BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai suatu aktivitas budaya merupakan produk jenis perilaku manusia yang bermaksud memuaskan rangkaian sejumlah kehidupan untuk kebutuhan naluriakan keindahan, 1 yang khusus secara imajinatif membantu manusia menerangkan, memahami dan menikmati hidup dengan menggunakan kemampuan estetisnya. Musik memiliki fungsi yakni sebagai pengungkapan emosional, kepuasaan estetis, hiburan, sarana komunikasi, persembahan simbolis, respon fisik sebagai keserasian norma masyarakat, pengukuran institusional dan agama, sarana kelangsungan dan stabilitas kebudayaan serta integritas masyarakat. 2 Musik tradisi biasanya berasal dari makna luapan ekspresi masyarakat, sejarah, dan kehidupan masyarakat yang terdiri dari fungsi, bentuk, sejarah dan ciri khas dari wilayah tersebut. 3 Musik 1 Malinowski. 1987.Teori Fungsional dan Struktural ,dalam Koentjaraningrat. Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal. 171. 2 Allan P. Merriam. 1964.The Anthropology of Musics.Bloomington: Northwestern University Press. Hal. 219-226. 3 Philip V. Bohlman. 1988.The Study of Folk Music in the Modern World.Indiana University Press. Hal.16.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Musik sebagai suatu aktivitas budaya merupakan produk

jenis perilaku manusia yang bermaksud memuaskan rangkaian

sejumlah kehidupan untuk kebutuhan naluriakan keindahan,1 yang

khusus secara imajinatif membantu manusia menerangkan,

memahami dan menikmati hidup dengan menggunakan kemampuan

estetisnya. Musik memiliki fungsi yakni sebagai pengungkapan

emosional, kepuasaan estetis, hiburan, sarana komunikasi,

persembahan simbolis, respon fisik sebagai keserasian norma

masyarakat, pengukuran institusional dan agama, sarana

kelangsungan dan stabilitas kebudayaan serta integritas

masyarakat.2

Musik tradisi biasanya berasal dari makna luapan ekspresi

masyarakat, sejarah, dan kehidupan masyarakat yang terdiri dari

fungsi, bentuk, sejarah dan ciri khas dari wilayah tersebut.3Musik

1Malinowski. 1987.“Teori Fungsional dan Struktural”,dalam

Koentjaraningrat. Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal. 171. 2Allan P. Merriam. 1964.“The Anthropology of Musics”.Bloomington:

Northwestern University Press. Hal. 219-226. 3Philip V. Bohlman. 1988.“The Study of Folk Music in the Modern

World”.Indiana University Press. Hal.16.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

2

tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi

siap pakai), struktur, idiom, instrumentasi serta gaya maupun

elemen-elemen dasar komposisi ritme, melodi, modus atau tangga

nada tidak diambil dari repertoar atau sistem musikal yang berasal

dari luar kebudayaan masyarakat pemilik musik dimaksud. Dengan

kata lain, musik tradisional adalah musik yang berakar pada tradisi

salah satu atau beberapa suku di suatu wilayah tertentu.

Musik kemudian berkembang sebagai ritual yang sering

diadakan. Misalnya dalam pesta adat atau upacara ritual yang lain,

masyarakat Batak Toba selalu membutuhkan iringan musik dari

seorang pargonsi4dalam berjalannya pesta adat tersebut. Musik

Batak yang digunakan untuk upacara-upacara ritual seperti

gondang.5Gondang sebagai budaya musik yang hidup ditengah-

tengah masyarakat suku Batak memiliki peran dalam ritual

kepercayaan masyarakat Batak Toba. Pengertian gondang sebagai

seperangkat alat musik Batak sebagai kumpulan alat-alat musik

tradisional Batak Toba terbagi menjadi dua bagian yaitu;

Gondang Sabangunan terdiri dari ogung yang terdiri atas ogung oloan,

ogung ihutan, ogung doal, ogung panggora sebagai pembawa ritme

4Pargonsi(dibaca pargosi atau pargoci) merupakan kelompok musik

tradisional dalam suku Batak Toba. 5Gondangmenurut istilah Batak untuk menyebut suatu lagu Batak Toba

baik vokal maupun instrumental dan juga ditujukan untuk alat musik atau ensambel/orkes tertentu yang biasa dipakai untuk mengiringi tari-tarian (Tor-tor).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

3

konstan, hesek (plat logam atau botol kosong) sebagai pembawa ritme

konstan, gordang (single head drum) sebagai pembawa ritme variabel,

odap (double head drum) sebagai pembawa ritme variabel, taganing

sebagai ritme variabel dan melodi variabel dan sarune bolon6 sebagai

pembawa melodi dan gondang hasapi yang terdiri dari sarune etek,

sulim, garantung, hasapi, odap dan hesek.

Interaksi dengan agama dan nilai-nilai Barat

menggoncangkan kebudayaan tradisi Batak Toba sampai ke akarnya.

Sebelum masuknya agama Kristen dan Belanda di tanah Batak

melalui revolusi masyarakat Batak Toba bersifat konservatif (kolot).

Masyarakat Batak Toba hanya ingin memelihara unsur-unsur tradisi

dan diberi tempat oleh kosmologi tradisional.7 Abad ke-19 suku

Batak Toba masih hidup terisolasi (splendid isolation) di sekitar

daerah Danau Toba Tapanuli Utara di Sumatera Utara dan masih

memegang teguh kepercayaan tondi (batin) dan begu (setan/roh

halus), yakni yang berhubungan dengan roh-roh orang yang sudah

meninggal.

Budaya-budaya asing masuk dan membuka cakrawala baru

bagi kebudayaan ke arah modernisasi terutama bidang kepercayaan

6Sarune bolon termasuk jenis alat musik tiup double reedyang berasal dari

Batak Toba yang menghasilkan bunyi akibat getaran udara (aerophone). 7Philip L. Tobing, The Structure of Batak Belief in The High God, (Amsterdam:

Jacob Van Campen, 1959), 19.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

