BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... ·...

17
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya pasti memiliki utang. Menurut kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya, perusahaan terbagi menjadi dua yakni perusahaan yang “solvensi” yaitu perusahaan mampu membayar utang-utangnya, dan terdapat juga perusahaan yang “insolvensi” yaitu yang secara sederhana disebut sebagai perusahaan yang tidak mampu membayar utang- utangnya. 5 Secara umum insolvensi diartikan sebagai keadaan suatu usaha dimana kondisi aktivanya lebih kecil daripada pasivanya, dengan kata lain bahwa utang perusahaan lebih besar daripada hartanya. 6 Perusahaan yang insolvensi memiliki dampak buruk terhadap pelaksanaan kegiatan usahanya sehingga kinerja perusahaan tersebut akan terus menurun dan akan sampai pada keadaan dimana perusahaan sebagai debitor berhenti membayar. 7 Pailit adalah keadaan dimana suatu perusahaan atau seseorang tidak dapat atau tidak sanggup untuk membayar utang-utang yang dimilikinya. Menurut Munir Fuady dalam bukunya, yang dimaksud 5 H.M.N. Purwosutjipto, 1988, Perwasitan, Kepailitan, dan Penundaan Pembayaran, Djambatan, Jakarta, hlm. 27. 6 Puslitbang Hukum dan Peradilan Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung RI, 2014, Laporan Penelitian: Penerapan Asas Solvabilitas dalam Penyelesaian Perkara Kepailitan , Puslitbang Hukum dan Peradilan Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung RI, hlm. 41. 7 H.M.N. Purwosutjipto, Op.cit.. KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR 04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST) DANI TRIARDI Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya pasti

memiliki utang. Menurut kemampuan perusahaan dalam membayar

utangnya, perusahaan terbagi menjadi dua yakni perusahaan yang

“solvensi” yaitu perusahaan mampu membayar utang-utangnya, dan

terdapat juga perusahaan yang “insolvensi” yaitu yang secara sederhana

disebut sebagai perusahaan yang tidak mampu membayar utang-

utangnya.5

Secara umum insolvensi diartikan sebagai keadaan suatu usaha

dimana kondisi aktivanya lebih kecil daripada pasivanya, dengan kata

lain bahwa utang perusahaan lebih besar daripada hartanya.6 Perusahaan

yang insolvensi memiliki dampak buruk terhadap pelaksanaan kegiatan

usahanya sehingga kinerja perusahaan tersebut akan terus menurun dan

akan sampai pada keadaan dimana perusahaan sebagai debitor berhenti

membayar.7

Pailit adalah keadaan dimana suatu perusahaan atau seseorang

tidak dapat atau tidak sanggup untuk membayar utang-utang yang

dimilikinya. Menurut Munir Fuady dalam bukunya, yang dimaksud

5 H.M.N. Purwosutjipto, 1988, Perwasitan, Kepailitan, dan Penundaan Pembayaran, Djambatan,

Jakarta, hlm. 27. 6 Puslitbang Hukum dan Peradilan Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung RI, 2014,

Laporan Penelitian: Penerapan Asas Solvabilitas dalam Penyelesaian Perkara Kepailitan,

Puslitbang Hukum dan Peradilan Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung RI, hlm. 41. 7 H.M.N. Purwosutjipto, Op.cit..

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

2

dengan kepailitan adalah suatu sitaan umum yang dijatuhkan oleh

pengadilan khusus, dengan permohonan khusus, atas seluruh aset debitur

(badan hukum atau orang pribadi) yang mempunyai lebih dari 1 (satu)

utang/kreditur di mana debitur dalam keadaan berhenti membayar utang-

utangnya, sehingga debitur membayar utang-utangnya tersebut.8

Pengaturan mengenai kepailitan perusahaan diatur dalam Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang. Adanya pengaturan tentang kepailitan

memiliki tujuan sebagai mekanisme pendistribusian aset perusahaan

secara adil dan merata terhadap para kreditor berkaitan dengan keadaan

ketidakmampuan debitor melaksanakan kewajiban pembayaran utang

tersebut.9

Pernyatan pailit dapat dijatuhkan kepada setiap orang maupun

badan hukum, termasuk perusahaan asuransi jiwa yang memenuhi

persyaratan pailit sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan

pailit ialah PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya.10

PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya merupakan salah satu

perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang telah lama

8 Munir Fuady, 2005, Pengantar Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 75.

9 Hukumpedia.com, Fungsi dan Tujuan Kepailitan,

http://www.hukumpedia.com/bintangpartogi/fungsi-dan-tujuan-kepailitan, diakses pada tanggal 4

