BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan budaya manusia dewasa ini telah mencapai taraf yang luar biasa. Dimana manusia bergerak menuju ke arah terwujudnya manusia yang mencakup seluruh dunia, suatu masyarakat global. Dengan teknologi yang serba canggih, manusia telah berhasil menghilangkan batas-batas dan jarak antar manusia satu dengan manusia lainnya, seolah-olah jarak antar kota, pulau, negara telah memudar dengan berkembangnya kemajuan yang pesat di era globalisasi. Globalisasi bisa diartikan sebagai suatu proses dimana di dalam kehidupan sehari-hari, ide-ide, dan informasi akan menjadi tolak ukur standar pada seluruh dunia. Proses tersebut diakibatkan karena adanya perkembangan yang pesat atas teknologi komunikasi, informasi transportasi dan aktivitas ekonomi yang telah memasuki pasar dunia. Secara umum Ubaedillah (2015: 67) mengemukakan globalisasi adalah: “Sebuah gambaran tentang semakin tinggi ketergantungan di antara sesama masyarakat dunia, baik budaya maupun ekonomi. Istilah globalisasi juga sering dihubungkan dengan sirkulasi gagasan, bahasa, dan budaya populer yang melintasi batas negara”. Menurut pandangan Yuniarto (2014: 67), fenomena globalisasi merupakan sesuatu yang tak terelakan, sesuatu yang pasti terjadi, selain memberi manfaat secara ekonomi namun membawa juga implikasi pada banyak aspek kehidupan manusia yang pada akhirnya mensyaratkan PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan budaya manusia dewasa ini telah mencapai taraf yang luar

biasa. Dimana manusia bergerak menuju ke arah terwujudnya manusia yang

mencakup seluruh dunia, suatu masyarakat global. Dengan teknologi yang

serba canggih, manusia telah berhasil menghilangkan batas-batas dan jarak

antar manusia satu dengan manusia lainnya, seolah-olah jarak antar kota,

pulau, negara telah memudar dengan berkembangnya kemajuan yang pesat di

era globalisasi.

Globalisasi bisa diartikan sebagai suatu proses dimana di dalam

kehidupan sehari-hari, ide-ide, dan informasi akan menjadi tolak ukur standar

pada seluruh dunia. Proses tersebut diakibatkan karena adanya perkembangan

yang pesat atas teknologi komunikasi, informasi transportasi dan aktivitas

ekonomi yang telah memasuki pasar dunia.

Secara umum Ubaedillah (2015: 67) mengemukakan globalisasi adalah:

“Sebuah gambaran tentang semakin tinggi ketergantungan di antara

sesama masyarakat dunia, baik budaya maupun ekonomi. Istilah

globalisasi juga sering dihubungkan dengan sirkulasi gagasan, bahasa,

dan budaya populer yang melintasi batas negara”.

Menurut pandangan Yuniarto (2014: 67), fenomena globalisasi

merupakan sesuatu yang tak terelakan, sesuatu yang pasti terjadi, selain

memberi manfaat secara ekonomi namun membawa juga implikasi pada

banyak aspek kehidupan manusia yang pada akhirnya mensyaratkan

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

2

masyarakat agar dapat melakukan adaptasi atas perubahan-perubahan yang

terjadi.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang ikut

merasakan perubahan perkembangan masyarakat dunia akibat dari proses

globalisasi. Sekecil apapun perubahan yang terjadi di dunia akan segera

dirasakan oleh bangsa Indonesia, sebaliknya sekecil apapun permasalahan

yang dialami Indonesia akan cepat terlihat oleh dunia. Globalisasi tidak dapat

dihindarkan, mengingat tidak ada seorang pun yang luput dari globalisasi itu.

Oleh karenanya, Indonesia tidak bisa tidak terlibat dalam globalisasi selain

ikut melaju di dalamnya.

Kehadiran globalisasi banyak memiliki peran dan dampak positif bagi

masyarakat Indonesia saat ini. Beberapa diantaranya, masyarakat akan lebih

mudah dan cepat mendapatkan atau mengakses info dan memperoleh

pengetahuan, masyarakat lebih cepat berkembang dalam menghadapi

teknologi berkemajuan. Selain itu, masyarakat akan lebih mudah mengetahui

perkembangan budaya luar negeri dan dalam negeri, dan sebagainya.

Dampak-dampak positif tersebut dapat berubah menjadi dampak negatif

jika sumbangsih globalisasi diterima oleh masyarakat secara cuma-cuma.