4

dan pendidikan serta aspek lainnya, yakni aspek sosial, ekonomi dan

budaya. Menurut gereja Kristen, musik gondang berhubungan

dengan kesurupan, pemujaan roh nenek moyang dan agama Batak

asli (Parmalim) yang terlalu bahaya untuk dimainkan lagi. Sewaktu

misionaris Ludwig Ingwer Nommensen membawa agama Kristen dan

pendidikan ke Tanah Batak Toba, orang Batak Toba mulai

bersentuhan dengan dunia modern. Agama Kristen masuk

bersamaan dengan pendidikan Barat yang membawa perubahan dan

melahirkan golongan berpikiran maju. Jumlah orang yang berpikiran

maju ini makin lama bertambah besar seiring dengan didirikannya

lembaga-lembaga pendidikan oleh para misionaris.8

Penyebaran Kristen mendapat dukungan dari penguasa

setempat, seperti Pontas Lumbantobing seorang Batak Toba yang

pertama dibaptis di Tanah Batak Toba. Masuknya penguasa lokal

mendorong banyak penduduk yang mengikuti jejaknya memeluk

agama Kristen. Setelah membaptis penguasa ini, Nommensen

memindahkan tempat kediamannya ke sebelah Utara pantai Danau

Toba dan merencanakan memimpin sendiri pekerjaan penyebaran

Kristen. Pada tahun 1885, pendeta pertama ditahbiskan dan sampai

tahun 1901 sebanyak 48.000 orang Batak Toba telah dibaptis. Agama

8 Lothar Scheiner,Adat dan Injil: Perjumpaan Adat Dengan Iman Kristen di

Tanah Batak Toba,(Jakarta: Gunung Mulia, 2003), 8.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

5

Kristen cepat berkembang karena orang Batak Toba membuka diri

terhadap amanat Kristen dan pemerintah kolonial. Mereka mulai

menjalani dunia baru sebagai lingkungan hidup mereka, baik dari

sudut keagamaan maupun dari sudut pemerintahan. Oleh karena

itu, mereka melepaskan agamanya sendiri yaitu Parmalim, sehingga

menjadi Kristen dan menjadi Batak Toba telah dianggap sama.

Kombinasi agama Kristen dan pendidikan ditambah lagi

adanya kebijakan pemerintah kolonial yang menguntungkan mereka

mendorong orang Batak Toba melakukan migrasi mencari kekayaan

dan kekuasaan di luar daerah asalnya. Pada masa prakolonial, Tanah

Batak Toba merupakan wilayah yang tertutup dan komunikasi

dengan dunia luar sangat terbatas karena letaknya di pedalaman dan

bergunung membuat wilayahnya sukar ditembus orang luar.9

Akibatnya, wilayah ini jarang dikunjungi orang dan penduduknya

hidup terpencil di pedalaman. Penduduk tinggal di dusun-dusun

kecil, yang diikat kuat oleh adat budayanya. Pertengkaran,

persaingan dan konflik tertutup maupun terbuka, termasuk konflik

antar-marga selalu terjadi diantara orang Batak Toba.10

9 Bungaran Antonius Simanjuntak, Konflik Status dan Kekuasaan Orang

Batak,(Yogyakarta: Jendela,2002). 10Bungaran Antonius Simanjuntak, Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak

Toba Hingga 1945,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), 47-56.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

6

Misionaris-misionaris yang pernah memasuki daerah ini,

yang menjadi pelopor keterbukaan dan pembuka akses kemajuan

bagi orang Batak Toba ke dunia luar adalah Ludwig Ingwer

Nommensen. Penginjil yang paling berpengaruh ini adalah seorang

misionaris gelombang kedua yang memasuki Tanah Batak Toba dari

serentetan pengutusan misionaris Rheinische Missions Gesellschaft

(RMG), Jerman.11Rheinische Missions Gesellchaft (RMG) berdiri di

Barmen, Jerman, 23 September 1828 sebagai gabungan beberapa

zending. RMG adalah produk semangat dan aliran Pietisme yang

bergabung dengan semangat dan gerakan kebangunan rohani dan

kebangunan pekabaran Injil di Inggris. Selain itu, mempengaruhi dan

mewarnai wawasan tokoh-tokoh RMG ini termasuk wawasan

pendidikan.12

Pada tahun 1862, kedatangan Ludwig Nommensen ke Tanah

Batak Toba merupakan masa dimulainya pengkristenan di wilayah

ini.13Pada awal abad ke-20, Nommensen meminta pemerintah

kolonial Belanda melarang permainan musik gondang. Pada tahun

1938, larangan ini bertahan hampir empat puluh tahun dan menjadi

11Jan S. Aritonang, Sejarah Pendidikan Kristen Di Tanah Batak

Toba,(Jakarta: Gunung Mulia, 1998),83. 12Lothar Scheiner, Nommensen in His Context- Aspects of A New Approach,

Reiner Carle (ed.) Cultures and Societies of North Sumatra, (Hamburg: Reiner, 1987),

179-187. 13 J. R. Hutauruk, Ludwig Nommensen Sebagai Tokoh Penginjil Di Tanah

Batak TobaImmanuel: Surat Parsaoran ni HKBP No. 9 Tahun 1999, 17.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

7

suatu ancaman bagi tradisi Batak Toba dan musik gondang. Pada

tahun 1910, terjadi migrasi ke kota terhadap masyarakat Batak Toba.

Pada tahun 1950-an, setelah Indonesia merdeka, migrasi terus

bertambah banyak dan mengakibatkan sebagian orang Batak

meninggalkan banyak aspek bahasa, kebudayaan, dan tradisinya.

Misalnya zaman sekarang dalam upacara pernikahan, hanya

menggunakan musik pengiring yaitu keyboard tunggal. Kebanyakan

dalam upacara pernikahan Batak Toba yang modern menganggap

penggunaan musik keyboard atau musik tiup (brass band)

merupakan instrumen yang lengkap dalammemainkan lagu-lagu pop

Batak atau pop Barat dan sebaliknyapenggunaan ansambel musik

gondang dianggap konservatif (kolot).14Instrumen tradisional Batak

Toba, misalnya gondanghampir jarang ditemui dalam suatu

pertunjukkan musik, selain upacara adat, kematian, kelahiran dan

ucapan syukur.

Menurut Kamus Collins English Dictionary yang diterbitkan

oleh Harper Collins Publishers,definisi world music berarti popular

music of various ethic origins and styles outside the tradition of

Western pop and rock music(musik populer yang berasal dari etnis,

14Lihat Toba Pardede‟s Blog Budaya dan Sejarah. 2013. Sumber: http:

togapardede.wordpress.com. page 14 diakses pada tanggal 03 Maret 2014 jam

10.30 WIB.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

8

dengan gaya dan jenis diluar tradisi pop Barat dan musik rock).

Secara harfiah, world music bisa diartikan sebagai musik dunia.

Percepatan pembangunan sistem nilai modern bersifat mengadaptasi

dan pengadopsi budaya barat melalui impor karya fisik yang gencar

melalui globalisasi.

Dampak modernisasi dari teknologi media barat seperti MTV

telah menghilangkansebagian rasa memiliki akan budaya dan

kearifan lokal yang kaya akan makna luhur. World music dapat

diartikan sebagai musik yang nyata menggunakantangga nada etnik.

