dan 19 tahun memiliki kecenderungan yang tinggi.
Kecenderungan bulimia nervosa yang sangat tinggi pada usia 21 dan 22 tahun karena
pada usia tersebut menunjukkan karakteristik kepribadian narsistik yang sangat tinggi
9
dan berusaha mendapatkan perhatian dari orang lain sebagai wujud kebutuhan yang
besar untuk dikagumi oleh orang lain dengan cara memiliki tubuh yang dianggapnya
ideal. Kecenderungan bulimia nervosa yang tinggi pada usia 18 dan 19 tahun
disebabkan citra tubuh pada usia tersebut cenderung negatif. Faktor lain adalah usia
tersebut merupakan suatu kondisi transisi dari masa remaja akhir ke masa dewasa
awal sehingga pada usia tersebut sering mempertanyakan tentang tubuhnya.
Dalam memandang dirinya, individu pada dasarnya selalu mengkaitkan
dengan penilaian atau persepsi dari orang lain terutama mengenai tubuh dan
penampilan. Penampilan yang menarik yang ditunjang dengan ukuran dan bentuk
tubuh yang ideal menjadi nilai serta kepuasan tersendiri yang dirasakan oleh penari.
Husna (2013) berpendapat apabila seseorang menganggap kondisi fisiknya tidak
sama dengan konsep ideal, maka individu tersebut akan merasa memiliki kekurangan
secara fisik meskipun dalam pandangan orang lain sudah dianggap menarik. Hal ini
yang membuat individu cenderung merasa tidak puas dengan ukuran tubuhnya
sehingga muncul body image yang negatif.
B. Rumusan Masalah
Memiliki tubuh yang sehat, bentuk tubuh yang ideal dan penampilan yang
menarik menjadi keinginan bagi setiap individu karena dapat menjadi ukuran
keberhasilan dan mempengaruhi kepercayaan diri dalam kehidupan karir individu
yang salah satunya adalah penari. Penari yang terlihat menarik akan mendapat
perhatian yang lebih besar dari penonton dan memiliki bentuk tubuh yang ideal akan
10
membantu penari dalam bergerak agar menjadi lebih lincah ketika meloncat,
melompat, berlari dan gerak – gerak yang lain.
Penari yang memiliki aktivitas yang berat dituntut untuk selalu prima disetiap
latihan dan penampilan. Hal ini yang membuat penari memiliki keinginan untuk
mengembalikan tenaga dengan salah satu cara yang dilakukan adalah makan.
Dorongan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal dan menarik serta keinginan untuk
makan yang semakin meningkat ketika mengalami kelelahan menjadi faktor yang
membuat penari beresiko memiliki kecenderungan gangguan perilaku makan yang
salah satunya adalah bulimia nervosa. Bulimia nervosa adalah gangguan perilaku
makan yang lebih sering dialami oleh wanita dibanding pria yang memiliki ketakutan
berlebihan dengan perubahan ukuran tubuh yang besar dan penderita akan berusaha
menguruskan badan dengan cara diet yang ketat, olahraga yang berlebihan atau
memuntahkan makanan kembali.
Mendapatkan bentuk tubuh yang ideal dan penampilan yang menarik bagi
penari tidak lepas dari penilaian yang diberikan penonton. Hal ini yang menimbulkan
body image yang merupakan imajinasi subyektif yang dimiliki individu yang berasal
dari penilaian dari orang lain. Individu yang memiliki body image positif akan merasa
tubuh dan penampilannya cantik dan menarik sedangkan individu yang memiliki
body image yang negatif akan merasa tubuh dan penampilannya kurang menarik dan
kurang percaya diri.
11
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah penelitian ini
adalah : apakah terdapat hubungan antara body image dengan kecenderungan bulimia
nervosa pada penari?
C. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara body
image dengan kecenderungan bulimia nervosa pada penari.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap ilmu psikologi dan dapat memperkaya ilmu pengetahuan
khususnya di bidang Psikologi Klinis terutama bidang perilaku abnormal
mengenai hubungan antara body image dengan kecenderungan bulimia
nervosa pada penari.
2. Manfaat Praktis
a) Memberikan Informasi kepada penari dalam memahami hubungan citra
tubuh (body image) dengan kecenderungan gangguan perilaku makan
bulimia nervosa sehingga penari dapat melakukan pola makan sehat dan
terhindar dari kecenderungan bulimia nervosa
12
b) Memberikan informasi kepada masyarakat agar memperoleh gambaran
tentang gangguan perilaku makan bulimia nervosa dan lebih memberikan
perhatian serta pengarahan mengenai hal – hal positif sehingga masyarakat
tidak mudah memberikan penilaian negatif terhadap penari.
c) Memberikan informasi pada peneliti selanjutya sebagai bahan tambahan
ilmu pengetahuan dalam melakukan penelitian yang lebih bervariasi yang
berkaitan dengan gangguan perilaku makan khususnya bulimia nervosa.