Maret 2017 pukul 18.00 WIB 10

Otoritas Jasa Keuangan, Pengumuman Pernyataan Pailit PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya,

http://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/pengumuman/Pages/Pengumuman-Pernyataan-Pailit-

PT-Asuransi-Jiwa-Bumi-Asih-Jaya.aspx#sthash.9rustS4K.dpuf, diakses pada tanggal 4 Maret

2017 pukul 20.00 WIB.

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

3

melakukan kegiatan usaha di bidang asuransi jiwa di Indonesia.

Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1967 oleh Karel Mompang Sinaga

bersama dengan rekan-rekannya.11

Namun seiring dengan meningkatnya

persaingan ekonomi, PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya tidak dapat

mengelola perusahaannya dengan baik dan tidak dapat memenuhi kriteria

kesehatan keuangan perusahaan asuransi jiwa sebagaimana telah

ditetapkan. Melihat keadaan tersebut, pada Oktober 2013 Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) mencabut izin usaha PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya.

Perusahaan tersebut dilarang melakukan kegiatan usaha di bidang

asuransi jiwa dan diwajibkan menurunkan papan nama, serta

menyelesaikan utang dan kewajiban.12

Dalam rangka penyelesaian utang-

utangnya PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya dinyatakan pailit oleh

Mahkamah Agung di tingkat kasasi dengan Putusan Nomor

408K/Pdt.Sus-Pailit/2015.13

Pengaturan dan pelaksanaan permohonan penyataan pailit

perusahaan asuransi jiwa memiliki perbedaan dengan permohonan

pernyataan pailit perusahaan di sektor lain. Hal ini disebabkan karena

apabila dilihat dari segi makro, bahwa dalam menjalankan perannya

selaku lembaga keuangan non bank, perusahaan asuransi jiwa juga

menjalankan fungsi utama bank dalam mengumpulkan dana jangka

panjang masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada

11

Rozald Priadi Hatoguan Sihombing, 2007, Analisa Pengambilan Keputusan Investasi di PT

Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya dengan Pendekatan Good Corporate Governance dan SWOT, Tesis

S-2 Magister Administrasi Bisnis, SBM ITB, Bandung, hlm. 1. 12

Otoritas Jasa Keuangan, Op.cit. 13

Mahkamah Agung RI, 2015, Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015, hal. 54.

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

4

masyarakat. Fungsi ini memiliki kaitan yang erat dengan kepercayaan

masyarakat dalam menyalurkan dananya pada industri ini. Selain itu,

perusahaan asuransi jiwa juga memiliki fungsi lain yang membedakannya

dengan lembaga keuangan bank, yaitu dalam hal pemberian proteksi

terhadap nilai ekonomi hidup masyarakat. 14

Pentingnya peran perusahaan asuransi jiwa dalam perekonomian

dan kehidupan sosial menjadikan perusahaan asuransi jiwa sebagai salah

satu industri jasa keuangan non bank yang perlu diawasi dan diatur secara

khusus sebagaimana lembaga keuangan lainnya. Di Indonesia,

kewenangan untuk melakukan pengaturan dan pengawasan pada industri

asuransi jiwa dimiliki oleh lembaga independen yang khusus menangani

sektor jasa keuangan, yaitu Otoritas Jasa Keuangan.

Salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan pengawasan

industri asuransi jiwa oleh OJK ialah kewenangan OJK dalam

mengajukan permohonan pernyataan pailit perusahaan asuransi jiwa. Hal

ini dapat dilihat dalam Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2014 tentang Perasuransian, yang menyatakan bahwa:

“Permohonan pernyataan pailit terhadap Perusahaan Asuransi,

Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau

perusahaan reasuransi syariah berdasarkan Undang-Undang ini

hanya dapat diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan.”