Secara musikalitas terjadi suatu perubahan dan tidak selalu

ditampilkan langsung dengan alat musik tradisional seperti Gondang

Sabangunan (Batak Toba). Ada beberapa pertentangan tentang

definisi world music. Sebagian pengamat musik berpendapat world

music merupakan semua musik yang ada didunia. Terminologi lain

mengatakan world music sebagai klasifikasi musik yang

menggabungkan gaya musik populer Barat dengan banyak aliran dari

non-Barat yang pada masa sebelumnya disebut dengan Folk Music

atau musik etnik.

Musik etnik merupakan musik yang lahir dan berkembang

pada kebudayaan bangsa- bangsa seperti Asia, Afrika, India, Amerika

Latin, Timur Tengah. Dengan kata lain, musik etnik merupakan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

9

suatu tradisi musik yang diluar tradisi musik klasik Eropa seperti

yangdikenal selama ini. Dari segi modus tangga nada musik etnik

sangat berbeda dengan tradisimusik Eropa yang menggunakan

tangga nada diatonis sedangkan musik etnik menggunakan tangga

nada pentatonis. Musik etnik menggunakan alat musik etnis dari

bangsa-bangsa diluar Eropa, yang sebagian masyarakat Eropa sangat

unik dan menjadi bahan penelitian bagi para etnomusikologi. Musik

etnik dan alat musik etnik memiliki nilai sakral dalam setiap

pertunjukan upacara. Misalnya musik tradisi gondang sabangunan

yang tidak sembarangan dimainkan (sakral).

Lahirnya World Music

Sejak akhir Perang Dunia II, musik pop Amerika dan Inggris

mendominasi dunia. Lahirlah nama besar seperti Elvis Presley, The

Beatles,Ruben Stoddard dan The Jet. Aliran yang mendominasi

industri musik dunia pun hanya berkisar padablues, country &

western, jazz,rock, soul, disko, hip hop, rap. Industri musik dunia

mulai mengalami kejenuhan dengan musik populer yang sepertinya

kehabisan ide untuk menggali berbagai jenis aliran musik yang akan

dijual.

World music sebagai sebuah genre untuk mengkategorikan

musik yang berada diluar pengaruh dari musik barat dan dikaitkan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

10

dengan musik etnis dan musik lokal dari suatu daerah world music

berhubungan dengan berbagai tempat berbeda di dunia dan masa

modern dengan gaya musik pop saat ini. World music merupakan

suatu genre dimana budaya tradisi tidak terlepas dari proses

pendinamisan budaya yang harus dipahami sebagai suatu upaya

untuk mendorong terjadinyadinamika peradaban khususnya dalam

musik tradisional. Fenomena kontinuitas dan perubahan dilihat dari

keberadaan yang mulai berkembang. Dimana kontinuitas terjadi

karena adanya pelestarian dari para musisi yang melakukan cross-

cultural sehingga terjadi apa yang disebut sebagai cross-over music.

Ketika musisi dapat dengan mudah melakukan rekaman musik dan

pertunjukan musik dan menciptakan pembauran gaya musik.

Beberapa media elektronik seperti televisi memanfaatkan

fenomena world music seperti acara Horas (Indosiar), Dua Warna

(RCTI). Ketika minat generasi muda hilang akan budaya lokal,

sehingga lahir usaha untuk mempopulerkan dan memberdayakan

musik tradisional dengan menggabungkan aliran musik yang sudah

tidak asing di industri musik dunia seperti Pop, Rock, Jazz, R&B.

Beberapa seniman world music di Indonesia seperti Krakatau, Djaduk

Ferianto dan Viky Sianipar.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

11

Namun, saat ini gondang keluar dari keterkungkungannya.

Gondang sudah berhasil merebut hati para pecinta musik dalam

negeri dan luar negeri, tanpa harus menghilangkan esensinya sebagai

bagian dari budaya bangsa Batak. Persoalan ini menarik untuk dikaji

baik dari sisi tekstual maupun kontekstual. Secara tekstual,

bagaimana perjalanan karier Viky Sianipar sebagai musisi Batak

Toba dan mengetahui unsur-unsur musikal Gondang Sabangunan

dihadirkan Viky Sianipar dalam lagu Palti Raja dimaksudkan untuk

mengkaji hal yang berkaitan tentang karya musik dari seorang musisi

yaitu Viky Sianipar. Secara kontekstualnya, mengkaji relevansi karya

musik Viky Sianipar dalam pelestarian musik tradisi Batak Toba.

Dari berbagai permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut kontinuitas dan perubahan gondang

sabangunan melalui lagu Palti Raja gubahan Viky Sianipar sebagai

upaya pelestarian musik Batak Toba. Viky Sianipar adalah seorang

musisi berdarah Batak kelahiran Jakarta, 26 Juli 1976. Viky memilih

untuk berkarir sebagai musisi yang menekuni aliran World Music.

World Music merupakan perpaduan antara musik etnik tradisional

dan musik modern.15

15Lihat Ensiklopedi Tokoh Indonesia Journalistic Biography tentang

Viky Sianipar. Sumber:http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

12

B.Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas, fenomena dari perubahan

dan kontinuitas gondang sabangunan melalui lagu Palti Raja

gubahan Viky Sianipar sebagai upaya pelestarian musik Batak Toba

bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai

faktor pendukung serta memiliki dampak sosial, budaya dan

ekonomi. Viky Sianipar pernah disebut sebagai “perusak” karena

menggubah musik tradisional Batak ke dalam format musik baru.

Viky menjadikan sebuah kritikan sebagai motivasi untuk

menciptakan dan menggali sebuah garapan musik. Menurut Viky,

musik adalah panggilan jiwa dan Batak adalah roh.

Berdasarkan penjelasan yang sudah diutarakan di atas, bisa

ditarik rumusan masalah antara lain:

1. Bagaimana perjalanan karier Viky Sianipar sebagai musisi Batak

Toba?

2.Bagaimana eksistensi gondang sabangunan pada masyarakat Batak

Toba dalam komposisi Palti Raja?

3. Bagaimana unsur-unsur musikal Gondang Sabangunan Viky

Sianipar dalam komposisi Palti Raja?

selebriti/2735populerkan-musik-tradisional diakses pada tanggal 03 Maret 2014 jam 10.35 WIB.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

13

3. Apa relevansi karya musik Viky Sianipar dalam pelestarian musik

tradisi Batak Toba?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,

penelitian ini memiliki target tujuan dan manfaat penelitian. Selain

untuk menjawab dari rumusan masalah, penelitian ini bertujuan

untuk menambah wawasan khususnya mengenai sejarah gondang

khususnya gondang sabangunan dalam adat-istiadat di Batak Toba

dan kontinuitas dan perubahan gondang sabangunan melalui lagu

Palti Raja yang digubah oleh Viky Sianipar sebagai upaya pelestarian

musik Batak Toba. Misalnya dalam garapan musiknya yang

menggunakan alat-alat tradisional Batak Toba seperti sulim

(seruling), seperangkat gondang (gendang), ogung (gong) dan sarune

bolon (serunai).

