BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang sangat mendasar (Supartini, 2009), anak sebagai pasien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Walaupun telah dilakukan pelatihan dan diterapkan dalam perawatan anak, kebanyakan apa yang dilakukan dalam penyembuhan penyakit dapat menimbulkan trauma, nyeri, kecewa, dan ketakutan. (Wong, 2008), Sangat disayangkan, dalam mengurangi trauma karena intervensi medis tidak dibarengi dengan kemampuan teknologi. Demikian juga orang tua tidak lagi dipandang sebagai pengunjung anak yang sakit, melainkan sebagai mitra perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat dalam memberikan kebutuhan anak dan pemenuhannya dalam bentuk pelayanan yang berpusat pada keluarga (Supartini, 2009). Hospitalisasi bagi anak dan orang tua dapat dianggap sebagai pengalaman yang mengancam (stressor), keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga. Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena anak tidak memahami mengapa anak dirawat di rumah sakit, dan terluka, stress dengan adanya perubahan akan status kesehatannya, lingkungan tempat di rawat, dan kebiasaan sehari-hari. Apabila anak harus menjalani hospitalisasi akan memberikan pengaruh terhadap anggota keluarga dan fungsi keluarga (Wong, Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

sangat mendasar (Supartini, 2009), anak sebagai pasien tidak lagi dipandang

sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki

kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Walaupun telah dilakukan

pelatihan dan diterapkan dalam perawatan anak, kebanyakan apa yang dilakukan

dalam penyembuhan penyakit dapat menimbulkan trauma, nyeri, kecewa, dan

ketakutan. (Wong, 2008), Sangat disayangkan, dalam mengurangi trauma karena

intervensi medis tidak dibarengi dengan kemampuan teknologi. Demikian

juga orang tua tidak lagi dipandang sebagai pengunjung anak yang sakit,

melainkan sebagai mitra perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Perawat dalam memberikan kebutuhan anak dan pemenuhannya dalam

bentuk pelayanan yang berpusat pada keluarga (Supartini, 2009). Hospitalisasi

bagi anak dan orang tua dapat dianggap sebagai pengalaman yang

mengancam (stressor), keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan

keluarga. Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena anak tidak memahami

mengapa anak dirawat di rumah sakit, dan terluka, stress dengan adanya

perubahan akan status kesehatannya, lingkungan tempat di rawat, dan

kebiasaan sehari-hari. Apabila anak harus menjalani hospitalisasi akan

memberikan pengaruh terhadap anggota keluarga dan fungsi keluarga (Wong,

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

2

2008). Umumnya orang tua yang anaknya mengalami hospitalisasi akan

bersikap marah, ketidak percayaan akan penyakit anaknya, penolakan dan rasa

bersalah karena tidak mampu merawat anaknya, rasa takut, frustasi, dan

cemas, juga hal tentang prosedur tindakan medis dan ketidaktahuan, depresi

yang berhubungan dengan merasa lelah fisik dan mental, efek samping

pengobatan, khawatir memikirkan anaknya yang lain di rumah dan biaya

pengobatan.

Beberapa kasus yang sering dijumpai peneliti di rumah sakit selama

peneliti menjadi praktikan di rumah sakit adalah peristiwa yang dapat

menimbulkan trauma pada anak, seperti nyeri, cemas, marah, menangis karena

kesakitan dan lingkungan yang asing bagi anak, dan hal tersebut akan

berdampak psikologis pada anak. Dengan demikian atraumatic care sebagai

bentuk perawatan terapeutik yang dapat diberikan kepada anak dan keluarga

dengan mengurangi stres psikologis dan fisik yang di alami anak dan keluarga

dari tindakan keperawatan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang

diberikan dengan memperhatikan prosedur tindakan atau aspek lain yang

kemungkinan berdampak adanya trauma selama hospitalisasi (Hidayat, 2005).