14

Radiks Purba, 1995, Memahami ASURANSI di Indonesia, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,

hlm. 279.

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

5

Ketentuan mengenai permohonan pernyataan pailit perusahaan

asuransi oleh OJK juga diatur dalam Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang

Perasuransian yang dinyatakan sebagai berikut:

“Kreditor menyampaikan permohonan kepada Otoritas Jasa

Keuangan untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit

kepada pengadilan niaga.”

Namun ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (1)

Undang-Undang Perasuransian tersebut tidak sesuai dengan fakta dalam

kasus permohonan pernyataan pailit Perusahaan Asuransi Jiwa PT

Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya. Dalam kasus tersebut tidak terdapat

kreditor yang melakukan permohonan pernyataan pailit PT Asuransi Jiwa

Bumi Asih Jaya kepada OJK, akan tetapi OJK atas kehendaknya sendiri

melakukan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan tersebut.

PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya selaku debitor dalam perkara

permohonan pernyataan pailit beranggapan bahwa permohonan

pernyataan pailit asuransi jiwa hanya dapat dilakukan apabila terdapat

kreditor dari perusahaan asuransi jiwa yang mengajukan permohonan

pernyataan pailit terlebih dahulu kepada OJK dan kemudian OJK

menentukan persetujuan permohonan tersebut agar dapat diajukan ke

Pengadilan Niaga, sebagaimana mengacu pada bunyi Pasal 51 ayat (1)

Undang-Undang Perasuransian.

Pada pemeriksaan tingkat pertama perkara kepailitan ini, OJK

beranggapan bahwa syarat permohonan pernyataan pailit telah terpenuhi

dengan adanya kreditor lain yang merupakan para pemegang polis dan

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

6

terdapat pula utang yang telah jatuh tempo yang berupa klaim asuransi

milik para pemegang polis yang belum terbayar oleh PT Asuransi Jiwa

Bumi Asih Jaya. Namun, Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat

menolak permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh OJK.

Pertimbangan penolakan permohonan tersebut didasarkan pada tidak

dapat dibuktikannya klaim asuransi pemegang polis sebagai utang yang

dapat digunakan sebagai syarat permohonan pernyataan pailit.15

Undang-Undang Kepailitan dan PKPU maupun Undang-Undang

Perasuransian tidak mengatur hal-hal yang menjadi dasar bahwa

permohonan pernyataan pailit dapat dilakukan oleh OJK atas

kehendaknya sendiri tanpa adanya permohonan pernyataan pailit dari

kreditor perusahaan asuransi jiwa kepada OJK sebelumnya. Hal ini

bertentangan dengan fakta dalam perkara kepailitan ini dan menimbulkan

ketidakpastian hukum, bahwa permohonan pernyataan pailit yang

dimohonkan oleh OJK terhadap PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya

ternyata dikabulkan oleh Mahkamah Agung.16

Perihal lain yang menjadi permasalahan dalam perkara kepailitan

PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ialah adanya ketidakpastian hukum

terkait dalil OJK yang menyatakan bahwa klaim asuransi para pemegang

polis PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya dapat dikategorikan sebagai

utang dan dapat menjadi dasar pemenuhan syarat permohonan pernyataan

pailit.

15

Ibid., hal. 102 – 103. 16

Mahkamah Agung RI, Op.cit.

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

7

Menurut PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, klaim asuransi tidak

dapat dikategorikan sebagai utang dan para pemegang polis bukan

merupakan kreditor sebagaimana dalam Undang-Undang Kepailitan dan

PKPU. Hal ini didasarkan pada tidak adanya ketentuan perundang-

undangan yang menyatakan bahwa klaim manfaat asuransi yang telah

jatuh tempo dan dapat ditagih adalah utang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengkaji dan membahas mengenai permohonan pernyataan pailit

perusahaan asuransi jiwa PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya oleh Otoritas