D.Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk menghindari agar tidak

terjadi tumpang tindih terhadap topik dan permasalahan serta judul

yang sama dengan peneliti terdahulu. Diharapkan penelitian ini bisa

memecahkan masalah-masalah yang selama ini belum mendapat

perhatian dari peneliti terdahulu. Di sisi lain, keutamaan tinjauan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

14

kepustakaan ini berfungsi untuk menemukan kerangka teori dan

konsepsi sebagai dasar pijakan dalam rangka memantapkan

pemecahan masalah-masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini.

Telaah dan kajian pustaka yang dapat membantu pengkajian

perubahan dan kontinuitas gondang sabangunan melalui lagu Palti

Raja gubahan Viky Sianipar sebagai upaya pelestarian musik Batak

Toba dapat diperoleh dari buku-buku dan hasil penelitian.

Ada beberapa penelitian yang langsung mempersoalkan isu

perubahan dan kontinuitas dalam dunia seni pertunjukan dan

merupakan bacaan awal yang mendukung dan memberi inspirasi

dalam menentukan topik penelitian ini. Salah satunya adalah buku

yang ditulis oleh Bruno Nettl yang berjudul “The Study of

Ethnomusicology: Thirty-one Issues and Concepts” tentang

Kontinuitas dan Perubahan Musik terjemahan (2005). Masalah yang

diangkat dalam buku ini adalah permasalahan tentang berbagai

perspektif mengenai perubahan dan kontinuitas musik. Bahwa

perubahan merupakan sesuatu yang terus menerus dan

membandingkan musik pada berbagai titik sejarahnya, melacak asal

usul serta hubungan-hubungan terdahulu dan temporal diantara

repertoar-repertoar, bagian-bagian, komposer-komposer, serta

berbagai aliran musisi. Etnomusikologi mengkaji budaya musik

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

15

sebuah masyarakat melalui pengamatan saat ini. Dunia terus-

menerus pasti berubah, permasalahan yang muncul adalah

memperoleh sebuah pengertian terkait keteraturan dari kepingan-

kepingan dalam sebuah sistem musik yang mengalami perubahan.

Kita dapat terus menggunakan berbagai konsep isi (content) dan gaya

(style). Intinya sebuah bagian musik sama seperti dengan sebuah

lagu atau rangkian nada kemungkinan berubah.

Kajian tentang perubahan musikal pernah ditulis oleh Tesis

dari Lamasi Margaretha Silalahi untuk mencapai derajat Sarjana S-2

di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2002), dengan judul

Perubahan Musikal Masyarakat Batak Toba di Kotamadya Medan:

Penggunaan Dari Musik Gondang Sabangunan Ke Brass Band

(Instrumen Tiup Barat), menjelaskan tentang perubahan mencakup

perubahan pengertian, fungsi dan peranannya yang mempengaruhi

eksistensinya dalam budaya Batak dengan kehadiran musik brass

band dalam mengiringi tortor dan vokal. Proses modernisasi

mengakibatkan terjadinya perubahan teknologi, kebudayaan materil

dan kesempatan di bidang pendidikan yang bersifat Barat.

Perubahan tersebut berdampak pada simbol-simbol yang digunakan

dalam budaya khususnya dalam upacara adat. Adat sebagai sumber

identitas seorang Batak Toba merupakan suatu sistem dan tata nilai

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

16

yang dapat mengatur hidup mereka berdasarkan sistem sosial yang

disebut Dalihan Na Tolu (tungku nan tiga) yakni: Dongan Sabutuha

atau Dongan tubu adalah keluarga dari satu garis keturunan baik

anak laki-laki maupun anak perempuan berdasarkan sistem garis

keturunan ayah (patrilineal), Hula-hula adalah keluarga istri dari

anak laki-laki dan Boru adalah keluarga suami dari anak perempuan.

Gondang sabangunan sebagai salah satu simbol budaya Batak Toba

bagian penting dari upacara adat mengiringi tari tortor diganti oleh

musik brass band (kelompok musik tiup logam) saat ini mulai

dikolaborasi dengan gondang sabangunan sehingga berdampak pada

perubahan musikalnya.

Selanjutnya, kajian tentang perubahan musik tradisi pernah

ditulis oleh Mauly Purba ditulis untuk kebutuhan Disertasi

Univeristas Monash Melbourne mengenai gondang sabangunan yang

berjudul Musical and Functional Change in The Gondang Sabangunan

Traditional of The Protestant Toba Batak 1860s-1990s with Articular

Reference to the 1980s-1990s (1998), yang berhasil meneliti

perubahan dalam fungsi, pengertian dan gaya musikal serta

dinamika dalam pertunjukan musik gondang sabangunan sebagai

instrumen musik yang digunakan pada upacara-upacara ritual

masyarakat Batak Toba dalam konteks pertunjukan dalam

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

17

komunitas kepercayaan animisme dan komunitas gereja Kristen

Protestan.

Tesis yang diselesaikan Andre Indrawan untuk mencapai

derajat Sarjana S-2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1994),

berjudul “Kecapi Batak dan Musiknya Sebagai Salah Satu Ekspresi

Kultural Suku Batak”, dengan hasil penelitiannya yang membahas

instrumen kecapi sebagai salah satu instrumen yang digunakan

dalam ansambel gondang Batak Toba yang terdapat pada kelima sub

suku Batak. Instrumen kecapi ini tidak digunakan pada ansambel

gondang sabangunan tetapi yang memberikan salah satu perbedaan

instrumen yang digunakan pada ansambel gondang sabangunan.

Namun, kedua ansambel ini baik ansambel gondang sabangunan dan

ansambel gondang hasapi kedua-duanya memiliki fungsi yang sama

dalam kegiatan upacara ritual dan upacara adat baik sebagai musik

sekuler maupun musik tradisi (sakral).