Yang dikhawatirkan adalah segala sesuatu yang masuk ke Indonesia melalui

globalisasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila juga diserap oleh

bangsa Indonesia. Hal tersebut bisa berakibat lunturnya nilai-nilai Pancasila

yang tertanam pada diri setiap individu di Indonesia, seperti sifat

konsumerisme, hedonisme, individualisme, dan sebagainya.

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

3

Dampak negatif globalisasi kian miris saat perubahan yang terjadi

cenderung mengarah pada kepribadian dan akhlak para remaja Indonesia,

sehingga menimbulkan sejumlah permasalahan melanda negeri ini. Selain itu,

arus budaya dari luar seperti fenomena yang sedang menjamur saat ini adalah

adanya korean wave/hallyou atau gelombang Korea yang kini mempengaruhi

segala aspek kehidupan baik dalam berperilaku maupun moral masyarakat

akibatnya, banyak masyarakat yang melupakan budaya sendiri bahkan tidak

jarang masyarakat menganggap budaya asing merupakan budaya yang lebih

populer dan modern ketimbang budaya bangsa sendiri.

Globalisasi yang memiliki dua sisi tersebut merupakan salah satu

penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian

cepat dan mudah saling bertukar tempat dan saling mempengaruhi

masyarakat Indonesia.

Pengaruh budaya asing yang mencoba masuk sehingga budaya bangsa

akan segera tergeser dan parahnya akan menghilangkan budaya lokal, daerah,

dan bangsa sehingga akan berakibat menghilangkan rasa kebangsaan dan jati

diri.

Indonesia memiliki dasar negara yang telah disepakati oleh founding

fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia. Dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filosofi negara

yang mengandung arti sebagai moral negara dan ideologi negara serta filsafat

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

4

hidup bangsa yang bersifat mengharuskan setiap warga negara untuk

mengamalkanya.

Bagi Indonesia, pemahaman terhadap tren perubahan global sangatlah

penting, terutama dalam mempersiapkan pendidikan bagi generasi muda

kedepan. Khususnya dalam membangun pola pikir dengan wawasan global.

Namun dari pada itu, setiap kegiatan dan aktivitas manusia perlu diatur oleh

instrument yang disebut dasar negara. Sehingga, pola pikir dan perilaku yang

berkembang tidak terjebak pada pemahaman yang sempit dan satu dimensi

saja terhadap tren globalisasi yang menjadi keniscayaan.

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia maka sikap mental,

tingkah laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang

dapat dibedakan dengan negara lain. Oleh karena itu setiap masyarakat harus

memiliki ilmu pengetahuan untuk memahami sampai dapat

mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Sehingga Pancasila tetap terjaga

eksistensinya dalam era globalisasi. Apalagi permasalahan baru seperti

fenomena Lesbian, Gay, Biseksual, and Transgender (LGBT) mulai terang-

terangan menampakan dirinya dan akan sangat berbahaya ketika remaja

mengikuti fenomena tersebut. Pada tahun 2016, fenomena LGBT menjadi isu

hangat di Indonesia mulai dari public figure yang terindiksi menyukai sesama

jenis seperti dalam kasusnya Saipul Jamil yang melakukan pencabulan

terhadap fans-nya sesama jenis.

Dalam penelitiannya Sukmadewi (2017: 126) mengatakan bahwa:

“LGBT merupakan perilaku menyimpang dan bertentangan dengan

nilai-nilai luhur Pancasila. Terlebih lagi, perilaku lgbt sedang

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

5

“trend”dikalangan generasi muda. Sehingga dapat memberikan pengaruh

negative terutama bagi masa depan mereka.”

Melihat masalah-masalah yang melibatkan kaum remaja atas

pelanggarannya terhadap nilai-nilai Pancasila perlu adanya suatu upaya

pencegahan yang dapat dilakukan sejak dini kepada remaja agar terus

berkembang sampai ke tingkat dewasa. Salah satu upaya tersebut adalah

melalui pendidikan formal di sekolah. Dimana sekolah merupakan tempat

mendapatkan pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik menjadi manusia

yang sesuai dengan tujuan Sistem Pendidikan Nasional (SPN), yang tertulis

dalam UU No. 20 Tahun 2003 yaitu menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.

Dalam dunia persekolahan, mata pelajaran yang paling relevan dalam

melakukan upaya penanaman nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik agar

memiliki pengetahuan untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai

Pancasila dapat dilakukan melalui pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58

Tahun 2014, Pembelajaran PKn adalah:

“Suatu pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan daya

nalar bagi peserta didik, karena difokuskan untuk pengembangan

karakter bangsa yang merupakan proses pengembangan warga Negara

yang cerdas dan berdaya nalar tinggi”.