Disamping itu, selama orang tua menjaga anak selama hospitalisasi tentu

muncul rasa kepuasan dan ketidakpuasan. Ketidakpuasan orang tua bisa

disebabkan karena orangtua tidak diberitahukan peraturan yang ada di rumah

sakit, perawat tidak pernah memberitahukan apakah anak boleh membawa

barang kesayangan ke rumah sakit, sebagian orang tua mengatakan perawat

jarang sekali memberi pujian pada anak ketika selesai melakukan tindakan

keperawatan, ketika anak mendapat tindakan perawatan orang tua jarang

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

3

diberitahu tentang prosedur tindakan, sebiagian orang tua juga mengtakan

bahwa perawat tidak pernah mengatakan apakah tindakan perawatan yang

diberi membuat anak kesakitan, perawat juga kurang hati-hati dan teliti dalam

melakukan tindakan perawatan dan lain-lain. Pada umumnya indikator yang

sering digunakan untuk mengetahui kepuasan dan ketidakpuasan orang tua

adalah keluhan orang tua, pengaduan malpraktek, kritik dalam surat pembaca,

laporan dari staf medik dan perawatan dan lain-lainnya (Sofyan, 2009).

Menurut pendapat Yazid dalam Nursalam (2011) mengemukakan bahwa

pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima

mengacu pada beberapa faktor, antara lain kesesuaian antara harapan dan

kenyataan, layanan selama proses menikmati jasa, perilaku personel, suasana

dan kondisi fisik lingkungan, biaya, promisi atau iklan yang sesuai dengan

kenyataan. Supardi (2008) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa

indikator, antara lain Responsiveness (ketanggapan), Reliability (kehandalan),

Assurance (jaminan), Emphaty (empati), dan Tangible (bukti langsung).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh James (2006) melakukan

survey pada 144 orangtua pasien di URJ Departemen IKA RSCM. Sebanyak

62 % orangtua pasien merasa puas terhadap kualitas pelayanan, skor kepuasan

total terhadap dimensi kualitas pelayanan 3,55 (puas). Bukti fisik (tangibility)

memberi skor kepuasan tertinggi sedangkan kehandalan pelayanan

(reliability) memberi skor kepuasan terendah bagi orangtua pasien, Kualitas

pelayanan di URJ Departemen IKA RSCM memuaskan (skor 3,55) dan

persentase orangtua pasien yang puas 62%.

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

4

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Setive (2011) melakukan

survey pada orang tua pasien di intensive care unit open-bay dan single family

room neonatal. Dengan hasil penelitian bahwa kepuasan Parental dengan hati-

hati di single family ruang NICU ditingkatkan dibandingkan dengan open-bay

NICU tradisional. Lingkungan ruang keluarga tunggal tampil lebih kondusif

untuk penyediaan layanan yang berpusat pada keluarga. Meningkatkan

kepuasan orangtua dengan perawatan dan potensi ditingkatkan perawatan

berpusat pada keluarga perlu dipertimbangkan dalam keputusan yang dibuat

mengenai fasilitas NICU di masa depan.

Menurut data WHO, Di seluruh Amerika Serikat dan Eropa, kepuasan

konsumen memainkan peran yang semakin penting dalam kualitas reformasi

perawatan dan kesehatan. selama 10 tahun terakhir, ke proliferasi dari survei

yang memfokuskan secara eksklusif pada pengalaman pasien, aspek yaitu dari

pengalaman perawatan seperti waktu tunggu, kualitas dasar fasilitas, dan

komunikasi dengan penyedia layanan kesehatan, yang semuanya membantu

mengidentifikasi prioritas nyata bagi peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan. Di antara tujuh belas negara, Italia berada di peringkat kedua oleh

WHO. Tapi hanya 20 % penduduknya mengatakan mereka puas dengan

sistem perawatan kesehatan mereka (WHO, 2008).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di ruang

Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Kabupaten Purbalingga

terhadap 10 responden orang tua yang anaknya di rawat di rumah sakit

menunjukkan bahwa 4 orang tua tidak diberitahukan peraturan yang ada di

rumah sakit, 6 orang tua mengatakan perawat jarang sekali memberi pujian

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

5

pada anak ketika selesai melakukan tindakan, 7 orang tua mengatakan perawat

tidak pernah memberitahukan apakah anak boleh membawa barang

kesayangan anak ke rumah sakit, 6 orang tua mengatakan ketika anak

mendapat tindakan perawatan orang tua jarang diberitahu tentang prosedur

tindakan, 6 orang tua mengatakan perawat tidak pernah mengatakan apakah

tindakan perawatan yang diberi membuat anak kesakitan, 4 orang tua

mengatakan perawat kurang hati-hati dan teliti dalam melakukan tindakan

perawatan dan lain-lain.

Peneliti juga memperoleh data yang menunjukan bahwa di ruang

Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata memiliki ruangan rawat inap

sebanyak 10 ruangan terdiri dari ruang kelas 1,2,3 dan ruang isolasi dengan

jumlah total keseluruhan jumlah tempat tidur ada 22 tempat tidur.

Berdasarkan penjelasan di atas, setiap tindakan perawatan yang

diberikan kepada anak didukung oleh sikap orangtua dalam menerima

perawatan anak dalam bentuk sikap kepuasan pelayanan. Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berupa “kepuasan orangtua

terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di ruang

Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: “apakah ada hubungan antara

atraumatic care dengan kepuasan orang tua selama anak mengalami

hospitalisasi di ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata?

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atraumatic

care dengan kepuasan orang tua selama anak mengalami hospitalisasi di

ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.

2. Tujuan Khusus

a. Mendapat gambaran pelaksanaan atraumatic care yang dilakukan

perawat di ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.

b. Mengetahui tingkat kepuasan orangtua di ruang Cempaka RSUD dr. R.

Goeteng Taroenadibrata.

c. Mengetahui hubungan atraumatic care dengan kepuasan orangtua

selama anak mengalami hospitalisasi di ruang Cempaka RSUD dr. R.

Goeteng Taroenadibrata.

D. Manfaat Penelitian

1. Praktek Keperawatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan terhadap ilmu yang telah

didapat perawat selama pendidikan, bahan masukan tentang pentingnya

meningkatkan pengetahuan atraumatic care, dan hubungan atraumatic

care dengan kepuasan orang tua selama anak mengalami hospitalisasi.

2. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan

dan sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

atraumatic care dengan kepuasan orangtua selama anak mengalami

hospitalisasi.

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

7

3. Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi

tambahan yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan

berikutnya terutama yang berhubungan dengan atraumatic care terhadap

kepuasan orang tua selama anak mengalami hospitalisasi. Penelitian ini

dapat juga digunakan sebagai penerapan terhadap ilmu yang telah didapat

perawat selama pendidikan, bahan masukkan tentang pentingnya

meningkatkan pengetahuan atraumatic care, dan hubungan atraumatic

care dengan kepuasan orang selama anak mengalami hospitalisasi di

Puskesmas.

E. Penelitian Terkait

1. James dkk (2006)

Judul Penelitian “Tingkat Kepuasan Orangtua Pasien di Pediatri

Rawat Jalan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Pusat

Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta”. Tujuan dari penelitian untuk

mengetahui tingkat kepuasan orangtua pasien yang membawa anaknya

berobat jalan di URJ Departemen IKA RSCM. Penelitian ini

menggunakan metode studi survai deskriptif dengan metode potong

lintang (cross sectional). Subyek penelitian adalah orangtua pasien yang

membawa anaknya berobat jalan di URJ Departemen IKA RSCM. Sampel

penelitian diambil dengan teknik consecutiv sampling berjumlah 144

orangtuan pasien yang membawa berobat jalan dan memenuhi kriteria.