Referensi bukuyang ditulis oleh Dosen Fakultas Seni

Pertunjukan Jurusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia (ISI)

Yogyakarta ini berjudul Opera Batak Tilhang Serindo: Pengikat

Budaya Masyarakat Batak Toba di Jakarta (2000).16Buku acuan ini

merupakan tulisan yang berisi tentang sejarah dan perkembangan

16Krismus Purba, Opera Batak Tilhang Serindo: Pengikat Budaya

Masyarakat Batak Toba di Jakarta, (Yogyakarta: Kalika, 2002).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

18

musik tradisional Batak Toba khususnya Opera Batak17 Tilhang

Serindo (Seni Ragam Indonesia) dan suatu kelompok musik

tradisional Batak Toba yang berusaha melestarikan dan

mengembangkan budayanya melalui pementasan cerita rakyat yang

dibawakan dan disesuaikan dengan sistem kepercayaan agama

Kristen khususnya dengan menyertakan musik gondang dan tari

tortor.Krismus Purba menulis buku ini untuk melacak sejarah

keberadaan Opera Batak klasik, yakni grup Opera Batak Tilhang

Serindo (Seni Ragam Indonesia). Penelitian yang dilakukan mulai dari

September 1999 hingga September 2000 ini, bertujuan untuk

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi grup Opera

Batak Tilhang Serindo, dengan menganalisis pertunjukan secara

total, baik aktivitas di atas panggung maupun diluar panggung, serta

konsep perkembangan kreativitas seniman baik secara kelompok

maupun individu. Namun, yang menjadi inti permasalahan dalam

tulisan Krismus Purba adalah orang Batak Toba yang tinggal di

metropolitan Jakarta mensuplai keseniannya. Religi tradisional yang

kuat, intensitas tantangan hidup yang tinggi, keharusan berpegang

teguh kepada adat, ulet mempertahankan kesukuan, menghadapi

17 Opera Batak merupakan seni pertunjukan masyarakat Batak Toba

yang melibatkan/menggabungkan seni teater, musik, tari dan nyanyian (vokal).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

19

tantangan kehidupan, adalah hal yang membentuk kepribadian

orang Batak.

Selanjutnya, buku acuan yang ditulis oleh Batara Sangti yang

berjudul “Sejarah Batak”(1977). Buku ini berisi tentang pengenalan

instrumen tradisional Batak Toba khususnya Gondang Batak

Toba.18Sangti menjelaskan bahwa Gondang Batak Toba terdiri dari

lima buah gendang (taganing), empat buah gong (ogung sabangunan)

dan sebuah alat tiup berlubang lima yang disebut dengan Sarune,

namun ensambel tersebut baru bisa dikatakan lengkap apabila

disertai dengan hesek.19

Achim Sibeth, The Batak: People of the Island of Sumatra. (New

York: United States of America, 1991). Buku ini berisi sejarah

masyarakat Batak di Sumatera Utara meliputi Batak Toba, Karo,

Pakpak, Simalungun, dan Angkola. Buku ini menjelaskan tentang

pengenalan kehidupan masyarakat Batak dalam sistem ekonomi

kehidupan, kepercayaan pertama, literatur dan peninggalan Batak

meliputi kesenian, bangunan dan kerajinan.

Sejauh ini pengangkatan pada tesis yang hampir serupa tidak

ditemukan. Beberapa buku dan tesis yang telah dijelaskan di atas,

18 Batara Sangti, Sejarah Batak,(Balige: Karl Sianipar Company, 1977). 19Hesekmerupakan alat musik yang berasal dari botol minuman yang

dipukul-pukul dengan sendok atau potongan besi berfungsi sebagai pemberi tanda ketukan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

20

menjadi pijakan awal dan menjadi rujukan untuk permasalahan

penelitian. Selain itu dari beberapa buku dan tesis tersebut, tidak

ditemukan pembahasan yang serupa dengan pembahasan yang akan

dibahas oleh peneliti. Tulisan-tulisan Lamasi Margaretha Silalahi,

Mauly Purba dan Andre Indrawan hanya membahas tentang sejarah,

fungsi dan perubahan musikal dari Gondang Sabangunan Batak

Toba. Sedangkan Krismus Purba hanya membahas mengenai

peranan Opera Batak Tilhang Serindo sebagai pengikat budaya

masyarakat Batak Toba di Jakarta, tetapi tidak ditemukan kajian

yang mengangkat permasalahan seperti dalam tesis ini.Kajian

kontinuitas dan perubahan musik gondang sabangunan Batak Toba

dalam gubahan lagu Palti Raja oleh Viky Sianipar merupakan

penelitian yang orisinal dan belum pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya.

E. Landasan Teori

Landasan teori merupakan suatu perangkat untuk melakukan

penelitian dalam menyelidiki masalah yang diteliti, menyusun bahan

yang diperoleh, analisis sumber dan analisis hasil temuan di

lapangan.20Teori juga dapat berarti sebagai suatu analisa terhadap

suatu hal yang sudah terbukti dan teruji kebenarannya. Teori juga

20Lexy J. Moleng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), 14.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

21

merupakan landasan untuk berfikir secara ilmiah untuk menguji,

membandingkan atau menerapkan untuk objek penelitian.Untuk

mengupas permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, tidak

hanya memakai prinsip dari satu disiplin ilmu, namun memerlukan

ilmu bantu yang sesuai. Seperti yang dikemukakan sebelumnya,

penelitian iniakan mempermasalahkan kenyataan kontinuitas dan

perubahan musik Gondang Sabangunan Batak Toba. Untuk

kebutuhan penjelasan gejala tersebut akan dipaparkan teori sosial

yang dipandang relevan untuk membantu menjelaskannya. Teori

yang akan dipakai dalam tulisan ini adalah teori etnomusikologi dari

buku The Study of Ethnomusicology: Thirty-one Issues and Concepts

yang dipaparkan oleh Bruno Nettl.

Etnomusikologi adalah kajian teori yang bersifat interdisiplin

terdiri dari musikologi, antropologi, sosiologi dan disiplin ilmu lainnya

di dunia musik. Etnomusikologi mencoba untuk memahami sebuah

fenomena budaya musik atau sebuah fenomena dimana musik

sebagai bunyi, dan musik sebagai budaya. Literatur etnomusikologis

memfokuskan kepada fakta atas terjadinya hal-hal apa yang terjadi

berimplikasi pada proses dan perubahan. Para etnomusikolog

dihadapkan dengan berbagai peristiwa di masa lalu atau perubahan-

perubahan masa kini berupaya untuk menginterpretasikan hal ini

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

22

dalam kaitan dengan perbandingan lintas budaya atau dalam

konteks beberapawilayah (domain) kebudayaan, mencari regularitas

atau norma-norma sertamengembangkan berbagai teori tentang “apa

yang terjadi, atau apa yang mungkinterjadi atau apa” yang terjadi”

dalam keadaan-keadaan tertentu.21Para etnomusikolog membuat

perbandingan sinkronik dengan melihatmusik sebagai sesuatu yang

tidak berubah atau perubahan dianggap sebagaisesuatu yang tidak

penting, menggangu, sesuatu yang dikecualikan dan sesuatu yang

mengotori. Kesemuanya mengesampingkan keyakinan yang

berkembangluas dalam etnomusikologi sebagai sebuah bidang yang

mempertahankan berbagaitradisi yang menghilang dan akhirnya

mengungkap asal usul berbagai musik.