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

6

Pendidikan Kewarganegaraan yang sudah menjadi mata pelajaran wajib

di setiap sekolah mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi menjadi

salah satu acuan bagi setiap individu untuk memiliki batasan dalam bertindak.

Oleh karena itu, PKn tidak hanya mengajarkan tentang teori bagaimana setiap

individu harus bertindak melainkan juga teori yang telah dipelajari tersebut

harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hal di atas, melalui pembelajaran PKn peserta didik

diharuskan mengembangkan daya nalarnya agar menjadi individu-individu

yang cerdas dan berkarakter Pancasila, sehingga peserta didik memiliki

pengetahuan untuk dapat memahami, menghayati, dan dapat mengamalkan

nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

SMA Negeri 1 Baturraden merupakan sarana pendidikan bagi peserta

didik mendapatkan pengetahuan dan pembinaan secara sistematis untuk

menjadi manusia yang cerdas dan memiliki kepribadian sesuai dasar negara

kita.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada 2 (dua) guru PKn SMA

Negeri 1 Baturraden pada hari Selasa tanggal 7 Januari 2017, yaitu Sri

Irawati, S. Pd dan Suwarso, S. Pd, keduanya mengemukakan bahwa nilai-

nilai Pancasila mulai memudar dalam diri peserta didik terlebih pada era

digital sekarang ini.

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

7

Pernyataan kedua guru PKn di atas dirumuskan oleh peneliti sebagai

berikut:

Sila-sila Pancasila Pelanggaran

1. Ketuhanan yang Maha Esa 1. Peserta didik tidak khikmat dalam berdoa.

2. Tidak menjalankan kewajiban (sholat)

3. Peserta didik tidak bergaul dengan peserta

didik yang berlain agama.

2. Kemanusiaan yang adil dan

beradab

1. Masih adanya sikap semena-mena

terhadap guru dan teman (mengejek guru,

membully teman baik verbal maupun

dengan tindakan).

2. Menjadikan candaan yang berlebihan

sehingga mengakibatkan perkelahian.

3. Peserta didik cenderung individual dan

mengelompok atau membentuk klik

(kelompok kecil).

3. Persatuan Indonesia 1. Peserta didik lebih menyukai produk dari

luar negeri dari pada produk lokal. (produk

tas, pakaian).

2. Peserta didik meniru budaya asing yang

menyebabkan hilangnya budaya sendiri.

(gaya hidup, sopan santun dalam

berbahasa)

3. Tidak menggunakan bahasa Indonesia

dengan baik dan benar.

4. Kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan

/perwakilan.

1. Peserta didik memaksakan kehendak

dalam berdiskusi di kelas.

2. Peserta didik enggan melakukan

musyawarah.

3. Tidak mau bekerja sama.

5. Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia

1. Peserta didik melanggar peraturan yang

berlaku di sekolah. (datang terlambat,

tidak menggunakan seragam lengkap)

2. Peserta didik tidak menghormati hak orang

lain. (mengeraskan suara kendaraan saa

kelas lain dalam pembelajaran).

Tabel. 1.1. Pelanggaran Nilai-nilai Pancasila di SMA Negeri 1

Baturraden

Sumber: Wawancara Guru PKn SMA Negeri 1 Baturraden

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

8

Selanjutnya peneliti melakukan observasi yang dilanjutkan wawancara

kepada peserta didik SMA Negeri 1 Baturraden pada hari Rabu tanggal 8

Februari 2017 yang menguatkan keterangan guru PKn yang peneliti

wawancarai bahwa peserta didik lebih menyukai produk-produk dari luar

negeri, seperti tas, pakaian, asesoris. Mereka beralasan, produk import lebih

keren dan lebih berkualitas, serta bisa menambah percaya diri ketimbang

menggunakan produk dalam negeri. Kemudian wawancara dilakukan kepada

40 peserta didik kelas XI, menghasilkan 32 dari 40 peserta didik lebih

menyukai entertainment asing, seperti K-Pop, J-Pop, I-Pop. Untuk

mempermudah, peneliti menyajikan data berupa tabel sebagai berikut:

Kelas

Jumlah

Peserta

didik

Korea Jepang Indonesia Barat

XI IPA 20 5 6 5 5

XI IPS 20 9 4 3 3

Jumlah 40 14 10 8 8

Tabel di atas memperlihatkan dari 40 peserta didik kelas XI SMA Negeri

1 Baturraden yang diwawancarai, hanya 8 peserta didik menyukai

entertainment Indonesia. 32 peserta didik lainnya menyukai entertainment

asing. Diantaranya 14 peserta didik menyukai entertainment Korea, 10

peserta didik menyukai entertainment Jepang, dan 8 peserta didik menyukai

entertainment Barat.