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

8

Data diambil menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan

korelasi Chi Square. Hasil penelitian dari 144 orang tua pasien, enam

puluh dua persen orangtua pasien merasa puas terhadap kualitas

pelayanan, skor kepuasan total terhadap dimensi kualitas pelayanan 3,55

(puas). Bukti fisik (tangibility) memberi skor kepuasan tertinggi

sedangkan kehandalan pelayanan (reliability) memberi skor kepuasan

terendah bagi orangtua pasien, Kualitas pelayanan di URJ Departemen

IKA RSCM memuaskan (skor 3,55) dan persentase orangtua pasien yang

puas 62%. Persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah

variabel bebas yaitu kepuasan orangtua dan metode penelitian.

Perbedaanya terletak pada sampel penelitian.

2. Ramadini (2016)

Judul penelitian “Pengaruh Penerapan Atraumatic Care terhadap

Respon Kecemasan Anak yang Mengalami Hospitalisasi di RSU Pancaran

GMIM Manado dan RSUP PROF DR.D.R.KANDAOU MANADO”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan

atraumatic care terhadap respon kecemasan anak yang mengalami

hospitalisasi. Penelitian ini menggunakan metode quasy-experimental

design dengan rancangan penelitian pretest-posttest with control group.

Sebanyak 34 anak berusia 1-14 tahun menjadi sampel penelitian

menggunakan pendekatan sampling non probabilitas dengan metode

consecutive sampling yang dilakukan pemasangan infus yang terdiri dari

17 anak kelompok intervensi kompres es batu dan pemberian mainan dan

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

9

17 anak kelompok kontrol atau tanpa intervensi. Hasil penelitian 34

responden dimana terbagi 17 responden kelompok intervensi kompres es

batu sebelum pemasangan infus dan pemberian mainan sebelum sampai

saat pemasangan infus berlangsung dan 17 responden kelompok tanpa

intervensi atau kelompok kontrol. Diketahui skor rata-rata kecemasan

sebelum penerapan atraumatic care pada kelompok intervensi lebih tinggi

39,82 dari kelompok kontrol 37,24, sedangkan skor rata-rata kecemasan

sesudah penerapan atraumatic care pada kelompok intervensi lebih rendah

29,59 dari kelompok kontrol 39,71. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh

penerapan atraumatic care terhadap respon kecemasan anak, dan

menunjukkan ada perbedaan penerapan atraumatic care terhadap respon

kecemasan anak pada kelompok anak yang dilakukan pemasangan infus

diberi kompres es batu dan pemberian mainan dengan kelompok yang

tidak diberi kompres es batu dan pemberian mainan atau kelompok

kontrol. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

variabel bebas yaitu atraumatic care. Perbedaannya terletak pada variabel

terikatnya, tempat penelitian dan jumlah sampel penelitian.

3. Ismanto (2013)

Judul penelitian ”Hubungan antara Penerapan Atraumatic Care

dengan Respon Anak Usia Prasekolah Selama Hospitalisasi di Ruang

Anggrek RSUD LIUKENDAGE TAHUNA” Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui hubungan antara aplikasi dari respon perawatan

anak atraumatic selama rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

10

cross sectional dengan menggunakan kuesioner dengan sampel 40 anak

prasekolah, dihitung dengan menggunakan chi square p-value 0,015. Hasil

penelitian ini adalah menunjukan adanya Hubungan Yang signifikan

ANTARA penerapan perawatan atraumatik DENGAN respon Anak Usia

prasekolah selama hospitalisasi di Ruang Anggrek RSUD Liunkendage.

Persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel

bebas yaitu atraumatic, metode penelitian. Perbedaannya terletak di

variabel terikatnya, jumlah sampel dan tempat penelitian.