Jasa Keuangan sebagaimana telah diputus dalam Putusan Mahkamah

Agung No 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Apa dasar hukum yang menjadikan OJK tetap dapat melakukan

permohonan pernyataan pailit terhadap PT Asuransi Jiwa Bumi

Asih Jaya meskipun tidak terdapat permohonan pernyataan pailit

dari kreditor sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Perasuransian?

b. Bagaimana klaim asuransi para pemegang polis yang telah jatuh

tempo dan belum terbayar oleh PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya

dapat dikategorikan sebagai utang dan dapat menjadi dasar

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

8

pemenuhan syarat permohonan pernyataan pailit sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Kepailitan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui dan menganalisis permohonan pernyataan pailit

PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya yang dimohonkan oleh OJK

terhadap ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Perasuransian maupun Undang-Undang Kepailitan dan PKPU

b. Untuk mengetahui dan menganalisis dapat atau tidaknya klaim

asuransi jiwa tertanggung yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

dikategorikan sebagai utang yang menjadi dasar pemenuhan syarat

permohonan pailit.

2. Tujuan Subyektif

Memperoleh data serta informasi yang berhubungan dengan objek

yang akan diteliti dalam rangka penyusunan Penulisan Hukum

sebagai syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana dalam bidang

Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat, baik secara akademis maupun

secara praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan hukum di dalam bidang Hukum Dagang, khususnya

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

9

bagi mahasiswa agar kritis terhadap masalah hukum sekaligus dapat

menemukan solusi hukum terkait dengan permohonan pernyataan

pailit perusahaan asuransi jiwa oleh Otoritas Jasa Keuangan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut:

a. Manfaat bagi Perusahaan Asuransi Jiwa

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi

dan/atau pedoman bagi kalangan perusahaan di bidang jasa

usaha asuransi jiwa untuk dapat mencegah terjadinya

kepailitan perusahaan yang mengakibatkan kerugian di

kemudian hari .

b. Manfaat bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

referensi bagi rekan mahasiswa mengenai permohonan

pernyataan pailit Perusahaan Asuransi Jiwa oleh Otoritas Jasa

Keuangan serta syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi

untuk dapat menyatakan pailit perusahaan asuransi jiwa.

c. Manfaat bagi Penulis

Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

memberikan tambahan pengetahuan dalam memahami

kewenangan Otoritas Jasa Keuangan dalam mengajukan

permohonan pernyataan pailit perusahaan asuransi jiwa dan

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

10

ketentuan perundang-undangan yang mengatur mengenai hal

tersebut.

E. Keaslian Penelitian

Penulisan hukum ini adalah karya asli dari penulis dan

sepengetahuan penulis, penulisan hukum tentang Kajian Hukum atas

Permohonan Pernyataan Pailit PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya oleh

Otoritas Jasa Keuangan belum ada yang membahas sebelumnya. Namun

terdapat penulisan hukum yang berkaitan dengan PT. Asuransi Jiwa Bumi

Asih Jaya, yaitu :

1. Arthur Samosir, 2009, Kekuatan Hukum Polis Asuransi Jiwa

Perorangan pada Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Medan,

Universitas Sumatera Utara Medan. Pada penulisan tersebut,

penulis menitikberatkan pada kegunaan dan peranan polis

asuransi terhadap pelaksanaan perjanjian asuransi antara

tertanggung dan penanggung sebagai objek penelitian.

Selain itu, terdapat beberapa penulisan hukum yang berkaitan dengan

kepailitan perusahaan asuransi jiwa, yaitu:

1. Isnandar Syahputra Nasution, 2009, Kewenangan Pengajuan

Permohonan Pailit Terhadap Perusahaan Asuransi, Universitas

Diponegoro Semarang. Pada penulisan tersebut, penulis

menitikberatkan pada kewenangan Menteri Keuangan dalam

pengajuan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan

asuransi.

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

11

Pada Penulisan Hukum tersebut penulis mengambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1) Mengapa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 37

Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang menentukan bahwa

perusahaan asuransi itu hanya Menteri Keuangan saja

yang berwenang mengajukannya?

2) Bagaimana pelaksanaan Pasal 2 Ayat 5 Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

bahwa permohonan pernyataan pailit hanya dapat

diajukan oleh Menteri Keuangan?

3) Bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah

asuransi jika perusahaan asuransi tersebut dipailitkan?

apakah nasabah asuransi termasuk kelompok kreditor

perusahaan asuransi dalam pailit dan termasuk kreditor

apa nasabah perusahaan asuransi tersebut (apa kreditior

separatis, atau kreditor preferen, ataukah kreditor

konkuren)?

Hasil penelitian yang didapat penulis dalam penulisan hukum

tersebut sebagai berikut:

1) Perusahaan Asuransi sesuai dengan fungsinya yang

menghimpun dan mengelola dana dari masyarakat dalam

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

12

jumlah besar melalui pengambilalihan resiko yang belum

dapat dipastikan maka perusahaan asuransi memegang

peranan penting dalam pembangunan dan kehidupan

perekonomian Negara. Sehingga kepailitan pada sebuah

perusahaan asuransi akan menimbulkan banyak dampak

negatif dari segi perekonomian mengingat banyak

kepentingan yang terkait dengan jenis usaha yang satu ini,

tidak hanya para kreditornya tetapi juga masyarakat luas

dan pihak investor terutama investor asing yang tentunya

akan enggan menanamkan modalnya jika terdapat ketidak

pastian hukum dalam pelaksanaan kegiatan perasuransian.

Dengan demikian adanya kewenangan Menteri Keuangan

tidak boleh diartikan memiliki kewenangan memutuskan

pailit atau tidaknya suatu perusahaan asuransi melainkan

hanya melakukan fungsi Pengawasan dan Pembinaan agar

kepentingan pemegang polis tidak menjadi korban pihak

lain yang akan mengajukan pailit;

2) Pelaksanaan Pasal 2 Ayat (5) sejak diundangkannya UU

No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang artinya sejak tahun 2004

hingga sekarang belum pernah ada kendala apa pun, hal

ini karena sampai saat ini belum ada kreditor perusahaan

asuransi yang mengajukan permohonan pailit kepada

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

13

Menteri Keuangan, sehingga memang masing aman-aman

saja;

3) Kreditor (nasabah asuransi) dari suatu perusahaan asuransi

yang telah dinyatakan pailit masuk dalam kategori

kreditor preferen. Dengan demikian jika suatu perusahaan

asuransi telah dinyatakan pailit maka nasabah pemegang

polis asuransi dari perusahaan asuransi tersebut berhak

mengajukan tuntutan pemenuhan kewajiban pembayaran

utang terhadap perusahaan asuransi yang bersangkutan

melalui Pengadilan Negeri baik secara perdata maupun

pidana.

2. Sungkowo Budi, 2013, Perlindungan Konsumen Jasa Asuransi

terhadap Perusahaan Asuransi yang Dinyatakan Pailit

Didasarkan Pada Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang – Undang Nomor

2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Universitas Jember.

Pada penulisan tersebut, penulis menitikberatkan pada

perlindungan terhadap konsumen jasa asuransi yang telah

dinyatakan pailit.

Pada Penulisan Hukum tersebut penulis mengambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengawasan dan pembinaan Pemerintah dalam

menumbuhkembangkan perasuransian di Indonesia?

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

14

2) Bagaimana tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap

konsumen jasa asuransi apabila dinyatakan pailit?

3) Apa konsekuensi hukum apabila perusahaan asuransi

tidak mampu membayar klaim pihak konsumen jasa

asuransi?

Hasil penelitian yang didapat penulis dalam penulisan hukum

tersebut sebagai berikut:

1) Pembinaan dan pengawasan pemerintah dalam

menumbuhkembangkan perasuransian diindonesia,

menteri keuangan diberikan kewenangan dan perangkat

lainnya termasuk didalamnya kewenangan untuk

melakukan pemeriksaan langsung terhadap perusahaan

asuransi. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan tujuan

untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi dalam

industri perasuransian dan lebih meningkatkan upaya

perlindungan terhadap pemegang polis. Setelah

dikeluarkannya undang – undang nomor 21 tahun 2011

pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan asuransi

di Indonesia beralih pada otoritas jasa keuangan bukan

lagi ditangan badan pengawas pasar modal dan lembaga

keuangan. Otoritas jasa keuangan juga melindungi

konsumen jasa keuangan dengan cara pencegahan dan

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

15

penerimaan laporan terhadap tidak tanduk pelaku usaha

yang merugikan konsumen jasa keuangan.