Dunia yang terus menerus berubah memperoleh sebuah

pengertian terkait keteraturan dari kepingan-kepingan dalam sebuah

sistem musik yang mengalami perubahan. Akan tetapi, biasanya

perubahan dalam konseptulisasi dan perilaku musik dalam berbagai

kegunaan dan fungsi musik, tanpa diikuti oleh perubahan-

perubahan dalam bunyi musik. Intinya bahwa perubahan musik,

21 Bruno Nettl, “The Study of Ethnomusicology: Thirty-one Issues and

Concepts”tentang Kontinuitas dan Perubahan Musik, (Urbana dan Chicago:

University of Illinois Press, 2005),275.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

23

dilihat secara luas merupakan sebuah fenomena yang cukup

kompleks.22

Beberapa tipe perubahan mengasumsikan bahwa kontinuitas

dalam sejumlah elemen budaya musik, berlawanan dengan elemen-

elemen lain yang berubah sehingga dapat diukur. Pertama, jenis

perubahan dalam masyarakat (population) yang memiliki dan

melestarikan sebuah sistem musik meninggalkan sistem musik

untuk beralih ke sistem musik yang lain. Kedua, perubahan radikal

dalam sebuah sistem musik, dimana bentuk baru jelas dapat dilacak

melalui sejumlah cara terkait bentuknya yang terdahulu dan mudah

untuk diilustrasikan. Ketiga, ketika penyejajaran “kontinuitas” dan

“perubahan” masih belum pasti, bahwa sistem musik apapun

mungkin mengandung dan membutuhkan sejumlah perubahan

sebagai bagian dari karakter yang mendasar. Keempat, untuk

berbagai artefak musik seperti lagu atau kelompok-kelompok,

repertoar-repertoar, sejumlah variasi individual tertentu tidak

dianggap sebagai suatu perubahan. Sebuah lagu rakyat mungkin

dinyanyikan berbeda-beda oleh seorang penyanyi dalam kesempatan

yang berbeda-beda, tiap pertunjukan menunjukkan perubahan dari

22Bruno Nettl , Op.cit, 276.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

24

pertunjukan yang sebelumnya, akan tetapi artefaknya tetap

merupakan sebuah unit pemikiran musikal yang tidak berubah.23

Sebuah sistem musik melakukan perubahan, tetapisebuah

masyarakat jarang menggantikan sebuah sistem musik dengan

sistem musik yang lainnya secara total. Bagaimanapun kita

cenderung menanyakan mengapa terjadi perubahan musik tetapi

ketika perubahan merupakan sebuah norma dalam kebudayaan

dandalam musik, kita seharusnya melontarkan pertanyaan yang

berlawanan, yakni mengambil semua kemungkinan, apakah ada

kondisi-kondisi budaya atau sosial dimana musik tidak berubah atau

dimana perubahan radikal atau bahkan perubahan yang bertahap

dihindari.

Literatur etnomusikologi tidak banyak menggeneralisasikan

terkait pertanyaan ini, tetapi ada sejumlah kemungkinan: (1)

perubahan musik merupakan pantangan atau berjalan lebih lambat

dalam masyarakat dengan teknologi yang minim, (2) perubahan

musik dapat berlangsung lambat dalam masyarakat yang sistem

musiknya melalui perubahan-perubahan terdahulu telah diadaptasi

dengan sistem sosial dengan kadar penyempurnaan dan

membutuhkan adaptasi dan diasumsikan bahwa perubahan musik

23Bruno Nettl , Op.cit,277-278.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

25

merupakan strategi adaptatif terhadap konteks budaya yang relatif

tidak berubah, (3) kemungkinan bahwa sistem-sistem musik

mengalami penurunan dimana musik dianggap berubah dan (4)

sebuah musik kemungkinan menentang perubahan yang

diasosiasikan secara eksklusif dengan domain-domain kebudayaan

yang berubah.Misalnya agama merupakan contoh yang paling jelas

dan musik religius dalam berbagai masyarakat mengalami perubahan

lebih sedikit daripada musik-musik sekuler.24

Perubahan fungsi yang terjadi pada gondang sabangunan dari

masa lalu hingga sekarang, dilihat dengan menggunakan teori

perubahan dari Alvin Boskoff yaitu adanya perubahan eksternal dan

perubahan internal. Perubahan eksternal memandang bahwa inti

terjadinya perubahan budaya disebabkan oleh adanya kontak antar

budaya yang berbeda, sedangkan perubahan internal disebabkan

oleh adanya dorongan perubahan dari pemain gondang sabangunan

itu sendiri.25

Teori perubahan dari Barnett juga dapat membantu dalam

pembahasan penelitian ini. Pada dasarnya, teori ini menyatakan

bahwa perubahan juga disebut inovasi yaitu perubahan yang terjadi

24Bruno Nettl , Op.cit, 279. 25 Alvin Boskoff, Recent Theories of Social Change, dalam Werner J.

Cahnman dan Alvin Boskoff, ed. Sociology and History, (London: The Free Press of

Glencoe, 1964), 143-147.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

26

sebagai ide baru dan disajikan kepada masyarakat yang kemudian

diterima oleh masyarakatnya.26

Menurut R.M. Soedarsono dalam buku Metodologi Penelitian

Seni dan Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, seni pertunjukan dibagi

atas dua kelompok utama, yaitu fungsi primer dan sekunder dari

seni pertunjukan. Terbagi atas 3 fungsi yaitu: (1) Sebagai sarana

ritual. Penikmatnya adalah kekuatan-kekuatan yang tak kasat mata;

(2) Sebagai sarana hiburan pribadi. Penikmatnya adalah pribadi yang

melibatkan diri dalam pertunjukan; dan (3) Sebagai presentasi estetis

yang pertunjukannya harus dipresentasikan atau disajikan kepada

penonton.27

Keberadaan musik Gondang Sabangunan bagi masyarakat

Batak Toba memiliki fungsi dan peranan dalam konteks budaya.