4. Setiven (2011)

Judul penelitian ”Perbandingan Kepuasan Orang Tua di Unit

Perawatan Intensif terbuka dan Ruang Keluarga Neonatal”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis bahwa kepuasan orangtua

dengan perawatan intensif neonatal lebih besar dalam fasilitas ruang

keluarga tunggal dibandingkan dengan unit konvensional terbuka bay

neonatal intensive care (NICU). Penelitian ini menggunakan metode

kohort prospektif yang membandingkan hasil survei kepuasan bagi orang

tua yang menanggapi survei kepuasan orangtua NICU tersedia secara

komersial. Hasil penelitian adalah kepuasan Parental dengan hati-hati di

singlefamily ruang NICU ditingkatkan dibandingkan dengan perawatan

intensif NICU tradisional. Lingkungan ruang keluarga tunggal tampil lebih

kondusif untuk penyediaan layanan yang berpusat pada keluarga.

Meningkatkan kepuasan orangtua dengan perawatan dan potensi

ditingkatkan perawatan berpusat pada keluarga perlu dipertimbangkan

dalam keputusan yang dibuat mengenai fasilitas NICU di masa depan.

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

11

Persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel

terkaitnya yaitu kepuasan orang tua. Perbedaanya terletak pada jumlah

sampel, metode penelitian dan tempat penelitian.

5. Cíntia Ferreir (2015)

Judul penelitian “Restorative Treatment (ART) untuk karies gigi

pada anak-anak menjalani perawatan oncohematological: percobaan

pragmatis”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dari

umur panjang restorasi dilakukan oleh Atraumatic Restorasi Treatment

(ART) pada pasien yang menjalani pengobatan oncohematological.

Penelitian ini menggunakan metode experimental design dengan

rancangan penelitian with control group. Sebanyak 28 anak menjadi

sampel penelitian dilakukan pada kelompok eksperimen, yang terdiri

anak-anak (2-13 tahun) menjalani perawatan oncohematological, dan pada

kelompok kontrol, di mana pasien tidak menjalani pengobatan tersebut.

Pemeriksa yang sama dievaluasi ART pada 1, 3, 6 dan 12 bulan setelah

persiapan, menggunakan kriteria yang sama untuk restorasi dan sealant.

ART berhasil jika restorasi tidak membutuhkan perbaikan dalam penilaian

tindak lanjut. Hasil penelitian: pengobatan Oncohematological tidak

mengganggu umur panjang restorasi ART, yang menunjukkan potensi

penggunaan teknik ini pada anak-anak yang menjalani kemoterapi.

Persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel

bebas yaitu atraumatic. Perbedaannya terletak pada variabel terikat,

tempat penelitian, jumlah sampel penelitian dan metode penelitian.

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang . Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan

12

6. Kamalshikha Baheti (2014)

Judul Penelitian “Perbandingan Kepuasan Parental dalam Kualitas

Anak mereka Orthodontic Treatment oleh Orthodontists dan

Pedodontists”. Tujuan dari penelitian untuk mengevaluasi kepuasan orang

tua dari anak-anak yang telah menjalani perawatan ortodontik yang

disediakan oleh ortodontis dan dokter gigi anak dalam praktek pribadi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian adalah orang

tua yang dari semua anak yang di rawat. Sampel penelitian sebanyak 412

orang tua. Serta dari hasil penelitian di ketahui Tingkat signifikansi yang

ditetapkan pada P = 0,05. Sebuah tingkat yang lebih tinggi kepuasan

terlihat pada orang tua dari anak-anak dirawat oleh pedodontists (mean

skor kepuasan = 0,752) bila dibandingkan dengan mereka yang dirawat

oleh ortodontis (mean skor kepuasan = 0,631) yang signifikan secara

statistik. Orang tua pasien gadis menunjukkan skor rata-rata lebih tinggi

dari kepuasan (1,021) bila dibandingkan dengan orang-orang dari pasien

anak (0,32l), yang juga signifikan secara statistik. Persamaan dengan

peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel terikatnya yaitu

kepuasan dan teknik pengambilan data. Perbedaannya terletak pada

variabel bebasnya di tambah lagi yaitu jumlah sampel penelitiannya.

Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017