Tabel 2.1. Rekapitulasi Data Wawancara Peserta Didik Kelas XI

SMANegeri 1 Baturraden Tahun Ajaran 2016/2017.

Sumber: wawancara peserta didik

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

9

Berangkat dari permasalahan di atas, Irhanayaningsih (tt:6) dalam

penelitiannya juga mengungkapkan bahwa:

“Semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda

mulai menurun. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya generasi muda yang

menganggap bahwa budaya asing lebih modern dibandingkan dengan

budaya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari cara bersikap, berpakaian,

berbicara, sampai pola hidup yang cenderung meniru budaya asing”.

Berdasarkan kenyataan di atas, menunjukan bahwa peserta didik sebagai

remaja yang hidup di zaman modern sangat penting untuk mendapatkan

pembinaan dan penanaman nilai-nilai Pancasila agar tidak terpengaruh

dampak negatif budaya asing yang masuk ke Indonesia. Sehingga pengaruh

budaya asing yang dibawa bersama arus globalisasi dapat direspon secara

baik dan seimbang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Selain itu, di

era globalisasi sekarang PKn perlu diterapkan secara cerdas dan baik untuk

memberdayakan diri sendiri serta mampu menafsirkan, menilai, dan

menggunakan informasi untuk melahirkan suatu gagasan kreatif yang

menentukan sikap seseorang dalam mengambil keputusan dan bertindak di

lingkungan sekitarnya.

Dalam kaitannya dengan upaya penanaman nilai-nilai Pancasila kepada

peserta didik harus dilakukan terus menerus melalui pembelajaran PKn di

sekolah. Melalui pembelajaran PKn, peserta didik akan mendapatkan

pengetahuan dan ditanamkan nilai-nilai Pancasila melalui materi-materi yang

disampaikan oleh guru PKn. Dengan strategi pembelajaran PKn yang telah

disiapkan oleh guru dengan tepat, diharapkan nilai-nilai Pancasila dapat

tersampaikan dan tertanam pada diri setiap peserta didik.

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

10

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Baturraden terkait penanaman nilai-

nilai Pancasila untuk merespon arus globalisasi yang dapat mempengaruhi

kepribadian peserta didik. Dengan demikian peneliti mengambil judul yaitu:

“Penanaman Nilai-nilai Pancasila Di Era Globalisasi Melalui

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif di SMA

Negeri 1 Baturraden)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, secara umum masalah

yang menjadi inti penelitian ini adalah: “Bagaimana penanaman nilai-nilai

Pancasila di era globalisasi kepada peserta didik melalui pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Baturraden?”.

Selanjutnya, rumusan permasalahan secara khusus dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik SMA

Negeri 1 Baturraden?

2. Apa saja kendala yang dihadapi pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada

peserta didik SMA Negeri 1 Baturraden?

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

11

3. Bagaimana upaya yang dilakukan terhadap kendala yang dihadapi

membelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan nilai-

nilai Pancasila kepada peserta didik SMA Negeri 1 Baturraden?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini di

uraikan menjadi tujuan penelitian umum dan khusus.

Secara umum tujuan penelitian ini yaitu: “untuk mengetahui bagaimana

penanaman Nilai-nilai Pancasila di era globalisasi kepada peserta didik

melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1

Baturraden.

Selanjutnya tujuan penelitian secara khusus sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada

peserta didik SMA Negeri 1 Baturraden.

2. Untuk mengetahui kendala yang hadapi pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada

peserta didik SMA Negeri 1 Baturraden.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan terhadap kendala yang dihadapi

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan nilai-

nilai Pancasila kepada peserta didik SMA Negeri 1 Baturraden.

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

12

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang penanaman

nilai-nilai Pancasila dalam era globalisasi pada peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta didik

Memberikan masukan peserta didik untuk meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila agar dapat

tertanam serta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru untuk berperan serta dalam

menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri peserta didik melalui

pengetahuan dan pemahaman Pancasila yang khususnya diberikan

melalui mata pelajaran PKn.

c. Bagi Sekolah

Memberikan bahan masukan bagi sekolah untuk selalu

memberikan dukungan yang baik kepada seluruh peserta didiknya

agar nilai-nilai Pancasila tetap tertanam dalam diri peserta didik guna

menjaga dan melestarikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/7520/2/DWI SEPTIANINGSIH - BAB I.pdf · fathers sejak tahun 1945 yaitu Pancasila yang merupakan hasil kristalisasi

13

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi peneliti serta dapat menjadi sumbangsih bagi penelitian

selanjutnya.

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018