Untuk mengkaji hal tersebut, diperlukan teori Alan P. Merriam yang

menjelaskan 10 fungsi musik yaitu: (1) pengungkapan emosional; (2)

kepuasan estetis; (3) hiburan; (4) sarana komunikasi; (5)

persembahan simbolis; (6) respon fisik; (7) keserasian norma

masyarakat; (8) pengukuhan institusional dan upacara agama; (9)

26 Barnett, Change and Continuity, dalam John E. Kaemar, Music in Human

Life“Anthropological Perpectives on Music”, (Amerika: University of Texas Press,

1993), 173. 27 R.M. Soedarsono, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa,

(Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2001), 170.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

27

sarana kelangsungan dan stabilitas kebudayaan; serta (10) fungsi

integritas masyarakat.28

F.Metode Penelitian

Berdasarkan topik permasalahan dan tujuan penelitian tentang

seni pertunjukkan yang kontekstual, maka penelitian ini lebih

bersifat menerangkan atas pengujian hipotesis dari berbagai variabel

yang memberikan tekanan pada aspek kualitatif. Penelitian kualitatif

dikatakan sebagai penelitian yang menggunakan pendekatan

diakronis dan sinkronis, atau disebut dengan pendekatan multi

disiplin.29 Oleh sebab itu, pendekatan multi disiplin diperlukan

dalam penulisan ini yakni untuk melihat elemen-elemen yang

terkandung dalam ansambel gondang sabangunan Batak Toba dan

elemen-elemen yang mendukung keberadaan / eksistensi ansambel

gondang sabangunan.

Metode yang digunakan adalah metode sejarah diakronis.

Sejarah adalah proses, sejarah adalah perkembangan.30Menurut

John Galtung dalam buku Theory and Method of Social Research,

sejarah merupakan ilmu diakronis (diachronic menurut bahasa Latin

28 Alan P. Merriam, The Anthropology of Music, (North Western: University

Press, 1987), 219-226. 29R. M. Soedarsono, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa,

(Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1999), 82. 30 Periksa Kuntowijoyo,Pengenalan Sejarah, Kutipan dari: Dilthey, Pattern &

Meaning, 51, General Introduction oleh H. P. Richman, (Yogyakarta: Tiara Wacana,

2008), 5.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

28

adalah melalui dan chronics adalah waktu. Sejarah disebut ilmu

diakronis, sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang

dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.31

Peneliti menggunakan pendekatan studi kasus yang memiliki

kesamaan dengan studi tokoh dalam batas-batas tertentu.

Pendekatan studi kasus yang digunakan umumnya berupa studi

tokoh, terutama apabila peneliti berhadapan dengan seorang

informan yang tidak memiliki karya yang berbentuk dokumen

sehingga data yang lebih banyak diperoleh berasal dari hasil

wawancara. Studi kasus dilakukan dengan cara mengumpulkan data

melalui wawancara dengan seseorang sebenarnya identik dengan

studi tokoh.

Studi kasus dan studi tokoh yang dilakukan peneliti adalah

penggalian informasi tentang seseorang yang bersifat mendalam dan

terfokus pada persoalan yang berkaitan dengan suatu bidang

keilmuan tertentu.32 Persoalan memerlukan suatu pendekatan

sebagai perspektif untuk melihat permasalahan secara mendalam

dan terfokus. Tesis ini menggunakan pendekatan etnomusikologi

sebagai perspektif untuk melihat persoalan yang terjadi pada musik

31John Galtung, Theory and Method of Social Research, (New York: Columbia

University, 1969),Chapter 1. 32 H. Arief Furchon dan H. Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian

Mengenai Tokoh, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 33-34.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

29

tradisi Batak Toba khususnya Gondang Sabangunan melalui karya

musik dari Viky Sianipar.

Sejarah naratif (narrative history) peneliti gunakan untuk

menjelaskan sejarah mengenai awal mula musik Batak Toba. Sejarah

naratif juga peneliti gunakan untuk mengetahui perjalanan musik

dari seorang musisi yang bernama Viky Sianipar. Selanjutnya peneliti

menggunakan „struktur sejarah‟ untuk mengkonstruksi fungsi

Gondang Sabangunan dengan fungsi dari musik gubahan Viky

Sianipar dalam lagu Palti Raja.

Menurut J. Lumban Tobing dalam Tradisi dan Modernisasi

Batak33, penyebab perubahan-perubahan yang telah dan sedang

terjadi pada masyarakat Batak yaitu sebagai berikut:

1. Perubahan karena pengaruh kebebasan dan kemerdekaan.

2. Perubahan karena pengaruh pemerintahan/kebutuhan

yang menyangkut/menimbulkan pertanyaan mengenai

nilai-nilai dan norma sosial dalam masyarakat.

3. Perubahan karena keinginan mencapai status lebih tinggi.

4. Perubahan dalam pergaulan.

5. Perubahan dalam keluarga.

6. Perubahan dalam alat komunikasi.

33J. Lumban Tobing, Tradisi dan Modernisasi Batak, (Pematang Siantar:

Lembaga Penelitian Studi Universitas HKBP Nommensen, 1973), 15.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

30

7. Perubahan mencari identitas.

Perubahan seni di sini dapat dilihat dalam beberapa bentuk

yaitu perubahan dalam penampilan seni; perubahan dalam fungsi

seni; perubahan dalam pemilik seni dan perubahan pada konsumen

seni. Dalam prosesnya perubahan ini dapat dikategorikan atas dua

kategori besar yaitu „perubahan yang alamiah‟ serta perubahan yang

direkacipta‟. Pereka ciptaan dapat dilakukan oleh pihak luar ataupun

oleh pendukung kebudayaan.Perubahan yang direkacipta juga dapat

mengandung dua warna, yaitu perubahan yang hanya dimaksudkan

merubah seni dan perubahan yang dilakukan untuk mencapai satu

tujuan di luar seni.34

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalahperubahan

dan kontinuitas gondang sabangunan melalui lagu Palti Raja

gubahan Viky Sianipar meliputi dari sejarah, fungsi dan

perkembangannya.

Penelitian ini menggunakan beberapa tahapan antara lain:

1. Metode/Cara Perolehan Data

a. Studi pustaka

34Periksa Y. Z. Shahab, Barongsai Sasingaan: Kesenian Tradisi dan Kesenian

Rekacipta, Pemahaman Pluralisme Budaya Melalui Seni Pertunjukan, (Jakarta:

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, PMB-LIPI Jakarta, 2002).

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

31

Studi pustaka diperlukan untuk mendapatkan data tertulis

mengenai topik penelitian, landasan teori, dan data-data pendukung

lainnya melalui buku-buku terbitan, jurnal, artikel dan situs internet

sehingga diperoleh data yang valid.35 Jenis-jenis data yang

diperlukan antara lain: data materi berupa tulisan-tulisan yang

terkait dengan topik penelitian, dokumen berupa video, kepustakaan

dan literatur-literatur terkait dengan penelitian.Jenis-jenis data yang

diperlukan antara lain: data materi berupa dokumen, video,

kepustakaan dan literatur-literatur terkait topik penelitian terutama

mengenai perjalanan hidup dan karier Viky Sianipar sebagai musisi

Batak Toba, kontinuitas dan perubahan dari Gondang Sabangunan

Batak Toba.