2) Tanggung jawab perusahaan asuransi jiwa ACELIFE

terhadap konsumen jasa asuransi yang perusahaannya

telah dinyatakan pailit yaitu untuk memberi ganti rugi atas

apa yang telah diberikan oleh konsumen jasa asuransi

terhadap perusahaan asuransi yang berupa premi.

Tanggung jawab tersebut dilakukan oleh perusahaan

reasuransi yang telah diikuti oleh perusahaan asuransi jiwa

ACELIFE guna untuk menutup semua ganti rugi atau

klaim yang dialami atau diajukan oleh para nasabah

perusahaan asuransi jiwa ACELIFE. Ganti rugi tersebut

dibayarkan sesuai dengan isi polis yang telah disetujui

oleh para pihak yaitu antara perusahaan asuransi jiwa

ACELIFE dengan para nasabahnya.

3) Konsekuensi hukum bila perusahaan asuransi tersebut

terkena pailit dan tidak mampu membayar klaim

konsumen jasa asuransi adalah perusahaan asuransi

tersebut akan kehilangan hak untuk menguasai harta

bendanya, pembatalan segala perbuatan hukum debitur

atau tertanggung atau konsumen jasa asuransi, dan

konsekuensi hukum yang terakhir adalah pemberian hak

retensi pada konsumen jasa asuransi yaitu berupa hak

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

16

untuk menyita aset-aset yang dimiliki perusahaan asuransi

tersebut sampai perusahaan asuransi tersebut melalui

kuratornya dapat menubusnya kembali.

3. Anak Agung Intan Permata Sari, 2015, Kepailitan PT Asuransi

Jiwa Buana Putra yang Izin Usahanya Telah Dicabut : Studi

Kasus Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 229

K/PDT.SUS-PAILIT/2013, Universitas Udayana Denpasar. Pada

penulisan tersebut, penulis menitikberatkan pada keterkaitan

pengajuan permohonan pernyataan pailit perusahaan asuransi

terhadap izin usaha yang telah dicabut.

Pada Penulisan Hukum tersebut penulis mengambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1) Apakah perusahaan asuransi yang izin usahanya telah

dicabut dapat dipailitkan?

2) Siapakah yang dapat mengajukan permohonan kepailitan

terhadap perusahaan asuransi yang telah dicabut izin

usahanya?

Hasil penelitian yang didapat penulis dalam penulisan hukum

tersebut sebagai berikut:

1) Perusahaan asuransi yang telah dicabut izin usahanya

dapat dimohonkan palit dan apabila dinyatakan pailit oleh

Pengadilan Niaga maka harus diikuti dengan proses

likuidasi yang berujung pada pembubaran perusahaan

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/130745/po... · undangan. Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang telah dinyatakan pailit ialah PT

17

mengingat perusahaan yang telah dicabut izin usahanya

tidak dapat menjalankan usaha di bidang lain.

2) Tanpa mengurangi ketentuan Undang-Undang Kepailitan,

ketentuan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2

Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian menyatakan

bahwa perusahaan asuransi yang izin usahanya telah

dicabut dapat dimohonkan pailit oleh Menteri Keuangan.

Berdasarkan penelusuran dari skripsi dengan judul dan pokok

permasalahan seperti yang dijelaskan di atas, menunjukkan bahwa

penelitian dengan judul Kajian Hukum atas Permohonan Pernyataan

Pailit PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya oleh Otoritas Jasa Keuangan

(Studi Kasus Putusan Nomor 408 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto Nomor

04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST) belum ada yang

membahasnya. Jika terdapat referensi yang terdapat dalam karya orang

lain atau pihak lain, maka penulis akan menyebutkan sumbernya dengan

jelas.

KAJIAN HUKUM ATAS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYAOLEH OTORITAS JASAKEUANGAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 408K/PDT.SUS-PAILIT/2015 JUNCTO NOMOR04/PDT-SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)DANI TRIARDIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/