Literatur pendukung lainnya dapat diperoleh di Medan, yang

merupakan pusat pemerintahan Sumatera Utara. Data dapat

diperoleh dari perpustakan daerah provinsi Sumatera Utara,

Perpustakan Fakultas Ilmu Budaya (USU) Universitas Sumatera

Utara. Literatur pendukung lainnya diperoleh di Perpustakaan

Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan Perpustakaan Pascasarjana

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

35Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2001), 125-126.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

32

b. Observasi

Observasi merupakan metode mengumpulkan data dengan

mengamati langsung di lapangan. Proses ini berlangsung dengan

pengamatan yang meliputi melihat, merekam, menghitung,

mengukur, dan mencatat kejadian. Observasi bisa dikatakan

merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik

kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain

yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang

dilakukan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menelitikontinuitas dan perubahan gondang sabangunan melalui

lagu Palti Raja gubahan Viky Sianipar sebagai upaya pelestarian

musik Batak Toba.

c. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif digunakan karena

kebutuhan data dengan kualitas yang baik untuk mendukung

penelitian. Dalam penelitian kualitatif, dilakukan beberapa hal dalam

memperkuat data dengan cara, wawancara. Wawancara dilakukan

dengan menggunakan guideline yang menghasilkan wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur/ tidak menggunakan acuan.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

33

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data secara

langsung yang diperoleh dari informan untuk memperoleh data

primer mengenai objek penelitian.36Menurut Mardalis dalam bukunya

Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal menjelaskan bahwa

wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui

bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat

memberikan keterangan pada peneliti.37Model wawancara yang akan

dilakukan adalah melalui wawancara dengan mempersiapkan

terlebih dahulu daftar pertanyaan atau disebut dengan wawancara

terstruktur, maupun wawancara terbuka tanpa persiapan pertanyaan

disebut dengan wawancara tidak terstruktur.38

d. Chat

Chat adalah suatu program dalam Internet untuk

berkomunikasi langsung sesama pemakai Internet yang sedang

online. Komunikasi dapat berupa teks (text chat) atau suara (voice

chat). Cara untuk memperoleh data, peneliti gunakan program chat

untuk berkomunikasi kepada Viky Sianipar. Alasan peneliti

36Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat Edisi Ketiga,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), 30. 37Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2007), 20. 38James Danandjaja, Antropologi Psikologi, Teori, Metode dan Sejarah

Perkembangannya, (Jakarta: Rajawali, 1998), 102.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

34

menggunakan program chat karena Viky Sianipar memiliki waktu

terbatas untuk dapat wawancara langsung. Adapun kemudahan dan

hambatan dalam cara perolehan data menggunakan chat yaitu

Kemudahan: dapat menambah data yang diperlukan dengan cepat

tanpa terlebih dahulu mengatur jadwal untuk bertemu dengan Viky

Sianipar dan Hambatannya adalah peneliti hanya mendapatkan data

informasi secara terbatas dan tidak dapat berbicara secara bebas

seperti wawancara langsung.

e. Diskografi

Diskografi adalah cara mengumpulkan data dokumentasi

dengan alat media elektronik, seperti kamera, handphone, handycam,

atau rekaman audio dan visual pendukung lainnya.

1. Tahap Analisis

Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan

pemilahan data. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan validitas

data (triangulasi) yang telah terkumpul. Cara menentukan validitas

informasi dalam penelitian ini. Pertama, dengan cara mendapatkan

informasi dari Viky Sianipar dengan mewawancarai langsung, setelah

itu peneliti membandingkan data informasi yang diperoleh dari Viky

Sianipar ke artikel-artikel tentang Viky Sianipar, blog pribadi Viky

Sianipar dan selanjutnya untuk menambah informasi, peneliti juga

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

35

meminta informasi dari Bapak Krismus Purba sebagai Dosen ISI

Yogyakarta Jurusan Etnomusikologi dan kalangan mahasiswa musik

yang berada di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Tahap-tahap analisis bentuk dan tekstual yang dilakukan

yaitu, (1) menemukan elemen-elemen musikal Gondang Sabangunan

dalam lagu Palti Raja. Untuk menemukan elemen musikal Gondang

Sabangunan dengan cara studi pustaka dan melihat karya tulisan

dari Mauly Purba, selanjutnya untuk menemukan elemen musikal

dalam lagu Palti Raja dengan membuat transkrip tertulis dalam

penulisan Sibelius 6.

2. Tahap Evaluasi

Data yang telah dianalisis, kemudian dievaluasi dan dilakukan

sinkronisasi antara permasalahan dengan teori dan pendekatan yang

digunakan. Setelah itu, tahap selanjutnya adalah menarik

kesimpulan dari data-data yang sudah dipilah, dianalisis dan

dievaluasi sehingga dapat diperoleh hasil akhir dari masalah

penelitian ini.

G.Sistematika Penulisan

Seluruh hasil penelitian tentang “ Kontinuitas dan Perubahan

Musik Gondang Sabangunan Batak Toba” melalui Viky Sianipar akan

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

36

dijabarkan melalui pembahasan yang ditandai dalam beberapa bab

dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini akan menjelaskan alasan

peneliti mengkaji permasalahan pada tesis. Bagian ini akan dibagi

kedalam Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode

Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II Sejarah, Fungsi dari Musik Gondang Sabangunan Batak

Toba. Dalam bab ini akan dikaji bagaimana sejarah asal mula

Gondang Sabangunan dan singkat menjelaskan tentang organologi

dari Musik Gondang Sabangunan di Batak Toba. Dalam bab iniditulis

secara Narrative History atau penjelasan sejarah bercerita.

Perkembangan dari musik Gondang Sabangunan sampai sekarang

ini, meliputi kontinuitas dan perubahan yang dapat dilihat dari

fungsi dan cara penyajiannya.

BAB III Viky Sianipar; Perjalanan hidup seorang musisi Batak.

Pada bab ini akan dikaji bagaimana Life History seorang Viky

Sianipar dengan memandang sang tokoh dalam perjalanan karir

musiknya.

BAB IV Pembahasan musik gondang sabangunan komposisi

Palti Raja meliputi analisis secara tekstual dan kontekstual dan

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),

37

relevansi karya musik Viky Sianipar dalam upaya pelestarian musik

tradisi Batak Toba.

BAB V Penutup. Bab terakhir ini berisikan tentang ringkasan

musik Gondang Sabangunan yang pada sekarang ini mengalami

perubahan yang berawal dari suatu kreativitas dari seorang musisi

Batak yang bernama Viky Sianipar. Viky Sianipar membuat suatu

bentuk upaya pelestarian musik Batak Toba khususnya Gondang

Sabangunan dalam komposisi Palti Raja dan menjelaskan bagaimana

cara melestarikan warisan budaya di Indonesia. Ada tiga proses

dalam pelestarian warisan budaya meliputi pemanfaatan,

pengembangan dan perlindungan.